modul 2.pptx

Post on 30-Dec-2015

55 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

MODUL II

ANALISIS PERILAKU BIAYA

PERILAKU BIAYA

Pada hakikatnya, tugas manajemen terpusat pada kegiatan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Agar dapat menjalankan tugas tersebut manajer membutuhkan informasi yang lebih sering berkaitan dengan biaya dan aktivitas suatu organisasi. Agar dapat membaca dan menggunakan informasi biaya tersebut manajer harus memahami konsep dan perilaku biaya.

PERILAKU BIAYA DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Perilaku biaya adalah suatu istilah umum untuk menggambarkan apakah suatu biaya jumlahnya tetap atau berubah dalam kaitannya dengan perubahan tingkat aktivitas atau volume (Hansen & Mowen, 2005)

Biaya tetap : Jika suatu biaya jumlahnya tidak berubah sementara tingkat aktivitas bisnis bertambah atau berkurang.

PERILAKU BIAYA DAN MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA

Biaya variable : Jika suatu biaya jumlahnya secara total berubah sejalan dengan perubahan tingkat aktivitas bisnis.

Biaya campuran (mixed cost) : Jika perilaku biaya mencerminkan kedua karakteristik perubahan yang disebutkan diatas tadi.

Biasanya perilaku biaya dikaitkan dengan cakrawala waktu, bahwa dalam jangka panjang semua biaya adalah variable, sedangkan dalam jangka pendek paling tidak ada satu jenis biaya yang bersifat tetap.

KAPASITAS AKTIVITAS (ACTIVITY CAPACITY)

Kapasitas aktivitas (activity capacity), adalah kemampuan untuk melaksanakan aktivitas. Untuk dapat melaksanakan aktivitas maka kapasitas harus dimiliki terlebih dahulu. Biasanya, kapasitas yang dibutuhkan adalah kapasitas yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas yang efisien.

AKTIVITAS, PENGGUNAAN SUMBER DAYA (KAPASITAS), DAN PERILAKU

BIAYA

Sumber daya (resources) adalah elemen-elemen ekonomik yang dikonsumsi pada saat pelaksanaan aktivitas.

Konsumsi sumber daya oleh aktivitas tersebut diukur dengan satuan nilai uangyang disebut dengan biaya (costs) atau Biaya Aktivitas.

Konsumsi sumber daya merupakan jumlah kapasitas aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa oleh suatu organisasi.

AKTIVITAS, PENGGUNAAN SUMBER DAYA (KAPASITAS), DAN PERILAKU

BIAYA

Penggunaan sumber daya ekuivalen dengan penggunaan kapasitas aktivitas

Perubahan besarnya biaya pada setiap tingkatan penggunaan sumber daya atau aktivitas merupakan inti dari perilaku biaya

Kapasitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Kapasitas yang jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan

dan digunakan. Kapasitas yang jumlahnya melebihi jumlah yang

dibutuhkan dan digunakan, sehingga ada kapasitas yang menganggur.

MENGUKUR PENGGUNAAN AKTIVITAS

Perubahan tingkat penggunaan aktivitas diukur dengan Pemicu biaya (Cost Driver). Oleh karena itu, untuk memahami perilaku biaya pertama-tama harus ditentukan aktivitas dan pemicu timbulnya biaya yang terkait dan dapat mengukur kapasitas dan penggunaan aktivitas.

Perlunya memahami keterkaitan antara biaya dengan aktivitas akan membantu kita dalam menentukan ukuran yang tepat penggunaan aktivitas dan menentukan pemicu biaya. Misalnya penggunaan listrik diukur dengan jumlah kwh, penggunaan elektrikal diukur dengan jam mesin, dan sebagainya.

PEMICU BIAYA PEMICU BIAYA

Jumlah Setup Jumlah jam kerja langsung

Jumlah Perpindahan Material Jumlah jam kerja mesin

Jumlah unit yang dikerjakan ulang

Jumlah kwh

Jumlah order yang diterima Jumlah frekuensi produksi

Jumlah jam inspeksi Dan sebagainya

MENGUKUR PENGGUNAAN AKTIVITAS

Contoh Pemicu Biaya yang dapat dijadikan ukuran

MENGUKUR PENGGUNAAN AKTIVITAS

Pemicu biaya dapat menjelaskan perubahan biaya aktivitas dengan mengukur perubahan penggunaan aktivitas. Ada dua kategori umum pemicu biaya Unit Based Driver, yaitu pemicu biaya yang

akan meningkatkan jumlah biaya setiap kali suatu unit produk diproduksi.

Nonunit Based Driver, yaitu faktor yang meningkatkan jumlah biaya selain perubahan dalam unit.

