ncp combustio
Post on 24-Jul-2015
1.148 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LAPORAN STUDI KASUS BESAR
NUTRITION CARE PROCESS (NCP) POST COMBUSTIO
GRADE II DIBANGSAL FIRDAUS KAMAR 206
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Disusun Oleh :
MUHAMAD HARIS WIDIANTO
08120227
PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sistem
pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam mempercepat
tingkat kesehatan baik bersifat sebagai promotif, preventif, maupun
rehabilitative. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi
pengadaan dan pengolahan makanan, pelayanan gizi rawat inap, konsultasi
dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang gizi terapan
(PGRS, 2005).
Luka bakar dan cedera yang berhubungan dengannya masih
merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di Amerika serikat.
Wawasan klinik dan perawatan luka bakar mengacu pada fisiologi cairan dan
elektrolid, infeksi bedah, pemeliharaan nutrisi , pemantauan kardiopulmonar,
dan perawatan luka, dimana taksatupun dapat diatasi sebagai kondisi-kondisi
yang terpisah tanpa pemahaman proses penyakit secara keseluruhan.
(Schwartz, 2000)
Terdapat sekitar 1,2 juta orang menderita luka bakar setiap tahunnya
di Amerika serikat, sekitar 6000 orang dirawat di rumah sakit dan 5000 orang
meninggal. Angka mortilitas akibat luka bakar menurun sejak tahun 1971
hingga 40%. Hal ini terjadi karena kemajuan pengetahuan tentang resusitasi,
perawatan luka, pengendalian infeksi, dan penatalaksanaan cedera inhalasi.
Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250
jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak
dan lansia cukup tinggi di Indonesia serta ketidak berdayaan anak-anak dan
lansia untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak dan
lansia menyumbang angka kematian tertinggi akibat luka bakar yang terjadi
di Indonesia (Anonim)
Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panas dibagian
bokong luas luka bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah
3
luka bakar grade II yang artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis, beupa reaksi inflamasi disertai proses edukasi, nyeri karena ujung-
ujung syaraf teriritasi. Luka bakar pada pasien ini termasuk dalam Derajat II
dangkal (superficial) yaitu Kerusakan mengenai bagian superfisial dari
dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Pada akhir kegiatan ini peserta didik diharapkan mampu memahami
manajemen asuhan gizi klinik pada penderita luka bakar (Combustio
grade II)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pemeriksaan baik fisik, klinis,
laboratorium, dan antropometri
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran antropometri pasien
c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosis medis dari dokter
d. Mahasiswa mampu melaksanakan anamnese gizi pasien dan
menentukan status gizi pasien sesuai metode dan keadaan pasien.
e. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan zat gizi pasien dan
menerjemahkan dalam diet
f. Mahasiswa mampu membuat perencanaan diet sesuai dengan peyakit
pasien dan mampu mengevaluasi dan memonitoring asupan dan
keadaan pasien.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga praktikan sesuai kebutuhan
diunit kerjanya.
b. Laporan praktek dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
informasi mengenai situasi umum institusi tempat praktek tersebut
4
2. Bagi Pasien
Dapat memberikan informasi atau gambaran diet yang diberikan di
Rumah Sakit sehingga dapat diterapkan dirumah setelah pasien pulang
dari rumah sakit
3. Bagi Jurusan Gizi
a. Memperoleh informasi tentang kondisi nyata di dunia kerja yang
berguna bagi peningkatan kualitas lulusan sarjana Gizi.
b. Menjalani kerja sama dengan Instiusi Praktek sehingga dapat
mendukung pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi lainnya.
4. Bagi Praktikan dan mahasiswa
a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman kerja mahasiswa.
b. Mendapatkan kesempatan mengaplikasikan teori yang siperoleh dari
proses perkuliahan dengan kenyataan didunia kerja.
5
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi dan Waktu
Studi kasus dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yoyakarta Unit II pada tanggal 18 samapi 23 mei 2012.
2. Populasi dan Sampel
a. Polulasi
Populasi pada studi kasus ini adalah pasien dewasa yang
menjalani rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II di bangsal firdaus kamar 206.
b. Sampel
Sampel studi kasus ini adalah salah satu pasien yang menjalani
rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
di bangsal Firdaus kamar 206.
B. Data dan Pengumpulan Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa
data wawancara, asupan makanan dengan metode Recall 24 jam dan data
hasil pengukuran antropometri.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari recam medis pasien yang
terdiri dari :
a. Data identitas pasien
b. Data klinis dan fisik
c. Diagnosa medis
d. Data Laboratorium
6
C. Cara Analisa Data
Data yang diperoleh melalui rekam medis merupakan data sekunder.
Sedangkan data recall makanan merupakan data primer. Data recall makanan
selama 2 hari dikonversi kedalam bahan makanan mentah dalam bentuk
gram, kemudian asupan bahan makanan mentah dalam gram dikalikan
dengan kandungan zat gizi per jenis makanan nutrisurvei.
Data pengamatan diperoleh dengan melalui pemorsian makanan dan
melihat asupan makan, setelah data di peorleh data dikonversi kedalam bahan
makanan mentah dalam bentuk gram.
