new tekbor pak bo
Post on 16-Jul-2016
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan . Dalam
membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya terlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan
(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali,
misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan
peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa
digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi
kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap
metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan
dikelompokan berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan
peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan
yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan
menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung
resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini
pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan
perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
PENGERTIAN BAHAN PELEDAK
Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah : Zat yang berbentuk padat,
cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas,
benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun
kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Perubahan tersebut berlangsung dalam
waktu yang singkat disertai dengan tekanan yang sangat tinggi. Pada bahan
1
peledak industri perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir seluruhnya)
berbentuk gas.
1. SEJARAH BAHAN PELEDAK
Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina
jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal
dengan nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis formula dari black
powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang black powder sebagai
senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya
black powder digunakan pada operasi penambangan di Hungaria. Amerika
( 1675) membangun pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689)
menggunakan bahan ini untuk penambangan timah. Begitu juga dengan
Switzeland (1696) menggunakannya untuk konstruksi jalan.Sedangkan di
Amerika (1705) digunakan untuk penambangan tembaga..Perang dunia I (1917)
menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder,akhirnya pada
tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan banyak pabrik
tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan dan
diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara untuk
keperluan militer masih dipakai sebagai mesiu (proyektil peluru).
Bahan peledak “black powder” terindikasi oleh pihak penyidik kepolisian sebagai
bahan peledak lemah (low explosive) yang digunakan oleh pelaku terror bom
untuk mengeksekusi hotel JW. Marriott dan Ritz Carlton beberapa waktu
lalu.Apapun jenis dan bentuk bahan peledaknya yang jelas sifat utama bahan
2
peledak adalah tetap berbahaya bagi keselamatan orang-orang yang berada
disekitarnya dan efeknya dapat merusak dan membunuh, apabila ditangani oleh
orang-orang yang mempunyai niat untuk suatu kejahatan.
2. SIFAT UMUM BAHAN PELEDAK
Ada 9 sifat umum daraipada bahan peledak, diantaranya:
a.) KEKUATAN/STRENGTH
Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan. Cara pengukuran
kekuatan :
1. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
2. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
b.) BERATJENIS/DENSITY
Adalah berat per satuan volume. Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga)
cara:
1. Berat per unit volume
2. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom
isian, lb/ft)
3. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak
dengan ukuran 1 ¼ x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg
c.) KEPEKAAN/SENSITIVITY
Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan
peledak akan terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakkan
dirambatkan ke seluruh muatan. Macam-macam sensitivity /kepekaan:
1. Sensitivity to shock / Kepekaan terhadap benturan
2. Sensitivity to friction / kepekaan terhadap gesekan
3. Sensitivity to heat / Kepekaan terhadap panas
4. Sensitivity to initiation / Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan
5. Sensitivity to cap / Kepekaan terhadap gelombang ledakan lain
yang jaraknya berjauhan.
3
d.) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION
Adalah kecepatan perambatan dari bahan peledak.
Kecepatan perambatan peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat
“micro timer” secara langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan menggunakan sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya
(metode ini dikenal sebagai metode “dauctriche”)
e.) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTER
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas
beracun yang terjadi sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida), NOx
(Nitrogen Oksida). Fumes terbentuk apabila campuran bahan peledak tidak
balance atau karena bahan peledaknya telah rusak. Fumes sangat membahayakan
untuk pekerjaan di bawah tanah (underground mining).
f.) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE
Adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan
perembesan air. Ketahanan air suatu bahan peledak dinyatakan dalam jumlah jam
lamanya suatu bahan peledak dicelupkan dalam air dan masih dapat diledakkan
dengan baik.
g.) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan
peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana pada
umumnya banyak terdapat gas CH4 (gas methane) dan debu-debu batubara yang
mudah terbakar.
h.) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY
Adalah ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling.
Makin stabil bahan peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya makin aman.
Pengukuran stabilitas kimia adalah dengan mencatat waktu yang diperlukan
4
sebelum suatu bahan peledak mengurai pada suhu standard (80oC).
i.) KEMASAN/PACKAGING
Adalah pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan
kotaknya) juga harus dianggap sebagai bagian dari bahan peledak dan
diperhitungkan dalam campuran. Jenis pembungkus ini juga mempengaruhi
terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam peledakan.
3. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu :
1. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine
2. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO, Slurry
mixtures
3. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, shaped
Charges, Binary, LOX, Liquid.
4. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion agents,
mechanical methods, waterjets, jet piercing
Berdasarkan kelasnya bahan peledak dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemakaiannya
Bahan peledak militer, umumnya dipakai dalam operasi militer misal
untuk peperangan, demolation, melukai, membunuh, (bom napalm, granat dsb.)
