modul 2
Post on 21-Jan-2016
36 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL II. Universal Tool Grinder
MODUL II
UNIVERSAL TOOL GRINDER
1.1. Tujuan
Mempelajari proses gerinda pada alat-alat potong
yang digunakan untuk mesin-mesin produksi seperti
milling cutter, pahat bubut, pahat sekrap, mata bor,
countersink, handtap dan sebagainya. Proses ini
ditujukan untuk menajamkan kembali sisi potong yang
telah tumpul akibat proses pengerjaan logam.
Kegunaan proses penggerindaan :
1.Pekerjaan finishing / penghalusan akhir untuk bidang
pekerjaan rata dan lengkung / bundar, dimana
dituntut ketepatan ukuran yang tinggi dan mutu
permukaan yang benar– benar halus.
2.Penajaman perkakas sayat baik berupa sisi potong
tunggal (pahat bubut) maupun sisi potong majemuk
(pisau milling) maupun untuk membuat alat potong
dari bahan HSS.
3.Penggerindaan kasar untuk membersihkan runcingan
pada benda tuangan, membersihkan sisa kampuh las,
dll.
4.Pemotongan benda kerja dengan cepat dan ekonomis.
Fisher-6245/TIII-1
MODUL II. Universal Tool Grinder
1.2. Dasar Teori
1.2.1 Bagian mesin
Keterangan gambar :
1. Lampu kerja
2. Skala vertikal untuk mengatur ketinggian dan
gerinda
3. Pelindung
4. Stopper
5. Skala sudut untuk memutar posisi batu gerinda
6. Meja
7. Tempat alat/kunci
8. Handle untuk gerakan longitudinal/gerak pemakanan
9. Handle untuk gerakan horisontal (9A)
10.Handle untuk gerakan vertikal
Fisher-6245/TIII-2
MODUL II. Universal Tool Grinder
11.Saklar
12.Saklar
13.Saklar on
14.Saklar off/emergency switch
15.Batu gerinda flat whells
16.Batu gerinda cup whells
17.Lemari untuk alat
1.2.2 Bagian – bagian Batu Gerinda
Setiap batu gerinda mengandung unsur – unsur berikut :
1. Abrasive atau bahan asah berfungsi sebagai
pemotong.
2. Bond atau perekat sebagai pengikat butiran asah
selama pemotongan.
3. Diantara perekat dan bahan asah terdapat bagian
kosong disebut pori pori dalam ukuran dan jumlah
yang beraneka ragam, mempengaruhi batu gerinda
dalam pemotongan atau pengasahan.
Abrasive
Bahan abrasive adalah bagian aktif batu gerinda yg
merupakan “mata potong“ yang tersebar diseluruh
permukaan batu gerinda. Ada empat jenis serbuk yang
umum digunakan yaitu Alumunium Oxide, Silisium Carbida,
Boron Nitride, Diamon.
A. Alumunium Oxide
Merupakan jenis yang paling banyak digunakan sebagai
bahan pembuatan batu gerinda.
B. Silisium Carbida
Merupakan bahan yang sangat keras, kekerasannya
mendekati intan.
Fisher-6245/TIII-3
MODUL II. Universal Tool Grinder
C. Diamond
Bahan asah yang sangat keras, digunakan untuk mengasah
carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batu
permata.
1.2.3 Bentuk Batu Gerinda
1. Lurus
Dibuat dengan ukuran Ø 6 mm s/d 1000 mm dan tebal 6
mm s/d 200 mm. Bentuk ini biasa digunakan untuk
menggerinda bagian luar dan bagian dalam, baik pada
mesin gerinda silindris, permukaan ataupun mesin
gerinda meja.
2. Silindris
Dibuat dengan ukuran Ø 200 mm s/d 700 mm dan tebal
100 mm s/d 200 mm. Fungsinya untuk menggerinda sisi
benda kerja pada mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu
mendatar.
3. Mangkuk lurus.
Dibuat dengan ukuran Ø 63 mm s/d 762 mm dan tebal 38
mm s/d 200 mm. Fungsinya adalah untuk menggerinda
bagian sisi bk baik yang dipakai pada mesin
gerinda sumbu tegak ataupun sumbu mendatar.
