mata kuliah sistem informasi manajemen (sim)...
Post on 23-Feb-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UJIAN TENGAH TRIWULAN (TAKE HOME EXAM)
Waktu Pengumpulan : 12 Juli 2011
MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(SIM)
DOSEN :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (CS)
Oleh :
NAMA : ARDE LINDUNG PAMBUDI
NIM : P056100092.35E
ANGKATAN : E 35
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI i
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………………………………………………………………… i
Daftar Gambar ………………………………………………………….. ii
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………. 1
2 Tinjauan Pustaka
2.1 Perbedaan E-Business dengan E-Commerce………………………. 2
2.2 Pengertian E-Commerce ………………………………………… 2
2.3 Pengertian E-Business …………………………………………….. 3
2.4 Ruang Lingkup E-Business ………………………………………… 5
2.5 Electronic Business System …………………………..…………... 7
2.6 Definisi Integrasi Aplikasi Enterprise ………………………………. 10
3 Pembahasan
3.1 Sejarah Singkat PT. Anugerah Argon Medika ………………….. 11
3.2 Implementasi Teknologi Informasi (TI) pada PT. Anugerah Argon
Medika....................................................................................... 12
4 Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan dan Saran………………………………………………… 17
Daftar Pustaka ............................................................................................ 18
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. E-Commerce ……………….………………………………………… 3
Gambar 2. E-Business ………………………...…….……………………………. 5
Gambar 3. Proses Pengembangan Produk dengan cross-functional
system. …………………………………………………………………. 8
Gambar 4. Enterprise Application Architecture …………………………………. 8
Gambar 5. Logo PT. Anugerah Argon Medika (AAM) ……................................ 11
Gambar 6. Contoh Sistem ERP …………………............................................ 13
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 1
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sebuah
perubahan tradisi dari kultur masyarakat sehari-hari, dengan terciptanya sebuah
keterbukaan dan transparansi di berbagai bidang, yang terutama di bidang
Teknologi Informasi (IT). Informasi yang cepat dan akurat merupakan bentuk
informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk didalamnya dunia
bisnis.
Berkembangnya penggunaan Internet dan teknologi World Wide Web,
menyebabkan munculnya penggunaan internet mengalami perkembangan yang
luar biasa di bidang bisnis terutama pada perusahaan skala besar maupun kecil.
Sejak berkembangnya teknologi internet tersebut pada tahun 1990-an
penggunaannya meluas karena dipandang memberikan manfaat yang sangat
besar bagi kelancaran proses-proses bisnis.
Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat
yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang
mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu
mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis
implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan
produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce)
dan electronic business (e-business) untuk memasarkan berbagai macam
produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital serta memaksimalkan
kepentingan-kepentingan perusahaan yang bersifat jangka panjang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian
Tengah Triwulan (UTT) Take Home mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
(SIM) yang mengambil topik Penerapan E-Business di Indonesia.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perbedaan Antara E-Business dengan E-Commerce
Kedua istilah e-commerce dan e-business apabila tidak dipahami terlebih
dahulu akan membuat pembahasan tentang e-commerce itu sendiri menjadi
berputar-putar dan tidak sistematis. Hal ini disebabkan karena kebingungan
menentukan istilah yang paling cocok untuk mewakili konsep perdagangan
dengan sarana elektronik.
Perbedaan yang mendasar antara e-commerce dan e-business adalah
bahwa tujuan e-commerce memang benar-benar money oriented (berorientasi
pada perolehan uang), sedangkan e-business berorientasi pada kepentingan
jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan
terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan
masalah sosial lainnya.
Selain perbedaan seperti yang telah disebutkan e-commerce dan e-
business juga memiliki kesamaan tujuan utama yaitu memajukan perusahaan
menjadi perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya. e-commerce dan e-
business merupakan terobosan yang dapat mendongkrak penjualan melalui
online marketing (pemasaran online) dan sebagai sarana mempromosikan
produk melalui media Internet (Turban, 2002).
