modul dasar manajemen dan bisnis 2 · stephen p. robbins menyatakan bahwa organisasi adalah...
Post on 21-Jun-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MODUL
DASAR MANAJEMEN DAN BISNIS 2
DISUSUN OLEH :
NURMALASARI,SE,MM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKADAN KOMPUTER
BSI PONTIANAK
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
yang berjudul Dasar Manajemen dan Bisnis 2.
Modul ini berisikan tentang informasi tentang pengembangan materi dasar
manajemen dan bisnis untuk pembaca khususnya mahasiswa AMIK BSI
Pontianak dalam pengembangan dan penambahan ilmu pengetahuan.
Kami menyadari banyak kekurangan terdapat di dalamnya, namun semoga
makalah ini bisa menjadi sumbangsih yang bernilai bagi ilmu khususnya yang
terus berkembang.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan modul ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan modul ini.
Akhir kata penulis berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat
dan pengembangan wawasan untuk pribadi, mahasiswa dan pembaca pada
umumnya.
Pontianak, Maret 2017
Nurmalasari, SE, MM
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
BAB II
BAB III
PENGORGANISASIAN
1. Konsepsi Dasar
2. Individu Dan Perilaku Organisasi
3. Kelompok Dan Perilaku Organisasi
4. Struktur Organisasi
5. Delegasi kekuasaan
LATIHAN
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
1. Pengertian rentang manajemen
2. Koordinasi
3. Rentang Manajemen
4. Wewenang Dan Pendelegasian
LATIHAN
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Konsep Dasar
2. Proses Komunikasi
3. Tipe Jaringan Dan Saluran Komunikasi Dalam
Organisasi
4. Hambatan Komunikasi
5. Peningkatan Efektivitas Komunikasi
LATIHAN
1
2
3
5
7
10
11
12
14
15
17
18
19
20
24
25
26
iv
BAB IV
BAB V
BAB VI
STANDAR PENGENDALIAN
1. Elemen Pengendalian
2. Laporan Keuangan Pengendalian
3. Analisa laporan keuangan
4. Manajemen Modern
LATIHAN
DASAR-DASAR BISNIS
1. Pengertian Bisnis
2. Merencanakan Bisnis
3. Maksud dan Tujuan Bisnis
4. Persaingan Usaha Bisnis
5. Fungsi Dasar Bisnis
LATIHAN
PELUANG DAN TANTANGAN BISNIS SERTA
EKONOMI DAN BISNIS
1. Tantangan-tantangan yang Dihadapi Bisnis
2. Trend-trend dan Tantangan Bisnis Masa Kini
3. Hakikat Ilmu Ekonomi
4. Ciri-Ciri Bisnis Modern
LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA
27
27
27
28
35
36
36
37
37
37
38
39
39
40
40
43
44
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 1
BAB I
PENGORGANISASIAN
1. Konsepsi Dasar
Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara
rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu
memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.
Organisasi adalah sekelompok orang dalam wadah untuk sebuah misi bersama. Dalam
ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh para peneliti dari berbagai disiplin ilmu, terutama
sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Studi tentang organisasi sering
disebut studi organisasi (studi organisasi), perilaku organisasi (perilaku organisasi), atau
analisis organisasi (analisis organisasi).
Salah satu ciri utama dari organisasi adalah sekelompok orang yang menggabungkan
diri dengan suatu ikatan norma, peraturan serta kebijakan dan menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab.
Organisasi Menurut Para Ahli
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah pola hubungan di mana orang di bawah arahan
atasan mengejar tujuan bersama.
James D. Mooney berpendapat bahwa setiap bentuk organisasi serikat adalah manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah suatu sistem kegiatan kerjasama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sadar
dikoordinasikan sosial, dengan pembatasan relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Organisasi dapat di definisikan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama. Suatu organisasi mengandung tiga elemen
yang saling berhubungan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah:
1. Sekelompok orang. dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang
telah dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankan dengan penuh tanggung
jawab.
2. Interaksi dan kerjasama. dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang
tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima, dan juga
saling bekerja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose), sasaran
(objective), dan tujuan (goal).
3. Tujuan bersama. dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu, yaitu tujuan
bersama dan ingin direalisasikan. Setiap organisasi memiliki tujuan yang telah dirumuskan
secara bersama-sama.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 2
2. Individu Dan Perilaku Organisasi
Menurut Siswanto (2006:76) Variabel yang mempengaruhi perilaku
variable yanng ada dalam organisasi:
1. variabel fisiologis : adalah variabel yang datang dari diri sendiri misalnya dari fisik
dan mental
2. variebel psikologis : adalah variabel yang datang dari luar yang dapt mempengaruhi
manusia misalnya persepsi , sikap , motivasi dan belajar
3. variabel lingkungan : adlah variabel yang datang dari luar / lingkungan sekitar yang
dapat mempengaruhi manusia misalnya keluarga , kebudayaaan dan kelas sosial
Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi menurut
Siswanto (2006:81).
Ciri Utama Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi
Persepsi Proses pemberian arti
terhadap lingkungan
a. Organisasi perspektual
b. Stereotip
c. Persepsi selektif
d. Faktor situasional
e. Kebutuhan
f. emosi
Sikap Kesiagaan mental yang di
organisasi lewat pengalaman
a. kelurga
b. teman sekerja dalam kelompok
c. masyarakat
d. lingkungan
e. pengalaman bekerja sebelumnya
Kepribadian Ciri yang relatif mantap,
kecendrungan, dan perangai
yang dimiliki oleh individu
a. faktor keturunan
b. faktor sosial
c. kebudayaan
d. pendidikan
e. lingkungan
Belajar Proses pemberian arti melalui
perilaku dan praktek
a. motivasi
b. kecerdasan
c. tuntutan pekerjaan
d. lingkungan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 3
3. Kelompok Dan Perilaku Organisasi
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti ―behavior‖. Sedangkan secara
terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya ―tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan‖ Menurut Toha, perilaku merupakan suatu
fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Suatu perilaku dapat diobservasi
ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan dengan
frekuensi dan/atau jangka waktu. Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau manusia sebagai
reaksi terhadap lingkungan yang dapay diamati.
Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling
bergantung untuk mencapai tujuan tertentu
McDavid dan Harari dalam Siswanto (2006:81) mendefinisikan kelompok sebagai
suatu sistem yang terorganisasi yang melakukan fungsi tertentu yang melakukan serangkaian
peran antar anggotannya, dan memiliki serangkaian norma yang mengatur kelompok dan tiap
anggotanya. Definisi di atas menekankan beberapa ciri kelompok seperti peran dan norma.
Pada dasarnya Kelompok ialah orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan juga
mempunyai beberapa landasan interaksi yang sama. Mereka saling terikat bersamaan dengan
serangkaian hubungan sosial yang khas. Kelompok tersebut dapat terorganisasi
dengan secara ketat dan juga berjangka panjang, tetapi juga dapat bersifat cair dan juga
hanya sementara.
Didalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka
sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling
berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan
dalam suatu periode waktu.
Siswanto (2006:85) menggambarkan dalam tabel mengenai karakteristik kelompok
dan perilaku organisasi sebagai berikut:
Karakteristik Kelompok dan Perilaku Organisasi
Ciri-ciri Kelompok diantaranya adalah saling berinteraksinya anggota kelompok
sehingga tindakan seseorang akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain dan
menyakini adanya kemungkinan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 4
Terbentuknya berbagai kelompok dalam kehidupan manusia merupakan wujud dari
hakikat manusia ( sosialisasi ). Manusia adalah makhluk sosial, manusia berkelompok atau
membentuk sebuah kelompok untuk hidup bersama dan berkumpul.
Kelompok pada dasarnya dimulai dari berkumpulnya sejumlah orang. Orang-orang ini
menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu sehingga dengan demikian kumpulan
tersebut menjadi sebuah kelompok. Adanya suatu kelompok tidak harus diawali dengan
adanya kerumunan. Suatu kelompok dapat segera terjadi, yaitu apabila sebelum orang-orang
yang bersangkutan berkumpul terlebih dahulu kepada mereka diberitahukan tujuan yang akan
dicapai.
Ada 5 alasan pembentukan kelompok yaitu :
a. Kebututuhan Interaksi social
Kebutuhan dalam melakukan interaksi sosial (baca pengertian interaksi sosial) merupakan
salah satu alasan pembentukan kelompok. Manusia merupakan makhluk sosial yang akan
selalu mencari hubungan dengan orang lain. Dengan membentuk kelompok, manusia dapat
menyalurkan keinginan mereka. Dalam berkelompok, manusia dapat berbagi rasa dengan
teman temannya dalam kelompok.
b. Kebutuhan akan keamanan
Semua orang memiliki kebutuhan pokok terhadap rasa aman terhadap sekitarnya.
Kebutuhan akan keamanan inilah yang memberikan mereka dorongan dan alasan untuk
membentuk kelompok. Dalam sebuah organisasi, para anggota ataupun karyawan dalam
perusahaan akan takut dipecat serta dipindahkan. Oleh karena itu, ketakutan akan tidak
amannya mereka maka mereka membentuk serikat buruh.
c. Kebutuhan akan status
Dalam membentuk kelompok, salah satu alasannya dapat berupa kebutuhan akan status
atau diakui oleh masyarakat dikarenakan mampu menjadi anggota sebuah kelompok.
Kelompok ini dapat merupakan kelompok pekerjaan dan identitas sosial lainnya yang akan
menaikkan status mereka dalam masyarakat.
d. Kedekatan tempat kerja
Sesuai dengan pengertiannya, memberi dan berbagi nilai dibutuhkan dimensi tempat atau
ruang yang dapat mendukung adanya interaksi atau komunikasi antara anggota atau manusia.
Dengan adanya kedekatan tempat kerja atau kedekatan ruang, mereka akan membentuk
kelompok baik secara sadar ataupun secara alamiah.
e. Tujuan bersama
Hal ini sering kita dengar dalam istilah kesamaan visi dan misi anggota. Yah betul,
manusia atau individu individu akan berkumpul dan membentuk suatu kelompok apabila
mereka memiliki tujuan yang sama. Tujuan tersebut mereka dapat deklarasikan dalam bentuk
tekstual ataupun hanya lewat mulut dan perilaku. Umumnya, kelompok yang terbentuk
dengan alasan ini, akan menjadi lebih besar tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh
kelompok dan pengembangan tujuan itu sendiri.
