manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan...
Post on 31-Oct-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN EFEKTIF
DI MADRASAH TSANAWIYAH DAARUL RAHMAN 1
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Zulfa Nabiilah
11150182000050
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Zulfa Nabiilah (11150182000050), Upaya Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Efektif di MTs Daarul
Rahman 1 Jakarta Selatan. Skripsi Program Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya yang dilakukan kepala
sekolah MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan dalam meningkatkan kreativitas
guru dalam pembelajaran efektif berjalan dengan baik. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Pengumpulan data pada penelitian menggunakan teknik wawancara, observasi dan
studi dokumen. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan cara reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya kepala sekolah dalam
meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif sudah berjalan cukup
baik. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai upaya yang diterapkan kepala sekolah
melalui: pendidikan dan pelatihan, rapat satu triwulan, supervisi, evaluasi bulanan,
dan reward dan punishment.
Disarankan agar upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk lebih
meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif dilakukan dengan lebih
terprogram dan terencana pada pengelola sekolah induk, jajaran Dinas Pendidikan,
masyarakat, wali santri, dan seluruh stakeholder pendidikan.
Kata Kunci: Upaya Kepala Sekolah, Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Efektif,
dan MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
ii
ABSTRACT
Zulfa Nabiilah (11150182000050), School Principal's Efforts to Increase
Teacher's Creativity in Effective Learning at MTs Daarul Rahman 1, South
Jakarta. Thesis Undergraduate Program (S1) Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to explain the efforts made by the principal of MTs Daarul
Rahman 1 South Jakarta in increasing teacher creativity in effective learning going
well. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive
methods. Collecting data in research using interview techniques, observation and
study documents. Data analysis is then performed by means of data reduction, data
presentation, and drawing conclusions.
The results of this study indicate that the efforts of principals in increasing
teacher creativity in effective learning have gone quite well. This is demonstrated
by the various efforts implemented by the school principal through: education and
training, quarterly meetings, supervision, monthly evaluations, and reward and
punishment.
It is recommended that efforts made by school principals to further enhance
teacher creativity in effective learning are carried out more programmed and
planned in the management of parent schools, staff of the Department of Education,
community, guardians of students, and all education stakeholders.
Keywords: Principal's Efforts, Teacher's Creativity in Effective Learning, and MTs
Daarul Rahman 1 South Jakarta
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatdan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis dalam bentuk skripsi ini. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta
seluruh keluarga dan para sahabatnya.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Efektif di MTs Pondok
Pesantren Daarul Rahman 1” begitu banyak kendala dan hambatan yang tidak dapat
dihindari penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun berkat kritik, saran,
bimbingan, kontribusi material, pemikiran, gagasan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini serta menyusun karya ilmiah ini.
Oleh karenanya, atas segala hormat serta kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Drs. Muarif SAM, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta;
3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil., Dosen Pembimbing I penulisan
skrispi, yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya
dengan penuh kesabaran dalam membantu, membimbing dan mendukung
penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini;
iv
4. Siti Zahra Permatasari, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang selalu
mendukung, membimbing dan mengkritisi, serta meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya untuk membantu penulis memahami penulisan skripsi ini;
5. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd., Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan motivasi dan pengarahan selama menjalani perkuliahan;
6. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama menjalani kegiatan
perkuliahan;
7. Plt Kepala MTs Pondok Pesantren Daarul Rahman 1, Ust. KH. Ahmad
Qosim Susilo, M.Pd beserta para guru dan staff yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi data sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini;
8. Orang tua tercinta, Bapak Suparno, S.Pd. dan Ibu Neneng Nurhasanah,
S.Pd. atas segala doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, dan dukungan moral
maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
9. Kakakku (Fadhlurrohman), adik-adikku (Naufal Hisyam, Nafisah Nailal
Husna, dan Nashifah Nailal Husna), yang telah memberikan doa dan
dukungannya baik moral maupun materiil kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini;
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2015 (LBC), yang
tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, terimakasih untuk segala
doa, dukungan, keceriaan, kekompakan selama di kelas dan memberi
banyak kenangan yang indah dalam kehidupan saya.
11. Seluruh teman-teman Himpunan Qori dan Qoriah Mahasiswa (Hiqma) UIN
Jakarta yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat, terimakasih atas doa, dukungan, serta pengalaman
yang luar biasa bersama kalian selama bersama-sama menjadi anggota
Hiqma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Last but not least untuk semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu per-
satu yang sudah menyumbangkan tenaga, waktu dan ide dalam membantu
v
dalam pembuatan skripsi ini. Even your name not in there, you all know i
can not finish it without you all help so thank you.
Atas segala jerih payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah
swt membalasnya dengan balasan yang belipat ganda. Amin.
Pada akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini sebagai karya tulis yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk perbaikan dan kemajuan penulis kedepan.
Jakarta, 30 Oktober 2019
Zulfa Nabiilah
11150182000050
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.Latar Belakang ................................................................................................ 1
B.Identifikasi Masalah ........................................................................................ 7
C.Pembatasan Masalah ....................................................................................... 7
D.Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
E.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 8
F.Manfaat Penulisan ........................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................. 9
A.Upaya Kepala Sekolah .................................................................................... 9
1.Pengertian Kepala Sekolah ......................................................................... 9
2.Tugas, Fungsi dan Peran Kepala Sekolah ................................................. 10
3.Kompetensi Kepala Sekolah ..................................................................... 13
4.Upaya Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kreativitas Guru .................... 14
B.Kreativitas Guru ............................................................................................ 15
1.Pengertian Kreativitas ............................................................................... 15
2.Ciri-ciri Kreativitas Guru .......................................................................... 17
vii
3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Guru ................................ 18
4.Kualifikasi Guru Kreatif ........................................................................... 20
C.Pembelajaran yang Efektif ............................................................................ 21
1.Pengertian Pembelajaran yang Efektif ...................................................... 21
2.Peran Guru dalam Pembelajaran ............................................................... 22
3.Prinsip pembelajaran ................................................................................. 24
4.Indikator Pembelajaran yang Efektif ......................................................... 25
D.Penelitian yang Relevan ................................................................................ 27
E.Kerangka Berpikir ......................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 31
A.Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 31
B.Metode Penelitian.......................................................................................... 31
C.Sumber Data .................................................................................................. 32
D.Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 32
E.Instrumen Penelitian ...................................................................................... 33
F.Pemeriksaan/Pengecekan Keabsahan Data .................................................... 38
G.Teknik Analisis Data ..................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 40
A.Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 40
1.Profil Sekolah MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.............................. 40
2.Visi dan Misi ............................................................................................ 41
3.Struktur Organisasi Sekolah ...................................................................... 43
4.Keadaan Tenaga Pendidik ......................................................................... 43
5.Keadaan Peserta Didik .............................................................................. 46
6.Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................................. 47
7.Kegiatan Sekolah ...................................................................................... 48
viii
8.Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................................................... 49
B.Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 50
C.Temuan-Temuan Hasil Penelitian ................................................................. 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 68
A.Simpulan ....................................................................................................... 68
B.Saran-saran .................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 73
BIODATA PENULIS .................................................................................................... 124
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................31
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara...…………………………………………....….33
Tabel 3.3 Lembar Observasi Sarana dan Prasarana…………………………......37
Tabel 3.4 Lembar Data Mengenai Sekolah ……………………………………..37
Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan.............................................44
Tabel 4.2 Data Siswa …….……………………………………………………...46
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana …….…………………………………47
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………………………………..……………….31
Gambar 3.1 Struktur Organisasi ………………………………………………..43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi ………………………………………………..74
Lampiran 2 Hasil Wawancara Plt Kepala Sekolah ……………………………..75
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru sekaligus Staff TU I…..……………………81
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru sekaligus Staff TU II ……………….…….86
Lampiran 5 Hasil Wawancara Guru ……………………………………………..92
Lampiran 6 Hasil Wawancara Guru ………………………………..……….……97
Lampiran 7 Hasil Observasi……………………………………………………..102
Lampiran 8 Daftar Ceklis Lembar Data Mengenai Sekolah…………………….103
Lampiran 9 Gambar Keadaan Sarana dan Prasarana……………………………104
Lampiran 10 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ……………………….......105
Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Observasi…………………………………106
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian………………………………...107
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……………………108
Lampiran 14 Lembar Uji Referensi……………………………………………..109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dari proses
pembangunan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Sebagaimana yang telah tertera pada undang-undang nomor 20
tahun 2003 pasal 3 yakni tujuan pendidikan nasional yang berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka, diperlukannya upaya yang
optimal dalam menyelnggarakan pendidikan agar menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan tentunya akan menentukan ketersediaan sumber daya
manusia di masa mendatang.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan akhlak,
keterampilan, dan pengetahuan anak dan pemuda disekolah atau dirumah,
agar hidup mereka bahagia dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.1
Adapun menurut UU No. 20 tahun 2003 dalam buku Musfah tentang
sisdiknas dijelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berhak
memperoleh pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan
kualitas; kesempatan untuk menggunakan sarana dan prasarana, dan
fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.2 Jadi,
pendidikan adalah segala perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk
1 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), Cet. I, h. 11 2 Ibid., h. 10
2
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang ada dalam diri peserta
didik.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah, keberhasilan sekolah adalah keberhasilan
kepala sekolah. Kita tidak akan menemukan sekolah yang baik dengan
kepala sekolah yang buruk atau sebaliknya sekolah yang buruk dengan
kepala sekolah yang baik. Studi keberhasilan kepala sekolah adalah
seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah3
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.4 Kepala sekolah
harus mampu meningkatkan kreativitas guru melalui strategi-strategi
dengan gagasan yang bersifat strategik sehingga berpengaruh pada guru
secara efektif dan efisien. Untuk bisa memimpin dengan baik, seorang
pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi untuk mencapai visi dan
cita-citanya agar dapat mengahadapi berbagai rintangan dan risiko yang
menghadangnya.5 Itulah sebabnya sebuah lembaga yang memiliki
pemimpin yang hebat, maka lembaga tersebut akan tumbuh dan
berkembang dengan baik walaupun secara manajerial kurang baik.6
Kepala sekolah selaku pemimpin dalam mengelola pendidikan
diharapkan bisa berperan aktif dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya
untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien. Sebagai manajer,
Kepala sekolah harus mampu dalam menjalankan tugas-tugas
operasionalnya antara lain: mengelola kurikulum, mengelola administrasi
peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola sarana dan
prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi
3 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahnnya,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 82 4 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), h. 24 5 Muhaimin, Manajemen Pendidikan: Aplikasi dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2009), Cet. I, h. 33 6 Ibid., h. 39
3
keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara optimal agar dapat
menunjang produktivitas sekolah.7
Dengan demikian maka, kepala sekolah diharapkan dapat mengelola
lembaga pendidikan kearah yang lebih baik sesuai dengan perkembangan
jaman yang dapat menjanjikan masa depan bagi mereka yang berkecimpung
didalamnya.
Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan, salah satunya
adalah guru. Ditangan para gurulah ujung tombak pendidikan terdepan
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas disini diartikan
berupa peserta didik yang baik, baik secara moral akademis, ptensi,
kematangan emosional serta spiritual tergantung dengan didikan tangan
seorang guru. Dengan begitu, akan menghasilkan generasi yang siap
menghadapi tantangan zamannya. Dengan demikian, sosok guru yang
dibutuhkan adalah guru kreatif, berkualifikasi, berkompeten, dan
berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas keguruannya.8
Guru sebagai pendidik dan murid sebagai anak didik dapat saja
dipisahkan kedudukannya, tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam
mengembangkan diri murid dalam mencapai cita-citanya.9 Sebab, guru
adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
murid-murid, baik disekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian
berat tugas dan pekerjaan guru, maka harus memenuhi persyaratan pokok
yang mungkin seimbang dengan posisi untuk menjadi guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam
menyampaikan materi pelajaran harus memiliki strategi serta metode yang
sesuai. Seperti kesabaran, lemah lembut dalam melakukan pendekatan, dan
tidak mempersulit, tetapi mempermudah, agar tujuan yang diharapkan
7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 107 8 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), h. 40 9 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. IV, h. 21-22
4
tercapai, dan peserta didik mempunyai semangat untuk belajar dan
mengembangkan potensinya.
Perilaku guru yang kreatif tentunya menghasilkan pembelajaran
yang efektif. Proses pembelajaran yang tidak disampaikan oleh pendidik
secara kreatif dapat menjadikan siswa merasa bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran. Maka diperlukannya pembelajaran yang efektif dan untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif diperlukannya keterampilan dalam
mengajar. Seiring dengan tanggung jawab professional guru dalam proses
pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru
dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pembelajaran yang akan berlangsung.10
Dengan demikian, pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila
guru mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa, serta
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini
dapat dicapai dengan melibatkan mereka dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian pembelajaran.11 Pakem adalah suatu istilah untuk
menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Disebut demikian, karena pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kreativitas belajarsehingga
terjadi pembelajaran yang lebih efektif dalam suasana yang
menyenangkan.12
Kreativitas merupakan indikator seseorang untuk membuat hal yang
baru, bedasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Guru yang
kreatif senantiasa mereka akan professional, dari hari ke hari akan
meningkatkan mutu kinerjanya, ukuran kinerja tersebut akan terlihat dari
10 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 3
11 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), Cet. V, h. 325 12 Ibid., h. 322
5
rasa tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam
kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas.13
Oleh karena itu, menurut Gerstner dalam Kunandar, dibutuhkan
sekolah yang baik yang memiliki ciri-ciri: (1) kepala sekolah yang dinamis
dan komunikatif dengan kemerdekaan memimpin menuju visi keunggulan
pendidikan; (2) memiliki visi, misi dan strategi untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan dengan jelas; (3) guru-guru yang kompeten dan berjiwa
kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya
secara inovatif; (4) peserta didik yang sibuk, bergairah, dan bekerja keras
dalam mewujudkan perilaku pembelajaran; (5) masyarakat dan orang tua
yang berperan serta menunjang dalam pendidikan.14
Disini penulis ingin melakukan penelitian yang memfokuskan pada
“upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru dalam
pembelajaran efektif di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan”, karena
penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana intensitas tupoksi kepala
sekolah sebagai pemimpin sekolah sekaligus menjelaskan secara teperinci
mengenai upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kreativitas guru dalam pembelajaran efektif.
Maka berdasarkan pra observasi di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan banyak ditemukannya guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi
S1 sebagai syarat ketentuan mengajar dan tentunya hal ini mempengaruhi
kemampuan guru dalam berpikir kreatif dalam menciptakan pembelajaran
yang efektif. Berdasarkan hal ini kepala sekolah kurang memberikan
bimbingan kepada guru-guru dalam memperbaiki mutu proses
pembelajaran.
13Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru (Konsep, Strategi, dan
Impelementasi), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 98-99 14 Kunandar, op. Cit., h. 37
6
Berdasarkan fenomena yang terjadi di MTs Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan kurang efektifnya guru dalam menjalankan profesi
keguruannya, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya guru yang kurang
meminati dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan kalau tidak disuruh
oleh kepala sekolah baik itu yang diadakan Depdiknas maupun luar
Depdiknas sehingga peserta didik merasa bosan dan sulit menyerap materi
yang disampaikan saat proses pembelajaran berlangsung. Kebanyakan
metode mangajar yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung hanya monoton saja tidak disesuaikan dengan materi pelajaran
dan kondisi psikologis peserta didik.
Berdasarkan pra observasi juga, penulis mengetahui minimnya
intensitas kepala sekolah tentang tupoksinya sebagai pemimpin sekolah, hal
ini terlihat ketika kepala sekolah diberi pertanyaan oleh penulis pada saat
wawancara, jawaban yang tersampaikan kurang memuaskan. Kepala
sekolah MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan mengungkapkan bahwa
sudah dilakukannya supervisi berupa kunjungan kelas. Akan tetapi
berdasarkan jawaban responden lain, tindaklanjutnya yang dilakukan kepala
sekolah kurang menyeluruh terutama terkait peningkatan profesionalisme
guru.
Dalam hal ini guru sebagai tenaga pendidik yang terjun langsung
dalam proses pembelajaran juga harus mampu menguasai teknologi
pendidikan. Berkaitan dengan hal ini kreativitas guru sangat diperlukan dan
hal ini tidak lepas dari peran kepala sekolah.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti menganggap penting
untuk mengetahui tentang upaya kepala sekolah dalam peningkatan
kreativitas guru dan rendahnya kreativutas guru dalam proses pembelajaran
efektif di sekolah. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian lebih
lanjut dengan judul “Upaya Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kreativitas
Guru dalam Pembelajaran Efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman
I Jakarta Selatan.”
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah:
1. Kepala sekolah kurang memperhatikan program penyetaraan bagi guru
yang memiliki kualifikasi rendah agar memiliki penyetaraan S1.
2. Kurangnya bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam memperbaiki
mutu proses pembelajaran.
3. Kurangnya intensitas kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksinya
sebagai pimpinan sekolah.
4. Kurangnya penindaklanjutan hasil supervisi akademik yang dilakukan
kepala sekolah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5. Rendahnya kreativitas guru dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang efektif.
6. Minimnya minat guru untuk mengikuti program pelatihan baik yang
diadakan Depdiknas maupun luar Depdiknas.
7. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan metode mengajar yang
sesuai.
8. Kurang efektifnya guru dalam menjalankan profesi keguruannya.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi maslaah
ini dengan fokus sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan kepala sekolah dalam melaksanakan Tupoksi
sebagai pimpinan sekolah.