2.2 Pengertian E-Commerce
E-commerce merupakan kepanjangan dari Electronic Commerce yang
berarti perdagangan yang dilakukan secara elektronik. Seperti halnya e-mail
(Electronic Mail) yang artinya sudah diketahui yaitu pengiriman surat secara
elektronik. Dalam buku Introduction to Information Technology, e-commerce
berarti perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan,
transfer, atau pertukaran produk, layanan, atau informasi melalui jaringan
computer, termasuk Internet (Turban, 2002).
Apabila dipilah e-commerce terdiri dari huruf ‘e’ yang berarti elektronik
dan commerce yang berarti perdagangan. Pada perdagangan konvensional
dikenal adanya penjual dan pembeli, lalu perdagangan sesungguhnya ada
barang atau jasa yang dijual dan tentu ada pembelinya. Kata ‘perdagangan’ itu
sendiri berdiri dengan arti sekedar tawar menawar antara penjual dan pembeli,
lalu apabila keduanya sepakat maka barulah dilakukan transaksi. Perdagangan
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 3
yang seperti ini terjadi hanya ‘sesaat’ dan tidak ada relasi yang berarti antara
penjual dan pembeli, dalam hal ini perdagangan hanyalah sekedar kegiatan
menjual dan membeli.
Gambar 1. E-Commerce
2.3 Pengertian E-Business
Banyak orang berpikir bahwa dalam kegiatan bisnis, kegiatan yang akan
dilakukan adalah kegiatan yang merupakan transaksi dan berisi tentang
penjualan dan pembelian barang, padahal kegiatan yang akan dilakukan belum
tentu seperti yang orang pikirkan. Kegiatan berbisnis bukan hanya kegiatan demi
mencari keuntungan berupa uang tetapi juga keuntungan yang bersifat abstrak
seperti reputasi, kemitraan, dan kepercayaan dalam bertransaksi.
E-Business merupakan suatu implementasi pertukaran barang dan jasa
melalui medium elektronis. Dengan e-business, suatu perusahaan dapat
menurunkan total biaya pengeluaran operasional tetap. Lebih jauh, banyak
potensi sumber pendapatan baru ditawarkan oleh konsep e-business. Hal lain
yang membuat e-business menjadi primadona dalam kerangka bisnis modern
adalah adanya berbagai data statistik yang menunjukkan kian tingginya nilai
bisnis yang terjadi di dunia maya, yang perlahan-lahan tumbuh menyaingi apa
yang terjadi dalam dunia nyata.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 4
Fenomena e-business tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang
mewarnai aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep
baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai
paradigma bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-
perusahaan di era informasi dan di masa-masa akan datang.
Seperti halnya ada pepatah yang mengatakan “banyak jalan menuju
Roma”, e-business merupakan salah satu jalan yang dimaksud untuk menuju
kepada “the creation of wealth” bagi sebuah perusahaan. Dengan kata lain,
cakupan e-business dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masing-
masing orang melihat definisi kata ‘bisnis’ itu sendiri.
Menurut Elia Laemba (2008), e-business dapat didefinisikan secara luas
sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem yang terotomasi
dengan tujuan agar teknologi informasi (elektronik dan digital) berfungsi sebagai
medium tercapainya proses dan sistem bisnis (pertukaran barang dan jasa) yang
lebih baik dibandingkan dengan cara-cara konvensional. Penggunaan sistem e-
business itu sendiri merupakan akibat dari adanya perubahan paradigma “from
old economy to digital economy” dimana terdapat beberapa alasan yang
mendasari perubahan paradigma tersebut, antara lain: data dan informasi dapat
dengan mudah diterima/disebar sehingga memudahkan proses bisnis, biaya
yang murah serta kemudahan dalam melakukan duplikasi, serta mudah dalam
melakukan proses restrukturisasi.
