manajemen aset sarana dan prasarana pendidikan …
Post on 16-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN ASET
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya
SMA Kolese De Britto
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Stevanus Fendy Setyawan
192222118
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MANAJEMEN ASET
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya
SMA Kolese De Britto
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Stevanus Fendy Setyawan
192222118
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
DOSEN PEMBIMBING
TESIS
MANAJEMEN ASET
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya
SMA Kolese De Britto
Diajukan oleh
Stevanus Fendy Setyawan
192222118
Telah disetujui oleh dosen pembimbing
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
MANAJEMEN ASET
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya
SMA Kolese De Britto
Oleh:
Stevanus Fendy Setyawan
1922221118
Tesis ini telah dipertahankan pada tanggal, 16 Juli 2021
di depan Dewan Penguji yang terdiri dari:
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc Dr. Francisca Reni Retno Anggraini, Akt.
Pembimbing Penguji Ahli
Dr. Titus Odong Kusumajati, MA
Ketua Tim Penguji
Telah diperbaiki dan disetujui untuk diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen
Yogyakarta, 22 Juli 2021
Magister Manajemen
Universitas Sanata Dharma
Ketua Program Studi
Dr. Titus Odong Kusumajati, MA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PF],RSYARATAN ORIGINALITAS
Dengan ini sa1.a menyatakan bahwa daiam tesis ini tidak terciapat kar,va yang
pernah dia.iukan untuk mer-nperoleh gelar kesarjanaan di suatLr perclrrllan tinggi.
cian sepanjang sepengetahuan saya.luga ticiak terdapat kar,va atar-t peuciapat yang
pemah ditr"rlis atau ditcrbitkan olch orarlg lain. kecu:rli vang sccllra tertulis diacu
dalam r.raskah ini dan clisebutkan dalam claliar pttstaka.
Yogl'zrkarta" 22 .luli 2021
(StevanLrs I- enclv Setvarvan)
ilt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK I(EPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
Nomor Mahasiswa
Stevanus Fendy Setyawan
192222118
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : MANAJEMEN ASET
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya SMA
Kolese De Britto beserla perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Intemet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,
gambar atau tmage yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari
(search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakafia
Pada tanggal : 22 Juli 2021
( Stevanus Fendy Setyawan )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karuniaNYA yang begitu besar sehingga penulis dapat menyajikan tulisan tesis
yang berjudul: MANAJEMEN ASET SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN Studi Kasus di Yayasan De Britto Unit Karya SMA Kolese De
Britto. Tesis ini diajukan dalam rangkan memenuhi persyaratan mencapai derajat
sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen di Program Pascasarjana
Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Tiberius Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Titus Odong Kusumajati M.A., selaku Kaprodi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi USD dan Ketua Tim Penguji.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, selaku Dosen Pembimbing dalam
menyelesaikan tesis đi MM-USD.
5. Dr. Francisca Reni Retno Anggraini, Akt., selaku Penguji Ahli.
6. Rm. C. Kuntoro Adi, SJ., selaku Rektor SMA Kolese De Britto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
7. Rm. J. Heru Hendarto, S.J., Ketua Asosiasi Sekolah Jesuit Indonesia (ASJI),
yang telah menjadi pemrakarsa school management program bekerjasama
dengan Magister Management Pascasarjana Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak dan Ibu Dosen MM-USD yang memberikan pengajaran selama
menempuh pendidikan di MM-USD.
9. Fausta Ostin Denia istriku yang tak henti-hentinya memotivasi dan
mendorongku dalam proses penyusunan tesis.
10. Anak-anakku yang menjadikan penyemangat dalam menyelesaikan tugas
studi.
11. Alm. Bapak A. Janu Subowo dan Ibu Agustine darmiyanti selaku orang tua
yang selalu mendoakanku.
12. Rm Bei, Bp. Eddy Sucipto, Bp. Tri Handoko, Bp. Fajar, Bp. Lau, Bp.
Sugeng, Bp. Petrus, Bp. Sulis, Bp. Widi Prihatanto, Bp. Toni, Bp. Fendy,
Bp. Thomas, Bp. Alex, Bp. Erwin, Bp. Deny, Bp. Sudigdo dan Bp. Ari
Indarto sebagai rekan-rekan angkatan School Manajemen Program MM-
USD sebagai teman diskusi dalam penulisan tesis
13. Alm. Romo Antonius Gustawan, S.J. dan Bapak Drs. Julius Hernondo,
M.M., yang memberikan kesempatan belajar di MM-USD.
14. Bapak Agus Prih Adiartanto, S.Pd., M.Ed., yang mengijinkan untuk
penelitian di SMA Kolese De Britto.
15. Para informan yang telah berkenan memberikan keterangan-keterangan dan
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menyadari tesis ini n-rasih banyak kekurangan di sana sini. oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangr.rn der-ni kesempurnaan akan peneliti
terima dengan senang hati. Se'moga tesis ini ciapat n-reniadi sarana dalam upaya kita
meningkatkan pelayanan pendidikan.
Yogyalrarta . 22 Juli 2021
Penulis,
Stevanus Fendy Setyaw-ar,
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ........................................... iii
PERSYARATAN ORIGINALITAS ........................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
ABSTRAK .............................................................................................. xv
ABSTRAC .............................................................................................. xvi
Bab I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 11
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .............................. 12
Bab II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 14
A. Teori Stewardship ................................................................ 14
B. Instruksi tentang penatausahaan barang milik ordo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Serikat Yesus ......................................................................... 15
C. Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Pendidikan ............ 26
D. Tahapan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ..... 36
E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ................................. 39
Bab III METODE PENELITIAN .......................................................... 42
A. Jenis Penelitian .................................................................... 42
B. Lokasi Penelitian ................................................................. 43
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 46
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 52
Bab IV GAMBARAN UMUM .............................................................. 56
A. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Kolese De Britto ............. 56
B. Profil SMA Kolese De Britto .............................................. 59
C. Visi dan Misi Kolese De Britto ........................................... 60
D. Struktur Organisasi Yayasan De Britto ................................ 61
E. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Kolese De Britto ................................................................... 62
F. Data Siswa SMA Kolese De Britto ...................................... 62
G. Sarana dan Prasarana SMA Kolese De Britto ...................... 63
Bab V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 65
A. Deskripsi Data ...................................................................... 65
B. Analisis dan Pembahasan ..................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 99
A. Kesimpulan .......................................................................... 99
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 101
C. Saran .................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Informan ........................................................................ 50
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Yayasan De Britto .................................... 61
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik ............................................................... 61
Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan ...................................................... 62
Tabel 4.4 Data Siswa Tahun aajaran 2020/2021 ....................................... 62
Tabel 5.1 Aktivitas Tahapan Manajemen Aset ......................................... 76
Tabel 5.2 Faktor Penghambat Tahapan Manajemen Aset ........................ 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data .......................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................ 105
Lampiran 2 Ringkasan Hasil Wawancara.................................................. 111
Lampiran 3 Daftar Aset Tetap Yayasan De Britto dan
SMA Kolese De Britto .......................................................... 122
Lampiran 4 Dokumentasi Gambar ............................................................ 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis dan mengevaluasi manajemen
aset di Yayasan De Britto; (2) Mengetahui faktor apa saja yang menjadi
penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset di Yayasan De Britto; (3)
memberikan alternatif solusi permasalahan manajemen aset di Yayasan De Britto.
Penelitian manajemen aset sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan di
Yayasan De Britto unit karya SMA Kolese De Britto merupakan penelitian studi
kasus yang bersifat deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, kepala tata usaha, dan
teknisi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Uji keabsahan data dengan trianggulasi metode dan trianggulasi sumber. Analisis
data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Landasan teori yang mendasari penelitian ini antara lain
bersumber dari Kusumastuti & Sugiama (2017) tentang manajemen logistik
organisasi public, Donaldson & Davis (1991) tentang teori stewardship dan
referensi yang penulis pergunakan sebagai bahan pengayaan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) dari 10 (sepuluh) tahapan manajemen aset
terdapat 5 (lima) tahapan manajemen aset yang masih belum berjalan sedangkan 5
(lima) tahapan sudah berjalan akan tetapi belum optimal. (2) Faktor penghambat
dalam pelaksanaan manajemen aset antara lain SOP hanya menjadi sebuah
dokumen, SOP masih belum lengkap, SOP yang dimiliki belum tersosialisasi
dengan baik, belum adanya deskripsi pekerjaan manajemen aset, belum adanya
bagian inventarisasi seperti yang telah disebutkan dalam SOP, belum adanya sistem
terintegrasi yang membantu memudahkan dalam pekerjaan dan kurangnya
pemahaman dan kesadaran para pegawai akan pentingnya manajemen aset dalam
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. (3) alternatif solusi untuk mengatasi
permasalahan manajemen aset antara lain meningkatkan kerjasama antara pihak
yayasan dan sekolah, melakukan evaluasi pelaksanaan manajemen aset,
menyesuaikan SOP sesuai dengan teori, sosialisasi SOP, memberikan pemahaman
dan kesadaran kepada pegawai, membuat job description bagi pengelola aset,
membentuk divisi pengelolaan aset, dan pengembangan sistem informasi
manajemen aset.
Kata kunci: manajemen aset, sarana dan prasarana pendidikan, Yayasan De
Britto, SMA Kolese De Britto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
This study aims to: (1) analyze and evaluate asset management at the De Britto
Foundation; (2) Knowing what factors are obstacles in the implementation of asset
management at the De Britto Foundation; (3) providing alternative solutions to
asset management problems at the De Britto Foundation.
The research on asset management of educational facilities and infrastructure
was carried out at the De Britto Foundation, the work unit of SMA Kolese De Britto.
It was a case study research with a qualitative descriptive approach. The subjects
of this study were principals, vice principals in the field of facilities and
infrastructure, heads of administration, and technicians. Data collection
techniques with interviews, observation, and documentation. Validity Testing in this
research used method triangulation and sources triangulation. Data analysis uses
the Miles and Huberman model, namely data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The theoretical basis underlying this research, among others,
came from Kusumastuti & Sugiama (2017) on logistics management of public
organizations, Donaldson & Davis (1991) about stewardship theory and the
references that the author uses as enrichment material in this study.
The results showed: (1) of the 10 (elderly) stages of asset management, there
were 5 (five) stages of asset management that were did not run well, while 5 (five)
stages had been running but were not yet optimal. (2) There were some inhibiting
factors in the implementation of asset management such as The SOP was seen only
a document, it wasn’t complete yet, and it was not established well. There was no
clear job description for asset management and inventory section as mentioned in
the SOP. There was no integrated system that helps the work easier. Moreover, The
employees were lack of understanding and awareness about the importance of asset
management in the educational facilities and infrastructure field. (3) alternative
solutions to overcome asset management problems include increasing cooperation
between foundations and schools, evaluating the implementation of asset
management, adjusting SOPs according to theory, socializing SOPs, providing
understanding and awareness to employees, creating job descriptions for asset
managers, forming asset management division, and asset management information
system development.
Keywords: asset management, educational facilities and infrastructure, De Britto
Foundation, SMA Kolese De Britto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama perencanaan adalah untuk menjaga keseimbangan organisasi
terhadap perubahan lingkungan dan pemeliharaan kestabilan organisasi agar
mampu bertahan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang semakin
dinamis. Kondisi lingkungan yang semakin tidak stabil memaksa organisasi
untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat terjadi di masa depan dengan
melakukan prediksi. Suaedi (2019) menyatakan bahwa dalam menunjang
peramalan untuk masa depan diperlukan penyusunan visi, misi, tujuan dan
sasaran organisasi. Oleh karena itu Yayasan De Britto telah menetapkan visi
dan misi, yakni visinya adalah: “Pendidikan swasta katolik Yesuit
berkarakteristik unggul dalam mendidik siswa menjadi pemimpin pengabdi
yang Pancasilais demi kesejahteraan bangsa, negara, dan dunia”. Misinya
adalah: “Menjalankan pendidikan bermutu, utuh, dan authentic berlandaskan
pedagogi Ignatian; Mendidik siswa menjadi pemimpin pengabdi yang cakap,
berhati nurani benar, berbela rasa dan berkomitmen, serta konsisten,
intercultural, kolaboratif, inovatif melalui kegiatan-kegiatan formatif;
mengembangkan komunitas pendidikan yang Pancasilais, kredibel,
melestarikan lingkungan, memanfaatkan teknologi informasi, berwawasan
universal, serta menjadi penggerak peningkatan kualitas sekolah lain dan
masyarakat”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab XII pasal 45 ayat 1 menyatakan
bahwa “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal wajib menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional, dan kejiwaan peserta didik”. Oleh karena itu Yayasan De Britto
mempunyai kewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana dalam
menunjang proses pendidikan di SMA Kolese De Britto. Agar proses
pendidikan di SMA Kolese De Britto dapat berhasil dalam mencetak profil
siswa sebagai kader pemimpin pengabdi yang Pancasilais, cakap, berhati
nurani benar, dan berbela rasa, maka untuk menjamin terwujudnya hal tersebut
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini sejalan menurut
Rahmat (2019) yang mengatakan bahwa “kelengkapan sarana dan prasarana
pendidikan akan berimplikasi pada prestasi siswa dan mempermudah guru
dalam mengajar”.
Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap
pengelola lembaga pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana
pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, seperti: gedung, ruangan
belajar atau kelas, alat-alat atau media pembelajaran, meja, kursi, dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: tanah, halaman,
kebun atau taman sekolah, maupun akses jalan di lingkungan sekolah. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 sarana dan prasarana pendidikan pada
dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu tanah, bangunan,
perlengkapan dan perabot sekolah (furniture).
Menurut Wahyuni & Khoirudin (2020) untuk mengelola aset maka
diperlukan manajemen aset. Manajemen aset dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan yang tepat agar aset bisa lebih bermanfaat. Hal penting dalam
manajemen aset adalah proses perencanaan dan pengadaan, proses ini haruslah
mempunyai landasan yang kuat mengapa sebuah aset itu dibutuhkan. Proses
perencanaan dan pengadaan ini harus sesuai dengan kebutuhan dan
berpedoman pada rancangan besar pendidikan dan visi misi yang telah
ditetapkan. Aset yang dikelola secara efektif dan efisien dapat mencapai
tujuan yang diharapkan oleh lembaga. Manajemen aset tidak sekedar
pengelolaan dan pencatatan daftar aset yang dimiliki. Optimalisasi aset harus
dilakukan untuk mencegah kerugian yang ditanggung oleh lembaga. Aset
lembaga setiap tahunnya harus dilakukan pengecekan untuk melihat apakah
ada aset yang masih bisa dipakai atau harus diganti. Setiap lembaga
pendidikan harus mengetahui aset yang masih bisa dikelola atau sudah
masanya harus diganti. Dengan adanya manajemen aset yang baik, lembaga
bisa menekan pengeluaran untuk biaya perawatan. Manajemen aset dapat
dilakukan dengan melibatkan semua pihak dalam level manajemen sehingga
keputusan dapat diimpelementasikan secara baik di semua bagian perusahaan.
Dengan manajemen aset, lembaga dapat menjaga nilai aset yang dimiliki,
memiliki usia yang lebih panjang, serta menghindari kerusakan terhadap aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Di sisi lain aset yang sudah rusak atau sudah digudangkan bisa dihapuskan
dari daftar aset supaya laporan posisi keuangan menjadi lebih kredibel.
Dengan adanya manajemen aset, lembaga akan lebih mudah membuat
perencanaan dalam penganggaran yang menyangkut pendanaan aset seperti
dana untuk pembelian atau konstruksi, pemeliharaan, hingga dana untuk
memperpanjang usia dan menghapus aset lembaga. Dengan menerapkan
manajemen aset, organisasi dapat lebih mudah mengontrol aset dengan baik
sehingga dapat menghindari pembelian yang tidak perlu. Tanpa adanya
manajemen aset, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan
prioritas untuk penyediaan barang.
Agar semua fasilitas tersebut dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
jalannya proses pendidikan, maka kebutuhan aset yang akan dibeli hendaknya
dikelola dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan rancangan
besar pendidikan serta visi misi yang telah ditetapkan, supaya tidak terkesan
hanya asal membeli dan akhirnya aset tidak bermanfaat. Manajemen yang
dimaksud meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
penataan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Jadi, secara umum
sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya
yang dilakukan di dalam pelayanan pendidikan, karena apabila keduanya tidak
tersedia maka seluruh kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil
yang diharapkan sesuai dengan rencana.
Yayasan De Britto merupakan salah satu karya kerasulan Serikat Yesus
Provinsi Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan, oleh karena itu di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam menjalankan karya kerasulannya Yayasan De Britto harus tunduk dan
patuh pada regulasi yang telah ditetapkan oleh Pater Jenderal Serikat Yesus di
Roma. Salah satunya dalam melakukan pengelolaan aset dan harta bendanya,
Yayasan De Britto berpedoman pada Society of Jesus (2005) instruksi tentang
administrasi barang yang dikeluarkan oleh kuria umum Serikat Yesus di Roma.
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menginstruksikan dan memberikan
arahan kepada para Jesuit dan awam sebagai partner kerja Jesuit tentang peran
kemiskinan dalam pengelolaan barang milik Tuhan kita Yesus Kristus dan
kaum miskinnya yang dipercayakan kepada serikat. Di dalam dokumen
tersebut salah satunya berisi tentang pedoman pengelolaan barang-barang
milik Serikat Yesus baik berwujud dan tidak berwujud, yang meliputi
pengelolaan aset tanah dalam hal pembelian, pemanfaatannya, dan penjualan.
Pengelolaan aset bangunan dalam hal pembangunan, perawatan, dan renovasi.
Sedangkan untuk aset non bangunan pengelolaan dalam hal pembelian,
pengadministrasian, penjualan, hibah/disumbangkan/dijual dan pemusnahan.
Terdapat serangkaian fungsi dan tahapan penting dalam manajemen aset
sarana dan prasarana pendidikan. Kusumastuti & Sugiama (2017)
menyatakan, ada sembilan (9) tahapan atau alur manajemen aset fisik
sarana dan prasarana yakni:
1. Perencanaan Kebutuhan aset
2. Pengadaan aset
3. Inventarisasi aset
4. Legal audit/Kepemilikan aset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
5. Penilaian aset
6. Operasi dan pemeliharaan aset
7. Penghapusan aset
8. Peremajaan (rejuvination) Aset
9. Pengalihan Aset
Selain sembilan (9) tahapan manajemen aset diatas penulis perlu
menambahkan fungsi pengawasan dan pengendalian sebagai aktivitas
kontrol jalannya manajemen aset. Menurut Wahyuni & Khoirudin (2020)
Berdasarkan Permendagri No. 19 Tahun 2016 Pasal 481 dan Pasal 482
(pembaruan Permendagri No. 17 Tahun 2007) pengawasan dan
pengendalian dilakukan guna mendapatkan kepastian dalam lancarnya
kegiatan pengelolaan aset secara baik dan berhasil sehingga kegiatan
pengawasan dan pengendalian menjadi peran penting untuk memberikan
kepastian dalam tertibnya administrasi dalam pengelolaan aset.
Pengawasan merupakan kegiatan untuk melihat dan menilai secara nyata
dan benar apakah pada pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berdasarkan
dengan peraturan yang telah ditetapkan atau tidak. Sedangkan
pengendalian merupakan kegiatan untuk memberikan kepastian dan
memberikan arahan kepada pekerja agar kegiatan dalam pengelolaan aset
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sebelumnya telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian menjadi sebuah permasalahan yang
sering terjadi dalam organisasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dapat dilakukan dengan memaksimalkan kinerja dan mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sistem informasi manajemen aset. Oleh karena itu selain 9 tahapan alur
manajemen aset tersebut, penulis perlu menambahkan terkait dengan
pengawasan dan pengendalian manajemen aset.
Seluruh tahap atau alur di atas sangat penting diimplementasikan, agar
seluruh sarana dan prasarana dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai
tujuannya. Karena urgensi seluruh tahap tersebut, maka Yayasan De Britto
perlu melaksanakan tahapan manajemen aset secara menyeluruh dan utuh.
B. Rumusan masalah
Untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan, sarana dan prasarana
yang saat ini dimiliki oleh Yayasan De Britto sudah cukup memadai. Hal
ini terbukti dalam penilaian akreditasi memperoleh hasil nilai yang sangat
memuaskan. Sarana dan prasarana yang dimiliki antara lain seperti gedung
kelas, gedung laboratorium, gedung perpustakaan, gedung perkantoran, gedung
pertemuan, lapangan sepak bola, lapangan basket, mebelair, peralatan elektronik
dan lain sebagainya.
Pengelolaan manajemen aset di Yayasan De Britto sudah berjalan, akan
tetapi ada beberapa tahapan yang belum berjalan sesuai dengan standar
operasional prosedur tata kelola sarana dan prasarana Yayasan De Britto.
Dalam melakukan perencanaan kebutuhan aset masih sering spontan dan
hanya untuk memenuhi kebutuhan sesaat tanpa memperhatikan analisis
kebutuhan dan prioritas ketermanfaatan aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sebelum melakukan pembelian aset terlebih dahulu melalui proses
pengadaan. pengadaan aset masih menggunakan mekanisme penunjukan
langsung tanpa membentuk kepanitiaan khusus ataupun melalui lelang
pengadaan barang. Ketika proses pengadaan telah selesai tahapan selanjutnya
adalah proses inventarisasi aset yakni proses pelabelan atau penomoran aset
yang bertujuan agar aset yang dimiliki oleh lembaga dapat terdokumentasi,
akan tetapi proses ini belum berjalan sehingga data dan informasi mengenai
kondisi dan keberadaan aset belum dapat disajikan.
Pada proses penilaian aset yang di dalamnya terdapat aktivitas cek fisik
kondisi dan keberadaan aset belum dilakukan secara periodik sehingga
manajemen tidak dapat mengetahui nilai kekayaan atas aset yang dimiliki,
yang akan dialihkan ataupun yang akan dihapuskan. Selain itu
pendayagunaan aset belum secara optimal dilakukan ini terbukti masih
adanya pemanfaatan aset yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Idealnya sebuah aset dilakukan peremajaan sebelum nilai bukunya habis
karena disusutkan ataupun usang karena pemakaian, akan tetapi proses
peremajaan dilakukan ketika sebuah aset sudah dalam kondisi rusak.
Pemeliharaan aset juga menjadi keprihatinan tersendiri bagi lembaga karena
masih banyak aset yang tidak terpelihara sebagaimana mestinya, sehingga
mengakibatkan aset cepat usang dan rusak. Kemudian Ketika sebuah aset
sudah tidak memiliki nilai karena usia pemakaian ataupun rusak maka aset
tersebut harus dihapuskan dari daftar aset lembaga, akan tetapi proses
penghapusan ini masih belum berjalan sehingga nilai aset masih tercantum di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dalam laporan keuangan lembaga yang menyebabkan laporan keuangan
menjadi tidak relevan.
Pengawasan dan pengendalian terhadap manajemen aset yang meliputi
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal audit/kepemilikan, penilaian
aset, operasi serta pemeliharaan, penghapusan, peremajaan, dan pengalihan
aset belum dilakukan secara serius oleh pimpinan di bagian sarana dan
prasarana sebagai pengelola barang serta unit kerja sebagai pengguna barang.
Belum berjalannya pengawasan dan pengendalian manajemen aset
menyebabkan penggunaan barang menjadi tidak efektif, efisien, dan optimal.
Maka melalui penelitian ini peneliti ingin melihat sejauh mana Yayasan
De Britto telah menerapkan manajemen aset dengan merujuk pada:
1. Peraturan eksternal
a) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2007 dan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
b) Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Peraturan Ordo Serikat Yesus
Society of Jesus (2005) Instruksi tentang penatausahaan barang milik ordo
Serikat Yesus (Statutes on religious Poverty In The Society Of Jesus
Instruction on the Administration of goods)
3. Peraturan Yayasan De Britto
Surat Keputusan Pengurus Yayasan NO. SK/15/YDB/084 tentang Standar
Operasional Prosedur (SOP) tata kelola sarana dan prasarana.
Maka Melalui penelitian ini peneliti ingin menganalisis permasalahan
manajemen aset di Yayasan De Britto mulai dari tahap awal perencanaan
sampai tahap akhir pemusnahan aset, serta pengawasan dan pengendalian.
