masterplan penanggulangan kebakaran & bencana lain provinsi dki jakarta
Post on 14-Jun-2015
2.893 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROPINSI DKI JAKARTADINAS PEMADAM KEBAKARAN
Pembuatan Master PlanPenanggulangan Kebakaran dan
Bencana LainJakarta, 3 Mei 2006
Ruang RapatDinas Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 2
Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Master PlanSistem Layanan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana LainnyaSistem Diklat Penanggulangan Kebakaran dan Bencana LainnyaSistem Komunikasi dan Informasi Penanggulangan kebakaran dan Bencana lainnyaSistem Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya
2. Detail PlanSarana dan Prasarana Penanggulangan Kebakaran dan Bencana lainnyaSistem Perawatan Kendaraan Operasional Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 3
Metodologi(1/3)
1. Metoda, pendekatan dan analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :1. Konsep Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK).2. Metoda Fire Cover.3. Pendekatan model STPI.4. Metoda analisis resiko bahaya kebakaran.
2. Analisis dilakukan terhadap :1. Prediksi pertumbuhan penduduk,2. Kesesuaian dengan RTRW,3. Kebutuhan air untuk pemadaman,4. Kebutuhan pos pemadam kebakaran di tiap wilayah,5. Kebutuhan SDM,6. Kebutuhan prasarana dan sarana yang didasarkan pada skenario pertumbuhan kota
Jakarta menuju 2025 yang berbasis tata ruang sebagaimana diatur dalam RTRW.3. Dengan menerapkan metoda WMK, dan analisis resiko bahaya kebakaran &
bencana lainnya disusun suatu peta jangkauan layanan di setiap wilayah DKI Jakarta yang menunjang efektivitas operasi penanggulangan khususnya dikaitkan dengan waktu tanggap (response time).
17 Mei 2006 4
Metodologi(2/3)
4. Selanjutnya dihitung kebutuhan air untuk pemadaman, kebutuhan pos pemadam kebakaran, jumlah personil serta kebutuhan akan prasarana dan sarana lainnya.
5. Dengan metoda fire cover dapat diidentifikasi :1. Waktu tanggap dan bobot serangan (weight of attack),2. Ketahanan bangunan dalam pencegahan kebakaran (fire prevention),3. Penaksiran resiko bahaya kebakaran dan sistem penanganan yang tepat (dilakukan melalui
pembuatan peta bahaya kebakaran dan bencana lainnya di setiap wilayah DKI Jakarta),4. Peningkatan sistem komunikasi dan informasi emergency, dan5. Kelengkapan prasarana dan sarana pendukungnya.
6. Melalui pendekatan model STPI (Science Technology and Policy Implementation) dapat diidentifikasi hal-hal yang menyangkut :1. Kebijakan (policy),2. Peraturan dan perundang-undangan,3. Kelembagaan,4. Mekanisme operasional dan pranata,
dalam mengantisipasi skenario perkembangan kota Jakarta menuju ke tahun 2025.7. Selanjutnya disusun program-program pokok peningkatan kinerja berdasarkan jenis
layanan dan pembidangan sesuai struktur organisasi yang berlaku.
17 Mei 2006 5
Metodologi(3/3)
PermukimanPengelompokanKDB & KLB
Karakteristik Zona/KawasanLand Use Industri Klasifikasi Tipologi Tingkat Resiko
Konstruksi Kebakaran & Kebakaran & Bencana Master PlanPusat dan Sub Bencana Lain Lain PenanggulanganPusat Faktor Bahaya Fire Cover
Bangunan PenyelamatanKondisi Jakarta Kawasan Pencegahan
Khusus Response time WMK
Sumber Air Air permukaan, Penseleksian Ketersediaan Perhitungan Pasokan Detail PlanHidran/Tandon kualitas sumber dan kebu tuhan Air Total & Delivery Perlengkapan
air pemadam Rate
Aksesibilitas Jaringan Jalur Arteri dan Tingkat Kecepatan maksimum Transportasi Kolektor Aksesibilitas kendaraan
Prediksi Perda 6/1999 RTRW Gambaran TingkatPerkembangan Jakarta 2010 Resiko Bencana 2025
Pengembangan Kepmen PU 11/ Ketentuan Teknis Manajemen Sistem Penanggu-KPTS/2000 Penanggulangan Kebakarandi Perkotaan langan Bencana
Jumlah yang Jumlah yang ideal utk PengembanganSK.Gub 9 tahun Organisasi dan SDM saat ini & belum memadai operasional yg Visi & Misi2002 Tata Kerja DPK permasalahan optimum Pengembangan
Kondisi DPK OrganisasiKualitas yang Spesialisasi Pengembanganperlu sesuai dg tututan SDMditingkatkan perkembangan
Perda DKI Peraturan pe Organisasi danNo.3/1992 nanggulangan Tata Kerja DPK Kebutuhan
Kebakaran dan Pengembangan danJenis Bangunan Program Detail
Rencana DetailPenanggulangan Terapan Sistem
dalam lingkupKodya
Tingkatkedalaman detailWMK/Kecamatan
Rincian HazardMapping per jenispenggunaanlahan
17 Mei 2006 6
Pertimbangan Dasar :Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Frekuensi Kejadian Kebakaran 1981-2000
0
200
400
600
800
1000
1200
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Pusat Utara Barat Selatan Timur
17 Mei 2006 7
0
200
400
600
800
1000
1200
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Lain-LainRokokListrikLampuKompor
Pertimbangan Dasar :Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Penyebab Kebakaran
0%
20%
40%
60%
80%
100%
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Lain-LainRokokListrikLampuKompor
17 Mei 2006 8
Pertimbangan Dasar :Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Jumlah Korban dan Victim per Million
0
50
100
150
20019
81
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Luka-LukaM ati
5.15
9 .27 9 .78
6 .95
3 .95
5 .864 .40
8 .68
0
2
4
6
8
10
1997 1998 1999 2000
M atiLuka-Luka
17 Mei 2006 9
0
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,0001981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Pertimbangan Dasar :Potret Kebakaran dan Bencana Lain :
Luas Kebakaran dan Jumlah Kerugian
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Luas kebakaran dari tahun 1981-2000 di wilayah Jakarta (dalam m2)
Jumlah kerugian material kebakaran dari tahun1981-2000 di wilayah Jakarta (milyar rupiah)
17 Mei 2006 10
Pertimbangan Dasar :Kebijakan Tata Ruang DKI Jakarta Sebagai Landasan
Masterplan Kebakaran dan Bencana Lain
Rencana Garis Besar Tata Ruang Wilayah (RRTRW) Kecamatan yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur No. 1516 Tahun 1997.
Kebijakan lain yang relevan,seperti : studi Rencana Induk Transportasi Terpadu SITRAMP, dll, yang mempunyai jangka waktu perencanaan sampai dengan 2020.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2010 yang telah disahkan menjadiPerda 6 tahun 1999.
17 Mei 2006 11
Pertimbangan Dasar :Dasar Kebijakan Masterplan
Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain
1. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
2. Perda Nomor 3 tahun 1992 tentang Ketentuan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 12
Pertimbangan Dasar :Variabel Tata Ruang Kota
Variabel pokok :1. Penduduk2. Karakter Land Use3. Koefisien Dasar
Bangunan (KDB)4. Koefisien Lantai
Bangunan (KLB)5. Tingkat aksesibilitas6. Ketersediaan sumber
air
1. Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
2. Angka Resiko Kebakaran3. Angka Klasifikasi Konstruksi (AKK)4. Faktor Bahaya (FB)
17 Mei 2006 13
Pertimbangan Dasar :Variabel Tata Ruang Kota
Variabel Tata Ruang DKIPerkembangan Tata Ruang DKI Jakarta
No. Variabel PenanggulanganJumlah
PendudukKarakter Landuse KDB-KLB Sumber Air Tingkat
Aksesibilitas5 Kotamadya di Provinsi DKI Jakarta
Analisis Resiko Kebakaran/WMK2005 2010 2015 2020 2025
1 Pemadaman1 Informasi2 Evakuasi3 Pencarian Sumber Api4 Pemadaman2 Penyelamatan1 Bencana Tportasi dan Bangunan2 Bencana Air dan Ketinggian3 Bencana B34 Pertolongan Darurat3 Pencegahan1 Renstra Tindakan Darurat2 POS/SOP3 Pelatihan4 Pemeriksaan dan Pemeliharaan5 Action Plan6 Hubungan dg Lingkungan4 Pemberdayaan/ Koord.
( 3Pilar)1 Dinas Pemadam Kebakaran2 Instansi Terkait3 Masyarakat
C' ' ' '
D D' D' ' D' ' ' D' ' ' '
C C' C' ' C' ' '
A ' ' ' A ' ' ' '
B B' B' ' B' ' ' B' ' ' '
A A ' A ' '
17 Mei 2006 14
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain
dalam Kerangka Penataan Kota
1. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) perkotaan adalah bagian dari ”Manajemen Perkotaan” untuk mengupayakan kesiapan instansi pemadam kebakaran, pengelola, penghuni dan masyarakat terhadap kegiatan pemadaman kebakaran yang terjadi pada bangunan dan atau lingkungan di dalam kota.
2. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) lingkungan adalah bagian dari ”Manajemen Estat”.
3. Manajemen penanggulangan kebakaran (MPK) bangunan gedung adalah bagian dari ”Manajemen Bangunan”.
17 Mei 2006 15
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota
1. Manajemen Penanggulangan Kebakaran Kota1) Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)2) Sarana dan Prasarana Kebakaran Kota3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Kota 4) Tata Laksana Operasional5) Pengendalian Teknis 6) SDM7) Peran Serta Masyarakat 8) Pembinaan Teknis
2- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Lingkungan1) Wilayah Manajemen Kebakaran Lingkungan2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran Lingkungan3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Lingkungan4) Tata Laksana Operasional Lingkungan 5) Sumber Daya Manusia (SDM)6) Pembinaan dan Pelatihan
3- Manajemen Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung1) Proteksi Bahaya Kebakaran dalam Bangunan Gedung2) Prasarana dan Sarana Penanggulangan Kebakaran dalam Gedung3) Organisasi Penanggulangan Kebakaran Bangunan Gedung4) Tata Laksana Operasional 5) Sumber Daya Manusia (SDM)
17 Mei 2006 16
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :Skenario Perkembangan Kota
Potret DKI Jakarta 2005
Kondisi Eksisting/Hasil Survey : Penduduk 7.452.270 jiwa Land use, KDB-KLB Program terealisasi (MRT, Monorail)
DKI Jakarta 2010RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 : Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi Rencana Land use, renc KDB-KLB Struktur ruang kota (sistem pusat) Rencana Sistem Transportasi
DKI Jakarta 2020Interpolasi/Prediksi : Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan Gambaran Land use, KDB-KLB berdasarkan pola
kecenderungan dan arah perkembangan Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola
ruang modern (superblok, highrise building, dll) Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp
2020 (sebagai kerangka ruang kota)
DKI Jakarta 2025Grand Scenario : Penduduk melalui analisis trend dan asistensi
Bapeda/BPS Gambaran Optimasi Land use, KDB-KLB Optimasi pengisian struktur ruang kota (sistem
pusat) Optimasi fungsi jaringan transportasi kota
KARAKTER PERKEMBANGAN KOTA
Identifikasi Potensi dan Permasalahan Sistem Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain
Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2010 : Standar Sistem Program pokok Strategi penanggulangan
Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2020 : Standar Sistem Program pokok Strategi penanggulangan
Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Karakter Kota 2025 : Standar Sistem Program pokok Strategi penanggulangan
TAHAPAN MASTER PLAN
Peta Resiko Kebakaran 2005
Peta Resiko Kebakaran 2010
Peta Resiko Kebakaran 2020
Peta Resiko Kebakaran 2025
17 Mei 2006 17
Variabel Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain :Skenario Perkembangan Kota
Kondisi Eksisting/Hasil Survey : Penduduk 7.452.270 jiwa Land use, KDB-KLB Program terealisasi (MRT, Monorail)
RTRW DKI Jakarta 2010/Perda 6/’99 : Penduduk 12.500.000 jiwa & distribusi Rencana Land use, renc KDB-KLB Struktur ruang kota (sistem pusat) Rencana Sistem Transportasi
Interpolasi/Prediksi : Penduduk melalui analisis trend pertumbuhan Struktur ruang kota (sistem pusat) & terapan pola
ruang modern (superblok, highrise building, dll) Renc Sistem Transportasi/terapan penuh Sitramp
2020 ( kerangka ruang kota)
DKI Jakarta 2025
Grand Scenario : Penduduk melalui analisis trend dan asistensi
Bapeda/BPS Optimasi pengisian struktur ruang kota (sistem
pusat) Optimasi fungsi jaringan transportasi kota
KARAKTER PERKEMBANGAN KOTAMater Plan Penanggulangan Bencana :• Sistem Pencegahan• Fire cover• Sistem PenyelamatanDetail Plan :• Sumber Daya Manusia• Perlengkapan
Pengembangan Formulasi Sistem dan Program Penanggulangan Sesuai Tipologi dan Tingkat Resiko Bencana : Standar Sistem Program pokok Strategi penanggulangan
TAHAPAN MASTER PLAN
Peta Resiko Kebakaran 2005
Tingkat Resiko Kebakaran 2010
Tingkat Resiko Kebakaran 2015 -
2020
Tingkat Resiko Kebakaran 2025
Potret DKI Jakarta 2005
DKI Jakarta 2015 - 2020
DKI Jakarta 2010
17 Mei 2006 18
Resiko Bahaya Kebakaran
Resiko dalam konteks kebakaran diartikan sebagai kombinasi antara kecenderungan terjadinya kebakaran dan konsekwensi potensi yang ditimbulkannya
Risk
KecenderunganTerjadi
KonsekwensiPotensial
Data kejadian kebakaran
Penggunaan lahan / land use
Kepadatan penduduk
Stagnasi bisnis / usaha
Kerapatan bangunan
Level proteksi terpasang
Level kesiapan masyarakat
Kerugian materi
Korban luka atau meninggal
17 Mei 2006 19
Central Business District(CBD)
Central Business District(CBD)
KawasanKumuh
KawasanKumuh
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan
Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan
Lokasi Beresiko Ancaman
Kematian Tinggi
Lokasi Beresiko Ancaman
Kematian Tinggi
17 Mei 2006 20
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
1. Central Business District (CBD) :Kawasan bangunan menengah dan tinggi (sebagai kegiatan perkantoran, perdagangan, pusat perbelanjaan/Mal, Hotel, dan apartemen)Bangunan dengan prototipe bangunan campuran ruko dan rukan.Kawasan tempat hiburan
2. Zona/Kawasan Industri dan Pergudangan :1. Jakarta Timur
Industri Barang dari Logam (21,37%),Industri Kimia (21,37%), danIndustri Tekstil Pakaian Jadi dan Kulit (13,70%).
2. Jakarta Baratindustri karet dan barang dari karet (17,74%),industri pakaian jadi (16,60%).
3. Jakarta Utaraindustri pakaian jadi (33%), danindustri konstruksi yang bergerak dalam pembangunan infrastruktur.
4. Jakarta Selatanindustri pakaian jadi dan kulit (35%),industri makanan dan minuman (18%).
5. Jakarta Pusatindustri pakaian jadi (31,51%),industri percetakan dan penerbitan (27,40%).
Central Business District(CBD)
Central Business District(CBD)
Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan
Zona/ Kawasan Industri dan Pergudangan
17 Mei 2006 21
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Area-Area Beresiko Tinggi Terhadap Bahaya Kebakaran
3. Kawasan KumuhKawasan kumuh adalah kawasan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi, minim infrastruktur, tata letak bangunan tidak beraturan, konstruksi bangunan bersifat temporer, dan sirkulasi udara bangunan dan lingkungan yang minim.
4. Lokasi Beresiko Ancaman Kematian TinggiLokasi-lokasi yang beresiko kematian tinggi merupakan tempat-tempat perawatan, seperti rumah sakit, panti jompo, panti dan asrama anak-anak, gedung hiburan, dan lain-lain yang sejenis.Analisis kawasan CBD, kawasan/zona industri dan lokasi/kawasan tertentu ini akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan karakter lingkup penanganan, pencegahan, dan penanggulangan (fire cover) wilayah-wilayah tersebut. Tujuannya adalah untuk pemaduan analisis dengan karakter tata guna lahan lainnya, sehingga dapat ditentukan :
standar operasional upaya pencegahan (prevention),proses penaksiran resiko bahaya (risk assesment process), dansistem penangangan yang tepat (robust measuring system).
