makalah psikologi sosial hubungan antar pribadi
Post on 16-Apr-2017
814 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makalah Psikologi Sosial
“HUBUNGAN ANTAR PRIBADI”
Dosen Pengampu :
Firman Alamsyah Ario Buntaran S.psi, MA
Disusun Oleh :
Ardhiansyah 46114120088Jonson Siagian 46114120112Naomi Cintya F. Siagian 46114120120Yusuf Al Fariz 46114110078
Fakultas psikologi
Universitas Mercu Buana
Jakarta 2015
DAFTAR ISICOVER
DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
KATA PENGANTAR .............................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 4B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 5C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hubungan ...................................................................................................... 6B. Teori Hubungan Antar Pribadi .................................................................................... 6C. Hubungan Dengan Orang Yang Tak Dikenal ............................................................. 7D. Hubungan Romantis .................................................................................................... 9E. Pernikahan ...................................................................................................................
......................................................................................................................................11
F. Masalah – Masalah Dalam Hubungan Pribadi ..................................................................................................................................................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................................................................................................................................16
B. Saran ..................................................................................................................................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................................................................................17
2
KATA PENGANTAR
Dengan segala ucapan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kemurahannya maka kelompok kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi
Sosial ini. Tugas makalah yang kami selesaikan bertema mengenai Hubungan Antar
Pribadi. Dalam hal ini kami akan berusaha mencoba menjelaskan dan merangkumkan
semaksimal mungkin mengenai terjalinnya hubungan antar pribadi. Demikian pula kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga pada akhirnya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan perbaikan didalam penulisan maklah
kelompok kami ini, oleh karena itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun untuk perbaikan kesempurnaan makalah ini pada waktu kemudian yang akan
dating nantinya.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPeribahasa asing mengatakan “no man is an island“ yang dimaknai manusia tidak
mungkin dapat hidup sendiri. Filsuf ternama seperti arsitoteles juga menyebutkan manusia
sebagai “Zoon Politicon” , makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial ciptaan Tuhan,
dikodratkan tidak dapat hidup sendiri, walaupun secara fisik dapat hidup tanpa adanya
orang lain, tetapi secara psikologis sangat tidak memungkinkan. Manusia pastinya
memerlukan keberadaan orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya yang menjadi acuan
dasar terbentuknya hubungan. Hubungan seseorang atau pribadi dengan orang lain akan
menjadi semakin nyata apabila orang tersebut semakin berkembang dalam sosialisasi.
Beberapa juga bisa menyimpulkan bahwa hubungan seseorang dengan orang lain
merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sesuai pendapat para ahli yang menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk individual juga makhluk sosial. Suatu hubungan tidak terbatas
pada waktu dan tempat, dapat terjadi dimana dan bagaimana saja. Dalam hubungan bisa
terjadinya adanya rasa aman ataupun sebaliknya rasa tidak aman. Kemudian rasa aman ini
berkembang menjadi kekeuatan dalam suatu hubungan. Rasa aman dapat membuat
seseorang merasa bahagia dan puas akan hubungannya.
Keberhasilan seseorang didalam hidupnya semata-mata tidak hanya ditentukan oleh
kecerdasan otaknya saja, juga ada faktor penting, yaitu pergaulan atau hubungan antar
pribadi. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Kita juga
dapat melihat orang yang mudah bergaul dalam berhubungan itulah yang dapat merasakan
kebahagiaan.
Dengan demikian setiap orang selalu berkeinginan agar mengusahakan memiliki
suatu hubungan yang baik, memuaskan agar sukses dalam usahanya mencapai
4
ketenangan batin. Dalam suatu hubungan, ada kiat dan ketentuan yang dapat membantu
kita agar berjalan dengan baik. Dalam psikologi biasa dikenal dengan istilah individual
differences, maksudnya yaitu adanya perbedaan individual. Tiap individual tidak sama,
masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda. Maka sebab itu tidak semua orang memiliki
sifat dan sikap hubungan sosial yang sama pula.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat disimpulkan beberap rumusan masalah yang
menjadi pokok dari pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari Hubungan?
