manajemen kontroling
Post on 03-Aug-2015
420 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swb,karena berkat rahmat dan
hidayah-NYA lah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang
diharapkan penulis ,dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
pembimbing karena berkat bimbingannya ,kami dapat mengerti dan memahami
materi yang telah diberikan dan dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan MAKALAH ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat di manfaatkan oleh
masyarakat luas khususnya mahasiswa fkm unhas yang berkecimpung di
dalamnya ,mudah –mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk masa depan
selanjutnya.
Makassar ,September 2012
Penulis ,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3B. Rumusan Masalah.....................................................................................3C. Tujuan Penulisan.......................................................................................4D. Manfaat Penulisan.....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan.............................................................................5B. Tipe Pengawasan.......................................................................................7C. Tahap Pelaksanaan Pengawasan............................................................... 9D. Manfaat Pengawasan...............................................................................12E. Pengawasan dalam Organisasi Kemahasiswaan......................................13F. Objek Pengawasan...................................................................................13G. Prinsip Pengawasan..................................................................................14H. Pengawasan Efektif..................................................................................15I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial..........................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................20B. Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai pemimpin selain harus memiliki karakter kepemimpinan, juga
harus menguasai fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial inilah yang akan
membantu pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Perlu diingat bahwa jika seorang pemimpin tidak memiliki
kemampuan manajerial, maka ia hanya akan mampu merumuskan dan
menentukan visi/misi organisasi kedepan, namun tidak mampu untuk
menjalankan seluruh aktivitas organisasi menuju pencapaian visi/misi
organisasi tersebut. Untuk itu sebagai pemimpin mengenal fungsi-fungsi
manajerial adalah sangat penting, karena manajemen merupakan seni dalam
pengelolahan organisasi guna pencapaian tujuan organisasi
Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan untuk
mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber lainya secara efektif
dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak fungsi manajemen
yang diungkapkan oleh para ahli, namun pada kesempatan kali ini kami akan
membahas tentang fungsi manajeman POACE yang dikhususkan pada
controlling atau pengawasan dan dihubungkan dengan pengaplikasiannya pada
organisasi kemahasiswaan.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahannya
adalah :
3
1. Apakah yang dimaksud dengan fungsi manajemen controling ?
2. Apa saja tipe fungsi manajemen controling ?
3. Bagaimana tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling ?
4. Apakah manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling ?
5. Apakah contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi
kemahasiswaan ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian fungsi manajemen controling.
2. Mengetahui tipe fungsi manajemen controling.
3. Mengetahui tahap pelaksanaan fungsi manajemen controling.
4. Mengetahui manfaat dari pelakasanaan fungsi manajemen controling.
5. Mengetahui contoh dari fungsi manajemen controling pada organisasi
kemahasiswaan.
D. Manfaat Penulisan
1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan
tentang fungsi manajemen controling.
2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu pemenuhan tugas makalah
kelompok mata kuliah Organisasi Manajemen Kesehatan.
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh
manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja
sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan
yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan
dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai
mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi
prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan
suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang
manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses
melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan perencanaannya. Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17)
menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif
bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
5
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak
hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya
sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada
pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan
dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan.
B. Tipe Pengawasan
6
Donnelly, et al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan
pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1. Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control)
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan
Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yang
diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.
Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna
memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan
hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi
pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada
organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-
syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang
bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan pada hilangnya
perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa
depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-
¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan
masa mendatang. Pengawasan pendahuluan meliputi; Pengawasan
pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-
7
bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan
sumber-sumber daya financial.
2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan.
Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-
sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari tindakan-
tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan
mereka. Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer
sewaktu mereka berupaya untuk:
a. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan
metode¬-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
b. Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
3. Pengawasan Feed Back (Feed Back Control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang
telah dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi
atau tidak sesuai dengan standar. Pengawasan yang dipusatkan pada
kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah
proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari
metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
8
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk
mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak
dilakukan oleh dunia bisnis yaitu:
a. Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
b. Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
c. Pengawasan Kualitas (Quality Control)
d. Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
C. Tahap Pelaksanaan Pengawasan
1. Tahap Penetapan Standar. Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan
target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu
2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Digunakan sebagai
dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan. Beberapa proses yang berulang-
ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode,
pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa
Penyimpangan. Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya
9
penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga
digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Bila diketahui dalam
pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam
pelaksanaan.
Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses
pengawasan yaitu:
1. Menetapkan Standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk
merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah
pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan
yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
2. Mengukur Kinerja. Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur
atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah
ditentukan.
3. Memperbaiki Penyimpangan. Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak
ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116) proses
pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan
jika ada.
10
4. Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada
suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat
universal yakni:
1. Mengukur hasil pekerjaan
2. Membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan
perbedaan (apabila ada perbedaan)
3. Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan
perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan-
tahapan yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:
1. Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar
ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus,
tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti
yang diharapkan.
2. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini
harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan
hal ini.
3. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam
suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam
hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang
diinginkan.
11
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan
dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan.
1. Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan). Sehingga dalam
melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Mengukur kinerja pegawai,
sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat
atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya
secara optimal.
2. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa
penyimpangan-penyimpangan
3. Pengambilan tindakan koreksi. Melakukan perbaikan jika ditemukan
penyimpangan¬-penyimpangan yang terjadi.
D. Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat berupa:
1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan
meningkatkan efisiensi kegiatan program.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
12
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan
atau diberikan pelatihan lanjutan.
