optimalisasi layanan anak dalam menumbuhkan minat …
Post on 03-Jan-2022
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
OPTIMALISASI LAYANAN ANAK DALAM MENUMBUHKAN MINAT
BACA ANAK MELALUI STORYTELLING DI DINAS PERPUSTAKAAN
DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan pada
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh
YUNI HERITA
NIM.404180137
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
ساى هي علق (۱) اقزأباسوزب ك لذي خلق (۳) اقزأوربك الكزم (۲) خلق ال
ساى هالن (۴) الذي علن بالقلن (۵) يعلن علن ال
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1), Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (2), Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia (3), Yang mengajar (manusia) dengan pena (4), Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya(5).1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jawa Barat: Diponegoro, 2006)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua, Ayah Haryanto dan Ibu Yusni
Emrita yang tak pernah lelah mendidikku, mengasuhku, dan selalu mendo’akanku
siang dan malam. Tanpa mereka berdua aku bukanlah siapa-siapa.
Ucapan kata terimakasih tak pernah cukup untukku ucapkan padamu.
Semoga Allah senantiasa selalu melindungimu.
anak-anakmu akan selalu berusaha untuk
memberi kebahagiaanmu
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas berkah, rahmat dan segala limpahan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu dicurahkan kepada
junjungan alam, kepada suri tauladan yaitu Nabi Muhammad SAW.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustkaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi yang berjudul “Optimalisasi Layanan Anak dalam
Menumbuhkan Minat Baca Anak melalui Storytelling di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi”.
Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan peneliti, atas izin Allah SWT
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta dukungan, do’a dan bantuan dari
beberapa pihak, baik berupa saran maupun kritik, terlebih bantuan bersifat moral.
Karena itu selayaknya dalam kesempatan istimewa ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A Ph. D, Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan, di Jajaran UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Prof. Dr. Halimah Dja’far, S.Ag.M.Fil.l selaku Dekan, Bapak Dr. Ali
Muzakir, M.Ag selaku Wakil Dekan 1, Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed selaku
Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Raudhoh., S.Ag, SS selaku Wakil Dekan III
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom selaku Ketua Prodi Ilmu
Perpustakaan, dan Ibu Masyrisal Miliani, SS, M.Hum Selaku sekretaris Prodi
Ilmu Perpustakaan.
4. Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom selaku Dosen pembimbing I, dan
Bapak Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M selaku pembimbing II yang banyak
sekali membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini, dan juga ucapan terima
kasih yang sangat besar peniliti ucapkan.
5. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi khususnya dosen Prodi Ilmu Perpustakaan yang telah banyak
membantu.
6. Kepala Perpustakaan, Pustakawan, Staf Perpustakaan dan Pemustaka-
Pemustaka Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian serta
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan, karena kalian
menjadi tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini, dan juga
pengalaman dengan kalian tidak akan terlupakan.
8. Adikku yang selalu memberikan bantuan, motivasi, semangat kepadaku
sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Dan terimah kasih juga dari berbagai pihak yang telah ikut membantu peneliti
dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
Semoga Allah membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik mereka
semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi diri penulis dan
orang yang membacanya serta mohon kritik dan saran yang membangun demi
terjaminnya kualitas tugas akhir ini.
Jambi, Januari 2020
Penulis,
Yuni Herita
NIM. 404180137
ix
ABSTRACT
Herita, Yuni. 2020. Optimizing Children's Services in Fostering Children's
Reading Interest through Storytelling in the Jambi Provincial Library and
Archive Service. Library Science Study Program Faculty of Adab and
Humanities. Advisor I: Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom and Advisor
II: Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M
This study discusses the optimization of children's services in fostering children's
interest in reading through storytelling in the Jambi Provincial Library and
Archive Service. The purpose of this study was to determine the optimization of
the Children's Service of the Library and Archive Service of the Jambi Province
Province to foster children's interest in reading through storytelling, to find out the
obstacles faced by the Children's Services of the Library and Archive Service of
the Jambi Province in growing children's reading interest through storytelling
activities. This research uses descriptive qualitative method with a purposive
sampling approach. Data collection uses observation, interview, and
documentation techniques. Data analysis techniques used are data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. Then to find out the validity of the data,
then it is done by data triangulation techniques. The results of this study indicate
that the Optimization of Children's Services in Fostering Children's Reading
Interest through Storytelling is to provide adequate facilities and infrastructure,
conduct promotions, collaborate with kindergartens, give awards, provide services
to visitors. Obstacles faced by the Jambi Provincial Library and Archive Service
in fostering children's interest in reading through storytelling are funds that affect
the timing of storytelling and teaching aids, which causes sub-optimal children's
services in growing children's reading interest through storytelling in the Jambi
Provincial Library and Archives Service .
