naskah publikasi asuhan keperawata n pada sdr. f...
Post on 22-Jul-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHHAEMOR
HAN KEPERRAHGIC F
M
Diajukan G
Syara
P
PROGRAM
F
UNIVERS
NASKA
ERAWATAFEVER (DH
MUHAMMA
Guna Meleng
at-Syarat Unt
endidikan D
Di
ROHMA
J
MSTUDI DI
FAKULTAS
ITAS MUH
AH PUBLIK
AN PADA SdHF) DI BAN
ADIYAH SU
gkapi Tugas-
tuk Menyele
Diploma III K
isusun oleh
AD ADI CA
J200100051
IPLOMA II
S ILMU KE
HAMMADIY
2014
KASI
dr. F DENGNGSAL MU
URAKARTA
-Tugas dan M
esaikan Prog
Keperawatan
:
ANDRA
II KEPERA
SEHATAN
YAH SURA
GAN DENGULTAZAM A
Memenuhi
gram
n
AWATAN
N
AKARTA
GUE RS PKU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Fax. 715448 Surakarta 57102 Website: http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir : Nama : Dewi Suryandari, S.Kep., Ns
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa : Nama : ROHMAD ADI CANDRA NIM : J200100051 Program Studi : FAKULTAS ILMU KESEHATAN Judul Skripsi : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. F DENGAN
DENGUE HAEMORRAHGIC FEVER (DHF) DI BANGSAL MULTAZAM RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, Desember 2014 Pembimbing
Dewi Suryandari, S.Kep., Ns
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.F DENGAN DENGUE HAEMORRAHGIC FEVER (DHF) DI BANGSAL MULTAZAM RS PKU
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(Rohmad Adi Candra,2013) ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit Dengue maupun penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang banyak dan sering berjangkit di daerah tropis, termasuk penyakit Infeksi Tropis (Tropic Infection). Demam Dengue (DD) atau Dengue Fever (DF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, sedangkan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhaege Fever (DHF) juga penyakit yang disebabkan virus dengue dan di sebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang diserta imanifestasi pendarahan dan cenderung menimbulkan shock dan kematian. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan melakukan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien Dengue Haemorhaege Fever (DHF). Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengue haemorrahgic fever, yang meliputi pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil : Setelah dilakukan pengkajian terhadap pasien pasien teraba panas dengan pengukuran ukuran suhu 38,5oC pasien juga mengatakan pusing,tidak nafsu makan serta lemas,dan perawat menetapkan tiga diagnosa yaitu kenaikan suhu tubuh,kekurangan volume cairan, serta resiko gangguan pemenuhan nutrisi sehingga perawat melakukan tindakan kompres hangat,mementau cairan yang masuk,pantau selera makan pasien dan memberi makanan sedikit tapi sering dan setelah tindakan keperawatan di lakukan selama 3 x 24 jam maka di dapatkan hasil dengan suhu badan pasien menurun, pemenuhan cairan tubuh terpenuhi serta pemenuhan nutrisi terpenuhi. Kesimpulan : DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty,gejala yang timbul setelah terjangkit penyakit ini adalah bintik kemerahan pada kulit,tidak nafsu makan,hipertermi serta gejala kekurangan cairan. Kata kunci : dengue haemorrahgic fever. Daftar Pustaka : 20 ( 2005 – 2012 )
NURSING CARE TO MR. F WITH DENGUE HAEMORRAHGIC FEVER (DHF) IN WARD MULTZAM PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL
SURAKARTA
(Rohmad Adi Candra,2013)
ABSTRACT Background : Dengue Disease and Dengue Hemorrhagic Fever is an infectious disease and frequent outbreaks in the tropics, including Tropical Infectious diseases (Tropic Infection). Dengue fever (DD) or Dengue Fever (DF) is a disease caused by dengue virus which is spread by the Aedes aegypti mosquito, while the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Haemorhaege Fever (DHF) is also a disease caused by dengue virus and spread by mosquitoes Aedes aegypti with bleeding manifestations and tend to lead to shock and death Methods : The method used is to conduct a case study of nursing care in patients with Dengue Haemorhaege Fever (DHF). Objective : To determine nursing care to patients of dengue fever haemorrahgic, which