2. Rendahnya kreativitas guru dalam menciptkan pembelajaran yang
efektif.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, maka dapat
disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut:
“Bagaiman akah Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas
Guru dalam Pembelajaran Efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman
I Jakarta Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana upaya kepala sekolah dalam
Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Efektif di
Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman I Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui wujud nyata kreativitas guru dalam pembelajaran
efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian kali ini
yaitu sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru dalam
menciptakan pembelajaran yang efektif di Madrasah Tsanawiyah
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
2. Guru dapat berfungsi dengan baik sebagai agen pembelajaran bagi siswa
di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
3. Sebagai suatu masukan bagi para peneliti lainnya untuk penelitian yang
lebih mendalam.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Upaya Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Wahjosumidjo kepala sekolah adalah tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.15
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 6
Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah,
mengemukakan bahwa pengertian kepala sekolah, yaitu:
Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk
memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi
taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa
(TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa
(SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah
atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah
menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia
di Luar Negeri.16
Sedangkan Mulyasa berpendapat kepala sekolah sebagai
pemimpin formal bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
pendidikan melalui upaya-upaya yang dilakukannya. Untuk itu kepala
sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan, maupun
15 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahanya), (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 83. 16 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018, tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, BAB I Pasal 1, diakses pada tanggal 5 april
2019 pukul 07:29.
10
menciptakan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses
pendidikan secara efektif dan efisien.17
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional yang diberi tugas untuk
memimpin disuatu lembaga pendidikan dimana terjadinya proses
pembelajaran agar terlaksananya proses pembelajaran secara efektif dan
efisien. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab
sebagai pemimpin dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum,
hubungan masyarakat, dan perlengkapan organisasi sekolah.
Dengan demikian, seorang kepala sekolah hendaknya dapat
meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya dapat berjalan
dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum,
penyediaan dan pemanfaaat sumber daya guru, rekrutmen sumber daya
peserta didik, kerjasama sekolah dengan orang tua, serta tamatan yang
berkualitas.
2. Tugas, Fungsi dan Peran Kepala Sekolah
Menurut Mulyasa tugas pokok dan fungsi kepala sekolah yaitu
sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator,
dan motivator. Berikut ini dijabarkan tugas dan fungsi kepala sekolah
yang berkaitan yaitu: (1) sebagai edukator, kepala sekolah harus
mempunyai strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolahnya; (2) sebagai manajer, kepala sekolah
memberi kesempatan kepada para tenaga pendidik dan kependidikan
untuk meningkatkan profesinya dan terlibat dalam berbagai kegiatan
yang menunjang program sekolah; (3) sebagai administrator, kepala
sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola administratsi
personalia, sarana dan prasarana, kearsipan dan keuangan; (4) sebagai
supervisior, kepala sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh
17 E. Mulyasa, op. Cit, h. 84.
11
tenaga kependidikan; (5) sebagai leader, kepala sekolah harus memiliki
karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar,
pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan
administrasi dan pengawasan; (6) sebagai innovator, kepala sekolah
harus menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan
mencari gagasan baru, dan mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif.18
Tugas dan fungsi kepala sekolah juga mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
yang meliputi (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan rencana kerja,
(3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan sekolah, (5) system
informasi sekolah.19
Sementara itu menurut Susanto secara khusus, tugas kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran bertugas untuk:
a. Menentukan tujuan sekolah.
b. Mengembangkan dan memacu harapan siswa untuk
mencapai keberhasilan.
c. Menentukan dan memacu standar akademi yang tinggi.
d. Menilai dan memonitor penempatan siswa.
e. Mempertahankan bobot waktu jam pelajaran.
f. Mensyaratkan adanya pengetahuan kuriluler dan
penyampaiannya yang berbibit.
g. Mengoordinasikan kurikulum.
h. Memacu dan membantu perbaikan pengajaran.
i. Mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap pengajaran.
j. Menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang produktif.20
Selain tugas yang disebutkan tersebut adapun fungsi kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana persaudaraan.
b. Membantu kelompok dalam mengorganisasi diri.
c. Membantu dalam menetapkan prosedur kerja.
18Ibid., h. 98-118.
19Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diakses pada tanggal 5 april
2019 pukul 08:49. 20Ahmad Susanto, op. Cit., h. 24.
12
d. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan.
e. Memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari
pengalaman.
f. Bertanggung jawaab dalam mengembangan dan
mempertahankan eksistensi organisasi.21
Adapun Yuki berpendapat dalam buku Chairunisa dan Pudjosumedi
memberikan gambaran dua peranan pokok suatu kepemimpinan, yaitu:
a. Peranan tugas yang dipusatkan pada masalah dan pemecahannya.
b. Peranan sosial yang dipusatkan pada manusianya.22
Sementara itu, Conger dan Kanungo dalam buku yang sama
menjelaskan bahwa peranan seorang pemimpin dapat membawa
perubahan yang ada didalamnya. Untuk itu mereka mengemukakan
peranan-peranan tersebut, sebagai berikut:
a. Peranan membuat keputusan.
b. Peranan tugas seperti yang tersebut di atas.
c. Peranan sosial.
d. Peranan Kharismatik.23
Berdasarkan uraian di atas sudah jelas bahwa kepala sekolah
memainkan peran utama dalam menciptakan sekolah yang mereka
pimpin menjadi semakin efektif. Kepala sekolah juga dapat disebut
unsur yang paling penting untuk menentukan tinggi rendahnya kualitas
lembaga tersebut, sebab kepala sekolah dapat diibaratkan panglima
pendidikan yang melaksanakan perannya. Dengan begitu adanya tugas,
fungsi dan peran tersebut juga akan lebih memudahkan kepala sekolah
dalam memerankan tanggung jawabnya.
21Ibid., h. 24-25.
22Connie Chairunisa dan Pudjosumedi, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:
Uhamka Press, 2013), h. 86.
23Ibid., h. 86.
13
3. Kompetensi Kepala Sekolah
Syah mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah
kemampuan atau kecakapan.24 Sejalan dengan itu Sagala menyatakan
bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.25 Sedangkan menurut Usman kompetensi berarti suatu hal
yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun kuntitatif.26
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan
yang harus ada dalam diri kepala sekolah, agar dapat mewujudkan
capaian kerja sebagai kepala sekolah.
Adapaun kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah antara lain
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi,
dan kompetensi sosial. Berikut ini uraian dari kompetensi-kompetensi
tersebut yang relevan. (1) Kompetensi kepribadian yaitu kompetensi
yang muncul dari dalam diri seorang kepala sekolah dalam
mengendalikan dirinya ketika menghadapi masalah serta memiliki
integritas kepala kepribadian yang kuat sebagai pemimpin; (2)
kompetensi manajerial yang mana kepala sekolah mampu menyusun
perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, mampu
mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, dan
mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal; (3) kompetensi supervisi yaitu kepala
sekolah mampu melakukan pengawasan professional dalam bidang
akademik yang dijalankan berdasarkan kaidah keilmuan tentang bidang
pendidikan; (4) Kompetensi sosial merupakan kemampuan kepala
24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Bumi
Aaksara, 2002), h. 230. 25 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. IV. h. 126. 26 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 4.
14
sekolah untuk bersosialisasi dengan masyarakat atau stakeholder
pendidikan.27
Dengan adanya kompetensi-kompetensi ini, maka kedepannya
diharapkan tidak ada lagi kasus-kasus yang menyimpang, seperti adanya
seorang guru direkrut menjadi kepala sekolah tanpa sertifikasi dan diklat
alias melalui proses simsalabim seperti dalam atraksi sulap, maka tidak
salah jika ada seseorang yang mempertanyakan akan kewenangan dan
kelayakan yang bersangkutan sehingga sekolah benar-benar dapat
dipimpin oleh orang yang layak dan teruji.
4. Upaya Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kreativitas Guru
Adapun menurut Musfah bahwa pemberdayaan profesi guru sejalan
dengan kebijakan pemerintah diselenggarakan melalui pengembangan
diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kode etik profesi. Menurut Bafadal peningkatan kemampuan
professional guru dapat dikelompokkan menjadi dua macam pembinaan
antara lain: (1) pembinaan kemampuan pegawai melalui supervisi
pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar, (2) pembinaan
komitmen pegawai melalui pembinaan kesejahteraan.28
Dengan demikian kepala sekolah harus bertindak sebagai pemimpin
pendidikan yang efektif yang mampu mengayomi dan mengatur agar
semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sekolah dapat
berfungsi secara optimal dalam menumbuhkan kreativitas guru.
27 Ahmad Susanto, op. Cit, h. 18-19.
28 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 10-11.
15
B. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
Menurut Munandar kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan informasi atau unsur-unsur yang
ada.29 Kreatif sangat berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai
suatu hal yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.
Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku;
suatu bangunan misalnya sebuah gedung, hasil- hasil kesusasteraan, dan
lain-lain.”30
Sebagai profesi, guru sebagai bidang pekerjaan khusus dituntut
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena
itu nilai keunggulan yang harus dimiliki guru adalah kreativitas.
Kreativitas dapat didentifikasikan dari 4 dimensi, yaitu:
a. Person
Dalam hal ini guru mampu melihat masalah dari segala arah; terbuka
terhadap pengalaman baru; dan menghargai karya orang lain.
b. Proses
Dalam proses kreativitas ada 4 tahap yaitu: tahap pengenalan; tahap
persiapan; tahap iluminasi; dan tahap verifikasi.
c. Product
Dimensi produk kreativitas digambarkan sebagai berikut “creativity
to bring something new into excistence” yang ditunjukkan dari sifat
baru, unik, bernilai, dan bersifat heuristic.
d. Press atau Dorongan
Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat kreativitas yaitu:
(1) Faktor pendorong yaitu kepekaan dalam melihat lingkungan;
komitmen kuat untuk maju dan berhasil; optimis dan berani ambil
29 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Grasindo, 1992), h. 47. 30 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), Cet. V, h. 145.
16
resiko, termasuk resiko yang terburuk; dan lingkungan yang
kondusif, tidak kaku, dan otoriter. (2) Penghambat kreativitas yaitu
malas berfikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu; anggap
remeh karya orang lain; mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan
uji; tidak percaya diri; dan tidak tahan uji.31
Begitupun halnya dalam proses pembelajaran efektif yang didukung
oleh kreativitas guru dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini
Turney dalam Mulyasa menyatakan bahwa untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif, diperlukan 8 keterampilan mengajar yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas serta mengajar kelompok kecil dan
perorangan.32
Dengan demikian, dalam proses pembelajaran, seorang guru harus
kreatif agar selalu dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
efektif supaya siswa dapat menyerap pelajaran yang disampaikan dengan
baik dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Begitu juga
pengelolaan dalam proses pembelajaran yang efektif didukung oleh
kreativitas guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
31 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pailkem:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 154-156. 32 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 69.
17
2. Ciri-ciri Kreativitas Guru
Menurut Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi
kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
c. Panjang akal.
d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan
tugas. Berpikir fleksibel.
h. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung
memberi jawaban lebih banyak.
i. Kemampuan membuat analisis dan sintesis.
j. Memiliki semangat bertanya serta meneliti.
k. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
l. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.33
Sedangkan Munandar mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain
adalah:
a. Rasa ingin tahu.
b. Tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan
sebagai tantangan.
c. Berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau
untuk dikritik orang lain.
d. Tidak mudah putus asa.
e. Menghargai keindahan.
f. Mempunyai rasa humor.
g. Ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
h. Dapat menghargai baik diri sendiri maupun orang lain dan
sebagainya.34
Dari beberapa ciri kreativitas guru di atas, maka penting seorang
guru sebagai pembimbing mengembangkan kekreativitasannya,
mengingat besarnya tanggung jawab seorang guru dalam proses
pembelajaran dalam membantu anak mengembangkan kepribadiannya,
sehingga anak lebih kreatif dalam menghadapi perkembangannya secara
33 Slameto, op. Cit., h. 147-148. 34 Utami Munandar, op. Cit., h. 51.
18
optimal yang tidak mengedepankan emosinya. Selanjutnya, guru
alangkah baiknya mampu menemukan cara yang lebih baik dalam
melayani peserta didik sehingga pandangan peserta didik bahwa guru
memang kreatif dan tidak melakukan pengajaran hanya sebagai rutinitas
saja. Dan guru yang kreatif tentunya menciptakan suasana pembelajaran
yang efektif.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Guru
Menurut Munandar kreativitas itu penting dalam pendidikan, karena
mengemukakan 4 alasan:
a. Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan
perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup
manusia.
b. Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih
kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.
c. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga
memberikan kepuasan kepada individu.
d. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meninggalkan kualitas
hidupnya.35
Pada umumnya proses perkembangan pribadi seseorang ditentukan
oleh faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Berikut dijelaskan
beberapa pendapat mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kreativitas guru.
Adapun faktor internal yang melatar belakangi individu yang kreatif,
yaitu: Pertama, Intelegensi yang meliputi kemampuan verbal,
pemikiran lancar, pengetahuan, perumusan masalah, penyusunan
35 Ibid., h. 45-46.
19
strategi, representasi mental, keterampilan pengambilan keputusan dan
keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum. Kedua, gaya
kognitif dari pribadi kreatif menunjukkan kelonggaran dan keterikatan
konvensi, menciptakan aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan
caranya sendiri dan menyukai hal-hal yang tidak terstruktur. Ketiga,
kepribadian atau motivasi yang meliputi dorongan untuk berprestasi dan
berani dalam menghadapi tantangan serta pengambilan resiko yang
moderat.36
Disamping aspek intenal, aspek eksternal juga mempengaruhi
kreativits seseorang. Faktor eksternal (lingkungan) yaitu dorongan yang
datangnya dari luar yang dapat mempengaruhi guru untuk
mengembangkan potensi dari dalam diri. Faktor eksternal ini dapat
dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut:
a. Kesejahteraan guru;
b. Pengembangan kualifikasi dan akademik;
c. Sertifikat pendidik;
d. Komitmen terhadap kompetensi profesional.37
Sedangkan menurut Davis dalam Slameto menyatakan bahwa ada
tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan kreativitas
antara lain sikap individu, kemampuan dasar yang diperlukan, dan
teknik-teknik yang digunakan.38 Kita dapat mengetahui bahwa faktor
yang mempengaruhi kreativitas adalah dengan adanya keterbatasan
seseorang untuk melakukan sesuatu sehingga guru termotivasi untuk
menciptakan hal baru atau menginovasi sesuatu hal yang sudah ada
sebelumnya.
36 Utami Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif
dan Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 26-27. 37 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, loc. cit. 38 Slameto, op. Cit., h.154.
20
4. Kualifikasi Guru Kreatif
Guru kreatif menurut Ginanto adalah mereka yang tidak pernah
mengeluh dengan keterbatasan sekolah dan keterbatasan siswa, namun
sebaliknya dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang-peluang yang
bisa meningkatkan kualitas pengajaran.”39 Oleh karena itu, guru harus
selalu ingat, tugas utamanya tidak terbatas pada mentransfer ilmu, tetapi
juga mentransfer nilai-nilai karakter, sehingga kompetensi kepribadian
guru harus terus ditingkatkan.
Sedangkan Taufik mengutip pendapat Osborn ide-ide kreatif
memerlukan empat aturan dasar yaitu:
a. Mengesampingkan kritisme dan menunda evaluasi sampai ide
muncul dan dikembangkan.
b. Mengizinkan adanya diskusi yang bebas di mana semua orang
disugesti untuk mengeluarkan setiap ide yang ada di otaknya.
c. Mencari banyak kuantitas ide.
d. Mendorong kombinasi dan perbaikan, menggabungkan dua ide atau
memperbaiki ide sebelumnya.40
Berkaitan dengan pembelajaran, untuk mendorong kreativitas
peserta didik, menuntut kualifikasi guru kreatif. Untuk itu, guru yang
diperlukan untuk pendidikan kreatif itu hendaknya:
a. Guru menghargai kreativitas anak.
b. Guru bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan baru.
c. Guru mengakui dan menghargai adanya perbedaan individu.
d. Guru bersikap menerima dan menunjang anak.
e. Guru menyediakan pengalaman belajar yang berdiferensiasi.
f. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga
anak tidak merasa ragu-ragu tetapi di lain pihak cukup luwes
sehingga tidak menghambat pemikiran, sikap dan perilaku
kreatif anak.
g. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan
pekerjaan sendiri dan pekerjaan kelompok.
39 Dion Eprijum Ginanto, Jadi Pendidik Kreatif Dan Inspiratif, (Yogyakarta: Jogja Bangkit
Publisher, 2011), Cet. I, h. 75. 40 H. M Taufik, Kreativitas Jalan Baru Pendidikan Islam, (Yogyakarta: IAIN Mataram,
2012), Cet. I, h. 106
21
h. Guru tidak bersikap sebagai sosok yang serba-tahu, tetapi
menyadari keterbatasan sendiri.41
Tugas seorang guru adalah mengarahkan dan membimbing peserta
didik agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya serta
dapat mengembangkan potensinya untuk mencapai hasil belajar yang
optimal. Maka dari itu, untuk menjadi guru yang kreatif dibutuhkan
banyak pengorbanan baik dari segi materi, waktu, tenaga, pikiran,
maupun perasaan. Karena dibalik perjuangan terdapat kebahagiaan yang
tidak bisa dibeli dengan materi.