Adapun Menurut pendapat (Gibson dkk, 1989, 205-207, Marvin E.Shaw, 1981, 81-
97) tentang alasan mengapa orang membentuk kelompok, yaitu:
1. Pemuasan Kebutuhan
Hasrat untuk mendapatkan kepuasan dari terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan daya
motivasi yang kuat dalam pembentukan kelompok.
Keamanan
Individu yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman karena sendirian.
Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri, dan tahan terhadap ancaman.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 5
Sosial
Keinginan untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota kelompok menunjukkan
kebutuhan sosial semua orang.
Penghargaan
Dalam lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi karena berbagai macam
alasan (missal; keahlian, teknis, kegiatan di luar, dsb).
2. Kedekatan dan Daya Tarik
Kedekatan adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan pekerjaan ,
sedangkan daya tarik adalah menunjukkan daya tarik orang yang satu dengan lainnya karena
mereka mempunyai kesamaan persepsi,sikap,hasil karya atau motivasi.
3. Tujuan Kelompok
Untuk mencapai tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas dibutuhkan lebih dari satu
atau dua orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuasaan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
4. Alasan Ekonomi
Motif ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena mereka menganggap akan
memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar dari pekerjaan mereka, jika mereka
membentuk kelompok.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelompok, antara lain :
Adanya interaksi antar orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau suatu kerumunan.
Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan.
Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai.
Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan bersama.
Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya
4. Struktur Organisasi
Stoner dan Wankell membatasi bahwa struktur organisasi adalah: ‖Susunan dan
hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan. Struktur organisasi
mensifikasi pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang
beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi
aktivitas kerja. Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi
serta memperlihatkan hubungan pelaporan.‖ Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa
struktur bertalian dengan hubungan pekerjaan dalam organisasi. Hubungan yang pasti
tersebut timbul dari proses keputusan sebagai berikut:
1. Pembagian Kerja (division of labor)
Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja bertalian dengan sampai
seberapa jauh pekerjaan dispesialisasi. Seluruh pekerjaan dispesialisasi sampai suatu
tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan di antara pemegang pekerjaan.
Keuntungan yang diperoleh atas adanya spesialisasi pekerjaan apabila suatu pekerjaan
terdiri atas sedikit tugas, manajemen mudah memberikan pelatihan penggantinya bagi
bawahan diperhentikan, dimutasikan, atau mangkir.
2. Departementalisasi (departementalization)
Proses penggabungan pekerjaan kedalam kelompok dinamakan departementalisasi,
dan permasalahan manajerial yang muncul adalah memilih suatu dasar bagi
penggabungan pekerjaan tersebut.
a. Departementalisasi fungsional = pengelompokkan pekerjaan dilakukan menurut
fungsi organisasi (organisasi bisnis, jasa dsb).
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 6
b. Departementalisasi teritorial = pembentukan kelompok atas dasar bidang geografis
(daerah).
c. Departementalisasi produk = pd organisasi bisnis besar yg produknya beraneka
ragam, aktivitas dan bawahannya dikelompokkan atas dasar produk.
d. Departementalisasi pelanggan = pembentukan kelompok atas dasar pelanggan
(misalnya, struktur organisasi lembaga pendidikan, pasar swalayan)
e. Departementalisasi campuran organisasi divisional = muncul krn para manajer
mencoba menanggulangi pertumbuhan, pergeseran dlm pasar, budi daya produk dan
jasa, dan kebijakan pemerintah.
3. Permasalahan rentang kendali (Span of control)
Berapa jumlah bawahan yg dpt dikendalikan oleh seorang manajer. Rumus untuk
mengetahui jumlah hubungan potensial (hub yg mungkin tdp antara manajer dengan
bawahan). Rentang kendali atau rentang manajemen dapat didefinisikan sebagi
jumlah bawahan yang melapor keatasan tertentu. Untuk mengetahui jumlah hubungan
potensial, yaitu hungan yang mungkin terdapat antara seorang manajer dengan
bawahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Interaksi (R) = N (2N/2+N-1)
R = menunjukkan jml hubungan
N = jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer
Contoh : Jumlah bawahan 3 org maka :
= 18
Rentang yang ideal akan ditentukan oleh beberapa faktor berikut.
1. Pengalaman dan kemampuan manajer serta bawahannya
2. Despersi fisik Jika bawahan terdespersi, misal satu bertugas di aceh, yang lain
bertugas dijawa timur, rentang manajemen akan lebih sempit.
3. Tingkat interaksi yang diperlukan.
4. Tingkat standarisasi prosedur.
5. Kesamaan pekerjaan yang diawasi.
4. Delegasi kekuasaan (Delegation of authority)
Delegasi kekuasaan dapat diartikan sebagai penugasan wewenang dan tanggung
jawab formal organisasi kepada orang lain, dalam hal ini karyawan. Tanggung jawab
tetap pada manajer yang mendelegasikan wewenang. Karyawan yang memperoleh
delegasi wewenang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang harus dilakukan,
sedangkan manajer bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap pekerjaan
tersebut.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 7
5. Delegasi kekuasaan
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya/ bawahannya
untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepada staf/bawahan
tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik-baiknya serta
dapat mempertanggung jawabkan hal-hal yang didelegasikan kepadanya.
Delegasai wewenang adalah proses yang paling fundamental dalam organisasi, sebab
pimpinan takkan sanggup melakukan segala sesuatu dan membuat setiap keputusan.
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam
fungsi pembinaan. Sebagai manajer, menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih
produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah
proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Berhubungan dengan hal yg didelegasikan kpd manajer untuk mengambil keputusan
tanpa persetujuan manajemen yg lebih tinggi. Mintzberg (1983 : 304) mengemukakan bahwa
setiap organisasi memiliki 5 bagian dasar sebagai berikut :
Keterangan :
a. The strategix apex
manajer puncak yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk organisasi. Dengan
kata lain pimpinan tertinggi dari suatu organisasi, sering juga disebut top
management. Ini merupakan satu dari dua fungsi inti dari sebuah organisasi bersama-
sama dengan operating core. Strategic apex adalah bagian yang bertanggung jawab
terhadap organisasi secara keseluruhan. Mereka terdiri dari CEO (presiden direktur
atau direktur utama) dan dewan direksi, serta staf yang membantu mereka secara
langsung, misalnya executive secretary, dan sebagainya.
Tanggung jawab utama strategic apex adalah untuk memastikan organisasi
menjalankan misi dengan efektif dan mempertangungjawabkannya pada pihak luar
yang menjadi share holder utama, seperti pemerintah, pemegang saham, pemilik, atau
masyarakat.
b. The middle line
Para manajer yg menjadi penghubung operating core dengan strategic apex yang
memiliki kewenangan bersifat formal. Termasuk dalam middle line dimulai dari
mandor (first-line supervisor) sampai dengan senior manager. Kewenangan mereka
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 8
lazimnya ditandai dengan mekanisme direct supervision dan hubungan satu dengan
yang lainnya bersifat scalar, yaitu berada pada jalur tunggal dari atas ke bawah, yang
berarti bahwa setiap bawahan hanya akan memiliki satu atasan. Keberadaan middle
line sebagai kepanjangan tangan strategic apex adalah untuk alasan praktis karena
semakin besar suatu organisasi, maka semakin sulit bagi strategic apex untuk bisa
mengendalikan semua operating core secara langsung. Ada batasan maksimum yang
berkaitan dengan jumlah bawahan yang bisa disupervisi secara efektif, disebut
sebagai span of control. Sebagai penghubung, tugas middle line managers adalah
menyalurkan informasi dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dari bawah dia
mengumpulkan informasi, dapat berupa permasalahan yang dialami unit kerjanya,
proposal untuk perubahan, dan keputusan yang membutuhkan persetujuan atasan yang
lebih tinggi. Dari atas dia membawa alokasi sumber daya yang diperuntukkan pada
unitnya, peraturan dan rencana yang harus diterjemahkan, dan proyek tertentu yang
harus dikerjakan oleh unitnya. Di samping tugas-tugas yang terkait dengan
mekanisme direct supervision tersebut, middle line managers juga memiliki tugas
untuk membangun network antara sesama middle line manager karena kebanyakan
tugas mereka interdependen satu sama lain. Mereka juga bertanggung jawab untuk
memformulasikan strategi untuk unit kerja mereka, walaupun harus tetap sejalan
dengan strategi organisasi secara keseluruhan. Semakin ke bawah tugas middle line
managers ini akan semakin konkret dan semakin fokus pada alur kerja dari operating
core.
c. The operating core
Operating core dari sebuah organisasi adalah mereka yang melakukan tugas pokok
dari organisasi tersebut dan berkaitan langsung dengan produk maupun jasa dari
organisasi. Misalnya, di rumah sakit atau puskesmas, orang yang menjadi operating
core adalah dokter dan perawat yang langsung menangani pasien; di kantor
kecamatan, operating core-nya adalah petugas yang berhubungan langsung dengan
pelayanan masyarakat. Ada empat tugas pokok dari operating core ini, yaitu (1)
menangani input dari produksi atau jasa organisasi, misalnya di rumah sakit adalah
bagian pendaftaran pasien, (2) melakukan transformasi dari input menjadi output,
misalnya melakukan treatment untuk menyembuhkan penyakit pasien, (3)
mendistribusikan output, misalnya dengan menjual produk atau mempromosikan jasa
kepada masyarakat luas, dan (4) memberikan support langsung pada pengelolaan
input, transformasi, dan output, misalnya bagian maintenance atau bagian rekam
medis, atau perawat yang membantu tugas dokter.
para karyawan yg melaksanakan pekerjaan dasar yg berhubungan dengan produksi
dan jasa. Pada kelompok operating core ini mekanisme koordinasi yang lazim dipakai
adalah standardisasi, baik itu proses, output, maupun skills. Jenis standardisasi apa
yang akan diterapkan sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan.