includes assessment, intervention, implementation and evaluation of nursing. Results : After assessment of the patient patients with palpable heat measurement temperature measurement 38,5oC patients also say dizziness, loss of appetite and weakness, and nurses set three diagnoses that increase in body temperature, lack of fluid volume, as well as the risk of disturbance of nutrition so that nurses take action compresses warm, mementau fluid intake, monitor the patient's appetite and give the food a little but often and after nursing actions undertaken during the 3 x 24 hours then get the results with the patient's body temperature decreases, fulfilling unmet body fluids and nutrition are met. Conclusion : DHF is a disease caused by Arbovirus (arthro podborn virus) and is transmitted through the bite of the Aedes mosquito (Aedes albopictus and Aedes aegypti) mosquito Aedes aegypti, the symptoms after contracting this disease is reddish spots on the skin, no appetite, hyperthermia and symptoms of fluid. Keywords : dengue haemorrahgic fiver Bibliography : 20 (2005 - 2012)
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak
menyelamatkan nyawa manusia. Penyakit – penyakit yang selama ini tidak
terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi untuk
memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat mengendalkan hanya
pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola
hidup beresiko. Artinya para pengambil kebijakan harus mempertimbangkan
untuk mengalokasi dana kesehatan yang lebih menekankan pada segi
preventif dari pada kuratif ( Muttaqin dan Kumala, 2011 ).
Penyakit dengue maupun penyakit Demam Berdarah Dengue adalah
penyakit infeksi yang banyak dan sering berjangkit di daerah tropis, termasuk
penyakit infeksi tropis (tropic infection). Demam dengue (DD) atau Dengue
Fever (DF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, sedangkan Demam Berdarah
Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhaege Fever (DHF) juga penyakit yang
disebabkan virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang
disertai manifestasi pendarahan dan cenderung menimbulkan shock dan
kematian (Misnadiarly, 2009).
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini, membahas masalah-masalah yang muncul pada
pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Sdr. F dengan gangguan sistem
imunologi: dengue haemorrhagic fever (DHF) di ruang Multazam RS PKU
Muhammadiyah Surakarta, dengan membandingkan antara teori dan kasus
yang terjadi dilapangan yang meliputi pengkajian, diagnosa, rencana tindakan
dan implementasi serta hasil perkembangan pada pasien sesuai dengan hasil
pengkajian secara langsung.
1. PENGKAJIAN
Dari pengkajian yang di lakukan pada Sdr.F pada tanggal 30 april 2013 di
dapatkan pasien mengatakan pusing,pasien mengatakan panas, juga
mengatakan tidak nafsu makan pasien juga mengatakan badanya lemas, serta
perawat juga menemukan data objektif dimana badan masien teraba
panas,pasien tampak pucat, pasipen terlihat lemah dan dari TTV didapatkan
TD: 90/70 mmHg, RR: 24x/menit, N: 60x/menit, S: 38,4oC sehingga perawat
akan menerapkan diagnosa sesuai dengan keluhan juga masalah yang timbul
dalam penyakit DHF ini.Pengkajian ini juga merupakan langkah awal dalam
penentuan langkah langkah selanjutnya yang akan di lakukan
2. DIAGNOSA
Dari analisa data yang dikumpulkan didapatkan tiga diagnosa yang dapat
ditegakkan sesuai dengan konsep (NANDA NIC dan NOC, 2006). Secara
umum diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dengan yang
ditemukan di kasus nyata tidak jauh berbeda. Dari hasil pengkajaian
didapatkan diagnosa keperawatan sebagai berikut :Selanjutnya, penulis akan
membahas satu per satu dari diagnosa keperawatan tersebut dengan
mengelompokkan sebagai berikut:
a. Kenaikan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit.Kenaikan suhu tubuh (hipertemi) merupakan keadaaan ketika
seseorang individu mengalami atau beresiko untuk mengalami
kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37,8⁰C per oral atau
38,8⁰C per rektal karena faktor eksternal (Carpenito, 2007).
b. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma. Kekurangan volume cairan adalah suatu
keadaan pada individu yang mengalami dehidrasi intrasel, vaskular,
atau selular yang behubungan dengan kehilangan yang aktif. Kekurangan
Volume cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang
sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio
elektrolit serum terhadap air tetap sama (Carpenito, 2007).
c. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan Anoreksia. Nutrisi adalah zat-zat gizi yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting
dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi atau kandungan zat yang
terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terdiri dari 6
kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Nutrisi dikatakan esensial bagi tubuh jika tubuh tidak bisa
memproduksinya sendiri sehingga harus dipenuhi dari sumber makanan
seperti karbohidrat, protein, lemak dan berbagai vitamin dan mineral.
Jadi, nutrisi esensial penting agar tubuh dapat memproduksi nutrisi
nonesensial,Sehingga jika kandungan nutrisi tersebut tidak memenuhu
kebutuhan tubuh makan tubuh tidak merespon baik dalam peyembuhan
penyakit (Herdman, 2010).
3. INTERVENSI TINDAKAN
Intervensi yang dilakukan pada Sdr.F berdasarkan diagnosa yang di
tegakkan yaitu diagnosa pertama adalah mengatur suhu tubuh dalam batas
normal dengan intervensi memonitor terus suhu tubuh pasien 2 jam sekali,
beri kompres hangat, membatasi aktifitas klien dan kolaborasi untuk
antipiretik dan antibiotik, semua intervrnsi tersebut dapat di lakukan
perawat sesuai rencana dan di bantu oleh keluarga.
Dalam diagnosa yang kedua hasil yang di harapkan adalah
kebutuhan cairan terpenuhi dengan intervensi pantau TTV, pantau
masukan cairan, serta mengobservasi adanya kelelehan yang meningkat,
dalam intervensi ini pasien dapat berkolaborasi dengan baik dengan
perawat sehingga perawat menjalankan tindakan keperawatan sesuai
perencanaan.
Dalam diagnosa ketiga hasil yang di harapkan resiko gangguan
pemenuhan nutrisi dapat berkurang dengan intervensi pantau selera makan
pasien , beri makan sedikit tapi sering dalam perencanan ini pasien
bertahap dalam pemenuhan nutrisi di karenakan mengkuti selera makan
pasien perawat mementau makan pasien dengan menanyakan makanan
kesukakn pasien dengan berkolaborasi dengan ahli gizi.
4. IMPLEMENTASI
Kenaikan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit. Tindakan keperawatan yang telah terlaksana sesuai dengan
rencana keperawatan antara lain: memonitor suhu tubuh minimal 2 jam
sekal, memberikan kompres hangat pada aksila dan lipatan paha,
mengnjurkan keluarga untuk membatasi aktifitas klien, berkolaborasi
dengan tim medis lain dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik.
Implementasi yang penulis lakukan sudah terlaksana sesuai intervensi
yang tercantum.
Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.Tindakan keperawatan yang telah terlaksana
sesuai dengan rencana keperawatan antara lain: memaantau tanda-tanda
vital, memantau masukan cairan, mempertahankan untuk memberikan
cairan 250 ml/hari, mengobservasi adanya kelelahan yang meningkat,
edema, nadi tidak teratur. Implementasi yang penulis lakukan sudah
terlaksana sesuai intervensi yang tercantum.
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan Anoreksia. Tindakan keperawatan yang telah
terlaksana sesuai dengan rencana keperawatan antara lain: memantau
keadaan umum pasien,memantau selera makan pasian,dan memberi
makannan kesukaan pasien, memantau asupan nutrisi sedikit tapi sering,
berkolaborasi dengan ahli gisi dalam pemenuhan nutrisi. Implementasi
yang penulis lakukan sudah terlaksana sesuai intervensi yang tercantum.