Bahan peledak sipil/komersial yaitu bahan peledak dalam pemakaian
industri pertambangan, konstruksi dll.
2. Berdasarkan Kecepatan rambatnya
1.High Explosive (high action explosive) à Detonation
2.Low Explosive (slow action explosive) à Deflagration
3.High explosive mempunyai karakteristik dengan :
- Kecepatan peledakan (vod) yang tinggi > 4000 m/s
5
- Tekanan impact tinggi, density tinggi dan sensitive thd cap
- High compressibility sampai dengan 100 kbar.
4.Low Explosive atau Blasting agent, umumnya berupa campuran antara “fuel”
dengan oxidizer system, dimana tak satupun dapat diklasifikasikan sebagai
bahan peledak, ciri khasnya yaitu:
- Perubahan kimia dibawah kecepatan suara (<4000m/s)
- Low compressibility (<3500 bar)
3. Berdasarkan Komposisinya
a. Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari
satu senyawa misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT
(Tri Nitro Toluena).
b. Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang terdiri dari
berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black powder,
ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).
4. Berdasarkan Kepekaannya
Dibagi menjadi dua macam yaitu:
· Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena adanya
api, panas benturan , gesekan dsb à misal: bahan-bahan isian detonator (PbN6,
Hg(ONC)2
· Non Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang sukar meledak yang akan
meledak setelah terjadi peledakan sebelumnya à misal: ANFO, Dynamit dsb.
3.1 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN DAYA LEDAK
High explosive adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. High
explosive adalah peledak berbahan kimia yang memiliki laju reaksi yang sangat
tinggi serta menciptakan tekanan pembakaran yang sangat tinggi, tidak seperti
bahan peledak rendah yang memiliki tingkat reaksi yang jauh lebih rendah. Bahan
peledak tinggi lebih dikategorikan sebagai bahan peledak primer dan sekunder
tinggi. Primer tinggi bahan peledak sangat sensitif, dapat diledakkan dengan
mudah dan biasanya digunakan hanya pada detonator listrik. Sekunder-tinggi
6
bahan peledak kurang sensitif, memerlukan kejutan gelombang energi tinggi
untuk mencapai ledakan.
Bahan peledak low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah
yang mempunyai kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400-800
meter per detik. Bandingkan dengan bahan peledak high explosive yang
mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000-8.500 meter per detik. Bahan peledak
low explosive ini sering disebut propelan (pendorong). Sebab, jenis bahan peledak
tersebut banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak
low explosive yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan smokeless
powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder tersebut banyak
digunakan sebagai pembuat petasan di kalangan masyarakat Pasuruan dan
sekitarnya. Bahan peledak ini digunakan sebagai bahan pembuatan mercon
banting serta bom ikan. Black powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang
ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan
dan kembang api. Black powder saat ini banyak digunakan sebagai propelan
peluru dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.
Kekuatan (strength) bahan peledak
Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan
oleh suatu bahan peledak. Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak
tergantung pada campuran kimiawi yang mampu menghasilkan energi panas
ketika terjadi inisiasi. Terdapat dua jenis sebutan kekuatan bahan peledak
komersial yang selalu dicantumkan pada spesifikasi bahan peledak oleh pabrik
pembuatnya, yaitu kekuatan absolut dan relatif. Berikut ini diuraikan tentang
kekuatan bahan peledak dan cara perhitungannya.
3.2 KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN
PENGGUNAANYA
Berdasarkan kegunaannya, dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu:
a. Bahan peledak “Blasting”, yaitu bahan peledak yang digunakan untuk
7
pertambangan
b. Bahan peledak “Catridge”, digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang
berkemampuan tembus atau potong
c. Bahan peledak “Propellant”, digunakan sebagai pembentuk gas pendorong
dalam peluru senjata atau motor roket
d. Bahan peledak “Fuse”, bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk
panas, gas, warna dan sebagainya
e. Bahan peledak “Pyrotechnic”, bahan peledak yang digunakan sebagai pemula
suatu rangkaian proses peledakan
Berdasarkan lingkungan penggunaan
Ada dua kategori, yaitu:
a. Bahan peledak militer
b. Bahan peledak komersial
4. KEGUNAAN BAHAN PELEDAK
Aplikasi Bahan Peledak, penggunaan utama bahan peledak telah dalam
peperangan. Bahan peledak tinggi telah digunakan dalam bom, kerang peledak,
torpedo, rudal dan hulu ledak. Bahan peledak Non detonating, misalnya, mesiu
dan bubuk tanpa asap, telah digunakan secara luas sebagai propelan untuk peluru
dan artileri. Penggunaan damai yang paling penting dari bahan peledak detonator
adalah memecah batu di bidang pertambangan. Sebuah lubang yang dibor di batu
dan diisi dengan salah satu dari berbagai bahan peledak tinggi, bahan peledak
tinggi kemudian diledakkan, baik elektrik atau dengan kabel ledak tinggi khusus.
