meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 …
Post on 04-Nov-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN GERAK DAN LAGU DI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SABILAL MUHTADIN TEMBILAHAN (RIAU)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh
Gelar Magister (S2) Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh
YUSNITA
NIM : MPU.17.2.2800
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
M O T T O
⧫◆ ❑⧫◆
☺➔⧫◆ ☺➔
☺ ◆⧫
⧫☺➔ ⧫◆ ⬧
◆
✓◆
21. dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka[1426], dan Kami
tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.
[1426] Maksudnya: anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah derajatnya
sebagai derajat bapak- bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka
dalam surga.
PERSEMBAHAN
Tesis kupersembahkan kepada :
Ayahku terhormat H. Aren
Ibuku tercinta Hj. Asmawati
Kakak-kakakku tercinta :
Marlina
Rusdayanti
Mega Wati
Adikku tersayang :
Tobi Andre Yanto
Motivator
Hasan Fauzi, S.Pd
ABTRAK
Yusnita : Meningakatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bermain Gerak dan Lagu Di Pendidikan Anak Usia Dini Sablilal Muhtadin Tembilahan (RIAU)
Anak-anak berusia 5-6 tahun telah mampu mengkoordinasikan
gerakan tubuh motorik kasar dan halus secara seimbang. Kecerdasan
kinestetik pada anak usia 5-6 Tahun dapat dirangsang oleh kegiatan
sederhana yang disukai anak-anak. Salah satunya dengan gerak dan
lagu. Melalui gerak tubuh dan lagu anak-anak akan dengan mudah
mengingat lagu-lagu yang disertai dengan gerakan.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam
secara praktis mengatasi masalah yang dihadapi dalam situasi darurat
dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan bekerja bersama
dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Dengan menggunakan
model PTK Kemmis MC Taggart dengan teknik observasi, tes dan
dokumentasi pengumpulan data.
Kesimpulan dan hasil penelitian ini sebagai hasil kecerdasan
Kinestetik anak usia 5-6 Tahun dalam Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
MuhtadinTembilahan dalam persentase pra-siklus kecerdasan kinestetik
Anak Usia 5-6 Tahun sebesar 37,91%. hasil kecerdasan kinestetik anak
usia 5-6 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal MuhtadinTembilahan
pada kelompok pra-siklus 37, 91% meningkat pada siklus 1 hingga
40,27% pada siklus 2 hingga 74,44% dan meningkat pada siklus 3
menjadi 96,66%.
Berdasarkan hasil penelitian ini kecerdasan kinestetik Anak Usia
5-6 Tahun pada Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal MuhtadinTembilahan
dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode bermain gerak dan lagu.
Kata kunci: Kecerdan Kinestetik, Metode Bermain Gerak dan Lagu
ABSTRACT
Yusnita, Improving Kinesthetic Intelligence of Children Aged 5-6
Years Through the Method of Playing Motion and Songs in Early
Childhood Education Sabilal Muhtadin Tembilahan (Riau)
Children aged 5-6 years have been able to coordinate gross and fine motor body movements in a balanced way. Kinesthetic intelligence in children aged 5-6 years can be stimulated by simple activities that are loved by children. One of them is with motion and song. Through gestures and songs children will easily remember songs that are accompanied by movements.
This study uses qualitative research with a class action research type. Classroom action research is research to help a person in practically addressing the problems faced in an emergency situation and assisting the achievement of social science goals by working together in a mutually agreed ethical framework. By using the PTK Kemmis MC Taggart model with observation, test and documentation data collection techniques.
Conclusions and results of this study as a result of kinesthetic intelligence of children aged 5-6 years in Early Childhood Education Sabilal Muhtadin The inclusion in the percentage of pre-cycle kinesthetic intelligence of Children aged 5-6 years was 37.91%. the kinesthetic intelligence results of children aged 5-6 years in Early Childhood Education Sabilal Muhtadin. In the pre-cycle group 37, 91% increased in cycles 1 to 40.27% in cycles 2 to 74.44% and increased in cycles 3 to 96, 66%.
Based on the results of this research kinesthetic intelligence Early childhood in Early Childhood Education SabilalMuhtadinTembilahan can be improved by using the method of playing motion and song.
Keywords: Kinesthetic intelligence, play motion and song
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan rahim-Nya,
hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya, juga penerus ajarannya (ulama) yang selalu
mengajak umat berjalan di jalan yang diridhoi Allah SWT.
Dengan terselesaikannya Tesis dengan judul “Meningkatkan
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun melalui Metode Bermain
Gerak dan Lagu Di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan (RIAU)” ini ditulis sebagai salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan
penuh rasa hormat menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah tulus ikhlas memberikan bantuan dan dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga, M.A. selaku Direktur
Pascasarjana UIN STS Jambi
2. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Direktur Pascasarjana UIN STS
Jambi
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd dan Ibu Dr. Yusria, M.Ag., selaku Pembimbing I
dan Pembimbing II
4. Bapak Kesbangpol Tembilahan Provinsi Riau
5. Kepala Sekolah PAUD Sabilal Muhtadin Tembilahan Bapak Abdul
Aziz, S.Pd
6. Para Pendidik dan Peserta Didik PAUD Sabilal Muhtadin Tembilahan
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
doa kepada penulis
8. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Pascasarjana UIN STS Jambi
9. Teman teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, saran dan
tanggapan guna penyempurnaan tesis ini akan penulis terima. Semoga
jasa dan budi baik yang telah diberikan menjadi amal yang bernilah di sisi
Nya sehingga mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat
berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis mengucapkan terima
kasih.
Jambi , 06 November 2019
Penulis,
Y U S N I T A
NIM. MPU. 1722800
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i LEMBAR LOGO ................................................................................ ii HALAMAN NOTA DINAS ................................................................ iii HALAMAN PERNAYATAN ORISINILITAS TESIS .......................... iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v HALAMAN MOTTO .......................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK .......................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 8 C. Batasan dan Fokus Penelitian .............................................. 9 D. Tujuan dan Kegunaan Penilitian .......................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI, KONSEP MODEL TINDAKAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. LandasanTeori ..................................................................... 11 B. Konsep Model Tindakan Yang digunakan ........................ 33 C. Penelitian Yang Relevan ..................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan PenelitianTindakan (Metode) ......................... 41 B. Populasi dan SampelPenelitian ......................................... 42 C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 43 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 44 E. Teknik Analisa Data ............................................................ 48 F. Validasi Data ........................................................................ 50 G. Prosedur penelitianTindakan ............................................. 50 H. Rencana dan Waktu Penelitian .......................................... 56
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISI HASIL PENELITIAN
A. Deskrpsi Lokasi Penelitian ................................................. 58 B. Hasil Penelitian .................................................................... 70 C. Analisis Hasil Penelitian ................................................... 117
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 120
B. Implikasi ............................................................................. 121 C. Rekomendasi ..................................................................... 122 D. Kata Penutup ..................................................................... 123
DAFTAR PUSTAK
DAFTAR TABEL Tebel I.1 Dimensi dan indikator kecerdasan jamak pada
kecerdasakinestetik anak usia 5-6 tahun...................... 6 Tabel II. 1 Dimensi dan Indikator Kecedasan Anak usia Dini Umur
5-6 .............................................................................. 24 Tabel III.1 Kisi-kisi Intrumen Kecerdasan Kinestetik.................... 43 Tabel III.2 Kisi-kisi Intrumen Bermain Gerak dan Lagu ............... 44 Tabel III.3 rencna waktu penelitian .............................................. 54 Tabel IV. 1 Keadaan Guru di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan ................................................. 62 Tabel IV. 2 Keadaan Siswa di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan ................................................. 63 Tabel IV. 3 Keadaan Siswa di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan ................................................. 64 Tabel IV. 4 Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Pra Siklus .............. 71 Tabel IV. 5 Rekapitulasi Data Kecerdasan Kinestetik Anak
Prasiklus ..................................................................... 73 Tabel IV. 6 Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Siklus 1 .................. 78 TabelIV. 7 Hasil Kecerdasan Kinestetik Kelompok ...................... 83 Tabel IV. 8 Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Anak Usia 5-6 Smester I T.A 2018/2019 .................... 87 Tabel IV.9 Haseil Tes Kecerdasan Kinestetik siklus 2 ................. 92 Tabel IV.10 Hasil Kecerdasan Kinestetik Kelompok ...................... 98 Tabel IV. 11 Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Anak Usia 5-6 Berkelompok Smester I T.A 2018/2019 ................................................................................. 101
Tabel IV.12 Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik siklus 3 ................. 106 Tabel IV.13 Hasil Kecerdasan Kinestetik Kelompok .................... 111 Tabel IV. 14 Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik
Anak Usia 5-6 Smester I T.A 2018/2019 .................. 115 Tabel IV. 15 Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini ............ 118 Tabel IV. 16 Hasil persentase siklus 1, 2 dan 3 ............................ 123
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 diagram alur peneitian Tindakan ........................... 34 Gambar II.2 Desain Kemmis Mc Taggat .................................... 34 Gambar III.1 Metode Pengumpulan Data .................................... 45 Gambar III. 2 Bagan Siklus Penelitian .......................................... 50 Gambar IV.1 Pekarangan Sekolah .............................................. 58 Gambar IV.2 Lingkungan Sekolah ............................................... 70 Gambar IV.3 Denah Lokasi Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan ............................................. 70 Gambar IV.4 Bermain Gerak dan Lagu ....................................... 77 Gambar IV.5 Melempar Bola ....................................................... 81 Gambar IV.6 Bermain Gerak dan Lagu ....................................... 91 Gambar IV.7 Bermain Gerak dan Lagu ..................................... 105
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Kecerdasan kinestetik Prasiklus ........................ 75
Grafik IV.2 Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun .... 82
Grafik IV.3 Kecerdasan Kinestetik siklus 1 .......................... 88
Grafik IV.4 Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun .... 96
Grafik IV.5 Kecerdasan Kinestetik siklus 2 .......................... 92
Grafik IV.6 Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun .. 102
Grafik IV.7 Kecerdasan Kinestetik siklus 3 ........................ 110
Grafik IV.8 Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia
Dini .................................................................. 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap anak
berhak mendapatkan kasih sayang, pendidikan serta kesehatan yang
diberikan oleh kedua orang tuanya yang memang merupakan hak-hak
untuk anak tersebut.
Dalam pandangan agama Islam, anak merupakan amanah Allah
SWT yang harus dijaga dengan sebaiknya oleh orang tua. Rasulullah Saw
bersabda: “setiap anak yang yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, dan majusi.” (Hadis
Riwayat. Bukhari dan Muslim).1
Sejak lahir anak mempunyai bekal kebaikan potensi yang mesti
dicermati dan diperhatikan bersama.2 Manakala jika bekal-bekal ini tidak
dikembangkan dan diarahkan dengan baik tentu akan berpenagruh negatif
pada anak. Maka Islam memrintahkan supaya anak yang merupakan
titipan Allah Swt tersebut dipelihara dan dijaga sebaik-baiknya, supaya
bakal yang di milikinya tidak sirna dari dalam jiwa seorang anak.
Selain itu pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar
ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), tahap perkembangan anak menarik untuk diperhatikan. Anak
mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi.
Sejalan dengan hal tersebut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa PAUD Bab 1 Pasal 1 Ayat 14
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
1Yudi Irfan Daniel, Shabri Shaleh Anwar, dan Fahrina Yustiasari Liriwati, Pendidikan
Karakrter Keluarga Islami, (Jambi: Salim Media Indonesia, 2107), hal.91 2Idid.., 92
2
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.3
Masa usia dini juga merupakan masa yang peka untuk menerima
pengaruh dari lingkungan. Hal ini merupakan kesempatan bagi
lingkungan, dalam hal ini orang-tua, guru, sekolah untuk memberikan
pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu
mengembangkan perilaku yang positif
Anak usia dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam
proses perkembangan yang unik karena proses perkembangannya
(tumbuh dan kembang) terjadi bersamaan dengan golden age (masa
peka). Golden age adalah masa keemasan seseorang anak yaitu masa
ketika anak banyak mempunyai potensi yang sangat baik untuk
dkembangkan. Pada tahap inilah waktu-waktu yang sangat tepat untuk
menanmkan nilai karakter kebaikan yang nantinya diharapkan akan
membentuk kepribadiannya.4
Sejak lahir anak mempunyai bekal kebaikan potensi yang mesti
dicermati dan diperhatikan bersama, manakala jika bekal-bekal ini tidak
dikembangkan dan diarahkan maka islam memerintahkan supaya anak
yang merupakan titipan Allah Swt tersebut dipelihara dan dijaga sebaik-
baiknya, supaya bekal yang dimilikinya tidak sirna dari dalam jiwa seorang
anak. Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang
berbeda-beda.
Kecerdasan sangat diperlukan bagi setiap anak karena kecerdasan
dapat membantu seseorang dalam menghadapi berbagai permasalahan
yang muncul. Perkembangan kecerdasan anak akan lebih baik jika
dilakukan sejak usia dini dengan memberikan stimulus melalui panca
indera yang dimilikinya. Kecerdasan juga merupakan cara berfikir
seseorang yang dapat dijadikan modal dalam belajar.
3Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4Yudi Irfan Daniel, Shabri Shaleh Anwar, dan Fahrina Yustiasari Liriwati,Op.cit., hal. 92.
3
Didalam Al-qur’an surah At-tin : menjelaskan tentang yaitu5
⬧⬧◆◼
❑⬧
Artnya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Didalam Al-qur’an juga menjalaskan bahwa manusia diciptakan
dalam bentuk sebaik-baik nya ditambah lagi dengan pemberian akal,
maka ia adalah makhluk jasadiyah dan ruhaniyah. Akal yang di
anugrahkan kepada manusia memiliki tingkatan kecerdasan yang berbeda
Gardner menyatakan ada 8 kecerdasan manusia, yaitu: kecerdasan
linguistik (cerdas berbahasa), kecerdasan visual spasial (gambar),
kecerdasan logika matematik (angka dan logika), kecerdasan musikal
(cerdas musik), kecerdasan interpersonal (cerdas mengenali potensi dan
kelemahan diri sendiri), kecerdasan intrapersonal (cerdas sosial),
kecerdasan natural (cedas berhubungan dengan alam), terakhir
kecerdasan kinestetik.6
Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada satu kecerdasan yaitu
kecerdasan kinestetik, Menurut Howard Gardner kecerdasan kinestetik
atau gerak – badan terletak dikorteks motoris, dengan setiap belahan otak
mendominasi atau mengendalikan gerakan badan yang barada disisi yang
berlawan.7
Menurut Seefeldt dan Babaour seperti yang dikutip oleh Martini
Jamaris menyatakan bahwa anak usia 4-6 tahun telah mampu melakukan
koordinasi gerakn tubuh motorik kasar dan halus secara seimbang.8 Jadi
kecerdasan kinestetik yaitu suatu gerakan tubuh yang dilakukan secara
seimbangan seperti menari, berolahraga, melompat dan berjalan
5Depertemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Raja Publishing, 2011),
hal.597. 6Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik (Medan: Perdana Publishing, 2012), hlm. 46. 7Howard Gardner, Multiple Inteligigences (diterjemankan : Alexander Sindoro) (Batam: Interaksa), hal.38. 8Martini Jamaris, Pengukuran Kecerdasan Jamak, (Bogor: Ghalia Indonesia,2017), hal.4.
4
Kecerdasan kinestetik dapat menggabungkan antara fisik dan
pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna. Jika gerak
sempurna yang bersumber dari gabungan antara pikiran dan fisik tersebut
terlatih dengan baik, apapun yangdikerjakan orang tersebut akan berhasil
dengan baik, bahkan sempurna.
Kecerdasan kinestetik pada anak usia dini dapat distimulasi dengan
kegiatanyang sederhana dan disukai oleh anak. Salah satu diantaranya
dengan gerak dan lagu. Melalui gerak dan lagu anak akan mudah
mengingat lagu yang disertai dengan gerakan. Terkadang anak lupa
lagunya tapi ingat gerakannya.Anak belajar untuk mengingat gerakan
dengan kata-kata tertentu dan belajar membuat gerakan sesuai irama.
Anak-anak pada dasarnya sudah memiliki potensi untuk memiliki
kecerdasan irama musik, seperti ketika seorang anak mendapatkan
barang yang diinginkan maka dia akan menari-nari.
Dalam hal ini tujuan meningkatakan kecerdasan kinestetik dengan
cara Melalui metode gerak dan lagu diharapkan menjadi salah satu cara
yang efektif untuk anak bisa mengekspresikan diri, meluapkan emosi, rasa
senang, santai, sedih, haru dan kekaguman. Gerak dan lagu merupakan
kegiatan menikmati lagu disertai dengan gerakan anggota tubuh dan
merupakan sebuah kegiatan bermain sambil belajar yang diharapkan
sangat menyenangkan dan dapat melatih kepekaan akan irama musik.
Dalam Al Quran dikisahkan nabi Yusuf A.S diajak oleh saudaranya untuk
bermain ke suatu tempat, pada ayat ini dapat kita pahami bahwa kegiatan
bermain menjadi sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari dunia anak.
Sebagaimana Firman allah SWT:
➔⧫⬧⧫➔
⧫◆◆⬧⧫❑→⬧⬧
Artinya: Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya".(Q.S. Yusuf: 12).9
9Departemen Agama,Op.cit., hal, 236
5
Bermain yang dilakukan dengan mengunakan atau tanpa ada alat
permainan, anak dapat mengunakan segala sesuatu yang ada didekatnya
untuk bermain atau hanya dengan dirinya sendiri, misalnya dengan jari-jari
tangannya, anak relatif bebas melakukan berbagai hal dalam permainan
yang dilakukan tidak ada paksaan bagi anak harus melakukan sesuatu
dalam bermain.10Dalampengembangan motorik kasar dan halus ada
banyak sekali metode-metode yang dapat dilakukan guru Paud dalam
meningkatkan kecerdasan Kinestetik anak diantaranya adalah metode
pembelajaran bermain, metode melalui bercerita, metode melalui
bernyanyi, metode demonstrasi dan sebagainya.11
Pandangan multiple inteligences tentang kecerdasan Kinestetik
memungkinakan para pendidik merangsang bakal cerdas alam anak
dengan berbagai cara. Pendidik dapat melihat komponen inti dari
kecerdasan kinestetik dan mencermati indikator-indikator yang ada,
sehingga kecerdasan kinestetik anak dapat dirangsang dan
dikembangkan dengan stimulasi yang diberikan.
Gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan
terutama dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.
Aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan
menyenangkan dan menyentuh perkembangan anak, meningkatkan
rasapercaya diri, kepekaan terhadap irama musik serta berani mengambil
resiko.
Dimensi dan indikator kecerdasan jamak bidang pengembangan
untuk kecerdasan kinetetik anak usia dini secara kongkrit dikemukakn
dalam tabel 1.
Tebel I.1 Dimensi dan indikator kecerdasan jamak pada
kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun.melalui metode bermain gerak
dan lagu12
10Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), hal, 32. 11Ibid.,hal, 110-114. 12Martini Jamaris.,Op.cit, Hal.64.
6
Aspek kecerdasan
Kinestetik
Indikator kecerdasan jamak pada
pengembangan kecerdasan kinestetik
Melalui Metode Bermain Gerak dan
Lagu
1. Koordinasi Tangan
dan Mata
2. Koordinasi Seluruh
Badan
3. Keseimbangan
4. Fleksibelitas
1. Melempar bola
2. Menangkap bola
3. Kemampuan keluwesan dan kelenturan
gerak anak
4. Anak dapat melakukan keseluruhan
gerak dan lagu dengan lancer
5. Anak dapat meniru gerakan sesuai
dengan contoh yang diberikan
6. Anak dapat melakukan gerakan tanpa
malu-malu dan percaya diri
7. Menaiki tangga
8. Berlari
9. Berjalan ke depan
10. Berjalan mundur
Dari tabel diatas dapat dilihat jelas bahwa indikator kecerdasan
jamak pada dimensi pengembangan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6
tahun yaitu bahwa kegiatan dilakukan pada lingkungan sekitar sekolah
maupun lingkungan diluar sekolah.
Berdasarkan pengamatan awal Di Pendidikan Anak Usia Dini
Sabilal Muhtadin Tembilahan (Riau) menunjukan bahwa pada umumnya
sekolah mengadakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya namun
pada penelitian ini peneliti membatasi penelitian yaitu anak usia 5-6 Tahun
yanng berjumlah 12 orang siswa, berdasarkan Grandtour yang dilakukan,
di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau,
Pembelajaran tanpa menggunakan metode gerak dan lagu sehingga
7
diperoleh persentase tingkat kecerdasan kinestetik siswa masih tergolong
rendah.
