okumen encana aksi daerah ercepatan pembangunan aerah tertinggal · 2018. 1. 15. · pembangunan...
Post on 16-Feb-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
DOKUMEN
RENCANA AKSI DAERAH
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2017
-
i
KATA PENGANTAR
Untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas, kesembilan
agenda prioritas itu disebut NAWA CITA. Dalam NAWA CITA ketiga disebutkan membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan harus dipahami dalam perspektif yang utuh, dalam hal ini sebagai afirmasi
untuk mendorong kegiatan sosial-ekonomi dan pembangunan wilayah pinggiran yang
selama ini kurang diprioritaskan pemerintah. Hal tersebut selaras dengan salah satu misi
pembangunan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2025,
yakni mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan
meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih
lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender.
Isu kesenjangan wilayah sebagaimana dinyatakan dalam RPJMN 2015-2019
menjelaskan bahwa ketimpangan atau kesenjangan pembangunan antar wilayah di
Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan ke
depan. Kesenjangan pembangunan antar wilayah dalam jangka panjang bisa memberikan
dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Kesenjangan antar wilayah juga dapat dilihat
dari masih terdapatnya 122 kabupaten yang merupakan daerah tertinggal, dengan rincian
19 daerah tertinggal berada di KBI dan 103 daerah tertinggal tersebut berada di KTI.
Membangun Indonesia dari pinggiran harus dipahami dalam perspektif yang utuh,
yakni sebagai afirmasi untuk mendorong pembangunan pada sektor/bidang yang relatif
tertinggal dan kurang mendapatkan prioritas di wilayah perdesaan, perbatasan dana atau
daerah tertinggal pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, usaha mikro dan kecil serta
aktivitas tradisional.
Salah satu bentuk afirmasi pembangunan dari pinggiran adalah melalui percepatan
pembangunan daerah tertinggal yakni keberpihakan dan penajaman terhadap
pembangunan daerah tertinggal di bidang perencanaan dan pendanaan serta pelaksanaan
pembangunan daerah tertinggal.
-
ii
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal pasal 14 mengamanatkan untuk menyusun Rencana Aksi
Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi sebagai salah
satu bentuk afirmasi di bidang perencanaan pembangunan daerah tertinggal.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan
Daerah Tertinggal mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penyusunan dokumen ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum tentang
semua aspek di wilayah administrasi Provinsi Bengkulu khususnya Kabupaten Seluma.
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi
Bengkulu ini merupakan hasil dari pembahasan dengan berbagai Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dalam lingkungan Provinsi Bengkulu berdasarkan berbagai indikator
ketertinggalan daerah.
Dokumen Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-
PPDT) diharapkan dapat menjadi acuan dan arahan strategis Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) dalam menyusun perencanaan yang berpihak pada percepatan pembangunan
daerah tertinggal.
Disadari bahwa RAD-PPDT Provinsi Bengkulu ini masih membutuhkan berbagai
masukan yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaannya. Akhir kata semoga
RAD-PPDT ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan daerah untuk dapat
mensejajarkan taraf hidup masyarakat di Provinsi Bengkulu yang lebih maju.
Bengkulu, September 2017
Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu
Dra. Noni Yuliesti, MM
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………............... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………. iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 6
C. Landasan Hukum ............................................................................... 6
D. Hubungan Dokumen RAD-PPDT Provinsi
dengan dokumen perencanaan lainnya .........………………………… 8
BAB II ANALISIS POTENSI DAN KETERTINGGALAN WILAYAH ……………. 10
A. Analisis Potensi Wilayah ………………………………………………. 10
B. Analisis Ketertinggalan Wilayah ………………………………………. 20
C. Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan …………………………. 41
D. Isu Strategis, Sasaran dan Prioritas
Penanganan Daerah Tertinggal ………………………………………... 41
BAB III PENETAPAN RAD-PPDT PROVINSI 2018 ……………………………… 44
A. Arah Kebijakan dan Sasaran Umum …………………………………. 44
B. Program dan Kegiatan Prioritas ………………………………………... 48
BAB IV RANCANGAN RAD-PPDT PROVINSI 2019 …………………………… 63
BAB V PEMANTAUAN RAD-PPDT PROVINSI 2017 ……………………………. 78
BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………. 89
r_al_fadly@yahoo.comTypewritten textLAMPIRAN
r_al_fadly@yahoo.comTypewritten text
r_al_fadly@yahoo.comTypewritten textMatrik RAD PPDT Provinsi Bengkulu
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014-2016 …………... 5
Tabel 2 Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma ………. 10
Tabel 3 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma ………… 20
Tabel 4 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi
Bengkulu ……………………………………………………………………….
22
Tabel 5 Perbandingan Pengeluaran per Kapita di Provinsi Bengkulu Tahun
2010-2016 …………………………………………………………………….
23
Tabel 6 Perbandingan Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu tahun 2010-
2016 ……………………………………………………………………………
24
Tabel 7 Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 .. 25
Tabel 8 Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Seluma ……………………… 26
Tabel 9 Panjang Ruas Jalan di Kabupaten Seluma menurut Status Jalan ……… 26
Tabel 10 Ruas Jalan per Kecamatan di Kabupaten Seluma ……………………….. 27
Tabel 11 Rasio Dokter per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2012-
2016 …………………………………………………………………………….
30
Tabel 12 Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk di Kabupaten
Seluma …………………………………………………………………………
31
Tabel 13 Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk per Kecamatan di
Kabupaten Seluma ……………………………………………………………
31
Tabel 14 Jumlah desa menurut Jenis Bencana di Provinsi Bengkulu …………….. 35
Tabel 15 Sebaran Potensi Rawan Banjir di Kabupaten Seluma …………………… 36
Tabel 16 Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan ……………………………….. 41
Tabel 17 Isu Strategis, Sasaran dan Prioritas Penanganan Daerah Tertinggal ….. 42
Tabel 18 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma ………… 44
Tabel 19 Sasaran Umum dan Target RAD-PPDT Kabupaten Seluma Tahun 2018 46
Tabel 20 Strategi dan Arah Kebijakan PPDT Kabupaten Seluma …………………. 47
-
v
Tabel 21 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu Tahun 2018: EKONOMI …………………………………………
49
Tabel 22 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu Tahun 2018: INFRASTRUKTUR ………………………………..
57
Tabel 23 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu Tahun 2018: KARAKTERISTIK DAERAH ……………………...
61
Tabel 24 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu Tahun 2018: SDM ……………… ……………………………….
62
Tabel 25 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten
Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: EKONOMI ………………………
64
Tabel 26 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten
Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: INFRASTRUKTUR …………….
73
Tabel 27 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten
Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019:SDM ……...……………………...
77
Tabel 28 Total Output dan Alokasi APBD dan APBN berdasarkan Indikator
Ketertinggalan Daerah Tahun 2017 ……………………………………….
78
Tabel 29 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu Tahun 2017: EKONOMI ………………………………………….
79
Tabel 30 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten
Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: INFRASTRUKTUR …………….
85
Tabel 31 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten
Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: SDM ……………….……………
88
-
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi
Bengkulu dan Kabupaten Seluma Tahun 2009 – 2016 …………………..
2
Gambar 2 Perbandingan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 …………... 3
Gambar 3 Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 ……………………. 3
Gambar 4 Sebaran Desa Tertinggal di Kabupaten Seluma ………………………..... 4
Gambar 5 Bagan Keterkaitan Dokumen RAD PPDT dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya ………………………………………………………...
9
Gambar 6 Rencana Pola Ruang Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032 …………… 18
Gambar 7 Struktur Ruang Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032 …………………... 19
Gambar 8 Grafik Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Seluma Tahun 2009-
2016 …………………………………………………………………………….
21
Gambar 9 Pengeluaran per Kapita Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2010 –
2016 …………………………………………………………………………….
22
Gambar 10 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Seluma Tahun
2010 – 2016 ……………………………………………………………………
24
Gambar 11 Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Seluma ……………………………... 27
Gambar 12 Jumlah Desa dengan Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu ……………….. 28
Gambar 13 Jumlah Desa berdasarkan Kondisi Pasar di Provinsi Bengkulu ………… 29
Gambar 14 Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Seluma ………………. 33
Gambar 15 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 . 34
Gambar 16 Persentase Desa menurut Jenis Bencana di Kabupaten Seluma ………. 36
Gambar 17 Peta Rawan Bencana di Kabupaten Seluma ……………………………… 37
Gambar 18 Peta Bahaya Banjir Kabupaten Seluma …………………………………… 38
-
vii
Gambar 19 Peta Bahaya Gempa Bumi Kabupaten Seluma …………………………... 39
Gambar 20 Peta Bahaya Tanah Longsor Kabupaten Seluma ………………………… 40
-
1
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor
131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 pada tanggal 4
November 2015 (Perpres 131/2015). Dalam Perpres tersebut, ditetapkan 122 Kabupaten
sebagai Daerah Tertinggal. Perpres tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah
Nomor 78 Tahun 2014 (PP 78/2014) tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Sesuai pengertian dalam PP 78/2014, yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah
daerah kabupaten yang wilayahnya serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan
dengan daerah lain dalam skala nasional. Hal tersebut dapat diukur dari 6 (enam) kriteria
utama yaitu ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,
aksesibilitas dan karakteristik daerah. Daftar 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai
daerah tertinggal tahun 2015-2019 merupakan lanjutan dari 183 kabupaten tertinggal dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, dikurangi
70 kabupaten yang telah terentaskan, dan ditambah 9 (sembilan) Daerah Otonomi Baru.