Standardisasi pada pabrik perakitan mobil akan sangat berbeda dengan standardisasi
di perguruan tinggi.
d. The technostructure para analis yg memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
bentuk standardisasi terterntu dlm organisasi. Technostructure adalah bagian dari
organisasi yang berperan sebagai analis beserta stafnya, yang pekerjaannya akan
mempengaruhi pekerjaan bagian lain dari organisasi tersebut. Mereka adalah orang-
orang yang merancang, merencanakan, dan melatih orang untuk menjalankan
operating core dari organisasi, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya secara
langsung. Technostructure menjamin kualitas pekerjaan operating core melalui
standardisasi, baik proses, output, maupun skills. Posisi mereka sering disebut dengan
istilah analis, yang bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu: workstudy analyst, yang
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 9
melakukan standardisasi proses kerja, planning and control analyst, yang melakukan
standardisasi output, dan personnel analys,t yang melakukan standardisasi skills
(misal dengan pelatihan-pelatihan). Technostructure ini bisa berada pada tingkat
bawah sampai atas. Pada tingkat bawah mereka melakukan standardisasi proses kerja
dari operating core, sedangkan pada tingkat menengah mereka melakukan
standardisasi ketrampilan terhadap middle line manager. Terakhir, pada tingkat atas
mereka bisa berperan sebagai desainer dari sistem atau proses perencanaan strategis,
atau menyusun sistem keuangan yang bisa mengontrol pencapaian tujuan dari unit-
unit kerja yang pokok.
e. The support staff = orang yg mengisi unit staf, yg memberi jasa pendukung tidak
langsung kepada organisasi. Support staff adalah bagian dari organisasi yang relatif
mandiri dibandingkan bagian-bagian yang lain. Mereka berfungsi sebagai support
yang tidak langsung terhadap kehidupan organisasi tersebut. Termasuk dalam support
staff antara lain bagian kafetaria, bagian legal counsel, public relation, atau bagian
hubungan industrial. Masingmasing berperan penting bagi kehidupan organisasi,
tetapi tidak langsung berhubungan dengan bisnis utama dari organisasi tersebut. Peran
support staff, seperti halnya technostructure, tersebar mulai pada tingkat bawah
(seperti kafetaria) sampai dengan tingkat atas (legal counsel atau public relation).
Karena variasi fungsi yang begitu banyak, tidak mudah untuk menentukan mekanisme
koordinasi apa yang layaknya diterapkan pada bagian support staff ini. Namun,
karena kebanyakan mereka adalah orang-orang yang memiliki spesialisasi pada
bidangnya masing-masing (ahli hukum sebagai legal counsel, ahli masak pada
kafetaria, industrial relation specialist, dan sebagainya), maka bisa dikatakan bahwa
standardisasi ketrampilan umum dipakai dalam mekanisme koordinasi bagian support
staff ini.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 10
LATIHAN
1. Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain :
a. Stereotip
b. Kebutuhan
c. Emosi
d. Situasional
e. Lingkungan
2. Ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang dimiliki oleh individu disebut :
a. Sikap
b. Persepsi
c. Mental
d. Kepribadian
e. Belajar
3. Suatu sistem yang terorganisasi yang melakukan fungsi tertentu dan serangkaian peran
antar anggotanya disebut :
a. Tim
b. Manajer
c. Organisasi
d. Kelompok
e. Manajemen
4. Penentuan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan:
a. Pembagian kerja
b. Delegasi
c. Departementalisasi
d. Wewenang
e. Rentang kendali
5. Yang termasuk kedalam variabel lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah :
a. Kelas sosial
b. Persepsi
c. Belajar
d. Mental
e. Sikap
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 11
BAB II
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
1. Pengertian rentang manajemen
Kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif sebagian besar
tergantung pada jumlah bawahan yang melapor kepadanya, yang di kenal sebagai‖ rentang
―manajemen‖ atau‖ rentang kendali‖. Dalam rentang manajemen yang lebih luas, seorang
manajer memiliki banyak bawahan yang melapor kepadanya. Dalam rentang manajemen
yang sempit, manajer memiliki lebih sedikit bawahan di bawahnya.
Dalam struktur organisasi klasik, efektivitas dan efisiensi operasi ditentukan oleh
jumlah orang di bawah pengawasan langsung seorang manajer. Untuk operasi yang paling
efektif, perlu untuk memiliki jumlah bawahan yang optimal untuk diawasi. Kelompok
informal memiliki dampak signifikan pada rentang manajemen. Jika seorang supervisor
memiliki hubungan baik dengan bawahannya dan bawahan bekerja karena alasan profesional
maupun sosial, maka lebih banyak bawahan dapat ditugaskan untuk setiap pengawas dan
lebih sedikit waktu manajerial yang diperlukan untuk berurusan dengan bawahan.
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk
melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang
melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang
dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang terlalu banyak kurang
baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Istilah-istilah lain
rentang manajemen mencakap span of control atau Span of authority atau Span of attention
atau span of supervision.
Berkaitan dengan rentang manajemen tersebut, beberapa ahli menyatakan :
1. Henry Fayol, mengatakan :
jumlah maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh setiap pengawas produksi
dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan.
setiap kepala pengawas dapat mengawasi hanya 3 sampai 4 pengawas produksi.
2. V.A. Graicunas, mengatakan :
bahwa dalam memilih suatu rentangan manajer harus mempertimbangkan tidak hanya
hubungan satu dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga
hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih.
3. Lyndall F. Urwick, mengatakan :
bahwa tidak ada eksekutif yang dapat mengendalikan secara langsung kerja lebih dari
lima atau paling banyak enam bawahan.
4. Jenderal Ian Hamilton, mengatakan :
berdasarkan pengalaman militernya, ia menyimpulkan bahwa otak rata-rata manusia
hanya memiliki ruang lingkup yang efektif dalam penanganan dari tiga sampai enam otak
manusia lainnya.
Dengan meningkatnya jumlah karyawan dalam suatu organisasi, rentang manajemen
dapat digunakan dengan tiga pilihan, yaitu :
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 12
a. Rentang Manajemen Lebar. Alasan digunakan rentang manajemen melebar adalah
bahwa tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung mengurangi kecepatan waktu
penyebaran informasi dari atas ke bawah. Lebih banyak jumlah tingkatan yang harus
dilalui informasi, akan lebih besar kemungkinan penyimpangan atau distorsi.
Penambahan tingkatan manajemen juga akan memakan biaya. Rentang manajemen
yang melebar berarti penggunaan sumber daya manajer secara efisien.
b. Rentang Manajemen Sempit. Alasan digunakannya rentang manajemen menyempit
adalah bahwa pada umumnya moral dan produktivitas karyawan akan meningkat
dalam organisasi-organisasi kecil daripada organisasi-organisasi besar.
c. Kombinasi dari keduanya. Penggunaan rentang manajemen yang terlalu melebar
berarti bahwa manajer tidak akan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif, selain
akan banyak waktu yang dihabiskan oleh manajer untuk mencurahkan perhatiannya
kepada seluruh bawahan secara perseorangan. Pilihan rentang manajemen yang tepat
akan membuat koordinasi dan kooperasi berkembang baik, karena setiap individu
akan mengelola fungsi manajemen sendiri dan dengan bantuan minimum dari atasan.
Faktor - Faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen
Pada dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah:
1. Kesamaan fungsi-fungsi
Semakin sejenis fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin
melebar. Jika bawahan terlibat dalam kegiatan yang sama atau serupa, maka mungkin bagi
manajer untuk mengawasi lebih banyak bawahan. Karena masalah yang mungkin muncul
akan serupa di alam, ini akan lebih mudah untuk ditangani. Sebaliknya, jika bawahan ini
terlibat dalam operasi yang beragam, situasinya akan lebih kompleks dan karenanya rentang
manajemen akan menjadi sempit.
2. Kedekatan geografis
Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik, rentangan semakin melebar.
Semakin dekat bawahan satu sama lain di lokasi fisik, semakin mudah bagi manajer untuk
mengelola lebih banyak karyawan.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan
Semakin sedikit pengawasan lengsung dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
Semakin berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer.
Semakin sedikit perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas.
Lebih banyak bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti penarikan,
latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin melebar.
2 . Koordinasi
Koordinasi (coordination) adalah proses penintegrasian tujuan-tujuan dan kegiaatan-
kegiatan pada satuan- satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional suatu
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien.
Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam- macam satuan
pelaksanaanya.
Menurut Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan di antara satuan- satuan
organisasi, yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdapandence)
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 13
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan
yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence) Reciprocal
interdependence)
Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan
lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan
departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch
adalah:
1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka
sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
2. Perbedaan dalam oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau
dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai
dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar
yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi
karyawan.
Tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi (Handoko, 2003:197)
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 14
Masalah Pencapaian Koordinasi yg Efektif.
1. Perbedaan dlm orientasi thp tujuan = para anggota dari departemen yg berbeda
mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan
organisasi yg baik.
Contoh : Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sbg faktor paling penting mencapai
sukses organisasi. Bagian pemasaran mengemukakan disain produk sbg yg paling penting.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu = manajer produksi lebih memperhatikan masalah yg
harus dipecahkan segera (jangka pendek). Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat
dengan masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dlm orientasi antar pribadi = kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yg cepat dibandingkan dengan bagian penelitian dan pengembangan
dapat lebih santai untuk berdiskusi.
Tiga pendekatan pencapaian koordinasi yg efektif.
1. Teknik-teknik dasar = organisasi yg sederhana hanya memerlukan peralatan koordinasi
sebagai berikut :
a) hirarki,
b) kegiatan serta aturan/prosedur
c) rencana / tujuan perusahaan.
2. Meningkatkan koordinasi potensial terdiri atas
a) investasi dalam sistem informasi vertikal,
b) penciptaan hubungan-hubungan ke samping.
3. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi terdiri atas
a) penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan
b) penciptaan tugas-tugas yg dpt berdiri sendiri.
Mekanisme pengkoordinasian dasar :
1. Hirarki manajerial = rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal,
hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yg jelas dpt menumbuhkan integrasi bila
dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yg tepat.
2. Aturan dan prosedur = adalah keputusan manajerial yg dibuat untuk menangani
kejadian rutin, sehingga lebih efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan = pengembangan rencana dan tujuan dpt digunakan
untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan organisasi thp sasaran yg
sama.
3. Rentang Manajemen
Rentang manajemen sering juga disebut istilah-istilah:
1. Span of control = Kemampuan pimpinan untuk mengatur bawahannya. jumlah
pegawai atau bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer
atau supervisor pada satu waktu. Berbagai teori telah dikemukakan tentang berapa
jumlah rentang kendaliideal atau cara menghitungnya.
2. Span of authority = Kemempuan pimpinan untuk mengambil suatu tindakan terhadap
bawahannya.
3. Span of attention = Kemampuan pimpinan untuk memberikan perhatian kepada
bawahannya.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 15
4. Span of supervision = Kemampuan pimpinan untuk mangawasi bawahannya
Ada dua alasan utama mengapa penentuan rentang manajemen yang tepat adalah
penting :
1. Rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan
kerja efektif dari bawahan mereka.