E-business memiliki karakteristik tujuan yang sama dengan bisnis secara
konvensional, hanya saja e-business memiliki scope yang berbeda. Bisnis
mengandalkan pertemuan antar pebisnis seperti halnya rapat ditempat khusus,
atau sekedar untuk berkenalan dengan partner bisnis, sedangkan e-business
mengandalkan media Internet sebagai sarana untuk memperoleh tujuannya.
Menurut Turban, e-business atau bisnis elektronik merujuk pada definisi e-
commerce yang lebih luas, tidak hanya pembelian dan penjualan barang serta
jasa, tetapi juga pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-
learning, dan transaksi elektronik dalam perusahaan (Turban, 2002).
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 5
Gambar 2. E-Business
2.4 Ruang Lingkup E-Business
Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-Business, cara
yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan dimensi 4W, yaitu:
1. What
Berbeda dengan e-commerce yang hanya menfokuskan diri pada
aktivitas atau mekanisme tranksaksi yang dilakukan secara
elektronik/digital, wilayah e-business mencakup kolaborasi antara
organisasi dan mitranya, interaksi antara organisasi dan pelanggannya,
pertukaran informasi antara organisasi dengan para stakeholder, dan lain
sebagainya. Adanya internet telah memungkinkan perusahaan untuk
menjalin komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan berjuta-
juta bahkan bermilyar-milyar entity (pelanggan, mitra,
pesaing,pemerintah) yang ada di dunia maya, karena sifat komunikasi
tersebut merupakan bagian dari sebuah sistem bisnis, maka dapat
dimengerti luasnya pengertian dari e-business.
2. Who
Siapa saja yang terlibat di dalam e-business? Semua pihak atau entiti
yang melakukan interaksi dalam sebuah sistem bisnis atau serangkaian
proses bisnis merupakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang
lingkup e-business. Paling tidak ada tujuh klasifikasi entiti yang kerap
dipergunakan dalam mengilustrasikan e-business masing-masing: Agent,
Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 6
3. Where
Hampir semua orang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan
bisnis dapat dilakukan dalam e-business. Jawabannya sangat singkat
dan mudah, yaitu dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan
memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses (acces channel).
Berbeda dengan bisnis konvensional dimana tranksaksi biasa dilakukan
secara fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka dalam e-
business, interaksi dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses.
4. Why
Pertanyaan terakhir yang sering dipertanyakan para pelaku bisnis
tradisional adalah mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat
untuk mengimplementasikan e-business sesegera mungkin sebagai
model bisnis di masa mendatang. Penerapan konsep e-business secara
efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya
komponen biaya tinggi yang dapat dihemat, tetapi justru memberi
kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
mengimpelementasikan e-business, perusahaan dapat melihat berbagai
peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum ditawarkan kepada
masyarakat. Di samping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang
melakukan transformasi bisnis setelah melihat besarnya peluang bisnis
baru di dalam menerapkan konsep e-business. Yang tidak kalah
menariknya adalah bahwa dengan menerapkan konsep jejaring
(networking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat
dengan mudah bekerjasama dengan perusahaan raksasa untuk
menawarkan berbagai produk barang/jasa. Dan tidak jarang pula sebuah
perusahaan berskala kecil, pendapatannya melebihi perusahaan
menengah dan besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan
e-business.
Perdagangan melalui jaringan elektronik dapat didefinisikan secara
sangat sempit, hanya mencakup transaksi bisnis yang berhubungan dengan
pelanggan dan pemasok serta digambarkan dalam hal penggunaan internet,
seolah-olah tidak ada alternatif lain.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 7
Dalam pandangan yang lebih luas, perdagangan melalui jaringan elektronik
didefinisikan sebagai penggunaan komputer untuk memudahkan semua operasi
perusahaan. Banyak operasi tersebut bersifat internal – mereka dilakukan di
dalam perusahaan oleh area bisnis keuangan, sumber daya manusia, jasa
informasi, manufaktur, dan pemasaran. Beberapa operasi lain mencakup
hubungan perusahaan dengan seluruh delapan elemen lingkungan, antara lain:
(1) Pelanggan; (2) Pemasok; (3) Pemegang saham dan pemilik; (4) Serikat
buruh; (5) Pemerintah; (6) Masyarakat keuangan; (7) Masyarakat global; (8)
Pesaing, (McLeod, 2001).