Fisher-6245/TIII-4
MODUL II. Universal Tool Grinder
4. Mangkuk miring
Dibuat dengan ukuran Ø 75 mm s/d 300 mm dan tebal
bagian miring 6 mm s/d 38 mm. Fungsi utamanya untuk
menggerinda atau mengasah alat – alat potong, msal
pisau fris, pahat bubut, pisau – pisau bentu, dll.
5. Tirus dua sisi
Dibuat dengan ukuran Ø 254 mm s/d 762 mm dan tebal
25 mm s/d 100 mm. Fungsi utamanya membersihkan
percikan las pada benda – benda setelah dilas.
Cekung satu sisi
Dibuat dengan ukuran Ø luar 10 mm s/d 915 mm dan
tebal 6 mm s/d 125 mm dan Ø bagian cekung dari 6
ms/d 381 mm. Pada prinsipnya, bentuk ini digunakan
untuk penggerindaan silindris, tapi banyak juga
untuk penggerindaan pahat bubut.
6. Cekung dua sisi
Dibuat dengan ukuran Ø 300 mm s/d 915 mm dan tebal
32 mm s/d 150 mm. Fungsi utamanya untuk
penggerindaan silindris.
Fisher-6245/TIII-5
MODUL II. Universal Tool Grinder
7. Piring
Dibuat dengan ukuran Ø 75 mm s/d 200 mm dan tebal 13
mm s/d 25 mm. Fungsi utamanya untuk menggerinda
pisau – pisau frais pada gerinda alat potong.
8. Piring sisi radius
Dibuat dengan ukuran Ø150 mm s/d 305mm dan tebal
13 mm s/d 19 mm. Fungsi utamanya untuk membentuk
gigi gergaji ( Gumming ) bukan mengasah.
1.2.4 Klasifikasi Batu Gerinda
Adalah label batu gerinda yang menempel pada badan batu
gerinda yang berisi :
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Contoh label / identitas 38 A 36 L 5 V BE dimana :
36 = kode pabrik
A = jenis bahan asah
A – Aluminium Oxide
C – Silisium Carbida
D – Diamon
Fisher-6245/TIII-6
MODUL II. Universal Tool Grinder
36 = Ukuran butiran asah
L = tingkat kekerasan
5 = susunan butiran asah
rapat 0,1,2,3
sedang 4,5,6,7
renggang 8,9,10,11,12
V = jenis bahan perekat
V – Vitrified
S – silicate
R – Rubber
B – Resinoid
E – Shellac
Jadi batu gerinda dengan label 38 A 36 L 5 V BE adalah
sebuah batu gerinda dengan bahan asah oksida alumunium,
berukuran 36 butir per inchi, mempunyai susunan sedang,
perekat tembikar.
1.2.5 Spesifikasi Batu Gerinda
Apabila kita akan membeli atau menggunakan batu
gerinda maka tidak hanya tanda – tanda di atas tapi
juga harus mengetahui tentang ukuran ( dimensi ) dan
bentuk dari batu gerinda, secara lengkap seperti
dibawah ini : 300 X 50 X 125 ▬ 19 A 240 M 8 V
300 = diameter luar batu gerinda
50 = tebal batu gerinda
125 = diameter lubang utk poros
▬ = bentuk batu gerinda
Jenis butiran asah aluminium oksida mempunyai
ukuran 240 butiran tiap inch, kekerasan sedang,
susunannya renggang serta menggunakan perekat tembikar.
Fisher-6245/TIII-7
MODUL II. Universal Tool Grinder
Berdasarkan penjelasan dan keterangan di atas, maka
lengkaplah apa yang dimaksud dengan spesifikasi batu
gerinda. Jadi kita sudah bisa membaca, sekaligus
memilihnya dengan tepat sesuai dengan apa yang kita
kehendaki.
1.3. Alat-alat
Alat-alat yang diperlukan selama menggunakan mesin
gerinda adalah sebagai berikut :
1. Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita
pada saat melakukan penggerindaan, terutama pada
saat melakukan dressing.
2. Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga
api dan debu pada saat penggerindaan.
3. Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur
sudut pada alat potong setelah melakukan
penggerindaan.
4. Surface plate, alat yang digunakan untukmelihat
kerataan/ketinggian pada mata cutter, berupa alat
yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
5. Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi,
biasanya dipakai untuk membuat pahat ulir.
6. Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk
membersihkan batu gerinda yang kotor.
7. Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut
pada alat potong yang akan digerinda.
