menggambar konstruksi gedung i
Post on 02-Aug-2015
403 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEDUNG I
Definisi Gambar Teknik
Gambar teknik adalah gambar yang dibuat dengan menggunakan cara-cara, ketentuan-ketentuan, aturan-aturan yang telah disepakati bersama oleh para ahli teknik.
Sebagai suatu alat komunikasi, gambar teknik mengandung maksud tertentu, perintah-perintah atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan dalam bentuk gambar kerja yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode-kode, simbol-simbol yang memiliki satu arti, satu maksud, dan satu tujuan.
HURUF TEKNIK
Di dalam gambar teknik juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknik, yang berupa huruf besar cetak, sederhana, tidak diblok/tebal tanpa tambahan variasi apa pun. Jelasnya dapat melihat pada gambar berikut.
MEDIA GAMBAR DAN UKURAN
Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas sekaligus, dianjurkan memakai kertas dengan ukuran yang sama. Untuk menentukan ukuran-ukuran tersebut dalam tabel,
2
dipakai patokan/ukuran standar, yaitu A0, yang luasnya adalah 1 m2 dengan perbandingan panjang : lebar = 2 : 1. Ukuran-ukuran selanjutnya A1, A2, A3, A4, di mana luas ukuran A1 = 1/2 luas A0, luas A2 = 1/2 luas A1 dan seterusnya. Perbandingan panjang dan lebar tetap sehingga kita bisa mencari ukuran-ukuran tersebut seperti pada tabel di atas.
Pengertian Gambar Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
Gambar 2 dimensi biasa disebut dengan 2D atau bidang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang dan lebar. Gambar 2 Dimensi merupakan teknik penggambaran yang berpatokan pada titik koordinat sumbu x (datar) dan sumbu y (tegak).
3
Gambar 3 dimensi biasa disebut 3D adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Grafik 3 Dimensi merupakan teknik penggambaran yg berpatokan pada titik koordinat sumbu x(datar), sumbu y(tegak), dan sumbu z(miring).
Jenis Garis Dan Tebal Garis
Skala Gambar
Skala 1: 100 untuk pembuatan gambar daerah bangunan dan gambar – gambar tampak
dari arah muka / depan, tampak samping kiri, tampak samping kanan, dan bila diperlukan
gambar tampak belakang.
Skala 1: 50 dapat juga untuk denah bangunan atau lainnya.
Skala gambar 1: 20 pada umumnya untuk gambar – gambar potongan / irisan, dan ini
perlu denagn notasi yang jelas beserta ukuran – ukurannya.
Skala gambar 1: 10 biasanya pada gambar – gambar detail yang harus dibuat, misalnya
detal rencana pondasi, detail sambungan kayu atau detail dari pembuatan kozen pintu
atau kozen jendela, dapat juga detail ini untuk pekerjaan pembuatan bak kontrol dan lain
– lain.
Pengertian skala 1: 100 artinya digambar dengan ukuran 1 cm berarti pelaksanaan pisik 1 m.
4
Pengertian Simbol/Notasi
Simbol adalah suatu gambar yang mewakili suatu benda. Simbol dibuat agar jelas tempat
dan jenis konstruksi yang harus dibuat pada saat pekerjaan dilakssanakan.
Gambar Simbol Bahan
5
Membuat dan Menata Gambar
Beberapa petunjuk untuk membuat gambar adalah sebagai berikut:
Apa yang akan digambar serta ketentuan-ketentuan yang perlu pada gambar tersebut harus
benar-benar dipahami terlebih dahulu.
Pergunakan skala yang sesuai.
Pilih ukuran kertas yang sesuai.
