matei dari bu mufida
Post on 08-Dec-2014
3.238 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN RESPONSIF GENDER
OlehMufidah ChPOKJA PUG Bidang Pendidikan Jatim
Kediri , 30 Desember 2008
Ahli pendidikan: Lesley Parker dan
Leonie J. Rennie (2002)Melakukan studi yang sangat intensif dan menemukan bahwa masalah penguasaan bahan studi ternyata terkait dengan banyak faktor yang bermuara pada bias gender dalam penyelenggaraan pendidikan. Bias gender tersebut merupakan produk dari proses sosialisasi sosial budaya yang selama ini terjadi.
Pengertian Pembelajaran responsif Gender
Pembelajaran yang mengakui dan mempertimbangkan perbedaan kebutuhan, minat, pengalaman, dan cara belajar murid perempuan dan laki-laki yang disebabkan oleh konstruksi gender pada lingkungannya.
Tujuan Pembelajaran responsif Gender
Agar perbedaan konstruksi gender laki-laki dan perempuan sama-sama diakui dan dihargai, serta akomodatif pada keduanya untuk menciptakan kesetaraan gender,yakni: Keduanya memperoleh akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang sama dalam belajar.
Untuk mencapai keadilan gender: murid laki-laki dan perempuan mendapatkan hak-hak dalam belajar secara adil, agar keduanya dapat belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
DISKUSI KELOMPOK
Secara berkelompok peserta mengidentifikasi masalah pembelajaran murid laki-laki dan murid perempuan, dan faktor-faktor penyebabnya.
Lembar KerjaNO Identifikasi masalah
pembelajaran murid lk-prFaktor penyebab
PRESENTASI
Mengapa Pembelajaran responsif Gender Penting?
1. Sharing pengalaman yang berbeda.
2. Masih ada marjinalisasi pada salah satu jenis kelamin
3. Penerapan PAKEM4. Mengatasi
ketertinggalan5. Pilihan peran beragam
KOMPONEN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
• Konstruktivisme (Constructivisme)
• Bertanya (Questioning)
• Refleksi (Reflection)
• Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
• Inkuiri (Inquiry)
• Pemodelan (Modelling)
• Masyarakat Belajar (Learning Community)
Prinsip-Prinsip menuju Pembelajaran responsif Gender • Kemampuan
belajar peserta didik tidak ditentukan oleh jenis kelamin
• Belajar secara konstruktif.
Lanjutan:
• Penghargai pengetahuan dan pengalaman berbeda.
• Metode pembelajaran beragam, agar belajar siswa kompetitif dan kooperatif.
• Mengkaitkan pembelajaran dengan pengalaman hidup agar efektif.
• Pengajar memilki sensitifitas gender.
STRATEGI PEMBELAJARAN
• Problem solving
• Discovery-inquiry learning
• Contextual teaching-learning
• Cooperative & competitive learning
• Individualize learning
Manajemen KelasBerbasis Kesetaraan Gender
• Mempertimbangkan adanya perbedaan gender & pengaruhnya dalam manajemen kelas
• Menumbuhkan sikap ”mampu melakukan” tugas-tugas yang sama bagi siswa laki-laki & perempuan
• Mendorong partisipasi siswa laki-laki & perempuan dalam porsi yang sama termasuk dalam kepemimpinan & kerja kelompok
• Membantu siswa perempuan atau laki-laki (mana yg tertinggal) untuk menguatkan diri mereka.
Lanjutan
Guru perempuan dan laki-laki perlu memberi contoh penghargaan diri yang sehat dan perlu menghargai murid laki-laki dan perempuan serta rekan sejawat yang berbeda jenis kelaminnya.
Lanjutan• Case studi: Studi kasus akan mendorong anak-anak
untuk membentuk tiem yang tangguh untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dapat dilakukan pengelompokan heterogin atau berdasarkan jenis kelamin.
• Power of two: anak laki-laki dan anak perempuan dipasangkan untuk memecahkan masalah (perhatian kepantasan budaya dan norma agama). Digunakan untuk memaksimalkan kerjasama perpasangan.