Fisher-6245/TIII-8
MODUL II. Universal Tool Grinder
1.4. Cara kerja
Langkah kerja pengasahan cutter end mill:
I. Meratakan permukaan Cutter :
Dengan menggunakan batu gerinda flat wheels,
sudut-sudut sisi potong pada cutter akan di-nol-kan.
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilaksanakan:
1. Pasang cutter pada collet yang sesuai dan dipasang
pada poros utama.
2. Mengatur sudut-sudut (no.4 dan 25) sehingga
menunjukkan angka nol pada skala, posisi cutter
tegak lurus pada batu gerinda.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai
satu center dengan cutter.
4. Mengatur stopper (no.8) sedemikian rupa sehingga
permukaan cutter mengenai batu gerinda tepat
setengah diameternya.
5. Melepas pin (no.26) sehingga dapat memutar handle
(no.28) secara bebas.
6. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle
(no.28) dan juga memutar handle (no.10) sampai
permukaan cutter rata.
II. Mengasah sisi potong Cutter :
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sudut-
sudut sisi potong pada cutter akan dibentuk kembali.
Dimana cutter masih dalam satu settingan pada saat
meratakan permukaan cutter.
1. Dengan menggunakan pin (no.26) untuk menahan skala
(no.27).
2. Catatan : perhatikan jumlah mata potong pada
cutter!!!
3. Mengatur sudut(no.4) sehingga membentuk sudut 2-3.
Fisher-6245/TIII-9
MODUL II. Universal Tool Grinder
4. Mengatur sudut (no.25) sehingga membentuk sudut 10-
15.
5. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sampai
satu center dengan cutter.
6. Mengatur stopper (no.8), usahakan agar gerak
pemakanan mencapai garis tengah pada cutter.
7. Melakukan gerak pemakanan dengan memutar handle
(no.10) sambil menggerakkan handle (no.9) kekiri
dan kekanan, sehingga permukaan sisi potong terasah
semua.
8. Setelah mencapai kedalaman pemakanan tertentu pada
skala, lepas pin (no.26) dan memutar skala (no.27)
sesuai dengan jumlah mata potong pada cutter.
9. Ulangi langkah No.4, sampai semua sisi mata potong
terasah semua.
10.Kembali mengatur sudut (no.25) hingga membentuk 6-
8, dan ulangi kembali langkah No.3-6.
11.Untuk mengecheck apakah mata cutter sudah terasah
dengan baik dan mempunyai ketinggian yang sama satu
dengan yang lain, gunakan block dengan permukaan
yang rata, dan letakkan cutter tegak lurus dengan
permukaan bidang tersebut.
Fisher-6245/TIII-10
MODUL II. Universal Tool Grinder
III. Mengasah sisi samping (Diameter Luar).
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, sisi
samping cutter digerinda agar mempunyai sisi potong
yang tajam pada saat melakukan gerak pemakanan samping.
1. Masih dalam satu settingan pada pengerindaan
sebelumnya, atur sudut (no.4) membentuk sudut 90.
2. Melepas pin (no.26) sehingga handle (no.28) dapat
berputar dengan bebas.
3. Mengatur ketinggian batu gerinda (no.11) sehingga
satu center pada cutter.
4. Mengatur stopper (no.8), usahakan seluruh sisi
samping pada cutter terasah semua.
5. Dengan menggerakkan handle (no.9) ke kiri dan ke
kanan, dan melakukan gerak pemakanan (no.10) dan
memutar handle (no.28).
6. Usahakan jangan melakukan pemakanan terlalu banyak
karena menyebabkan pengurangan diameter cutter.
Fisher-6245/TIII-11
MODUL II. Universal Tool Grinder
Langkah kerja pengasahan pahat bubut
Dengan menggunakan batu gerinda cup wheels, dan
menggunakan sistem pencekaman pahat dengan tanggem.
1. Cekam pahat dengan tanggem, usahakan posisi pahat
sejajar/lurus dengan tanggem.
2. Mengatur stopper dan ketinggian batu gerinda
terhadap pahat, usahakan satu center!
3. Mengasah permukaan bidang A, perhatikan sudut-
sudutnya! (lihat gbr. tampak atas dan samping).
4. Mengasah permukaan bidang B, perhatikan sudut-
sudutnya! (lihat gambar. tampak depan).
5. Mengasah permukaan bidang C, perhatikan sudut-
sudutnya! (lihat gbr. tampak depan dan atas).
