membandingkan kereaktifan halogen
Post on 21-Jan-2016
109 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
MEMBANDINGKAN KEREAKTIFAN HALOGEN
A. SASARAN PERCOBAAN
Membandingkan Sifat dan Reaksi Unsur Halogen
B. DASAR TEORI
Unsur-unsur halogen VIIA, yaitu fluor, klor, brom dan iod, tidak terdapat bebas di
alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur halogen disebut halogen
(Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal
dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk
membentuk ikatan kovalen.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-
unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1),
kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi
(+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali,
terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk
menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F -
dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.
Kenaikan titik didih dan leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan
fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der waals
yang lebih besar daripada yang mempunyai molekul-molekul yang lebih kecil.(3) Karena
kelektronegatifan halogen relatif lebih besar dibandingkan unsur lain, maka halogen bersifat
menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan mengoksidasi halogen berkurang dari atas
ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur yang berada dibawahnya,
tetapi tidak sebaliknya.
Dengan perkecualian He, Ne dan Ar, semua unsur dalam tabel berkala membentuk
halida. Halida ionik atau kovalen adalah senyawaan umum yang paling penting. Mereka
sering paling mudah dibuat dan digunakan secara meluas bagi sintesis senyawa lain. Dalam
hal suatu unsur mempunyai lebih dari satu valensi, halida seringkali dikenal sebagai
senyawaan tingkat oksidasi. Terdapat juga kimiawi senyawaan halogen organik yang luas dan
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
beragam, senyawaaan fluor, teristimewa dalam hal F menggantikan H secara sempurna yang
memilki sifat-sifat khusus.
a. Sifat Fisis
Beberapa sifat fisis halogen yaitu:
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatine.
Demikian juga jari-jari ion negatifnya. Ion negative terbentuk apabila atom netral
mengikat electron, sehingga jari-jari ion negative lebih besar daripada jari-jari atom
netralnya.
Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodine bertambah besar,
karena ikatan antarmolekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat
dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang lemah.
Wujud fluorin dan klorin pada temperature kamar adalah gas,
bromine berwujud cair dan mudah menguap, sedangkan iodine berwujud padat dan
mudah menyublim.
Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning
hijau. Cairan bromine berwarna merah coklat, dan zat padat iodine berwarna hitam,
sedangkan uap iodine berwarna ungu.
Kelarutan fluorin, klorin, dan bromine dalam air besar atau mudah
larut, sedangkan kelarutan iodine larut dalam air kecil (sukar larut). Iodin mudah larut
dalam KI dan pelarut organic seperti alcohol, eter, kloroform (CHCl3), dan karbon
tetraklorida (CCl4). Warna larutan bromine dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon
tetraklorin (CCl4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan iodine dalam pelarut
kloroform (CHCl4) atau CCl4 adalah ungu.
b. Sifat Kimia
Beberapa sifat kimia unsur-unsur halogen ialah sebagai berikut:
Halogen mudah membentuk ion negative karena atom halogen mempunyai 7 elektron
valensi pada kulit terluarnya ( ns2 np5 ). Atom unsur halogen cenderung akan menarik 1
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
elektron (1e-) dan menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan electron yang
stabil seperti gas mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut unsur yang sangat
elektronegatif.
Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen sangat
kecil sehingga mudah menarik electron. Dari fluorin ke iodine sifat kereaktifan makin
berkurang karena jari-jari atom makin besar.
Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen mudah
mengikat electron karena itu halogen mudah tereduksi.
Harga potensial (Eo reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.
a) F2(g) + 2e 2F- (aq) Eo = +2,87 volt
b) Cl2(g) + 2e 2Cl- (aq) Eo = +1,36 volt
c) Br2(l) + 2e 2Br- (aq) Eo = +1,07 volt
d) I2 (s) + 2e 2I- (aq) Eo = +0,51 volt
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat
oksidator/ pengoksidasi halogen makin berkurang.
c. Reaksi-Reaksi Halogen
Halogen adalah golongan unsur yang sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan
unsur-unsur maupun dengan senyawa-senyawa lain. Berikut ini diberikan beberapa reaksi
halogen.