KawasanKumuh
KawasanKumuh
Lokasi Beresiko Ancaman
Kematian Tinggi
Lokasi Beresiko Ancaman
Kematian Tinggi
17 Mei 2006 22
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Karakter dan Jenis Bencana Lain
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARANBagian Ketujuh : Subdinas PenyelamatanPasal 16, Ayat (1) : Subdinas Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakan usaha-usaha penyelamatan (1) transportasi, bangunan runtuh, (2) penyelamatan air, (3) ketinggian, (4) penyelamatan bahan berbahaya serta(5) pertolongan darurat.
BencanaBanjir
Bencana Bangunan
Tinggi
Bencana Bangunan
Runtuh
Bencana Transportasi
Jenis Bencana
Lain
17 Mei 2006 23
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Karakter dan Jenis Bencana Lain :
Pemetaan Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta
1. Kawasan bandara / rawan bencana transportasi udara.
2. Kawasan rawan bencana bangunan tingi dan arson fire.
3. Kawasan rawan banjir.4. Kawasan rawan ledakan.5. Kawasan pelabuhan / rawan
bencana perairan.6. Kawasan perlintasan / rawan
kecelakaan kereta api.
KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARANBagian Ketujuh : Subdinas PenyelamatanPasal 16, Ayat (1) : Subdinas Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakan usaha-usaha penyelamatan (1) transportasi, bangunan runtuh, (2) penyelamatan air, (3) ketinggian, (4) penyelamatan bahan berbahaya serta(5) pertolongan darurat.
17 Mei 2006 24
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Karakter dan Jenis Bencana Lain :
Lokasi Potensial Kejadian Bencana Lain di DKI Jakarta
17 Mei 2006 25
Langkah-langkah PenentuanWMK, Air, Pos
1. Menentukan kelompok bangunan berdasarkan fungsi yang sama2. Menentukan angka resiko kebakarann masing-masing3. Perhatian khusus pada kelompok bangunan yang mempunyai resiko kebakaran
tertinggi4. Dari kelompok bangunan tersebut, diambil sebagai obyek adalah satu bangunan
yang paling luas.5. Dari bangunan tersebut, ditentukan lantai satu yang beresiko paling tinggi untuk
diambil sebagai basis perhitungan kebutuhan air.6. Asumsi bengunan yang terbakar disesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran
(ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu :
ANGKA RESIKO KEBAKARAN (ARK) ASUMSI YANG DIAMBIL (X%)*
7 10
6 25
5 40
4 55
3 70
17 Mei 2006 26
7. Kemudian menentukan kebutuhan air berdasarkan rumus :
PAT = Pasokan Air TotalV = Volume Total Bangunan (3)ARK = Angka Klasifikasi Resiko Bahaya KebakaranAKK = Angka Klasifikasi Konstruksi ResikoFB = Faktor Barbahaya dari Bangunan Yang Berdekatan
PAT =V
ARKx AKK x F
Langkah-langkah PenentuanWMK, Air, Pos
8. Asumsi bengunan yang terbakar di sesuaikan dengan Angka Resiko Kebakaran (ARK) dan diambil “X” % dari total luas uji petik yang terbakar yaitu :
PASOKAN AIR TOTAL YANG DIPERLUKAN LAJU PENGALIRAN YANG DIPERLUKAN
(Liter) (Galon) (Liter/Menit) (Galon/Menit)
< 9.459 < 2.499 946 250
9.460 – 37.849 2.500 – 9.999 1.893 500
37.850 – 75.699 10.000 – 19.999 2.839 750
> 75.700 > 20.000 3.785 1.000
17 Mei 2006 27
9. Menentukan laju penerapan air berdasarkan :(P x L x T) x asumsi % dari luas bangunan yang terbakar
100= ……. Cu feet
Langkah-langkah PenentuanWMK, Air, Pos
10. Menentukan jumlah mobil yang dibutuhkan berdasarkanlaju penerapan air, dengan asumsi mobil pemadam kebakaran dapat mengalirkan air 250 gpm. Asumsi lain adalah setiap lokasi kebakaran dapat dilayani oleh semua kendaraan yang ada pada WMK tersebut.
11. Setelah itu, menentukan sumber-sumber air yang dapat digunakan untuk pemadam kebakaran, dengan mempertimbangkan akses-akses yang ada. Adapun pasokan air tersebut untuk Jakarta hanya dapat diperoleh dari tangki/tandon air, mobil tangki dan hidran.
12. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah mobil dengan asumsi bahwa 1 pos = 2 mobil, maka dapat diketahui jumlah pos yang dibutuhkan.
13. Penentuan lokasi sub station, dilihat dari kelayakan luasan lahan minimal 400 m2.
17 Mei 2006 28
Kebutuhan AirV
PAT = X AKK X FB ARK
PAT : pasokan air totalV : volume total bangunanARK : angka klasifiksi resiko bahaya kebakaranAKK : angka klasifikasi konstruksi resikoFB : faktor berbahaya dari bangunan yang
berdekatan
Perhitungan Kebutuhan Air
(P x L x T)Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar
100
17 Mei 2006 29
Laju Pengaliran Air
Pasokan Air Total yang diperlukan Laju pengaliran yang diperlukan
(liter) (galon) (liter/menit) (galon/menit)
< 9.456 < 2.499 946 250
9.460-37.849 2.500-9.999 1.893 500
37.850-75.699 10.000-19.999 2.839 750
>75.700 > 20.000 3785 1000
(P x L x T)Laju = x asumsi % bangunan yg terbakar
100
17 Mei 2006 30
Contoh Perhitungan Kebutuhan AirUntuk Jakarta Utara – Kecamatan Cilincing
CILINCING ( LUAS KECAMATAN )perumahanbangunan umumindustri jumlah penduduk jumlah rumahrata2 luasan
luas bangunan rumahvol tiap rumahPAT
application ratekebutuhan mobil
2010Luas Kecamatan Area
4,255.00 54.00 22,977,000.00 10.00 4,255,000.00 29.00 12,339,500.00
288,066.00 61,290.64
374.89
2,419.90 31,749.14 6,803.39
31.75 1.00
2015Luas kecamatan Area
4,255.00 48.50 20,636,750.00 11.20 4,765,600.00 31.90 13,573,450.00
338,356.00 71,990.64
286.66
1,850.39 24,277.17 3,468.17
24.28 1.00
2020Luas kecamatan Area
4,255.00 43.90 18,679,450.00 11.70 4,978,350.00 34.80 14,807,400.00
397,425.00 84,558.51
220.91
1,425.95 18,708.52
2,672.65
18.71 1.00
2025Luas kecamatan Area
4,255.00 43.00 18,296,500.00 12.60 5,361,300.00 34.80 14,807,400.00
466,806.00 99,320.43
184.22
1,189.13 15,601.35 2,228.76
15.60 1.00
CILINCING ( LUAS KECAMATAN )perumahanbangunan umumindustri jumlah penduduk jumlah rumahrata2 luasan
luas bangunan rumahvol tiap rumahPAT
application ratekebutuhan mobil
2005Luas Kecamatan Area
4,255.00 26.54 11,292,770.00 12.31 5,237,905.00 39.13 16,649,815.00
245,251.00 52,181.06
216.42
931.31 12,218.81 1,745.54
12.22 1.00
17 Mei 2006 31
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI JakartaARK Hasil Perhitungan
2005 2010 2015 2020 20251 Jakarta Johar Baru 4.92 6.01 6.96 7.43 7.612 Pusat Kemayoran 4.85 5.74 7.02 7.4 7.873 Cempaka Putih 4.92 5.79 6.74 7.53 8.134 Senen 4.46 5.48 6.74 7.02 7.515 Menteng 4.83 5.91 6.78 6.83 6.986 Gambir 4.54 5.87 7.16 7.95 8.577 Tanah Abang 6.28 5.69 6.84 7.6 7.848 Sawah Besar 6.35 5.79 5.94 7.33 7.539 Jakarta Cilincing 2.11 6.33 6.88 6.89 7.2210 Utara Koja 6.45 5.91 6.22 6.2 7.0211 Kelapa Gading 6.32 6.24 6.98 6.99 7.7312 Tanjung Priok 6.56 5.9 6.98 7.2 7.3313 Pademangan 6.07 4.81 6.64 7.07 7.0214 Penjaringan 6.24 5.86 6.62 6.66 6.7215 Jakarta Cengkareng 6.25 6.26 6.09 6.11 6.1316 Barat Kalideres 6.7 6.36 6.34 6.36 6.3617 Tamansari 5.45 5.61 6.95 7.37 7.6118 Palmerah 6.22 6.2 6.73 6.81 7.5519 Tambora 5.96 5.53 6.63 7.04 7.220 Grogol Petamburan 6.43 5.97 6.73 6.82 7.1721 Kebon Jeruk 6.39 6.27 6.88 7.45 7.8122 Kembangan 6.52 6.4 7.33 7.54 7.7323 Jakarta Cilandak 6.65 6.74 7.55 7.75 8.0524 Selatan Kebayoran Baru 6.38 6.29 7.18 7.1 6.6125 Kebayoran Lama 6.39 6.44 7.4 7.78 8.426 Mampang Prapatan 6.48 6.58 6.5 6.44 6.3827 Pasar Minggu 6.72 6.64 7.52 8.08 8.3628 Pesanggrahan 6.68 6.32 7.21 7.39 7.4729 Setiabudi 6.61 4.78 6.64 6.93 7.1830 Jagakarsa 6.89 6.92 7.91 8.41 8.7631 Pancoran 6.66 6.48 7.08 7.17 7.9832 Tebet 6.42 6.01 6.7 6.83 6.9533 Jakarta Duren Sawit 5.04 3.23 6.49 6.3 6.6534 Timur Cipayung 6.78 1.87 6.96 7.17 6.8235 Pulo Gadung 6.23 3.14 6.26 6.05 6.1736 Cakung 6.28 2.84 5.95 5.55 5.8637 Jatinegara 6.38 3.3 6.4 5.89 6.338 Makasar 6.52 2.53 6.78 6.62 6.739 Kramat Jati 6.28 2.13 7.06 7.33 7.1440 Matraman 6.05 3.3 6.14 5.97 6.4341 Pasar Rebo 6.28 2.39 6.67 6.3 7.0942 Ciracas 6.23 2.53 6.63 6.19 6.55
No. Kotamadya KecamatanARK Hasil Normalisasi
2005 2010 2015 2020 20251 Jakarta Johar Baru 5 5 6 6 62 Pusat Kemayoran 5 5 6 6 63 Cempaka Putih 5 5 6 6 74 Senen 5 5 6 6 65 Menteng 5 5 6 6 66 Gambir 5 5 6 7 77 Tanah Abang 6 5 6 6 68 Sawah Besar 6 5 5 6 69 Jakarta Cilincing 3 6 6 6 6
10 Utara Koja 6 5 6 6 611 Kelapa Gading 6 6 6 6 612 Tanjung Priok 6 5 6 6 613 Pademangan 5 5 6 6 614 Penjaringan 6 5 6 6 615 Jakarta Cengkareng 6 6 5 5 516 Barat Kalideres 6 6 6 6 617 Tamansari 5 5 6 6 618 Palmerah 6 6 6 6 619 Tambora 5 5 6 6 620 Grogol Petamburan 6 5 6 6 621 Kebon Jeruk 6 6 6 6 622 Kembangan 6 6 6 6 623 Jakarta Cilandak 6 6 6 6 724 Selatan Kebayoran Baru 6 6 6 6 625 Kebayoran Lama 6 6 6 6 726 Mampang Prapatan 6 6 6 6 627 Pasar Minggu 6 6 6 7 728 Pesanggrahan 6 6 6 6 629 Setiabudi 6 5 6 6 630 Jagakarsa 6 6 7 7 731 Pancoran 6 6 6 6 732 Tebet 6 5 6 6 633 Jakarta Duren Sawit 5 4 6 6 634 Timur Cipayung 6 3 6 6 635 Pulo Gadung 6 4 6 5 536 Cakung 6 4 5 5 537 Jatinegara 6 4 6 5 638 Makasar 6 3 6 6 639 Kramat Jati 6 3 6 6 640 Matraman 5 4 5 5 641 Pasar Rebo 6 3 6 6 642 Ciracas 6 3 6 6 6
No. Kotamadya Kecamatan
17 Mei 2006 32
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
2005 2010 2015 2020 20251 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82
Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95 Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45 Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Industri PAT - - - - - Application Rate - - - - - Kebutuhan Mobil - - - - -
2 Kotamadya Kemayoran Perumahan PAT 842.80 963.09 963.09 963.09 963.09 Jakarta Application Rate 5.90 4.49 4.49 4.49 4.49 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 165,749.87 182,324.85 255,254.79 291,719.76 309,952.25 Application Rate 4,558.12 5,013.93 7,019.51 8,022.29 8,523.69 Kebutuhan Mobil 2 3 3 4 4
Industri PAT 107,012.02 - - - - Application Rate 2,809.07 - - - - Kebutuhan Mobil 2 - - - -
No. Aspek PAT, Application Rate dan Kebutuhan M obilPeruntukan Lahan
KecamatanKotamadya
17 Mei 2006 33
Analisis Resiko Bahaya dan Gambaran Bahaya :Perhitungan Angka Resiko Kebakaran :
Peta Angka Resiko Kebakaran Provinsi DKI Jakarta
17 Mei 2006 34
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Tipologi Kebakaran (Suprapto, 2000)
Real Fire
Industrial fire
Perumahan
Perkantoran
Perhotelan / Apartmen
Pusat Perbelanjaan
Rumah Sakit
Bangunan Industri
Oil & Gases
Coal / Cement
Textile / Cotton
Electrical Power
Aviasi / Penerbangan
Building fireCompartment Fire
Open Fire
Suprapto (2004)
- mostly cellulosic fires- The danger of flashover or back draft
- mostly hydrocarbon fires- danger of explosion, bleve - Smoke cloud / awan asap
- Underground fires (nat.deep seat)Ada unsur kesengajaan
Peat fire
Forest fire
Arson Fire
17 Mei 2006 35
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Tipologi Kebakaran
Real Fire
Arson Fire
Kebakaran
Industrial Fire
Building FireCompartment Fire
Subway
Gedung-gedung/ Lokasi Tertentu
Peat Fire
Open Fire
Unsur Sengaja
Tekstil dan Kertas
Kelistrikan
Penerbangan
Basement
Rumah Sakit
Bangunan Industri
Minyak dan Gas
Bahan Bakar dan Semen
Perumahan
Perkantoran
Perhotelan/ Apartemen
Pusat perbelanjaan
17 Mei 2006 36
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Informasi
A larm Tipologi Tingkat Bahaya
Respond Time
PencegahanBobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Matriks Penanggulangan
Kebakaran Di Wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 37
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan KebakaranInformasi A larm Tipologi Tingkat Bahaya
Respond Time
Gedung dengan tingkat bahaya r ingan (rumah tinggal dengan KDB dan KLB rendah,hunian usaha/jasa, industri kecil yang tertata baik)
Gedung dengan tingkat bahaya sedangKebakaran (apartemen, perkantoran, pertokoan, gedungGedung industri, dll) yang umumnya tidak
memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatanekstensif
Gedung dengan tingkat bahaya t inggi(sekolah, RS, gedung perawatan, gedungtinggi, home industri, hunian kumuh)memerlukan kekuatan pemadaman danpenyelamatan ekstensif
Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dengan tingkat bahayaKebakaran Kebak aran Indust ri t inggi (kilang minyak pabrik yang
mengolah bahan mudah meledak, dangedung- gedung tertentu yang memilikipotensi kebakaran tinggi)
Gedung bawah tanah dengan tingkat bahaya sedang (basement/gudang, bungker, dll)yang umumnya tidak memerlukan kekuatan
Kebakaran pemadaman dan atau penyelamatanBawah ekstensifTanah
Lokasi atau ruang bawah tanah dengantingkat bahaya t inggi (ruang usaha berlevelbanyak, parkir kendaraan bermotor, laboratorium, subway, dll) yang memerlukankekuatan pemadaman dan penyelamatanyang ekstensif
10 menit
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
15 menit
17 Mei 2006 38
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan detail karakter Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dant ingkat bahaya permukiman tangga (atau kendaraan kombinasi posisir ingan (rumah Pembentukan Balakar pada yang memiliki kemampuan korban,Optimasi tinggal dengan setiap RW setara), 1 chief officer, dan evakuasi ke tempat KDB dan KLB Sosialisasi pola pencegahan dini kendaraan khusus yang aman,Optimasirendah, hunian Pengalokasian peralatan diperlukan, namun tidak kurang fungsi mobil tanggausaha/jasa, industri pemadam kecil pada tiap dari 12 fire fighter dan 1 chief untuk rescue padakecil yang tertata lingkungan perumahan (RW) officer bangunan tinggibaik)
15 menit
17 Mei 2006 39
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan hunian berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dant ingkat bahaya banyak danbangunan umum tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban,sedang Pembentukan sistem pemadam pemadam dengan kemampuan koordinasi antar(apartemen, sendiri/estate setara), 1 chief officer, dan sektor, perkantoran, Sosialisasi pentingnya kendaraan khusus yang optimasifungsi mobilpertokoan, gedung jalan/tangga darurat diperlukan namun tidak kurang tangga,industri, dll) yang Inspeksi rutin perlengkapan self dari 16 fire fighter dan 1 chief penyelamatan jiwaumumnya tidak protection gedung officer dan hartamemerlukankekuatan pemadaman danatau penyelamatanekstensif
15 menit
17 Mei 2006 40
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Gedung dengan Pemetaan fasilitas sosial, home Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah dant ingkat bahaya industri, kaw kumuh tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, t inggi (sekolah, RS, Sosialisasi tata cara yang memiliki kemampuan Koordinasi antargedung perawatan, penyelamatan diri setara), 2 chief officers 24 fire sektor, koordinasigedung tinggi, Penyusunan SOP gedung fighter, dan kendaraan khusus jalur penyelamatan,home industri, Membentuk Tim lainnya yang diperlukan untuk optimasi kombinasihunian kumuh) Penanggulangan Kebakaran menangani bahan-bahan mudah antara mobil tanggamemerlukan (TPK) terbakar yang terdapat dalam & snorkel, kekuatan kebakaran pasif bangunan atau lokasi kebakaran, penyelamatan jiwapemadaman dan Inspeksi rutin perlengkapan dan hartapenyelamatan self protection gedung ekstensif
10 menit
17 Mei 2006 41
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Gedung atau Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa dengan Informasi jumlah dankawasan dengan kebakaran bahan baku pemadaman yang posisi korban, sertat ingkat bahaya Penyusunan Prefire Plan sesuai peruntukan dengan jenis lokasi-lokasit inggi (kilang Pengawasan dan bahan yang terbakar, 2 mobil berbahaya (B3,dll),minyak pabrik yang pengendalian bahan B3 tangga (atau kombinasi yang Koordinasi antarmengolah bahan Penyiapan dan penyiagaan setara), 2 chief officers 24 fire sektor dan dengan mudah meledak, tenaga pemadam/penyelamat fighter, kendaaran lainnya untuk sistem pemadaman dan gedung- penyiapan peralatan teknis menangani bahan-bahan mudah kawasan/estate, gedung tertentu operasional, bahan pemadam terbakar yang terdapat dalam Evakuasi ke ruang yang memiliki informasi lapangan dan bangunan atau lokasi kebakaran, terbuka, Koordinasipotensi kebakaran inspeksi rutin kelengkapan PK dengan RS. tinggi) Pembinaan Satlakar
Mulai menerapkan programclean industry Penerapan secara bertahapKDB 50%
10 menit
17 Mei 2006 42
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Gedung bawah Pemetaan gedung berlantai Minimal 3 mobil pompa, 1 mobil Informasi jumlah dantanah dengan bawah tanah tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, t ingkat bahaya Pembentukan sistem pemadam dengan kemampuan Koordinasi antarsedang pemadam sendiri/estate setara), kendaraan khusus yang sektor, koordinasi(basement/gudang, Sosialisasi pentingnya diperlukan, 16 fire fighter dan 1 jalur penyelamatan,bungker, dll) yang jalan/tangga darurat chief officer. optimasi kombinasiumumnya tidak Inspeksi rutin perlengkapan antara mobil tanggamemerlukan self protection gedung & snorkel, kekuatan penyelamatan jiwapemadaman dan dan hartaatau penyelamatanekstensif.