Berdasarkan latar belakang masalah, dalam penelitian ini penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana praktik manajemen aset di Yayasan De Britto saat ini?
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan manajemen
aset di Yayasan De Britto?
3. Bagaimana alternatif solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
manajemen aset di Yayasan De Britto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu
1. Menganalisis dan mengevaluasi manajemen aset di Yayasan De Britto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan
manajemen aset di Yayasan De Britto.
3. Memberikan alternatif solusi permasalahan manajemen aset di Yayasan De
Britto .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat akademis:
Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mendapat
wawasan pembanding yang baik mengenai cara mengelola manajemen
aset sarana dan prasarana serta dapat meningkatkan motivasi guna
memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan
referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian dengan topik yang
sama.
2. Manfaat praktis:
a. Memberikan solusi bagi organisasi pendidikan lain dari tingkat
bawah sampai menengah untuk bisa lebih memahami pentingnya
manajemen aset sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran demi tercapainya tujuan organisasi.
b. Organisasi pendidikan dapat mengelola aset sarana dan prasarana
dan terdokumentasi dengan rapi;
c. Organisasi pendidikan dapat memonitor kondisi aset;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Organisasi pendidikan dapat mengetahui nilai aset setelah melalui
masa manfaatnya;
e. Sistem dapat dijadikan pedoman atau dasar untuk melakukan
perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal audit/kepemilikan,
penilaian aset, operasi serta pemeliharaan, penghapusan,
peremajaan, pengalihan, pengawasan dan pengendalian;
f. Dapat terselenggaranya organisasi pendidikan yang memiliki sarana
dan prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan;
g. Dapat menjadi tujuan penelitian dan masukan bagi organisasi
pendidikan lainnya agar menjadi lebih baik dalam pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan.
E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan De Britto Yogyakarta yang memiliki
unit karya pendidikan SMA Kolese De Britto. Berdasarkan latar belakang
masalah dan rumusan masalah, maka peneliti membatasi penelitian ini guna
lebih memfokuskan dan memperdalam kajian dalam penelitian ini, adapun
permasalahan yang dibahas mengkaji pengelolaan manajemen aset sarana dan
prasarana di Yayasan De Britto Yogyakarta, yang meliputi perencanaan,
pengadaan, inventarisasi, legal audit/kepemilikan, penilaian aset, operasi serta
pemeliharaan, penghapusan, peremajaan, pengalihan, pengawasan dan
pengendalian aset sarana dan prasarana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai sarana dan prasarana habis
pakai seperti alat tulis kantor, kebutuhan rumah tangga, bahan pengajaran, serta
teknis bangunan seperti pengukuran-pengukuran terkait standar kekuatan
bangunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Stewardship
Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency
theory yaitu stewardship theory Donaldson & Davis (1991), menggambarkan
situasi di mana para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan
individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kepentingan organisasi. Teori tersebut mengasumsikan adanya hubungan yang
kuat antara kepuasan dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi
menggambarkan maksimalisasi utilitas kelompok principals
(Yayasan/pemilik) dan steward (manajemen). Maksimalisasi utilitas kelompok
ini pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu yang ada dalam
kelompok organisasi tersebut. Teori Stewardship mengatakan dampak positif
pada kinerja karena kedua pihak baik principal maupun steward bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama.
Umumnya pada organisasi non profit, kinerja manajemen diukur dari
output dan outcome, baik yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif.
Misalnya, dalam organisasi pendidikan, kinerja manajemen diukur dari
kualitas jasa pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Oleh karena itu
kinerja manajemen sebuah organisasi dapat dipahami dengan menggunakan
teori stewardship/penatalayanan sebagai alat analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Implikasi teori stewardship terhadap penelitian ini, dapat menjelaskan
kinerja manajemen sebagai steward (pelayan) yang dapat dipercaya oleh
principal (majikan) dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang dalam
penelitian ini berkaitan tugas manajemen sekolah dalam melaksanakan
manajemen aset yang diamanahkan kepadanya. Untuk melaksanakan tanggung
jawab tersebut maka stewards (manajemen) mengerahkan semua kemampuan
dan keahliannya dalam pengelolaan aset agar kekayaan yang dimiliki principal
dalam hal ini adalah Yayasan De Britto dapat terkelola dengan baik yang
meliputi aktivitas perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal
audit/kepemilikan, penilaian, operasi serta pemeliharaan, penghapusan,
peremajaan, pengalihan, pengawasan dan pengendalian aset.
B. Instruksi tentang penatausahaan barang milik ordo Serikat Yesus
(Statutes on religious Poverty In The Society Of Jesus Instruction on the
Administration of goods)
Society of Jesus (2005) Instruksi tentang Administrasi barang yang
dikeluarkan oleh kuria Jenderal Serikat Yesus di Roma, berisi tentang
instruksi dalam penatausahaan barang milik ordo Serikat Yesus. Barang-
barang duniawi dari Serikat harus dianggap sebagai milik Tuhan kita Yesus
Kristus dan sebagai warisan orang miskin. Pada barang-barang inilah kebaikan
spiritual dan kesejahteraan masyarakat sangat bergantung. Serikat Yesus
hampir tidak dapat menjalankan pelayanan rohaninya tanpa barang-barang
duniawi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pejabat administrasi barang-barang milik serikat bertanggungjawab atas
aspek ekonomi keuangan serta implikasi hukum/yuridis dari pengelolaan
tersebut. Pemimpin dan Direktur lokal masing-masing mengelola barang-
barang komunitas dan karya kerasulan yang dipercayakan kepada mereka
dengan bantuan administrator keuangan dan dalam subordinasi kepada
Provincial. Berdasarkan pengangkatannya, pengelola keuangan/bendahara
baik di tingkat provinsi maupun lokal (komunitas atau karya kerasulan),
memiliki kekuasaan untuk melakukan investasi dan pengelolaan yang baik atas
aset yang dipercayakan kepadanya. Namun demikian sebelum berinvestasi
harus selalu memperhatikan realitas ekonomi dari komunitas/karya kerasulan
yang dikelola dan terutama ketika aktivitas investasi mungkin memiliki
dampak yang buruk, para pengelola keuangan/bendahara tidak boleh
melakukan investasi dan mengubahnya tanpa persetujuan dari pemimpin
tertinggi komunitas/karya kerasulan (Pemimpin/Direktur lokal atau
Provincial).
Jenis investasi dalam aset tetap/real estate juga sudah ditentukan dalam
statuta ini. Investasi dapat berupa lahan pertanian (dikembangkan atau tidak),
properti perkotaan (berkembang atau mampu dikembangkan) dan bangunan
perkotaan yang menghasilkan pendapatan (didedikasikan untuk perumahan,
kantor atau entitas komersial). Untuk berinvestasi dalam bentuk property
diperlukan ijin dari pimpinan langsung (Provincial atau Jendral).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Terkait aturan mengenai bangunan juga ditulis dalam statuta ini seperti
yang tertulis pada buku Society of Jesus (2005) pada halaman 14 dikatakan
bahwa:
“Bangunan kita harus cocok untuk pelayanan kita dan disesuaikan
sedemikian rupa untuk kehidupan kita di dalamnya, sehingga akan jelas
bahwa kita sadar akan kemiskinan kita. Bangunan tidak untuk menjadi
mewah atau rumit, terutama di bagian yang disediakan untuk tempat
tinggal kita, dan dalam setiap pekerjaan kita, kita harus menghindari
bahan, instalasi, dan peralatan yang terlalu mahal dan apa pun yang
mungkin terlihat boros, selalu mengingat tujuan lembaga kita dan agama
kita adalah kemiskinan.”
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bangunan/gedung milik
serikat Yesus tidak harus mewah dan rumit, begitu juga untuk bahan, instalasi
dan peralatan tidak harus terlalu mahal dan mewah karena tujuan serikat
adalah kemiskinan.
Di bawah ini merupakan beberapa pedoman umum dalam pengelolaan
aset tetap menurut Society of Jesus (2005):
1. Renovasi besar-besaran dan konservasi bangunan
Pemeliharaan gedung merupakan tanggungjawab pimpinan/direktur
karya setempat. Perawatan dan perbaikan biasa meskipun mungkin
biayanya besar, harus dimasukkan dalam anggaran tahunan. Modifikasi
substansial atau renovasi bangunan yang bukan merupakan bagian dari
pemeliharaan dan perbaikan biasa (misalnya, membangun kembali atau
merombak bangunan yang rusak atau hancur akibat kebakaran,
memasang sistem baru untuk pemanas atau AC, dll), dan jika melebihi
batas yang diizinkan pemimpin atau provinsi, membutuhkan izin dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Jenderal. Norma tentang batasan pengeluaran yang telah ditetapkan harus
diikuti.
2. Pengadministrasian aset tetap
Provinsi dan karya kerasulan yang memiliki properti harus menyimpan
sebagai inventaris, mencantumkan semua informasi yang diperlukan
untuk mengidentifikasi aset dan siapa pemiliknya. disarankan bahwa
properti diperhitungkan sebagai nilai pasar. Jika hal ini tidak mungkin
atau mudah diketahui, properti tersebut dapat dinilai dengan
menggunakan jumlah yang terdaftar di kantor tempat tanah terdaftar
secara publik atau dengan penilaian sendiri
3. Komite Bangunan
a. Provinsi didorong untuk memiliki Komite Pembangunan untuk
membantu rumah dan institusi/karya dalam membangun dan
menyelesaikan proyek konstruksi.
b. Tujuan dari komite ini adalah untuk memastikan kualitas,
fungsionalitas dan kesederhanaan proyek sesuai dengan gaya serikat.
c. Komite ini dapat terdiri dari Yesuit dan umat awam dengan keahlian
di bidang tersebut.
4. Pembangunan gedung
a. Sumber daya dan langkah awal perijinan
1) Ketika ada kebutuhan atau konsensus yang jelas tentang
membangun, memperluas atau merombak bangunan secara
signifikan, hal-hal berikut harus dipertimbangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Apakah ada dana yang tersedia gratis untuk membiayai, apa
konsekuensi ekonomi masa depan dari konstruksi tersebut
(pengurangan bunga dari dana, kenaikan biaya); apakah perlu
meminjam uang.
b) Apakah tanah tempat bangunan akan dibangun sepenuhnya
memadai untuk tujuan kerasulan: pertimbangan iklim
lingkungan saat ini dan masa depan, akses jalan, transportasi,
jaringan air, gas, listrik, telepon; pertimbangan rencana
pemerintah daerah dan apakah salah satu dari ini mungkin
mempengaruhi tanah yang dipilih kemungkinan
pengambilalihan, jalan baru, taman umum atau hambatan
lainnya adalah ketidaknyamanan.
2) Jika setelah mempertimbangkan semua pertanyaan di atas, maka
ada keputusan dari pimpinan untuk membangun, maka izin dari
pemimpin terkait harus diminta sebelum tindakan apa pun yang
menyiratkan membuat komitmen tegas:
a) Provinsi akan menyetujui keputusan untuk membangun
setelah mendengar pendapat dari komite pembangunan,
komite keuangan provinsi dan konsultannya.
b) Ketika biaya yang diantisipasi untuk sebuah proyek konstruksi
melebihi jumlah yang diperbolehkan oleh Provincial, maka
harus meminta izin dari Jenderal, dengan mengirimkan
kepadanya informasi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(1) Penjelasan singkat tentang bangunan yang sedang
dibangun, diperluas atau direnovasi;
(2) Perkiraan awal biaya;
(3) Informasi lain yang diperlukan, terutama pembenaran
apostolik dan pastoral untuk proyek tersebut.
c) Jika total biaya konstruksi dalam batas yang ditetapkan
Jenderal, maka akan diberikan ijin, jika hutang yang akan
dikeluarkan melebihi batas ini, ia harus meminta izin dari
Takhta Suci.
3) Akan membantu jika Provincial menugaskan seorang Yesuit untuk
bekerja dengan orang yang bertanggung jawab atas pembangunan
tersebut. Jesuit ini dapat membantu komite bangunan,
mengumpulkan informasi yang diperlukan, bekerja dengan arsitek
dan mempersiapkan semua yang perlu diperiksa oleh mereka yang
terlibat dalam konsultasi sebelum keputusan untuk membangun.
b. Pemilihan arsitek dan presentasi konstruksi yang dibutuhkan
1) Jika Superior utama menyetujui proyek konstruksi, seorang arsitek
yang dapat dipercaya dan kompeten akan dipilih dengan
persetujuan dari Provincial.
2) Pemimpin rumah (atau Direktur pekerjaan) yang bertanggung
jawab atas konstruksi akan menjelaskan secara rinci kepada arsitek
hasil yang diinginkan dari proyek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Anggaran awal untuk proyek yang diusulkan
1) Dengan masukan yang diterima, arsitek akan mengembangkan
draf pertama dari rencana dan anggaran awal yang akan berusaha
semaksimal mungkin untuk menggambarkan biaya konstruksi di
masa depan.
2) Arsitek akan memberikan rencana awal dan anggaran kepada
panitia pembangunan atau dua orang ahli yang ditunjuk oleh
Provincial sehingga mereka dapat mempelajarinya dan
memberikan pendapat mereka tentang tiga hal berikut:
a) Apakah rencana tersebut memenuhi kebutuhan dan apa yang
ditanyakan kepada arsitek?
b) Apakah peraturan arsitektural terpenuhi sehubungan dengan
kesehatan konstruksi dan dimensi bangunan arsitektur yang
menyenangkan? Apakah ada yang tampak berlebihan?
Adakah hal yang tampaknya hanya menjadi keinginan arsitek
dan tidak benar-benar diperlukan pada bangunan tersebut?
c) Apakah biayanya sesuai dengan konstruksi yang
direncanakan? Apakah menghindari biaya yang berlebihan?
Apakah anggaran awal tampak masuk akal dan dirumuskan
dengan baik?
3) Setelah mempertimbangkan rancangan dan anggaran awal,
panitia pembangunan atau kedua ahli yang ditunjuk akan
memberikan evaluasi tertulis mereka kepada Provinsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4) Pertama, Atasan rumah dan / atau Direktur pekerjaan akan
memeriksa rancangan rencana dan anggaran awal bersama
dengan ringkasan pengamatan komite bangunan (atau dua ahli
yang ditunjuk) bersama dengan konsultan. Komite keuangan
provinsi juga akan memeriksa dokumentasi yang sama, dan
akhirnya provinsi dan konsultannya akan melakukan hal yang
sama.
d. Anggaran akhir untuk proyek yang diusulkan
1) Setelah draf rencana dan anggaran awal telah sepenuhnya
ditinjau, dan setiap perubahan yang diperlukan telah disepakati,
serangkaian rencana lain akan disusun.
Meskipun mungkin tidak tersedia cukup sumber daya untuk
menyelesaikan proyek yang diinginkan sekaligus dan itu perlu
dibangun secara bertahap, rencana lengkap untuk keseluruhan
proyek harus disusun, atau setidaknya harus ada sketsa kasar dari
proyek lengkap. Pertimbangan lebih lanjut pada tahap ini adalah
merencanakan kemungkinan perluasan yang diperlukan atau
berguna.
2) Edisi terakhir dari rencana dan anggaran yang diusulkan akan
disiapkan, menjelaskan semua yang mungkin diperlukan oleh
otoritas publik dan semua yang diperlukan untuk kontraktor yang
akan melakukan pembangunan gedung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3) Selalu memperhatikan norma-norma dalam instruksi ini dan
dengan delegasi dari Jenderal, Provinsi memiliki kewenangan
yang diperlukan untuk menyetujui rencana akhir untuk
pembangunan gedung baru, penambahan gedung yang sudah ada
atau renovasi salah satunya.
4) Jika perkiraan akhir atau jika modifikasi rencana selama
konstruksi menyebabkan biaya melebihi lebih dari 20% perkiraan
yang diusulkan dari proyek yang seharusnya sudah disetujui oleh
Jenderal, maka perlu untuk mencari persetujuan baru.
Namun, jika kenaikan biaya semata-mata disebabkan oleh
kenaikan harga bahan, kenaikan biaya tenaga kerja atau pajak
yang lebih tinggi, dan tidak perlu mengeluarkan hutang lagi, maka
tidak perlu mencari persetujuan yang baru dari Jenderal.
e. Pelaksanaan proyek
1) Dengan bantuan Panitia Pembangunan, penting untuk
merefleksikan siapa yang akan disewa untuk membangun
gedung. mengingat kompetensi perusahaan, solvabilitasnya dan
kemampuannya untuk mengendalikan biaya dan tetap sesuai atau
di bawah anggaran.
Seringkali akan bermanfaat untuk memiliki proses
penawaran kompetitif terbuka atau terbatas untuk konstruksi atau
renovasi baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Sesuai dengan undang-undang yang berlaku pada saat itu, serta
dengan tinjauan sebelumnya oleh komite bangunan atau tenaga
ahli lainnya, kontrak yang dirancang dengan cermat dengan
kontraktor akan disiapkan. Provincial tidak akan mengizinkan
konstruksi dimulai sampai kontrak ini dirundingkan sepenuhnya
secara tertulis dan ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat.
3) Seorang Yesuit yang kompeten atau orang atau perusahaan lain
yang dapat dipercaya dan kompeten akan ditugaskan sebagai
manajemen proyek. Hal ini akan mengurangi pengawasan
konstruksi, sesuai dengan kondisi dan rincian kontrak lainnya,
dan kendali atas anggaran. Orang atau perusahaan ini akan sering
melapor kepada pemimpin tentang kemajuan proyek.
4) Biasanya ada keuntungan menyelesaikan konstruksi pada satu
waktu dan tidak secara bertahap. Namun, jika pendanaan penuh
tidak tersedia atau ada alasan penting lainnya untuk
menyelesaikan konstruksi sekaligus, proyek yang disetujui akan
tetap dihormati dengan maksud agar dapat diselesaikan secepat
mungkin.
5) Selama pembangunan berlangsung, baik rencana dasar maupun
kondisi kontrak konstruksi tidak boleh diubah tanpa alasan yang
signifikan dan hanya setelah mendapat pendapat dari arsitek,
insinyur, superior yang kompeten, penilaian komite bangunan
dan persetujuan dari provinsi dapat dilakukan perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
f. Penerimaan akhir dari proyek yang telah selesai
1) Sebelum memiliki bangunan yang telah selesai. harus ada
pemeriksaan yang cermat untuk memastikan bahwa semua
spesifikasi kontrak (rencana, bahan yang digunakan dalam
konstruksi, dll.) telah dipenuhi. Pembayaran terakhir tidak boleh
dilakukan sampai semua item pekerjaan atau daftar klaim tentang
item yang belum selesai atau salah diperbaiki untuk kepuasan
pemilik.
2) Setelah selesai dan diterima, salinan rencana dan foto konstruksi,
terutama jika itu adalah bangunan penting, harus dikirim ke Roma
g. Renovasi bangunan besar
Jika perlu merombak bangunan secara substansial, aturan yang sama
seperti untuk bangunan baru harus diikuti
h. Pemeliharaan dan perbaikan bangunan biasa
1) Untuk memenuhi kewajibannya memelihara bangunan dalam
keadaan baik, pemimpin/direktur pekerjaan setempat akan
menugaskan pemeriksaan berkala (misalnya, setiap dua tahun)
oleh orang yang terlatih dan dapat diandalkan yang akan
memberikan laporan tertulis dari perbaikan yang dibutuhkan.
2) Terutama dalam kasus bangunan tua, adalah bijaksana untuk
menyusun rencana tiga atau lima tahun untuk pemeliharaan dan
perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Setiap tahun, Provincial atau delegasinya harus memastikan
bahwa gedung-gedung dirawat dengan baik sesuai dengan
norma-norma perawatan.
C. Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Pendidikan
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu manage yang
memiliki arti seni mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.
Adapun istilah manajemen dalam kamus besar Bahasa Inggris management
berarti direksi atau pimpinan.
Di dalam Pananrangi (2017) dituliskan definisi manajemen menurut
beberapa para ahli sebagai berikut:
a. Millet (1954) mendefinisikan manajemen sebagai proses memimpin
dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara
formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
b. Griffin (2004) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal.
c. Lawrence et al. (2010) mendefinisikan manajemen sebagai seni
pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. Dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bahwa sebagai seni dan ilmu adalah strategi memanfaatkan tenaga dan
pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan
pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi menurut pendapat para ahli di atas secara garis besar konsep dasar
manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap organisasi dari
pemberdayaan, pemanfaatan, juga penggunaan sumber daya organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Pengertian Aset
Menurut Siregar (2004) aset adalah barang (thing) atau sesuatu (anything)
yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial
(commercial value), atau nilai tukar (exchange value), yang dimiliki oleh
badan usaha, instansi atau individu (perorangan).
3. Pengertian Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Arikunto & Yulliana (2012) sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, efektif, teratur dan efisien. Misalnya: gedung, ruang kelas,
meja kursi serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan
prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran. Seperti halaman, kebun, taman, jalan
menuju sekolah. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman
sekolah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan.
Menurut Sulistyorini (2006) manajemen sarana prasarana dapat
diartikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Dari definisi tersebut
menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada harus didayagunakan
dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran. Pengelolaan sarana
dan prasarana tersebut dimaksudkan agar penggunaannya bisa berjalan
dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
manajemen aset sarana dan prasarana merupakan serangkaian proses
kerjasama dalam pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan baik
yang bergerak maupun tidak bergerak secara efektif dan efisien guna
mendukung proses belajar mengajar.
4. Tujuan Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Mulyasa (2004) manajemen aset sarana dan prasarana bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Menurut Farikhah (2015) pada dasarnya manajemen sarana
dan prasarana pendidikan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga
menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas
maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan
pendidikan.
Menurut Bafadal (2008) secara umum tujuan manajemen aset sarana dan
prasarana sekolah adalah memberikan layanan secara profesional di bidang
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses
pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya sebagai
berikut:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama,
diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah
sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara
tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai ketika
diperlukan oleh semua personel sekolah.
5. Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Dasar hukum sarana dan prasarana di sekolah secara hierarkis
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, sarana dan prasarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat
kelompok yaitu tanah, bangunan, perlengkapan dan perabot
sekolah (furniture).
b. Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 yang dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, bermain, berkreasi, dan lainnya.
3) Standar jenis peralatan laboratorium, IPA, bahasa, komputer, dan
peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan
dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus
tesedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4) Standar jumlah peralatan di atas dinyatakan dalam rasio minimal
jumlah peralatan per peserta didik.
5) Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan
jenis buku.
a) Standar buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan dalam
rasio minimal.
b) Kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan buku teks
pelajaran dinilai oleh BSNP.
c) Standar sumber belajar lainnya dinyatakan dalam rasio jumlah
sumber belajar.
d) Standar rasio luar ruang kelas dan luas bangunan dirumuskan
oleh BSNP
e) Standar kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan
dasar dan menengah adalah kelas B.
6. Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Nawawi (1987) yang dikutip Bafadal (2008), mengklasifikasikan sarana
dan prasarana pendidikan menjadi beberapa macam yaitu ditinjau dari
sudut 1) habis tidaknya dipakai; 2) bergerak tidaknya pada saat digunakan;
dan 3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan
yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang
tidak habis pakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1) Sarana pendidikan yang habis dipakai. Sarana pendidikan yang
habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan
bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit karena apa yang sudah dibeli tidak bisa
kita gunakan lagi. Contohnya adalah kapur tulis yang biasa
digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, beberapa
bahan kimia yang sering digunakan oleh seorang guru dan siswa
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada
beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu,
besi dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam
mengajar materi pelajaran keterampilan. Sementara, sebagai
contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin
tulis, bola lampu dan kertas.
2) Sarana pendidikan yang tidak habis pakai. Sarana pendidikan yang
tidak habis pakai adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama.
Contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe dan
beberapa peralatan olahraga. Dalam hal ini sarana pendidikan yang
tahan lama merupakan inventaris yang secara terus menerus masih
membutuhkan biaya untuk perawatan.
b. Sarana Pendidikan ditinjau dari bergerak tidaknya
1) Sarana pendidikan yang bergerak. Sarana pendidikan yang
bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Contohnya
adalah lemari arsip merupakan salah satu sarana pendidikan yang
bisa digerakkan atau dipindahkan kemana-mana bila diinginkan.
