managemen sekolah dalam meningkatkan ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1290/1/muslimatus...i...
Post on 10-Feb-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
MANAGEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DI SMA ISLAM SUDIRMAN
AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Oleh:
Muslimatus Saniyah
NIM: 111 09 080
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
(QS. Al Hujaraat, 11)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak (Murdi.Amd) dan Ibu (Fitriyah) yang telah memberikan semangat serta
mendukung demi meraih kesuksesan anaknya. Terimakasih atas semua kasih
dan sayang yang telah di berikan.
2. Bapak mertua (Tumingin) dan Ibu mertua (Sumini) yang juga telah
memberikan semangat dalam mencapai kesuksesan menantunya.
3. Suami (Redno Dwi Anggoro) dan Anakku (Fairel Athariz Kalif Anggoro) yang
selalu menjadi motivasi dan penyemangat hingga sampai sekarang ini.
4. Segenap keluarga yang juga mendoakan demi kesuksesansaya.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya
Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “MANAGEMEN SEKOLAH DALAM
MENINGKATKANPARTISIPASI MASYARAKAT DI SMA ISLAM
SUDIRMAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih
sedalam dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Ruhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI
4. Bapak Dra.SitiAsdiqoh, M.Si.Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Segenap dosen dan karyawan IAIN salatiga
6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti
mendo‟akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini
dapat terselesaikan dengan lancar.
viii
ix
ABSTRAK
Saniyah, Muslimatus. 2016.Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi
Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.Pembimbing : Dra.SitiAsdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: ManajemenSekolah, PartisipasiMasyarakat
Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi yang
ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan semakin
banyaknya isuyang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya
produksekolah dengan kebutuhan pembangunan,adapun fungsimanagemen
sekolah yang bertujuan menciptakan danmengembangkan persepsi terbaik bagi
suatu lembaga, organisasi, lembagapendidikan, yang kegiatannya langsung
ataupun tidak langsung mempunyaidampak bagi masa depan organisasi atau
lembaga.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah pertama,
ingin mengetahui pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015. Kedua, untuk mengetahui upaya
managemen sekolah di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten
SemarangTahun 2015 dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, untuk
mengetahui partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kabupaten
Semarang Tahun 2015.
Penelitian yang penulis lakukan pada SMA Islam Sudirman Ambarawa
menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang bersifat atau
memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya
atau sebagaimana adanya (natural setting). Sedangkan berdasarkan sifat
masalahnya penelitian ini menggunakanmetode deskriptif. Metode deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pelaksanaan manajemen yang dilakukan oleh SMA Islam
Sudirman Ambarawa Kab. Semarang yaitu, perencanaan, pengorganisasian,
pengaktifan, dan pengendalian. Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah
sudah terbilang baik, sekolah juga mempunyai program-program yang
berhubungan dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat
agar hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjaga keharmonisannya.
Karena sekolah sadar tanpa adanya partisipasi masyrakat dalam meningkatkan
mutu pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal.Bentuk partisipasi
masyarakat tergolong baik karena ada berbgai bentuk partisipasi yang dilakukan
oleh wali murid maupun masyarakat sekitar.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................vi
ABSTRAK..................................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................6
D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 6
E. Penegasan Istilah ...................................................................................6
F. Metodologi Penelitian..............................................................................8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Sekolah...........................................................................16
1. Pengertian Manajemen Sekolah.......................................................21
2. Tujuan Manajemen Sekolah.............................................................22
3. Fungsi Manajemen Sekolah.............................................................22
4. Ruang Lingkup ManajemenS ekolah...............................................22
xi
B. Manajemen Hubungan Masyarakat........................................................24
C. Partisipasi Masyarakat..........................................................................36
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum....................................................................................44
B. Penyajian Data Penelitian.....................................................................51
1. Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam
Sudirman Amabarawa..................................................................... 52
2. Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan
Pertisipasi Masyarakat.................................................................57
3. Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam
Sudirman Ambarawa.................................................................. 60
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Sekolah di SMA Islam
Sudirman Amabarawa...................................................................... 64
B. Analisis Upaya SMA Islam Sudirman Dalam Meningkatkan
Pertisipasi Masyarakat..................................................................... 67
C. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat Di Sekitar SMA Islam
Sudirman Ambarawa.......................................................................67
xii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 69
B. Saran-saran............................................................................................ . 71
C. Penutup................................................................................................. . 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 : Data Sarana Prasarana, Luas Tanah Dan Bangunan Sekolah
2. Tabel 2 : Data Rombongan Belajar
3. Tabel 3 : JumlahTenaga Pendidik
4. Tabel 4 : Keadaan Guru
5. Tabel 5 : Jumlah Karyawan
6. Tabel 6 : Data Peserta Didik
7. Tabel 7 : Anggka Yang Mengulang
8. Tabel 8 : Prestasi Sekolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pondasi yang sangat penting dan esensial
bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk
diperbincangkan oleh siapapun terutama para pakar dan praktisi pendidikan.
Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan
outcome sumber daya yang unggul, yang akan mampu membangun
wataksuatu bangsa, serta dapat menentukan keberhasilan bidang lainya seperti
ekonomi, politik dan sebagainya, karena manusia sendiri merupakan subjek
dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. (Mulyasa, 2005:4)
Pendidikan di sekolah ataupun di luar sekolah mencakup semua
usahapengembangan atau peningkatan prestasi belajar siswa dari segi kognitif.
Aspek ini bisa dikembangkan di dalam lembaga pendidikan yang kita
kenaldengan sistem pendidikan nasional, di mana sistem pendidikan nasional
itujuga dikenal dengan lembaga pendidikan formal dan non formal,
sedangkansalah satu bentuk lembaga pendidikan formal adalah sekolah.
Dengan tujuanyang hendak dicapai maka sistem pendidikan nasional dalam
kurun waktuyang cukup lama sampai saat ini telah banyak mengalami
perubahan sesuaidengan perkembangan dan kemajuan zaman. Yaitu
mengembangkan potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu sehat,
2
cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. (UU Sisdiknas no 20, 2003)
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang
keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam
menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-
komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat,
pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang
dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Managemen sekolah adalah urusan dari keseluruhan komposisi
yang ada. Pentingnya managemen sekolah dapat pula dikaitkan dengan
semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak
sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan
sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya
jumlah anak putus sekolah, makin banyaknya pengangguran. Untuk
memecahkan masalah tersebut bukan semata-mata merupakan tanggung jawab
sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat
beberapamasalah tersebut dapat dikurangi. (Purwanto, 1995:189)
Adapun fungsi managemen sekolah yang bertujuan menciptakan
dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga
pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyai
dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga. (Rosady, 2003:31)
3
Fungsi lain dari managemen sekolah adalah menjaga hubungan
antara sekolah dan masyarakat, digambarkan bahwa hubungan keduanya
bagaikan suatu bangunan yang satu komponen dengan komponen yang saling
memperkokoh agar adanya timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan sekolah. Seperti di jelaskan dalam surat ash-Shaff ayat 4 sebagai
berikut:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan
yang tersusun kokoh.”(Qs. Ash-Shaff:4)
Dan dalam sebuah hadits Nabi saw juga di jelaskan sebagai berikut.
: ا مؤ من ممؤ من اا منناا شد عن ابي مو س رضي هللا عنه قال : قال رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص
بعضه بعضا. متفق عماه
”DariAbiMusar.a.,Rasulullahsaw.Bersabda: Hubungan orang mu‟min
dengan mu‟min yang lain bagaikan bangunan yang saling
memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (HR.Muttafaq„alaih).(al lu'lu
wal marjan, 2012: 143)
Dengan adanya managemen sekolah dalam pendidikan, maka akan
terjalin kerjasama antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan
masyarakat umum (eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini
akan membentuk, (1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat
dan lembaga-lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2)
saling membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat,
arti dan pentingnya peran masing-masing, (3) kerja sama yang erat antara
4
sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa
bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
(Mulyasa, 2004:166)
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial,
terasa amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang
ada dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada,
merupakan masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan
masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar
belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Karena sekolah itu harus di
tengah-tengah masyarakat maka mau tidak mau harus berhubungan dengan
masyarakat. (Wahjosumidjo, 2001:331). Hal ini berarti bahwa sekolah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi,
terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan
mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang. (Gunawan,
1996:187)
Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Sudirman adalah salah satu
SMA di daerah Ambarawa Kabupaten Semarang. Beberapa periode SMA
Islam Sudirman Ambarawa mengalami peningkatan jumlah siswa yang cukup
banyak.Semakin banyak siswa, maka akan semakin banyak tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Untuk itu SMA Islam Sudirman Ambarawa membutuhkan
banyak Sumber Daya Manusia atau tenaga kependidikan yang professional
dan kepedulian masyarakat yang sadar akan pendidikan agar dapat
5
meningkatkan pendidikan yang bermutu di SMA Islam Sudirman Ambarawa
tersebut dengan berpartisipasi.
Dari gambaran ini, SMA Islam Sudirman Ambarawa berupaya
mempertahankan bahkan meningkatkan (bukan hanya kepercayaan dari
masyarakat) kualitas pendidikan khususnya pendidikan agama Islam dengan
melibatkan berbagai komponen masyarakat. Yaitu dengan terbentuknya
Komite Sekolah (KS) yang terdiri dari unsur masyarakat, sekolah dan
masyarakat lingkungan sekolah yaitu masyarakat sekitar SMA Islam
Sudirman Ambarawa.
Berkenaan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Managemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015”.
B. Fokus Masalah
a. Bagaimana Pelaksanaan manajemen di SMA Islam Sudirman Ambarawa
Kabupaten Semarang Tahun 2015?
b. Bagaimana Upaya Managemen Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa
Kabupaten Semarang Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat tahun
2015?
c. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian diselenggarakan bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan managemen sekolah di SMA Islam
Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.
2 Untuk mendeskripsikan upaya managemen sekolah di SMA Islam
Sudirman Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015 dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat.
3 Untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman
Ambarawa kabupaten Semarang Tahun 2015.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam
mengetahui dan menerapkan bentuk manegemen sekolah dalam
meningkatkan partisipasi masyrakat.
2. Secara Teori
Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para pembaca,
serta menambah wacana mengenai managemen sekolah dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat.
E. Penegasan Istilah
Penegasan Istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
mempertegas kata-kata/ istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian
upaya Managemen Sekolah Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di
7
SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2015. Istilah-
istilah tersebut meliputi:
1. Managemen Sekolah
Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T.
Hani Handoko (1995) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah
menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu
manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen
diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen
pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan,
begitu seterusnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen sekolah
disamakan yaitu serangkaian proses kegiatan dengan memanfaatkan segala
sumber di sekolah demi tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan
efisien.
2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah ikut serta dalam
suatu kegiatan. Sedangkan masyarakat menurut Aly dan Supatra (dalam
Yulianto, 2010) adalah eksistensi yang hidup, dinamis, dan selalu
berkembang. Menurut pendapat Mubyarto (dalam Amransyah, 2012)
8
bahwa mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu
keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa
berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.
Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam
proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat,
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan
keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
terjadi. (Isbandi, 2007: 27)
Sekolah dan masyarakat merupakan dua aspek yang tidak dapat
dipisahkan. Karena keduanya saling membutuhkan. Sekolah ada karena
masyarakat. Dan masyarakatlah yang berpartisipasi dalam pendidikan di
sekolah. Keterlibatan masyarakat dalam pendidikan akan mempengaruhi
pendidikan itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya suatu managemen
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah.
