mirna biokim
Post on 11-Apr-2016
221 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ruang lingkup guru kimia Selasa, 01 Mei 2012
Praktikum Reaksi Uji Asam Amino
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA
I. Nomor Percobaan : 1
II. Judul Percobaan : Reaksi Uji terhadap Asam Amino
: Untuk mengetahui uji positif dan negatif
terhadap asam amino.
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang
terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi
gugus –COOH.
Rumus umum asam amino ialah
R – CH – COOH
NH2
Asam amino dapat pula terdapat dalam protein. Semua asam amino (20) yang
ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan gugus amino diikat
pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya pada rantai
sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran muatan listrik dan
kelarutan di dalam air. Ke-20 asam amino pada protein seringkali dipandang sebagai asam
amino baku, utama, atau normal, untuk membedakan molekul-molekul ini dari jenis-jenis
asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di dalam protein. Asam
amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau lambang satu huruf yang
digunakan secara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan urutan asam amino di dalam
rantai polipeptida.
Susunan Asam Amino
Struktur asam amino yang terdapat dalam protein ditemukan dalam bentuk ionik.
Warna hitam menunjukkan bagian yang umum pada semua asam -amino pada protein
(kecuali prolin).
Asam amino satu dengan yang lainnya akan bersambung membenrtuk struktur primer
protein oleh ikatan peptida. Susunan asam amino menentukan sifat struktur sekunder dan
tersier. Hal ini akan mempengaruhi secara bermakna sifat-sifat fungsiu protein makanan dan
perilakuknya selama pemrosesan. Dari 20 asam amino, hanya 8 asam amino yang merupakan
asam amino esensial yang terdapat dalam protein dan ketersediaannya menentukan kualitas
gizi protein. Pada umumnya, kualitas protein hewan lebih tinggi daripada kualitas protein
tumbuhan. Protein tumbuhan dapat ditingkatkan mutu gizinya dengan pencampuran secara
bijaksana atau dengan modifikasi genetik melalui persilangan.
Semau asam amino yang ditentukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus
karboksil, dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu
dengan yang lain pada rantai samping atau gugus R, yang bervariasi dalam struktur, ukuran,
muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Kedua puluh sama amino pada protein sering kali
dipandang sebagai asam amino baku, utama atau normal untuk membakar. Molekul-molekul
ini dari jenis-jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup, tetapi tidak terdapat di
dalam protein. Asam amino baku dapat dinyatakan dengan singkatan tiga huruf atau lambang
satu huruf yang digunakan sebagai cara ringkas untuk menunjukkan komposisi dan urutan
asam amino di dalam rantai polipeptida.
Asam amino pertama kali ditemukan adalah asparagin, pada tahun 1806. sedangkan
asam amino yang terakhir adalah treonin, yang belum teridentifikasi hingga tahun 1938.
semua asam amino memiliki nama biasa atau umum, yang kadang-kadang diturunkan dari
sumber pertama-pertama molekul ini diisolasi.
Di dalam larutan, asam amino terisolasi dan bersifat sebagai asam atau basa.
Pengetahuan mengenai sifat-sifat asam basa dari asam amino sangat penting di dalam
pengertian pengetahuan mengenai sifat protein. Seni pemisahan, identifikasi dan kuantifikasi
asam amino yang berbeda, yang merupakan tahap penting dalam menentukan komposisi dan
urutan asam amino dari molekul protein, didasarkan atas tingkah laku asam basa yang khas.
Asam-asam -amino yang mempunyai gugus amino tunggal dan gugus akroboksil
tunggal mengkriskal dari larutan netral dalam bentuk ion penuh, yang disebut ion polar atau
zwiterion. Walaupun ion polar bersifat netral dan tidak bergerak di dalam medan listrik, ion
ini mempunyai muatan listrik yang berlawanan pada kedua kutubnya.
Sifat asam amino dalam larutan, maka ia akam terionisasi dan dapat bersifat sebagai
asam atau basa. Sifat-sifat asam dan basa ini sangat penting didalam pengertian pengetahuan
mengenai sifat protein. Hal ini sangat penting diterapkan dalam seni pemisahan, identifikasi,
dan kuatifikasi asam amino yang berbeda, yaitu dalam hal menentukan komposisi dan urutan
asam amino dari molekul protein, yang didasarkan atas tingkah laku asam basa yang khas.