Perhatian : Dalam melakukan penggerindaan, agar
diperhatikan kondisi batu gerinda,
apabila batu terlihat kotor (terdapat
bercak hitam pada batu) maka diperlukan
proses dressing pada batu gerinda!!!!!
Fisher-6245/TIII-12
MODUL II. Universal Tool Grinder
Fisher-6245/TIII-13
MODUL II. Universal Tool Grinder
Fisher-6245/TIII-14
MODUL II. Universal Tool Grinder
Fisher-6245/TIII-15
MODUL II. Universal Tool Grinder
1.5. Data dan Analisa Data
1.5.1. Data
1. Mulai praktikum pukul : 09.45 wib
2. Jenis alat potong yang digerinda : Pahat Bubut
ISO 6 dan ISO 2 (pengerjaannya hanya pada sudut
120 saja)
3. Gambar alat potong dan sudutnya :
ISO 6
Fisher-6245/TIII-16
MODUL II. Universal Tool Grinder
ISO 2
Waktu yang diperlukan :
waktuISO 6 6’24”ISO 2 20’21”
4. Alat yang digunakan :
1. Gerinda
2. Pahat ISO 6 dan ISO 2
3. Kunci L
4. Kunci Pas
5. Selesai pukul : 11.00 wib
Waktu praktikum = 09.45 – 10.45 = 60 menit = 1 jam
1.5.2. Analisa data
Variabel yang diketahui :
Harga pembelian mesin : Rp 65.000.000,00
Waktu pakai : 10 tahun
Ketentuan : 40jam/minggu, 52 minggu/thn
Daya mesin : ¾ HP (1 HP = 746 watt)
Biaya listrik : Rp 470,-/KWh
Biaya tenaga kerja : Rp 35.000,00/8 jam
Fisher-6245/TIII-17
MODUL II. Universal Tool Grinder
Harga batu gerinda :
Cup wheels ( 125 mm-tebal 50 mm) : Rp 195.000,00
(untuk 50 jam penggerindaan).
Flat wheels ( 180 mm-tebal 25 mm): Rp.
195.000,00 (untuk 100 jam penggerindaan).
Menghitung Biaya Pengerindaan satu pahat :
1. Menentukan biaya permesinan (sewa mesin gerinda/jam)
asumsi: biaya sewa tanah dan bangunan diabaikan)
1.1. Menghitung ongkos depresiasi :
- rumus yang digunakan
KD= V−vNuxtf
Rp/ jam
V = Nilai ganti; 1,5 x harga pembelian(Rp)
V = Nilai sisa; 10% nilai ganti (Rp)
Nu = Waktu pakai (tahun)
tf = Jumlah jam pemakaian (jam/tahun)
- hasil perhitungan
V = 1,5 x Rp 65.000.000,00
= Rp 97.500.000,00
v = 10% x Rp 97.500.000,00
= Rp 9.750.000,00
tf = 40 jam/minggu x 52 minggu/tahun
= 2080 jam/tahun
KD =
Rp97 .500 .000 ,00−Rp9 .750 .000 ,0010×2080 jam
= Rp. 4.218,75 /jam
1.2. Menghitung bunga :
- rumus yang digunakan
Fisher-6245/TIII-18
MODUL II. Universal Tool Grinder
K I=Axp2 xt f
Rpjam
.
A = Harga pembelian mesin
P = Prosentase bunga (15%)
- hasil perhitungan
KI =
Rp65 . 000 .000 ,00×15 %2×2080 jam
= Rp 2343,75 /jam
1.3. Menghitung biaya maintenance :
- rumus yang digunakan
Kp= A4×Nu×t f
Rpjam
.