2.5 Electronic Business Systems
Saat ini telah banyak perusahaan menggunakan teknologi informasi
untuk mengembangkan sistem terpadu lintas fungsional perusahaan (Cross
Functional Enterprise Systems) yang melintasi batas-batas fungsi bisnis
tradisional dan meningkatkan proses-proses bisnis penting di seluruh
perusahaan. Hal ini dilakukan karena perusahaan menganggap bahwa Cross
Functional Enterprise Systems merupakan salah satu strategi bagi perusahaan
untuk dapat menggunakan Teknologi Informasi (IT) untuk menyebarkan sumber-
sumber informasi serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis,
antara lain dalam mengembangkan strategi hubungan dengan konsumen,
pemasok serta mitra usaha.
Di bawah ini dapat kita lihat proses pengembangan produk baru dalam
perusahaan manufaktur yang merupakan contoh proses bisnis yang harus
didukung oleh cross-functional systems yang melintasi batas-batas fungsi
tradisional dari beberapa fungsi bisnis.
Sistem Bisnis Enterprise adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusaahan seperti perusahaan di bidang manufaktur maupun jasa yang
berperan untuk mengintegrasikan dan mengotomatisasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
yang bersangkutan. Ini berarti bahwa sistem ini nantinya akan membantu
mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 8
Gambar 3. Proses Pengembangan Produk dengan cross-functional systems
Sebagai langkah pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
mengimplementasikan sistem ini adalah mengganti seluruh sistem lama yang
telah digunakan bertahun-tahun dengan aplikasi sistem terpadu lintas fungsional
untuk clent/server. Langkah ini biasanya melibatkan instalasi/pemasangan
software (perangkat lunak) seperti enterprise resource planning, supply chain
management serta customer relationship management yang bias diperoleh dari
SAP America, Oracle dsb. (O’Brien, 2010).
Gambar 4. Enterprise Application Architecture
Menurut O’Brien (2010) Enterprise Application Architecture
menggambarkan hubungan timbal balik dari aplikasi utama lintas fungsional
perusahaan. Arsitektur ini menyediakan kerangka konseptual untuk membantu
menggambarkan dasar masing-masing komponen dan proses dari aplikasi
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 9
utama e-business serta hubungan timbal balik satu sama lain. Penjabaran tiap-
tiap aplikasi komponen utama dari arsitektur tersebut adalah sbb:
1. Customer Relationship Management (CRM),
Fokus pada proses untuk mendapatkan dan mempertahankan
keuntungan dari konsumen melalui proses pemasaran, penjualan dan
jasa.
Keunggulan yang dimiliki CRM antara lain: dapat mengidentifikasi
sekaligus mencari target konsumen terbaik, memiliki waktu nyata dalam
menyesuaikan produk dan jasa sesuai yang diinginkan konsumen,
melacak ketika ada pelanggan yang menghubungi perusahaan,
memberikan pengalaman kepada pelanggan yang konsisten melalui
layanan serta dukungan yang unggul.
2. Enterprise Resource Planning (ERP),
Fokus dalam mengefisienkan proses-proses internal perusahaan seperti
proses produksi, distribusi dan proses keuangan perusahaan.
Keunggulan yang dimiliki ERP antara lain: kualitas dan efisiensi, dapat
mengurangi biaya-biaya, dapat mendukung dalam pengambilan
keputusan, dan meningkatkan tingkat mobilitas perusahaan.
3. Supply Chain Management (SCM),
Fokus dalam pengembangan proses pembelian dan penyediaan sumber
bahan baku yang paling efektif dan efisien untuk mendapatkan barang
dan jasa dari pemasok.