Perpres 131/2015 merupakan pintu gerbang dalam melakukan percepatan
pembangunan daerah tertinggal. Terlebih percepatan pembangunan daerah tertinggal
merupakan implementasi dari agenda Nawa Cita ketiga yaitu membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan daerah
tertinggal pada tahun 2019 ialah peningkatan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah
tertinggal sebesar 7,24 persen, penurunan rata-rata presentase penduduk miskin di daerah
tertinggal menjadi 14,00 persen, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
daerah tertinggal sebesar 69,59 persen, dan minimal terdapat 80 kabupaten yang dapat
dientaskan menjadi kabupaten maju.
Berdasarkan Perpres 131/2015 tersebut, Kabupaten Seluma merupakan satu-satunya
kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih dikategorikan tertinggal. Kabupaten Seluma
merupakan kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu yang dibentuk melalui Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-muko, Kabupaten
Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi Bengkulu. Selama 14 tahun sejak terbentuk
sebagai kabupaten, Kabupaten Seluma terus giat melakukan pembangunan di berbagai
sektor. Namun, upaya pembangunan tersebut terhambat dalam berbagai sektor sehingga
-
2
menempatkan Kabupaten Seluma sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi
Bengkulu. Beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah
sebagai berikut:
1. Tingginya angka kemiskinan;
2. Rendahnya pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk;
3. Rendahnya Angka harapan Hidup;
4. Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah;
5. Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar, fasilitas pendidikan dan fasilitas
kesehatan;
6. Karakteristik daerah yang termasuk pada daerah rawan bencana;
Sebagai contoh, dapat kita lihat dari Angka kemiskinan di Kabupaten Seluma.
Berdasarkan data BPS, Juni 2017, tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma menempati
posisi yang cukup tinggi. Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik 1.1 berikut ini :
Gambar 1
Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu dan
Kabupaten Seluma Tahun 2009 - 2016
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa selama kurun waktu 2009 – 2016, tingkat
kemiskinan di Kabupaten Seluma selalu berada diatas tingkat kemiskinan Provinsi
Bengkulu. Terendah tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma adalah pada tahun 2010 yang
sebesar 20,8% dan tertinggi mencapai 22,98% pada tahun 2015. Selain itu, berdasarkan
Gambar 1.1 pada tahun 2016, Kabupaten Seluma merupakan kabupaten dengan tingkat
kemiskinan tertinggi kedua setelah Kabupaten Kaur.
-
3
Selain tingkat kemiskinan, data lain yang dapat menunjukkan ketertinggalan
Kabupaten Seluma adalah data Indeks Desa Membangun (IDM). IDM yang dikembangkan
oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah suatu indeks dan nilai untuk
mengukur ketertinggalan suatu desa dengan 3 (tiga) domain sosial yaitu sosial, ekonomi dan
ekologi. Secara lengkap, perbandingan nilai IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 adalah
sebagai berikut:
Gambar 3
Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015
Sumber : Data BPS diolah.
Gambar 2
Gambar Perbandingan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu
Tahun 2016
-
4
Sumber: Buku IDM, 2015.
Berdasarkan data IDM Tahun 2015 tersebut, Kabupaten Kepahiang adalah kabupaten
dengan nilai IDM tertinggi di Provinsi Bengkulu dan nilai IDM yang terendah adalah
Kabupaten Seluma yang mencapi 0,5370. Peta sebaran desa tertinggal di Kabupaten
Seluma dapat dilihat pada Gambar 4.
Selain IDM, indikator lain yang dapat kita perhatikan untuk melihat poisis
ketertinggalan Kabupaten Seluma adalah IPM. IPM merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM
dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy
life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent standard of living). Jika kita
melihat Gambar 5 berikut, terlihat jika dalam kurun waktu 2014-2016, IPM Kabupaten
Seluma selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. Hal ini
menggambarkan bahwa ketertinggalan menyebabkan perlambatan dalam pemajuan
pembangunan manusia di Kabupaten Seluma.
-
5
Tabel 1
IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 - 2016
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017
Melalui data-data yang disajikan tersebut, dapat diketahui secara jelas posisi indikator
– indikator yang mengakibatkan ketertinggalan Kabupaten Seluma di Provinsi Bengkulu.
Jika kita cermati, ketertinggalan di Kabupaten Seluma merupakan suatu permasalahan yang
menyangkut tanggung jawab lintas sektor baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan
masyarakat. Penanganan problem ketertinggalan Kabupaten Seluma tentunya perlu
melibatkan seluruh tingkatan pemerintah yang memiliki basis program sesuai yang
dibutuhan juga peran aktif dari sektor swasta dan masyarakat. Beragamnya aspek
pembangunan wilayah di daerah tertinggal tentunya merupakan suatu peluang untuk
mempercepat pengentasan ketertinggalan. Upaya pembangunan daerah tertinggal haruslah
terkoneksi sebagai suatu sistem pembangunan yang sinergis. Oleh karena itu,
pembangunan yang terkoneksi dan sinergi dapat mewujudkan target pengentasan dan
menjawab kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal. Program dan sumber daya anggaran
di kementerian/lembaga dapat dioptimalkan menuju pembangunan yang efektif dalam
menjawab permasalahan, bukan program yang hanya berujung pada serapan anggaran.
Mewujudkan sinergitas tersebut, sesuai dengan amanat pasal 14 Peraturan
Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
pemerintah provinsi, sebagai salah satu bentuk di bidang perencanaan pembangunan
daerah tertinggal, menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (RAD PPDT) yang ditetapkan setiap tahun oleh Gubernur. RAD PPDT
merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang disusun dengan memperhatikan
2014 2015 2016
1 Bengkulu Selatan 68.28 68.57 68.71
2 Rejang Lebong 66.55 67.51 68.34
3 Bengkulu Utara 67.27 67.46 67.63
4 Kaur 63.75 64.47 64.95
5 Seluma 62.94 63.41 64.04
6 Mukomuko 65.31 65.77 66.52
7 Lebong 63.90 64.72 65.58
8 Kepahiang 65.22 65.45 66.35
9 Bengkulu Tengah 64.10 64.68 65.44
10 Kota Bengkulu 76.49 77.16 77.94
IPMKabupatenNo.
-
6
STARNAS-PPDT dan menjadi acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahunnya. Pada
tahun 2017, melalui dana dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
Tertinggal, Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan penyusunan RAD PPDT Provinsi
Bengkulu Tahun Anggaran 2017 sebagai bentuk tahapan perencanaan, koordinasi
penatalaksanaan dan supervisi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal di
Provinsi Bengkulu.
B. Maksud dan Tujuan
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT)
Provinsi Bengkulu Tahun 2017 disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu sebagai acuan berbagai
pihak baik pemerintah pusat, daerah, swasta, maupun masyarakat untuk
mengimplementasikan program dan kegiatan dalam mendorong percepatan pembangunan
daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.
Adapun tujuan dari penyusunan RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2017
adalah:
1. Untuk merumuskan dan mengoordinasikan kebijakan pengentasan dan
penanggulangan kemiskinan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten, pihak swasta serta masyarakat;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sikronisasi, dan sinergi baik antar sektor dalam
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan dalam pelaksanaan program dan kegiatan percepatan
pembangunan daerah tertinggal;
4. Menjaga kesinambungan dan kesatuan arah antara pembangunan jangka panjang
dan menengah dengan operasional kebijakan pembangunan daerah tertinggal;
5. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk
percepatan pembangunan daerah tertinggal;
C. Landasan Hukum
Landasan hukum yang menjadi dasar dalam penyusunan RAD PPDT Provinsi
Bengkulu Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan
-
7
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-
muko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4466);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
264, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5598);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019;
-
8
11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
12. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Tertinggal Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 259);
13. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun
2016-2021 (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6/205);
D. Hubungan RAD PPDT dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Keterkaitan antar dokumen perencanaan mutlak diperlukan agar pengambil kebijakan
tidak bertentangan dengan palaksanaan sebelumnya. Begitu juga degan dokumen Rencana
Aksi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Provinsi Bengkulu Tahun 2017 yang
disusun dengan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal. Keberadaan dokumen ini diharapkan menjadi pedoman dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah. Selanjutnya agar aspek legalitas dokumen terjaga, maka dokumen
RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2017 ditetapkan melalui keputusan
gubernur.