Berdasarkan hasil Prasiklus dapat diketahui bahwa hasil
kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun pada prasiklus secara
kelompok untuk indikator melempar bola mendapat persentase 39,5%
(MB) untuk indikator menangkap bola mendapat persentase 33,33% (MB)
untuk indikator Kemampuan keluwesan dan kelenturan gerak anak
mendapat persentase 35,41% (MB) untuk indikator Anak dapat melakukan
keseluruhan gerak dan lagu dengan lancer mendapat persentase 41,67%
(MB) untuk indikator Anak dapat meniru gerakan sesuai dengan contoh
yang diberikan persentase 41,67% (MB) untuk indikator Anak dapat
melakukan gerakan tanpa malu-malu dan percaya diri mendapat
persentase 29% (MB) untuk indikator menaiki tangga mendapat
persentase 41,67% (MB) untuk indikator berlari mendapat persentase
50% (MB) untuk indikator berjalan kedepan mendapat persentase
43,75% (MB) untuk indikator berjalan mundur mendapat persentase 25%
(BB) dari keselurhan data tersebut memiliki rata-rata 38,10 % (MB).
. Hal ini menjadi permasalahan yang ada didalam kelas yang
menarik untuk diteliti. kecerdasan kinestetik erat hubungannya dengan
sistem gerak pada anak usia dini maka dengan itu metode bermain gerak
dan lagu menjadi salah satu solusi pemecahan masalah dalam
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun di Pendidikan
Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan (Riau).
Sebaiknya Guru harus berperan aktif untuk membimbing anak
dalam mengembangkan kemampuan kecerdasan kinestetik anak, agar
kecerdasan kinestetik anak dapat berkembang dan terstimulasi. Diawali
dengan latar belakang tersebut di atas, maka untuk melatih dan
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak bisa dilakukan dengan
carayang menyenangkan, salah satunya dengan gerak dan lagu.
8
Suatu proses belajar mengajar akan berhasil jika apa yang kita
sampaikan bisa dimengerti oleh anak dan anak merasa senang dengan
cara kita menyampaikan materi pembelajaran. Pada penelitian ini, penulis
akan menunjukkan bahwa penggunaan gerak dan lagu akan lebih mudah
dan menyenangkan dalam mengasah kecerdasan kinestetik. Maka
penulis merasa sangat penting untuk melakukan penelitian tentang
kecerdasan kinestetik dan metode gerak dan lagu.
Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti ingin melakukan
penelitian ini untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini
melalui metode bermain gerak dan lagu, dari latar belakang yang telah
diuraikan diatas maka dalam rangka meningkatkan proses dan hasil
belajar di pendidikan anak usia dini serta memotivasi anak dalam berbagai
kegiatan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
:“ Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Bermain Gerak dan Lagu di Pendidikan Anak Usia DiniSabilal
Muhtadin Tembilahan (Riau).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun sebelum
menggunakan metode bermain gerak dan lagu di Pendidikan Anak
Usia Dini Sabilal muhtadin Tembilahan (Riau) ?
2. Bagaimana pelaksanaan metode bermain gerak dan lagu dalam
meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak usia 5-6 tahun di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan (Riau) ?
3. Apakah kemampuan Kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahundapat
ditingkatkan setelah menggunakan metode bermain gerak dan lagu di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal muhtadin Tembilahan (Riau) ?
9
C. Batasan dan Fokus Peneitian
Untuk membatasi permasalahan mengingat luasnya permasalahan.
Maka dalam hal ini fokus penelitian terhadap objek penelitian pada
bagaimana Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
tahunMelalui Metode Bermain Gerak dan Lagu di Pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan (Riau)
.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas maka dapat diketahui tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1. Kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun sebelum menggunakan
metode bermain gerak dan lagu di di Pendidikan Anak Usia Dini di
Tembilahan Riau
2. Pelaksanaan metode bermain gerak dan lagu dalam meningkatkan
kecerdasan kinestetik pada anak usia 5-6 tahun di Pendidikan Anak
Usia Dini di Tembilahan Riau
3. Peningkatan kemampuan kinestetik anak usia 5-6 tahun setelah
menggunakan metode bermain gerak dan lagu di Pendidikan Anak
Usia Dini di Tembilahan Riau
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan mampu
memberikan sumbangan kepada pembelajaran anak usia dini terutama
terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik anak.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Anak
Dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasi, sehingga anak
tidak bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan
kecerdasan kinestetik.
2) Bagi Guru
10
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan cara dalam memilih
strategi dalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak.
3) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi para guru-
guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak melalui kegiatan gerak dan lagu.
11
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik yaitu keahlian menggunakan seluruh tubuh
untuk mengekpresikan ide dan perasaan (misalnya,sebagai aktor,
pemainan pantonim, atlet, atau penari) dan keterampilan menggunakan
tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya, sebagai
pengrajin, pematung, ahli mekanik, doktor bedah).kecerdasan ini meliputi
kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi,
keseimbangan keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan
maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan
dengan sentuhan.13
Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggabungkan
antara fisik dan pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna,
jika gerak sempurna yang bersumber gabungan antara pikiran dan fisik
tersebut terlatih dengan baik, apapun yang dikerjakan orang tersebut akan
berhasil dengan baik dan sempurna.14
Pengembangan kinestetik anak usia dini adalah kemampuan yang
berhubungan dengan kelancaran gerak tangan atau keterampilan fisik
motorik anak usia dini. Tujuan dari pengembangan ini adalah
mengkoordinasikan keseimbangan, kekuatan dan kelenturan otot-otot
tubuh usia dini.
Kecerdasan (Intelligence) adalah, kemampuan yang dibawa sejak
lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara
tertentu.15 William Stern, mengemukakan batasan intelligence ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
13 Iswandi, Teori Belajar, (Bogor : In Media, 2017),Hal.121 14Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015),
Hal.132 15Nangalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.52.
12
menggunakan alat berfikir yang sesuai dengan tujuanya. Dalam hal ini
bergantung dasar pada keturunan pendidikan dan lingkungan tidak begitu
berpengaruh besar.16
Menurut Mursyid, kecerdasan kinestetik adalah kemampuan
manusia untuk menggerakkan alat-alat tubuh sesuai fungsinya, bahkan
mampu mengolah gerakan tubuh yang menarik, merupakan kemampuan
yang dihasilkan oleh gerak tubuh. Kecerdasan gerak tubuh ini dibutuhkan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari baik untuk bekerja,
berolahraga, bermain dan lain-a.17lain.18
Menurut Julia Jasmine, orang yeng memiliki kecerdasan kinestetik
dia memproses informasi melalui sensai yang dirasakan pada badan
mereka, orang yang memiiki kecerdasan kinestetik ini orang yang tak suka
diam dan ingin bergerak terus, mengerjakan sesuatu dengan tangan atau
kakinya, dan berusaha menyentuh orang yang diajak bicara.
Anak yang cerdas dalam gerak terlihat menonjol dalam kemampuan
fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya.
Mereka cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama,
mengetuk-ngetuk sesuatu, suka menirukan gerak atau tingkah laku orang
lain yang menarik perhatiannya, dan senang pada aktivitas yang
mengandalkan kekuatan gerak seperti memanjat, berlari, melompat,
berguling. Selain itu, anak yang cerdas dalam kinestetik suka menyentuh
barang-barang..
Intelligence sudah sering digunakan terutama dalam bidang psikologi
dan pendidikan menurut Singgih Gunarsa yang dikutip oleh Sunarto dan
Agung Hortono mendefenisikan bahwa kecerdasan (Intelligence) sebagai
berikut:
16Ibid., Hal. 52. 17Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Inteligences, (Bandung: Nuansa Cendikia, 2019), Hal. 25 18 M. Mursyid, Pengembangan Pembelajaran Paud, (Bandung: Rosdakarya, 2017), Hal. 163
13
1) merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang
memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkanilmu
tersebut dalam hubunganya dengan lingkungan dan masalah-masalah
yang timbul.
2) Kecerdasan merupakan suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil
dalam kelancaran tingkah laku.
3) Kecerdasan meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan
bertambahnya pengertian dan tingkah dengan pola-pola baru dan
menggunakanya secara efektif.19
Intelligence merupakan kemampuan yang diperoleh melalui
keturunan, kemampuan diwarisi dan dimiliki sejak lahir dan tidak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu lingkungan turut
berperan dalam pembentukan kemampuan intelligence.20
Salah satu konsep psikologi yang banyak digunakan dalam dunia
pendidikan saat ini adalah konsep inteligensi (kecerdasan). Konsep
tersebut telah dokenal sejak Alfred Binet yang mengembangkan alat untuk
mendeteksi siswa sekolah dasar yang diperkirakan akan gagal dalam
belajar sehingga diperlukan perhatian kepadanya dengan memberikan
pengeajaran remdial. Alat tersebut dikenl sebagai tes inteligensi. Sejak
saat itu tes inteligensi dapat diukur secara objektif meluas. Demikian pula
meluaslah pengertian bahwa inteligensi sama dengan skor tunggal IQ
(inteligence quotient) sebagai hasil tes inteligensi (Amtrong)21
Menurut Sternberg yang dikutip oleh Jamarisyang mengemukan
bahwa kecerdasan atau inteligensi merupakan aktivitas mental yang
diarahkan pada kegiatan yang bertujuan untuk menyesuaikan diri, memilih
dan membentuk lingkungan yang sesuai dengan kehidupan individu.
Selanjutnya kecerdasan menurut Papalia & Old yang dikutip oleh Martini
19Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2002), hal. 100 20Ibid., hal. 100 21Sabil Risaldi, Bermain, Bercerita & Menyanyi (Jakarta Timur: PT. Luxima Metro Media, 2015), Hal. 137
14
Jamaris menegaskan inteligensi adalah hasil interaksi aktif antara
kemampuan yang dibawa sejak lahir dengan berbagai pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan yang menghasilkan kemampuan induvidu untuk
mengingat, mengerti makna dari konsep kongkrit dan konsep abstrak,
memahami hubungan-hubungan antara objek, pristiwa, dan ide, serta
kemampuan dalam menerapkan semua hal tersebut untuk memcahkan
berbagai masalah yang di hadapi. 22
Teori multiple inteligences menyatakan setiap setiap orang terlahir
cerdas dengan cara yang berbeda ( beberpa orang memang “lebih
genius” dari pada yang lain). Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan pola
pembelajaran dan pengembangan dir sesuai kelebihan setiap individu. 23
Lain halnya dengan Kecerdasan yang di ungkapkan oleh Menurut
William Stern yang dikutif oleh Jamal Ma’mur Asmani inteligensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya. Wiliam
Stern berpendapat bahwa inteligensi sebagian besar bergantung pada
dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
pada inteligensi seorang Prof. Waterink seorang guru di Amsterdam, juga
menyatakan bahwa berdasarkan penyelidikannya belum dapat dibuktikan
bahwa inteligensi dapat diperbaiki atau dilatih.24
Setiap kecerdasan pada anak usia dini muncul pada saat tetentu
sesuai irama perkembangnya, seperti yang dikemukan oleh Piaget dan
Piaget yang dikurip oleh Martini Jamris yang merentang dari fase
sensorimotor (0-2 tahun), fase praoperasional (2-7 tahun), fase operasi
kongkrit (7-12 tahun), fase opersi formal (12 sampai usia dewasa).
Menurut Lazaer yang dikutip oleh Martini Jamaris bahwa kecerdasan
jamak (multiple intelligences) merupakan perkembangan mutakhir dalam
22Martini Jamaris, Op. cit., hal. 1 23Claire Gorden dan Lynn Hunggins- Cooper, Meningkatkan 9 Kecerdasan Anak (Jakarta
: PT Bhuana Ilmu Populer, 2013), hal.6. 24Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Praktis Manajeman Mutu Guru Paud(Yogyakarta : DIVA Press, 2015), hal. 156.
15
bidang intelligensi yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan jalur-
jalur yang digunkan oleh manusia untuk menjadi cerdas25
و فضل العا لم ءلى العا بد كفضل القمر ءلى سا ئر الكو اكب
Artinya : “Keutamaan orang yang berilmu terhadapan orang ibadah bagaikan keutamaan bulan terhadap sekalian bintang” 26 Maksudnya seseorang yang sibuk dengan ilmunya utnuk mengejar
dan menyebarkan setelah mengamalkannya baik yang fardu maupun
yang suna-sunah,sama halnya dengan orang yang kecerdasan disini
untuk masing masing kecerdasan yang diutaman barulah kecerdasan
yang lain.
Gardner Mengatakan bahwa intelligance is the ability to find and
solve problems and create product of value in one’s owm culture. 27Teori
tentang kecerdasan majemuk, ditemukan dan dikembangkan oleh Howard
Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari
Graduate School Of Education, Harvard University, Amerika Serikat.
Dalam hal ini Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan
untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu
setting yang bermacam-macam dan situsi yang nyata. Dalam hal ini
kecerdasan bukanlah kemampuan seseorang menjawab soal tes IQ
dalam ruangan. Tetapi yang dinamakan dengan kecerdasan adalah
kemampuan pemecahan masalah hidup yang nyata bukan hanya teori.28
Asumsi tentang kecerdasan jamak pada anak muncul berdasarkan
pradigma bahwa setiap anak yang lahir telah memiliki potensi genius.
Menurut Armtrong (Moleong) menegaskan dalam tulisanya yang bertajuk
Natural Genius of children bahwa setiap anak adalah genius.29 Arti
25Ibid, Hlm. 2. 26 Adul Majid, Hadis Tarbawi(Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012) hal.181 27 Munif Chatib, Gurunya Manusia, ( Bandung : PT Mizan Pustaka, 2013 ) hal.132 28Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Aruzz Media, 2010), hal. 146. 29Uyu Wahyudin dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anaka Usia Dini
(Bandung : PT Refika Aditama, 2011), hal. 3.
16
sesungguhnya dari genius adalah memberi kesukaan bagi ‘kelahiran
anak’ setiap anak dilahirkan dengan kemapuan tertentu. Setiap anak
diahirkan kedua dengan kekaguman, keingintahuan, spontanitas, vitalitas,
fleksibelitas, dan dipelihara, dan ditumbuh kembangkan secara optimal
oleh orang dewasa.
Seorang mukmin diharuskan menggunakan kecerdasannya dalam
bertindak. Oleh sebab itu, orang tua maupun guru harus mengajarkan
anak atau siswa untuk menggunakan kecerdasan atau akal dan
pikirannya dalam bertindak, kecerdasan sangat terkait dengan kegigihan
dalam belajar.
“Dari Syaddad Ibn Aus, dari Rasulullah saw. Bersabda : orang yang
cerdas adalah orang yang merendahkan dirinya dan beramal untuk
persiapan sesudah mati (H.R. At-Tirmidzi)”.
Al-Mawardi dalam kitab Adab ad-Dunya wa ad-Ddin pada bab
pertama menjelaskan tentang keutamaan akal, bahwa segala yang mulia
memilki asas dan segala etika memiliki sumber, asas bagi segala
kemuliaan dan sumber bagi segala etika adalah akal. Lebih lanjut Al-
Mawardi menyimpulkan definisi akal yaitu pengetahuan tentang hal-hal
yang diketahui secara langsung
Menurut gardner yang dikutif oleh Uyu Wahyudin dan Mubiar
Agustin. Kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan pada skor standar
semata, melainkan dengan ukuran kemampuan kemampuan yang
diuraikan sebgai berikut
1) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan individu.
2) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan persoalan baru untuk
diselesaikan.
3) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan
penghargaan dalam budaya seseorang.30
30Ibid, hal. 4.
17
Penemuan Gardner ini telah mengubah konsep tentang kecerdasan,
menurutnya kecerdasan bukan hanya diukur dengan tes tertulis tetapi,
bagaimana seseorang sesorang dapat memecahkan problem nyata dalam
kehidupan. Kecerdasan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan
jumlahnya banyak hal ini berbeda dengan konsep sebelumnya
menyatakan bahwa kecerdasan tetap mulai sejak lahir sampai mereka
dewasa, dan tidak dapat diubah secara signifikan.
Sekolah seharusnya mengembangkan kecerdasan dan membantu
orang mencapai sasaran profesi dan hobi yang cocok untuk spektrum
kecerdasan masing-masing. Jika hal ini dilakukan maka akan tercipta
manusia yang berkompeten dalam bidangnya.31 Pada awal penelitian
Gardner banyak mengumpul jenis kemampuan manusia yang dapat
dikategorikan sebagai kecerdasan menurut pengertianya, setelah
kemampauan tersebut dianalisis secara teliti Gardner membagi
kecerdasan manusia sebagai berikut;32
a. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Kinestetik
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan kinestetik,
sehingga antara seorang dengan orang lain mempunyai inteligensi yang
berbeda.
1) Pembawaan. Pembawaan ditentukan oleh sifat-sift dan ciri-ciri yang
dibawa sejak lahir.
2) Kematangan. Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis)
dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
3) Pembentukan. Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seorang
yang memengaruhi perkembangan inteligensi.
4) Minat dan pembawaaan yang khas. Minat mengajarkan perbuatan
kepada sesuatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
31Howard Gardner, Op.cit., hlm. 25. 32Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat,Op.Cit, hlm. 125.
18
5) Kebebasan. Kebebasan berarti manusia itu dapat memilih metode-
metode tertentu dalam memecahkan masalah.33
Menurut Howard Gardner kecerdasan kinestetik atau gerak – badan
terletak dikorteks motoris, dengan setiap belahan otak mendominasi atau
mengendalikan gerakan badan yang barada disisi yang berlawan.34
Menurut Seefeldt & dan Babaour seperti yang dikemukakan oleh
Martini Jamarismenyatakan bahwa anak usia 4-6 tahun telah mampu
melakukan koordinasi gerakan tubuh dan gerakan motorik kasar dan
halus secara seimbnag dibidang, gerakan tubuh yang melibatkan otot
kasar, kecerdasan dalam koordinasi gerakan tubuh dan motorik yang
tinggi pada usia 4-6 tahun dapat diidentifikasikan dari kemampuan anak
dalam beberapa hal, diantaranya adalah seagai berikut.
1) Mengendarai sepeda roda tiga atau roda dua
2) Berlari dan berhenti dengan sempurna
3) Memanjat dan menaiki tangga
4) Melompat dengan satu kaki atau dua kaki
5) Meloncat jauh
6) Berdiri secara seimbang dengan satu kaki
7) Dapat meniti jembatan atau berjalan diatas balok secara seimbang.35
Kecerdasan kinestetik Untuk anak usia 4-6 tahun telah mempu
melakukan koordinasi gerak tubuh motorik kasar dan motorik halus anak
usia 4-6 tahun telah mempu melakukan beberapa hal seperti
mengendarai sepeda, berlari, memanjat, melompat meloncat, berdiri
dengan seimbang, dapat meniti jembatan.
Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan seseorang untuk secara
aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk
berkomukasi dan memecahkan berbagai masalah.36 Kecerdasan
33Jamal Ma’mur Asmai, Op.Cit., hal. 159. 34Howard Gardner, Op.Cit., hal.38. 35Martini Jamaris, Op.Cit., hal.6. 36Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajran
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Hal.13.
19
Kinestetik merupakan suatu kecerdasan ketika saat menggunakanya
seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk
melakukan gerakan.37
Menurut Gardner yang di kutip oleh Jamal Ma’mur Asmani
kecerdasan Kinestetik merupakan kecakapn untuk melakukan gerakan,
keterampilan, dan kecakapan fisik seprti olah raga. Contoh : penari,
olahrgawan, pengrajin profesional, dan sebgainya 38
Orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini, pandai dalam
menggunakan seluruh tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Mereka mempunyai keahlian fisik khusus, seperti keseimbangan,
koordinasi, kelincahan, kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan, serta
kemampua teknis.39
Dalam hal ini kecerdasan kinastetik yaitu seseorang dalam
menggunkan bagian tububuhnya untuk berkomonikasi selian itu
kecerdasan kinestik ini juga suatu kecerdasan dimana memiliki banyak
sebuah keahlian seperti kseimbangan, koordinasi, kelincahan, kekuatan
dll.
Menurut Yatim Riyanto kecerdasan kinestetik yaitu keahlian
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekpresikan ide dan perasaan
(misalnya, sebagai aktor, pemain pntonim, atlet atau penari) dan
keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah
sesuatu. (misalnya, sebagai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokter
bedah) kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang
spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan kekuatan
kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan
(propriovetive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile &
haptic).40
37Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Jakarta : Bandung,
2016) hal.22 38Jamal Ma’mur Asmai, Op.Cit., hal. 164. 39Ibid., hal. 180. 40Yatim Riyanto, Pradikma Baru Pembelajaran (Jakarta :Kencana, 2012), hal. 237.
20
Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan seseorang untuk secara
aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk
berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpi
pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga, seperti
bulu tangkis, sepak bola, tenis, renang dan sebagainya atau bisa pula
tampil pada peserta didik yang panai menari, terampil bermain akrobat
atau unggul dalam bermain sulap.41
Al-qur’an Surah Lukman : 17
من يا بني أقم الصل ة وأمر با لمعر وف وانه عن المنكر واصبر على م أبك ان ذلك
عز م ال مو ر
Artinya :Hai Anakku, dirikanlah shalt dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabrlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (Qs. Lukman:17). Lukman menasehati putranya untuk selalu mengerjakan sahalt. Juga
selalu mengajak kepada kebaikan mencegah hal-hal jelas serta selalu
sabar dengan cobaan yang Allah berikan.
