metode pemasangan batu alam ( marmer & granit )
Post on 19-Feb-2016
1.003 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT
( Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Alam )
Disusun Oleh :
Fajar Sidik 41113010006
DOSEN :
Ir. Mawardi Amin, MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................... 2
PENGENALAN BATU ALAM............................................................. 3
JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK BATU ALAM....................... 4
METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN MARMER & GRANIT
1. Persiapan pekerjaan pemasangan marmer/granit lantai.................12
2. Pembuatan lantai kerja (lantai dasar).............................................13
3. Tahap pemasangan marmer/granit.................................................14
4. Tahap polish marmer/granit...........................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................19
2
Pengenalan Batu Alam
Batu Alam berasal dari dalam perut bumi dimana awalnya berbentuk batuan cair yang
sangat panas. Akibat tekanan yang sangat kuat mendesak ke luar permukaan bumi dimana menjadi
letusan gunung berapi. Setelah mengendap dan membeku menjadi batuan dimana terdiri dari batuan
beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Setelah ratusan tahun dimana tercampur lain dengan
mineral-mineral lain menyebabkan variasi dari jenis-jenis batu alam, warna, ataupun corak.
Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat, terutama untuk
penyelesaian akhir (finishing) bangunan. Kesan alami (natural) serta tampilannya yang dekoratif
menjadi salah satu alasan batu alam menjadi begitu populer. Dinding, taman, pagar, bahkan kamar
mandi tidak luput dari sentuhan material ini. Keragaman jenis serta cara pemasangannya yang
mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan membuat batu alam seolah menjadi menu
wajib dalam pembangunan sebuah rumah.
Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua bagian rumah bisa mempergunakan material
batu alam. Ruangan yang mudah terkena kotoran seperti dapur dan garasi sebaiknya menghindari
pemakaian material ini, mengingat karakter batu alam apabila terkena kotoran seperti cipratan oli
atau minyak akan sulit dibersihkan.
Beragam jenis batu alam telah banyak digunakan sebagai material atau ornamen dekorasi
hunian baik interior maupun eksterior. Penggunaan batu alam untuk kebutuhan dekorasi rumah
semakin populer dan diminati seiring dengan berkembanganya ide-ide tentang bagaimana membuat
hunian menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga. Penggunaannya pun
tidak hanya sebatas ubin untuk lantai atau dinding. Saat ini, beberapa jenis batu alam juga diminati
sebagai material untuk membangun taman maupun kolam di rumah. Tujuannya tentu saja untuk
memberikan sentuhan alami pada taman maupun kolam dan menambah nilai estetika demi
keindahan dan kenyamanan sebuah hunian.
3
Jenis – Jenis & Karakteristik Batu Alam
Secara umum jenis batu alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Batuan Keras
Batuan jenis keras adalah batuan yang usianya lebih tua. Kondisi tersebut memberi dampak
bahwa batu jenis ini mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi dan porositasnya rendah. Jenis
batuan ini sangat kuat dan keras. Berikut beberapa contoh batu jenis keras :
a. Batu Andesit
Batu Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari pembekuan lava
yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi. Batu Andesit memiliki komposisi
antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di daerah-
daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti di Majalengka, Cirebon, Tulung Agung).
Batu andesit adalah batu paling keras di antara batu alam yang umum dipakai serta memiliki
tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta
lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di
segala ruang.
Batu andesit memiliki karakteristik yang unik yaitu warna nya yang minimalis dan batu ini
sangat keras sehingga batu andesit banyak diminati oleh pelanggan. Karena memiliki kekerasan
yang cukup tinggi, batu andesit banyak digunakan sebagai bahan untuk carport, walkway area dan
batu untuk di taman. Selain itu batu andesit sangat cocok untuk digunakan didalam ruangan seperti
di kamar mandi karena karakter batu andesit yang anti slip jika di bakar.