MENGUKUR PENGGUNAAN AKTIVITAS

Untuk dapat menentukan pemicu biaya secara lebih akurat, aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu : Unit level Batch level Product level Facility Sustaining level

PERILAKU BIAYA

BIAYA

ARAS AKTIVITAS

BIAYA TETAP

BIAYA VARIABEL

BIAYA CAMPURANSFC SVC

BIAYA VARIABEL DAN BIAYA BERTAHAP

Biaya Variabel adalah biaya yang secara total berubah jika terjadi perubahan tingkat aktivitas.

Biaya Variabel Bertahap memiliki rentang perubahan yang relatif pendek. Lebarnya rentang pada setiap tahap menggambarkan rentang penggunaan aktivitas.

BIAYA VARIABEL DAN BIAYA BERTAHAP

Biaya

Rp 100

Rp 200

Rp 300

Rp 500

20 40 60 100 120

KT

KV

KVB

BIAYA TETAP DAN BIAYA TETAP BERTAHAP

Biaya tetap adalah biaya yang dalam rentang waktu atau aktivitas (activity range). Tetap yang dimaksud adalah tetap dalam rentang waktu tertentu.

Kapasitas Normal Operasi

BTB

BT

Biaya

Rp 100

Rp 200

Rp 300

Rp 500

20 40 60 100 120

BIAYA TETAP DAN BIAYA TETAP BERTAHAP

Committed Fixed Cost adalah biaya yang dibutuhkan agar perusahaan dapat berjalan pada kapasitas normal.

Discretionary Fixed Cost adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membeli kapasitas produksi jangka pendek.

BIAYA CAMPURAN

Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang memiliki karakteristik tetap dan juga karakteristik variabel.

Biaya Campuran

Unsur Variabel

Unsur Tetap

Biaya

Rp100

Rp200

Rp300

Rp500

20 40 60 100 120

METODE PEMISAHAN BIAYA CAMPURAN

Fungsi Biaya Campuran adalah Y = T+VX

Metode-metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya campuran menjadi unsur tetap dan unsur variabel adalah Metode Titik Tertinggi dan Terendah Metode Diagram Pencar Metode Kuadrat Terkecil Metode Regresi Berganda Pertimbangan Manajemen

METODE TITIK TERTINGGI-TITIK TERENDAH

Pendekatan ini memerlukan dua observasi atau lebih atas hasil aktivitas masa lalu. Dari catatan tentang output dan biaya aktivitas masa lalu, dipilih biaya aktivitas dan output tertinggi dan biaya aktivitas dan output terendah. Kemudian diselisihkan. Tarif biaya variabel diperoleh dengan cara membagi selisih biaya aktivitas dengan selisih output.

METODE DIAGRAM PENCAR

Hakikat metode ini adalah menggambarkan pola penyebaran data selama beberapa periode amatan. Dari pola tersebut, dilakukan pengamatan secara visual kemudian ditarik garis secara serampangan yang membelah tengah pola penyebaran data tersebut.

METODE KUADRAT TERKECIL (LEAST SQUARE)

Metode ini jauh lebih teliti dibandingkan dengan dua metode sebelumnya, karena mampu mengidentifikasikan the best fitting line. Formula untuk metode ini adalah sebagai berikut.

V = [ΣXY – ΣXΣY/n]/[ΣX2 – (ΣX) 2/n]

T = ΣY/n – v(ΣX/n)

REGRESI BERGANDA

Prinsip pemisahan metode LS sebenarnya tidak berbeda dengan metode regresi berganda. LS tidak lain dari bentuk Regresi Sederhana, yaitu hanya dengan satu unsur biaya variabel (satu variabel bebas). Sedangkan regresi berganda terdiri dari lebih dari satu variabel bebas.Y = T+V1 X1 +V2 X2 +……..+ Vn Xn ………..

PERTIMBANGAN MANAJEMEN

Pada akhirnya, sering kali seorang manajer menggunakan pertimbangan (judgement) dalam memperlakukan biaya yang terjadi di unitnya. Pertimbangan ini umumnya didasarkan pada pengetahuan dan pengalamannya di masa lalu. Dengan pertimbangan matang yang dimilikinya, manajemen dapat dengan cepat menaksir atau memutuskan berapa persen porsi biaya tetap dan berapa persen porsi biaya variabel.