Kecedasan kinestetik berkaitan dengan kapasitas individu dalam
dalam menggunakan seluruh fisiknya untuk mengekpresikan ide-ide dan
perasaan. Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik tertentu seperti
koordinasi keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, dan
kecepatan dalam melakukan gerakan dengan baik sesuai dengan tujuan
dan kemampuan yang ada dalam fungsi gerak pada tubuh.42
Dapat disimpulkan mengenai kecerdasan kinestetik yang
dikemukakan oleh Yatim Riyanto bahwa kecerdasan kinestetik adalah
kecerdasan diman seseorang mengekpresikan ide atau perasaan
41Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan pendektan PAILKEM (Jakarta :
Bumi Aksara, 2014), hal. 245. 42 Leli Halimah, Pengembangan kurikulum Anak Usia Dini, (Jakarta: Aditama, 2017), hal. 115
21
sehingga membuat seseorang secara aktif menggunakan bagian
tubuhnya untuk berkomunikasi.
Kecerdasan Kinestetik Menurut Sonawat & Gogri ibidIbrahim yaitu
kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengekpresikan
ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau
menstaranformasi sesuatu. 43 Menurut Munif Chatib kecerdasan Kinestetik
yaitu kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola
objek, respons dan refleks, berkaitan dengan gerak motorik dan
keseimbangan.44
Sedangkan menurut Gardner dan checkly bahwa kecerdasan
jasmaniah-kinestetik adalah the capacity to use your whole body or parts
of your body – your hands, your fingers and your arms- to solve a
problem, make something, or put on some kind of a production. The most
evident examples ore people in atletics or the perfoming arts, particulary
dance or acting45
Berdasarkan pengertian kecerdasan kinestetik yang dikemukakan
oleh para ahli dapat diambil pengertian kecerdasan kinestetik merupakan
kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam
mengkoordinasikan gerak tubuh. Karena gerak tubuh merupakan gerak
motorik kasar pada anak maka kecerdasan kinestetik anak berhubungan
erat dengan perkembangan motorik kasar pada anak. Dalam hal ini untuk
kecerdasan kinestetik banyak para ahli yang menyatakan bahwa
kecerdasan kinestetik merupakan kecerdasan yang memberikan
kemampuan gerak motorik kasar pada anak usia dini. Namun pada anak
yang memiliki kecerdasan kinestetik yang baik maka perkembangan dari
motorik kasar dan gerak anak lebih dominan dibanding dengan yang
lainya. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki kecerdasan
43Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak
(Multiple Inteligences) (Jakarta: Kencana, 2013), hal.16. 44 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2014) hal.49 45Ibid., hal.16.
22
kinestetik yang baik perkembangan motorik kasar pada anak lebih baik
dibanding dengan lainya.
b. Karakteristik Anak Dengan Kecerdasan Kinestetik
Menurut Buzan, 2002, karakteristik kecerdasan kinestetik dapat
dilihat dari anak usia dini dari kecenderuan sebagai berikut:
1. Setidaknya terlibat dalam satu olahraga atau aktivitas fisik secara
teratur
2. Merasa sulit untuk duduk diam dalam jangka waktu yang lama
3. Suka berkerja dengan menggunakan keterampilan pada kegiatan
nyata.
4. Mempunyai banyak ide ketika di luar untuk berjalan-jalan atau terlibat
dalam aktivitas fisik.
5. Sering menghabiskan waktu luang untuk berada di luar
rumah/ruangan.
6. Sering menggunakan gerakan tangan atau bentuk lain dari bahasa
tubuh.
7. Menikmati wahana liburan bahkan melakukan aktivitas fisik.
8. Memerlukan latihan keterampilan daripada hanya membaca atau
melihatvideo yang menjelaskan.46
Karakteristik dari peserta didik dengan kecerdasan kinestetik adalah
sebagai berikut:
1) Senang membuat sesuatu dengan menggunakan tangan secara
langsung.
2) Merasa bosan dan tidak tahan untuk duduk pada suatu tempat yang
agak lama.
3) Melibatkan diri dalam berbagai aktifitas di luar rumah yang termasuk
dalam melakukan kegiatan olahraga.
4) Sangat menyukai komunikasi non verbal seperti bahasa isyarat.
46Leli Halimah, Pengembangan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (Bandung :PT Redika Aditama, 2016), hal. 115
23
5) Senang memperlihatkan ekpresi dengan gerakan tubuh.
6) Ketika belajar menyertakan aktifitas yang bersifat demonstratif.
7) Ketika bekerja hanya menggunakan alat yang dibutuhkan.
8) Senang belajar dengan strategi learning by doing.47
Salah satu ciri utam anak anak yang memiliki potensi tinggi terhadap
kerdasan kinestetik anak cenderung mengekpresikan diri melalui gerakan
tubuh. Untuk pengembangan kecerdasan kinestetik pada anak usia dini
secara umum dapat dilakukan dengan cara mengembangkan fisik, dapat
dilakukan dengan kegiatan kegiatan menari, bermain peran, drama,
latihan fisik, dan berolahraga sesuai dengan kebutuhan fisik lainya.
c. Aspek-aspek Kecerdasan Kinestetik
1) Koordinasi tangan mata : kemampuan menggunakan tangan secara
tepat untuk mengendalikan objek
2) Koordinasi seluruh badan : kemampuan mengkoordinasi seluruh
pergerakan tubuh
3) Keseimbangan : kemampuan mempertahan dan mengatur gerakan
tanpa terpengaruh oleh perubahan lingkungan
4) Fleksibilitas : kemampuan untuk mempergerakan variasi gerakan
melalui kelenturan sendi-sendi48
Stimulasi kecerdasan gerak berkaitan dengan kemampuan bermain.
Pada saat bermain anak melatih koordinasi otot dan gerak. Stimulasi
gerak terjadi dalam wilayah berikut:
1) Koordinasi mata-tangan dan mata kaki seperti menggambar, menulis
memanipulasi objek, melempar, menangkap.
2) Keterampilan lokomotor seperti berjalan, berlari, melompat, bebaris,
meloncat, merayap dan berguling.
3) Keterampilan nonlokomotor, seperti membungkuk, menjangkau
memutar, merentang, mengayun, berjongkok, duduk dan berdiri.
47Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim,Op.cit, hlm. 101. 48Claire Gordon dan linn Huggins- cooper, Op. Cit, hal.45.
24
4) Kemampuan mengontrol dan mengatur tubuh menunjukan kesadaran
tubuh, kesadaran ruang, kemampuan menghentikan gerak, dan
mengubah arah.49
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik meliputi kemampuan fisik
spesifik, seperti koordinasi, keseiimbangan, keterampilan, kekuatan,
kelenturan, kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan. Anak
dengan kecerdasan kinestetik cenderung bergerak aktif, mudah dan cepat
dalam mempelajari keterampilan-keterampilan fisik serta suka bergerak
sambil berfikir, senang meniru gerakan, senang berolahraga, senang
menggunakan gerakan untuk membantunya mengingat berbagai hal.50
d. Asesmen Perkembangan Kecerdasan Kinestetik atau Gerak
Motorik Anak Usia 4-6 Tahun
Menurut Martini Jamaris, indikator untuk menilai kecerdasan
kinestetik anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:
1) Melompat tempat
2) Melompati kayu penghalang
3) Menaiki tangga
4) Berjalan ke depan
5) Berjalan mundur
6) Berlari
7) Melempar bola
8) Menangkap Bola
9) Menggunting
10) menempel51
Menurut Martini Jamaris, perkembangan dimensi kecerdasan
Kinestetik dapat dilakukan dengan cara yang tergambar sebagai berikut:
Tabel II. 1
Dimensi dan Indikator Kecedasan Anak usia Dini Umur 5-6
49 Een Y. Haenilah, Kurikulum dan Pembelajaran Paud,(Yogyakarta: Media Akademi, 2015) hal. 81 50 Iswandi, Teori Belajar, (Bogor: In Media, 2014), hal.121 51Martini Jamaris, Op.Cit., Hal.64
25
Aspek kecerdasan
Kinestetik
Indikator kecerdasan jamak pada
pengembangan kecerdasan kinestetik
Melalui Metode Bermain Gerak dan
Lagu
1. Koordinasi Tangan
dan Mata
2. Koordinasi Seluruh
Badan
3. Keseimbangan
4. Fleksibelitas
1. Melempar bola
2. Menangkap bola
3. Kemampuan keluwesan dan kelenturan
gerak anak
4. Anak dapat melakukan keseluruhan
gerak dan lagu dengan lancer
5. Anak dapat meniru gerakan sesuai
dengan contoh yang diberikan
6. Anak dapat melakukan gerakan tanpa
malu-malu dan percaya diri
7. Menaiki tangga
8. Berlari
9. Berjalan ke depan
10. Berjalan mundur
2. Metode Bermain Gerak dan Lagu
a. Pengetian Metode Pembelajaran Anak Usia Dini
Menurut kamus bahasa Indonesia, metode ialah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan,52 Metode pembelajaran merupakan
cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan
memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu53. Dengan kata lain dapat diartikan sebagai cara yang harus
52 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Jakarta : PT Gramedia Pustaka, 2008) Hal. 910 53Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta :
Ciputat Mega Mall, 2016), hal. 152.
26
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan termasuk disini tujuan pendidikan
agar proses perkembangan anak menjadi optimal.
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk mempermudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan,
metode lebph bersifat prosedural dan sitetmatik karena tujuannya untuk
mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.54
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih
berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan di tetapkan. Metode
merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan kegiatan.55
Menurut Solehuddin pemahaman dan penguasaan metode
pembelajaran anak merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh guru pra
sekolah. Pertama sesuai dengan karakteristik anak, kedua anak pada
dasarnya belajar pada situasi holistik, maka cara pembelajaran terpadu
adalah hal yang cocok diterapakan, ketiga adanya variasi anak yang
menuntut guru untuk menyediakan sejumlah alternatif kegiatan, keempat,,
cara pendidikan anak pra sekolah hendaknya memberikan kesempatan
interaksi yang baik dengan dengan guru.56
b. Pengertian Bermain
Menurut Singer dalam martuti bermain merupakan cara yang bagi
anak untuk melatih masuknya rangsangan, baik dari dunia luar maupun
dari dalam laju stimulasi baik baik dari luar maupun dari dalam semakin
optimal jika keadaan emosi menyenangkan yang dapat diperoleh saat
anak sedang bermai. Artinya bermain membuat anak tidak merenung dan
bosan yang disebabkan kurnagnya strimulus atau rangsangan57
Dalam konsep Islam bermain sangat dianjurkan oleh Rasulullah
SAW. Bahkan setiap orang tua hendaknya selalu menyempatkan diri
54 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung :PT
Rosda Karya, 2011) hal. 56 55 Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2004)hal.7 56Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), hal, 99. 57M.Fadillah, Pendidikan Anak Usia Dini (jakarta : Kecnan, 2014), Hal. 25.
27
bermain bersama anak-anaknya, selain sebagai wujud kasih sayang, juga
untuk melatih anak berkereativitas dalam melatih fisiknya supaya menjadi
kuat, serta lincah menurut Ratna yang dikuti oleh M. Fadillah dengan
bermain otot-otot anak akan bekerja maksimal, metbolisme tubuh akan
meningkatdan perkebangan otot lebih bagus.58
Bermain memiliki peranan penting bagi perkembangan anak agar
anak mengenali lingkungan sekitarnya, memudahkan anak memahami
dan mengekplorasi lingungan budaya setempat, memudahkan ank
mengekpresikan pikiran dan perasaan, meningkatkan fungsi kerja otak
dan perkembangan motorik anak.59
Guha, menyatakan bahwa ada perbedan bermain anak anak
dirumah dan bermain diskolah, sama halnya Saracho menunjukan bahwa
bermain dapat berarti hal yang berbeda dalam konteks yang berbeda.
Perspektif ini menyoroti situasi spesifik bermain dan konsekuensinya,
perlunya mempertimbangkan pandangan para pemain saat memituskan
apa yang dimaksudkan ketika terlibat dalam bermain.60
Dari kutipan diatas bahwa bermain merupakan yang harus diajarkan
kepada anak karena permainan merupakan dunia anak yang dapat
menunjang pada kehidupannya dimasa depan karena didalam bermain itu
sendiri terdapat proses belajar
Bermain menjadi bagian pendidikan penting dalam pendidikan anak
usia dini (PAUD). Menurut Froebel yang dikutif oleh Masnipal
mendeskripsikan adanya hubungan yang kuat antara bermain dan belajar,
sebab melalui bermain anak belajar, bermain juga dapat digunakan untuk
meningkatkan belajar anak, termasuk rasa percaya diri sehingga sangat
58Ibid., Hal. 28. 59 Rozi Sastra Purna dan Arum Sukma Kinasih, Psikologi pendidikan Anak Usian Dini
Menumbuh Kembang Potensi Bintang Anak di TK Atraktif (Jakarta : PT Indeks, 2015 ) hal.73 60 Pat Broadhead, Justine Howard and Elizabeth Woods, Bermain dan Belajar Pada Usia Din, (Jakarta : Indeks Jakarta, 2017), hal.202
28
beralasan jika bermain dimasukan dalam kurikulum pendidikan bagi anak
usis dini.61
Bermain bagi anak usia dini dapat mempelajari dan belajar banyak
hal, mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi,
toleransi, kerja sama, menjunjung tinggi sportivitas. Di samping itu
aktivitas bermain juga dapat mengembangkan kecerdasan mental,
spritual, bahasa, keterampilan motorik anak usia dini. Oleh karena itu,
bagi anak usia dini tidak hari tanpa bermain merupakan kegiatan
pembelajaran yang sangat penting. 62
Piaget memberikan pengertian bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang ulang dan menimbulkan kesenangan dan
kepuasan bagi diri seseorang. Sedangkan Parten dan Docket
memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan
melalui bermain memeberikan kesempatan anak untuk berekplorasi,
menemukan, mengekpresikan, berkresi dan belajar secara
menyenangkan.63
Dapat kita lihat bermain adalah cerminan kemapuan fisik, intelektual
emosional dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar
karena dengan bermain, anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan
diri dengan lingkunga, melakuakan apa yang dapat dilakukan, dan
mengenal waktu, jarak, dan suara. Bermain menjadi acuan untuk
memahami dan mendorong serta mengarahkan anak dalam bermain
dengan demikin orang tua atau pendidik akan terhindar dari
kesalahan/meminimalkan kesalahan dalam mendidik anaknya.
Bermain merupakan sarana belajar bagi anak usia dini (Beaty),
melalui bermain anak-anak dapat mengenal dan berinteraksi dengan
lingkunganya dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan dan
61Masnifal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional (Jakarta : Gramedia, 2013), hal. 126. 62H. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),hal. 166 63Yuliani Nuraini Sudjiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Indeks Pertama Puri Media, 2016,)hal.143.
29
pertumbuhan. 64 Usia bermain juga merupakan tahapan dimana anak-
anak mengembangkan hati murni dan mulai menempelkan lebel benar
atau salah pada tingkah laku mereka.65
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksakan kegiatan
pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi, metode,
materi/bahan. Dan media yang menarik agar mudah diikuti anak. Melalui
bermain anak diajak untuk berekplorasi (penjajakan), menemukan, dan
memanfaatkan benda-benda disekitarnya (Direktorat PAUD) menyetakan
dalam kegiatan bermain, anak diajak mengenal dunian dan
lingkunganya.66
Menurut Slamet Suyanto yang dikutif oleh Ahmad Susanto bahwa
permainan memang baik untuk mendidik anak, tetapi permainan tersebut
harus diberi muatan pendidikan sehingga anak dapat belajar. Hal ini juga
lebih lanjut dikatakan oleh Permendikbud nomor 146 tahun 2014 pasal 5
yang menjelaskan program pendidkan PAUD diberikan melalui
rangsangan pendidikan yang dilakukan oleh pendidikan dan kegiatan
belajar melui suasana bermain.67
Bermain membuat anak belajar menentukan pilihan, memecahkan
masalah, berkomunikasi, dan bernegosiasi. Selain itu juga anak juga akan
melatih keterampilan fisik, sosial dan kognitif, bermain juga meningkatkan
daya imajinasi anak untuk meningkatkan kemampuan kreatifnya.68
Bermain memiliki makna yang banyak diantaranya sebagai berikut:
1) Beresiko biarpun sederhana permainan namun tetap ada unsur resiko
dalam permainan tersebut.
64Ibid., hal. 127. 65 Jess Feist dan Gregory J.Feist, Teori Kepribadian, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010)
Hal.302 66Ahmad Susanto,Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2017), hal.97. 67Ibid., hal.97-98. 68 Deni Damayanti, Senang dan Bahagia Menjadi Guru Paud, (Bandung: Araska, 2018), hal.56
30
2) Pengulangan dengan bermain anak memperoleh kesempatan untuk
mengkonsolidasikan keterampilan yang harus diwujudkan dalam
bentuk permainan dengan berbagai nuangsa yang berbeda.
3) Fakta dengan permainan sederhana dapat menjadi alat untuk
mempersiapkan keadaan yang sesugguhnya di kemudian hari.69
Bermain merupakan wahana belajar untu mengekplorasi lingkungan
yang dapat mengembangkan kemampuan moral agama, fisik, kognitif,
bahasa, seni dan sosial emosional anak. disamping itu bermain juga
mnegmbangkan indivdu agar memiliki kebiasaan baik seperti tolong
menolong, berbagi, disiplin, berani mengambil keputusan dan
bertanggung jawab.70
Al-qur’an Al-Anbiya ayat 21
ن ر ن ذ كرم ب هم محد ث إل استمعو ه وهم يلعبو ن ما يأ تيهم م
Artinya : tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-quran pun yang baru (di-turunkan) dari tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedangkan merekan Bermain-main. Makna dari ayat tersebut yaitu bahwasanya ayat alquran tidak ada
yang baru diturunkan melainkan mereka mendengarkanya dengan
bermain-main, begitu juga dengan bermain pada anak usia dini
selayaknya tidak ada paksaan mengenai pertumbuhan melainkan dengan
mereka bermain dengan hal itu dapat sebuah pengalaman baru.
c. Pengertian gerak dan Lagu
Gerak rupanya bagian dari keberadaan alamiah anak-anak tiga,
empat, dan lima tahun. Anak usia tiga dan empat tahun berlari
menghempaskan tubuhnya kesana kemari diruang kelas dan taman
bermain anak usia lima tahun tampak meloncat-loncat, berjingkrak-
jingkrak, dan berputar putar ketimbang berjalan biasa.71
69Een Y. Hainilah, Op.Cit, hal. 76 70 Ibid, hal.76 71Carol Seefedt dan Barbara A Wasik, Pendidikan Anaka Usia Dini, (Jakarta : PT Indeks,
2016) Hal. 304
31
Gerak merupakan sarana ekspresi dan mengalihkan ketakutan,
kesedihan, kemarahan, kenikmatan, dan sebagainya. Gerak juga
merupakan ekspresi pembebasan dari belenggu ketidakberdayaaan,
simbolis, khususnya pada anak-anak mereka mengekspresikan dirinya
secara langsung dan efektif melalui gerakan.72
Surah Al-quran Al-Rum : 54
ن ضعف ثم جعل من بعد ضعف ا الذ ي خلقكم م ة ضعف لل قر ة ثم جعل من بعد قو
ا يشآ ء * وهو العليم القدير وشيبة يخلق م
Artinya :
Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian dia menjadikan kemu sesuah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikenhendakinya dan dialah yang maha mengetahui lagi maha kuasa. Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa perkembangan
didunia mulai dari la’bi permainan yang merupakan karakteristik bagi anak
usia dini. Lahw merupakan merupakan gambaran karateristik anak-anak
akhir (usia sekolah dasar).
Model bermain gerak ialah model bermaian yang banyak
memelurkan aktivitas gerak, fisik, baik gerak motor kasar, model bermain
gerak ini lebih berorientasi pada pengembangan fisik anak.73
Saat ini, lagu anak adalah barang langka. Kalaupun ada,
sebagaian ;lagu-lagu tersebut sudah kehilangan “ruh” kekanakannya.
Walaupun lagu masih tetap ceria namun seperti ada yang hilang, dari
dalam lagu tersebut. Lagu biasanya tak terlepas dari musik, anak anak
usia dini gemar bergerak sambil bernyanyi. Lagu-lagu yang
72Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana,2010), hal. 168. 73Harun Rasyid,Mansyur dan Suratno, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini,
(Yogyakarta : Gam Media, 2012), Hal.85
32
mengajak/memudahkan anak untuk menari dan menggerkan badan juga
bisa menjadi pertimbangan untuk lagu anak.74
Lagu dan musik adalah bagaimana penting dari awal pertemuan
Anak-anak menyebutkan nama mereka dalam lagu ketika menyapa satu
sama lain. Musik adalah kegiatan sosial. Mendengarkan musik dan
menyanyi atau menari bersama dapat menyatukan anak-anak. setiap
anak merasa sebagai bagian dari komunitas pada saat menyanyi
bersama.75
Bermain musik dapat menimbulkan semangat, menghilangkan
ketegangan dan memberikan suasana nyaman. Musik dapat memberikan
perasaan kepuasan dan perasaan nyaman serta menimbulkan
ketenangan. Musik mendorong anak untuk memperoleh kesempatan
mengekspresikan dirinya.