Hampir semua asam amino baku, keculai satu mempunyai atom karbon asimetrik,
karbon, yang mengikat empat gugus substituen yang berbeda, yakni, gugus karboksil, gugus
amino, gugus R, dan atom Hidrogen. Atom karbon asimetrik karenanya, merupakan pusat
khiral. Seperti yang telah diketahui, senyawa dengan pusat khiral terdapat dua bentuk isomer
yang berbeda, yang bersifat identik dalam semua sifat kimia dan fisiknya, kecuali satu, yakni
arah perputaran sinar terpolarisasi didalam polarimeter. Kesemua dari 20 asam amino yang
diperoleh dari hidrolisa protein dengan kondisi yang cukup ringan, bersifat optik aktif; yakni
senyawa-senyawa ini dapat memutar sinar bidang polarisasi meuju ke suatu arah atau
kebalikannya. Karena susunan tetrahedral ikatan valensi disekitar atom karbon pada asam
amino, keempat gugus substituen yang berbeda ini dapat menempati dua susunan yang
berbeda dalam ruang, yang merupakan bayanngan cermin yang tidak saling menutupi
sesamanya. Kedua bentuk ini dinamakan isomer optik, enensiomer, atau stereoisomer.
Dan bila protein dilarutkan ke dalam larutan asam atau basa kuat, maka unit
pembangun asam amino dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan molekul-
molekul ini menjadi rantai. Asam amino yang bebas yang terbentuk merupakan molekul yang
relatif kecil, dan struktur masing-masing telah diketahui.
Klasifikasi asam amino
Cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan asam amino ada beberapa. Misalnya
cara yang mendasar pada jumlah gugus karbonil dan gugus asam amino yang dikandung
senyawa itu. Cara lain ialah yang mendasar pada sifat gugus R. Pemilahan asam amino yang
demikian itu erat hubungannya dengan struktur konfigurasi protein. Sebagai contoh : protein
yang sebagian besar tediri dari glisin , dengan gugus R adalah H, maka protein tadi struktur
konfigurasinya sangat sederhana. Bentuknya kan sangat berbeda andai kata protein tadi
tersusun oleh asam amino yang mengandung R bermuatan. Gugus R yang bermuatan tadi
dalam rantai polipeptida akan saling menolak atau mengikat sehingga rantai tadi melipat dan
cenderung membentuk melipat globula.
Struktur ke-20 asam amino dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan
gugus R nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R
bermuatan positif.
Delapan Asam Amino Mempunyai Gugus Nonpolar
Gugus R di dalam golongan ini merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan
gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatik
(fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin). Kelarutan asam
amino golongan ini kurang bila dibandingkan dengan golongan asam amino yang mempunyai
gugus polar yang tidak bermuatan. Hal itu disebabkan oleh gugus R yang tidak polar.
Hidrofobik adalah sifat golongan ini. Hidrofobik ada;ah sifat fobi terhadap air dan bilamana
asam amino itu terdapat pada rantai polimer protein maka asam tersebut cenderung malipat
dalam gumpalan protein itu.
Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini meliputi glisin, serin,
treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin. Polaritas yang dimaksud disebabkan karena
gugus OH pada serin, treonin, tirosin, gugs –SH pada sistein dan gugus –NH2 pada asparagin
dan glutamin. Mereka dapat ikat-mengikat dengan air (atau zat pelarut polar lainnya) melalui
ikatan jembatan hidrogen, inilah yang menyebabkan sifat larut dari asam amino golongan ini.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang Bermuatan Negatif (Asam)
Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada pH
7,0. asam amino ini meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing
memiliki tambahan gugus karboksil.
Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan Positif (Basa)
Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan muatan total positif pada pH
7,0. asam amino ini meliputi lisin, arginin, dan histidin.
Sifat dan reaksi asam amino
Asam amino dapat membentuk ester, bila direaksikan dengan alkohol degan bantuan
katalisator asam. Ester ini mudah menguiap yang selanjutnya dapat dipisahkan dengan jalan
penyulingan bertingkat. Bila asam amino direaksikan dengan asam nitrit , timbullah gas N2
yang berasal dari gugus NH2.
Untuk mengetahui adanya jenis asam amino terminal pada suatu rantai polipeptida, maka
protein direaksikan dengan dinitrofluorobenzena. Persenyawaan ini setelah dihidrolisis
menghasilkan turunan dinitrofluorobenzena dan sisa peptida.
Denaturasi
Sebagian besar molekul protein menampakkan aktivitas biologiknya pada kisaran pH
dan suhu tertentu. Pada pH dan suhu yang tinggi maka protein globular mengalami fisik yang
dinamakan Denaturasi. Salah satu sifat yang tampak adalah kelarutannya yang menurun.
Pembentukan gumpalan putih pada bagian telur yang putih merupakan salah satu contoh
terdenaturasi.