2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak. Sarana pendidikan
yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang
tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah,
bangunan, sumur dan menara, serta saluran air dari PDAM/ semua
yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak
mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
c. Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua
jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara
langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis,
spidol (alat pelajaran), alat peraga, alat praktik dan media/sarana
pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam mengajar.
Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan
dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
Menurut Minarti (2011) prasarana pendidikan diklasifikasikan dua
macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung
digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
Kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan
untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menunjang terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor,
kantin, masjid/mushola, tanah, jalan, menuju lembaga, kamar kecil,
ruang usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat
parkir kendaraan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungannya
dengan proses belajar mengajar, sarana pendidikan ada dua yakni
sarana pendidikan langsung dan tidak langsung. Sedangkan, prasarana
pendidikan juga terbagi menjadi dua, yaitu prasarana pendidikan
langsung dan tidak langsung. Pengelolaan sarana dan prasarana
yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung ini adalah untuk
menyediakan dan memberdayakan sarana dan prasarana guna
menunjang program pendidikan.
7. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai
tujuan pendidikan. Begitu sarana dan prasarana sekolah didistribusikan
kepada bagian kelas, perpustakaan, laboratorium, tata usaha, atau personal
sekolah berarti sudah berada dalam tanggung jawab bagian-bagian atau
personal sekolah dan berhak memakai atau menggunakannya untuk
kepentingan proses pendidikan di sekolah.
Menurut Arifin & Banawi (2014) ada dua prinsip yang harus
diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip
efektivitas dan prinsip efisiensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
a. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan
di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b. Prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan
secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.
Dalam rangka memenuhi kedua prinsip di atas maka paling tidak ada
tiga pokok yang dilakukan oleh personal sekolah yang akan memakai
perlengkapan pendidikan di sekolah antara lain memahami petunjuk
penggunaan perlengkapan sekolah, menata perlengkapan pendidikan dan
memelihara baik secara kontinu maupun berkala semua perlengkapan
pendidikan. Penggunaan media pendidikan dalam proses pembelajaran
banyak ditentukan oleh guru pengampu materi pelajaran. Para guru dituntut
untuk lebih mengenal berbagai macam jenis media pendidikan, dapat
menggunakannya secara benar dan dapat memiliki ketepatan waktu yang
disesuaikan dengan alat atau media yang digunakan. Penggunaan sarana
dan prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil
kepala sekolah. Wakil kepala sekolah yang menangani sarana dan
prasarana sering disebut sebagai Wakil kepala sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana. Apabila kondisi sekolah tidak memungkinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengangkat wakil kepala sekolah sebaiknya kepala sekolah menunjuk
petugas tertentu yang dapat menangani masalah tertentu.
D. Tahapan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Seperti telah dipaparkan
dalam bagian latar belakang ada sembilan (9) tahapan serta satu (1) tambahan
tahapan manajemen aset fisik sarana dan prasarana yakni:
1. Perencanaan Kebutuhan aset
Merupakan tahapan awal dari manajemen aset yaitu dalam hal perencanaan
kebutuhan aset yang dibutuhkan dan akan digunakan oleh suatu organisasi
untuk memperlancar pencapaian tujuan.
2. Pengadaan aset
Pengadaan aset adalah kegiatan mengadakan barang/jasa yang dibiayai
sendiri ataupun yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan
secara swakelola (sendiri) maupun oleh penyedia barang/jasa.
3. Inventarisasi aset
Inventarisasi aset atau database aset adalah kegiatan mengidentifikasi
kualitas dan kuantitas prasarana serta sarana secara fisik dan secara
yuridis/legal. Inventarisasi ini dalam bentuk informasi data aset biasa
disebut sebagai database aset atau barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Legal audit/kepemilikan
Legal audit/kepemilikan merupakan satu lingkup pekerjaan manajemen
aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur
penguasaan aset, identifikasi dan mencari solusi permasalahan legal, dan
strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait
dengan penguasaan ataupun pengalihan aset. Legal audit/kepemilikan
diperlukan setelah proses inventarisasi aset karena setiap aset yang dimiliki
organisasi harus jelas status kepemilikannya, untuk mencegah potensi
sengketa ataupun penyerobotan dari orang-orang yang tidak
bertanggungjawab, yang ingin mengambil aset milik organisasi. Dokumen
kepemilikan aset tersebut berupa sertifikat untuk aset tanah, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) untuk aset bangunan, Bukti Kepemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB) untuk aset peralatan mesin khususnya
kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.
5. Penilaian aset
Penilaian aset adalah proses kegiatan untuk menentukan nilai aset yang
dimiliki sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki,
yang akan dialihkan, ataupun yang akan dihapuskan.
6. Operasi dan pemeliharaan aset
Operasi ini mencakup pemanfaatan aset secara optimal, yaitu proses
pendayagunaan aset, sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan
menggunakan atau memanfaatkan prasarana dan sarana dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
7. Penghapusan aset
Penghapusan aset adalah kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau
bentuk lain dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan
seluruh/sebuah unit atau unsur/item terkecil dari aset yang dimiliki.
8. Peremajaan (rejuvination) Aset
Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang, baik
usang dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun using karena
habis umur ekonomis atau umur teknisnya.
9. Pengalihan Aset
Pengalihan aset adalah proses memindahkan hak atau tanggung jawab,
wewenang, kewajiban penggunaan, dan pemanfaatan dari sebuah unit kerja
ke unit lainnya di lingkungan sendiri.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-
benda pendidikan. Hal ini ditujukan agar senantiasa siap pakai (ready for
use) dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sehingga proses belajar
mengajar semakin efektif dan efisien, guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Proses Belajar Mengajar (PBM) akan
semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan
yang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
10. Pengawasan & Pengendalian
Pengawasan dan pengendalian merupakan sebuah proses monitoring
dalam kegiatan perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal
audit/kepemilikan, penilaian aset, operasi serta pemeliharaan,
penghapusan, peremajaan, dan pengalihan aset yang dilakukan oleh
pimpinan bagian sarana dan prasarana sebagai pengelola barang serta unit
kerja sebagai pengguna barang. proses monitoring ini dilakukan guna
memastikan proses manajemen aset berjalan dengan semestinya sehingga
penggunaan barang menjadi efektif, efisien, dan optimal.
E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Nadhiroh (2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Konsep
manajemen sarana prasarana yang ada di MIN Jejeran Bantul diawali
dengan kegiatan perencanaan dan diakhiri dengan kegiatan
pertanggungjawaban/pembuatan laporan. Sarana prasarana sudah lengkap
baik yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan
maupun fasilitas yang secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar
(PBM). (2). Jenis lingkungan yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar di
MIN Jejeran Bantul yaitu: (a). lingkungan sosial seperti; pasar, kantor
kelurahan, pabrik, dan tempat pembuatan kerajinan. (b). Lingkungan
personal, seperti; pengrajin batik, perwakilan dari kemenag dan dokter. (c).
Lingkungan alam, seperti; kebun buah mangunan, pantai baru, pagar
madrasah, kolam ikan, sawah, green house, kebun songo, perumahan sindet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan rumah dom di Piyungan. (d). Lingkungan kultural, seperti; keraton,
taman sari, musium kota gede dan candi bawah tanah. (3). Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar di MIN Jejeran Bantul dilakukan
dengan cara: survey, kemah, karya wisata dan mengundang narasumber ke
madrasah.
2. Sugeng (2017). Hasil penelitian yaitu (1) implementasi manajemen sarana
dan prasarana dalam peningkatan mutu pendidikan di MTs Negeri Sragen
dilakukan dengan Perencanaan Sarana dan Prasarana (Planning), yaitu
rapat koordinasi madrasah, penetapan program madrasah, serta penetapan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Pengorganisasian Sarana dan
Prasarana (Organizing) meliputi pengaturan struktur organisasi pengelola
sarana dan prasarana, pembagian tugas kerja/job deskripsi, pengaturan alat
dan bahan praktek, serta pengaturan kegiatan praktek. Pelaksanaan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana (Actuating) berupa pengadaan,
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana. Pengontrolan Sarana
dan Prasarana (Controling) dilakukan dengan inventarisasi. (2) Kendala
pengelolaan sarana dan prasarana di MTs Negeri Sragen adalah tempat
penyimpanan membutuhkan dana untuk dilakukan perluasan maupun
perbaikan, kurangnya tenaga administrasi khususnya untuk pengelolaan
sarana dan prasarana dan MTs Negeri Sragen masih mengalami
kekurangan tenaga administrasi. Pemecahan masalah anggaran dengan cara
mengoptimalkan keterbatasan tenaga ini adalah lebih jeli dalam penentuan
skala prioritas sesuai dengan anggaran yang ada. Masalah tenaga pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
maupun pendidikan yang dihadapi madrasah yaitu dengan
mengikutsertakan tenaga yang ada dalam kursus atau diklat secara resmi
dari dinas maupun luar agar dapat mengoptimalkan kinerjanya.
3. Bancin & Lubis (2017). Temuan penelitian, SMA Negeri 2 Lubuk Pakam
sudah memiliki sarana dan prasarana yang disyaratkan undang-undang
tetapi dalam pengelolaannya belum menerapkan prinsip-prinsip
manajemen modern. meliputi fungsi perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan
serta penilaian dan pengawasan. Simpulan penelitian SMA Negeri 2 Lubuk
Pakam sudah memiliki sarana dan prasarana sekolah minimum, dan dalam
pengelolaan sarana dan prasarananya belum menggunakan prinsip-prinsip
manajemen modern sehingga standar sarana dan prasarana pendidikan
belum terpenuhi.
Dari sekian penelitian yang telah dilakukan, tesis ini memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah meneliti tentang sarana
prasarana di lingkungan pendidikan, sedangkan perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu ada tambahan aktivitas pengawasan dan
pengendalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh
berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari
tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan
studi kasus, yaitu mengumpulkan informasi mengenai gejala yang ada, yakni
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan. Jadi,
penulis mewujudkan hasil penelitiannya dalam bentuk kalimat yang
menjelaskan analisis tentang hambatan, kelemahan, kendala, keunggulan serta
saran dalam implementasi manajemen aset di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta (Arikunto; 2005)
Pendekatan kualitatif digunakan karena peneliti merasa masalah yang
diteliti memerlukan suatu pengungkapan yang bersifat deskriptif dan
komprehensif, pemilihan pendekatan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
data yang hendak dicari adalah data yang menggambarkan proses manajemen
aset sarana prasarana pendidikan di Kolese De Britto Yogyakarta. Hal ini sesuai
dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu: mempunyai latar
alamiah, manusia sebagai alat (instrumen), menggunakan metode kualitatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskripsi
lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh
fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat
sementara dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Dengan pendekatan ini peneliti mengharapkan dapat memperoleh
gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan
memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik fenomena terkait
dengan manajemen aset yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar
informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa
adanya di Kolese De Britto Yogyakarta.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Kolese De Britto Yogyakarta
merupakan lembaga pendidikan swasta katolik yang terletak di Jl Laksda
Adisucipto No.161, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Indonesia. SMA Kolese De Britto merupakan pendidikan jenjang
menengah atas yang dikelola oleh para pater Jesuit dan awam di bawah naungan
Yayasan De Britto. Berdasarkan sumber dari Educate Magis per September
2019 SMA Kolese De Britto merupakan salah satu dari 8 (delapan) Kolese
Jesuit Indonesia, juga satu dari 827 sekolah Jesuit di dunia, SMA Kolese De
Britto senantiasa menghidupi tradisi Ignatian. Pendidikan di SMA Kolese De
Britto diarahkan pada pembentukan pribadi siswa menjadi pemimpin
pengabdi (leader of service) yang kompeten (competence), berhati nurani benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(conscience), berbela rasa (compassion), berkomitmen sebagai pejuang
keadilan (commitment), dan konsisten (consistency). Pendeknya, profil siswa
yang diharapkan adalah 1L+5C.
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland (1984) dalam Lubis (2018), sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan
seperti dokumen dan lainnya. Berkaitan dengan hal itu, sumber dan jenis data
dalam penelitian ini menurut Moleong (2006) adalah:
1. Jenis Data
a. Kata-kata
Kata-kata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata-kata
orang-orang yang diwawancarai atau informan, yaitu: Agustinus Prih
Adiartanto, S.Pd, M.Ed sebagai Kepala Sekolah SMA Kolese De Britto,
Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd. sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana Prasarana, D. Toni Ariyanto, S.E. sebagai Kepala Bagian Sarana
dan Prasarana Yayasan, D. Nino Wahyu Wardhono, S.E. sebagai Kepala
Tata Usaha Sekolah, M. Tri Handoyo sebagai Koordinator Teknisi dan
Laboran Sekolah, Yohanes Wisnu Chrisandaru sebagai staf Teknisi
Sekolah, C. Kuntoro Adi, S.J. sebagai Ketua Yayasan De Britto,
Yohanes Widodo, A.Md. Sebagai Staf Bagian Akuntansi Yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Tindakan
Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan orang-
orang yang diamati, yaitu: kegiatan Kepala Sekolah SMA Kolese De
Britto sebagai Penanggung Jawab manajemen aset sarana dan prasarana
sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana,
teknisi/laboran, staf rumah tangga dan staf akuntansi dalam manajemen
aset yang meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal
audit/kepemilikan, penilaian aset, operasi serta pemeliharaan,
penghapusan, peremajaan, pengalihan, pengawasan dan pengendalian.
2. Sumber Data
a. Sumber tertulis
Meskipun sumber data tertulis bukan merupakan sumber data utama,
tetapi pada tataran realitas peneliti tidak bisa melepaskan diri dari
sumber data tertulis sebagai data pendukung. Di antara sumber data
tertulis dalam penelitian ini adalah Visi Misi SMA Kolese De Britto,
Struktur Organisasi, Rencana Induk Pengembangan, Rencana Stratejik,
Rencana Operasional, Standar Operasional Prosedur Sarana dan
Prasarana, Job Description, Daftar Aset Sarana Prasarana, Daftar Status
dan Kondisi Aset Sarana dan Prasarana, Data Jadwal Perawatan dan
Rincian pembiayaan aset sarana dan prasarana
b. Foto
Dalam penelitian ini, foto digunakan sebagai sumber data penguat
hasil observasi, karena pada tataran realitas foto dapat menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk
menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara
induktif. Dalam penelitian ini ada dua katagori foto, yaitu foto yang
dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.
Sedangkan foto yang dihasilkan oleh peneliti adalah foto yang diambil
peneliti di saat peneliti melakukan pengamatan berperanserta. Sebagai
contoh adalah Foto saat peneliti melakukan wawancara, Foto saat
petugas menginventarisasi barang, foto Laboran/teknisi melakukan
perbaikan dan pemeliharaan aset sarana dan prasarana dan beberapa foto
sarana prasarana.
c. Data statistik
Yang dimaksud dengan data statistik dalam penelitian ini, adalah
bukan statistik alat analisis sebagaimana digunakan dalam penelitian
kuantitatif untuk menguji hipotesis, tetapi statistik sebagai data. Artinya
data statistik yang telah tersedia akan dijadikan peneliti sebagai sumber
data tambahan. Sebagai contoh adalah data statistik penambahan aset
sarana dan prasarana dan penggunaan sarana dan prasarana.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Wawancara
Pada penelitian kualitatif wawancara merupakan alat pembuktian atau
re-cheking terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam (in-depth interview). Menurut Mardawani (2020)
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh informasi atau
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab bertatap muka
langsung antara pewawancara dengan informan atau subjek yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terbuka. Maksud wawancara terbuka dalam konteks penelitian
ini menurut Anggito & Setiawan (2018) adalah orang-orang yang
diwawancarai (informan) mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai
dan mengetahui pula maksud dan tujuan diwawancarai. Sedangkan teknik
wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur yang
berpedoman pada garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Menurut Anggito & Setaiwan (2018) Artinya pelaksanaan Tanya jawab
mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Orang-orang yang dijadikan
informan dalam penelitian ini, ditetapkan dengan cara purposive karena
memilih informan yang mengetahui secara detail permasalahan manajemen
aset, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Agustinus Prih Adiartanto, S.Pd, M.Ed adalah pejabat Kepala Sekolah
SMA Kolese De Britto Yogyakarta sekarang, Sebagai Penanggung
Jawab dalam pengendalian dan pengawasan manajemen aset di SMA
Kolese De Britto. Data yang akan dicari terkait pengawasan dan
pengendalian terhadap manajemen aset sarana prasarana.
b. Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana Prasarana, Sebagai wakil kepala sekolah yang bertanggung
jawab penuh kepada kepala sekolah dan sebagai pelaksana tugas dalam
menjalankan manajemen sarana dan prasarana di sekolah. Data yang
akan dicari tentang perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai
program kerja, mengelola pengadaan sarana dan prasarana sesuai
prioritas pengadaan, mengelola inventarisasi sarana dan prasarana,
mengelola legal audit/kepemilikan sarana dan prasarana sesuai
peraturan yang berlaku, mengelola penilaian sarana prasarana,
mengelola operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana, Mengelola
peremajaan dan penghapusan sarana dan prasarana, mengelola
pengalihan sarana dan prasarana.
c. D. Toni Ariyanto, S.E. sebagai Kepala Bagian Sarana dan Prasarana
Yayasan. Data yang akan diambil terkait dengan permasalahan umum
yang terjadi dalam pengelolaan aset sarana prasarana.
d. D. Nino Wahyu Wardhono, S.E. sebagai Kepala Tata Usaha. Data yang
akan diambil terkait dengan proses kontrol terhadap pengadaan aset
sarana dan prasarana non tanah dan bangunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
e. M. Tri Handoyo sebagai Koordinator Teknisi dan Laboran. Data yang
akan diambil terkait dengan pengkoordinasian dalam melakukan kontrol
penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan aset sarana dan prasarana
yang rusak.
f. Yohanes Wisnu Chrisandaru sebagai Staf Teknisi Sekolah. Data yang
akan diambil terkait kegiatan dalam melakukan pemeliharaan dan
perbaikan sarana dan prasarana yang rusak.
g. Yohanes Widodo, A.Md. Sebagai Staf Bagian Akuntansi Yayasan. Data
yang akan diambil terkait dengan pengadministrasian aset sarana dan
prasarana dari sisi akuntansi.
h. Robertus Arifin Nugroho, S.Si., M.Pd. Pernah menjabat sebagai wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Data yang akan diambil
terkait dengan pelaksanaan manajemen aset pada saat itu serta kendala-
kendala dalam pengimplementasiannya.
i. D Sanusi SH Murti, S. Pd. Pernah menjabat sebagai wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana. Data yang akan diambil terkait
dengan pelaksanaan manajemen aset pada saat itu serta kendala-kendala
dalam pengimplementasiannya.
j. H Franky Ari Andri P, S.Pd. Pernah menjabat sebagai wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana. Data yang akan diambil terkait
dengan pelaksanaan manajemen aset pada saat itu serta kendala-kendala
dalam pengimplementasiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Informan Status Informan Jabatan Keterangan
1. I1,1 Agustinus Prih
Adiartanto, S.Pd,
M.Ed
Kepala Sekolah
SMA Kolese De
Britto
Informan
kunci
2. I1,2 Petrus Gandhi
Prastowo, S.Pd
Wakil Kepala
Sekolah SMA
Kolese De Britto
Informan
sekunder
3. I1,3 D. Nino Wahyu
Wardhono, S.E.
Kepala Tata
Usaha SMA
Kolese De Britto
Informan
sekunder
4. I1,4
M. Tri Handoyo Koordinator
Teknisi SMA
Kolese De Britto
Informan
sekunder
5. I1,5 Yohanes Wisnu
Chrisandaru
Staf teknisi
SMA Kolese De
Britto
Informan
sekunder
6. I1,6 C. Kuntoro Adi,
S.J.
Ketua Pengurus
Yayasan De
Britto
Informan
sekunder
7. I1,7 D Toni Ariyanto,
S.E.
Kepala Bagian
Sarana
Prasarana
Yayasan De
Britto
Informan
sekunder
8. I1,8 Yohanes Widodo,
A.Md.
Staf Akuntansi
Sekretariat
Kantor Yayasan
De Britto
Informan
sekunder
9. I1,9 Robertus Arifin
Nugroho, S.Si.,
M.Pd.
Mantan Wakil
Kepala Sekolah
Bidang Sarana
dan Prasarana
Informan
sekunder
10. I1,10 D Sanusi SH
Murti
Mantan Wakil
Kepala Sekolah
Bidang Sarana
dan Prasarana
Informan
sekunder
11. I1,11 H Franky Ari
Andri P
Mantan Wakil
Kepala Sekolah
Bidang Sarana
dan Prasarana
Informan
sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Observasi
Menurut Mardawani (2020) secara umum observasi merupakan
aktivitas pengamatan terhadap Suatu Objek secara cermat langsung di lokasi
penelitian, serta mencatat secara sistematis mengenai gejala-gejala yang
diteliti. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi dapat berupa
tempat (ruang), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa,
waktu dan perasaan. Pentingnya peneliti melakukan observasi adalah untuk
memberikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab
pertanyaan, membantu memahami perilaku dan sebagai evaluasi yaitu
untuk melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu serta memberikan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam ”catatan lapangan”.
Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif. Sebagaimana ditegaskan oleh Bogdan & Biklen (2007) bahwa
seorang peneliti pada saat di lapangan harus membuat “catatan”, setelah
pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan lapangan”.
Sebab ”jantung penelitian” dalam konteks penelitian kualitatif adalah
”catatan lapangan”. Catatan tersebut menurut Bogdan & Biklen (2007)
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif.
Kegiatan-kegiatan yang diamati, dicatat dan direfleksikan oleh peneliti
selama di lapangan, diantaranya adalah kegiatan terkait dengan manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
aset meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal
audit/kepemilikan, penilaian aset, operasi serta pemeliharaan,
penghapusan, peremajaan, pengalihan, pengawasan dan pengendalian.
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2013), dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Teknik ini, peneliti gunakan
untuk mencari data-data mengenai hal-hal yang perlu diteliti di Yayasan De
Britto Yogyakarta sehingga memungkinkan data-data yang perlu diteliti
dapat terkumpul. Teknik ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
mengenai visi misi, struktur organisasi, job deskripsi, keadaan karyawan,
master plan pengembangan aset sarana prasarana yang ada di Yayasan De
Britto Yogyakarta. Peneliti akan berusaha mendapatkan dokumen-dokumen
tertulis terkait manajemen aset di Yayasan De Britto Yogyakarta. Metode
ini digunakan oleh peneliti dengan cara menanyakan dan mempelajari
dokumen-dokemen yang dimiliki oleh Yayasan dan sekolah yang
berhubungan dengan kegiatan manajemen aset sarana prasarana. Data yang
diperoleh melalui metode ini yaitu dokumen atau arsip yang dimiliki oleh
Yayasan De Britto.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian kegiatan penelitian yang sangat penting.
Menurut Sugiyono (2015) Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi kesimpulan umum. Teknik analisis data merupakan proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk analisis data selama di lapangan peneliti menggunakan Model Miles
dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2015), mengemukakan bahwa analisis
dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung,
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban informan,
apabila jawaban tersebut belum memuaskan, maka peneliti mencoba
mengajukan pertanyaan kembali sampai diperoleh data yang dianggap kredibel.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukakan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Langkah langkah analisis ditunjukkan dalam gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. komponen dalam analisis data (flow model)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Secara umum analisis data dalam menjawab rumusan masalah utama dalam
penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Menurut
Sugiono (2015) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan. Tujuan penulis mereduksi data yaitu memilih data-data
yang penting mengenai manajemen aset di SMA Kolese De Britto.