Musik juga memberikan kesempatan pada anak untuk
melepaskan emosi yang tertahan maupun mengeluarkan emosi-emosi
yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Musik merupakan media
ekspresi diri dan rekreasi yang dibutuhkan anak. Sehingga anak-anak
yang mendengarkan musik dapat mengekspresikan dengan berbagai cara
misalnya bertepuk tangan, melompat, berputar, dan sebagainya.
Dalam bermain dengan gerak dan lagu, anak akan dipimpin oleh
seorang instruktur. Dengan demikian anak belajar meniru gerakan sesuai
dengan petunjuk instruktur. Belajar melalui model atau biasa disebut juga
sebagai modelling adalah proses belajar pada manusia dimana terjadi
pengamatan terhadap model yang melakukan suatu tingkah laku tertentu
beserta konsekuensi yang diterima model tersebut. Dengan melakukan
pengamatan terhadap model berarti menghindari terjadinya kesalahan
pada tahap trial dan error, yang berarti juga mempersingkat waktu yang
dibutuhkan untuk belajar suatu tingkah laku baru.
74Mukhtar Latif, Zukhairina, Rita Zubaidah dan Muhammad Afandi, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana, 2013), Hal.232 75Carol Seefedt dan Barbara A Wasik, Op.Cit. hal 298
33
d. Tahapan metode bermain gerak dan Lagu
Menurut badura langkah-langkah tahapan dalam bermain gerak
dan lagu adalah sebagai berikut:
1) Tahapan memerhatikan
Perhatian adalah mutlak dalam belajar. Tanpa perhatian maka
individu tidak akan mengalami proses belajar.
2) Tahap mengingat
Setelah proses memperhatikan individu akan mengikuti tahapan
mengingat tingkah laku.
3) Tahap memproduksi
Proses memproduksi adalah individu dalam belajar harus
melakukan tingkah laku yang ilihatnya.
4) Tahap motivasi
Setiap individu sudah memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan
tingkah laku yang sudah ditirukan.76
Kegiatan bermain gerak dan lagu termasuk dalam lingkup
perkembangan seni anak seperti yang dipaparkan dibawah ini.77
B. Konsep Model Tindakan Yang Digunakan
1. Deskripsi Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.78
Sesuai dengan model Kemmis dan Mc Taggart “penelitian tindakan
adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para
persiapan didalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan
keadilan dari praktik atau pendidikan yang mereka lakukan, serta
mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana
76Diana Mutiah, Op.Cit, hai. 172. 77Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 (Jakarta: Depdiknas, 2014), hal, 29. 78Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2011), hal. 41.
34
praktik itu dilaksanakan.79 Penelitian tindakan stsu sction reseach bisa
memiliki makna bermacam-macam, bergantung pada referensi yang
digunakan sebagai acuan.80
Pengertian (PTK) penelitian tindakan kelas adalah suatu kegitan
penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris
reflektif terhadapat berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru atau
dosen (tenaga pendidik), kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusunya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar,
untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang
dilakukan.81
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan
terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja
yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses
sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan
tersebut.82
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK), (1).Memperbaiki dan
meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran, (2).
Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga terciptanya layanan
prima,(3). Memberikan kesempatan kepada guru untuk berimprovisasi
dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat
waktu dan sasarnya.83
Dari definisi tersebut terdapat manfaat dari penelitian tindakan
kelas (PTK) yaitu :
79Ibid.,hal.42. 80 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2015)
hal.151 81Nokman Riyanto, 7 Karya 1 Buku (Jawa Tengah: CV. Pelita Gemilang Sejahtera), Hal.5. 82 Suharsini Arikunto, Suhardjono, dan Supradi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :
Bumi Aksara, 2015), Hal. 1 83Ibid.,hal. 6
35
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengembangkan dan melakukan inovasi dalam pembelajaran,
merupakan upaya pengembangan kurukulum ditingkat kelas dan untuk
meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang
dilakukan84 adapun manfaat penelitian kelas berkut ini:
a. Menfaat PTK bagi guru
1) PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembejalaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK
adalah perbaikan pembelajaran.
2) Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara
professional karena dapat menunjukan bahwa ia mampu menilai
dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, dengan kata lain,
guru mampu menujukan otonominya sebgai pekerja professional.
3) PTK membuat guru percaya diri, guru yang mampu melakukan
analisis terhadap kinaerja sendiri dalam dalam kelas sehingga
menemukan kekuatan dan kelemahan kemudian mengembangkan
alternatif untuk mengatasi kelemahannya
4) Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri
b. Manfaat PTK bagi pembelajar
Tujuan PTK adalah memperbaiki Praktik pembelajaran dengan
sasaran akhir memperbaiki belajar siswa.
c. Manfaat PTK bagi sekolah
Manfaat PTK bagi sekolah salah satunya dapat melihat
perekmbnagn perserta didik, sekolah yang berhasil mendorong terjadinya
inovasi pada diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas
pendidikan untuk para siswa.
Selnjutanya ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang
dikembangkan oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima)
model yaitu : Model Lewin, Model MCkernan, Model Ebbut, model Elliot,
84Ibid.., hal. 6
36
dan model Kemmis & Mc Taggart. Model model tersebut memiliki pola
dasar yang sama yaitu serangkaiam kegiatan penelitian berupa rangkaian
siklus dimana pada setiap akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil
revisi/perbaikan.
a. Model Penelitian Kemmis M.C Taggart (1988)
Model Kemmis & taggart merupakan pengembangan dari konsep
dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen acting dan
observing dijadikan satu kesakuan karena keduanya merupakan tindakan
yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Dalam
perencanaanya, Kemmis mengunakan system spiral refleksi dari yang
dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang
merupakan dasar uantuk suatu ancang-ancang pemecahan
permasalahan.
Gambar II.1 Dagram alur PTK Kemmis dan Mc taggart
Adapun desain penelitian ini mnegacu pada desains penelitian
yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart yaitu model spiral, yang dimula
37
dari perencanaan, tindakan observasi dan refleksi kemudian mengadakan
perencanaan kembali. Desain penelitian menurut Kemmis dan Mc
Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang
semakin lama diharapkan semakin menngkat perubahannya atau
pencapaian hasilnya.
Gambar. II.2 Desain Kemmis Mc Taggart85
C. Penelitian Yang Relevan
Peneliti mengemukakan hasil penelitian yang berhubungan dengan
topik pennelitian yang dilaksankana. Hasil penelitian televan yang
dimaksudkan untuk menunjukan posisi penelitian-penelitian yang
berkaitan yang pernah dilakukan
1. Tesis
a. Penelitian yang dilakukan oleh Susi BedriJudul tesis Meningkatkan
Motorik Kasar Melalui Bermain Oleh Tubuh Gerak dan Lagu Anak Usia
5-6 Tahun Di Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Perumnas Muara
Bulianpersamaan penelitian ini dengan penulis yaitu sama- sama
mengunakan membahasa mengenai bermain oleh tubuh gerak dan
85Asip Suryadi dan Ika berdiati, Menggagas Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru
(Bandung : PT, Remaja Rosdakarya, 2018). hal. 79
38
lagu namun yang menjadi perbedaanya peneliti relevan menggunakan
olah bermain sedangkan peneliti menggunakan metode bermain gerak
dan lagu.
b. Penelitian yang dilakukan Prengki Ade Candra : Mengembangkan
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melaui Pembelajaran Sentra
Musik Di Taman Kanak-kanak As- Salam Kota Jambi, pada penelitian
ini sama sama meneliti kecerdasan kinestetik, dan bedanya pada
Tesis Prengki kecerdasan kinestetik hanya dikembangkan beda
dengan penelitian saya bahwa saya meningkatkan kecerdasan
kinestetik.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Bangsawan dengan Judul
TesisKegiatan Bermain dan Bernyanyi Dalam Perkembangan Bahasa
Anak Usia Dini Di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sapat
Kecamatan Kuala Indragiri. Persamaan peneliti dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indra Bangsawan yaitu sama sama mengulas tentang
bermain dan bernyanyi dan sama sama bertujuan lagu sedangkan
perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian relevan bertuan
mengembangakan bahasa anak sedangkan peneliti bertujan
meningkatkan kecerdasan kinestetik Anak.
2. Jurnal
a. Jurnal Restu Yuningsih Jurnal dengan judul peningkatan kecerdasan
knestetik melalui pemebelajaran gerak dasar tari minang Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan kinestetik
pada anak usia dini kelompok B1 yang dilakukan melalui pembelajaran
gerak dasar tari minang.86persamaan peneliti dengan penelitian
relevan yaitu di bagian sama sama ingin meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak sedangkan perbedaan peneliti dengan jurnal ini yaitu
dibagian peneliti relevan menggunakan pembelajaran gerak dasar tari
86Restu Yuningsih, Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui Pembelajaran Gerak Dasar Tari Minang, (Jakarta Timur: UNJ, 2015), hal.1
39
minang sedangkan penelitii menggunakan metode bermain gerak dan
lagu.
b. Jurnal Ybnu Prasertyo, Siti Kamisyati dan Tri Budi Hartono dengan
Judul peningkatan kecerdasan kinestetik anak melalui metode bermain
gerak dan lagu pada anak kelompok A TK Taman Putera
Mangkunegara Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014 hasil penelitian
Simpulan penelitian ini adalah melalui penerapan metode bermain
gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak
kelompok A TK Taman Putera Mangkunegaran Surakarta Tahun
Ajaran 2013/2014. yaitu tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui metode bermain gerak
dan lagu pada anak kelompok A TK Taman Putera Mangkunegaran
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.87
c. Jurnal Imroatun Khasanah dengan judul Meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak melalaui tari tradisional Angguk di TK melati II Glagah
hasil penelitian oleh Imroatul berkembang sangat baik”. Selanjutnya
siklus II sudah mencapai target keberhasilan sebesar 80% pada
kriteria berkembang sangat baik untuk itu siklus II
dihentikan.88persamaan penelitian ni dengan penulit yaitu sama-sama
ingin meningkatkan kecerdasan kinestetik anak sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penulis yaitu penelitian ini menggunakan tari
tradisional angguk sedangkan penulis menggunakan metode bermain
gerak dan lagu.
d. Jurnal Raudah dengan Judul Upaya Meningkatkan Kecerdasan
Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menari Pada Kelompok B
Di RA AL-Ikhlas Medan hasil Penelitian ini menunjukan adanya
peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini pada kelompok B
87Ybnu Prasertyo, Siti Kamisyati Dan Tri Budi Hartono,Peningkatan kecerdasan kinestetik
anak melalui metode bermain gerak dan lagu pada anak kelompok A TK(Surakarata: Universitas Sebelas Maret, 2014),hal.1. 88Imroatun Khasanah,Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Tari Tradisional
Angguk Di Tk Melati Ii Glagah,(Fip uny: Paud). Hal.1
40
yang dilakukan kegiatan menari, selanjutnya penelitian ini hanya
menggunakan II Siklus hasil siklus II sudah menunjukan adanya
peningkatan Kecerasan Kinestetik.89 Sedangkan persamaan dari
penelitian ini sama sama bertujuan meningkatkan Kecerdasan
Kinestetik sedangkat perbedaan dari penelitian ini penelitian Raudah
Melakukan Kegiatan Menari untuk Meningkatkan Kecerdasan
Kinestetik sedangkan penitian yang dilakukan oleh penulis
menggunakan Metode Bermain Gerak dan Lagu untuk Meningkatkan
Kecerdasan Kinestetik.
e. Jurnal Aulia Umami Judul Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Permainan Estapet dalam penelitian ini Kecerdasan Kinestetik
Meningkat melalui proses permainan Estaapet pada penelitian Aulia
Umami melakukan II siklus sedangkan perbedaan dengan penelitian
ini peneltiian Aulia Umami Menggunakan untuk meningkatkan
Kecerdasan Kinestetik Melalui Permainan Estapet sedangkan
persamaan nya sama-sama ingin Meningkatkan Kecerdan Kinestteik.90
89Raudah, Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Kegiatan
Menari Pada Kelompok TK B, (Sumatra Utara : UINSU, 2018), Hal. 1 90 Aulia Umami, Peningkatan Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Melalui Permainan
Estapet (Jurnal Ilmiah Potensia ,2017), hal. 1
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Peneltian Tindakan (Metode)
Penelitian ini mengambil lokasi di PAUD Sabilal Muhtadin
Tembilahan Riau, berkaitan dengan meningkatkan kecerdasan
kinestetik melalui metode bermain gerak dan lagu di PAUD Sabilal
Muhtadin Tembilaha Riau, penelitian ini dimaksudnkan untuk
menemukan dan memperoleh penngkatan kecerdasan Kinestetik
anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain gerak dan lagu di Paud
Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau.
Penelitian adalah cara sistematis dan terorganisisir untuk
mecari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan
secara teoritis. Sistematis diperlukan karena adanya prosedur dan
langkah tertentu yang harus ditempuh oleh seorang peneliti. Artinya
ada sejumlah hal dalam sebuah proses penelitian yang harus
dilakukan untuk menjamin jawaban terhadap pertanyaan yang akurat
berdasarkan panduan penuliasan karya ilmiah tesis. Creswel
memaknai penelitian kualitataiif berupa metode-metode untuk
mengekplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari
masalah social dengan melibatkan upaya-upaya penting seperti
mengajukan pertanyaan dan prosedur mengumpulkan data yang
spesifik dari partisipan.91
Pada Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
jenis penelitan tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu
pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka
91Creswell, jhon W. Terjemahan Achamad Fawaid, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal.4.
42
etika yang disepakati bersama.92 Pola yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pola kolaboratif . Menurut Wina Sanjaya pada
pola kolaboratif inisiatif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru,
akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan
masalah pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya adalah upaya yang
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan
melakukan berbagai perubahan yang didasarkan atas hasil refleksi
dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut penelitian tindakan kelas mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah yang diangkat adalah persoalan yang berkaitan dengan
praktek dan proses
2. pembelajaran sehari-hari yang memang benar-benar dirasakan
oleh seorang guru.
3. Penelitian tindakan kelas selalu bersumber dari kesadaran
seorang guru terhadap persoalan yang terjadi ketika sebuah
proses pembelajaran sedang berlangsung, dan guru menydari
pentingnya untuk mencari pemecahan masalah melalui suatu
tindakan yang terencana, cermat dan dengan cara-cara ilmiah
serta tersusun secara sistematis.
4. Adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki praktik dan proses pembelajaran didalam kelas.
5. Adanya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat lainnya
dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan
persoalan mendasar yang perlu diatasai.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah anak di
Pendidikan Anak usia dini sabilal muhtadin tembilahan riau. Sampel
92Kunandar, Op.cit., hal. 46.
43
perwakilan dari populasi yang akan diteliti dan diamati oleh peneliti.
Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah anak di Pendidikan
Anak usia dini Sabilal muhtadin tembilahan riau sebanyak8 orang
anak kelas B1.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Ada dua jenis dan sumber data dan metode pengumpulan
data, dua hal tersebut yaitu.
Pertama data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh
peneliti umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan
diperoleh dari tangan petama atau subjek (informen) melalui proses
wawancara. Data primer adalah data penelitian yang diperoleh
melalui berbagai macam cara yaitu dengan observasi. Wawancara
pada pendidikan anak usia dini sabilal muhtadin tembilahan riau.
Kedua data skunder adalah data yang diperoleh secaa tidak
langsung oleh peneliti, tetapi telah terjenjang melalui melalui sumber
tangan kedua atau ketiga. Data skunder dikenal juga dengan data
pendukung atau pelengkap data utama yang digunakan oleh pneliti.
Data skunder adalah adalah data yang diperoleh dari sumber kedua,
dokumentasi sebuah lembaga seperti : Biro pusat statistik (BPS).
Lembaga atau intitusi. Dalam penelitian ini data skunder didapt dari
lembaga pendidikan anak usia dini tembilahan riau.
Adapuan data skunder yang diinginkan oleh enulis adalah yaitu
berupa profil sekolah tersebut.
2. Sumber Data
Sumber data dalam PTK , seperti Siswa, Guru, teman sejawat,
dan lain-lain.
44
a. Siswa
untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktiivitas
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Guru
Untuk melihat tingkat kecerdasan kinestetik siswa dalam
proses pembelajaran melalui metode gerak dan lagu.
c. Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber
data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari
sisi siswa maupun guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kisi-kisi Intrumen
a. Kecerdasan Kinestetik
Tabel III.1
Kisi-kisi Intrumen Kecerdasan Kinestetik Melalui Metode
Bermain Gerak dan Lagu
No
Aspek
perkemba
ngan
Indikator
Perkembangan
Aspek Penilaian
BB MB BSH BSB
1 Koordinasi
tangan dan
mata
1. Melempar bola
2. Menangkap bola
2 Koordinasi
seluruh
badan
3. Kemampuan
keluwesan dan
kelenturan gerak
anak
4. Anak dapat
melakukan
keseluruhan
45
gerak dan lagu
dengan lancer
5. Anak dapat
meniru gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
6. Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
3 Keseimban
gan
7. Menaiki tangga
4 Fleksibelita
s
8. Berlari
9. Berjalan ke
depan
10. Berjalan mundur
Jumlah
Skor total
Persentase
b. Kisi-kisi Intrumen Aktivitas Guru
Untuk mencegah terjadinya bias pengamatan terhadap objek
yang diteliti, maka seorang peneliti harus didampingi alat bantu
observasi. Alat bantu observasi ini disebut “pedoman observasi”
yang dapat berbentuk “checklist” yaitu sebagai berikut
46
Tabel III.2
Indikator Perkembangan Aspek Penilaian
Ya Tidak
1. Mempersiapkan RPPH
2. Menyampaikan salam sebelum
pembelajaran dimulai
3. Memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
4. Menyampaikan program pembelajaran pada
hari ini
5. Menyampaikan materi pembelajaran sesuai
tema
6. Membimbing/membantu anak yang kesulitan
7. Melakukan pengamatan terhadap kinerja
ana
2. Jenis intrumen
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahu teknik pengumulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang akan memenuhi
standar yang akan ditetapkan93 dalam penelitian tindakan kelas
peneliti sangat mengandalkan hasil penelitiannya melalui observasi
yang didukung oleh wawancara , dokumentasi, dan tes perbuatan
yang dikumpulkan dilapangan. Model seperti gambar dibawah ini.
93Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.162.
47
Gambar III.1 metode pengumpulan data peneitian Tindakan
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegitan yang dilakukan.94
Metode penelitian dengan observasi sebagai pengumpulan data
dapat dikatakan bermanfaat ganda, sederhana, dan dapat
menghemat biaya
Dalam proses ini penulis menggunakan teknik observasi
sebagai pengamatan pada bentuk proses pembelajaran dengan
menggunakan metode berain gerak dan lagu yang dapat
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun di
pendidikan anak usai dini sabilal muhtadin tembilahan riau.
Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan karena
observasi .
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku , surat dan sebagainya.
Hal yang didokumentasikan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah seruh data yang dibutuhkan setelah memalakukan penelitian.
94Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung: Alfabeta, 2015), hal.57.
observasi
dokumentasi
Tes Perbuatan
(performance test)
D
A
T
A
48
3. Tes Perbuatan(perfomen Test)
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam
penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimul yang diberikan
kepada seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang dijadikan penetapan skor angka95
Dalam tes perbuatan ini anak didik bertindak sesuai dengan
yang diperintahkan dan ditanyakan. Tes perbuatan ini dititikberatkan
pada prilaku anak atas apa yang diperintahkan oleh guru dalam
proses penilaian. Tes ini bertjun dan dapat digunakan untuk menilai
kualitas sesuatu pekerjaan yang telah di selesaikan dan dikerjakan
oleh anak. Termasuk juga ketetapan dan keterampilan dalam
menyelsaikan pekerjaan.
E. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
deskriptif dengan persentasen dengan model model Kemmis MC
Taggart. Caranya adalah apabila semua data telah terkumpul, lalu
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif dan
kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yang berwujud kata-kata atau
kalimat digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan
manurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya data
yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka di
persentasekan dan ditafsirkan.
Mengukur kemampuan kecerdasan kinestetik anak melalui
metode bermain gerak dan lagu menggunakan teknik ceklist dengan
skala 4 adalah sebagai berikut: BB (Belum Berkembang) skor = 1,
MB (Mukai beekembang) skor = 2, BSH (Berekembang sesuai
harapan) skor = 3, BSB (Berkembang sangat Baik) skor = 4.
95 Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung : Alfabeta,
2013), Hal. 131
49
Untuk menetukan hasil kesecdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun
melalui metode bermain gerak dan lagu ada empat skala penilain
anak sebgai berikut
Keterangan :
1. BB : artinya belum berkembang, bila anak melakukannya harus
Dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
2. MB: artinya mulai berkembang, bila anak melakukannya masih
harus diingatkan atau dibantu oleh guru.