Keunggulan yang dimiliki SCM antara lain: efektif dalam distribusi barang
kepada mitra usaha, meningkatkan nilai tujuan terkait dengan
memuaskan kebutuhan pelanggan melalui waktu pelayanan yang cepat
dan tingkat harga yang rendah, meningkatkan koordinasi produsen
dengan proses bisnis antar perusahaan, serta lebih responsif dan
bertanggung jawab kepada konsumen.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 10
2.6 Definisi Integrasi Aplikasi Enterprise
Integrasi Aplikasi Enterprise adalah perangkat lunak (software) yang
menggunakan prinsip-prinsip arsitektur sistem komputer untuk satu set komputer
aplikasi dalam suatu perusahaan.
Keuntungan :
1. Mengakses sistem informasi secara real time;
2. Meningkatkan organisasi dan proses bisnis yang mendukung;
3. Memudahkan pengembangan kegiatan perusahaan.
Kekurangan :
4. Biaya pembangunan terlalu tinggi, terutama untuk usaha kecil dan
menengah (UKM);
5. EAI dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama dan banyak
sumber daya;
6. Memerlukan banyak tenaga professional.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 11
3. PEMBAHASAN STUDI KASUS
3.1 Sejarah Singkat PT. Anugerah Argon Medika
Gambar 5. Logo PT. Anugerah Argon Medika (AAM)
PT. Anugerah Argon Medika (AAM), perusahaan raksasa distribusii
nasional yang memiliki spesialisasi di produk farmasi etikal, awalnya merupakan
bagian dari PT. Dexa Medica yang kemudian memisahkan diri pada tahun 1980
terkait dengan dikeluarkannya peraturan baru pada tahun tersebut dari Menteri
Kesehatan yang menyatakan bahwa distribusi atau operasi grosir dari
perusahaan farmasi harus dilakukan oleh badan hukum yang terpisah. Ini
merupakan awal berdirinya PT. Anugerah Argon Medika (AAM). Peraturan
Pemerintah yang baru ini menciptakan kesempatan bagi AAM untuk
mendistribusikan produk tidak hanya bagi Dexa Medica, tetapi juga pelaku usaha
lainnya lebih banyak lagi baik perusahaan lokal maupun asing.
Mulai pada tahun 1980, AAM mereposisi bisnis dari usaha perdagangan
untuk menjadi distributor produk farmasi fisik dengan cakupan nasional di tahun
1996. Mengantisipasi dinamika pasar farmasi, pada tahun 2001 hingga 2003,
AAM mengembangkan sistem distribusi terpadu dan teknologi informasi yang
canggih.
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan infrastruktur di Indonesia, AAM
telah berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kepada pelanggan. Setiap
cabang sudah terkomputerisasi dan terhubung dengan kantor pusat melalui
sistem operasi modem yang memungkinkan perusahaan untuk menyediakan
sistem informasi yang komprehensif untuk penggunaan yang berbeda baik dari
stakeholder internal dan eksternal. Cakupan AAM sepenuhnya sejalan dengan
prinsip untuk memanfaatkan barang sedekat mungkin ke outlet. Cakupan
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 12
intensif: ini dilakukan melalui 33 gudang ritel, 5 kantor penjualan, 4 kantor
perwakilan, dan 2 pusat distribusi. Bersama dengan komitmen utama, AAM yakin
bahwa jaringan distribusi yang ada akan menjawab kebutuhan riil distribusi
farmasi dan perusahaan kesehatan perawatan terkait untuk pasar Indonesia.
Kemajuan inilah yang terus-menerus ditunjukkan dengan komitmen AAM dalam
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan dan mitra bisnisnya. AAM
berkomitmen untuk melakukan implementasi Total Quality Management, ini
terbukti dengan diperolehnya sertifikasi standar di tahun 2008, seperti: ISO
9001:2008 & Standar GDP, sesuai dengan seri Teknis WHO No. 937, tahun
2006.