15 menit
17 Mei 2006 43
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran
Tingkat Bahaya
Respond Time
Pencegahan Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Upaya Pe-nyelamatan
Lok asi atau ruang Pendataan daerah rawan Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil Informasi jumlah danbawah tanah kebakaran tangga (atau kombinasi kendaraan posisi korban, serta dengan t ingkat Penyusunan Prefire Plan yang memiliki kemampuan lokasi sentral kontrolbahaya t inggi Pengawasan dan setara), 2 chief officers 24 fire mekanik, Koordinasi(ruang usaha pengendalian operasional fighter, dan kendaraan khusus antar sektor danberlevel banyak, kegiatan lainnya yang diperlukan untuk dengan sistemparkir kendaraan Penyiapan dan penyiagaan menangani bahan-bahan mudah pemadaman bermotor, labo tenaga pemadam/penyelamat terbakar yang terdapat dalam kawasan/estate, ratorium, subway, penyiapan peralatan teknis bangunan atau lokasi kebakaran. Evakuasi ke ruang dll) yang operasional, bahan pemadam terbuka, Optimasimemerlukan informasi lapangan dan fungsi tabungkekuatan inspeksi rutin kelengkapan PK oksigen, pemadaman dan Antisipasi lokasi-lokasi rawan Ambulancepenyelamatan yang kecelakaan ekstensif.
10 menit
17 Mei 2006 44
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan Kebakaran – Koordinasi Antar Lembaga
Dinas Tata Kota Proses perizinanPengawas bangunan Inspeksi bangunanBapedalda AmdalAsosiasi Register dan labelingAsuransi Kontrak pertanggungan
PLN, PN. Gas Koordinasi pemutusan aliran dan investigasiKepolisian Koordinasi pengamananDLLAJR Koordinasi pengamanan akses dan kecelakaanDinsos Koordinasi bantuanPMI dan Rumah Sak it Koordinasi evakuasi & pertolongan daruratBalakar Bantuan pemadaman dan evakuasi
Tim SAR Pencarian korban & evakuasiMUSPIKA Koordinasi rescueKepolisian Pengamanan lokasiRumah Sak it Evakuasi & Perawatan korban
17 Mei 2006 45
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Matriks Penanggulangan KebakaranInformasi A larm Tipologi Tingkat Bahaya Respon
Time
Gedung dg tingkat bahaya ringan(rumah tinggal dg KDB dan KLB rendah,hunian usaha/jasa, industri kecil yg tertatabaik)
Gedung dg tingkat bahaya sedang (apartemen,Kebakaran perkantoran, pertokoan, gedung industri, dll) ygGedung umumnya tidak memerlukan kekuatan
pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif
Gedung dg tingkat bahaya tinggi (sekolah,RS, gedung perawatan, gedung tinggi, homeindustri, hunian kumuh) memerlukan kekuatanpemadaman dan penyelamatan ekstensif
Bencana Obyek Kebakaran Gedung atau kawasan dg tingkat bahayaKebakaran Kebakaran Indust r i tinggi (kilang minyak pabrik yg mengolah
bahan mudah meledak, dan gedung-gedungtertentu yg memiliki potensi kebakaran tinggi)
Gedung bawah tanah dg tingkat bahayasedang (basement/gudang, bungker, dll) yg
Kebakaran umumnya tidak memerlukan kekuatanBawah Tanah pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif
Lokasi atau ruang bawah tanah dg tingkatbahaya tinggi (ruang usaha berlevel banyak,parkir kendaraan bermotor, laboratorium,subway, dll) yang memerlukan kekuatanpemadaman dan penyelamatan yangekstensif
15 menit
15 menit
10 menit
10 menit
15 menit
10 menit
Antisipasi lokasi-lokasi rawan kecelakaan
Pengawasan dan pengendalian operasional kegiatanPenyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamatpenyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadaminformasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PK
Inspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Pendataan daerah rawan kebakaranPenyusunan Prefire Plan
Pemetaan gedung berlantai bawah tanahPembentukan sistem pemadam sendiri/estateSosialisasi pentingnya jalan/tangga darurat
informasi lapangan dan inspeksi rutin kelengkapan PKPembinaan SatlakarMulai menerapkan program clean industryPenerapan secara bertahap KDB 50%
Penyusunan Prefire PlanPengawasan dan pengendalian bahan B3Penyiapan dan penyiagaan tenaga pemadam/penyelamatpenyiapan peralatan teknis operasional, bahan pemadam
Mulai menggunakan bahan2 kebakaran pasifInspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Pendataan daerah rawan kebakaran
Pemetaan fasilitas sosial, home industri, kaw kumuhSosialisasi tata cara penyelamatan diriPenyusunan SOP gedungMembentuk Tim Penanggulangan Kebakaran (TPK)
Pencegahan
Pemetaan detail karakter permukimanPembentukan Balakar pada setiap RWSosialisasi pola pencegahan diniPengalokasian peralatan pemadam kecil pada tiaplingkungan perumahan (RW)
Pemetaan hunian berlantai banyak danbangunan umum Pembentukan sistem pemadam sendiri/estateSosialisasi pentingnya jalan/tangga daruratInspeksi rutin perlengkapan self protection gedung
Bobot Serangan Dalam Upaya Pemadaman
Minimal 2 mobil pompa, 1 mobil tangga (ataukendaraan kombinasi yang memiliki kemampuansetara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yangdiperlukan, namun tidak kurang dari 12 fire fighterdan 1 chief officer
Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (ataukombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuansetara), 1 chief officer, dan kendaraan khusus yangdiperlukan namun tidak kurang dari 16 fire fighter dan1 chief officer
Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (ataukombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalambangunan atau lokasi kebakaran,
Minimal 4 mobil pompa dg bahan baku pemadaman ygsesuai peruntukan dg jenis bahan yg terbakar, 2 mobil tangga (atau kombinasi yg setara), 2 cief officers 24 fire fighter, kendaaran lainnya untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalambangunan atau lokasi kebakaran,
Minimal 3 mobil pompa , 1 mobil tangga (ataukombinasi kendaraan pemadam dengan kemampuansetara), kendaraan khusus yang diperlukan,16 fire fighter dan 1 chief officer
Minimal 4 mobil pompa, 2 mobil tangga (ataukombinasi kendaraan yang memiliki kemampuan setara), 2 chief officers 24 fire fighter, dan kendaraan khusus lainnya yang diperlukan untuk menangani bahan-bahan mudah terbakar yang terdapat dalambangunan atau lokasi kebakaran,
Koordinasi antar lembaga
Rumah Sak it
Balakar
Tim SARM USPIKAKepolisian
DinsosPMI dan Rumah Sak it
PLN, PN. GasKepolisianDLLAJR
Asuransi
Dinas Tata KotaPengawas bangunanBapedaldaAsosiasi
Koordinasi pemutusan aliran dan investigasiKoordinasi pengamananKoordinasi pengamanan akses dan kecelakaanKoordinasi bantuanKoordinasi evakuasi & pertolongan daruratBantuan pemadaman dan evakuasi
Pencarian korban & evakuasiKoordinasi rescuePengamanan lokasiEvakuasi & Perawatan korban
Kontrak pertanggungan
Proses perizinanInspeksi bangunanAmdalRegister dan labeling
17 Mei 2006 46
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Penanggulangan Kebakaran
Tantangan Penanggulangan
Kebakaran di Wilayah Provinsi
DKI Jakarta
Gedung dengan tingkat bahaya sedang(apartemen, perkantoran, gedung industri, dan lain-lain), yang umumnya tidak memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif.
Gedung dengan tingkat bahaya sedang(perumahan dengan kepadatan sedang, perkantoran dalam lingkungan perumahan), yang umumnya tidak memerlukan kekuatan pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif.
Gedung dengan tingkat bahaya sedang(apartemen, perkantoran, gedung industri, dan lain-lain), yang umumnya tidak memerlukan kekauatan pemadaman dan atau penyelamatan ekstensif.
Gedung dengan tingkat bahaya tinggi(sekolah, RS, gedung pertemuan, gedung tinggi, home industry, hunian kumuh), yang memerlukankekuatan pemadaman dan penyelamatan ekstensif.
Gedung atau kawasan dengan tingkat bahaya tinggi (kilang minyak, pabrik yang mengolah bahan mudah meledak, dan gedung-gedung tertentu yang memiliki potensi kebakaran tinggi).
17 Mei 2006 47
Penerapan Konsep Dalam SistemWilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :
Penanggulangan Kebakaran
17 Mei 2006 48
Penerapan Konsep Dalam Sistem Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) :Prakiraan Realisasi Isu Pembangunan Sarana dan Prasarana Strategis
Kota Jakarta dan Pola Antisipasi Penanggulangan Bencana
No. Isue Program
Perk iraan Pelaksanaan
Karak ter Kegiatan Pola Ant isipasi
1 Realisasi 7 koridor Busway
Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan bakar bus menggunakan Gas.
Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau kecelakaan yang menyangkut banyak korban.
2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan Green line. Transportasi ini banyak menggunakan tenaga listrik.
Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana lain yang beresiko banyak korban.
3 Menara Jakarta
Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak gedung adalah ruang konfrensi utk 10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar, mall, perkantoran, restoran berputar, geladak observasi, ruang siaran, ruang serbaguna, dan lain-lain.
Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung yang super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil tangga saat ini maksimal 50 meter.
4 Water Front City
Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya jakarta Utara. Pengembangan konsep ini akan memberikan dam pak positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola prefentif dan penyelamatan yang lebih tinggi.
5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah tanah sebagai alter natif mengatasi masalah kepadatan lalulintas di masa depan.
Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak membutuhkan perlengkapan khusus.
6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk koordinasi pengem bangan secara optimal bagi wilayah Jabodetabekjur.
Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
17 Mei 2006 49
Meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap upa-ya pencegahan, pemadam-an, dan penyelamatan dari
kebakaran dan bencana lain.
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :Pokok-Pokok Program Jangka Pendek
Terwujudnya kualitas dan kuantitas pegawaiyang memadai sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas penanggulangan
kebakaran dan bencana lain.
17 Mei 2006 50
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :Gambaran Program Pokok Dinas Pemadam Kebakaran
Wilayah Sasaran Perkembangan M asa Datang Gambaran Program Pokok DPK
Kotamadya Jakarta Pusat
1 Mewujudkan pusat kota jasa terpadu dg mendorong pembangunan fisik secara vertikal dan terkendali
1 Mengantisipasi perkembangan fisik secara vertikal dan terkendali dg gambaran klasifikasi bahaya tinggi dan penyelamatan bencana bangunan tinggi.
2 Meningkatkan Jakarta Pusat sebagai pusat pemerintahan, perkantoran perdagangan dan
2 Mengantisipasi perkembangan bahaya pada faktor bencana yang terjadi pada bangunan umum dan penerapan self protection gedung secara
Kotamadya Jakarta Utara
1 Mengembangkan Jakarta Utara sebagai kota pantai dan kawasan wisata bahari dg menjaga kelestarian lingkungannya
1 Mengantisipasi perbaikan lingkungan yang dapat menurunkan tingkat bahaya, dan memusatkan konsentrasi pengembangan pada lokasi-lokasi kegiatan strategis
2 Mendukung pengembangan kawasan pelabuhan, industri selektif di bagian timur, pusat niaga terpadu berskala internasional di bagian tengah
2 Mengantisipasi pola penanggulangan bencana dengan karakter khusus, dan menganalisis lebih jauh jenis bahaya yang mungkin di timbulkan, serta menstandarkan pelayanan sesuai standar internasional
Kotamadya Jakarta Barat
1 Mengembangkan kawasan permukiman kepadatan sedang dan tinggi di wilayah bagian timur
1 Mengantisipasi titik-titik pemicu kebakaran dari dari permukiman kepadatan tinggi, terutama terhadap kecepatan rambat api yang tinggi dan kepadatan lingkungan
2 Mewujudkan pusat wisata budaya-sejarah, kota tua, serta melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru Barat sebagai pusat kegiatan
2 Mengantisipasi sistem pencegahan bencana pada bangunan-bangunan tua sebagai bentuk perlindungan dan waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh bangunan tinggi pada pusat kegiatan wilayah.