ANALISIS BIAYA AKTIVITAS

Biaya timbul karena dilakukannya aktivitas, oleh karena itu pengendalian biaya harus dilakukan melalui pengendalian aktivitas. Berbagai teknik manajemen telah diperkenalkan mulai dari yang konvensional sampai yang kontemporer. Misalnya, Activity-based Management (ABM) yang memiliki dua dimensi, yaitu Dimensi Biaya – menekankan pada product costing, Dimensi pengendalian – menekankan pada process

value analysis (driver analysis, activity analysis, dan performance measures)

ANALISIS BIAYA AKTIVITAS

Resources

Product and Customers

ActivitiesPerformance

AnalysisDriver analysis

Cost dimension

Process Dimension

ANALISIS BIAYA AKTIVITAS

Activity-Based Management lebih menekankan pada pertanggung jawaban terhadap aktivitas daripada pertanggungjawaban terhadap biaya. Filosofi dasarnya menyatakan bahwa biaya hanyalah sebuah akibat dari dilakukannya aktivitas. Dengan filosofi ini terjadilah re-orientasi fokus pengendalian dari pengendalian biaya ke penyebab timbulnya biaya.

MENGANALISIS AKTIVITAS

Analisis aktivitas adalah : seperangkat teknik yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan aktivitas yang signifikan dari suatu organisasi sebagai dasar untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang proses bisnis suatu organisasi dan menganalisis biaya dan kinerjanya secara detail.

MENGANALISIS AKTIVITAS

Ada empat tahapan dalam melakukan analisis aktivitas, yaitu sebagai berikut Tahap 1 : Identifikasi tujuan proses dan luas

lingkup analisis aktivitas. Tahap 2 : Pencatatan dengan grafik, yaitu

melakukan pencatatan terhadap seluruh aktivitas yang dipergunakan selama proses menghasilkan output mulai awal sampai akhir.

MENGANALISIS AKTIVITAS

Pengklasifikasian, yaitu melakukan pemilahan dan pengelompokan-pengelompokan terhadap aktivitas-aktivitas tersebut ke dalam kelompok-kelompok aktivitas yang diberi label sebagai aktivitas yang menambah nilai atau tidak menambah nilai.

Perbaikan berkelanjutan. Pada tahapan ini, setelah semua aktivitas dikelompokkan, maka lakukan perbaikan atau peningkatan efisiensi dari seluruh aktivitas secara berkesinambungan dan mengembangkan rencana untuk mengurangi bahkan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak menambah nilai.

AKTIVITAS MENAMBAH NILAI DAN TIDAK MENAMBAH NILAI (VAA &

NVAA)

Aktivitas penambah nilai riil (real value added activities-RVAA) adalah aktivitas yang benar-benar dibutuhkan dilihat dari sudut kepentingan konsumen (menambah nilai bagi konsumen)

Aktivitas penambah nilai bisnis (Business value added activities-BVAA) adalah aktivitas yang sebenarnya tidak menambah nilai bagi konsumen, tetapi sangat penting dan dibutuhkan oleh organisasi.

Aktivitas tidak penambah nilai (non-value added activities-NVAA) adalah aktivitas –aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen maupun organisasi.

INDIKATOR BAHWA SUATU AKTIVITAS ADALAH RVAA, BVAA, ATAU NVAA

Pengklasifikasian aktivitas ke dalam berbagai kelompok memerlukan perhatian yang serius dan analisis yang mendalam. Kesalahan dalam pengklasifikasian akan berakibat pada kesalahan penentuan strategi perbaikan. Untuk dapat mengklasifikasikan aktivitas dengan benar, analisis diawali dengan menjawab tiga pertanyaan berikut. Apakah pelanggan bersedia membayar atas aktivitas yang

dilaksanakan? Jika suatu aktivitas tidak dilaksanakan atau bahkan

dihilangkan apakah pelanggan masih peduli? Jika suatu aktivitas tidak dilaksanakan, apakah output

proses tersebut masih memenuhi kebutuhan konsumen?

CARA MENGURANGI ATAU MENGELIMINASI NVAA

Eliminasi aktivitas boros (eliminate wasteful work).

Eliminasi akar penyebab masalah (eliminate root causes of problems).

Kurangi beban kerja (reduce workload).

Tingkatkan metode kerja (improve working methods).

Minimalkan kapasitas tak terpakai (minimize unutilized capacity).

BIAYA AKTIVITAS DAN PEMICU BIAYA

Biaya aktivitas adalah semua pengeluaran atas semua faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, sistem komputer, dan sebagainya untuk melakukan suatu aktivitas.

Ukuran aktivitas merupakan faktor yang menentukan besarnya biaya aktivitas maka ukuran aktivitas merupakan pemicu biaya.

LANGKAH-LANGKAH MENGHITUNG BIAYA AKTIVITAS

Pilih dasar biaya (cost basis), yaitu dasar aktual, standar atau dianggarkan.

