manajemen pembangunan daerah
Post on 12-Jan-2017
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
2
Buku Wajib • Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan.
Alfabeta : Jakarta• Wrihatnolo, Randy R. Dan Nugroho, Riant. 2006 Manajemen
Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo : Jakarta
Referensi Lain • Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan.
Alfabeta: Jakarta• Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta• Tadang, Ambar 1981. Ekonomi Pembangunan. Bina Ilmu :
Surabaya• Mubyarto, dkk. 1984. Nelayan dan Kemiskin : Studi ekonomi
antropologi di dua desa pantai. Rajawali Pers : Jakarta
3
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat:1. Pengertian otonomi dan pembangunan daerah2. Perkembangan otonomi3. Pembangunan daerah
4
• Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang pengertian otonomi dan pembangunan daerah
• Bagian selanjutnya, akan mempelajari tentang perkembangan otonomi
• Bagian akhir perkuliahan, akan mempelajari tentang pembangunan daerah
5
1. Apa arti otonomi daerah bagi anda? Jelaskan2. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 isu
desentralisasi dalam implementasi kebijakan3. Apakah anda merasa puas atau tidak puas dengan
kinerja aparatur birokrasi dalam melayani beberapa urusan di daerah anda ? Berikan argumentasi yang jelas dan ringkas
6
Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004).
7
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah, menggunakan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam UU. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat (UU No. 32 Tahun 2004)
7
8
Desentralisasi Desentralisasi dilihat dari sudut pandang
kebijakan dan administrasi adalah transfer perencanaan, pengambilan keputusan, atau otoritas administratif dari pemerintah pusat kepada organisasinya di lapangan, unit-unit administratif lokal, organisasi semi otonom dan organisasai parastatal, pemerintahan lokal, atau organisasi non pemerintah. Ada 4 bentuk-bentuk desentralisasi pada prakteknya :1. Dekonsentrasi (desentralisasi administrasi),
yaitu pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantor-kantor daerah dari departemen pemerintah pusat.
8
9
2. Devoluasi (desentralisasi politik), yakni pemberian wewenang pembuatan keputusan dan kontrol tertentu terhadap sumber-sumber daya kepada pejabat regional atau lokal.
3. Delegasi adalah pemindahan tanggungjawab manajerial untuk tugas-tugas tertentu kepada organisasi yang berada di luar struktur pemerintah pusat.
4. Privatisasi adalah pemindahan tugas-tugas ke organisasi-organisasi sukarela atau perusahaan swasta baik yang bersifat mencari keuntungan atau yang tidak mencari keuntungan.
9
10
Pembangunan Daerah Pembangunan daerah adalah suatu proses di
mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
10
11
1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja 1945: UU No 1/1945: penekanan pada
dekonsentrasi. Komite Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dari anggota Komite
1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2 dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat oleh Pemerintah Pusat dari calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat dari Pamong Praja secara langsung
1957: UU No 1/1957: penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya) menimbulkan keresahan di kalangan Pamong Praja
12
1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dari anggota DPRD dan membantu KDH debagai eksekutif
1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sebagai Ketua DPRD, penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya)
1974: UU No 5/1974: desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda adalah KDH dan DPRD
1999: UU No 22/1999: penekanan pada desentralisasi (otonomi seluas-luasnya). Legislatif: DPRD, Eksekutif: KDH. KDH diangkat, bertanggung jawab kepada dan diberhentikan oleh DPRD.
12
13
2004: UU No 32/2004 : otonomi daerah dimana hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
13
14
Prinsip Otonomi Daerah Otonomi seluas-luasnya Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat
Menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya, daerah dengan Pusat
Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi
14
15
Pemberian Otonomi seluas-luasnya Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat
Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta keanekaragaman daerah
Urusan wajib menjadi Kewenangan Pemprov Perencanaan dan pengendalian pembangunan Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Penyediaan sarana dan prasaranan umum Penanganan bidang kesehatan Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumberdaya potensial Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
15
16
Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota
Pengendalian lingkungan hidup Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota Pelayanan kependudukan dan catatan sipil Pelayanan administrasi umum pemerintahan Pelayann administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten/kota Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
perundangan
16
• Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara
18
Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional (pasal 150 ayat (1)).
Perencanaan pembangunan daerah disusun sesuai kewenangannya yang dilaksanakan oleh Bappeda (pasal 150 ayat (2)).
Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan (pasal 152 ayat (1))
Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan (pasal 153)
Formulasi tujuan
Formulasi sasaran
Identifikasialternatif/Pilihan
Penilaian komparasi
Perencanaanimplementasi
Implementasi
Evaluasi
Pengumpulan danAnalisis data
Rencana yang dipublikasikan
Alur Perencanaan dan Penganggaran
RPJM Daera
hRPJP
Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daera
h
Renstra KL
Renja - KL
Renstra
SKPDRenja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian
APBD
Diacu
Pedoman
Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
PusatPem
erintah D
aerah
UU KN
21
PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN Pendekatan politik;
Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah dilihat sebagai proses perencanaan : Rakyat memilih berdasarkan program pembangunan
yang ditawarkan calon, seperti halnya dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan calon pada saat kampanye.
Pendekatan teknokratik;Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertanggung jawab. Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan : Bappenas Bappeda 21
22
Pendekatan partisipatif; Melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki
Pendekatan top-down dan bottom-up;Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan dan penyelarasan proses melalui Musrenbang. Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam
rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan daerah dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan Nasional
22
23
Terima kasih, Semoga Bermanfaat
top related