Bahan peledak khusus, yang disebut bahan peledak diperbolehkan, harus
digunakan di tambang batubara. Ini bahan peledak menghasilkan api kecil atau
tidak ada dan meledak pada suhu rendah untuk mencegah ledakan sekunder gas
tambang (lihat lembab ) dan debu. Satu ledakan penting yang digunakan dalam
pertambangan, yang disebut ANFO, adalah campuran amonium nitrat dan bahan
bakar minyak. Penggunaannya telah merevolusi aspek-aspek tertentu dari
tambang terbuka-pit dan bawah tanah karena biaya rendah dan relatif aman.
8
Yang Banyak Penggunaan Bahan Peledak
Banyak orang tahu bahwa bahan peledak yang digunakan dalam
Pertambangan, Pembongkaran Bangunan, kembang api dan bahkan Konstruksi.
Banyak akan terkejut untuk mengetahui tentang beberapa kegunaan yang tidak
biasa dari bahan peledak. Tahukah Anda bahwa bahan peledak yang digunakan
untuk mengukir Gunung Rushmore? Bahan peledak juga digunakan untuk
mengendalikan Salju longsor dan digunakan di pedalaman untuk Pemeliharaan
Trail. Bahan Peledak bahkan digunakan dalam Kedokteran untuk memecah-batu
ginjal! Di Amerika Serikat, bahan peledak terutama digunakan dalam
Pertambangan, Penggalian dan Konstruksi seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
Nationwide ledakan penggunaan:
-Coal Mining 67%
-Non-logam tambang dan pertambangan 14%
-Penambangan logam 10%
-Konstruksi 7% dan
-Miscellaneous 3%
4.1 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLORASI
Eksplorasi: penyelidikan lebih rinci dari penemuan dan penyelidikan
umum atas endapan suatu bahan galian. Eksplorasi meliputi kegiatan mengetahui
ukuran, bentuk, letak, jumlah cadangan dan mutu endapan bahan galian. Kegiatan
eksplorasi meliputi penilaian geofisika, pemboran inti penggalian sumuran dan
atau pembuatan parit-parit uji dan dapat pula meliputi pengambilan conto dalam
jumlah besar (conto meruah). Eksplorasi umumnya dilaksanakan bertahap
menurut pertimbangan hasil sebelumnya. Eksplorasi hanya dapat dilaksanakan
atas dasar izin K.P. ekslorasi.
Eksplorasi akhir: penyelidikan rinci atas daerah endapan batubara atau
endapan bahan galian lainnya, sesuai hasil penyelidikan tahap sebelumnya.
Eksplorasi akhir biasanya memakan biaya yang sangat tinggi untuk pemboran,
percontoan, pemetaan, penggalian parit percontoan dan sebagainya.
9
Commercial Explosives Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam
terutama hasil tambang, telah menjadikan negeri ini bak magnit begi para
pelaku Industri Pertambangan Dunia. Kekayaan kandungan bumi Indonesia
tidak ternilai harganya dan telah diakui masyarakat international. Sehingga
tidak mengherankan kalau eksplorasi hasil pertambangan Indonesia justru
banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan International maupun joint.
Bahan peledak (explosive matterial) sebagai bahan baku proses eksplorasi
hasil tambang menjadi komponen primer dalam seluruh proses eksplorasi.
Dimana dengan kekayaan dan melimpahnya hasil tambang, usaha penyediaan
bahan peledak maupun usaha-usaha lain terkait dengannya sangatlah relevan dan
begitu menjanjikan. Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha
untuk mengetahui jumlah cadangan/ ketebalan perlapisan dan kualitas mutu bahan
galian, maka diperlukan usaha pemboran inti, dan sumur uji (test pit). Tujuan
utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara
vertikal yang berada di bawah permukaan tanah, disamping itu mengetahui
ketebalannya. Teknik meletakan titik lokasi pemboran inti ini agar didapatkan
kedalaman yang maksimal dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta
topografi. Oleh sebab itu apabila di daerah tersebut belum atau tidak didapatkan
peta topografi dengan skala yang memadai, maka perlu dibuat peta topografinya
terlebih dahulu. Sedangkan alat untuk melakukan pemboran inti adalah Alat Bor
Auger yang dioperasikan dengan manual (oleh tenaga manusia) dan Alat bor inti,
yang dioperasikan dengan mesin.
Sedangkan pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan vasriasi
data bahan galian secara vertikal yang berada di bawah permukaan. Tidak seperti
pada pemboran inti, kedalaman perolehan data cukup dangkal, disamping
pembuatannya dilakukan dengan tenaga manusia dengan peralatan sederhana.