Kotamadya Jakarta Selatan
1 Mempertahankan wilayah bagian selatan sebagai daerah resapan air
1 Memanfaatkan sumber air yang cukup banyak sebagai bahan baku pemadaman dan merencanakan sistem distribusi ke wilayah lain yang masih kurang sumber air
2 Mewujudkan wilayah bagian utara sebagai pusat niaga terpadu
2 Mengantisipasi jenis bencana pada bangunan tinggi dan tingkat bahaya tinggi
Kotamadya Jakarta Timur
1 Mengembangkan kawasan permukiman dan mempertahankan kawasan hijau sebagai daerah resapan
1 Meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana pada lingkungan permukiman dan perubahan resiko kebakaran pada kawasan hijau.
2 Mengembangakan kawasan industri selektif dan melanjutkan pengembangan Sentra Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah
2 Mengantisipasi jenis kebakaran pada kawasan industri dan Sentra Primer Baru Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah.
17 Mei 2006 51
Pengembangan Sistem Penanggulangan Selaras Pola Perkembangan Kota :Prakiraan Realisasi Isu Strategis Jakarta
dan Antisipasi Penanggulangan Bencana
No.Isue
ProgramPerk iraan
PelaksanaanKarak ter Kegiatan Pola Ant isipasi
1 Realisasi 7 koridor Busway
Tahun 2006 Realisasi Koridor IV, V, VI, VII. Bahan bakar bus menggunakan Gas.
Antisipasi terhadap kemungkinan kebakaran bus atau kecelakaan yang menyangkut banyak korban.
2 Mono Rail Tahun 2008 Terbagi dalam 2 paket, Blue Line dan Green line. Transportasi ini banyak menggunakan tenaga listrik.
Penggunaan tenaga listrik yang cukup besar dapat menimbulkan kemungkinan bahaya kebakaran dan bencana lain yang beresiko banyak korban.
3 Menara Jakarta
Tahun 2010 Bangunan dg tinggi 558 m, puncak gedung adalah ruang konfrensi utk 10.000 pengunjung, Hotel 200 kamar, mall, perkantoran, restoran berputar, geladak observasi, ruang siaran, ruang serbaguna, dan lain-lain.
Antisipasi terhadap kegiatan yang banyak dan melibatkan orang banyak pada satu gedung tinggi. Optimasi tindakan prefentif kebakaran dan pola penyelamatan pada gedung yang super tinggi. Bandingkan dengan kemampuan mobil tangga saat ini maksimal 50 meter.
4 Water Front City
Tahun 2015 Untuk Kota Jakarta berlo kasi di Kodya jakarta Utara. Pengembangan konsep ini akan memberikan dam pak positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan.
Kondisi ini akan mempengaruhi turunnya resiko kebakaran kawasan ini, tetapi harus di imbangi dengan pola-pola prefentif dan penyelamatan yang lebih tinggi.
5 Sub Way Tahun 2020 Pengembangan transportasi bawah tanah sebagai alter natif mengatasi masalah kepadatan lalulintas di masa depan.
Antisipasi terhadap kemungkinan penanggulangan kebakaran bawah tanah dan sistem penyelamatan yang banyak membutuhkan perlengkapan khusus.
6 Megapolitan Tahun 2020 Wacana ini berkembang untuk koordinasi pengem bangan secara optimal bagi wilayah Jabodetabekjur.
Kemungkinan akan ada sistem koordinasi antar Dinas yang berada dimasing-masing wilayah terkait dengan upaya penanggulangan kebakaran dan bencana lain.
17 Mei 2006 52
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tantangan yang Dihadapi
1. Implementasi visi dan misi Dinas Pemadam Kebakaran ke depan yang mengemban public services.
2. Penyelenggaraan manajemen yang bersifat transparan dan akuntabel sesuai dengan prinsip good governance.
3. Penerapan manajemen berbasis sistem informasi.4. Kebutuhan SDM dengan berbagai kualifikasinya untuk menunjang efektivitas
operasi.5. Penerapan pola kemitraan dengan institusi terkait.6. Kebutuhan prasarana dan sarana operasional.7. Tuntutan penerapan standarisasi dan kelengkapan pendukungnya
(sertifikasi – akreditasi – labelisasi dan penandaan).8. Arson fire dan ancaman terorisme global.9. Tuntutan perlindungan hukum bagi implementasi visi dan misi Dinas Pemadam
Kebakaran.10. Antisipasi terbitnya UU Kebencanaan.
17 Mei 2006 53
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Visi, Misi, Nilai Moral dan Nama Lembaga di Mendatang
Visi :Menjadikan DKI Jakarta, kota berbudaya, aman dan nyaman melalui sistem penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya yang handal dan berstandar internasional.
Misi :Mewujudkan kualitas layanan yang profesional klas dunia dalam rangka menciptakan Jakarta yang aman terhadap bahaya kebakaran dan Bencana Lainnya.
Nilai moral :Integritas – profesionalisme – kedisiplinan – keberanian – kepedulian –kesetiakawanan – kemanusiaan dan kesetiaan.
Nama lembaga :Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan(Fire Safety dan Rescue)
17 Mei 2006 54
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tujuan dan Strategi
1. Tujuan :1. Kondisi yang aman
terhadap ancaman bahaya/bencana.
2. Membina penyelenggaraan sistem penanggulangan bencana.
3. Melaksanakansistem penanggulangan bencana secara efektif dan efisiendalam pemanfaatan sumber daya dandana.
2. Strategi :1. Penerapan sistem penanggulangan bencana berbasis
potensi bahaya melalui :penyusunan peta bahaya (hazards mapping), danpengembangan analisis resiko kebakaran (ARK).
2. Penerapan sistem penanggulangan kebakaran berbasis wilayah melalui konsep Fire Management Area (FMA)yang menghasilkan jangkauan layanan dan konsep fire cover yang menghasilkan peta bahaya untuk operasionalisasi tindakan penanggulangan.
3. Penerapan sistem penanggulangan bencana lain berbasis pembinaan dan pemberdayaan masyarakat
4. Penerapan administrasi sistem penanggulangan kebakaran yang berbasis pada teknologi informasi dan telematika
5. Penerapan tiga elemen proteksi kebakaran meliputi sistem proteksi aktif – pasif dan Fire Safety Management dalam analisis kehandalan bangunan dan industri.
17 Mei 2006 55
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tugas Pokok dan Fungsi
Misi Saat Ini
Misi ke Depan
Pemadam Kebakaran
Pencegahan
Pembinaan Masyarakat
Penyelamatan Terhadap Bencana Lainnya1. Penanganan Benda Berbahaya
(Hazmat)2. Pengelolaan resources/logistik3. Pemberdayaan/pembinaan
masyarakat4. Kemitraan dengan institusi lain
terkait
Implikasi :1. Reorientasi
Keberadaan Dinas Pemadam Kebakaran
2. Peningkatan Peran dan Kinerja
3. Pembinaan SDM4. Pembinaan
Sarana dan Prasarana
5. Peraturan Pendukung
17 Mei 2006 56
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tabulasi Perkembangan Organisasi Pemadam Kebakaran2005
(1) Sesuai Kep.Gub DKI Nomor 9 Tahun 2002
(2) Ada 6 Sub.Dinas, Bagian TU, Suku Dinas, Sektor, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional (Jafung)
2025
(1) EMS menjadi divisi tersendiri
(2) Terbentuknya Fire Academy
(3) Terbentuknya Basic Rescue Training Centre
2020
(1) Penambahan 1 (satu) divisi yakni Divisi Personel
(2) Dalam divisi baru ini masuk urusan mengenai kode etik, prsonal services, aspek kesejahteraan, kesehatan dan asuransi
(3) Penyiapan terbentuknya Fire Academy dan Basic Rescue Training Centre
(4) EMS masih masuk dalam divisi Operasi Rescue
2015
(1) Penambahan 2 (dua) divisi yakni Divisi Training dan Divisi Pemeliharaan
(2) Perubahan / penambahan pada beberapa divisi dalam rangka peningkatan kinerja
(3) Dalam support operation division masuk 2 (dua) sub-divisi yakni unit provost dan pengembangan teknologi
(4) Dalam divisi rescue ditambahkan Community Resource Planning (CRP)
(5) Divisi Pemeliharaan mencakup kendaraan, peralatan, bengkel, unit aviasi dan pusat aviasi.
2010
(1) Perubahan dalam tiap sub.divisi / dinas sesuai dengan perkembangan
(2) Dalam Bina Program muncul operation research dan hub. Internasional
(3) Dalam Divisi Prevention masuk hazardous material (HAZMAT)
(4) Dalam Divisi Pendukung Operasi (Support Operation) terdapat sub. Div Hazard Mapping
(5) Terdapat pula dalam sub-sub divisi : Central Supply base, Resource Mobilization, Transport Battalion dan info-communica-tion services yang bisa bergerak / mobile untuk membantu daerah lain.
(6) Dalam divisi operasi / pemadaman terdapat services untuk menanggulangi kejadian khusus
(7) Divisi Rescue dilengkapi dengan DART dan Emergency Medical Services atau EMS
(8) Dalam Bagian tata Usaha dimasukkan Management Information Systems (MIS) dan sub.divisi yang menangani Aspek Hukum.
17 Mei 2006 57
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pencegahan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas SubdinasPencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan Pencegahan
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiBintek dan Bina Teknik Bina Teknik Bina Teknik Bina TeknikPencegahan
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiRekomendasi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiSertifikasi Hazmat Hazmat Hazmat Hazmat
Seksi Seksi Seksi SeksiFire Investigation Fire Investigation Fire Investigation Fire Investigation
Seksi Seksi Seksi SeksiRegulation / Code Regulation / Code Regulation / Code Regulation / Code
17 Mei 2006 58
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Penyelamatan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdis Subdis SubdisPenyelamatan Operasi Operasi Operasi Operasi
Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan Penyelamatan
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPenyelamatan DART DART DART DART
Transportasi danBangunan Runtuh
Seksi Seksi Layanan Seksi Layanan Seksi Layanan SeksiPenyelematan Air Medis Darurat Medis Darurat Medis Darurat Arson Fire
dan Ketinggian (Emergency (Emergency (EmergencyMedical Unit) Medical Unit) Medical Unit)
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPenyelamatan Industrial Industrial Industrial Industrial
B3 Hazard Hazard Hazard Hazard
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPertolongan Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi Bangunan Tinggi
Darurat
Seksi Seksi Seksi SeksiBangunan Bangunan Bangunan BangunanTransport Transport Transport Transport
Seksi Seksi Seksi SeksiAir dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian Air dan Ketingian
Seksi Seksi SeksiCommunity Community CommunityResources Resources Resources
Planning (C RP) Planning (C RP) Planning (C RP)
17 Mei 2006 59
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Dukungan Operasi
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdis Subdis SubdisSarana Operasi Operation Support Operation Support Operation Support Operation Support
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPengadaan Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping Hazard Mapping
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiDistribusi Central Supply Central Supply Central Supply Central Supply
Base Base Base Base
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiBahan Resource Resource Resource Resource
Pemadam Mobilization Mobilization Mobilization Mobilization
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiInventarisasi Battalion Battalion Battalion Battalion
Transportation Transportation Transportation Transportation
Seksi Seksi Seksi SeksiInformation Information Information Information
Communication Communication Communication CommunicationServices Services Services Services
Seksi Seksi SeksiProvost Provost Provost
Seksi Seksi SeksiTeknologi Teknologi Teknologi
17 Mei 2006 60
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Operasi Pemadaman
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas SubdinasOperasi Operasi Operasi Operasi Operasi
Pemadaman Pemadaman Pemadaman Pemadaman
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiRencana Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol Komando Kontrol KomandoOperasi
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiKomunikasi Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air Manajemen Air
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPengawasan Koordinasi Koordinasi Koordinasi Koordinasi
Operasi Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPenyajian Special Incident Special Incident Special Incident Special IncidentOperasi
Seksi Seksi Seksi SeksiKomunikasi Komunikasi Komunikasi KomunikasiLapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Seksi Seksi Seksi SeksiDukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan Dukungan Layanan
- Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit - Rumah Sakit- Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi - Konstruksi
17 Mei 2006 61
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Perencanaan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas SubdinasBina Program Bina Program Perencanaan Perencanaan Perencanaan
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPendataan Basis Data Basis Data Basis Data Basis Data
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPenyusunan Program Program Program Program
Program
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPengendalian Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja Evaluasi Kinerja
Program
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPerencanaan dan Operator Operator Operator OperatorPengembangan Research Research Research Research
SDM
Seksi Seksi Seksi SeksiHubungan Hubungan Hubungan Hubungan
Internasional Internasional Internasional Internasional
17 Mei 2006 62
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pembinaan Masyarakat
2005 2010 2015 2020 2025
Subdinas Subdinas Subdinas Subdinas SubdinasPartisipasi Pembinaan Pembinaan Pembinaan PembinaanMasyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiKetahanan Ketahanan Fire City Fire City Fire City
Kebakaran dan Kebakaran dan Campaign Campaign CampaignBencana Bencana Lain
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPublikasi dan Public Relation Public Relation Public Relation Public RelationDokumentasi
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiKerjasama Partisipasi Partisipasi Partisipasi Partisipasi
Penanggilangan Masyarakat Masyarakat Masyarakat MasyarakatBencana
Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPengaduan Pengaduan Industrial Sector Industrial Sector Industrial SectorMasyarakat Masyarakat Education Education Education
Seksi Seksi Seksi SeksiPublic Public Public Public
Education Education Education Education
17 Mei 2006 63
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pelatihan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis Subdis SubdisPelatihan Pelatihan Pelatihan
Seksi Seksi SeksiJenjang Jenjang Jenjang
Seksi Seksi SeksiStruktural Struktural Struktural
Seksi Seksi SeksiModul Modul Modul
Seksi Seksi SeksiSarana Sarana Sarana
Seksi Seksi SeksiMetoda Metoda Metoda
Seksi Seksi SeksiKompetensi Kompetensi Kompetensi
17 Mei 2006 64
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Pemeliharaan
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis Subdis SubdisPemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan
Seksi Seksi SeksiKendaraan Kendaraan Kendaraan
Seksi Seksi SeksiPeralatan Peralatan Peralatan
Seksi Seksi SeksiBengkel Bengkel Bengkel
Seksi Seksi SeksiUnit Aviasi Unit Aviasi Unit Aviasi
Seksi Seksi SeksiPusat Aviasi Pusat Aviasi Pusat Aviasi
17 Mei 2006 65
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Personalia
2005 2010 2015 2020 2025
Subdis SubdisPersonalia Personalia
Seksi SeksiKode Etik Kode Etik
Seksi SeksiPersonal PersonalServices Services
Seksi SeksiWelfare Welfare
Seksi SeksiKesehatan Kesehatan
Seksi SeksiAsuransi Asuransi
17 Mei 2006 66
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Subdinas Layanan Medis Darurat
2005 2010 2015 2020 2025
SubdisLayanan Medis
Darurat
SeksiAdministrasi
Layanan MedisDarurat
SeksiPelayanan
Layanan MedisDarurat
SeksiPendidikan
Layanan MedisDarurat
SeksiPraarana dan
Sarana
SeksiSumber Daya
Layanan MedisDarurat
17 Mei 2006 67
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi : Tahapan Perkembangan Organisasi
Akademi Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
2005 2010 2015 2020 2025
Akedemi AkedemiPenanggulangan Penanggulangan
Bencana BencanaKebakaran dan Kebakaran danBencana Lain Bencana Lain
17 Mei 2006 68
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Tahapan Perkembangan Organisasi Pusat Pendidikan dan Latihan
2005 2010 2015 2020 2025
Pusat PusatPendidikan dan Pendidikan dan
Latihan Latihan
17 Mei 2006 69
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Menurut Kep. Gub. no 9 Tahun 20022005 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok BagianJabatan Tata UsahaFungsional
Subdis Subdis Subdinas Subdinas Subdinas SubdinasPencegahan Penyelamatan Sarana Operasi Operasi Bina Program Partisipasi
Masyarakat
Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi Seksi KetahananBintek dan lamatan Transp. Pengadaan Rencana Pendataan Kebakaran dan
Pencegahan dan Bgn. Runtuh Operasi Bencana
Seksi Seksi Penye- Seksi Seksi Seksi SeksiRekomendasi lematan Air Distribusi Komunikasi Penyusunan Publikasi dan
dan Ketinggian Program Dokumentasi
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi KerjasamaSertifikasi Penyelamatan Bahan Pengawasan Pengendalian Penanggilangan
B3 Pemadam Operasi Program Bencana Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Perencana- Seksi Unit yang dibentukPertolongan Inventarisasi Penyajian an dan Pengem- Pengaduan berdasarkan SK Gubernur
Darurat Operasi bangan SDM Masyarakat No. 9 Tahun 2002.
