mutu dan prestasi belajar.pdf
Post on 15-Feb-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 1/84
Pengaruh Mutu Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Bidang Studi Ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Ahmad Fadhil
104015000574
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN TADRIS IPS (EKONOMI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 2/84
ABSTRAKS
Ahmad Fadhil (104015000574), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh
Mutu Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Ekonomi di
SMAN 14 Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara mutu mengajar terhadap prestasi belajar siswa
pada bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang. Responden dalam
penelitian ini sebanyak 45 siswa. Mutu mengajar guru mengetahui bagaimana
usaha-usaha guru dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam
mengajar, sedangkan prestasi belajar siswa mengetahui hasil yang dicapai oleh
siswa selama satu semester yaitu semester satu (ganjil) yang diakumulasikan
dalam nilai raport. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey dengan teknik deskriptif analisis. Data mutu mengajar guru diperoleh
melalui koesioner yang terdiri dari 25 item pertanyaan, dari hasil perhitungan
didapat r xy Product Moment sebesar 0,417 yang berkisar 0,40-0,70. Hasil
membandingkan nilai r h dengan r t maka Ha diterima dan Ho ditolak setelahdiketahui df sebesar 43 (0,417 > 0,294). Koefisien determinasi sebesar 17,38 %
menunjukkan bahwa mutu mengajar guru sebagian kecil mempengaruhi prestasi
belajar siswa, ini berarti 82,62% lagi dipengaruhi faktor lain seperti minat dan
bakat siswa.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 3/84
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, salawat dan salam semoga
terlantun bagi kekasihNya, Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti sunnahnya hingga hari kebangkitan.
Alhamdulillah ucapan syukur yang tiada henti-hentinya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Mutu Mengajar Guru
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Ekonomi di SMAN 14
Tangerang “. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung karena skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa
bantuan semua. Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Bapak Drs. H. Nurochim, M.M beserta jajarannya.
3. Dosen pembimbing Bapak Drs. Banadjid, terima kasih banyak atas
bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya selama penulis kuliah.
5. Kepada seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah membantu menyediakan fasilitas perpustakaan.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Tangerang, Bapak Drs. H.M. Bay Masruri,
MM dan guru bidang studi Ekonomi kelas XI, Ibu Eva Yurina, SE. Dan tak
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 4/84
lupa kepada siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 14 Tangerang yang
sudah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Keluarga tercinta, khususnya kedua orang tua penulis Ayahanda Muslih
H. Abdul Hadi dan Ibunda Masiah H. Micang yang selalu semangat
mendo’akan tiada henti dan senantiasa memberikan dukungan baik moriil
maupun materiil kepada penulis, kakak-kakakku tersayang Yayah Luthfiah
&Suami, Ati Kurniati & Suami, Muthoharoh, Nuril Anwar & Istri, dan
adikku M. Mamduh. Terima kasih untuk semua cinta dan kasih sayang yang
telah kalian berikan.
8. Teman-teman seperjuangan di IPS angkatan 2004 Faisal Aceh, Sainan
Bangka Belitung, Hardi Lampung, Aries Lampung, Mahfudz Bumiayu,
Bambang Ponorogo, Ade Ciamis, Lukman Tasikmalaya, Reni Sukabumi,
Yuli Sukabumi, Solahudin/Coink Bogor, Adi Bekasi, Sarah Bekasi, Dede
Depok, Gilang Jakarta, Dwi Tangerang, Khasanah Tangerang, Uci
Tangerang, Ifay Tangerang, Suharto Tangerang, I love U full......
9. Teman-teman Pelajar Islam Indonesia (PII) Jakarta. Zaki, Deden, Fasya,
Ruhyat, Cecep, Irwan, Musa, Basori, Ridwan, Ferly, Eka, Dian, Zahro,
Yayah, Ulfa, Khusnul.
Serta kepada semua pihak yang telah turut membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan semuanya. Penulis mendo’akan semoga Allah SWT membalas dengan
kebaikan yang sepadan. Amin
Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya, serta benar-benar menjadi langkah awal
bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.
Tangerang, 8 November 2010
Penulis
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 5/84
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………..….....iii
Daftar Tabel……………………………………………………………….……iv
Daftar Lampiran………………………………………………………………..v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………5
C.
Pembatasan Masalah………………………………………………....5
D. Perumusan Masalah………………...………………………………..6
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………….6
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………...6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Mutu Mengajar Guru………………………………………………..7
1.
Pengertian Mutu Mengajar Guru………………………………..7
2. Kedudukan, Peran dan Tugas Guru.............................................10
3. Kompetensi Guru........................................................................16
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru dan
Usaha Dalam Meningkatkannya.................................................25
B. Prestasi Belajar ……………………………………………………..29
1.
Pengertian Prestasi Belajar ……………………………………..29
2.
Cara Mengetahui Prestasi Belajar Siswa………………………30
3. Indikator Prestasi Belajar……………………………………....32
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...................32
5. Usaha-usaha Peningkatan Prestasi Belajar..................................33
C. Kerangka Berfikir …………………………………………………..35
D.
Pengajuan Hipotesis………………………………………………..36
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 6/84
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………....37
B. Variabel Penelitian………………………………………………37
C. Populasi, Sampel…………………………………………………38
D.
Teknik Pengumpulan Data……………………………………….38
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...........................................40
F. Interpretasi data.............................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 14 Tangerang…………………...45
B. Deskripsi Data……………………………………………………53
C. Pengolahan dan Analisis Data........................................................68
D. Interpretasi Data.............................................................................72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….75
B.
Saran……………………………………………………………...76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 7/84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini setiap negara di dunia saling berlomba dalam
mencapai kemajuan bangsanya. Bangsa-bangsa yang maju dan modern ialah
bangsa yang benar-benar memperhatikan dan mengutamakan aspek
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama bagi kemajuan
bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam
memperlancar dan menyukseskan program pembangunan nasional, karena
pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi
juga ikut membentuk kepribadian bangsa.
Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk
mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan,
mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Output
pendidikan belum mampu berjalan seimbang dengan tuntutan zaman, hal inidisebabkan minimnya penguasaan terhadap disiplin ilmu yang diperoleh
melalui proses pendidikan. Keadaan ini menjadi tantangan bagi para pendidik
untuk mempersiapkan peserta didiknya dalam memasuki masa depan.
Pendidikan pada dasarnya diselenggarakan dalam rangka
membebaskan manusia dari berbagai macam persoalan kehidupan yang pada
intinya untuk mencapai kesempurnaan hidup, dan untuk menjadi makhluk
yang bermartabat.1
Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi
1 Yunus M. Firdaus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, (Yogyakarta: Logung
Pustaka, 2004), Cet.Ke-1, h. 1
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 8/84
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2
Agar dapat mewujudkan pendidikan nasional maka peranan orang tua,
masyarakat, instansi pemerintah dan guru sangatlah penting. Guru sebagai
pendidik dan pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha
pendidikan. Itulah sebabnya perbincangan mengenai pembaruan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang
dihasilkan oleh pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan peran guru dalam dunia pendidikan.3
Kualitas sumber daya guru atau guru profesional sangat diperlukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Secara umum guru itu memenuhi dua
kategori yaitu capability dan loyality. Capability yang dimaksud adalah guru
itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya,
memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dan yang dimaksud loyality adalah
memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas yang tidak
semata di dalam kelas, tapi pre servis atau out servis. Gilbert H. Hunt dalam
bukunya “Effektive Teacing” sebagaimana dikutif oleh Dede Rosyada,
menyatakan guru yang baik harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.
Guru yang baik harus memiliki sifat-sifat antusias, stimulatif,
mendorong siswa untuk maju, berorientasi pada tugas dan pekerja keras,
toleran, sopan, dan bijaksana memiliki pengetahuan yang memadai
dalam mata pelajaran yang diampunya, mampu memberikan jaminan
bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasa yangdiharapkan siswa secara maksimal.
b. Mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang
memberi layanan yang variatif, menggunakan kelompok kecil secara
efektif, mendorong semua siswa untuk berpartisipasi, memonitor
bahkan sering mendatangi siswa.
2 Undang-Undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004),
h. 7
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h. 223
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 9/84
c. Mampu memberikan harapan pada siswa, mampu membuat siswa
akuntabel dan mendorong partisipasi orang tua dalam memajukan
kemampuan akademik siswa.d. Biasa menerima berbagai masukan, risiko dan tantangan, selalu
memberikan dukungan pada siswanya, konsisten dalam kesepakatan
dengan siswa, mampu memajukan keahlian dalam perencanaan,
memiliki kemampuan mengorganisasi kelas sejak hari pertama
bertugas.4
Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya
guru mampu merencanakan program pengajaran dan mampu menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran serta mampu pula
melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Guru pun harus dapat
menjadi suri tauladan yang baik sehingga dapat memberikan bimbingan sikap
kepada murid-muridnya.
Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap guru
terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja melalui
kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetuan dan keterampilan
terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal tersebut penting agar
kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai anggota komunitas guru wajib
membangun kerja sama meningkatkan kompetensi, melakukan pengukuran,
meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan pembelajaran,
mengembangkan pengalaman terbaik dalam mengelola pembelajaran, dan
mengembangkan kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik.
Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban untuk
memenuhi mutu materi pelajaran, mengelola proses pembelajaran agar
meningkatkan minat siswa untuk belajar baik melalui peningkatan
kemampuan individu dalam kerja sama kelompok. Potensi diri siswa
dikembangkan melalui kerja sama. Menggunakan teknologi sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa dan kemampuan sekolah menyediakan
sarananya. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa
4
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenada Media, 2004),Cet. Ke-1, h. 112-114
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 10/84
asing dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf
dengan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan
dalam pembentukan moral, akhlaq dan etika peserta didik yang sekarang ini
sedang berada pada titik terendah dalam perkembangan masyarakat indonesia.
Kegagalan pendidikan untuk membuat dan menciptakan peserta didik yang
berkarakter atau berkepribadian tidak lepas dari kelemahan aktor utama dalam
proses pendidikan di kelas, yakni kelemahan guru dalam mengemas dan
mendesain serta membawakan mata pelajaran ini kepada peserta didik.
Ditambah lagi disebabkan ketiadaan penguasaan manajemen modern bagi
guru pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah sehingga
sampai saat ini sulit sekali dikontrol dan di evaluasi keberhasilan dan
kegagalannya.
Dan hal ini diperparah dengan para lulusan perguruan tinggi yang
mengajar di sekolah tidak memenuhi standar mengajar, dan ada juga terjadi
ketidak sesuaian antara kompetensi yang dimiliki dengan bidang studi yang
diajarkan, maka akan berakibat ketidakpuasan oleh peserta didik dalam proses
belajar mengajar, kemungkinan akan terjadi gejala-gejala negatif seperti acuh
tak acuh terhadap materi pelajaran, mengobrol pada saat guru menjelaskan
materi pelajaran, bolos sekolah bahkan sampai sikap tidak menghargai guru.
Seandainya dalam proses belajar mengajar seperti ini, maka sangat
menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bahkan akan
berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sudah menjadi
keharusan bagi guru untuk memiliki kualitas mengajar yang baik.
Guna mengungkapkan hal tersebut apakah ada pengaruh dari mutu
mengajar guru terhadap prestasi belajar, maka diperlukan penelitian. Oleh
karena itu, penulis mengadakan penelitian skripsi dengan judul: “Pengaruh
Mutu M engajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi
Ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 11/84
Dengan memperhatikan uraian pada latar belakang diatas, penulis
dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi mutu pendidikan,
diantaranya:
1. Bagaimana mutu mengajar pada guru bidang studi ekonomi di SMA
Negeri 14 Tangerang?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar siswa?
3. Apakah mutu mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
4.
Apa terdapat pengaruh antara mutu mengajar guru dengan prestasi belajar
siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang?
5. Seberapa besar korelasi antara mutu mengaja guru dengan prestasi belajar
siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang?
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
untuk lebih memfokuskan penelitian ini. Maka penulis hanya membatasi
masalah kedalam hal berikut ini:
1.
Mutu mengajar guru di SMA Negeri 14 Tangerang.