Antara lain sekop, linggis, gancu, pacul dan ember. Pembuatan sumur uji
dilaksanakan terutama pada batuan yang lunak.
10
4.2 KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLOITASI
EKSPLOITASI
Umumnya, bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga
ada yang terdapat dan terkumpul di bawah permukaan tanah yang relatif agak
dalam. Selain itu bahan galian tersebut ada yang keras. Ada yang lunak bahkan
setengah kompak. Karena terdesak keperluan bahkan ada galian yang berada di
bawah air. Atas dasar cara kerjanya, bahan galian industri biasanya ditambang
dengan cara: digali, disemprot dengan pompa bertekanan tinggi, dan disedot
dengan pompa hisap. Berdasarkan tempat kegiatan pertambangan, maka
eksploitasi juga dilakukan dengan cara Tambang Terbuka, Tambang Bawah
Tanah, dan juga Peledakan. Tambang terbuka, semua kegiatan penambangan
dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini khususnya untuk
bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk yang
dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe
lubang galian. Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus
(atau geophering), yang diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat
bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah
penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang
ditambang.
Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus antara lain terdapat
pada tambang posphat di daerah Ciamis Jawa Barat. Dalam melaksanakan
11
tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah: pengupasan tanah
penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur setelah dikupas,
dipindahkan ke tempat penimbunan. Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi
yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan akan kegiatan
pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang
diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal
yang menjadi target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan
tanah dalam dan nantinya menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki
cadangan yg memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi.
5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya
dapat dipakai berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan
yang membantu peledakan yang habis dipakai. Pada pekerjaan tambang, tujuan
penggunaan bahan peledak terutama untuk membongkar batuan/ bahan galian dari
batuan induknya. Secara garis besar jenis bahan peledak dibedakan menjadi:
Bahan peledak mekanis, bahan peledak kimia, dan bahan peledak nuklir. Itulah
sekilas aktivitas "sederhana" dari industri keruk. Untuk melakukannya, pengusaha
biasanya menanam investasi besar dan tidak main-main. Mereka bukan hanya
mengorbankan uang, melainkan juga merusak "keaslian alam" yang menyimpan
keanekaragaman hayati luar biasa. EB
5.1 PERALATAN PELEDAKAN
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya
dapat dipakai berulang kali. Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi :
1. Peralatan yang langsung berhubungan dengan teknik peledakan
2. Peralatan pendukung peledakan
12
A.) Peralatan yang berhubungan langsung dengan peledakan adalah ;
-Alat Pemicu ledak
1.Pada peledakan listrik ( Blasting Machine)
2.Pada peledakan nonel (shot gun / short fire)
-Alat Bantu ledak listrik
1.Blasting Ohmmeter (BOM)
2.Pengukur kebocoran arus listrik
3.Multimeter peledakan
4.Pengukur kekuatan blasting machine
5.Pelacak kilat (lightning detector)
-Alat Bantu peledakan lain
1.Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead in line)
2.Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan detonator biasa )
3.Meteran (50 ml) dan tongkat bambu ( ± 7 m) diberi skala Alat
pencampur dan pengisi
B.) Peralatan pendukung peledakan antara lain :
1.Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan
keamanan kerja, serta lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat
pengaman
2.Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak
selalu dipakai pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan
detonasi, pengukur getaran dan pengukur kebisingan.
5.2 PERLENGKAPAN PELEDAKAN Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu peledakan
yang habis dipakai yaitu : 1. Detonator
2. Sumbu peledakan
13
1. Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk
letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap
bahan peledak peka detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan bahan
peledak dalam detonator yang masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:
1. Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang
peka (sensitive), fungsinya untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan
meledak sehingga menimbulkan gelombang kejut.
2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak
kuat dengan VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan
meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya. Jenis-
jenis detonator :
1. Detonator biasa (plain detonator)
2. Detonator listrik (electric detonator)
3. Detonator nonel (nonel detonator)
4. Detonator elektronik (electronic detonator)
2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini adalah
sumbu api dan sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke
detonator biasa pada peledakan dengan menggunakan detonator biasa. Dapat
dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan detonator biasa, karena
detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi sumbu api adalah
untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa. Sedangkan
sumbu ledak adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak
PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa
menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai sifat
tidak sensitive terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis.
14
6. CARA MELAKUKAN PELEDAKAN
Cara melakukan peledakan ada 7, diantaranya:
1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam lubang
atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara
seismik bias.
2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk
pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak
berdiameter kecil dan diisi sedikit bahan peledak.
3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi seismik
di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara.
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan
di luar jam gilir kerja.
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan
jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang
dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang.
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan
parit.
7. Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan
membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat
lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan
getaran yang relatif lembut.