Menata Gambar
Penataan gambar disusun dengan urutan-urutan:
1. Tapak/Site Plant
2. Denah
3. Tampak
4. Potongan
5. Detail-detail
Judul gambar dan symbol-simbol grafis diletakkan menyatu dengan gambar
Letak yang simetris cocok
untuk menyajikan gambar
yang simetris juga
6
Judul gambar dapat dipakai membantu memberikan kesan seimbang dari suatau gambar yang
tampaknya kurang serasi
Keterangan gambar harus dibuat menjadi satu rangkai informasi yang lengkap
Kop Gambar
Kop gambar atau kotak nama digambarkan pada bagian bawah sebelah kanan kertas gambar
dan berisi keterangan gambar selengkapnya baik mengenai diri si penggambar, pemeriksa, judul
gambar, ukuran, dan lain-lain. Biasanya dipakai pada ukuran kertas gambar yang kecil (AZ, A3,
A) di mans dalam 1 lembar kertas gambar tidak terlalu banyak yang digambar sehingga
keterangannya juga tidak perlu kertas besar (A 2, Al, Ao, 2AO). Bentuk kotak searah vertical atas
ke bawah digambar di sebelah kanan kertas gambar (tepi kanan). Di sini dapat juga diisi pada
catatan, perhitungan ringan yang perlu disertakan, misalnya perhitungan tangga, bersangkut
paut dengan peil lantai atas dan bawah.
7
8
Melipat Gambar
Untuk menyajikan gambar secara resmi, kertas gambar harus dilipat (tidak boleh digulung)
sedemikian rupa sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil dan mudah ditumpuk. Ukuran setelah
dilipat menjadi sebesar A4 atau folio baik tidur maupun berdiri. Hal yang menjadi catatan adalah:
- Nama harus selalu ada pada bagian depan.
- Ukuran lipatan A4, atau folio.
- Standar di sini adalah BS 1192: 1969.
Bila dibukukan, yaitu bila gambar harus dijadikan satu dengan uraian tertulis atau perhitungan
struktur, berupa buku maka harus dilipat seperti gambar berikut (bagian kanan).
9
Kertas Gambar
Kertas gambar yang sering digunakan adalah kertas putih (kertas padalarang/kertas manila) dan
kertas kalkir. Kertas padalarang dan kertas manila adalah jenis kertas yang tidak tembus cahaya,
agak tebal, biasanya untuk membuat gambar dengan pensil dan kadang-kadang juga dengan
tinta. Adapun kertas kalkir adalah kertas yang tembus cahaya (transparan) biasanya untuk
membuat gambar dengan tinta yang merupakan proses lanjutan dari pembuatan gambar dengan
pensil untuk mempermudah dalam penggandaan (reproduksi).
Pensil
Ada dua macam pensil yang dapat dipergunakan yaitu:
a. Pensil Mekanis, pensil ini dilengkapi dengan isi pensil yang bergaris tengah 0,5 mm
dan tdk perlu diruncingkan lagi (akan tetap tajam). Namun untuk membuat garis yang
benar-benar halus dan tetap tegas, pensil inipun harus dipuatar menurut sumbunya
pada waktu menarik garis. Untuk garis relatif lebih tebal dan jelas, anda harus
menarik pensil anda beberapa kali. Isi pensil semacam ini yang bergaris tengah 0.3
mm, 0.7 mm, dan 0.9 mm juga ada.
b. Pensil Biasa, pensil ini terbuat dari kayu yang dapat juga dipakai untuk membuat
gambar teknik, katunya harus dikupat sepanjang ¾ ‘ sehingga isi pensilnya terbuka
dan dapat diruncingkan seperti pensil yang bertangkai.
Tingkat kerasnya isi pensil gambar tergantung dari:
a. Jenis isi pensil yang berkisar dari 9H (paling keras) sampai 6B (paling lunak).
b. Jenis dan sifat permukaan kertas (kasar atau halus) : semakin kasar permukaannya,
semakin keras pinsil yang harus anda pakai.
c. Permukaan meja/alas kertas gambar: semakin keras permukaannya, semakin terasa
lunak pensil yang dipakai.
10
d. Kelembaman: kondisi udara yang mempunyai kelembaman yang tinggi cenderung
memperkeras isi pensil.
Jenis Isi Pensil:
4H: Keras dan padat, digunakan untuk menggambar rencana yang menuntut ketelitian
tinggi, tidak cocok untuk menggambar yang final, tidak boleh ditekan terlalu kuat sewaktu
menggambar karena akan meninggalkan bekas di atas kertas dan sukar dihapus, jika
dipakai untuk menggambar diatas kertas kalkier hasil cetak birunya tidak jelas.
2H: Agak keras, jenis yang paling keras yang biasa dipakai untuk gambar final, sukar
dihapus jika ditekan terlalu kuat.
F dan H: Sedang, cocok untuk segala keperluan, dipakai untuk membuat rencana,
gambar final dan menulis.