2. Penyajian Data
Data yang telah direduksi kemudian disajikan dengan cara dinarasikan.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan membandingkan dengan pedoman serta
rujukan tertulis dari yayasan, Jesuit dan pemerintah ketika akan
menganalisis data. Bentuk penyajian data kualitatif yang selama ini paling
sering digunakan yaitu model teks naratif. Pada tahap ini adalah berupa
kegiatan peneliti dalam menyajikan data, melakukan pengorganisasian
data dalam bentuk penyajian informasi berupa teks naratif tentang
manajemen aset di SMA Kolese De Britto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2015) langkah
ketiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan
konsisten saat penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dalam tahap ini peneliti akan mencoba menarik kesimpulan dan verifikasi
atas data yang sudah direduksi dan disajikan sehingga dapat diketahui
apakah hasil dari menarik kesimpulan dapat menjawab atau tidak atas
rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Dengan menarik
kesimpulan ini maka dapat diketahui gambaran posisi saat ini mengenai
proses manajemen aset di Yayasan De Britto apakah sudah mengikuti
pedoman baku atau belum, dan memberikan saran kepada manajemen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah singkat berdirinya SMA Kolese De Britto
SMA yang lebih dikenal dengan nama De Britto atau “JB”
(kependekan dari Johanes De Britto) ini mempunyai sejarah yang cukup
panjang. Bermula dari suatu kebutuhan mendesak waktu itu. Sesaat setelah
pemerintah pendudukan Jepang mencabut peraturan yang melarang pihak
swasta mendirikan sekolah, para Bruder CCI bersama suster-
suster Carolus Borromeus dan Fransiskanes mendirikan sebuah sekolah
menengah katolik, setingkat SMP. Untuk menampung lulusan SMP itulah
dirasa mendesak adanya sebuah sekolah menengah atas yang bersendikan asas-
asas katolik.
Atas persetujuan bersama Yayasan Kanisius di bawah pemimpin Romo
Djojoseputro dengan para romo Jesuit dan para suster Carolus Borromeus
didirikanlah Sekolah Menengah Atas Kanisius, yang dibuka secara resmi pada
tanggal 19 Agustus 1948. Murid angkatan pertama adalah campuran putra-putri
berjumlah 65 orang. Waktu itu tempatnya menumpang di ruang atas SMP
Bruderan Kidul Loji. Tidak lama setelah diresmikan, jabatan pemimpin sekolah
yang semula (untuk sementara) dipegang Romo B. Sumarno, S.J. diserahkan
kepada Romo R. Van Thiel, S.J. Karena situasi sosial politik yang ada, sekolah
yang baru berlangsung lima bulan itu akhirnya bersama-sama sekolah lain
ditutup karena clash kedua tentara Belanda pada tanggal 18 Desember 1948.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Setelah keadaan tenang, persiapan untuk mulai mengadakan kegiatan
sekolah segera dilaksanakan. Bagian putri sudah bisa memulai kegiatan sekolah
lagi pada bulan Agustus 1949, sedangkan bagian putra baru dapat dibuka pada
bulan Oktober 1949, mengingat banyak pemuda yang baru pulang dari medan
perang. Ketika sekolah dibuka kembali, bagian putra dan putri mulai
dipisahkan. Bagian putra yang kemudian menempati gedung di Jalan Bintaran
Kulon 5 ini diasuh oleh para romo Jesuit, dan memakai nama SMA Santo
Johanes De Britto. Bagian putri di bawah asuhan para
suster Carolus Borromeus, menempati gedung di Jalan Sumbing 1 (sekarang
Jalan Sabirin). Mereka memakai nama SMA Stella Duce yang berarti Bintang
Penuntun.
Sampai saat itu SMA Johanes De Britto belum mempunyai lambang. Oleh
karena itu, pada tahun 1951 sekolah mengadakan lomba mencipta desain
lambang SMA Johanes De Britto dan yang berhasil menjadi pemenang adalah
R. Nawawi Hadikusumo, siswa SMA Johanes De Britto tahun 1949 – 1951.
Pada tanggal 9 Juni 1953, oleh Pembesar Serikat Jesus di Roma, nama SMA
Santo Johanes De Britto diubah menjadi SMA Kolese De Britto. Perkembangan
senantiasa terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Tidak hanya pergantian
pengurus dan staf pemimpin, tetapi juga perkembangan yang menyangkut
jumlah murid, ruang kelas, pembenahan administrasi, termasuk perpindahan
gedung sekolah. Pilihan lokasi jatuh di daerah Demangan. Peletakan batu
pertama tanda dimulainya pembangunan gedung baru dilakukan oleh Mgr. A.
Soegijapranata, S.J. yang waktu itu menjabat Vikaris Apostolik Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada bulan Mei 1958 SMA Kolese De Britto dipindahkan ke Demangan.
Sekolah menempati kompleks gedung yang luas dan dilengkapi dengan
lapangan olah raga, aula, ruang-ruang laboratorium, dan lain-lain. Lokasi
sekolah inilah yang kemudian lebih dikenal dengan alamat Jalan Laksda
Adisucipto 161 Yogyakarta. Karena pemerintah mengeluarkan peraturan yang
melarang orang berkewarganegaraan asing mengajar di sekolah dasar dan
menengah, pada permulaan tahun ajaran baru, 1 Agustus 1960, Romo P.F.C.
Teeuwisse, S.J. yang masih WNA diganti oleh direktur baru, Romo Th.
Koendjono, S.J. Dua tahun kemudian tepatnya 1 Agustus 1962 kepengurusan
SMA Stella Duce yang semula masih disatukan dengan SMA Kolese De Britto,
resmi diserahkan kepada Yayasan Tarakanita, sedangkan SMA Kolese De
Britto tetap diasuh oleh Yayasan De Britto yang secara ex officio diketuai oleh
romo Jesuit sebagai rektor kolese.
Semenjak awal perkembangannya SMA Kolese De Britto sebagai suatu
kolese, lembaga pendidikan yang dikelola Jesuit senantiasa mengalami
keterbatasan / kekurangan tenaga Jesuit. Salah satu jasa Romo Schoonhoff, S.J.
sebagai rektor kolese (mulai tahun 1956) adalah kegigihannya mempertahankan
SMA Kolese De Britto ketika hendak ditutup sebagai kolese dan kemudian akan
diserahkan kepada awam. Alasan penyerahan kepada awam adalah karena pada
waktu itu tidak tersedia cukup tenaga Jesuit untuk diserahi tugas di SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Profil SMA Kolese De Britto
Berdasarkan tujuan jangka panjang ditetapkan Profil Kolese De Britto,
sebagai berikut:
1. Profil Siswa
Kolese De Britto berniat untuk menjadikan siswanya sebagai kader
pemimpin pengabdi yang Pancasilais, cakap, berhati nurani benar, dan
berbela rasa. Untuk itu selama pendidikan di Kolese De Britto, para siswa
dibentuk untuk menjadi:
a. Manusia unggul di bidang akademik, terbuka terhadap pengetahuan dan
pengalaman baru (competence).
b. Pribadi etis berhati nurani benar (conscience).
c. Pribadi yang berkomitmen sebagai pejuang keadilan berlandaskan bela
rasa bagi sesama (compassionate-commitment).
d. Pribadi yang setia bertindak seturut dengan yang dipikirkan dan
dikatakan (consistency)
2. Profil Guru/Karyawan
a. Teladan (role modelling ngarsa sung tuladha) dalam competence,
conscience, compassionate-commitment dan consistency
b. Pamong yang melayani dan menemani (to serve dan to accompanying
matiya mangun karsa), dan membela (to defend tut wuri handayani)
siswa.
c. Organ institusi yang memiliki semangat menjadi bagian dari lembaga
(sense of belonging yang selalu memperbaharui diri agar tetap memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kemendalaman kompetensi di bidang akademis (intellectual depth),
personal (personal maturity) dan spiritual (spiritual depth).
3. Profil Lembaga
a. Komunitas pendidikan dalam kerjasama jesuit-awam yang rasuli.
b. Wahana pembinaan kepribadian dan religiositas yang inklusif serta
berbela rasa kepada pribadi yang lemah (minor) dan rentan (vulnerable)
terhadap ketidakadilan.
c. Institusi pusat belajar yang formatif, terbuka, adaptif yang lentur
terhadap pembaharuan organisasi dan struktur-struktur sejalan dengan
syarat-syarat dan tuntutan tuntutan baru perutusan sesuai zaman, serta
memiliki kesediaan berbagi.
C. Visi dan Misi Kolese De Britto
1. Visi
Pendidikan swasta katolik yesuit yang unggul dalam mendidik siswa
menjadi pemimpin pengabdi yang Pancasilais demi kesejahteraan bangsa,
negara, dan dunia.
2. Misi
a. Menjalankan pendidikan bermutu, utuh, dan autentik berlandaskan
pedagogi Ignatian.
b. Mendidik siswa menjadi pemimpin pengabdi yang:
1. cakap, berhati nurani benar, berbela rasa dan berkomitmen, serta
konsisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. interkulturatif, kolaboratif, inovatif melalui kegiatan-kegiatan
formatif.
c. Mengembangkan komunitas pendidikan yang Pancasilais, kredibel,
melestarikan lingkungan, memanfaatkan teknologi informasi,
berwawasan universal, serta menjadi penggerak peningkatan kualitas
sekolah lain dan masyarakat.
D. Struktur Organisasi Yayasan De Britto
Tabel 4.1 : Struktur Organisasi Yayasan De Britto
Sumber: Dokumen Rencana Operasional Yayasan De Britto tahun
2020/2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
E. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kolese De Britto
1. Tenaga Pendidik
Tabel 4.2 : Data Tenaga Pendidik
Jabatan Kelompok Umur
20-29 30-39 40-49 50-60 Jml
Pendidik Tetap 6 12 13 13 44
Pendidik Tidak Tetap 5 3 2 0 10
Jumlah 11 15 15 13 54
Sumber: Dokumen Rencana Operasional Yayasan De Britto tahun
2020/2021
2. Tenaga Kependidikan
Tabel 4.3 : Data Tenaga Kependidikan
Jabatan Kelompok Umur
20-29 30-39 40-49 50-60 Jml
Pendidik Tetap - 15 7 5 27
Pendidik Tidak Tetap - 2 - - 2
Jumlah - 17 7 5 29
Sumber: Dokumen Rencana Operasional Yayasan De Britto tahun
2020/2021
F. Data Siswa SMA Kolese De Britto
Tabel 4.4 : Data Siswa Per Kelas Tahun Ajaran 2020/2021 (per Januari 2021)
Jurusan
PER JANUARI 2021
KELAS
X
KELAS
XI
KELAS
XI
MIPA 1 36 32 32
MIPA 2 36 31 28
MIPA 3 36 31 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jurusan
PER JANUARI 2021
KELAS
X
KELAS
XI
KELAS
XI
MIPA 4 37 31 28
MIPA 5 36 31 28
IPS 1 36 24 27
IPS 2 35 24 28
IPS 3 35 24 28
BHS 34 22 16
JUMLAH 321 250 239
TOTAL 810
Sumber: Dokumen Rencana Operasional Yayasan De Britto tahun 2020/2021
G. Sarana dan Prasarana SMA Kolese De Britto
Dalam penyelenggaraan proses pendidikan, SMA Kolese De Britto
dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain:
1. Perpustakaan dengan sistem digital yang dilengkapi jaringan internet dan
dapat diakses oleh siswa secara gratis.
2. Ruang audio visual/multimedia yang dilengkapi AC, televisi, computer,
LCD, OHP, kaset-kaset/VCD/DVD, proyektor, tape recorder,
LD/Video/VCD/DVD player.
3. Laboratorium yang terdiri dari laboratorium komputer, fisika, kimia,
biologi, bahasa, dan laboratorium alam.
4. Ruangan kelas yang dilengkapi dengan LCD Proyektor.
5. Aula besar untuk menampung kurang lebih 1200 orang.
6. Fasilitas olahraga yang terdiri dari lapangan sepak bola, voli, tenis lapangan
indoor, basket outdor dan meja pingpong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
7. Parker kendaraan bermotor untuk siswa yang sudah memiliki surat ijin
mengemudi.
8. Unit keseharan sekolah (UKS) yang dilengkapi dengan obat-obatan
pertolongan pertama.
9. Kantin untuk memenuhi lebutuhan makanan para siswa.
10. Penyediaan air minum siap konsumsi di beberapa tempat strategis.
11. Panggung terbuka dan Gazebo.
12. Studio musik sebagai sarana berkreasi siswa.
13. Ruang campus ministry sebagai sarana kerohanian siswa.
14. Kapel untuk penyelenggaraan acara keagamaan.
15. Ruang liturgi.
16. Ruang memorabilia untuk menyimpan benda-benda bersejarah.
17. Ruang konsultasi siswa.
18. Urinoir/toilet, WC, dan kamar mandi.
19. Ruang presidium/OSIS.
20. Ruang berlatih gamelan dengan seperangkat gamelan jawa.
21. Hot spot gratis yang dapat diakses di seluruh kompleks sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Aset tetap sarana dan prasarana pendidikan di Yayasan De Britto
Sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang secara langsung
digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak, dengan tujuan agar pencapaian dari pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sarana pendidikan
tersebut di antaranya gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat media
pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah, ruang presidium, tempat parkir,
ruang laboratorium, dan lain-lain. Adapun prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
atau pengajaran, seperti halaman, taman sekolah, jalan menuju ke sekolah,
tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Dalam lampiran 3 tesis ini merupakan daftar aset tetap Yayasan De
Britto per tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari aset tanah, bangunan dan
inventaris. Data tersebut bersumber dari dokumen bagian akuntansi
Yayasan De Britto.
2. Proses Manajemen Aset Sarana Prasarana Di Yayasan De Britto unit karya
SMA Kolese De Britto Yogyakarta
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka dalam bagian ini
penulis akan memaparkan tentang manajemen aset sarana prasarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pendidikan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Manajemen aset sarana
prasarana pendidikan yang ada di SMA Kolese De Britto Yogyakarta
merupakan suatu kegiatan yang mengatur tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan aset sarana prasarana pendidikan, baik yang bergerak
maupun tidak bergerak.
Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta, diantaranya mencakup kegiatan perencanaan,
pengadaan, inventarisasi, legal audit/kepemilikan, penilaian aset, operasi
serta pemeliharaan, penghapusan, peremajaan, pengalihan serta
pengawasan dan pengendalian sarana prasarana pendidikan. Untuk lebih
jelasnya akan dibahas sebagai berikut:
a. Perencanaan Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
Perencanaan lembaga dalam jangka panjang dituangkan dalam
rencana induk pengembangan (RIP) tahun 2018/2019 sampai dengan
2027/2028 yang berisi berbagai kebijakan strategis untuk jangka waktu
10 tahun ke depan. Sedangkan rencana jangka menengah diturunkan dari
RIP dan dituangkan di dalam rencana stratejik (RENSTRA) tahun
2018/2019 sampai dengan tahun 2022/2023 dan untuk selanjutnya
implementasi renstra diturunkan ke dalam rencana operasional
(RENOP) tahunan.
Analisis kebutuhan sarana prasarana pendidikan adalah penetapan
kebutuhan. Penetapan kebutuhan sarana prasarana pendidikan di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kolese De Britto Yogyakarta merupakan langkah dalam menentukan
kebutuhan sarana prasarana pendidikan untuk mendukung rencana
operasional (RENOP) yang telah disepakati pada setiap tahun ajaran.
Penetapan kebutuhan sarana prasarana pendidikan dilakukan pada saat
rapat koordinasi yaitu sebelum tahun ajaran baru dimulai. Proses
penetapan kebutuhan sarana prasarana pendidikan berdasarkan masukan
dari guru dan karyawan di setiap divisi.
Ada dua prinsip yang diterapkan dalam penetapan kebutuhan sarana
prasarana pendidikan yang ada di SMA Kolese De Britto, yaitu prinsip
efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua
penggunaan sarana prasarana pendidikan harus ditujukan semata-mata
untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi adalah,
penggunaan sarana prasarana pendidikan diatur secara hemat dan hati-
hati, sehingga semua sarana prasarana pendidikan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian dapat
diperoleh informasi bahwa penetapan kebutuhan sarana prasarana di
SMA Kolese De Britto disesuaikan dengan program yang telah
disepakati dan juga melihat kondisi sarana prasarana pendidikan yang
ada. Proses perencanaan sarana prasarana membutuhkan tahapan-
tahapan dalam pelaksanaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dalam wawancara diperoleh informasi tahapan perencanaan sarana
prasarana pendidikan yaitu:
1) Meminta usulan perencanaan sarana prasarana dari seluruh divisi
berdasarkan kebutuhan dan berpedoman pada rencana operasional
yang telah disepakati pada setiap tahun ajaran.
2) Rapat koordinasi di awal semester yang dihadiri oleh waka sarana
dan prasarana sekolah, kepala bagian sarana dan prasarana Yayasan
dan seluruh karyawan pada setiap divisi untuk menentukan usulan
mana saja yang akan disetujui dan direalisasikan.
3) Menentukan perencanaan mana saja yang menjadi wewenang unit
sekolah dan unit kantor yayasan.
b. Pengadaan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah perencanaan adalah tahap
pengadaan sarana dan prasarana. Prosedur dalam tahap pengadaan
sarana dan prasarana di SMA Kolese De Britto tidak menyulitkan, jika
dirasa perlu maka akan segera diadakan meskipun ada beberapa
kebutuhan yang terkadang tidak direncanakan karena mendadak
dibutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengadaan aset sarana
prasarana (SP), dapat diperoleh informasi bahwa proses pengadaan di
SMA Kolese De Britto sudah berjalan atas praktik baik yang telah
berjalan dari tahun ke tahun. pengadaan sarana dan prasarana di SMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kolese De Britto tidak serumit di sekolah negeri, ketika ada kebutuhan
pengadaan sarana prasarana jika dipandang perlu dan dibutuhkan akan
segera dieksekusi.
Diperoleh informasi bahwa Pengadan sarana dan prasarana di SMA
Kolese De Britto didanai dari berbagai pihak yaitu secara mandiri dari
penerimaan siswa, dari pemerintah dan donatur. Ada batasan dimana
jika pengadaan nilanya kurang dari Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) akan ditangani langsung oleh sekolah, sedangkan untuk
pengadaan yang nilainya lebih dari Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) harus ada pengajuan ke Ketua Pengurus Yayasan dan harus
mendapatkan persetujuan.
c. Inventarisasi Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De
Britto Yogyakarta
Berikutnya setelah dilakukan pengadaan tahapan yang harus
dijalankan adalah inventarisasi aset sarana dan prasarana. Inventarisasi
adalah kegiatan mengidentifikasi sarana dan prasarana berdasarkan
tahun perolehan, harga dan jenisnya untuk selanjutnya
didokumentasikan ke dalam database inventarisasi. Objek atau barang
yang diinventarisasi adalah sarana dan prasarana tetap berwujud yang
tidak habis pakai.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses inventarisasi, dapat
diketahui bahwa saat ini proses inventarisasi belum berjalan. Hal ini
menjadi kelemahan dari bagian sarana prasarana dan perlu segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
mendapat perhatian yang serius. Hal ini diperkuat dari pernyataan wakil
kepala sekolah bidang sarana prasarana yang mengatakan bahwa tidak
dimilikinya data lengkap aset sarana prasarana yang berisi tanggal
pembelian, spesifiksi beserta keterangan lainnya. Proses inventarisasi di
SMA Kolese De Britto hanya tercatat untuk kebutuhan akuntansi saja
sehingga data mengenai jumlah aset tidak dimiliki secara detail dan
lengkap. Proses masuk dan keluarnya barang pun menjadi tidak
termonitor dengan baik sehingga barang apa saja yang sudah tidak ada
masih tercantum di daftar aset akuntansi.
d. Legal Audit/Kepemilikan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta
Legal audit sarana dan prasarana (SP) adalah serangkaian aktivitas
kerja yang mencakup pengauditan bagi status sarana dan prasarana,
sistem dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur pengalihan,
pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas atau aspek
yuridis, pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan sarana serta
prasarana fisik.
Dinamika atau perkembangan nilai aset fisik sarana dan prasarana
baik dalam kuantitas maupun kualitas seringkali menjadi permasalahan
menyangkut penguasaan dan pengalihan hak secara legal. Beberapa
kejadian yang kadang kala muncul antara lain “ketidakjelasan atau
lemahnya” status hak penguasaan, berpindahnya hak kepemilikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
secara tidak sah kepada pihak lain, dan pemindahan hak milik yang tidak
kuat secara legal aspect fisik sarana dan prasarana.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai proses
Legal audit, dapat diketahui bahwa proses Legal Audit/Kepemilikan
Aset di SMA Kolese De Britto masih belum berjalan. Hal ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan mengenai proses tersebut.
e. Penilaian Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
Penilaian sarana dan prasarana adalah sebuah proses kerja untuk
menentukan nilai sarana dan prasarana (SP) yang dimiliki, sehingga
dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, atau yang akan
dialihkan, maupun SP yang akan dihapuskan. Dalam kondisi tertentu,
sebuah penilaian dapat dilakukan secara bersama-sama oleh pihak
internal penilai dari SMA Kolese De Britto dengan pihak luar yang
bersifat independen.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses penilaian, dapat
diketahui bahwa proses penilaian aset di SMA Kolese De Britto masih
belum berjalan, hal ini juga diperkuat dari hasil observasi di lapangan
bahwa tidak ditemukan data penilaian aset sarana prasarana.
f. Operasi dan pemeliharaan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta
Prosedur Operasi/penggunaan aset sarana dan prasarana adalah
kegiatan menggunakan atau memanfaatkan sarana dan prasarana (SP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dalam menjalankan tugas dan pekerjaan. Penggunaan sebuah alat dan
perlengkapan dapat diartikan kegiatan menggunakan alat dan
perlengkapan tersebut dalam pekerjaan. Prosedur penggunaan SP
mencakup seluruh aktivitas yang dilakukan mulai persiapan hingga
pelaporan penggunaan SP. Setiap prosedur penggunaan SP harus
menerapkan prinsip prosedur penggunaan:
1) Aman dan nyaman
2) Jelas/paham
3) Efisien dan efektif
Penggunaan SP perlu terus diupayakan mencapai tingkat “optimalisasi
pemanfaatan SP” atau optimalisasi aset. Optimalisasi SP berarti
mengusahakan penggunaan dan pemanfaatan SP hingga mencapai
tingkat tertinggi dan terbaik.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses operasi dan
pemeliharaan, dapat diketahui bahwa sosialisasi penggunaan atau SOP
penggunaan belum dilakukan dan dimiliki sehingga para user pengguna
dalam mengoperasikan dan menggunakan alat masih cenderung asal-
asalan dan kadang tidak sesuai dengan prosedur baku. Begitu juga
terkait dengan perawatan belum dilakukan secara rutin karena belum
dimilikinya jadwal perawatan berkala terhadap semua aset sarana
prasarana yang dimiliki. Perbaikan akan dilakukan hanya ketika ada
laporan dari user pengguna dan juga dilakukan hanya berdasarkan skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
prioritas terhadap sarana dan prasarana yang sering digunakan oleh
siswa.
g. Penghapusan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De
Britto Yogyakarta
Penghapusan sarana dan prasarana (SP) SMA Kolese De Britto
adalah kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk lain dalam
memindahkan hak kepemilikan dari pihak SMA Kolese De Britto
kepada pihak lain/luar, atau memusnahkan seluruh/sebuah unit atau
unsur/item terkecil dari SP yang dimiliki SMA Kolese De Britto.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses penghapusan, dapat
diketahui bahwa proses penghapusan aset sarana dan prasarana belum
berjalan. Ketika ada barang yang rusak akan langsung diletakkan di
gudang tanpa ada proses pencatatan barang rusak. Hal ini menyebabkan
banyaknya barang rusak yang masih tercantum di daftar aset akuntansi
sehingga terkesan aset yang dimiliki oleh Yayasan De Britto sangat
banyak.
h. Peremajaan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang,
baik usang dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun usang
karena habis umur ekonomis atau umur teknisnya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses peremajaan, dapat
diketahui bahwa proses peremajaan saat ini berjalan berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
permintaan user bukan berdasarkan dari catatan kondisi aset sarana
prasarana. Proses ini hampir sama dengan proses pengadaan, ketika
dalam tahun ajaran berjalan ada barang yang rusak maka selanjutnya
dilakukan penggantian.
i. Pengalihan/mutasi Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese
De Britto Yogyakarta
Pengalihan sarana dan prasarana (SP) adalah upaya memindahkan
hak dan/atau tanggung jawab, wewenang, kewajiban penggunaan,
pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit lainnya di lingkungan SMA
Kolese De Britto
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses pengalihan atau
mutasi, dapat diketahui bahwa proses pengalihan/mutasi aset sudah
berjalan akan tetapi tidak dilakukan proses pencatatan atau
pengadministrasian sehingga data mengenai mutasi aset tidak tersedia
apabila diperlukan. Selain itu juga mengalami kesulitan ketika akan
melacak keberadaan sebuah barang yang telah berpindah dari tempatnya
semula.
j. Pengawasan dan pengendalian Aset Sarana Prasarana Pendidikan di
SMA Kolese De Britto Yogyakarta
Pengawasan berarti bagian sarana dan prasarana memberikan
perhatian pada Sarana Prasarana (SP): “apakah seluruh SP SMA Kolese
De Britto dikelola sesuai atau tidak dengan peraturan”, sedangkan
mengendalikan berarti bagian sarana dan prasarana mengatur agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
seluruh SP dikelola sesuai peraturan. Pengawasan dan pengendalian
menjadi satu fungsi kegiatan yang saling berkaitan dan berada dalam
tanggung jawab serta wewenang Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
dan Prasarana.
