modul 2.07 teknik polimerisasi
Post on 13-Jun-2015
1.806 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
-1/18-
MODUL 2.07 Teknik Polimerisasi
I. Pendahuluan
Polimer sudah menjadi material yang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
manusia. Polimer dapat menjadi bahan bermacam-macam alat kebutuhan manusis seperti
botol, tali, plastik, teflon, dan lainnya. Penggunaannya semakin digemari karena sifatnya
yang ringan, tahan korosi, beberapa bahan relatif tahan asam, beberapa bahan relatif
tahan sampai temperatur tinggi, dan kuat. Polimer adalah senyawa yang bermassa
molekul relatif besar dan terdiri atas monomer-monomer.
Urea-formaldehid resin adalah hasil kondensasi urea dengan formaldehid. Resin
jenis ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap
asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Polimer termoset dibuat dengan
menggabungkan komponen-komponen yang bersifat saling menguatkan sehingga
dihasilakn polimer dengan derajat cross link yang sangat tinggi. Karena sifat-sifat di atas,
aplikasi resin urea-formaldehid yang sangat luas sehingga industri urea-formaldehid
berkembang pesat. Contoh industri yang menggunakan industri formaldehid adalah
addhesive untuk plywood, tekstil resin finishing, laminating, coating, molding, casting,
laquers, dan sebagainya.
Pembuatan resin urea-formaldehid secara garis besar dibagi menjadi 3. Yang
pertama adalah reaksi metiolasi, yaitu penggabungan urea dan formaldehid membentuk
monomer-monomer yang berupa monometilol dan dimetil urea. Reaksi kedua adalah
penggabungan monomer yang terbentuk menjadi polimer yang lurus dan menghasilkan
uap air. Tahp ini disebut tahap kondensasi. Proses ketiga adalah proses curing, dimana
polimer membentuk jaringan tiga dimensi dengan bantuan pemanasan dalam oven.
Pada praktikum ini akan dipelajari pengaruh beban rasio urea-formaldehid pada
pembentukan resin. Untuk itu digunakan variasi perbandingaan formaldehid dan urea
(F/U). Untuk mempelajari kinetika reaksi, sebelum proses curing larutan resin urea-
formaldehid dideteksi konsentrasi jumlah formaldehid yang bebas.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 2 dar 18
II. Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum Modul Teknik Polimerisasi adalah:
1. Praktikan mempelajari salah satu teknik polimerisasi, khususnya polimerisasi
kondensasi Urea-Formaldehid
2. Praktikan mempelajari reaksi polimerisasi tersebut
3. Praktikan mempelajari pengaruh-pengaruh kondisi operasi terhadap hasil reaksi
polimerisasi
III. Sasaran
Sesuai tujuan di atas, hasil percobaan polimerisasi Urea-Formaldehid ini
diharapkan berupa:
1. Mekanisme reaksi polimerisasi kondensasi dan persamaan reaksinya.
2. Parameter-parameter persamaan reaksi polimerisasi.
3. Penggunaan persamaan Huggins untuk menentukan berat molekul polimer.
IV. Tinjauan Pustaka
Reaksi urea-formaldehid pada pH di atas 7 adalah reaksi metilolasi, yaitu adisi
formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan menghasilkan metilol urea.
Pada tahap metilolasi , urea dan formaldehid bereaksi menjadi metilol dan dimetil urea.
Rasio dari senyawa mono dan dimetilol yang terbentuk bergantung pada rasio
formaldehid dan urea yang diumpankan. Reaksi berlangsung pada kondisi basa dengan
amoniak (NH4OH) sebagai katalis dan Na2CO3 sebagai buffer. Buffer ini berfungsi
menjaga kondisi pH reaksi agar tidak berubah tiba-tiba secara drastis.
Analisa awal dilakukan dengan menggunakan blanko berupa larutan formaldehid,
NH4OH dan Na2CO3. Sampel ke-0 diambil setelah urea ditambahkan pada larutan dan
diaduk sempurna. Setelah itu dilakukan pemanasan sampai 70 0C untuk mempercepat
reaksi.
Reaksi metilolasi diteruskan dengan reaksi kondensasi dari monomer-monomer
mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus. Derivat-derivat metilol
merupakan monomer, penyebab terjadinya reaksi polimerisasi kondensasi. Polimer yang
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 3 dar 18
dihasilkan mula-mula mempunyai rantai lurus dan masih larut dalam air. Semakin lanjut
kondensasi berlangsung, polimer mulai membentuk rantai 3 dimensi dan semakin
berkurang kelarutannya dalam air. Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu
berleher yang dilengkapi kondensor ohm meter, termometer, agitator dan pipa untuk
sampling point. Labu berleher ini ditempatkan dalam waterbath.