Struktur primer protein diatas tidak mengalami perubahan. Secara umum denaturasi
adalah peristiwa penyimpangan dari sifat alamiah senyawa bersangkutan, dalam hal ini
adalah protein.
Reaksi Uji Asam Amino
Reaksi Milon
Reaksi milon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan puih yang dapat
berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol,
karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein
yang mengandung tirosin akan menghasilkan hasil positif.
Reaksi Ninhidrin
Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan kuantitatif asam amino. Dengan
memanaskan campuran asam amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu yang
identitasnya dapat ditentukan dengan cara spektrofotometri. Semua asam amino dan peptida
yang mengandung gugus amino bebas memberikan reaksi ninhidrin yang positif. Prolin dan
hidroksiprolin yang gugus aminonya tersubstitusi, memberikan hasil reaksi lain yang
berwarna kuning.
Reaksi Hopkins-Cole
Reagen yang digunakan dalam uji hopkins-Cole mengandung asam glioksilat
(CHO.COOH). Karena triptofan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam sulfat
dan membentuk kompleks berwarna. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk
magnesium dalam air
COOH serbuk COOH
COOH Mg COOH
Setelah dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole. Asam sulfat dituangkan perlahan-
lahan sehingga membentuk lapisan dibawah larutan protein. Beberapa saat kemudian akan
terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Pada dasarnya reaksi ini
memberi hasil positif khas untuk gugus indol dalam protein.
V. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
1. Beker Gelas
2. Gelas Ukur
3. Pipet Tetes
4. Batang Pengaduk
5. Alat pemanas (Bunsen)
6. Tabung Reaksi
7. Penjepit tabung reaksi
Bahan yang digunakan
1. Reagen Millon
2. Larutan Protein : buat larutan albumin telur ( 1 :3 )
3. Reagen Hopkins-Cole
4. Reagen ninhidrin 0,1%
5. H2SO4 pekat
6. Beberapa asam amino 1%: glisin, alanin, valin, tryptopan, tyrosin, asam glutamate,
glutamine, arginin, dan prolin.
VI. Prosedur Percobaan
1. Uji Millon
Membuat reagen Millon terlebih dahulu yaitu :
Melarutkan 10 gr Mercuri ke dalam 20 ml asam nitrat pekat. Dan apabila telah melarut semua
dan uap cokelat tidak kelihatan lagi, maka diencerkan dengan 60 ml air. Kemudian disimpan.
Menambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan campuran
baik-baik. Jika reagen yang yang digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada
pemanasan.
2. Uji Hopkins-Cole
Kedalam 2 ml larutan protein tambahkan 2 ml ragen Hopkins-Cole.
Tambahkan sedikit demi sedikit 5 ml larutan H2SO4 melalui dinding tabung reaksi. Amati
warna yang terbentuk diantara dua cairan. Jik perlu pputar perlahan-lahan tabung tersebut,
sampai terbentuk cincin berwarna.
3. Uji Ninhidrin
Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1 % ke dalam 3 ml larutan protein. Panaskan hingga
mendidih. Ulangi percobaan dengan menggunakan glisin.
VII. Data Hasil Pengamatan
1. uji millon
Nama Uji Hasil pengamatan Kesimpulan
1. glisin 1% ▲
Glisin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, glisin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
2. alanin 1% ▲
alanin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, alanin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
3. valin 1% ▲
valin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, valin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
4. albumin 1% ▲
albumin 1% + millon putih keruh terdapat gumpalan merah, larutan
Reaksi positif, albumin terdapat
as. Amino tyrosin yang
mengandung gugus hidroksil
fenil, ditandai dengan terbentuk
bening endapan merah bata.
5. tryptopan 1% ▲
tryptopan 1% + millon putih keruh tetap bening
Reaksi negative, tryptopan tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
6. tyrosin 1% ▲
Tyrosin 1% + millon bening larutan
merah bata
Reaksi positif, tyrosin
mengandung gugus hidroksil
fenil, ditandai dengan terbentuk
endapan merah bata.
7. prolin 1% ▲
prolin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, prolin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
8. as. glutamat 1%
▲
As. glutamat 1% + millon bening tetap bening
Reaksi negative, asam glutamate
tidak mengandung gugus
hidroksil fenil
9. glutamine 1% ▲
glutamin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, glutamin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
10. arginin 1% ▲
arginin 1% + millon bening tetap
bening
Reaksi negative, arginin tidak
mengandung gugus hidroksil
fenil
2. Uji Hopkins-Cole
Nama as. amino Hasil pengamatan Kesimpulan
1. glisin 1% Glisin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, glisin tidak
mengandung gugus indol
2. alanin 1% alanin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, alanin tidak
mengandung gugus indol
3. valin 1% valin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, valin tidak
mengandung gugus indol
4. albumin 1% albumin 1% + hopkins-cole putih
keruh + H2SO4 terdapat cincin ungu
di tengan larutan, larutan coklat.