Keywords: Children's Services. Interest in Reading. Story telling.
x
ABSTRAK
Herita, Yuni. 2020. Optimalisasi Layanan Anak dalam Menumbuhkan Minat
Baca Anak Melalui Storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Pembimbing I : Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom dan Pembimbing II :
Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M
Penelitian ini membahas tentang optimalisasi layanan anak dalam menumbuhkan
minat baca anak melalui storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi
Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling, untuk mengetahui kendala
yang dihadapi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dalam menumbuhkan minat baca anak melalui kegiatan storytelling.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan
purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Kemudian untuk
mengetahui keabsahan data, maka dilakukan dengan teknik triangulasi data. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Optimalisasi yang dilakuakan Layanan Anak
dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak Melalui Storytelling yaitu menyediakan
sarana dan prasarana yang mencukupi, melakukan promosi, melakukan kerja sama
dengan sekolah TK, memberikan penghargaan, memberikan layanan kepada
pemustaka. Kendala yang dihadapi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi dalam menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling yaitu
dana yang mempengaruhi waktu pelaksaan storytelling dan alat peraga, yang
menyebabkan kurang optimalnya layanan anak dalam menumbuhkan miat baca
anak melalui storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Kata Kunci : Layanan Anak. Minat Baca. Storytelling.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Batasan Masalah .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Layanan Anak ............................................................................. 6
B. Minat Baca .................................................................................. 9
C. Storytelling .................................................................................. 14
D. Studi Relevan .............................................................................. 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan penelitian .................................................. 22
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 22
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 23
D. Subjek Penelitian ......................................................................... 23
E. Metode Pengumpulan data .......................................................... 24
F. Metode Analisis Data .................................................................. 26
xii
G. Keabsahan Data ........................................................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi ...................................................................................... 28
2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ........................................................................ 31
3. Tujuan dan Sasaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ........................................................................ 32
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi ........................................................... 32
5. Tata Kerja ............................................................................... 33
6. Susunan Organisasi ................................................................ 33
7. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ........................................................................ 36
8. Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Pustaka ................. 40
9. Seleksi Layanan, Otomasi, dan Kerja Sama Perpustakaan .... 41
10. Jenis-Jenis Layanan ................................................................ 43
11. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjungan Perpustakaan .......... 44
12. Keanggotaan ........................................................................... 45
13. Sekretariat ............................................................................... 45
14. Anggaran ................................................................................ 49
15. Bidang Pembinaan, pengembangan Perpustakaan dan
Pembudayaan Kegemaran Membaca ..................................... 49
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
1. Optimalisasi Layanan Anak dalam Menumbuhkan Minat
Baca Anak Melalui Storytelling ............................................. 52
2. Kendala yang Dihadapi Oleh Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
Menumbuhkan Minat Baca Anak Melalui Storytelling ......... 62
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 66
B. Saran ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Studi Relevan ................................................................................. 18
Tabel 4.1 Kendraan Operasional .................................................................... 37
Tabel 4.2 Koleksi Layanan Dewasa ............................................................... 38
Tabel 4.3 Koleksi di Ruangan Referensi........................................................ 38
Tabel 4.4 Bahan Pustaka Referensi Lainnya.................................................. 39
Tabel 4.5 Bahan Pustaka Lainnya .................................................................. 39
Tabel 4.6 Koleksi Selain Buku....................................................................... 40
Tabel 4.7 Koleksi yang Rusak dan Hilang ..................................................... 40
Tabel 4.8 Pustakawan..................................................................................... 48
Tabel 4.9 Pengelolah Perpustakaan Desa....................................................... 51
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ..................................................................... 35
Gambar 4.2 Pegawai Pustakawan .................................................................. 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan dapat diartikan suatu unit kerja yang mempunyai tugas
mengumpulkan, mengelolah, menyimpan, dan menyebar luaskan bahan
pustaka dengan sistem tertentu, serta memudahkan pemustaka dalam
pencarian informasi dan membantu pustakawan dalam mengelolah informasi
baik itu buku maupun non buku.