2. Prestasi belajar siswa bidang studi ekonomi.
3. Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang studi
ekonomi.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh antara mutu mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14
Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 12/84
1. Untuk mengetahui mutu mengajar guru, khususnya guru Ekonomi SMA
Negeri 14 Tangerang.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa bidang studi Ekonomi SMA
Negeri 14 Tangerang.
3.
Untuk mengetahui pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar
siswa SMA Negeri 14 Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
khususnya bagi para guru dan para tenaga kependidikan pada umumnya.
2. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya mengenai mutu mengajar guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 13/84
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Mutu Mengajar Guru
1. Pengertian Mutu Mengajar Guru
Dalam Standar Nasional PP.RI.No.19 Tahun 2005, Pasal 1 ayat 1,2
dan 3. Mengenai penjaminan mutu dan tujuannya yang berbunyi : “ Setiap
satuan pendidikan pada jalur formal maupun non formal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi dan
melampaui standar nasional yang dilakukan secara bertahap, sistematis
dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki
target dan kerangka waktu yang jelas”.5
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “mutu adalah
(ukuran) baik buruk sesuatu benda, kualitas, taraf, kadar, atau derajat
(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya)”.6
Menurut Jerome S. Arcaro,
“mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang
dihasilkan”.7
Menurut Nurhasan, pengertian secara umum kata mutu dapat
diartikan kualitas, “suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik
buruknya hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang
sedang dilaksanakan”.8 Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran
untuk menyatakan esensi semua benda atau hal berupa standar ideal yangingin dicapai oleh suatu proses.
5 Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia, No. 19 tahun 2005, Tentang Standar
Nasional Pendidikan,( Bandung: Lekdis, 2005 ), Cet. Ke-3, h. 27
6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka, 2002 ), Edisi III, Cet. Ke-2, h. 768
7 Jeorme S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 ),
Cet. Ke-4, h. 758 Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: kurikulum Untuk Abad Ke-21,
(Jakarta: PT. Grasindo, 1994), h. 390
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 14/84
Menurut Oemar Hamalik, “Mengajar merupakan usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi
siswa”.9
Menurut Bohar Suharto yang dikutip oleh Pupuh Fathurrohman
dan M. Sobri Sutikno mengungkapkan bahwa “mengajar adalah suatu
aktivitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga
tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan”.10
Menurut Tyson dan Caroll yang dikutip oleh Muhibbin Syah
mengungkapkan “bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses
hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang sama-sama aktif
melakukan kegiatan”.11
Jadi dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah sebuah aktivitas
dimana guru dan peserta didik memainkan peranan terdapat interaksi
edukatif sehingga terciptanya kondisi belajar yang baik dan dibantu
dengan sistem lingkungan yang mendukung.
Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
kedua 1991, yang dikutip oleh Muhibbin Syah adalah “orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar”.12 Menurut Balnadi
Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin mengungkapkan bahwa
“guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru”.13
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005 ), Cet.Ke-5, h. 48
10 Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam,
( Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet. Ke-1, h. 7
11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2000 ), Cet. Ke-5, h. 182
12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 222
13 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, ( Jakarta: Ciputat
Pers, 2002 ), Cet. Ke-1, h. 7
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 15/84
Menurut Moh. Uzer Usman, “Guru merupakan profesi/jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru”.14
Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat 1, yang dikutip oleh
Martinis Yamin bahwa definisi guru adalah ”Pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.15
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan
formal pada umumnya, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh
teladan. Maka setiap guru harus memiliki perilaku, pengetahuan dan
wawasan yang cukup dan selalu mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi untuk mengembangkan siswa dengan baik.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab moril yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat
bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.
Apabila guru berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik maka akan
tampak perubahan yang berarti pada diri siswa, seperti sikap positif dalam
belajarnya dan prestasi belajar akan semakin meningkat.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan tentang definisi mutu mengajar yaitu keadaan atau ukuran baik
buruk dari hasil kegiatan orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik dengan tingkat keunggulan yang tinggi seperti
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.
2. Kedudukan, Peran dan Tugas Guru
14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006 ), Cet. Ke-19, h. 5
15
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia, ( Jakarta: Gaung PersadaPress, 2006 ), Cet. Ke-1, h. 209-210
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 16/84
Dalam Sabda Rasulullah SAW berbunyi “Pendidik dalam ajaran
agama Islam kedudukannya sangat dihargai”. Dan menurut Hadits
Riwayat Abu Daud & Tirmidzi bersabda “Tinta para ulama lebih tinggi
nilainya dari pada darah para syuhada”.16 Menggambarkan tingginya
kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (gulu/ulama),
penghormatan dan kedudukan yang tinggi ini amat logis diberikan
kepadanya, karena dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam
membimbing dan mengarahkan, membentuk akhlak, dan memberikan
pengetahuan sehingga anak didik siap menghadapi hari depan dengan
penuh rasa percaya diri dan dapat melaksanakan fungsinya sebagai
Abdullah dan Khalifatu Fil Ard.
Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Masyarakat percaya bahwa gurulah yang dapat mendidik anak mereka
agar menjadi orang yang memiliki pribadi yang mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka pundak
guru diberikan tugas yang berat. Namun lebih berat lagi mengemban
tanggung jawab, sebab tanggung jawab itu tidak hanya terbatas di
lingkungan sekolah tapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus
diberikan guru tidak hanya secara kelompok tapi juga secara individual.
Hal ini menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan
perbuatan peserta didiknya tidak hanya di sekolah tapi juga di luar
sekolah.
Keberhasilan guru melaksanakan peranannya dalam bidang
pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan
berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi belajar mengajar.
Berdasarkan studi literatur terhadap pandangan Adam & Dickey dalam
bukunya “Basic Principles of Student Teaching”, yang dikutip oleh Oemar
Hamalik dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 12 peranan
16 Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam,
h. 122
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 17/84
guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar). Tiap peranan
menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan yang dipandang “inti”
untuk masing-masing peranan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu
memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas
b) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara
memimpin kelompok-kelompok murid
c)
Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara
mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa
d) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan untuk
mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran
e)
Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan caramemberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas dan memberikan
penjelasan
f) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan cara
menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan
g) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih,
dan meramu bahan pelajaran secara profesional
h)
Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi
kegiatan anak dan ketertiban kelas
i)
Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong
motivasi belajar kelas
j)
Guru sebagai perannya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang dapat merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah
k) Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara
memberikan penghargaan terhadap anak-anak yang berprestasi
l) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai
anak-anak secara obyektif, kontinue dan komprehensif
m) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu
anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.17
Peranan guru menurut kajian Pullias dan Young (1988), Manan
(1990), serta Yelon dan Weinstein (1997), yang dikutip oleh E. Mulyasadapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu
(innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas,
17 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
PT. Bumu Aksara, 2004 ), Cet. Ke-4, h. 48-49
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 18/84
pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita,
aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.18
Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Guru Sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam
arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya
karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.19
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager ), guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar
terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar
lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut
menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik ialah
yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada
banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di
dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.20
c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
18 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, ( PT. Remaja Rosda Karya, 2006 ), Cet. Ke-4, h. 37
19 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 9
20
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 19/84
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan
merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan
merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah.21
Sedangkan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan
sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks,
majalah, ataupun surat kabar.
d. Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan
penilaian karena, dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi
yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.22
21 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 11
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 12
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 20/84
Bagan. 1
Peran Guru23
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan
oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru
ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar,
tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan
dengan tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses
pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung
berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang
keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani.
Menurut Uzer Usman yang dikutip oleh Hamzah B. Uno terdapat
tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas
kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.24
23
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,( Jakarta: Kencana, 2008 ), Cet. Ke-3, h. 147
PERAN
GURU
Sumber
Belajar
Fasilitator
Manager
Evaluator
Organisator
Motivator
Administrator
Demonstrator
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 21/84
Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti
meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan pada peserta didik.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di
sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta
didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain
(homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homopither ), dan
sebagai makhluk berpikir/dewasa (homosapiens). Membantu peserta didik
dalam mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan
membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.
Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat
memberikan ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa Indonesia seutuhnya berdasarkan pancasila.
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi
bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang
baik. Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat
menantang dan meransang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa
aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Secara khusus tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran
sebagai berikut:
a. Menilai kemajuan program pembelajaran
b.
Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil bekerja ( learning by doing )
c. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menggunakan alat-alat belajar
d. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas
e.
Mengomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik
f. Membuat kaputusan instruksional dalam situasi tertentu
g.
Bertindak sebagai manusia sumber
h. Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari
24 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi
Pendidikan di Indonesia, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008 ), Cet. Ke-3, h. 20
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 22/84
i. Mengarahkan peserta didik agar mandiri (memberi kesempatan pada
peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi
ketergantungannya pada guru) j. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimal.25
Sedangkan menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam mendidik
anak didik bertugas untuk:
1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan, dan pengalaman-pengalaman
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis
3) Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang-
undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II Tahun1983
4)
Sebagai perantara dalam belajar
5) Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah
kedewasaan
6) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat
7) Sebagai penegak disiplin
8) Guru sebagai administrator dan manajer
9) Pekerjaan guru sebagai profesi
10) Guru sebagai perencana kurikulum
11) Guru sebagai pemimpin
12)
Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.26
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat,
bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang
memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan
bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon
yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam
kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini.
3. Kompetensi Guru
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata kompetensi berarti
kewenangan atau hak kekuasaan untuk menentukan dan memutuskan
25 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi
Pendidikan di Indonesia, h. 21-22
26
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1994 ), h. 32
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 23/84
sesuatu hal, dan secara kebahasaan mengandung arti (1) cakap mengetahui
pekerjaan atau persoalan, (2) berhak, berwenang menentukan sesuatu.27
Menurut pendapat W. Robert Houston yang dikutip oleh Roestiyah
N.K mengemukakan pengertian kompetensi sebagai berikut: “competence
ordinarily is defined as adequancy for a task or as possession of require
knowledge, skill and abilities”.28 Yang dapat diartikan sebagai suatu tugas
yang memadai atau memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
yang dituntut pada jabatan seseorang.
Adapun menurut Broke and Stone (1975) sebagaimana yang telah
diterjemahkan oleh Moh. Uzer Usman menyatakan bahwa “Kompetensi
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak
sangat berarti”.29 Sedangkan menurut Zakiyah Darajat bahwa kompetensi
adalah kewenangan atau kecakapan untuk menentukan atau memutuskan
suatu hal.30
Menurut Moh. Uzer Usman mengungkapkan bahwa kompetensi
guru merupakan “Kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
profesi keguruannya”.31 Artinya bahwa guru yang piawai dalam
melaksanakan profesinya dapat disebut guru yang kompeten dan
profesional.
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Saman. A, bahwa
“Seseorang dikatakan berkompeten dalam bidang tertentu apabila orang
tersebut menguasai kecakapan kerja atau keahlian sesuai dengan tuntutan
27 J. S. Badudu, et. Al., Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994 ), Cet. Ke-5, h. 518
28 Roestiyah, N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, ( Jakarta: PT. Bina Aksara,
1989), Cet. Ke-3, h. 4
29 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14
30 Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, ( Jakarta: Ruhama,
1995 ), Cet. Ke-2, h. 95
31
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 24/84
bidang yang bersangkutan, dengan demikian ia mempunyai kewenangan
dalam pelayanan sosial”.32
Menurut Barlow (1985) yang dikutip dan diartikan oleh Muhibbin
Syah menyatakan bahwa “Kompetensi guru merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara
bertanggung jawab dan layak”.33
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kecakapan atau
kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap guru dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya secara baik dan bertanggung jawab sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga
harus pandai mentransfer ilmunya kepada peserta didik.
Adapun menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno mengklasifikasikan ada sepuluh
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan
keberhasilan belajar mengajar yaitu:
1. Menguasai bahan, yang meliputi:
a) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah
b) Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi
2. Mengelola program belajar mengajar, yang meliputi:
a)
Merumuskan tujuan instruksional b) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
c) Memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
d) Melaksanakan program belajar mengajar
e) Mengenal kemampuan (entry behavior ) anak didik
f)
Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial
3. Mengelola kelas, meliputi:
32 Saman. A, Profesionalisme Keguruan, ( Yogyakarta: Kanisius, 1994 ), Cet. Ke-1,
h. 94
33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 229
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 25/84
a) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
4.