Agar keduanya saling berkesinambungan dalam meningkatkan atau
mengembangkan mutu pendidikan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan pada SMA Islam Sudirman
Ambarawa menggunakan jenis penelitian kualititaf, yaitu penelitian yang
bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa dasarnya menyatakan dalam
keadaan sebenarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan
9
tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.(Nawawi dan
Martini, 1996:174)
Sedangkan berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini
menggunakanmetode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek
sesuai dengan apa adanya.(Sukardi, 2003:157). Penelitian ini
menggambarkan bagaimana upayamanajemen sekolah di SMA Islam
Sudirman Ambarawa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar
sekolah.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam hal ini, kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak
sebagai pencari pengumpul data yang kemudian data tersebut dianalisis.
Peneliti hadir langsung dalam rangka menghimpun data, peneliti menemui
secara lansung pihak-pihak yang mungkin bisa memberikan informasi atau
data seperti halnya kepala sekolah, humas sekolah, komite sekolah, dan
masyarakat di sekitar SMA Islam Sudirman Ambarawa sebagai sampel
untuk memperoleh data. Dalam melakukan penelitian peneliti bertindak
sebagai pengamat penuh dan keadaan atau status peneliti diketahui oleh
informan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di SMA Islam Sudirman Ambarawa
Kabupaten Semarang.
10
4. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh
secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer
adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara
langsung. (Suharsimi, 2002:107)Yang menjadi sumber data primer
dalam penelitian ini adalah Waka Humas, Guru-guru, komite sekolah di
SMA Islam Sudirman Ambarawa dan masyarakat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dan digunakan
untuk mendukung data primer. Adapun data sekunder peneliti
mengambil kepustakaan meliputi profil sekolah, papan dokumentasi
sekolah, serta catatan-catatan tentang apa saja yang berhubungan
dengan masalah inikhususnya yang dimiliki oleh SMA Islam Sudirman
Ambarawa.
5. Metode Pengumpulan Data
Suatu proses menggandakan data primer untuk keperluan penelitian
pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode
ilmiah. Karena pada umumnya data yang akan digunakan untuk menguji
hipotesa yang telah dirumuskan (Meleong, 2007:3).Dan ada beberapa
teknik yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu antara lain:
11
1. Interview (wawancara)
Interview yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih
bertatapmuka mendengarkan secara langsung informasi-informasi
atauketerangan-keterangan. (Moeleong, 2009:186)
Metode interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
terhadap data-data yang berkaitan dengan fokus masalah
yangditujukan kepada pihak yang berhubungan,seperti Waka humas ,
guru, komite sekolah dan masyarakat.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono,
2004:158).Observasi yang peneliti pergunakan adalah observasi non
partisipasi, Observasi non partisipasi (Non Participant Observation)
yaitu observer tidak mengambil bagian secara langsung didalam
situasi keadaan yang diobservasi, tetapi dapat dikatakan sebagai
penonton, jadi tidak sebagai pemain. Karena peneliti tidak ikut
berpartisipasi didalamnya, hanya semata – mata sebagai pengamat
saja.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
12
2006:231).Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa
sejarah berdiri, struktur organisasi, Visi dan Misi, Jumlah personil
SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang, serta data-data
lain yang bersifat dokumen.
6. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematiscatatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagaitemuan bagi orang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan
berupaya mencari makna (meaning). (Muhajir, 1996:104)
Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis
yangmewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk
lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan
untukmenganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan menggunakan pola
pikir induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa
yangbersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis
sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat
umum. (Sutrisno, 2001:42)
13
7. Pengecekan Keabsahan Data
Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung
penting untuk diuji validitas dan kehandalannya, untuk membuktikan
bahawa hasil penelitian sesuai dengan fakta dan realita yang ada.
Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman
sejawat, analisis kasus negatif dan member check. (Sugiono, 2009:270)
Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan
pengamatankarena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti telah
menambah keakraban antara peneliti dengan narasumber, sehingga antara
narasumber dengan peneliti semakin terbuka dan cenderung transparan
dan tidak akan ada yang ditutup-tutupi lagi, dari itu Validitas data akan
semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji kredibilitas data peneliti
memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah data yang telah
diperoleh setelah dicek kembali kelapangan Valid atau tidak, apabila
setelah dicek kembali tidak ada yang berubah maka data tersebut sudah
kredibel dan perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
8. Tahap - tahap Penelitian
a. Tahap pra-lapangan
Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan
penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan,
menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memafaatkan
14
informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga
kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan
penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur
mejadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek agar tidak ada
dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti juga harus
berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari informasi subyek
mudah menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat
data yang diperlukan.
c. Tahap analisis data
Analisis data menurut Patton dalam kutipan Moleong (2009:103),
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dalam hal ini peneliti
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan peneliti susun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,
fokusmasalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka berisi tentang tinjauan teoritik atau
kajian pustaka mengenai, managemen sekolah dan
partisipasi masyarakat.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum
lokasi dan subyek penelitian serta penyajian data hasil
penelitian.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian berisi tentang analisis
data yang meliputi analisis deskriptif.
BAB V :PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ManajemenSekolah
1. Pengertian Managemen Sekolah
Manajemen sekolah pada hakekatnya mempunyai pengertian yang
hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dibidang
kajian menajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang
kajianmenajamen pendidikan. Komponen-komponen yang harus dikelola
dengan baik menurut Mulyasa(2003: 42-43), sebagai berikut:
a. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Manajemen
kurikulumdan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan
pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan
oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu
level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan
dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran.
b. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia
pendidikan bertujuan untuk mendaya gunakan tenaga kependidikan
secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun
tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal
itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah
menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personilguna
mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan
standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga
kependidikan,serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
Lebih lanjut, Suryosubroto (2004:27)meyatakan:
a. Manajemen pendidikan merupakan bentuk kerja sama personal
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum yang
akan dicapai dalam kerjasama itu adalah pembentukan kepribadian
murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tingkat
perkembangannya pada usia pendidikan. Tujuan ini dapat dijabarkan
kedalam tujuan antara lain,yaitu tujuan kurikuler, tujuan
instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus.
17
b. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan
dasar (siklus) penyelenggaran pendidikan dimulai dari perencanaan
diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,
pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai
tujuannya.
c. Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan
pengelolaan sistem pendidikan.
d. Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil
keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai
usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa manajemen
pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam
mengelola dan mengatur untuk mencapai sebuah tujuan dari sekolah itu
sendiri, mulai dari pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,
pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah.
Merujuk kepada Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah
Umum Depdiknas dalam buku panduan Manajemen Sekolah, berikut ini
adalah bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan disekolah, yang
mencakup:
a. Manajemen kurikulum.
b. Manajemen kesiswaan.
c. Manajemen personalia.
d. Manajemen saranapendidikan
e. Manajemen tatalaksanasekolah
f. Manajemen keuangan
g. Pengorganisasian sekolah
h. Hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas).
18
Kedelapan halter sebut boleh dikatakan sebagai delapan komponen
manajemen pendidikan sekolah atau 8 bidang garapan manajemen
pendidikan persekolahan. Manajemen pendidikan mengandung
pengertiaan proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Prosesitu dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan
penilaian.
Meskipun ditemukan pengertian manajemen atau administrasi
yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang
kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang
pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan
berbagai stun berdaya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk
mencapai tujuan tertentu. (Suryo subroto, 2004:30).
Manajemen Pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola
sumberdaya pendidikan untuk mewujudkan proses dan hasil belajar
peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam
mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu
Manajemen sekolah, menurut buku manajamen sekolah sebenarnya
merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika
istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi
manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen
pendidikan, begitu seterusnya.
19
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen
sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduany asusah
untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian
yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga
merupakan bidang manajemen sekolah.Demikian pula proses kerjanya
ditempuh melalui fungsi- fungsi yang sama, diturunkan dari teori
administrasi dan manajemen pada umumnya. (Usman, 2013:13)
Berkaitan dengan tujuan dan manfaat manajemen pendidikan
menurut Usman (2006:8) tujuan dan manfaat manajemen pendidikan
antara lain:
“(1) terwujudnya suasana belajar danprosespembelajaranyangefektif;
inovatif,kreatif, danmeyengkan,(2)terciptanyapesertadidikyang aktif
mengembangkanpotensidirinya,(3) terpenuhinya salahsatu dari4
kompetensitenagapendidikdankependidikan,(4) tercapainyatujuan
pendidikan secaraefektifdanefisien, (5)
terbekalinyatenagakependidikan denganteoritentangproses
dantugasadministrasipendidikan,dan(6) tertasinyamasalah
mutupendidikan”.
Sedangkan menurut Nawawi dalam Usman
(2006:82)menyatakantujuan manajemen pendidikanadalah“meningkatkan
efesien danefektivitas penyelenggaraankegiatan operasionalkependidikan
dalam mencapaitujuan pendidikan.”
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipahami bahwa manajemen
pendidikan sangatdiperlukan dalammeningkatkan kualitas maupun
kuantitas. Adanya manajemenyang
baikdalamsuatupendidikan,makapendidikanakanberjalan
denganterencana,terkoordinir, teratur,terawasi,danterkendalisehingga
20
kendala- kendala yang dapat menghambat pencapain tujuan dapat
terdeteksi dan diatasi dengan baik, dan selanjutnya semua hal tersebut
berguna dalam pencapain tujuan pendidikan itu sendiri agar lebih efektif
dan efisien. Jadi masalah manajemen pendidikan adalah masalah yang
sangat berperan dalam proses penyelenggaraan pendidikan baik sebagai
sarana maupun alat penataan bagi komponen pendidikan lainnya.
2. Tujuan Manajemen Sekolah.
Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah sama dengan tujuan
manajemen pendidikan,menurut Usman(2013:17):
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif,
Kreatif Efektif, Menyenangkan,dan Bermakna (PAKEMB).
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi
dirinya.
c. Terpenuhinya salah satu dari lima kopetensi tenaga kependidikan
(tertunjangnya kopetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai
manajer).
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer
atau konsultan manajemen pendidikan).
f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% malah mutu
disebabkan oleh manajemennya.
g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan,
tidak bias jender dan SARA dan akuntabel.
h. terciptanya citra positif pendidikan.
Tujuan utama penerapan manajemen sekolah pada intinya adalah
untuk penyeimbangan struktu rkewenangan antara sekolah, pemerintah
daerah dan pusat pelaksanaan proses manajemen menjadi lebih efisien.
Kewenangan terhadap pembelajaran diserahkan kepada unit yang paling
dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat
21
melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan
masyarakat tersebut.
Tujuan lain penerapan Manajemen sekolah adalah untuk
memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada
sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif. Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu penidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang
tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama.
c. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,
dan pemerintah tentang mutusekolahnya.
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu
pendidikan yangakan dicapai.
3. Fungsi Manajemen Sekolah.
Fungsi-fungsi manajemen pendidikan di sekolah adalah:
a. Merencanakan cara dan langkah-langkah mewujudkan tujuan program
b. Mengalokasikan baik sumber daya maupun kegiatan mengajar
sehingga masig-masing tahu tugas dan tanggungjawab.
c. Memotifasi dan menstimulir kegiatan staf pengajar sehingga mereka
dapat melaksanakan tugasnyadengan sebaik-baiknya.