Secara signifikan banyak pengertian perpustakaan yang dikemukakan
oleh para ahli ilmu perpustakaan dengan defenisi yang berbeda. Hal ini
banyak pandangan yang berbeda dalam melihat suatu perpustakaan, ada yang
melihat dari aspek gedung, koleksi, fasilitas, layanan, serta aktivitas yang ada
di perpustakaan. Perpustakaan dapat menyediakan berbagai informasi baik
dalam bentuk buku maupun non buku. Informasi yang di sediakan oleh
perpustakaan bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
masyarakat dengan cara membaca koleksi yang di sediakan oleh
perpustakaan.
Membaca merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang, baik itu
orang dewasa maupun anak-anak, dengan membaca orang akan banyak
mendapatkan informasi. Informasi yang di dapat akan menambah wawasan
ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan maka harus rajin
membaca, baik itu buku fiksi maupun non fiksi. Faktor yang menjadi
pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi
membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan
dan kebiasaan membaca.2
Kemauan dan kebiasaan membaca merupakan sesuatu proses yang
memerlukan waktu yang panjang dan banyak faktor yang dilibatkan, salah
satunya adalah melalui pembiasaan yang dimulai dari masa kanak-kanak.
Masa kanak-kanak adalah waktu yang penting untuk menanamkan kebiasaan
222
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), hal. 27
2
membaca. Menurut Dunn dalam buku Suherman, anak-anak pada
umumnya siap untuk membaca ketika mereka memperlihatkan minat pada
cerita-cerita dan buku-buku favorit. “ketika mereka meminta dibacakan
cerita tertentu berulang-ulang, itulah pertanda yang pasti.” Dunn juga
mencatat bahwa usia anak-anak yang telah siap adalah usia dua setengah
tahun, akan tetapi yang lebih umum adalah usia tiga atau empat tahun. 3
Mendorong tumbuhnya kebiasaan membaca, perpustakaan bertanggung
jawab terhadap pembudayaan gembar membaca menurut undang-undang 43
tahun 2007 Bab XIII Pasal 50 yang menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dan
Daerah memfasilitasi dan mendorong pembudayaan kegemaran membaca
dengan menyediakan bahan bacaan bermutu dan terjangkau, serta
menyediakan prasarana perpustakaan yang mudah diakses,4
seperti
perpustakaan menyediakan layanan anak-anak.
Perpustakaan menyediakan layanan anak-anak ini bertujuan untuk
menarik perhatian anak-anak datang ke perpustakaan, membina,
mengembangkan dan memelihara kesenangan anak membaca dan membantu
menambah pengetahuan sosial pada anak. Selain itu layanan anak bertujuan
untuk mempromosikan kepada anak-anak bahwa perpustakaan merupakan
tempat yang menyenangkan untuk bermain, membaca, dan belajar bersama
teman-teman. Layanan anak ini menyediakan berbagai jenis layanan yaitu
layanan peminjaman bahan pustaka, bimbingan membaca, referensi, dongeng,
penunjukan film, dan penunjukan boneka.5
Layanan anak-anak meyediakan sarana dan prasarana yang lengkap,
memperbaruhi koleksi secara berkala dan mengadakan koleksi buku yang
mempunyai sampul warna yang menarik, mengadakan menulis kreatif,
3 Suherman, Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah: Referensi Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah, (Bandung: MQS Publising, 2009), hal. 54 4 Undang - undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, hal. 46
5 Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, (Makasar: Universitas Islam
Alauddin), hal. 9. https://www.academia.edu/6910952/jenisjenis_layanan_di_perpustakaan&sa=u
&ved=2ahukewjlq_cmgzvnahvv83mbhadbcrsqfjaaegqiaxab&usg=aovvaw1n8ch9vvnsrgdezvcaeq
hj
3
mendesain ruangan yang nyaman dan menarik, dan memberikan layanan
khusus untuk anak-anak seperti layanan storytelling.6
Layanan Storytelling dapat memotivasi anak-anak untuk gemar
membaca.7
Storytelling merupakan sebuah seni bercerita yang dapat
digunakan sebagai sarana mananamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan
tanpa perlu menggurui sang anak. Storytelling dapat menyalurkan kebutuhan
imajinasi pada anak, merangsang minat menulis dan membaca,
menumbuhkan rasa ingin tahu, menumbuhkan rasa percaya diri, menambah
wawasan ilmu pengetahuan pada anak, dan melalui storytelling seorang anak
akan belajar membaca tanpa merasa terpaksa untuk melakukannya8
.
Storytelling sangat penting diadakan oleh perpustakaan untuk memotivasi
anak menumbuhkan kemauan, kebiasaan, kegemaran dan hobi membaca pada
anak sejak dini.