C. Pembelajaran yang Efektif
1. Pengertian Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang diterapkan
guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah
ditetapkan.42 Sejalan dengan itu menurut Sadiman dalam artikel Irfai’I
dalam buku Trianto menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran
adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses
pembelajaran.43
Adapun pendapat lain dari Rusman mengemukakan pembelajaran
dapat dikatakakan efektif apabila dapat memberikan pengalaman baru
kepada siswa agar kompetensi siswa terbentuk, serta dapat membawa
siswa ke tujuan yang ingin dicapainya secara optimal. Oleh karena itu,
guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran,
mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber
belajar.44
41 Utami Munandar, op. Cit., h. 69 42 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, op. Cit., h. 13
43 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009),
h.20
44 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h. 325-326.
22
Dari uraian tersebut kita dapat mengetahui bahwasanya
pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak hanya
terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, tetapi dapat dilihat
bagaimana proses pembelajaran itu terjadi yang mana pada prosesnya
dapat memberikan pemahaman kepada siswa serta dapat memberikan
perubahan pada perilakunya.
Dengan kata lain, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran
yang mempertimbangkan karakteristik siswa, bagaimana
kemampuannya, metode apa yang cocok digunakan, media apa yang pas
diterapkan serta evaluasi pembelajaran pun didasarkan pada potensi
siswa.45
2. Peran Guru dalam Pembelajaran
Menurut Usman peran harus dimiliki seorang guru agar
pembelajaran berjalan efektif adalah guru bertindak sebagai
demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, dan evaluator. Adapun
penjabaran dari masing-masing peran tersebut, yaitu: Melalui perannya
sebagai demonstrator hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan. Dalam pengelolaan kelas guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
aspek-aspek yang ada didalamnya. Sebagai fasilitator guru hendaknya
memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang media
pendidikan masa kini. Sebagai evaluator guru memberikan penilaian
terhadap hasil capaian peserta didik untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah dirumuskan itu sudah tercapai atau belum.46
45 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, op. Cit., h. 14.
46 Moh. Uzer Usman, op. Cit., h. 9-11.
23
Selain itu, menurut Slameto peran guru berpusat pada:
a. Mendidik dengan memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan belajar baik jangka pendek maupun jangka panjang. b. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
belajar yang memadai.
c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri.47
Pendapat lain terkait peran guru dalam pembelajaran yang
dikemukakan antara lain penguasaan materi yang diajarkan, metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar-
individu baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain
yang terkait dalam proses pendidikan, pengalaman dan keterampilan
guru itu sendiri.48
Dari beberapa uraian peran guru di atas dapatlah dipahami bahwa
peran guru dalam pembelajaran hendaknya guru harus menguasai materi
yang diajarkan, metode dalam penyampaian juga harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat itu, dan pengalaman
guru yang terampil akan memudahakan peserta didik dalam menyerap
materi pelajaran. Berfungsinya manajemen pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang efektif. Artinya, guru yang berkompeten
mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan mengelola kelasnya
sehingga hasil belajar siswa optimal.
47 Slameto, op. Cit., h. 97.
48 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 92.
24
3. Prinsip pembelajaran
Guru perlu memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran yang
diperlukan agar terciptanya suasana yang kondusif dan menyenangkan
tersebut, yaitu: prinsip motivasi, latar belakang, pemusatan perhatian,
keterpaduan, pemecahan masalah, menemukan, belajar sambil bekerja,
belajar sambil bermain, perbedaan individu, dan hubungan sosial.
Beberapa prinsip pembelajaran tersebut dapat diuraikan secara singkat,
sebagai berikut:
a. Prinsip motivasi, upaya guru untuk menumbuhkan dorongan belajar
peserta didik sehingga peserta didik belajar sesuai dengan
kemampuannya secara optimal.
b. Prinsip pemusatan perhatian, usaha untuk memusatkan perhatian
anak untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
c. Prinsip pemecahan masalah, dimaksudkan agar anak peka dan juga
mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan
pemecahan masalah sesuai dengan kemampuannya.
d. Prinsip hubungan sosial adalah pembelajaran yang hendaknya
dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak menciptakan
kerjasama dan saling menghargai.49
Adapun menurut Uno prinsip-prinsip yang harus dimiliki guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Mengajar berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa.
b. Keterampilan mengajar yang bersifat praktis.
c. Memperhatikan perbedaa individual siswa.
d. Kesiapan siswa dalam belajar.
e. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
f. Mengajar mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.50
49 Ibid., h. 86-88. 50 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. V,
h.7.
25
Sedangkan menurut Wina Sanjaya terdapat sejumlah prinsip dalam
mengajar sebagai impelemntasi kurikulum, yakni: berorientasi pada
tujuan, aktivitas, individualitas, integritas, interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan motivasi. Berikut ini yang relevan
diantaranya integritas dan motivasi. Mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tapi juga meliputi
pengembangan afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini guru contohnya
dalam penggunaan metode diskusi yang mana guru harus bisa
mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain,
mendorong siswa agar berani mengeluarkan pendapat, dan lain
sebagainya. Prinsip motivasi juga salah satu hal yang penting dalam
pembelajaran, karena tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa
memiliki kemauan untuk belajar.51
Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran
merupakan bagian penting yang perlu diketahui oleh seorang guru,
dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran, seorang guru dapat
membuat suatu acuan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan
berjalan efektif serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
4. Indikator Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif,
karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi.52 Sejalan dengan itu Hanafiah dan Suhana
mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif sangat ditentukan
oleh faktor internal dan eksternal peserta didik. Adapun faktor internal
yang mempengaruhi belajar efektif, diantaranya: kecerdasan, minat,
motivasi, rasa percaya diri, stabilitas emosi, komitmen, dan kesehatan
51 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), h. 224-228. 52 Rusman, op. Cit., h. 325.
26
fisik. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar efektif, di
antaranya: kompetensi guru, kualifikasi guru, saran pendukung, kualitas
teman sejawat,atmosfir belajar, kepemimpinan kelas, dan biaya.53
Adapun pendapat lain menurut Usman dalam pembelajaran yang
efektif sedikitnya ada lima yang menentukan keberhasilan belajar siswa,
antara lain:
a. Melibatkan siswa secara aktif
b. Menarik minat dan perhatian siswa
c. Membangkitkan motivasi siswa
d. Prinsip individualitas
e. Peragaan dalam pengajaran.54
Dari uraian di atas dapatlah dikemukakan bahwa pembelajaran akan
efektif apabila siswa secara aktif dapat terlibat dalam proses
pembelajaran, perhatian siswa yang akan memfokuskan siswa dalam
belajar, adanya motivasi baik dari dalam diri maupun luar diri siswa
sehingga akan mendorong semangat belajar siswa, prinsip individualitas
yang diterapkan guru sehungga tidak adanya perbedaan dalam
pemberian materi, dan pengajaran yang menggunakan alat peraga akan
mudah diserap siswa.
53 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), h. 57.
54 Moh. Uzer Usman, op. Cit., (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 21-31
27
D. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh M. Syukri Gozali mahasiswa
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 dengan judul “Pengaruh
Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam terhadap Peningkatan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” Perbedaan skripsi ini adalah
M. Syukri Gozali berfokus pada hasil dari pengaruh kreativitas guru
pendidikan agama islam sedangka penelitian yang saya lakukan adalah
menganalisis upaya kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas guru
dalam pembelajaran yang efektif.
2. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Arjan Saidi mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Manado 2015 dengan judul “Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam
meningkatkan Kreativitas Guru (Studi di Madrasah Aliyah Al Khairat
Kota Bitung Kelurahan Girian Bawah).” Perbedaan skripsi ini adalah
Arjan Saidi lebih memfokuskan pada peran kepala sekolah sebagai
supervisor dalam meningkatkan kreativitas guru melalui kegiatan
supervisinya sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah peran
kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru berdasarkan fungsi
kepala sekolah yaitu sebagai educator, manager, administrator,
supervisor, leader, innovator, dan motivator.
3. Penelitian (tesis) yang dilakukan oleh Radhiatul Asra mahasiswi
Magister Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang 2017 dengan judul “Peran Kepala Madrasah
dalam Meningkatkan Kreativitas Guru.” Perbedaan penelitian ini adalah
Radhiatul Asra pada hasil penelitian yaitu upaya kepala madrasah MTsS
Kedai Runding adalah memberikan kebebasan kepada guru,
mengadakan studi banding sedangkan penelitian yang saya teliti adalah
upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas
guru adalah pemberian kesempatan kepada guru untuk melakukan
diklat/pelatihan, pemberian reward berupa gaji/upah.
28
E. Kerangka Berpikir
Dari uraian latar belakang dan kajian teori yang telah dijelaskan,
serta skema yang telah digambarkan, maka saya merangkai kerangka
berpikir terkait upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru
dalam pembelajaran yang efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman
I Jakarta Selatan.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam menunjang
profesionalitas guru salah satunya dalam hal kreativitas. Kepala sekolah
yang kurang memperhatikan program penyetaraan guru beresiko pada
standar keilmuan yang dimiliki guru menjadi tidak memadai untuk
mengajarkan bidang studi yang sudah menjadi tugasnya. Minimnya
bimbingan kepala sekolah dalam memperbaiki mutu pembelajaran
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kurangnya pengetahuan kepala
sekolah dalam melaksanakan Tupoksi sebagai pimpinan sekolah yang
membuat manajemen sekolah tidak berjalan sesuai dengan program yang
sudah terencana. Kurangnya penindak lanjutan supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah terhadap guru sehingga rendahnya semangat
mengajar guru. Masih banyak guru yang belum setara sarjana sehingga
adanya ketidaksesuaian disiplin ilmu dalam mengajar. Rendahnya
kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan
minimnya minat guru untuk mengikuti program pelatihan yang membuat
pembelajaran menjadi membosankan.
Hasil yang diharapkan dari kepimimpinan kepala sekolah yang
efektif adalah terwujudnya peran kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran yang efektif melalui kreativitas guru dan terwujudnya
kreativitas guru yang lebih baik dalam proses pembelajaran yang efektif.
Dengan membandingkan hasil yang diharapkapkan dengan kondisi
nyata adanya kesenjangan, maka muncul masalah yaitu rendahnya
kreativitas guru dalam pembelajaran yang efektif. Untuk itu, banyak strategi
yang harus dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Adanya
peningkatan pengawasan atau supervisi kepala sekolah terhadap guru.
29
Pemberian pelatihan/diklat kepada guru dalam rangka meningkatkan
kreativitas mengajar guru. Pemberian penghargaan kepada guru yang kreatif
berupa pujian atau upah/gaji. Memberikan fasilitas yang memadai sehingga
menciptakan suasana yang menyenangkan terhadap proses pembelajaran.
30
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Input
Output
Kondisi nyata 1. Kepala sekolah kurang memperhatikan program penyetaraan guru yang belum S1.
2. Minimnya bimbingan kepala sekolah dalam memperbaiki mutu proses belajar
mengajar.
3. Kurangnya intensitas kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksi sebagai
pimpinan sekolah.
4. Kurangnya penindaklanjutan hasil supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah terhadap guru-guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5. Masih banyak guru-guru yang belum setara sarjana.
6. Masih rendahnya kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif.
7. Minimnya minat guru untuk mengikuti program pelatihan.
8. Kurang efektifnya guru dalam menjalankan profesinya.
Masalah
1. Rendahnya kreativitas guru dalam pembelajaran
yang efektif
Strategi
1. Peningkatan pengawasan/supervisi kepala sekolah terhadap guru
2. Pemberian pelatihan/diklat kepada guru dalam meningkatkan kreativitas
guru
3. Pemberian penghargaan kepada guru yang kreatif berupa pujian atau
upah/gaji
4. Menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran
Process
Harapan 1. Terwujudnya peran kepala sekolah dalam meningkatkan
pembelajaran yang efektif melalui kreativitas guru.
2. Terwujudnya kreativitas guru yang lebih baik dalam proses
pembelajaran yang efektif.
f
e
e
d
b
a
c
k
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1
yang beralamatkan di Jl. Purwakarya Kavling DKI, Cipedak, Jagakarsa,
Jakarta Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2019. Berikut adalah timeline kegiatan penelitian di
Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk
metode deskriptif. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan upaya yang
dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas guru dalam
pembelajaran yang efektif, sehingga dapat diketahui langkah apa saja yang
ditempuh oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru dalam
No Kegiatan Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
1 Observasi
Pendahuluan
2 Seminar Proposal
3 Perbaikan Proposal
4 Membuat Instrumen
Penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data dan
analisis data
7 Penyusunan Skripsi
8 Ujian munaqosah
32
pembelajaran yang efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
upaya kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas guru dalam
pembelajaran yang efektif di Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan. Peneliti membatasi subjek penelitian meliputi: Plt Kepala
Sekolah Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan dan empat
guru Staff TU I sekaligus guru Fiqih dan Nahwu, Staff TU II sekaligus guru
IPA dan Matematika, guru Tauhid dan guru Bahasa Arab.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang dibutuhkan. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga teknik yaitu:
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang lebih
mendalam terkait upaya kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas
guru dalam pembelajaran yang efektif. Wawancara dengan kepala
sekolah, dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan
pelatihan/diklat kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru,
impelementasi dan evaluasi kegiatan pembinaan dan pelatihan tersebut,
serta faktor pendukung atau yang menjadi hambatan terlaksananya
pengimplementasian upaya-upaya yang dilakukan. Wawancara dengan
guru, dilakukan untuk mendapatkan data mengenai pendapat guru
terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
rangka meningkatkan kreativitas guru.
33
2. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan
untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana yang ada,
pemberian materi ajar dan penggunaan media pembelajaran pada saat
proses pembelajaran untuk mengetahui kualitas guru dalam mengajar.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen ditujukan untuk mengumpulkan data atau file yang
menjadi bukti fisik. Studi dokumen ini dilakukan untuk memperoleh
dokumen profil Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan, visi dan misi sekolah, data tenaga pendidik dan kependidikan,
data sarana dan prasarana sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS),
membuat bahan ajar, program kerja sekolah. Dokumen-dokumen
tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat
ditampilkan gambaran objek penelitian secara representatif.
E. Instrumen Penelitian
Berikut ini adalah kisi-kisi instrument upaya kepala sekolah dalam
peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran yang efektif di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
1. Pedoman Wawancara
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Dimensi Sub dimensi Indikator
Upaya kepala
sekolah dalam
peningkatan
kreativitas guru
1. Memberikan
pembinaan dan
pengembangan
terhadap guru
a. Kepala sekolah
melakukan supervise
secara berkala
terhadap pengajaran
guru di kelas
34
b. Kepala sekolah
memberikan
kesempatan kepada
guru untuk
mengikuti pelatihan,
diklat, dan penataran
2. Menciptakan
suasana kerja
yang
menyenangkan
dan penuh
kebersamaan
a. Kepala sekolah
menyediakan sarana
dan prasarana dalam
pembelajaran
b. Kepala sekolah
memberikan umpan
balik atas capaian
kerja guru
Kreativitas guru
dalam
pembelajaran
1. Mengembangka
n bahan ajar/alat
peraga
a. Guru terampil dalam
membuat RPP dan
bahan ajar
b. Guru terampil dalam
memilih alat peraga
sesuai dengan materi
ajar
2. Mengembangka
n variasi metode
a. Guru terampil dalam
menerapkan metode
pembelajaran yang
variatif
b. Guru terampil dalam
menggunakan
metode yang sesuai
dengan karakter
materi
35
3. Memanage kelas a. Guru mampu
menciptakan iklim
belajar yang
kondusif
b. Guru terampil dalam
menentukan posisi
duduk siswa
c. Guru terampil dalam
mengatur posisi
layout kelas
d. Guru terampil dalam
mendesain/menghias
kelas
e. Guru dapat
menyediakan sarana
di dalam kelas
4. Menghidupkan
suasana belajar
yang
dinamis/aktif
a. Guru mampu
meningkatkan
partisipasi siswa
b. Guru mampu
memberikan tugas-
tugas yang
menyenangkan
Pembelajaran yang
efektif
1. Mengorganisasi
kan
pembelajaran
dengan baik
a. Guru dapat
merancang RPP
sesuai dengan
kurikulum yang
berlaku
b. Guru dapat
menjelaskan tujuan
36
pembelajaran kepada
siswa
c. Guru dapat
mematakan ruang
lingkup materi ajar
2. Komunikasi
secara efektif
a. Guru mampu
menggunakan bahasa
yang jelas dan
mudah dimengerti
dalam penyampaian
materi ajar
b. Guru memberikan
perhatian terhadap
pertanyaan atau
keluhan siswa
3. Penilaian dan
evaluasi
a. Guru mampu
menyusun alat
penilaian yang sesuai
dengan pembelajaran
b. Guru mampu
menerapkan
penilaian dengan
berbagai teknik dan
jenis penilaian
c. Guru mampu
menggunakan hasil
evaluasi sebagai
umpan balik atas
perbaikan penilaian
37
2. Observasi
Tabel 3.3
Lembar Observasi Sarana dan Prasarana di Mts Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan
Tabel 3.4
Lembar Data Mengenai Sekolah
No Komponen Ada Tidak Ket
1 Ruang Kepala Sekolah
2 Ruang Guru
3 Ruang Kelas
4 Ruang TU
5 Ruang Tamu
6 Perpustakaan
7 Lab. Komputer
8 Lab. IPA
9 Sarana Olahraga
10 Mesjid/Musholah
11 Toilet
12 Kantin
13 Gudang
No. Jenis Data Ada Tidak
1 Struktur Organisasi sekolah
2 RPP
3 Visi dan Misi Sekolah
4 Sejarah berdirinya sekolah
5 Daftar Pembagian Tugas
6 Data Guru
7 Data Staf Administrasi TU
8 Data Siswa
9 Data Sarana dan Prasarana
38
F. Pemeriksaan/Pengecekan Keabsahan Data
Uji keabsahan sata dalam penelitian kualitatif ini memakai uji
Triangulasi sumber data. Yang dimaksud dengan triangulasi sumber data
yaitu mencocokkan/cross check data yang diperoleh dari wawancara,
observasi, serta dokumen-dokumen yang dilakukan di Madrasah
Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, sehingga data yang diperoleh
akan lebih valid dan akurat.