Menggunakan media atau sumber belajar, yang meliputi:a) Mengenal, memilih dan menggunakan media
b)
Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
c) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses
belajar mengajar
d) Mengembangkan laboratorium
e) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
f) Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman
lapangan
5. Mengusai landasan-landasan kependidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7.
Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan,
meliputi:
a) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan konseling di
sekolah
b) Menyelenggarakan program layanan dan bimbingan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, meliputi:
a) Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah
b) Menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan
guna keperluan pengajaran.34
Menurut Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Kompetensi pribadi, yaitu meliputi:
a. Mengembangkan kepribadian
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa
pancasila
3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan sebagai
guru b. Berinteraksi dan berkomunikasi
1) Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan
kemampuan profesional
2) Berinteraksi dengan masyarakat dalam penunaian misi
pendidikan
c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
1)
Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar
2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
34 Pupuh Fathurrohman & M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam, h. 45
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 26/84
d. Melaksanakan administrasi sekolah
1) Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah
2)
Melaksanakan kegiatan administrasi sekolahe. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
1)
Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah
2) Melaksanakan penelitian
2.
Kompetensi profesional, yaitu meliputi:
a. Menguasai landasan kependidikan
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional
2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat
3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar
b.
Menguasai bahan pengajaran1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah
2) Menguasai bahan pengayaan
c.
Menyusun program pengajaran
1) Menetapkan tujuan pembelajaran
2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran
3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar
4) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai
5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar
d. Melaksanakan program pengajaran
1)
Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat
2) Mengatur ruangan belajar
3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1)
Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran
2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.35
Demikian tentang tugas, peranan dan kompetensi guru yang
merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya. Guru yang
profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan perannya.
Sedangkan menurut Nana Sudjana membagi kompetensi kedalam
tiga bidang, yaitu:
1) Kompetensi bidang kognitif
2) Kompetensi bidang sikap (afektif)
35
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 16-19
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 27/84
3) Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik).36
Penjelasan mengenai tiga bidang kompetensi yang telah disebutkan
diatas adalah, sebagai berikut:
1) Kompetensi bidang kognitif
Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual yang
dimiliki oleh guru. Seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan
metode mengajar, pengetahuan mengenal belajar dan tingkah laku
individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan tentang menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang
masyarakat, serta pengetahuan umum lainnya.
2) Kompetensi bidang afektif
Kompetensi bidang sikap (afektif) yaitu kesediaan dan kesiapan guru
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas profesinya.
Misalnya sikap mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata
pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman
profesinya
3)
Kompetensi bidang psikomotorik
Kompetensi bidang perilaku (psikomotorik) yaitu segala kemampuan
guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku yang bersifat
jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku
pendidik, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan media pengajaran, keterampilan komunikasi dan lain-
lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, sudah tentu ketiga bidang
kompetensi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, saling berhubungan dan
saling mempengaruhi satu sama lain.
Sedangkan secara yuridis pemerintah menetapkan Undang-undang
tentang pendidikan, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Bab IV Pasal 8 bagian kesatu
36
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Algesindo, 2002),Cet. Ke-6, h. 18
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 28/84
mengenai kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi yang berbunyi: “guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.37 Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 tersebut diperjelas lagi pada
pasal 10 ayat 1 yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab VI pasal 28 ayat (1) dan (3) tentang Standar Nasional
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Ayat (1) bahwa pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Ayat (3) menyatakan bahwa kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.38
Penjelasan mengenai kompetensi-kompetensi yang telah
disebutkan undang-undang di atas adalah sebagai berikut:
a. Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengemabangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
37 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undang
dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 88
38
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 168
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 29/84
b. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.39
Kompetensi kepribadian secara nyata diungkapkan dalam
bentuk sikap kedewasaan, disiplin, dinamis, terbuka, fleksibel,
bertanggungjawab dan lain-lain. Disamping itu kompetensi personal
juga menunjukan pada kemampuan dasar guru untuk dapat
mentransformasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya kepada peserta
didik.
Adapun kompetensi pribadi, antara lain sebagai berikut:
1)
Bersikap terbuka terhadap hal-hal yang baru
2) Peka terhadap perkembangan anak
3)
Penuh pengertian
4) Mempunyai sikap toleransi
5) Mempunyai kreatifitas tinggi
6) Bersikap ingin tahu.40
c. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.41
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar yang
berkaitan langsung dengan jabatan pekerjaan seseorang. Istilah
profesional berasal dari bahasa inggris yaitu “profession” yang
mengandung arti pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Secara umum istilah profesidiartikan sebagai “suatu bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian”.
39 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undang
dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230
40 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional,
( Bandung: PT. Angkasa, 1985 ), h. 61
41
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 30/84
Oteng Sutisna mengemukakan bahwa persyaratan profesional
atau pendidikan antara lain:
1) Sudah berpengalaman mengajar
2)
Menguasai berbagai teknik dan model belajar mengajar
3) Bijaksana dan kreatif mencari berbagai akal atau cara
4)
Mempunyai kemampuan mengelola kegiatan belajar secara
individual kelompok disamping secra klasikal
5) Mengutamakan standar prestasi yang tinggi dalam stiap
kesempatan
6) Menguasai berbagai teknik dan model penilaian.42
d. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik
sebagai dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.43
Seorang guru tidak hanya bertanggungjawab di dalam kelas,
tetapi juga harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas.
Bukanlah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan
materi pengetahuan tertentu tetapi juga anggota masyarakat yang harus
ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan
perkembangan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat sebagai
orang dewasa.
Dalam kehidupan sosial guru juga merupakan figur sentral
yang menjadi ukuran bagi masyarakat untuk mengambil keteladannya.
Hal ini menuntut guru untuk berperan serta profesional dalam
masyarakat akan menjadi tuntutan bagi anak didik.
Adapun persyaratan hubungan sosial antara lain:
1) Suka dan pandai bergaul dengan anak-anak
2) Dapat menyesuaikan diri
42 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional, h.
61
43
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2006, Undang-undangdan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, h. 230
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 31/84
3) Mudah bergaul dan memahami dengan cepat tingkah laku orang
lain.44
Berdasarkan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
pada prinsipnya guru difungsikan sebagai subyek yang membimbing dan
memberi pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu
memenuhi kriteria tertentu diantaranya kompetensi dan profesionalitas.
Oleh karena itu, guru tidak saja mendidik fungsi sebagai orang dewasa
yang bertugas secara profesional memindahkan ilmu pengetahuan
( transfer of knowledge ) atau penyalur ilmu pengetahuan ( transmitter of
knowledge ) yang dikuasai kepada anak didik, melaikan lebih dari itu, ia
menjadi pemimpin, pendidik, dan pembimbing di kalangan anak didiknya.
Demikian kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru
dan juga yang merupakan landasan dalam mengabdikan profesinya.
Kompetensi dasar guru jelas sangat berguna bagi guru, sebab dengan
adanya perumusan kompetensi dasar guru bias dijadikan pedoman bagi
guru untuk menilai dirinya apakah dia sebagai seorang guru dalam
menjalankan profesinya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi
tersebut. Bila belum, guru harus berani mengakui kekurangannya itu, dan
berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu
berusaha untuk mengembangkan dirinya dan lebih memantapkan dirinya
menjadi seorang guru.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Mengajar Guru
dan Usaha Dalam Meningkatkannya
Mutu guru dalam mengajar, pada hakekatnya merupakan hasil
interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang
datangnya dari dalam dan luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam
dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensial,
bakat, sikap dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
44
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional, h.61
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 32/84
dirinya (faktor eksternal) antara lain faktor kepemimpinan kepala sekolah,
peserta didik, dan sarana prasarana.
Menurut Kartini Kartanto terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi mutu guru antara lain adalah “ faktor dari dalam diri
sendiri yang meliputi kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat,
kemampuan dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari
luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana prasarana”.45
Adapun di bawah ini beberapa faktor yang mempengaruhi mutu
guru sebagai berikut:
a. Kemampuan
Seperti halnya siswa, maka guru pun sama, ia harus memiliki
kemampuan baik secara jasmani maupun rohani agar pengajaran dapat
dilaksanakan dengan lancar, dan memiliki implikasi yang positif
terhadap prestasi belajar.
b. Latar belakang
Setiap jenjang pendidikan yang dilalui oleh seseorang adalah sebuah
pembekalan baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi maupun untuk diimplikasikan ke dalam sebuah pekerjaan.
Demikian pula ketika seseorang akan menjadi seorang guru selayaknya
ia berkompeten dibidangnya dan telah mendapatkan sebuah ijazah
yang baik dan sesuai dengan bidangnya.
c. Pengalaman kerja
Menurut Ngalim Purwanto:
Pada umumnya setiap guru baru, apalagi yang baru menyelesaikan pendidikan di sekolah guru dan langsung bekerja, akan merasa
banyak kekurangan, terutama dalam pengalaman, dibandingkan
dengan guru-guru senior yang lebih banyak pengalaman. Akan tetapi,
kita tidak boleh beranggapan bahwa setiap guru baru itu lebih bodoh
atau lebih tidak mampu dibanding dengan guru yang sudah lama
mengajar. Mungkin pula sebaliknya, guru baru itu memiliki
45
Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu Karier , ( Jakarta: CV. Rajawali, 1985),h. 23
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 33/84
pengetahuan yang lebih luas dan up to date dan sangat berguna bagi
perkembangan dan kemajuan di sekolah.46
d. Beban belajar
Beban belajar disini maksudnya adalah bahwa setiap orang yang
mengajar bukan berarti ia berhenti belajar justru ia harus terus belajar
dan lebih banyak mancari informasi pendidikan demi kemajuan dirinya
dan peserta didiknya.
e.
Kondisi sosial ekonomi
Seorang guru yang mendapatkan kesejahteraan yang sesuai dengan
pekerjaannya akan merasa senang dan lebih tenang dalam
melaksanakan tugasnya dalam mengajar, sehingga memungkinkan
bagi mereka untuk tetap dan lebih meningkatkan dalam mengajar.
f. Motivasi kerja
Menurut Muhaimin:
Seorang guru agama itu perlu memiliki semangat jihad dalam
menjalankan profesinya sebagai guru agama, dan memiliki kepribadian
yang matang dan berkembang professionalism is predominantly an
attitude, not a set of competencies, yakni seperangkat kompetensi
profesional yang dimiliki oleh guru agama adalah penting, tetapi yang
lebih penting lagi adalah sikap atu etos profesionalisme dari guru
agama itu sendiri.47
g. Komitmen
Komitmen yang tinggi terhadap profesi keguruan, jika sikap semacam
itu sudah melekat pada diri seorang guru, maka pendidikan akan
semakin memberikan makna bagi pengembangan wawasan, sikap dan
mental bagi para peserta didik.
h.
Disiplin dan kreativitas
Disiplin sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, apalagi
dalam meningkatkan mutu dalam melaksanakan tugas profesionalnya
46 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, ( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998 ), Cet. Ke-8, h. 156
47
Muhaimin, Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia, ( Jakarta: KalamMulia, 1998 ), Cet. Ke-1, h. 101
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 34/84
dalam pencapaian tujuan kurikulum sehingga menghasilkan mutu
prestasi belajar yang baik bagi siswanya.
Untuk meningkatkan mutu guru perlu dipertimbangkan faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya.
Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia serta pembinaan
yang telah diupayakan dengan baik oleh kepala sekolah, namun jika guru
tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan
dengan lancar. Dengan adanya kemauan, kecakapan, serta keahlian yang
dimiliki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan
menjadi pendorong baginya untuk selalu berusaha meningkatkan
kemampuannya.