22
d. Mengkoordinirkegiatananggotastafpengajardansetiapsatuantugas di
sekolahsehinggatenagadapat digunakan seefektif mungkin.
e. Menilai efektifitas program dan pelaksanaan tugas pengajaran dan
tujuan-tujuansekolahyang ditentukansudahtercapaiapabelum. Dan
menilai pertumbuhan kemampuan mengajartiapguru.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari bentuk masalahnya terdiri
dari bidang- bidang substansi dan manajemen sekolah. Masalah-masalah
yang merupakan bidang dari manajemen sekolah terdiri dari:
a. Bidang pengajaran atau lebih luas disebut kurikulum.
b. Bidang kesiswaan.
c. Bidang personalia.
d. Bidang keuangan.
e. Bidang sarana.
f. Bidang prasarana.
g. Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas)
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari akivitas atau kegiatan manajemen,
meliputi:
a. Kegiatan manajerial yang dilakukan olehpara pimpinan. Kegiatan
manajerial meliputi:1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian,
3)Pengarahan, 4) Pengkoordinasian, 5) Pengawasan, 6) Penilaian, 7)
Pelaporan,8) Penentuan anggaran.
b. Kegiatan yang bersifat operatif,yakni kegiatan yang dilakukan oleh
para pelaksana. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan pencapaian
23
tujuan. Artinya, bagaimanapun baiknya kegiatan manajerial (seperti
perencanaan) tanpa didukung oleh pelaksanaan pekerjaan yang telah
direncanakan tersebut, mustahil tujuan organisasi dapat dicapai dengan
baik. Fungsi operatif ini meliputi pekerjaan- pekerjaan: 1)
Ketatausahaan, 2) Perbekalan, 3) Kepegawaian,4) Keuangan, 5)
Humas.
Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien menuntut
dilaksanakan beberapa fungsi manajemen tersebut,secara terpadu dan
terintegrasi dalam pengelolaan bidang-bidang manajemen pendidikan.
Jadi melalui penerapan fungsi manajemen sekolah yang efektif
danefisien diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
4. Ruang LingkupManajemen Sekolah.
Dimaksud dengan ruang lingkup dalam tulisan ini adalah luasnya
bidang manajemen sekolah. Pada awal telah disebutkan bahwa dilihat dari
wujud permasalahannya manajemen sekolah secara substansial meliputi
beberapa bidang antaralain:
a. Bidang kurikulum (pengajaran)
b. Bidang kesiswaan
c. Bidang personaliayang mencakup tenaga edukatif dan tenaga
administrasi
d. Bidang sarana yang mencakup segala hal yang menunjang secara
langsung pada pencapaian tujuan.
24
e. Bidang prasarana, mencakup segala hal yang menunjang secara tidak
langsung pada pencapaian tujuan.
f. Bidang hubungan dengan masyarakat, berkaitan langsung dengan
bagaimana sekolah dapat menjalin hubungan dengan masyarakat
sekitar.
Semua bidang manajemen sekolah ini harus dikelola dengan
memperhatikan aktivitas-aktivitas manajerial dan didukung oleh aktivitas
pelaksana. Dengan demikian akan terjadi sinergi dalam pencapaian tujuan
sekolah.
B. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Pengertian Manajemen Hubungan Masyarakat
Pada dasarnya, manajemen hubungan masyarakatmerupakan
bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang
non komersial.
Manajemen hubungan masyarakat yang merupakan terjemahan
bebas dari istilah publicrelation. Kedua istilah ini akan dipakai secara
bergantian itu terdiridari semua bentuk komunikasi yang terselenggara
antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang
berkepentingan dengannya.setiap orang pada dasarnya juga selalu
mengalamihumas, kecuali jika ia adalah sejenis tarzan yang tidak
pernahbertemu ataumenyalin kontak dengan manusia lainnya. Istilah dasar
ini acap kali kabur dan tidak semua orang memahaminya. Demi
25
menghindari salah pengertian, kita lihat saja makna baku atau definisi dari
istilah humas tersebut langsung dari kamus induk yangpaling sering
dijadikan acuan bagi kalangan praktisi humas. (Anggoro, 2000:1)
Menurut definisi kamus terbitan Institutof PublicRelation, yakni
sebuah lembaga hubungan masyarakat terkemuka di Inggris dan Eropa,
terbitan bulan November1987.”Hubungan Masyarakat adalah keseluruhan
upaya yang dilangsungkan secara terencanadan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.Jadi hubungan masyarakat
adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasise demikian rupa
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu,dan semuanya
itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan hubungan
masyarakat sama sekali tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau
dadakan.Tujuan hubungan masyarakat itu sendiri adalah untuk
memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan
senantiasa dimengerti oleh pihak– pihak lainyang berkepentingan (atau
lazim disebut sebagai seluruh ”khalayak” atau publiknya). (Anggoro,
2000:2)
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menilai
sikap masyarakat agar tercipta keserasian antaramasyarakat dan
kebijaksanaan organisasi. Karena mulai dari aktivitas program
humas,tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi tidak
terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari masyarakat.
26
Pada prinsipnya secara struktural fungsi kehumasan dalam organisasi
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
kelembagaan atau organisasi. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara
optimal apabila berada langsung dibawah pimpinan tertinggi pada
organisasi tersebut. Fungsi manajemen humas dalam menyelenggarakan
komunikasi timbal balik dua arah organisasi yang diwakilinya dengan
masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya dapat menentukan sukses atau
tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi yang
bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan intisari definisi kerja hubungan
masyarakat.
Manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah
antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam
rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. (Rosadi,
2005:119)
Dikaitkan dengan definisi hubungan masyarakat yang sekaligus
merupakanacuan fungsi kehumasan tersebut diatas maka manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat dimulai dari pembenahan organisasi
internal manajemen kehumasan hingga kegiatan bersifat mambangun citra
pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen
humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran
komunikasi kedalam dan keluar,agar tercapai saling pengertian atau kerja
sama antara sekolah dengan masyarakat. Termasuk didalamnya
27
mengidentifikasikan dan menanggapi opini masyarakat yang sesuai atau
tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Juga membantu fungsi manajemen humas dalam
mengantisipasi dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan
atau perubahan yang terjadi di dalammasyarakat.
Sesungguhnya peran manajemen hubungan masyarakat itu dapat
bertindak sebagai tanda bahaya yang berperan untuk mendukung atau
membantu pihak manajemen pendidikan berjaga-jaga menghadapi
kemungkinan buruk yang terjadi terhadap lembaga pendidikan. Mulai dari
timbulnya isu, berita negatif, meluasnya isu negatif yang kurang
menguntungkan terhadap lembaga pendidikan atau nama lembaga yang
sedang bermasalah hingga penurunan citra, bahkan kehilangan citra yang
dapat menimbulkan berbagai resiko yang menyangkut krisis kepercayaan
maupun krisis manajemen.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas manajemen
hubungan masyarakat akan menjalankan perannya yaitu kepentingan
menjaga nama baik dan citra lembaga pendidikan agar selalu dalam posisi
yang menguntungkan. Salah satu metode yang dipergunakan adalah
melalui cara,ajakan atau imbauan, bukan merupakan paksaan. Biasanya
manajemen humasakan melaksanakan strategi komunikasi yang lebih
jelas.
Dengan demikian, maka pendukung program kerja dan peran
pokok humas adalah bekerja demi kepentingan umum, dapat memelihara
28
komunikasi yang baik antara organisasi dan masyarakat dengan moral
yang baik. Jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh manajemen humas
dalam suatu lembaga pendidikan antara lain sebagia berikut:
a. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepada pihak masyarakatnya.
Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila manajemen humas
yang bersangkutan lebih memahami atau meyakini informasi yang
akan disampaikannya itu.
b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaannya jangan sampai informasi tersebut membingungkan
atau menghasilkansesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya
sehingga informasi menjadi sulit untuk diterima oleh masyarakat.
c. Pihak manajemen humas memiliki kemampuan untuk meliha tkedepan
atau memprediksi suatu secarat epat yang didasarkan kepada
pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual yang
menyangkut kepentingan lembaga pendidikan maupun masyarakatnya.
(Rosadi, 2005:123)
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara
lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang
pengembangan putra putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa
yang mampu membina sendiri putra–putra mereka untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara total , integratif dan optimal seperti
yang dicita–citakan oleh bangsaIndonesia. Itulah sebabnya lembaga-
29
lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan
memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat.
2. Manajemen Humasmeliputi
a. Perencanaan
Sebelum merumuskan program sekolah perlu mengetahui secara
pasti seperti apa citra sekolah di mata masyarakat. Hal ini identik dengan
prinsip militer yang harus senantiasa dipegang teguh dalam setiap
pertempuran. Kemenangan tidak mungkin dicapai jika situasinya tidak
dipahami dengan benar. Untuk memahami situasi memerlukan informasi
kalau mendasarkan segala sesuatunya hanya pada dugaan, perkiraan atau
bahkan angan-angansaja. Maka bisa dipastikan bahwa akankehilangan
arah dan program tadipun mengalami kegagalan. Kegiatan humasyang
sebenarnya tidaklah berupa perekayasaan atau pemolesan publivitas guna
memunculkan suatu citra yanglebih indah dari aslinya.
Adapun kegiatan humas yang sebenarnya senantiasa menjunjung
tinggi kebenaran dan kejujuran. Segala program humas baik itu program
yang berjangka panjang maupun program yang berjangka pendek harus
direncanakan dengan cermat dan hati-hati sedemikian rupa sehingga akan
diperoleh hasil–hasil yang nyata.
Adapunalasan–alasandiadakannya perencanaanhumasadalah
sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan target–target operasi humas yang nantinya akan
menjadi tolak ukur atau segenap hasil yang diperoleh.
30
2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang
dibutuhkan.
3. Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling pentin gguna
menentukan:
a) Jumlah program
b) Waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program
humas yang telah diprioritaskan tersebut.
4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai
upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan
jumlah dan kualitas.
a) Personal yang ada
b) Daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti: alat-alat kantor,
dsb
c) Serta anggaran dana yang tersedia
Kata-katayang paling penting diingat disini antara lain adalah jam
kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran.
Dalam mengejar suatu tujuan kita selalu saja menghadapai hambatan
abadi yang berupa keterbatasan sumber daya. Tanpa adanya suatu program
yang terencana, kegiatan humas terpaksa beroperasi secara instingtif
sehingga mudah kehilangan arah akan selalu tergoda mengerjakan hal-hal
yang baru sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada
akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah
dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkrit yang telah dibuahkannya. Ini sama
31
saja dengan menjalankan sebuah kereta api tanpa arah tanpa halte dan
tanpa stasiun tujuan sehingga pada akhirnya ia akan kehabisan bahan
bakar dan berhenti tanpa mencapai suatu hasil yang pasti. Biasanya pola
kerja seperti itulah yang dilakukan oleh para praktisi humas yang kurang
professional. (Anggoro, 2000:75-76)
Perencanaan merupakan proses pemilihan alternatif dan proses
mengaitkan pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi masa depan, serta
formulasi tujuan yang ingin dicapai, perencanaan merupakan prosesdi
mana mengadaptasi dirinyan dengan berbagai sumber untuk mengubah
lingkungan dan kekuatan-kekuatan internal yang ada didalam sistem itu
sendiri. (Soenaryo, 2000:36-37)
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai kerja
humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara
lembaga pendidikan dengan masyarakatnya atau stakeholder sasaran
masyarakat yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra
positif, kemauan baik,saling menghargai, saling timbul pengertian,
toleransi antara kedua belah pihak.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelolah
berbagai aktivitas manajemen humas tersebut dapat diwujudkan jika
terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara
profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Hal
tersebut dapat terwujud jika keduanya mendapatkan informasi yang jelas,
serta mudah dimengerti oleh keduanya.