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT)
merupakan instrumen pelaksanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal yang
disusun dengan mempedomani STRADA PPDT serta memperhatikan dan mengacu pada
STRANAS PPDT dan RAN PPDT. Melalui rencana aksi daerah, dapat terpetakan bentuk
kegiatan beserta mitra pelaksanaan, sasaran utama, arah kebijakan, program lintas bidang
terkait pembangunan daerah tertinggal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, RAD PPDT
tidak dapat dipisahkan dengan dokumen perencanaan lainnya. Adapun keterkaitan antar
dokumen perencanaan dalam RAD PPDT adalah sebagai berikut:
1. STRANAS PPDT merupakan dokumen perencanaan strategi untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang penyusunannya mengacu pada RPJM Nasional 2015-2019 untuk
pemerintah pusat, RPJMD untuk pemerintah daerah baik ditingkat provinsi maupun
kabupaten, yang secara sistematis berkaitan dan diturunkan di setiap jenjang
pemerintahan, yakni Pemerintah pusat (STRANAS PPDT), Provinsi (STRADA PPDT
Provinsi) dan kabupaten (STRADA PPDT Kabupaten);
2. STRADA PPDT merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal
untuk periode 5 (lima) tahun di tingkat provinsi yang merupakan bagian integral dari
-
9
RPJMD Provinsi;
3. RAN PPDT merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang disusun dengan
memperhatikan STRANAS PPDT dan menjadi acian dalam penyusunan RKP dan
berkaitan erat dengan penyusunan Renja K/L;
4. RAD PPDT merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal untuk
periode 1 (satu) tahun ditingkat daerah yang menjadi acuan dalam penyusunan RKPD
dan berkaitan langsung dengan Renja OPD;
Berikut adalah alur keterkaitan dokumen STRANAS dan RAN PPDT dengan dokumen
perencanaan lainnya:
Gambar 5
Bagan Keterkaitan Dokumen RAD PPDT dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Sumber : Roadmap PP No. 78 Tahun 2014, Kementerian Desa PDTT, 2014 (diolah)
-
10
B A B II
ANALISIS POTENSI DAN KETERTINGGALAN WILAYAH
A. Analisis Potensi Wilayah
Pada subbab ini, akan dijelaskan sektor/komoditi unggulan yang dapat dikembangkan
di Kabupaten Seluma yang merujuk pada RTRW Provinsi Bengkulu. Akan dijelaskan pula
kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan keterkaitan wilayah
serta sarana dan prasarana pendukung dalam pengembangan wilayah agar dapat terlepas
dari ketertinggalan.
A.1. Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Seluma
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Seluma Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032, Rencana
Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma
Sistem Pusat Kegiatan
PKL PPK PPL
Tais
PPK Cahaya Negeri (Kec. Sukaraja) PPK Rimbo Kedui (Kec. Seluma Selatan) PPK Masmambang (Kec. Talo) PPK Darmayu (Kec. Air Periukan)
PPL Sukasari
PPK Pajar Bulan (Kec. Semindang Alas) PPL Kayu Elang
PPK Puguk (Kec. Seluma Timur) PPL Rawa Indah
PPK Rena Panjang (Kec. Lubuk Sandi) PPL Dusun Tengah
PPK Pagar Agung (Kec. Seluma Barat)
PPK Kembang Mumpo (Kec. Semindang Alas Maras) PPL Muara Maras
PPK Selebar (Kec. Seluma Timur)
PPK Air Keruh (Kec. Ulu Talo)
PPK Padang Cekur (Kec. Ilir Talo)
PPK Sukamerindu (Kec. Talo Kecil)
Sumber: RTRW Kabupaten Seluma
Rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Seluma adalah rencana susunan
kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan
-
11
keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hierarki pelayanan dengan cakupan
dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)
yang berlokasi di Kecamatan Seluma merupakan potensi wilayah yang diperuntukan
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa
yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau kawasan perkotaan
yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten
atau beberapa kecamatan. Terdapat 13 Lokasi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
yang berada di Cahaya Negeri; Masmambang; Rimbo Kedui; Dermayu; Pajar Bulan; Puguk;
Renah Panjang; Pagar Agung; Kembang Mumpo; Selebar; Air Keruh; Padang Cekur; dan
Suka Merindu. dan penetapan 5 lokasi sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang
berada di Sukasari; Kayu Elang; Muara Maras; Rawa Indah; dan Dusun Tengah.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seluma, terdapat 4 (empat) wilayah
pembangunan, yaitu:
1. Wilayah Pembangunan Seluma A
Wilayah Pembangunan Seluma A berpusat di Cahaya Negeri Sukaraja dengan area
seluas 58.925 hektar yang mencakup wilayah di bagian utara Kabupaten Seluma yang
berbatasan dengan Kota Bengkulu. Kegiatan perekonomian yang menonjol pada
Wilayah Pembangunan Seluma A yaitu perkebunan (perkebunan besar dan
perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kegiatan
perekonomian yang potensial untuk dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa
pertambangan, peternakan, pariwisata, industri pengolahan hasil pertanian dan
industri kecil lainnya.
2. Wilayah Pembangunan Seluma B
Wilayah Pembangunan Seluma B berpusat di Tais dengan area seluas 62.894 hektar
yang merupakan daerah perkotaan dengan fungsi utama sebagai ibukota kabupaten.
Kegiatan perekonomian yang menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma B yaitu
perkebunan (perkebunan besar dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan
pertanian lahan kering. Kegiatan perekonomian yang potensial untuk dikembangkan
yaitu perdagangan dan jasa pertambangan, peternakan, perikanan (terutama
perikanan laut), pariwisata, industry pengolahan hasil pertanian dan industri kecil
lainnya.
-
12
3. Wilayah Pembangunan Seluma C
Wilayah Pembangunan Seluma C berpusat di Masmambang dengan area seluas
52.475 hektar yang mencakup wilayah kecamatan Talo, Ulu Talo, Ilir Talo dan Talo
Kecil. Kegiatan perekonomian yang menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma C
yaitu perkebunan (perkebunan besar dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah
dan pertanian lahan kering. Kegiatan perekonomian yang potensial untuk
dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa pertambangan, peternakan, perikanan
(terutama perikanan laut), pariwisata, industri pengolahan hasil pertanian dan industri
kecil lainnya.
4. Wilayah Pembangunan Seluma D
Wilayah Pembangunan Seluma D berpusat di Kembang Mumpo dengan area seluas
65.850 hektar yang mencakup wilayah kecamatan Semidang Alas Maras dan
Semidang Alas. Wilayah ini merupakan bagian paling selatan Kabupaten Seluma yang
berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan. Kegiatan perekonomian yang
menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma C yaitu perkebunan (perkebunan besar
dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kegiatan
perekonomian yang potensial untuk dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa
pertambangan, peternakan, perikanan (terutama perikanan laut), pariwisata, industri
pengolahan hasil pertanian dan industri kecil lainnya.
Pemerintah Kabupaten Seluma masih melakukan pengembangan beberapa kawasan
strategis di Kabupaten Seluma yang terbagi menjadi:
1. Kawasan strategis provinsi, yaitu kawasan Lambaitaritam di Kecamatan Air Periukan
dan Kecamatan Sukaraja.
2. Kawasan strategis kabupaten, yang terdiri atas:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, kawasan yang dimaksud
meliputi:
- Kecamatan agropolitan, yang berlokasi di Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Air
Periukan, Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Seluma, Kecamatan Seluma
Utara, Kecamatan Seluma Barat, Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan
Seluma Timur, Kecamatan Talo, Kecamatan Talo Kecil, Kecamatan Ilir Talo,
Kecamatan Ulu Talo, Kecamatan Semidang Alas dan Kecamatan Semidang
Alas Maras.
-
13
- Kecamatan minapolitan, yang berlokasi di Kecamatan Seluma Selatan,
Kecamatan Sukaraja, dan Kecamatan Air Periukan.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, terdapat di kawasan
pusat pemerintahan di Kecamatan Seluma.
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yang berupa kawasan lindung, meliputi Kecamatan Lubuk Sandi,
Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Seluma Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032, klasifikasi
pengembangan wilayah yaitu dibagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Seluma yang menjadi focus pembangunan terdiri
atas:
A.1.1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang menjadi termasuk dalam pengembangan wilayah yaitu Dalam
wilayah Provinsi Bengkulu, telah ditetapkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), yang
menetapkan baik hutan dengan fungsi lindung maupun hutan dengan fungsi budidaya.
Dimana penetapan kawasan hutan berdasarkan KEPMENHUTBUN Nomor: 420/KPTS-
II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu dan dilakukan perubahan
terakhir sesuai dengan KEPMENHUT RI Nomor: SK.643/Menhut-II/2011 tentang Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas ± 2.192 hektar, perubahan
antar fungsi kawasan hutan seluas ± 31.013 hektar, dan penunjukan kawasan bukan hutan
menjadi kawasan hutan seluas ± 101 hektar di Provinsi Bengkulu. Kawasan hutan lindung di
Kabupaten Seluma berupa hutan lindung Bukit Sanggul seluas kurang lebih 62.942 (enam
puluh dua ribu Sembilan ratus empat puluh dua) hektar meliputi Kecamatan Lubuk Sandi,
Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas.
Dalam kawasan lindung juga terdapat kawasan resapan air dimana curah hujan yang
tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu
meresapkan air hujan secara besar-besaran.Kawasan resapan air di Kabupaten Seluma
terdapat di Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo, dan
Kecamatan Semidang Alas. Kawasan lindung juga berada pada kawasan perlindungan
setempat yang meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau atau waduk, sempadan mata air, ruang terbuka hijau.Pada kawasan lindung di
Kabupaten Seluma juga terdapat kawasan suaka alam dan cagar budaya.
-
14
A.1.2. Kawasan Budidaya
1. Kawasan peruntukan hutan produksi, meliputi:
a. Hutan Produksi Terbatas Air Talo reg. 77 seluas kurang lebih 2.533,79 (dua ribu lima
ratus tiga puluh tiga tujuh sembilan) hektar di Kecamatan Ulu Talo.
b. Hutan Produksi Terbatas Bukit Badas reg. 76 seluas 9.044,42 (Sembilan ribu empat
puluh empat koma empat dua) hektar di Kecamatan Seluma Utara dan Kecamatan
Lubuk Sandi.
c. Hutan Produksi Terbatas Bukit Rambang reg. 78 seluas 2.632 (dua ribu enam ratus
tiga puluh dua) hektar di Kecamatan Semidang Alas.
2. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi:
a. Kawasan budidaya tanaman pangan, dengan luas kurang lebih 25.086 hektar
terdapat di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma
Timur, Seluma Utara, Seluma, Seluma Selatan, Talo, Talo Kecil, Ulu Talo, Ilir Talo,
Semidang Alas, Semidang Alas Maras.
b. Kawasan budidaya holtikultura, dengan luas kurang lebih 34.633 hektar terdapat di
Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma Utara,
Seluma, Seluma Selatan, Talo, Talo Kecil, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas
Maras.
Kawasan peruntukan pertanian baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura
telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Kabupaten
Seluma, baik terhadap PDRB, dan penyerapan tenaga kerja. Potensi sumberdaya lahan
tanaman pangan dan hortikultura meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah yang
terdiri dari pekarangan, ladang, dan tegalan/kebun. Dari potensi yang ada masih
menunjukkan bahwa intensitas pertanaman masih rendah, terutama lahan bukan
sawah.
3. Kawasan budidaya perkebunan
Kawasan budidaya perkebunan seluas kurang lebih 118.796 hektar yang terdiri dari
86.303 (delapan puluh enam ribu tiga ratus tiga) hektar diperuntukkan untuk
perkebunan besar dan sisanya untuk perkebunan rakyat dan cadangan lahan
perkebunan. Kawasan budidaya perkebunan meliputi:
a. Kecamatan Sukaraja dengan luasan sebesar 18.026 Hektar.
b. Kecamatan Air Periukan dengan luasan sebesar 10.780 Hektar.
-
15
c. Kecamatan Lubuk Sandi dengan luasan 13.194 Hektar.
d. Kecamatan Seluma Barat dengan luasan sebesar 6.805 Hektar.
e. Kecamatan Seluma Timur dengan luasan sebesar 2.084 Hektar.
f. Kecamatan Seluma Utara dengan luasan sebesar 17.470 Hektar.
g. Kecamatan Seluma dengan Kecamatan Seluma Selatan dengan luasan sebesar
1.522 Hektar.
h. Kecamatan Talo dengan luasan sebesar 5.975 Hektar.
i. Kecamatan Talo Kecil dengan luasan sebesar 2.825 Hektar.
j. Kecamatan Ulu Talo dengan luasan sebesar 4.784 Hektar.
k. Kecamatan Ilir Talo dengan luasan sebesar 8.712 Hektar.
l. Kecamatan Semidang Alas dengan luasan sebesar 20.846 Hektar.
m. Kecamatan Semidang Alas Miras dengan luasan sebesar 5.017 Hektar. luasan
sebesar 756 Hektar.
4. Kawasan budidaya peternakan yang terdapat di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan,
Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma Timur, Seluma Utara, Seluma, Seluma Selatan,
Talo, Talo Kecil, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas Maras.
5. Kawasan peruntukan perikanan, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap.
b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya, meliputi:
- Kawasan perikanan budidaya perairan umum yang meliputi Kecamatan Sukaraja,
Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma Barat, Kecamatan Seluma Selatan,
Kecamatan Ilir Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas
Maras.
- Kawasan perikanan budidaya kolam air tenang yang meliputi Kecamatan
Sukaraja, Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan Ilir
Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas Maras.
- Pengembangan prasarana pendidikan perikanan budidaya meliputi Balai Benih
Ikan (BBI) dan Unit Pembibitan Rakyat (UPR) meliputi Kecamatan Seluma dan
Kecamatan Seluma Selatan.
c. Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil.
-
16
6. Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan seluas 44.089 (empat puluh empat ribu delapan
puluh sembilan) hektar berupa pertambangan mineral dan batubara yang tidak
termasuk di dalam kawasan cagar alam. Kawasan peruntukan pertambangan berada di
Kecamatan Sukaraja, Lubuk Sandi, Seluma Utara, Seluma, Selatan, Seluma Timur, Ulu
Talo, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas Maras. Dalam mengelola usaha
pertambangan, pemerintah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan
Wilayah Pencadangan Negara (WPN).
7. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi
a. Daerah Pengembangan pariwisata I yang meliputi Koridor Kungkai Baru, Muara
Siabun, Riak Siabun dan Pasar Ngalam;
b. Daerah Pengembangan Pariwisata II meliputi Koridor Tais, Puguk dan Lubuk
Resam;
c. Daerah pengembangan Pariwisata III meliputi Koridor Pasar Seluma;
d. Daaerah Pengembangan pariwisata IV meliputi Masmambang, Giri Nanto, Penago
Baru dan pasar Talo;
e. Daerah pengembangan pariwisata V meliputi koridor Pajar Bulan, Air Melancar,
Cugung Langu, Ketapang Baru dan Muara Maras;
8. Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas:
a. Permukiman perkotaan, yang meliputi Tais, Masmambang, Cahaya Negeri dan
Rimbo Kedui
b. Permukiman perdesaan yang meliputi Kembang Mumpo, Pajar bulan, Padang
Cekur, Sukamerindu, Air Keruh, Pagar Agung, Selebar, Puguk, Dermayu, dan Rena
Panjang
Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan
sebagai lingkungan tempat tinggal yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan
Kabupaten Seluma, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan
tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Pengembangan
potensi kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat
kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar.
-
17
9. Kawasan peruntukan industri, meliputi:
a. Kawasan peruntukan industri kecil and mikro yang meliputi Kecamatan Sukaraja,
Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan Talo, Kecamatan Ilir Talo, Kecamatan Ulu
Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas.
b. Kawasan peruntukan industri menengah dan besar yang meliputi Kecamatan
Sukaraja, Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma
Selatan, Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Talo Kecil, Kecamatan Ulu Talo,
Kecamatan Talo, Kecamatan.
10. Kawasan peruntukan lainnya
Kawasan peruntukan lainnya yang dimaksudkan yaitu kawasan pertahanan dan
keamanan diperuntukkan bagi daerah perbatasan Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah,
Kota Bengkulu, Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten
Lahat Provinsi Sumatera Selatan serta Daerah Pesisir pantai, yang meliputi Kecamatan
Sukaraja, Kecamatan Seluma, Kecamatan Seluma Timur, Kecamatan Semidang Alas
Maras dan Kecamatan Talo. Selain itum kawasan peruntukan lainnya yang akan
dikembangkan di Kabupaten Seluma adalah kawasan pertahanan dan keamanan yang
meliputi TNI AD, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan instansi vertikal lainnya yang
memiliki peran dalam pertahanan dan keamanan negara di Kabupaten Seluma. Untuk
pertahanan dan keamanan dalam pelaksanaannya diserahkan kepada instansi vertikal
masing-masing yang nantinya dirakomodir di dalam penataan ruang daerah,
pengembangan terhadap kawasan pertahanan dan keamanan berada di lokasi
Kecamatan Sukaraja, Seluma, Seluma Timur, Semidang Alas Maras, dan Talo.
-
18
Gambar 6
Rencana Pola Ruang Kabupaten Seluma
Tahun 2012-2032
-
19
Gambar 7
Struktur Ruang Kabupaten Seluma
Tahun 2012-2032
Kawasan Strategis Provinsi LAMBAITARITAM
(Ngalam, P. Baii, Tapak Paderi, Sungai Hitam)
-
20
B. Analisis Ketertinggalan Wilayah
Pada subbab analisis ketertinggalan wilayah, akan dijelaskan faktor – faktor utama
ketertinggalan, permasalahan dan akar masalah yang menyebabkan ketertinggalan dan
rendahnya keberhasilan pembangunan di Kabupaten Seluma sebagai dasar untuk
menyusun Rencana Aksi Daerah PPDT. Selain itu, akan dibahas pula kekurangan dan
keterbatasan di Kabupaten Seluma sebagai bahan evaluasi program-program percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang telah dijalankan sebelumnya. Dari fakta dan data
tersebut, akan dapat diidentifikasi kondisi/aspek penting yang memiliki dampak yang besar
dalam pembangunan daerah tertinggal dan sasaran riil dalam upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal. Berdasarkan identifikasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi
RI, faktor utama penyebab ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma
NO.
KODE 1705
KABUPATEN Selum
a
A EKONOMI
1 Persentase penduduk miskin v
2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk v
B SUMBER DAYA MANUSIA
3 Angka harapan hidup v
C KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
4 Kemampuan Keuangan Daerah v
D INFRASTRUKTUR
5 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal v
6 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen v
7 Jumlah Dokter per 1000 penduduk v
8 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk v
9 Persentase rumahtangga pengguna air bersih v
10 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) v
E KARAKTERISTIK DAERAH
11 Persentase Desa Gempa Bumi v
12 Persentase Desa Tanah Longsor v
13 Persentase Desa Banjir v
14 Persentase Desa Berlahan kritis v
Sumber: Kemendes PDT dan Transmigrasi RI, 2017.
-
21
B.1. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Ekonomi
Faktor utama ketertinggalan dari aspek ekonomi di Kabupaten Seluma, diukur dari
indikator Persentase Penduduk Miskin dan Pendapatan/Pengeluaran per Kapitan
Penduduk.