Kereaktifan unsur-unsur halogen sangat besar, ddikarenakan jari-
jari atom halogen sangat kecil dibandingkan unsur golongan lain,
sehingga mudah menarik elektron. Dalam satu golongan, jari-jari
unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Makin besar
jari-jari atom, makin kurang reakstif, sehingga dari fluor sampai
astatin kereaktifannya berkurang
1. Reaksi Halogen dengan Gas Hidrogen
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Semua halogen (X2) dapat bereaksi dengan gas hydrogen, membentuk hydrogen halide (HX)
Persamaan reaksinya sebagai berikut
H2 + X2 2HX
Contoh:
H2(g) + Cl2(s) 2HCl(g)
H2(g) + I2(s) 2HI(g)
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine
bereaksi dengan lambat.
2. Reaksi dengan logam
Pada reaksi halogen dengan logam terbentuk halide yang berupa senyawa ion.
Halogen bersifat sebagai pengoksidasi (oksidator) dan unsur yang bereaksi dengan halogen
bersifat pereduksi (reduktor). Halogen menelima electron dan logam menjadi ion halide yang
bermuatan negative.
Contoh:
2Na(s) + Br(l) 2NaBr(s)
2Fe(s) + 3Cl2(g) 2FeCl3(l)
Fluorin, klorin dan bromine bereaksi langsung, sedangkan iodine bereaksi langsung tapi
lambat.
3. Reaksi dengan Nonlogam
Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen dengan unsur nonlogam menunjukkan
pola yang sama, yaitu kereaktifannya berkurang dari fluorin sampai iodine. Fluorin bereaksi
langsung dengan semua unsur nonlogam kecuali nitrogen, helium, neon, dan argon. Bahkan
dengan pemanasan fluorin dapat bereaksi dengan intan dan xenon.
C(s) + 2F2(g) CF4(s)
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Fluorin dapat juga bereaksi dengan kaca, kuarsa, dan silica.
SiO2(s) + 2F2(g) SiF4(s) + O2(g)
Klorin dan Bromin tidak dapat bereaksi langsung dengan gas mulia, karbon, nitrogen
dan oksigen. Iodine tidak bias bereaksi dengan unsur-unsur tersebut, tetapi dapat bereaksi
langsung dengan fosfat.
P4(s) + 6I2(s) 4PI3(s)
Berikut table beberapa senyawa halogen dengan unsur-unsur nonlogam. Halogen membentuk
senyawa baru dengan nama halida
4. Reaksi Halogen dengan Air
Semua halogen larut dalam air. Unsur halogen yang dapat mengoksidasi air adalah
fluorin dan klorin (berlangsung lambat). Hal ini disebabkan potensial oksidasi air adalah -
1,23 V, sedangkan fluorin -2,87 V, dan klorin -1,36 V.
5. Reaksi dengan basa
Klorin, bromin, dan iodine dapat bereaksi dengan basa dan hasilnya tergantung pada
temperature saat reaksi berlangsung. Pada temperature 15oC,halogen (X2) bereaksi dengan
basa membentuk campuran halida (X-) dan hipohalit(XO-).
6. Reaksi dengan Hidrokarbon
Pada umumnya halogen bereaksi dengan hidrokarbon. Reaksi tersebut dikenal dengan
halogenisasi. Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen tidak sama, sesuai dengan daya
reduksi halogen yang berkurang dari fluorin ke iodine. Fluorin bereaksi dahsyat, sedangkan
iodine tidak bereaksi. Reaksi klorin dan bromin dapat berlangsung karena pemanasan atau
pengaruh sinar matahari. Reaksi yang biasa terjadi pada hidrokarbon ialah sebagai berikut.
Reaksi subsitusi (penggantian gugus H)
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Contoh
C2H6 + Cl2 C2H5Cl + HCl
· Reaksi adisi (pemecahan ikatan rangkap)
d. Kekuatan Oksidator
Seperti telah diuraukan bahwa daya reduksi halogen dari fluorin ke iodine makin
berkurang. Apabila direaksikan, halogen yang lebih kuat daya reduksinya dapat mengusir
atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.