7
BAB III
GAMBARAN UMUM PASIEN
A. Identitas pasien
Nama : Ny Y
Umur : 75 Tahun
Sex : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tidak tamat SD
Agama : Islam
Tanggal masuk : 11 – 05 – 2012
Tanggal kasus : 18 – 05 – 2012
No. RM : 03-03-46
Alamat : Pasekan lor RT 04/04 Gamping, Sleman
Dokter : dr. Sagiran, Sp.B
Diagnosis medis : Post combustio grade II
Ruang rawat inap : R.Firdaus 206/2
B. Data subyektif
1. Berkaitan dengan riwayat penyakit
a. Keluhan utama
1) terkena air panas, luka bakar didaerah bokong
b. Riwayat penyakit sekarang
1) Pasien terpeleset dan jatuh di bak berisi air panas saat akan mandi
pagi. terjadi luka akibatnya terdapat luka bakar/ melepuh dibagian
bokong Combustio grade II.
c. Riwayat penyakit dahulu
1) Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
1) Tidak ada riwayat penyakit dahulu
2. Berkaitan dengan riwayat gizi
8
a. Data sosial ekonomi
1) Penghasilan : Menengah kebawah
2) Jumlah keluarga : 6 (5 anak dan 1 suami)
3) Suku : jawa
b. Aktifitas fisik
1) Jenis pekerjaan : Tani
2) Jumlah jam kerja : Tidak tentu
3) Jenis olahraga : -
4) Frekuensi olahraga : -
5) Jumlah jam tidur : 9 jam
c. Alergi makan
1) Makanan : Tidak ada alergi makanan
2) Penyebab : -
3) Jenis diet kusus : -
4) Alasan : -
5) Yang menganjurkan : -
d. Masalah gastrointestinal
1) Nyeri uluhati : tidak
2) Mual : tidak
3) Muntah : -
4) Diare : -
5) Konstipasi : -
6) Anoreksia : Tidak
7) Perubahan pengecapan : Tidak ada
8) Perubahan penciuman : Tidak ada
e. Penyakit kronik
1) Jenis penyakit : tidak ada
2) Modifikasi diet : -
3) Jenis dan lama pengobatan : -
f. Kesehatan mulut/menelan
1) Sulit menelan : -
9
2) Stomatitis : -
3) Gigi lengkap : Iya
g. Pengobatan
1) Vitamin/mineral/suplemen gizi : -
2) Frekuensi dan jumlah : -
h. Perubahan berat badan
1) Bertambah/berkurang : tidak ada perubahan berat badan
2) Lamanya : -
3) Disengaja/tidak : -
i. Mempersiapkan makan : anak dan keluarga
j. Riwayat pola makan
Makanan pokok : nasi @2x/hari 100 g
Lauk nabati : ayam @1x/minggu 50 g, ikan @2x/minggu 40 g
Lauk nabati : tempe @3x/minggu 40 g, tahu @2x/minggi 50 g
Sayur : sawi @2x/minggu, bayam @2x/minggu, kacang
oanjang @3x/minggu
Buah : pisang @4x/minggu, semangka @2x/minggu
Teh 2x/hari
10
C. Data subyektif
1. Antropometri
a. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit mengikuti posyandu
lansia (tanggal 3 mei 2012)
b. Berat badan : 36 kg
c. Tinggi badan : 150 cm
2. Biokimia
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 17-05-2012
Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium urin/darah
Pemeriksaan
urin/darah
Satuan/NilaiKeterangan
Hasil Normal
Hemoglobin 11,7 12-16 g/dl Rendah
Leukosit 24,6 4 - 10 rb/ul Tinggi
Eosinofil 0 0-1% Normal
Basofil 2 0-1% Normal
Netrofil 81 50-70% Tinggi
Lemfosit 5 25-40% Rendah
Monosit 12 2-8% Tinggi
Eritrosit 3,63 4,4-5,9 juta/ml Rendah
Hematokrit 35 36-52 % Rendah
MCV 97 80-100 fl Normal
MCH 32,2 22-34 pg Normal
MCHC 33,2 32-36 g/dl Normal
Trombosit 128 150-450 rb/ul Rendah
PPT 16,4 12-18 Normal
APTT 28 20-35 Normal
HBSAG Negatif - Normal
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
11
Tabel 2. Pemeriksaan urin/darah Tanggal 18 mei 2012
Pemeriksaan
urin/darah
Satuan/Nilai Awal
masuk
rumah sakit
Awal kasusHasil Normal
Natrium 131 135-147 mmol/l 131 mmol/l Rendah
Kalium 28 20-40 mmol/l 28 mmol/l Normal
Klorida 99 100-106 mg/l 99 mg/l Rendah
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
Tabel 3. Pemeriksaan urin/darah tanggal 21 mei 2012
Pemeriksaan
urin/darah
Satuan/NilaiKeterangan
Hasil Normal
Hemoglobin 12,7 12-16 g/dl Normal
Leukosit 18,6 4,10 rb/ul Tinggi
Eosinofil 0 0-1% Normal
Basofil 1 0-1% Normal
Netrofil 74 50-70% Tinggi
Lemfosit 16 25-40% Rendah
Monosit 9 2-8% Tinggi
Eritrosit 4,15 4,4-5,9 juta/ml Rendah
Hematokrit 38 36-52 % Rendah
MCV 91,3 80-100 fl Normal
MCH 30,6 22-34 pg Normal
MCHC 33,5 32-36 g/dl Normal
Trombosit 514 150-450 rb/ul Tinggi
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
12
b. Pemeriksaan penunjang : tanggal 17 mei 2012
d. Ro torax hasil : cardiomegali dengan pulmo DBN.