3.2 Implementasi Teknologi Informasi (TI) pada PT. Anugerah Argon Medika
Pemanfaatan TI di AAM sudah dimulai sejak tahun 1993, tapi kala itu
masih sebatas otomasi. Program yang digunakan juga sangat sederhana, yaitu
dBase dan Clipper. Sementara antar bagian dalam organisasi belum terintegrasi
satu sama lain.
Seiring reposisi perusahaan, pada tahun 1996 AAM mengubah visi dari
perusahaan trading menjadi perusahaan distribusi, parameter yang digunakan
dalam proses bisnis pun berubah, terutama berkaitan dengan persediaan barang
(stok) dan pelaporan ke principal. Hasilnya, pertumbuhan usaha naik sebesar
30%-40% di atas rata-rata industri. Dari situlah AAM merasa penting
mengimplementasi sistem TI yang lebih memadai untuk menunjang proses
bisnis.
Maka, pada tahun 1999 muncul gagasan investasi TI dengan
mengimplementasi ERP (Enterprise Resource Planning). Investasi di TI ini
dilakukan dengan pertimbangan yang cukup matang karena telah dilakukan
kajian visi perusahaan dan visi TI perusahaan. Manajemen AAM meyakini bahwa
TI bakal berperan penting dimana banyak persoalan terkait dengan sistem
informasi, data, standardisasi, prosedur, serta integrasi antara kantor pusat dan
sales point yang akan terbantu dengan keberadaan TI. Apalagi, bisnis distribusi
berada di posisi intermedier, pelaku usaha dan pelanggan sering memerlukan
informasi yang cepat, akurat dan user friendly. Itu semua hanya dapat dilakukan
dengan dukungan TI.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 13
Berdasarkan hasil assessment dan pertimbangan biaya, akhirnya
diputuskan memilih Oracle Application 11i. Hal ini dakarenakan memiliki tingkat
kesesuaian yang paling mendekati dengan kebutuhan perusahaan.
AAM langsung mencoba menggunakan model big bang dengan aplikasi-
aplikasi yang terintegrasi secara penuh. Artinya, TI diterapkan di semua aktivitas
dan bagian perusahaan, baik di bagian front office maupun bagian back office.
Pemilihan model big bang ini dikarenakan pihak manajemen tidak ingin
tanggung-tanggung dan berkomitmen besar untuk mengimplementasi ERP yang
terbaik. Selain itu, dalam kajian AAM, tingkat resistensi terhadap perubahan
tergolong rendah, sehingga tidak mengkhawatirkan bila semua modul langsung
diimplementasikan secara bersamaan.
Gambar 6. Contoh Sistem ERP
Secara lebih detail, implementasi TI di AAM dibagi dalam tiga fase.
Pertama, membangun fondasi di tahun 2000, yaitu dengan implementasi ERP
dan supply chain. Fase ini merupakan fase perubahan, standardisasi dan
konsolidasi. Kedua, fase utilisasi. Dengan dasar ERP, dibangun aplikasi strategis
penunjang bisnis perusahaan, seperti business intelligence, performance
management, security system, B2B serta beberapa aplikasi lain. Fase kedua ini
secara paralel berjalan sejak tahun 2002. Ketiga, fase integrasi dengan
pelanggan dan pelaku usaha lainnya. Yakni, menggunakan aplikasi customer
relationship management yang akan dibangun dengan sistem terintegrasi dan
advanced. Banyak inisiatif yang dilakukan dalam fase ini, salah satunya adalah
penerapan mobile sales application. Dalam perkembangannya salesman AAM
dapat mengentri data melalui PDA.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 14
Manfaat dari implementasi TI ini setidaknya dirasakan oleh tiga lapisan,
yaitu lapis operasional, lapis manajer dan lapis top management. Di tingkat
operasional, manfaat yang sangat terasa adalah dalam pelaporan. Dengan
menggunakan ERP, laporan dapat dibuat melalui e-mail dengan sistem alert,
sehingga perkembangan penjualan perusahaan dapat dipantau secara real time.