- hasil perhitungan
Kp =
Rp65 .000 .000 ,004×10×2080 jam
= Rp. 781,25 /jam
1.4. Menghitung biaya untuk energi listrik :
- rumus yang digunakan
K E=P×Q×e Rpjam
P = Daya mesin (KW)
Q = Faktor estimasi penggunaan (0,5)
e = Biaya listrik per KWh
- hasil perhitungan
P = ¾ HP → (1 HP = 746 Watt)
= ¾ . 746 = 559,5 Watt = 0,5595 KWh
Q = 0,5
Fisher-6245/TIII-19
MODUL II. Universal Tool Grinder
e = Rp 470,00 /KWh
KE = 0,5595 KWH x 0,5 x Rp 470,00/KWH
= Rp 131,4825 /jam
1.5. Biaya total permesinan (Btotal mesin)
Tset-up total = 3 menit ≈ 0.05 jam
Tm mesin total = 6 menit 24 detik + 20 menit 21
detik = 26 menit 45 detik ≈ 0.44
jam
Tm total = 0.05 + 0.44 = 0.49 jam
Btotal mesin = (KD + KI + KP + KE) x Tm total
= (Rp 4.218,75/jam + Rp 2.343,75/jam
+ Rp 718,25/jam + Rp 131,4825/jam)
x 0.49 jam
= Rp 7.412,2325 /jam x 0.49 jam
= Rp 3.631,99 ≈ Rp 3.632,00
2. Menentukan biaya operator
Biaya operator(Bop)
Bop = waktu praktikum x biaya tenaga kerja/jam
= 1 jam x Rp 35.000 /8 jam
= 1 jam x Rp 4.375,00 /jam
= Rp 4.375,00 ≈ Rp 4.400,00
3. Menentukan biaya penggunaan batu gerinda
Biaya Batu Gerinda (BBG)
BBG = Tm mesin x biaya cup wheels
= 0,44 jam x Rp 195.000,00/50 jam
= 0,44 jam x Rp 3.900,00/jam
= Rp 1.716,00
4. Menentukan biaya total
Biaya Total Praktikum
Btotal = Btotal mesin + Bop + BBG
Fisher-6245/TIII-20
MODUL II. Universal Tool Grinder
= Rp 3.632,00 + Rp 4.400,00 + Rp 1.716,00
= Rp 9.748,00
1.6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan akan belajar
tentang mesin gerinda. Mesin ini berguna untuk
menggerinda atau menajamkan kembali sisi potong pada
alat-alat potong yang telah tumpul karena sudah dipakai
untuk melakukan proses pengerjaan logam.
Langkah pertama adalah menentukan pahat yang akan
digerinda (dalam praktikum ini menggunakan ISO 6 dan
ISO 2). Pahat yang akan digerinda harus ditentukan
terlebih dahulu berapa sudut pemakan yang diinginkan.
Setelah ditentukan sudutnya, langkah selanjutnya adalah
mencekam pahat skrap dengan tanggem. Dalam hal ini
posisi pahat harus sejajar atau lurus dengan tanggem.
Pada proses penggerindaan, yang perlu diperhatikan
adalah saat penyetingannya. Atur juga sudut-sudut agar
sesuai dengan sudut pemakanan. Jika settingannya tepat
maka proses penggerindaan akan berlangsung dengan
lancar.
Kemudian kita mengatur stoppernya dengan
ketinggian batu gerinda terhadap pahat harus center
agar saat kita menggerakkan handle mesin, pahat dapat
terasah dengan tepat. Proses penggerindaan pada sisi
yang digerinda akan selesai jika sisi terlihat
mengkilat terasah semua dan tidak ada lagi bekas karat.
Pemakanan kita lakukan sedikit demi sedikit yaitu
dengan pemakanan 0,01-0,04 mm. Setelah melakukan
gerakan pemakanan lalu kita putar handle horizontal
sampai bunga api yang keluar tidak ada atau sedikit.
Fisher-6245/TIII-21
MODUL II. Universal Tool Grinder
Lalu lakukan pemakanan lagi, begitu seterusnya sampai
sisi pahat yang kita inginkan (120) IS0 6 selesai
digerinda. Lalu melakukan proses penggerindaan yang
hampir sama pada sisi yang sama untuk benda kedua (ISO
2), namun kita harus menyetel mesin gerinda ke sudut
450 agar sisi yang kita inginkan pemakamannya tercapai,
setelah itu cukup mengulang langkah yang sama seperti
ISO 6 tadi. Pada saat proses penggerindaan baik (untuk
pahat ISO 6-2 dengan sisi 120) dihitung waktunya
masing-masing dengan stop watch untuk dicatat waktunya.
Untuk ISO 6 diperoleh lamanya waktu penggerindaan
adalah 6 menit 24 detik, dan ISO 2 selama 20 menit 21
detik.