3. BSH: artinya berkembang sesuai harapan, bila anak sudah mulai
Melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus
Diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
4. BSB: artinya berkembang sangat baik, bila sudah dapat
Melakukan secara mandiri dan sudah dan dapat membantu
Temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan
Indikator yang diharapkan.96
Setelah lembar observasi diberikan kepada guru maka data
tersebut di analisi dengan menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan kskoring setiap jawaban dari responden, berdasarkan
skor ideal untuk seluruh item sama dengan 4 kali jumlah item. Jadi
berdasarkan perekembangannya yaitu nilai prolehan dari
stakeholder, maka tingkat persentase perolehannya yaitu nilai
perolehan dibagi nila ideal dikalikan dengan 100%.
96Enah Suminah, Dkk, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak usia Dini, 2015), hal. 5
BB MB BSH BSB
50
Selanjutnya berdasarkan penjabaran diatas maka rumus yang
digunakan adalah:
P = %100XN
F
Keterangan :
P : Angka Persentase
F : Frekuensi yang dicari persentasenya
N : Jumlah frekuensi/ banyak individu97
Berikut :
a. 0% - 25% = BB
b. 25% - 50% = MB
c. 51% - 75% = BSH
d. 76% - 100% = BSB
F. Validasi Data
Yaitu suatu penelitian termasuk PTK yang baik dan
terpercaya adalah penelitian yang dilakukan dengan mengikuti
kaidah-kaidah dan ilmiah dan metodologi sesuai dengan standar
ilmiah. validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap
proses dan hasil PTK.98 Seorang peneliti menggunakan validasi data
dengan observasi, tringulasi data dilakukan berdasarkan tiga sudut
pandang yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang
siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan
atau obsevasi..
G. Prosedur Peneltian Tindakan
1. Kondisi Awal
97Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), hal.43. 98Kunandar, Op.Cit., hal. 103
51
Sebelum peneliti melakukan tindakan terlebih dahulu
dilaksanakan pengamatan tentang Kecerdasan kinestetik anak usia
5-6 tahun di Pendidikan Anak Asia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan
Riau. Dari hasil pengamatan tersebut dianalisis perkembangan
berdasarkan hasil analisis tersebut dilakukan tindakan pada siklus
pertama.
2. Siklus I
Siklus merupakan ciri khas penelitian tindakan kelas penelitian
ini terdapat 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, refleksi. Penelitian yang dilakukan terdiri dari
beberapa siklus. Perlakuan pada setiap siklus harus berada dari
setiap siklus sebelumnya, siklus berikutnya bergantung dari pada
hasil dari siklus sebelumnya. Siklus yang akan terus dilanjutkan
dengan siklus berikutnya hingga masalah terpecahkan. Dalam
penelitian ini peneliti berperan sebagai guru kolaborator dalam
memperbaiki proses pembelajaran.
Berikut adalah model dari bagian proses penelitian yang akan
dilaksanakan.
Gambar III.2 Bagan Siklus Penelitian
52
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru kelas
membahas tekhnis pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas antara
lain:
1) Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai dengan kurikulum.
2) Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH).
3) Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam bermain
gerak dan lagu untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak.
4) Mempersiapkan tempat untuk melakukan kegiatan gerak dan
lagu.
5) Membuat lembar observasi tentang meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak dengan metode bermain gerak dan lagu.
Pada tahap perencanaan ini guru akan mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan untuk metode bermain gerak dan
lagu, kemudian menyusun bentuk barisan anak agar dapat mudah
melihat dan meniru gerakan guru (peneliti), dan memilih lagu yang
sesuai dengan anak, dan mempersiapkan gerakan-gerakan yang
sesuai dengan lirik lagu yang akan dibawakan dalam pembelajaran.
Dan melakukan pengulangan untuk gerakan-gerakan baru tersebut
agar anak dapat mengingat dengan mudah disusul dengan instruksi
oleh guru (peneliti).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan perencanaan disusun, maka dilanjutkan ketahap
selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan
tindakan peneliti yang menjadi guru, sedangkan guru ikut dilibatkan
sebagai observer yang tugasnya memberikan kritik dan masukan
53
yang berguna dalam proses selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan
adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran
yang telah disusun dengan menonjolkan kegiatan yang ingin
diterapkan yaitu gerak dan lagu. Pelaksanaan setiap siklus
berlangsung sebanyak duakali pertemuan.
c. Tahap Observasi
Pada waktu melakukan tindakan, peneliti dibantu oleh guru
melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi dan keaktifan
anak dalam mengikuti kegiatan. Pengamatan juga bertujuan untuk
mempermudah suatu urusan sebelum melaksanakannya dan dapat
mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan yang dilakukan
dengan menghasilkan perubahan yang sesuai keinginan.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memberikan
makna terhadap data yang telah didapat dan mengambil kesimpulan
dari tindakan perbaikan yang telah dilakukan hasil dari refleksi ini.
Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang diinginkan belum
menunjukkan hasil yang memuaskan maka dilakukan kembali tahap-
tahap diatas untuk dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II
dilaksanakan setelah dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang
dilaksanakan pada siklus I.
3. Siklus II
a. Tahap Perancanaan
Tahap perencanaan tindakan ini dilakukan untuk melihat
sejauh mana kecerdasan kinestetik anak sebelum dilakukan kegiatan
gerak dan lagu. Pada tahap ini guru mempersiapkan pembelajaran
sebelum memasuki kegiatan gerak dan lagu, menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), memberi penjelasan
54
sebelum memasuki kegiatan gerak dan lagu. Untuk di siklus II tetap
menggunakan alat yang di sesuaikan pada siklus I, dan mengikuti
sesuai arahan guru agar anak menjadi tertib.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah
melaksanakan kegiatan gerak dan lagu berupa perbaikan tindakan
kelas siklus I yang telah direncanakan. Jika pada tindakan siklus I,
guru memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan gerakan
dengan lagu secara langsung, maka pada tindakan siklus II, guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan
tersebut sekali lagi secara langsung tetapi lirik lagu dan gerakan
yang di gunakan pada siklus I diganti untuk dilakukan pada siklus II.
Pelaksanaan setiap siklus berlangsung sebanyak dua kali
pertemuan.
c. Tahap Observasi
Pelaksanaan kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru kelas
dan juga peneliti, instrument yang telah dipersiapkan meliputi
pengamatan kegiatan guru (peneliti) dan kecerdasan kinestetik
setiap anak.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan untuk mengetahui
keunggulan dan kepandaian juga kelemahan pada proses tindakan
dan sesudah tindakan. Mengkaji dan membedakan hasil antara
siklus I dengan siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk menarik
kesimpulan dari hasil tindakan yang dilakukan pada siklus II, apakah
metode bermain gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak.
4. Siklus III
55
a. Tahap Perancanaan
Tahap perencanaan tindakan ini dilakukan untuk melihat
sejauh mana kecerdasan kinestetik anak sebelum dilakukan kegiatan
gerak dan lagu. Pada tahap ini guru mempersiapkan pembelajaran
sebelum memasuki kegiatan gerak dan lagu, menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Untuk di siklus III tetap
menggunakan alat yang di sesuaikan pada siklus I, dan mengikuti
sesuai arahan guru agar anak menjadi tertib.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah
melaksanakan kegiatan gerak dan lagu berupa perbaikan tindakan
kelas siklus II yang telah direncanakan. Jika pada tindakan siklus II,
guru memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan gerakan
dengan lagu secara langsung, maka pada tindakan siklus III, guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan
tersebut sekali lagi secara langsung tetapi lirik lagu dan gerakan
yang di gunakan pada siklus I diganti untuk dilakukan pada siklus II.
Pelaksanaan setiap siklus berlangsung sebanyak dua kali
pertemuan.
c. Tahap Observasi
Pelaksanaan kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru kelas
dan juga peneliti, instrument yang telah dipersiapkan meliputi
pengamatan kegiatan guru (peneliti) dan kecerdasan kinestetik
setiap anak.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan untuk mengetahui
keunggulan dan kepandaian juga kelemahan pada proses tindakan
dan sesudah tindakan. Mengkaji dan membedakan hasil antara
56
siklus I, siklus II dan siklus III. Refleksi ini dilakukan untuk menarik
kesimpulan dari hasil tindakan yang dilakukan pada siklus III, apakah
metode bermain gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak.
H. Rencana Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal Oktober 2018
sampai dengan Oktober 2019 dan tempat lokasi penelitian adalam
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau.
Pembuatan proposal bulan oktober 2018 dan selesai
direncanankan bulan Desember 2018 menunggu jadwal ujian
prososal direncanakan bulan januari 2019, perbaikan hasil ujian
proposal direncanakan akhir bulan April 2018, pengumpulan data,
verifikasi dan analisis data dimulai awal Mei sampai Juli 2019,
penulisan hasil penelitian direncanakan pada bulan Agustus 2019,
selesai sampai perbaikan dan sminar hasil penelitian rencana
September 2019 dan ujian Tesis di renakan bulan September akhir
2019..
Tabel III.3 rencna waktu penelitian
No Kegiatan Tahun 2018-2019
Oktobe
r 2018
Janua
ri
2019
April
2019
Mei
2019
Juni-
juli
2019
Agust
us-
Nove
mber
2019
1 Pembuatan
proposal
2. Menunggu
jadwa ujian
proposal
57
3 Perbaikan
hasil ujian
proposal
4 Pengumpulan
data Data
5 Vrefikasi dan
Analisa Data
6 Penulisan hasil
penelitian
7 Sminar hasil
penelitian
8 Ujuan Tesis
Demikian rencana penelitian dan waktu penelitian yang
dirancang oleh penulis, rancangan penelitian adalah siatu kesatuan,
rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, mengalisis
dan menginterprestasi data. Tujuan pembauata rancangan
penelitianadalah untuk menguji atau menemukan ilmu penegtahuan,
membantu mengatasi atau memecahkan masalah yang dihadapi
oleh penulis dalam penelitian ini.
58
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Pada hari selasa tanggal 13 September 2011 dengan dihadiri
para saksi, (1). Tn. Abdul Aziz, S.Pd, (2). Ny. Masithah, (3). Ny. Rince
Cahyadi Putri, (4). Ny. Nutrisan Elisa. Bahwa dengan kekayaan yang
telah dipisahkan sebagai kekayaan awal yayasan dengan ini
mendirikan yayasan dengan tidak mengurangi pengesahan dari materi
dengan memakai anggaran dasar
Yayasan yang didirikan dengan nama KB Sabilal Muhtadin
berkedudukan di Tembilahan Hulu, maksud dan tujuan
berkembangannya KB Sabilal Muhtadin ini adlah tidak lain untuk
mencerdaskan anak bangsa dan keagamaan maupun
Gambar IV.1
Pekarangan Sekolah
59
kemandiriannya untuk mencapai maksud melaksanaakan kegitan
seperti bisah sosial pendidikan non formal dan informal.
2. Profil Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
a. Identitas Lembaga
Nama Lembaga : Sabilal Muhtadin
Alamat Lengkap : Jl. Sabilal Muntadin Kec.
Tembilahan Hulu
Jenis Program : Kelompok Bermain
Nama Pengelola : Abdul Aziz, S.Pd
b. Sarana Tempat Belajar
a) Luas TanahSeluruhnya
b) LuasBangunan : 20 M x 8 M
c) RuangBelajar : 2 Bangunan
d) Status Tanah : MilikYayasan
e) Ruang Kantor : (1) Ada
f) Ruang Guru : (1) Ada
g) WC : Ada
c. Program Layanan
1) Data Pendidik
a) Jumlah : - 1 Orang Laki-laki
- 6 Orang Perempuan
b) Pendidikan : - S1 5 Orang
- SMA 2 orang
c) Status : Non PNS
60
2) Data Anak
a) Jumlah : 36 Anak
3) Layanan Program : KB 6 Hari dalam seminggu X 3 jam
d. Data Administrasi
1) Keteraangan Lembaga
a) Nama lembaga sesuai yang tercantum akta notais dan izin
operasional
b) Alamat lembaga JL. Sabilal Muhtadin Tembilahan Hulu
2) NPWP
a) Nama Wajib Pajak
PAUD Sabilal Muhtadin
b) Nomor NPWP
02.416.565.6-213.000
c) Alamat Wajib Pajak
Jl. Sabilal Muhtadin
e. Surat Izin Operasional
1) Nomor : 033 / T- PAUD/SM/VII/2011
2) Tanggal : 16 Juli 2016
3) Diterbitkan Oleh : Dinas Pndidikan Kota PekanBaru
f. Akta Notaris
No : 9
61
Tanggal : 03 September 2011
Penghadap : Tn. Abdul Aziz, S. Pd
Ny. Sariana
Ny Masithah
3. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
“Membangun generasi yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia
sejak dini”
b. Misi
1) Membiasakan anak berprilaku sopan
2) Menanmkan pembelajaran agama
3) Membiasakan anak hidup sehat
c. Tujuan
1) Menjadikan anak yang cerdas dan kreatif
2) Menjadikan generasi yang soleh solehah
3) Menjadikan generasi yang sehat dan ceria
4) Serta menjadikan generasi yang mandiri
d. Keadaan Guru
Guru merupakan ujung tombak dari proses pembelajaran yang ada
di sekolah. Guru sebagai orang tang banyak berperan penting dalam
mengembangkan setiap proses kegiatan yang ada di lembaga pendidikan.
Berikut keadaan guru di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
62
Tabel IV. 1
Keadaan Guru di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan
N
O NAMA
L
/
P
TTL JABATA
N
PEN
DIDI
KAN
JUR
USA
N
LAMA
MENGA
JAR
1 Abdul
Aziz,
S.Pd
L Sei.
Piring,
05- 07-
1963
Pengelol
a
S1 PGS
D
10
Tahun
2 Masithah,
S.Pd.I
P Pelanduk
, 04- 11-
1984
Bendahar
a
S1 PAI 10
Tahun
3 Hamidah,
S.Pd.I
P Sei.
Bahagia,
20- 03-
1986
Guru
Kelas
S1 PAI 9 Tahun
4 SitiZubai
dah
P Tembilah
an, 20-
10- 1992
Operator SLTA IPS 9 Tahun
5 Sariana,
S.Pd.I
P Sei.
Nibung,
05- 08-
1991
Guru
Kelas
S1 PAI 9 Tahun
6 SitiSalma
h
P Kampung
baru, 10-
07- 1982
TU SLTA IPS 6
Tahun
7 Siti P Concong Guru S1 PAI 5 Tahun
63
‘Aisyah,
S.Pd.I
Luar, 05-
04-1975
Pembant
u
8 Fitrihan P Banjar
masin,
15-
041993
Guru
kalas
SLTA IPS 3 tahun
9 Zulhentati P Prngaliha
n, 30-09-
1994
Guru
kelas
S1 PAI 2 Tahun
d) Keadaan Siswa
Objek dari sebuah pembelajaran adalah menjadikan siswa
berkembang dengan baik. Anak usia dini menjadi tujuan agar berkembang
sesuai dengan kebutuhanya dan kemampuanya di Pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan. Berikut keadaan rombongan belajar
dan anak usia dini di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
Tabel IV. 2
Keadaan Siswa di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan
No Keadaan
BanyakSiswa
Mutasi Ju
ml
ah
Ke
t
Kelomp
ok A
Kelomp
ok B
Kelompo
k C
LK PR LK PR LK PR LK PR
1 AkhirBulan
Lalu
4 7 6 6 8 5 36
2 MasukBula
nini
64
3 KeluarBula
nini
4 AkhirBulan
ini
Jumlah 4 7 6 6 8 5 36
Tabel IV. 3
Keadaan Siswa di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan
No Nama Rom
bel
Tempa
t Lahir
Tang
gal
Lahir
Alama
t
Nama
Ayah
Nama
Ibu
1
Afaldo
Pranata
kelas
b
PRT.
Simbar
Jaya
2013-
11-19
Jl.
Bersa
ma Afrizal
Santi
Rosmi
2
Aisyah
Az-Zahra
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
02-04
Jl.
Bersa
ma Aswan
Nurbaya
ti
3
Akifa
Naila
Taqiyya
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
04-21
Jl.
Bersa
ma
Suherm
an
Yola
Anggrai
ni
4
Alqan
Muhamm
ad Tsaqib
kelas
a
Tembil
ahan
2013-
12-31
Jl.
Bersa
ma
Rudians
yah
Rufiyatu
n
5 Atifanazw kelas Tembil 2014- Jl. Alamsy
Hasnah
65
a a ahan 06-25 Pelajar ah
6
Faiza
Iftina
Asyabia
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
09-27
Jl.
Sabilal
Muhta
din
Syamsu
ri
Marlina.
HS
7
Gusti
Randa
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
08-22
Jl.
Bersa
ma
Asmant
oni
Jusmali
na
8
HAFIZA
DWI
ANDINA
kelas
c
TEMBI
LAHA
N
2013-
09-08
JL.
PELAJ
AR
GG.M
AN III
DEDI
JUNAID
I
HERLIN
A
9
Hafiza
Khaira
Bilqis
kelas
b
Sungai
Rukam
2014-
03-13
Jl.
Pelajar Herman
Maria
Eka
Saputri
10
Luphfi
Nasrullah
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
01-20
Jl.
Bersa
ma II Arianto
Mardian
a
11
M. Joni
Irwansya
h Rasidi
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
01-21
Jl.
Pelajar M. Naim
Sufinaid
ah
12
M. Ridho
Syaputra
kelas
a
Tembil
ahan
2013-
12-16
Jl.
Pelajar Komar Rosmiati
13 MAISYA
kelas
b TEMBI
LAHA
2015-
05-05 JL.
SABIL
ZAINUD
DIN
SYARIF
AH
66
N AL 8
14
Miftahul
Jannah
kelas
a
Tembil
ahan
2015-
02-28
Jl.
Patra
Wijaya
Ahmat
Arifin
Nurmala
Sari
15
Muhamm
ad Adel
Kelas
C
Sungai
Ambat
2014-
04-19
Jl
Sabilal
Muhta
din Marzuki
Linda
Listari
16
Muhamm
ad Alfin
Zidna
Faqih
Kelas
C
Tembil
ahan
2013-
04-25
Jl.
Harap
an
Tenga
h Parit
.8 Marhadi
Muliana
Sutin
17
Muhamm
ad Aufa
Rais
Afkar
kelas
c
Tembil
ahan
2013-
09-26
Jl.
Gerilya
Nurfaisa
l Barniah
18
Muhamm
ad Bilal
kelas
c
Tembil
ahan
2013-
11-13
Jl.
Bersa
ma
Masaripi
n
Hamisa
h
19
Muhamm
ad
Faizullah
Akbar
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
09-20
Jl.
Pelajar
Agusta
min
Nur
Khairani
20
Muhamm
ad Ilham
kelas
c
Tembil
ahan
2013-
08-11
Jl.
Pelajar Muham
mad
Nova
Aliasari
67
Faisal
21
Muhamm
ad Rifky
Syaputra
kelas
c
Tembil
ahan
2014-
04-29
Jl.
Bersa
ma Jafri Marlinda
22
Muhamm
ad
Safdatul
Mahdi
kelas
c
Tembil
ahan
2014-
04-04
Jl.
Sederh
ana
Adi
Wijaya Rosita
23
Nur
Ainun
Kelas
C
Tembil
ahan
2013-
12-07
Jl.
Pelajar
Gg
Perahu Junaidi Yusmina
24
Nuranisa
Apriliani
kelas
b
Tembil
ahan
2014-
04-07
Jl.
Harap
an Suwardi
Siti
Suriyanti
25
Nurul
Jihan
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
11-12
Jl.
Bersa
ma II Imran Nurmah
26
Nurul
Marwatul
Janna
kelas
c
Tembil
ahan
2012-
11-15
Jl.
Pelajar
Abdul
Gafar
Jahrawa
ti
27
Putri
Maulida
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
04-01
Jl.
Sabilal
MUhta
din Jamsi Nur Aini
28 Raditya kelas Tembil 2013- Jl.
Saini Amah
68
Alfiansah a ahan 04-07 Pekan
Arba
29
Rido
Aulady
kelas
b
Perigi
Raja
2013-
03-03
Jl.
Pelajar
Suhendr
ian Herlina
30 Sahdani
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
07-03
JL.
Bersa
ma
Ridhwa
n Saripah
31
Seri
Miranti
kelas
b
Simpa
ng Kiri
2013-
10-10
Jl.
Pelajar
Saharud
in Kartini
32
Shakila
Humairah
kelas
a
Tembil
ahan
2014-
12-21
Jl.
Bersa
ma
Ahmad
Suwand
i
Ana
Sarnias
ari
33 Suprianto
kelas
c
Tembil
ahan
2013-
11-16
Jl.
Sabilal
Muhta
din
Carkiya
h Yusnita
34
Tika
Santika
kelas
c
Tembl
ahan
2014-
06-08
Jl.
Bersa
ma Antoni
Syamsia
h
35
Ulan
Ramadha
n Nisa
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
08-22
Jl.
Bersa
ma Junaidi RADIAH
36
Zahra
Khairunni
sa
kelas
b
Tembil
ahan
2013-
04-06
Jl.