3. Fisik dan klinis
Keadaan umum : Composmentis
Vital sign :
Tabel 4. Vital sign
TanggalPemeriksaan
Tekanan darah Nadi Suhu
17 170/95 65x/menit -
18 130/60 85x/menit 36oC
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
4. Dietary
a. Anamnesis Gizi : Recall 24 jam di Rumah Sakit
Tabel 4. Recall 24 jam tanggal 17 Mei 2012
ImplementasiEnergi
(kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
KH
(g)Ket
Makanan RS 17 mei
20121097,4 36,3 21,6 185,5
Makanan RS 19 mei
2012518,8 32,4 14,5 65,2
Rata –rata 808,1 34,35 18,05 125,35
Kebutuhan 1668 60 43 252,7
% Asupan 48,44% 57,25% 41,91% 49,60%
Sumber : Data primer terolah
13
b. Terapi medis
Tabel 6. Terapi medis tanggal 17 mei 2012
Jenis obat/tindakan
OralFungsi
Interaksi dengan zat
Gizi
Ceftriaxon
Cefotaxime adalah antibiotic
golongan sefalosporin generasi
ketiga yang mempunyai khasiat
bakterisidal dan bekerja dengan
menghambat sintesis mukopeptida
pada dinding sel bakteri.
Cefotaxime sangat stabil terhadap
hidrolisis beta laktamease, maka
Cefotaxime digunakan sebagai
alternatif lini pertama pada bakteri
yang resisten terhadap Penisilin
Ketrolak
Ketorolac diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek
terhadap nyeri akut sedang sampai
berat setelah prosedur bedah.
Invus RL
merupakan cairan solusio untuk
mengganti cairan tubuh, sebagai
keseimbangan cairan elektrolit dan
terapi shock
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
14
D. NUTRITIN CARE PROCES (NCP)
1. Nutrition Assesment
a. Antopometri
IMT = ( ) = = , = 16 (status gizi kurus)b. Biokimia
e. Leukosit tinggi (infeksi), Hb rendah (Anemia)
c. Fisik/klinis
Keadaan umum : Coposmentis (tamapak lemas)
f. 130/60 mmHg. Tekanan darah tinggi awal masuk rumah
sakit
d. Dietary (riwayat makan)
Tabel 7. Dietary History (riwayat makan)
Zat gizi % asupan Keterangan
Energi 48,44% Buruk
Protein 57,25% Buruk
Lemak 41,91% Buruk
Karbohidrat 49,60% Buruk
Sumber : Data primer terolah
1) Standar asupan makan menurut Depkes 1999.
a) Lebih : > 120 %
b) Baik : 80 -120 %
c) Sedang : 70 - 79,9 %
d) Kurang : 60 – 69,9 %
e) Buruk : < 60%
15
2. Nutrition diagnosis
a. Diagnosis medis
1) Post Combustio grade II
b. Diagnosis gizi
1) (NI – 1.1) Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan adanya
infeksi dan status gizi kurus dibuktikan dengan leokosit tinggi
24,6 rb/ul, adanya luka bakar dan IMT 16.
2) (NI – 5.1) Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik protein
berkaitan dengan luka bakar dan anemia (terkena air panas)
ditandai dengan adanya infeksi dan Hb rendah.
3. Nutrition Intervention
a. Perencanaan (planning)
1) Terapi diet
Jenis diet : TETP (energi : 1668 kkal protein : 60 g)
Bentuk makanan : Bubur kasar
Cara pemberian : oral
2) Tujuan diet
a) Memberikan makanan tinggi energi dan protein untuk
memper cepat penyembuhan dan mencegah terjadi
gangguan metabolik .
b) Membeikan makanan sesuai dengan kemampuan pasien
c) Mengurangi terjadinya infeksi.dengan memberikan tinggi
protein
d) Meningkatkan Hb
e) Mempercepat penyembuhan luka
16
3) Prinsip diet
a) Energi tinggi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan/hiper
metabolisme dan meningkatkan berat badan pasien
b) Protein tinggi 1,2 g/KgBB, untuk mengurangi terjadinya
infeksi dan kerusakan jaringan akibat luka bakar,serta
meningkatkan Hb
c) lemak cukup 25% dari kebutuhan energi sebagai sumber
energi utama agar tubuh tidak memecah simpanan protein
d) karbohidrat sisa dari kebutuhan energi sebagai sumber
energi utama
e) Serat 25 g/hari
4) Syarat diet
Energi : 1668 kal
Protein : 60 g
Lemak : 43 g
Karbohidrat : 252,7 g
17
5) Perhitungan kebutuhan energidan zat gizi
BBI = (TB-100)
= 150-100)
= 50
= 50 Kg
BEE = 665,1 + 9,56 (BBI) + 1,85 (TB) – 4,68 (usia)
= 665,1 + 9,56 (50) + 1,85 (150) – 4,68 (75)
= 665,1 + 478 + 277,5 – 351
= 1069,6
= BEE x FS x FA
= BEE x 1,3 x 1,2
= 1668 kal
Protein = 1,2 g/Kg BB
= 1,2 x 50
= 60 g x 4 = 240 kal
Lemak = 25% total energi
= 25 % x 1668 kal
= = 46,33 g
Karbohidrat = TE – (TP + TL)
= 1668 – (240 + 417)
= 1668 – 657
= = 252,7 g
18
6) Rencana monitoring
a) Antropometri : Berat badan
b) Biokimia : Leokosit, Hb
c) Fisik klinis : Tekanan darah
d) Dietary : Asupan zat gizi Energi, Protein, lemak,
karbohidrat
7) Rencana konsultasi gizi
a) Masalah gizi : Status gizi kurang, anemia, asupan
rendah, luka bakar sehingga terjadi hipermetabolisme
b) materi : Pengaturan makanan/ diet TETP
c) Sasaran : Pasien dan keluarga
d) Waktu pelaksanaan : ± 10 -15 menit
e) Tempat : PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II
f) Media : Leaflet
(1) Tujuan
(a) Memberi pengetahuan kepada pasien tentang diit
TETP
(b) Memberikan pengetahuan tentang gizi makanan
(c) Memberikan motivasi kepada pasien untuk
meningkatkan asupan makanan yang diberikan.