G. Teknik Analisis Data
Setelah semua data dari lapangan terkumpul, maka penulis
melakukan tahap selanjutnya yaitu tahap analisis. Pada tahap ini data diolah
dan dianalisis sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang
dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam
penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data secara deskriptif. Data-data yang diperoleh akan diolah
dan dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Adapun perincian teknik analisis data adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Adalah proses pengelompokkan data berdasarkan jawaban-jawaban
informan terhadap item-item pertanyaan penelitian.
10 Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
11 Investasi Pengadaan Sarana dan Prasarana
12 Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sekolah
13 Laporan Kegiatan Sekolah
39
2. Penyajian Data
Adalah proses pengelompokkan berdasarkan aspek-aspek masalah
penelitian yang disampaikan oleh responden.
3. Penarikan Kesimpulan
Adalah proses penafsiran data melalui/dengan cara mencari persamaan
dan perbedaan, sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Sekolah MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
adalah salah satu lembaga Pendidikan Islam, tempat mendidik
pemuda/i belajar ilmu agama (pelajaran pokok) dan ilmu
pengetahuan umum (sebagai pelengkap). MTs Daarul Rahman
didirikan oleh KH. Syukron Ma’mun dengan dibantu kawan-
kawannya, antara lain KH. Antung Ghozali, BA, KH. Masyhuri
Baidlowi, MA, Ust. Nurhazim, BA, KH. Abd. Kadir Rahman,
keluarga Almarhum bapak H. Abdurrahman bin Naidi dan para
dermawan seperti bapak H. Mohammad Noor Mugni serta
masyarakat yang memang sangat mendambakan adanya madrasah.55
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan berdiri pada tanggal
11 Januari 1975 di atas lahan wakaf seluas kurang lebih 5.085 M2,
yang terletak di jalan Senopati Dalam II, No. 35 A Kebayoran Baru
Jakarta Selatan namun, sejak tahun 2015 madrasah ini pindah ke
kawasan Jagakarsa yang beralamat di Jl. Purwa Raya I Rt. 06 Rw.
03 Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan.56
Dengan banyaknya santri yang masuk di sekolah ini, yang
datang dari seluruh penjuru wilayah Indonesia, antara lain Aceh,
Medan, Padang, Riau, Palangkaraya, Banjarmasin, Pontianak,
Manado, Nusa Tenggara Barat, Irian Jaya, Timor Timur bahkan dari
negeri jiran yaitu Malaysia, maka dikembangkan lagi MTs Daarul
Rahman ini di leuwiliang Bogor (Daarul Rahman II) dengan luas
kurang lebih ≥ 8 ha yang beralamat di Kp. Jambu Desa Subanteng
55 Dokumen Profil Pondok Pesantren Daarul Rahman TA 2019/2020, h. 1 56 Ibid.,
41
Kec. Leuwiliang Kab. Bogor, Jawa Barat dan di Depok (Daarul
Rahman III dengan sistem pendidikan SMP dan SMA Plus) dengan
luas 2 ha yang beralamat di Desa Duren Seribu, Sawangan Depok,
Jawa Barat yang dibuka secara resmi pada tahun 2006-2007.57
Status Pendidikan dan pengajaran yang diselengarakan di
MTs Daarul Rahman menggunakan sistem kurikulum terpadu antara
sistem modern Gontor Ponorogo dengan sistem Pondok Pesantren
Salafiyah (tradisional), yang lebih mengutamakan Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris serta penekanan pada pemahaman pengkajian kitab-
kitab kuning yaitu swasta penuh; tanpa terikat dengan kurikulum
dari Depdiknas dan Depag.58
Pada saat ini, MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
memiliki 23 ruang kelas dengan 1181 siswa berjenjang Tsanawiyah
dan 436 berjenjang Aliyah. Jenjang pendidikan yang
diselenggarakan adalah tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Status
disamakan dengan keputusan Direktur Jandral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Nomor: E.IV/PP.032/KEP/80/98. 59
2. Visi dan Misi
Visi sekolah berfungsi sebagai harapan bersama seluruh
stakeholder sekolah agar bisa menginspirasi, memotivasi sekaligus
memberikan kekuatan bagi seluruh stakeholder. Adapun visi dari
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan adalah:
a. Visi
“Menjunjung tinggi syariat islam dengan berpegang
teguh ajaran ahlu sunnah wal jamaah (aswaja).”
57 Ibid., 58 Ibid., h. 3 59 Ibid., h. 1-3
42
b. Misi
Misi sekolah adalah usaha yang dijalankan seluruh unsur
sekolah demi merealisasikan visi sekolah yang sudah dibuat.
Adapun misi dari MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan adalah:
1) Membentuk generasi muda ber-IMTAQ
2) Mencetak generasi muda ber-IPTEK
3) Mewujudkan pribadi berdisiplin
4) Menyelenggarakan pendidikan secara professional
5) Memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat
dengan pelayanan prima60
Dengan dibentuknya visi dan misi seperti yang dikemukakan
di atas dapat dijelaskan bahwa MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan memiliki tujuan dalam rangka meningkatkan syari’at
islam yang berwawasan imtaq dan iptek, memiliki disiplin yang
tinggi dan professional dalam memberikan pelayanan
pendidikan kepada masyarakat.
60 Ibid., h. 5
43
3. Struktur Organisasi Sekolah
Berikut adalah gambar mengenai struktur organisasi yang
ada di lingkungan MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan TA 2019/2020
4. Keadaan Tenaga Pendidik
Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
didik oleh tenaga pengajar berpengalaman, mencintai anak-anak,
terlatih dan dibina secara terus menerus dengan berbagai pelatihan
dan pengembangan. Total keseluruhan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan adalah 68
orang yang terdiri dari guru sertifikasi, guru tetap dan guru
pengabdian yang rata-rata lulusan diantaranya adalah Aliyah, D3,
S1, dan S2 serta beberapa tenaga kependidikan yang membantu
dalam mengelola manajemen dan akademik di sekolah. Latar
belakang pendidikan mereka beragam, ada lulusan Pesantren
Salafiyah, Univiersitas Al-Azhar Cairo, Universitas Madina serta
lulusan Universitas dalam negeri, beberapa diantaranya adalah
lulusan pesantren ini sendiri.61
61 Hasil Wawancara dengan Syukron Ma’mun selaku guru dan Staff TU I di MTs Daarul
Rahman, pada hari Kamis 22 juli 2019.
44
Tabel 4.1
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
No Nama Pendidikan
Terakhir Bidang Ajar
1 KH Ah. Qosim Susilo, M.Pd S2 Tauhid
2 KH. Ahmad Dhofir Aliyah Fiqih
3 Ust. Drs. Ahmad Fauzi Bukhori S1 Fiqih
4 Ust. Drs. Syihabuddin Qurtubi S1 Tauhid
5 KH. Anwar Wahdi Hasyi Aliyah Muthola’ah
6 KH. Drs. Ukar Rohili S1 Mutholahul
Hadits
7 KH Ahmad Endang Sobari ,
S.Pd S1
Geografi
8 Ust. M. Sidup BA D3 Bahasa
Indonesia
9 KH. Ahmad Zaenal Ridlo SM Aliyah PKn
10 KH. Moh. Taqwim, S.Sos S1 Tafsir
11 KH. Faisal Ali Nurdin, MA S2 Usul Fiqh
12 Ust. Salman Alfarisi, S.Pd.I S1 Nahwu
13 Ust. Drs. Kholili Syamsuddin.
S.Ag S1
Bahasa
Inggris
14 Ust. Drs. Hadi Musthofa S1 Bahasa Arab
15 Ust. Muhammad Naufal ,S.PdI S1 Bahasa Arab
16 Ustz. St. Rahmah Thohir, S.PdI S1 Fiqih
17 Ust. Syahrul Alam Aliyah Bahasa
Indonesia
18 Ustz. Hj. Nursida Aliyah Akhlak Banat
19 Ust. Isma'il Rakasiwi, S.PdI S1 Nahwu
20 Ust. Sayyid Romadhon , MA S2 Akhlak Banin
21 Ust. Drs. Abd. Syakur, M.Pd S2 Bahasa
Inggris
22 Ust. Moh. Makki, S.Ag S1 Sejarah Islam
23 Ust. Abdul Rochman, S.Pd.I S1 Fiqih
24 Ust. H. Zaenal Arifin Hamzawi Aliyah Fiqih
25 Ust. M. Raffi Affani, S.Sos S1 PKn
26 Ust. M Hidayatullah, S.Pd.I S1
Geografi,
Bahasa
Indonesia
27 Ust. Ahmad Mustholih, S.Pd S1 Sejarah Islam
28 Ust. M. Zaky Aliyah Sejarah
29 Ust. Muhammad Khoiri, S.Pd S1 Balaghoh
30 Ustz. Siti Muthiah Aliyah Tajwid
31 Ust. Syahrulli Arif Aliyah Insya
32 Ust. Izzi Rahman Aliyah Al quran
33 Ust. M. Hilman Aliyah Al quran
34 Ust. Ahmad Zahid, S.Pd S1 Komputer
45
35 Ust. Syukron Ma'mun Aliyah Nahwu
36 Ust. Irfan Prasetyo M. Aliyah Tajwid
37 Ustz. Anti Hanifah Noer Aliyah Tafsir
38 Ust. Sholeh Faqih, M.Pd S2 Bahasa Arab
39 Ustz. Nurul Aulia Aliyah Komputer
40 Ust. Ahmad Zarkasy Aliyah Sejarah
Indonesia
41 Ust. M. Rizqi Alamsyah Aliyah Fiqih
42 Ust. Imaduddin Aliyah Bahasa Arab
43 Ust. Ibnu Aqil Aliyah Nahwu
44 Ust. Ahmad Mufid, S.Pd S1 MIPA
45 Ust. Abd. Rozak, S.Pd S1 Bahasa
Inggris
46 Ust. Muhammad Walid Aliyah Bahasa Arab
47 Ust. Samsul Arifin Aliyah Tauhid
48 Ustz. Hana Kafiyah Aliyah Bahasa
Inggris
49 Ustz. Mutammimah Aliyah Fiqih
50 Ustz. Susi Ernawati Aliyah Shorof
51 Ustz. Zulfa Yunita , S.Pd S1 Matematika
52 Ustz. Ummu Hani , S.Pd S1 Bahasa Arab
53 Ust. Rifqi Fahlevi Aliyah Bahasa
Inggris
54 Ustz. Rosma Laili, S.Pd S1 IPA
55 Ust. Muhammad Ismail Habibi Aliyah Nahwu
56 Ust. Ghiyats Rizky Muhammad Aliyah Imla
57 Ust. Faiz Hasbullah Aliyah Shorof
58 Ustz. Yulia Syifa Aliyah Al quran
59 Ustz. Lailatul Mubarokah Aliyah Tajwid
60 Ustz. Anggina Salsabila Aliyah Bahasa Arab
61 Ustz. Syifa Oktaviani Aliyah Bahasa
Inggris
62 Ustz. Shofinah Aliyah Nusus
63 Ustz. Aslahah Aliyah Nahwu
64 Ust. Abdul Jabbar Aliyah Nahwu
65 Ust. Abdul Rozaq Salaf Aliyah Muthola’ah
66 Ust. M. Muhsin Solihin Aliyah Muthola’ah
67 Ust. Amiruddin Bashori Aliyah Imla
68 Ust. Abdul Aziz Fathoni Aliyah Al quran Sumber: Data RKAS MTs Daarul Rahman 1 TA 2019/2020
Hasil data guru yang berjumlah 68 orang dapat dilihat bahwa
sebagian dari tenaga pendidik di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan ada yang sudah sarjana dan belum sarjana. Adapun yang
46
lulusan Aliyah berjumlah 39 orang, lulusan D3 berjumlah 1 orang,
lulusan S1 berjumlah 23 orang, lulusan S2 berjumlah 5 orang.
Berdasarkan data tersebut peneliti dapat menjelaskan bahwa
jumlah pendidik/guru yang mengajar di MTs Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan sebagian besar jenjang pendidikan yang tidak linier
dengan mata pelajaran yang diajarkannya, hal ini dapat dilihat
bahwa pengajar di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan mayoritas
lulusan Aliyah.
5. Keadaan Peserta Didik
Madrasah Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
sendiri melakukan penyeleksian terlebih dahulu dalam Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahunnya yang melalui tes tertulis
dan tes lisan. Berikut adalah tabel jumlah peserta didik di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
Tabel 4.2
Data Siswa di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan TA 2019/2020
Siswa Jumlah siswa per kelas Total
VII VIII IX
Laki-laki 358 197 60 615
Perempuan 325 139 102 566
Total 683 336 162 1181
Sumber: Data RKAS MTs Daarul Rahman 1 TA 2019/2020
Dilihat dari tabel di atas jumlah siswa yang dimiliki
sebanyak 1181. Oleh karena itu MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan memiliki daya tarik sendiri sehingga masyarakat
mempunyai kepercayaan dengan menitipkan anak mereka agar
mendapatkan pendidikan yang bermutu dan menjadikan anak
mereka sebagai pribadi yang baik. Dengan banyaknya siswa pada
47
suatu sekolah juga dapat meningkatkan mutu sekolah yang
menjadikan image sekolah tersebut bagus di mata masyarakat.
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaran merupakan kelengkapan dasar yang
harus dimiliki oleh sekolah untuk menunjang pelaksanaan proses
pendidikan disekolah. MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan sudah
cukup memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk
membantu siswa dan guru di dalam pembelajaran. Dengan sarana
dan prasarana yang memadai diharapkan dapat memberikan
kemudahan dan kenyamanan bagi peserta didik, serta memberikan
fasilitas kepada guru didalam mengajar agar dapat mempercepat
transfer ilmu. Berikut adalah keadaan sarana dan prasarana di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan tahun ajaran 2019/2020
berdasarkan hasil observasi dan studi dokumen.
Table 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan TA
2019/2020
No Komponen Ada Tidak Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas
23
11 ruang kelas
putra
12 ruang kelas
putri
4 Ruang TU
1 1 Ruang
terdapat 2 meja
5 Ruang Tamu 1 Baik
6 Perpustakaan
2
1 di asrama
putra
1 di asrama
putri
7 Lab. Komputer 1 ≤ 16 Komputer
8 Lab. IPA - Tidak tersedia
9 Sarana Olahraga :
48
Sumber: Hasil wawancara sarana dan prasarana dengan Bapak Syukron Ma’mun,
Kamis 22 Juli 2019
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa Madrasah
Tsanawiyah Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan memiliki sarana dan
prasarana yang sudah memadai. Hal ini dapat dillihat dengan adanya
ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang TU, ruang
tamu, perpustakaan, laboratorium komputer, sarana olahraga yang
meliputi Buli tangkis dan Tennis meja, halaman sekolah, masjid,
toilet, kantin, dan gudang yang menunjang proses pembelajaran di
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
7. Kegiatan Sekolah
Proses pembelajaran di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan diantaranya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu
tahun, tahun ajaran 2019/2020 sebagai berikut:
1. Penerimaan Santri Baru
a. Pembentukan panitia PSB
b. Pendaftaran santri baru
c. Seleksi masuk
d. Masa Ta’aruf Santri (Mastasa)
2. Kegiatan pembelajaran
a. Pagi hari pukul 06.30 s/d 07.10 semua santri melakukan
percakapan di halaman sekolah dengan mengunakan bahasa
Bulu Tangkis
Tenis Meja
1
1
Baik
10 Halaman Sekolah 1 Baik
11 Mesjid/Musholah
1 Untuk seluruh
santri
12 Toilet putra/i
16 8 untuk putra
8 untuk putri
13 Kantin 1 ≤ 10 pedagang
14 Gudang 1 Baik
49
resmi pondok (Bhs. Arab dan Bhs. Inggris) dengan diawasa
oleh pengurus Pengembangan Bahasa.
b. Pada pkl. 07.20 s/d 12.40 semua santri belajar di dalam kelas.
c. Siang hari pkl. 14.00 s/d 15.00 kelas I dan II Tsanawiyah
kursus bahasa Arab dan bahasa Inggris
d. Sore hari pkl. 16.00 s/d 17.30 kelas III Tsanawiyah s/d III
Aliyah belajar kitab Kuning di kelas
e. Usai Sholat Magrib sampai dengan datangnya sholat Isya
untuk kelas I Tsanawiyah membaca al-Qur’an dikelas yang
dibimbing oleh para ustazd, dan untuk kelas II Tsanawiyah
s/d kelas III Aliyah belajar kitab Kuning di kelas masing-
masing.
f. Pkl. 20.00 s/d 22.30 seluruh santri belajar dikelas di bawah
pengawsan para guru-guru.
g. Dari pkl. 22.30 s/d 04.00 waktu untk Istirahat/tidur.
h. Usai shalat Shubuh bejama’ah sampai pkl. 06.00 untuk kelas
I Tsanawiyah membaca al-Qur’an dan untuk kelas II
Tsanawiyah s/d III Aliyah mempelajari/mengaji kitan
Kuning di kelas masing-masing.62
8. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran
formal yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar kurikulum
standar. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini dapat berbentuk kegiatan
pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain
yang bertujuan positif untuk kemajuan dari peserta didik itu sendiri.
Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Mts Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan terbagi kedalam dua bentuk: Pertama, ekstra
kurikuler yang wajib diikuti oleh semua peserta didik yaitu Belajar
62 Dokumen Profil, op.Cit., h. 2.
50
Berpidato dalam tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia) yang
dilaksanakan setiap hari Sabtu siang dan malam Minggu dan Senam
Pagi yang dilaksanakan setiap hari Rabu pagi dan Minggu pagi.
Kedua, ekstra kurikuler pilihan yaitu yang disesuaikan dengan minat
dan bakat para peserta didik yaitu Komputer, Pencak Silat, Seni
Baca AL Quran, Hadroh, Sepak Bola, Volly Ball, Bulu Tangkis dan
jenis olahraga lainnya sesuai dengan sarana yang ada.63
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil temuan penulis saat melakukan penelitian di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan dengan melalui observasi, wawancara dan
studi dokumen bahwa upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif di MTs Daarul
Rahman 1 Jakarta Selatan diantaranya adalah pelatihan, rapat satu triwulan,
supervisi dan evaluasi bulanan. Berikut adalah uraian dari hasil temuan yang
penulis dapatkan selama melaksanakan penelitian mengenai upaya kepala
sekolah dalam peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif di
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan.
1. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam dunia pendidikan, pelatihan merupakan upaya untuk
memberikan tambahan dalam keterampilan dan pengetahuan kepada
pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan teknik dan
metode yang disesuaikan dengan visi dan misi suatu lembaga
pendidikan sehingga dalam penyelesaian tugas yang diberikan dapat
terselesaikan dengan efektif dan efisien.
Menurut Kaswan pelatihan merupakan proses meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga karyawan dapat
melakukan pekerjaannya menjadi lebih efektif. Pelatihan berisikan
63 Ibid, h. 5
51
pengajaran bagaimana mengerjakan suatu tugas yang memfokuskan
pada pelaksanaan pekerjaan dan penerapan pemahaman serta
pengetahuan pada pelaksanaan tugas tertentu.64
Dalam peningkatan profesionalitas guru, kepala MTs Daarul
Rahman 1 Jakarta Selatan selalu memberikan kesempatan-kesempatan
untuk guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam menyusun
perangkat pembelajaran dengan mendelegasikan guru untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan dan memotivasi guru untuk mau belajar didalam
mengembangkan perangkat pembelajarannya baik yang diadakan oleh
sekolah maupun pihak luar sekolah.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt
Kepala Plt MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan yaitu:
“untuk pelatihan sendiri karena disini guru-guru yang senior
ya yang sudah berpengalaman jadi guru-guru baru yang mau
ngajar itu mereka kita kasih kesempatan untuk istilahnya
konsultasi atau belajar nambah pengetahuan dari guru senior
khususnya untuk mata pelajaran yang akan dia ampu ataupun
menimba mata pelajaran yang lain dan itu biasanya ada
diawal tahun pelajaran.”65
Hal tersebut dibenarkan oleh Siti Muthiah selaku guru Tajwid dan
Bahasa Inggris di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, yaitu:
“seminggu sebelum mengajar (memasuki tahun ajaran baru)
ada pelatihan untuk guru baru sekaligus praktek juga. Waktu
itu ada seminar untuk guru baru saya lupa tanggalnya cuma
diwaktu belajar malem. Ketika anak-anak belajar malem kita
ikut belajar diruang guru disitu kita diajarkan bagimana
membuat niat yang baru “apa motivasi mengajar” acaranya
seperti talkhow saling berbagi pengalaman dalam mengajar
serta dalam menghadapi anak, acara tersebut juga diselingi
oleh game yang mana mungkin dapat menyentil jiwa mereka
sebagai seorang guru.66
64 Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 2-3. 65 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman
1, pada hari kamis 22 juli 2019. 66 Hasil wawancara dengan Siti Muthiah selaku guru di Mts Daarul Rahman 1, pada hari
rabu 21 Agustus 2019.
52
Dalam pelaksanaannya, tidak hanya sekolah yang
menyelenggarakan. Sekolah juga sering mendapat undangan pelatihan
dari pihak luar sekolah seperti instansi pendidikan, kementrian agama
baik pusat maupun wilayah atau organisasi pendidikan. Lembaga-
lembaga tersebut memberikan surat undangan untuk pelatihan kepada
guru-guru yang bersangkutan atau wakil kurikulum menunjuk guru
untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Syukron Ma’mun
selaku Guru Tauhid, Fiqih, dan Nahwu sekaligus Staff TU I di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, sebagai berikut:
“pelatihan biasanya yang mengadakan depag dari kita
jarang, mereka memberikan langsung kepada guru yang
bersangkutan. Dalam beberapa tahun belakangan ada
beberapa pelatihan yang sudah terlaksana diantaranya
pelatihan yang saya ikuti yaitu tentang masalah EMIS (input
data santri yang berbasis online).”67
Hal serupa juga disampaikan oleh Mufid selaku guru IPA dan
Matematika sekaligus Staff TU II di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan, sebagai berikut:
“ada pelatihan dijadikan sebagai penunjang terbentuknya
profesionalitas guru dan itu baru kemarin dilaksanakan
semacam seminar bagi pendidik dan tenaga kependidikan
yang diselenggarakan dari UNJ.”68
Dan disampaikan juga oleh Muhammad Sholeh Faqih selaku guru
Bahasa Arab di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, sebagai berikut:
“ada diklat-diklat, seminar-seminar kadang kita diundang itu
keseringan guru-guru yang bertanggungjawab dalam hal apa
missal seminar tentang computer maka guru computer yang
diutus, kalaupun guru tersebut berhalangan maka bisa
digantikan dengan guru lain yang penting ada sumbangsih
67 Hasil wawancara dengan Syukron Ma’mun selaku Guru dan Staff TU I di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari kamis 22 juli 2019. 68 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II dan guru di Mts
Daarul Rahman 1, pada hari senin 26 juli 2019.
53
setelah hasil seminar nanti apa yang didapatkan dapat
diterapkan dipesantren ini.”69
Setelah guru-guru mengikuti pelatihan, tentunya ilmu tersebut tidak
dibiarkan saja namun kepala sekolah mengadakan evaluasi, dengan
menanyakan hal apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan itu
melalui rapat evaluasi yang diadakan setiap bulannya.
Hambatan yang terjadi dalam pelatihan ini adalah bahwasanya
pelatihan yang diselenggarakan di waktu jam mengajar sehingga kepala
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan kesulitan untuk mencari guru
yang untuk didelegasikan mengikuti kegiatan pelatihan sehingga guru
meninggalkan siswa untuk mengikuti pelatihan ini dan proses
pembelajaran menjadi terhambat dan tidak sesuai dengan rencana
pengajaran. Hambatan lain yang terjadi adalah belum menyeluruhnya
kegiatan pelatihan terlaksana sehingga guru-guru yang belum
mendapatkan kesempatan pelatihan merasa kesulitan. Akan tetapi
kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan berupaya semaksimal
mungkin untuk meningkatkan kreativitas guru dengan mencari
informasi dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan.70
Hasil yang didapat dari pelatihan ini dapat terlihat ketika guru-guru
melaksanakan pengajaran. Guru dapat menggunakan metode mengajar
yang baik. Hal ini didukung oleh pendapat dari Siti Muthiah selaku guru
di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan ketika beliau mengajar,
sebagai berikut:
“untuk belajar diluar ruangan saya memberikan materi
sebelumnya dan akan diperaktekkan langsung setelahnya.
Contohnya: introduce self dan season yaitu saya membuat
game dengan menjadikan mereka wartawan yg memburu
narasumber nanti mereka akan memperkenalkan diri ke
orang yang lewat lalu bertanya jawab tentang musim
menggunakan bahasa inggris setelahnya akan saya beri poin
69 Hasil wawancara dengan Muhammad Sholeh Faqih selaku Guru di Mts Daarul Rahman
1, pada hari rabu 21 Agustus 2019. 70 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman
1, pada hari kamis 22 juli 2019.
54
sebagai penilaian. Lalu ada juga yang menggunakan drama
dan bercerita tapi lebih banyak games mungkin ya dan
membakar semangat mereka dengan melantangkan suara
ketika mengajar agar mereka termotivasi dan tak malu untuk
mengeluarkan suara ketika belajar, kadang saya pancing
mereka dengan cemooh tapi masih dalam kategori sopan
agar mereka mau berani mengekspresikan diri dan berani
bertanya.”71
Dalam hal ini kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan juga
membenarkan, sebagaimana menurut Ahmad Qosim Susilo yaitu:
“para guru menjadi lebih kreatif terlihat dari mereka
melakukan kegiatan prakarya, pembelajaran dengan
menggunakan media belajar berupa power point, adanya
animasi-animasi lucu saat penampilan power point,
memberikan game saat proses belajar-mengajar berlangsung
agar siswa tidak bosan.”72
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, penulis dapat menjelaskan
bahwa upaya kepala sekolah dalam peningkatan kreativitas guru
melalui pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah
maupun dari luar sekolah.
Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelatihan
yang diselenggarakan baik dari sekolah maupun luar sekolah ini sangat
membatu bagi guru-guru untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan
dengan efektif dan efisien. Guru-guru yang mendapatkan pelatihan
dapat memberikan manfaat serta memberikan kemudahan dalam
mengerjakan tugasnya.
71 Hasil wawancara dengan Muthiah selaku guru di Mts Daarul Rahman 1, pada hari rabu
21 Agustus 2019. 72 Ahmad Qosim Susilo., op. cit.,
55
2. Rapat Satu Triwulan
Rapat satu triwulan adalah bimbingan yang diadakan secara berkala
yaitu tiga bulan sekali yang mana tenaga pendidik dan kependidikan
diberikan arahan dan motivasi dalam rangka menumbuhkan kreativitas
berpikir, akhlak dan kedisiplinan. Rapat ini dipimpin langsung oleh
Kyai H. Syukron Ma’mun selaku pengasuh sekaligus pendiri Pondok
Pesantren Daarul Rahman.
Terlaksananya rapat itu tidak lain adalah salah satu upaya kepala
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan guna meningkatkan kreativitas
guru dalam pembelajaran efektif. Sebagaimana yang disampaikan
menurut Qosim Susilo, yaitu:
“selama ini pak Kyai juga memberikan guru-guru rapat
bulanan disetiap tiga bulannya dan melalui rapat bulanan
itulah pak Kyai memberikan nasihat-nasihat bagaimana cara
mengajar dan bagaimana cara meningkatkan semangat anak-
anak belajar.”73
Kegiatan Rapat Tri Wulan tentunya sudah menjadi agenda jangka
menengah sekolah untuk melihat kondisi pesantren selama tiga bulan
berjalan. Dalam rapat ini dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok
Pesantren Daarul Rahman yaitu K.H Syukron Ma’mun. Adapun tema-
temanya yang dibahas adalah kedisiplinan guru, target pencapaian
kurikulum, dan metode pengajaran. Rapat ini dihadiri oleh seluruh guru
Pondok Pesantren Daarul Rahman 1, 2, dan 3 yang berlokasi di
kediaman K.H Syukron Ma’mun. Rapat berlangsung sekitar tiga jam
pada hari-hari yang disesuaikan dengan waktu yang dimiliki K.H
Syukron Ma’mun selaku pengasuh Pondok Pesantren Daarul
Rahman.74
73 Ibid., 74 Hasil wawancara dengan Syukron Ma’mun selaku Guru dan Staff TU I di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari kamis 22 juli 2019
56
Hal ini dibenarkan sebagaimana disampaikan oleh Muhammad
Sholeh Faqih selaku guru di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan,
beliau mengatakan:
“Ada bimbingan dari pak kyai langsung setiap tiga bulan
yang berkaitan dengan profesionalitas guru bisa 2 bulan/3
bulan full guru-guru meliputi Daarul Rahman 1, 2, 3 untuk
setiap bulan juga ada perkumpulan juga tapi bukan sama kyai
melainkan dengan kepala pengasuhan santri, yang dibahas
adalah segala hal yang berkaitan tentang substansi-substansi
sekolah, pengajaran dan juga kegiatan keseluruhan santri.”75
Selanjutnya dibenarkan juga oleh Siti Muthiah selaku guru di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan, mengatakan:
“Ada binaan secara khusus seluruh para guru bukan hanya
guru pengabsian baru saja tapi seluruh guru aka nada
bimbingan yang disampaikan oleh pengasuh pondok
pesantren langsung yaitu K.H Syukron dan kita
menyebutnya meeting tergantung nanti apa yang akan
dibahas.”76
Dari hasil wawancara dengan guru-guru MTs Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan tersebut, penulis menjelaskan bahwa upaya yang
diberikan untuk meningkatkan kreativitas guru salah satunya dengan
adanya pembinaan yang dilakukan setiap tiga bulan sekali melalui rapat
yang dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Daarul
Rahman yaitu K.H Syukron Ma’mun.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
rapat rutin yang sudah diagendakan Pengasuh Pesantren dan kepala
sekolah bersama dengan guru-guru dapat digunakan sebagai media
komunikasi bagi kegiatan pengelolaan sekolah. Rapat rutin juga
merupakan forum untuk memotivasi guru, guna meningkatkan prestasi
kerjanya.
75 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari senin 26 juli 2019 76 Hasil wawancara dengan Siti Muthiah selaku Guru di Mts Pondok Pesantren Daarul
Rahman 1, pada hari rabu 21 Agustus 2019.
57
3. Supervisi
Supervisi merupakan kegiatan pembinaan yang dilakukan kepala
sekolah kepada guru untuk mengoptimalkan kinerja guru dalam
memperbaiki proses pembelajaran agar para siswa dapat belajar lebih
efektif dengan prestasi belajar yang meningkat.
Secara lebih jelasnya disebutkan dalam Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah yang salah
satunya memiliki fungsi supervisi yang kompetensinya adalah sebagai
berikut:
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.77
Dengan begitu sudah jelas bahwa kompetensi supervisi akademik
adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Dalam hal ini kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
melakukan supervisinya melalui pendekatan supervisi individual yang
berupa kunjungan kelas yang mana kepala sekolah mengamati secara
langsung aktivitas guru mengajar dan melihat alat, metode, dan sarana
belajar lainnya dikelas.
Hal ini dibuktikan dari penjelasan menurut Qosim Susilo selaku
kepala sekolah bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan adalah
melakukan kunjungan kelas untuk mengamati secara langsung untuk
mengetahui kondisi riil yang sesungguhnya didalam kelas, apakah
pembelajaran sudah berjalan dengan yang diharapkan atau apakah
77 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala
Sekolah/Madrasah, diakses pada tangggal 15 september 2019 pukul 14.12.
58
terdapat kendala-kendala yang mungkin bisa dicarikan jalan
keluarnya.78
Hal ini diperkuat dengan dari keterangan beberapa guru seperti
menurut Mufid bahwa:
“untuk supervisi beliau ada kontrol kelas langsung.
Supervise itukan ada yg direncanakan dan yang tidak
direncanakan yang sering Pak Qosim atau kepala sekolah
lakukan itukan supervisi yang tidak direncanakan yaitu
melalui pengontrolan kelas kadang kepala sekolah langsung
untuk mengontrol kadang pengasuh juga (KH. Syukron
Ma’mun).”79
Sebagaimana dijelaskan juga oleh Sholeh Faqih, menurut beliau:
“iya ada supervisi kunjungan kelas, inspeksi kekelas-kelas
untuk melihat jadwal absen, kehadiran guru-guru dan santri,
kadang juga kalau tidak sempat melalui cctv ketika terlihat
ada kelas yang tidak ada gurunya maka guru piket langsung
mengisi.”80
Menurut Mufid ruang lingkup yang diamati dari kegiatan supervisi
di kelas tidak hanya kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, tetapi
termasuk sarana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran.81 Kunjungan kelas yang dilakukan kepala sekolah di
MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan tidak diberitahu terlebih dahulu
oleh guru-guru karena kalau diberitahu terlebih dahulu kepala sekolah
tidak mengetahui kondisi kelas yang sesungguhnya.”82
Adapun pendapat yang berbeda dari seorang guru yaitu Sholeh
Faqih terkait waktu supervisi yang dilakukan kepala sekolah, sebagai
berikut:
78 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman,
pada hari kamis 22 juli 2019. 79 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari senin 26 juli 2019. 80 Hasil wawancara dengan Muhammad Sholeh Faqih selaku Guru di Mts Daarul Rahman
1, pada hari rabu 21 Agustus 2019. 81 Mufid., op. cit., 82 Ibid.,
59
“tidak tentu si kadang seminggu sekali, kadang sebulan
sekali, pokoknya mah ada.”83
Pada pelaksanaan supervisi semua guru di MTs Daarul Rahman 1
Jakarta Selatan pada dasarnya mengetahui bahwa kepala sekolah
melakukan kunjungan kelas, tetapi tidak mengetahui kapan waktu yang
pasti karena kepala sekolah selalu tiba-tiba mengunjungi kelas ketika
guru sedang melakukan proses pembelajaran. Kepala sekolah
membenarkan hal itu karena sudah membuat jadwal untuk mengetahui
kinerja guru-guru melalui supervisi.