2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen :
1. Kesamaan fungsi – fungsi = Semakin sejenis fungsi – fungsi yang dilaksanakan oleh
kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis = Semakin dekat kelompok kerja ditempatkan, secara fisik,
rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan = Semakin sedikit pengawasan
langsung yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang di butuhkan = Semakin berkurang koordinasi
yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Wewenang Dan Pendelegasian
Menurut Handoko (2003:212) Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan
sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar
tercapai tujuan tertentu. Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber
wewenang, yaitu:
1. Teori formal. Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa wewenang adalah
dianugerahkan; wewenang ada karena seseorang di beri atau dilimpahi atau di warisi hal
tersebut.
2. Teori Penerimaan (acceptance theory pf authority) menyanggah pendapat bahwa
wewenang dapat dianugerahkan.
1. Wewenang lini.
2. Atasan langsung melakukannya ke bawahan dlm bentuk perintah dan tercermin sbg
rantai perintah yg diturunkan kebawah melalui tingkatan organisasi.
3. Wewenang staf
4. Hak yg dipunyai oleh staf untuk menyarankan, merekomendasikan, konsultasi kpd
personalia lini, tapi tdk dpt memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
5. Wewenang staf fungsional.
6. Staf mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional (contoh:
seorang spesialis keamanan mumpunyai wewenang untuk memerintah manajer lab
penelitian
7. untuk menutup lab bila gas berbahaya mencapai tingkat tertentu.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang
kebawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan, yaitu:
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau
tanggungjawab
4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 16
Adapun Alasan-Alasan Dalam Pendelegasian Sebagai Berikut :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dari bila mereka
menangani setiap tugas sendiri.
2. Delegasi wewenang dari atasan ke bawahan merupakan proses yang diperlukan agar
organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Delegasi juga memungkinkan manajer memusatkan tenaganya pada tugas- tugas
prioritas yang lebih penting.
4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang bhkan dapat
digunakan sebagai alat untuk belajardari kesalahan.
1. Prinsip skalar
Dlm proses pendelegasian hrs ada garis wewenang yg jelas mengalir setingkat demi
setingkat dari tingkatan organisasi paling atas ke tingkatan paling bawah dan
dibutuhkan delegasi penuh (semua tugas organisasi yg diperlukan hrs dibagi habis)
untuk menghindari :
a. Gaps = tugas-tugas yg tdk ada penanggung jawabnya.
b. Overlaps = tanggung jawab atas tugas yg sama di berikan kpd lebih dari satu orang
individu.
c. Splits = tanggung jawab atas tugas yg sama di berikan kpd lebih dari satu satuan
organisasi.
2. Prinsip kesatuan perintah = setiap bawahan dlm organisasi seharusnya melapor
hanya kps seorang atasan.
3. Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas. Tanggung jawab = agar organisasi
dpt menggunakan sumber dayanya dengan efesien, tanggung jawab untuk tugas-tugas
tertentu diberikan ke tingkatan paling bawah dimana ada cukup kemampuan dan
informasi untuk menyelesaikannya.
Wewenang = setiap individu untuk melaksanakan tugas yg dilimpahkan kpdnya
dengan efektif harus diberi wewenang secukupnya.
Akuntabilitas = tuntutan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas sendiri dan
bawahannya.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 17
LATIHAN
1. Kemampuan pimpinan untuk mengatur bawahannya disebut :
a. Span of control
b. Span of attention
c. Span of authority
d. Span of supervis ion
e. Span of market
2. Kemampuan pimpinan untuk mangawasi bawahannya disebut :
a. Span of control
b. Span of attention
c. Span of authority
d. Span of supervis ion
e. Span of market
3. Reciprocal interdapandence adalah istilah untuk saling ketergantungan yang :
a. Menyatu
b. Berkelanjutan
c. Berurutan
d. Timbal balik
e. Terpisah
4. Teori yang menyanggah pendapat bahwa wewenang dapat dianugerahkan disebut :
a. Pendelegasian
b. Kepercayaan
c. Teori formal
d. Pelimpahan
e. Teori penerimaan
5. Hak yg dipunyai oleh staf untuk menyarankan, merekomendasikan, konsultasi kepada
personalia lini, tapi tidak dapat memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu disebut :
a. Wewenang lini
b. Power
c. Wewenang staf
d. Authority
e. Wewenang staf fungsional.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 18
BAB III
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. Konsep Dasar
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses perorganisasian serta budaya
organisasi. komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan
yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus koumunikasi vertical
dan horizontal. Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi
organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses perorganisasian serta budaya
organisasi. komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan
yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus koumunikasi vertical
dan horizontal. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusi yang terlibat dalam mencapai tujuan
organisasi itu. ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana
prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusi yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa berlangsung dalam organisasi, metode
dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-
faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya
Komunikasi organisasi menurut Wiryanto (dalam Khomsahrial Romli, 2011) adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun
informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara
kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus di lakukan dalam
organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang di setujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Konsep rantai
pertukaran informasi mempunyai unsurunsur sebagai berikut:
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu
Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula
sebaliknya Komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang penting bagi semua
organisasi.
Fungsi penting komunikasi organisasi menurut Brent D. Ruben antara lain:
1) Mengoordinasikan aktivitas individu, kelompok atau unit – unit lain dalam organisasi.
2) Memberikan pengarahan organisasi secara keseluruhan.
3) Memfasilitasi pertukaran informasi dalam organisasi.
4) Menjamin adanya arus timbal balik (two way flow information) antara organisasi dan
lingkungan eksternal (di luar) organisasi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 19
Ada 3 (tiga) tujuan utama dari komunikasi organisasi, yaitu :
1) Sebagai Tindakan Organisasi.
Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian atau seluruh
tugas dan fungsi organisasi yang di bagi-bagi dalam bagian yang melaksanakan visi dan misi
organisasi di bawah pimpinan atau manajer serta bawahan mereka. Tanpa komunikasi, maka
organisasi hanya merupakan kumpulan orang – orang yang terbagi dalam tugas dan fungsi
masing – masing yang melaksanakan aktivitas mereka tanpa keterkaitan satu sama lain (tanpa
sinkronasi dan harmonisasi). Organisasi tanpa komunikasi dan koordinasi sama dengan
organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerjasama.
2) Membagi Informasi (Information Sharing)
Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur
organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas dalam
organisasi. Sebuah informasi atau pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian
menjelaskan informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha
untuk mancapai hasil dari pengambilan keputusan.
3) Menampilkan Perasaan dan Emosi
Di dalam organisasi terdapat sekumpulan manusia yang bekerja sendiri maupun bekerjasama
dengan orang lain. Mereka mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang
harus di ungkapkan kepada orang lain.
2. Proses Komunikasi
Istilah proses dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana
komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan secara terus menerus,
berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka penyampaian pesan. Proses
komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima
pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan demikian akan terjadinya perubahan
tingkah laku di dalam diri individu, baik pada aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.
Melalui proses komunikasi akan dapat ditentukan keputusan apa yang akan dilakukan oleh
setiap individu atau kelompok tentang bagaimana menentukan langkah atau hasil yang akan
diperoleh ke depan, karena dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan apakah kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat dilanjutkan.
Model komunikasi antar pribadi
Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang,
maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh, seseorang dapat mengirimkan
berita tetapi bila tidak ada yang menerima atau mendengar maka komunikasi tidak akan
terjadi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 20
Model komunikasi lebih terperinci
3. Tipe Jaringan Dan Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu organisasi, ia
merupakan proses penyampaian dan menafsirkan ide-ide, pesan dan perintah yang terjadi di
dalam totalitas unit suatu organisasi, dengan menggunakan komunikasi yang relevan untuk
mencapai pertumbuhan, perkembangan dan konsistensi kehidupan organisasi. Komunikasi
menjadi instrumen dalam menyebarkan berbagai informasi untuk dikerjakan oleh semua
orang yang terlibat dalam organisasi, sehingga ia mampu menciptakan sinerji.
Menurut Handoko (2003:278) bahwa tipe jaringan komunikasi berbentuk:
1. Lingkaran
Jaringan komunikasi lingkaran hampir mirip dengan jaringan komunikasi roda.
Perbedaannya, di sini tidak ada pemimpin sebagai sentral dari proses komunikasi. Hubungan
terjadi hanya antar partisipan, dan setiap partisipan terhubung satu sama lain sehingga isi
pesan yang ada dalam jaringan komunikasi ini bisa dipastikan akan selalu terdistribusi
dengan baik dan ―berputar‖.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 21
NB : B hanya dpt berkomunikasi A dan C. Untuk berkomunikasi
dengan E, B harus melalui A atau C dan D
2 . Rantai
Jaringan komunikasi organisasi rantai bisa digambarkan sebagai sebuah proses komunikasi
berantai, dimana satu pesan dari sumber asli (pemimpin), akan diteruskan ke partisipan lain
hingga ke partisipan paling akhir. Umumnya, komunikasi dengan sifat berantai ini memiliki
kecenderungan hubungan antar partisipan saja. Ini artinya, partisipan terakhir perlu
melakukan validasi apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan sumber asli atau tidak
dengan menanyakan langsung pada pemimpin—jika diperlukan.
NB : menunjukkan dua bawahan (A dan E) yg melapor kpd atasan mereka (B dan D), yg
selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C. Jaringan ―lingkaran‖ dan ―rantai‖ adalah
komunikasi yg di desentralisasi.Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah yg
kompleks, karena akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya. Kepuasan anggota kelompok
juga cenderung lebih tinggi.
3. Bintang
Jaringan komunikasi bintang sering dikenal juga dengan istilah jaringan all channel. Ini
artinya setiap partisipan mendapatkan semua jenis pesan yang sama, dimana setiap partisipan
juga saling terlibat aktif dalam interaksi. Manajemen komunikasi ini cenderung tidak teratur
karena masing-masing bisa berinteraksi dengan bebas. Ini bisa menjadi salah satu hambatan
komunikasi organisasi.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 22
NB : C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, E, walaupun mereka tdk dpt
berkomunikasi satu sama lain. Contoh : empat tenaga penjual (A, B, D, E) melapor ke
manajer cabang (C)
4. Huruh Y
Jaringan komunikasi Y bisa digambarkan seperti huruf Y, dimana tiga orang anggota dapat
berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang
yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang disampingnya.
NB : Terdapat dlm bagian sekretariat dimana surat-surat diterima oleh E, di sortir oleh D dan
di distribusikan oleh C ke A dan B. Jaringan ― bintang‖ dan ―huruf Y‖ adalah komunikasi yg
terpusat, dengan C pd posisi pusat. Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah-
masalah rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat dan akurat.