(2) Edukasi gizi
(a) Menjelaskan tentang tentang diit TETP
(b) Menjelaskan tentang bahan makanan penukar.
(c) Menjelaskan diit yang diberikan kepada pasien
tentang makana tinggi protrin Untuk membantu
mempercepat penyembuhan.
19
4. Implementasi (implementation)
a. Kajian diet RS
1) Jenis Diet : TKTP
2) Bentuk makanan : BA
3) Cara pemberian : Oral
b. Rekomendasi Diet
1) Jenis diet : diit TETP
2) Bentuk makanan : BK
3) Cara pemberian : Oral
4) Nilai gizi :
Energi : 1668 kal
Protein : 60 g
Lemak : 43 g
Karbohidrat : 252,7 g
5. Nutrition monitoring
a. Antropometri :
1) Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat
dan keaadaan pasien dalam keaadan bedress.
b. Biokimia :
Tabel 8. Pemeriksaan urin / darah tanggal 21 mei 2012
Pemeriksaan
urin/darah
Satuan/NilaiKeterangan
Hasil Normal
Hemoglobin 12,7 12-16 g/dl Normal
Leukosit 18,6 4 - 10 rb/ul Tinggi
Sumber : Reka Medik Firdaus 03-03-46
20
c. Fisik/klinis :
Tabel 9. Vital sign
TanggalPemeriksaan
Tekanan dara Nadi Suhu
20 163/68 70x/menit 36oC
21 162/59 65x/menit 37oC
22 130/76 75x/menit 37oC
Sumber : Rekam Medik Firdaus 03-03-46
d. Dietary :
Tabel 9. Asupan zat gizi selama 2 hari
ImplementasiEnergi
(kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
KH
(g)
MRS tanggal 21-05-2012 1152,4 58,3 28,9 168,8
MRS tanggal 22-05-2012 1003,94 50,03 29,71 135,11
MLRS 22-05-2012 387 14 1 78,1
Total recall 2 hari 2543,34 122,6 59,61 382,01
Rata – rata 1271,67 61,3 29,80 191
Kebutuhan 1668 60 43 252,7
% Asupan 76,23% 107% 69,3% 75,58%
Sumber : data primer terolah
21
6. Nutrition evaluasi
a. Antropometri :
1) Berat badan tidak bisa dimonitoring dalam waktu singkat dan
keaadaan pasien dalam keaadan bedress.
b. Biokimia :
1) Peningkatan Hb menjadi normal
2) Leokosit menurun dari 24,6 sampai 18,6 rb/ul
c. Fidik/klinis :
1) Tekanan darah berangsur dalam keadaan normal
d. Dietary :
1) Asupan makan pasien sudah mulai membaik, ada
peningkatan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan
karbohidrat.
22
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka Baka
1. Pengertian luka bakar
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh
disebabkan oleh panas pada suhu tinggi yang menimbulkan resiko pada
seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat disebabkan oleh ledakan,
aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas dan matahari
(Almatsier, 2004)
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu
tinggi, syok listrik, atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar (Elizabeth, 2000)
Menurut Almatsier (2004). Luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan :
a. Kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan drajat
luka bakar I sampai III.
1) Derajat I adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada
lapisan atas epidermis kulit yang disertai perlebaran pembuluh
darah sehingga kulit tampakkemerah-merahan
2) Derajat II adalah derajat luka bakar dimana terjadi kerusakan
epidermis dan dermis, sedangkan pembuluhdarah di bawahkulit
23
menumpuk dan mengeras. Selain timbul warna kemerah-merahan
pada kulit juga timbul gelombang – gelombang.
3) Derajat III adalah derajat luka akar dimana terjadi kerusakan
seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis, dan sub kutan) dan otot.
Pembuluh darah mengalami trombosit.
b. Luasnya tubuh yang terkena pengaruh panas
Luka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa,
perkiraan luas tubuh yang terkena didasarkan pada bagian tubuh yang
terkena menurut rumus 9“ (rule of nine)
1) Kepala 10 %
2) Tubuh bagiandepan 18 %
3) Tubuh bagianbelakang 18 %
4) Ekstremitas atas 18 %
5) Ekstremitas bawah kanan 18 %
6) Ekstremitas bawah kiri 18 %
7) Organ genital 1 %
2. Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari satu sumber
panas kepadatubuh. Panasdapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektomagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar
termal, luka bakar radiasi,dan luka bakar kimia. Dekstruksi jaringan terjadi
akibat kogulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
24
saluran nafasatau merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringanyang
dalam, termasuk organ visera, dan mengalami keusakan karena luka bakar
elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab(burning agent).
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu penyebab luka bakar
danlamanya kontak dengan agen tersebut.
3. Patofisiologi
Akibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan
kesakitan, pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan
permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak
sehingga dapat terjadi anemi. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan
udem dan menimbulkan bulu yang mengandung banyak elektrolid. Hal ini
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit
akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat pengumpalan
yang berlebih, masuknya cairan ke dalam bulu yang terbentuk pada luka
bakar derajat 2. Dan pengumpalan cairan dari kropeng luka bakar 3.
Bila luka bakar kurang dari 20% biasanya mekanisme kompensasi
tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat,dingin,
berkeringat, nadi kecil dan cepat. Tekanan darah menurun dan produksi
urin berkurang, pembengkakan terjadi pelan-pelan,maksimal terjadi
selama 8 jam.