Kondensor berfungsi mengembunkan air yang menguap selama proses
polimerisasi. Hal ini dimaksudkan mempercepat tercapainya kesetimbangan reaksi.
Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen selama proses.
Pada proses curing, kondensasi tetap berlangsung, polimer membentuk rangkaian
3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi thermosetting resin. Hasil reaksi dan
kecepatannya, sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. perbandingan molekul pereaksi
2. katalis
3. pH sistem
4. temperatur
5. waktu reaksi.
Perubahan pada kondisi reaksi akan menghasilkan resin yang sangat bervariasi,
sehingga produk akhir yang dihasilkan mempunyai sifat fisika, kimia, dan mekanis
yang berbeda. Oleh sebab itu, kondisi reaksi ditentukan oleh produk akhir yang
dikehendaki.
Pada prinsipnya, pembuatan produk-produk urea-formaldehid dilakukan melalui
beberapa tahapan:
1. tahap pembuatan intermediate, yaitu dampai didapatkan resin yang masih
berupa cairan atau yang larut dalam air/pelarut lain
2. tahap persiapan (preparation sebelum proses curing), yaitu pencampuran
dengan zat-zat kimia, filter, dan sebagainya
3. tahap curing yaitu proses terakhir yang oleh pengaruh katalis, panas, dan
tekanan tinggi, resin yang dirubah sifatnya menjadi thermosetting resin.
V. Rancangan Percobaan
V.1 Perangkat dan Alat Ukur
1. Set perangkat modul Teknik Polimerisasi yang terdiri atas labu berdasar bundar
dimana reaksi dilangsungkan, yang dilengkapi dengan pengaduk yang
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 4 dar 18
digerakkan oleh motor listrik termometer untuk mengamati suhu reaksi, refluks
kondensor, alat pengambil sampel, alat pemanas listrik yang diatu roleh slide
regulator.
2. Viscometer
3. Water bath
4. Erlenmeyer
5. Piknometer
6. Labu volumetrik
7. Perangkat titrasi
8. Timbangan/ neraca
9. Oven
10. Cawan perselen
V.2 Bahan/ Zat Kimia
1. Urea
2. Formaldehid (dalam bentuk larutan formalin)
3. Na-sulfit
4. Na-karbobat
5. Alkohol
6. Indikator Corellin
7. Asam sulfat
V.3 Cara Kerja
1. Menyusun peralatan sesuai dengan sketsa gambar dan mengecek kondisi
peralatan
2. Mempersiapkan peralatan analisa
3. Menghitung dan mempersiapkan zat-zat kimia yang diperlukan dalam reaksi,
sesuai dengan kondisi variasi percobaan
4. melakukan percobaan reaksi kondensasi. Extent of reaction diamati dengan
mengambil sampel pada waktu tertentu dan dianalisa kadar formaldehid bebas
dengan cara Test I. Reaksi dihentikan jika dari hasil tersebut di atas kadar
formaldehid yang konstan.
5. Analisa hasil reaksi dilakukan sebagai berikut:
1. analisis pH dengan kertas pH
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 5 dar 18
2. analisis kadar formaldehid bebas dengan Test I
3. analisis kadar resin dengan Test V
4. analisis viskositas, dan stroke cure dengan Test III dan IV A., B., C.
5. analisis densitas dengan est VI. Jika diperlukan data viskositas tiap sampel
perlu dilakukan Test IV.A
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 6 dar 18
Prosedur kerja praktikum teknik polimerisasi disajikan pada Gambar 1.
Formalin
masukkan
Labu Bundar
Tambahkan:Na2CO3H2O sebagai buffering agent sebanyak 5%jumlah katalis dan bahan pembantu lain
Campuran
Sampel 0
aduk rata
Tambahkan:Urea jumlah tertentuCampurkan, Aduk
Sampel 1Panaskan perlahan sampai mendidih
Terjadi Refluks
Atur refluks secara perlahan
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 0dingin
HasilSampel 0
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 1dingin
HasilSampel 1
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 2dingin
HasilSampel 2
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 3dingin
HasilSampel 3
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 4dingin
HasilSampel 4
Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel 5dingin
HasilSampel 5
Sampel n Dinginkan sampaisuhu kamar
Sampel ndingin
HasilSampel n
Panaskan selama 15 menit
Panaskan selama 30 menit
Panaskan selama 60 menit
Teruskan pemanasan sampai batas waktu yangditentukan , atau sampai analisis kondisi semuasampel sama sehingga reaksi dapat dihentikan
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 7 dar 18
Prosedur Test I
Test I dilakukan untuk menganalisa kadar formaldehid bebas dengan menggunakan
sodium sulfit. Dasar reaksinya adalah:
H2O + CH2O + Na2SO4 → HO-CH2-SO3Na + NaOH
Sehingga NaOH yang terbentuk ekivalen dengan kadar formaldehid bebas dalam larutan.