Komunikasi organisasi adalah proses penyampaian dan pertukaran pesan yang terjadi
dan dilakukan oleh pihak yang ada dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi juga
menunjukkan bagaimana interaksi yang terjadi dalam organisasi, bagaimana pihak atau
anggota dalam organsiasi itu saling berhubungan satu sama lain.
Saluran komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk satu komunikasi yang
baik. Berdasarkan hasil penelitian terkait, terdapat beberapa prinsip yang dimiliki saluran
komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
Saluran komunikasi massa relatif memainkan peran penting pada tahap pengetahuan
dan ketika melakukan komunikasi antar pribadi.
Saluran jenis kosmopolot lebih penting digunakan saat berada di tahap pengetahuan.
Saluran jenis lokal penting digunakan saat berada di tahap persuasif.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 23
Sedangkan saluran komunikasi dalam organisasi terdiri dari:
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki posisi dan
peranan yang berbeda dalam organisasi, dimana yang satunya memiliki posisi lebih tinggi
dibanding yang satunya lagi. Komunikasi vertikal bisa terjadi dari arah bawah ke atas
(upward), atau berarti dari pihak yang memiliki kedudukan lebih rendah kepada pihak yang
lebih tinggi. Atau komunikasi vertikal bisa juga terjadi dari arah atas ke bawah (downward),
yang berarti komunikasi dilakukan dari pihak yang berkedudukan lebih tinggi kepada pihak
yang memiliki kedudukan lebih rendah darinya; dan komunikasi vertikal ini yang lebih
banyak terjadi. Namun bukan berarti komunikasi dari bawah ke atas (upward) ini sama sekali
tidak pernah terjadi dalam organisasi, karena ada kalanya komunikasi dari tingkat yang lebih
bawah harus dilakukan kepada tingkat yang lebih tinggi. Hanya saja dalam prakteknya,
komunikasi vertikal upward ini tidak dapat dilakukan se-leluasa komunikasi vertikal
downward; dimana terdapat berbagai prosedur dan aturan yang membatasi pihak yang
kedudukan lebih rendah untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi. Selain itu,
pihak yang berkedudukan lebih rendah biasanya memiliki keengganan dan kesungkanan
untuk berkomunikasi dengan pihak yang lebih tinggi jika tidak begitu diperlukan.
Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas.
a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan pengarahan,
instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, dan informasi tentang tujuan dan
kebijaksanaan organisasi.
b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpan balik bagi
manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatan manajemen atas tentang apa yg
terjadi pd tingkat bawah (laporan periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk
diberikan keputusan).
3. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif)
a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama.
b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan organisasi yg sama.
komunikasi organisasi horizontal atau komunikasi lurus dimana komunikasi ini terjadi antara
pihak yang memiliki posisi, kedudukan, atau peran yang sama dalam organisasi. Komunikasi
horizontal bisa dilakukan oleh pihak yang berstatus sesama anggota dalam sebuah tim, atau
bahkan sesama pimpinan tim. Misalnya saja komunikasi organisasi yang dilakukan oleh
anggota divisi keuangan dengan divisi produksi, atau komunikasi yang dilakukan oleh
manajer HRD dengan manajer keuangan. Komunikasi organisasi horizontal adalah jenis
komunikasi yang cukup penting dilakukan dalam sebuah organisasi, terlebih lagi jika dalam
organisasi tersebut terdapat ketergantungan yang besar antar divisi atau bagian di organisasi
itu. Komunikasi horizontal cenderung bersifat koordinatif, dan memiliki beberapa tujuan
seperti melakukan tindakan persuasi, mempengaruhi pihak tertentu, atau memberikan
informasi kepada pihak yang terkait
3. Komunikasi diagonal.
Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi. Jenis yang terakhir
adalah komunikasi diagonal, yang merupakan komunikasi yang terjadi secara menyilang baik
dari segi posisi, stuktur organisasi, maupun tingkatan yang ada dalam organisasi itu sendiri.
Komunikasi diagonal ini terkadang dibilang sebagai bentuk komunikasi yang menyimpang
karena berbeda dengan bentuk sebelumnya yaitu vertikal dan horizontal, komunikasi ini
mendobrak sistem tradisional dan memutus alur yang seharusnya ditetapkan dalam organisasi
tersebut.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 24
Misalnya saja, komunikasi dengan pimpinan divisi lain perlu melalui prosedur tertentu,
namun karena adanya situasi mendadak sehingga komunikasi itu dilakukan tanpa melalui
prosedur yang berlaku. Komunikasi diagonal memang tidak mengikuti aturan baku yang ada
dalam organisasi, namun tidak bisa juga dibilang sebagai bentuk komunikasi yang buruk.
Karena dalam organisasi itu sering sekali terjadi perubahan yang sangat dinamis, dan
terkadang jenis komunikasi diagonal ini perlu untuk dilakukan pada saat-saat tertentu.
4. Hambatan Komunikasi
1. Hambatan – hambatan Organisasi
a. Tingkatan Hirarki
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah
komunikasi. Karena berita harus melalui tingkatan (jenjang) tambahan, memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi berkurang
ketepatannya.
b. Wewenang Manajerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan
dengan efektif. Tetapi di lain pihak, pada kenyataannya bahwa seseorang yang
mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan hambatan terhadap komunikasi.
c. Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah
masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang orang bahkan bila mereka
bekerja saling berdekatan.
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi, yang terdiri dari :
a. Persepsi Selektif
Persepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seseorang menseleksi,
mengorganisasikan, dan mengartikan segala sesuatu di lingkungannya. Segera setelah
seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang
berarti.
b. Status / Kedudukan Komunikator
Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk menilai,
mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar karakteristik karakteristik pengirim
(sumber), Terutama kredibilitas-nya. Kredibilitas didasarkan ―keahlian‖ seseorang dalam
bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang
tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.
c. Keadaan Membela Diri
Perasaan membela diri pada pengirim, penerima berita atau keduanya juga menimbulkan
hambatan hambatan komunikasi.Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi
wajah,gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat
pembelaan di pihak lain. Jadi akan timbul rantai reaksi defensif.
d. Pendengaran Lemah
Manajer perlu belajar mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini.
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
Salah satu kesalah terbesar yang di buat dalam komunikasi adalah anggapan bahwa
pengertian terletak dalam kata kata yang digunakan.
1. Komunikasi vertikal
Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 25
a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan pengarahan,
instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, dan informasi tentang tujuan dan
kebijaksanaan organisasi.
b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpan balik bagi
manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatan manajemen atas tentang apa yg
terjadi pd tingkat bawah (laporan periodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk
diberikan keputusan).
2. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif)
a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama.
b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan organisasi yg sama.
3. Komunikasi diagonal.
Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi
5. Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para manajer untuk
dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antara lain:
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
2. Penggunaan umpan-balik
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
4. Pedoman komunikasi yang baik
Pedoman komunikasi yg baik.
American Management Associations (AMA) telah menyusun sepuluh pedoman komunikasi
yg baik (The Ten Commandments of Good Communication) :
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama
berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yg membantu atau
umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yg telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yg baik, berkomunikasi tdk hanya untuk dimengerti tetapi untuk
mengerti. tetapi untuk mengerti.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 26
LATIHAN
1. Secara etimologi motivasi dapat diartikan sebagai:
a. Organisasi
b. Perencanaan
c. Pengawasan
d. Pengendalian
e. Dorongan
2. Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan (needs) dapat
mendorongnya mencapai sasaran disebut :
a. Penghargaan
b. Tantangan
c. Kinerja
d. Tanggung jawab
e. Responsibility
3. Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke
orang lain disebut :
a. Kekuasaan
b. Delegasi
c. Wewenang
d. Reputasi
e. Komunikasi
4. Komunikasi yang memotong secara menyilang rantai perintah organisasi disebut
komunikasi :
a. Horizontal
b. Bisnis
c. Vertikal
d. Maya
e. Diagonal
5. Tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya disebut :
a. Fixsasi
b. Regresi
c. Resignasi
d. Abolisi
e. Ambisi
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 27
BAB IV
STANDAR PENGENDALIAN
1. Elemen Pengendalian
Manajer dapat memfokuskan pada standar dalam bidang fungsional untuk mengukur
prestasi :
Produksi Pemasaran SDM Keuangan
1. Mutu Volume penjualan Hubungan tenaga
kerja
Pengeluaran modal
2. Jumlah Pengeluaran
penjualan
Pergantian tenaga
kerja
sediaan
1. Biaya Pengiklanan tingkat absensi Arus modal
2. Prestasi kerja
individu
Prestasi Salesman - likuiditas
2. Laporan Keuangan Pengendalian
Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan karena merupakan tolok ukur :
1. Keberhasilan Manajemen
2. Pertanggungjawaban Manajemen
3. Pengembangan perusahaan
4. Penutupan perusahaan
3. Analisa laporan keuangan
Analisa ratio digunakan untuk membandingkan angka-angka historis perusahaan
secara :
1. Time series, dari waktu ke waktu
2. Perbandingan dengan perusahaan sejenis
Ada 4 Test untuk membantu pembuatan keputusan :
1. TES OF PROFITABILITY
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 28
2. TEST OF LIQUIDITY
3. TEST OF SOLVENCY & EQUITY POSITION
Debt Equity Ratio = Total Utang Modal Sendiri
4.MARKET TEST
4. Manajemen Modern
(Manajemen Kontemporer)
Model Manajemen Kontemporer:
1. Model Tipe Z
eori Z adalah sebuah pendekatan manajemen berdasarkan kombinasi dari Amerika
dan Jepang dan filosofi manajemen yang ditandai, antara lain, jangka panjang
pekerjaan tetap, pengambilan keputusan secara konsensus, evaluasi dan promosi
lambat prosedur, dan tanggung jawab individu dalam konteks kelompok. Teori Z
lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan
yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa menjadi
bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan bekerja
dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya. Semangat Dr.
William Ouchi dengan teori Z nya adalah membangun loyalitas pekerja melalui mind
set pekerjaan seumur hidupnya itu.
William Ouchi mengemukakan bahwa perusahaan Amerika dan Jepang berbeda dalam tujuh
dimensi yang penting, yaitu:
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 29
a. Lama masa kerja
b. Cara pengambilan keputusan
c. Letak tanggungjawab
d. Kecepatan evaluasi dan promosi
e. Mekanisme kontrol
f. Spesialisasi jalur karier
g. Perhatian perusahaan terhadap pegawai
Kekuatan dari teori Z ini terletak pada upaya perusahaan untuk mengikat karyawan
dengan loyalitas tanpa batas, sehingga karyawan diharapkan mau bekerja dalam sikap yang
penuh integritas untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan kelemahan teori ini
terletak pada saat kemampuan perusahaan menurun dalam komitmennya untuk tetap
mempertahankan karyawan, apalagi saat ketidakpastian ekonomi merusak sektor financial
dan bisnis perusahaan. Selain itu teori ini membutuhkan banyak pengorbanan, karena sifatnya
yang holistik dan kurang sederhana.