Sederh
ana
Nasyrud
din Elvi
69
e) Kurikulum
Kurikulum merupakan acuan dalam penyelanggaraan pendididkan
dalam lembaga sekolah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum
yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin adalah
kurikulum yang telah di tentukan oleh Pemerintah.
f) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah komponen penunjang tercapainya
tujuan pembelajaran. Tanpa sarana dan prasarana yang baik maka hasil
belajar akan kurang maksimal. Sarana dan prasaranan yang mendukung
akan memudahkan anak usia dini untuk berkembang dengan baik dalam
segala hal baik kemampuan interaksi sosial dan lain sebagainya.Berikut
adalah sarana dan prasarana yang ada di Pendidikan Anak Usia Dini
Sabilal Muhtadin Tembilahan
a. Meja Guru : 2 Buah
b. MejaMurid : 10 BUah
c. PapanTulis : 2 Buah
d. Lemari : 2 Buah
e. Kursi : 30 Buah
f. Lokasi Satuan Lembaga PAUD Sabilal Muhtadin
Lokasi Pendidikan untuk memudahkan menggambarkan keadaan
denah lokasi dari penelitian. Berikut adalah gambaran lokasi penelitian
dari Pendidikan Anak Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan.
70
Gambar IV. 3
Denah Lokasi Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan
B. Hasil Penelitian
1. Pertemuan Awal Sebelum Tindakan
Pertemuan awal peneliti melakukan observasi terhadap anak usia
dini di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sabilal Muhtadin Tembilahan
Jl. Sabilal Muhtadin
Yayasan
Sabilal
Muntadin KB Sabilal
Muhtadin
Mesji
d Al
Muht
adin
Gambar IV.2
Lingkungan Sekolah
71
terhadap kecerdasan Kinestetik siswa sebelum diterapkan metode
bermain gerak dan lagu . hal ini dilakukan bertujuan untukmengetahui
data sebelumnya yang dapat dijadikan dasar penelitian dalam penitian
tindakan kelas. Berikut data Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Anak
Usia Dini di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
Tabel IV. 4
Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Melalui Metode Bermain
Gerak dan Lagu Pra Siklus
NO NAMA ANAK ITEM TES JUMLA
H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adel 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 15
2 Alfin 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 15
3 Hafiza Dwi
Andini
2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 16
4 M. Safdatul
Mahdi
3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 17
5 M. Aufaraiz
Afkar
1 2 2 1 2 1 3 3 1 1 17
6 M. Bilal 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 17
7 M. Ilham 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 15
8 M. Rifqi
Safutra
2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 17
9 Nurainun 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 14
10 Nurul Jihan 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 12
11 Suprianto 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 14
12 Tika Santika 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 13
72
JUMLAH 1
9
1
6
1
7
2
0
2
0
1
4
2
0
2
4
2
1
12 182
PERSENTASE 3
9,
5
3
3,
3
3
3
5,
4
1
4
1,
6
7
4
1,
6
7
2
9
4
1,
6
7
5
0
4
3,
7
5
25 37,91
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil kecerdasan
Kinestetik anak usia 5-6 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan. Masih tergolong rendah secara keseluruhan
persentase kecerdasan kinestetik siswa pada angka 37,91%. Sedangkan
untuk indikator melempar bola secara keseluruhan pesentase
perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar 39,5%, untuk indikator
menangkap bola secara keseluruhan pesentase perkembangan kinestetik
anak usia dini sebesar 33,33%, untuk indikator Kemampuan keluwesan
dan kelenturan gerak anak secara keseluruhan pesentase perkembangan
kinestetik anak usia dini sebesar 35,41%, untuk indikator Anak dapat
melakukan keseluruhan gerak dan lagu dengan lancer secara
keseluruhan pesentase perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar
41,67%, untuk indikator Anak dapat meniru gerakan sesuai dengan
contoh yang diberikan secara keseluruhan pesentase perkembangan
kinestetik anak usia dini sebesar 41,67%, untuk indikator Anak dapat
melakukan gerakan tanpa malu-malu dan percaya diri secara keseluruhan
pesentase perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar 29%, untuk
indikator menaiki tangga secara keseluruhan pesentase perkembangan
kinestetik anak usia dini sebesar 41,67%, untuk indikator berlari secara
keseluruhan pesentase perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar
50%, untuk indikator berjalan ke depan secara keseluruhan pesentase
perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar 43,75% dan untuk
73
indikator berjalan ke belakang secara keseluruhan pesentase
perkembangan kinestetik anak usia dini sebesar 25%.
Hasil tes kecedasan kinestetik siswa pada anak usia dini di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan masih belum
berkembang dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil tes kecerdasan
kinestetik pada pra siklus. Berdasarkan permasalahan ini maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode bermain gerak dan lagu untuk meningkatkan kecerdasan
kinestetik Anak Usia Dini di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
Tabel IV. 5
Rekapitulasi Data Kecerdasan Kinestetik Anak Prasiklus
No Apek Perkembangan Indikator Perkembangan Persentase
1
Koordinasi tangan dan
mata
1. Melempar bola 39,5 %
2. Menagkap bola 33,33 %
2
Koordinasi Seluruh
Badan
3. Kemampuan keluwesan
dan kelenturan gerak
anak
35,41 %
4. Anak dapat melakukan
keseluruhan gerak dan
lagu dengan lancer
41,67%
5. Anak dapat meniru
gerakan sesuai dengan
contoh yang diberikan
41,67%
6. Anak dapat melakukan
gerakan tanpa malu-
malu dan percaya diri
29%
74
3 Keseimbangan 7. Menaiki tangga 41,67%
4 Fleksibeliatas 8. Berlari 50%
9. Berjalan Kedepan 43,75%
10. Berjalan mundur 25%
Rata-rata 38,10%
Dari tabel diatas dapat dilihat kecerdasan kinestetik Anak Usia
5-6 Tahun pada prasiklus secara kelompok untuk indikator melempar bola
mendapat persentase 39,5 % untuk indikator menangkap bola mendapat
persentase 33,33 % untuk indikator Kemampuan keluwesan dan
kelenturan gerak anak mendapat persentase 35,41 % untuk indikator
Anak dapat melakukan keseluruhan gerak dan lagu dengan lancer
mendapat persentase 41,67 % untuk indikator Anak dapat meniru gerakan
sesuai dengan contoh yang diberikan persentase 41,67 % untuk indikator
Anak dapat melakukan gerakan tanpa malu-malu dan percaya diri
mendapat persentase 29 % untuk indikator menaiki tangga mendapat
persentase 41,67 % untuk indikator berlari mendapat persentase 50 %
untuk indikator berjalan kedepan mendapat persentase 43,75 untuk
indikator berjalan mundur mendapat persentase 25 % dari keselurhan
data tersebut memiliki rata-rata 38,10 %.
75
Grafik IV.1
Kecerdasan kinestetik Prasiklus
2. Penyajian Data Siklus 1
a. Perencanaan
Rencana pembelajaran pada siklus 1 difokuskan untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan dari hasil tes kecerdasan
kinestetik anak usia 5-6 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan bahwa pesentase perkembangan dari
kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun hanya 48%.
Berdasarkan masalah tersebut penulis membuat perencanaan pada
siklus 1 sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan pembelajaran yaitu Rencana
pelaksanaan pembelajaran Harian berdasarkan metode bermain
gerak dan lagu
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui pelakasanaan
proses pembelajaran dengan menggunakan bermain gerak dan
lagu
3) Menyiapkan lembar tes kecerdasan kinestetik anak usia dini
39.50%33.33%35.41%
41.67%41.67%
29%
41.67%50%
43.75%
25%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
76
4) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam
metode bermain gerak dan lagu.
5) Merencanakan solusi permasalahan terhadap penerapan
metode bermain gerak dan lagu untuk meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak usia 5-6 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini
Sabila Muhtadin Tembilahan.
b. Tindakan
Pelakasanaan tindakan peneliti melakukan pembelajaran
dengan menggunakan metode bermain gerak dan lagu.
Perencanaan bersifat fleksibel keadaan di lapangan atau dikelas
namun tetap pada substansi metode bermain gerak dan lagu yang
fokuskan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini
di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan.
Tahapam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1) Tahapan memperhatikan, dalam tahap ini yang dilakukan oleh
guru adalah :
a) Menarik perhatian siswa
b) Mencontohkan gerak dan lagu
c) Meminta anak memperhatikan
2) Tahap mengingat dalam tahap mengingat tahap yang dilakukan
oleh guru Meminta anak mengulang gerak dan lagu.
3) Tahap memproduksi dalam tahap ini hal yang dilakukan oleh
guru adalah mendemonstrasikan gerak dan lagu
4) Tahap motivasi dalam ini hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai:
a) Guru memberikan motivasi kepada
77
b) Guru memberikan reward kepada siswa yang berhasil dalam
menirukan gerak dan lagu.
c. Observasi Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak sia 5-6 Tahun
Melalu Metode Bermain Gerak dan Lagu
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain gerak dan lagu peneliti dibantu oleh guru kelas selaku mitra
kolaborasi untuk mengamati seluruh aktivitas atau kegiatan yang terjadi
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh
peneliti. Hasil pengamatan guru tersebut, menunjukkan bahwa aktivitas
peneliti selaku guru selama tindakan pada siklus I pada aspek
meningkatkan kecerdasan kinestetik peneliti menyediakan gerakn dan
lagu yang akan di praktekan anak tersebut, menjelaskan tujuan dengan
media tersebut, menjelaskan tentang gerakan apa dan bagaimana cara
melakukannya, serta memberikan respon terhadap hasil gerakan anak
Gambar IV.4
Bermain Gerak dan lagu
78
tergolong dalam kategori baik.Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh guru kelas. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan pertama dan kedua,
diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti belum optimal. Ini
terlihat pada tabel berikut:
Tabel IV. 6
Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Siklus 1
No Nama Siklus 1 Jumlah
Rata-
rata
Kriterian Penilaian
Pertemuan
1 2 3
1 Adel 47,5
%
52,
5 %
40
%
43,75
%
Mulai Berkembang
2 Alfin 42,5
%
42,5
%
45
%
43,33
%
Mulai Berkembang
3 Hafiza Dwi
Andini
40
%
30
%
37,5
%
35,83
%
Mulai Berkembang
4 M. Safdatul
Mahdi
42,5
%
45
%
52,5
%
46,67
%
Mulai Berkembang
5 M. Aufaraiz
Afkar
45% 40
%
45
%
43,33
%
Mulai Berkembang
6 M. Bilal 32,5
%
42,5
%
42,5
%
39,17
%
Mulai Berkembang
7 M. Ilham 37,5
%
32,5
%
37,5
%
35,83
%
Mulai Berkembang
8 M. Rifqi
Safutra
47,5
%
35
%
37,5
%
40,00
%
Mulai Berkembang
9 Nurainun 35
%
30
%
42,5
%
35,83
%
Mulai Berkembang
10 Nurul Jihan 32,5 30 40 34,17 Mulai Berkembang
79
% % % %
11 Suprianto 40
%
40
%
42,5
%
40,83
%
Mulai Berkembang
12 Tika Santika 35
%
37,5
%
22,5
%
32% Mulai Berkembang
Pada tabel diatas siklus 1 dapat dilihat nilai perorangan dari
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun, yang pertama Adel bahwa
pada petemuan pertma mendapat skor penilaian 19 dengan persentase
47, 5% sedagkan pertemuan kedua mendapat skor penilaian 21 dengan
persentase 52,5 % sedangkan pertemuan ketiga mendapat skor penilaian
16 dengan persentase 40 %. Sedangkan rata-rata dari ketiga pertemuan
yaitu 43,5 % dengan kriteria penilaian Mulau Berkembang (MB).
Kedua kederdasan Kinestetik anak usia 5-6 tahun dapat dilihat
pada Alfin, pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 17 dengan
persentase 42,5 % sedangkan pertemuan kedua mendapat skor penilaian
17 dengan persentase 42,5 % dan pertemuan ketiga mendapat skor
penilaian 18 dengan persentase 45 %, sedangkan rata-rata dari ketiga
pertemuan yaitu 43,33 % dengan kriteria penilaian Mulai Berkembang
(MB).
Ketiga kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Hafiza Dwi Andini, pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 16 dengan persentase 40 %, pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 12 dengan persentase 30 %, sedangkan pertemuan ketiga
mendapat skor penilaian 15 dengan persentase 37,5 % sedangkan rata-
rata dari ketiga pertemuan yaitu 35,83% dengan kriteria penilaian Mulai
Berkembang (MB).
Keempat Kecerdasan Kinestteik Anak Usia 5-6 Tahun dapa di lihat
pada M.Safdatul Mahdi, pada pertemuan pertema mendapat skor
80
penilaian 17 dengan persentase 42, 5 % pertemuan kedua mendapat skor
penlaian penilaian 18 dengan persentase 45 %, sedangkan pertemuan
ketiga mendapat skor penilaian 21 dengan persentase 52,2 % dengan
rata- rata 46,67 % dengan kriteria penilaian Mulai Berkembang (MB).
Kelima Kecerdasan Kinestetik dapat anak usia 5-6 Tahun dilihat
pada M. Aufaraiz Afkar, pada pertemuan pertama menapat skor penilaian
18 dengan persentase 45 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian
16 dengan persentase 40 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian
18 dengan persentase 45 % dengan rata- rata 43,33 % dengan kriteria
penilaian Mulai Berkembang (MB).
Keenam Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Bilal pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 13
dengan persentase 32,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 17
dengan persentase 42,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 17
dengan persentase 42,5 % dengan Rata-rata 39,17 dengan kriteria
penilain Mulai berkembang (MB)
Ketujuh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Ilham pada pertemuan pertma mendapat skor penilaian 15
dengan persentase 37,5 % pertemuan kedua mendapat skor 13 penilaian
dengan persentase 32,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 17
dengan Persentse 42,5 % dengan rata-rata 35, 83 % dengan Kriteria
Mulai Berkembang (MB).
Kedelapan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat
dilihat pada M. Rifqi Saputra pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 19 dengan persentase 47,5 % pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 14 dengan persentase 35 % pertemuan ketiga mendapat skor
penilaian 15 dengan persentase 37,5 % sedangkan rata- rata 40,00 %
dengan kriteria peniaian Mulai Berkembang (MB).
81
Sembilan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nurainun pada pertemuan pertama mendapat Skor penilaian 14
dengan persentase 35 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 12
dengan persentase 30 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 17
dengan persentase 42,5 % dengan rata-rata 35,83 % dengan Kriteria
penilaian Mulai Berkembang (MB).
Sepuluh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nurul Jihan pada pertemuan pertama mendpat skor penilaian 13
dengan persentase 32,5 % pertemuan kedua menapat skor penilaian 12
dengan persentase 30 % dan pertemuan ketiga mendapat skor penilaian
dengan persentase 40 % dengan Rata-rata 34,17 dengan kriteria
penilaian Mulai Berkembang (MB).
Sebelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Suprianto pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 16
dengan persentase 40 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 16
dengan persentase 40 % pertemuan Ketiga mendapat skor penilaian 17
dengan persentase 42,5 % dengan rata-rata 40,83% dengan kriteria
penilain Mulai Berkembang (MB).
Duabelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Tika Santika pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 14
dengan persentase 35 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 15
dengan persentase 37,5 pertemuan ketiga mendapat skor penlaian 10
dengan persentase 25 % dengan rata-rata 32 % dengan kriteria penilaian
Mulain Berkembang (MB).
Selanjutnya dapat dilihat pada grafik untuk nilai perorangan anak
pada kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau.
82
Grafik IV.2
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu
Pada grafik diatas bahwa untuk capaian kecerdasan kinestetik
anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain gerak dan lagu terlihat
nilai rata-rata masih dalam kategori Mulai berkembang, pertama pada
capai kecerdasan kinetetik oleh Adel mendapat persentase 43,75%
artinya masih dalam kategori Mulai Berkembang (MB), kedua pada
capaian kecerdasan kinestetik oleh Alfin mendapat persentase 43,33%
Artinya masih dalam kategori Mulai berkembang (MB). ketiga pada
capaian kecerdasan kinestetik oleh Hafiza Dwi Andini mendapat
persentase 35,83% Artinya masih dalam kategori Mulai berkembang
(MB), keempaat pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Safdatul
Mahdi mendapat persentase 46,67% Artinya masih dalam kategori
Mulai berkembang (MB), kelima pada capaian kecerdasan kinestetik
oleh M. Aufaraiz Afkar mendapat persentase 43,33% Artinya masih
dalam kategori Mulai berkembang(MB), keenam pada capaian
43.75%43.33%
35.83%
46.67%43.33%
39.17%35.83%
40.00%35.83%34.17%
40.83%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%A
del
Alf
in
Haf
iza
Dw
i An
din
i
M. S
afd
atu
l Mah
di
M. A
ufa
raiz
Afk
ar
M. B
ilal
M. I
lham
M. R
ifq
i Sa
futr
a
Nu
rain
un
Nu
rul J
ihan
Sup
rian
to
Tika
San
tika
Adel
Alfin
Hafiza Dwi Andini
M. Safdatul Mahdi
M. Aufaraiz Afkar
M. Bilal
M. Ilham
M. Rifqi Safutra
Nurainun
Nurul Jihan
Suprianto
Tika Santika
83
kecerdasan kinestetik oleh M. Bilal mendapat persentase 39,17%
Artinya masih dalam kategori Mulai berkembang(MB), ketujuh pada
capaian kecerdasan kinestetik oleh M,Ilham mendapat persentase
35,83% Artinya masih dalam kategori Mulai berkembang (MB), delapan
pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Rifqi Saputra mendapat
persentase 40,00% Artinya masih dalam kategori Mulai
berkembang(MB), Sembilah pada capaian kecerdasan kinestetik oleh
Nurainun mendapat persentase 35,83% Artinya masih dalam kategori
Mulai berkembang (MB), sepuluh pada capaian kecerdasan kinestetik
oleh Nurul Jihan mendapat persentase 34,17% Artinya masih dalam
kategori Mulai berkembang (MB), Sebelas pada capaian kecerdasan
kinestetik oleh Suprianto mendapat persentase 40,83% Artinya masih
dalam kategori Mulai berkembang (MB), duabelas pada capaian
kecerdasan kinestetik oleh Tika Santika mendapat persentase 32%
Artinya masih dalam kategori Mulai berkembang (MB)
Tabel IV.7
Hasil kKecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun secara
Kelomok
No INDIKATOR
PERKEMBANGA
N
NAMA SISWA
A
L
A
N
H
A
M
S
M
A
M
B
M
I
M
S
N
A
N
J
S
P
TS
PERTEMUAN 1
1 Melempar bola 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
2 Menangkap
bola
2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1
3 Kemampuan
keluwesan
dan kelenturan
2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1
84
gerak anak
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancer
3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1
7 Menaiki
tangga
2 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 1
8 Berlari 2 2 2 2 4 1 1 3 1 1 2 3
9 Berjalan ke
depan
2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2
10 Berjalan
mundur
1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
No INDIKATOR
PERKEMBANGA
N
PERTEMUAN 2
1 Melempar bola 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2
2 Menangkap
bola
2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1
85
3 Kemampuan
keluwesan
dan kelenturan
gerak anak
3 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancar
2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 1
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1
7 Menaiki
tangga
2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1
8 Berlari 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 2 3
9 Berjalan ke
depan
2 1 1 2 3 1 2 2 2 1 1 2
10 Berjalan
mundur
2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
N
O
INDIKATOR
PERKEMBANGA
N
PERTEMUAN 3
86
1 Melempar bola 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1
2 Menangkap
bola
2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1
3 Kemampuan
keluwesan
dan kelenturan
gerak anak
3 2 1 2 1 3 2 1 2 2 1 1
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancar
3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
2 3 1 4 2 3 2 2 1 2 2 1
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1
7 Menaiki
tangga
2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1
8 Berlari 2 2 2 2 1 4 2 1 1 2 2 1
9 Berjalan ke
depan
2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1
10 Berjalan
mundur
2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1
87
JUMLAH 6
2
52 43 56 52 49 43 48 45 4
2
4
9
3
9
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kecerdasan kinestetik secara
kelompok dari pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3.
Tabel IV. 8
Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
Smester I T.A 2018/2019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil dari
capaian perkembangan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan secara
NO NAMA ANAK SKOR TOTAL
1 Adel 62
2 Alfin 52
3 Hafiza Dwi Andini 43
4 M. Safdatul Mahdi 56
5 M. Aufaraiz Afkar 52
6 M. Bilal 49
7 M. Ilham 43
8 M. Rifqi Safutra 48
9 Nurainun 45
10 Nurul Jihan 42
11 Suprianto 49
12 Tika Santika 39
JUMLAH 580
PERSENTASE 40,27 %
88
kelompok berjulah 580 dengan persentase 40,27% hal ini dalam
kategori mulai berkembang (MB)..
Grafik IV.3
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu siklus 1
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu hal-hal yang telah di
dapatkan adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran sudah mengarah ke metode bermain gerak dan lagu
hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kecerdasan kinestetik anak
usia 5-6 tahun melalui metode bermain gerak dan lagu
2) Kecerdasan kinestetik anak usia dini pada siklus 1 secara kelompok
mendapatkan jumlah 580 dengan persentase 40,27% meningkat
sebelumya pra siklus yaitu 40,27%.