Berdasarkan data hasil wawancara dapat diketahui bahwa
pengawasan dan pengendalian terhadap aset sarana dan prasarana belum
berjalan hal ini karena belum adanya aturan/SOP manajemen aset
sehingga menjadi tidak jelas apa yang harus diawasi dan dikendalikan.
B. Analisis dan Pembahasaan
Dalam bagian ini penulis akan mencoba menganalisis dan membahas hasil
temuan penelitian dengan landasan teori yang ada sesuai dengan judul penelitian
yaitu: “Manajemen Aset Sarana dan Prasarana Pendidikan Studi Kasus di
Yayasan De Britto Unit Karya SMA Kolese De Britto”. Peneliti akan
mendeskripsikan secara mendalam temuan hasil penelitian dan kemudian
dikombinasikan dengan konsep teoritis yang ada untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dibahas dalam bab I.
1. Praktik manajemen aset di Yayasan De Britto
Pada tabel 5.1 akan disajikan hasil observasi pedoman/sop tahapan
manajemen aset yang dimiliki Yayasan De Britto dengan teori dari
Kusumastuti & Sugiama (2017) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah
(2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 5.1: Aktivitas Tahapan Manajemen Aset di Yayasan De Britto
Aspek Kegiatan Aktivitas
di Yayasan Keterangan
1. Perencanaan Ada a. Di Yayasan De Britto belum
ada pedoman
b. Berjalan berdasarkan praktik
baik yang telah terjadi
2. Pengadaan Ada a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Sebagian berjalan sesuai
dengan pedoman
3. Inventarisasi Tidak a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Belum berjalan sesuai dengan
pedoman
4. Legal
Audit/Kepemilikan
aset
Ada a. Di Yayasan Belum ada
pedoman
b. Sebagian berjalan berdasarkan
praktik baik yang telah terjadi
5. Penilaian Tidak a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Belum berjalan sesuai
pedoman
6. Operasi &
Pemeliharaan
Ada a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Sebagian berjalan sesuai
dengan pedoman
7. Penghapusan Tidak a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Belum berjalan sesuai dengan
pedoman
8. Peremajaan Ada a. Di Yayasan Tidak ada
pedoman
b. Berjalan berdasarkan praktik
baik yang terjadi
9. Pengalihan Ada a. Di Yayasan Ada pedoman
b. Belum berjalan sesuai dengan
pedoman
10. Pengawasan dan
Pengendalian
Ada a. Di Yayasan belum ada
pedoman
b. Pengawasan yang saat ini
terjadi baru sebatas saat barang
dibeli dan di mana barang
diletakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan data tabel 5.1 di atas akan dibahas masing-masing tahapan
manajemen aset apakah aktivitas sudah dilakukan sesuai dengan teori serta
bagaimana pelaksanaannya di lapangan.
a. Perencanaan
Tahap awal yang dilakukan dalam manajemen aset sarana prasarana
adalah tahap perencanaan. Di dalam tabel 5.1 dapat diketahui bahwa
berdasarkan teori perencanaan merupakan tahapan paling awal sebelum
melakukan pengadaan. Walaupun Yayasan De Britto belum memiliki
pedoman/SOP perencanaan akan tetapi aktivitas perencanaan sudah
berjalan berdasarkan praktik baik yang dilakukan dari tahun ke tahun.
Aktivitas yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain:
1) Pada setiap akhir tahun ajaran wakil kepala sekolah bidang sarana
prasarana akan memerintahkan masing-masing divisi untuk
melakukan rapat internal untuk membahas perencanaan kebutuhan
aset sarana prasarana.
2) Usulan dari masing-masing divisi akan dibahas dalam rapat pleno
yang dihadiri oleh wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana,
kepala bagian sarana dan prasarana Yayasan dan karyawan masing-
masing divisi. Dalam rapat tersebut akan ditentukan usulan mana
saja yang disetujui atau ditunda karena belum mendesak.
Berdasarkan dari pembahasan diatas maka penulis menyatakan
bahwa perencanaan kebutuhan aset di Yayasan de Britto sudah berjalan
dengan baik, walaupun belum bisa dikatakan ideal karena belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dimilikinya pedoman baku/SOP perencanaan aset sarana prasarana.
Proses perencanaan ini juga sudah melibatkan berbagai pihak yang
seharusnya ambil bagian dalam perencanaan tersebut sehingga proses
perencanaan dapat berjalan lancar.
b. Pengadaan
Setelah melakukan perencanaan tahap selanjutnya adalah pengadaan
sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil observasi di lapangan diketahui
bahwa SOP pengadaan telah dimiliki oleh Yayasan De Britto, akan
tetapi ada beberapa tahapan yang masih belum dilakukan. Berikut adalah
aktivitas pengadaan berdasarkan dari SOP yang berlaku di Yayasan De
Britto:
1) Perencanaan
Perencanaan dilakukan oleh pimpinan sekolah maupun kantor
yayasan dengan melibatkan seluruh divisi yang ada.
2) Survey dan lelang
Ketika barang yang akan dibeli belum mempunyai
rekanan/langganan, maka divisi yang membutuhkan barang akan
melakukan survey ke beberapa vendor untuk mencari perbandingan.
Sedangkan jika barang yang akan dibeli sudah mempunyai
vendor/rekanan atau langganan divisi yang membutuhkan akan
langsung menghubungi vendor tersebut untuk melakukan
pembelian. Sedangkan proses lelang dilakukan dengan
membandingkan satu vendor dengan vendor yang lainnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
melihat perbedaan spesifikasi, harga dan kualitas barang yang akan
dibeli.
3) Pengajuan surat
Sebelum melakukan pembelian divisi yang membutuhkan barang
akan mengajukan surat ke wakil kepala sekolah bidang sarana
prasarana untuk mendapatkan persetujuan pengadaan.
4) Penetapan persetujuan pengadaan
Setelah surat diajukan oleh divisi yang membutuhkan selanjutnya
wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana akan memberikan
persetujuan pengadaan atas dasar prioritas kebutuhan sehingga
pengadaan bisa dilaksanakan
5) Proses administrasi
Proses administrasi akan dilakukan oleh divisi yang membutuhkan
dan bagian-bagian terkait di tata usaha sekolah.
6) Serah terima barang dan jasa melalui proses lelang
Karena tidak adanya proses lelang maka serah terima barang
dilakukan langsung oleh penjual kepada pembeli yang dalam hal ini
adalah divisi yang membutuhkan barang.
7) Pelaporan
Setelah barang diterima oleh divisi yang membutuhkan, kemudian
divisi akan melaporkan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana
prasarana bahwa barang sudah diterima sesuai dengan yang dipesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Proses pengadaan kebutuhan aset sarana prasarana di SMA Kolese
De Britto sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada sebagian
prosedur yang belum maksimal dilakukan. Aktivitas yang belum
maksimal dilakukan adalah proses lelang yang di dalam SOP tertulis
dapat dilakukan baik lelang tertutup ataupun terbuka. Dalam bagian ini
perlu adanya peninjauan ulang terkait dengan lelang agar tidak
membingungkan bagi para pelaksana di lapangan. Mungkin dengan
menambahkan keterangan mengenai barang apa saja yang wajib melalui
lelang dan lelang yang bagaimana yang dapat dilakukan. Sehingga
nantinya masalah lelang ini tidak menjadi kendala dalam proses
pengadaan sarana prasarana.
c. Inventarisasi
Aktivitas selanjutnya setelah pengadaan yaitu inventarisasi yang
harus dilakukan agar sarana prasarana (SP) pendidikan yang dimiliki
dapat diketahui secara pasti mengenai jumlah dan kondisinya.
Inventarisasi SP pendidikan di sekolah sangat penting sebagai informasi
kepemilikan dan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana yang
dimiliki.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan diketahui
bahwa Yayasan De Britto telah memiliki SOP inventarisasi sarana
prasarana. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa salah satu
tahapan manajemen aset adalah inventarisasi. Akan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
penginventarisasian yang terjadi saat ini hanya sebatas untuk memenuhi
kebutuhan pembukuan akuntansi saja.
Aktivitas inventarisasi yang seharusnya dilakukan jika mengacu
pada SOP inventarisasi yang berlaku di Yayasan De Britto yaitu:
1) Pengidentifikasian barang inventaris
Barang yang sudah diterima diidentifikasikan dan dicatat ke dalam
database program yang antara lain mengenai jenis, tahun perolehan,
harga, jumlah, ukuran, luas, wama, volume, lokasi dari -objek yang
diinventarisasi sebagai sarana dan prasarana di yayasan De Britto;
2) Pemberian kode
Setiap barang inventaris diberi kode dengan menggunakan
rangkaian angka dan huruf yang telah ditetapkan;
3) Pelaporan
Bagian Invetaris membuat laporan inventarisasi barang kepada
Bagian Sarana Prasarana yayasan dan bagian akuntansi,
4) Serah terima barang
Bagian inventaris menyerahterimakan barang.
Sedangkan Aktivitas yang dilakukan saat ini pada proses
inventarisasi adalah ketika sebuah barang dibeli dari hasil pengadaan
oleh divisi pengaju, selanjutnya barang tersebut akan langsung dibawa
oleh divisi yang melakukan pengadaan. Kemudian barang tersebut akan
langsung diserahkan kepada user yang membutuhkan atau diletakkan di
tempat yang telah ditentukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berdasarkan dari pembahasan diatas maka penulis menyatakan
bahwa proses inventarisasi sarana prasarana belum berjalan hal ini
terlihat dari setiap aktivitas dalam SOP belum dilakukan. Inventarisasi
yang terjadi saat ini masih sebatas pencatatan ke daftar aset tetap untuk
memenuhi kebutuhan pembukuan akuntansi.
d. Legal Audit/kepemilikan aset
Legal Audit/Kepemilikan Aset adalah serangkaian aktivitas kerja
yang mencakup pengauditan bagi status sarana dana prasarana, sistem
dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur pengalihan,
pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas atau aspek
yuridis, pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang
terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan prasarana serta
sarana fisik.
Dinamika atau perkembangan nilai aset fisik sarana prasarana baik
dalam kuantitas maupun kualitas seringkali menjadi permasalahan
menyangkut penguasaan dan pengalihan hak secara legal. Beberapa
kejadian yang kadang kala muncul antara lain ketidakjelasan atau
lemahnya status hak penguasaan, berpindahnya hak kepemilikan secara
tidak syah kepada pihak lain, dan pemindahan hak milik yang tidak kuat
secara legal aspek fisik sarana dan prasarana.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan penulis
menyatakan bahwa proses legal audit/kepemilikan aset saat ini belum
berjalan dikarenakan belum dimilikinya SOP legal audit/kepemilikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
aset sebagai pedoman dalam melakukan setiap aktivitas Legal Audit.
Kegiatan legal audit perlu dilaksanakan bagi SP baru maupun lama
dalam kurun waktu tertentu guna memperkuat dan menjaga keabsahan
status penguasaan dan/atau pemilikan serta hak dan kewajiban yang
melekat atas sarana prasarana.
e. Penilaian Aset
Penilaian sarana dan prasarana adalah sebuah proses kerja untuk
menentukan nilai sarana dan prasarana (SP) yang dimiliki, sehingga
dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, atau yang akan
dialihkan, maupun SP yang akan dihapuskan. Dalam kondisi tertentu,
sebuah penilaian dapat dilakukan secara bersama-sama oleh pihak
internal penilai dari bagian sarana prasarana dengan pihak luar yang
bersifat independen (konsultan assets valuer atau assets appraisal).
Berikut ini merupakan aktivitas proses penilaian sarana prasarana di
Yayasan De Britto berdasarkan SOP yang berlaku yaitu:
1) Menentukan objek yang akan dinilai
Aktivitas penentuan objek yang akan dinilai dilakukan oleh bagian
akuntansi, akan tetapi kegiatan ini dilakukan jika akan ada akreditasi
dari dinas pendidikan saja.
2) Menentukan Nilai Buku
Setiap tahun inventaris akan dicatat nilai bukunya oleh bagian
akuntansi. Nilai buku dapat ditemukan dalam dokumen perhitungan
penyusutan yang dimiliki oleh bagian akuntansi. Setiap tahun bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
akuntansi akan melakukan perhitungan terhadap seluruh aset yang
dimiliki sehingga data nilai buku aset pada akhir tahun dapat
diketahui.
3) Penilaian
Setiap tahun masing-masing divisi belum melaporkan hasil cek fisik
sarana dan prasarana kepada kepala bagian sarana dan prasarana
yayasan sehingga belum bisa dilakukan klarifikasi terhadapt sarana
dan prasarana yang dimiliki
4) Pelaporan
Kepala bagian sarana dan prasarana yayasan belum bisa membuat
lapaoran kondisi sarana prasarana sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya karena masing-masing divisi belum melakukan cek fisik
terhadap sarana prasarana sekaligus menyusun laporannya.
Penilaian harus dilakukan terhadap seluruh sarana prasarana (SP)
yang ada baik milik lembaga maupun milik pihak luar yang berada di
lingkungan lembaga. Penilaian juga perlu dilakukan secara berkala
dalam interval waktu atau periode tertentu, sehingga setiap saat dapat
diketahui dengan jelas dan tegas nilai terkini sarana prasarana yang
dimiliki.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan
diperoleh informasi bahwa SOP penilaian sudah ada akan tetapi proses
penilaian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki masih belum
berjalan sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti nilai terkini dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sarana dan prasarana yang dimiliki. Beberapa faktor yang menjadi
penghambat dalam aktivitas penilaian antara lain tidak dimilikinya data
sarana prasarana secara lengkap sehinga kesulitan dalam melakukan
penilaian, minimnya pengetahun pegawai terkait dengan proses
penilaian, lemahnya pimpinan dalam mengawasi dan mengendalikan
aktivitas penilaian.
f. Operasi dan pemeliharaan aset
1) Operasi sarana prasarana
Operasi sarana prasarana (SP) adalah kegiatan menggunakan
atau memanfaatkan sarana prasarana (SP) dalam menjalankan tugas
dan pekerjaan. Pengoperasian sebuah alat dan perlengkapan dapat
diartikan kegiatan menggunakan alat dan perlengkapan tersebut
dalam pekerjaan. Operasi SP mencakup seluruh aktivitas yang
dilakukan mulai persiapan hingga pelaporan operasi SP. Setiap
operasi SP harus menerapkan prinsip operasi:
a) efisien dan efektif,
b) transparan dan terbuka,
c) adil/tidak diskriminatif dan, akuntabel.
Operasi SP perlu terus diupayakan mencapai tingkat optimalisasi
pemanfaatan SP atau optimalisasi aset. Optimalisasi SP berarti
mengusahakan penggunaan dan pemanfaatan SP hingga mencapai
tingkat tertinggi dan terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Saat ini SOP operasi/operasional yang dimiliki oleh Yayasan De
Britto mengatur tentang peminjaman sarana prasarana dan
pemakaian kendaraan. Seluruh aktivitas peminjaman sarana
prasarana dan pemakaian kendaraan saat ini berjalan akan tetapi ada
beberapa hal yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan yakni
mengenai bagian logistik yang menangani aktivitas operasi ini.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bagian logistik sementara
ini dirangkap oleh bagian tata usaha sekolah. SOP
Operasi/penggunaan sarana prasarana juga belum dimiliki sehingga
dalam menggunakan sarana dan mengoperasikan prasarana masih
belum tepat. Sedangkan untuk operasi dalam peminjaman kendaraan
sudah dilakukan sesuai dengan SOP.
2) Pemeliharaan sarana prasarana
Pemeliharaan sarana prasarana adalah kegiatan menjaga dan
memperbaiki seluruh bentuk sarana prasarana (SP) agar dapat
dioperasikan dan berfungsi sesuai harapan. Menjaga berarti
melindungi dan mempertahankan agar SP tetap berada dalam
kondisi yang siap dioperasikan. Ada pun memperbaiki berarti
melakukan upaya atau kegiatan agar SP kembali dalam kondisi siap
dioperasikan karena terjadinya kerusakan, atau karena adanya
penurunan kualitas SP bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga dan memperbaiki SP
berikut ini:
a) Prasarana bangunan
b) Prasarana umum
c) Sarana pembelajaran
d) Sarana sumber belajar
e) Sarana pendukung
Pemeliharaan dapat dilakukan oleh pihak dalam dan bertempat
di lingkungan lembaga, dilaksanakan bertempat di luar dan oleh
pihak luar lembaga, atau dilaksanakan oleh pihak luar dengan
bertempat di dalam lingkungan lembaga.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Yayasan De Britto
telah memiliki SOP pemeliharaan hal ini sudah sejalan dengan teori
manajemen aset. Secara umum tahap-tahap pemeliharaan mencakup
perencanaan pemeliharaan, pelaksanaan pemeliharaan dan
pemeriksaan. Pemeliharaan sarana prasarana merupakan bagian
pekerjaan dari pegawai yang ada di masing-masing divisi, seperti
pemeliharaan peralatan elektronik, jaringan internet, jaringan
kelistrikan, genzet, bangunan gedung, taman dan sarana prasarana
lainnya. Walaupun aktivitas pemeliharaan dan perawatan sudah
berjalan tetapi belum secara optimal dilaksanakan, masih ada sarana
dan prasarana yang terlewati untuk dirawat dan dipelihara. Hal
tersebut terjadi karena belum dimiliknya jadwal atau daftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pemeliharaan dan perawatan rutin sarana dan prasarana sehingga ada
barang yang rusak baru diketahui ketika ada laporan dari user
pengguna. Sedangkan idealnya sebuah sarana prasarana yang rusak
atau bermasalah dapat diketahui sebelumnya ketika pemeliharaan
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Dengan pemeliharaan yang
rutin dan terjadwal diharapkan dapat mempunyai data yang valid
mengenai kondisi sarana prasarana yang dimiliki
Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas penulis menyatakan
bahwa proses pemeliharaan dan perawatan sudah berjalan akan
tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan belum dimilikinya jadwal
rutin pemeliharaan sarana prasarana yang mengakibatkan
permasalahan kondisi sarana prasarana tidak dapat diketahui dengan
cepat. Permasalahan kerusakan sarana prasarana baru diketahui
ketika pengguna sarana prasrn melaporkannya kepada penanggung
jawab sarana prasarana.
g. Penghapusan aset
Penghapusan sarana prasarana (SP) adalah kegiatan untuk menjual,
menghibahkan, atau bentuk lain dalam memindahkan hak kepemilikan
dari pihak lembaga kepada pihak lain atau memusnahkan
seluruh/sebagian unit atau unsur/item terkecil dari SP yang dimiliki.
Yayasan De Britto telah memiliki SOP Penghapusan sehingga bisa
dikatakan proses penghapusan sudah sesuai dengan teori manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
aset. Aktivitas yang seharusnya dilakukan dalam proses penghapusan
yaitu:
1) Berdasarkan hasil inventarisasi, penilaian, operasi dan pemeliharaan
bagian inventarisasi mengajukan kepada Ketua Pengurus Yayasan
De Britto melalui Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Yayasan
tentang kemungkinan sarana prasarana yang akan dihapus
2) Kepala Bagian Sarana Prasarana Yayasan menjelaskan usulan
penghapusan yang dibuat kepada Ketua Pengurus Yayasan untuk
mendapat persetujuan.
3) Jika tidak mendapat persetujuan maka proses selesai, akan tetapi jika
mendapatkan persetujuan maka bangian inventarisasi dibantu oleh
unit-unit kerja dibawah bagian sarana prasarana Yayasan melakukan
audit dan penilaian kembali terhadap sarana dan prasarana yang
diusulkan untuk dihapuskan.
4) Tahap akhir adalah melakukan proses penghapusan,
pengadministrasian dan pelaporan kepada Ketua Pengurus Yayasan
serta ditembuskan kepada Kepala Sekolah dan Bagian Akuntansi.
Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi di lapangan dan
pembahasan di atas penulis menyatakan bahwa proses penghapusan aset
belum berjalan sesuai dengan SOP/prosedur. Hal tersebut diperkuat dari
temuan penelitian bahwa aktivitas yang terjadi dalam penghapusan yaitu
ketika ada sebuah barang rusak di sebuah unit akan diletakkan di tempat-
tempat tertentu, ketika sudah menumpuk banyak, barang-barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tersebut akan dirongsokkan. Tidak ada tembusan laporan atau berita
acara penghapusan ke bagian-bagian terkait atas sarana prasarana yang
mengakibatkan daftar sarana prasarana masih tercatat di daftar aset
akuntansi sehingga mengakibatkan kondisi laporan keuangan menjadi
tidak sesuai dengan realita.
h. Peremajaan aset
Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang,
baik usang dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun usang
Karena habis umur ekonomis atau umur teknisnya. Yayasan De Britto
belum memiliki SOP/pedoman peremajaan sarana prasarana sehingga
bisa dikatakan proses peremajaan belum sesuai dengan teori manajemen
aset. Walaupun belum ada SOP/pedoman peremajaan sarana prasarana,
saat ini proses peremajaan sudah berjalan. Aktivitas yang dilakukan
dalam proses peremajaan yaitu:
1) Divisi melaporkan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana
prasarana atas barang yang rusak dan harus diganti. Bersamaan
dengan itu divisi membuat pengajuan untuk peremajaan aset yang
dimaksud.
2) Jika barang yang rusak tersebut dibutuhkan dan harus dilakukan
peremajaan maka wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana akan
menyetujuinya.
3) Setelah mendapat persetujuan dari wakil kepala sekolah bidang
sarana prasarana tahap selanjutnya akan dilakukan pengadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi di lapangan dan
pembahasan di atas penulis menyatakan bahwa proses peremajaan saat
ini sudah berjalan berdasarkan praktik baik yang selama ini berlangsung.
Belum adanya SOP/pedoman dalam proses peremajaan tidak
menjadikan persoalan dalam proses peremajaan sarana prasarana.
i. Pengalihan/mutasi aset
Pengalihan sarana prasarana (SP) adalah upaya memindahkan hak
dan/atau tanggungjawab, wewenang, kewajiban, penggunaan,
pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit lainnya di lingkungan
Yayasan De Britto. Objek pengalihan yakni sarana dan prasarana berupa
prasarana bangunan, prasarana umum, sarana pembelajaran, sarana
sumber belajar dan sarana pendukung.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Yayasan De Britto
belum melaksanakan aktivitas pengalihan/mutasi sarana prasarana
sesuai dengan SOP yang dimiliki, sehingga bisa dikatakan proses
pengalihan belum sesuai dengan teori yang ada. Aktivitas menurut SOP
yang seharusnya dilakukan dalam proses pengalihan yaitu:
1) Unit kerja bersangkutan mengajukan permohonan pemindahan
prasarana ke bagian inventaris
2) Bagian inventaris mengklarifikasi pada unit kerja bersangkutan
terkait dengan prasarana yang akan dialihkan/dipindahkan
3) Bagian inventaris melakukan peninjauan lapangan atas objek yang
akan dialihkan/dipindahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4) Bagian inventaris memverifikasi/validasi atas objek yang akan
dialihkan/dipindahkan
5) Pengajuan permohonan pemindahan dari bagian inventaris kepada
kepala bagian sarana dan prasarana sekolah. Jika tidak disetujui
maka proses selesai, namun jika disetujui proses berlanjut
6) Atas persetujuan kepala bagian sarana dan prasarana sekolah bagian
inventaris mengeluarkan surat perintah pemindahan prasarana
7) Bagian inventaris menyerahkan surat perintah pemindahan prasarana
dan menyerahkan terimakan objek bersangkutan dari unit kerja asal
(pihak lama) ke unit kerja yang baru
8) Bagian inventaris melakukan pengadministrasian atas pemindahan
objek
9) Pembuatan laporan pemindahan prasarana oleh bagian inventaris
kepada kepala bagian sarana dan prasarana sekolah
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyatakan bahwa proses
pengalihan/mutasi aset sarana prasarana saat ini belum berjalan sesuai
dengan teori dan SOP/pedoman yang berlaku. Ketika sebuah barang
berpindah dari sebuah divisi ke divisi yang lainnya atau dari satu ruang
ke ruang lainnya tidak ada pencatatan yang mengakibatkan susahnya
mencari sarana prasarana yang telah berpindah tempat atau beralih
penanggungjawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
j. Pengawasan & Pengendalian
Pengawasan berarti Kepala Bagian Sarana Prasarana (SP) perhatian
pada SP apakah seluruh SP dikelola sesuai atau tidak dengan peraturan,
sedangkan mengendalikan berarti Bagian Sarana Prasarana mengatur
agar seluruh SP dikelola sesuai peraturan. Pengawasan dan
pengendalian menjadi satu fungsi kegiatan yang saling berkaitan dan
berada dalam tanggung jawab serta wewenang kepala bagian sarana
prasarana sekolah.