Menurut Muhammad Numan Somantri mengemukakan bahwa
untuk meningkatkan mutu mengajar guru adalah sebagai beikut:
a)
Sikap bersahabat, tidak agresif, kooperatif, demokratis, sopan dalam
memperlakukan siswa, tetapi tetap dapat memelihara wibawa
b)
Menghargai pendapat dan menjaga perhatian siswa dengan jalan
menunjukkan adanya relevansi antara pendapat tersebut dengan
tujuan pelajaranc) Antusias terhadap bahan pelajaran yang sedang dibicarakan
d) Dapat memperkaya bahan pelajaran yang terdapat dalam buku
pelajaran dengan sumber-sumber majalah, surat kabar, cerita-cerita
film, maupun hubungannya dengan pelajaran
e) Dapat memperagakan secara skematis bahan pelajaran di papan tulis,
sehingga memungkinkan para siswa tertarik terhadap bahan-bahan
pelajaran
f) Dapat merumuskan teknik bertanya yang dapat menumbuhkan
kemampuan mengingat, berpikir, menilai, dan berpikir kreatif pada
para siswa
g)
Dapat memberi jalan kepada para siswa untuk mendorong kegiatan-kegiatan menyelidiki bahan pelajaran, hingga mereka dapat memiliki
keterampilan berpikir ilmiah maupun dapat menemukan sistem nilai
yang positif bagi seorang warga negara.48
Dengan demikian, faktor internal pada guru merupakan faktor yang
utama dan mendasar dalam meningkatkan mutu mengajar guru, juga
48 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,
( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001 ), Cet. Ke-1, h. 290
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 35/84
dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan pendidikan, karena
guru merupakan ujung tombak dalam melaksanakan pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Namun faktor eksternal juga merupakan penunjang
bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya.
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan
belajar. Untuk memudahkan dalam memahaminya, maka akan diuraikansecara satu persatu apa itu prestasi dan apa itu belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaksud dengan prestasi
adalah “Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya”.49 Menurut Suharsimi Arikunto, “prestasi adalah hasil kerja
yang keadaannya sangat kompleks”.50
Dengan demikian prestasi adalah hasil usaha yang telah dilakukan
seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.
Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalah
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku. Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan
sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.51
49 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta:
Balai Pustaka, 2002 ), Cet. Ke-2, h. 895
50 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002 ), Cet. Ke-I, h. 4
51
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta,2003 ), Cet. Ke-4, h. 2
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 36/84
Menurut Akyas Azhari, “Belajar merupakan sebuah proses
perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman
tertentu”.52 Morgan mengemukakan pengertian belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.53
Moh. Uzer Usman mengartikan bahwa “Belajar sebagai proses
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar
individu dan individu dengan lingkungannya”.54
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa
“Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotorik”.55
Dengan demikian berdasarkan beberapa definisi diatas, maka
penulis dapat menarik kesimpulan tentang definisi prestasi belajar
merupakan hasil yang telah diperoleh oleh siswa setelah melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, baik berupa pengetahuan, sikap ataupun
keterampilan. Hasil belajar siswa itu biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka (skor) atau kalimat yang ditulis oleh guru dalam buku prestasi
belajar siswa (raport).
2. Cara Mengetahui Prestasi Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting
karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah
ditetapkan dapat tercapai atau tidak . Sebagaimana dijelaskan oleh
52 Akyas Azhari, Psikologi Umum & Perkembangan, ( Jakarta: Teraju, 2004 ), Cet. Ke-
I, h. 122
53 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1990 ), Cet. Ke-5, h. 84
54 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 5
55
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002 ), Cet.Ke-1, h. 13
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 37/84
Muhibbin Syah bahwa “Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program”.56
Jadi evaluasi sangatlah diperlukan untuk menentukan prestasi
belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi-rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik-buruk prestasi belajarnya.
Adapun ragam evaluasi yang dapat dikatakan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Pre Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap
akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk
mengidentifikasikan taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang
akan disajikan”.57
b. Post Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diajarkan”.58
c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek.
Tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan remedial (perbaikan) program bagi siswa”.59
d. Evaluasi sumatif yaitu “Evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu
berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar
mengajar. Tujuannya untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai
oleh siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan
keberhasilan proses belajar mengajar”.60
56 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 141
57 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 143
58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 144
59 Zuhairini, et.al., Metodik khusus Pendidikan agama, ( Surabaya: Usaha Nasional,
1983 ), Cet. Ke-8, h. 155
60
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999 ),Cet. Ke-2, h. 170
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 38/84
e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui
kelemah-kelemahan siswa sehingga dapat dilakukan pemberian
perlakuan yang tepat. Tujuannya untuk mengatasi atau membantu
pemecahan kesulitan/hambatan yang dialami peserta didik waktu
mengikuti kegiatan belajar mengajar”.61
3. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah
rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotorik).
Indikator prestasi belajar siswa menurut Muhibbin Syah adalah
sebagai berikut:
a. Ranah Cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukkan,
membandingkan, menghubungkan, menyebutkan, menjelaskan,
mendefinisikan dan memberikan contoh.
b.
Ranah rasa (afektif) diantaranya siswa dapat menunjukkan sikap
menerima, menunjukkan sikap menolak, mengakui dan menyakiti,mengingkari dan menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari.
c. Ranah karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat
mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh
lainnya, mengucapkan membuat mimik dan gerakan jasmani.62
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri individu (eksternal).
Menurut M. Dalyono, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah sebagai berikut:
a.
Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri), yaitu:
1) Kesehatan (Jasmani dan Rohani)
2)
Intelegensi dan bakat
61 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 34
62 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 150-152
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 39/84
3) Minat dan Motivasi Belajar
4) Cara belajar seperti teknik-teknik belajar, waktu belajar, tempat
dan fasilitas belajar. b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri), yaitu:
1)
Keluarga (pendidikan orang tua, perhatian dan bimbingan orang
tua, situasi dalam rumah, peralatan/media belajar di rumah)
2)
Sekolah (Kualitas guru, kedisiplinan guru dalam mengajar, metode
mengajar guru, kurikulum, fasilitas/perlengkapan sekolah, jumlah
murid perkelas dan pelaksanaan tata tertib di sekolah)
3) Masyarakat (Pergaulan dan tingkat pendidikan)
4) Lingkungan sekitar (keadaan rumah/bangunan, lalu lintas dan
iklim).63
Dengan demikian, hasil belajar siswa itu sangat dipengaruhi oleh
kedua faktor tersebut, baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun
yang berasal dari luar diri siswa. Kedua faktor tersebut akan saling
berinteraksi, sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
5. Usaha-usaha Peningkatan Prestasi Belajar
Berhasil atau tidaknya peserta didik belajar sebagian besar terletak
pada usaha dan kegiatannya sendiri, disamping faktor kemauan, minat,
ketekunan, tekad untuk sukses dan cita-cita tinggi yang mendukung setiap
usaha dan kegiatannya. Peserta didik akan berhasil kalau berusaha
semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga
meningkatkan prestasi belajar mereka.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa, antara lain keadaan jasmani, keadaan
sosial emosional, lingkungan, sikap yang optimis, dan mengatur waktu
yang baik.
Adapun usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa, antara lain:
a. Membangkitkan motivasi belajar siswa
63
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1997), Cet. Ke-I, h.55-60
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 40/84
Motivasi merupakan salah satu faktor turut menentukan
keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisuf Sabri motivasi adalah
“segala sesuatu yang menjadi timbulnya suatu tingkah laku”64
motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan
motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan
motivasi belajar ini pula kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud.
Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan
motivasi, yaitu:
1) “Mengadakan kompetensi (persaingan) terhadap para siswa guna
meningkatkan prestasi belajarnya.
2) Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat)
3) Mengadakan penilaian atau tes”.65
b. Meningkatkan disiplin belajar siswa
Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan
pengendalian diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya
dan perilakunya sehari-hari baik di rumah, sekolah maupun
lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri.
Ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang
berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala
sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal dan akan
berpengaruh pula pada prestasi yang baik dalam belajarnya.
Di samping itu, disiplin belajar siswa tidak akan berjalan kalau
guru yang mengajar pun tidak berdisiplin. Maka dari itu guru harus
memberikan teladan yang baik kepada siswa guna meningkatkan dan
mempertahankan kedisiplinan siswa.
64 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h. 55
65 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 29-30
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 41/84
C. Kerangka Berpikir
Pada ruang lingkup kelembagaan guru perlu mengembangkan tugas pribadinya dalam konteks sosial dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan terbaiknya dalam mengembangkan daya kepemimpinan,
merumuskan tujuan sekolah, mengembangkan daya kolaborasi dalam
komunitas profesi, meningkatkan disiplin, pengembangan suasana yang
harmonis sebagai dasar bagi pengembangan potensi lembaga, peningkatan
efektivitas dan efisiensi pembiayaan, dan mengelola pengadaan dan
pemberdayaan sarana dan prasarana.
Pada ruang lingkup kehidupan pendidik sebagai individu tiap guru
terikat dengan kewajiban untuk mengembangkan mutu kinerja melalui
kegiatan belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetuan dan keterampilan
terbaik dalam meningkatkan potensi siswa. Hal tersebut penting agar
kewibawaan diri terpelihara. Juga sebagai anggota komunitas guru wajib
membangun kerja sama meningkatkan kompetensi, melakukan pengukuran,
meningkatkan kapasitas diri dalam pengelolaan pembelajaran,
mengembangkan pengalaman terbaik dalam mengelola pembelajaran, dan
mengembangkan kompetensi profesi mapun kompetensi pedagogik.
Dalam meningkatkan mutu kinerja guru memiliki kewajiban untuk
memenuhi mutu materi pelajaran, mengelola proses pembelajaran agar
meningkatkan minat siswa untuk belajar baik melalui peningkatan
kemampuan individu dalam kerja sama kelompok. Potensi diri siswa
dikembangkan melalui kerja sama. Menggunakan teknologi sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa dan kemampuan sekolah menyediakan
sarananya. Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mapun bahasa
asing dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dalam kelas setaraf
dengan mutu pembelajaran di sekolah-sekolah unggul di dunia.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang penulis ungkapkan adalah
semakin mutu mengajar guru bernilai tinggi, maka akan semakin baik pula
prestasi belajar yang dicapai. Begitupun sebaliknya semakin rendah mutu
mengajar guru, maka akan semakin rendah pula prestasi yang dicapainya.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 42/84
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pemikiran sebagaimana yang penulis uraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara mutu
mengajar guru ekonomi (variabel X) dengan
prestasi belajar siswa (variabel Y).
Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
mutu mengajar guru ekonomi (variabel X)
dengan prestasi belajar siswa (variabel Y).
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 43/84
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi yang di jadikan penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri
14 Tangerang. Yang beralamat di Jl. Pembangunan I Darussalam Utara II
Kelurahan Batusari Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.
2. Penelitian ini dilaksanakan antara 5 April 2010 sampai dengan 10 Juni
2010.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.66
Dengan dasar definisi tersebut, dapat penulis jelaskan bahwa
penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:
1. Variabel pertama berupa mutu mengajar guru, variabel ini menduduki
posisi sebagai variabel independent (bebas), yaitu masukan yang memberi
pengaruh terhadap hasil, yang diberi simbol dengan huruf X.
2. Variabel kedua berupa prestasi belajar siswa, variabel ini menduduki
posisi sebagai variabel dependen (terikat), yaitu hasil sebagai pengaruh
variabel independent (bebas), yang diberi simbol huruf Y.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”.67 Populasi yang
diambil dalam penelitian ini diambil dengan berpedoman pada pendapat
Suharsimi Arikunto: “Apabila subyek kurang dari 100 orang, maka diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil 10-15 % atau lebih,
66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta:
Rhineka Cipta, 2006 ), Cet. Ke-13, h. 11867
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 130
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 44/84
tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,
tenaga dan biaya”.68 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Sampel diambil secara acak (random sampel).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara ( Interview)
Wawancara adalah “Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung”.69 Penulis melakukan wawancara terhadap guru
Ekonomi dan Kepala SMA Negeri 14 Tangerang. Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data yang lebih
mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui
angket.
2. Angket
Angket adalah “daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden baik secara langsung mau pun tidak langsung”.70 Angket ini
disebarkan kepada murid SMA Negeri 14 Tangerang untuk memperoleh
informasi mengenai mutu mengajar yang dimiliki oleh guru dalam proses
belajar mengajar.
Angket dibuat dengan model likert yang mempunyai empat opsi
jawaban yang berjumlah genap ini dimaksudkan untuk menghindari
kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai
jawaban yang jelas.