Reaksi positif, albumin terdapat
tryptopan yang mengandung
gugus indol, ditandai dengan
warna larutan yang coklat dan
terdapat cincin warna ungu.
5. tryptopan 1% tryptopan 1% + hopkins-cole putih Reaksi positif, tryptopan
keruh + H2SO4 terdapat cincin ungu
di tengah larutan, larutan coklat.
mengandung gugus indol,
ditandai dengan warna larutan
yang coklat dan terdapat cincin
warna ungu.
6. tyrosin 1% Tyrosin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, tyrosin tidak
mengandung gugus indol
7. prolin 1% prolin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, prolin tidak
mengandung gugus indol
8. as. glutamat 1% As. glutamat 1% + hopkins-cole bening + H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, asam glutamat
tidak mengandung gugus indol
9. glutamine 1% glutamin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, glutamin tidak
mengandung gugus indol
10. arginin 1% arginin 1% + hopkins-cole bening +
H2SO4 tetap bening
Reaksi negative, arginin tidak
mengandung gugus indol
3. uji ninhidrin
Nama as. amino Hasil pengamatan Kesimpulan
1. glisin 1% ▲
Glisin 1% + ninhidrinbening ungu
muda
Reaksi positif, glisin
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
2. alanin 1% ▲
alanin 1% ninhidrinbening ungu
muda
Reaksi positif, alanin
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
3. valin 1% ▲
valin 1% ninhidrinbening ungu muda
Reaksi positif, valin
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
4. albumin 1% ▲
albumin 1% + ninhidrinbening ungu
muda
Reaksi positif, albumin
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
5. tryptopan 1% ▲
tryptopan 1% + ninhidrinkeruh ungu
tua
Reaksi positif, tryptopan
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
6. tyrosin 1% ▲
Tyrosin 1% ninhidrinbening ungu
Reaksi positif, tyrosin
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
7. prolin 1% ▲
prolin 1% + ninhidrinbening kuning
muda
Reaksi negatif, prolin tidak
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan kuning muda(tidak ungu)
8. as. glutamat 1%
▲
As. glutamat 1% + ninhidrinbening ungu muda
Reaksi positif, asam glutamate
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
9. glutamine 1% ▲
glutamin 1% + ninhidrinbening ungu
muda
Reaksi positif, glutamine
mengandung gugus amino
bebas, ditandai dengan warna
larutan ungu setelah dipanaskan
10. arginin 1% ▲
arginin 1% + ninhidrinbening hijau
muda
Reaksi negatif, padahal arginin
mengandung gugus amino
bebas, yang seharusnya
terbentuk warna larutan ungu
muda.
VIII. Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai uji asam amino dengan reaksi reagen millon,
reagen hopkins-cole, dan reagen ninhidrin. Asam amino yang diuji ada 10 asam amino yang
terdiri dari glisin, alanin, valin, tryptopan, tyrosin, prolin, albumin, asam glutamate,
glutamine, dan arginin.
Pertama dilakukan dengan menggunakan uji millon, dalam prosesnya asam amino
direaksikan dengan reagen tersebut kemudian dipanaskan, hasil yang diperoleh dari
pemanasan ini, pada asam amino tyrosin terjadi perubahan yaitu terdapat endapan merah
bata, warna ini dimungkinkan adalah garam merkuri dari pada tyrosin yang tenitrasi. Hal ini
dikarenakan struktur tyrosin mengandung gugus hidroksil fenil. Pada protein albumin, dalam
reaksinya juga terjadi perubahan yaitu terdapat gumpalan seperti endapan yang berwarna
merah muda namun larutannya bening, hal ini dikarenakan pada albumin terdapat tyrosin
yang mengandung gugus hidroksil fenil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa albumin
dan tyrosin merupakan reaksi positif terhadap uji millon, Namun, beberapa asam amino yaitu
alanin, glisin, valin, prolin, asam glutamate, glutamine, tryptopan dan arginin ketika
direaksikan dengan reagen millon kemudian dipanaskan tidak mengalami perubahan dari
warna asli larutan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut tidak mengandung
gugus hidroksil fenil dengan demikian asam amino tersebut merupakan reaksi negative
terhadap uji millon.