Disamping itu kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
memberikan waktu luangnya kepada guru-guru untuk menceritakan
masalah yang dihadapinya agar tidak menjadi beban. Dalam hal ini
dilakukan setelah selesai rapat, alasannya untuk menjaga privasi karena
dikhawatirkan kesulitan yang dihadapi termasuk masalah pribadi guru
itu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Qosim Susilo, sebagai berikut:
“selain itu kita memberikan pelayanan secara individu, saat
rapat bulanan itu selesai kalau si guru ada keluhan baik
pribadi atau tidak kita bicarakan dan bantu selesaikan.”84
Hal ini juga dibenarkan oleh Muthiah, sebagai berikut:
“untuk beberapa hal yang dirasa sulit kepala sekolah ada
yang turun langsung untuk menyelesaikan kesulitan
kesulitan guru yang dihadapi entah dalam metode
pengajaran, masalah kesiswaan atau walisantri.”85
Dalam dunia pendidikan kegiatan supervisi tidak hanya dilakukan
oleh kepala sekolah melainkan bisa saja supervisor eksternal seperti
pengawas yang berasal dari lembaga penjamin mutu sekolah dan
lainnya. Namun seperti yang dikatakan kepala MTs Daarul Rahman 1
83 Hasil wawancara dengan Muhammad Sholeh Faqih selaku Guru di Mts Daarul Rahman
1, pada hari rabu 21 Agustus 2019. 84 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman,
pada hari kamis 22 juli 2019. 85 Hasil wawancara dengan Siti Muthiah selaku Guru di Mts Daarul Rahman 1, pada hari
rabu 21 Agustus 2019.
60
Jakarta Selatan bahwa kepala sekolah tidak bekerja sama dengan
pengawas luar sekolah.
Hal ini juga dibenarkan Mufid selaku guru di MTs Daarul Rahman
1 Jakarta Selatan yang menjelaskan bahwa:
“Disini tidak ada soalnya kan disini itukan lembaga
pendidikannya model satuan pendidikan mu’adalah kalau
mungkin dari luar ada supervisor dari luar entah dari
lembaga penjamin mutu, itukan biasanya ada tuh ataupun
termasuk asesor yang melakukan peniliaian akredetasi A, B,
C itu kalau formal yang terakreditasi kalau disinikan
mu’adalah jadi kita tidak bekerja sama sama lembaga-
lembaga yang lain, kecuali kita bekerja samanya dengan
lembaga pemerintahan berhubung kita madrasah kita
namanya sama kementrian agama jadi untuk menentukan
akreditasinya tidak ada kita disamakan dalam arti mau
disamakan dengan akreditasi A bisa mau disamakan
akreditasi C bisa karena kita statusnya disamakan.”86
Berdasarkan wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa upaya
kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan dalam peningkatan
kreativitas guru dalam pembelajaran salah satunya melalui supervisi.
Supervisi yang dilakukan kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
melalui pendekatan individual yaitu berupa kunjungan kelas yang
sebelum tidak diberitahu terlebih dahulu oleh guru-guru atau secara
mendadak dalam kurun waktu kurang lebih dalam sebulan dua sampai
tiga kali kunjungan.
Selain kunjungan kelas kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berbicara
secara individual tentang kesulitan yang sedang dihadapinya. Dari situ
kepala sekolah bisa mengetahui masalah yang sedang dihadapi guru,
kemudian dibantu dengan memberikan masukan-masukan serta
motivasi untuk meningkatkan kembali semangat mengajar guru.
86 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari senin 26 juli 2019.
61
Adapun ruang lingkup yang kepala sekolah lakukan ketika
kunjungan kelas adalah mengamati aktivitas guru mengajar dan melihat
alat, metode dan sarana belajar didalam kelas, kedisiplinan guru dalam
kehadiran serta kegiatan belajar siswa.
4. Evaluasi bulanan
Dalam proses kinerja, dikatakan selesai apabila telah mencapai suatu
target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dapat dikatakan
selesai berdasarkan pada suatu batasan tertentu, misalnya pada akhir
tahun.87 Sudah jelas bahwa pada pelaksanaan supervisi tentunya tidak
berjalan dengan mulus sehingga banyak yang harus diperbaiki. Maka,
perlu kepala sekolah setelah mensupervisi guru-guru melakukan
evaluasi sebagai tindak lanjut untuk mengetahui dampak yang nyata atas
capaian proses pembelajaran.
Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Qosim Susilo, bahwa
ketika kepala sekolah melakukan supervisi dengan menilai aktivitas
keseharian guru-guru bagaimana dia melaksanakan tugasnya seperti
jadwal ngajarnya sering kosong atau tidak; melihat kedisiplinan anak
yang tidak berbahasa terkontrol atau tidak; dan ketika belajar malam
guru ikut membimbing atau tidak. Maka, akan dilakukan evaluasi secara
berkala disetiap bulannya melalui rapat.88
Hal ini dibenarkan oleh beberapa guru salah satunya Bapak Mufid,
bahwa:
“Evaluasi kita ada setiap bulanan ada rapat yang ada keluhan
silahkan disampaikan termasuk masalah santri yang dihadiri
kepala sekolah dan guru-guru Daarul Rahman 1.”89
87 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), h. 351 88 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman,
pada hari kamis 22 juli 2019. 89 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II di Mts Pondok
Pesantren Daarul Rahman 1, pada hari senin 26 juli 2019.
62
Selanjutnya dijelasakan juga oleh Bapak Muhammad Sholeh Faqih
selaku guru, beliau mengatakan:
“biasanya dibahasnya satu bulan sekali bersamaan dengan
rapat kesiswaan kita gabung disitu. Membahas segala
macam absen yang tidak ada, target yang tidak tercapai,
pengembangan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan segala
macam kedisiplinan yang tidak sesuai.”90
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa evaluasi terhadap rencana
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan apa yang direncanakan. Apabila hasil yang diperoleh
tidak sesuai yang direncanakan, dicari tahu penyebabnya. Penyebab
tersebut bisa berasal dari sumber daya manusia atau bahkan
lingkungannya.
Evaluasi di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan dilaksanakan
setiap satu bulan sekali bisa diawal atau akhir bulan yang mana mereka
menyebutnya rapat bulanan. Rapat bulanan tersebut dilaksanakan
dihari-hari dan jam kerja, lebih sering dihari selasa dan berlangsung
selama 2 - 4 jam sekitar jam 10.00 wib – 14.00 wib. Adapun alasan
kepala sekolah melaksanakan evaluasi bulanan di hari dan jam kerja
terutama di hari selasa, karena pada hari itu semua guru-guru hadir baik
yang tinggal diasrama maupun yang pulang pergi.91
Setelah melakukan rapat bulanan kepala MTs Daarul Rahman 1
dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru. Dari situ
kepala sekolah mengetahui apakah hasil yang didapat sudah sesuai
dengan apa yang direncanakan sehingga ketika ada kesulitan kepala
MTs membantu guru-guru untuk menyelesaikan kesulitan tersebut. Hal
ini sebagaimana yang disampaikan oleh Muthia sebagai berikut:
90 Hasil wawancara dengan Muhammad Sholeh Faqih selaku Guru di Mts Daarul Rahman
1, pada hari Rabu 21 Agustus 2019. 91 Hasil wawancara dengan Syukron Ma’mun selaku Guru dan Staff TU I di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari kamis 22 juli 2019.
63
“Beliau juga langsung membantu untuk menyelesaikan
kesulitan kesulitan guru yang dihadapi dan itu beliau
luangkan waktunya setelah rapat bulanan berlangsung.”92
Dalam hal serupa menurut Wibowo dalam bukunya bahwa hasil
evaluasi terhadap hasil kinerja organisasi, kelompok maupun individu
yang dapat mengetahui seberapa besar tujuan dan sasaran organisasi
yang telah dicapai. Apabila terdapat kesenjangan, dicari faktor
penyebabnya dan berusaha memperbaikinya dikemudian hari. Hasil
evaluasi juga dapat dipergunakan untuk menetapkan tujuan dan besaran
sasaran dikemudian hari.93
Berdasarkan hasil paparan di atas dapat dijelaskan bahwa tindak
lanjut supervisi yang dilakukan kepala sekolah adalah melalui evaluasi
yang berbentuk rapat bulanan. Biasa mereka menyebutnya evaluasi
bulanan yang mana dapat evaluasi ini kepala sekolah dapat menilai
kemampuan guru-guru dengan menganalisa setiap keberhasilan dan
kegagalan beserta alasannya.
Dengan adanya evaluasi secara rutin, selain dapat meningkatkan
keaktifan guru dalam berpendapat juga penting agar guru-guru
mengingat kembali visi dan misi sekolah sehingga paham kembali
mengenai gambaran besar dan tujuan sekolah. Guru-guru yang sudah
paham terhadap tujuan sekolah tentunya akan mengejar tujuan sekolah,
bukan tujuan pribadi dan dapat mengetahui apa yang harus dikerjakan,
dan apa yang diinginkan sekolah darinya. Jika dilakukan efektif dan
tepat waktu, evaluasi membawa manfaat-manfaat yang menguntungkan
sekolah. Guru-guru pun dapat meningkatkan kreativitasnya melalui
berbagai macam pengalaman termasuk teman-teman kerja sejawatnya.
92 Hasil wawancara dengan Siti Muthiah selaku Guru di Mts Daarul Rahman 1, pada hari
rabu 21 Agustus 2019. 93 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), h. 358-359
64
5. Reward dan punishment
Dalam penelitian ini reward dan punishment merupakan dua bentuk
strategi yang dilakukan kepala sekolah untuk memotivasi guru untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Adapun reward dapat
berupa penghargaan, hadiah atau imbalan sedangkan punishment dapat
berupa sanski.
Menurut Purwanto ganjaran adalah salah satu alat pendidikan
supaya anak merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya
mendapat penghargaan.94 Dalam hal ini sama seperti yang dilakukan
kepala sekolah terhadap guru. Kepala sekolah dapat memberikan
reward kepada guru sebagai umpan balik atas terlaksananya pengajaran.
Reward dapat berupa materi berupa gaji/upah dan dapat berupa
immateri berupa pujian.
Pada penelitian yang saya teliti di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan kepala sekolah tidak menerapkan reward yang bersifat materi
melainkan hanya bersifat immateri yaitu berupa pujian begitupun
punishment kepala sekolah tidak memberikan hukuman yang bersifat
fisik hanya berupa teguran yang bersifat mendidik. Sebagaimana yang
telah disampaikan oleh Qosim Susilo, mengatakan:
“saya sangat menghindari reward dan punishment dalam
memimpin. Menghindari bukan berarti tidak mendukung
tata tertib peraturan sekolah. Peraturan tetap ada dan
konsekuensi terhadap tidak berjalannya peraturan juga tetap
ada. Ketika ada masalah saya ajak ngobrol individu
kemudian mencari solusi bersama sedangkan reward tidak
berlebihan sampai memberi hadiah/upah paling hanya
pujian.”95
94 Ngalim Purwanto, Mp. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 182 95 Hasil wawancara dengan Ahmad Qosim Susilo selaku Plt Kepala MTs Daarul Rahman,
pada hari kamis 22 juli 2019.
65
Dalam hal ini dibenarkan oleh guru di Mts Daarul Rahman 1 Jakarta
Selatan yaitu Mufid, mengatakan:
“punishment tidak ada kalau reward tidak ada juga karena
ketika kita bekerja sesuai dengan tanggung jawab kita yaa
saya pribadi saya belum pernah menerima reward langsung
dari kepala sekolah.”96
Namun ada dari guru di MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
tersebut merasakan adanya reward dari hasil kinerja yang dicapai, berikut
adalah penjelasan yang diutarakan oleh Bapak Syukron Ma’mun selaku
guru sekaligus Staff TU I di Mts Daarul Rahman 1, yaitu:
“reward itu ada bukan dari kepala sekolah langsung
melainkan dari bendahara yaitu berupa tambahan gaji atau
tunjangan keaktifan yang didasarkan atas kehadiran guru
dalam mengajar.”97
Adapun pendapat Mursal reward merupakan sesuatu yang diberikan
kepada seseorang karena sudah mendapatkan prestasi dengan yang
dikehendaki. Sedangkan punishment adalah suatu perbuatan dimana
seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan
tujuan untuk memperbaiki atau melindungi dirinya sendiri dari
kelemahan jasmani dan rohani, sehingga terhindar dari segala
pelanggaran.98
Sebagaimana yang disampaikan menurut Siti Muthiah selaku guru
di MTs Daarul Rahman 1, mengatakan:
“tidak ada hukuman paling ditegur kalo salah, tapi jarang
banget karena Alhamdulillah guru-guru disini mengajar
sesuai SK yang berlaku”99
96 Hasil wawancara dengan Ahmad Mufid selaku Guru dan Staff TU II di MTs Daarul
Rahman 1, pada hari kamis 22 Juli 2019. 97 Hasil wawancara dengan Syukron Ma’mun selaku Guru dan Staff TU I di Mts Daarul
Rahman 1, pada hari kamis 22 juli 2019. 98 Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h.
86 99 Hasil wawancara dengan Siti Muthiah selaku Guru di MTs Daarul Rahman 1, pada hari
rabu
66
Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menjelaskan bahwa
upaya kepala MTs Daarul Rahman I Jakarta Selatan dalam peningkatan
kreativitas guru memberikan reward yang bukan bersifat materi
melainkan bersifat immateri berupa pujian untuk meningkatkan motivasi
kinerja guru. Ketika ada guru yang menjalankan tugasnya tidak sesuai
maka diberikan arahan dan masukan yang mendidik sebagai bentuk
punishment yang berupa teguran.
Dengan begitu, reward dan punishment merupakan salah satu sistem
kompensasi dari insentif yang baik untuk memotivasi agar bekerja atas
kepentingan terbaik individu. Reward yang diberikan pun harus adil dan
bijak. Jika tidak, reward malah menimbulkan rasa cemburu dan
“persaingan yang tidak sehat” serta memicu rasa sombong bagi guru
yang memperolehnya. Tidak juga membuat seseoarng tinggi hati dalam
pujian dan hadiah yang diberikan sehingga membuat lupa diri. Oleh
karena itu, prinip keadilan sangat dibutuhkan dalam pemberian reward.
Sebaliknya, jika punishment memang harus diberlakukan, maka
laksanakanlah dengan cara yang bijak lagi mendidik, tidak boleh
sewenang-wenang, tidak pula menimbulkan rasa kebencian yang
berlebihan sehingga merusak tali silaturahmi. Jika punishment itu
diberlakukan sebaiknya sanksi itu sudah disepakati bersama, sehingga
mendorong si terhukum untuk bisa mempertanggung jawabkan
perbuatannya dengan ikhlas.
67
C. Temuan-Temuan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data yang sudah dipaparkan,
terdapat beberapa temuan hasil penelitian terkait upaya kepala sekolah
dalam peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif di MTs
Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan berikut:
1. Sebagian besar responden menyatakan bahwa upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif di
MTs Daarul Rahman 1 melalui pendidikan dan pelatihan, rapat satu
triwulan, supervisi, evaluasi bulanan dan reward yang bersifat immateri.
2. Strategi untuk peningkatan disiplin guru dilaksanakan kepala sekolah
melalui supervisi kunjungan kelas, melalui rapat bulanan dan
memberikan reward dan punishment dalam bentuk pujian.
3. Terjadinya peningkatan kreativitas guru-guru dalam pembelajaran
melalui pembuatan media pembelajaran berupa power point serta
animasi-animasi dalam penyajian materi pelajaran, penggunaan metode
pengajaran yang beragam dan pemberian game sebagai penghilang
kebosanan saat pembelajaran berlangsung.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Daarul Rahman
1 Jakarta Selatan dapat disimpulkan bahwa upaya kepala sekolah dalam
peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran efektif dinilai atas
kategori cukup. Hal ini dapat diperlihatkan melalui:
1. Peran-peran yang dilakukan kepala sekolah seperti menyelenggarakan
pelatihan dan pendidikan setiap seminggu sebelum memasuki awal
tahun ajaran kepada guru baru yang akan mengajar di MTs Daarul
Rahman 1 Jakarta Selatan.
2. Kepala sekolah melakukan supervisi melalui kunjungan kelas yang
melingkupi kedisiplinan dan keprofesionalan guru dalam mengajar.
3. Kepala sekolah memberikan pelayanan kepada guru-guru melalui
pertemuan individu untuk menyelesaikan masalah yang dirasa sulit dan
tertutup.
4. Melakukan evaluasi rutin untuk mengetahui atas capaian target atau
belum mencapai target.
5. Pembinaan langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman
berupa arahan dan motivasi dalam rangka menumbuhkan kreativitas
guru, akhlak sebagai seorang guru dan menumbuhkan kedisiplinan guru.
6. Kepala sekolah memberikan reward dan punishment yang bersifat
immateri, berupa pujian saat ada pencapaian tertentu yang dilakukan
guru-guru dan punishment yang berupa teguran jika ada guru-guru yang
tidak sesuai dalam menjalankan tugasnya.
69
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang dapat
disampaikan peneliti sebagai saran terhadap upaya kepala sekolah dalam
peningkatan kreativitas guru dalam pembelajaran efekif di MTs Daarul
Rahman I Jakarta Selatan, yaitu:
1. Pembina yayasan sebaiknya memberikan pembinaan yang lebih optimal
sehingga mempermudah dalam pelaksanaan upaya peningkatan
kreativitas guru.
2. Kepala sekolah sebaiknya mengoptimalkan tugas dan perannya sebagai
seorang pemimpin dalam pelaksanaan kreativitas guru dalam
pembalajaran efektif.
3. Guru hendaknya lebih meningkatkan kreativitasnya secara
berkesinambungan dengan lebih aktif mengikuti pendidikan dan
pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah maupun luar
sekolah.