5. EVALUASI
Evaluasi meruapakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
telah digunakan untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan
yang telah penulis susun, apakah tujuan dapat tercapai, tercapai sebagian,
atau belum tercapai dengan meninjau respon pasien dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah pembahasan evaluasi
berdasarkan evaluasi hasil dari masing – masing diagnosa :
a. Kenaikan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit, Pada diagnosa pertama berdasarkan evaluasi tanggal 30 April
2013, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu
tubuh pasien belum normal (36-37ºC) dengan kriteria hasil: Klien
tampak lemas, TTV: KU: sedang, TD: 120/70 mmHg, RR: 24 x/menit,
N: 60 x/mmenit, S: : 37,20C, Setelah dibandingkan dengan kriteria hasil
yang ada dalam teori, maka penulis menyimpulkan analisa masalah
belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan pada tanggal 1 Mei 2013.
Pada diagnosa pertama berdasarkan evaluasi tanggal 1 Mei
2013., setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu
tubuh pasien normal (36-37ºC) dengan kriteria hasil: klien masih
tampak lemah, ekspresi wajah rileks, KU: sedang, TD: 110/70 mmHg,
RR: 24 x/menit, N: 60 x/mmenit, S : 36,80C, Setelah dibandingkan
dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis
menyimpulkan analisa masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
b. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma. Pada diagnosa kedua berdasarkan
evaluasi tanggal 30 April 2013, setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam,dengan kriteria hasil pasien tidak
lemas, pasien tidak tampak pucat, TD : 120/80 mmHg. RR : 16-
24x/menit. N : 60-100x/menit belum terpenuhi dengan data : klien
tampak lemas dan pucat. Setelah dibandingkan dengan kriteria hasil
yang ada dalam teori, maka penulis menyimpulkan analisa masalah
belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan pada tanggal 1 Mei 2013.
Pada diagnosa kedua berdasarkan evaluasi tanggal 1 Mei 2013.,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, dengan
hasil pasien tidak lemas, pasien tidak tampak pucat, TD : 120/80
mmHg. RR : 16-24x/menit. N : 60-100x/menit belum terpenuhi dengan
data : klien tampak lemah. Dan klien mengatakan masih lemes.
Setelah dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka
penulis menyimpulkan analisa masalah belum teratasi sehingga
intervensi dilanjutkan pada tanggal 2 Mei 2013.
Pada diagnosa kedua berdasarkan evaluasi tanggal 2 Mei 2013.,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, dengan
hasil pasien tidak lemas, pasien tidak tampak pucat, TD : 120/80
mmHg. RR : 16-24x/menit. N : 60-100x/menit terpenuhi dengan data :
klien tampak segar, ekspresi wajah rileks, KU: sedang, TD: 120/70
mmHg, RR: 24 x/menit, N: 60 x/mmenit, S: 36,80C Setelah
dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis
menyimpulkan analisa masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
c. Pada diagnosa ketiga berdasarkan evaluasi tanggal 30 April 2013,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
menunjukan resiko ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
belum teratasi dengan data : makanan tidak habis dan Klien
mengatakan masih tidak selera makan, dan meminta bubur yang di beri
RS di ganti dengan nasi. maka penulis menyimpulkan analisa masalah
belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan pada tanggal 1 Mei 2013.
Pada diagnosa kedua berdasarkan evaluasi tanggal 1 Mei 2013.,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
menunjukan resiko ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
belum teratasi dengan data : klien hanya makan 3 sendok makanan dari
RS dan pasien tidak menghabiskan makannanya. Setelah dibandingkan
dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis menyimpulkan
analisa masalah teratasi sebagian intervensi kembali dilanjutkan pada
tanggal 2 Mei 2013.
Pada diagnosa kedua berdasarkan evaluasi tanggal 2 Mei 2013.,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, menunjukan
resiko ganguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sudah teratasi
dengan data : klien mengatakan makannanya enek dan klien menghabiskan
¾ makan porsi diet RS,dan menghabiskan sneck dari RS Setelah
dibandingkan dengan kriteria hasil yang ada dalam teori, maka penulis
menyimpulkan analisa masalah teratasi dan intervensi dihentikan.