Ukuran tersedia untuk andesit adalah Ukuran tersedia : 3x20, 3x30, 3x40, 10x10, 15x30,
20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize).Adapun pola pemasangannya
memiliki berbagai variasi, seperti susun bata, susun sirih, kotak-kotak bujur sangkar, pemasangan
maju mundur dan sebagainya. Pola susun bata paling banyak digunakan karena menjadikan
struktur pelapis dinding menjadi kuat dan saling mengikat. Sedangkan jenis dan warnanya
bervariasi. Macam-macam batu andesit yaitu:
4
Gambar A.1 : Batu Andesit Bintik Cipanca
Gambar A.2 : Susun Sirih Andesit Kombinasi Susun Sirih Bobos
Gambar A.3 : Batu Andesit Catur
Gambar A.4 : Batu Andesit Gelombang
5
Gambar A.5 : Batu Andesit Alur Buaya
Gambar A.6 : Batu Andesit Polos Matahari
Gambar A.7 : Batu Andesit Polos Diagonal
Gambar A.8 : Batu Andesit Polos Bakar
6
b. Batu Sabak
Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain sangat
kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis dinding
maupun lantai. Batu ini terbentuk dari intrusi batuan andesit. Batu sabak memiliki beberapa ciri,
diantaranya berpori kecil, memiliki susunan yang berlapis-lapis, sehingga mudah dibelah menjadi
lempengan-lempengan tipis, sehingga orang lebih banyak menyebutnya batu templek.
Penamaannya pun sesuai dengan nama daerah asalnya, misal sabak hitam tasik, pekalongan dan
garut sedangkan batu dari purwakarta dan banjar memilki warna yang lebih coklat. Warna yang
umum dijumpai adalah abu-abu, hitam, hijau tua dan merah tua.
Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar (eksterior) misal dinding
pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering. Namun tidak menutup kemungkinan untuk
diterapkan di dalam ruangan (interior). Contoh batu sabak :
Gambar B.1 : Batu Garut Acak Random
Gambar B.2 : Batu Purwakarta Acak Random
7
c. Marmer
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer
yang murni berwarna putih, penyusun utamanya adalah mineral kalsit. Pemakaian batu marmer di
dalam rumah mampu memberi kesan mewah. Urat pada batu marmer memberikan tampilan yang
menarik. Batu marmer di pasaran dijual dalam bentuk lempengan yaitu marmo (permukaan
gelombang), bakaran (permukaan dibakar), keprik (bermuka gerigi) dan Napoli (geriginya lebih
besar).
Jika memutuskan untuk menggunakan marmer disarankan untuk memilih yang berwarna gelap.
Karena marmer memiliki pori-pori yang dapat menyerap noda akibat tumpahan kopi atau bahan
kimia. Kelemahan material ini adalah tidak tahan terhadap goresan. Untuk mengatasinya, marmer
bisa diberi lapisan akrilik atau coating. Hal ini membuat marmer tetap mudah dibersihkan jika
terkena noda. Atau kita bisa memakai jasa poles marmer. Proses pemolesan dapat dilakukan secara
rutin tiap 3 atau 6 bulan sekali. Perlu diperhatikan bahwa sifat marmer yang sensitif terhadap
perubahan cuaca maka hindari penggunaan marmer untuk bagian rumah yang sering terkena hujan
dan panas.
Gambar C.1 : Batu Marmer
d. Granit
Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang popular di masyarakat, ditambah
dalam bentuk balok-balok besar. Granit adalah batuan beku intrutif yang sudah banyak di
aplikasikan pada rumah tinggal, gedung, mal, hotel, rumah sakit dan lain-lain. Kata granit berasal
dari bahasa bahasa Latin, granum.
Granit sangat cocok digunakan untuk pelapis dinding (Wall veneer), lantai serta dinding kamar
mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Karena sifatnya yang tahan terhadap suhu
tinggi, batu jenis ini bisa digunakan di permukaan dapur (countertops). Strukturnya yang keras
memungkinkannya untuk digunakan di dalam maupun di luar ruangan. Untuk memperlambat
pertumbuhan jamur pada permukaannya maka dapat ditambahkan polish.