2. Sebutkan teori-teori Hubungan Antar Pribadi?
3. Apa saja yang menjadi Masalah-Masalah Dalam Hubungan?
C. Tujuan pembahasan1. Tujuan Umum Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Sosial
yang diberikan oleh dosen pengampu.
2. Tujuan khusus adapun dari rumusan makalah yang di uraikan diharapkan:
a. Mengetahui dan menjelaskan pengertian dari Hubungan Antar Pribadi
b. Mengetahui dan menjelaskan teori-teori yang ada dalam Hubungan Antar Pribadi.
c. Mengetahui dan menjelaskan Masalah-masalah yang ada dalam hubungan.
5
BAB IIPEMBAHASAN
A. Definisi HubunganHubungan interpersonal (antar pribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua orang
atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi
yang konsisten.
Hubungan interpersonal adalah keadaan dimana individu atau seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, disini kita tidak hanya menyampaikan apa yang ingin
disampaikan tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Maka dari pada itu
hubungan interpersonal sangat erat kaitannya dengan "komunikasi". Yaitu yang menjadi
salah satu dasar untuk membangun hubungan interpersonal adalah ketertarikan dengan
orang lain. Dalam buku Weiten (2011) telah dijelaskan bahwa ketertarikan interpersonal
(interpersonal attraction) adalah perasaan positif terhadap orang lain. Inilah hal yang
mendasari kita dalam berhubungan dengan orang lain. Bagaimana kita menjalin hubungan
pertemanan, hubungan romantis, dan lain-lain.
B. Teori Hubungan Antar PribadiManusia memiliki keinginan untuk dapat menjelaskan segala sesuatu. Hal ini
merupakan sifat rasa ingin tahu manusia. Siapapun yang mengemukakan penjelasan
tentang mengapa manusia ingin mempunyai teman atau bagaimana terjadinya suatu
hubungan internasional, maka dapat dikatakan Ia sedang ‘berteori‘ tentang hubungan
interpersonal (antar pribadi).
Teori terdiri dari konsep-konsep dan pertanyaan-pertanyaan dasar tentang
bagaimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan membantu mengorganisasikan
informasi yang ada, dan membuat prediksi tentang gejala yang sedang diamati (Baron,
Byrne & Branscombe, 2006).
1. Attaction Theory
Berdasarkan Attaction Theory, dasar bagi seseorang dalam membentuk sebuah
hubungan adalah ketertarikan. Kita dapat tertarik pada seseorang dan tidak tertarik pada
orang lain. Hal yang sama juga dapat terjadi yaitu saat seseorang dapat tertarik pada orang
6
lain. Ada empat faktor yang memengaruhi ketertarikan seseorang dengan orang lain,yaitu
sebagai berikut :
a) Similarity (kesaamaan)
Sesuai dengan prinsip Similarity (kesamaan) maka seseorang akan memilih teman,
pacar dan pasangan hidup yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik dalam hal
penampilan, perilaku, cara berfikir, dan lain-lain. Pada umumnya seseorang memang
menyukai orang lain yang sama dengan dirinya dalam beberapa aspek, seperti kebangsaan,
ras, kemampuan dalam bidang tertentu, daya tarik fisik, kecerdasan atau sikap.
b) Proximity(kedekatan)
Dalam Proximity (kedekatan) dikatakan bahwa orang lebih mudah tertarik dengan orang-
orang yang memiliki kedekatan secara fisik dengan dirinya.
c) Reinforcement(saling melengkapi)
Melalui Reinforcement (dalam hal ini hadiah) seseorang akan tertarik kepada orang lain
yang memberikan hadiah pada dirinya yaitu berupa hadiah kecil (pujian) atau hadiah yang
cukup mewah (benda tertentu yang mahal).
d) Physical attractiveness and personality(daya tarik fisik)
Daya tarik fisik dan kepribadian tidak dapat dipungkiri adalah merupakan hal yang
disukai orang. Hal ini membuat orang lebih tertarik untuk membina interaksi dengan orang
yang memiliki fisik dan kepribadian yang menarik.