Penyusunan angket mutu mengajar guru mengacu kepada aspek-
aspek kemampuan profesional guru yang terdiri dari 25 butir soal dengan
perincian sebagai berikut:
68 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 134
69 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 57-58
70 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 60
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 45/84
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Sub VariabelButir Soal
( + ) ( - )
Mutu
Mengajar
Guru
1. Menguasai bahan 1, 2, 4 3
2. Mengelola Program Belajar Mengajar 6, 7, 8 5
3. Mengelola Kelas 9, 10 11, 12
4. Menggunakan Media/Sumber
Belajar
13, 14,
15
5.
Menguasai Landasan-landasan
Kependidikan
16 17
6. Mengelola Interaksi Belajar Mengajar 18
7. Menilai Prestasi Siswa 19
8. Mengenal Fungsi dan Program Bimbingan
dan Penyuluhan di sekolah
20, 21
9. Mengenal dan Menyelenggarakan
Administrasi sekolah
22, 24
& 25
23
3. Studi dokumentasi
Dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data yang tidak bisa
dikejar dengan interview, observasi, maupun angket, melaikan diperoleh
dengan data tertulis. Peneliti mencari data tentang prestasi belajar siswa,
yaitu dari nilai raport mata pelajaran Ekonomi, hasil studi semester I.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan
untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya
oleh orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 46/84
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket.
Setiap angket diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan
kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari
kesalahan/kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga dapat
diperoleh data yang akurat.
2. Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari
responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan
dengan tnda memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-
masing jawaban.
3.
Skoring
Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam
angket terdapat (4) empat kolom jawaban Selalu (SL), Sering (SR),
Kadang-Kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP) yang harus dipilih oleh
responden dengan memberikan tanda check list ( √ ). Maka penulis
memberikan skor untuk setiap jawaban adalah nilai 4 untuk jawaban SL,
nilai 3 untuk jawaban SR, nilai 2 untuk jawaban KD, dan nilai 1 untuk
jawaban TP.
4. Tabulating
Tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Setelah melakukan
skoring langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah menghitung
hasil skor yang telah ada. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode sesuai
dengan kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
5. Prosentase
Untuk mengetahui besar kecilnya tingkat keberhasilan yang
diperoleh dari hasil penelitian, maka akan mudah dilihat dengan cara
prosentase dari jumlah frekuensi jawaban responden.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 47/84
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
F
P = x 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden71
Analisis MeanAnalisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai
angket tentang Mutu Mengajar Guru Ekonomi.
Rumus yang digunakan:
∑X
Mx =
N
∑Y
My =
N
Keterangan :
Mx = Mean dari skor variabel X
My = Mean dari skor variabel Y
N = Number of Cases
∑X = Jumlah skor variabel X
∑Y = Jumlah skor variabel Y72
Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara
mutu mengajar guru Ekonomi dengan prestasi belajar siswa bidang Ekonomi,
maka akan dipakai adalah rumus “r” product moment dari karl pearson. Adapun
rumusnya adalah sebagai berikut:
r xy = NΣXY - ( ΣX ) ( ΣY )
71 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafino Persada,
1990), Cet. IV, h. 4072 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan…., h. 82-83
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 48/84
√ [ ΝΣΧ2 - ( ΣΧ )2] [ ΝΣΥ2 - ( ΣΥ )2 ]Keterangan:
r xy = Angka Indeks Korelasi “r” product moment (variabel x
dan y)
N = Jumlah Responden
∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑ X = Jumlah seluruh skor x
∑ Y = Jumlah seluruh skor y
Rumusan korelasi tersebut untuk menguji hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis alternatif (Ha) : Ada pengaruh yang signifikan antara
mutu mengajar guru Ekonomi (variabel
X) dengan prestasi belajar siswa
(variabel Y).
Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada pengaruh yang signifikan
antara mutu mengajar guru Ekonomi
(variabel X) dengan prestasi belajar
siswa (variabel Y).
F. Interpretasi data
Setelah menganalisis hubungan antara dua variabel diatas, penulis
memberikan interpretasi data terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara sebagai
berikut:
1. Memberikan interpretasi data secara kasar atau sederhana dengan
pedoman.
Tabel. 2
Tingkat Korelasi
Besar “r” product moment Interpretasi
Antara Variabel x dan Variabel y terdapat
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 49/84
0,00 – 0,20
korelasi yang sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi antara variabel x dan variabel y)
0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup.
0,70 – 0,90
Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2. Memberikan interpretasi dengan cara berkonsultasi pada nilai “r” product
moment
Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks
korelasi “r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi
pada tabel nilai “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)
b.
Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r”
yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df) yang rumusnya
adalah sebagai berikut:
Df = N – nr
Keterangan:
Df = degress of freedom
N = Number of cases
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 50/84
Pada kesimpulannya adalah jika hasil “r” dihitung lebih besar dari
“r” tabel, maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha
diterima. Namun, jika “r” hasil perhitungan lebih kecil dari “r” tabel, maka
korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak.
Selanjutnya untuk mencari atau mengetahui kontribusi variabel x
dan variabel y penulis menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD)
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = kontribusi variabel x terhadap variabel y
r 2 = koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 51/84
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 14 Tangerang
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 14 Tangerang
SMA Negeri 14 Tangerang adalah sebagai lembaga pendidikan
formal, merupakan salah satu komponen yang ikut bertanggung jawab
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan Tujuan
Pendidikan Nasional secara umum dan Tujuan Pendidikan Sekolah secara
internal.
SMA Negeri 14 Tangerang didirikan atas dasar program Walikota
Tangerang dibidang pendidikan dengan tujuan meningkatkan mutu
pendidikan masyarakat kota tangerang salahsatunya yaitu program
pembangunan fisik/gedung 221 sekolah baik tingkat SD, SMP, maupun
SMA dan SMK.
SMA Negeri 14 Tangerang mulai beroperasi pada tahun pelajaran
2005/2006 dan kurang lebih selama 2 (dua) tahun menempati/menumpang
di gedung SMA Negeri 6 Tangerang, kemudian pada tanggal 16 Juli 2007
secara resmi pindah ke gedung baru yang berlokasi di Jl. Pembangunan I
Darussalam II Rt. 04/06 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Kota
Tangerang yang berdiri diatas lahan + 10.000 m2.
SMA Negeri 14 Tangerang pertama kali menerima siswa baru pada
tahun pelajaran 2005/2006 dengan jumlah rombongan belajar 6 kelas.
Sebelum menempati gedung baru, SMA Negeri 14 Tangerang yangmenumpang di gedung SMA Negeri 6 Tangerang dengan Pelaksana Tugas
(Plt) Kepala Sekolah Drs. Soetrisno, yang notabene adalah Kepala Sekolah
SMA Negeri 6 Tangerang. Bahkan untuk tenaga pendidiknya pun sebagian
besar dari guru dan staf tata usaha SMA Negeri 6 Tangerang. Kemudian
pada tanggal 25 September 2007 pemerintah Kota Tangerang menerbitkan
ijin operasionalnya melalui Keputusan Walikota Tangerang Nomor :
421.3/Kep.146 – P & K /2006 tentang Pendirian Sekolah Menengah Atas
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 52/84
(SMA) Negeri 14 Tangerang. setelah selama kurang lebih 2 tahun
menumpang di gedung SMA Negeri 6 Tangerang, tepatnya pada awal
tahun pelajaran 2007/2008 SMA Negeri 14 Tangerang bisa menempati
gedung barunya sampai sekarang.
2. Visi dan misi SMA Negeri 14 Tangerang
Adapun Visi SMA Negeri 14 Tangerang, yaitu, :
“Berprestasi dalam IPTEK Berlandaskan Iman dan Taqwa”
Maka Misi SMA Negeri 14 Tangerang adalah :
a.
Mewujudkan sekolah yang tertib dan disiplin
b. Menjalin kerjasama yang baik dengan unsur terkait
c. Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan inovatif
d. Meningkatkan daya saing dalam prestasi belajar
e. Membentuk generasi yang berlogika, beretika dan berestetika.
3. Tujuan
SMA Negeri 14 Tangerang memprioritaskan peningkatan mutu melalui
perangkat/sarana pendukung didalam kegiatan belajar mengajar yang
direalisasikan dalam ilmu pengetahuan, teknologi (sains), kesenian dan
sarana ibadah.
Tujuan yang diharapkan 5 (lima tahun kedepan)
a. Tercapainya nilai standar KKM minimal 7,00
b. Pencapaian rata-rata nilai Ujian Akhir Nasional tiap-tiap jurusan
c. Mengoptimalkan sumber belajar di sekolah
d.
Peningkatan kompetensi guru dalam rangka Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
e. Proporsi lulusan pada tahun 2008 yang dapat diterima di PTN 50%
f.
Memiliki Tim Olahraga, Sepak Bola, Bola Volley, Bola Basket yang
mampu menjadi juara di tingkat Propinsi dan Nasional
g. Memiliki Laboratorium yang lengkap dan nyaman
h.
Pengadaan buku-buku perpustakaan
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 53/84
i. Terciptanya kegiatan belajar yang menyenangkan.
Tujuan Pembelajaran
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif guru
dalam kegiatan belajar mengajar;
b.
Meningkatkan professionalisme guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
c. Meningkatkan kompetensi guru didalam kompetensi antar sekolah
tentang mutu pendidikan yang akan dicapai
d. Melengkapi perangkat/sarana pendukung yang dibutuhkan dalam
proses Kurikulum Satuan Pendidikan
e. Melatih guru-guru agar mampu memenej didalam kegiatan belajar
f. Melatih dan menyiapkan siswa unggul dalam sains
g. Melatih dalam proses pemecahan masalah ( problem solving )
h.
Melatih siswa cara belajar mandiri
i. Melatih siswa berprestasi berdasarkan imtaq
4.
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa/i SMA Negeri 14
Tangerang
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus
ditanggapi oleh beberapa unsur yang saling bekerja sama diantaranya:
a. Keadaan Guru
Salah satu komponen pendukung terpenting pada sebuah institusi
pendidikan adalah guru. Baik tidaknya pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh kemampuan profesional seorang guru, karena guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor dalam proses pembelajaran. Sedangkan
jumlah tenaga pendidik SMA Negeri 14 Tangerang berjumlah 52 orang.