25
4. Manifestasi klinis
a. Gangguan hematologik
Tandanya yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan
SDP, leokosit meningkat, penurunan trombosit
b. Gagguan elektrolit
Ditandai dengan penurunan kalium kenaikan natrium dan klorida, serta
kenaikan BUN
c. Gangguan metabolik
ditandai dengan hipermetabolik dan kehilangan berat badan
d. Cedera pulmonal
Ditandai dengan pernafasan cepat atau sulit, krakle, stridor, dan batuk
pendek.
5. Komplikasi
a. Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut
atau kematian.
b. Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan
darah sehinga timbul cerebrovascular accident, infrak miokardium, atau
emboli paru.
c. Gagguan elektrolit dapat menyebabkan disrimtmia jantung
d. Syok luka bakar dapatsecara irreversibel merusak ginjal sehingga
timbul gagal ginjal dalam 1 atau2 minggu pertama setelahluka bakar.
Dapat terjadi gagl ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis
(obstruksi mioglobin pada tubulusginjal akibat nekrosis otot yang luas)
26
e. Penurunan aliran darah darah keseluruh cairan dapat menyebabkan
hipoksia sel-sel penghasilan mukus sehingga terjadiulkus peptikum.
f. Pada luka bakar yang luas akan menyebabkan kecacatan, trauma
pisiologis dapat menyebabkan depres. Perpecahan keluarga. Dan
keinginan bunuh diri. Gejala-gejala pisikologi dapat timbul setiap saat
setlah luka baka. Gejala-gejala dapat datang dan pergi berulang-ulang
kapan saja seumur hidup.(Engram, 1999)
6. Klasifikasi Luka Bakar
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi
dan perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab,
kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni :
a. Berdasarkan penyebab
1) Luka bakar karena api
2) Luka bakar karena air panas
3) Luka bakar karena bahan kimia
4) Laka bakar karena listrik
5) Luka bakar karena radiasi
6) Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
b. Berdasarkan kedalaman luka bakar
1) Luka bakar derajat I
b) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
c) Kulit kering, hiperemi berupa eritema
d) Tidak dijumpai bulae
27
e) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
f) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
2) Luka bakar derajat II
a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
b) Dijumpai bulae.
c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a) Derajat II dangkal (superficial)
(1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea masih utuh.
(3) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b) Derajat II dalam (deep)
(1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
(2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.
(3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
28
3) Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih
dalam.
a) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
b) Tidak dijumpai bulae.
c) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena
kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
d) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai eskar.
e) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena
ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
f) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.
4) Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi
tiga kategori, yaitu :
a) Luka bakar mayor
(1) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa
dan lebih dari 20% pada anak-anak.
(2) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
(3) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki,
dan perineum.
29
(4) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa
memperhitungkan derajat dan luasnya luka.
(5) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b) Luka bakar moderat
(1) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-
20% pada anak-anak.
(2) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
(3) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga,
kaki, dan perineum.
c) Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991)
dan Griglak (1992) adalah :
(1) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa
dan kurang dari 10 % pada anak-anak.
(2) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
(3) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
(4) Luka tidak sirkumfer.
(5) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
30
B. Diet luka bakar
Almatsier (2004) Tujuan diet luka bakar adalah untuk
memper cepat penyembuhan dan mencegah tejadinya gangguan
metabolik serta mempertahankan staus gizi secara optilam selama
proses penyembuhan dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang
rusak.
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemi dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.
Syarat diet luka baka adalah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau
nutrisi enternal dini.
2. Kebutuhan gizi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan
luas luka bakar.
Penilaian luka bakar yang memerlukan perawatan dan
pengobatan adalah sebagai beriku :
a) Luka bakar drajat II Dengan luas luka bakar > 15%
b) Luka bakar drajat III dengan luas luka bakar > 20%
c) Luka bakar pada daerah genitel dan anus
d) Luka bakar yang disertai trauma berat, trauma pada jalan
nafas, tulang dan alat tubuh dalam rongga perut.
31
Menurut Asosiai Dietetik Australia berdasarkan % Luka
bakar yaitu :
Tabel 11. Persentase berdasarkan luka bakar
Luka bakar % Kebutuhan energi (Kkal)< 10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB21-30 1,5 x AMB31-50 1,8 x AMB> 50 2,0 x AMB
Sumber : Penuntun diet hal 91.2004
e) Protein diberikan tinggi 20-25% dari kebutuhan energi total
f) Lemak diberikan sedang 15-20% dari total energi
g) Karbohidrat diberikan sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan
energi total. Bilapasien mengalami trauma jalan napas
(trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari
kebutuhan energi total.
h) Vitamin diberikan tinggi untuk mempercepat penyembuhan
i) Mineral tinggi, terutama zat besi,seng, natrium, kalium,
kalsium, fosfor dan magnesium. Sebagian mineral diberikan
dalam bentuk suplemen.
32
BAB V
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Data Antropometri
Data antropometri didapatkan dengan wawancara. Tinggi badan pasien
tidak diukur karena data mengenai tinggi badan sudah ada di rekam medis.
Sedangkan data Berat badan tidak dapat diukur karena keadaan pasien yang
tidak memungkinkan untuk ditimbang, tetapi 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit pasien mengikuti Posyandu lansia sehingga data berat badan yang
digunakan adalah berat badan sebelum masuk rumah sakit. beradasarkan
perhitungan IMT 16 status gizi pasien termasuk kategori gizi kurus .