32
b. Pengoorganisasian
Untuk mencapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat,
diperlukan kerjasama antara semua anggota organisasi, proses ini disebut
pengoorganisasian.
Pengoorganisasian adalah proses pembagi kerja dalam tugas-tugas
yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai
dengan kemampuannya, dan mengalokasikannya sumber daya,
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan
organisasi. (Fatah, 1996:71)
Secara singkat kupasan Ernest Dale dapat diartikan bahwa
pentingnya pengoorganisasian adalah :
1) Tugas-tugas yang terinci harus dibuat dalam mencapai tujuan
organisasi.
2) Seluruh tugas-tugas harus dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logis dan sesuai bagi individu maupun kelompok.
3) Pekerjaan-pekerjaan anggota organisasi harus dikombinasikan secara
logis dan efisien.
4) Perlunya pengendalian dan pengawasan untuk meningkatkan
efektifitas.
Pengoorganisasian merupakan proses penyusunan struktur
organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas agar setiap
individu dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan melaksanakan
33
sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar
proses pengoorganisasian suatu lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuannya yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Tehnik pengoorganisasian adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
suatu organisasi, dengan menggunakandaya analisis untuk menelaah
kelemahan-kelemahan dalamke efektifan dan koordinasi organisasi.
(Hardjito, 1997:74-79)
Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau suatu bentuk
yang berwujud dan bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam
istilah lain disebutse bagai struktur atau tataraga organisasi. Jadi struktur
organisasi adalah suatu manifestasi organisasi yang menunjukkan
hubungan antara fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling
berinteraksi dari orang yang diberitugas dan tanggung jawabatas semua
aktivitas.
Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota, penetapan hubungan antar pekerjaan
yang efektif diantara pekerja.Dan pengorganisasian juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pekerjaan pembagi tugas, mendelegasikan
otoritas, dan menetapkan aktifitas yang hendak dilakukan oleh
manajemen humas. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan
tahapan sebagai berikut:
1) Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai
34
2) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktifitas
tertentu
3) Klasifikasi aktifitas dalam kesatuan yang praktis.
(Siswanto,2005:73-75)
c. Pengaktifan
Setelah setiap personalia mempunyai kejelasan tugas dan tanggung
jawab,tibalah saatnya pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.Proses
ini disebut pengaktifan. Pengaktifan adalah kegiatan menggerakkansemua
personalia agar melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengaktifan bisa juga disebut penggerakan (actuating),
pemimpinan (leading), atau pengarahan (directing). Penggerakan
dimaksudkan sebagai upaya untuk membuat semua anggota kelompok
mau bekerja dan bersedia mengembangkan segenab pikiran dan tenaganya
untuk membuat semua anggota kelompok mau bekerja dan bersedia
mengembangkan segenap pikiran dan tenaganya untuk melakukan tugas
pekerjaannya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Penggerak atau pemotivasian (pengaktifan) yaitu dapat diartikan
sebagi keadaaan kejiwaan dan sikap mental yang memberikan energi
mendorong kegiatan, atau menyalurkan perilaku kearah mencapai
kebutuhan yang memberi keseimbangan secara singkat, pengaktifan
sebagai penggerak semua potensi dan sumberdaya lainnya agar secara
produktif berhasil mencapai tujuan. (Siswanto,2005:119)
35
d. Pengedalian
Pengendalian yang dimaksudkan menentukan bagi pengajar apa
yang harus dikerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan, dan
pengajar harus mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan. Dan juga
mengukur hasil kerja dan campur tangan apabila hasil yang dicapai para
guru kurang memuaskan. Pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu
untuk mendapatkan kinerja yangterpercaya dan terkoordinasi.
(Siswanto,2005:125)
Dalam pengendalian mengukur ke arah tujuan tersebut dan
memungkinkan untuk dideteksi penyimpangan dari perencanaan dengan
tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan perbaikan sebelum
penyimpangan menjadi jauh. Pengendalian manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan,
mendesain umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan
standart yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa
semua sumberdaya lembaga pendidikan yang sedang digunakan sedapat
mungkin secara lebih efeksien dan efektif guna mencapai tujuan
pendidikan. Berdasarkan batasan di atas terdapat empat langkah
pengendalian sebagai berikut yaitu:
1) Menetapkan standart dan metode untuk pengukuran kinerja
2) Mengukur kinerja
36
3) Membandingkan kinerja sesuai dengan standart
4) Mengambil tindakan perbaikan
Sebagai bahan perbandingan ada batasan pengendalian sebagai
suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktifitas
organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Apabila belum dilaksan akan didiagnosis factor penyebabnya untuk
selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Berdasarkan batasandiatas
,tampaklah betapa pentingnnya aktifitas pengendalian, kebutuhan
pengendaliansama pentingnya dengan kebutuhan perencanaan.Aktifitas
perencanaan sebagai kunci awal pelaksanaan aktifitas organisasi
sedangkan aktifitas pengendalian sebagi kunci akhir untuk evaluasi
aktifitas yang telah dilaksanakan sekaligus melakukan tindakan perbaikan
apabila perlu. (Siswanto,2005:139-141)
C. Partisipasi Masyarakat
Dalam penyelenggaraan pendidikan, peran serta masyarakat sangat
penting, sebagai salah satu elemen pendukung terwujudnya pendidikan
berbasis masyarakat sehingga, manfaat kehadiran pendidikan benar-benar
dirasakan masyarakat.Salah satu bentuk peran serta masyarakat adalah
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memperluas partisipasi
masyarakat dalam pendidikan yang meliputi peranserta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi profesi,dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat
tersebut dapat berperanan sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil
37
pendidikan. Oleh karena itu, masyarakat berhak melaksanakan pendidikan
yang berbasis masyarakat, dengan mengembangkan dan melaksanakan
kurikulum danevaluasi pendidikan, serta managemen dan pendanaanya sesuai
dengan standar pendidikan nasional. Pendidikan yang berbasis
masyarakatdapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah,
pemerintah daerah, dan sumber lainnya. Demikian juga lembaga pendidikan
yang berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana,dan
sumberdaya lain secara adil dan merata dari pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Partisipasi masyarakat tersebut kemudian dilembagakan dalam
bentuk dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah
lembaga mandiri yang beranggotakan berbagaiunsur masyarakat yang perduli
terhadap pendidikan sedangkan komite sekolah adalah lembaga yang terdiri
dari unsur orang tua, komunitas, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan. Dewan pendidikan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan, dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan dalam tingkat nasional,
profinsi, dan kabupaten yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. Sedangkan
peningkatan mutu pelayanan ditingkat satuan pendidikan dan peran tersebut
menjadi tanggung jawab komite sekolah. (Mahfud, 2006:61-62)
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnaya
merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan
mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik ke sekolah. Dalam hal ini
38
sekolah sebagai system social merupakan bagian integral dari system social
yang lebih besar, yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki
hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan
secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah harus menunjang pencapaian
tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan
pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberikan
penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta
keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas
apa kebutuhan,harapan dan tuntutan masyarakat,terutama terhadap sekolah.
Dengan perkataanlain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu
hubungan yang harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan
antara lain: (1). Memajukan kualitas pembelajaran, dan pertumbuhan anak,
(2). Memperkokoh tujuan serta meningkatkankualitas hidup dan penghidupan
masyarakat, dan (3). Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan
dengan sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, banyak cara yang dapat
dilakukan oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah
dan menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah masyarakat. Hal
tersebut antara lain dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat
mengenai program- program sekolah,baikprogram yangt elah dilaksanakan,
maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran
yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat ini
semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan
39
memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti
pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan,
hubungan kerjasama ini tidak perlu dibina. Pada masyarakat yang kurang
menyadari akan pentingnya pendidikan, sekolah dituntut lebih aktif dan
kreatif untuk menciptaka hubungan kerjasama yang lebih harmonis.
Jika hubungan sekolah dengan mesyarakat berjalan dengan baik,
rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah
juga akan baik dan tinggi. Agar terjadi hubungan dan kerjasama yang baik
antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki
gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan
kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kapada masyarakat malalui laporan
kepada orang tua murid,bulletin bulanan kunjungan ke sekolah, kunjungan ke
rumah murid, laporan tahunan. (Mulyasa, 2002:51-52)
Lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan
lingkungannya yang disebut sebagai supra sistem.Kontak hubungan ini
dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah
atau mati.Hanya sistem terbuka yang memiliki usaha terus menerus untuk
menghalangi kemungkinan terjadinya kepunahan.
Sekolah yang tidak punyan nama baik di mata masyarakat dan
akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik
dengan masyarakat pendukungnya. Sebaliknya sekolah yang mampu
mengadakan kontak hubungan dengan masyarakatnya akan bisa bertahan
lama, malah akan bisa maju terus. (Made Pidarta, 1998:191)
40
Untuk mencapai akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat,
komunikasi perlu terjalin dengan sebaik mungkin, sebab dengan informasi
yang diperoleh melalui komunikasi, masyarakat dan sekolah berusaha untuk
saling terbuka satu sama lain. Melalui hal itu tercipta transparansi yang
memberikan kepada sekolah kerangka akuntabilitas yang baik. Transparansi
dan akuntabilitas pada gilirannya akan melahirkan rasa saling percaya. Rasa
saling percaya akan timbul manakala perilaku masing-masing pihak bisa
diprediksi oleh pihak lain. Untuk bisa diprediksi oleh pihak lain, kedua belah
pihak harus bersikap terbuka dan jujur. Sikap terbuka dan jujur inilah yang
kemudian melahirkan sikap saling percaya.
Sikap saling percaya akan membuat hubungan sekolah dengan
masyarakat menjadi harmonis.Keharmonisan ini,jikabisa dipertahankan dalam
waktu lama akan membuahkan rasa saling memiliki ( sense of belonging )
masyarakat terhadap sekolah.Jika masyarakat sudah merasa memiliki sekolah,
maka masyarakatpun akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap sekolah.
Dengan demikian, maka dukungan masyarakat baik dalam bentuk materi
maupun dalam bentuk ynag lain akan lebih mudah diperoleh sekolah.
Untuk bisa menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap
sekolah, sekolah mesti sebanyak mungkin menjalin komunikasi dengan
masyarakat.Untuk bisa menghasilkan komunikasi yang efektif, yang berupa
saling pengertian dan hubungan yang semakin baik, maka sekolah perlu:
1. Bersikap terbuka dan jujur terhadap masyarakat melaluijalinan
komunikasi timbal balik yang saling menghargai.
41
2. Mampu menyerap aspirasi masyarakat tentang pendidikan yang
diharapkan masyarakat.
3. Berusaha untuk memahami keadaan masyarakat, baik dari segi sosial
budaya maupun ekonomi masyarakat
4. Menterjemahkan kondisi masyarakat tersebut melalui program
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
Dengan rasa memiliki masyarakat terhadap sekolah, komunikasi
sekolah dalam rangka kerjasama sekolah dengan masyarakat akan menjadi
lebih lancar. Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat memang terlihat
belum maksimal. Bentuk kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam bidang
pendidikan bisa bermacam-macam, baik berbentuk materi maupun dalam
bentuk non material. Bentuk non materi misalnya aktifny aanggota masyarakat
dalam kelembagaan komite sekolah melalui pemberian saran dan ide-ide
tentang pengembangan sekolah. Sedangkan dalam bentuk materi bisa berupa
sumbangan masyarakat kepada sekolah.