6.1 TAHAP PERSIAPAN
Setelah mempelajari pengertian dan klasifikasi bahan peledak kita memasuki
tahapan persiapan peledakan.Dalam pekerjaan peledakan perlu diperhatikan faktor
15
– faktor efisiensi hasil produksi,keselamatan kerja dan lingkungan sekitar areal
peledakan.untuk itu tahapan dalam persiapan peledakan merupakan aspek penting
yang perlu difahami dan dipatuhi, yaitu :
a. Pengamanan lapangan/areal kerja dan sekitarnya selama persiapan dan
peledakannya.
b. Persiapan peralatan peledakan, antara lain Blasting Mechine, Blasting
Ohmmeter, Shotgun, Crimper, Tongkat Pendek/Panjang, lead wire, ANFO
loader, Lighter.
c. Persiapan perlengkapan peledakan, antara lain sumbu api/sumbu ledak,
detonator biasa/listrik dan NONEL
d. Mempersiapkan Primer ( priming )
e. Pengisian lubang ledak ( Loading )
f. Penyambungan rangkaian ( circuit )
g. Pemilihan dan penyiapan tempat/posisi pemegang blasting mechine.
6.2 TAHAP PELAKSANAANTahap Pelaksanaan Peledakan, Setelah semua persiapan peledakan
dikerjakan, mulai dari pembuatan primer, pengisian bahan peledak, sampai penutupan kolom isian bahan peledak dan penyambungan rangkaian maka peledakan dapat dilakukan.
I. Pemeriksaan Setelah Peledakan Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau setelah asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh juru ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah dijumpai peledakan yang gagal (misfire), jika semua telah meledak dengan baik dan kawasan peledakan aman dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
2 Volume Peledakan Volume peledakan batu andesit keseluruhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V = B1 x S x n x H x Sin α
16
Dimana :
V = Volume batuan yang diledakkan, (m3)
B1 = Burden semu (m) ; S = Spacing (m)
L = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J) x Sin α
N = Jumlah Lubang Ledak ; α = Kemiringan Lubang Ledak.
Pemakaian Bahan Peledak
Bahan peledak yang dipakai perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT.
Dahana, Tasikmalaya. Dengan perbandingan 94,5% berat AN (Amonium Nitrat)
berbentuk butiran dan 5,5% FO (Foil Oil). Sebagai primer digunakan powergel
magnum 3151 dengan kekuatan 80% berbentuk dodol dengan ukuran berat 1
batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan peledak untuk setiap kali peedakan
adalah tidak sama, tergantung dari jumlah lubang ledak yang diledakkan.
Pola Penyalaan
Pola penyalaan yang diterapkan dilapangan CV. Gunung Batujajar saat ini
adalah peledakan secara 5 atau 6 lubang ledak dalam satu row hingga lubang
tembak yang diinginkan. Hal ini sangat berpengaruh sekali dengan keadaan
lingkungan, dimana lokasi peledakan tidak berapa jauh dari pemukiman penduduk
dan diakibatkan getaran terlalu tinggi apabila peledakan 7 lubang ledak keatas
sekaligus. Dimana rumah penduduk berada di antara radius ±350 meter.
Letak Primer
Primer adalah suatu bahan peledak yang menerima penyalaan dari
detonator atau sumbu ledak. Hasil peledakan ini selanjutnya disalurkan kebahan
peledak. Dalam peledakan yang diterapkan di lapangan, primer ditempatkan pada
bagian bawah ( bottom primming).
Primer harus ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan
ditempatkan pada lapisan batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan
menentukan bagian jenjang yang akan ditekan dan dipindahkan. Dimana primer
ini berfungsi untuk menerima penggalak dari detonator.
17
Pembongkaran dan Pemuatan Hasil Peledakan
Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih bertumpuk
di tempat atau lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan selanjutnya
akan di muatkan ke alat angkut. Untuk memenuhi target produksi, pekerjaan
pemuatan batu andesit di lokasi penambangan untuk di angkut ketempat
penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan Hydrolic Excavator atau
(Backhoe) CAT 322.
Pengangkutan Material Hasil Peledakan
Pada proses pengangkutan hasil peledakan dari lokasi penambangan
sampai ke Crushing Plant digunakan alat angkut berupa ”Dump Truck” dengan
kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7 M3). Sistem pengangkutan akan menggunakan
sistem pulang pergi melalui satu jalan, setelah penumpahan muatan ditempat
pengolahan alat angkut akan kembali pada jalan yang sama.
6.3 PEKERJAAN SETELAH PELEDAKAN
Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah :
- Tidak memperkenankan seorang pun memasuki tempat yang sudah diledakkan
dalam jangka waktu 30 menit
- Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu
memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh
gas-gas yang berbahaya, misfire dan batu-batu menggantung dari hasil peledakan,
sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki tempat kerja tersebut.
- Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak
tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak
dibenarkan mengorek keluar material stemming lubang ledak tersebut.
- Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan
stemming dengan alat kompressor udara telanan tunggi atau memakai air, setelah
18
keluar sebagian besar stemmingnya maka dipasang primer baru kemudian
diledakkan. Semua usaha ini harus dibawah pengawasan terus-menerus dari ahli
berdasarkan intruksi tertulis dari Kepala Teknik Tambang.
7. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN
HIDUP (K3LH) DALAM PELEDAKAN
7.1 Keselamatan Kerja
suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja atau cara
untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan
suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang
menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat,
material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya operasi penambangan.
Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan
agarkaryawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan
juga tidak terjadi kerusakan alat-alat yang digunakan. Bahan peledak adalah
campuran senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi. Gas dan
panas yang dihasilkan dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat
tinggi pula.Bahan peledak merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat
penghancur bongkahan batuanpada industri penambangan. Adapun bahan peledak
yang umum digunakan pada penghancuran batuankeras yaitu ANFO “Ammonium
Nitrate-Fuel Oil” Bahan peledak ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil”
merupakan bahan peledak yang tergolongmemiliki kecepatan perambatan yang
reaksinya sangat tinggi “High Explosive”. Sehingga dalamoperasi peledakan
batuan yang keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak
tersebut, diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan
peledak, pengangkutanbahan peledak, dan operasi peledakan.Kata Kunci : Bahan
Peledak, Detonator.
19
7.2 Kecelakaan Kerja
1. Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak
diharapkan karena mengakbatkan kerugian, baik material maupun penderitaan
bagi yang mengalaminya.
2. Sabotase atau kriminal merupakan tindaka diluar lingkup kecelakaan yang
sebenarnya
7.3 Lingkungan Hidup
lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika
kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah,
bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada
di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis,
gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. industri
pertambangan dalam banyak kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan
sosio-ekonomi negara maju dan berkembang. Sektor industri ini berdampak
sangat signifikan dalam arti positif maupun negatif. Tanpa menafikan dampak
positifnya, dampak negatif dalam ranah sosial, lingkungan. Kegiatan
penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem
hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan
udara. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,
limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan
manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula.
20
BAB II JENIS-JENIS BAHAN PELEDAK
A. Pengertian
Bahan peledak (explosives) adalah bahan/zat yang berbentuk cair, padat,
gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan,
gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang amat singkat, disertai efek panas dan tekanan
yang sangat tinggi.
B. Komposisi Kimia Bahan Peledak
Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah
merupakan bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu :
(1) Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.
(2) Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan lain-
lain.
2) Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa
tunggal. Misalnya : dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.
C. Jenis-jenis Peledak
Ledakan merupakan reaksi kimia yang merambat dari satu titik ke titik
lain dalam massa bahan peledak tersebut. Berdasarkan kecepatan rambat tersebut
bahan peledak dibagi menjadi :
a) Bahan peledak rendah (Low explosives). Kecepatan rambat reaksinya
rendah (umumnya dibawah 1.000 m/detik), umumnya digunakan
sebagai bahan pendorong atau propelan. Misalnya : black powder
(sumbu api), propelan (single base, double base).
21
b) Bahan peledak tinggi (High Explosives) yang terdiri dari :
· Bahan peledak non initial
· Bahan peledak penghantar
· Bahan peledak penghancur
· Bahan peledak initial. Misalnya: Mercury fuminate,
Tetrazene, Diazodiaminophenol.
D. Kepekaan Ledakan
1. Peledak pertama, Peledak inisiasi yaitu bahan peledak yang mudah meledak
dengan adanya api, benturan, gesekan dan semacamnya. Misalnya : PbN6,
Hg(ONC)2, C6H2N4O5 dan lain-lain. Bahan ini biasanya digunakan sebagai
muatan primer dalam pemicu.
2. Peledak kedua, Peledak non inisiasi yaitu bahan peledak yang hanya meledak
bila telah dipicu oleh peledak pertama.
E. Permissible explosive
Khusus untuk tambang batubara bawah tanah. Untuk menghindari ledakan
dari gas metan (CH4) dan debu akibat aktifitas peledakan
Ciri-Cirinya:
-Temperatur peledakan rendah
-Volume gas sedikit dan tidak beracun
-Penyalaan singkat Contoh: Nitroglyserin, Straight dynamite, Amonium
Dynamite
F. Propelan
Propelan merupakan suatu bahan bakar yang proses pembakarannya tidak
memerlukan udara (oksigen), karena kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
proses pembakaran telah terkandung dalam Propelan itu sendiri.
1. Berdasarkan fasa propelan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a. Propelan padat terdiri dari : dasar tunggal (single base), dasar ganda
22
(double base) dan komposisi.
b. Propelan cair dapat dibedakan menjadi monopropelan dan bipropelan.