Dalam melakukan proses penggerindaan tentu tidak
selalu lancar. Pada praktikum ini, praktikan mengalami
kesulitan dalam menyetting skala atas. Hal ini
disebabkan karena ulir kepala atas sudah aus, sehingga
sekrup sulit untuk dikencangkan menyebabkan skala atas
kurang kencang.
Pada praktikum penggerindaan dilakukan pada dua
pahat (hanya sisi 120 saja), penggerindaan menggunakan
Cup wheels. Harga pembelian mesin gerinda telah
diketahui sebesar Rp 65.000.000,00 dengan waktu pakai
10 tahun, 40 jam / minggu. Daya mesin yang digunakan
sebesar ¾ HP atau sebesar 0,5595 KWh. Biaya listrik
sebesar Rp 470,00 tiap KWh. Dan biaya tenaga kerja
sebesar Rp 35.000,00 per 8 jam kerja. Komponen biaya
permesinan total adalah ongkos depresiasi, biaya bunga,
biaya maintenance, biaya untuk energi listrik, biaya
operator, dan total biaya. Dari perhitungan kita
dapatkan ongkos depresiasi sebesar Rp 4.218,75 per jam.
Fisher-6245/TIII-22
MODUL II. Universal Tool Grinder
Biaya bunga dengan prosentase bunga sebesar 15% adalah
Rp 2.343,75 per jam. Biaya maintenace sebesar Rp 718,25
per jam dan biaya untuk energi listrik sebesar Rp
131,48 per jam. Dari semua biaya maka diperoleh biaya
total yaitu sebesar Rp 9.748,00.
Saat melakukan penggerindaan hal-hal yang dapat
membuat pahat yang digerinda cacat atau rusak adalah
sebagai berikut :
1. Penyetelan sudut–sudutnya kurang tepat.
2. Kurang teliti dalam proses penggerindaan
3. Mengatur ketinggian batu gerinda tidak tepat
sehingga tidak center dengan pahat yang akan
digerinda.
4. Pengaturan stopper yang tidak tepat.
5. Kurang terampil dalam menjalankan mesin gerinda.
6. Saat menghentikan gerakan pengasahan pegasnya sampai
tertekan masuk.
7. Terlalu terburu–buru saat melakukan gerakan
pemakanan sehingga hasilnya tidak bagus atau bisa
mengakibatkan mata pahat menjadi hitam/hangus.
8. Tidak adanya cooling, yang membuat pahat yang
digerinda cepat panas sehingga ‘gosong’ atau karena
kurang sering didresser.
1.7. Kesimpulan
Mesin gerinda digunakan untuk menajamkan kembali sisi
potong pada alat-alat potong yang digunakan untuk
mesin-mesin produksi seperti milling cutter, pahat
bubut, pahat sekrap, mata bor, countersink, handtap dan
sebagainya, yang telah tumpul karena sudah dipakai
untuk melakukan proses pengerjaan logam.
Fisher-6245/TIII-23
MODUL II. Universal Tool Grinder
1. Pada proses penggerindaan, yang perlu diperhatikan
adalah penyetingan yang tepat sehingga proses
penggerindaan dapat bejalan dengan lancar.
2. Penyettingan yang tepat adalah penyetelan yang tepat
dari sudut–sudut pahat atau alat potong yang akan
digerinda dan ketinggian batu gerinda yang satu
center dengan pahat yang akan digerinda.
3. Gerakan pemakanan harus dilakukan sedikit demi
sedikit (antara 0,01-0,04 mm) yang ditandai dengan
adanya percikan api ketika terjadi proses pemakanan.
4. Saat menghentikan gerakan dengan stopper pegas tidak
boleh tertekan masuk terlalu dalam karena dapat
menyebabkan pecahnya batu gerinda atau rusaknya alat
potong.
5. Hasil penggerindaan yang baik apabila cutter
diletakkan pada bidang datar, semua sisi potongnya
menyentuh permukaan (sejajar).
6. Dari hasil perhitungan diperoleh :
Ongkos depresiasi = Rp 4.218,75 /jam
Biaya bunga = Rp 2.343,75 /jam
Biaya maintenace = Rp 718,25 /jam
Biaya untuk energi listrik = Rp 131,48 /jam
Biaya total permesinan = Rp 3.632,00 /jam
Biaya operator = Rp 4.400,00 /jam
Biaya batu gerinda = Rp 1.716,00 /jam
Biaya total praktikum = Rp 9.748,00 /jam
Fisher-6245/TIII-24
top related