Kerja sama dan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
memerlukan kesadaran masyarakat akan arti penting peran mereka dalam
peningkatan kualitas pendidikan. Untuk menghasilkan kerja sama dan tingkat
partisipasi yang tinggi, pertama kali sekolah harus menyadarkan masyarakat
akan peran mereka dalam pembangunan pendidikan. Setelah kesadaran itu
tercapai, sekolah mesti melakukan komunikasi secara lebih intensif dengan
masyarakat agar kesadaran masyarakat berbuah dukungan. Untuk itu
manajemen hubungan sekolah masyarakat perlu dikelola dengan lebih baik.
42
Elemen masyarakat yang perlu “didekati” untuk melakukan
kerjasama dan berpartisipasi dalam pengembangan sekolah adalah komite
sekolah. Komite sekolah adalah representasi dari warga sekolah yang terdiri
dari perwakilan guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan warga masyarakat.
Sebagai representasi dari warga sekolah, komite sekolah mempunyai
kapentingan terhadap pengembangan sekolah, karena itu sangatlah wajar bila
mereka diajak untuk bekerja sama membangun sekolah.
Peran serta masyarakat dalam pendidikan diatur dalam pasal 54
UUSPN, yaitu:
a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan
pengguna hasil pendidikan.
Secara spesifik, pada pasal 56 undang-undang sistem pendidikan
nasional, disebutkan bahwa dimasyarakat ada dewan pendidikan dan komite
sekolah yang berperan:
1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan
melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
2. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
43
pertimbangan, arahan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta
pengawasan pendidikan ditingkat nasional, provinsi, dan kabupaten yang
tidak mempunyai hubungan hirarkis.
3. Komite sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada
tungkat satuan pendidikan. (Hadiyanto, 2004:85-86)
44
BAB III
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Islam Sudirman Ambarawa
Data yang diperoleh dengan metode obsevasi pada tanggal 18Mei 2016 serta
meminta data profil sekolah pada tanggal 24 Mei 2016, maka diperoleh data
sebagai berikut:
9. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA Islam Sudirman Ambarawa
Yayasan : Yayasan Pusat Pendidikan Islam Sudirman
Tahun Berdiri : 1 Desember 1977
No. Statistik Sekolah : 304032210003
NPSN : 20320373
Status : TERAKREDITASI A
PBM : *) Pagi / Siang / Pagi & Siang
Alamat Sekolah : Jl. Jendral Sudirman No. 2A, Ambarawa, Kab.
Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Telepon : (0298) 592479/ 596373/ 595269
No. Fax : (0298) 596373
Email/Webe-site : www.smkpelitasalatiga.com
Email : smaissuda@yahoo.com
Website : www.smaissuda.sch.id
Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)
45
10. Visi dan Misi Sekolah
Visi
“terwujudnya pribadi yang islami berjiwa pancasila, cerdas, mandiri
dan berwawasan global”
Misi
a) Mewujudkan siswa yang islami, berjiwa pancasila, berfikir kritis dan
kreatif.
b) Membekali siswa dengan keilmuan, ketrampilan dan kewirausahaan.
c) Membina siswa agar memanfaatkan potensi diri baik ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dalam persaingan internasional.
11. Motto sekolah
a. Ilmiah : SMA Islam Sudirman sebagai pusat kajian ilmu
pengetahuan, teknologi dan terampil.
b. Islamiah : sebagai pusat pendalaman dan kajian nilai islam guna
mewujudkan generasi muda yang islami
c. Ukhuwah : berupaya mewujudkan hubungan kekeluargaan yang
harmonis dijiwai nilai-nilai islam antara siswa, guru,
karyawan, yayasan dan masyarakat.
46
12. Data Sarana Prasarana, Luas Tanah Dan Bangunan Sekolah
a. Luas Tanah
Total luas tanah 6860 M2
Table 1
No. Jenis Jumlah Jumlah (M2)
1 Ruang teori/kelas 28 1,792
2 Laboratorium Multimedia 1 84
3 Laboratorium Kimia 1 120
4 Laboratorium Fisika 1 120
5 Laboratorium Biologi 1 120
6 Laboratorium Bahasa 1 136
7 Laboratorium IPS
8 Laboratorium Komputer 2 120
9 Ruang Perpustakaan Konvensional
10 Ruang Perpustakaan Multimedia 1 120
11 Ruang Ketrampilan 1 63
12 Ruang Serba Guna/Aula 1 308
13 Ruang UKS 2 21
14 Ruang Diesel 1 6
15 Koperasi/Toko 1 21
16 Ruang BP/BK 1 40
17 Ruang Kepala Sekolah 1 30
18 Ruang Guru 1 81
19 Ruang TU 1 42
20 Ruang OSIS 1 18
21 Kamar Mandi/WC Guru (L) 4 12
22 Kamar Mandi/WC Guru (P) 4 12
23 Kamar Mandi/WC Siswa (L) 15 60
24 Kamar Mandi/WC Siswa (P) 15 60
47
25 Gudang 3 76
26 Ruang Ibadah 1 360
27 Rumah Penjaga Sekolah 1 36
28 Asrama Siswa 1 144
29 Ruang Multimedia 1 144
30 R TRRC 1 24
13. Data Rombongan Belajar
Table 2
No. Uraian Jumlah Kelas Keterangan
1
Kelas X, MIA 4
Kelas X = 10 Kelas X, IIS 4
Kelas X, IBU 2
2
Kelas XI, MIA 4 Kelas XI = 10
Kelas XI, IIS 4
Kelas XI, IBU 2
3
Kelas XII, MIA 3 Kelas XII = 8
Kelas XII, IIS 3
Kelas XII, IBU 2
Jumlah 23
14. Tenaga Pendidik dan Karyawan
a. Jumlah Guru
Table 3
No. Mapel GT GTT Jumlah
1 PAI 2 2
2 PPKn 2 2
3 Bahasa dan Sastra Ind 3 1 4
48
4 Bahasa Inggris 2 2 4
5 Penjaskes 2 1 3
6 Matematika 2 2 4
7 Fisika 2 2
8 Biologi 2 2
9 Kimia 1 1 2
10 Ekonomi 2 2 4
11 Geografi 2 2
12 Sejarah 2 2
13 Seni Budaya 1 1
14 Bahasa Jepang 1 1 2
15 Bahasa Jawa 1 1
16 Sosiologi 1 1 2
17 TIK 2 2
18 BK 1 1
19 Fiqih Ibadah 1 1
Jumlah 24 19 43
b. Keadaan Guru
Table 4
Ijazah Tertinggi Jumlah
GT GTT
S.2 - -
S.1 22 11
D3 2 1
D2/ D1/ SLTA - -
Jumlah 24 12
49
c. Jumlah Karyawan
Table 5
No. Jabatan KT KTT Jumlah
1 Tata Administrasi 4 2 6
2 Kasir 1 1
3 Pustakawan 1 1 2
4 Laboran
5 Kebersihan 1 3 4
6 Satpam 1 1
Jumlah 8 6 14
15. Keadaan Peserta Didik
a. Data Peserta Didik
Table 6
Tahun Pelajaran Jumlah Peserta Didik
Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
2011/2012 296 275 219 789
2012/2013 214 263 261 738
2013/2014 240 203 250 693
2014/2015 324 223 190 737
2015/2016 349 308 202 859
b. Anggka Yang Mengulang
Table 7
Tahun Pelajaran Kelas I Kelas II Kelas III
2011/2012 1 - -
2012/2013 - - -
50
2013/2014 3 3
2014/2015 1 - -
2015/2016 1 3 -
16. Prestasi Sekolah
a. Bidang Akademik
- Frendi Hastutik, Alfiah : Juara Harapan I, Lomba Cepat Tepat
Bahasa Jepang Tingkat Jateng, tahun 2003
- Dwi Joko Susilo, Peringkat I Ujian Nasional Tahun 2006
Tingkat Kabupaten
- Ani Asokawati, Peringkat I Ujian Nasional Tahun 2007 Progam
Bahasa
b. Bidang Non Akademik
Table 8
No. Nama Jenis
Kegiatan Peringkat Keterangan
1 Marching Band Parade
Senja
Jateng DIY Istana
Kepresidenan
2 Adhi Prastyo Lomba Mas
dan Mbak
I Kab.
Semarang
3 Sudirman FC Kompetisi
Sepakbola
Pelajar
Juara II Nasional
4 Wahyu Esa
Arum
Olimpiade
Penelitian
Peserta
Didik
Juara
Harapan II
Prov.Jateng
2011
51
(OPSI)
5 Sri Purwanti O2SN
Pencak
Silat
Juara I Tk.
Kabupaten
6 Norma Okta Kana
Kontes
Juara I Regional
Jateng/ DIY
B. Penyajian Data Penelitian
Sebagaimana telah dinyatakan dalam bab sebelumnya, bahwasanya
tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai pelaksanaan menejemen sekolah, bagaimana upaya
menejemen sekolah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, serta faktor-
faktor yang menghambat partisipasi masyarakat dan mengetahui bagaimana
keadaan pertisipasi masyarakat di SMA Islam Sudirman Ambarawa kab.
Semarang.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara/
interviewdandokumentasi.Adapundata-datayang penulisperolehdariSMA Islam
Sudirman Ambarawa kab. Semarangadalahsebagaiberikut:
1. Gambaran Informan
a. Bapak Drs. JP selaku kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa
Kab. Semarang.
b. Bapak WG, S.Pd. selaku Wakil kepala Bagian Humas (Waka Humas)
SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab. Semarang
c. Bapak H.M.AS,B.A selaku ketua komite SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kab. semarang
52
2. Temuan Penelitian
a. Pelaksanaan Menegemen Sekolah di SMA Islam Sudirman
Untuk membangun suatu menejemen sekolah yang lebih baik
dan memperbaiki tingkat hidup yang lebih tinggi serta membangun
pemerintah yang lebih efisien, semuanya itu merupakan tantangan dalam
manajemen modern, manajemen menginginkan adanya efektivitas dan
efisiensi dari pada usaha-usaha manusia dalam mencapai tujuan yang
dicita-citakan.Dari uraian tersebut jelaslah bahwa betapa pentingnya
keberadaan manajemen, khususnya manajemen dalam sekolah di
antaranya Manajemen Humas.
Hubungan masyarakat sebagai lembaga umumnya, hanya
terdapat pada organisasi-organisasi besar karena kegiatan berkomunikasi
dengan publik tidak dapat dilakukan oleh pimpinan sendiri.
Hubungan Masyarakat dengan masyarakat kian dirasa penting
penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu SMA Islam Sudirman Ambarawa
selalu menjalin kontak dengan pihak luar sekolah, mulai dari orang tua
siswa, komite sekolah, tokoh masyarakat, alumni, pemerintah, sekolah-
sekolah lain dan elemen masyarakat lainnya. Bukan hanya itu, humas
SMA Islam Sudirman Ambarawa juga berfungsi memperlancar arus
komunikasi internal sekolah. Jaringan komunikasi internal sekolah sangat
penting dalam rangka menunjang kegiatan sekolah.