Berdasarkan sasarannya, maka pengawasan dan pengendalian dalam
pengelolaan seluruh SP berupa:
1) Prasarana bangunan,
2) Prasarana umum,
3) Sarana pembelajaran,
4) Sarana sumber belajar,
5) Sarana pendukung.
Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian SP meliputi:
1) Menentukan alat/instrumen pengawasan dan pengendalian;
2) Menjadwalkan secara berkala kegiatan pengawasan dan
pengendalian;
3) Menindaklanjuti hasil pengawasan dan pengendalian;
4) Pelaporan kegiatan pengawasan dan pengendalian kepada kepala
sekolah melalui wakil kepala sekolah bagian sarana prasarana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Berdasarkan dari hasil wawancara, observasi di lapangan dan
pembahasan di atas penulis menyatakan bahwa proses pengawasan dan
pengendalian manajemen aset sarana prasarana saat ini belum berjalan
hal ini dikarenakan belum dimilikinya SOP/pedoman dalam
pengawasan dan pengendalian manajemen aset, sehingga menjadi tidak
jelas apa yang harus diawasi dan dikendalikan. Aktivitas pengawasan
dan pengendalian yang dilakukan belum sampai pada apakah seluruh
sarana prasarana dikelola sesuai dengan peraturan/SOP mengenai proses
perencanaannya, pengadaan, penginventarisasian, legal
audit/kepemilikan, penilaian, operasi dan pemeliharaan, penghapusan,
peremajaan, pengalihan/mutasi melainkan masih sebatas pada saat
pembeliannya dan dimana barang itu berada.
2. Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset di
Yayasan De Britto
Keberhasilan dari manajemen aset sarana prasarana tentu membutuhkan
keterlibatan dan kerjasama dari seluruh elemen yang ada di Yayasan De
Britto terlebih setiap divisi yang ada di SMA Kolese De Britto. Kesadaran
akan pentingnya manajemen aset menjadi hal pokok yang harus
diperhatikan agar pelaksanaan manajemen aset sarana prasarana dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi di lapangan penulis
menyoba menyajikannya dalam tabel 5.2 faktor penghambat manajemen
aset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.2: Faktor Penghambat Tahapan Manajemen Aset
Aspek Kegiatan Faktor
Penghambat Keterangan
1. Perencanaan Ada a. Belum adanya SOP
Perencanaan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses
perencanaan.
2. Pengadaan Ada a. Ada sebagian SOP yang tidak
berjalan yaitu aktivitas
lelang.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses
pengadaan.
3. Inventarisasi Ada a. SOP tidak dijalankan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses
inventarisasi.
c. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
4. Legal
Audit/Kepemilikan
aset
Ada a. Belum ada SOP.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses legal audit.
c. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
5. Penilaian Ada a. SOP tidak dijalankan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses penilaian.
c. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
d. Tidak dimilikinya daftar aset
tetap terbaru.
6. Operasi &
Pemeliharaan
Ada a. Sebagian SOP tidak berjalan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses operasi
dan pemeliharaan.
c. Belum dimilikinya jadwal
rutin pemeliharaan aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
d. Tidak dimilikinya daftar aset
tetap terbaru.
7. Penghapusan Ada a. SOP tidak dijalankan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses
penghapusan.
c. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
8. Peremajaan Ada a. Belum ada SOP.
b. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
9. Pengalihan Ada a. SOP Belum dijalankan.
b. Kurangnya pemahaman dan
kesadaran pegawai akan
pentingnya proses
pengalihan.
c. Belum jelas siapa yang harus
melakukan aktivitas ini.
10. Pengawasan dan
Pengendalian
Ada a. Belum ada SOP.
b. Kurangnya kerjasama pihak
Yayasan dan sekolah.
c. Tidak tau apa yang harus
diawasi dan dikendalikan.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas penulis mencoba merangkum faktor yang
menjadi penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset, antara lain yaitu:
a) SOP tata kelola sarana prasarana yang dibuat pada bulan Mei tahun 2015
hanyalah menjadi sebuah dokumen yang tersimpan rapi sebagai arsip.
Hal ini terlihat dari belum berjalannya SOP manajemen aset secara
maksimal.
b) SOP manajemen aset belum lengkap sesuai dengan teori yang
dikemukakan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
c) Belum tersosialisasikannya SOP tata kelola sarana prasarana ke seluruh
pegawai, sehingga manajemen aset belum berjalan berdasarkan SOP
yang berlaku.
d) Kurangnya pemahaman dan kesadaran pegawai akan pentingnya
manajemen aset sebagai bagian dari cara kerja dalam mengelola aset
sarana prasarana.
e) Belum adanya jobdesk khusus mengenai manajemen aset, sehingga
menjadi tidak jelas siapa divisi/bagian yang berhak menangani aktivitas
manajemen aset.
Dari pembahasan diatas penulis menyatakan bahwa beberapa faktor
penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset di Yayasan De Britto agar
menjadikan perhatian untuk segera ditindaklanjuti agar manajemen aset
sarana prasarana dapat berjalan secara utuh dan menyeluruh.
3. Bagaimana alternatif solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan
manajemen aset di Yayasan De Britto?
Permasalahan manajemen aset yang terjadi menjadi tanggung jawab
Yayasan De Britto dan SMA Kolese De Britto. Hal ini selaras dengan
stewardship theory Donaldson & Davis (1991) yang menggambarkan
situasi dimana para manajemen tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan
individu melainkan lebih ditujukan pada sasaran hasil utama untuk
kepentingan organisasi. Sehingga kesuksesan manajemen aset dapat
digambarkan dari kerjasama yang baik antara Yayasan/pemilik (principals)
dan manajemen (steward).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi serta hasil temuan di
lapangan penulis menyatakan, sebagai alternatif solusi dalam menangani
permasalahan manajemen aset sarana dan prasarana diperlukan kerjasama
antara Yayasan, manajemen sekolah beserta seluruh pegawai yang terlibat
dalam proses manjemen aset. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan
sebagai alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan manajemen aset
yaitu:
a) Mengevaluasi pelaksanaan manajemen aset yang saat ini terjadi.
b) Menyempurnakan SOP sesuai dengan teori manajemen aset dan
disesuaikan dengan kebutuhan lembaga.
c) Sosialisasi SOP tata kelola sarana prasarana ke seluruh pegawai,
sehingga manajemen aset dapat berjalan berdasarkan SOP yang berlaku.
d) Memberikan pemahaman dan kesadaran kepada pegawai akan
pentingnya manajemen aset sebagai bagian dari cara kerja dalam
mengelola aset sarana dan prasarana
e) Membuat job desk bagi pengelola aset.
f) Jika diperlukan membentuk divisi pengelolaan aset atau menunjuk
penanggungjawab yang akan menjalankan aktivitas manajemen aset.
g) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset, untuk membantu
menyediakan data-data yang diperlukan dalam aktivitas pengawasan dan
pengendalian manajemen aset.
Beberapa alternatif solusi tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan
pihak manajemen agar manajemen aset dapat terlaksana dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dibahas pada Bab
sebelumnya mengenai manajemen aset sarana prasarana pendidikan di Yayasan
De Britto unit karya SMA Kolese De Britto, dapat disimpulkan bahwa:
1. Praktik manajemen asaet di Yayasan De Britto
Manajemen aset merupakan bentuk tata kelola yang dapat dilakukan
dalam rangka mengelola aset sarana prasarana pendidikan. Tahapan penting
dalam manajemen aset yaitu meliputi aktivitas perencanaan, pengadaan,
inventarisasi, legal audit/kepemilikan, penilaian, operasi serta
pemeliharaan, penghapusan, peremajaan, pengalihan, pengawasan dan
pengendalian aset. Dari semua aktivitas tersebut yang masih belum
dilaksanakan yaitu aktivitas inventarisasi, penilaian, penghapusan,
pengawasan dan pengendalaian. Sedangkan aktivitas yang sudah berjalan
namun belum optimal yaitu perencanaan, pengadaan, legal
audit/kepemilikan, operasi serta pemeliharaan, peremajaan, dan
pengalihan.
2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset di Yayasan De
Britto
Keberhasilan manajemen di sebuah lembaga tentu memerlukan
kesadaran dari setiap individu. Oleh karena itu keterlibatan seluruh elemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
di Yayasan De Britto diharapkan bisa mewujudkan berhasilnya manajemen
aset sarana prasarana. Berdasarkan hasil temuan dan fakta-fakta di lapangan
penulis mencoba menuliskan beberapa faktor penghambat yang
menyebabkan beberapa aktivitas dalam manajemen aset belum bisa
berjalan:
a. SOP Manajemen aset sarana prasarana yang dimiliki masih belum
lengkap sesuai dengan terori yang ada.
b. SOP yang dimiliki belum tersosialisasikan dengan baik sehingga
pegawai tidak mengetahui jika ada sebuah SOP dalam pengelolaan
sarana prasarana.
c. Belum adanya job deskripsi pekerjaan untuk menangani manajemen
aset.
d. Belum adanya bagian inventarisasi seperti yang disebutkan dalam
SOP/pedoman manajemen aset sarana prasarana Yayasan De Britto.
e. Belum adanya sistem terintegrasi manajemen aset yang dapat membantu
memudahkan dalam pekerjaan.
f. Kurangnya pemahaman dan kesadaran para pegawai akan pentignya
manajemen aset dalam pengelolaan sarana prasarana.
3. Alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan manajemen aset di
Yayasan De Britto unit karya SMA Kolese De Britto
Permasalahan manajemen aset yang terjadi menjadi tanggung jawab
Yayasan De Britto dan SMA Kolese De Britto. Hal ini selaras dengan
stewardship theory Donaldson & Davis (1991) yang menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
situasi dimana para manajemen tidak termotivasi oleh tujuan-tujuan
individu melainkan lebih ditujukan pada sasaran hasil utama untuk
kepentingan organisasi. Sehingga kesuksesan manajemen aset dapat
digambarkan dari kerjasama yang baik antara principals (Yayasan/pemilik)
dan steward (manajemen). Oleh karena itu sebagai alternatif solusi pihak
principals (Yayasan/pemilik) dan steward (manajemen) harus saling
bekerjasama dengan mengesampingkan tujuan pribadi. Beberapa faktor
penghambat dalam pelaksanaan manajemen aset harus menjadi perhatian
serius oleh kedua belah pihak untuk segera diatasi.
B. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, namun
tetap memiliki keterbatasan yang memerlukan penelitian selanjutnya dimasa
yang akan datang. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Informan tidak cukup memahami istilah-istilah dalam aktivitas manajemen
aset.
2. Data-data serta dokumen-dokumen terkait dengan aktivitas manajemen aset
sangat minim.
3. Pembangunan gedung merupakan salah satu bentuk aset tetap akan tetapi
dalam penelitian ini belum dilakukan penelitian secara mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
diuraikan peneliti di atas, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal
berkaitan dengan Manajemen Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto, sebagai berikut :
1. Pihak manajemen melakukan evaluasi pedoman tata kelola sarana prasarana
yang berlaku saat ini untuk selanjutnya dilakukan penyempurnaan.
2. Pada SOP Pengadaan bagian lelang perlu ditinjau kembali peraturannya
misalnya lelang dilakukan untuk jumlah tertentu dan mungkin lelang tidak
sepenuhnya terbuka tetapi lelang dengan penunjukkan peserta lelang
terbatas sehingga ada pembandingnya.
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pegawai agar SOP dapat
diimplemetasikan.
4. Membuat job spesifikasi pekerjaan bagian manajemen aset.
5. Membentuk divisi yang khusus menangani aktivitas manajemen aset.
6. Merancang sistem informasi terintegrasi manajemen aset agar dapat
membantu dalam setiap aktivitas proses manajemen aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Daftar Pustaka
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif - Google Buku.
CV Jejak.
Arifin, M., & Banawi. (2014). Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Ar-
Ruzz Media.
Arikunto, P. D. S. (2005). Manajemen Penelitian. Pustaka Belajar.
Arikunto, P. D. S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
RINEKA CIPTA.
Arikunto, P. D. S., & Yulliana, L. (2012). Manajemen Pendidikan. Aditya Media.
Bafadal, I. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. PT.
Bumi Aksara.
Bancin, A., & Lubis, W. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Studi Kasus SMA Negeri 2 Lupuk Pakam. EducanduM, 10, 62--69.
Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theory and Methods. Pearson Education, Inc.
Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management, 16,
49–64.
Dr. Rahmat, M. P. I. (2019). Pendidikan Agama Islam: Analisis Kebijakan
Pendidikan Agama Islam Indonesia Era 4.0. Literasi Nusantara.
https://books.google.co.id/books?id=kmDwDwAAQBAJ
Educate Magis. (2019). The 2019 Map of the Jesuit Global Network of Schools.
https://www.educatemagis.org/blogs/the-2019-map-of-the-jesuit-global-
network-of-schools-is-here/#
Farikhah, S. (2015). Manajemen Lembaga Pendidikan. Aswaja Pressindo.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007, (2007).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007,
Pub. L. No. 24 (2007).
http://repositori.kemendikbud.go.id/18715/1/Permendiknas-No.-24-tahun-
2007.pdf
Kusumastuti, D., & Sugiama, A. G. (2017). Manajemen Logistik Organisasi Publik.
Universitas Terbuka.
Lubis, M. S. (2018). Metodologi Penelitian. Deepublish.
Mardawani. (2020). Praktis Penelitian Kualitatif “Teori Dasar dan Analisis Darta
Dalam Perspektif Kualitatif.” Deepublish.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliya h (SMA/MA), (2007).
https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e89f6c81b2fa12b67a30393
4383231
Minarti, S. (2011). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Ar-Ruzz Media.
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah (7 ed.). PT. Remaja Rosdakarya.
Nadhiroh, S. (2016). Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan Dalam
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar di MIN Jejeran Bantul
[UIN Sunan Kalijaga]. In Pendidikan Indonesia. http://digilib.uin-
suka.ac.id/21465/
Pananrangi, A. R. (2017). Manajemen Pendidikan (A. G. Tantu (ed.)). Celebes
Media Perkasa.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (2003).
https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e44c4ebd49cfc093ae31323
1363139
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah, Pub. L. No. 19 (2016).
https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e6dc5fb10f94b8b55c30393
5303233
Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah, Pub. L. No. 28 (2020).
https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=e5fe5318896364a494b4a9a3d
1b213e3
Siregar, D. D. (2004). Manajemen Aset Strategi Penataan Konsep Pembangunan
Berkelanjutan Secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah Sebagai
CEO’s Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Society of Jesus. (2005). Instruction on the administration of goods (IAG). General
Curia Society of Jesus.
Suaedi, F. (2019). Dinamika Manajemen Strategis Sektor Publik di Era Perubahan.
Airlangga University Press.
https://books.google.co.id/books?id=QLjQDwAAQBAJ
Sugeng. (2017). Implementasi manajemen sarana dan prasarana dalam
peningkatan mutu pendidikan di MTs Negeri Sragen. INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI SURAKARTA.
Sugiono. (2015). Metode Penelitian manajemen. Alfabeta.
//digilib.bkkbn.go.id/index.php?p=show_detail&id=36852&keywords=meto
de+penelitian+manajemen
Sulistyorini. (2006). Manajemen Pendidikan Islam. Elkaf.
Wahyuni, S., & Khoirudin, R. (2020). Pengantar Manajemen Aset. CV. Nas Media
Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran-lampiran
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan
Perencanaan: Perencanaan kebutuhan aset muncul karena adanya tujuan yang
hendak dicapai. Aset yang dibutuhkan akan digunakan oleh pemilik/pengelola
untuk
memperlancar pencapaian tujuan. Suatu perencanaan kebutuhan aset harus
berorientasi kepada pengguna (user). Perencanaan kebutuhan aset didasarkan
pada master plan organisasi bersangkutan dan ketersediaan dana.
1. Apakah saat ini mempunya pedoman dalam perencanaan kebutuhan
aset? (tanah, bangunan, sarana prasarana)
2. Apakah perencanaan kebutuhan aset sudah berjalan? Seberapa jauh
sudah berjalan?
3. Bagaimana prosesnya? (yang terjadi saat ini)
4. Apakah dasar/landasan dalam merencanakan kebutuhan aset?
(statuta, RIP, RENSTRA)
5. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan aset?
6. Adakah dokumen terkait perencanaan kebutuhan aset? jika ada
dalam bentuk apa ?
Pengadaan: Pengadaan aset adalah kegiatan mengadakan barang/jasa yang
dibiayai
sendiri ataupun yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan secara
swakelola (sendiri) maupun oleh penyedia barang/jasa.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung sudah mempunyai pedoman
dalam pengadaan aset? (dokumen-dokumen pengadaan, pedoman
pemilihan vendor, pedoman lelang, dll)
2. Kapan pengadaan aset mulai dilakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Pengadaan aset apa saja yang saat ini dilakukan? (inventaris, tanah,
bangunan)
4. Bagaimana prosedur pengadaan aset yang terjadi saat ini?
5. Bagaimana cara dalam pengadaan aset? (Melalui pembelian,
pembuatan sendiri, hibah/bantuan, sewa, pinjam, pendaurulangan,
penukaran, perbaikan & rekondisi)
Inventarisasi: kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas prasarana serta
sarana secara fisik dan secara yuridis/legal. Inventarisasi ini dalam bentuk
informasi data aset biasa disebut sebagai database aset atau barang.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses inventarisasi aset
sudah berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses inventarisasi aset yang terjadi saat
ini?
3. Jika belum, mengapa proses inventarisasi aset tidak berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses inventarisasi aset?
5. Apa saja Usulan kedepan dalam proses inventarisasi aset?
Legal Audit/ Kepemilikan adalah kegiatan pengauditan untuk status
prasarana dan sarana, sistem dan prosedur penguasaan, sistem dan prosedur
pengalihan penggunaan dan penggunaan, pengidentifikasian adanya indikasi
permasalahan legalitas atau aspek yuridis, serta pencarian solusi untuk
memecahkan masalah legalitas yang terjadi atau terkait dengan penguasaan dan
pengalihan aset.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses legal
audit/kepemilikan aset sudah berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses legal audit/kepemilikan aset yang
terjadi saat ini?
3.
Jika belum, mengapa proses legal audit/kepemilikan aset ini tidak
berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses legal audit/kepemilikan aset?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
5. Apa saja Usulan kedepan dalam proses legal audit/kepemilikan
aset?
Penilaian adalah proses kegiatan untuk menentukan nilai aset yang dimiliki
sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang akan
dialihkan, ataupun yang akan dihapuskan.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses penilaian aset sudah
berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses penilaian aset yang terjadi saat ini?
3. Jika belum, mengapa proses penilaian aset ini tidak berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses penghapusan aset?
5. Apa saja Usulan kedepan dalam proses penilaian aset?
Operasi dan Pemeliharaan mencakup pemanfaatan aset secara optimal, yaitu
proses pendayagunaan aset, sedangkan pemeliharaan adalah kegiatan
perawatan terhadap aset agar selalu siap memfasilitasi dalam menjalankan
tugas dan pekerjaan.
1. Apakah aset yang dimiliki telah dimanfaatkan secara optimal dan
didayagunakan dengan maksimal?
2. Apakah aset sudah didayagunakan sesuai
3. Apakah perawatan terhadap aset sudah dilakukan? Sejauh mana?
4. Apakah ada jadwal perawatan aset?
Jika ada bagaimana penjadwalannya?
Jika tidak apa kendalanya?
Penghapusan adalah kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk lain
dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan seluruh/sebuah unit
atau unsur/item terkecil dari aset yang dimiliki.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses penghapusan aset
sudah berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses penghapusan aset yang terjadi saat
ini?
3. Jika belum, mengapa proses penghapusan aset ini tidak berjalan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4. Apa saja kendala dalam proses penghapusan aset?
5. Apa saja Usulan kedepan dalam proses penghapusan aset?
Peremajaan Pada tahap ini, dilakukan peremajaan bagi aset yang telah usang,
baik
usang dalam sisi penggunaan dan pemanfaatannya maupun usang karena
habis umur ekonomis atau umur teknisnya.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses peremajaan aset
sudah berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses peremajaan aset yang terjadi saat ini?
3. Jika belum, mengapa proses peremajaan aset ini tidak berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses peremajaan aset?
5. Apa saja usulan kedepan dalam proses peremajaan aset?
Pengalihan aset adalah proses memindahkan hak atau tanggung jawab,
wewenang, kewajiban penggunaan, dan pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke
unit lainnya di lingkungan sendiri.
1. Apakah saat penelitian ini berlangsung proses pengalihan/mutasi
perpindahan aset sudah berjalan ?
2. Jika sudah, bagaimana proses pengalihan/mutasi perpindahan aset
yang terjadi saat ini?
3. Jika belum, mengapa proses pengalihan/mutasi perpindahan aset ini
tidak berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses pengalihan/mutasi perpindahan aset?
5. Apa saja usulan kedepan dalam proses pengalihan/mutasi
perpindahan aset?
Pengawasan merupakan kegiatan untuk melihat dan menilai secara nyata dan
benar apakah pada pelaksanaan kegiatan manajemen aset dilaksanakan
berdasarkan dengan peraturan yang telah ditetapkan atau tidak.
1. Apakah Pengawasan terhadap manajemen aset sudah dilakukan?
2. Jika sudah, bagaimana proses pengawasan manajemen aset yang
terjadi saat ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3. Jika belum, mengapa proses pengawasan manajemen aset ini tidak
berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses pengawasan manajemen aset?
5. Apa saja usulan kedepan dalam proses peremajaan aset?
Pengendalian merupakan kegiatan untuk memberikan kepastian dan
memberikan arahan kepada pekerja agar kegiatan dalam pengelolaan aset
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sebelumnya telah ditetapkan.
1. Apakah pengendalian terhadap manajemen aset sudah dilakukan?
2. Jika sudah, bagaimana proses pengendalian manajemen aset yang
terjadi saat ini?
3. Jika belum, mengapa proses pengendalian manajemen aset ini tidak
berjalan?
4. Apa saja kendala dalam proses pengendalian manajemen aset?
5. Apa saja usulan kedepan dalam proses pengendalian aset?
Pembangunan merupakan kegiatan renovasi bangunan lama atau membangun
gedung baru
1. Apakah saat ini Yayasan De Britto memiliki masterplan
pembangunan?
2. Apakah yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pekerjaan
pembangunan?
3. Bagaimana tahapan dalam renovasi dan atau pembangunan gedung?
4. Apakah ada panitia khusus dalam proses pembangunan gedung?
5. Apakah ada ketentuan dalam menentukan arsitek dan pemborong
yang akan mengerjakan pekerjaan pembangunan? (missal
penunjukan langsung atau lelang, siapa yang menyetujuinya)
6. Siapa yang bertanggungjawab atas kegiatan pembangunan?
(kaitannya dengan kesesuaian atas perencanaan yg telah dibuat
dalam hal spesifikasi, konstruksi dan anggarannya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7. Apakah dalam pembangunan gedung baru harus atas persetujuan
dari Provincial Provinsi Indonesia atau bahkan sampai ke Jendral
Jesuit di Roma?