Selain itu, tidak ada lagi pekerjaan pengulangan dan pekerjaan dapat dilakukan
lebih cepat.
Bila dikaji lebih jauh lagi, ada sejumlah departemen yang mendapat
manfaat langsung dari investasi TI. Bagian keuangan misalnya, kini proses
pencatatan keuangan perusahaan jauh lebih mudah dan cepat, karena otomasi
yang terintegrasi telah dilakukan untuk manajemen piutang, utang, general
ledger dan manajemen arus kas. Hal ini dimungkinkan karena AAM telah
menggunakan software Oracle 11i dalam pengelolaan account receivable,
account payable, general ledger dan manajemen arus kas.
Bagian pemasaran juga memperoleh berkah dari software tersebut, yang
memberikan fasilitas manajemen order, advanced pricing dan e-store. Dengan
adanya fasilitas ini memudahkan manajemen penjualan dan penentuan harga
(diskon), serta memungkinkan dilakukannya order (pemesanan) via internet.
Yang paling signifikan, manfaat di bidang logistik, sebab barang persediaan
menjadi lebih efisien dan terhindar dari penumpukan. Kemudian, pembelian dan
persediaan menjadi lebih tanggap terhadap klien, perencanaan rantai pasokan
lebih lancar karena segalanya termonitor secara online dan real time. Bahkan
kini, dimungkinkan untuk melakukan forecasting terhadap tingkat permintaan dan
jumlah pasokan ke depan.
AAM merasakan bahwa salah satu yang membuat bisnisnya terus
tumbuh di atas rata-rata industri berkat dukungan TI. Kepemilikan sistem TI yang
memadai juga menjadi marketing tool yang amat menentukan ketika menarik
klien baru. Dengan kapabilitas TI, telah membuat pelaku usaha baru tertarik
untuk menjalin kerjasama bisnis.
Investasi AAM di TI tampaknya serius, hanya saja pilihan pada sistem big
bang perlu dicermati lebih dalem lagi. Hal ini dikarenakan sistem ini membuat
arah investasi menjadi lebih terintegrasi dalam satu platform. Namun, selain
membutuhkan investasi awal yang besar, dengan pola tersebut sering tidak
memberikan hasil efektif, hal ini disebabkan platform yang didesain sejak awal
sering dalam perkembangannya membutuhkan penyesuaian. Dengan demikian,
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 15
big bang rawan pemborosan dari segi biaya. Yang menjadi kekhawatiran adalah
bila kebutuhan perusahaan ke depan belum tentu lebih besar ketimbang proyek
yang telah didesain. Tentu utilisasi menjadi rendah, karena ada kapasitas yang
tidak terpakai. Seperti AAM pada saat ini, AAM berani mengimplementasikan
fitur tertentu yang jarang diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan lain,
yaitu advanced planning scheduling. AAM adalah perusahaan pertama di Asia
Pasifik yang mengimplementasi software jenis ini untuk kepentingan manajemen
demand.
Jika dilihat dari besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk belanja
kebutuhan TI, sebenarnya investasi AAM tidak terlalu royal, hanya 1% dari total
revenue. AAM bisa menekan anggaran karena terlalu banyak melakukan
pengembangan sendiri melalui divisi TI. Konsultan hanya digunakan untuk
proyek besar yang kompetensi teknisnya tidak dimiliki oleh AAM. Divisi TI AAM
meliputi 30 karyawan, dengan dipimpin oleh seorang kepala divisi setingkat
manajer.
Langkah yang dilakukan oleh AAM dengan berinvestasi di bidang TI
tepat, Investasi TI akan memberi hasil yang signifikan jika dilakukan pada hal-hal
yang berhubungan dengan biaya transaksi dan biaya interaksi. Salah satu
contohnya adalah industri distribusi. Bagi perusahaan distribusi hal yang paling
utama yang harus dikelola adalah data. Salah sedikit saja dalam pengelolaan
data akan beresiko memberikan kerugian yang sangat besar. Karena itu,
dibutuhkan investasi TI, khususnya yang berhubungan dengan manajemen data
atau proses di back office.