Unit yang mengalamipenyesuaian tugas pokok danfungsi.
Unit yang telah mengalamipenyesuaian tugas pokok danfungsi pada periodesebelumnya.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian SubbagianKorps Musik
Unit bentukan baru
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
terbentuk sebelumnya.Task Force yang telah
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 70
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :Susunan Organisasi Tahun 2010
2010 Kepala DinasWakil Kepala Dinas
Kelompok BagianJabatan Tata UsahaFungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdinas SubdisPencegahan Operasi Operation Operasi Bina Program Pembinaan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Ketahan-Bina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data an Kebakaran dan
Mapping Komando Bencana Lain
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiInspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation
dis Darurat Base
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiHazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentukFire Bangunan Battalion Special Incident Operator Pengaduan berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Masyarakat No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalamiHukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public penyesuaian tugas pokok danPeraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Unit yang telah mengalamiAir dan Dukungan La- penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periodeKonstruksi sebelumnya.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmumSubbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Korps Musik
Unit bentukan baru
Task Force yang telahterbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 71
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :Susunan Organisasi Tahun 2015
2015 Kepala DinasWakil Kepala Dinas
Kelompok BagianJabatan Tata UsahaFungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis SubdisPencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Pemeliharaan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiBina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kendaraan
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiInspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Peralatan
dis Darurat Base
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiHazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Bengkel
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentukFire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalamiHukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok danPeraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalamiAir dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periodeKonstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Seksi Seksi
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian SubbagianKorps Musik
Unit bentukan baru
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Task Force yang telahterbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 72
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 20202020 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok BagianJabatan Tata Usaha
Fungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi PusatPencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Penanggulangan Pendidikan dan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Bencana Latihan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana LainBina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiInspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan
dis Darurat Base Services
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiHazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentukFire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalamiHukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi penyesuaian tugas pokok danPeraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalamiAir dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periodeKonstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Sektor Pemadam Kebakaran
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmum
Kebakaran dan
Seksi Seksi
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian SubbagianKorps Musik
Unit bentukan baru
Task Force yang telahterbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 73
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :
Susunan Organisasi Tahun 20252025 Kepala Dinas
Wakil Kepala Dinas
Kelompok BagianJabatan Tata UsahaFungsional
Subdis Subdis Subdis Subdinas Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Subdis Akedemi PusatPencegahan Operasi Operation Operasi Perencanan Pembinaan Pelatihan Personalia Pemeliharaan Layanan Medis Penanggulangan Pendidikan dan
Penyelamatan Support Pemadaman Masyarakat Darurat Bencana Latihan
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Bencana LainBina Teknik DART Hazard Kontrol Basis Data Fire City Jenjang Kode Etik Kendaraan Administrasi
Mapping Komando Campaign
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiInspeksi Layanan Me- Central Supply Manajemen Air Program Public Relation Struktural Personal Peralatan Pelayanan
dis Darurat Base Services
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiHazmat Industrial Resource Koordinasi Evaluasi Kinerja Partisipasi Modul Welfare Bengkel Pendidikan
Hazard Mobilization Lapangan Masyarakat Keterangan :
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang dibentukFire Bangunan Battalion Special Incident Operator Industrial Sector Sarana Kesehatan Unit Aviasi Praarana dan berdasarkan SK Gubernur
Investigation Tinggi Transportation Research Education Sarana No. 9 Tahun 2002.
Seksi Seksi Seksi Layanan Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang mengalamiHukum dan Bangunan Informasi Komunikasi Hubungan Public Metoda Asuransi Pusat Aviasi Sumber Daya penyesuaian tugas pokok danPeraturan Transport dan Komunikasi Lapangan Internasional Education fungsi.
Seksi Seksi Seksi Seksi Unit yang telah mengalamiAir dan Provost Dukungan La- Kompetensi penyesuaian tugas pokok dan
Ketinggian yanan RS dan fungsi pada periodeKonstruksi sebelumnya.
Community Teknologi Unit Pelaksana Teknis Dinas Task Force baru.
Planning
(CRP) Pemadam Kebakaran Kotamadya
Seksi Sektor Pemadam KebakaranArson Fire
Subbagian
Unit bentukan baru
Kebakaran dan
Seksi Seksi
SubbagianKorps Musik
Resources
PerlengkapanKepegawaianKeuanganUmumSubbagian Subbagian Subbagian
Task Force yang telahterbentuk sebelumnya.
Suku Dinas Pusdiklat Bengkel Laboratirium
17 Mei 2006 74
Rencana Garis Besar :Aspek Kelembagaan / Institusi :Susunan Organisasi Fire Station
KepalaFire Stat ion
Tat a Usaha Pencegahan O perasi Pendukung Pemeliharaan Ket e-Pemadaman dan O perasi rampilan dan Komu-
Penyelamatan nikasi M asyarakat
Administ rasi Pemeriksaan Komunkasi Pet a B ahaya Pelat ihan SDMDarurat
Keuangan Hazmat Pemadaman Kendaraan Perbaikan M odul
Kepegawaian Pemb. Teknik Penyelamat an Peralatan Perbaika Sarana
Pendat aan Bent uk SKLK M edis Darurat Pemeliharaan Penyuluhan Publik
Perencanaan Penerapan Koordinasi SDM PembinaanAt uran Lapangan M asyarakat
Kerumah Penerimaan Rencana dan Pengembangan Pemeliharaan FisikTanggaan Pengaduan Evaluasi Kinerja Teknologi dan M ent al SDM
17 Mei 2006 75
Rencana Garis Besar :Struktur Usulan Program
Kelembagaan / Institusi (4)Peraturan Perundang-Undangan (30)Mekanisme Operasional (12)Pencegahan (23)Operasi Pemadaman (7)Operasi Penyelamatan (5)Operasi Layanan Medis Darurat (8)Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8)Pengembangan SDM (18)Pemberdayaan Masyarakat (9)Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi (4)Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat (6)Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM (12)
17 Mei 2006 76
Rencana Garis Besar :Struktur Usulan Program
1. Kelembagaan / Institusi (4)2. Peraturan Perundang-Undangan (30)3. Mekanisme Operasional (12)4. Pencegahan (23)5. Operasi Pemadaman (7)6. Operasi Penyelamatan (5)7. Operasi Layanan Medis Darurat (8)8. Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 (8)9. Pengembangan SDM (18)10. Pemberdayaan Masyarakat (9)11. Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi
dan Informasi (4)12. Prasarana dan Sarana Pemadaman,
Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat (6)
13. Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM (12)
1. Program2. Sasaran3. Kegiatan4. Wilayah5. Sub-Dinas/Unit
Terkait
17 Mei 2006 77
Rencana Garis Besar :Kelembagaan / Institusi :
Usulan Program
1. Meningkatkan ketahanan Dinas Pemadam Kebakaran melalui Nilai-Nilai Dasar yang tertanam kokoh
2. Kajian pengembangan kelembagaan (tupoksi, organisasi, sisitem dan prosedur, SDM, serta prasarana dan sarana) Dinas Pemadam Kebakaran sampai tahun 2025.
3. Pengembangan sistem mutakhir untuk inventarisasi dan pengelolaan aset.4. Penataan struktur organisasi Dinas Pemadam Kebakaran, untuk periode 2010,
2015, 2020 dan 2025.
17 Mei 2006 78
Rencana Garis Besar :Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (1/4)
1. Peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya.
2. Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya di dalam DKI Jakarta.
3. Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di DKI Jakarta.4. Peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di DKI Jakarta.5. Ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran (fire safety
audit) secara berkala.6. Ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrier penjalaran
api apabila terjadi kebakaran.7. Ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke setiap lokasi
bangunan gedung dan industri.8. Ketentuan pembentukan sistem ketahanan lingkungan kebakaran (SKLK) di setiap
kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta.9. Peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber-sumber air
untuk pemadaman kebakaran.
17 Mei 2006 79
Rencana Garis Besar :Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (2/4)
11. Ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool) untuk keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya.
12. Ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai bahan insula-si / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang karaoke, stasiun TV dsb.
13. Ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di lingkungan kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini.
14. Ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam kondisi emergency dan lain-lain.
15. Ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran.
16. Sosialisasi peraturan yang memberi kepastian hukum mengenai sistem layanan publik penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya.
17. Sosialisasi Peraturan Daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lainnya di dalam Wilayah DKI Jakarta.
17 Mei 2006 80
Rencana Garis Besar :Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (3/4)
18. Sosialisasi Peraturan / ketentuan mengenai transportasi bahan B3 di wilayah DKI Jakarta.
19. Sosialisasi peraturan mengenai sertifikasi laik fungsi bangunan gedung di wilayah DKI Jakarta.
20. Sosialisasi ketentuan mengenai kewajiban melakukan audit keselamatan kebakaran(fire safety audit) secara berkala.
21. Sosialisasi ketentuan mengenai penyediaan ruang-ruang terbuka hijau sebagai barrierpenjalaran api ababila terjadi kebakaran.
22. Sosialisasi ketentuan mengenai aksesibilitas bagi petugas pemadam kebakaran ke setiap lokasi bangunan gedung dan industri.
23. Sosialisasi ketentuan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran(SKLK) di setiap kecamatan dalam wilayah DKI Jakarta.
24. Sosialisasi peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan hidran kota dan sumber-sumber air untuk pemadaman kebakaran.
17 Mei 2006 81
Rencana Garis Besar :Peraturan Perundang-Undangan :
Usulan Program (4/4)
25. Sosialisasi ketentuan mengenai penggunaan jalur transportasi bus untuk jalur pencapaian kendaraan operasional pemadam kebakaran dan bencana lainnya.
26. Sosialisasi ketentuan yang membolehkan pengambilan air dari taman-taman kota (pool) untuk keperluan pemadaman kebakaran dan bencana lainnya.
27. Sosialisasi ketentuan mengenai izin penggunaan ruangan / bangunan yang memakai bahan insulasi / lapis penutup dari bahan mudah terbakar seperti di studio, ruang karaoke, stasiun TV dsb.
28. Sosialisasi ketentuan mengenai keharusan memasang sistem alarm terpadu di lingkungan kecamatan dalam rangka efektivitas pemadaman secara dini.
29. Sosialisasi ketentuan mengenai kode panggilan Dinas Pemadam Kebakaran dalam kondisi emergency dan lain-lain.
30. Sosialisasi ketentuan mengenai pembinaan karir / jabatan fungsional di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran.
17 Mei 2006 82
Rencana Garis Besar :Mekanisme Operasional :
Usulan Program (1/2)
1. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain.
2. Peningkatan kerjasama antar berbagai instansi di tingkat nasional (Batan, Polri, Kementerian Negara, Departemen, ABRI, dll) yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain.
3. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta yang terkait dengan upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di lingkungan Pemerintah Provinsi Provinsi DKI Jakarta Jakarta.
4. Peningkatan kerjasama antar daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang berbatasan, dalam upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
17 Mei 2006 83
Rencana Garis Besar :Mekanisme Operasional :
Usulan Program (2/2)
5. Peningkatan kerjasama antar wilayah/kotamadya di dalam Provinsi DKI Jakarta dalam upaya Penanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain di kecamatan-kecamatan yang berada di dekat batas kotamadya.
6. Penyusunan SOP menyangkut Penyusunan SOP menyangkut penyelamatan (rescue), akibat transportasi dan keruntuhan bangunan, penyelamatan air dan ketinggian, bahan berbahaya dan beracun, serta pertolongan darurat.
7. Penyusunan SOP menyangkut operasi pemadaman.8. Penyusunan SOP menyangkut pencegahan.9. Penyusunan Protap koordinasi instansional.10. Penyusunan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK).11. Kajian/pembentukan masyarakat profesi dan forum komunikasi kebakaran dan bencana
lain.12. Kajian/pembentukan pola kemitraan dengan lembaga terkait kaitan dengan masalah
kebakaran dan bencana lainnya.13. Kajian/pembentukan fire safety management pada bangunan dan industri.14. Peningkatan Koordinasi dan Konsolidasi Pusat-Pusat Komunikasi
Emergency
17 Mei 2006 84
Rencana Garis Besar :Pencegahan :
Usulan Program (1/2)
1. Peningkatan kesiapan Provinsi DKI Jakarta (warga dan instansi terkait) dalam pencegahan terjadinya Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
2. Pencegahan Awal Kebakaran3. Peningkatan Kesiapan Penanggulangan Kebakaran4. Pemberdayaan Response Darurat Tahap Awal5. Kajian dan Penerapan Pengembangan Manajemen Informasi6. Kajian dan Penerapan Upaya Pencegahan Meluasnya Kebakaran7. Kajian dan Penerapan Upaya Evakuasi dan Pasca Bencana8. Kajian dan Penerapan Upaya Inspeksi Sebelum Penggunaan Bangunan, Peralatan Api,
dan Peralatan Listrik9. Kajian dan Penerapan Pengaturan Pemasangan dan Perawatan Sistem 10. Kajian Penyusunan Panduan Bagi Ahli Perlindungan Kebakaran11. Kajian Pola Pelaksanaan Inspeksi/Pemeriksa Pencegahan Bencana Kebakaran dan
Bencana Lain12. Kajian Revisi dan Perumusan Peraturan Kebakaran (Fire Code) dan Pedoman Teknis
17 Mei 2006 85
Rencana Garis Besar :Pencegahan :
Usulan Program (2/2)
14. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat15. Pelaksanaan pre-fire plan dalam rangka pencegahan Kebakaran16. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
kebakaran dan Bencana Lainnya17. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan
dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana lain18. Revisi dan perumusan peraturan kebakaran (fire code) dan pedoman teknis19. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat20. Pelaksanaan pre fire plan dalam rangka pencegahan kebakaran21. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
kebakaran dan Bencana Lainnya22. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pada bangunan dan lingkungan kaitan
dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran danbencana lain
23. Kajian dan Penerapan sistem Keamanan transportasi umum
17 Mei 2006 86
Rencana Garis Besar :Operasi Pemadaman :
Usulan Program
1. Penerapan sistem pemadaman kebakaran berbasis potensi bahaya2. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi emergency3. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran gedung tinggi dan
bangunan-bangunan berukuran besar4. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran besar (conflagration)5. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran di bangunan bawah
tanah (terowongan, bismen, stasion bawah tanah / metro) dan di laut6. Pengembangan teknik dan strategi komando lapangan (fire command systems)7. Peningkatan apresiasi terhadap pemakaian bahan pemadam api ramah
lingkungan
17 Mei 2006 87
Rencana Garis Besar :Operasi Penyelamatan :
Usulan Program
1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan akibat bangunan runtuh2. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan di sektor transportasi3. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan terkait dengan masalah air
dan tempat ketinggian4. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan (rescue) akibat bahan
berbahaya dan beracun.5. Peningkatan kemampuan penanganan
CBRE (Chemical – Biological –Radiological – Explosive)
17 Mei 2006 88
Rencana Garis Besar :Operasi Layanan Medis Darurat :
Usulan Program
1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan dalam kaitannya dengan pertolongan medis darurat
2. Peningkatan pemahaman mengenai pertolongan medis darurat3. Peningkatan pemahaman utilitas / instalasi dan kelengkapan pertolongan medis
darurat4. Kajian sebaran fasilitas pertolongan medis darurat di wilayah DKI Jakarta5. Penyediaan peralatan teknis untuk pertolongan medis darurat6. Penyediaan peralatan diklat menghadapi bencana akibat bahan berbahaya dan
beracun7. Penyelengaraan diklat menghadapi
pertolongan medis darurat8. Penyusunan SOP
pertolongan medis darurat
17 Mei 2006 89
Rencana Garis Besar :Peningkatan Kinerja Pengendalian B3 :
Usulan Program
1. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam bangunan dan lingkungan dalam wilayah DKI Jakarta
2. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengendalian benda / bahan berbahaya (B3).3. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) penyelamatan terhadap dampak yang
ditimbulkannya4. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) pengaturan transportasi bahan/benda berbahaya
di wilayah Provinsi DKI Jakarta 5. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kontrol pada Fasilitas B36. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) keamanan pada Fasilitas B37. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) kesiapan menghadapi kejadian bencana lain pada
Fasilitas B38. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3
Berskala Besar9. Penyusunan pedoman/panduan (SOP) Pencegahan Kebakaran dengan Material B3
berjumlah Kecil dan Material Mudah Terbakar
17 Mei 2006 90
Rencana Garis Besar :Pengembangan SDM :Usulan Program (1/2)
1. Pengembangan Sistem Diklat Berbasis Kompetensi2. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Diklat untuk Memperoleh Akreditasi
Internasional3. Peningkatan Tenaga-Tenaga Spesialis (Inspektur, Instruktur, Penye-lidik dsb)
melalui Sistem Kemitraan4. Peningkatan Pembinaan Perilaku Profesional yang mendukung visi dan misi
Dinas Pemadam Kebakaran5. Peningkatan kemampuan dan kesiapan aparat6. Peningkatan kemampuan Operasi7. Penyelenggaraan pelatihan8. Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Sistem Informasi9. Identifikasi pemakaian benda-benda atau bahan berbahaya di dalam
bangunan dan lingkungan di lam wilayah DKI Jakarta
17 Mei 2006 91
Rencana Garis Besar :Pengembangan SDM :Usulan Program (2/2)
10. Penyusunan pedoman/ panduan pengendalian benda / bahan berbahaya termasuk aspek penyelamatan terhadap dampak yang ditimbulkannya
11. Pengaturan transportasi bahan / benda berbahaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta
12. Pengaturan Kontrol pada Fasilitas B313. Pengaturan Keamanan pada Fasilitas B314. Pengaturan Kesiapan terhadap Kejadian Bencana Lain pada Fasilitas B315. Pengaturan Kesiapan Terhadap Bencana Pada Fasilitas B3 Berskala Besar16. Pengaturan Pencegahan Kebakaran dengan Material B3 berjumlah Kecil dan
Material Mudah Terbakar17. Pengaturan Kemampuan penanggulangan bencana lain18. Penyediaan peralatan jenis baru
17 Mei 2006 92
Rencana Garis Besar :Pemberdayaan Masyarakat :
Usulan Program
1. Pembinaan dan pemantapan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK) di setiap kecamatan / kelurahan
2. Peningkatan kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana kebakaran dan bencana lain3. Pengembangan pola kemitraan dalam upaya penanggulangan kebakaran dan bencana
umum lainnya4. Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat5. Penyelenggaraan Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan6. Penyelenggaraan Kursus perkuliahan
untuk manajer pencegahan kebakaran7. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan
untuk Teknisi B38. Penyelenggaraan Kursus Perkuliahan
untuk Teknisi Perlindungan Kebakaran9. Penyelenggaraan Kursus Pelatihan untuk
Pegawai Pusat Keselamatan Bangunan
17 Mei 2006 93
Rencana Garis Besar :Prasarana dan Sarana Sistem Komunikasi dan Informasi :
Usulan Program
1. Pengembangan Pusat Komuni-kasi Pusat atau Sub-Communication Center Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lainnya
2. Pengembangan dan pemantapan sistem komunikasi radio Dinas Pemadam Kebakaran
3. Pemantapan Sistem Pelaporan Kebakarandan Emergency Lainnya4. Pemantapan Proses Komunikasi Internal antan unit di Dinas Pemadam
Kebakaran.