Prosedur pengerjaan Test I disajikan pada Gambar 2.
1cc sampel 5 cc alkohol3-5 tetesindikatorcorrelin
Labu titrasitertutup
Campurkan
Larutan Netral
Tambahkan:25 cc lar. 2N sodium sulfite segar
Cek titik akhir denganOvertitration dan back titration
Larutan Netral
Cek titik akhir denganOvertitration dan back titration
Larutan Campuran
Larutan Hasil Reaksi
Reaksikan selama 10 menitdengan dikocok
Titrasi dengan standar H2SO4Lakukan duplo
Larutan Blanko
Hasil Analisa Data
Perhitungan
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 8 dar 18
Prosedur Test II
Test II dilakukan untuk menguji pH larutan dengan menggunakan kertas pH. Prosedur
Test II dapat dilihat pada Gambar 3.
Kertas pH
Celupkan ke dalamlarutan sampel
Kertas pH berubah warnakarena asam/basa
Cek warna kertas pHdengan warna-warnastandar sesuai pH nya
Didapat datapH larutan sampel
Prosedur Test III
Test III dilakukan untuk menentukan viskositas cairan dengan alat viskosimeter Ostwald
pada temperatur konstan. Viskometer dikalibrasi dengna menggunakan air pada suhu
tertentu untuk mendapatkan harga K.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 9 dar 18
Prosedur Test IV
Test IV dilakukan untuk menentukan waktu curing. Prosedur Test IV dapat dilihat pada
Gambar 4.
Cawan porselenbermulut lebar
d = 10 cm
Panaskan sampai 140 oCselam 30 menit
Cawan panas
Dinginkan dalam eksikator
Cawan dinginTimbang Didapat massa cawan G1
Resin Masukkan 10 grampada cawan
Cawan + ResinTimbang
Didapat massacawan+resin awal
Panaskan sampai 140 oCselama 1 jam
Cawan + Resin Panas
Dinginkan dalam eksikator sampai temperatur kamar
Cawan + Resin DinginDidapat massa
cawan+resin G2TimbangPanaskan sampai 140 oCselama 1 jam
Cawan + Resin Panas
Dinginkan dalam eksikator sampai temperatur kamar
Cawan + Resin DinginDidapat massa
cawan+resin G3
Panaskan sampai 140 oCselama 30 menit
Cawan + Resin Panas
Dinginkan dalam eksikator sampai temperatur kamar
Cawan + Resin DinginDidapat massa
cawan+resin G4
Lakukan analisis secara DUPLO
Data Duplo
Perhitungan
Data Kadar Resin
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 10 dar 18
Prosedur Test V
Test V dilakukan untuk menentukan densitas sampel dengan piknometer. Prosedur Test
V dapat dilihat pada Gambar 5.
Piknometer
Kalibrasi dengan air murni
Piknometer diketahui volumenyapada suhu percobaan Larutan Sampel
Piknometerberisi sampel
Perhitungan
Didapat dataDensitas Sampel
V.4 Data Percobaan
1. Densitas Air pada Berbagai Temperatur
Temperatur (0C) ρ (g/mL)
25
26
27
28
2. Viskositas Air pada Berbagai Temperatur
Temperatur (0C) µ (cP)
25
26
27
28
3. Massa molekul relatif
Zat Rumus Molekul MR
Urea
Formaldehid
Amoniak
Natrium Karbonat
Natrium sulfit
CO(NH2)2
CH2O
NH4OH
Na2CO3
Na2SO3
60
30
35
106
126
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 11 dar 18
4. Densitas Zat pada Temperatur Percobaan
Zat Rumus Molekul ρ (g/mL)
Urea
Formaldehid
Amoniak
Natrium Karbonat
Natrium sulfit
CO(NH2)2
CH2O
NH4OH
Na2CO3
Na2SO3
5. Penentuan Densitas Resin
Massa piknometer kosong = g
Massa piknometer + aqua dm = g
Densitas aqua dm (pada T percobaan) = g/mL
Volume piknometer = mL
Massa piknometer + resin = g
No Volume Sampel (mL)
Volume Aqua dm (mL)
Massa pikno + larutan (g)
Massa lar.(g)
Densitas lar. (g/mL)
1
2
3
4
5
6. Penentuan Viskositas
Waktu dalam aqua dm = detik
Gravitasi spesifik aqua dm =
Viskositas aqua dm (pada T percobaan)= cP
No Cr (g/100mL) t (detik) 1
2
3
4
5
7. Penentuan Kadar Resin
Massa cawan kosong = g
Massa cawan basah = g
Massa cawan kering = g
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 12 dar 18