Monopropelan artinya dalam propelan tersebut telah mengandung
unsur utama dalam tiap molekulnya.Bipropelan berarti bahan bakar
dan oksidator terpisah dan baru akan tercampur di dalam ruang bakar.
2. Berdasarkan sifat campurannya, propelan padat dapat menjadi dua macam,
yaitu:
a. Tipe propelan padat homogen, yaitu propelan padat dengan
nitroselulosa sebagai bahan dasar dalam komposisinya dan bahan lain yang pada
umumnya berupa senyawa organik.
1) Disebut single base propelan kalau propelan homogen tersebut dibuat
dari nitroselulosa sebagai bahan utama dalam komposisinya.
2) Disebut double base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat
dengan nitroselulosa dan nitrogliserin sebagai bahan utama dalam
komposisinya.
3) Disebut triple base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat
dengan nitroselulosa, nitrogliserin, dan nitroguanidin sebagai bahan
utama dalam komposisinya.
b. Tipe komposisi propelan padat, yaitu suatu jenis propelan padat yang
dibuat dengan mencampurkan bahan bakar dengan bahan pengikat lainnya dengan
oksidator ditambah berbagai macam additive.
G. TRINITROTOLUENA (TNT)
Preparasi
A. Dalam industri, TNT disintesis dalam tiga langkah. Pertama, toluena
dinitrasi dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan mono-
nitrotoluene atau MNT. MNT dipisahkan dan kemudian direnitrasi membentuk
dinitrotoluene atau DNT. Pada tahap akhir, DNT dinitrasi membentuk
Trinitrotoluena atau TNT menggunakan campuran asam nitrat anhidrat dan
oleum.
23
B. Asam nitrat habis dikonsumsi untuk proses industri, tapi asam sulfat encer
dapat digunakan kembali. Setelah nitrasi, TNT distabilkan dengan proses yang
disebut sulphitation, di mana crude TNT diperlakukan dengan larutan sulfit dan
larutan natrium untuk menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang tidak
diinginkan.
C. Air bilasan dari sulphitation dikenal sebagai red water dan merupakan polutan
yang signifikan dan merupakan produk limbah dari pembuatan TNT.
Karakter Explosive
1. TNT berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang spesifik,
sementara dinamit adalah suatu campuran nitrogliserin yang dikompresi menjadi
bentuk silinder dan dibungkus dengan kertas.
2. Setelah ledakan, TNT terurai sebagai berikut:
2C7H5N3O6 → 3N2 + 5H2O + 7CO + 7C
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon pada
produk, menyebabkan ledakan TNT memiliki penampilan jelaga. Dan karena
TNT memiliki kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan
senyawa oksigen dapat menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari TNT
saja.
Aplikasi
TNT paling umum digunakan untuk bahan peledak dan industri aplikasi
militer. Hal ini dinilai karena ketidakpekaannya terhadap shock dan gesekan, yang
mengurangi risiko ledakan disengaja. TNT meleleh pada 80°C (176°F), jauh di
bawah suhu di mana ia akan meledak secara spontan, sehingga aman bila
dikombinasikan dengan bahan peledak lain. TNT tidak menyerap atau larut dalam
air, yang memungkinkan untuk digunakan secara efektif dalam lingkungan basah.
Selain itu, cukup stabil bila dibandingkan bahan peledak tinggi lainnya. Meskipun
24
TNT tersedia dalam berbagai ukuran (misalnya 250 g, 500 g, 1.000 g), namun
lebih sering ditemui dalam campuran dengan bahan peledak lain/ditambah bahan
lainnya.
(gambar TNT)
H. NITROGLISERIN (NG)
Kandungan utama dari bahan peledak ini adalah nitrogliserin, nitoglikol,
nitrocotton dan material selulosa.Kadang-kadang ditambah juga ammonium atau
sodiumnitrat. Nitrogliserin merupakan zat kimia berbentuk cair yang tidak stabil
dan mudah meledak, sehingga pengangkutannya sangat beresiko tinggi.
Alfred Nobel yang pertama kali menemukan kiieselguhr sebagai penyerap
nitrogliserin yang baik dan hasil campurannya itu dinamakan bahan peledak
dinamit. Saat itu kandungan kiieselguhr dan NG divariasikan untuk memberikan
energi yang diinginkan dan keamanan dalam pengangkutannya.
Bahan peledak ini mempunyai sifat plastis yang konsisten (seperti
lempung atau dodol), berkekuatan (strength) yang tinggi, densitas tinggi, dan
ketahanan terhadap air sangat baik, sehingga dapat digunakan langsung pada
lubang ledak yang berair. Bahan dikemas (dibungkus) oleh kertas mengandung
polyethylene untuk mencegah penyerapan air dari udara bebas.