17 Mei 2006 94
Rencana Garis Besar :Prasarana dan Sarana Pemadaman, Penyelamatan dan Layanan Medis Darurat :
Usulan Program
1. Inventarisasi Resources (Sumber Daya Pemadaman Kebakaran) yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran Pada Saat Ini dan Prediksi Hingga 2025
2. Penerapan sistem logistik sumber daya pemadaman berbasis pada resiko bahaya
3. Pemenuhan kebutuhan resources sesuai perkembangan(hingga 2025)
4. Pengembangan teknologi tepat guna mendukung operasi penang-gulangan kebakaran dan bencana lainnya
5. Penyediaan peralatan jenis baru6. Penyediaan kapal untuk keperluan simulasi
17 Mei 2006 95
Rencana Garis Besar :Prasarana dan Sarana Pengembangan SDM :
Usulan Program
1. Pembangunan bangunan diklat yang baru sesuai dengan standar-standar internasional2. Pemeliharaan bangunan dan fasilitas diklat secara periodik dan intensif3. Pembinaan perpustakaan di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran dan berlangganan jurnal-
jurnal mengenai fire fighting dan safety4. Pengembangan rumpun jabatan fungsional penanggulangan kebakaran5. Penetapan eksistensi jabatan fungsional penanggulangan kebakaran6. Penyiapan pranata administratif penyelenggaraan jabatan fungsional7. Penyusunan modul penilaian karya pejabat fungsional8. Pembentukan tim penilai jabatan fungsional penanggulangan kebakaran9. Pengembangan public / community education dalam bidang fire safety dan protection10. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk
berbagai lapisan masyarakat11. Penyusunan modul-modul untuk pendidikan keselamatan terhadap bahaya kebakaran untuk
berbagai usia12. Penyelenggaraan pendidikan menyangkut fire safety management
17 Mei 2006 96
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Kebutuhan Air dan Sumber Penyediaannya :
Besar Sediaan, Kebutuhan dan Penambahan Tandon
No. KOTAMADYA 2005 2010EKSISTING KEBUTUHAN PENAMBAHAN KEBUTUHAN PENAMBAHAN
I JAKARTA PUSAT1 Gambir - 19 19 21 2 2 Tanah Abang - 25 25 28 3 3 Sawah Besar - 25 25 34 9 4 Senen - 55 55 60 5 5 Cempaka Putih - 23 23 26 2 6 Johar Baru - 0 0 0 0 7 Kemayoran 1 39 38 43 4 8 Menteng - 7 7 8 1
17 Mei 2006 97
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Sarana Penangulangan :
Kegiatan Pemenuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran
2005 2010 2015 2020 20251 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82
Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95 Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45 Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Industri PAT - - - - - Application Rate - - - - - Kebutuhan Mobil - - - - -
No. Aspek PAT, Application Rate dan Kebutuhan M obilPeruntukan Lahan
KecamatanKotamadya
No. Kotamadya Sediaan Mobil
Pemadam Sediaan Pos
Pemadam Sebaran Sediaan Pos dan M obil Pemadam Kebakaran Eksist ingKebakaran Kebakaran Eksist ing Eksist ing
1 Jakarta Johar Baru - - Nomor POSPusat Mobil Pemadam Kebak.
Kecamatan / WMK
Kebutuhan Mobil Pompa Terbanyak2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Pusat Johar Baru 1 1 1 1 12 Kemayoran 2 3 3 4 43 Cempaka 1 1 2 2 24 Senen 2 2 3 3 45 Menteng 1 1 1 1 16 Gambir 1 1 2 2 27 Tanah Abang 1 1 1 2 28 Sawah Besar 2 2 3 3 3
No. KecamatanKot amadya
Tahapan Penyediaan M obilNo. Kotamadya Kecamatan M obil Pompa
2005 2010 2015 2020 20251 Jakarta Pusat Johar Baru 1 - - - -2 Kemayoran 1 1 - 1 -3 Cempaka Putih - - 1 - -4 Senen 1 - 1 - 1 5 Menteng - - - - -6 Gambir - - 1 - -7 Tanah Abang - - - 1 -8 Sawah Besar - - 1 - -
17 Mei 2006 98
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Sarana Penangulangan :
Kebutuhan Kendaraan Mobil Pompa Pemadam Kebakaran
17 Mei 2006 99
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
1. Mobil Pompa Cadangan2. Ambulan3. Pendeteksi Biologis4. Ventilation Vehicle5. Hazmat Support Vehicle6. Personnel Decontamination
Vehicle7. Dry Decontamination
Vacuum Oven8. PreHospital Care9. Light Wagon
10. Ventilated High Foam Generator
11. Movable Loader For High Foam Generation
12. Chemical Pumper13. Penyedian Foam Solution
Truck14. Fire Boat15. Rescue Boat16. Articulated Water Tower17. Helikopter Tanker
17 Mei 2006 100
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Pompa Cadangan
Mobil Pompa Cadangan1. Untuk mengantisipasi kasus terjadinya
kerusakan pumper (Mobil Pompa Pemadam Kebakaran), maka idealnya 1 (satu) mobil pompa cadangan harus dipersiapkan untuk setiap 8 pumper.
2. Untuk Jakarta, maka diusulkan agar mobil pompa cadangan ini hanya di sediakan di kecamatan yang merupakan pusat dari kotamadya.
3. Jika di suatu kecamatan sudah tersedia/dibutuhkan 8 (delapan) mobil pompa atau lebih, maka dimungkinkan untuk memiliki tambahan 1 mobil pompa cadangan.
17 Mei 2006 101
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Ambulan
Ambulan1. Untuk suatu wilayah dengan populasi
penduduk kurang dari 150.000 jiwa, sebuah ambulans harus ditempatkan setiap 50.000 jiwa.
2. Untuk wilayah dengan populasi lebih dari 150.000 jiwa, 3 ambulans dan satu ambulans ekstra untuk setiap 70.000 jiwa atau lebih. Juga untuk kasus sekarang, satu ambulans cadangan harus disediakan untuk setiap 6 ambulans.
3. Untuk Jakarta, pemenuhan ambulan tidak harus oleh Dinas Pemadam Kebakaran. Berbagai RS, klinik, atau instansi lainnya, dimungkinkan untuk turut berpartisisapi.
17 Mei 2006 102
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Sepeda Motor – Mobil Fire Rescue – Breathing Apparatus Refilling Unit
Sepeda Motor DamkarMinimal 2 (dua) buah untuk setiap satu pos. Namun, standar ini fleksibel, tergantung ada berapa kelompok rangers yang ada di tiap pos.
Mobil Fire Rescue1. Ragam mobil ini digunakan untuk
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tenaga kerja dan lainnya.
2. Mobil ini mempunyai sebuah derek, generator dan system penerangan yang fleksibel/dapat digerakkan.
3. Secara umum, penyediaan mobil ini adalah 1 (satu) untuk tiap kecamatan.
Breathing Apparatus Refilling Unit1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu)
untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/ WMK.
17 Mei 2006 103
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Komando
Mobil Komando1. Kendaraan ini dirancang sebagai
pendukung respon darurat, operasi pusat komando dan respon untuk area dengan persetujuan Dinas/Suku DInas Pemadam Kebakaran, berkaitan dengan pelayanan pemadaman kebakaran pada area yang luas.
2. Mobil 4 wd ini memiliki hydraulic concrete breaker, diamond chain saw/gergaji intan, dll.
3. Idealnya, minimal 1 (satu) untuk tiap kecamatan.
17 Mei 2006 104
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Tangga
Mobil Tangga1. Satu mobil tangga harus disediakan ketika sebuah pos pemadam meliputi lebih dari 10
bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dalam area yang dipakai.2. Ketika terdapat lebih dari 5 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih dan terbuka
untuk umum (teater, dept. store, hotel, rumah sakit, dll), atau ketika lebih dari 10 bangunan dengan ketinggian 15 m atau lebih di daerah perkotaan, pos pemadam harus dilengkapi dengan satu mobil tangga.
17 Mei 2006 105
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Pendeteksi Biologis
Pendeteksi Biologis1. Perlengkapan yang lebih canggih untuk
peralatan deteksi biologis perlu dimiliki kecamatan-kecamatan tertentu.
2. Peralatan ini akan memungkinkan diperolehnya hasil awal dalam waktu15 – 30 menit, dibanding teknik konvensional yang memakan waktu sampai 6 – 8 jam.
3. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 106
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Snorkel
Mobil Snorkel1. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu)
untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 107
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Hazmat - Ventilation Vehicle
Mobil Hazmat1. Dilengkapi dengan detektor CBR (chemical-
biological-radiological), untuk memonitor zona bencana kebakaran dan bencana lain di atas permukaan tanah.
2. Alat ini sebaiknya juga terhubungkan de-ngan kantor pusat Dinas Pemadam Kebakar-an, melalui Hazmat Decision Support System.
3. Disediakan maksimal 1 (satu) untuk keca-matan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
Ventilation Vehicle1. Merupakan kendaraan pembawa blower
besar, yang berada di atas truk. Mampu menciptakan katup udara di pintu masuk dari sebuah struktur tertutup untuk mencegah keluarnya bahan kimia secara tiba-tiba lewat pintu masuk.
2. Dilengkapi dengan water-mist system, untuk melarutkan bahan-bahan kimia yang bocor bila bahan-bahan itu adalah jenis bahan yang dapat dilarutkan.
3. Disediakan maksimal 1 untuk kecamat-an potensial bencana kebakaran dan bencana lain dari industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 108
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Hazmat Support Vehicle
Hazmat Support Vehicle1. Merupakan pembawa alat penyaring
udara yang dapat dipindahkan, yang akan diberikan kepada korban yang dalam keadaan terbaring atau berjalan di zona yang telah terkontaminasi oleh bencana kebakaran dan bencana lain, untuk meningkatkan peluang hidup.
2. Peralatan penyelamatan lain yang dibawa kendaraan ini termasuk monitor cuaca, system deteksi gamma dan unit gas panas untuk peralatan dekontami-nasi
3. Penyediaannya disesuaikan dengan per-untukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 109
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Personnel Decontamination Vehicle
Personnel Decontamination Vehicle1. Merupakan kendaraan yang dilengkapi
berbagai peralatan kimia-fisika-biologi untuk menghilangklan racun yang menempel pada petugas/korban bencana kebakaran dan bencana lain.
2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia. Karena itu penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 110
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Pre-Hospital Care/SWIFT
Pre-Hospital Care/SWIFT1. Dalam situasi tertentu FAP (first aid post) perlu dibangun di lokasi bencana, untuk
menangani dan menstabilkan korban-korban, sebelum dipindahkan ke rumah sakit.2. SWIFT (station with immediate first-aid treatment) adalah kendaraan yang dirancang
menyerupai rumah yang berfungsi seperti FAP yang berjalan.3. Kendaraan dapat dibuka dan diset dalam waktu 5 menit, memungkinkan tim medis
Dinas/Suku Dinas menangani dan mengoperasi korban secepatnya.4. Dilengkapi penerangan, unit
pompa penghisap, tabung oksigen dan air untuk membersihkan luka.
5. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan.
17 Mei 2006 111
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Dry Decontamination Vacuum Oven
Dry Decontamination Vacuum Oven1. Menggunakan sumber panas dari sinar
infra merah untuk menguapkan zat kontaminan. Oven dapat mendekontaminasi peralatan yang sensitive dan halus yang bisa ter-kontaminasi ketika terjadi bencana yang menimbulkan bahan berbahaya. Setelah pemanasan, dekontaminan yang telah diuapkan, dikeluarkan dari oven dan diletakkan di saringan yang akan menyerapnya.
2. Penyediaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 112
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Light Wagon
Light Wagon1. Untuk bencana di malam hari.2. Pada jenis kebakaran umum/biasa, mobil ini
dikirimkan pada prioritas kedua. Sedangkan pada kebakaran gedung tinggi, kebakaran bawah tanah, gedung yang berbahaya/pabrik kimia, kebakaran kapal, kebakaran kendaraan, kebakaran pesawat, mobil ini dikirimkan pada prioritas pertama.Dikirimkan 1 unit mobil light wagon.
3. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 113
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Ventilated High Foam Generator
Ventilated High Foam Generator1. Merupaka mobil penyuplai foam.
Dikirimkan sebagai prioritas pertama pada jenis kebakaran bawah tanah sebanyak 1 unit, sedangkan untuk kebakaran kapal sebanyak 2 unit. Dan pada kebakaran bawah tanah, diperlukan cadangan 1 unit mobil, dikirimkan pada prioritas 4.
2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana industri/kimia.
3. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 114
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Movable Loader For High Foam Generation
Movable Loader ForHigh Foam Generation
1. Merupaka mobil penyuplai foam yang dapat bergerak bebas. Mobil ini menjadi prioritas pertama dalam pengiriman pada jenis kebakaran bawah tanah (1 unit), kebakaran kapal (1 unit). Dan pada kebakaran bawah tanah, diperlukan cadangan 1 unit mobil, dikirimkan pada prioritas 4.
2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana industri/kimia.
3. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 115
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Chemical Pumper
Chemical Pumper1. Menurut jumlah fasilitas yang menangani
4 grup bangunan dengan bahan-bahan berbahaya (pabrik, gudang dalam ruang, gudang penyimpanan luar, gudang luar, ruang pemeliharaan, dll) atau menurut jumlah bahan-bahan berbahaya dalam suatu area.
2. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana kebakaran dan bencana lain yang berasal industri/kimia.
3. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 116
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Foam Solution Truck
Foam Solution Truck1. Merupakan mobil/truk pengangkut zat
kimia.2. Dikirimkan pada kebakaran bangunan
berbahaya khusus dan menjadi prioritas pertama (1 unit). Kebakaran bangunan berbahaya khusus ini ditentukan oleh kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan dikategorikan berdasarkan kebutuhan air (kurang dari 5000 kl dan lebih dari 5000 kl).
3. Mobil ini disediakan maksimal 1 (satu) untuk kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi bencana industri/kimia.
4. Penyediaannya disesuaikan dengan kondisi dan estimasi perkembangan peruntukan lahan di tiap kecamatan/WMK.
17 Mei 2006 117
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Fire Boat
Fire Boat1. Sebuah fire boat harus diarahkan untuk menjangkau 3 – 5 km dari garis pantai terluar
dari daratan. Kapal ini untuk mengatasi kebakaran kapal dan kebocoran minyak di laut.2. Pada dek bagian depan terdapat dua ujung penyemprot air atau busa berkapasitas 7000
l/mnt, dan pada menara setinggi 15 m terdapat nozzle berkapasitas 5000 l/mnt. Kapal tersebut juga memiliki 4000 l wadah busa dan 1000 l wadah tumpahan minyak.
3. Penyediaannya diarahkan pada kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan laut, sungai, waduk, situ, dan memiliki kegiatan terkait dengan pelabuhan/industri/pergudangan.
17 Mei 2006 118
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Rescue Boat
Rescue Boat 1. Merupakan sarana transportasi perairan
yang ditujukan untuk menolong bencana dan kecelakaan di wilayah perairan.
2. Penyediaannya diarahkan pada kecamatan-kecamatan yang berbatasan dengan laut, sungai, waduk, dan situ.
17 Mei 2006 119
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Articulated Water Tower
Articulated Water Tower1. Dikirimkan pada kebakaran bangunan
berbahaya khusus pada prioritas pertama (2 unit). Kebakaran bangunan berbahaya khusus dikategorikan berdasarkan kebutuhan air (kurang dari 5000 kl dan lebih dari 5000 kl).
2. Untuk Jakarta, disarankan agar tiap kotamadya memiliki 1 (satu) unit.
17 Mei 2006 120
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Standar Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Helicopter Tanker
Helicopter Tanker 1. Helikopter tanker merupakan sarana yang
dilengkapi dengan tangki air 2000 l di bawah badan helicopter. Kendaraan ini akan merespon kebakaran berskala luas/tinggi dan menjatuhkan air dengan membuka pintu air dan dapat menyerang api secara berulang kali dengan memasukkan air melalui pompa pengisi tangki.
2. Untuk Jakarta, disarankan agar tiap kotamadya memiliki 1 (satu) unit.
17 Mei 2006 121
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya :
Mobil Pompa Cadangan dan Ambulan
Kebutuhan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
M obil Pompa CadanganNo. Kotamadya Kecamatan 2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Johar Baru - - - - - 2 Pusat Kemayoran - - - - - 3 Cempaka Putih - - - - - 4 Senen - - - - - 5 Menteng - - - - - 6 Gambir 1 1 1 1 1 7 Tanah Abang - - - - - 8 Sawah Besar - - - - -
Kebutuhan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
AmbulanNo. Kotamadya Kecamatan 2005 2010 2015 2020 2025
1 Jakarta Johar Baru 12 13 15 18 21 2 Pusat Kemayoran 14 17 19 22 25 3 Cempaka Putih 9 11 13 15 17 4 Senen 9 12 15 18 23 5 Menteng 13 17 19 22 26 6 Gambir 8 11 12 14 16 7 Tanah Abang 6 8 9 10 12 8 Sawah Besar 7 9 10 12 15
17 Mei 2006 122
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
Kebutuhan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
Sepeda M obil MobilNo. Kotamadya Kecamatan Motor Fire Komando
Damkar Rescue
1 Jakarta Johar Baru 2 1 1 2 Pusat Kemayoran 2 1 1 3 Cempaka Putih 2 1 1 4 Senen 2 1 1 5 Menteng 2 1 1 6 Gambir 2 1 1 7 Tanah Abang 2 1 1 8 Sawah Besar 2 1 1
KebutuhanBreathing
No. Kotamadya Kecamatan ApparatusRef illing
Unit
1 Jakarta Johar Baru2 Pusat Kemayoran 1 3 Cempaka Putih 1 4 Senen 1 5 Menteng 1 6 Gambir 1 7 Tanah Abang 1 8 Sawah Besar 1
KebutuhanM obil
No. Kotamadya Kecamatan Tangga
1 Jakarta Johar Baru2 Pusat Kemayoran 1 3 Cempaka Putih 1 4 Senen 1 5 Menteng 1 6 Gambir 1 7 Tanah Abang 1 8 Sawah Besar
Kebutuhan M obil dan Peralatan Jenis Lainnya
Pendeteksi Personnel Dry Decon-No. Kotamadya Kecamatan Biologis Deconta- taminat ion
minat ion VacuumVehicle Oven
9 Jakarta Cilincing 1 1 1 10 Utara Koja11 Kelapa Gading 1 1 1 12 Tanjung Priok 1 1 1 13 Pademangan 1 1 1 14 Penjaringan 1 1 1
17 Mei 2006 123
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
Kebut uhan M obil dan Peralatan Jenis Lainnya
M obil Vent ilat ion Hazmat Pre- Light Vent ilat ed M ovable Chemical Penyedian M obilNo. Kotamadya Kecamatan Hazmat Vehicle Support Hospit al Wagon High Loader Pumper Foam Snorkel
Vehicle Care Foam For High Solut ionGenerat or Foam Truck
Generat ion1 Jakarta Johar Baru2 Pusat Kemayoran3 Cempaka Putih4 Senen5 Menteng6 Gambir7 Tanah Abang8 Sawah Besar9 Jakarta Cilincing 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Utara Koja11 Kelapa Gading 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tanjung Priok 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Pademangan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Penjaringan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Jakarta Cengkareng 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Barat Kalideres 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Taman Sari18 Palmerah19 Tambora20 Grogol Petamburan21 Kebon Jeruk22 Kembangan
17 Mei 2006 124
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Penyediaan Mobil dan Peralatan Jenis Lainnya
Kebutuhan M obil dan Peralat an Jenis Lainnya
Fire Rescue Art iculat ed HelikopterNo. Kotamadya Kecamatan Boat Boat Water
Tower
1 Jakarta Johar Baru2 Pusat Kemayoran3 Cempaka Putih4 Senen5 Menteng6 Gambir 1 1 7 Tanah Abang8 Sawah Besar9 Jakarta Cilincing 1 1 10 Utara Koja 1 1 11 Kelapa Gading12 Tanjung Priok 1 1 13 Pademangan 1 1 14 Penjaringan 1 1 15 Jakarta Cengkareng16 Barat Kalideres17 Taman Sari18 Palmerah19 Tambora20 Grogol Petamburan 1 1 21 Kebon Jeruk22 Kembangan
17 Mei 2006 125
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Sarana Penangulangan :
Kebutuhan dan Pemenuhan Pos Pemadam Kebakaran
2005 2010 2015 2020 20251 Kotamadya Johar Baru Perumahan PAT 614.34 1,034.82 1,034.82 1,034.82 1,034.82
Jakarta Application Rate 4.30 4.83 4.83 4.83 4.83 Pusat Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Bangunan Umum PAT 1,856.13 2,041.74 2,654.26 3,266.78 3,470.95 Application Rate 51.04 56.15 72.99 89.84 95.45 Kebutuhan Mobil 1 1 1 1 1
Industri PAT - - - - - Application Rate - - - - - Kebutuhan Mobil - - - - -
No. Aspek PAT, Application Rate dan Kebutuhan M obilPeruntukan Lahan
KecamatanKotamadya
No. Kotamadya Sediaan Mobil
Pemadam Sediaan Pos
Pemadam Sebaran Sediaan Pos dan M obil Pemadam Kebakaran Eksist ingKebakaran Kebakaran Eksist ing Eksist ing
1 Jakarta Johar Baru - - Nomor POSPusat Mobil Pemadam Kebak.
Kecamatan / WMK
2005 2010 2015 2020 20251 Jakarta Pusat Johar Baru 1 1 1 1 1 2 Kemayoran 1 2 2 2 2 3 Cempaka 1 1 1 1 1 4 Senen 1 1 2 2 2 5 Menteng 1 1 1 1 1 6 Gambir 1 1 1 1 1 7 Tanah Abang 1 1 1 1 1 8 Sawah Besar 1 1 2 2 2
No. Kebutuhan PosKecamatanKotamadya
2007 2010 2015 2020 20251 Jakarta Pusat Johar Baru 1 - - - -2 Kemayoran - 1 - - -3 Cempaka Putih - - - - -4 Senen - - 1 - -5 Menteng - - - - -6 Gambir - - - - -7 Tanah Abang - - - - -8 Sawah Besar - - 1 - -
No. Tahapan Penyediaan Pos KecamatanKotamadya
17 Mei 2006 126
Rencana Rinci Penyediaan Prasarana dan Sarana :Sarana Penangulangan :
Kebutuhan dan Pemenuhan Bengkel Pemadam Kebakaran
1. Dengan total kebutuhan mobil, maka diusulkan agar tiap kotamadya memiliki 1 (satu) bengkel, sehingga untuk seluruh Jakarta akan terdapat 5 (lima) bengkel.
2. Kegiatan :1. Penyediaan Bengkel Prasarana dan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
dan Bencana Lain untuk Kotamadya Jakarta Utara sebanyak 1 unit.2. Penyediaan Bengkel Prasarana dan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
dan Bencana Lain untuk Kotamadya Jakarta Selatan sebanyak 1 unit.3. Penyediaan Bengkel Prasarana dan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
dan Bencana Lain untuk Kotamadya Jakarta Barat sebanyak 1 unit.4. Penyediaan Bengkel Prasarana dan Sarana Penanggulangan Bencana Kebakaran
dan Bencana Lain untuk Kotamadya Jakarta Pusat sebanyak 1 unit.
17 Mei 2006 127
Rencana Distribusi Sarana dan PrasaranaPenanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
Kecamatan Gambir
17 Mei 2006 128
Rencana Distribusi Sarana dan PrasaranaPenanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
Kecamatan Koja
17 Mei 2006 129
Rencana Distribusi Sarana dan PrasaranaPenanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
Kecamatan Grogol Petamburan
17 Mei 2006 130
Rencana Distribusi Sarana dan PrasaranaPenanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
Kecamatan Kebayoran Baru
17 Mei 2006 131
Rencana Distribusi Sarana dan PrasaranaPenanggulangan Bencana Kebakaran dan Bencana Lain
Kecamatan Matraman
17 Mei 2006 132
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Alat-Alat Penting yang Diperlukan oleh Tiap Pos/Sektor
1. Alat-Alat Perkakas1. Satu set kunci pas.2. Tang pemotong/kombinasi.3. Alat pengukur jarak (feeler gage).4. Satu set kunci sok atau kunci cincin.5. Palu.6. Ceret minyak pelumas.7. Kikir.8. Sikat kawat.9. Pompa gemuk.10. Alat ukur tekenan ban.
3. Lain-Lain1. Lampu senter. 2. Sarung tangan.2. Bendera merah. 4. Kain terpal/tikar.3. Kotak P3K. 6. Air.4. Sabun. 8. Ganjal-ganjal roda.5. Ember. 10. Tali penarik.6. Sekop. 12. Kawat.7. Lap. 14. Kertas ampelas.8. Pita isolasi. 16. Pipa (karet/plastik).9. Payung. 18. Segi tiga pengaman.
2. Komponen-Komponen Cadangan1. Sekering-sekering (bermacam-macam, sesuai
dengan keperluannya).2. Lampu-lampu.3. Kabel-kabel listrik.4. Kabel baterei.5. Busi.6. Tali kipas udara.7. Minyak pelumas.8. Minyak rem.
17 Mei 2006 133
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Daftar Kerusakan Motor Bensin
No. Kondisi/ Komponen Kerusakan1 Mesin tidak dapat distart Motor starter tidak dapat bekerja.2 atau sukar distart Motor starter bekerja perlahan-lahan, tetapi mesin tidak dapat distart.3 Poros mesin tidak berputar, tetapi hanya terdengar bunyi yang tidak normal atau
janggal.4 Mesin tidak dapat distart
atau sukar distart. Motor Poros motor strater berputar tetapi tidak memutar poros mesin.
5 Strater bekerja, tetapi mesin tidak dapat bekerja.
Motor starter bekerja dengan baik, poros mesin berputar, tetapi mesin tidak dapat bekerja.
6 Mesin tidak bekerja dengan halus
Pengaturan putaran tanpa-beban kurang tepat (mesin cenderung untuk berhenti bekerja atau mati).
7 Akselerasi kurang baik8 Mesin tidak dapat menghasilkan daya penuh.9 Mesin tiba-tiba mati.10 Pedal gas tidak dapat kembali ke posisi semila (pada waktu pedal gas dilepaskan).11 Kerusakan dalam sistem Pemakaian minyak pelumas terlampau banyak.12 pelumasan Minyak pelumas menjadi encer.13 Minyak pelumas kotor.14 Pembakaran tidak normal Asap bas buang berwarna hitam.15 Asap bas buang berwarna putih.16 Detonasi ("ngelitik").17 Mesin bekerja terus (meskipun tombol penyalaan sudah dimatikan).18 Latupan-letupan di dalam saluran buang (knalpot).19 Bunyi yang tidak normal Terdengar bunyi mesin yang tidak normal.20 Baterei Bateri tidak bermuatan penuh.21 Air baterei terlalu cepat berkurang (habis).
17 Mei 2006 134
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Daftar Kerusakan Motor Diesel
No. Kondisi/ Komponen Kerusak an1 Mesin tidak dapat distart Bahan bakar habis (perioksalah tangki).
atau sukar distart. Saringan bakar bakar tersumbat.2 Pompa penyaluran bahan bakar rusak.3 Udara di dalam sistem penyaluran bahan bakar.4 Tuas penyetop darurat tidak dapat dilepaskan.5 Pompa penyemprot bahan bakar rusak.6 Saat penyemprotan kurang tepat.7 Tekanan kompresi kurang tinggi.8 Mesin tidak bekerja Nosel penyemprot bahan bakar rusak.9 dengan halus. Pompa penyemprot bahan bakar rusak.10 Saat penyemprotan bahan bakar kurang tepat.11 Udara/air di dalam saluran bahan bakar.12 Mesin tetap bekerja pada
putaran tinggi.Pipa vakum dari alat pengatur kecepatan ("speed governor") pada pompa penyemprot terlepas atau retak.
13 Diafragma dari governor pecah.
17 Mei 2006 135
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Daftar Kerusakan Sistem Transmisi Daya
No. Kondisi/ Komponen Kerusak an1 Kopeling Kopeling selip.2 Kopeling Menggesek (kopeling tidak terlepas dengan sempurna).3 Penyambungan kopeling kurang tepat.4 Bunyi yang tidak normal pada kopeling. Bunyi-bunyi yang tidak normal terdengar
pada waktu pedal kopeling dipijak atau dilepaskan.5 Bunyi yang tidak normal pada kopeling. Bunyi-bunyi yang tidak normal terdengar
pada waktu pedal kopeling sedang dilepaskan.6 Transmisi Kesukaran dalam memindahkan perseneling.7 Roda-roda gigi slip (terlepas dari hubungan dari roda gigi yang lain).8 Gigi dari roda gigi terjepit.9 Bunyi-bunyi yang tidak normal.10 Poros Propeler Getaran-getaran poros propeler pada kecepatan tinggi.11 Bunyi-bunyi terdengar pada waktu kendaraan sedang meluncur ("coasting").12 Diferensial Suara menderu dari bak roda gfigi diferensial.