C. Hubungan Dengan Orang Yang Belum DikenalKetika akan menjalin hubungan antar pribadi, akan terdapat suatu proses dan
biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.
Menurut Baron & Byrne (2006) interpersonal attraction adalah penilaian seseorang
terhadap sikap orang lain, di mana penilaian tersebut dapat diekspresikan melalui suatu
“dimensi,” dari strong liking sampai dengan strong dislike. Jadi, ketika kita berkenalan
dengan orang lain, sebenarnya kita melakukan penilaian terhadap orang tersebut. Apakah
orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman atau sebaliknya, hingga mungkin kita
memilih untuk tidak melakukan interaksi sama sekali?
Konteks penilaian ini adalah dalam melakukan hubungan antar pribadi. Dimensi
dimaksud memuat lima tingkat interaksi, yaitu strong liking, mild liking, neutral, mild dislike,
dan strong dislike.
Tingkat Interaksi Kategori Evaluasi Contoh Interaksi
7
Strong liking Teman (Friend) Menghabiskan waktu
bersama, merencanakan
pertemuan
Mild liking Teman dekat (close
acquaintance)
Menikmati interaksi ketika
bertemu
Neutral Teman biasa
(superficial
acquaintance)
Saling mengenal satu sama
lain dan saling menyapa
Mild dislike Penganggu (annoying
acquaintance)
Memilih untuk menghindari
interaksi
Strong Dislike Tidak diinginkan (Unde-
sirable)
Menghindari kontak secara
aktif
Ketika kita menilai orang yang baru kita kenal dengan kategori evaluasi teman kita
(friend), tentu kita akan merasa senang untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan
bersama, bahkan mungkin merencanakan untuk dapat bertemu di lain waktu. Namun
sebaliknya, ketika kategori evaluasinya adalah peng-ganggu (annoying), apalagi yang kita
kategorikan sebagai tidak diinginkan (undesirable), saat kita dalam pertemuan, barangkali
kita lebih memilih pura-pura tidak melihat, atau menghindar.
Dalam melakukan hubungan antar pribadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi
evaluasi, penilaian atau ketertarikan interper-sonal (interpersonal attraction), yakni:
Faktor Internal
Faktor internal (dari dalam diri kita) meliputi dua hal :
a) Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)
Pengaruh perasaan
b) Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation)
Kadang kita ingin berinteraksi dengan orang lain, namun kadang kita memilih untuk
seorang diri.
Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana
seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok,
berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau teman,
menunjukkan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan konformitas. Seseorang
8
yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berusaha mencapai kepuasan terhadap
kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang lain, serta mereka cenderung untuk memilih
bekerja bersama orang yang mementingkan keharmonisan dan kekompakan kelompok.
Sebuah penemuan (dalam Baron & Byrne, 2008) menunjukkan bahwa orang asing
akan lebih menyukai, jika kita mengucapkan kalimat positif, umpamanya “Kamu memiliki
anjing yang bagus” dibandingkan kalimat negatif “Dimanakah kamu menemukan anjing yang
buruk itu?”.
Contoh ungkapan kalimat positif dan negatif tersebut, menunjuk-kan bahwa jika kita
membuat orang lain senang ketika kita berjumpa dengannya, maka interaksi akan lebih
mudah terjalin. Sebaliknya, ketika kita berjumpa dengan seseorang namun kita membuat
perasaannya negatif (kesal atau marah), maka orang tersebut juga akan lebih sulit untuk
berinteraksi dengan kita.
Contoh lain, penelitian dari Byrne (1975), dan Fraley & Aron (dalam Baron & Byrne,
2006) menunjukkan bahwa dalam ber-bagai situasi sosial, humor digunakan secara umum
untuk mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan.