Dari atas ke bawah daya reduksi halogen berkurang. Halogen yang lebih aktif atau
yang berada di atas dapat mengusir atau mendesak halida yang berada dibawah senyawanya.
Fluorin dapat mendesak klorida, bromide, dan iodide. Klorin dapat mendesak bromide
dan iodide. Bromida dapat mendesak iodide. Reaksi sebaliknya tidak berlangsung.
e. Senyawa Halogen
Halogen terdapat di alam dalam bentuk senyawa, diantaranya senyawa hydrogen
halida dan asam oksi halogen serta bentuk senyawa garam yaitu garam halida.
Senyawa Hidrogen Halida (HX)
Pada temperature kamar, senyawa hydrogen halida berupa gas, tidak berwarna, dan
sangat mudah larut dalam air. Hydrogen halida dalam pelarut air bersifat asam yang disebut
asam halida. Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara hydrogen dengan unsur
halogen maka makin kuat ikatan senyawa tersebut, sehingga kekuatan asam makin lemah.
Karena semakin kuat ikatan senyawa tersebut ,makin sulit melepaskan ion H+. Senyawa HF
mempunyai titiuk didih tertinggi sebab pada senyawa HF terdapat ikatan hydrogen.
hhtp://nurichem.blogspot.com/2009/09/halogen.html
Secara ringkas, sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat pada tabel berikut.
Diatomic halogen molecules
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
halogen molecule structure modeld(X−X) / pm(gas phase)
d(X−X) / pm
(solid phase)
fluorine F2 143 149
chlorine Cl2 199 198
bromine Br2 228 227
iodine I2 266 272
Sifat fisis dan kimia halogen
X2 Fluor (F2)
Klor (Cl2)
Brom (Br2)
Iodium (I2)
1. Molekulnya Diatom
2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat
3. Warna gas/uapKuning muda
Kuning hijau
Coklat merah
Ungu
4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2
5. Warna larutan (terhadap pelarut 4)
Tak berwarna
Tak berwarna
Coklat Ungu
6. Kelarutan oksidator
(makin besar sesuai dengan arah panah)
7. Kereaktifan terhadap gas H2
8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida
X = Cl, Br, IF2 + 2KX ® 2KF X2
X = Br dan ICl2 +
2KX ® 2KCl +
X2
X = IBr2 + KX ® 2KBr +
X2
Tidak dapat
mengusir F, Cl, Br
9. Reaksi dengan logam (M)2 M + nX2 ® 2MXn (n = valensi logam
tertinggi)
10. Dengan basa kuat MOH (dingin)
X2 + 2MOH ® MX + MXO + H2O (auto redoks)
11. Dengan basa kuat (panas)3X2 + 6MOH ® 5MX + MXO3 + 3H2O
(auto redoks)
12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Hubungan antara jari – jari atom, afinitas elektron, dan kereaktifan halogen
UNSUR Fluor Klor Brom Iodium
Catatan :
[X] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr)
n =nomor perioda (2, 3, 4, 5)
® =makin besar sesuai dengan arah panah
9F 17Cl 35Br 53I
1. Konfigurasi elektron
[X] ns2 , np5
2. Massa Atom
3. Jari-jari Atom
4. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron
5. Keelektronegatifan
6. Potensial Reduksi (Eored > 0)
7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0
8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183
9. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen
-1 + 1, +3+5, +7
+ 1+5, +7
+1+5, +7
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/sifat-halogen/
C. ALAT DAN BAHAN
Penangas Air Rak Tabung Reaksi Corong Tabung Reaksi
Pembakar Bunsen Gelas Ukur Pipet Tetes Gelas Kimia
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Bahan-bahan yang digunakan yaitu: mangan(IV) oksida, KMnO4, Klor (sumber klor), Brom,
yod, HCl pekat,. Kertas indikator, air klor, air brom, CCl4, sumber H2S, larutan 1 M dari
besi(II) sulfat, NaOH, kalium klorida, kalium bromida, dan KI.
D. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Halogen
B. Sifat Fisik Halogen
1 ml HCl pekat + MnO4
-Dipanaskan-
Terjadi oksidasi ion halida(reaksi lambat)
HCl pekat + KMnO4
-Diteteskan beberapa tetesHCl
Terjadi oksidasi ion halida (reaksi cepat)
Unsur halogen
- Diamati sifat fisik unsur
Diperoleh warna, wujud, titik leleh, titik didih
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 : Pembuatan Halogen
No. Langkah Percobaan Hasil
1.
.
½ ml HCl pekat + 1 sendok kecil MnO2
kemudian dikocok
3 tetes HCl pekat + 1 ml KMnO4
Larutannya hijau tua menjadi hijau
lumut
Larutannya ungu menjadi coklat
muda
Tabel 2 : Sifat Fisika Halogen
UnsurWarna Wujud Tf (ºC) Tb (ºC)
F
Cl
Br
I
Kuning
Hijau
Merah
Ungu
Gas
Gas
Cair
Padat
-220
-101
-7
114
-188
-34
59
184
Tabel 3 : Sifat Kimia Halogen
Langkah Percobaan Hasil
Eksperimen 1 Reaksi Halogen
dengan Air
1 tetes Br + 2,5 ml akuades
kemudian dikocok
Kristal iod + 2,5 ml akuades lalu
dikocok
Merah tua menjadi kuning muda
Endapan merah
Kuning tua.
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Eksperimen 2 Kelarutan Halogen
dalam Klorofom
½ ml Br + ½ ml klorofom
Kristal iod + ½ ml klorofom
Eksperimen 3 Halogen sebagai
Oksidator
Reaksi dengan besi (II) sulfat
dimasukkan 3 ml besi (II) sulfat
dengan 3 ml air brom
ditambahkan 1 ml natrium
hidroksida
Eksperimen 4 Kereaktifan relatif
halogen sebagai zat pengoksidasi
I2 + ½ ml KBr + ½ ml CCl4
I2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4
½ ml Br2 + ½ KCl + ½ ml CCl4
½ ml Br2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4
Endapannya hitam
Merah bata / melarut
Merah muda, endapannya hitam
Warna bagian atas merah, bagian
tengah bening, dan bagian bawah
merah, ada endapan jingga, dapat
dioksidasi menjadi Fe3+
Kuning tua, endapan hitam
bag. atas ungu, bag. bawah kuning tua,
endapannya hitam
Larutannya coklat tua
Merah (atas), hitam (bawah) dan
terbentuk endapan
Kuning muda (atas), merah (bawah)
Tetap
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Merah tua
Tetap
F. PEMBAHASAN
Sedangkan reaksi antara HCl dengan KmnO4, tanpa dipanaskan terlebih dahulu
langsung membentuk larutan ungu. Pada reaksi ini juga terbentuk gas klor. Reaksinya adalah
sebagai berikut :
Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai
konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur-unsur ini
sangat reaktif, sehingga teapat bebas di alam. Fluor cukup reaktif sehingga dapat langsung
bereaksi dengan berbagai unsur termasuk beberapa gas mulia. Klor dapat langsung bereaksi
dengan berbagai unsur kecuali karbon, nitrogen, oksigen dan gas mulia. Unsur yang paling
banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum
adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).
Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1) adalah yang terbesar dan fluorin (332.6
kJmol-1) nilainya terletak di antara afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1).
Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen
dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya
berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain
dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit
sifat kimianya yang diketahui.
Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi
tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling
reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V)
gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin.
Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.
Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama
dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam
sel di anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
a. Pembuatan halgen
Pembuatan halogen didasarkan atas oksidasi on halide.
2X- X2 + 2e
Yaitu antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam klorida, asam
Bromida atau asam Yod.