53
Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak JP selaku
kepala sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18 Mei
2016 sebagai berikut:
“ pelaksanaan manajemen kehumasan di SMA Islam Sudirman
Ambarawa sudah baik, ada perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian dan pengaktifan dalam program – program humas.”
Adapun pelaksanaan manajemen humas di SMA Islam
Sudirman Ambarawa adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Untuk menjalin Hubungan Masyarakat dengan masyarakat
luar sekolah diperlukan perencanaan agar kegiatan humas menjadi
terarah. Perencanaan humas eksternal di SMA Islam Sudirman
Ambarawam elibatkan semua pihak yangterkait dengan program
kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti siswa,guru, dan kepala
sekolah.
Walaupun kegiatan kehumasan di SMA Islam Sudirman
Ambarawa berbentuk macam-macam kegiatan, namun tujuan yang
ingin dicapai melalui kegiatan kehumasan tersebut pada dasarnya
sama, yaitu menumbuhkan keinginan dan kerelaan masyarakat
untuk berpartisipasi dan menjalin kerjasama dengan sekolah dalam
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh sekolah.
Perencanaan dilakukan untuk memperoleh hasil yang
maksimal dalam melaksanakan sebuah kegiatan, maka dari itu
perencanaan adalah modal awal dari kegiatan kehumasan agar bisa
54
lebih terarahdan tercapailah sebuah tujuan yang diinginkan dalam
kegiatan humas tersebut.
Kegiatan kehumasan yang dilakukan SMA Islam
Sudirman Ambarawa didasarkan pada adanya kesadaran untuk
memenuhi kebutuhan akan adanya pendidikan yang seimbang
antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan yang lain, sekolah
memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat.
Kesadaran itu diterjemahkan kedalam sejumlah usaha
untuk menjalin komunikasi dengan pihak luar sekolah. Tindak
lanjut dari kesadaran itu semuanya akan kekurangan sumber daya
sekolah tersebut adalah upaya sekolah untuk menjalin komunikasi
dengan masyarakat sehingga masyarakat mau bekerjasama dan
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Langkah awal
dari upaya menjalin komunikasi dengan masyarakat tersebut adalah
menentukan apa saja yang akan diikut sertakan panitia
penyelenggara kegiatan kehumasan.
Komunikasi internal sekolah didukung oleh suasana
kerjayang kondusif yang ditandai oleh betahnya warga sekolah
berada di sekolah.Untuk menciptakan iklim organisasi yang
kondusif itu, bukan hanya kebebasan untuk mengeluarkan pendapat
saja yang diberikan kepada setiap warga sekolah. Lebih dari itu,
setiap warga sekolah diberikan kebebasan untuk berkreasi,
termasuk siswa.
55
Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak WG
selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada
tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut:
“ pelaksanaan manajemen kehumasan di sekolah ini mulai dari
perencanaan yaitu melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan
program kegitan yang akan di laksanakan, seperti melibatkan
siswa, guru, dan kepala sekolah”
2) Pengorganisasian
Pembentukan panitiapelaksanaan kegiatan kehumasan
didasarkan pada inisiatif lahirnya ide tentang program kegiatanh
umas.Karena kebanyakan kegiatan hubungan masyarakat berasal
dari inisiatif siswa, maka pembentukan panitiapun lebih banyak
diisioleh siswa.Namun begitu, dalam kegiatan-kegiatan tertentu,
guru-guru yang ikut dilibatkan dalam
kepanitiaankegiatantersebut.Sedangkan untukkegiatanyang
diprakarsai oleh guru atau yang merupakan programsekolah,
panitia diisi oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti; guru,
wakilkepala sekolah dan guru-guru pembina kegiatan siswa.
Seperti halnya dalam hasil wawancara dengan bapak WG
selaku Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada
tanggal 18 Mei 2016 sebagai berikut:
“ pelaksanaan manajemen tersebut melalui pengorganisasian disini
membentuk sebuah kepanitian pelaksana kegiatan humas agar lebih
terorganisir dan tersetruktur”
Dari bentuk panitia tersebut, pihak-pihak yangd uduk
didalam kepanitiaan sebuah program kegiatan akan melakukan
56
melakukan koordinasi dengan semua pihak yang dibutuhkan demi
suksesnya kegiatan.
3) Pengaktifan
Pelaksanaan kegiatan Hubungan Masyarakat dengan
masyarakat pada intinya adalah komunikasi sekolah dengan
masyarakat kegiatan komunikasi yang dilakukan SMA Islam
Sudirman Ambarawa dengan masyarakat sudah menjangkau
sebagian besar elemen masyarakat. Melalui sejumlah kegiatan yang
telah dilaksanakannya. Hubungan Masyarakat dengan masyarakat
di SMA Islam Sudirman Ambarawa telah membentuk semacam
jaringan kerja yang cukup luas, melalui kegiatan bakti sosial,
pertanggung jawaban dan evaluasi program sekolah, penyuluhan
dari masyarakat dan bentuk komunikasi melalui surat dan telepon,
serta tatap muka langsung, sekolah melakukan kerja sama dan
menggugah masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
kegiatan yang direncanakan. Pihak yang menjadi sasaran
komunikasi dalam kegiatan tersebut yang dilakukan oleh SMA
Islam Sudirman Ambarawa antara lain orang tua siswa, alumni,
tokoh masyarakat, komite sekolah.
Setiap tahun komite sekolah bersama sekolah
mengadakan rapat untuk membahas pertanggung jawaban kepala
sekolah kepada orang tua siswa dan komite sekolah. Rapat tersebu
tmerupakan bentuk komunikasi sekolah dengan masyarakat dalam
57
upaya menggugah minat dan perhatian masyarakat untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Komunikasi
sekolah yang lain dilakukan dengan orang tuasiswa, alumni, tokoh
masyarakat serta pemerintah.
Sebagaimana hasil wawan cara dengan bapak WG selaku
Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18
Mei 2016 sebagai berikut:
“ pelaksanaan manajemen humas melalui pengaktifan disini
melalui rapat tahunan yang diselenggarakan oleh komite sekolah
beserta sekolah dalam melaporkan pertanggung jawaban sekolah
diwakili oleh kepala sekolah kepada orang tua murid”
4) Pengendalian
Pengendalian setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan
jenis dan bentuk kegiatan. untuk kegiatan yang memerlukan
kepanitiaan dalam melakukan kegiatan tersebut, pengendalian
dilakukan secara bersama antara guru pembina kegiatan dan kepala
sekolah. Sedangkan untuk kegiatan yang tidak memerlukan
kepanitiaan, pengendalian dilakukan langsung oleh kepala sekolah
atau wakil kepala sekolah yang bersangkutan dengan kegiatan
humas tersebut. Dengan demikian pengendalian dilakukan terhadap
proses kegiatan, tergantung jenis dan bentuk kegiatannya.
Pengendalian kegiatan kehumasan di SMA Islam
Sudirman Ambarawa dilakukan dengan cara membandingkan
program yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan program
tersebut. Sedangkan apabila terjadi penyimpangan, kepala sekolah
58
sebagai penanggung jawab tertinggi, kegiatan humas dan guru-guru
sebagai pembina kegiatan akan memberikan koreksi.
Sebagaimana hasil wawan cara dengan bapak WG selaku
Waka Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa pada tanggal 18
Mei 2016 sebagai berikut:
“ pelaksanaan manajemen humas melalui pengendalian yang
berbentuk sebuah cara yaitu membandingkan program yang telah
ditetapkan dengan pelaksanaan program tersebut. Sedangkan
apabila terjadi penyimpangan, kepala sekolah sebagai penanggung
jawab tertinggi, kegiatan humas dan guru-guru sebagai pembina
kegiatan akan memberikan koreksi.”
Standar yang digunakan untuk mengukur keefektifan kerja
humas adalah kerjasama dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pendidikan. Walaupun kegiatan humas yang dilakukan oleh SMA
Islam Sudirman Ambarawa beragam bentuk dan jenisnya. Namun
tujuan akhirnya untuk membangkitkan minat masyarakat untuk
berpartisipasi dan bekerjasama dengan sekolah.
b. UpayaManagemen Sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten
Semarang Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Dalam managemen sekolah bukan hanya sekedar tentang
kurikulum atau proses belajar saja, tapi juga tentang hubungan
masayarakat (Humas) yang dimana perannya juga penting dalam
menunjang keberhasilan sebuah menegemen sekolah. Karena sekolah
tidak dapat berdiri sendiri butuh yang namanya partisipasi masyarakat.
59
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan beberapa data terkait
upaya manegemen sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Penulis mengumpulkan data melalui sampel yaitu, Kepala Sekolah,
Waka Humas dan Komite Sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA
Islam Sudirman Ambarawa bapak JP pada tanggal 18 Mei 2016, beliau
menjelaskan bahwa:
“ Beberapa upaya telah dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat seperti, mengajak/merangkul masyarakat
dalam segala hal/aspek kegiatan sekolah, mendorong masyarakat
untuk member pencerahan lewat komite sekolah, dengan
diadakannya rapat bersama dan selaku kepala sekolah beliau selalu
menjalin komunikasi dengan masyarakat sebagai wakil sekolah.
Mempersilahkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas
sekolah seperti tempat ibadah dan lapangan olahraga.”
Dari hasil wawancara dengan bapak JP, dapat penulis simpulkan
bahwa, dari kepala sekolah sebagai wakil sekolah sudah melakukan
beberapa upaya untuk selalu meningkatkan partisipasi masyarakat
terhadap sekolah.
Hal yang serupa juga disampaikan oleh Waka Humas SMA
Islam Sudirman Ambarawa bapak WG. pada tanggal 18 Mei 2016, beliau
menjelaskan bahwa:
“selaku Waka Humas sudah ada banyak upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga keharmonisan
hubungan sekolah dan masyarakat, seperti selalu mengikut sertakan
tokoh-tokoh masyarakat dalam pembahasan dan pelaksanaan
program –program sekolah, selain kegiatan intra sekolah yang
berkenaan dengan program juga sering melakukan santunan dhuafa
kepada masyarakat, menyerahkan hewan qurban kepada masyarakat
60
pada idul Adha dan bertakziah ketika ada masyarakat di lingkungan
sekolah atau orang tua siswa yang meninggal.”
Dari hasil wawancara dengan bapak WG., dapat penulis
simpulkan bahwa, selaku yang bertanggung jawab atas terjaganya
partisipasi masyarakat, humas sudah berupaya menjalin hubungan yang
harmonis dengan masyarakat dengan berbagai program yang dijalankan.
Hasil wawancara dengan Komite Sekolah SMA Islam Sudirman
Ambarawa bapak AS. pada tanggal 19 Mei 2016, beliau menjelaskan
bahwa:
“ untuk selama ini ada beberapa upaya yang dilakukan oleh komite
sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, salah satunya
bersama masyarakat ikut dalam laporan dan evaluasi sekolah,
walaupun itu hanya tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap penting,
serta selalu berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dan orang tua
murid untuk bersama-sama dalam mengembangkan dan
meningkatkan mutu sekolah.”
Dari hasil wawancara dengan bapak H.M. Amin Syamsuri, BA.,
dapat penulis simpulkan bahwa, komite sekolahpun juga selalu ikut
membantu sekolah untuk menjaga patisipasi masyarakat terhadap
sekolah.