Massa resin basah = g
Massa resin kering = g
Kadar resin = g
8. Penentuan Kinetika Reaksi
F/U=
Volume formalin = mL
Massa urea = g
Massa amonia = g
Massa buffer = g
Konsentrasi H2SO4= M
Volume sampel = mL
Temperatur = 0C
t V H2SO4 T Sampel (menit) I II Average (0C)
Cf
Blanko 0 1 2 3 4 5 6 7
V.5 Contoh Perhitungan
1. Penentuan Jumlah Formaldehid
Massa larutan formalin = ρ*V
dimana: ρ larutan formalin = 1.079 g/mL
Misalkan V(volume percobaan) = 500 mL
Maka→ massa larutan formalin = 500 mL*1,079 g/mL
massa larutan formalin = 539,5 g
Jika larutan formalin mengandung 36% formaldehid,
massa formaldehid = 0,36*539,5 = 194,22 g
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 13 dar 18
moldformaldehiMol
MRaldehidmassa formdehid Mol formal
474,630
22,194 ==
=
2. Penentuan Jumlah Urea
Misalkan untuk F/U = 1,65
Maka → mol urea = F/1,65 = 6,474/1,65 = 3,924 mol
Massa urea = mol urea* MR urea = 3,924 mol*66 g/mol
Massa urea = 235,418 g
3. Penentuan Jumlah Katalis dan Buffer
Misal: massa total campuran = X g
massa katalis 5% massa total = 0,05 X
massa buffer 5% massa katalis = 0,05*0,05*X
X = massa (formalin + urea + katalis + buffer)
X = 539,5 + 235,418 + 0,05X + 0,05*0,05*X
0,9475 X = 774,918
X = 817,855 g
Massa NH4OH yang ditambahkan = 40,89 g
NH4OH yang digunakan 21%-W/W= 194,73 g
Volume NH4OH yang ditambahkan (larutan 21%-W/W) adalah:
mL 49,208934,0
73,194larutandensitasmassa
=
=
Massa Na2CO3 yang ditambahkan = 2,5.10-3.X = 2,045 g
4. Penentuan Kadar Formaldehid Bebas
Misalkan Cc,blanko = 0,2
Cc,titran H2SO4 = 0,7
Pada kondisi tersebut C sampel = 1,5
Maka → konsentrasi formaldehid bebas adalah:
g/100mL 1,051,5
1*0,2) - (0,7*3C
CSONH*) C - (C*3
mL 100(g) OCH massaC
f
sampelc,
42blankoc,titranc,2f
=
=
=
=
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 14 dar 18
5. Penentuan Orde dan Konstanta Laju Reaksi
Persamaan umum laju reaksi: nf
f C*kdt
dC=−
Untuk menentukan orde dan konstanta laju reaksi secaea sederhana digunakan
metoda integral.
1. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 1 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
1f
f C*kdt
dC=−
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
kt - lnC lnC
k.tCC
ln
dt*kCdC
0f
0
f
0f
f
0
=
−=
−= ∫∫tC
C
f
Dengan demikian, bila dialurkan ln Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi.
2. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 2 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
2f
f C*kdt
dC=−
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
ktC1
C1
k.tC1
C1
dt*kCdC
0f
f0
02
f
f
0
+=
−=−
−= ∫∫tC
C
f
Dengan demikian, bila dialurkan 1/Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis k menunjukkan konstanta laju reaksi.
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 15 dar 18
3. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 0 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
kdt
dCf =−
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
kt-CC-ktC-C
dt*kdC
0f
0f
0f
0
==
−= ∫∫tC
C
f
Dengan demikian, bila dialurkan Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –k menunjukkan konstanta laju reaksi.
4. Jika diasumsikan reaksi mengikuti orde 1,5 terhadap konsentrasi, persamaan
kinetika laju reaksinya adalah:
1,5f
f k.Cdt
dC=−
Integrasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
( )0,5
00,5
f
0,50
0,5f
05,1
f
f
Ck.t21C
k.tCC.2
dt*kCdC
0
−−
−−
+−=
−=−
−= ∫∫tC
C
f
Dengan demikian, bila dialurkan Cf terhadap t (waktu) akan diperoleh
hubungan linier dengan gradien garis –0,5.k. Konstanta laju reaksi adalah 2
kali gradien.