Pada eksperimen ini, Pertama – tama yang harus dilakukan adalah memanaskan 1 ml
asam klorida pekat dengan sesendok kecil MnO2.pada saat pemanasan dilakukan maka terjadi
reaksi sehingah dhasilkan uap berwarna coklat dan kemudian larutannya berwarna hitam
pekat serta terdapat gelembung-gelembung gas. Yang terjadi pada proses ini adalah proses
disosiasi yang di tandai dengan adanya uap yang keluar ketika terjadi pemanasan. Pada
percobaan pembuatan halogen reaksi antara HCl pekat dengan MnO2 akan membentuk
larutan hijau lumut yang mengeluarkan gas dengan bau yang menyengat. Warna hijau dan
bau yang menyengat pada percobaan ini menandakan terbentuknya senyawa klor. Setelah
dipanaskan pada dasar tabung reaksi terbentuk endapan dan warna larutan menjadi lebih
muda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
4HCl(ag) + MnO2 MnCl2(ag) + 2H2O + Cl2(g)
Selanjutnya teteskan beberapa asam klorida pekat pada setengah sendok KMnO4 yang
terdapat dalam tabung reaksi.campuran tersebut bereaksi , terdapat gelembung-gelembung
gas dan uap yang berwarna coklat serta larutannya berwarna ungu.Dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2KMnO4 + 16 HCl 5Cl2 + 2MnCl2 + 2KCl + 8H2O
Reaksi antara MnO4 dengan HCl dan KMnO4 dengan HCl, diketahui bahwa reaksi
KMnO4 berlangsung sangat cepat dalam proses oksidasi ini. Karena KMnO4 merupakan
oksidator kuat dibandingkan MnO2 sehingga pada proses oksidasi ion halida oleh KMnO4
tidak dilakukan pemanasan. Gas yang timbul dari reaksi ini lebih banyak dari pada reaksi
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
MnO2. Karena antara HCl dengan KMnO4 ini berlangsung lebih cepat daripada HCl dengan
MnO2 dan berlangsung tanpa melalui pemanasan. Hal ini disebabkan karena kekuatan
oksidator dari MnO4- lebih besar jika dibandingkan dengan MnO2.
Dalam mudahnya oksidasi, maka ion-ion halda dapat ditulis sebagai berikut :
I- > Br- > Cl- > F-
Maksudnya ion iod lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan ion Br-, Cl-, dan
F-. Ion halide mudah jika dibandingkan yang lain disebabkan karena kelarutannya. Dalam
artian sebagian besar ion halide dapat larut dalam air dan memberikan ion halogen. Halogen
merupakan golongan VII yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak sebagai
oksidator kuat. Berdasarkan jari-jari atomnya, semakin ke atas (dalam tabel priodik unsur),
maka semakin kecil atau pendek, sehingga gaya tarik menariknya semakin besar.
b. Sifat Fisik Halogen
Adapun sifat fisik dari unsur halogen diatas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel perbandingan warna, wujud pada suhu kamar, titik leleh dan titik didih dari fluor, klor,
brom, dan yod.
Unsur /
Sifat
Warna Wujud pada suhu kamar Titik Leleh Titik Didih
Fluor
Klor
Brom
Yod
Kuning Kehijauan
Kuning Kehijauan
Merah Hitam
Biru hitam
mengkilap
Gas
Gas
Cair
Padat
-219,61oC
-101oC
-7,2 oC
113,6oC
-188,13 oC
-39,05 oC
58,8oC
185oC
Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya
bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen.
Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls.
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja
pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi
dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.
Titik didih dan titik leleh dari fluor sampai
iodine bertambah besar disebabkan semakin
besarnya gaya Van der Walls antara molekul-
molekul halogen. Hal ini disebabkan
bertambahnya jumlah electron, bertambah berat
dan ukuran dari fluor hingga iodine.
Sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat dari fisis dan sifat kimianya. Sifat fisis antara lain
titik leleh, titik didih dan warna. Sedangkan sifat kimianya dapat dilihat dari kereaktifan
unsur halogen tersebut. Semua unsur-unsur halogen memiliki warna dan pada suhu kamar
memiliki wujud yang bereda-beda. Unsur-unsur tersebut antara lain:
Warna Unsur-unsur Halogen Wujud unsur-unsur halogen pada suhu kamar
Berikut gambar mengenai sifat kelarutan unsure halogen
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen
dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya
berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain
dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit
sifat kimianya yang diketahui.