Peran guru dalam upaya meningkatkan partisipasi
masyarakatpun juga tidak ketinggalan. Yaitu dengan bentuk kujungan
kerumah murid oleh guru wali kelas apabila ada murid yang tidak masuk
selama seminggu atau lebih karena sakit. Orang tua murid juga dilibatkan
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini harus dibuat mekanisme agar
orang tua merasa bertanggung jawab membantu atau mengawasi anaknya
61
dalam mengerjakan PR atau tugas lain agar selesai dengan benar. Selain
itu orang tua dilibatkan dalam kehidupan di luar sekolah.
Seperti hasil wawancara dengan Guru Sekolah SMA Islam
Sudirman Ambarawa bapak MZ. pada tanggal 19 Mei 2016, beliau
menjelaskan bahwa:
“ upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat itu seperti kita berkunjung kerumah murid oleh guru
wali kelas apabila ada murid yang tidak masuk selama seminggu
atau lebih karena sakit. Orang tua murid juga dilibatkan dalam
proses pembelajaran seperti kalau ada PR.”
Selain itu dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh sekolah
dalam meningkatkan partisipasi masyrakat pastinya juga ada faktor-
faktor penghambatnya, antara lain
1. Kurang intensifnya komunikasi antara sekolah dan masyarakat
karena kesibukan sekolah dalam pengelolaan program sekolah
yang lain.
2. Kurangnya komunikasi antara sekolah dan komite dalam
membahas tentang pertisipasi masyarakat.
c. Bentuk Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa
Dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Islam Sudirman
Ambarawa banyak unsur masyarakat yang dilibatkan, seperti orangtua
siswa, alumni,tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah.
Masyarakatjuga diperkenankan berpartisipasi dalam banyak
aspek, seperti pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penetapan
62
kebijakan, kontrol pengelolaan dana sekolah pengadaan dana pendidikan,
dan aspek- aspek lainnya.
Peningkatan partisipasi masyarakat disini dilakukan dengan cara
menjalin hubungan yang harmonis terhadap masyarakat dan pihak
sekolah pun diperlukan memiliki sikap keterbukaannya terhadap
masyarakat, agar sekolah tahu apa yang diinginkan dari masyarakat
tersebut.
Dalam membangun sebuah kebersamaan dan komunikasi untuk
menciptakan hubungan yang harmonis,diperlukan keterbukaan sekolah
terhadap masyarakat. Bentuk transparansi sekolah terhadap masyarakat
adalah laporan berkala yang diberikan sekolah kepada komite sekolah
dan orangtua siswa mengenai program-program kegiatan sekolah dan
perkembangan perilaku dan kemampuan siswa.Selain itu, Transparansi
diwujudkanmelaluipengelolaansekolah yangterbuka.
Sedangkan untuk menjamin akuntabilitas sekolah terhadap
masyarakat, SMA Islam Sudirman Ambarawa membuka diri untuk
menerimasaran, kritik, maupun ide-ide. Bentuk akuntabilitas sekolah
terhadap masyarakat adalah kesediaan sekolah untuk menindaklanjuti
aspirasi dan aspirasi masyarakat dalam bidang pendidikan dengan
program pendidikan yang sesuai.
Dalam pelaksanaan program pendidikan, masyarakat juga
berperan sebagai pengontrol, melalui laporan masyarakat kepadakomite
sekolah. Sekolah mengetahui kekurangan dan penyimpangan
63
yangdilakukannya dalam pelaksanaan sebuah program. Jika laporan
masyarakat tentang penyelenggaraan program pendidikan tersebut
dianggap berat, komite sekolah melakukan rapat, komite sekolah
melakukan rapat internal untuk menentukan langkah yang akan diambil
dalam menyikapi laporan tersebut.
Sedangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan, sekolah senantiasa melakukan pengelolaan
yang transparan dan melakukan sosialisasi yang terarah dan terprogram
kepada semua stakeholder.
Adapun bentuk partisipasian dari masyarakat adalah sebagai
berikut:
1) Orangtua murid
Bentuk partisipasian dari orang tua murid biasanya berupa
sumbangan dana untuk pembangunan sekolah. Pemungutan dana
tersebut biasanya dilakukan setahun sekali. Tidak hanya itu,orang
tua murid juga berpartisipasi dalam menghadiri pertemuan-
pertemuan semisal, pertemuan orang tua murid dengan wali murid,
pengajian dan lain sebagainya yang diadakan olehs ekolah.
2) Masyarakatsekitar
Masyarakat sekitar sekolah biasanya ikut berpartisipasi dalam
mensukseskan penyelenggaraan kegiatan pendidikan seperti halnya
menjaga sekolahan, sebagai nara sumber, pembina kegiatan ekstra
kurikuler, penyumbang dana, penyumbang saran dan kritik, dan
64
bentuk-bentuk partisipasi lain. (wawancara dengan bapak Wagino,
S.Pd. pada tanggal 18 Mei 2016)
Dengan demikian kondisi umum partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaran pendidikan di SMA Islam Sudirman Ambarawa dapat
dikatakan baik. Indikatornya adalah kegiatan masyarakat untuk
berpartisipasi cukup tinggi.
Orang tuasiswa sebagai pihak yang paling terkait secara
langsung dengan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan juga
memberikan andil yang cukup besar dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan seperti sumbangan dana,sumbangan saran, dan bentuk
partisipasi yang lain. Sementara itu, unsur masyarakat yang lain juga
banyak berperan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik itu sebagai
nara sumber, pembina kegiatan ekstra kurikuler, penyumbang dana,
penyumbang saran dan kritik,dan bentuk-bentukpartisipasi yang lain
yang tidak kalah pentingnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Dengan adanya peran serta masyarakat dalam berbagai aspek
mulai dari menjadi pembina kegiatan ekstra kulikuler, menjadi
penyumbang dana dan material bangunan, dan sejumlah bentuk
partisipasi lainnya, ini akan lebih menjadi suatu hubungan yang saling
menguntungkan antara sekolah dan masyarakat. Dengan begitu citra
sekolah dimata masyarakat akan menjadi baik otomatis partisipasi
masyarakat semakin meningkat.
BAB IV
65
PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan manajemen di madrasah SMA Islam Sudirman Ambarawa
Manajeman Hubungan Masyarakat mencoba untuk berhubungan
dengan masyarakat dalam bentuk komunikasi verbal di SMA Islam Sudirman
Ambarawa dimulai dari adanya kesadaran tentang pentingnya partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Kesadaran itu membuahkan
usaha sekolah untuk menggalang partisipasi masyarakat melalui jalinan
komunikasi sekolah dengan masyarakat. Kesadaran itu pada dasarnya
merupakan bentuk pengakuan terhadap adanya kekurangan yang dimiliki
oleh sekolah dalam mengupayakan pendidikan yang bermutu.
Bentuk pengorganisasi yang sering dilakukan di SMA Islam Sudirman
Ambarawa adalah panitia pelaksana. Panitia pelaksana terdiri dari orang-orang
yang memegang peranan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan rencana
yang telah disusun. Orang-orang yang duduk di kepanitiaan sebuah kegiatan
Hubungan Masyarakat dengan masyarakat bukan hanya dari kalangan guru dan
karyawan tata usaha sekolah, melainkan sering kali siswa menjadi orang yang
paling berperan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan
seperti seminar, bazar, bakti sosial, dan penelitian sosial adalah merupakan
prakarsa dan inisiatif siswa. Dalam kegiatan yang merupakan inisiatif dari
siswa, guru berperang sebagai pembina dan kepala sekolah sebagai penanggung
jawab.
Bentuk kegiatan seperti rapat sekolah dengan komite sekolah, rapat
komite sekolah dengan orang tua siswa, dan kegiatan lainnya yang merupakan
66
program sekolah biasanya dilakukan oleh guru-guru dan pengurus komite
sekolah. Pembentukan panitia dilakukan berdasarkan surat keputusan kepala
sekolah setelah mempertimbangkan saran dan masukan dari guru dan wakil
kepala sekolah yang ada.
Untuk melaksanakan sebuah kegiatan, kepala sekolah membentuk
panitia pelaksana. Pembentukan panitia dilakukan untuk menghindari adanya
penolakan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan pelaksanaan kegiatan. Di
dalam panitia, setiap anggota memberikan saran dan masukan tentang
bagaimana seharusnya rencana dilaksanakan, sehingga setiap anggota merasa
mempunyai tanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan. Dengan
demikian penerimaan anggota menjadi semakin tinggi bahkan ketika saran dan
masukan mereka tidak diterima karena mereka mengetahui latar belakang
lahirnya sebuah kebijakan dari panitia yang telah terbentuk.
Dalam diskusi panitia, setiap anggota akan menyadari bagaimana setiap
kegiatan dan saling mendukung satu sama lain. Karena itu, mereka akan
semakin menyadari peran dan tanggung jawab mereka dalam implementasi
rencana. Berkaitan dengan semakin baiknya koordinasi antara anggota
panitia, panitia merupakan tempat latihan bagi manajer, karena di dalamnya
mereka belajar untuk mengambil keputusan, melakukan pengorganisasian
dan koordinasi, melakukan kontrol serta evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Kelebihan lainnya adalah adanya penyebaran kekuasaan sehingga
kekuasaan dan wewenang tidak disalahgunakan melalui penugasan. Di
67
samping itu, karena panitia biasanya terdiri dari beberapa orang, kontrol
terhadap pelaksanaan kegiatan juga semakin mudah. Panitia juga bisa
digunakan oleh manajer untuk meminimalisir dampak gagasan atau saran yang
berkonsekuensi negatif melalui penerapan kebijakan secara bijaksana.
Untuk bisa melaksanakan kegiatan yang bernuansa sosial seperti yang
dikemukakan di atas, sekolah harus memberi kebebasan kepada para siswa
untuk menyalurkan semua kegiatan dan harapannya. Kebebasan berkreasi ini
jelas menuntut kelancaran komunikasi di dalam lingkungan sekolah serta
suasana kondusif. Setelah setiap orang mempunyai kejelasan peran dan
tanggung jawab, maka tibalah saatnya pelaksanaan atau implementasi
kegiatan.
2. Upaya menejemen sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di
SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab Semarang
Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah sudah terbilang baik,
karena sekolah sendiri selalu melakukan upaya bagaimana selalu mengajak dan
merangul masyarakat dalam segala hal dan aspek kegiatan sekolah. Tidak
hanya itu sekolah juga mempunyai program-program yang berhubungan
dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat agar
hubungan antara sekolah dengan masyarakat selalu terjaga keharmonisannya.
Karena sekolah sadar tanpa adanya partisipasi masyrakat dalam meningkatkan
mutu pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal.
3. Partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kab Semarang
68
Peran serta masyarakat dalam berbagai aspek mulai dari menjadi
penyumbang dana, penyumbang saran, material bangunan, dan sejumlah
bentuk partisipasi lainnya, ini akan lebih menjadi suatu hubungan yang
saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat dengan melalui
pengelolaan yang baik, yaitu dalam berkomunikasi, sekolah harus bisa
memahami kondisi masyarakat, sekolah harus dapat memberikan
pelayanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan begitu citra sekolah di mata masyarakat akan menjadi baik otomatis
partisipasi masyarakat semakin meningkat.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan uraian pembahasan dan analisis tentang Manajemen
Sekolah Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kab. Semarang tahun pelajaran 2015/2016, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan manajemen di SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab.
Semarang.