E. Pengawasan dalam Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi kemahasiswaan adalah badan normatif tingkat fakultas
sebagai wadah yang mendukung kegiatan mahasiswa dalam hal kesejahteraan,
minat/bakat dan pembinaan penalaran. Anggotanya merupakan wakil wakil
yang dipilih secara langsung oleh para mahasiswa dari calon yang didukung
oleh sekurang kurangnya 10 orang mahasiswa dan disetujui oleh Dekan.
Syarat-syarat untuk menjadi anggotanya adalah mempunyai integritas,
kepribadian dan berbudi pekerti luhur serta mempunyai prestasi belajar yang
tinggi selama mengikuti jenjang pendidikan sebelumnya.
Meskipun merupakan jenis organisasi Non Profit Oriented
Organization (organisasi sosial), organisasi ini juga memiliki struktur
organisasi dan menjalankan fungsi manajemen didalamnya. Contoh konkrit
bukti fungsi manajemen pada organisasi kemahaiswaan adalah pengawasan
yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif mahasiswa terhadap
tugas dan wewenang masing-masing divisinya seperti departemen
kemahasiswaan, departemen kajian strategis, departemen humas dan jaringan,
departemen pelatihan dan pengkaderan dan departemen penelitian
pengembangan dan pengabdian masyarakat dengan menjalankan tahap-tahap
pengawasan.
F. Objek Pengawasan
13
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis
obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasan.
1. Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa.
Pengawasan ini bersifat fisik.
2. Keuangan
3. Pelaksanaan program dilapangan
4. Obyek yang bersifat strategis
5. Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
G. Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu
diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:
1. Adanya Rencana
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi
tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja
bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan
adalah penting untuk mendapat perhatian.
14
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen
bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap
orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap
konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga
dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan
tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar
untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:
1. Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah
kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
2. Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke
dalam tugas penampilan.
H. Pengawasan Efektif
Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada
strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control),
berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif,
fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut
kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai.
15
Kendali ini menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-
sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang
sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali
ini memantau operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin
sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut
kendali feedback , kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan
dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan
aktivitas.
Manajer memiliki 2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian.
Mereka dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri
(internal) atas tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat
mengambil tindakan langsung (external) untuk mengendalikan tingkah laku
orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk
melatih pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk
pengendalian diri dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan
tampilan yang jelas dan dukungan sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan
penggunaan sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian
16
penampilan, sistem kompensasi dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian,
dan management-by-objectives (manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan
pengendalian yang baik adalah:
1. Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam
organisasi.
2. Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam
pekerjaannya.
3. Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.
I. Alat Bantu Pengawasan Manajerial
Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan
adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception) adalah teknik
pengawasan yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil antara yang
direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan perhatian dari
wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip
pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur
manajemen. Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani
semua persoalan rutin organisasional, sementara wirausahawan menangani
persoalan organisasional non rutin atau diluar kebiasaan.
17
2. Management Information System (MIS) yaitu suatu metoda informal
pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan
dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan
dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif. MIS
dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
a. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
b. Tahap desain konseptual.T
c. ahap desain terperinci.
d. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
a. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
b. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
c. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
d. Adanya pengujian pendahuluan
e. Penyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan
pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
a. Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
b. Tepat waktu dalam pemakainya
c. Menekan biaya secara efektif
18
d. System yang digunakan harus tepat dan akurat
e. Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses
menghasilkan informasi yang meringkas posisi financial dari organisasi
dengan menghitung rasio yang didasarkan pada berbagai ukuran finansial
yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran. Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang
menguraikan bagaimana dana pada periode waktu tertentu akan
dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan diperoleh. Anggaran
juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang
telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam
kurun waktu yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan,
anggaran juga merupakan alat pengawasan. Anggaran adalah bagian
fundamental dari banyak program pengawasan organisasi. Pengawasan
anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem
sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata
dan pelaksanaan yang direncanakan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan
perencanaan,merancang system informasi umpan
balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Tipe pengawasan terbagi atas tiga yaitu pengawasan pendahuluan
(Preliminary Control), pengawasan pada saat kerja berlangsung
(cocurrent control) dan pengawasan feed back (feed back control).
3. Tahap pelaksanaan pengawasan yaitu penetapan standar, penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan kegiatan,
tahap pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa serta
penyimpangan tahap pengambilan tindakan koreksi.
4. Pengawasan memiliki lima manfaat terhadap organisasi.
5. Contoh pengawasan dalam organisasi kemahasiswaan adalah
pengawasan yang dilakukan oleh seorang presiden badan eksekutif
mahasiswa terhadap tugas dan wewenang masing-masing divisinya
20
B. Saran
Diharapkan dalam pengawasan dilakukan dengan seefektif dan
seefesien mungkin agar semua kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan
baik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Fungsi Dasar Mnajemen. http://zee-lintang.blogspot.com/2011/05/tugas-dasar-manajemen-fungsi-pengawasan.html. Diakses pada tanggal 25 September 2012.
Novia. 2010. Pengawasan dalam Organisasi. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/. Diakses pada tanggal 25 Septembet 2012.
Oktaviani, Felisia. 2012. Jenis-jenis Organisassi. http://felisiaoktaviani.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-organisasi.html. Diaksese pada tanggal 25 September 2012.
Sihombing, Ferdinan. 2009. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian dalam Manajemen Kesehatan. http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2009/12/30/fungsi-pengawasan-dan-pengendalian-dalam-manajemen-kesehatan/. Diakses pada tanggal 25 September 2012.
Wahyu. 2010. Pengawasan. http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/13/pengawasan/. Diakses pada tanggal 25 Sep 2012.
22
top related