Lakukan penelusuran sumber daya: (1) identifikasi semua aktivitas yang terjadi (2) kelompokkan aktivitas-aktivitas tersebut menjadi kelompok homogen (3) hitung besarnya biaya yang dikonsumsikan oleh setiap aktivitas.

Tentukan pemicu biaya (ukuran aktivitas) dan volumenya.

Hitung biaya aktivitas per unit, dengan cara (total sumber daya yang dikonsumsi di bagi volume aktivitas).

ABSORPTION COSTING DAN VARIABLE COSTING

Konsep penentuan biaya absorption costing tidak memisahkan biaya menurut perilakunya sehingga untuk kepentingan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tidak banyak memberikan manfaat bagi manajemen. Absorption costing yang dipergunakan untuk bidang akuntansi keuangan dan penyajian laporan laporan untuk kepentingan perpajakan, teryata tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pengambilan keputusan internal. Oleh karena itu, lahirlah cost determination method yang disebut variable costing. Para akuntan lebih menyukai variable costing ini karena dapat memenuhi kebutuhan untuk tujuan perencanaan dan pengambilan keputusan internal, tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pihak eksternal.

HUBUNGAN PRODUKSI, PENJUALAN, DAN LABA

Hubungan antara perubahan laba pada absorption costing dan variable costing, terkait dengan hubungan antara perubahan produksi dan penjualan. Terdapat tiga kemungkinan kondisi hubungan antara produksi dan penjualan.

Pertama : Yang mana jumlah produksi melebihi jumlah barang yang terjual akan terdapat sediaan akhir.

Kedua : Yang mana jumlah produksi sama dengan jumlah barang terjual (tidak ada sediaan awal maupun akhir) maka laba yang dihasilkan dari kedua pendekatan adalah sama.

Ketiga : Yang mana jumlah barang yang diproduksi pada periode berjalan lebih kecil dari jumlah barang yang terjual, berarti ada sediaan periode sebelumnya yang terjual pada periode berjalan.

PENGGUNAAN LAPORAN VARIABLE COSTING

1. Evaluasi Kinerja ManajerSecara umum, jika laba diharapkan merefleksikan kinerja manajer maka manajer perlu memperhatikan asosiasi antara penjualan, biaya, dan laba sebagai berikut.

a. Jika pendapatan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya semua faktor faktor lainnya tidak berubah, maka laba akan meningkat.

b. Jika pendapatan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, semua faktor-faktor lainnya tidak berubah, maka laba akan menurun.

c. Jika pendapatan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya, semua faktor-faktor lainnya tidak berubah, maka laba tidak berubah.

PENGGUNAAN LAPORAN VARIABLE COSTING

2. Untuk Pelaporan dan Evaluasi Kinerja Segmen

Segmen adalah segala sesuatu yang dapat menciptakan profit bagi organisasi. Dalam konsep segmentasi maka biaya-biaya akan diklasifikasikan menjadi biaya variabel, biaya tetap langsung segmen, dan biaya tetap bersama. Biaya variabel adalah biaya yang terjadi di sebuah segmen terkait aktivitas yang dilakukan di segmen bersangkutan. Biaya tetap segmen adalah biaya yang terkait dengan keberadaan segmen yang bersangkutan.

PENGGUNAAN LAPORAN VARIABLE COSTING

3. Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda untuk berbagai alternatif. Jadi, suatu biaya dikatakan relevan, tidak hanya merupakan biaya masa yang akan datang, tetapi juga harus berbeda di antara berbagai alternatif.

PENGGUNAAN LAPORAN VARIABLE COSTING

4. Model Pengambilan Keputusan

Tahapan dalam model ini :

Tahap 1 : Mengidentifikasikan dan mendefinisikan masalah.

Tahap 2 : Mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah.

Tahap 3 : Mengidentifikasi biaya dan benefit masing-masing alternatif penyelesaian masalah yang sudah diidentifikasi pada tahap 2.

Tahap 4 : Mengumpulkan data dan menjumlahkan total biaya relevan dan benefit untuk masing masing alternatif.

Tahap 5 : Pertimbangkan faktor-faktor kualitatif.

Tahap 6 : Mengambil keputusan

PENGGUNAAN LAPORAN VARIABLE COSTING

5. Jenis-Jenis Keputusan Khusus

a. Make-or-buy : Keputusan membuat sendiri atau membeli

b. Keep-or-drop : Keputusan meneruskan atau menghentikan

c. Special-order : Keputusan menerima order khusus

d. Sell or process further : Keputusan untuk menjual atau memproses lebih lanjut

e. Product mix : Menentukan produk mix yang paling optimal dalam menghasilkan.

top related