Tabel. 3
Keadaan guru SMA Negeri 14 Tangerang
No Nama Pendidikan JurusanPerguruan
Tinggi
Mengajar
Bidang Studi
1 Drs. HM. Bay Masruri, MM S2 SDM STIE IPWI Kepala
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 54/84
Sekolah
2 Dra. Lasminar Oemar S1 Sejarah IKIP Sejarah
3 Drs. Chairul Nasir, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Sosiologi
4 Hasnidar Radiah, S.Pd, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Kimia
5 Mahroji, S.Pd S1 Fisika IKIP Fisika
6 Ade Gunawan, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Biologi
7 Agus Sutisna, S.Pd S1 Kesrek IKIP Penjaskes
8 Sahril, S.Pd, M.Pd S2 Tek. Pend UNIPA Sosiologi
9 Siti Zaenap, S.Pd S1 Sastra FKIP Bhs.Indo
10 Nurnikmat, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Matematika
11Darmawan, S.Pd S1 MIPA UHAMKA Biologi
12 Mimi Haerumi, S.Pd S1 Pend. IPS IKIP Sejarah
13 F.H. Senowaty, S.Pd S1 Geografi IKIP Geografi
14 Ernawati, S.Pd S1 BP/BK STKIP BP/BK
15 Susilawati, S.Pd S1 Biologi UPI Biologi
16 Dra. Neneng Rohmatussalamah S1 Ilmu Pend FKIP BP/BK
17 Hasan, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo
18 Drs. Agus Jaelani S1 Pen.IPS UNIS Ekonomi
19 Drs. Marlan Junaidi S1 PMPKn IKIP Kewarneg
20 Drs. Maulana Hasanudin S1 Pen.IPS UNIS Ekonomi
21 Dra. Roulinta Sianipar S1 PMPKn FKIP Kewarneg
22 Romlan, S.Pd S1 MTK IKIP MJ Matematika
23 Zaiafrul, S.Pd S1 Bahasa UHAMKA Bhs.Inggris
24 Nurhayati, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo
25 Maliati, S.Pd S1 Bhs/Sastra IKIP MJ Bhs.Indo
26 Eva Yurina, SE S1 Eko.Pemb ANDALAS Ekonomi
27 Dra. Sri Kusmaryatin S1 B.Inggris IKIP B.Inggris
28 Drs. Zulkarnain S1 Kimia UNSRI Kimia
29 Rita Puspa, S.Pd S1 Geografi FKIP Geografi
30 Yusea Gitaria, S.Si S1 Kimia FKIP Kimia
31 Hera Estetika, S.Kom S1 Man. Infor Binus TIK
32 Rosihan Anwar, S.Ag S1 Tarbiyah IAIN SGDB PAI
33 Drs. Samlani Ibrahim S1 Pend. Sejarah IKIP Pend. Sejarah
34 Akhmad Rivai, S.Pd S1 Matematika IKIP Matematika
35 Fitriah, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNJ Bhs. Inggris
36
Eva Latifah, S.Pd S1 MIPA UNILA Biologi
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 55/84
37 Maralo Sagala, S.PAK S1 PAK STTBIJP. Agama
Kristen
38Asria Sulindayanti, S.Psi S1 Psikologi Gunadarma BP/BK
39 Noer Faridah, S.Si S1 Geografi UMS Geografi
40 Syamsul, S.Ag S1 Bhs. Arab IAICST PAI
41 Sahatma Refindo D.IIHub.
InternasionalAHI Jurnalistik
42 Neni Yuli Arusyani, S.Sos S1Ilmu
JurnalistikIISIPJ Jurnalistik
43 Debby Mayangsari, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNIS Bhs. Inggris
44 Achmad Fauzi S1 Bahasa Arab STAIN PAI
45 Rieka Widiarti, S.Pd S1 Bhs. Inggris UNIS Bhs. Inggris
46 Dewi Mayasari, S.Pd S1 Bhs.Indonesia
UNTIRTA Bhs. Indonesia
47 M. Muhdi. AR S1 Bahasa Arab IAICST PAI
48 Lautse Hengky SMTA IPS SMA Bhs. Mandarin
49 Muhammad Jonni, S.Kom S1Manj.
InformatikaBudi Luhur TIK
50 Hidayah S1 Seni Rupa UNJ Seni Budaya
51 Nurlailatul Fadhillah D.3Bhs.
MandarinUNSOED Bhs. Mandarin
52 Ahmad Rojali S1 KWN STKIP Seni Budaya
Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010
Berdasarkan tabel tersebut diketahui jumlah guru keseluruhan
adalah 52 orang yang berlatarbelakang pendidikan S2 ada 4 orang, S1
ada 46 orang, D-III ada 1 orang dan D-IV ada 1 orang. Oleh karena
itu, dengan melihat latarbelakang pendidikan guru di sekolah ini,
sudah memenuhi standarisasi pendidikan.
b. Karyawan
Kelancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh
peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas
dari administrasi yang baik, teratur dan terencana. Yang dimaksud
adalah pegawai pada unit pelaksana teknis SMA Negeri 14 Tangerang
adalah seluruh karyawan sekolah yang diantaranya staf tata usaha,
keamanan dan kebersihan.
Selanjutnya untuk mengetahui keadaaan karyawan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 56/84
Tabel. 4
Keadaan Karyawan SMA Negeri 14 Tangerang
No Nama JabatanPerguruan
TinggiJurusan
1 Kayat Ka. TU SMTA -
2 Darman B.Rutin SD -
3 Sugiyanto Pelaksana SLTA IPS
4 Fatmawati Rusma Pelaksana D3 Komp/Akun
5 Gredy Evriantoro Pelaksana SMA IPA
6 Medi Siswanto, S.Sos Pelaksana S1 Sosial
7 Tanto Purwanto, SE Pelaksana S1 Ekonomi
8 Untari Ernawati Pelaksana D3 Tata Niaga
9 Nurul Faizah Pelaksana SMA IPS
10 Tri Lestari Pelaksana D1 Bisnis
11 Halimatussadiyah Laboran D3 PGSD
12 Baidriah, S.IP Pet/Perpustakaan S1Ilmu
Perpustakaan
13 Rahmatullah Pramubakti SMP -14 Rahmatullah.HS Pramubakti SMEA Sekretaris
15 Tri Handayani Pramubakti SMP -
16 Nurhasan SATPAM PGAN PAI
17 Samsudin Penjaga Malam SD -
18 Ardani Penjaga Malam SMA IPS
19 Hariri Penjaga Malam SMA IPS
20 Ahmad Tajudin Tk. Kebun MTS -
Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010
Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang
ada di SMA Negeri 14 Tangerang, sudah dapat menunjang
pelaksanaan kegiatan dan pelayanan kependidikan di sekolah seperti
kebutuhan guru dan siswa keamanan sekolah, kebersihan sekolah dan
kegiatan administrasi sekolah. Jadi, segala bentuk pelaksanaan
kegiatan sekolah dapat dibantu oleh karyawan sekolah agar proses
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 57/84
kegiatan di sekolah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
oleh SMA Negeri 14 Tangerang
c. Siswa
Siswa-siswi SMA Negeri 14 Tangerang pada tahun ajaran
2009/2010 berjumlah 1157 orang siswa. Dengan rincian, kelas X
berjumlah 414 siswa, kelas XI berjumlah 422 siswa dan kelas XII
berjumlah 321 siswa.
Tabel. 5
Keadaan Siswa-siswi SMA Negeri 14 Tangerang
Kelas/TingkatJumlah Murid
JumlahL P
X 179 235 414
XI 195 227 422
XII 159 162 321
JUMLAH 533 624 1157
Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010
Dari data tabel tersebut diketahui bahwa jumlah siswa perempuan
lebih banyak dari jumlah siswa laki-laki. Jumlah siswa perempuan
berjumlah 624 siswa dan siswa laki-laki berjumlah 533 siswa. Siswa
perempuan terbanyak berada di kelas X dan siswa laki-laki terbanyak
berada di kelas XI.
5.
Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan merupakan sesuatu
yang diadakan oleh sekelompok manusia atau alat penunjang proses
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara berarti dan optimal
bagi jalannya proses pendidikan. Sehingga dapat berjalan lancar sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan.
Adapun sarana dan prasarana di SMA Negeri 14 Tangerang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 58/84
Tabel. 6
Sarana dan Prasarana SMA Negeri 14 Tangerang
No Bangunan Jumlah Baik
1 Ruang Kelas 18 √
2 Ruang Perpustakaan 1 √
3 Ruang Komputer 1 √
4 Ruang Kepala Sekolah 1 √
5 Ruang Wakasek 1 √
6 Ruang Guru 1 √
7 Ruang Tata Usaha 1 √
8 Ruang Piket 1 √
9 Ruang BP/BK 1 √
10 Ruang OSIS 1 √
11 Ruang UKS 1 √
12 Ruang Dapur 1 √
13 WC Guru 3 √
14 WC Siswa 12 √
15 Lap. Olah Raga 1 √
16 Gudang 1 √
17 Musholla 1 √
18 Pos Jaga 1 √
19 Kantin 1 √
20 Parkir Kendaraan 1 √
Jumlah 50
Sumber : Dok. SMA Negeri 14 Tangerang Tahun 2009-2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di SMA
Negeri 14 Tangerang lengkap dan berkondisi baik, karena dengan sarana
dan prasarana yang lengkap dan kondisinya baik maka dapat menunjang
proses pembelajaran dan akan menghasilkan suatu proses pembelajaran
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 59/84
yang baik serta akan berpengaruh kepada guru, karyawan dan siswa yang
melaksanakan tugasnya masing-masing.
B. Deskripsi Data
Guru merupakan sosok teladan dan salah satu sumber pengetahuan
bagi siswanya, sehingga sudah sewajarnya jika mereka memiliki kualitas tang
tinggi. Dengan memiliki kualitas kerja yang tinggi maka diharapkan
menghasilkan siswa yang memiliki prestasi yang tinggi pula.
Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan
kepada siswa-siswi sebagai responden yang mengamati profesionalitas guru
dalam mengajar, selanjutnya data diolah dalam bentuk tabel deskriptif
persentase. Dalam menetapkan pengaruh mutu mengajar guru terhadap
prestasi belajar siswa bidang ekonomi, peneliti menetapkan data-data
kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket, yakni sebagai berikut:
1. 0 % = tidak ada
2. 1 - 16 % = sedikit
3.
17 – 33 % = sebagian kecil
4. 34 – 49 % = hampir setengah
5. 50 % = setengah
6. 51 – 67 % = lebih dari setengah
7. 68 – 84 % = sebagian besar
8.
85 – 99 % = hampir seluruhnya
9. 100 % = seluruhnya
Di bawah ini penulis sajikan data mengenai hasil tabulasi mutu
mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi sebagai
berikut:
Tabel. 7
(Menguasai Bahan)
Guru menyampaikan materi tepat dan jelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Selalu 28 62,2%
Sering 13 28,9%
Kadang-kadang 4 8,9%
Tidak Pernah 0 0%
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 60/84
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(62,2%) dari siswa menyatakan guru selalu menyampaikan materi dengan
tepat dan jelas, sebagian kecil (28,9%) menjawab sering, sedikit sekali (8,9%)
menyatakan kadang-kadang dan tidak ada (0%) yang menyatakan tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru ekonomi selalu
menyampaikan materi dengan jelas dengan tujuan agar siswa-siswi dapat
memahami dengan baik.
Tabel. 8
Guru anda melaksanakan KBM sesuai dengan yang telah direncanakan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
2 Selalu 30 66,7%
Sering 13 28,9%
Kadang-kadang 2 4,4%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(66,7%) responden menjawab guru selalu melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sesuai yang telah direncanakan, sebagian kecil (28,9%) menjawab
sering, sedikit sekali (4,4%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)
menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar guru
selalu mengacu pada tujuan pengajaran yang telah direncanakan dengan
tujuan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan sesuai dengan
indikator yang ada.
Tabel. 9
Guru anda mengajar tidak sesuai dengan materi yang akan dipelajari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
3 Selalu 0 0%
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 61/84
Sering 0 0%
Kadang-kadang 12 26,7%
Tidak Pernah 33 73,3%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (73,3%)
siswa menjawab guru saat mengajar tidak pernah tidak sesuai dengan materi
yang akan dipelajari, sebagian kecil (26,7%) menjawab kadang-kadang.
Tidak ada (0%) menjawab selalu dan sering. Hal ini menunjukkan bahwa saat
mengajar guru selalu sesuai dengan materi yang akan dipelajari hal ini
dimaksudkan agar penjelasan yang diberikan menjadi terarah dan tidak
menyimpang.
Tabel. 10
Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru dapat menjawab dengan baik dan
tepat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
4 Selalu 34 75,6%
Sering 9 20%
Kadang-kadang 2 4,4%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)
siswa menjawab guru selalu dapat menjawab dengan baik dan tepat jika siswa
mengajukan pertanyaan, sebagian kecil (20%) menjawab sering, sedikit
(4,4%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah menguasai materi hal ini ketika siswa
bertanya guru dapat menjawab dengan baik dan tepat sehingga menambah
memberi pemahaman kepada siswa.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 62/84
Tabel. 11
(Mengelola Program Belajar Mengajar)
Guru anda kurang siap dalam mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
5 Selalu 0 0%
Sering 1 2,2 %
Kadang-kadang 10 22,2 %
Tidak Pernah 34 75,6 %
Jumlah 45 100 %
Dari data tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)
responden menjawab guru tidak pernah kurang siap dalam mengajar,
sebagian kecil (22,2%) menjawab kadang-kadang, sedikit sekali (2,2%)
menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika mengajar guru ekonomi selalu siap memberikan
penjelasan materi hal ini dimaksudkan agar siswa lebih semangat dalam
belajar.
Tabel. 12
Guru anda memberikan pujian/penghargaan bagi siswa yang menjawab
pertanyaan yang tepat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
6 Selalu 7 15,6%
Sering 21 46,7%
Kadang-kadang 15 33,3%
Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(46,7%) responden menjawab guru sering memberi pujian/penghargaan bagi
siswa yang menjawab pertanyaan yang tepat, sebagian kecil (33,3%)
menjawab kadang-kadang. Sedikit menjawab (15,6%) selalu dan (4,4%) tidak
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 63/84
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah memperhatikan siswa yang
menjawab pertanyaan dengan tepat dengan memberi penghargaan
dimaksudkan agar lebih termotivasi lagi dalam belajar.