2. Gerakan Ekselensi
Peters & Waterman, mengatakan bahwa, perusahaanperusahaan tertentu yang ―ekselen,‖ atau
mereka yang memiliki kesuksesan yang telah berlangsung dalam jangka panjang, melakukan
banyak hal secara sistematik yang membuat mereka terpisah dari perusahaan lain.
Pentingnya meningkatkan produktifits melalui orang dan memberikan Otonomi operasional .
Menurut Peter dan Waterman produktifitas dapat di tingkatkan dengan cara memotivasi dan
merangsang pegawai bukan hanya sekedar dengan memasang mesin baru atau teknologi baru
.Caranya adalah dengan memberikan mereka otonomi dan melibatkan orang dalam setiap
proses
Peters & Waterman, mengatakan bahwa, perusahaan-perusahaan tertentu yang ―ekselen,‖
atau mereka yang memiliki kesuksesan yang telah berlangsung dalam jangka panjang,
melakukan banyak hal secara sistematik yang membuat mereka terpisah dari perusahaan
lain.
Karakteristik dasar yang mungkin memicu ekselensi:
a. Melakukan sesuatu tepat pada waktunya
b. Tetap dekat dengan konsumen
c. Mempromosikan otonomi dan kewirausahaan
d. Memaksimalkan produksivitas pekerja
e. Menggunakan pendekatan hand-on bagi manajemen
f. Melakukan yang terbaik dan diketahui perusahaan
g. Mempertahankan struktur organisasi yang sederhana
3. TQM (Total Quality Management)
Management mutu terpadu di definisikan sebagai ―suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya ( Tjiptono dan Diana 1995 :
TQM Sebagai komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan melalui
penggunaan sistem terpadu dari perangkat, teknik-teknik, dan pelatihan.
Berdasarkan sigi yang dilakukan Lacelles & Berry terhadap 700 orang eksekutif, ditemukan
bahwa motivasi yang melatarbelakangi perlunya penerapan TQM pada sejumlah perusahaan,
yaitu:
a. 73% ingin memenuhi keinginan pelanggan
b. 60% ingin mengurangi biaya
c. 59% disebabkan inisiatif para eksekutif
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 30
d. 34% disebabkan adanya ancaman dari pesaing
Untuk mencapai Manajemen mutu terpadu perlu di perhatikan aspek aspek berikut :
1. Perhatian pada pelanggan, Eksternal maupun Internal
2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap mutu
3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan
4. Memiliki komitmen jangka panjang
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
4. ISO 9000 dan ISO 14000
ISO 9000 dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization yang selanjutnya konsep ini di kenal sebagai standar manajemen mutu
(Quality Management) atau secara lengkap disebut sebagai Standar Manajemen Mutu dan
Jaminan Mutu Pedoman Seleksi dan Penggunaan ( Suratmo, 1994 :8 ).
ISO (International Organization for Standardization)Ada empat macam standar yang
diberikan:
a. ISO 9001
Melaksanakan semua aspek pabrikan (manufakturing) termasuk pengembangan dan
penyerahan produk dan jasa
b. ISO 9002
Melaksanakan semua fungsi prabrikan kecuali desain dan pengembangan produk
dan/atau jasa.
c. ISO 9003
Perusahaan non pabrikan, seperti distributor operasi pergudangan
d. ISO 14000
Unsur-unsur manajemen lingkungan yang berkualitas
Tujuan utama ISO 1900 adalah sebagai berikut :
a. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan mutu produk atau jasa yang di
hasilkan sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para
pembeli.
b. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa mutu
yang di maksudkan telah di capai dan dapat di pertahankan.
c. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa mutu yang
di maksudkan telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang di jual.
Persyaratan yang di tetapkan dalam sertifikasi ISO 9000 meliputi :
1. Tanggung jawab manajemen
2. Dokumentasi sistem mutu
3. Peninjauan ulang kontrak
4. Pengendalian design
5. Inspeksi dan pengujian
6. Kalibrasi
7. Auditing Intern
8. Penanganan produk yang rusak
9. Tindakan perbaikan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 31
5. Proses Rekayasa Ulang Bisnis
Proses perencanaan ulang secara radikal serta memikirkan kembali proses bisnis secara
fundamental untuk mencapai perbaikan secara dramatis dalam ukuran unjuk kerja
kontemporer seperti, biaya, kualitas, servis, dan kecepatan (Bennis).
Proses rekayasa ulang ditujukan untuk:
a. Meningkatkan produktivitas
b. Mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham
c. Mencapai hasil yang luar biasa min 50% kenaikannya
d. Menghilangkan tingkatan dan pekerjaan yang tidak perlu (Restrukturisasi)
Tujuan rekayasa ulang bisnis adalah bagaimana membuat semua proses yang ada dalam
organisasi menjadi terbaik di kelasnya (Soumitra,D. 1999). ujuan rekayasa ulang bisnis
menurut Andrews and Stalick (1994;8) seperti disebutkan oleh Sitorus.M. dan Nasution
(2007) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang
khusus serta mempertahankan produksi massal.
b. Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang
atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
c. Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis
dengan perusahaan.
d. Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran informasi
melalui komunikasi, jaringan, dan teknologi komputer.
e. Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasikan kesalahan dan
ketidakpuaskan serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus
pabrik.
6. Downsizing
Versi restrukturisasi organisasi yang menghasilkan penurunan besaran organisasi dan sering
menghasilkan struktur organisasi yang lebih mendatar.
Downsizing adalah salah satu cara untuk mengubah struktur organisasi yaitu dengan cara
melakukan Downsizing. Downsizing adalah perubahan struktur yang dilakukan sebuah
perusahaan dengan tidak mengurangi keefektifan produktivitas dari perusahaan itu sendiri
untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang dianggap sudah tidak efektif atau bahkan jumlah
unit operasi. Dalam bahasa lainnya adalah PHK.
Pada dasarnya downsizing dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang sedang menjalankan
rekayasa ulang (reengineering), sebagai salah satu usaha untuk membuat perusahaan menjadi
lebih fleksibel, efisien dan efektif.
Downsizing dapat meningkatkan efisiensi, karena biaya, upah para manajer menjadi
berkurang dan proses pengambilan keputusanpun menjadi lebih cepat dari pada sebelumnya.
Ada beberapa penyebab yang menjadikan sebuah perusahaan melakukan downsizing :
1. Krisis ekonomi yang dialami oleh perusahaan.
2. Pendapatan perusahaan lebih kecil ketimbang pengeluaran.
3. Jumlah tenaga kerja yang terlampau banyak.
4. Butuh tenaga kerja yang lebih professional dan personalia yang baru.
5. Perusahaan ingin membuka cabang baru.
7. Organisasi Jejala (Networking Organization)
Perusahaan harus memiliki semua fungsi utama (produksi, pemasaran dsb) agar dapat
dijalankan kegiatan perusahan.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 32
Fungsi utama organisasi jejala tidak harus dimilikinya sendiri, tetapi dapat dilakukan oleh
perusahaan lain, yaitu atas dasar kontrak.
Perusahaan dengan dengan struktur organisasi jejala ini cukup dikendalikan leh beberapa
orang eksekutif saja, yang bertugas mengatur dan mengkoordinir para subkontraktor
perusahaan, dan membuat strategi tingkat perusahaan guna menjadi perusahaan global jika
memungkinkan.
Network organization adalah sebuah perusahaan atau kelompok perusahaan yang memiliki
struktur formal minimum dan bergantung hanya pada pembentukan dan pembubaran tim
untuk memenuhi tujuan tertentu. Sebuah organisasi jaringan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi secara luas, dan memanfaatkan pengetahuan dan dalam perusahaan
di sepanjang rantai nilai. (dictionary.bnet.com). Network organization terdiri dari dua atau
lebih unit-unit organisasi dari berbagai organisasi yang terlibat dalam jangka panjang dan
hubungan formal. Hubungan dalam Network organization secara global berada dalam
lingkup dan jangkauan. Tujuan khas Network organization secara keseluruhan adalah untuk
menyatukan sumber daya yang dikendalikan oleh organisasi yang berbeda untuk membuat
organisasi baru dan lebih kuat, lebih siap untuk pasar baru, teknologi baru atau layanan yang
baru. Network organization biasanya muncul dari hubungan antara individu-individu atau
kelompok individu, bukan dari struktur organisasi formal. Berbeda dengan jaringan
mendadak dibahas dalam kaitannya dengan individu, namun, beberapa dimensi dari
kehidupan organisasi jaringan misalnya, otoritas yang sah, strateginya, dan visi – yang
ditentukan dan diberlakukan oleh manajemen dan tercermin dalam bagan organisasi dan
kontrak resmi. Dengan kata lain, sebagai jaringan formal, sifat yang muncul biasanya
terdapat dalam kerangka yang lebih sempit kontrol. Namun, dibandingkan dengan hirarki
organisasi tradisional, Network organization sangat fleksibel.
8. Kaizen
Diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memperbaiki secara terus-menerus semua
bidang dalam perusahaan.
Menurut Kazuo Inamori bahwa Kaizen adalah ‖To day better than yesterday, then make
tomorrow better than yesterday‖ (hari ini lebih baik dari kemarin, dan buat esok lebih baik
dari hari ini) Dalam Hadist Islam, dikatakan bahwa:‖jika hari ini sama dengan kemarin
berarti kamu merugi, dan jika lebih jelek maka kamu celaka‖ Konsep Kaizen ini berkaitan
dengan konsep TQM.
aizen merupakan sebuah istilah yang cukup populer dalam manajemen
Jepang,terutama di bidang industri. Mengapa Kaizen dapat membuat seseorang
menjadi luar biasa?. Konsep pemikiran kaizen adalah bahwa setiap orang ahli pada
pekerjaannya masing-masing. Setiap orang dianggap luar biasa pada bidang kerjanya
masing-masing. Karena itu,setiap orang diharapkan dapat memberikan sumbang saran
dan upaya untuk melakukan perbaikan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Kaizen dilakukan pada seluruh proses dan siklus PDCA atau Plan-Do-Check-
Action yaitu merencanakan,melakukan,mengevaluasi,melakukan Preventive Action
(tindakan pencegahan) dan Corrective Action(tindakan perbaikan). Dengan adanya
siklus PDCA ini, terutama dari adanya CA dan PA, maka standar dan hasil kerja
semakin lama akan semakin baik.