4. Guru hendaknya dapat memahami hambatan belajar dan kebutuhan
belajar siswa dengan cara meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan melalui pengembangan kreativitas belajar sehingga
berdampak pada masa depan madrasah.
70
DAFTAR PUSTAKA
Chairunisa, Connie dan Pudjosumedi. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Uhamka
Press, 2013.
Ginanto, Dion Eprijum. Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif. Yogyakarta: Jogja
Bangkit Publisher, 2011.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2002.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama, 2012.
Kaswan. Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada,
2008.
Muhaimin. Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Peyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Prenadamedia Group, 2009.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
—. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
—. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Munandar, Utami. Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
—. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah . Jakarta: PT Gramedia,
1992.
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:
Prenadamedia Group , 2015.
—. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar: Teori
dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2011.
Oktavia, Yanti. "Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkn Kreativitas Guru
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar." Jurnal Administrasi Pendidikan 2
(2014).
71
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Depok: Rajawali Pers, 2018.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan .
Bandung: Alfabeta, 2013.
—. Kinerja dan Pengembangan SDM . Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenadamedia
Group, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010.
Soetjipto and dkk. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Susanto, Ahmad. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Kencana, 2016.
—. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Strategi, dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2016.
—. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013.
Syah , Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013.
Taufik , H M. Kreativitas Jalan Baru Pendidikan Islam . Yogyakarta: IAIN
Mataram, 2012.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2010.
Uno , Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran . Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Uno, Hamzah B and dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Usman , Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
, 2016.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.
72
Zainuddin. Seluk Beluk Pendidikan Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
Lampiran 1
Struktur Organisasi MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan TA 2019/2020
75
Lampiran 2
Hasil wawancara dengan Plt Kepala MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru?
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam meningkatkan
kreativitas guru?
4. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
5. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
6. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
7. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
8. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan kreativitas
guru?
9. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
10. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini dan
apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan tugas?
76
TRANSKIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama Responden : KH. Ahmad Qosim Susilo, M.Pd
Jabatan : Plt Kepala Sekolah MTs Daarul Rahman 1
Pendidikan terakhir : S2
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
B. Hasil Wawancara
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
Jawab:
“Guru yang kreatif adalah ya mereka yang bisa dibanggakan anak
sehinga dapat meningkatkan semangat belajar anak dan mereka
yang selalu ingin tahu.”
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru?
Jawab:
“ - Pelatihan sendiri disini kan banyak guru-guru yang senior ya
yang sudah berpengalaman jadi, guru-guru baru yang mau
ngajar itu mereka kita kasih kesempatan untuk istilahnya
konsultasi atau belajar nambah pengetahuan dari guru senior itu
khususnya untuk mata pelajaran yang dia ampu ataupun
menimba mata pelajaran yang lain itu biasanya ada diawal tahun
pelajaran.
- Untuk mereka yang guru-guru baru yang kita tunjuk untuk
mengabdi kita berikan pengertian kalau benar-benar niat mau
mengabdi itu harus benar-benar diniati dengan ikhlas mau
membantu kyai dan pondok pesantren sebenarnya bukan
sekedar untuk pelarian karena tidak ada biaya atau sebagainya
karena kalau memang sudah siap untuk mengabdi itu harus total
baik jiwa maupun raga karena disini kita mengetahui kondisi
anak-anak 24 jam.
- Selama ini pak Kyai juga memberikan guru-guru rapat bulanan
disetiap tiga bulannya dan melalui rapat bulanan itulah pak Kyai
memberikan nasihat-nasihat bagaimana cara mengajar dan
bagaimana cara meningkatkan semangat anak-anak belajar.
- selain itu kita memberikan pelayanan secara individu, saat rapat
bulanan itu selesai kalau si guru ada keluhan baik pribadi atau
tidak kita bicarakan dan bantu selesaikan.”
77
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam
meningkatkan kreativitas guru?
Jawab:
“Para guru menjadi lebih kreatif, hal ini dapat dilihat dari mereka
melakukan kegiatan prakarya, pembelajaran dengan menggunakan
media belajar berbentuk power point, adanya animasi-animasi lucu
saat penampilan power point, memberikan game saat proses belajar
mengajar berlangsung agar siswa tidak bosan.”
4. Adakah hambatan yang bapak temukan dalam peningkatan kreativitas
guru?
Jawab:
“ - Kalau pelatihan sendiri kadang adanya kan di jam ngajar jadi
kalau ada info pelatihan untuk mendelegasikan guru-guru suka
susah karena bentrok sama jam ngajar jadi malah ada yang
gamau malah tunjuk-tunjukkan.
- Pelatihan juga kan ga setiap hari ada juga jadi kalaaupun ada ga
semua guru-guru belum bisa ikut sehingga guru-guru yang
belum mendapatkan kesempatan pelatihan merasa kesulitan,
tapi saya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kreativitas
guru dengan mencari informasi dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan.”
5. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
Jawab:
“ Iya saya melakukan supervise melakukan kunjungan kelas untuk
mengamati secara langsung untuk mengetahui kondisi riil kelas,
apakah pembelajaran sudah berjalan dengan yang diharapkan
atau apakah terdapat kendala-kendala yang dicarikan jalan
keluarnya.
Selain itu kita memberikan pelayanan secara individu, saat rapat
bulanan itu selesai kalau si guru ada keluhan baik pribadi atau
tidak kita bicarakan dan bantu selesaikan.”
6. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
Jawab:
“supervisi dengan menilai aktivitas keseharian guru-guru bagaimana
dia melaksanakan tugasnya seperti jadwal ngajarnya sering kosong
78
atau tidak; melihat kedisiplinan anak yang tidak berbahasa
terkontrol atau tidak; dan ketika belajar malam guru ikut
membimbing atau tidak, akan dilakukan evaluasi secara berkala
disetiap bulannya melalui rapat.”
7. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
Jawab:
“Sewaktu-waktu saja sesuai kondisi karena kitakan tidak ada
ditempat/disekolah setiap saat. Seperti saya dan Pak Kyai kan
tinggal di asrama sementra anak 24 jam disini dan kita mengetahui
langsung sosialisasi mereka termasuk guru-gurunya dan kalau ada
sesuatu yang aneh-aneh maka kita langsung terjun kita ingatkan
kalau berjalan biasanya ya sudah kita biarkan. Selain itu kita
memberikan pelayanan melalui rapat bulanan itu yang mana ketika
ada keluhan dari si guru kita bantu selesaikan. Semisal ini kok anak-
anak kelas 1 bahasa kesehariannya yang menggunakan Bahasa arab
dan Inggris kurang mengikuti maka kita langsung tanya pada guru
yang bersangkutan “kenapa mereka seperti itu?”
8. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
Jawab:
“Tidak bekerjasama dengan pengawas luar.”
9. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan
kreativitas guru?
Jawab:
“Saya menilainya dari aktivitas guru sehari-hari bagaimana dia
melaksanakan tugas misalnya jadwal ngajarnya sering kosong apa
tidak, ketika anak disiplin atau tidak dalam berbahasa guru suka
kontrol atau tidak, ketika belajar malam guru ikut membimbing atau
tidak kemudian saya lakukan evaluasi mana yang harus diperbaiki
atau tidak melalui rapat berkala setiap bulannya untuk mencarikan
solusi bersama.”
10. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
Jawab:
79
“Tidak membebani tugas yang terlalu berat kepada guru sehingga
mereka merasa tertekan, berusaha melengkapi sarana yang
dibutuhkan guru dan sarana untuk belajar mengajar, komunikasi
secara intens agar tidak ada kesalahpahaman.”
11. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini
dan apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan
tugas?
Jawab:
“Saya sangat menghindari reward dan punishment dalam
memimpin. Menghindari bukan berarti tidak mendukung tata tertib
peraturan sekolah. Peraturan tetap ada dan konsekuensi terhadap
tidak berjalannya peraturan juga tetap ada. Ketika ada masalah saya
ajak ngobrol individu kemudian mencari solusi bersama sedangkan
reward tidak berlebihan sampai memberi hadiah/upah paling hanya
pujian.”
80
81
Lampiran 3
Hasil wawancara Guru sekaligus Staff TU I
Pedoman Wawancara Guru
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru?
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam meningkatkan
kreativitas guru?
4. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
5. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
6. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
7. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
8. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan kreativitas
guru?
9. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
10. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini dan
apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan tugas?
82
TRANSKIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama Responden : Syukron Ma’mun
Jabatan : Guru sekaligus Staff TU I
Pendidikan terakhir : MA
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Juli 2019
Tempat : Ruang Tata Usaha
B. Hasil Wawancara
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
Jawab:
“Guru yang kreatif adalah guru yang bisa menciptakan hal-hal yang
baru untuk diajarkan kepada anak-anaknya.”
2. Apakah yang kepala sekolah lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru?
Jawab:
“- Ada pendidikan dan pelatihan/workshop untuk guru-guru tapi
kebanyakan diadakan oleh departemen agama urusan masalah
skill dalam satu tahun itu ada beberapa pelatihan tentang masalah
kurikulum, untuk bendahara itu tentang masalah
mamanajemennya tapi kebanyakan itu yang mengadakan
departemen agama dan kami selalu mengutus guru-guru untuk
ikut serta.
- Ada juga rapat yang dipimpin langsung oleh pengasuh yaitu Kyai
Syukron setiap tiga bulan sekali yang membahas tentang
kedisiplinan guru, target pencapaian kurikulum, metode
pengajaran yang dihadiri oleh seluruh guru Pondok Pesantren
Daarul Rahman 1, 2, dan 3 yang berlangsung di kediaman Kyai.
- Ada bantuan langsung dari kepala sekolah karena disini kita
punya job des masing-masing termasuk kepala sekolah yaitu
membantu saat guru mengalami kesulitan, kalau terlihat kurang
rajin ya dipanggil kan begitu kita kasih surat sp dari kepala
sekolah.”
83
3. Berapa lama rapat tersebut berlangsung?
Jawab:
“ Rapat berlangsung sekitar 2-3 jam, dihari-hari yang sudah
ditentukan dengan waktu yang dimiliki kyai selaku pengasuh.”
4. Bentuk pelatihan apa saja yang pernah ibu/bapak ikuti?
Jawab:
“Pelatihan biasa yang mengadakan depag yang diberikan langsung
kepaad guru yang bersangkutan, dalam beberapa tahun belakangan ada
beberapa pelatihan yang sudah terlaksana diantaranya pelatihan tentang
masalah EMIS yaitu input data santri yang berbasis online.”
5. Bagaimana dampak dari upaya yang kepala sekolah lakukan dalam
meningkatkan kreativitas guru?
Jawab:
“Kita lebih banyak wawasan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
Sebelumnya saya tidak mengerti cara input data pakai aplikasi
setelah adanya pelatihan tersebut saya jadi bisa bahkan saya bisa
mengajarkannya ke guru-guru yang lain, lebih kretif lah.”
6. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
Jawab:
“- Supervise yang dilakukan melalui pengontrolan kelas kadang
kepala sekolah langsung untuk mengontrol kadang pengasuh
juga.
selain itu tidak ada kecuali ada masalah-masalah yang tidak bisa
terselesaikan maka kepala sekolah membantu”
7. Apa saja ruang lingkup yang kepala sekolah supervisi? Berapa kali
dalam seminggu? Dan adakah orang luar yang ikut melakukan
pengawasan?
Jawab:
“Semua yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar bahkan
siswa pun ikut di awasi mulai dari kehadiran dan sikapnya. Kalau
lagi dikelas yang paling dilihat adalah kehadiran dari guru dan
anaknya, materi yang dibahas dan jam ngajar yang sesuai.
Waktunya gamesti, gamesti dalam arti kondisional aja misal hanya
untuk mengecek kelas ini kosong, dari kelas ini kosong nanti dari
situ kepala sekolah mengetahui kehadiran guru tersebut. Tidak ada.”
84
8. Bagaimana evaluasi yang kepala sekolah lakukan dalam peningkatan
kreativitas guru?
Jawab:
“Evaluasi biasa dilakukan perbulannya bisa diawal bulan bisa
diakhir bulan tergantung kepala kepengasuhan santri yang dibahas
itu tentang masalah pelanggran, keluhan-keluhan wali santri dan
yang termasuk bagian-bagian dalam evaluasi selain mata pelajaran
biasanya dilaksanakan hari biasa guru yang hadir sekitar 80%”
9. Bagaimana cara kepala sekolah dalam membentuk suasana kerjasama
yang baik antara guru dan guru maupun antara guru dan siswa?
Jawab:
“Saling komunikasi yang baik, kalau ada masalah langsung
dibicarakan agar tidak jadi kesal yang terlalu dalam, membantu
kesulitan guru termasuk masalah pribadi.”
10. Apa reward yang kepala sekolah berikan kepada guru berprestasi
disekolah ini dan apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam
mengerjakan tugas?
Jawab:
“Reward itu ada bukan dari kepala sekolah langsung melainkan dari
bendahara yaitu berupa tambahan gaji atau tunjangan keaktifan.”
85
86
Lampiran 4
Hasil wawancara Guru sekaligus Staff TU II
Pedoman Wawancara Guru
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru?
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam meningkatkan
kreativitas guru?
4. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
5. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
6. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
7. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
8. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan kreativitas
guru?
9. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
10. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini dan
apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan tugas?
87
TRANSKIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama Responden : Ahmad Mufid, S.Pd
Jabatan : Guru sekaligus Staff TU II
Pendidikan terakhir : S1
Hari/Tanggal : Senin, 26 Juli 2019
Tempat : Ruang Tamu
B. Hasil Wawancara
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
Jawab:
“Kreatif itukan identik dengan ide yaa, jadi guru yang kreatif itu
guru yang bisa menghasilkan ide-ide baru yang bisa bermanfaat
untuk peserta didik dan juga pastinya buat diri dia sendiri.”
2. Apakah yang kepala sekolah lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru?
Jawab:
“Ada pelatihan yang dijadikan sebagai penunjang terbentuknya
kreativitas pengajar dan itu baru kemarin dilaksanakan semacam ada
dosen dari univiversitas luar mengadakan semacam kegitaan
seminar bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang
siselenggarakan dari UNJ.
Antara saya dengan beliau kan berbeda pikiran yaa dan pasti beliau
memberikan motivasi, masukan-masukan dan inovasinya untuk
memperbaiki kinerja saya.
Ada bimbingan dari pak kyai langsung setiap tiga bulan yang
berkaitan dengan profesionalitas guru bisa 2 bulan/3 bulan full guru-
guru meliputi Daarul Rahman 1, 2, 3 untuk setiap bulan juga ada
perkumpulan juga tapi bukan sama kyai melainkan dengan kepala
pengasuhan santri.”
3. Apa saja yang dibahas dalam kegiatan tersebut?
Jawab:
“Yang dibahas adalah segala hal yang berkaitan tentang substansi-
substansi sekolah, pengajaran dan juga kegiatan keseluruhan santri.”
88
4. Bentuk pelatihan apa saja yang pernah ibu/bapak ikuti?
Jawab:
“Baru kemarin ada seminar yang mengadakan kalao ga salah dari
UNJ temanya kewirausahaan dengan model gadjet bagaimana kita
berisnis melaui HP jadi dulu juga pernah bagaimana kita menjadi
seorang guru, mendidik sama melatih juga ada, saya juga ikut
mewakili Daarul Rahman yang melaksanakan kementrian agama
wilayah DKI jakarta itu tentang pembuatan LPJ sarana dan
prasarana jadi sebenernya secara eksternal itu SDM disini juga
sering dilibatkan kegiatan-kegiatan diluar, pernah tenntang koperasi,
kepemimpinan, LBC dan di ESQ saya pernah ikut tentang
bagaimana kita mengajar dikelas bagaimana kita memotivasi anak,
di UNJ dulu pernah tentang kepemimpinan termasuk industri yang
di pasca sarjana.”
5. Bagaimana dampak dari upaya yang kepala sekolah lakukan dalam
meningkatkan kreativitas guru?
Jawab:
“Para guru menjadi lebih kreatif, hal ini dapat dilihat dari mereka
melakukan kegiatan prakarya, pembelajaran dengan menggunakan
media belajar berbentuk power point, adanya animasi-animasi lucu
saat penampilan power point, memberikan game saat proses belajar
mengajar berlangsung agar siswa tidak bosan.”
6. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
Jawab:
“Untuk supervise beliau ada kontrol kelas langsung
supervise itukan ada yg direncanakan dan yang tidak direncanakan
yang sering pak qosim atau kepala sekolah lakukan itukan supervise
yang tidak direncanakan yaitu melalui pengontrolan kelas kadang
kepala sekolah langsung untuk mengontrol kadang pengasuh juga.
Kebetulan beliau ngajar jadi sekalian ngontrol supervise kelas yang
dekat dengan tempat beliau ngajar, umpama beliau ngajar diputri
kelas 6 mumpung yang lebih dekat kelas 6 beliau supervise kelas 5,
beliau keliling juga tidak hanya sekedar mengontrol kegiatan guru
termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran, sempat kemarin kekurangan kursi dan meja
dari situ beliau belanja kursi kalau ditanya supervise selain yang tadi
langsung tidak ada kecuali kalau ditanya evaluasi ya dari rapat
bulanan itu. Untuk waktunya malah bisa jadi seminggu sekali
89
soalnya kan pasti dapet jadwal ngajar kalau ga salah seminggu
empat kali kadang diputra kadang diputri naah dari situ beliau
sekaligus melakukaan supervise ya pokoknya sekehendaknya hati
beliau tidak bisa ditentukan”
7. Apa saja ruang lingkup yang kepala sekolah supervisi? Berapa kali
dalam seminggu? Dan adakah orang luar yang ikut melakukan
pengawasan?