B. Evaluasi Asupan makan recall 24 jam di Rumah Sakit
Asupan makanan sebelum pengambilan kasus berdasarkan hasil
anamnesa yang dilakukan menunjukkan bahwa asupan makanan pasien adalah
kurang, hal ini dilihat dari hasil perbandingan antara asupan makan pasien
dengan perhitungan kebutuhan pasien. Hasil persentasi asupan makanan
rumah sakit selama 2 hari yaitu : Asupan energi 48,44%, persentase asupan
protein 57,25%, persentasi asupan lemak 41,91%, persentasi asupan
Karbohidrat 49,60%
Asupan makan kurang disebabkan karena adanya penurunan nafsu
makan pasien. Berdasarkan data kebiasaan makan yang ada, pasien jarang
mengkonsumsi lauk nabati, namun pasien sering mengkonsumsi lauk hewani
33
seperti ikan setiap kali makan. Selain itu, pasien jarang mengkonsumsi bua-
buahan. Kebiasaan makan yang salah dan kurangnya variasi makanan yang
masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan pasien mengalami kekurangan zat
gizi.
C. Evaluasi Asupan makanan selama Kasus di Rumah Sakit
Asupan makan di rumah sakit berdasarkan hasil recall 24 jam yang
dilakukan selama 2 hari studi kasus dapat diketahui dari persentasi
perbandingan antara asupan makan pasien dengan perhitungan kebutuhan
pasien yaitu sebagai berikut : persentase kebutuhan energi adalah 76,23%,
persentasi kebutuhan protein adalah 107%, persentasi kebutuhan lemak adalah
69,3%, persentasi kebutuhan karbohidrat adalah 75,58%
Tabel 12. Asupan Makanan Selama 2 hari pemorsian
ImplementasiEnergi
(kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
KH
(g)
MRS tanggal 21-05-2012 1152,4 58,3 28,9 168,8
MRS tanggal 22-05-2012 1003,94 50,03 29,71 135,11
MLRS 22-05-2012 387 14 1 78,1
Total recall 2 hari 2543,34 122,6 59,61 382,01
Rata – rata 1271,67 61,3 29,80 191
Kebutuhan 1668 60 43 252,7
% Asupan 76,23% 107% 69,3% 75,58%
Sumber : Data primer terolah
Berdasarkan hasil persentase asupan tersebut dapat diketahui bahwa
asupan protein tergolong baik, namun asupan energi, lemak dan karbohidrat
pasien tergolong sedang bila dibandingkan dengan kebutuhan pasien
34
berdasarkan hasil perhitungan. Asupan yang kurang disebabkan karena nafsu
makan pasien belum stabil dan pasien masih merasa sakit pada luka bakar
dibagian bokong jadi psien jarang menghabiskan bubur, serta pasien juga
tidak suka mengkonsumsi lauk nabati seperti tempe yang disediakan dari
pihak rumah sakit. Peningkatan asupan pasien mulai berangsur membaik
dikarenakan mendapatkan motivasi dari keluarga dan petugas gizi.
Perubahan diet yang dilakukan yaitu dari bentuk makanan, bentuk
makanan pasien awal masuk rumah sakit adalah BA (Bubur halus) tetapi
dengan diberikannya bentuk makanan yang halus asupan zat gizi pasien tidak
ada perubahan sehingga bentuk makanan diubah menjadi BK (Bubur kasar),
perubahan tersebut melihat dari beberapa faktor yaitu kemampuan pasien
untuk mengkonsumsi makanan yang padat sudah lebih baik, tidak ada
gangguan menelan, pasien mual ketika mengkonsumsi bubur halus dan setelah
diberikan bentuk makanan BK (bubur kasar) asupan zat gizi pasien berangsur
meningkat, dapat dilihat dari recall 24 jam persentasi selama 2 hari pemorsian
yaitu : Asupan energi 48,44%, persentase asupan protein 57,25%, persentasi
asupan lemak 41,91%, persentasi asupan Karbohidrat 49,60% sedangkan
setelah perubahan pentuk makanan menjadi BK (Bubur kasar) persentasi
kebutuhan energi adalah 76,23%, persentasi kebutuhan protein adalah 107%,
persentasi kebutuhan lemak adalah 69,3%, persentasi kebutuhan karbohidrat
adalah 75,58%.
35
D. Evaluasi pemeriksaan fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien saat masuk rumah sakit tanggal 11
Mei 2012, keadaan umum pasien adalah compos mentis sedang, menahan
sakit akibat luka bakar terkena air panas. Pada tanggal 18 mei 2012 pasien
masih mengeluh merasa sakit dibagian bokong..
Pada tanggal 18 mei 2012, pemeriksaan tensi darah pasien mengalami
peningkatan tekanan darah 130/60 tetapi dalam anamnesa yang dilakukan
bahwa pasien tidak memiliki riwayat hipertensi. Kemungkinan terjdai
peningkatan tekanan darah diakibatkan beberapa faktor yang mempengaruhi
tekanan darah seperti stress metabolik, genetik, hipokalemia dan usia
sehinggan sangat mungkin terjadi peningkatan tekanan darah.
Stres metabolik diduga kuat dapat meningkatkan tekanan dara pada
pasien luka bakar diakibatkan salah satu tugas syaraf simpatis adalah
merangsang pengeluaran hormon ardenalin. Hormon ini dapat menyebabkan
jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler. Hal ini
berakibat terjadi peningkatan tekanan darah. Syaraf simpatis di pusat syaraf
pada orang yang steres atau mengalami tekanan mental bekerja keras.