Kaizen dipopulerkan oleh Masaaki Imai melalui bukunya Gemba Kaizen pada
tahun 1986. Kaizen sebenarnya merupakan sebuah konsep atau mindset, agar orang
selalu berfikir dan berusaha membuat lebih baik dari yang sudah ada, dengan
melakukan pengamatan ditempat kerja atau Gemba. Hal yang menarik dari Kaizen
adalah melibatkan semua orang mulai dari manajer sampai karyawan/karyawati pada
level bawah, mengandalkan pengamatan di tempat kerja, dilakukan dengan biaya
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 33
murah dan berhasil meningkatkan keunggulan bersaing produk di bidang mutu dan
harga. Selain itu, juga menanamkan mindset untuk selalu berfikir ke arah yang lebih
baik untuk selalu belajar dan memperbaiki diri.
Masalah dalam konsep berfikir Kaizen :
· Masalah adalah kumpulan sesuatu yang berharga dan orang bukan masalah.
· Bila ada kesalahan segera perbaiki.
· Jangan mengandalkan uang untuk Kaizen, lebih baik melakukan Kaizen
pekerjaan dulu daripada Equipment.
· Lihat dengan mata kepala sendiri.
· Kaizen itu tidak terbatas,karena ruang yang paling luas didunia ini adalah ruang
untuk membuat perbaikan.
· Jangan melakukan Kaizen, keselamatan dan kualitas jangan dilupakan.
9. Just In Time (JIT)
Model ini menunjukkan bahwa konsep manajemen biaya (cost management concepts) sudah
sejak lama ketinggalan zaman dan perlu dirubah.
Gagasan dasar JIT sangat sederhana yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan atau
memproduksi yang di minta, pada saat di minta , dan hanya sebesar jumlah yang di minta.
Konsep JIT ini pertama kali di gunakan di Jepang oleh TOYOTA dan selanjutnya di adopsi
oleh beberapa perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika serikat, misalnya Hewlett
Packard, IBM, dan Harley Davidson.
Menurut TAIICHI OHMO/ Pencipta JIT bahwa system maufakturing tradisional
menghasilkan pemborosan pada setiap tahap. Pemborosan tersebut meliputi overproduksi ,
waktu tunggu yang terlalu lama, pemborosan dalam transformasi unit, pemborosan dalam
pemprosesan, persediaan yang tidak perlu, gerakan yang tidak perlu dan ,memproduksi
barang rusak / cacat.
Unsur-unsur yang pada JIT
a. Sikap Awareness/Education
b. House-keeping
c. Quality Improvement
d. Uniform Plant Load (UPL)
e. Redesign Prosess Flow
f. Set-up Reduction
g. Supplier Net Work
Adapun menurut Marc J. Schniederjans (1993:5) terdapat delapan prinsip kunci dalam JIT
yaitu:
1. Memproduksi sesuai dengan pesanan
2. Menyatukan produksi
3. Mengeliminasi pemborosan
4. Memproduksi secara terus menerus sampai dengan perbaikan
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Perhatian terhadap orang
7. Mengeliminasi kemungkinan yang akan terjadi
8. Pemeliharaan jangka panjang
10. ABC Concept
Activity Based Costing (ABC) adalah metode costing yang di rancang untuk menyediakan
informasi bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 34
mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity
based management yaitu pendekatan manajemen yang focus pada aktivitas.
Salah satu model yang dianggap revolusioner dan populer khususnya di bidang cost
accounting atau persisnya management accounting adalah Activity.
Based Costing (ABC)
Model ini telah diaplikasi sebagian besar perusahaan di Amerika dan dinilai telah mampu
meningkatkan efisiensi dan daya saing produk Amerika terhadap produk asing khususnya
Jerman dan Jepang. Malah model ini dianggap lebih bermanfaat dibanding dengan konsep
JIT yang dinilai sebagai produk Jepang. Dalam akuntansi konvensional dikenal tiga unsur
dalam menghitung biaya produk, yaitu:
a. Biaya langsung
b. Biaya upah langsung
c. Biaya overhead
Dalam ABC :
1. Biaya produksi dan non produksi di bebankan ke produk.
2. Beberapa biaya produksi tidak di masukkan ke biaya produk.
3. Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool di alokasikan ke produk dan objek biaya
lainnya dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus.
4. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasidalam sistem akuntansi biaya
tradisional.
5. Tarif overhead atau tingkat aktivitas di sesuaikan dengan kapasitas dan bukunya dengan
kapasitas yang dianggarkan.
11. Balanced Scorecard
Balanced scorecard atau BSC adalah pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan
mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan
penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin di capai oleh suatu perusahaan dalam jangka
panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Konsep ini
dikembangkan oleh Robert S.kaplan dan David P. Norton.
Menurut Kaplan & Norton, bahwa balanced scorecard berfungsi sebagai pelengkap dan
bukan sebagai pengganti pengukuran kinerja keuangan tradisional, karena data keuangan
tetap dipertahankan dalam pengukuran kinerja.
Empat perpektif kinerja Balanced Scorecard, yaitu:
a. Financial Perspective
b. Customer Perspective
c. Internal Business Prosess Perspective
d. Learning and Growth Perspective
Munculnya Balanced Scorecard karena adanya tingkat persaingan bisnis dari industrial
competition ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau yang dipakai oleh
perusahaan untuk mengukur kinerjanya.
Perubahan teknologi → persaingan ketat didunia bisnis→ mendorong kebutuhan akan
informasi→ mengakibatkan persaingan informasi→untuk membantu mengambil keputusan.
Mengapa kata ―Balance‖..??
v Karena balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan antara semua
faktor yaitu keseimbangan antara :
Faktor keuangan dan non keuangan
Pihak eksternal dan internal
Jangka pendek dan jangka panjang.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 35
LATIHAN
1. Analisa ratio digunakan untuk membandingkan angkaangka historis perusahaan secara :
a. Random
b. Time series
c. Tepat waktu
d. Jangka panjang
e. Logika
2. Total utang dibagi modal sendiri adalah rumus :
a. Debt Equity Ratio
b. Cash Ratio
c. Earning Ratio
d. Current Ratio
e. Quick Ratio
3. Diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memperbaiki secara terus-menerus semua
bidang dalam perusahaan adalah model manajemen kontemporer :
a. Downsizing
b. ABC concept
c. Kaizen
d. Balance scorecard
e. Just in time
4. Versi restrukturisasi organisasi yang menghasilkan penurunan besaran organisasi dan
sering menghasilkan struktur organisasi yang lebih mendatar adalah model manajemen
kontemporer :
a. Downsizing
b. ABC concept
c. Kaizen
d. Balance scorecard
e. Just in time
5. Salah satu model yang dianggap revolusioner dan populer khususnya di bidang cost
accounting atau persisnya management accounting adalah :
a. Downsizing
b. ABC concept
c. Kaizen
d. Balance scorecard
e. Just in time
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 36
BAB V
DASAR-DASAR BISNIS
1. Pengertian Bisnis
Hughes dan Kopoor dalam DR. Buchari Alma (2001) menyatakan bahwa bisnis ialah
suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan
jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Steven Skinner and John M. Ivancevich (1992) dalam Gugup Kismono (2001)
bahwa bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang,
jasa atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperolah
manfaat atau keuntungan. Istilah bisnis pada umumnya ditekankan pada 3 (tiga) hal yaitu :
1. Usaha-usaha perorangan kecil-kecilan dalam bidang barang dan jasa.
2. Usaha perusahaan besar seperti pabrik, transport, perusahaan surat kabar, hotel dan
sebagainya.
3. Usaha dalam bidang struktur ekonomi suatu bangsa
2. Merencanakan Bisnis
Kegiatan apapun tanpa melalui proses perencanaan akan sulit mendapatkan hasil yang
memadai. Karena pelaksanaan kegiatan berjalan sebagaimana adanya tanpa melihat kejadian
masa lalu dan memperhatikan perubahan masa depan. Begitu pula dalam mengelola sebuah
perusahaan manajer harus merencanakan bisnisnya yang berguna untuk pedoman
pelaksanaan dan sebagai evaluasi kinerjanya. Lima Pemegang Kepentingan Utama dalam
Bisnis (FIVE KEY STAKEHOLDERS IN A BUSINESS ) terdiri dari:
1. Pemilik (Owners)
Setiap bisnis dimulai dari hasil ide mengenai barang danjasa oleh orang yang disebut
wirausaha (entrepreneur). Ia mengorganisasikan (Organize) dan mengelola resiko
yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Pemilik Tunggal, Banyak, dan Perseroan
(kepemilikan dalam saham)
2. Kreditur (Creditors):
Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Kreditur
dapat memberikan solusi sebagai penyedia pinjaman untuk memulai bisnis. Contoh:
Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA, Bank Muamalat dan sebagainya.
3. Pekerja (Employees):
Hasil ide pemilik untuk membangun bisnisnya, harus didukung karyawan. Karyawan
yang direkrut untuk menyelenggarakan bisnis.
4. Pemasok (Suppliers): Menyelenggarakan bisnis membutuhkan bahan (material) yang
dibutuhkan untuk produksi melalui pemasok. Produk yang dijual hendaknya harus
berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi . Produk kualitas harus melalui
proses mengubah bahan berkualitas melalui cara produksi yang efektif, efesien dan
produktif .
5. Pelanggan (Customers):
Tujuan akhir dari bisnis adalah sejauh mana produk atau jasa dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Bagaimanapun perusahaan harus tahu tentang
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 37
apa kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan demikian apa yang ditawarkan
kepada mereka dapat direspon dengan baik.
3. Maksud dan Tujuan Bisnis
Bisnis tidak hanya bermaksud memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen. Lebih
dari itu, bisnis juga harus mampu menyediakan sarana-sarana yang dapat menarik minat dan
perilaku para konsumen. Secara umum, maksud dan tujuan bisnis sangat terkait erat dengan
faktor-faktor berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
2. Keuntungan usaha
3. Pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan
4. Mengatasi berbagai risiko
5. Tanggung jawab sosial
4. Persaingan Usaha Bisnis
Menurut DR. Buchari Alma (2001) bahwa persaingan yang sehat akan menimbulkn
beberapa keuntungan yaitu:
1. Harga bagi konsumen bisa lebih rendah, karena produsen berusaha bekerja efisien dan
menurunkan harga jual.