Lunak, dipakai untuk membuat garis dan tulisan yang besar/lebar dan jelas, perlu
kesabaran untuk membuat garis-garis yang halus, mudah dihapus, hasil cetak birunya
cukup baik, mudah luntur bila kena gesekan.
Pena/Rapido
Pena gambar teknik mampu menghasilkan garis yang lebarnya tertentu, pena ini dapat
dipakai baik untuk gambar dengan tangan bebas maupun gambar-gambar teknik yang
memakai tinta. Seperti halnya dengan tangkai pensil, pena gambar teknik pun
mempunyai banyak jenis dan cara memakainya tergantur dari pabriknya. Namun, hampir
semua pena teknik, menggunakan kawat halus untuk memperlancar aliran tinta. Kawat
tersebut berada di dalam ujung pena yang berbentuk pipa halus, ukuran pipa pena inilah
yang menentukan tebal garisnya. Ada 12 macam ukuran pena, mulai dari 5x0 (paling
halus) sampai 6 (2mm). Ada beberapa ukuran pena yang harus ada bagi mereka yang
baru pertama kali membeli satu set pena gambar antara lain pena teknik ukuran 0.1 mm,
11
0.2 mm, 0.4 mm, dan 0.8 mm. Pastikan bahwa pena yang anda pakai mempunyai ujung
cukup panjang, sehingga melampaui ketebalan kayu penggaris anda dan rata ujungnya.
Penggaris Segi Tiga
Mistar gambar mempunyai dua bagian, yaitu bagian mistar yang panjang disebut daun
mistar, dan bagian mistar yang pendek disebut kepala mistar. Sudut antara bagian daun
dan bagian kepala mistar sebesar 90 (siku-siku) Penggaris segitiga adalah alat untuk
menarik garis, mempunyai salah satu sudut 90 (siku-siku). Sepasang penggaris segitiga
siku-siku terdiri dari dua buah penggaris segitiga siku-siku, yang satu bersudut 45 - 45
dan yang lainnya bersudut 60 - 30.
Penggaris segitiga berukuran kecil sangat membantu untuk membuat arsir pendek silang
pada permukaan atau bagian yang tidak begitu luas maupun untuk membuat tulisan.
Segitiga siku-siku sama sisi den segitiga siku-siku dengan sudut 60 dan 30 dapat
digunakan dalam kombinasi untuk membuat garis dengan sudut kelipatan 15. Penggaris
segitiga dengan salah satu sudutnya dapat diubah sesuai dengan keinginan sangat
berguna untuk menggambar garis-garis miring dalam gambar tangga dan atap.
12
Sablon dan Mal Kurva
Ada beberapa sablon yang digunakan dalam menggambar, antara lain:
13
- Sablon lingkaran, alat yang paling mudah dipakai untuk menggambar lingkaran-
lingkaran yang kecil dan ukurannya tetap
- Sablon interior, sablon ini sangat beguna untuk mengisi interior pada gambar denah,
bentuknya dapat berupa geometris, perlengkapan plambing, furniture.
- French curve, sablon/penggaris yang digunakan untuk menggambar garis-garis yang
tidak mempunyai jari-jari, seperti untuk menggambar kontur.
Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala
berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90°
14
Jangka
Jangka adalah alat yang memungkinkan pena
gambar dipasang disalah satu kaki jangga.
Jangka sangat bermanfaat untuk membuat
gambar lingkaran yang jari-jarinya tidak
tertentu, lingkaran dengan jari-jari besar dan
hampir untuk semua gambar yang memakai
tinta.
Alat Penghapus
Biasakan memakai penghapus yang
paling lunak yang sesuai dengan tugas
anda untuk menghindakan adanya
bekas-bekas pada kertas gambar.
Jangan menggunakan karet
penghapus untuk tinta, karena
biasanya jenis ini mudah merusak
permukaan kertas gambar.
15
Perisai untuk penghapus garis adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam
menghapus; pakailah yang lubangnya berbentuk persegi panjang sehingga
memungkinkan anda menghapus bagian gambar yang ingin dihilangkan dengan tepat
juga untuk melindungi permukaan kertas gambar anda ketika anda menggunakan
penghapus elektris.