37.91%
40.27%
36.50%
37.00%
37.50%
38.00%
38.50%
39.00%
39.50%
40.00%
40.50%
pra siklus siklus 1
pra siklus
siklus 1
89
3) Hal yang tidak terlaksana berdasarkan hasil observasi adalah guru
belum memberikan motivasi kepada anak usia dini dan juga guru
belum meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerak dan lagu.
Berdasarkan refleksi pada siklus satu peneliti membuat
perencanaan selanjutnya pada siklus 2 yaitu untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
gerak dan lagu ke arah yang lebih baik.
2) Guru lebih memotivasi siswa agar lebih baik dan mempraktikan
gerak dan lagu sesuai perintah.
3) Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang lebih lambat
dalam memprkatikan metode bermain gerak dan lagu.
3. Penyajian Data Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang telah dilakukan sebanyak
3 kali pertemuan oleh peneliti, maka diperoleh hasil bahwa kecerdasan
kinestetik anak dalam mengikuti dan melakukan gerakan sesuai dengan
lagu masih tergolong mulai berkembang, untuk itu penelitian ini
dilanjutkan ke siklus II yang akan dilaksanakan 3 kali pertemuan.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 peneliti melakukan
perencanaan untuk di terapkan pada siklus dua hal-hal yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) melakukan pendektan pada siswa yang lambat dalam memahami
bermain gerak dan lagu.
2) Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai kurikulum.
3) Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk (RPPH).
90
4) Mempersiapkan media yang akan digunakan yaitu lagu, dan alat
untuk menempel.
5) Mempersiapkan lembar observasi tentang meningkatkan kecerdasan
kinestetik anak melalui metode bermain gerak dan lagu.
b. Tindakan
Dalam tahap tindakan hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai berikut
1) Tahapan memperhatikan, dalam tahap ini yang dilakukan oleh guru
adalah :
a) Menarik perhatian siswa
b) Mencontohkan gerak dan lagu
c) Meminta anak memperhatikan
2) Tahap mengingat dalam tahap mengingat tahap yang dilakukan
oleh guru Meminta anak mengulang gerak dan lagu.
3) Tahap memproduksi dalam tahap ini hal yang dilakukan oleh guru
adalah mendemonstrasikan gerak dan lagu
4) Tahap motivasi dalam ini hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai:
a) Guru memberikan motivasi kepada
b) Guru memberikan reward kepada siswa yang berhasil dalam
menirukan gerak dan lagu
91
c. Observasi Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Metode Bermain Gerak dan Lagu
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain gerak dan lagu peneliti masih dibantu oleh guru kelas selaku
mitra kolaborasi untuk mengamati seluruh aktivitas atau kegiatan yang
terjadi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
oleh peneliti. Hasil pengamatan guru tersebut, menunjukkan bahwa
aktivitas peneliti selaku guru selama tindakan pada siklus II pada aspek
mengatur barisan anak, penyediaan media(gerak dan lagu ), meriview
kembali penjelasan tentang tujuan dengan media tersebut, menjelaskan
tentang gerakan baru yang akan dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya, serta memberikan respon terhadap hasil gerakan anak
tergolong dalam kategori baik. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh guru kelas. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti pada siklus II pertemuan pertama dan kedua,
diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti sudah optimal. Ini
terlihat pada tabel dibawah ini:
Gambar IV.6
Bermain Gerak dan Lagu
Gambar IV.5
Melempar Bola
92
Tabel IV.9
Haseil Tes Kecerdasan Kinestetik siklus 2
No Nama Siklus 2 Jum
lah
Rat
a-
rata
Kriterian
Penilaian Pertemuan
1 2 3
1 Adel 70
%
72,5
%
67,5
%
70% Berkembang
Sesuai Harapan
2 Alfin 75
%
75
%
77,5
%
76% Berkembang
Sangat Baik
3 Hafiza Dwi Andini 72,5
%
77,5
%
77,5
%
76% Berkembang
sangat baik
4 M. Safdatul Mahdi 67,5
%
70
%
72,5
%
70% Berkembang
Seusuai
Harapan
5 M. Aufaraiz Afkar 70
%
67,5
%
70
%
69% Berkembang
Sesuai Harapan
6 M. Bilal 75
%
77,5
%
80
%
78% Berkembang
Sangat Baik
7 M. Ilham 72,5
%
75
%
77,5
%
75% Berkembang
Sesuai Harapan
8 M. Rifqi Safutra 72,5
%
75
%
77,5
%
75% Berkembang
Sesuai Harapan
9 Nurainun 77,5
%
80
%
80
%
79% Berkembang
SangatBaik
10 Nurul Jihan 75
%
77,5
%
80
%
78% Berkembang
Sangat Baik
11 Suprianto 80 82,5 82,5 82% Berkembang
93
% % % Sangat Baik
12 Tika Santika 67,5
%
70
%
67,5
%
68% Bekembang
Sesuai Harapan
Pada tabel diatas siklus 2 dapat dilihat nilai perorangan dari
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun, yang pertama Adel bahwa
pada petemuan pertma mendapat skor penialain 28 dengan persentase
70 % sedagkan pertemuan kedua mendapat skor penilaian 29 dengan
persentase 72,5 % sedangkan pertemuan ketiga mendapat skor 27
penilaian dengan persentase 67,5%. Sedangkan rata-rata dari ketiga
pertemuan yaitu 70 % dengan kriteria penilaian Berkembang Sesuai
Harapan (BSH).
Kedua kecerdasan kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat di lihat
pada Alfin, pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 30 dengan
Persentase 75 %, pertemuan Kedua mendapat skor penilaian 30 dengan
persentase 75 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 31 dengan
persentase 77,5 % dengan rata-rata 76 % dengan Kriteria Penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Ketiga Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Hafiza Dwi Andini, pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 29 dengan persentase 72,5 % pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 31 dengan persentase 77,5% pertemuan ketiga mendapat skor
penilaian 31 dengan persentase 77,5 % dengan rata-rata 76 % dengan
kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Keempat Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M. Safdatul Mahdi pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 27 dengan persentase 67,5 % pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 20 dengan persentase 70 % pertemuan ketiga mendapat skor
94
penilaian 29 dengan persentase 72,5% dengan rata-rata 70 % dengan
kriteria penilaian Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Kelima Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M. Auraiz Afkar pada peremuan pertama mendapat skor penilaian
28 dengan persentase 70 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian
27 dengan persentase 67,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian
28 dengan persentase 70 % dengan rata-rata 69 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Keenam Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Bilal pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 30
dengan persentase 75 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 31
dengan persentase 77,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 32
dengan persentase 80 % dengan rata-rata 78 % dengan kriteria penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB)
Ketujuh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Ilham pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 29
dengan persentase 72,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 30
dengan persentase 75 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 31
dengan persentase 77,5 % dengan rata-rata 75 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sesuan Harapan (BSH).
delapan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Rifqi Saputra pertemuan mendapat skor penilaian 29 dengan
persentase 72,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 30 dengan
persentase 75 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 31 dengan
persentase 77,5 % dengan rata-rata 75 % dengan kriteria penilaian
Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Sembilan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nur Ainun pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 31
dengan persentase 77,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 32
95
dengan persentase 80 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 32
dengan persentase 80 % dengan rata-rata 79 % dengan kriteria penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB).
sepuluh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nuruk Jihan pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 30
dengan persentase 75 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 31
dengan persentase 77,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 32
dengan persentase 80 % dengan rata-rata 78 % dengan kriteria penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Sebelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada suprianto pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 32
dengan persentase 80 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 333
dengan persentase 82,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 33
dengan persentase 82,5 % dengan rata-rata 82 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Duabelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Tika Santika pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 27
dengan persentase 67,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 28
dengan persentase 70 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 27
dengan persentase 67,5 % dengan rata-rata 68 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Selanjutnya dapat dilihat pada grafik untuk nilai perorangan anak
pada kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau.
96
Grafik IV.4
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu
Pada grafik diatas bahwa untuk capaian kecerdasan kinestetik
anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain gerak dan lagu terlihat
nilai rata-rata masih dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan,
pertama pada capai kecerdasan kinetetik oleh Adel mendapat
persentase 70% artinya masih dalam kategori Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), kedua pada capaian kecerdasan kinestetik oleh Alfin
mendapat persentase 76% Artinya masih dalam kategori masih dalam
kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ketiga pada capaian
kecerdasan kinestetik oleh Hafiza Dwi Andini mendapat persentase
76% Artinya masih dalam kategori masih dalam kategori Berkembang
Sesuai Harapan (BSH),, keempaat pada capaian kecerdasan kinestetik
oleh M. Safdatul Mahdi mendapat persentase 76% Artinya masih
dalam kategori masih dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan
(BSH), kelima pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Aufaraiz
Afkar mendapat persentase 69% Artinya masih dalam kategori masih
dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), keenam pada
70%76%76%
70%69%
78%75%75%79%78%
82%
68%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Adel
Alfin
Hafiza Dwi Andini
M. Safdatul Mahdi
M. Aufaraiz Afkar
M. Bilal
M. Ilham
M. Rifqi Safutra
Nurainun
Nurul Jihan
97
capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Bilal mendapat persentase 78%
Artinya masih dalam kategori masih dalam kategori Berkembang
Sangat Baik (BSB), ketujuh pada capaian kecerdasan kinestetik oleh
M,Ilham mendapat persentase 75% Artinya masih dalam kategori Mulai
masih dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), delapan
pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Rifqi Saputra mendapat
persentase 75% Artinya masih dalam kategori Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), Sembilah pada capaian kecerdasan kinestetik oleh
Nurainun mendapat persentase 79% Artinya masih dalam kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB), sepuluh pada capaian kecerdasan
kinestetik oleh Nurul Jihan mendapat persentase 78% Artinya masih
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), Sebelas pada capaian
kecerdasan kinestetik oleh Suprianto mendapat persentase 82%
Artinya masih dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB),
duabelas pada capaian kecerdasan kinestetik oleh Tika Santika
mendapat persentase 68% Artinya masih dalam kategori Berkembang
Sesuai Harapan (BSH).
Tabel IV.10
Hasil kKecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun secara
Kelomok
No INDIKATOR
PERKEMBANGA
N
NAMA SISWA
A
L
A
N
H
A
M
S
M
A
M
B
M
I
M
S
N
A
N
J
S
P
TS
PERTEMUAN 1
1 Melempar bola 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
2 Menangkap
bola
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 Kemampuan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
98
keluwesan
dan kelenturan
gerak anak
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancer
2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
7 Menaiki
tangga
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
8 Berlari 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
9 Berjalan ke
depan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 Berjalan
mundur
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
No INDIKATOR
PERKEMBANGA
N
PERTEMUAN 2
1 Melempar bola 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
99
2 Menangkap
bola
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 Kemampuan
keluwesan
dan kelenturan
gerak anak
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancar
2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
7 Menaiki
tangga
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
8 Berlari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 Berjalan ke
depan
4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
10 Berjalan
mundur
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
N INDIKATOR PERTEMUAN 3
100
O PERKEMBANGA
N
1 Melempar bola 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2
2 Menangkap
bola
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 Kemampuan
keluwesan
dan kelenturan
gerak anak
3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan lagu
dengan lancar
2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai dengan
contoh yang
diberikan
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 Anak dapat
melakukan
gerakan tanpa
malu-malu dan
percaya diri
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2
7 Menaiki
tangga
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2
8 Berlari 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3
9 Berjalan ke
depan
3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3
101
10 Berjalan
mundur
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
JUMLAH 8
4
91 91 84 83 93 90 90 95 9
3
9
6
8
2
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kecerdasan kinestetik secara
kelompok dari pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3.
Tabel IV. 11
Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
Berkelompok Smester I T.A 2018/2019
NO NAMA ANAK SKOR TOTAL
1 Adel 84
2 Alfin 91
3 Hafiza Dwi Andini 91
4 M. Safdatul Mahdi 84
5 M. Aufaraiz Afkar 83
6 M. Bilal 93
7 M. Ilham 90
8 M. Rifqi Safutra 90
9 Nurainun 95
10 Nurul Jihan 93
11 Suprianto 96
12 Tika Santika 82
JUMLAH 1072
PERSENTASE 74,44%
102
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil dari
capaian perkembangan kecerdasan kinestetik anak usia dini di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan secara
kelompok berjulah 1072 dengan persentase 74,44% hal ini dalam
kategori mulai berkembang.
Grafik IV.5
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu siklus 2
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus dua hal-hal yang telah di
dapatkan adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran sudah mengarah ke metode bermain gerak dan lagu
hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siswa dalam meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain
gerak dan lagu
2) Kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun pada siklus 2 secara
kelompok mendapatkan jumlah 1072 dengan persentase 74,44%
37.91% 40.27%
74.44%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
pra siklus siklus 1 siklus 2
pra siklus
siklus 1
siklus 2
103
meningkat dari siklus 1 dengan jumlah 580 dengan persentase
40,27% dan pra siklus yaitu 37, 91%.
3) Hal yang perlu diperbaiki adalah mengoptimalkan pelaksanaan
pembelajaran pada metode bermain gerak dan lagu.
Berdasarkan refleksi pada siklus 2 peneliti membuat perencanaan
selanjutnya pada siklus 3 yaitu untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Melakukan pembelajaran dengan mengoptimalkan dalam
menggunakan metode bermain gerak dan lagu ke arah yang lebih
baik.
2) Guru lebih memotivasi siswa agar lebih baik dan mempraktikan
gerak dan lagu sesuai perintah.
3) Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang lebih lambat
dalam memprkatikan metode bermain gerak dan lagu.
4. Penyajian Data Siklus 3
a. Perencanaan
Hal yang dilakukan oleh guru dalam tahap ini adalah sebagi
berikut :
1) Memberikan perhatian khusus kepada anak usia dini yang belum
berkembang dengan baik dalam hal kecerdasan kinestetik
2) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain gerak dan lagu
3) Menyediakan alat dan media pembelajaran
104
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa
terhadap peningkatan kecerdasan kisnestetik melalui metode
bermain gerak dan lagu
b. Tindakan
Dalam tahap tindakan hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai berikut
1) Tahapan memperhatikan, dalam tahap ini yang dilakukan oleh guru
adalah :
a) Menarik perhatian siswa
b) Mencontohkan gerak dan lagu
c) Meminta anak memperhatikan
2) Tahap mengingat dalam tahap mengingat tahap yang dilakukan
oleh guru Meminta anak mengulang gerak dan lagu.
3) Tahap memproduksi dalam tahap ini hal yang dilakukan oleh guru
adalah mendemonstrasikan gerak dan lagu
4) Tahap motivasi dalam ini hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai:
a) Guru memberikan motivasi kepada
b) Guru memberikan reward kepada siswa yang berhasil dalam
menirukan gerak dan lagu
105
c. Observasi Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
Tahun Melalui Metode Bermain Gerak dan Lagu
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain gerak dan lagu peneliti masih dibantu oleh guru
kelas selaku mitra kolaborasi untuk mengamati seluruh aktivitas
atau kegiatan yang terjadi dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil pengamatan guru
tersebut,menunjukkan bahwa aktivitas peneliti selaku guru selama
tindakan pada siklus III pada aspek mengatur barisan anak,
penyediaan (gerak dan lagu), meriview kembali penjelasan tentang
tujuan dengan media tersebut, menjelaskan tentang gerakan baru
yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, serta
memberikan respon terhadap hasil gerakan anak tergolong dalam
kategori baik. Pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti dan
dibantu oleh guru kelas. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti pada siklus III pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan
ketiga diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti sudah
optimal. Ini terlihat pada tabel dibawah ini:
Gambar IV.7
Bermain Gerak dan Lagu
106
Tabel IV.12
Hasil Tes Kecerdasan Kinestetik Melalui Metode Bermain Gerak dan
Lagu siklus 3
No Nama Siklus 3 Jum
lah
Rat
a-
rata
Kriterian
Penilaian Pertemuan
1 2 3
1 Adel 92,5
%
95
%
95
%
94,1
7%
Berkembang
Sangat Baik
2 Alfin 95
%
97,5
%
95
%
95,8
3%
Berkembang
Sangat Baik
3 Hafiza Dwi Andini 100
%
100
%
100
%
100,
00%
Berkembang
Sangat Baik
4 M. Safdatul Mahdi 95
%
95
%
97,5
%
95,8
3%
Berkembang
Sangat Baik
5 M. Aufaraiz Afkar 97,5
%
95
%
90
%
94,1
7%
Berkembang
Sangat Baik
6 M. Bilal 100
%
100
%
100
%
100,
00%
Berkembang
Sangat Baik
7 M. Ilham 92,5
%
95
%
100
%
95,8
3%
Berkembang
Sangat Baik
8 M. Rifqi Safutra 95
%
97,5
%
97,5
%
96,6
7%
Berkembang
Sangat Baik
9 Nurainun 97,5
%
95
%
97,5
%
96,6
7%
Berkembang
Sangat Baik
10 Nurul Jihan 95
%
97,5
%
100
%
97,5
0%
Berkembang
Sangat Baik
107
11 Suprianto 100
%
100
%
100
%
100,
00%
Berkembang
Sangat Baik
12 Tika Santika 92,5
%
90
%
90
%
90,8
3%
Berkembang
Sangat Baik
Pada tabel diatas siklus 3 dapat dilihat nilai perorangan dari
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun, yang pertama Adel bahwa
pada petemuan pertma mendapat skor penialain 37 dengan persentase
92,5 % sedagkan pertemuan kedua mendapat skor penilaian 38 dengan
persentase 95 % sedangkan pertemuan ketiga mendapat skor 38
penilaian dengan persentase 95%. Sedangkan rata-rata dari ketiga
pertemuan yaitu 94,17 % dengan kriteria penilaian Berkembang Sangat
Baik (BSB).
Kedua kecerdasan kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat di lihat
pada Alfin, pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 38 dengan
Persentase 95 %, pertemuan Kedua mendapat skor penilaian 39 dengan
persentase 97,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 38 dengan
persentase 95 % dengan rata-rata 95,83 % dengan Kriteria Penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Ketiga Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Hafiza Dwi Andini, pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 40 dengan persentase 100 % pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 40 dengan persentase 100% pertemuan ketiga mendapat skor
penilaian 40 dengan persentase 100 % dengan rata-rata 76 % dengan
kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Keempat Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M. Safdatul Mahdi pada pertemuan pertama mendapat skor
penilaian 38 dengan persentase 95 % pertemuan kedua mendapat skor
penilaian 38 dengan persentase 95 % pertemuan ketiga mendapat skor
108
penilaian 39 dengan persentase 97,5% dengan rata-rata 95,83 % dengan
kriteria penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Kelima Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M. Auraiz Afkar pada peremuan pertama mendapat skor penilaian
39 dengan persentase 97,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian
38 dengan persentase 95 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian
36 dengan persentase 90 % dengan rata-rata 94,17 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Keenam Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Bilal pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % dengan rata-rata 100 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB)
Ketujuh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Ilham pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 37
dengan persentase 92,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 38
dengan persentase 95 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % dengan rata-rata 95,83 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
delapan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada M.Rifqi Saputra pertemuan mendapat skor penilaian 38 dengan
persentase 95 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 39 dengan
persentase 97,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 39 dengan
persentase 97,5 % dengan rata-rata 96,67 % dengan kriteria penilaian
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Sembilan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nur Ainun pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 39
dengan persentase 97,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 38
109
dengan persentase 95 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 39
dengan persentase 97,5 % dengan rata-rata 96,67% dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
sepuluh Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Nuruk Jihan pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 38
dengan persentase 95 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 39
dengan persentase 97,5 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % dengan rata-rata 97,50 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Sebelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada suprianto pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 40
dengan persentase 100% dengan rata-rata 100 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Duabelas Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun dapat dilihat
pada Tika Santika pada pertemuan pertama mendapat skor penilaian 37
dengan persentase 92,5 % pertemuan kedua mendapat skor penilaian 36
dengan persentase 90 % pertemuan ketiga mendapat skor penilaian 36
dengan persentase 90 % dengan rata-rata 90,83 % dengan kriteria
penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Selanjutnya dapat dilihat pada grafik untuk nilai perorangan anak
pada kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan Riau.