Berdasarkan data SUSENAS BPS pada bulan Juli 2017, tingkat kemiskinan di
Kabupaten Seluma mencapai 21,68%. Tingkat kemiskinan tersebut jauh berada diatas
tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 10,86% dan Provinsi Bengkulu yang sebesar
17,32%. Selama kurun waktu 2009-2010, kemiskinan di Kabupaten Seluma hanya mampu
menurun sebesar 1,39%, dan tidak pernah mencapai angka lebih rendah dari tingkat
kemiskinan di Provinsi Bengkulu maupun nasional. Secara detil, perkembangan kemiskinan
di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 8
Grafik Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Seluma Tahun 2009-2016
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017.
Selain itu, berdasarkan data time series perbandingan tingkat kemiskinan se-Provinsi
Bengkulu, sejak tahun 2009 – 2016 Kabupaten Seluma selalu berada pada posisi ‘merah’
dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dari tingkat kemiskinan provinsi. Pada tahun 2016,
Kabupaten Seluma menempati posisi ke-tiga kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi
setelah Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari
tabel berikut.
-
22
Tabel 4
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah.
Indikator lainnya yang menjadi faktor utama ketertinggalan di Kabupaten Seluma
adalah pendapatan/pengeluaran perkapita penduduk. Pengeluaran per kapita penduduk
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari besaran
pengeluaran yang dibelanjakan untuk memenuhi standar hidup layak secara rata-rata per
tahun. Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita penduduk di Kabupaten Seluma hanya
sebesar Rp. 7.335.000/tahun, masih berada dibawah capaian provinsi yang sebesar Rp.
9.492.000/tahun. Selama kurun waktu 2010-2016, pengeluaran per kapitan penduduk di
Kabupaten Seluma tidak pernah lebih besar dari provinsi.
Gambar 9
Pengeluaran per Kapita Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2010 - 2016
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.
Kabupaten/kota Jul 2009 Jul 2010 Sep 2011
Sep 2012
Sep 2013
Sep 2014
Mar 2015
Mar 2016
Bengkulu Selatan 25.08 22.6 22.55 22.97 22.59 21.91 22.76 22.10
Rejang Lebong 15.79 15.1 16.79 17.30 18.48 17.99 18.03 17.81
Bengkulu Utara 16.10 14.8 14.40 14.40 14.50 13.95 14.78 13.67
Kaur 23.49 21.2 22.26 22.65 23.25 21.96 22.87 22.36
Seluma 23.07 20.8 20.90 21.19 21.84 21.17 22.98 21.68
Muko-muko 15.39 14.1 13.28 13.21 12.98 12.48 13.45 13.01
Lebong 13.94 13.0 12.43 12.47 12.89 12.44 12.32 12.26
Kepahiang 16.60 14.8 15.02 15.34 16.13 15.65 16.83 16.31
Bengkulu Tengah
6.4 6.49 6.52 7.24 8.22 8.33 8.71
Kota Bengkulu 17.57 17.7 22.23 22.10 21.51 20.16 21.14 20.72
Provinsi Bengkulu 18.14 16.4 17.36 17.51 17.75 17.09 17.88 17.32
-
23
Selain itu, kurun waktu 2010-2016 pengeluaran per kapita penduduk di Kabupaten
Seluma selalu berada pada posisi terendah setelah Kabupaten Kaur (ditandai dengan warna
merah pada tabel). Hal ini menggambarkan bahwa daya beli penduduk di Kabupaten
Seluma lebih rendah dari rata-rata provinsi dan kabupaten lainnya, sehingga mengakibatkan
rendahnya kualitas hidup layak penduduk. Secara rinci, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Perbandingan Pengeluaran per Kapita di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 - 2016
Wilayah Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Provinsi Bengkulu 8,459 8,572 8,682 8,803 8,864 9,123 9,492
Bengkulu Selatan 8,486 8,526 8,566 8,606 8,777 8,951 9,044
Rejang Lebong 8,320 8,469 8,631 8,813 8,869 9,050 9,520
Bengkulu Utara 8,832 8,923 9,025 9,145 9,293 9,444 9,566
Kaur 6,883 6,947 7,022 7,114 7,232 7,599 7,842
Seluma 6,726 6,761 6,807 6,870 6,894 7,077 7,335
Mukomuko 9,165 9,179 9,203 9,243 9,269 9,296 9,482
Lebong 9,167 9,601 9,914 10,132 10,210 10,363 10,682
Kepahiang 8,082 8,197 8,307 8,486 8,545 8,605 8,701
Bengkulu Tengah 7,710 7,749 7,799 7,865 7,885 8,163 8,425
Kota Bengkulu 11,095 11,299 11,518 11,759 11,873 12,277 12,698
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.
B.2. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Sumber Daya Manusia
Faktor utama ketertinggalan dari aspek sumber daya manusia di Kabupaten Seluma,
diukur dari indikator Angka Harapan Hidup.
Angka Harapan Hidup saat lahir merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup
sehat penduduk. Berdasarkan data BPS, Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma pada
tahun 2016 mencapai 66,77 tahun. Capaian tersebut masih berada dibawah capaian Angka
harapan Hidup Provinsi Bengkulu yang sebesar 68,56 tahun. Walaupun menunjukkan ren
peningkatan, namun selama kurun waktu tahun 2010-2016, Angka Harapan Hidup di
Kabupaten Seluma hanya mampu naik sebesar 0,46 tahun, dan tidak pernah mencapai
angka lebih tinggi Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu. Secara detail, perkembangan
Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar berikut.
-
24
Gambar 10
Perkembangan Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma Tahun 2010 - 2016
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.
Adapun perbandingan Angka Harapan Hidup kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu
dapat dilihat pada tabel berikut. Jika kita cermati tabel berikut, terlihat bahwa posisi Angka
harapan Hidup di Kabupaten Seluma berada pada posisi keempat terendah dan lebih baik
dari kabupaten Lebong, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Mukomuko yang menempati posisi
masing-masing pertama, kedua dan ketiga dengan Angka harapan Hidup terendah di
Provinsi Bengkulu
Tabel 6
Perbandingan Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 – 2016
Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Provinsi Bengkulu 67.82 67.98 68.16 68.33 68.37 68.5 68.56
Bengkulu Selatan 66.95 67 67.03 67.05 67.06 67.16 67.2
Rejang Lebong 67.2 67.28 67.34 67.39 67.42 67.52 67.58
Bengkulu Utara 67.28 67.32 67.35 67.37 67.38 67.38 67.4
Kaur 65.36 65.41 65.43 65.45 65.46 65.76 65.84
Seluma 66.31 66.35 66.38 66.39 66.4 66.7 66.77
Mukomuko 65.57 65.66 65.74 65.8 65.83 65.83 65.88
Lebong 61.95 62 62.01 62.01 62.01 62.31 62.39
Kepahiang 66.51 66.55 66.6 66.63 66.65 66.95 67.03
Bengkulu Tengah 67.57 67.6 67.61 67.61 67.61 67.62 67.63
Kota Bengkulu 69.31 69.36 69.4 69.44 69.46 69.46 69.49
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.
-
25
B.3. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Kemampuan Keuangan Daerah
Kriteria penting yang lain untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam
mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan daerah dalam bidang
keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor yang penting dalam
mengatur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Sehubungan
dengan pentingnya posisi keuangan tersebut, keuangan daerah sebagai salah satu indikator
untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, pada
APBD Tahun Anggaran 2017, total pendapatan Kabupaten Seluma adalah sebesar Rp.
591,87 Miliar yang terdiri dari PAD sebesar Rp. 32,11 Miliar, BHP/BP sebesar 26,36 miliar,
DAU sebesar Rp. 503,99 miliar, BHP dari Provinsi sebesar Rp. 29,42 M. Sedangkan untuk
belanja pegawai adalah sebesar Rp. 337,43 miliar, sehingga dapat dihitung Kemampuan
Keuangan Daerah untuk membiayai pembangunan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.
214,44 miliar dan dikategorikan SEDANG. Selama kurun waktu 2014-2017, KKD Kabupaten
seluma belum pernah mencapai kategori TINGGI. Hal ini menggambarkan jika kapasitas
fiskal keuangan daerah pada APBD Kabupaten Seluma masih sangat terbatas dalam
membiayai pembangunan. Secara rinci, Kemampuan Keuangan Daerah di Kabupaten
Seluma kurun waktu 2014-2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7
Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 (dalam miliar)
Sumber: Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, Mei 2017, diolah.
Kemampuan Keuangan Daerah juga dapat diukur dengan Derajat Otonomi Fiskal.
Derajat Otonomi Fiskal adalah besar kecilnya kemampuan keuangan suatu daerah dalam
memberikan suatu kontribusi terhadap realisasi penerimaan daerah, dinyatakan dalam
persen. Semakin tinggi Derajat Otonomi Fiskal, maka semakin tinggi pula kemandirian suatu
Uraian 2014 2015 2016 2017
a PAD 15.62 21.79 23.93 32.11
b Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 24.5 18.01 18.01 26.36
c DAU 444.7 460.58 503.99 503.99
d Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 20.1 27.42 29.42 29.42
e Total Pendapatan Umum (a+b+c+d) 504.92 527.8 575.35 591.88
f Belanja Pegawai 303.42 355.22 380.45 377.43
g KKD (e-f) 201.5 172.58 194.9 214.45
KATEGORI SEDANG RENDAH RENDAH SEDANG
-
26
daerah dalam memperoleh pendapatan asli daerahnya. Berdasarkan data yang diperoleh,
pada APBD 2017 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten Seluma masih rendah yang sebesar
3,59%. Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten Seluma kurun waktu APBD TA. 2014 – 2017
adalah sebagai berikut.