8
Di pasaran dikenal 2 jenis batu granit, yaitu batu granit yang berasal dari dalam negeri (lazim
disebut granit lokal) maupun dari luar negeri (granit import). Beberapa jenis batu granit local yang
dikenal (berdasarkan daerah asal dan warna) diantaranya Pulau Bangka (Bianco Beli-putih dan Azul
Bangka-biru), Mendalam Pemalang (granit abu), Granit lampung (granit merah), Bangka (granit
putih)dan Belitung (granit putih dan granit merah muda/pink).
Gambar D.1 : Batu Granit
2. Batu Lunak
Batuan jenis lunak adalah batu yang usianya lebih muda sehingga mempunyai tingkat
kepadatan lebih rendah dengan tingkat porositas tinggi. Hal inilah yang menyebabkan jenis batuan
ini lebih lunak. Beberapa batu jenis lunak ini diantaranya :
a. Sandstone
Batu pasir atau sandstone berasal dari endapan butiran pasir yang mengalami perubahan
selama bertahun-tahun. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk.
Karakteristiknya lunak dan mudah dipahat. Penggunaannya cocok untuk di dalam (interior) dan di
luar ruangan (eksterior). Batuan jenis sandstone ini umumnya bersifat porous. Apabila digunakan
pada lantai yang memikul beban berat, misal carport, pilihlah batu yang memiliki ketebalan 4 cm
keatas. Sedangkan untuk penggunaan di luar ruangan (eksterior), pilihlah pada ruangan (area) yang
panas dan tidak lembab, karena jamur dan lumut sangat cepat tumbuh di batu jenis ini. Untuk
menghindari tumbuhnya jamur dan lumut pada batu, pergunakan coating.
Untuk memperoleh hasil maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat
pemasangan atau instalasi. Batu jenis ini hendaknya dipasang dalam keadaan basah atau dicelupkan
kedalam air terlebih dahulu hingga benar-benar basah, kemudian baru dipasang. Pergunakan adukan
semen dan pasir atau semen instan, karena batu jenis ini menyerap kandungan air dari adukan
semen yang mengakibatkan adukan semen tidak melekat dengan sempurna.
Beberapa contoh batu pasir (sandstone) yang banyak dikenal di pasaran, diantaranya :
9
Batu Palimanan
Batu Palimanan adalah salah satu batu favorit. Ada dua macam bentuk batu palimanan yaitu
RTM (Rata Mesin) dan RTA (Rata Alam). RTM memilik ciri khas kedua sisinya halus sedangkan
RTA salah satu sisinya tampak kasar menonjol. Batu palimanan cocok dipasang pada bidang
eksterior maupun interior suatu bangunan. Sifatnya yang empuk menjadi keistimewaan batu ini
sehingga dapat dibentuk menjadi aneka ornamen dan patung.
Karena memiliki warna yang terang dan berpori, sangat disarankan apabila selesai dipasang
langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan laju tumbuhnya lumut. Pada Batu
Palimanan kuning, coating dapat pula berfungsi sebagai penajam warna sehingga serat-seratnya
akan semakin jelas terlihat seperti pada kayu yang sudah di pelitur. Ukuran tersedia : 10x10, 15x30,
20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize).
Gambar E.1 : Batu Palimanan
b. Limestone
Limestone atau batu gamping adalah batuan yang terbentuk dari pengerasan kapur. Contoh
batuan jenis limestone yang banyak dikenal di pasaran adalah batu paras. Batu paras memiliki
tekstur yang halus. Proses pembuatannya banyak dibantu dengan mesin. Ada beberapa pilihan
warna diantaranya kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10
cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm.