110
Grafik IV.6
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu
Pada grafik diatas bahwa untuk capaian kecerdasan kinestetik
anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain gerak dan lagu terlihat
nilai rata-rata masih dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan,
pertama pada capai kecerdasan kinetetik oleh Adel mendapat
persentase 94,17% artinya masih dalam kategori Berkembang Sangat
Baik (BSB), kedua pada capaian kecerdasan kinestetik oleh Alfin
mendapat persentase 95,83% Artinya masih dalam kategori masih
dalam kategori Sangat Baik (BSB), ketiga pada capaian kecerdasan
kinestetik oleh Hafiza Dwi Andini mendapat persentase 100,00%
Artinya masih dalam kategori masih dalam kategori Sangat Baik (BSB),
keempaat pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Safdatul Mahdi
mendapat persentase 95,83% Artinya masih dalam kategori masih
dalam kategori Sangat Baik (BSB), kelima pada capaian kecerdasan
kinestetik oleh M. Aufaraiz Afkar mendapat persentase 94,17% Artinya
94.17%
95.83%
100.00%
95.83%
94.17%
100.00%
95.83%96.67%96.67%
97.50%
100.00%
90.83%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
100.00%
102.00%A
del
Alf
in
Haf
iza
Dw
i An
din
i
M. S
afd
atu
l Mah
di
M. A
ufa
raiz
Afk
ar
M. B
ilal
M. I
lham
M. R
ifq
i Sa
futr
a
Nu
rain
un
Nu
rul J
ihan
Sup
rian
to
Tika
San
tika
Adel
Alfin
Hafiza Dwi Andini
M. Safdatul Mahdi
M. Aufaraiz Afkar
M. Bilal
M. Ilham
M. Rifqi Safutra
Nurainun
Nurul Jihan
Suprianto
Tika Santika
111
masih dalam kategori masih dalam kategori Sangat Baik (BSB),
keenam pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Bilal mendapat
persentase 100,00% Artinya masih dalam kategori masih dalam
kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ketujuh pada capaian
kecerdasan kinestetik oleh M,Ilham mendapat persentase 95,83%
Artinya masih dalam kategori Mulai masih dalam kategori Sangat Baik
(BSB), delapan pada capaian kecerdasan kinestetik oleh M. Rifqi
Saputra mendapat persentase 96,07% Artinya masih dalam kategori
Sangat Baik (BSB), Sembilah pada capaian kecerdasan kinestetik oleh
Nurainun mendapat persentase 96,67% Artinya masih dalam kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB), sepuluh pada capaian kecerdasan
kinestetik oleh Nurul Jihan mendapat persentase 97,50% Artinya masih
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), Sebelas pada capaian
kecerdasan kinestetik oleh Suprianto mendapat persentase 100,00%
Artinya masih dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB),
duabelas pada capaian kecerdasan kinestetik oleh Tika Santika
mendapat persentase 90,83% Artinya masih dalam kategori Sangat
Baik (BSB)
Tabel IV.13
Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun secara
Kelomok
N
o
INDIKATOR
PERKEMBAN
GAN
NAMA SISWA
AL AN HA MS MA MB MI MS NA NJ SP TS
PERTEMUAN 1
1 Melempar
bola
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 Menangkap
bola
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 Kemampua 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
112
n keluwesan
dan
kelenturan
gerak anak
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan
lagu dengan
lancer
3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai
dengan
contoh yang
diberikan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 Anak dapat
melakukan
gerakan
tanpa malu-
malu dan
percaya diri
4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
7 Menaiki
tangga
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 Berlari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 Berjalan ke
depan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
0
Berjalan
mundur
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
113
N
o
INDIKATOR
PERKEMBAN
GAN
PERTEMUAN 2
1 Melempar
bola
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
2 Menangkap
bola
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 Kemampua
n keluwesan
dankelentur
an gerak
anak
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan
lagu dengan
lancer
3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai
dengan
contoh yang
diberikan
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
6 Anak dapat
melakukan
gerakan
tanpa malu-
malu dan
4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
114
percaya diri
7 Menaiki
tangga
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 Berlari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 Berjalan ke
depan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
0
Berjalan
mundur
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
N
O
INDIKATOR
PERKEMBAN
GAN
PERTEMUAN 3
1 Melempar
bola
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
2 Menangkap
bola
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 Kemampua
n keluwesan
dan
kelenturan
gerak anak
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Anak dapat
melakukan
keseluruhan
gerak dan
lagu dengan
lancer
3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
5 Anak dapat
meniru
gerakan
sesuai
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
115
dengan
contoh yang
diberikan
6 Anak dapat
melakukan
gerakan
tanpa malu-
malu dan
percaya diri
4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3
7 Menaiki
tangga
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 Berlari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 Berjalan ke
depan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
0
Berjalan
mundur
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
JUMLAH 113 115 120 115 114 120 115 117 116 117 120 110
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kecerdasan kinestetik secara
kelompok dari pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3.
Tabel IV. 14
Skala Capaian Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6
Smester I T.A 2018/2019
NO NAMA ANAK SKOR TOTAL
1 Adel 113
2 Alfin 115
116
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil dari
capaian perkembangan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan secara
kelompok berjulah 1392 dengan persentase 96,66% hal ini dalam
kategori berkembang sangat baik.
Grafik IV.7
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu siklus 3
37.91% 40.27%
74.44%96.66%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
pra siklus siklus 1 siklus 2 Siklus 3
pra siklus
siklus 1
siklus 2
Siklus 3
3 Hafiza Dwi Andini 120
4 M. Safdatul Mahdi 115
5 M. Aufaraiz Afkar 114
6 M. Bilal 120
7 M. Ilham 115
8 M. Rifqi Safutra 117
9 Nurainun 116
10 Nurul Jihan 117
11 Suprianto 120
12 Tika Santika 110
JUMLAH 1392
PERSENTASE 96,66%
117
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus tiga hal-hal yang telah di
dapatkan adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran sudah mengarah ke metode bermain gerak dan lagu
hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siswa pada meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 tahun melalui metode bermain
gerak dan lagu di pendidikan anak usia dini sabilal muhtadin
tembilahan.
2) Kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun pada siklus 3 secara
kelompok mendapatkan jumlah 1392 dengan persentase 96,66%
meningkat dari siklus dua yaitu 1072 dengan persentase 74,44 %
dan siklus 1 dengan jumlah 580 dengan persentase 40,27 % dan
pra siklus dengan jumlah 182 dengan persentase yaitu 37, 91%.
3) Meningkatnya hasil kecerdasan kinestetik anak usia dini didukung
oleh implementasi dari pelaksanaan metode bermain gerak dan
lagu oleh guru.
Berdasarkan refleksi pada siklus 3 peneliti menyimpulakan
penelitian sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu
meningkatnya kecerdasan kinestetik anak usia dini di Pendidikan Anak
Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan.
C. Analisis Hasil Penelitian
Hasil dari data yang telah di sajikan di atas selajutnya di analisis
agar dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan data.
118
Tabel IV. 15
Hasil Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun
N
O NAMA ANAK
Pra
Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Adel 15 62 84 113
2 Alfin 15 52 91 115
3 Hafiza Dwi Andini 16 43 91 120
4 M. Safdatul Mahdi 17 56 84 115
5 M. Aufaraiz Afkar 17 52 83 114
6 M. Bilal 17 49 93 120
7 M. Ilham 15 43 90 115
8 M. Rifqi Safutra 17 48 90 117
9 Nurainun 14 45 95 116
10 Nurul Jihan 12 42 93 117
11 Suprianto 14 49 96 120
12 Tika Santika 13 39 82 110
JUMLAH 182 580 1072 1392
PERSENTASE 37,91 % 40,27 % 74,44 % 96,66%
Hasil pada tabel di atas merupakan hasil secara individu anak usia
dini. Selanjutnya hasil secara kelompok dapat di lihat dalam tabel berikut :
Tabel IV. 16
Hasil persentase Prasiklus, siklus 1, 2 dan 3
NO SIKLUS JUMLAH Persentase
1 Pra Siklus 182 37,91%
2 Siklus 1 580 40,27 %
3 Siklus 2 1072 74,44 %
119
4 Siklus 3 1392 96,66%
Selanjutnya untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam grafik berikut:
Grafik IV.8
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan lagu Pada Silus 1,2 dan 3
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa hasil
kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun di Pendidikan Anak Usia
Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan pada pra siklus secara kelompok 37,
91% meningkat pada siklus 1 menjadi 40,27% pada siklus 2 menjadi
74,44% dan meningkat pada siklus 3 menjadi 96,66%. Artinya
penelitian tindakan kelas yang dilakukan berhasil meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia dini di Pendidikan Anak Usia Dini
Sabilal Muhtadin Tembilahan.
37.91% 40.27%
74.44%
96.66%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
120
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang penulis dapatkan
melalui berbagai teknik dalam pengumpulan data seperti observasi, tes
perbuatan dan dokumentasi kegiatan bermain gerak dan lagu dalam
meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun di Pendidikan
Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan (RIAU). serta didukung oleh
analisis dan beberapa teori yang ada maka akhirnya kegiatan
meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan Lagu di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan (RIAU) sampai pada suatu kesimpulan, dalam bab ini dapat
penulis uraikan beberapa kesimpulan dan hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1. Sebelum menggunakan metode bermain gerak dan lagu kecerdasan
kinestteik anak usia 5-6 tahun masih terlihat rendah artinya masih
dalam kategori Belom Berkembang (BB), dan adapun Hasil kecerdasan
Kinestetik anak usia dini (AUD) di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal
Muhtadin Tembilahan dalam pra siklus atau yang belum di terapkan
metode bermain gerak dan lagu masih tergolong rendah secara
keseluruhan persentase kecerdasan kinestetik siswa pada angka
37,91% pada kategori Belom Berkembang (BB).
2. Pelakasnaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
gerak dan lagu oleh guru Pendidikan Anak Usia Dini di Sabilal Muhtadin
Tembilahan sudah mengarah ke metode bermain gerak dan lagu
dengan menyediakan lagu dan gerakan pada sat melakukan tes
perbuatan untuk meningkatkan metode bermain gerak dan lagu, hal ini
dapat dilihat dari hasil proses menggunakan metode bermin gerak dan
lagu.
121
3. Kecerdasan kinestetik dapat ditingkatkan dengan menggunakan
metode gerak dan lagu hal ini berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas diketahui bahwa hasil kecerdasan kinestetik anak usia dini di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan pada pra
siklus secara kelompok 37, 91% meningkat pada siklus 1 menjadi
40,27% pada siklus 2 menjadi 74,44% dan meningkat pada siklus 3
menjadi 96,66%. Artinya penelitian tindakan kelas yang dilakukan
berhasil meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini di
Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan dan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas
tentang meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini di Pendidikan
Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin Tembilahan berimplikasi pada hal
sebagai berikut:
1. kecerdasan merupakan hal yang sangat perlu dikembangkan dalam
anak usia dini. Khususnya pada kecerdasan kinestetik anak usia dini
karena di dalam komponenya erat hubungannya dengan motorik pada
anak usia dini, maka guru Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan dapat memilih metode bermain gerak dan lagu untuk
mengembangkan atau meningkatkan kecedasan kinestetik anak.
2. Upaya dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik siswa dengan
menggunakan metode bermain gerak dan lagu harus sesuai dengan
prosedur dan rincian tahapan metode bermain gerak dan lagu agar
mampu berdampak yang baik dalam perkembangan kecerdasan
kinestetik anak usia dini di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
3. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin beserta guru dan
kepala sekolah harus menyediakan sarana, media, dan hal lainya untuk
mengfasilitasi anak usia dini dapat mengembangkan kecerdasan
122
kinestetiknya karena hal tersebut merupakan hal yang dapat menujang
tingkat efektifitas metode bermain gerak lagu dalam meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia dini.
C. REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini maka peneliti
memberikan beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dan
acuan dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia dini
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
a. Memberikan pemahaman kepada semua guru agar dapat
meningkatkan kecerdasan yang ada pada anak usia dini
khususnya kecerdasan kinetetik.
b. Melakukan pelatihan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran yang menarik bagi anak usia dini salah satunya
metode bermain gerak dan lagu.
c. Mencukupi segala fasilitas pembelajaran untuk meningkatkan
kecerdasan kinestetik anak usia dini
2. Guru
a. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
gerak dan lagu jika ingin meningkatkan kecerdasann kinestetik
anak usia 5-6 Tahun namun dalam pelaksanaanya harus di
perhatikan setiap tahapanya
b. Terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan terus mencari
informasi tentang karakteristik anak usia dini khususnya pada
kecerdasan majemuknya yang salah satunya kecerdasan
kinestetik
123
c. Selalu bersifat mengembangkan diri dalam hal mencari
pengetahuan bagaimana cara mengajar yang optimal dan sesuai
dengan tujuan yang ingin di capai.
3. Peneliti Selanjutnya
Dalam rangka mengembangkan kecerdasan kinestetik s pada
anak usia dini terutama pada rentang usia 5-6 tahun kegiatan bermain
dan benyanyi yang dapat digunakan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk:
a. Peneliti fokus dalam pengembangan kecerdasan kinestetik
dengan menggunakan bermain gerak dan lagu untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan metode yang lebih bervariasi atau meningkatkan
semua komponen multiple intellegent pada anak usia dini
b. Penggunaan dari metode bermain gerak dan lagu agar dapat di
jadikan referensi atau acauan dalam melakukan peneltian tentang
meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia 5-6 Tahun.
D. KATA PENUTUP
Segala rasa puji dan dengan mengucapkan rasa syukur
alhamdulillahirabbil alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala nikmat, karunia serta pertolongan-Nya kepada penulis yang
dengan semua itu penulis dapat mengerjakan dan menyelesai karya tulis
dalam bentuk tesis ini, adapun tulisan yang penulis muat di dalamnya
yakni memberikan informasi tentang bagaimana menggunakan metode
bermain gerak dan lagu untuk meningkatkatkan kecerdasan kinestetik
anak usia 5-6 tahun di Pendidikan Anak Usia Dini Sabilal Muhtadi
tembilahan
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini kepada bunda Dr.
Risnita M.Pd. dan Bunda Dr. Yusria, M.Pd Selaku pembimbing yang
124
dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan yang berharga,
petunjuk dan motivasi yang berkelanjutan hingga selesainya proposal,
kepada ibunda tercinta yang selalu mendo’akan untuk penulis.
Selanjutnya kepada ayahanda selalu memberikan motivasi kepada
penulis agar selalu belajar dan terus belajar, kepada Mas Hasan Fauzi
terimaksih atas ilmu dan motivasinya kepada kakak-kakak penulis yang
dengan gigih memompa motivasi penulis dalam menyelesaikan penulisan
ini,
Seluruh teman-teman mahasiswa pascasarjana khusus konsentrasi
pendidikan islam anak usia dini terutama kepada kakak senior yang
dengan senang hati memberikan pencerahan tentang penulisan tesis ini,
atas perhatian dan kritiknya selama ini penulis merasa terbantu dalam
membangun kepercayaan, seluruh pihak yang telah membantu selama
perencanaan, pelaksanaan dan penulisan hasil penelitian ini penulis tidak
dapat memberi bantuan dalam bentuk materi, kecuali hanya memanjatkan
doa semoga allah swt memberikan pahala yang setimpal dan amal yang
sangat berguna, dimurahkan rezeki dan diangkat derajat hidupnya
olehnya.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi semua pihak dan khusus bagi Pendidikan Anak
Usia Dini Sabilal Muhtadin penulis mengadakan penelitian. Penulis
sangat menyadari bahwa dalam sajian atau uraian tesis ini belum
menjawab secara mendalam permasalahan-permasalahan yang terdapat
meningkatkan kecdrdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode
Bermain Gerak dan Lagu Di Pendidikn Anak Usia Dini Sabilal Muhtadin
Tembilahan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta masih
jauh dan kesempurnaan.Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan ilmu
yang penulis miliki, oleh karena itu sebagai insan yang lemah penulis
sangat mengharapkan kepada para pembaca yang budiman agar
125
memberikan masukan, kritikan dan saran kepada peneliti yang bersifat
konstruktif dalam rangka mencapai perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.
Akhir kata dan penelitian ini penulis senantiasa mengharapkan
semoga dan tulisan yang sangat sederhana ini bisa memberikan manfaat
bagi kepala sekolah dan para guru yang ada di Pendidikan Anak Usia Dini
Sabilal Muhtadih Tembilahan, para pembaca dan peneliti
selanjutnya.Aamiin ya rabba alamin.
Jambi 06 November
Peneliti
Yusnita
126
DAFTAR PUSTAKA
Adul Majid, Hadis Tarbawi(Hadis-hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana,
2012
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2017
Ahmad Susanto,Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2017
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak,
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012
Asip Suryadi dan Ika berdiati, Menggagas Penelitian Tindakan Kelas Bagi
Guru, Bandung : PT, Remaja Rosdakarya, 2018
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jogjakarta: Aruzz Media, 2010
Carol Seefedt dan Barbara A Wasik, Pendidikan Anaka Usia Dini, (Jakarta
: PT Indeks, 2016
Claire Gorden dan Lynn Hunggins- Cooper, Meningkatkan 9 Kecerdasan
Anak , Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2013
Creswell, jhon W. Terjemahan Achamad Fawaid, Research Design
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015
Deni Damayanti, Senang dan Bahagia Menjadi Guru Paud, Bandung:
Araska, 2018
Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014, Jakarta:
Depdiknas, 2014
Depertemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Raja
Publishing, 2011
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini , Jakarta: Kencana,2010
127
Een Y. Haenilah, Kurikulum dan Pembelajaran Paud, Yogyakarta: Media
Akademi, 2015
Enah Suminah, Dkk, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak
Usia Dini, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak usia Dini, 2015
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2015
H.E. Mulyasa, Manajemen PAUD, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat Umar, Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajran, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan pendektan
PAILKEM, Jakarta : Bumi Aksara, 2014
Harun Rasyid, Mansyur dan Suratno, Asesmen Perkembangan Anak Usia
Dini, (Yogyakarta : Gam Media, 2012
Howard Gardner, Multiple Inteligigences (diterjemankan : Alexander
Sindoro), Batam: Interaksa
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung :PT Rosda Karya, 2011
Iswandi, Teori Belajar, Bogor : In Media, 2017
Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Praktis Manajeman Mutu Guru Paud,
Yogyakarta : DIVA Press, 2015
Julia Jasmine, Metode Mengajar Multiple Inteligences, Bandung: Nuansa
Cendikia, 2019
Jess Feist dan Gregory J.Feist, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba
Humanika, 2010
Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, Jakarta : PT Gramedia Pustaka, 2008
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2011
Leli Halimah, Pengembangan kurikulum Anak Usia Dini, Jakarta: Aditama,
2017
128
Leli Halimah, Pengembangan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini,
Bandung :PT Redika Aditama, 2016
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak, Jakarta :
Bandung, 2016
M.Fadillah, Pendidikan Anak Usia Dini, jakarta : Kecnan, 2014
Martini Jamaris, Pengukuran Kecerdasan Jamak, Bogor: Ghalia
Indonesia,2017
Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta : Ciputat Mega Mall, 2016
Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik, Medan: Perdana Publishing,
2012
Masnifal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional, Jakarta :
Gramedia, 2013
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2004
Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences), Jakarta: Kencana, 2013
Mukhtar Latif, Zukhairina, Rita Zubaidah dan Muhammad Afandi, Orientasi
Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Kencana, 2013
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2014
Munif Chatib, Gurunya Manusia, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2013
Mursyid, Pengembangan Pembelajaran Paud, Bandung: Rosdakarya,
2017
Nangalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011
Nokman Riyanto, 7 Karya 1 Buku, Jawa Tengah: CV. Pelita Gemilang
Sejahtera
Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung :
Alfabeta, 2013
Pat Broadhead, Justine Howard and Elizabeth Woods, Bermain dan
Belajar Pada Usia Din, Jakarta : Indeks Jakarta, 2017
129
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2015
Rozi Sastra Purna dan Arum Sukma Kinasih, Psikologi pendidikan Anak
Usian Dini Menumbuh Kembang Potensi Bintang Anak di TK Atraktif,
Jakarta : PT Indeks, 2015
Sabil Risaldi, Bermain, Bercerita & Menyanyi, Jakarta Timur: PT. Luxima
Metro Media, 2015
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012
Suharsini Arikunto, Suhardjono, dan Supradi, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta : Bumi Aksara, 2015
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT
Rhineka Cipta, 2002
Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2015
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Uyu Wahyudin dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anaka Usia
Dini, Bandung : PT Refika Aditama, 2011
Yatim Riyanto, Pradikma Baru Pembelajaran, Jakarta :Kencana, 2012
Yudi Irfan Daniel, Shabri Shaleh Anwar, dan Fahrina Yustiasari Liriwati,
Pendidikan Karakrter Keluarga Islami, Jambi: Salim Media Indonesia,
2107
Yuliani Nuraini Sudjiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Jakarta: PT Indeks Pertama Puri Media, 2016
JURNAL
Aulia Umami, Peningkatan Perkembangan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Permainan Estapet, Jurnal Ilmiah Potensia ,2017
Imroatun Khasanah,Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui
Tari Tradisional Angguk Di Tk Melati Ii Glagah, Fip uny: Paud
Raudah, Upaya Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini
Melalui Kegiatan Menari Pada Kelompok TK B, Sumatra Utara :
UINSU, 2018
130
Restu Yuningsih, Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui
Pembelajaran Gerak Dasar Tari Minang, Jakarta Timur: UNJ, 2015
Ybnu Prasertyo, Siti Kamisyati Dan Tri Budi Hartono,Peningkatan
kecerdasan kinestetik anak melalui metode bermain gerak dan lagu
pada anak kelompok A TK Surakarata: Universitas Sebelas Maret,
2014
top related