Adapun kelemahan bahan peledak jenis ini :
1 Mengandung resiko kecelakaan tinggi pada saat pembuatan di pabrik
maupun pengangkutan.
25
2. Sensitif terhadap gesekan, sehingga sangat berbahaya apabila tertabrak
atau tergilas oleh kendaraan.
3. Membuat kepala pusing.
4. Tidak dapat digunakan pada lokasi peledakan yang bertemperatur
tinggi.
5. Biaya pembuatan tinggi.
I. ANFO (Amoinium Nitrat Fuel Oil)
Adalah singkatan dari ammoniun nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan
fuel oil (FO) sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik
berbentuk serbuk maupuncair, dapat digunakan sebagai pencampur dengansegala
keuntungan dan kerugiannya. Pada tahun1950-an di Amerika masih menggunakan
serbukbatubara sebagai bahan bakar dan sekarangsudah diganti dengan bahan
bakar minyak, khususnya solar. Di Indonesia perusahan bahan peledak yang
sudah memproduksi ANFO (bukan hanya AN) adalah PT. Dahana dengan merk
dagang “Danfo” dan PT. Pindad dengan merk dagang “Panfo”. ANFO digunakan
sebagai bahan peledak dengan komposisi 94,5% AN:5,5% FO.
(gambar AN:FO yg sudah dikemas)
26
J. PENTA ERYTHRITOL TETRANITRATE (PETN)
Pentaeritritol tetranitrate (PETN) sangat terkenal sebagai bahan peledak.
Karena PETN merupakan salah satu bahan peledak tinggi yang paling kuat dan
dikenal dengan faktor efektivitasrelatif dari 1,66. PETN praktis tidak larut dalam
air (0,01 g/100 ml pada suhu 50 ° C), lemah larut dalam nonpolar umum pelarut
seperti hidrokarbon alifatik (seperti bensin) atau tetrachloromethane , tetapi larut
dalam beberapa pelarut organik lainnya, terutama dalam aseton
Di lingkungan, PETN mengalami biodegradasi . Beberapa bakteri denitrate PETN
untuk trinitrat dan kemudian dinitrate, yang kemudian lebih lanjut terdegradasi.
PETN memiliki rendahvolatilitas dan kelarutan rendah dalam air, dan karena itu
memiliki rendah bioavailabilitas untuk sebagian besar organisme. Its toksisitas
relatif rendah, dan yang transdermal penyerapan juga tampaknya menjadi rendah.
Ini merupakan ancaman bagi air organisme . Hal ini dapat terdegradasike
pentaeritritol oleh besi logam. Senyawa ini dihasilkan oleh reaksi pentaetritiol
dengan konsentrasi asam nitrat. Dalam reaksi ini, membentuk endapan. Mentah
dapat direkristalisasi dariaseton untuk memberikan kristal processable.
C (CH2 OH)4 + 4 HNO3 → C (CH2ONO2) 4+ 4 H2O
(Gambar PENTA ERYTHRITOL TETRANITRATE (PETN))
PETN diproduksi oleh berbagai produsen sebagai bedak tentang konsistensi
garam popcorn halus,atau bersama-sama dengan nitroselulosa dan plasticizer
27
sebagai lembar plasticized tipis (misalnya primasheet 1000 atau detasheet).
Residu PETN mudah terdeteksi di rambut orang menanganinya..Retensi residu
tertinggi adalah pada rambut hitam;. beberapa residu tetap ada bahkan setelah
dicuci.
8. KESIMPULAN
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun
campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan,
hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain
yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga
dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik
terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan. bilamana peledakan itu dilakukan maka
keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai bagian utama dari
melakukan suatu peledakan.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/93327671/PELEDAK
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http%3A
%2F%2F180.245.203.132%2Fpower_point%2FPENGETAHUAN%2520DASAR
%2520BAHAN%2520PELEDAK
%25201.ppt&ei=3ROvUPaPHoerrAecoYD4Dw&usg=AFQjCNFYJFN4JBbSKY
7XNvF1Yvofb8_QMw
http://www.miningsite.info/bahan-peledak
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/05/peledakan-tambang.html
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/08/blasting.html
http://akubernapas.blogspot.com/2009/06/bahan-explosive.html
http://suyitno01.wordpress.com/pertambangan/peledakan-blasting/pengetahuan-
dasar-bahan-peledak-komersil/
http://kasmui.blog.com/archives/213/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://
www.explosives.org/index.php/component/banners/click/10
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://
www.infoplease.com/encyclopedia/science/explosive-applications-
explosives.html
http://www.anekatambang.net/berita-tambang/istilah-populer-dunia-
pertambangan.html
http://www.miningsite.info/bahan-peledak
http://www.scribd.com/doc/42119480/MAKALAH-TEKNIK-PELEDAKAN
29
top related