Tabel 8
Derajat Otonomi Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 (dalam miliar)
Uraian 2014 2015 2016 2017
a PAD 15.62 21.79 23.93 32.11
b Total Pendapatan 616.19 695.18 940.82 893.7
c Derajat Otonomi Fiskal 2.53% 3.13% 2.54% 3.59%
Sumber: Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, Mei 2017, diolah.
B.4. Penyebab Ketertinggalan dari Infrastruktur
Faktor utama ketertinggalan dari aspek infrastruktur di Kabupaten Seluma, diukur dari
indikator jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal, jumlah desa dengan
pasar tanpa bangunan permanen, jumlah Dokter per 1000 penduduk, jumlah SD/SMP
(Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk, persentase rumah tangga pengguna air bersih dan
persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP).
Indikator pertama terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah jenis permukaan jalan terluas aspal/beton. Transportasi yang ada
di Kabupaten Seluma sebagian besar hanya berupa transportasi jalan raya. Jalan di
Kabupaten Seluma terbagi berdasarkan status pertanggung jawaban jalan, yaitu jalan
nasional (105,9 Km), jalan provinsi (169,5 Km), jalan kabupaten (530,8 Km), dan jalan
lingkungan kabupaten (537,7 Km). Total panjang ruas jalan di Kabupaten Seluma mencapai
1.343 Km.
Tabel 9
Panjang Ruas Jalan di Kab. Seluma Menurut Status Jalan
Status Jalan Panjang Jalan (Km)
Jalan Nasional 102,96
Jalan Provinsi 174,52
Jalan Kabupaten 668,62
Jalan Lingkungan 913,17
Jumlah 1.859,27
Sumber: Dinas PUPR Kabupaten Seluma, diolah.
-
27
Sedangkan rincian ruas jalan di Kabupaten Seluma per kecamatan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 10
Ruas Jalan per Kecamatan di Kabupaten Seluma
No Kecamatan Jalan Nasional
(Km)
Jalan Provinsi
(Km)
Jalan Kabupaten
(Km)
Jalan Lingkungan
(Km)
1 Sukaraja 18.4 18.2 57.5 100.8
2 Air Periukan 8.5 29.4 36.2 67.3
3 Lubuk Sandi 6.2 13.4 62.5 9.5
4 Seluma Barat 9.2 8.4 24.6 38.7
5 Seluma Timur 11.4 - 59.4 34.8
6 Seluma 6.5 3.6 25.4 23.9
7 Seluma Utara - - 80.1 32.5
8 Seluma Selatan - 13.8 28.3 33.6
9 Talo 13.6 7.6 25.7 8.2
10 Talo Kecil 9.8 16.6 20.6 31.6
11 Ulu Talo - - 29.8 38.8
12 Ilir Talo - 28.8 25.7 40.9
13 Semidang Alas - 15.1 36.6 52.1
14 Semidang Alas Maras
22.3 14.6 18.5 25
Sumber: Dinas PUTR Kabupaten Seluma, diolah.
Berdasarkan data dari Dinas PUTR Provinsi Bengkulu, dari total 174,52 km panjang
jalan provinsi yang ada di Kabupaten Seluma, sepanjang 58,31 km dalam kondisi rusak
berat, 38 km dalam kondisi belum tembus dan hanya sepanjang 24,20 km dalam kondisi
baik. Secara rinci, kondisi jalan provinsi di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar
berikut.
Gambar 11
Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Seluma (dalam Km)
Sumber: Dinas PUTR Provinsi Bengkulu.
24,2 23,830,21
58,3
38
Baik Sedang Rusak Rusak Beras Belum Tembus
-
28
Berdasarkan data Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, jumlah desa
dengan kondisi jalan aspal di Provinsi Bengkulu adalah sebanyak 1.075 desa dan sebanyak
107 diantaranya terdapat di Kabupaten Seluma. Sehingga dari jumlah total 202 desa,
sebanyak 53% diantaranya sudah dalam kondisi diaspal. Selain itu masih terdapat 82 desa
di Kabupaten Seluma dengan kondisi jalan diperkeras dari total 382 desa se-Provinsi
Bengkulu. Secara lengkap, kondisi jalan desa di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 12
Jumlah Desa dengan Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu
Sumber: BPS Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
Indikator kedua terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah jumlah desa dengan pasar tanpa bangunan permanen. Kondisi
infrastruktur pasar merupakan indikator penting dalam mengukur kemantapan infrastruktur
dalam meningkatkan kondisi perekonomian di satu desa. Jika pada desa tersebut tidak
memiliki pasar yang representatif, maka perputaran ekonomi di desa tersebut juga dapat
dikatakan lemah. Pada kondisi tersebut, masyarakat akan sulit untuk menjual komoditas
desa sehingga mengharuskan menjualnya di tempat lain yang membutuhkan tambahan
ongkos perjalanan. Hal ini akan berdampak pada penurunan nilai jual suatu komoditas,
maupun akan mengakibatkan tingginya harga suatu komoditas. Selain itu, pada kondisi
tersebut juga mengakibatkan penduduk desa akan sulit membeli barang kebutuhan
pokoknya. Pasar Tanpa Bangunan adalah pasar yang tidak berada dalam bangunan,
136 143
136 144
107
69
93
109
71
67
22
11
68
39
82
73
11
7
69
01 2
15
14
12
10
7
1 3 0Aspal/Beton Diperkeras Tanah
-
29
termasuk pasar terapung. Gambar berikut akan menggambarkan kondisi desa berdasarkan
kelompok pasar yang bersumber dari Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
Gambar 13
Jumlah Desa berdasarkan Kondisi Pasar di Provinsi Bengkulu
Sumber: BPS Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
Berdasarkan data pada Gambar 15 di atas, pada tingkat Provinsi Bengkulu terdapat
sebanyak 122 desa memilki kelompok pertokoan, 199 desa memiliki pasar dengan
bangunan permanen, 144 desa dengan pasar tanpa bangunan 1.130 desa yang tidak ada
kelompok pertokoan dan pasar. Selanjutnya pada tingkat Kabupaten Seluma, masih
terdapat 11 desa yang memiliki pasar tanpa bangunan dan 152 desa yang tidak memiliki
pasar. Baru terdapat 11 desa yang memiliki pasar dengan bangunan permanen dan 11 desa
yang memiliki kelompok pertokoan.
Jika kita lihat pada gambar tersebut, pada dasarnya jumlah desa dengan pasar tanpa
bangunan di Kabupaten Seluma masih dikatakan relatif sedikit jika di bandingkan dengan
mayoritas kabupaten lain. Hanya Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Mukomuko dan
Kota Bengkulu yang memiliki desa dengan pasar tanpa bangunan yang jumlahnya lebih
sedikit dari kondisi di Kabupaten Seluma. Secara persentase, sebanyak 5% dari 202 desa di
Kabupaten Seluma yang memiliki pasar tanpa bangunan permanen dan 75% yang belum
memiliki pasar.
Indikator ketiga terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah rasio dokter per 1000 penduduk. Berdasarkan data BPS
6
14 2
1
2
11 12
3 6 6
41
17 20 2
6
26 3
3
27
13
10
21
69
27
21
13
11
2
13 1
9 22
7
131
102
173
160
152
118
88
86
97
23
BengkuluSelatan
RejangLebong
BengkuluUtara
Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang BengkuluTengah
KotaBengkulu
Kelompok Pertokoan Pasar dengan Bangunan
Pasar tanpa bangunan tidak ada kelompok pasar dan pertokoan
-
30
Kabupaten Seluma yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, jumlah
dokter yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi selalu mengalami
perubahan. Pada tahun 2012 terdapat 35 dokter di Kabupaten Seluma yang terdiri dari 1
dokter spesialis, 33 dokter umum dan 1 dokter gigi. Tapi pada tahun 2016, jumlah tersebut
menurun menjadi 29 dokter yang terdiri dari 18 dokter umum, 11 dokter gigi dan tanpa
dokter spesialis. Secara detail, jumlah dokter per 1000 penduduk dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 11
Rasio Dokter per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2012 – 2016
Tenaga Dokter 2012 2013 2014 2015 2016
a Dokter Spesialis 1 1 - - -
b Dokter Umum 33 11 19 33 18
c Dokter Gigi 1 2 1 2 11
d Jumlah Dokter 35 14 20 35 29
e Jumlah penduduk 178,888 181,242 183,420 185,587 187,807
f Rasio dokter per 1000 penduduk (d/e x 1000)
0.196 0.077 0.109 0.189 0.154
Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 14 di atas, dapat kita lihat jika rasio
dokter per 1000 penduduk di Kabupaten Seluma selama kurun waktu 2012 – 2016 masih
sangat rendah, dimana pada tahun 2016 hanya sebesar 0,156 dokter per 1000 penduduk.