8. Apa saja kendala dalam proses pembangunan gedung?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 2
Ringkasan hasil wawancara
A. Perencanaan
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Agustinus Prih Adiartanto,
S.Pd, M.Ed selaku kepala sekolah di SMA Kolese De Britto yang
menyatakan bahwa:
“Penetapan kebutuhan sarana prasarana pendidikan ditentukan secara
langsung pada rapat awal semester, jadi seluruh kebutuhan yang ada di
dalam RENOP diusulkan melalui proses analisis dan perencanaan
kebutuhan. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan prioritas sehingga
untuk kebutuhan yang tidak mendesak tidak akan dilaksanakan pada tahun
ajaran ini. ”.
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Perencanaan penetapan kebutuhan rutin dilakukan pada awal tahun ajaran
melalui rapat koordinasi antar divisi untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan selama satu tahun ajaran. Jadi, apa yang kita perlukan itu
berdasarkan apa yang telah kita rancang, dengan melihat pada budget yang
sudah terjadi di tahun sebelumnya lalu kita konfirmasikan pada saat rapat
koordinasi. Ketika memasuki tahun ajaran baru, kami memberi surat
kepada masing-masing divisi seperti misalnya perpustakaan, teknisi,
laboran, rumah tangga, penggandaan dan tata usaha untuk berkoordinasi
secara mandiri artinya per divisi dahulu. Mereka saya perintahkan untuk
membuat list kebutuhan sesuai dengan divisi dan membicarakannya.
Kemudian ketika sudah diberi waktu beberapa saat misalnya 1 (satu)
minggu atau 10 (sepuluh) hari kemudian saya bersama dengan kepala
bagian sarana dan prasarana kantor yayasan memanggil para karyawan di
setiap divisi dalam rapat koordinasi untuk mengolah apa yang telah
diusulkan oleh masing-masing divisi berkaitan dengan usulan aset atau
pengadaan barang. Dalam rapat koordinasi ini dilakukan evaluasi atas aset
yang telah dibeli misalnya kenapa gampang rusak, kualitasnya tidak baik
dan sebagainya. Hasil evaluasi akan dipergunakan dalam perencanaan agar
ketika melakukan pengadaan aset bisa tepat dan sesuai dengan yang telah
direncanakan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Ringkasan hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha
“Pada setiap bulan April sebelum tahun ajaran berakhir setiap divisi sudah
diminta menyampaikan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
pada tahun ajaran mendatang. Kami terlibat langsung dalam proses
perencanaan ini dengan membuat daftar kebutuhan sarana dan prasarana
untuk divisi Tata Usaha.”
4. Ringkasan hasil wawancara dengan staf bagian teknisi komputer.
“Perencanaan aset saat ini sudah berjalan. Perencanaan dimulai dari divisi,
biasanya pada awal tahun ajaran divisi kami akan diminta untuk membuat
anggaran apa yang akan dibelanjakan selama satu tahun ajaran. Nanti dari
koordinator akan di breakdown ke divisi masing-masing dan kami akan
menganggarkan berdasarkan kegiatan apa yang akan terjadi pada suatu
tahun ajaran. Seperti printing raport kemudian nanti ada penambahan-
penambahan seperti kabel untuk jaringan internet dan lain sebagainya. Jadi
perencanaan lebih sifatnya jangka pendek hanya untuk memenuhi
kebutuhan tahun ajaran berjalan. Lalu setelah ada perencanaan diajukan ke
wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana oleh koordinator kami
untuk digabungkan dengan pengajuan dari divisi yang lain.”
B. Pengadaan Aset Sarana Prasarana
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“prosedurnya simple tidak seribet dengan sekolah negeri. pertama kami
nilai terlebih dahulu apakah pengadaannya. Semisal pengadaan LCD,
kalau sifatnya sangat penting, otomatis akan segera kami adakan. Atau ada
pengajuan pengadaan yang tidak begiku penting akan saya pertimbangkan.
Kalau saya berterus terang karena menjabat di tengah jalan menggantikan
pak franky saya tidak diberitahu oleh pak franky bagaimana kalau ada
pengadaan barang tertentu apakah melalui lelang atau bagaimana jadi
menurut sepengetahuan saya belum ada pedoman tertulis untuk proses
pengadaan barang. Pengalaman sampai detik ini ketika saya geluti
misalnya pengadaan kertas siapa yg mengirimkan ini sudah berjalan, jadi
tidak ada yang baru karena sudah memiliki langganan atau dengan
menunjuk langsung. Sampai detik ini saya merasa ada rekanan baru yang
bener-bener kerjasama dengan saya pribadi mewakili sekolah. Misalnya
kalender percetakan kanisius itu sudah pesan dari Romo gustawan harus
begitu jadi kami tidak mengganti, contoh lagi seperti student hand book
juga sudah biasa dengan andi offset. Jadi dengan saya tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
penunjukan saya kepada agen tertentu, jadi mengikuti yg sudah, jadi
mengalir karena kebiasaan dari tahun ke tahun seperti itu. Dan begini juga
ketika saya rasakan ketika kita memutuskan sesuatu itu berdasarkan naluri
pengalaman orang lain. Saya beri contoh yang saya masih ingat, saya
menentukan kalau nggak salah kartu ucapan natal idul fitri itu saya yang
menentukan misalnya kita memakai tempatnya salah satu orang tua murid
usahanya percetakan, itu kenapa karena itu banyak orang mengatakan
pekerjaanya cepat dan tidak itungan apakah partainya harus banyak dan
pekerjaan baik. Nah seperti pertimbangan praktis itu tidak melalui kita
membuka siapa yang mau menawarkan. Sepengetahun saya tidak ada
Dalam proses pengadaan belum ada pedoman tertulis.
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak D. Nino Wahyu W. selaku
kepala tata usaha di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan bahwa:
“Untuk pengadaan sarana dan prasarana yang nilainya tidak melebihi
Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) akan ditangani langsung oleh sekolah,
misalkan pembelian LCD, Komputer, Perlengkapan jaringan internet, dan
lain sebagainya. Sedangkan untuk nilai yang melebihi Rp.10.000.000
harus mengajukan ke Yayasan untuk mendapatkan persetujuan dan setelah
ada persetujuan yang akan menangani pengadaan ini adalah bagian sarana
dan prasarana Yayasan, misalnya pembelian genzet, pemasangan jaringan
CCTV, computer laboratorium, pembangunan-pembangunan besar dan
lain sebagainya. Kalau swasta kan berbeda dengan negeri, kalau negeri
dananya hanya 1 yaitu dari bantuan operasional sekolah (BOS), baik itu
BOSNAS atau dari pemerintah daerah (BOSDA). Kalau kami swasta
sumbernya banyak, dari BOS ada, dari hibah juga ada, dari SPP anak-anak
juga ada”.
C. Inventarisas Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Terus terang saja inventarisasi selama ini menjadi kelemahan dari bagian
sarana prasarana, jadi sayapun tidak melihat disini ada data tentang aset
yang berisi spesifikasi lengkap beserta keterangannya. karena saya dengar-
dengar pihak sarana prasarana Yayasan mau mencari semacam software
yg bisa membantu mempermudah proses inventarisasi tetapi sampai
sekarang belum ada. Kalau boleh saya berterus terang proses inventarisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
aset tidak berjalan. Jadi kalau misalnya saya diyanya LCD projector ada
berapa dan kondisinya bagaimana saya tidak bisa dengan cepat
memberikan jawabannya. Kemudian komputer mana yang rusak, mana
yang masih baik juga kita tidak bisa mengetahui karena tidak ada data.
Saya kira itu pekerjaan besar dari lembaga yang harus menjadi perhatian.”
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak D. Nino Wahyu W. selaku
kepala tata usaha di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan bahwa:
“Proses Inventarisasi yang terjadi saat ini hanya sebatas pada jurnal
akuntansi. Proses penomoran dan pengidentifikasian aset belum terjadi
sehingga tidak diketahui secara pasti jumlah aset yang dimiliki. Hal ini
menjadi kelemahan dalam proses inventarisasi dan harus segera
mendapatkan perhatian khusus. Proses yang terjadi saat ini yaitu ketika
barang datang di kantor Tata Usaha akan dicek oleh divisi yang melakukan
pengadaan/pemesanan, setelah sesuai dengan pesanan divisi terkait akan
membawa barang tersebut dan akan dipasang/diletakkan di tempat yang
telah ditentukan. Setelah barang ditempatkan Tata Usaha tidak mengetahui
lagi dimana barang tersebut berada. Belum adanya pedoman baku
mengenai inventarisasi aset mungkin menjadi salah satu sebab belum
berjalannya proses ini.”
3. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Y. Wisnu Chrisandaru selaku
staf teknisi komputer di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan
bahwa:
“ Sepengetahuan saya untuk saat ini proses inventarisasi belum berjalan
dengan ideal. Untuk keperluan saya pribadi inventarisasi hanya saya
lakukan berdasarkan kebutuhan saya dan sesuai dengan pengetahuan yang
saya miliki. Yang saya lakukan saat ini yaitu Setelah belanja saya akan
melaporkan keuangan ke bagian kasir. Kemudian barang akan saya bawa
sendiri dan akan saya kelola. Jika barang itu menetap dan menjadi
tanggungjawab saya di divisi teknisi komputer maka saya akan
menginventarisasi secara pribadi tanpa pelabelan dan atas inisiatif saya
sendiri. Tetapi dengan data yang seadanya karena saya tidak mengetahui
standar inventarisasi seperti apa, mungkin hanya tanggal pembelian, serial
number dan jumlah unitnya. Data tersebut akan saya gabungkan bersama
buku peminjaman barang sehingga paling tidak ada historinya barang ini
sejak kapan barang ini dipinjam dan berapa kali jadi ketika rusak pun saya
tau barang ini usianya sudah lama sudah sering dipakai artinya memang
layak untuk diperbaharui.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
D. Legal Audit/Kepemilikan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Saat ini saya malah baru tau dan mendengar terkait dengan proses legal
audit ini, selama saya menjabat belum pernah melakukan proses legal audit
sarana prasarana di SMA Kolese De Britto yang mencakup pengauditan
bagi status sarana dan prasarana, sistem dan prosedur penguasaan, sistem
dan prosedur pengalihan, pengidentifikasian adanya indikasi
permasalahan legalitas atau aspek yuridis, pencarian solusi untuk
memecahkan masalah legalitas yang terjadi atau terkait dengan
penguasaan dan pengalihan sarana serta prasarana fisik.”
E. Penilaian Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Saat ini proses penilaian aset belum berjalan. Hal ini juga merupakan
salah satu kelemahan dari lembaga ini. Selama ini siapa yang mempunyai
wewenang untuk melakukan penilaian ini masih belum diatur dengan
jelas. Nah selama ini kita hanya percaya saja jadi misalnya kita pernah
menyuruh teknisi untuk menilai setiap unit LCD yang ada di kelas
umurnya berapa dan berapa jam dipakai waktu itu semua ada datanya,
itupun kita lakukan karena saat itu kita juga ada rencana untuk
menyerahkan pada pihak vendor untuk memaintain LCD kita.”
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak D. Nino Wahyu W. selaku
kepala tata usaha di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan bahwa:
“saat ini proses penilaian aset belum berjalan hal ini belum bisa berjalan
karena belum adanya aturan baku atau mungkin sudah ada aturan tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
belum tersosialisasikan kepada seluruh karyawan. Selain itu ada
kemungkinan kurangnya pemahaman pegawai akan proses penilaian aset.”
3. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Tri Handoyo selaku Koordinator
teknisi dan laboran di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan
bahwa:
“Proses penilaian aset sarana prasarana belum berjalan secara
berkelanjutan, kegiatan penilaian ini hanya dilakukan setiap akhir tahun
sebagai bagian dari proses perencanaan. Sebagai contoh di laboratorium
kami menilai peralatan yang masih layak untuk dipakai maupun yang
sudah rusak untuk kemudian diajukan dalam anggaran tahunan.”
F. Operasi dan pemeliharaan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Agustinus Prih Adiartanto, S.Pd,
M.Ed selaku kepala sekolah di SMA Kolese De Britto yang menyatakan
bahwa:
“yang paling jelek dari tempat kita adalah dalam pengelolaan yaitu
pengoperasian dan perawatannya. Sosialisasi penggunaan atau SOP
penggunaan kita belum mempunyai. Misalnya terkait dengan cara
pengoperasioan LCD Projektor banyak dari pemakai tidak mengetahui
bagaimana cara mematikan dengan benar, yang terjadi adalah ketika
selesai menggunakan LCD Projector langkah pertama yang dilakukan
adalah mencabut kabel power hal ini menyebabkan barang akan mudah
rusak karena mematikan tidak sesuai dengan prosedur. Kaitannya dengan
perawatan kita tidak cermat misalnya teknisi dalam penguasaan terhadap
alat masih lemah atau analisis kerusakannya itu belum baik sehingga
ketika merawat cenderung ketika sebuah barang sudah tidak bisa dipakai
ya dibuang dan beli lagi. Mungkin karena kita belum ada suatu aturan,
misal bagian teknisi punya data barang apa saja, pembelian kapan, kira-
kira kita mau merawat kapan, manajemen perawatannya ini belum muncul.
Jadi disini itu beli, dipakai, tidak dirawat tau-tau rusak.”
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
“Untuk SOP pengoperasian aset sejauh sepengetahuan saya belum ada.
Jadi ketika membeli sebuah alat ya langsung dipakai begitu saja tanpa
terlebih dahulu membaca manualnya, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan terhadap alat tersebut. Misalnya kita punya alat pemotong
rumput ketika membeli ya langsung dipakai begitu saja tanpa
memperhatian manual penggunaannya. Sedangkan untuk perawatan sudah
berjalan tetapi belum dilakukan secara berkala, hanya ketika sebuah
barang rusak lalu kemudian dilakukan penggantian. Belum ada jadwal
berkala untuk perawatan aset lebih cenderung ke perbaikan ketika ada
laporan dari pengguna jadi sifatnya masih pasif menunggu laporan
kerusakan.”
3. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Y. Wisnu Chrisandaru selaku
staf teknisi komputer di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan
bahwa:
“Untuk perawatan secara rutin belum bisa secara optimal saya lakukan
karena keterbatasan jumlah tenaga dan banyaknya unit yang kami
maintenance. Tetapi saya mensiasati berdasarkan skala prioritas, jika alat
itu digunakan oleh siswa akan menjadi utama. Seperti misalnya LCD
Viewer akan kami lakukan secera berkala setiap mid semester, semester
dan liburan. Laboratorium komputer setiap 1 atau 2 bulan sekali
dibersihkan ruangan dan juga komputer dibersihkan.”
G. Penghapusan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Agustinus Prih Adiartanto, S.Pd,
M.Ed selaku kepala sekolah di SMA Kolese De Britto yang menyatakan
bahwa:
“Proses pengahapusan itu tidak terlaksana dengan baik karena barang-
barang rusak hanya ditumpuk begitu saja. Karena keterbatasan
pengetahuan teknisi atau user lalu ketika barang sdh tidak beroperasi atau
ada trouble itu hanya ditumpuk-tumpuk sampai pada banyak sekali barang
yang mau dibuang atau dibetulkan jadi hanya ditumpuk. Jadi belum
sampai bisa memperhitungkan misalnya contoh pak wili itu mengatakan
kalau LCD projector yg rusak-rusak sekian LCD projector bisa ditukarkan
1 yang baru, nah kita itu ada yg rusak ada keluahan langsung beli maka
hilang maknanya komponen-komponen yg masih bisa digunakan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Kalau menjawab secara realita proses penghapusan belum berjalan,
dengan kata lain barang yang rusak ya diongrokkan lalu pada saat tertentu
akan dirongsokkan. Proses penghapusan ini belum berjalan karena belum
adanya SOP atau aturan yang mengatur tentang proses penghapusan dan
juga mungkin keterbatasan pengetahuan tentang proses penghapusan aset
sarana dan prasarana. Jadi ketika ada barang rusak ya sudah langsung
ditumpuk di gudang atau di tempat biasa untuk menaruh barang-barang
rusak.”
3. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Y. Wisnu Chrisandaru selaku
staf teknisi komputer di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan
bahwa:
“Proses penghapusan belum berjalan, jika ada alat yang rusak langsung
digudangkan tanpa dilakukan pencatatan barang rusak. Dikarenakan
belum adanya pedoman dalam proses penghapusan aset sehingga kami di
lapangan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan jika ada barang yang
rusak dan akan dihapuskan.”
H. Peremajaan Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De Britto
Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Peremajaan berjalan hampir sama dengan proses pengadaan jadi ketika
dalam tahun ajaran berjalan ada barang yang rusak maka selanjutnya
dilakukan penggantian melalui proses pengadaan. Misalnya User atau
atasan melaporkan jika ada barang inventaris yang rusak dan segera harus
diganti. Kemudian bagian yang bersangkutan misalnya jika barang yang
rusak adalah LCD Projector maka teknisi akan membuat pengajuan kepada
wakil kepala sekolah sarana dan prasarana untuk melakukan pengadaan,
tentu saja pengajuan harus sesuai dengan anggaran yang telah dibuat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
awal tahun ajaran. Jika pengajuan di setujui maka proses peremajaan dan
pengadaan bisa segera dilakukan.”
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Y. Wisnu Chrisandaru selaku
staf teknisi komputer di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan
bahwa:
“Saat ini proses peremajaan aset sudah berjalan, berdasarkan dari
permintaan user bukan berdasarkan data kondisi aset. Peremajaan sifatnya
masih kebutuhan saat ini. Ketika ada barang rusak baru kami ajukan untuk
penggantian. Kami akan mendapatkan laporan dari user kemudian atas
dasar laporan tersebut kami membuat pengajuan spesifikasi barang yang
akan dibeli untuk diketahui coordinator teknisi dan disetujui oleh wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Setelah itu kami akan
meminta uang ke bagian kasir untuk membeli barang tersebut.”
I. Pengalihan/mutasi Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA Kolese De
Britto Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“pengadministrasian pengalihan/mutasi aset sarana prasarana belum
berjalan di sini jadi kalau saya ditanya mengenai laporan mutase barang
saya tidak bisa menunjukkan datanya. Misalnya seperti almari besi yang
dulu berada di ruang server kemudian dipindah ke ruang lain itu tidak ada
pencatatannya. Memang ini menjadi PR juga buat bagian sarana
prasarana.”
2. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak D. Nino Wahyu W. selaku
kepala tata usaha di SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjelaskan bahwa:
“proses pengalihan/mutasi perpindahan aset sudah berjalan akan tetapi
tidak ada pencatatannya/pengadministrasiannya sehingga ketika ditanya
sebuah barang sudah pindah kemana saja akan sulit untuk diketahui.
Minimnya pengetahuan pegawai mengenai proses pengalihan/mutasi aset
sehingga ketika memindahkan sebuah barang tidak ada semacam berita
acara mutasi aset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
J. Pengawasan dan pengendalian Aset Sarana Prasarana Pendidikan di SMA
Kolese De Britto Yogyakarta
1. Ringkasan hasil wawancara dengan Bapak Petrus Gandhi Prastowo, S.Pd.
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana SMA Kolese De Britto
Yogyakarta, yang menyatakan bahwa:
“Pengawasan dan pengendalian itu merupakan tugas tim sarana dan
prasarana atau tim aset. Jadi pejabat yang menangani urusan sarana prasara
seharusnya ialah wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Nah kalau
sudah muncul kesadaran maka harus dilakukan secara rutin, persoalannya
ada di kontinuitas pengawasannya. Nah pengawasan disini baru sebatas
pada saat pembelian dan dimana barang itu berada. Baru ngomong tentang
tempatnya tetapi belum mengawasi soal perawatan, SOP penggunaan,
penghapusan, mutasi/perpindahan. Belum sampai pada pengawasan
terhadapp cara menggunakan atau SOPnya atau prosedur penggunaan dan
pengawasan terhadap rutinitas control atau rutinitas perawatan. Contoh
yang paling kongkrit disini misalnya kita memiliki mesin pemotong
rumput itu membeli karena kebutuhan tetapi tidak mendidik orang yang
memakainya sehingga cara pakainya ngawur/asal dan ketika rusak tidak
punya pengetahuan harus diapakan akhirnya terbengkalai dan tidak bisa
dipakai.”