Mengapa orang yang stres atau mengalami tekanan mental jantungnya
berdebar – debar dan mengalami peningkatan tekanan darah (Anonim D)
36
E. Evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 17 Mei 2012 diketahui kadar
Hb dalam darah adalah 11,7 g/dl tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini
disebabkan karena rendahnya kadar eritrosit yaitu 3,6 106/uL. Kadar Hb yang
rendah diakarenakan asupan makanan sumber zat besi kurang karena
kebiasaan makan pasien yang salah dan beberapa faktor yang mungkin bisa
terjadi yaitu terdapatnya luka bakar sehingga mempengaruhi kadar Hb pasien.
Akibat luka bakar yang pertama adalah syok karena kaget dan kesakitan,
pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi
sehingga sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi
anemia. Di sisi lain Pasien tidak sauka mengkonsumsi protein lauk nabati
yang juga termasuk sumber Fe tinggi seperti yang terdapat pada temep dan
tahu, faktor yang mempengaruhi asupan Fe dalam tubu sepeti kebiasaan
minum teh yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terhambatnya
penyerapan asupan Fe sehingga pasien mengalami anemia, usia lanjut banyak
terjadi anemia disebabkan kurangnya asupan Fe dari makanan. Pada lanjut
usia anemia gizi juga dimungkinkan oleh peredaran darah saluran cerna
karena peradangan usus, kanker saluran cerna ataupun hal lain. Asorbsi besi
dapat terganggu oleh kekurangan asam lambung (Almatsier,2011).
Pada pemeriksaan tanggal 18 Mei 2012 kadar natrium 131 mmol/l
tergolong rendah. Dikarenakan syok pada luka bakar akibat dari lolosnya
cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem
kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan
37
cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan
interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasinya dan menyebabkan
peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui
evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan atau natrium kurang dari
normal.( Brunner & Suddarth, 1996)
F. Perkembangan Diit
Pemberian diit untuk pasien yaitu diit TETP 1668 kkal energi dan 60 g
protein, diit ini diberikan karena pasien mengalami luka bakar dan status gizi
kurus sehingga diberikan diet tinggi energi dan tinggi protin. Tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan pada jaringan yang terkena luka bakar, untuk
meningkatkan berat badan pasien dalam batas normal. Bentuk makanan yang
diberikan adalah bubur halus tetapi asupan pasien sudah mulai membaik
sehingga bentuk makanan dibeikan bubur kasar dengan pertimbangan sesuai
dengan kemampuan pasien. Perbandingan kebutuhan bentuk makanan bubur
halus energi 1097,4 kkal, protein 36,3 gram, lemak 21,6 gram, karbohidrat
185,5 gram. Sedangkan bentuk bubr kasar energi 1271,67 kkal, protein 61,3
gram, lemak 29,80 gram, karbohidrat 191 gram.
38
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium pasien
didiagnosa mengalami post combustio grade II, luka bakar dibagian
bokong.
2. Status gizi pasien berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) 16 kg/m2 pasien
tergolong kurus.
3. Asupan makan pasien selama 2 hari tergolong kurang/buruk yaitu :
Asupan energi 48,44%(buruk) , persentase asupan protein 57,25%(buruk),
persentasi asupan lemak 41,91% (buruk), persentasi asupan Karbohidrat
49,60(buruk)%
4. Terapi diet yang diberikan adalah TETP (tinggi energi, tinggi protein)
untuk memenuhi kebutuhan energi yang mengalami peningkatan
/hipermetabolisme, mempercepat penyembuhan dan mengurangi
kerusakan jaringan. Bentuk makanan bubur kasar.
5. Kebutuhan zat gizi pasien berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
dengan menggunakan rumus Harris Benedict, adalah Energi : 1668 kkal,
Protein : 60 gram, Lemak : 46,33 gram, Karbohidrat : 252,7 gram.
6. Persentasi asupan makanan pada akhir studi kasus dibandingkan dengan
kebutuhan pasien adalah sebagai berikut : energi 1271,67 kkal (76,23%),
protein 61,3 gram (107%), lemak 43 gram (69,3%), karbohidrat 191 gram
(75,58%)
7. Pada akhir studi kasus ada peningkatan terhadap kenaikan Hb dari awal
kasus 11,7g/dl (rendah) menjadi 12,7g/dl (normal). Leokosit 24,6 Tinggi
pada awal kausu dan pada akhir studi kasus leokosit mengalami
penurunan 18,6 rb/ul.
8. Dalam pengamatan selama studi kasus keadaan pasien berangsur-angsur
mulai membaik luka bakar mulai mengering.
39
B. Saran
1. Pasien diharapkan meningkatkan asupan makan untuk mempercepat
penyembuhan.
2. Disarankan kepada pasien baik dirumah sakit atau pun setelah pulang nanti
untuk tetap menjalankan terapi diit yang telah diberikan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Anonim A. 2010. http://www.lukabakar.net.htm
Anonim B. 2012. http://yosefw.wordpress.com/2008/03/26/cefotaxime/
Anonim C. 2012. http://www.hexpharmjaya.com/page/ketorolac.aspx
Anonim D. 2012. http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/ edukasi.net/
Biologi/ Hipertensi/ materi2.html
Aulia. 2012 (http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-
bakar.html)
Brunner & Suddarth, (1996) Text Book of Medical-Surgical Nursing.
Brunner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EKG
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.
Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhrata
Karya Aksara. Jakarta.
Poltekes, kemenkes. 2011.Nutrition Diagnosis. Yogyakarta
Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EKG
Smeltzer. 2001. Buku ajaran keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Volume 3.