Selain itu, prinsipal dari AAM kebanyakan adalah perusahaan
multinasional sehingga investasi TI berperan cukup penting dalam hubungan
dengan prinsipal. Prinsipal asing biasanya memiliki demand terhadap informasi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan prinsipal lokal.
Pengembangan kompetensi pasar dilakukan pada tahun 2005,
pengembangan pengetahuan organisasi pada tahun 2006, pengembangan
supply chain dan Total Quality Management pada tahun 2008, serta peningkatan
kompetensi di Customer Relationship Management pada tahun 2009. Selain itu,
pada tahun 1993, peraturan pemerintah yang lain memperbolehkan perusahaan
distribusi untuk mengimpor dan mendaftar produk jadi sebagai mitra lokal dari
setiap perusahaan asing. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi era globalisasi,
AAM menyadari pentingnya meningkatkan kemampuan dan keberadaan sebagai
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 16
salah satu perusahaan distribusi terkemuka di Indonesia melalui investasi dan
pengembangan di bidang teknologi informasi (Majalah Swa, 2003).
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 17
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Yang paling penting bagi AAM, pembenahan harus dilakukan terhadap
bagian back office sampai level tertentu, baru kemudian dilanjutkan dengan
pembenahan di bagian front office. Tanpa pembenahan di bagian front office,
hasilnya tidak akan signifikan karena back office itu tidak bisa menghasilkan
uang.
Sebaiknya pembenahan di kedua bagian back office dan front office tidak
dilakukan secara bersamaan. Hal ini dikarenakan pada waktu tertentu nantinya
akan terjadi penurunan produktivitas, karena semua orang di organisasi itu akan
tersedot energinya untuk memikirkan masalah TI. Seharusnya perhatian lebih
dititikberatkan pada bagian front office sedangkan bagian back office cukup
sampai level tertentu saja.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 18
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. Sistem Bisnis Elektronik.
http://gozarago.blogspot.com/2010/05/sistem-bisnis-elektronik.html
diakses tanggal 11 Juli 2011.
Elia Laemba. 2008. Pengertian E-Business.
http://elia-laemba.blogspot.com/2008/09/pengertian-e-bisnis.html
diakses tanggal 8 Juli 2011.
Luciana Spica Almilia, Lidia Robahi, 2009, Penerapan E-Commerce Sebagai
Upaya
Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan.
McLeod, Raymond, Jr., George Schell. 2001. Management Information System.
2001. Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 07458.
M. Fiki Pratama. 2010. Ruang Lingkup E-Business.
http://fikimicky.blogspot.com/2010/11/ruang-lingkup-e-business.html
diakses tanggal 8 Juli 2011
O’Brien, James A., George M. Marakas. 2009. Management Information System.
2009. Ninth Edition. The McGraw-Hill/Irwin Companies, Inc., New York,
10020.
PT. Anugerah Argon Medika http://www.anugrah-argon.com/ diakses tanggal
10 Juli 2011.
Sudarmadi, Taufik Hidayat. 2003. Anugerah Argon Medika:Pilih Sistem Big Bang.
2003. Majalah SWA edisi 02/XI/X 23 Januari-5 Februari 2003.
PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA SIM UTT TAKE HOME
ARDE LINDUNG PAMBUDI 19
Turban, Efraim, David King, Jae Lee, Merrill Warketin and H. Michael Chung.
2002.
Electronic Commerce A Managerial Perspective. Pearson Education, Inc.,
New Jersey, 07458.
http://blog.trisakti.ac.id/ diakses tanggal 11 Juli 2011.
http://www.kaskus.us/ diakses tanggal 11 Juli 2011.
top related