17 Mei 2006 136
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Daftar Kerusakan Sasis (Tanpa Mesin dan Sistem Transmisi)
No. Kondisi/ Komponen Kerusakan1 Sistem kemudi Terlalu banyak gerak bebas pada setir.2 Setir terlalu berat.3 Kendaraan cenderung berbelok ke satu arah (terdengar bunyi mencicit dari ban rodak
depan, terutama pada waktu berbelok).4 Getaran pada setir ("shimmy").5 Suspensi Kendaraan miring ke satu sisi.6 Kendaraan bergoyang atau berpantulan.7 Ban Ban cepat kempis.8 Keausan sirip-sirip ban tidak sama (tidak merata). Keausan yang terlalu besar pada
bagian sebelah dalam dan luar dari sirip-sirip pundak.9 Keausan sirip-sirip ban tidak sama (tidak merata). Keausan yang terlalu besar pada
salah satu dari sirip-sirip pundak.10 Rem Rem tidak bekerja baik. Jarak antara lantai dan pedal rem pada waktu dipijak penuh
terlalu sempit.11 Rem tidak bekerja baik. Pedal rem kenyal.12 Rem tidak bekerja baik. Pedal rem dapat dipijak dengan baik, tetapi rem tidak bekerja.13 Rem tidak bekerja baik. Penggunaan rem tewrlalu banyak.14 Pengereman tidak merata.15 Rem menggesek. Sistem rem kaki.16 Rem menggesek. Sistem rem parkir.17 Rem berbunyi.18 Rem parkir tidak dapat bekerja dengan baik.
17 Mei 2006 137
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan Operasional Pemadam Kebakaran:Daftar Kerusakan
Badan Kendaraan, Sistem Listrik, dan Lain-Lain
No. Kondisi/ Komponen Kerusakan1 Sistem lampu-lampu : Sinar tidak terang.2 lampu besar Lampu berkeli-kelip.3 Lampu tidak dapat menyala.4 Sistem lampu-lampu :
lampu remLampu tidak dapat bekerja.
5 Sistem lampu-lampu : sekering
Sekering cepat putus.
6 Bermacam-macam instrumen dan lampu-lampu peringatan : lampu peringatan tekanan minyak pelumas
Lampu menyala terus.
7 Bermacam-macam instrumen dan lampu-lampu peringatan : alat pengukur kecepatan ("speedometer")
Jarum penunjuk pada sisi pengukur kecepatan tidak bekerja.
8 Lampu-lampu tanda belok Lampu tidak dapat berkedip atau hanya berkedip untuk beberapa saat saja.9 Klakson Klakson berbunyi sewaktu-waktu (meskipun tombol klakson tidak ditekan).10 Klakson Tidak berbunyi.11 Penyeka kaca depan Tidak bekerja.
17 Mei 2006 138
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran:
Prosedur Uji Lengkap
1. Penguji menjalankan kendaraan uji ke alat uji gas buang (kendaraan bermotor bensin ke pengujian CO-HC, kendaraan bermotor Diesel ke pengujian gas asap) dan melakukan pengukuran gas buang (lihat pedoman uji).
2. Penguji memindahkan kendaraan ke alat uji speedometer dan melakukan uji speedometer.
3. Penguji memindahkan kendaraan uji ke depan alat uji side slip dan menyerahkan kendaraan ke penguji berikutnya.
4. Penguji melakukan pengukuran side slip.5. Penguji memindahkan kendaraan ke alat uji
rem dan melakukan pengujian rem.6. Penguji memasangkan kendaraan uji pada
posisi pengujian lampu utama.7. Penguji memindahkan kendaraan ke alat ukur
suara dan melakukan pengukuran suara klakson.
8. Car lift dioperasikan, kendaraan diangkat.9. Penguji memeriksa dan mencatat adanya
cacat pada komponen berikut :1. Kolom stir, roda gigi stir, mekanisme stir, ball
joint, power steering.2. Suspensi roda depan, suspensi roda
belakang, poros, pegas, peredam, bantalan roda.
3. Cacat ban, kedalaman bunga ban, cacat roda.4. Chasis, batang bumper, keadaan karat body.5. Pedal rem utama dan rem tangan, kabel rem,
kebocoran saluran rem, sepatu rem.6. Mounting mesin, transmisi, saluran gas
buang, sistem ba-han bakar, sistem listrik.10. Car lift diturunkan11. Penguji mengeluarkan kendaraan dari ruang
uji dan memarkirkan kendaraan di tempat parkir yang telah disediakan dan menyerahkan kendaraan kepada pos/sektor semula.
17 Mei 2006 139
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran :
Persiapan Kendaraan Yang Akan Menjalani Perawatan
1. Mesin1. Tangki bensin terisi lebih daripada setengah
kapasitasnya.2. Mesin kendaraan berfungsi dengan baik3. Kendaraan dalam keadaan kosong tanpa
muatan.4. Radiator terisi penuh air dan tangki
cadangannya harus terisi secukupnya5. Minyak pelumas mesin harus cukup.6. Tangki minyak rem harus terisi cukup.7. Fan belt tidak cacat dan tegangannya cukup.
2. Badan Kendaraan dan Chasis1. Badan kendaraan harus bersih2. Semua pintu harus dapat tertutup dengan
rapat.3. Kalau terdapat kekeroposan, tingkat
kekeroposan badan kendaraan masih dalam batas yang dapat ditolerir, dilihat dari segi keselamatan.
3. Lampu1. Semua lampu, yaitu lampu utama, lampu
kecil, lampu tanda belok, lampu rem dan lampu keadaan bahaya harus berfungsi dengan baik.
2. Semua kaca lampu bersih,4. Ban
1. Semua ban harus bersih2. Tidak ada ban yang gundul, termasuk ban
cadangan. Setidaknya, sepasang ban kiri dan kanan, mempunyai kembang yang sama dan tingkat kedalaman kembang yang sama.
3. Tekanan ban sesuai dengan tekanan yang disarankan pabrik pembuatnya.
4. Tidak ada keretakan pada ban5. Rem
1. Tangki minyak rem harus terisi cukup.2. Ketebalan sepatu rem cukup.3. Rem berfungsi dengan baik4. Rem tangan berfungsi dengan baik
17 Mei 2006 140
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran :
Pelaksanaan Perawatan
Pemeriksaan dan Perawatan Dalam Interval6 bulan 12 bulan 24 bulan
Sistem stir Roda gigi Stir Kebocoran MinyakBatang dan lengan stir 1. Kelonggaran dan kerusakan
2. Cacat pada ball jointAlat power steering Kerusakan belt Kebocoran minyak Kelonggaran
Sistem rem Pedal rem Efektifitas OperasiRem tangan Efektifitas OperasiKabel Rem KerusakanPipa dan hose KebocoranReservoir minyak Isi minyak cukupMaster cylinder Kebocoran minyak FungsiSepatu rem keausan Ganti
Roda 1. Tekanan ban Pengencangan baut atau mur roda 1. Kerusakan disk roda2. Keretakan ban 2. Semua bantalan3. Kedalaman kembang ban
Suspensi Pegas utama KerusakanPengikat KelongggaranLengan suspensi KerusakanShock absorber Kebocoran dankelonggaran pengikat
Komponen
17 Mei 2006 141
Rencana Sistem Perawatan Kendaraan OperasionalPemadam Kebakaran :
Pelaksanaan Perawatan
Pemeriksaan dan Perawatan Dalam Interval6 bulan 12 bulan 24 bulan
Transmisi Kopling Jarak longgar pedal Volume minyakTransmisi roda gigi Volume minyak dan kebocoran KelonggaranPoros gardan Kelonggaran dan cacat 1. Kelonggaran universal joint
2. Kelonggaran bantalanDifferensial Kebocoran minyak
Sistem penyalaan Sistem penyalaan 1. Busi 1. Circuit breaker 2. Platina 2. Distributor
3. Timing advance deviceBatere Level elektrolit 1. Densitas elektrolit
2. TerminalKabel Kerusakan sambungan
Mesin Mesin Kondisi idler Filter udaraSistem pelumas Level minyak KebocoranSistem bahan bakar Kebocoran 1. Karburator
2. Katup throttleKlakson, wiper, air wiper, kunci pintu OperasiMeter OperasiKnalpot Kelonggaran dan kerusakanTempat duduk Seat belt
Komponen
17 Mei 2006 142
Simpulan dan Rekomendasi :Simpulan (1/5)
1. Master Plan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Lain ini disusun sebagai acuan bagi Dinas Pemadam Kebakaran dalam penyusunan rencana kerja atau program ke depan hingga tahun 2025.
2. Substansi Master Plan meliputi Rencana Garis Besar sistem layanan penanggulangan kebakaran dan bencana lain, sistem diklat SDM, sistem komunikasi dan informasi kebakaran dan bencana lain, serta sistem pemberdayaan masyarakat.
3. Sistem layanan penanggulangan kebakaran dan bencana lain meliputi : pencegahan, pemadaman, penyelamatan, pengendalian benda berbahaya dan pengelolaan resources
4. Program dalam aspek pencegahan meliputi :1. Revisi dan perumusan peraturan kebakaran (fire code) dan pedoman teknis pencegahan dan
penanggulangan kebakaran2. Peningkatan pembinaan teknis kepada masyarakat3. Pelaksanaan pre-fire plan dalam rangka pencegahan kebakaran4. Peningkatan pendataan teknis kehandalan bangunan dan lingkungan terhadap bahaya kebakaran dan
bencana umum lainnya5. Penerapan sistem rekomendasi dan sertifikasi pad bangunan dan lingkungan dikaitkan dengan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran dan bencana umum lainnya
17 Mei 2006 143
Simpulan dan Rekomendasi :Simpulan (2/5)
5. Program dalam aspek pemadaman meliputi :1. Penerapan sistem pemadaman kebakaran berbasis potensi bahaya2. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi emergency3. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran gedung tinggi dan bangunan
berukuran besar4. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran besar5. Pengembangan teknik dan strategi menghadapi kebakaran dalam bawah tanah dan terowongan
(tunnel fire)6. Program dalam aspek penyelamatan, meliputi :
1. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan terhadap bencana umum lainnya2. Pengembangan teknik dan strategi penyelamatan terhadap benda-benda berbahaya3. Pengembangan teknik dan strategi pertolongan medis darurat (EMS)4. Penyusunan SOP menyangkut penylematan dan pertolongan darurat5. Penyusunan Prosedur Tetap / koordinasi dengan instansi terkait
17 Mei 2006 144
Simpulan dan Rekomendasi :Simpulan (3/5)
7. Program dalam aspek pengelolaan resources, mencakup :1. Inventarisasi resources (sumber daya penanganan kebakaran & bencana lain) yang dimiliki
Dinas Pemadam Kebakaran pada saat ini dan prediksi hingga tahun 20252. Penerapan sistem logistik resources berbasis pada resiko bahaya kebakaran dan bencana
umum lainnya3. Perencanaan pemenuhan kebutuhan resources sesuai perkembangan dan kebutuhan termasuk
untuk dimobilisir membantu daerah / lokasi lain yang memerlukan4. Peningkatan apresiasi terhadap pemakaian bahan pemadam ramah atau akrab lingkungan5. Pengembangan teknologi tepat guna untuk mendukung operasi penanggulangan kebakaran
dan bencana umum lainnya8. Program dalam pengembangan sistem diklat meliputi :
1. Pengembangan sistem diklat berbasis kompetensi2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat untuk memperoleh akreditasi internasional3. Peningkatan tenaga-tenaga spesialis (inspektur, instruktur, penyelidik dsb) melalui sistem
kemitraan4. Peningkatan pembinaan perilaku profesional mendukung visi dan misi lembaga (Dinas
Pemadam Kebakaran)5. Pengembangan bangunan dan fasilitas diklat untuk mendukung penyelenggaraan diklat
profesional yang terakreditasi6. Peningkatan kinerja operasi melalui penyelenggaraan pelatihan yang kontinyu
17 Mei 2006 145
Simpulan dan Rekomendasi :Simpulan (4/5)
9. Program dalam sistem komunikasi dan informasi, mencakup :1. Pengembangan Pusat atau Sub-Pusat Komunikasi (Communication Centre) Penanggulangan
Kebakaran dan Bencana umum lainnya2. Pengembangan dan pemantapan sistem komunikasi radio Dinas Pemadam Kebakaran3. Peningkatan SDM bidang komunikasi dan sistem informasi4. Peningkatan koordinasi dan konsolidasi Pusat-Pusat Komunikasi Emergency5. Pemantapan sistem pelaporan kebakaran dan emergency lainnya6. Pemantapan proses komunikasi internal antar unit di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran
10. Program dalam sistem pemberdayaan masyarakat, terdiri atas :1. Pembinaan dan pemantapan pembentukan Sistem Ketahanan Lingkungan Kebakaran (SKLK)
secara lengkap di setiap kecamatan / kelurahan2. Peningkatan kegiatan sosialisasi penanggulangan kebakaran dan bencana umum lainnya3. Pengembangan pola kemitraan dalam upaya penanggulangan kebakaran dan bencana umum
perkotaan lainnya
17 Mei 2006 146
Simpulan dan Rekomendasi :Simpulan (5/5)
11. Program untuk peningkatan kelembagaan, diusulkan sebagai berikut :1. Penerapan metodologi pelaksanaan manajemen yang didukung oleh penerapan sistem
informasi manajemen dan metoda baru yang lebih akseptabel dan akuntabel.2. Meningkatkan ketahanan lembaga (Dinas Pemadam Kebakaran) melalui penerapan dan
pengembangan nilai-nilai dasar yang telah tertanam kokoh3. Melakukan evaluasi organisasi dan kinerja-nya secara konsisten dan berkesinambungan4. Pengembangan sistem mutahir untuk inventarisasi dan pengelolaan aset
12. Rencana rinci (detailed plan) untuk pengelolaan prasarana dan sarana operasional termasuk pemeliharaan dan perawatannya, meliputi program-program sebagai berikut :1. Pemenuhan kebutuhan mobil pompa kebakaran sesuai perkembangan hingga tahun 20252. Pemenuhan kebutuhan mobil dan peralatan lainnya sesuai kebutuhan/ perkembangan hingga
20253. Pemenuhan kebutuhan akan bahan pemadam bukan air untuk upaya penanggulangan
kebakaran sesuai perkembangan / kebutuhan hingga 20254. Pemenuhan kebutuhan akan pos pemadam kebakaran hingga 20255. Pemenuhan kebutuhan akan hidran kota hingga 2025 yang memenuhi persyaratan.
13. Dalam Master Plan ini diusulkan antisipasi bentuk struktur organisasi(organigram) Dinas Pemadam Kebakaran tahun-tahun ke depan hingga 2025 dalam rangka pencapaian kinerja
17 Mei 2006 147
Simpulan dan Rekomendasi :Rekomendasi
1. Diperlukan dukungan perangkat hukum berupa Keputusan atau Instruksi Gubernur terutama yang menyangkut koordinasi, kesepakatan atau perjanjian antara Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pemadam Kebakaran dengan institusi-institusi atau pihak-pihak terkait.
2. Diperlukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan masyarakat luas agar diketahui, dipahami dan disadari akan pentingnya upaya pencegahan, pemadaman dan penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dan bencana lain.
3. Di masa masa yang akan datang diusulkan adanya Dewan Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Board) dalam jajaran pengambil keputusan di pemerintahan DKI Jakarta.
4. Master Plan ini dapat digunakan pula sebagai referensi dalam mengantisipasi diterbitkannya Undang Undang (U.U) Kebencanaan, U.U Standarisasi serta dukungan terhadap U.U Perlidungan Konsumen.
5. Master Plan ini perlu dievaluasi secara periodik.6. Selambat-lambatnya dalam 5 tahun ke depan perlu dilakukan penyempurnaan
menyeluruh dengan menerapkan sistem pemetaan berbasis komputer seperti Geographical Information System (GIS).
PROPINSI DKI JAKARTADINAS PEMADAM KEBAKARAN
TerimaKasih
top related