Tabel. 13
Guru anda terlihat adanya variasi dalam pemberian materi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
7 Selalu 13 28,9%
Sering 18 40%
Kadang-kadang 11 24,4%
Tidak Pernah 3 6,7%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(40%) responden menjawab bahwa guru sering terlihat adanya variasi dalam
pemberian materi, sebagian kecil menjawab (28,9%) selalu dan (24,4%)
kadang-kadang dan sedikit (6,7%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah bervariasi
agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Tabel. 14
Guru anda mengadakan remedial, jika nilai mata pelajaran ekonomi siswa
sebagian rendah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
8 Selalu 22 48,9%
Sering 19 42,2%
Kadang-kadang 4 8,9%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(48,9%) dari responden menjawab bahwa guru selalu mengadakan remedial
jika nilai mata pelajaran ekonomi siswa sebagian rendah, hampir setengah
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 64/84
(42,2%) menjawab sering, sedikit (8,9%) menjawab kadang-kadang dan tidak
ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki
rasa kasih sayang dengan selalu memberi kesempatan kepada siswa yang
nilainya rendah untuk mengulang.
Tabel. 15
(Mengelola Kelas)
Guru ekonomi anda selalu mengatur ruang kelas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
9 Selalu 6 13,3%
Sering 10 22,2%
Kadang-kadang 17 37,8%
Tidak Pernah 12 26,7%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(37,8%) siswa menjawab bahwa guru ekonomi kadang-kadang mengatur
ruang kelas agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, sebagian kecil
menjawab (26,7%) tidak pernah dan (22,2%) sering. Sedikit (13,3%)
menjawab selalu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam rangka menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan guru kadang-kadang mengatur
ruang kelas dengan baik agar siswa tidak jenuh dalam belajar.
Tabel. 16
Guru anda selalu mengganti posisi tempat duduk siswa
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
10 Selalu 1 2,2%
Sering 2 4,4%
Kadang-kadang 25 55,6%
Tidak Pernah 17 37,8%
Jumlah 45 100%
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 65/84
Dari data tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(55,6%) siswa menjawab mengganti posisi tempat duduk yang dilakukan oleh
guru kadang-kadang memudahkan siswa dalam belajar, hampir setengah
(37,8%) menjawab tidak pernah, sedikit menjawab (4,4%) sering dan (2,2,%)
selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum memulai pelajaran guru selalu
menata tempat duduk terlebih dahulu dengan tujuan agar memudahkan siswa
dalam belajar, tetapi penataan yang dilakukan oleh guru kurang maksimal dan
kurang membantu pemahaman siswa dalam belajar, seharusnya penataan
tempat duduk yang dilakukan oleh guru dapat mengakomodasi kebutuhan
siswa agar dapat belajar dengan baik.
Tabel. 17
Jika siswa melakukan kesalahan, guru ekonomi langsung menghukum tanpa
memberikan nasehat/teguran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
11 Selalu 0 0%
Sering 5 11,1%
Kadang-kadang 17 37,8%
Tidak Pernah 23 51,1%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(51,1%) dari responden menyatakan bahwa guru tidak pernah langsung
menghukum tanpa memberikan nasehat/teguran jika siswa melakukan
kesalahan, hampir setengah (37,8%) menjawab kadang-kadang, sedikit
(11,1%) menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru ekonomi selalu menjunjung kode etik yang ada
dengan memberi nasehat/ teguran terlebih dahulu tidak langsung menghukum
siswa yang melakukan kesalahan.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 66/84
Tabel. 18
Guru anda memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dilakukan
siswa
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
12 Selalu 26 57,8%
Sering 14 31,1%
Kadang-kadang 5 11,1%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(57,8%) dari responden menjawab guru selalu memberikan hukuman sesuai
dengan kesalahan yang dilakukan siswa, sebagian kecil (31,1%) menjawab
sering, sedikit (11,1%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)
menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru ekonomi selalu
mempunyai keputusan yang adil tidak memihak satu sama lain dalam
memberi hukuman yang sesuai kepada siswa yang melakukan kesalahan.
Tabel. 19
(Menggunakan Media/Sumber belajar)
Guru anda menggunakan metode/strategi dalam pembelajaran IPS Ekonomi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
13 Selalu 19 42,2%
Sering 20 44,4%
Kadang-kadang 4 8,9%
Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
Menggunakan metode dalam pembelajaran dapat menunjang keberhasilan
proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Berdasarkan data tabel 19
di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (44,4%) responden menjawab
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 67/84
guru sering menggunakan metode/strategi dalam pembelajaran IPS ekonomi,
hampir setengah (42,2%) menjawab selalu, sedikit menjawab (8,9%) kadang-
kadang dan (4,4%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang
digunakan oleh guru cukup efektif dalam membantu pemahaman siswa/i
tentang materi yang diajarkan.
Tabel. 20
Guru anda menggunakan media sesuai dengan materi yang dibahas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
14 Selalu 18 40%
Sering 10 22,2%
Kadang-kadang 9 20%
Tidak Pernah 8 17,8%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(40%) siswa menjawab guru selalu menggunakan media sesuai dengan materi
yang dibahas, sebagian kecil menjawab (22,2%) sering, (20%) kadang-
kadang dan (17,8%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
cukup baik dalam mengatur dan menyesuaikan media pengajaran yang
digunakan dengan melihat kebutuhan materi terlebih dahulu.
Tabel. 21
Guru anda dalam mengajar hanya menggunakan satu macam metode saja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
15 Selalu 3 6,7%
Sering 10 22,2%
Kadang-kadang 17 37,8%
Tidak Pernah 15 33,3%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(37,8%) siswa menjawab guru kadang-kadang dalam mengajar hanya
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 68/84
menggunakan satu macam metode saja, sebagian kecil menjawab (33,3%)
tidak pernah dan (22,2%) sering. Sedikit (6,7%) menjawab selalu. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika mengajar guru hanya kadang-kadang
menggunakan satu metode saja selebihnya tidak, karena tergantung
kebutuhan materi.
Tabel. 22
(Menguasai Landasan-landasan Kependidikan)
Guru anda selalu mengembangkan kualitas dalam mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
16 Selalu 25 55,6%
Sering 14 31,1%
Kadang-kadang 6 13,3%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari
setengah (55,6%) responden menjawab guru selalu mengembangkan kualitas
dalam mengajar, sebagian kecil menjawab sering (31,1%), sedikit (13,3%)
menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika mengajar guru selalu mengembangkan kualitas
agar dalam menyampaikan materi cepat dipahami oleh siswa karena ada
variasi dan tidak monoton.
Tabel. 23
Guru anda tidak menguasai landasan kependidikan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
17 Selalu 0 0%
Sering 0 0%
Kadang-kadang 4 8,9%
Tidak Pernah 41 91,1%
Jumlah 45 100%
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 69/84
Dari data tabel 23 di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya
(91,1%) respenden menjawab bahwa guru tidak pernah tidak menguasai
landasan kependidikan, sedikit menjawab kadang-kadang (8,9%), tidak ada
(0%) menjawab selalu dan sering. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah
cukup baik telah menguasai landasan kependidikan.
Tabel. 24
(Mengelola Interaksi Belajar Mengajar)
Guru anda selalu menciptakan proses belajar mengajar yang optimal
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
18 Selalu 27 60%
Sering 15 33,3%
Kadang-kadang 3 6,7%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah
(60%) siswa menjawab guru selalu menciptakan proses belajar mengajar yang
optimal, sebagian kecil menjawab sering (33,3%), sedikit (6,7%) menjawab
kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika mengajar guru selalu dengan ide kreatifnya
mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar yang optimal agar
siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel. 25
(Menilai Prestasi Siswa)
Guru anda memberi evaluasi setelah mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
19 Selalu 17 37,8%
Sering 16 35,6%
Kadang-kadang 10 22,2%
Tidak Pernah 2 4,4%
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 70/84
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah
(37,8%) responden menjawab guru selalu memberi evaluasi setelah mengajar,
hampir setengah menjawab sering (35,6%), sebagian kecil (22,2%) menjawab
kadang-kadang dan sedikit (4,4%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam mengakhiri proses
pembelajaran dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa/i tentang materi yang telah diajarkan dan
untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Tabel. 26
(Mengenal Fungsi dan Program Bimbingan di Sekolah)
Guru ekonomi anda selalu membimbing atau membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
20 Selalu 32 71,1%
Sering 12 26,7%
Kadang-kadang 1 2,2%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 26 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
(71,1%) siswa menjawab ketika mengajar guru selalu membimbing atau
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, sebagian kecil menjawab
sering (26,7%), sedikit (2,2%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%)
menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik
telah memiliki kepedulian yang tinggi kepada siswa dengan selalu
membimbing atau membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
agar siswa lebih cepat memahami pelajaran yang diajar dengan baik.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 71/84
Tabel. 27
Guru anda memberi dorongan kepada siswa agar berprestasi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
21 Selalu 34 75,6%
Sering 10 22,2%
Kadang-kadang 1 2,2%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,6%)
siswa menjawab guru selalu memberi dorongan kepada siswa agar
berprestasi, sebagian kecil siswa menjawab sering (22,2%), sedikit (2,2%)
menjawab kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sudah cukup baik dalam menjadi motivator bagi
siswa dengan tidak lupa memberikan arahan, dorongan dan motivasi kepada
siswa agar berprestasi dalam belajar.
Tabel. 28
(Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah)
Guru anda selalu menggunakan silabus
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
22 Selalu 23 51,1%
Sering 17 37,8%
Kadang-kadang 5 11,1%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 28 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari
setengah (51,1%) responden menjawab guru selalu menggunakan silabus,
hampir setengah (37,8%) menjawab sering, sedikit (11,1%) menjawab
kadang-kadang dan tidak ada (0%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru sebelum mengajar selalu menggunakan silabus
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 72/84
dimaksudkan agar ketika mengajar tersusun dengan rapih dan penjelasan
yang diberikan menjadi terarah dan sesuai dengan indikator yang ada.
Tabel. 29
Guru anda tidak pernah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
23 Selalu 0 0%
Sering 3 6,7%
Kadang-kadang 13 28,9%
Tidak Pernah 29 64,4%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 29 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari
setengah (64,4%) siswa menjawab guru tidak pernah tidak membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagian kecil menjawab kadang-kadang
(28,9%), sedikit (6,7%) menjawab sering dan tidak ada (0%) menjawab
selalu. Hal ini menunjukkan bahwa guru selalu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran agar ketika mengajar tidak pernah keluar dari
pokok bahasan sudah ada hal ini dimaksudkan agar penjelasan yang diberikan
menjadi terarah dan tidak menyimpang.
Tabel. 30
Guru anda berpenampilan menarik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
24 Selalu 18 40%
Sering 15 33,3%
Kadang-kadang 12 26,7%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Dari data tabel 30 di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (40%)
responden menjawab guru selalu berpenampilan menarik, sebagian kecil
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 73/84
menjawab (33,3%) sering dan (26,7%) menjawab kadang-kadang. Tidak ada
(0%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mengajar
guru memperhatikan kepribadiannya seperti penampilan, sikap dan
perilakunya. Hal ini dimaksudkan agar menjadi panutan bagi siswa/i.
Tabel. 31
Guru anda memeriksa absensi/kehadiran siswa sebelum mengajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
25 Selalu 44 97,8%
Sering 1 2,2 %
Kadang-kadang 0 0%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data tabel 31 di atas dapat dilihat bahwa hampir
seluruhnya (97,8%) responden menjawab guru selalu memeriksa
absensi/kehadiran siswa sebelum mengajar, sedikit (2,2%) menjawab sering
dan tidak ada (0%) menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa guru selalu mementingkan kehadiran siswa di kelas
dengan memeriksa atau mengisi absensi siswa sebelum mengajar.