2. Bisnis berusaha meningkatkan pelayanan bagi konsumen.
3. Bisnis berusaha menciptakan barang baru dan dengan mutu yang baik.
4. Menghilangkan bisnis yang tidak mampu bekerja secara efisien dan yang memborokan
sumber daya.
Pengertian Perusahaan
Perusahaan kecil
Dikelola sendiri oleh pemilik
Struktur organisasi sederhana
Prosentase kegagalan tinggi
Akses sumber dana sulit
Perusahaan Besar
Dikelola oleh para profesional
Struktur organisasi kompleks
Prosentasi kegagalan rendah
Akses sumber dana mudah
5. Fungsi Dasar Bisnis
Steinhoff dalam bukunya The Word of business (1979) menyatakan bahwa fungsi
dasar bisnis ialah :
a. Acquiring raw material (mencari bahan mentah)
b. Manufacturing raw materials into products (merubah bahan mentah menjadi produk)
c. Distributing products to consumers (menyalurkan barang ke tangan konsumen)
Ada pandangan yang lebih ekstrim yang menyatakan bahwa bisnis dibagi atas dua bagian
yaitu:
a. Production
b. Marketing
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 38
LATIHAN
1. Kata bisnis berasal dari bahasa :
a. Melayu
b. Inggris
c. Amerika
d. Perancis
e. Sansekerta
2. Melihat pada asal katanya bisnis berarti :
a. Manusia
b. Karyawan
c. Perusahaan
d. Owner
e. Pekerja
3. Perusahaan yang dikelola sendiri oleh pemiliknya disebut perusahaan :
a. Besar
b. Giant
c. Konglomerat
d. Akuisisi
e. Kecil
4. Perusahaan yang akses sumber dananya mudah disebut perusahaan :
a. Besar
b. Asongan
c. Klontong
d. Pailit
e. Kecil
5. Maksud dan tujuan bisnis sangat terkait erat dengan faktor-faktor :
a. Nasional
b. Budaya
c. Internasional
d. Keuntungan usaha
e. Lokal
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 39
BAB VI
PELUANG DAN TANTANGAN BISNIS SERTA EKONOMI DAN BISNIS
1. Tantangan-tantangan yang Dihadapi Bisnis
a. Tantangan Produktivitas
Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka akan menghadapi pasar
luas yang makin berkembang. Usaha meningkatkan produktivitas ini dapat dilakukan dengan
cara :
1. Memperbaharui mesin-mesin dengan modern
2. Kembangkan kegiatan research and development.
3. Di negara maju di coba pemakaian robot
4. Kembangkan manajemen personalia
5. Libatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
b. Tantangan Kualitas
Konsumen merasa tidak senang membeli produk yang cepat rusak dan seringkali diperbaiki.
Konsumen pun tidak senang dengan perusahaan jasa yang tidak mau memperbaiki servisnya.
c. Tantangan Pasar Global
Persaingan global makin lama makin meningkat. Oleh sebab itu, produktivitas dan kualitas
produk harus ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan global tersebut.
1. Globalisasi Ekonomi
Dalam pasar global, pesaing datang dari berbagai negara yang berbeda. Sudah siapkah anda
menghadapi persiangan seperti ini? Sudah siapkah bisnis yang ada menghadapi era teknologi
modern?
Tantangan Sosial
a. Pemulihan Ekonomi
Pemulihan ekonomi saat ini didorong oleh dua faktor utama yaitu pengingkatan kebutuhan
terhadap barang-barang konsumi serta penurunan inflasi dan suku bunga.
Trend-trend dan Tantangan Bisnis Masa Kini
a. Wanita di Dunia Kerja
Secara kultur, Indonesia termasuk negara yang tidak memiliki tingkat maskulinitas tinggi
hanya 46M. (Penelitian: Noe et.all, 1994). Maraknya pemimpin wanita yang naik pentas
snagat boleh jadi membawa angin baru. Dengan keluwesannya, negosiasi tampaknya akan
lebih mewarnai gaya kepemimpinan mereka. Gaya keibuan boleh jadi akan bertransformasi
menjadi ilmu kapas ; ringan dan lembut, tapi bisa menjadi padat dan tidak mudah koyak.
b. Isu link and Match
Link and match adalah kondisi yang menggarmbarkan tingkat kesesuaian antara dunia
pendidikan dan dunia kerja.
c. Diversitas
Indonesia memiliki berbagai macam suku dan adat istiadat yang tentunya memiliki kebiasaan
dan nilai-nilai yang berbeda pula dengan satu sama lain.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 40
d. Konflik Nilai
Perbedaan nilai dapat terjadi karena berbagai hal, antara lain karena faktor usia. Perbedaan
nilai tersebut antara lain :
1. Genarasi Baby Boomers
2. Baby Busters
e. Etika Bisnis
Sustainable development maupun green business merupakan isu yang semakin berkembang.
Ecolabeling merupakan salah satu contoh usaha masyarakat untuk menyelamatkan
lingkungan dari ancaman dunia bisnis. Dunia bisnis juga harus berfungsi sosial dan
dioperasikan dengan mengindahkan etika-etika yang berlaku di masyarakat.
Tantangan Kualitas
Kualitas yang merupakan kunci utama yang harus dimiliki persuahaan-perusahaan
Indonesia untuk bersaing di pasar internasional. Penekanan kualitas pada hakikatnya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Penekanan teknis atau manufaktur Secara teknis, produk dikatakan kerkualitas jika
telah memenuhi spesifikasi tertentu.
b. Penekanan pada konsumen
Dipandang dari sisi konsumen, produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut
mampu memenuhi kebutuhan konsumen.
Tantangan Teknologi
Perubahan teknologi yang sangat cepat harus diimbangi perusahaan dengan
menynediakan karyawan yang terampil, memiliki kapasitas, serta kemauan belajar yang
tinggi.
3. Hakikat Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara masyarakat mengalokasikan
sumber-sumber yang terbatas untuk keperluan produksi dan distribusi barang dan jasa
(Musselman and Hughes : 1964). William F. Schoell (1993) mengatakan bahwa: Studi ilmu
ekonomi juga termasuk menganalisa kegiatan orang dalam hubungan dengan memproduksi,
menabung dan membelanjakan uangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem ekonomi
ialah struktur organisasi masyarakat yang berusaha mencari kesimbangan antara kebutuhan
yang tidak terbatas dengan sumber-sumber yang terbatas. (Brown and Petrello, 1976 ).
Kemudian sistem ekonomi harus menjawab pertanyaan berikut :
1. Apa yang akan diproduksi ?
2. Berapa jumlah yang akan diproduksi ?
3. Bagaimana cara memproduksi ?
4. Siapa mendapat apa ?
4. Ciri-Ciri Bisnis Modern
Ciri-ciri dari bisnis modern ialah adanya spesialisasi, saling ketergantungan
(interdependence) dan produk massal.
1. Spesialisasi
2. Interdependence
3. Produksi massal.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 41
Produksi diartikan usaha menciptakan barang dan jasa yang menambah kegunaan (utility).
Ada 4 kegunaan (utility) yang timbul dari produksi ini yaitu :
1. Form utility
2. Place utility
3. Time utility
4. Possession utility
Kegunaan Bentuk (Form Utility)
• Peningkatan kegunaan dari suatu benda antara lain dapat disebabkan oleh perubahan
bentuknya.
Sebagai contoh : nilai guna dari sebuah lempengan besi relatif rendah, namun jika lempengan
besi tersebut ditempa menjadi sebuah pisau, maka nilai gunanya akan menjadi lebih besar.
Kegunaan Tempat (Place Utility)
• Pertambahan kegunaan dari suatu benda antara lain dapat karena dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain.
• Contoh : Sebuah mantel yang tebal tidak banyak gunanya jika dipakai di daerah tropis,
namun jika dipakai di daerah dingin maka akan lebih terasa manfaatnya.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 42
Kegunaan Waktu
• Kegunaan suatu benda bertambah jika benda itu dipakai pada waktu-waktu yang tepat dan
sesuai dengan manfaat benda tersebut.
• Contoh : payung akan lebih berguna jika dipakai pada waktu huja atau saat hari terik.
Kegunaan Kepemilikan
• Kegunaan suatu benda baru terasa bila telah ada pemiliknya, atau dimiliki oleh konsumen
yang tepat.
• Contoh : tanah yang kosong dan terbengkalai tidak akan memiliki manfaat, tetapi tanah
tersebut baru membawa manfaat bila dimiliki dan diolah oleh manusia yang bisa mengolah
tersebut.
Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian produksi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Pengertian produksi dalam arti sempit, yaitu mengubah bentuk barang menjadi
barang baru, ini menimbulkan form utility.
2. Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu usaha yang menimbulkan kegunaan karena
place, time, dan possession.
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 43
LATIHAN
1. Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka akan menghadapi pasar
luas yang makin berkembang disebut tantangan :
a. Produktivitas
b. Sosial
c. Kualitas
d. Abad 2000
e. Pasar Global
2. Konsumen merasa tidak senang membeli produk yang cepat rusak disebut tantangan :
a. Produktivitas
b. Sosial
c. Kualitas
d. Abad 2000
e. Pasar Global
3. Kursi adalah salah satu contoh dari :
a. Form utility
b. Possession utility .
c. Place utility
d. Space utility
e. Time utility
4. Payung adalah salah satu contoh dari :
a. Form utility
b. Possession utility .
c. Place utility
d. Space utility
e. Time utility
5. International Standardization Organization (ISO) berkedudukan di :
a. Jakarta
b. Paris
c. New York
d. Jenewa
e. Bangkok
Modul Dasar Manajemen dan Bisnis 2 – AMIK BSI Pontianak 44
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri. 2004, Wacana Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju
Amirullah dan Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen, Edisi pertama, Cetakan pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002
Basu Swasta, Ibnu Sukotjo, 1998, Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty.
Candra Wijaya. dan Muhamad Rifa'i. 2016. Dasar-Dasar Manajemen. Medan: Perdana
Publishing.
H.B. Siswanto. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Khomsahrial Romli.2011 Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta : Grasindo
T. Hani Handoko. Manajemen. 2003. Manajemen. Edisi2. Yogyakarta: BPFE.
Sentot Imam Wahjono, Anna Marina, Siti Maro’ah, Widayat. Pengantar Bisnis. 2018.
Jakarta: Prenadamedia Group
Sudaryono. 2015. Pengantar Bisnis Teori & Contoh Kasus. Yogyakarta. CV Andi Offset
Oemar Hamalik.2006 Manajemen Pengembangan Kurikulum, bandung; PT. Reneka
Rosdakarya
top related