Humor yang menghasilkan tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi,
sekalipun dengan orang yang belum dikenal.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal
adalah:
1. Faktor Kedekatan (proximity)
Orang Jawa bilang, “witing tresno jalaran soko nglibet eh kulino” yang maknanya
(mohon dibetulkan apabila salah), “ketika kita sering bertemu dengan orang di sekitar
kita, maka kita akan terbiasa melihat orang tersebut dan memungkinkan kita untuk
menjadi lebih dekat, dan akhirnya saling jatuh cinta.”
Menurut Miller & Perlman (2009), kita cenderung menyukai orang yang wajahnya
biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya tidak kita kenal.
2. Daya Tarik Fisik
Penelitian mengenai daya tarik fisik (Dion & Dion, 1991; Hatfield & Sprecher, 1986;
dalam Baron & Byrne, 2008) menunjukkan bahwa sebagian besar orang percaya
bahwa pria dan wanita “yang menarik” menampilkan; ketenangan, mudah bergaul,
mandiri, dominan, gembira, seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin (untuk
pria) dan lebih feminin (untuk wanita). Dalam hubungan antar pribadi, orang
cenderung memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan dengan
orang yang tidak atau kurang menarik, karena orang yang menarik memiliki
karakteristik lebih positif.
9
Pengalaman menunjukkan bahwa tidak semua orang yang memiliki daya tarik fisik
memiliki kepribadian seperti yang kita perkirakan. “So, don’t judge a book by its cover”.
D. Hubungan RomantisCinta akan selalu menjadi hal yang menarik dalam kehidupan manusia. Cinta tidak
hanya diberikan kepada pasangan, namun juga kepada sesama, diri kita sendiri, Tuhan dan
ibu. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana kita menampilkan cinta kita kepada
orang yang kita cintai dan bagaimana menerima cinta dari orang tersebut.
Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat
(passion), keintiman (intimacy) dan komitmen/keputusan (commitment/decision).
1. Hasrat
Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan yang muncul dari daya tarik fisik
dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara
nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata
secara intens saat bertemu, mengalami perasaan indah seperti melambung ke awan,
mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami
perasaan sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang dicintai, memiliki energi yang
besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan
dalam banyak hal, serta tentu saja merasakan sangat bahagia.
2. Keintiman
Dimensi ini tertuju kepada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang
mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai keintiman emosional
jika kedua pihak saling mengerti, terbuka dan saling mendukung, serta bisa bicara apapun
tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling memaafkan dan menerima,
khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.
3. Komitmen/keputusan
Pada dimensi komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama
dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan
perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng, melindungi
hubungan tersebutdari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.
Faktor individual yang memengaruhi cinta
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi seseorang ketika mencintai orang lain, yaitu :
a)Attachment Style
Terdapat tiga jenis Attachment Style yang sering dikaikan dengan close relationships, yaitu
secure, avoidant, dan anxious atau ambivalent. Orang yang secure akan menyatakan
bahwa ia merasa nyaman dalam keintiman emosional dan memiliki ketergantungan tertentu.
10
Orang yang avoidant tidak menyukai ketergantungan dan kedekatan, sedangkan orang
yang anxious atau ambivalent terlihat terikat dengan posesif.
b) Usia
Usia merupakan faktor yang mengecoh karena biasanya berhubungan dengan
pengalaman dan latar belakang. Semakin bertambah usia seseorang, mereka umumnya
memiliki hubungan yang sudah lama dan lebih behubungan secara keseluruhan.
c) Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, pria dan wanita memiliki kesamaan ketika jatuh cinta. Pria lebih
cenderung dismissing daripada wanita, namun perbedaannya sangat kecil. Wanita lebih
intens dan impulsif dalam merasakan emosi.