• Buzz group: menyilangkan kelompok yang homogen kepada kelompok yang heterogin (ras, etnis, agama, gender, difabel). Digunakan untuk mengembangkan empati dan toleransi
Lanjutan• ”Pro” and ”con” : bagi kelompok berdasarkan jenis
kelamin. Digunakan untuk melatih kemampuan kompetetif anak perempuan. Dapat juga digunakan pada kelompok mayoritas dan minoritas seperti ras, etnis, agama dan difabel.
• Role Shift: Bertukar peran antar jenis akelamin. Strategi ini dapat menumbuhkan empati dan toleransi terhadap perbedaan.
• Planted Question: digunakan untuk menolong murid perempuan atau murid laki-laki yang kurang berani bertanya karena takut dilecehkan. Buatkan pertanyaan-pertanyaan sebelum kelas dimulai dan latihlah mereka untuk bertanya. Gunakan sebagai startegi affirmatif action yang temporer
MEDIA PEMBELAJARAN
• Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
• Tepat untuk menyampaikan materi pelajaran.
• Praktis dan luwes
• Guru mampu memilih dan trampil memanfaatkan media
• Memiliki mutu yang tinggi
MEDIA PEMBELAJARAN
• Tidak menimbulkan simbol-simbol kekerasan/pelecehan berbasis gender
• Bisa diakses oleh laki-laki dan perempuan
• Pemanfaatan media bisa diakses secara adil dan merata (seimbang)
• Bisa mendorong kelompok yang termarginalkan (disadventage)
EVALUASI PEMBELAJARAN
• Mengacu pada indikator kesetaraan gender.
• Menghindari diskriminasi gender.
• Menggunakan penilaian beragam.
• Memperhatikan perbedaan murid laki-laki dan perempuan yang disebabkan konstruksi sosial yang bias gender.
PERAN KOMITE SEKOLAHdalam Mendukung Pembelajaran
Responsif gender
MENGAPA KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM KOMITE SEKOLAH ITU PENTING?
Agar peningkatan mutu, pemerataan
pendidikan, efisiensi pengelolaan dan
demokratisasi pendidikan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan potensi
perempuan dengan laki-laki secara
seimbang.
Agar fungsi komite sekolah yang meliputi kerjasama, menampung aspirasi, partisipasi masyarakat, penggalangan dana, monev, rekomendasi kebijakan terkait dengan pendidikan dapat berjalan efektif dengan keterlibatan laki-laki dan perempuan secara proporsional.
DISKUSI KELOMPOK
PESERTA MENGIDENTIFIKASI CIRI-CIRI KOMITE SEKOLAH YANG
RESPONSIF GENDER
CIRI-CIRI KOMITE SEKOLAH YANG MEMPERHATIKAN PARTISIPASI RESPONSIF
GENDER DI SEKOLAH
1. Jika komite sekolah memberikan peluang yang sama kepada perempuan & laki-laki dalam kepengurusan
2. Tidak terdapat peran-peran stereotype dalam kepengurusan dan kegiatan komite sekolah.
Lanjutan…
3. Tidak terdapat kelompok marjinal (perempuan) untuk terlibat dalam mendukung pemikiran, finansial, dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
4. Adanya peran aktif secara seimbang (lk-pr) dalam pengambilan keputusan dan fungsi kontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
5. Tersedianya akses informasi kepada anggota masyarakat secara seimbang (lk-pr) mengenai hak dan tanggung jawab mereka sebagai bagian dari satuan pendidikan
Lanjutan…
6. Kinerja pengurus komite sekolah menghindari adanya subordinasi dan marjinalisasi salah satu jenis kelamin.
Lanjutan…
Awal dari Sebuah Perjuangan Perempuan Indonesia untuk
Mendapatkan Pendidikan
PEMBELAJARAN RESPONSIF GENDER
Jatuh bangun aku mengajarmu, namun dirimu tak pernah mengertiKuberikan banyak latihan, namun engkau tetap tak paham Mulanya sungguh diriku tak tahu.
Suatu hari aku menyadari, mungkin diriku tak inovasiKumengajar dengan ceria, hingga kau menjadi bermaknaresponsif gender itu yang berarti.
Reff: Sejak saat itu, di dalam kelasku Selalu kubuat muridku kan maju
Akses slalu sama, partisipan juga Kontrol dan manfaat juga tidak beda.
Percuma saja kau maju, kalau kamu tidak adil Lebih baik yang setara, tuk maju kita bersama.
top related