H. Permasalahan umum pengelolaan sarana dan prasarana
1. Ringkasan hasil FGD dengan Bapak D. Toni Ariyanti, S.E. selaku kepala
bagian sarana dan prasarana Yayasan De Britto Yogyakarta, yang
menyatakan bahwa:
“saya kira itu permasalahan yang terjadi di De Britto. Memang problem dari
kita yaitu soal kedisiplinan dan konsistensi. SOP sudah ada sejak 2015 akan
tetapi ya itu tadi kita tidak patuh dan disiplin menjalankan SOP yang berlaku
mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, ketika pelaksana dan
pemangku kepentingan tidak disiplin maka akan menjadi masalah. Saya
sebagai kepala bagian kadang tidak tahu kalau sekolah melakukan
pengadaan. Ketika barang-barang dimasukkan ke dalam inventaris kita
belum mempunyai perangkat untuk mengelola itu. Daftar aset yang kita
punyai sudah lama tidak diperbaharui mau memperbaharui belum sempat,
hal ini saya akui belum ada kerjasama yang baik antara sekolah dan
Yayasan. Saat ini saya sedang menyusun manual book manajemen aset
tetapi juga berhenti. Yang harus digaris bawahi kita harus punya TIM agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
koordinasi sekolah dan Yayasan dapat terjalin. Terkait dengan lelang perlu
dibuat klausul lelang agar dalam pelaksanaan menjadi lebih jelas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 3
Daftar Aset Tetap Yayasan De Britto dan SMA Kolese De Britto
Tabel Lampiran 3.1 : Daftar Aset Tetap Tanah (per Januari 2021)
No Keterangan Luas
1. Kompleks SMA Kolese De Britto 32.759 m2
2. Laboraturium alam SMA Kolese De Britto 32.125 m2
Tabel Lampiran 3.2 : Daftar Aset Bangunan (per Januari 2021)
No Keterangan Luas
1. Ruang Kelas 1406 m2
2. Laboratorium Bahasa 81 m2
3. Laboratorium Fisika 108 m2
4. Laboratorium Kimia 108 m2
5. Laboratorium Biologi 108 m2
6. Laboratorium Komputer 108 m2
7. Ruang Audio Visual 108 m2
8. Perpustakaan 324 m2
9. Ruang Rapat Kaca 320 m2
10. Ruang Direksi 116 m2
11. Ruang Tata Usaha 204 m2
12. Ruang Bimbingan konseling 354 m2
13. Kapel 995 m2
14. Aula 1060 m2
15. Ruang Rapat Yayasan 40 m2
16. Ruang Sekretariat Kantor Yayasan 139 m2
17. Toilet 33 m2
18. Lapangan Indor 665 m2
Tabel Lampiran 3.3 : Daftar Aset Inventaris sekolah dan kantor yayasan per tahun
ajaran 2020/2021
No Keterangan Jumlah
1 Printer laser jet 5 P 1
2 Pekerjaan akuistik 1
3 Printer NEC 2000 1
4 Spare part mesin foto copy 1
5 Pesawat telepon 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
No Keterangan Jumlah
6 Spare part komputer 1
7 Buku-buku perpustakaan 1
8 Buku-buku perpustakaan 1
9 Alat-alat la. IPA 1
10 Buku-buku perpustakaan 1
11 HUB ACCTON 8 PORT 1
12 5 mouse easy serial 1
13 Buku-buku perpustakaan 1
14 Hard disk 270 m 1
15 Meja kursi siswa 1
16 Hard disk 1
17 Printer Epson LX-300 1
18 Buku-buku perpustakaan 1
19 Pelitur Meja dan Kursi Sekolah 1
20 Hard Disk 13,260 Quantum 1
21 Card Lan+Bootrom 1
22 1 Perangkat Komputer 1
23 Buku-buku perpustakaan 1
24 Alat-alat laboratorium IPA 1
25 Pelitur Meja dan Kursi Sekolah 1
26 Alat-alat laboratorium IPA 1
27 Alat-alat laboratorium IPA 1
28 Pelitur Meja dan Kursi Sekolah 1
29 120 buah meja kursi siswa 1
30 3 buah HT 1
31 Stop Watch 1
32 Alat-alat laboratorium IPA 1
33 Inventaris sekolah 1
34 Komputer 1
35 Komputer 1
36 Perbaikan listrik 1
37 Service rissograph 1
38 Sarana ekstra 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Keterangan Jumlah
39 Peralatan sound system 1
40 Pembuatan kursi 1
41 Komputer 1
42 Buku-buku perpustakaan 1
43 Printer 1
44 Komputer 1
45 Mesin foto copy 1
46 Peralatan olah raga 1
47 Komputer 1
48 Pembuatan sound system 1
49 Buku-buku perpustakaan 1
50 Pembelian sound system 1
51 Komputer 1
52 Buku-buku perpustakaan 1
53 Laboratorium IPA 1
54 Peta Indonesia 1
55 Komputer 1
56 Laboratorium IPA 1
57 Baling-baling 1
58 Service PABX 1
59 Buku-buku perputakaan 1
60 Almari 1
61 Komputer 1
62 TV 1
63 Pesawat telepon 1
64 LCD Proyektor 1
65 Compo 1
66 Mesin potong kertas 1
67 Mesin fax 1
68 Korden 1
69 Sound system 1
70 Mesin potong rumput 1
71 Filling cabinet 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No Keterangan Jumlah
72 Kursi 1
73 Mesin presensi 1
74 Buku-buku perpustakaan 1
75 Mesin Risograph 1
76 1 unit komputer 1
77 Handicam 1
78 Mesin foto copy 1
79 1 unit komputer note book 1
80 10 unit Microscop 1
81 LCD proyektor 1
82 Mesin fax 1
83 Sound system 1
84 Filling cabinet 1
85 Buku-buku perpustakaan 1
86 Pembelian Keyboard 1
87 Pembelian taperecorder 1
88 Pembelian penyedot debu 1
89 Pembelian Kompresor 1
90 Pembelian AC lab bahasa 1
91 Beli korden 1
92 Wairless 1
93 Pembuatan film dokumenter 1
94 Kulkas 1
95 Time Control 1
96 Filing cabinet 1
97 TV Panasonic 1
98 Mesin penghancur kertas 1
99 Almari 1
100 Mesin foto copy 1
101 Meja guru 1
102 Proyektor 1
103 Meja guru 1
104 Air Conditioner 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Keterangan Jumlah
105 Korden 1
106 Kursi 1
107 Pembuatan film 1
108 Almari 1
109 Camera 2 buah 1
110 Filling Cabinet 1
111 Alat musik 1
112 Filling Cabinet 1
113 Air Conditioner 1
114 Komputer 2 unit 1
115 Perangkat band 1
116 handycamp 1
117 Pembelian 6 komputer 1
118 LCD Proyektor 1
119 Kursi 100 buah 1
120 Mesin absensi 1
121 Filling cabinet 1
122 AC sanyo 1
123 Pembelian komputer 1
124 Pemindahan sound system 1
125 Pembelian filling cabinet 1
126 Pembelian kursi Chitosse 1
127 Pembelian filling cabinet 1
128 Pembelian Printer Canon 1
129 Pembelian Raket & Kok 1
130 Visual Ilmu Pengetahuan 1
131 Perlengkapan Gamelan 1
132 Pembelian Boor 1
133 Pembelian Tangga 1
134 Pembelian 100 Kursi 1
135 Pembelian Laptop Romo 1
136 Pembelian 4 Komputer 1
137 4 Filling Cabinet 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No Keterangan Jumlah
138 PAB X Pelunasan 1
139 Pelunasan tempat sampah 1
140 Pembuatan & Reparasi Pagar 1
141 Tempat Tidur & Kasur UKS 1
142 Stabilizer yamasaki 1
143 Inventaris sekolah 1
144 Mesin Foto Copy 1
145 Istalasi perpus 1
146 Alat musik 1
147 Vacum Cleaner 1
148 Inventaris sekolah 1
149 Kasur 1
150 LCD (kana komputer) 1
151 Jam Digital 1
152 Pembangunan 1
153 Pembayaran alat musik 1
154 Jam digital 1
155 Pemasangan tralis 1
156 Pemasangan karpet R. Doa 1
157 Mesin scaner 1
158 Meja altar & almari 1
159 Meja Counter 1
160 Komputer 2 unit 1
161 Non rutin (komputer server) 1
162 Non rutin (Lab.kom jaringan) 1
163 Komputer & 3 printer 1
164 LCD Projector Hitachi RX7 1
165 Komputer 1
166 AC 7 unit 1
167 2 AC 2 PK LG 1
168 Laptop HP mini 25 unit 1
169 Pelunasan meja counter 1
170 Alat musik 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
No Keterangan Jumlah
171 Komputer 1
172 kursi chitosse 90 bh 1
173 4 AC 1
174 2 LCD 1
175 Laptop u/direksi 1
176 LCD u/perpus 1
177 Komputer 1
178 Kursi TU 8 bh 1
179 Meja ukir pamong 1
180 Mesin pencach sampah 1
181 LCD Acer ledx 163 WL 1
182 Almari perpustakaan 1
183 AC R. Rapat 1 unit 1
188 Almari Etalase BK 1
195 Lemari Etalase 1
196 AC Server 1
197 Wireles 1
198 Notebook DEL N4050 Core I3 (sub.pamong) 1
199 Camera Sony DSC-W610 1
200 Printer Samsung ML 1671 1
201 Komputer u/litbang 3
202 CCTV 1
203 Printer Pixma - PSB 1
204 Printer 1
205 Monitor R. Guru (sonic) 1
206 Scanner Fujitsu LJK 1
207 UPS & Stabilizer 1
208 AC (R. Penggandaan) 1
209 Mesin Las Listrik 1
210 Meja Kursi Waka HUMAS 1
211 10 bh Mikroskop 10
212 AC Sanyo Ruang BK 1
213 Pesawat Telepon Waka Humas 1
214 Komputer WaKa Humas 1
215 Printer, UPS Wakasek Humas 1
216 Beli AC 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No Keterangan Jumlah
217 LCD untuk kelas 1
218 Bayar Stabiliser untuk sekolah 1
219 Lemari untuk peralatan Olah Raga 1
220 Hard Disk Hitachi 500 GB dan Catridge 1
221 Switch internet Cisco 1
222 Komputer Lab A & B 1
223 Perbaikan meja & kursi siswa 1
224 Buah LCD utk Kelas X-6 dan X-7 1
225 Komputer Kepsek dan Wakakur 1
226 Pembelian Laptop ( Invent. Ag. Prih Adiartanto) 1
227 Hard Disk Eksternal 1
228 Printer 1
229 LCD utk Kelas XIIS1 & ruang Rapat 1
230 1 unit CPU untuk Accounting 1
231 Laptop (untuk keperluan keluar kantor) 1
232 LCD XIA1 & Aula 1
233 Inventaris Sekolah - Pembelian Proyektor LCD
(Computa) 1
234 AC R. Audio & Gudang Baru 1
235 LCD (Peremajaan) 1
236 LCD (Peremajaan) 1
237 LCD (Computa) 1
238 AC (R. Audio baru & gudang) 1
239 Stabilizer augen 1
240 TV LED 1
241 2 Tabung O2 dan Selang 1
242 Micrometer dan Jangka Sorong 1
243 Peralatan Olah Raga untuk KMB 1
244 Patung de Britto 1
245 Mesin Potong Rumput 1
246 Jangka Sorong Dll 1
247 Finger Print 1
248 Peralatan Lab BIOLOGI 1
249 Microscop 10 bh 1
250 Alat rekam 1
251 Pelunasan Penghancur limbah 1
252 Peralatan Olah Raga KBM 1
253 Buku Biologi, Sejarah & Ensiklopedia 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
No Keterangan Jumlah
254 Buku Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
&Kurikulum
1
255 LCD Hitachi CPEX-250 1
256 Alat-Alat Praktikum Lab Biologi 1
257 Buku Kiat Sukses Menghadapi Olimpiade Sains
& Ekonomi & Kimia 1
258 Sparepart Upgrade Kom R Guru 1
259 Peralatan Olah Raga untuk Ekstrakulikuler 1
260 4 Printer Epson untuk Print Raport 1
261 CAT RENOV MEJA KURSI 1
262 LCD Hitachi CP-RX250 1
263 LCD Hitachi CP-RX250 1
264 LCD Hitachi CP-RX250 1
265 LCD Hitachi CP-RX250 1
266 Filling Cabinet ATMI 1
267 Meja Rapat 1
268 Buku Perpus Social Agency 1
269 AC 1
270 Buku Ensiklopedia dan Ujian Negara 1
271 Layar Wallscreen 2pcs (CV Jaya Abadi) 1
272 Penghancur kertas 1
273 PC 1
274 Printer Epson L120 Print Raport (Bp Wisnu) 1
275 LCD Panasonic PT LB 330 2
276 LCD Panasonic PT LB 280 3
277 TV LED 1
278 Renovasi Gamelan 1
279 CCTV (Nusa Komunika) 1
280 AC R. Guru 1
281 AC R.CM 1
282 Brankas 1
283 Sparepart Mesin Riso 1
284 Mesin Foto Copy 1
285 LCD 3 buah (Panasonic) 3
286 CPU 1
287 Printer Epson L210 R 1
288 Printer Canon Laser LBP 2900 1
289 HD Internal 1
290 HD Eksternal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No Keterangan Jumlah
291 Kipas Angin 25
292 HD Eksternal 1
293 PC Komputer Perpus 1
294 HD INT 3.5-WD ST 1 TB BLUE 1
295 AC 1
296 PC Komputer 1
297 ACCP LINKSYS WAP 300N 1
298 Lisensi software 1
299 CCTV & Pemasangan 1
300 Penambahan kuota internet (bahan2) 1
301 Sound System Sekolah (Diana Musik) 1
302 Jam digital 1
303 Unifi AP PRO dual band dan kabel UTP 1
304 Pompa air CV. Tehnik Pompa 1
305 Dispenser 1
306 LCD monitor 1
307 Printer 1
308 Alat olahraga/ gym 1
309 2 UPS 1
310 Perbaikan Meja & Kursi 1
311 2 Unit Pompa RO 1
312 Filling Cabinet & Trolley R. Arsip ATMI (Bp.
Nino)
1
313 Mic Wireless TOA 1
314 Wifi Modem 4G Huawei 1
315 Head Epson L210 1
316 HD INT 2.5-WD 500 GB 1
317 5 Unit LCD Computa 5
318 Monitor Samsung 1
319 Printer Epson L220PSC 1
320 Monitor Samsung 19 D300 1
321 Mesin Pemotong Rumput 1
322 PC 5 buah 5
323 Pompa air Grundfos Basic 1
324 Komputer server CCTV 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No Keterangan Jumlah
325 Komputer kasir 1
326 Komputer editing film 1
327 Case CPU Simbada SIM V 2910 1
328 Jaringan lokal internet 1
329 Monitor view sonic 1
330 Tambah jaringan internet 1
331 AC split panasonic 2 PK 1
332 Kipas angin cable speed nest CH 12
333 Komputer siswa 1
334 Monitor LG 1
335 HD external 1
336 Monitor CCTV 1
337 CCTV Sekolah 1
338 LCD Proyektor 1
339 Komputer server perpustakaan 2
340 LCD Proyektor Panasonic 1
341 Vacum cleaner 1
342 Smoke detector 1
343 Gergaji chain sow V-tech 1
344 2 Unit Projektor Panasosonic Wisno 2
345 Komputer untuk sekolah (TU, Lab biologi) 2
346 WDC HDD SATA 3 500GB untuk R kepsek AnR 1
347 RAM Xeon untuk Sever FP GM Computer 1
348 Kabel CS UTP untuk Jaringan Perpus Citranet 1
349 UPS ICA untuk Server FP GM Computer 1
350
2 Pcs Printer Epson L 310 untuk Print Rapor
Anandam (BpPrima) 2
351 Akses poin di 6 titik (Citranet) 6
352 Printer A3 Epson L1300 1
353 2 Pcs Router Indoor RB450G 2
354 1 Pcs Router Indoor RB450G 1
355 Asus Intel Xeon E3-1220 V3 1
356 TP Link, Headprinter 1
357 Proc PSC, MB 1
358 Tang Crimping, Switch Dlink 24 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No Keterangan Jumlah
359
Kontrak penggunaan program Microsoft (Net
Train) 1
360 Wall Fan 18" XII S-2 CKE Toko Bandung 1
361 Notebook HP 14-AN002AX - 2 unit 2
362 Komputer rakitan - 2 unit 2
363 HD SSD Adata SU800 512 GB - 3 unit 3
364 RAM kingston DDR III 8 GB/12800 - 2 unit 2
365 HD eksternal 2,5 WDC element 750 GB USB 3 1
366 Landcard Dlink Gigabyte DGE-528T - 2 unit 2
367 Headset sades SA 711 gaming - 12 buah 12
368 Monitor Acer 18 LED 166 HQL - 4 buah 4
369 Pembelian 2 buah Switch HUB AT-GS900/8 2
370 Pembelian 1 buah Switch HUB AT-GS910/24 1
371 Modem Wifi Cyborg E8388 1
372 Modem Wifi Huawei E5577 1
373 UPS Remingstone 3KV untuk Server 1
374 Penggantian kabel CCTV (Nusakom) 1
375 Port Jaringan Interner (Keperluan UNBK) 1
376 Penambahan RAM ECC 8 GB untuk server
UNBK Asus
1
377 Komputer untuk server UNBK 1
378 UPS laboratorium komputer sekolah 2
379 2pcs wifi kantin, joglo Citranet (M Titik) 2
380 Inventaris DP Meja & Almari untuk Ruang
Alumni
1
381 Aset DP - Pembuatan Papan Tulis Kelas 1
382 Aset DP - Perbaikan Meja Kursi Kelas & Kursi
Guru
1
383 Aset DP - Pembuatan Loker Pos Satpam 1
384 1set Komputer Wakasek Sarpras 1
385 2pcs Monitor samsung 22SF350 ruang kurikulum
& Ka TU
2
386 Neon box visi & misi 2pcs 2
387 Conga meinl HC 555 studio musik (Diana Musik) 1
388 Gitar bas cort GB 34 studio musik (Diana Musik) 1
389 Amplifier keybord roland KC 350 studio musik
(Diana Musik)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Keterangan Jumlah
390 HP samsung J1 ace untuk kesiswaan Frater (Bp
Franky)
1
391 Wallfan 18" CKE Toko Bandung 2pcs X BHS,
2pcs XI A-4 (M Titik)
2
392 Beli hardisk eksternal 1
393 Printer epson L310 hebat komputama untuk ruang
guru (Bp Prima)
1
394 1unit projector hitachi CP EX302EF kelas XI S-2
ELS (Bp Franky)
1
395 Aset DP - Rak Dorong Perpustakaan & Tutup
Water Torn
1
396 Aset DP - Papan Absensi 1
397 Aset DP - Sekat & Penutup AC Ruang Kepala
Sekolah
1
398 Projector hitachi CP EX302EF ELS X S-1 & R.
Inv.
1
399 Aset DP - Pembuatan Tiang Bendera & Tiang
Lampu Penerangan Timur Kantor Yayasan
1
400 Stabiliser 8000 udr Augen r guru (M Titik) 1
401 Printer canon G2000 1.925.000 waka sarpra , 2
printer canon G1000 1.650.000 lab
3
402 AC daikin 2pk FTV50AXV14 ruang guru dorita
(Bp Nino)
1
403 Mesin riso 1
404 Stabiliser Matsunaga 1000VA 18pcs 300.000
Anandam (Bp Prima)
18
405 Papan data siswa Dian Kencana 1
406 Aset DP - Pembuatan Vitrin, Pigura, & Meja
Prasasti untuk Museum
1
407 Keyboard Yamaha EW300 s/n 219BXN01275 r
studio musik (Diana Musik)
1
408 Pembelian Laptop 16 unit untuk sekolah -
persiapan UNBK 2018
16
409 Pembelian PC Asus TS 100-E9/P14 - persiapan
UNBK 2018
1
410 Monitor LG 18,5" 19M38A-B LED - persiapan
UNBK 2018
1
411 UPS prolink PRO01201SFC - persiapan UNBK
2018
1
412 Powered mixer EMX 2 Yamaha s/n
CGP11600651 r AV2 Diana Musik (Bp Nino)
1
413 Amplifier mustang II Fender s/n 2/EEXP01146 r
studio musik Diana Musik (Bp Nino)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
No Keterangan Jumlah
414 2 LCD projektor Hitachi CPEX302 r inventaris
CV Jaya Abadi (Bp Nino)
2
415 Aset DP - Pembelian Smart Water CV. Yipu Yipu
(Lapor 12 Februari 2018)
1
416 PC core I3-7100 server dapodik r. Server (CV.
Kana)
1
417 PC komputer wakasarpras Anandam (Bp Nino) 1
418 LCD projector hitachi CP EX 302 kelas X S-1
(CV Jaya Abadi)
1
419 AC split daikin 2pk STNE 50 MV R Guru New
Indocool (Bp Nino)
1
420 Printer epson L360 sekretaris direksi Anandam
(CV Annisa Computer)
1
421 AC split daikin 2pk R Kepsek New Indocool (Bp
Nino)
1
422 AC split daikin 2pk R Rapat New Indocool (Bp
Nino)
1
423 Aset DP - Pembuatan Papan Tulis Sekolah 1
424 UPS PROLINK 1200SFC 2pcs @1.155jt CV
Annisa Computer sek.pamong sek.adm kesiswaan
2
425 Kursi chairman EC-500 coklat 40 Dian Kencana r
pamong (11/7/18)
1
426 3 access point untuk sekolah 2 dan pastoran 1
(Citranet)
3
427 Aset Dp - Perbaikan Meja Kantin Sekolah 1
428 1unit penghacur kertas ideal 2360 ruang TU (CV
Jaya Abadi)
1
429 LCD projector hitachi CP EX302
SN.CPEX302F8DP02066 kelas XII A-4 Annisa
Computer
1
430 LCD projector hitachi CP EX302
SN.CPEX302F8EP02320 kelas X A-2 Annisa
Computer
1
431 Aset - DP Papan baliho sekolah 1
432 Kulkas Aqua AQR D50AS Lab Biologi LJE (Bp
Jarwanto)
1
433 LCD Projector Hitaschi CP EX302 2 Unit
F7HE05319 & F8FP02603 R. Inventaris
(Computa)
2
434 Mesin Finger Print Parkiran Pegawai New
Premier Series A529181760096 Biometrik
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No Keterangan Jumlah
435 5 pcs Monitor LED LG 22 MK 400 H-B SN :
808NT (CZ4U235, SU4U214, NH4U247,
SU4U262, FA4)
5
436 DP perlengkapan RT-tangga EXT 20FT/6MTR
FIB KW0102180 Krisbow total 3.542.700 (B
1
437 Printer canon G1010
SN:912314C01992AA21KLHY07321 (Annisa
Computer)
1
438 LCD projector hitachi CP EX302F8GP03023
(Annisa Computer)
1
439 Penambahan IP CCTV pos selatan, switch HUB
POE, pindah CCTV analog (Nusakom)
1
440 Card PABX KX-TDA0174 telepon (Nusakom) 1
441 Pembuatan lampu lapangan sepakbola 1
442 2pcs AC split daikin 1,5pk FTC 35NV ruang
kapel (New Indocool)
2
443 Monitor LED Panasonic FG-TH40F3056 CCTV
pos selatan Pt Gobel
1
444 PC DELL T.30 SN:JSX2YH2 & monitor LCD
LG SN:811INFK8W707 server lab atas (Annisa
1
445 Monitor LCD LG TU SN:811INJL04820-kasir,
810INGQ86711-sekdir, 811INCN7U715-adm.s
1
446 2 unit PC server cadanangan UNBK ruang lab
(Anissa Computer)
2
447 Laptop UNBK r server HP-14cm 0005AV
4LD43PA (Computa)
1
448 2 Projector hitachi CP EX303 F8JP00932,
F8JP01063 XI A2 & INV(Annisa Computer)
2
449 Banner Sekolah 1Set
450 Almari Sekolah 1 Set
451 Jam untuk Aula 1
452 Kebutuhan RT-AC outdoor ruang UKS (Cipta
Mandiri)
1
453 HP samsung M10 untuk frater subpamong (Bp
Franky)
1
454 Proyektor hitachi EX 303 XII S-2 (Annisa
Computer)
1
455 Pelunasan Proyektor hitachi ex 303 XII S-2
(Annisa Computer)
1
456 LCD Proyektor Hitachi 1
457 Kamera canon E05 M50 (Wisno Grahakom) 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No Keterangan Jumlah
458 Air compressor krisbow KW1300467
SN.201901829 satpam barat (Kawan Lama
Sejahtera
1
459 Printer EPSON L3110 SN:EP-017-19-0348-752
sekretaris Pamong (Annisa Computer)
1
460 LCD proyektor hitachi CPEX303 SN F9AP02181,
F8LP01940 XII A-5, stock (Annisa Com
1
461 Lensa, batt, case kamera canon (PT Wisno
Grahakom)
1
462 Printer Epson L1110 TU adm kesiswaan 1
464 LCD proyektor maxell SN:MC-EX303EE
F9KE04853 X A-5 SN:F9KE04984 (Annisa
Computer
1
465 Lap top Kepsek Asus TP412FA-EC301T
SN:KAN0LP00L96242A (CV Annisa Computer)
1
466 Sound system lab komputer atas, bawah dan ruang
rapat (Diana Musik)
1 Set
467 Vacuum cleaner wet/dry 30L 3.024.460, troly
foldable hand truck 90kg 408.370 rau
1
468 Printer canon G1010 KLHY29971 subpamong
KLHY24242 pamong (Annisa Computer)
1
469 Alat olah raga ekskul (Arena) 1Set
470 Proyektor maxell MC-EX303EE SN:F9KE04823
cadangan, F9KE05020 XII S-3 (CV Annisa
1
471 Scanner Futjitsu Fi-7160 SN:A33A050495 r.
Kurikulum (Software Farmer Indonesia)
1
472 AC split Daikin 2pk lab komputer bawah
(Indocool)
1
473 komputer 2 monitor, 2 LCD viewer, spliter, kabel
(Annisa Computer)
2Set
474 Acces point Internet 1
475 Smartphone Xiaomi Note 9 1
476 Laptop HP 14S-CF2030TX I5-10210U 1
477 PC Core I 5 1
478 Komputer kesiswaan 1
479 Stand Green Screen Lighting Video Foto Softbox 1
480 Monitor LCD-LG 32ML600M-B 1
481 HT 7pcs Alinco DJ-CRX 5 ruang Pamong 1
482 Mesin Fogging 1
483 Komputer subpamong dan printer kasir sekolah 1
484 LCD Projector 4 pcs maxell MC - EX303E 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No Keterangan Jumlah
485 Laptop HP 14s-CF3018TX Pamong 1
486 CCTV Sekolah 1
487 LCD Projektor 1
488 Papan Tulis 1
489 Grill 1
490 Rak Kapel 1
491 AC SKTM71SV Split Wall 3 PK 2260 Watt 1
492 Lenovo 5145 - upgrade HD SSD 240 GB
kingstone
1
493 Pompa air Honda 1
494 Webcam 1
495 Redmi note 9 128GB 6GB Ram 1
496 Compressor 75 HP 9KD-N 1
497 Mesin Bor GSB16RE Impact Drill 1
498 Mesin Gergaji Kayu 1
499 Mesin Amplas MT 940 Belt Sander 4X610 1
500 Table Saw 80 MM X 254 MM 1
501 Mesin pemotong rumput rover 1
502 E - Perpus 1
503 Smart TV Mi L55M5 - 5XIN TV 55 LED TV 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 4
Dokumentasi Gambar
1. Ruang kantor tata usaha
2. Aula
3. Ruang Rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4. Ruang Gamelan
5. Laboratorium Komputer
6. Laboratorium Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
7. Laboratorium Fisika
8. Laboratorium Kimia
9. Ruang Presidium/OSIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
10. Ruang UKS
11. Ruang Kelas
12. Kapel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
13. Perpustakaan
14. Ruang Memorial
15. Toilet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
16. Tempat Parkir
17. Lapangan Sepak Bola
18. Halaman Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
19. Jalan lingkungan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
20. Wawancara dengan informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related