Pelaksanaan manajemen yang dilakukan oleh SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kab. Semarang yaitu, 1) perencanaan yang dimana bertujuan
untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam melaksanakan sebuah
kegiatan. 2) pengorganisasian sebagai bentuk untuk pengaplikasian dari
sebuah perencanaan biasanya pengorganisasian ini membentuk sebuah
kepanitian yang nantinya membuat sebuah kegiatan yang di dasari dari
program humas. 3) pengaktifan disini sangat penting karena dalam hal ini
lebih mengembangkan komunikasi dari pihak sekolah dengan masyarakat
agar dapat menjangkau masyarakat luas. 4) pengendalian merupakan
point terakhir yang dimana sebuah manajemen pasti perlu pengedalian
dalam setiap program atau kegiatang yang akan dilaksanakan.
Pengendalaian disini mempunyai cara membandingkan program yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan apabila terjadi sebuah penyimpangan
maka kepala sekolah sebagai penanggung jawab akan memberikan
70
koreksi kepada humas, guru-guru dan panitia pelaksana terkait kegiatan
yang dilaksanakan.
2. Upaya manajemen sekolah SMA Islam Sudirman Ambarawa Kab.
Semarang dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Upaya yang dilakukan oleh menegemen sekolah sudah terbilang baik,
karena sekolah sendiri selalu melakukan upaya bagaimana selalu
mengajak dan merangul masyarakat dalam segala hal dan aspek kegiatan
sekolah. Tidak hanya itu sekolah juga mempunyai program-program
yang berhubungan dengan masyarakat, selalu menjalin komunikasi
dengan masyarakat agar hubungan antara sekolah dengan masyarakat
selalu terjaga keharmonisannya. Karena sekolah sadar tanpa adanya
partisipasi masyrakat dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak akan
tercapai secara maksimal.
3. Bentuk Partisipasi masyarakat sekitar sekolah di SMA Islam Sudirman
Ambarawa Kab. Semarang.
Bentuk partisipasi masyrakat tergolong baik karena ada berbgai bentuk
partisipasi yang dilakukan oleh wali murid maupun masyarakat sekitar,
seperti oorang tua murid yang selalu berusaha untuk datang pada setiap
acara pertemuan-pertemuan waki murid, pengajian atau mujahadah
bersama, sumbangan untuk sekolah. Sedangkan masyarakat sekitar
biasanya ikut dalam mensukseskan setiap acara atau program yang di
laksanankan sekolah, ikut menjaga keamanan sekolah, membarikan kritik
dan saran kepada sekolah dan bentuk-bentuk partisipasi lain.
71
B. Saran
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat adalah kegiatan
komunikasi, karena itu agar komunikasi sekolah dengan masyarakat
mempunyai daya persuasi tinggi, pemilihan media komunikasi dan
komunikator akan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Karena itu
pemilihan media komunikasi seperti media masa elektronik dan media cetak
perlu dipertimbangkan agar kelompok masyarakat yang dapat dijangkau lebih
luas, penyampaian informasi lebih cepat, serta dengan akurasi yang lebih
tinggi.
Partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal
pemanfaatan jasa layanan pendidikan oleh masyarakat melalui komunikasi
yang lebih intensif kepada unsur masyarakat yang lebih luas tentang program
pendidikan yang disediakan sekolah.
Peran komite sekolah dalam menggalang dana untuk penyelenggaraan
pendidikan dan menampung aspirasi, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat
dalam bidang pendidikan perlu ditingkatkan dengan membangun jaringan kerja
yang lebih luas, karena itu komite sekolah masih perlu lebih membuka
diri melalui pengadaan sarana komunikasi yang lebih canggih, seperti email,
dan pengadaan situs di internet
72
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : Kepala Sekolah Sma Islam Sudirman Ambarawa
1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam implementasi kebijakan
manajemen sekolah di sma islam sudirman ambarawa?
2. Factor-faktor apa saja yang menjadi penghambat partisipasi masyarakat
dalam implementasi manajemen sekolah?
3. Bagaimana peran sekolah dalam hal ini bapak sebagai kepala sekolah
untuk berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam implementasi
manajemen sekolah?
4. Bagaimana peran sekolah dalam mendorong partisipasi masyarakat?
5. Sejauh mana respon masyarakat terhadap program sekolah?
6. Bagaimana usaha untuk mengatasi hambatan partisipasi masyarakat?
TRANSKRIP WAWANCARA
Informan : WAKA Humas SMA Islam Sudirman Ambarawa
1. Bagaimana dan Strategi apa yang menurut anda paling baik/efisien
diterapkan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat?
2. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan humas itu
apa saja yang terkait dengan partisipasi masyarakat?
3. Siapa saja yang berperan di dalam kegiatan tersebut?
4. Bagaimana partisipasi masyarakat sekitar sekolah?
5. Bentuk partisipasi masyarakat terhadap sekolah ini itu seperti apa?
6. Ide-ide atau aspirasi dari masyarakat itu cara menindak lanjutinya seperti
apa?
7. Siapa saja yang menjadi sasaran dalam partisipasi masyarakat ?
Dengan masyarakat umum?
Dengan pemerintah/pengusaha setempat, dalam hal apa?
8. Dengan cara apa pihak sekolah menginformasikan kepada masyarakat
tentang adanya kegiatan di sekolah?
73
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Linggar, M., Teori dan Profesi Kehumasan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2000.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Baqi. Muhammad Fuad Abdul, Al-Lu'lu' Wal Marjan, Jakarta: Pustaka Elba,
2012.
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996.
Gunawan, Ary, H., Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia,
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004.
Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi Dan Teknik Pengoorganisasian, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1997.
Mahfud, Choirul, Pendidikan Multi Kultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. 4, Jakarta: Rineka Cipta,
2004.
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasen,
1996.
Mulyasa , Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. 3, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005.
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Cet. 1, Jakarta: Bina Aksara.
1988.
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
74
Rosadi, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2005.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT.
RajaGrafindo, 2003.
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Soenaryo, Endang, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Yogyakarta: Mitra Gama Widya 2000.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001.
75
76
DAFTAR NILAI SKK
Nama : MUSLIMATUS SANIYAH
NIM :11109080
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen P.A :Achmad Maimun M,Ag
A. SERTIFIKAT KEGIATAN
NO Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Orientasi Pengenalan
Akademik Dan
Kemahasiswaan (OPAK),
dengan tema “Sentralisasi
Paradigma Gerak Menuju
Mahasiswa Ideal dalam
Menghadapi Situasi Global”
18-20 Agustus 2009 Peserta
3
2. Pelaksanaan Buka Bersama
oleh HMI Cabang Salatiga
Komisariat Walisingo
10 September 2009 Peserta
2
3. TRAINING JURNALISTIK
TINGKAT DASAR SE-
DIY-JATENG dengan tema
Wartawan Tak Mutu,
Baiknya Jadi Penjilat oleh
LAPMI SINERGI HMI
Cabang Yogyakarta
5-8 Mei 20011 Peserta
6
4. Public Hearing
“MENINGKATKAN
TATANAN BIROKRASI
KAMPUS YANG
25 Juni 2011 Peserta
2
77
BERBASIS PADA
PRINSIP- PRINSIP
INTEGRITAS” oleh SEMA
STAIN Salatiga
5. Praktikum Kepramukaan 22-27 Juli 2011 Peserta
6. Seminar Regional Dengan
TemaMeningkatkan
Nasionalisme Ditengah
Goncangan Disintregasi Dan
Pengikisan Ideologi Nasional
oleh KOMANDO RESIMEN
MAHASISWA MAHADIPA
26 Oktober 2011 Peserta
4
7. Seminar Pendidikan
“MENUJU PENDIDIKAN
INDONESIA YANG
IDEAL” oleh HMI Cabang
Salatiga Komosariat
Walisongo dan Komisariat
Karnoto Zarkasi
Peserta
2
8. Public Hearing
“MENINGKATKAN
KEPEKAAN DAN
TRANSPARASI KINERJA
LEMBAGA MENUJU
KAMPUS YANG
AMANAH” oleh SEMA
STAIN Salatiga
15 Maret 2012 Peserta
2
9. Seminar Nasional
Entrepreneurship “Tren
Bisnis Berbasis Multimedia
21 April 2012 Peserta 8
78
Dan Teknologi Informatika
Sebagai Wujud Pasar
Modern” oleh KOPRASI
“FATAWA” SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
NEGRI SALATIGA
10. Seminar Nasional
“BERPOLITIK UNTUK
KESEJAHTERAAN
INDONESIA,
REORIENTASI GERAKAN
MAHASISWA PASCA
REFORMASI”
2 Mei 2012 Peserta
8
11. Seminar Nasional
“Meneguhkan nilai-Nilai
Pancasila Demi Mewujudkan
Masyarakat Adil Makmur”
oleh HMI Cabang Salatiga
13 Juni 2012 Peserta
8
12. Seminar Nasional
“MEWASPADAI GERKAN
ISLAMGARIS KERAS di
PERGURUAN TINGGI”
oleh Dewan Mahasiswa
STAIN Salatiga
23 Juni 2012 Peserta
8
13. Diskusi Publik “PERAN
GENERASI MUDA
TERHADAP FENOMENA
HIV/AIDS di Kota
SALATIGA” oleh FORUM
GENERASI MUDA
12 Juli 2012 Peserta
2
79
PEDULI SALATIGA
14. Diskusi Lintas Agama
“Gerakan-Gerakan
Fundamentalisme Agama di
Indonesia” oleh Pondok
Pesantren Edi Mancoro
10 Agustus 2012 Peserta
2
15. Seminar Regional
“INDONESIA SATU” oleh
Resimen Mahasiswa Sat. 953
KALIMOSODO
29 Oktober 2012 Peserta
4
16. LK 1 “MEMBANGUN
PARADIGMA YANG
BERINTELEKTUAL dan
BERJIWA NASIONALIS
RELIGIUS DALAM
PERWUJUDAN INSAN
PARIPURNA” oleh HMI
Cabang Salatiga Komisariat
Walisongo
29 November - 2
Desember
Panitia
3
17. Lomba Menembak Metal
silhoutte12 meter oleh
Resimen Mahasiswa Sat. 953
KALIMOSODO
15 Desember 2012 Peserta
2
18. Perayaan dies natalis “66
TAHUN HMI UNTUK
UMAT ISLAM dan
BANGSA INDONESIA”
oleh HMI cabang Salatiga
Komisariat Walisongo
5 Febuari 2013 Panitia
3
19. Bedah Buku “SHOLAT 11 Mei 2013 peserta 2
80
NGEBUT BIKIN BENJUT”
oleh HMI cabang Salatiga
Komisariat Walisongo
20. Sarasehan Akbar Keluarga
Besar HMI Komisariat
Walisongo “MERAJUT
UKHUWAH
MEMPERKOKOH
KEBERSAMAAN” oleh
HMI cabang Salatiga
Komisariat Walisongo
10 Oktober 2013 Peserta
2
21. Pemateri dalam acara bedah
film “TANAH SURGA
KATANYA” oleh HMI
cabang Salatiga Komisariat
Walisongo
29 Desember 2013 Pemateri
4
22. SARASEHAN AKBAR
BERSAMA TOKOH
NASIONAL DENGAN
TEMA”KOMITMEN
POLITIK ISLAMDALAM
MENATA ARAH
MASADEPAN BANGSA
INDONESIA” oleh PB HMI
15 Maret 2014 Peserta
2
23. International
Seminar”ASEAN Economic
Community 2015; Prospects
and Challenges For Islamic
Higher Education” oleh IAIN
Salatiga
28 Febuari 2015 Peserta
8
81
82
83
84
1
top related