Dokter spesialis di Kabupaten Seluma pada tahun 2012 dan 2013 berjumlah 1 orang,
namun pada tahun 2014 – 2016 sudah tidak tersedia lagi dokter spesialis di Kabupaten
Seluma. Dengan rasio dokter per 1000 penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,156, maka
berarti tidak sampai 1 dokter di Kabupaten Seluma yang melayani 1000 penduduk.
Indikator keempat terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Seluma yang bersumber dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Seluma, pada tahun 2016 terdapat fasilitas 135-unit TK, 202-unit SD/MI, 56 unit
SMP/Mts dan 21 unit SMA/SMK/MA. Jika dihitung dengan jumlah penduduk, maka pada
tahun 2016 rasio fasilitas pendidikan dasar SD dan SMP per 1000 penduduk di Kabupaten
Seluma adalah sebesar 1,37. Hal ini mengartikan bahwa terdapat 1-unit fasilitas pendidikan
dasar untuk melayani 1000 penduduk di Kabupaten Seluma. Secara lengkap, fasilitas
pendidikan di Kabupaten Seluma pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
-
31
Tabel 12
Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma
Jenjang Pendidikan
Jumlah Unit
Jumlah Penduduk Tahun 2016
Rasio Fasilitas Dikdas per 1000 penduduk
TK 135
187,807 1.37
SD/MI 202
SMP/MTs 56
SMA/SMK/MA 21
Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.
Data jumlah fasilitas pendidikan dasar dan rasio-nya terhadap 1000 penduduk per
kecamatan di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada tabel 16 dibawah ini.
Tabel 13
Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk per Kecamatan
di Kabupaten Seluma Tahun 2016
No. Kecamatan Fasilitas SD/MI
Fasilitas SMP/MTs
Jumlah Fasilitas Dikdas
Jumlah Penduduk
Rasio Fasilitas
Dikdas per 1000
Penduduk
SD MI SMP MTs
1 Semindang Alas Maras 21 - 3 - 24 23,124 1.04
2 Semindang Alas 20 - 6 - 26 14,448 1.80
3 Talo 13 7 3 1 24 11,194 2.14
4 Ilir Talo 11 1 3 1 16 13,328 1.20
5 Talo Kecil 10 - 2 - 12 10,417 1.15
6 Ulu Talo 10 1 4 1 16 5,121 3.12
7 Seluma 8 - 2 2 12 9,770 1.23
8 Seluma Selatan 9 - 2 - 11 11,264 0.98
9 Seluma Barat 9 1 2 - 12 8,160 1.47
10 Seluma Timur 9 1 3 - 13 9,312 1.40
11 Seluma Utara 10 4 2 - 16 8,245 1.94
12 Sukaraja 26 - 8 3 37 33,658 1.10
13 Air Periukan 14 1 4 - 19 19,082 1.00
14 Lubuk Sandi 12 4 3 1 20 10,684 1.87
KABUPATEN SELUMA 182 20 47 9 258 187,807 1.37 JUMLAH 202 56 258 187,807
Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.
-
32
Jika kita melihat data yang disajikan pada tabel di atas, dapat kita ketahui jika rasio
fasilitas pendidikan dasar per 1000 penduduk terendah di Kabupaten Seluma terdapat di
Kecamatan Seluma Selatan yang sebesar 0,98 dengan jumlah fasilitas dikdas sebanyak 11-
unit untuk 11.264 jiwa penduduk. Sedangkan yang tertinggi adalah di Kecamatan Ulu Talo
yang mencapai 3,12 dengan jumlah fasilitas dikdas sebanyak 16-unit untuk melayani 5.121
jiwa penduduk.
Sebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 14
dibawah ini.
-
33
Gambar 14
Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan
di Kabupaten Seluma
-
34
Indikator kelima terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah persentase Rumah Tangga yang menggunakan telepon.
Berdasarkan data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Seluma Tahun 2015,
persentase rumah tangga di Kabupaten Seluma yang anggota rumah tangga-nya
mempunyai HP adalah sebesar 45,31%.
Indikator keenam terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di
Kabupaten Seluma adalah persentase rumah tangga pengguna air bersih. Rumah tangga
pengguna air bersih adalah persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, air
isi ulang dan sumur bor/pompa, sumur terlindung dengan jarak ke tempat pembuangan tinja
lebih dari 10 M. Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bengkulu Tahun
2016, persentase rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Seluma adalah sebesar
19,45%. Persentase tersebut adalah persentase terendah di Provinsi Bengkulu. Pada
tingkat provinsi, capaian rumah tangga pengguna air bersih adalah sebesar 41,53%. Secara
rinci dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 15
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Provinsi Bengkulu Tahun 2016
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bengkulu Tahun 2016.
B.5. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Karakteristik Daerah
Faktor utama ketertinggalan di Kabupaten Seluma dari aspek karakteristik daerah
diukur dari indikator persentase desa gempa bumi, desa tanah longsor, desa banjir dan
desa berlahan kritis.
31
,42
35
,17
28
,58
32
,91
19
,45
43
,48
61
,82
43
,39
34
,96
70
,28
41
,53
-
35
Pada Kabupaten Seluma terdapat beberapa kawasan rawan bencana. Laten gempa di
wilayah Kabupaten Seluma berasal dari gempa tektonik dan gempa vulkanik dengan potensi
pusat gempa (episentrum) berada di luar Kabupaten Seluma. Laten pusat gempa tektonik
terletak di Samudera Indonesia, yang membentuk jalur gempa tektonik karena pertemuan 2
lempeng benua, yaitu Lempengan Indo-Australia dan Lempengan Eurasia. Gempa tektonik
yang terjadi akan berdampak di daratan dan di dasar laut. Dampak di daratan adalah berupa
guncangan gempa yang dapat merusak infrastruktur, permukiman, dan bentangan lahan
lainnya. Sementara dampaknya di lautan akan berpeluang menimbulkan gelombang pasang
dan tsunami, yang selanjutnya berdampak ke pesisir daratan, seperti yang telah di alami di
beberapa bagian di Pulau Sumatera.
Berdasarkan data Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, terdapat 18
desa di Kabupaten Seluma yang mengalami bencana tanah longsor, 9 desa yang
mengalami bencana gempa bumi dan 49 desa yang mengalami banjir serta 2 desa yang
mengalami banjir bandang. Secara lengkap, banyak desa di Provinsi Bengkulu menurut
jenis bencana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14
Jumlah Desa menurut jenis bencana di Provinsi Bengkulu
Kabupaten
Jenis Bencana
Tanah Longsor
Banjir Banjir
Bandang Gempa Bumi
Bengkulu Selatan 17 12 8 -
Rejang Lebong 17 7 1 -
Bengkulu Utara 16 16 4 -
Kaur 18 28 13 6
Seluma 18 49 2 9
Mukomuko 10 17 - 36
Lebong 12 28 8 1
Kepahiang 16 8 4 -
Bengkulu Tengah 26 27 6 3
Kota Bengkulu 1 21 - 1
Sumber: Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.
Berdasarkan data pada tabel tersebut, dengan jumlah desa sebanyak 202 desa maka
diperoleh data seperti yang dijelaskan pada gambar berikut.
-
36
Gambar 16
Persentase Desa menurut Jenis Bencana di Kabupaten Seluma
Sumber: Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, diolah.
Jika kita cermati data pada gambar di atas, dapat diketahui jika bencana yang paling
banyak terjadi di desa-desa di Kabupaten Seluma adalah bencana banjir yaitu sebesar
25,26%. Gempa bumi adalah bencana yang paling sedikit dialami desa-desa di Kabupaten
Seluma yaitu hanya sebesar 4,46%. Sebagai tambahan data, sebaran potensi rawan banjir
di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15
Sebaran Potensi Rawan Banjir di Kabupaten Seluma
Sumber : Bappeda Kabupaten Seluma, 2016.
Peta rawan bencana di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 19. Peta
bahaya bencana banjir, gempa bumi dan longsor di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada
Gambar 17, 18, 19 dan 20.
No Kecamatan Luas (ha) Rawan banjir
1 Seluma 96,89 Potensi genangan
2 Seluma Utara 27,65 Potensi genangan
3 Seluma Timur 53,01 Potensi genangan
4 Seluma Selatan 777,65 Potensi genangan
5 Talo 3,65 Potensi genangan
6 Semidang Alas Maras 1569,62 Potensi genangan
7 Sukaraja 32,62 Potensi genangan
8 Air Periukan 463,99 Potensi genangan
9 Semidang Alas 2671,16 Potensi genangan
10 Ulu Talo 2995,61 Potensi genangan
11 Ilir Talo 2304,11 Potensi genangan
8.91
25.26
4.46
Tanah Longsor Banjir Gempa Bumi
-
37
Gambar 17
Peta Rawan Bencana di Kabupaten Seluma
-
38
Gambar 18
Peta Bahaya Banjir Kabupaten Seluma
-
39
Gambar 19
Peta Bahaya Gempa Bumi Kabupaten Seluma
-
40
Gambar 20
Peta Bahaya Tanah Longsor Kabupaten Seluma
-
41
C. Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di Kabupaten Seluma
Berdasarkan analisis terhadap data yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya,
maka indicator variabel yang perlu di intervensi yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam
pengentasan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
Tabel 16
Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di Kabupaten Seluma
NO. KODE Data Tahun 1705
KABUPATEN Seluma
A EKONOMI
1 Persentase penduduk miskin 2016 21,68%
2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk 2016 Rp. 7.335.000
B SUMBER DAYA MANUSIA
3 Angka harapan hidup 2016 66,77 tahun
C INFRASTRUKTUR
4 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal 2014 107 desa
5 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen 2014 11 desa
6 Jumlah Dokter per 1000 penduduk 2016 0,154
7 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk 2016 1,37
8 Persentase rumahtangga pengguna air bersih 2016 19,45%
9 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) 2015 45,31%
D KARAKTERISTIK DAERAH
10 Persentase Desa Gempa Bumi 2014 4,46%
11 Persentase Desa Tanah Longsor 2014 8,91%
12 Persentase Desa Banjir 2014 25,26%
13 Persentase Desa Berlahan kritis 2014 -
Sumber: Olahan data sekunder.