Pada Romantic love, terdapat delapan karakteristik. Pertama disebutkan bahwa
status budaya dimana terdapat perbedaan dalam status, kepercayaan, suku bangsa,dan
tradisi bukanlah merupakan faktor yang menentukan terjalinnya hubungan interpersonal.
Kedua, mengungkapkan cinta sebagai suatu emosi yang romantis dengan mempercayai
bahwa ada bentuk cinta yang sejati. Ketiga, cinta dapat dimaknai sebagai emosi yang
“aneh“, sulit untuk dipahami, kemunculan “cinta pada pandangan pertama“ dan lain-lain.
Keempat, cinta yang membuat jantung berdetak cepat, mengandung semangat dan
menarik. Kelima, cinta romantis yang memengaruhi kehidupan pasangan, namun memiliki
kecenderungan tidak terikat. Keenam, cinta romantis membuat seseorang menjadi senang
berkhayal, melamun, dan tentu saja menjadikan tidak perhatian pada sesuatu yang bersifat
nyata. Ketujuh, cemburu yang menunjukan makna adanya cinta. Kedelapan, ketika
seseorang akan menikah, maka satu-satunya pedoman adalah cinta.
Cinta menurut Erich Fromm
Dalam bukunya The Art of Loving, Fromm mengatakan bahwa cinta adalah tindakan
yang merupakan kekuatan manusia yang diwujudkan dalam kebebasan yang mengandung
arti bahwa cinta hadir tanpa adanya paksaan.
Objek Cinta menurut Erich Fromm :
1. Cinta Persaudaraan
2. Cinta Keibuan
3. Cinta Erotis
4. Cinta Diri
5. Cinta Tuhan
E. Pernikahan1. Pernikahan
a) Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara social, yang ditunjukkan
untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dam
membangun pembagian peran diantara sesama pasangan ( Duvall dan Miller 1985 )
11
Faktor-Faktor Kepuasan Pernikahan
1. Anak
2. Komunikasi yang terbuka
3. Ekspresi perasaan secara terbuka
4. Saling percaya
5. Tidak adanya dominasi pasangan
6. Hubungan seksual yang memuaskan
7.Kehidupan social
8.Tempat tinggal
9.Penghasilan yang cukup
10.Keyakinan beragama
11.Dan hubungan dengan mertua dan ipar.
F. Masalah-Masalah Dalam Hubungan Pribadi1. Cemburu
a. Definisi Cemburu
Cemburu merupakan respon terhadap ketidaksetiaan partner, baik ketidaksetiaan yang
bersifat actual maupun yang dibayangka. Cemburu muncul ketika seseorang terancam
akan kehilangan hubungan yang penting oleh rival dan berhubungan erat dengan
perasaan, seperti takut, curiga, tidak percaya, cemas, marah, perasaan dikhianati, merasa
ditolak, terancam, dan kesepian ( Berhm, 1992). Cemburu terjadi karena sikap inferior dan
rasa tidak aman yang dimiliki seseorang.
b. Penyebab Cemburu
Menurut Olson dan Defrain, 2006. Ada dua penyebab terjadinya cemburu yaitu :
1. Penyebab eksternal : disebabkan oleh tingkah laku pasangan yang terlihat tertarik,
baik secara emosianal maupun seksual pada orang lain dibandingkan terhadap
pasangannya sendiri.
2. Faktor internal : biasanya menjadi penyebab seseorang cemburu terhadap
pasangannya adalah harga diri seseorang, yaitu seberapa bergantung individu
terhadap pasangannya.
Menurut Hansen (dalam Bringle & Buunk, 1991) : Menyebutkan bahwa kecemburuan
juga dapat disebabkan oleh hobi, teman-teman pasangan, pekerjaan, bahkan karena
keluarga pasangan.