Batu paras cocok diaplikasikan di segala ruang (eksterior maupun interior). Namun ada hal
yang perlu diingat bahwa batu paras memiliki tingkat porositas tinggi sehingga mudah lembab dan
ditumbuhi lumut. Sehingga jika dipergunakan di luar ruangan (eksterior) hendaknya dilapisi dengan
coating. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pada saat pemadangan hendaknya
menggunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat di dinding.
10
Gambar F.1 : Batu Paras
c. Batu Candi
Sifatnya yang cenderung alami dan berkesan sejuk menjadi salah satu alasan mengapa batu
ini banyak digemari konsumen. Ciri-ciri yang mudah dikenali dari batu candi ini adalah memiliki
pori-pori besar sehingga mudah menyerap air, berwarna gelap terutama pada saat terkena air serta
memiliki tekstur kasar. Karena sifat batu candi yang mudah menyerap air, sebaiknya jika
diaplikasikan di luar ruangan (eksterior) dilapisi dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut.
Di pasaran batu candi banyak dijual dalam bentuk lempengan. Ukuran yang tersedia
diantaranya, 10x10, 15x30, 20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize)
Gambar F.1 : Batu Candi Alur Garis
11
Metode Pelaksanaan Pemasangan Marmer & Granit
Pemasangan batu alam pada suatu gedung yang akan saya jelaskan terdiri dari pemasangan
batu marmer dan granit di dinding ataupun lantai. Pemasangan lantai dan dinding sebaiknya
dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
Pemasangan marmer/granit lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir sebuah proyek
(pada umumnya setelah pemasangan plafon dan pengecatan). Hasil akhir pemasangan
marmer/granit, baik dinding maupun lantai, sering terlihat tidak presisi. Akibatnya, akan
terlihat lantai maupun dinding tidak lurus atau miring. Hal tersebut sangat terkait pada saat
pemasangan marmer/granit yang tidak memperhatikan aturan atau kaidah-kaidah pemasangannya.
Sudah dapat dipastikan pada awal pemasangannya terjadi sedikit kesalahan yang secara tidak sadar
setelah pekerjaan selesai tenyata semua marmer/granit terpasang miring. Oleh karena itu, aturan
mengenai pemasangan marmer/granit perlu diperhatikan.
a. Persiapan pekerjaan pemasangan marmer/granit untuk lantai
Alat dan bahan harus diperhatikan sebelum memulai pemasangan marmer/granit, baik
untuk dinding maupun lantai. Adapun alat yang dibutuhkan sebagai berikut :
1) Sendok semen ; sering disebut cetok yang merupakan alat untuk mengambil
semen.
2) Benang marking ; digunakan sebagai benang penuntun agar letaknya tidak miring.
3) Waterpass ; merupakan alat yang digunakan agar lantai tidak naik turun.
4) Palu karet ; merupakan palu dengan kepala yang terbuat dari bahan karet dan
berguna untuk memukul marmer/granit pada saat dipasang sehingga benar-benar
menempel pada lantai kerja.
5) Meteran ; berguna sebagai alat ukur panjang, lebar, dan tinggi.
6) Lap ; berguna pada saat marmer/granit akan dipasang untuk membersihkan
kotoran-kotoran yang masih menempel.
Sementara bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan marmer/granit sebagai berikut :
1) Pasir ; merupakan bahan bangunan yang dipakai sebagai penghubung antara dasar
dan permukaan marmer/granit yang sering disebut agregat halus.
2) Marmer/Granit ; merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup
lantai dan dinding.
3) Bahan perekat ; berupa semen yang digunakan untuk adukan bersama pasir.
12
4) Cairan Coating ; cairan pelapis batu alam berguna untuk melindungi tekstur alami
yang dimiliki batu alam.
5) Bahan pengisi nat (tile grout) ; merupakan bahan yang digunakan untuk menutup
lubang antar marmer/granit yang baru dipasang. Nat merupakan pendamping
marmer/granit yang menentukan kekuatan marmer/granit itu sendiri. Kalau natnya
kuat otomatis marmer/granit nya tidak gampang lepas.