Pada percobaan berikutnya tentang uji asam amino terhadap hopkins-cole yang
kemudian ditambah H2SO4 pekat, diperoleh bahwa untuk asam amino tryptopan terjadi
perubahan warna yaitu warna larutannya coklat dan terdapat cincin ungu yang membatasi
larutan asam amino dengan asam sulfat tersebut dan tabung reaksinya panas (akibat asam
sulfat pekat), ini dikarenakan dari struktur tryptopan yang mengandung indol sehingga
tryptopan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam dan membentuk kompleks
berwarna. Sama halnya pada protein albumin, yaitu larutannya coklat dan terdapat cincin
ungu yang membatasinya serta tabung reaksi panas, ini dikarenakan dalam albumin terdapat
tryptopan yang mengandung gugus indol. Dengan demikian, tryptopan dan albumin
dikatakan reaksi positif terhadap uji hopkins-cole. Namun, untuk beberapa asam amino
seperti alanin, valin, glisin, tyrosin, prolin, asam glutamate, glutamine, dan arginin tidak
terjadi perubahan warna yaitu tetap bening hanya saja tabung reaksinya panas akibat asam
sulfat pekat. Hal ini dapat dikatakan reaksi negative terhadap uji Hopkins-cole.
Percobaan terakhir dengan menggunakan reagen ninhidrin, perlakuannya hampir
sama dengan uji million, hanya saja dengan menggunakan volume reagen ninhidrin lebih
banyak dari millon. Pada asam amino glisin, alanin, valin, albumin, tryptopan, tyrosin, asam
glutamate, glutamine, terjadi perubahan setelah dipanaskan menjadi warna ungu, hal ini
dikarenakan asam amino tersebut mengandung gugus amino bebas, sehingga dikatakan
reaksi ini positif terhadap uji ninhidrin. Namun berbeda dengan prolin yang warnanya
berubah jadi warna kuning, hal ini dikarenakan prolin tidak terdapat gugus amino bebas,
gugus aminonya tersubstitusi sehingga dikatakan reaksi negative terhadap uji ninhidrin. Pada
asam amino arginin tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu melainkan hijau muda,
padahal secara teori struktur arginin memiliki gugus amino bebas, hal ini dimungkinkan
karena larutan yang dibuat tidak steril dan kurang bersihnya alat yang digunakan.
IX. kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada uji Millon, reaksi positif jika terbentuk endapan merah bata akibat kandungan gugus
hidrosil fenil oleh asam amino.
2. Reaksi positif pada uji millon ditunjukkan oleh albumin dan tyrosin
3.Uji Hopkins-cole dikatakan positif terhadap asam amino jika terbentuk cincin ungu dan
larutan berwarna coklat akibat kandungan gugus indol.
4. Reaksi positif ditujukkan oleh albumin dan tryptopan.
5. Uji Ninhidrin merupakan uji warna pada protein dengan membentuk larutan berwarna ungu
akibat adanya gugus amino bebas.
6. Reaksi positif ditunjukkan oleh asam amino glisin, alanin, valin, albumin, tryptopan,
tyrosin, asam glutamate, dan glutamine, kecuali arginin yang tidak berhasil akibat kesalahan
praktikan dalam membuat larutan.
X. Daftar Pustaka
Arbianto, purwo, 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung : ITB
Deman, M.John, 1997. Kimia Makanan. Bandung : ITB
Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI
XI. Jawaban Pertanyaan
Uji Millon
1. Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein, maka akan terbentuk endapan putih dan
dapat berubah menjadi endapan merah bata setelah dilakukan pemanasan.
2. Larutan albumin terkoagulasi, karena larutan albumin dipanaskan pada suhu 50oC lebih dan
pada suhu inilah protein akan terkoagulasi.
3. Larutan yang memberi uji negatif adalah semua asam amino selain tyrosin dan albumin,
karena hanya albumin dan tyrosin yang mengandung gugus hidroksifenil dengan terbentuk
endapan merah bata, dan dalam albumin terdapat asam amino tyrosin.
Uji Hopkins-Cole
1. Protein yang tidak memberikan uji positif adalah semua protein kecuali triptofan dan
albumin karena albumin dan triptofan mengandung gugus indol yang ditandai dengan warna
larutan coklat dan ada cincin ungu.
Uji Ninhidrin
1. Terbentuk warna ungu
2. Gugus yang memberikan uji positif pada ninhidrin adalah gugus amino bebas
Diposkan oleh sii_sri_inpesortuu di 03.11 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog ▼ 2012 (4)
o ▼ Mei (4) praktikum reaksi uji protein Praktikum Reaksi Uji asam amino Praktikum Reaksi Uji Asam Amino RPP ikatan ion dan kovalen
Mengenai Saya
sii_sri_inpesortuu Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.
top related