Menurut penelitian dari Miller et al., 2007 penyebab cemburu disebabkan oleh :
1. Siapa yang membuat individu cemburu ?
2. Hal apa sajakah yang mungkin membuat individu cemburu?
12
Individu yang cenderung dapat dengan mudah atau tidak dalam merasa cemburu
terkait dengan hal-hal berikut :
a. Ketergantungan dalam hubungan dengan pasangan
b. Perasaan inadequacy dalam hubungannya dengan pasangan
c. Gaya attachment, misalnya individu yang membutuhkan perhatian
akan lebih mudah cemburu dibandingkan dengan individu yang
mandiri
d. Gaya kepriadian individu
e. Keinginan eksklusivitas dalam hubungan seks
f. Peran gender
2. Perselingkuhan
a. Definisi Perselingkuhan
a) Vaughan (2003) : perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang lain yang
bukan merupakan pasangan primenya.
b) Retnaningtyas (2008) : keterlibatan emosional atau seksual dimana tindakan tersebut
terjadi diluar dari hubungan utama dan terjadi pelanggaran oleh salah satu pihak
mengenai kepercayaan dan atau norma yang telah disepakati.
c) Atau dimana teman dekat kita membuat kita merasa jauh lebih nyaman dibandingkan
dengan pasangan, maka kita tidak hanya lagi berteman, namun menjadi teman dekat
yang slaing memahami kondisi emosi masing-masing, makan lama beranjak menjadi
“teman tapi mesra”.
Kesempatan perselingkuhan dapat terjadi dimana sajaan zona yang paling
berbahaya adalah tempat kerja. Dan kesempatan lain terjadinya perselingkuhan ada
ketika bertemu dengan mantan kekasihnya waktu kecil yang terlihat semakin tampan
atau cantik dengan rambut panjang dan hidung yang mancung (Glass, 2003). Hal
ketiga yang terjadi adalah perselingkuhan emosional dengan teman dilingkungan
sosial terdekat anda. Selanjutnya, melakukan perselingkuhan melalui kegiatan online.
Padahal ketika online, tidak terjadi kontak mata atau langsung melihat satu sama lain
secara nyata.
b. Perselingkuhan secara Kontinuitas
Menurut Subotnik dan Harris (2005) :
1. Serial affair : bentuk perselingkuhan yang tidak melibatkan emosi mendalam,
berbentuk one night stand ataupun beberapa kali selingkuh. Memiliki beberapa affair
dan pasangan mengindikasikan keinginan untuk menghindari keterlibatan atau
intimacy, bukan untuk kedekatan emosional dan merupakan kesenangan. Daya tarik
dari hubungan ini adalah buntuk seks dan kesenangan.
13
2. Flings affair : memiliki cirri yang sama dengan serial affair tetapi bedanya flings affair
dapat bertahan untuk beberapa bulan dan biasanya perselingkuhan tersebut tidak
melibatkan komitmen pada pasangan seksual. Perselingkuhan ini dapat terjadi pada
situasi yang kondusif dan diasumsikan tidak akan membahayakan pernikahan oleh
pasangan yang melakukan.
3. Romantic love affair
Hubungan ini sangat penting dan pasangan akan memikirkan bagaimana
perselingkuhan tersebut akan menyatu dengan kehidupan mereka. Kebanyakan dari
mereka berfikir apakah mereka akan mengakhiri perselingkuhan atau justru bercerai
dari pasangan dan menikahi pasangan selingkuhannya. Semakin lama perselingkuhan
tersebut berlanjut, maka hubungan tersebut akan semakin serius.
4. Long term affair
Perselingkuhan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bertahun-tahun,
bahkan kemungkinan berasal dari salah satu pasangan selama masa pernikahan
berlangsung. Hubungan ini memiliki kesamaan dengan romantic love affair, yaitu
pasangan merasa sangat terikat secara emosional.
c. Faktor-faktor perselingkuhan :
Kurangnya perhatian (tidak memenuhi harapan)
Variasi seksual
Untuk kesenangan
Companionship dengan wanita lain
Kepuasan akan tantangan
Meresa tertarik denga lawan jenis
Memanfaatkan kesempatan yang ada
Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilarang
Kebosanan akan pernikahan
Pasangan tidak lagi menarik secara fisik
Ketidaksiapan dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-masing.
d. Tanda-tanda orang melakukan persekingkuhan
Menurut Shirley P. Glass, Ph.D dalam bukunya NOT “JUST FRIEND” pada tahun 2003 :
1. Privacy : berkomunikasi dengan yang lain dengan cara menghindar atau pada saat
tidak bersama dengan pasangan.