Jawab:
“Kunjungan kelas yang dilakukan kepala sekolah di MTs Daarul
Rahman tidak diberitahu terlebih dahulu oleh guru-guru karena
kalau diberitahu terlebih dahulu kepala sekolah tidak mengetahui
kondisi kelas yang sesungguhnya.
Disini tidak ada soalnya kan disini itukan lembaga pendidikannya
model satuan pendidikan muadalah kalau mungkin dari luar ada
supervisor dari luar entah dari lembaga penjamin mutu, itukan
biasanya ada tuh ataupun termasuk asesor yang melakukan
peniliaian akredetasi A, B, C itu kalau formal yang terakreditasi
kalau disinikan muadalah jadi kita tidak bekerja sama sama
lembaga-lembaga yg lain kecuali kita bekerja samanya dengan
lembaga pemerintahan berhubung kita madrasah kita namanya sama
kementrian agama jadi untuk menentukan akreditasinya tidak ada
kita disamakan dalam arti mau disamakan dengan akreditasi A bisa
mau disamakan akreditasi C bisa karena kita statusnya disamakan.”
8. Bagaimana evaluasi yang kepala sekolah lakukan dalam peningkatan
kreativitas guru?
Jawab:
“Evaluasi kita ada setiap bulanan ada rapat yang ada keluhan
silahkan disampaikan termasuk masalah santri yang dihadiri kepala
sekolah dan guru-guru Daarul Rahman, evaluasi dilakukan setiap
awal bulan diminggu pertama berlangsung sekitar 2 jam dari jam
10.00-12.00 siang.”
9. Bagaimana cara kepala sekolah dalam membentuk suasana kerjasama
yang baik antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
Jawab:
“saling komunikasi yang baik atau efektif jadi salah satu gunanya
rapat bulanan itu kan biar jalannya komunikasi baik untuk
menyelesaikan maslah atau share informasi baik dari kepsek ke guru
atau guru ke kepsek”
90
10. Apa reward yang kepala sekolah berikan kepada guru berprestasi
disekolah ini dan apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam
mengerjakan tugas?
Jawab:
“punishment tidak ada kalau reward tidak ada juga karena ketika kita
bekerja sesuai dengan tanggung jawab kita yaa saya pribadi saya
belum penah menerima reward langsung dari kepala sekolah.”
91
92
Lampiran 5
Hasil wawancara Guru
Pedoman Wawancara Guru
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru?
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam meningkatkan
kreativitas guru?
4. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
5. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
6. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
7. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
8. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan kreativitas
guru?
9. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
10. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini dan
apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan tugas?
93
TRANSKIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama Responden : Muhammad Sholeh Faqih, M.Pdi
Jabatan : Guru Bahasa Arab
Pendidikan terakhir : S2
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Agustus 2019
Tempat : Ruang Guru
B. Hasil Wawancara
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
Jawab:
“Dia yang bisa menciptakan hal-hal baru, yang bisa mengasah
kemampuannya dengan baik, jadi ketika dihadapkan dengan
masalah tidak stak pada jalan keluar yang itu-itu aja tapi dengan cara
lain yang mungkin lebih sederhana atau dengan cara lebih unik. Atau
juga dia yang bisa menciptakan inovasi-inovasi baru.”
2. Apakah yang kepala sekolah lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru?
Jawab:
“Ada bimbingan dari pak kyai langsung setiap tiga bulan yang
berkaitan dengan profesionalitas guru bisa 2 bulan/3 bulan full guru-
guru meliputi Daarul Rahman 1, 2, 3 untuk setiap bulan juga ada
perkumpulan juga tapi bukan sama kyai melainkan dengan kepala
pengasuhan santri, yang dibahas adalah segala hal yang berkaitan
tentang substansi-substansi sekolah, pengajaran dan juga kegiatan
keseluruhan santri.
Ada diklat-diklat/seminar-seminar kadang kita diundang itu
keseringan guru-guru yg bertanggung jawab dalam hal apa misal
seminar tentang komputer maka guru computer yang diutus,
kalaupun guru tersebut berhalangan maka bisa digantikan dengan
guru yang lain yang penting ada sumbangsih setelah hasil seminar
nanti apa yang didapatkan dapat diterapkan dipesantren ini.
Dengan kepala sekolah juga ada biasa nya satu bulan sekali yang
membahas tentang segala proses belajar mengajar, proses
kedispiplinan, proses ibadah dan akhlak santri secara pribadi yang
kita bahas termasuk evaluasi-evaluasi, pelanggran-pelanggaran apa
saja kendala-kendala apa saja yang dialami selama sebulan itu ada
kadang dwi mingguan kalo ada urgent tapi paling sering bulanan.”
94
3. Bentuk pelatihan apa saja yang pernah ibu/bapak ikuti?
Jawab:
“Untuk tahun ini ada seminar untuk meningkatkan kualitas
profesionalitas guru untuk judulnya saya lupa yang diadakan oleh
pesantren”
4. Bagaimana dampak dari upaya yang kepala sekolah lakukan dalam
meningkatkan kreativitas guru?
Jawab:
“Yang tadinya saya gatau jadi tau, wawasan lebih luaslah. Dengan
saya ikut diklat-diklat saya jadi tambah ilmu dan bisa saya
aplikasikan di sekolah, senang bisa berbagi ketika yang lain tidak
tahu saya ajarkan.”
5. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
Jawab:
“Iya ada supervise kunjungan kelas, inspeksi kekelas2 atau melihat
jadwal absen atau ada absen guru yg tidak ada terus absen santri yg
gada, kunjungan kelas kadang2 kita juga bisa ngontrol lewat cctv
kalau kelas2 tdk ada gurunya maka langsung guru piket yg mengisi.
Selain itu kepala sekolah melakukan pengawasan melalaui absen
yang berpengaruh pada gaji guru nantinya.
Selain kunjungan kelas kepala sekolah control melalui absensi
keaktifan kehadiran guru karena nantinya akan berpengaruh pada
gaji guru-guru.”
6. Apa saja ruang lingkup yang kepala sekolah supervisi? Berapa kali
dalam seminggu? Dan adakah orang luar yang ikut melakukan
pengawasan?
Jawab:
“Kedisiplinan guru mengajar, kedisiplinan santri yang tidak
mencapai target, seluruhnya pokoknya kepala seklah itu yng
berkaitan dengan belajar-mengajar disekolah
Tidak tentu sii kadang seminggu sekali kadang sebulan
sekali pokoknya mah ada”
95
7. Bagaimana evaluasi yang kepala sekolah lakukan dalam peningkatan
kreativitas guru?
Jawab:
“Biasanya dibahasnya setiap 1 bulan sekali bersamaan dengan rapat
kesiswaan kita gabung disitu, membahas segala macam absen yang
gaada, yg tidak mencapai target, perkembangan Bahasa Arabnya
Bahasa Inggrisnya dan segala macam kedisiplinan yang tidak
sesuai.”
8. Bagaimana cara kepala sekolah dalam membentuk suasana kerjasama
yang baik antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
Jawab:
“Membantu kesulitan-kesulitan guru, komunikasi yang baik.”
9. Apa reward yang kepala sekolah berikan kepada guru berprestasi
disekolah ini dan apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam
mengerjakan tugas?
Jawab:
“Disini gaada isilah guru teladan karena guru harus teladan semuanya.”
96
97
Lampiran 6
Hasil wawancara Guru
Pedoman Wawancara Guru
1. Apa pandangan bapak tentang guru yang kreatif?
2. Apakah upaya yang bapak lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru?
3. Bagaimana dampak dari upaya yang bapak lakukan dalam meningkatkan
kreativitas guru?
4. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
5. Apa saja ruang lingkup sekolah yang bapak supervisi?
6. Berapa kali dalam satu minggu bapak melakukan supervisi terhadap
sekolah?
7. Apakah bapak bekerjasama dengan pengawas luar sekolah/ tidak dalam
melakukan supervisi?
8. Bagaimana cara bapak melakukan evaluasi terhadap peningkatan kreativitas
guru?
9. Bagaimana cara bapak dalam membentuk suasana kerjasama yang baik
antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
10. Apa reward yang bapak berikan kepada guru berprestasi disekolah ini dan
apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam mengerjakan tugas?
98
TRANSKIP WAWANCARA
A. Identitas Informan
Nama Responden : Siti Muthiah
Jabatan : Guru Tajwid dan Bahasa Inggris
Pendidikan terakhir : MA
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Agustus 2019
Tempat : Ruang Guru
B. Hasil Wawancara
1. Apa pandangan ibu tentang guru yang kreatif?
Jawab:
“ Guru yang kreatif yaa dia yang punya ide-ide baru, yang bisa
menciptakan sesuatu yang kreatif yang sebelumnya tidak ada. Kalau
guru sudah kreatif kan berarti dia punya banyak cara gimana
menyesuaikan kondisi dengan kemampuan yang dimiliki tentunya
dengan cara yang tak diduga-duga.”
2. Apakah yang kepala sekolah lakukan untuk meningkatkan kreativitas
guru?
Jawab:
“Seminggu sebelum mengajar ada pelatihan untuk guru baru
sekaligus praktek juga, waktu itu ada seminar untuk guru baru saya
lupa tanggalnya Cuma diwaktu belajar malem, pas anak2 belajar
malem kita ikut belajar diruang guru disitu kita diajarkan bagimana
membuat niat yg baru “apa motivasi mengajar” acaranya seperti
talkhow saling berbagi pengalaman dalam mengajarserta dalam
menghadapi anak, acara tersebut juga diselingi oleh game yang
mana mungkin dapat menyentil jiwa guru mereka termasuk kepala
sekolah juga langsung membantu untuk menyelesaikan kesulitan
kesulitan guru yang dihadapi dan itu beliau luangkan waktunya
setelah rapat bulanan berlangsung.
Ada binaan secara khusus seluruh para guru bukan hanya guru
pengabdian baru saja tapi seluruh guru dibimbingan oleh pengasuh
pondok pesantren langsung yaitu K.H Syukron dan kita
menyebutnya meeting tergantung nanti apa yang akan dibahas,
untuk hal yang dirasa sulit pun kepala sekolah turun langsung untuk
menyelesaikan kesulitan-kesulitan guru yang dihadapi entah dalam
metode pengajaran, masalah kesiswaan atau walisantri.”
99
3. Bentuk pelatihan apa saja yang pernah ibu/bapak ikuti?
Jawab:
“Kemarin saya baru ikut workshop “Cara mengajar” yang biasa
diselenggarakan sekolah sebelum benar-benar mulai ngajar,
ditanamkan terlebih dahulu niat awal kita mengajar yang tidak
semena-mena hanya untuk dapat uang. Di workshop itu ada
talkshow sama para senior untuk berbagi pengalaman, ada game-
game juga yang tidak sekedar game tapi meningkatkan rasa
kepercayaan diri sebagai seorang guru.”
4. Bagaimana dampak dari upaya yang kepala sekolah lakukan dalam
meningkatkan kreativitas guru?
Jawab:
“Untuk belajar diluar ruangan saya memberikan materi sebelumnya
dan akan diperaktekkan langsung setelahnya, contohnya: introduce
self & season yaitu saya membuat game dengan menjadikan mereka
wartawan yg memburu narasumber nanti mereka akan
memperkenalkan diri keorang yang lewat lalu bertanya jawab
tentang musim menggunakan bahasa inggris setelahnya akan saya
beri poin sebagai penilaian. Lalu ada juga yang menggunakan drama
dan bercerita tapi lebih banyak games mungkin ya dan membakar
semangat mereka dengan melantangkan suara ketika mengajar agar
mereka termotivasi dan tak malu untuk mengeluarkan suara ketika
belajar, kadang saya pancing mereka dengan cemooh tapi masih
dalam kategori sopan agar mereka mau berani mengekspresikan diri
dan berani bertanya.”
5. Apakah bapak melakukan supervisi di sekolah? Jika iya, supervisi yang
seperti apakah yang dilakukan?
Jawab:
“Oh iya tentunya ada, datengin kelas kalau lagi ngontrol. Saya juga
pernah ngobrol langsung empat mata saat saya kesulitan
menghadapi siswa terus dikasih masukan-masukan, itu waktunya
setelah rapat bulanan kalau gasalah dan itu ditawarkan langsung oleh
kepala sekolah, karena saya kurang pd dalam mengajar jadi saya
konsultasi.”
100
6. Apa saja ruang lingkup yang kepala sekolah supervisi? Berapa kali
dalam seminggu? Dan adakah orang luar yang ikut melakukan
pengawasan?
Jawab:
“Absen si paling utama yaa, absen guru absen siswa. Materi kita
yang diajarkan. Untuk pengawas luar gapernah liat sii kalau
pengawas dari dari luar.”
7. Bagaimana evaluasi yang kepala sekolah lakukan dalam peningkatan
kreativitas guru?
Jawab:
“Yaa ada rapat bulanan itu buat evaluasi.”
8. Bagaimana cara kepala sekolah dalam membentuk suasana kerjasama
yang baik antara guru dan guru maupun antara guru dan siwa?
Jawab:
“Welcome si pak Qosim jadi kalau kita ada kesulitan dibantu
langsung sama beliau. Dilengkapin prasarana nya kalau ada yang
kurang.”
9. Apa reward yang kepala sekolah berikan kepada guru berprestasi
disekolah ini dan apa punishment bagi guru yang tidak sesuai dalam
mengerjakan tugas?
Jawab:
“Tidak ada hukuman paling ditegur kalo salah, tapi jarang banget karena
Alhamdulillah guru-guru disini mengajar sesuai SK yang berlaku.”
101
102
Lampiran 7
Hasil observasi
TRANSKIP OBSERVASI
A. Identitas Informan
Nama Responden : Syukron Ma’mun
Jabatan : Guru sekaligus Staff TU I
Pendidikan terakhir : MA
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Juli 2019
Tempat : Ruang Tata Usaha
B. Hasil Observasi
1. Sarana dan Prasarana di sekolah
Ruang Kepala Sekolah : 1
Ruang Tu : 1
Ruang tamu : 1
Perpustakaan : 2 (Perpustakaan Putra dan Putri)
Lab Komputer : 1 (Sekolah)
Sarana Olahraga : Ada lapangan, Bulu Tangkis, dan Tennis
Meja
Masjid : 1
Toilet : 2 (di Putra dan Putri)
Kantin : 1
2. Apa latar belakang pendidik dan tenaga pendidik di Madrasah
Tsanawiyah Daarul Rahman 1?
Jawab :
“Total keseluruhan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Pondok
Pesantren Daarul Rahman 1 adalah 102 orang yang terdiri dari guru
sertifikasi, guru tetap dan guru pengabdian yang rata-rata lulusan sarjana
diantaranya Aliyah, S1 dan S2, serta beberapa tenaga kependidikan yang
membantu dalam mengelola manajemen dan akademik di sekolah.
Lulusan mereka beragam, ada lulusan Pesantren Salafiyah, Univiersitas
Al-Azhar Cairo, Universitas Madina serta lulusan Universitas dalam
negeri, beberapa diantaranya adalah lulusan pesantren ini sendiri.”
103
Lampiran 8
Daftar Ceklis Lembar Data Mengenai Sekolah
No. Jenis Data Ada Tidak
1 Struktur Organisasi sekolah
2 RPP
3 Visi dan Misi Sekolah
4 Sejarah berdirinya sekolah
5 Daftar Pembagian Tugas
6 Data Guru
7 Data Staf Administrasi TU
8 Data Siswa
9 Data Sarana dan Prasarana
10 Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
11 Inventarisasi Pengadaan Sarana dan
Prasarana
12 Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sekolah
13 Laporan Kegiatan Sekolah
104
Lampiran 9
Gambar keadaan sarana dan prasarana MTs Daaarul Rahman 1 Jakarta Selatan
Ruang Tata Usaha MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
Ruang Tamu MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
Masjid MTs Daarul Rahman 1 Jakarta Selatan
105
Lampiran 10
Surat permohonan bimbingan skripsi
106
Lampiran 11
Surat permohonan izin observasi
107
Lampiran 12
Surat permohonan izin penelitian
108
Lampiran 13
Surat keterangan telah melakukan penelitian
109
Lampiran 14
Lembar Uji Referensi
TABEL UJI REFERENSI
Nama : Zulfa Nabiilah
NIM : 11150182000050
Judul penelitian : Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kreativitas
Guru dalam Pembelajaran Efektif
Dosen Pembimbing : 1. Drs. Rusydy Zakaria M.Ed.Phil
2. Siti Zahra Permatasari M.Pd
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
BIODATA PENULIS
Zulfa Nabiilah, dilahirkan di Jakarta tepatnya di Gg.
H. Ali Kecamatan Jagakarsa pada hari jumat tanggal
11 April 1997. Anak kedua dari lima bersaudara
pasangan dari Bapak Suparno dan Ibu Neneng
Nurhasanah.
Penulis menempuh pendidikan di SDN Tomang 08
Pagi (lulus pada tahun 2009) di kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al
Washilah Jakarta (lulus pada tahun 2012), kemudian melanjutkan ke sekolah
menengah atas di Madrasah Aliyah Manba’ul ‘Ulum Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah Pusat (lulus pada tahun 2015). Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada
program studi Manajemen Pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebebsar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Efektif di MTs Daarul
Rahman 1”.
top related