Fungsi utama nat marmer/granit adalah sebagai ruang gerak marmer/granit.
Rongga nat marmer/granit harus diisi oleh nat yang flexible (khusus batu alam
menggunakan resin). Jika rongga nat marmer/granit diisi oleh semen warna biasa
(yang mempunyai sifat keras dan getas) maka marmer/granit akan mudah pecah
dan retak bila ada pergerakan.
b. Pembuatan Lantai Kerja (Lantai Dasar)
Lantai sebuah bangunan umumnya dikerjakan pada terakhir kalau seluruh bangunan sudah
selesai. Mengapa demikian? Bila lantai sudah dikerjakan terlebih dahulu maka
kemungkinan lantai rusak karena kejatuhan potongan-potongan bahan bangunan
lainnya akan sangat sulit dihindarkan, termasuk juga tetesan-tetesan cat. Namun, lantai kerja
perlu disediakan sebelum marmer/granit dipasang. Syarat penting bagi lantai kerja antara
lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai
dasar berguna sebagai perletakan sebelum keramik dipasang.
Lantai kerja dibuat setebal minimum 4 cm. Lantai kerja ini dibuat dari adukan semen dan
pasir dengan perbandingan bahan 1 sak semen : 4 sak pasir. Adukan diletakkan di atas
lapisan pasir yang sudah dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan
lantai kerja tersebut kering dan mengalami proses penguapan sempurna. Bila perlu, biarkan
lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal 3 hari.
13
c. Tahap Pemasangan Marmer/Granit
Pada saat pemasangan marmer/granit, perlu ketelitian. Berikut diberikan tahapan
pemasangan marmer/granit untuk lantai.
1) Permukaan lantai yang akan dipasang marmer/granit juga harus dalam keadaan bersih,
cukup kering dan rata air.
2) Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan perekat dapat
berupa adukan semen. Adukan semen untuk pemasangan marmer/granit harus penuh,
baik permukaan dasar maupun dibadan belakang marmer/granit lantai yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:
Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 – 3 cm.
14
3) Lakukan seleksi terhadap marmer/granit yang mengalami cacat-cacat secara permanen
yang meliputi warna, arah serat dan lain sebagainya.
4) Rendam marmer/granit dalam air bersih agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan
memperkuat atau menambah daya lekat marmer/granit.
5) Marmer/granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan
marmer/granit setelah proses perendaman terjadi, kemudian dilapisi dengan cairan
coating pada bagian 6 sisinya.
6) Marking untuk vertikal dan horizontal yang telah ditentukan elevasinya pada gambar
kerja.
7) Mulailah memasang marmer/granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan
benang yang sudah di seting terhadap ruangan.
8) Padatkan secara rata. Ketuk marmer/granit yang baru dipasang dan pastikan tidak ada
yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat marmer/granit
lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
9) Setelah marmer/granit selesai dikerjakan, anda bisa memasang marmer/granit pada
seluruh bidang lantai ruangan.
10) Cara pemasangan yang baik adalah marmer/granit jangan dipasang secara
keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan
kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna. Bagian yang belum dipasang
marmer/granit dapat ditutup marmer/granit setelah 1 hari. Jarak antar marmer/granit
(naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-3 mm.
15
Setelah semua marmer/granit terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu
diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan lantai
marmer/granit. Tujuannya agar marmer/granit yang dipasang sudah tidak
mengalami kembang susut. Bahan untuk naat terbuat dari resin atau bahan lainnya
yang sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya senada dengan warna
alami marmer/granit tersebut. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) resin.
Lebar nat juga berbeda antara marmer/granit lantai dan marmer/granit dinding,
marmer/granit lantai, lebar nat = 3 s/d 4 mm.
11) Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan dan
menempel di permukaan marmer/granit. Kita bisa menggunakan bahan pembersih
dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.
d. Tahap polish marmer/granit
Tujuan dari polish marmer antara lain yaitu untuk menambah keindahan marmer/granit dan
melindungi permukaan marmer/granit agar tidak mudah menyerap noda yang jatuh pada
permukaan.
1) Clean and Throw : Membersihkan kotoran-kotoran serta akumulasi coating pada
marmer dan granit dengan menggunakan cairan Blinz Clean.
Keunggulan : Kotoran dan noda, terutama yang terdapat pada urat-urat marmer dan
granit dapat terangkat secara total dari 90% hingga 100%.
2) Fill in The Holes : Mengisi dan/atau menambal lubang/crack pada marmer, granit,
dan teraso yang rusak dengan menggunakan Miles + Resin Epoxy + Billingone yang
telah disesuaikan dengan warna alami marmer dan granit.
Keunggulan :
a.) Tidak menimbulkan kesan kasar atau benjolan pada permukaan marmer dan
granit yang telah ditambal.
b.) Resin Epoxy dapat disesuaikan dengan warna alami marmer dan granit sehingga
tidak menimbulkan kesan belang pada permukaannya saat dilihat dari kejauhan.
3) Reflat : Meratakan kembali permukaan dan sambungan/nad marmer dan granit
dengan menggunakan Diamond Disk sekala besar.
Keunggulan : Tidak menimbulkan goresan dan gelombang pada permukaan marmer
dan granit.
16
4) Refine : Menghilangkan goresan/barte/screcht pada permukaan marmer dan granit
dengan menggunakan Diamond Disk skala besar hingga kecil yang disesuaikan
dengan tingkat keparahan goresan.
Keunggulan :
a.) Goresan/barte/screcht dapat hilang secara total dari 99% hingga 100%.
b.) Permukaan yang terkupas jauh lebih sedikit dibanding dengan menggunakan batu
poles biasa.
5) Recolor : Marmer dan granit yang telah dikupas kemudian dibentuk kembali warna
alaminya menggunakan chemical serbuk Shinzukuki Ultra Shine yang telah
dicampur dengan cairan Luberite.
Keunggulan : Serbuk Shinzukuki Ultra Shine tidak mengandung kadar asam yang
tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan struktur bagian dalam pada marmer,
granit, dan teraso. Karena sebuah chemical yang memiliki kandungan asam yang
tinggi dapat menyebabkan kelunakan dan kerapuhan pori-pori bagian dalam pada
marmer dan granit.
6) Crystallization : Setelah marmer dan granit mampu memancarkan kilau alaminya
kembali, tahap selanjutnya adalah memberikan lapisan kristal pada permukaan
marmer dan granit dengan menggunakan cairan Crystal Clear agar kilaunya dapat
bertahan lama.
Keunggulan :
a.) Pancaran kilau yang terbentuk adalah asli dari marmer dan granit bukan dari
lapisan atau layer yang tebal.
b.) Kilau yang terpancar terlihat lebih sempurna dan lebih istimewa.
17
7) Coating : Setelah marmer dan granit memancarkan kilau yang sempurna, tahap
terakhir adalah melapisi permukaan marmer dan granit dengan cairan chemical
Profesional Coating Super Seal yang bertujuan untuk mencegah noda, flek, dan
cairan/chemical berbahaya lainnya masuk ke dalam pori-pori marmer dan granit
yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kerapuhan struktur bagian dalam pada
marmer dan granit.
Keunggulan :
a.) Tidak menimbulkan adanya kesan lapisan pada bagian permukaan marmer dan
granit.
b.) Proteksi seal dapat masuk sampai ke bagian yang paling dalam, sehingga tiap
bagian terkecilnya tetap dapat terlindungi dari zat-zat perusak komponen marmer
dan granit.
18
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kerja : Tukang Pasang Ubin http://www.argakencanamandiri.com/sistem%20pemasangan.htm www.polesmarmer.info www.ilmusipil.com
19
top related