Jakarta : EKG
41
Sutedjo, Ay. 2007. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Amara Book. Yogyakarta
42
LAMPIRAN
43
Menu sehari
Menu MakananJumlah Energy protein Fat carbohydr. sodium Potassium
G Kcal g G g mg Mg
MAKAN PAGI
Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5
Pepes ikan ikan gabus segar 40 33,6 6,3 0,3 0 24,8 78
Tahu kukus Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5
Sop woretlKentang 20 18,6 0,4 0 4,3 1 78,2
Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5
MAKAN SIANG
Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5
Rolade daging sapi 50 94,1 7,7 6,3 0 18,5 119
Tempe ugkep tempe kedele murni 35 69,7 6,7 2,7 5,9 2,1 128,4
Sop oyong
gambas / oyong mentah 20 4 0,2 0,1 0,9 0,2 38,4
mie soun 10 38,1 0 0 9,1 0,9 0,3
Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5
minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0
JusMelon/ 100 47,1 0,2 0,1 12,1 2 77
gula pasir 5 19,3 0 0 5 0,1 0,1
Snack Risoles 50 123,4 5,2 3,8 16,6 12,5 116,5
MAKAN MALAM
Bubur beras putih giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0 40,5
Telur ceplok air telur ayam 50 77,6 6,3 5,3 0,6 62 63
TahuTahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5
minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0
Sayur asam
wortel 20 7,2 0,2 0,1 1,6 14 49
daun melinjo mentah 10 3,7 0,4 0 0,7 1,1 55
labu siam mentah 20 4 0,2 0,1 0,9 0,2 38,4
Buah pisang ambon 100 69 0,8 0,4 17,5 0,8 297
Peptisol Peotisol 63 240 14 3 45 0 100
jml: 1607,6 65,6 38 254,2 174,3 1471,5
44
Recall tanggal 21-05-2012
Makanan Jumlah Energy protein Fat carbohydr. sodium potassium
g Kcal G g g mg mg
SIANG
bubur nasi 120 87,5 1,6 0,1 19,2 0 19,2
Filet ikan 50 55,4 12 0,5 0 19 95
gula pasir 20 77,4 0 0 20 0,2 0,4
Semangka 75 24 0,5 0,3 5,4 1,5 87
daun melinjo mentah 20 7,4 0,7 0 1,5 2,2 110
terong belanda / ungu 5 1,4 0 0 0,3 0,2 12,4
Semangka 75 24 0,5 0,3 5,4 1,5 87
MALAM
bubur nasi 127 92,6 1,7 0,1 20,3 0 20,3
daging ayam goreng 50 166 13,1 11,6 1,9 35 98
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5
daun melinjo mentah 20 7,4 0,7 0 1,5 2,2 110kacang panjang
mentah10 3,5 0,2 0 0,8 0,3 29,9
pisang ambon 75 69 0,8 0,4 17,5 0,8 297
Santan 5 3,5 0 0,3 0,2 0,2 3,5
Peptisol 31 120 7 1,5 22,5 0 50
PAGI
bubur nasi 130 94,8 1,7 0,1 20,8 0 20,8
gula pasir 10 38,7 0 0 10 0,1 0,2
daging sapi 50 134,4 12,4 9 0 26,5 170
gambas 30 6 0,3 0,1 1,3 0,3 57,6
Wortel 20 7,2 0,2 0,1 1,6 14 49
Arem – arem 50 94 1,1 2,1 17,8 1,5 32,5
jml: 1152,4 58,3 28,9 168,8 108,9 1506,7
45
Recall tanggal 22-05-2012
MakananJumlah Energy Protein fat carbohydr. sodium potassium
g Kcal G g G mg mg
MAKAN SIANG
bubur nasi 140 102,1 1,8 0,1 22,4 0 22,4
telur ayam 40 62 5 4,2 0,4 49,6 50,4
daging sapi 10 53,8 5 3,6 0 10,6 68
Tahu 10 7,6 0,8 0,5 0,2 0,7 12,1
kacang panjan 20 7 0,4 0,1 1,6 0,6 59,8
Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5
Pepaya 75 29,2 0,5 0,1 7,4 2,3 192,8
Gula 10 38,7 0 0 10 0,1 0,2
MAKAN MALAM
Filet ikan 30 33,6 6,4 0,7 0 16,5 138,3
Tahu 40 30,4 3,2 1,9 0,8 2,8 48,4
Brokoli 20 5 0,3 0,1 1,1 3,6 49,2
Wortel 10 3,6 0,1 0,1 0,8 7 24,5
Makaroni 10 35,5 1,2 0,2 7,1 0,3 7,8
Melon 75 35,3 0,2 0,1 9,1 1,5 57,8
Peptisol 15 57,14 3,33 0,71 10,71 0 23,80
MAKAN PAGI
bubur nasi 135 98,4 1,8 0,1 21,6 0 21,6
daging ayam 50 142,4 13,4 9,4 0 36,5 91
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 3,5 60,5
minyak kelapa sawit 5 43,1 0 5 0 0 0kool merah / putih
mentah9 2 0,1 0 0,4 0,7 8,7
toge kacang hijaumentah
5 3 0,3 0,2 0,2 0,3 12,1
Wortel 5 1,8 0,1 0 0,4 3,5 12,3
mie soun 12 45,7 0 0 11 1,1 0,4
gula pasir 5 19,3 0 0 5 0,1 0,1
JUMLAH 1003,94 50,03 29,71 135,11 148,3 1009,9MAKANAN LUAR RS
Cerelac 100 387 14 1 78,1 130 482
1390,94 64,3 30,71 213,21 278,3 1491,9
top related