Meja Gambar
Meja gambar terdiri dari dua bagian, yaitu papan gambar dan standar (rangka
penyangga). Standar atau rangka penyangga dapat diatur kemiringannya sesuai dengan
kemiringan yang dikehendaki oleh juru gambar.
Papan gambar terbuat dari kayu pinus, kayu linde, kayu lapis (plywood) atau hardboard.
Syarat-syarat papan gambar adalah harus mempunyai permukaan rata dan tepi yang
lurus, tidak melengkung, dan sambungan papannya harus rapat. Papan gambar yang
sedrehana dapat diletakkan di atas meja gambar biasa.
16
Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan
dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan
arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral). Arah yang
sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar akan tetapi
miring terhadap bidang gambar.
17
Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar proyeksi.
Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan
gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan
proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang
gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang
memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.
Gb.1. Contoh pandangan sejajar tegak
Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut difungsikan
sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang ada, misalnya
meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain.
Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang sebelumnya
tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang lain misalnya
tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak menampilkan
benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang perencanaan.
1. Proyeksi Ortogonal (Eropa)
Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan yang lain.
Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping. Oleh karena itu
proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan mebel atau
desain produk.
Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut
pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi “Kuadran
18
Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut berbentuk tiga
dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk
menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk bayangan benda
tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari samping kiri. Oleh
karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi multiview (tampak
ganda).
Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek yang
digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika diurutkan
maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi pengamat
terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-masing garis
pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda sehingga
menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.
Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi dua
dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat dituangkan ke
dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut dapat dilihat dalam
gambar berikut:
Gb.2. Konstruksi ruang dalam proyeksi Eropa
19
Gb.3. Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.
Gb 4. Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang.
Gb. 5. Contoh cara memproyeksikan sebuah titik.
20
Gb.6. Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa.
2. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam penampilan
tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan tampak atas, depan,
dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam proyeksi Eropa yang
terpisah oleh bidang-bidang.Gambar proyeksi Aksonometri menampilkan objek gambar
baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam bayangan tiga dimensi, oleh karena itu
aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.
Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga dimensi atau
piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan perbadingan masing-masing
ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 1200 dapat digunakan
alternatif dibuat sudut 300 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)
21
Gb.7. Tampilan gambar isometri.
b. Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan,
dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi
dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada dimetri
perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang
lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada
sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah
kanan dan 7,2 derajat untuk sudut sebelah kiri.
Gb. 8. Tampilan gambar dimetri.
c. Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu
ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga
perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.
22
Gb. 9. Tampilan gambar Trimetri.
3. Gambar Perspektif
Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat dengan mata
terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan mata terlihat lebih
kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan terlihat semakin kecil
hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian juga dua benda atau lebih
yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita, semakin jauh dari mata, keduanya
akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya saling berimpit dan akan menjadi satu
titik.
Gb. 9. Konstruksi gambar perspektif
Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun diupayakan
agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan menjadi bidang
datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini. Bidang
mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir, begitu juga dengan
bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar dengan bidang tafrir.
23
Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu menjadi
disederhanakan seperti di bawah ini
Gb.10. Bidang hasil pembentangan bidang
mata dan bidang tanah menjadi sejajar bidang
tafrir.
Gb.11. Posisi mata, distansi, tinggi tafrir, garis horizon,dan garis tanah
Gb.12. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif
1. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective)
Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relative
dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki
sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik
24
lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar
yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan
garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak
digunakan pada gambar rancang bangun (desain) interior.
2. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)
Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya
relative jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi
pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis
batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak
digunakan untuk desain eksterior.
3. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)
Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke
atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini
banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Jika kita
mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan titik pertemuan
garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke garis tanah kemudian
diteruskan ke P sebagai titik hilang. Memproyeksikan titik sebenarnya dapat melalui
4 cara seperti di bawah ini:
Cara pertama
Cara kedua
25
Cara ketiga
Cara keempat
Di bawah ini adalah gambar
perspektif sebuah garis AB yang
posisinya tegak lurus terhadapgaris
tanah.
Untuk benda-benda yang memiliki dimensi
tinggi perhatikan gambar di bawah ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah
26
tepat pada perpanjangan garis benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur
dengan ukuran sebenarnya.
top related