C. Pengolahan dan Analisis Data
Sebelum uji hipotesa, berikut ini akan ditampilkan hasil akumulasi
perhitungan dari tiap-tiap variabel sebagai berikut:
Tabel. 32
Hasil Perhitungan Variabel X dan Y
Mutu Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa
X Y
72 75
74 85
70 70
66 70
70 75
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 74/84
71 75
70 70
69 7570 65
71 80
72 80
71 65
72 85
71 75
70 80
71 65
70 75
66 8070 75
72 70
67 75
70 65
71 75
70 80
70 85
65 70
67 70
75 85
69 7071 70
66 65
70 65
71 65
66 75
64 70
71 75
72 80
70 70
73 8568 75
70 75
71 80
72 75
70 70
73 85
3.150 3.345
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 75/84
Dari hasil perhitungan variabel (X) diatas, maka nilai tertinggi adalah
75 dan nilai terendah adalah 64 dengan means adalah 70
Mx = ∑X
N
= 3.150
45
= 70
Untuk variabel (Y), nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah
65 dengan means adalah 74,3
My = ∑Y N
= 3.345
45
= 74,3
Selanjutnya melakukan perhitungan antara variabel X dan variabel Y,
dengan memasukkan ke dalam tabel kerja di bawah ini:
Tabel. 33
Tabel Kerja
(Tabel Korelasi Product Moment)
No X Y X.Y X2
Y2
1 72 75 5.400 5.184 5.625
2 74 85 6.290 5.476 7.225
3 70 70 4.900 4.900 4.900
4 66 70 4.620 4.356 4.900
5 70 75 5.250 4.900 5.625
6 71 75 5.325 5.041 5.625
7 70 70 4.900 4.900 4.900
8 69 75 5.175 4.761 5.625
9 70 65 4.550 4.900 4.225
10 71 80 5.680 5.041 6.400
11 72 80 5.760 5.184 6.400
12 71 65 4.615 5041 4.225
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 76/84
13 72 85 6.120 5.184 7.225
14 71 75 5.325 5.041 5.625
15 70 80 5.600 4.900 6.400
16 71 65 4.615 5.041 4.225
17 70 75 5.250 4.900 5.625
18 66 80 5.280 4.356 6.400
19 70 75 5.250 4.900 5.625
20 72 70 5.040 5.184 4.900
21 67 75 5.025 4.489 5.625
22 70 65 4.550 4.900 4.225
23 71 75 5.325 5.041 5.625
24 70 80 5.600 4.900 6.400
25 70 85 5.950 4.900 7.225
26 65 70 4.550 4225 4.900
27 67 70 4.690 4.489 4.900
28 75 85 6.375 5.625 7.225
29 69 70 4.830 4.761 4.900
30 71 70 4.970 5.041 4.900
31 66 65 4.290 4.356 4.225
32 70 65 4.550 4.900 4.225
33 71 65 4.615 5.041 4.225
34 66 75 4.950 4.356 5.625
35 64 70 4.480 4.096 4.900
36 71 75 5.325 5.041 5.625
37 72 80 5.760 5.184 6.400
38 70 70 4.900 4.900 4.900
39 73 85 6.205 5.329 7.225
40 68 75 5.100 4.624 5.625
41 70 75 5.250 4900 5.625
42 71 80 5.680 5.041 6.400
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 77/84
43 72 75 5.400 5.184 5.625
44 70 70 4.900 4.900 4.900
45 73 85 6.205 5.329 7.225
N =
45
∑X =
3.150
∑Y =
3.345
∑X.Y =
234.420
∑X2=
220.742
∑Y2=
250.375
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka telah diperoleh angka-
angka yang diperlukan untuk dimasukkan kedalam rumus “r” Product
Moment yang akan digunakan. Untuk mengetahui korelasi dua variabel yang
akan diuji, maka nilai hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam rumus
“r” Product Moment sebagai berikut:
r xy = N ΣXY - ( ΣX ) ( ΣY )
√ [ ΝΣΧ2 - ( ΣΧ )2] [ ΝΣΥ2 - ( ΣΥ )2]
= 45 (234.420) – (3.150) (3.345)
√ [45 (220.742) - (3150 )2] [45 (250.375) - (3.345)2]
= 10.548.900 – 10.536.750
√ [9.933.390 – 9.922.500] [11.266.875 – 11.189.025]
= 12.150
√ [10.890] [77.850]
= 12.150
√ 847.786.500
= 12.15029116,7
= 0,417286299
= 0,417
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi r xy yaitu: 0,417
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 78/84
D. Interpretasi Data
Untuk mengetahui hasil uji coba tersebut apakah Ha atau Ho yangditerima, maka akan diinterpretasikan dengan menggunakan dua cara, yaitu:
1.
Interpretasi secara sederhana/kasar
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ternyata angka indeks
korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif , berarti di
antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang
berjalan searah). Jika dikonsultasikan pada kriteria tabel korelasi, angka r xy
(0,417) terletak antara 0,40-0,70 sehingga penulis berikan interpretasi
terhadap r xy tersebut yaitu bahwa terdapat korelasi positif antara variabel X
(Mutu Mengajar Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa), dan
korelasi tersebut termasuk korelasi yang sedang atau cukupan.
2. Interpretasi dengan menggunakan nilai “r” Product Moment
Untuk mengetahui signifikansi r xy melalui tabel “r” product moment, tahap
pertama adalah mencari df (degree of freedom) terlebih dahulu. Dalam
penelitian ini sampel yang diteliti adalah 45 siswa (N = 45)
df = N – nr
= 45 – 2
= 43
Tahap kedua yaitu berkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment. Dapat diketahui bahwa df sebesar 43, maka diperoleh taraf
signifikansi 5% = 0,294 dan pada taraf 1% = 0,380
Dengan istilah lain = rt pada taraf signifikansi 5% = 0,294
rt pada taraf signifikansi 1% = 0,380
ro atau r xy = 0,417
Tahap ketiga adalah membandingkan besarnya r xy atau ro dengan
rt. Diketahui ro yang diperoleh adalah 0,417, sedangkan rt masing-masing
sebesar 5% = 0,294 dan 1% = 0,380, dengan demikian ternyata ro lebih
besar dari pada rt (0,294<0,380<0,417) baik pada taraf signifikansi 5%
maupun pada taraf signifikansi 1%. Karena ro lebih besar maka hipotesa
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 79/84
alternatif (Ha) diterima karena teruji kebenarannya, sedangkan (Ho)
ditolak.
Sedangkan untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang
diberikan variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien
determinan sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,417)2 x 100%
= 0,173889 x 100%
= 17,3889%
Dari perhitungan di atas diperoleh KD sebesar 17,3889% maka
diketahui bahwa mutu mengajar guru memiliki korelasi terhadap prestasi
belajar siswa sebesar 17,38%, ini berarti 82,62% dipengaruhi oleh faktor
lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat
dikemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel X (Mutu
Mengajar Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) karena hipotesa
alternatif (Ha) diterima dengan r xy 0,417 lebih besar dari “r” tabel baik taraf
5% (0,294) maupun pada taraf 1% (0,380). Sedangkan pengaruh yang
diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y sebesar 17,38%. Dan mean dari
variabel x adalah 70 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 64. Mean
variabel y adalah 74,3 dengan nilai tertingi 85 dan nilai terendah 65. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang telah dilakukan
oleh guru bidang studi ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang dikategorikan
cukup baik.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 80/84
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mutu mengajar yang dimiliki oleh guru bidang studi Ekonomi di SMA
Negeri 14 Tangerang yang didasarkan atas jawaban responden (45 siswa)
dengan 25 item pertanyaan menunjukkan bahwa hasil jawaban di nilai
cukup baik., dengan rata-ratanya yaitu 70. Dengan demikian kualitas
mengajar guru dan proses pembelajaran yang telah dilakukan termasuk
kategori baik.
2.
Selanjutnya nilai rata-rata prestasi belajar siswa SMA Negeri 14
Tangerang dari hasil raport semester kelas XI yang penulis peroleh dari
sekolah dengan jumlah rata-rata yaitu 74,3. Ini menunjukkan bahwa
prestasi siswa SMA Negeri 14 Tangerang dapat dikatakan cukup baik.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisiensi korelasi antara mutu
mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 0,417, angka
tersebut berada pada kisaran 0,40-0,70 yang sifat hubungannya adalah
sedang atau cukup. Sehingga dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel X (Mutu Mengajar Guru) terhadap variabel Y (Prestasi
Belajar Siswa) memiliki korelasi yang positif yang signifikan, dilihat pada
taraf signifikansi 5% = 0,294 dan taraf 1% = 0,380 r xy lebih besar dari padar tab yaitu 0,417>0,380>0,294.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini, ada beberapa saran yang perlu
penulis kemukakan:
1. Kepada pihak kepala sekolah, hendaknya selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada para guru di lapangan, dalam hal ini khususnya
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 81/84
penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru
bidang studi Ekonomi agar mendukung kualitas dalam proses
pembelajaran yang dilakukan.
2. Kepada para guru khususnya guru bidang studi ekonomi, hendaknya selalu
memberikan perhatian dan motivasi kepada para peserta didik agar selalu
semangat dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa
juga hendaknya lebih meningkatkan minatnya dalam belajar sehingga akan
mencapai prestasi belajar yang optimal.
3. Kepada pihak guru, hendaknya selalu meningkatkan kualitas dan
profesional dalam menjalankan tugasnya yang sesuai dengan
perkembangan zaman.
4. Kepada pihak orang tua (Komite Sekolah), hendaknya selalu memberikan
dukungan kepada sekolah yang berkaitan dengan peningkatan
mutu/kualitas peserta didik dan juga untuk pembangunan sekolah. Dan
selalu memberikan perhatian dan motivasi kepada anak ketika di rumah
agar lebih giat dalam belajar.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 82/84
DAFTAR PUSTAKA
A, Saman., Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, Cet. Ke-1, 1994.
Arcaro, Jeorme S., Pendidikan Berbasis Mutu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.
Ke-4, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, Cet. Ke-I, 2002.
_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rhineka Cipta,
Cet. Ke-13, 2006.
Azhari, Akyas, Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Teraju, Cet. Ke-I,
2004.
Badudu, J. S., et. Al., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, Cet. Ke-5, 1994.
Darajat, Zakiyah, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:
Ruhama, Cet. Ke-2, 1995.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-I, 1988.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Edisi III, Cet. Ke-2, 2002.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang
dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rhineka Cipta, Cet. I, 2000.
_____, Psikologi Belajar , Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. Ke-1, 2002.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobri, Strategi Belajar Mengajar: Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum
& Konsep Islam, Bandung: PT. Refika Aditama, Cet. Ke-1, 2007.
Firdaus, Yunus M., Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Yogyakarta: Logung
Pustaka, Cet. Ke-1, 2004.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.
Ke-2, 1999.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 83/84
_____, Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT.
Bumu Aksara, Cet. Ke-4, 2004.
_____, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Ke-5, 2005.
Kartono, Kartini, Menyiapkan dan Memandu Karier , Jakarta: CV. Rajawali,
1985.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, Cet. Ke-I, 1997.
Muhaimin, Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia, Jakarta: Kalam
Mulia, Cet. Ke-1, 1998.
N.K, Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
_____, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, Cet. Ke-3,
1989.
Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
Dengan PSS, Yogyakarta: Andi Offset, Ed. I, 2005.
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Ciputat Pers, Cet. Ke-1, 2002.
Nurhasan, Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II: kurikulum Untuk Abad
Ke-21, Jakarta: PT. Grasindo, 1994.
Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia, No. 19 tahun 2005, Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Bandung: Lekdis, Cet. Ke-3, 2005.
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet. Ke-8, 1998.
_____, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-5, 1990.
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Prenada Media, Cet.
Ke-1, 2004.
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, Cet. Ke-2, 1996.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. Ke-3, 2008.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. Ke-4, 2003.
7/23/2019 Mutu dan prestasi belajar.PDF
http://slidepdf.com/reader/full/mutu-dan-prestasi-belajarpdf 84/84
Somantri, Muhammad Numan, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-1, 2001.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Algesindo, Cet.
Ke-6, 2002.
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar teoritis untuk praktek Profesional,
Bandung: PT. Angkasa, 1985.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-7, 2002.
Undang-Undang RI, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Tamita Utama,
2004.
Uno, Hamzah B., Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Repormasi
Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. Ke-3, 2008.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, Cet. Ke-17, 2005.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung
Persada Press, Cet. Ke-1, 2006.
Zuhairini, et.al., Metodik khusus Pendidikan agama, Surabaya: Usaha Nasional,
Cet. Ke-8, 1983.
top related