2. Schedules : menambahkan aktivitas untuk menjadi alasan mencari waktu untuk
bersama dengan yang lainnya.
3. Interest : menambahkan kesibukan atau kegiatan tanpa melibatkan pasangan.
4. Personal Habits : mempertahankan dan memperbagus penampilan agar terlihat selalu
menarik
14
5. Children : memperhatikan anak hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
6. Money : tidak terbuka soal keuangan kepada pasangan.
7. Personal Interaction with Spouse : jarang berkomunikasi secara verbal dan non verbal
seperti sentuhan.
8. Sex and Affection : hasrat untuk berhubungan seksual meningkat pada pasangan
anda. Namun di lain pihak, pasangan menghindar utnuk melakukan hubungan
seksual. Hal tersebut seiring dengan minimnya efek kasih sayang yang spontan dan
ciuman romantic.
9. Social life : perilaku menghindari lingkungan sosial dimana teman kerja atau tetangga
berada. Sebaliknya, iam mau berpergian denga teman-teman asalkan menghindari
pasangan primer.
e. Dampak Psikologis Perselingkuhan
1. Identitas diri yang hilang, artinya seseorang yang mengetahui pasangannya
berselingkuh akan merasa dibohongi dan berpikir bahwa apa yang selama ini
dilakukannya tidak ada artinya,
2. Hilangnya perasaan istimewa, kondisi dimana seseorang merasa bahwa dirinya tidak
memiliki kepercayaan diri.
3. Hilangnya harga diri, seseorang akan menjadi nekat mau melakukan apa saja demi
mempertahankan hubungan anda dengan pasangan.
4. Hilangnya kendali pada pikiran dan tubuh, serta dengan tergila-gila ingin mengetahui
detai kejadian yang mendorong terjadinya perselingkuhan.
5. Memiliki pemikiran obsesif dan bersikap posesif terhadap pasangan dengan terus
memantau dan mencurigai pasangan.
6. Keyakinan religious, merasa bahwa hidupnya ditinggalkan oleh tuhan.
7. Kondisi lain yang tragis juga dapat muncul yaitu hilangnya tujuan dan kemauan untuk
hidup. Keinginan untuk mengakhiri hidup sebagai cara untuk menyelesaikan masalah
seringkali terpikirkan, kondisi ini terjadi karena ia merasa sudah tidak ada lagi orang
yang peduli dan saying pada dirinya.
15
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanHubungan Interpersonal (antar pribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi
yang konsisten.
Tujuan hubungan antara manusia adalah agar tercapainya kehidupan yang harmonis
yaitu masing-masing orang saling bekerja sama dengan menyesuaikan diri dengan orang
lain.
Cinta merupakan anugerah yang diberikan Tuhan untuk makhluknya manusia, yang
menjadi dasar landasan kekuatan dalam hubungan, maka kita bertanggung jawab untuk
menghargai keberadaan cinta tersebut.
B. SaranAgar kita dapat menjalin suatu hubungan yang baik dengan sesama manusia hal
pertama yang lebih baik kita ketahui adalah dengan bisa memahami keberadaan diri kita
sendiri secara nyata. Mencoba untuk memahami kebutuhan dan keinginan masing-
masing individu beserta kepentingan dan tingkat perbedaan keperluan masing-masing.
Dengan menghargai secara tulus setiap hubungan yang dijalin, maka kemungkinan
besar hubungan tersebut membawa dampak yang positif dalam kehidupan pribadi
individu yang menjalaninya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Sarlito W., Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Jenny Mercer & Debbie Clayton, 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
17
top related