C. SIMPULAN
Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (
arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (
Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aides aegepty.
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Sdr. F selama tiga
hari didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian dilakukan dengan dua metode yaitu pola Gordon dan
pemeriksaan fisik head to toe yang mendukung ditegakkannya diagnosa.
Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul tiga diagnosa pada
pasien yaitu: Kenaikan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
proses penyakit, Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas dinding plasma; Resiko gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia.Intervensi
pada masing-masing diagnosa, disusun berdasarkan pada data yang
muncul dalam pengkajian.
2. Implementasi yang penulis lakukan selama 3x24 jam, sudah sesuai dengan
intervensi dalam teori. Namun terdapat beberapa intervensi yang tidak
dapat dilakukan dikarenakan keterbatasan fasilitas dan kebijakan dari
rumah sakit. Selain itu terdapat faktor penghambat yang membuat
beberapa implementasi dalam pelaksanaannya kurang maksimal.
3. Mengacu pada intervensi dan implementasi, dari hasil evaluasi semua
diagnosa yang teratasi : Kenaikan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan
dengan proses penyakit; Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma; Resiko gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Anoreksia.Intervensi pada masing-masing diagnosa, disusun berdasarkan
pada data yang muncul dalam pengkajian
DAFTAR PUSTAKA
Arita,M. 2011. Perawatan Penyakit Dalam, Yogyakarta. Gesyen Publising. Boldt, C., Grill, E., Bartholomeyczik, S., Brach, M., Rauch, A., Eriks‐Hoogland,
I., & Stucki, G. 2010. Combined application of the International Classification of Functioning, Disability and Health and the NANDA‐International Taxonomy II. Journal of advanced nursing, 66(8), 1885-1898.
Carpenito Lynda Juall. 2007. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek
Klinis. 9th ed. Dialih bahasakan oleh Kusrini Semarwati Kadar, dkk. Eka Anisa Mardella, Meining Issuryanti (ed). Jakarta: EGC.
Dinas kesehatan Indonesia. 2011. Profil data Kesehatan Indonesia. Diakses dari
Http://www.depkes.go.id.Tanggal 11 Mei 2013. Hary Garna.,Junia,J., & Setiabudi, D., 2007. Clinical risk factors for dengue shock
syndrom in children. Paediatrica Indonesia, 47(1), 7-11. Herdman, T, H 2012. NANDA-Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Misnadiarly. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublising. Muttaqin Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Salemba Medika. Noersalam. 2005. Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika. Patrick, davey (ed). 2005. At a glance medicine. Dialih bahasakan oleh amalia
safitri. Jakarta: Erlangga. Rekam Medik Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Kasus Demam
dengue (DHF) dalam rentang waktu tahun 2012-2013. Didapat pada 9 Mei 2013.
Scott B.Halstead. 2008. Tropical medicine Vol,5,Dengue,london.Mailand press
pte Ltd. Soedarto. 2011.Buku ajar Parasitologi kedokteran. Jakarta: Sagung Seto. Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue Dengue Haemoohagic fever. Jakarta:
Sugeng Seto. Soegeng, Soegijanto. 2006. Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga
University press. soeryanda . 2012. sekilas-nanda-noc-dan-nic. Di akses dari
http://soeryanda.wordpress.com. Tanggal 12 februari 2014. Sudoyo, A.W.Setiyohadi, B.Alwi, I.Simadibrata, M. & Setiati, S. 2010. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Pusat Penerbit Ilmu penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 1218-20.
WHO. 2007. Ragam Metode Penyembuhan. EGC: Jakarta. Widoyono. 2008. Penyakit tropisepidemologi, penularan, pencegahan, dan
pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
Wilkinson. Judith, M.Nanci, R. Aheren,. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. 9th ed. Dialih bahasakan oleh esty wahyuningsih.Dwi Widiarti (ed). Jakarta: EGC
top related