Berikut contoh data percobaan:
t V H2SO4 T Sampel (menit) I II Average (0C)
Cf ln Cf 1/Cf Cf ^-0,5
Blanko 0.2 0.2 0.2 26 0 0 2.8 3 2.9 26 8.1 2.0919 0.1235 0.3514 1 15 1.4 1.2 1.3 70 3.3 1.1939 0.3030 0.5505 2 45 0.9 1.1 1 70 2.4 0.8755 0.4167 0.6455 3 60 0.7 0.8 0.75 70 1.65 0.5008 0.6061 0.7785 4 75 0.7 0.7 0.7 70 1.5 0.4055 0.6667 0.8165 5 90 0.65 0.8 0.725 70 1.575 0.4543 0.6349 0.7968 6 120 0.7 0.75 0.725 70 1.575 0.4543 0.6349 0.7968
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 16 dar 18
7 140 0.75 0.7 0.725 70 1.575 0.4543 0.6349 0.7968
Jika persamaan kinetika laju reaksi tersebut diasumsikan mengikuti orde 1:
Kurva Orde Reaksi 1
y = -0.0098x + 1.472R2 = 0.6502
0.0000
0.5000
1.0000
1.5000
2.0000
2.5000
0 50 100 150t (menit)
ln C
f
Jika persamaan kinetika laju reaksi tersebut diasumsikan mengikuti orde 2:
Kurva Orde Reaksi 2
y = 0.0035x + 0.2624R2 = 0.727
0.00000.10000.20000.30000.40000.50000.60000.70000.8000
0 50 100 150t (menit)
1/C
f
Jika persamaan kinetika laju reaksi tersebut diasumsikan mengikuti orde 0:
Kurva Reaksi Orde 0
y = -0.0338x + 5.0139R2 = 0.5235
0123456789
0 50 100 150t (menit)
Cf
Jika persamaan kinetika laju reaksi tersebut diasumsikan mengikuti orde 1,5:
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 17 dar 18
Kurva Reaksi Orde 1/2
y = 0.0029x + 0.496R2 = 0.6981
0.0000
0.2000
0.4000
0.6000
0.8000
1.0000
0 50 100 150t (menit)
Cf^
-0,5
Dari kempat pendekatan/tebakan orde reaksi tersebut, yang paling mendekati
kurva linear adalah jika persamaan kinetika reaksi tersebut dimodelkan sebagai
persamaan laju reaksi orde 2 (R2 paling mendekati 1yaitu 0,727). Dan konstanta
laju reaksi persamaan kinetika tersebut adalah 0,035. Maka secara umum
persamaan kinetika reaksi polimerisasi urea formaldehid sesuai rangkaian data
tersebut adalah:
2f
f C*0035,0dt
dC=−
6. Penentuan Kadar Resin
Persamaan yang digunakan:
%100*basahresin massakeringresin massa Resin Kadar =
7. Penentuan Densitas Resin
Persamaan yang digunakan:
piknometer volumepiknometer dalamresin massa
resin =ρ
8. Penentuan Konsentrasi Resin (Cr)
Persamaan yang digunakan:
sampel V*resinKadar *C resinr ρ=
9. Penentuan Viskositas Resin
sampeldm aqua
sampel
dm aqua
(T) dm aquadinamik t*
gQ
*t
µµ =
g adalah gravitasi spesifik
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Modul 2.07 Teknik Polimerisasi Halaman 18 dar 18
1µµ
µ(T) dm aqua
dinamikspesifik −=
( ) r2
intrinsikintrinsikr
spesifik .CµkµC
µ+=
Dengan mengalurkan grafik µspesifik/Cr terhadap Cr, akan diperoleh garis yang
menunjukkan fungsi linear dengan slope µintrinsik.
10. Penentuan Massa Molekul Rata-Rata (MR)
Persamaan yang digunakan: a
intrinsik (MR)*kµ =
Nilai k didapat dari penyelesaian grafik µspesifik/Cr terhadap Cr. Gradien garis
tersebut adalah k. µintrinsik2.
Jika µintrinsik dan k diketahui, maka MR polimer dapat dihitung.
Daftar Pustaka
1. Billmeyer Jr., F.W., Textbook of Polymer Science, John Wiley and Sons, 1994, pp.
186-219
2. D’Alelio, G.F., Experimental Plastics and Synthetic Reisns, John Wiley and Sons,
1952, pp. 163-166
3. kirk-Orthmer, Encyclopedia of Chemical Technology, 2nd Edition., Vol. 2, pp. 225-
258
4. Buku-buku lainnya yang memuat topik Polycondensation
top related