D. Isu Strategis, Sasaran Dan Prioritas Penanganan Daerah Tertinggal Kabupaten
Seluma
Berdasarkan analisis terhadap Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di
Kabupaten Seluma, maka dapat dirumuskan isu strategis, sasaran dan prioritas penanganan
daerah tertinggal Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
-
1 1 Angka Kemiskinan di Kabupaten Seluma
masih tinggi
1 Menurunkan tingkat kemiskinan menjadi
19,75% – 18, 73%
1 Peningkatan akses keluarga miskin dalam pemenuhan
kebutuhan dasar
2 Peningkatan kemampuan usaha bagi keluarga miskin
2 Pengeluaran per kapita penduduk di
Kabupaten Seluma masih terendah se-
Provinsi Bengkulu
1 Meningkatkan pengeluaran per kapita
penduduk menjadi Rp. 7.537.000/tahun
1 Pembukaan lapangan pekerjaan berbasiskan potensi lokal
daerah
2 Peningkatan produktivitas potensi perikanan tangkap dan
budidaya
3 Peningkatan pembangunan industri maritim dan
agroindustri
4 Peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan
5 Peningkatan produksi dan produktivitas peternakan
6 Peningkatan produktivitas pertanian
7 Peningkatan Pemberdayaan masyarakat desa dalam
rangka pemerataan pembangunan
2 Masih rendahnya kualitas SDM di
Kabupaten Seluma
1 IPM di Kabupaten Seluma terendah se-
Provinsi Bengkulu
1 Meningkatkan IPM Kabupaten Seluma 1 Meningkatnya akses dan pemerataan layanan pendidikan
2 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
3 Pemerataan jumlah bidan terutama di desa terpencil
5 Pembangunan Pustu di desa-desa yang belum memiliki
Pustu
7 Peningkatan layanan kesehatan bagi ibu hamil, bayi dan
balita
8 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
Masih rendahnya tingkat
kesejahteraan dan perekonomian di
Kabupaten Seluma
Tabel 17
ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA
Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis
42
-
Tabel 17
ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA
Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis
9 Pemerataan jumlah bidan terutama di desa terpencil
10 Peningkatan status akreditasi puskesmas
11 Peningkatan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat
3 1 Kualitas jalan di Kabupaten Seluma masih
buruk
1 Meningkatkan kualitas infrasturktur jalan 1 Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan
2 1 Meningkatkan jangkauan internet di
Kabupaten Seluma
1 Pengembangan infrastruktur TI ke desa-desa
2 Optimalisasi Akses Internet terpusat di desa-desa
3 Masih rendahnya kualitas air bersih dan
sanitasi
1 1 Penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
2 Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi rumah
tangga
3 Pembangunan sarana dan prasarana persampahan
4 Pemicuan STBM
4 Masih rendahnya elektrifikasi di Kabupaten
Seluma
1 Meningkatkan pelayanan sarana dan
prasarana kelistrikan
1 Peningkatan kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan
Prasarana Ketenagalistrikan melalui program listrik untuk
perdesaan, terutama pada daerah-daerah yang jauh dari
grid PLN
5 Masih rendahnya kualitas infrastruktur
pertanian
1 1 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
2 Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Usaha Tani
3 Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan
Sentra Produksi
Masih rendahnya kualitas infrastruktur
di Kabupaten Seluma
Belum memadainya jangkauan Teknologi
Informasi di Kabupaten Seluma
Meningkatkan cakupan air bersih dan air
limbah serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Meningkatkan pembangunan, pengembangan
dan pemeliharaan infrastruktur irigasi dan jalan
sentra produksi/Jalan usaha tani
43
-
Tabel 17
ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA
Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis
4 Kabupaten Seluma berada pada
daerah rawan bencana
1 Masih tingginya kejadian bencana longsor,
banjir dan gempa bumi
1 Meningkatkan penyelenggaraan
penanggulangan bencana
1 Peningkatan kesiapsiagaan, pengendalian dan
Pemulihan akibat bencana
2 Peningkatan peran serta dunia Usaha dan Masyarakat
dalam Pra, saat dan Pasca Bencana
3 Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
di kecamatan dan desa rawan bencana
44
-
44
BAB III
PENETAPAN RAD-PPDT PROVINSI 2018
A. Arah Kebijakan dan Sasaran Umum
Ketertinggalan suatu daerah merupakan cerminan terjadinya kesenjangan antar
daerah dalam pemanfaatan hasil-hasil pembangunan sebagai dampak dari kebijakan
pembangunan masa lalu yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tinggi. Daerah-
daerah tertinggal di Kabupaten Seluma pada umumnya terletak di daerah pedalaman,
pinggiran hutan, tepian gunung di daerah perbatasan, daerah rawan bencana, dan daerah
pesisir yang terpencil. Tidak tersentuhnya pembangunan di daerah tersebut menyebabkan
rendahnya kualitas kehidupan masyarakat dan lambannya pertumbuhan kegiatan
perekonomian di daerah tertinggal.
Rendahnya kualitas SDM serta lemahnya kapasitas masyarakat serta kelembagaan
sosial ekonomi dalam pengelolaan usaha ekonomi, termasuk rendahnya akses petani
nelayan, transmigran, dan pengusaha kecil kepada informasi dan modal, juga merupakan
masalah bagi lambatnya perkembangan ekonomi di daerah tertinggal.
Arah kebijakan dan sasaran merupakan komponen yang diperlukan dalam mencapai
tujuan, bagaimana menyelesaikan berbagai issue ketertinggalan di Kabupaten Seluma,
sehingga dapat ditentukan berbagai intervensi program prioritas pada tahun 2018.
Berdasarkan identifikasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi RI, faktor utama penyebab
ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma
NO.
KODE 1705
KABUPATEN Seluma
A EKONOMI
1 Persentase penduduk miskin V
2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk V
B SUMBER DAYA MANUSIA
3 Angka harapan hidup V
D INFRASTRUKTUR
4 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal V
-
45
NO.
KODE 1705
KABUPATEN Seluma
5 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen V
6 Jumlah Dokter per 1000 penduduk V
7 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk V
8 Persentase rumahtangga pengguna air bersih V
9 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) V
E KARAKTERISTIK DAERAH
10 Persentase Desa Gempa Bumi V
11 Persentase Desa Tanah Longsor V
12 Persentase Desa Banjir V
13 Persentase Desa Berlahan kritis V
Dari 5 aspek penyebab ketertinggalan di kabupaten seluma yang perlu diintervensi
pada tahun 2018 yakni aspek Ekonomi, SDM, Sarana dan Prasarana dan aspek
Karakteristik Daerah. Dari 2 (aspek) tersebut akan di fokuskan pada pencapaian 3 indikator
yakni :
a. Menurunkan persentase penduduk miskin
Berdasarkan data SUSENAS BPS pada bulan Juli 2017, tingkat kemiskinan di
Kabupaten Seluma mencapai 21,68%. Tingkat kemiskinan tersebut jauh berada diatas
tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 10,86% dan Provinsi Bengkulu yang
sebesar 17,32%. Selama kurun waktu 2009-2010, kemiskinan di Kabupaten Seluma
hanya mampu menurun sebesar 1,39%, jika di rata-rata per tahun hanya mampu
menurunkan sebesar 0,19%. Dalam penyusunan dokumen RAD-PPDT ini target
kemiskinan yang ingin dicapai pada tahun 2018 menurun menjadi 19,75 – 18,73%
sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD Kab. Seluma.
b. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM Kabupaten Seluma
selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu dan pada
tahun 2016 berada di angka 64,04% terendah se-Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2018,
ditargetkan IPM Kabupaten Seluma meningkat menjadi 65,09%.
c. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seluma adalah sebesar 5,01%, masih
berada di bawah capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk
yang masih sedikit dan belum berkembangnya potensi daerah serta kondisi infrastruktur
-
46
yang masih belum memadai mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Seluma cenderung lambat. Dengan pembangunan yang integrative dan sinergi dari
aspek ekonomi, SDM dan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seluma
ditargetkan meningkat menjadi 5,30% pada tahun 2018.
Tabel 19
Sasaran Umum dan Target RAD-PPDT Kabupaten Seluma Tahun 2018
Sasaran Umum Indikator sasaran Kondisi Awal Target
2016 2017 2018
Menurunnya angka
kemiskinan
Persentase penduduk
miskin (%)
21,68 20,81-
19,75
19,75-
18,73
Meningkatnya IPM IPM (%) 64,04 64,68 65,09
Meningkatnya Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
5,01 5,15 5,30
Untuk mencapai sasaran umum tersebut, maka strategi d
top related