Halogen merupakan unsure yang sangat elektronegatif,
karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) sehingga
cenderung menarik 1 elektron dan menjadi ion negative
dalam rangka membentuk susunan elektro gas mulia (ns2
np6).
Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan
dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat
dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu, diperlukan
waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.
Halogen merupakan oksidator kuat, oleh karena unsure halogen mudah mengikat
elektro atau mudah tereduksi.
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan
proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+
bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Apabila massa atom relatifnya bertambah, maka kecenderungan yang terlihat dari sifat
fisiknya adalah :
Jumlah proton pada inti akan bertambah banyak
Ukuran atom akan bertambah besar karena kulit atom bertambah
Titik leleh dan titik didihnya bertamabah tinggi
Pelarutan brom dalam air akan menghasilkan larutan kuning muda dan endapan merah.
Sedangkan pelarutan iod dalam air akan membentuk larutan larutan kuning tua dan endapan
hitam, tetapi pelarutan iod dalam air memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan
dengan pelarutan brom dalam air. Hal ini menunjukkan bahwa Br lebih mudah larut bila
dibandingkan kristal iod. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Br2 + H2O HBrO + H+ + Br-
Sedangakan iod sangat sukar larut dalam air. Agar iod dapat larut dalam air, maka
ditambahkan KI sehingga terbentuk senyawa KI3 yang mudah larut.
Larutan brom dalam air yang bersifat basa merupakan zat pengoksida yang kuat. Daya
meutihkan yang dilarutkan dalam natrium hidroksida encer dapat dijelaskan dengan
menganggap bahwa klor mula-mula bereaksi membentuk HBrO yang diubah mejadi BrO-.
Percobaan selanjutnya adalah mengamati kelarutan halogen dalam klorofom.
Pencampuran antara Br dengan klorofom menghasilkan larutan merah bata, sedangkan iod
yang dilarutkan dalam klorofom membentuk larutan merah muda dan terbentuk endapan
hitam. Hal ini membuktikan bahwa brom dan iod dapat larut dalam klorofom.
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Eksperimen halogen sebagai oksidator tidak dilakukan karena kurang tersedianya
bahan. Percobaan berikutnya adalah mengenai kereaktifan relatif halogen. I2 ditambahkan
dengan KBr dan CCl4, maka terbentuk endapan hitam dan terjadi pemisahan warna dimana
bagian atas berwarna ungu dan bagian bawah kuning. Berikutnya I2 ditambahkan dengan KI
dan CCl4 terbentuk endapan dimana bagian atas merah dan bagian bawah hitam. Hal ini
menunjukkan dengan bahan iod dapat mengahasilkan endapan.
Pada pencampuran dengan menggunakan bahan brom tidak terbentuk endapan.
Menurut daya pengoksidasinya urutan halogen mulai dari yang terbesar adalah F > Cl > Br >
I. Daya pengoksidasi dapat dilihat pada potensial elektrodanya
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
Sifat fisik unsur halogen berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Brom dan iod dapat larut dalam air dan dalam kloroform, tetapi kelarutan brom lebih
besar daripada iod.
Klor dapat mengoksidasi Brom sedangakan iod tidak bisa mengoksidasi brom, karena
potensial elektroda yang besar dapat mengoksidasi unsur di bawahnya F > Cl > Br > I.
Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai
konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur yang paling
banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum
adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).
Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan
proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+
bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya
bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen.
Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls.
Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi
dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1991. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: ITB.
Cotton & Wilkinson. 1989. Kimia Anorganiuk Dasar. Jakarta: UI-Press.
Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1993. Kimia Dasar. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Saito, Taro. 1996, Buku Teks Kimia Anorganik Online. Reproduced by permission of
Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo.
Sugiarto, Kristian.2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Svhia . G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif . Jakarta : PT. Kiama
Media Pustaka.
@-On3 L4n9!t Я@mAdђẳn ςЊэM!sTrY 08
Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.
Team teaching .2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Gorontalo: Jurusan Pendidikan
Kimia UNG
top related