Layanan storytelling merupakan suatu layanan yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang termasuk dalam kategori
layanan khusus anak-anak, dengan adanya layanan storytelling dapat menarik
perhatian anak-anak untuk berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dan juga dapat menumbuhkan minat baca anak-anak,
serta dapat di jadikan sebagai tempat rekreasi mendidik dan anak-anak dapat
berfikir yang konkret9.
Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 9 Maret 2019 yang
peneliti lakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
peneliti mendapat hasil satu berbanding sepuluh anak-anak yang tertarik
6 Andri Agnesa Linda dan Desriyenti, “Upaya Pustakawan dalam Meningkatkan Minat
Baca Anak BPAD Provinsi Sumatera Barat”, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Vol. 4, No. 1, September 2015, hal. 275-277. Diakses pada 16 Maret 2019
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/6170/4794 7 Christina Yolanda, “Pengaruh Pemberian Kegiatan Storytelling Terhadap Minat Kunjung
Anak ke Perpustakaan : Studi Kasus Pada Perpustakaan Komunitas Jendela Semarang”, Jurnal
Ilmu Perpustakaan. hal. 3 diakses pada tanggal 27 Oktober 2019 http://9347-17930-1-PB 8 Sya’adatul Niswah, Pengaruh Metode Storytelling terhadap Pengembangan Minat Baca
dan Bahasa Anak Kelompok B di TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013, (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013), hal. 7. Diakses pada tanggal 29 November 2019
http://eprints.ums.ac.id/26492/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf 9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja
Posdakarya, 2016), hal. 178
4
dengan buku dan memanfaatkan koleksi yang ada di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, sedangkan sembilan anak kebanyakan
bermain.10
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petugas
perpustakaan pada tanggal 9 Maret 2019 mengatakan bahwa “anak
berkunjung ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi rata-
rata 5 sampai 10 orang perhari kecuali ada acara storytelling dari sekolah.”11
Informasi ini diperkuat dari data pengunjung Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi bahwasanya anak-anak
bekunjung ke Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi rata-rata perhari lebih kurang 10 (sepuluh) orang dan pengunjung saat
acara storytelling melebihi 30 (tiga puluh) orang perhari.12
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merasa tertarik untuk mengali lebih lanjut tentang permasalah tersebut.
Adapun tema yang akan diangkat dalam penelitian skripsi ini adalah
Optimalisasi Layanan Anak dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak
Melalui Storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka menjadi rumusan masalah
pada penelitian ini adalah
1. Bagaimana optimalisasi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi menumbuhkan minat baca anak melalui
storytelling?
2. Kendala apa yang dihadapi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dalam menumbuhkan minat baca anak melalui
kegiatan storytelling?
10
Obsevasi, oleh peneliti di Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 9 Maret 2019 11
Wawancara dengan Petugas Layanan Anak, tanggal 9 Maret 2019 12
Buku Pengunjung Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui optimalisasi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi menumbuhkan minat baca anak melalui
storytelling.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam menumbuhkan
minat baca anak melalui kegiatan storytelling.
D. Manfaat Penelitian
Setelah tujuan terlaksana dengan baik tentang masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini maka sebaiknya dipergunakan:
1. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menumbuhkan minat baca anak
melalui kegiatan storytelling
2. Dapat memberikan solusi mengenai kendala yang dihadapi Layanan Anak
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
menumbuhkan minat baca anak secara optimal.
E. Batasan Masalah
Guna menghindari kesalahpahaman penafsiran dalam pembahasan yang
akan diteliti, maka dalam penelitian ini membatasi permasalahan yang akan di
kaji pada minat baca anak yaitu anak-anak yang mengikuti kegiatan
storytelling (anak-anak TK) di Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Layanan Anak
1. Pengertian Layanan Anak
Layanan anak adalah upaya dari perpustakaan umum menjaring
pembaca sebanyak-banyaknya, dan sedini mungkin mengenal
perpustakaan.13
Menurut Joan M. Rietz dalam Jurnal Fatmawati
menjelaskan bahwa layanan anak adalah pelayanan perpustakaan yang
ditujukan untuk anak-anak sampai umur 13 (tiga belas) tahun, di dalamnya
termasuk pengembangan koleksi, mendongeng, membantu pengajaran
dalam mengajarkan tugas atau pekerjaan rumah, biasanya disediakan di
ruang anak yang ada di perpustakaan. Layanan Anak menurut Roy adalah
layanan yang biasa diberikan untuk anak-anak mulai dari usia pra-sekolah
sampai tingkat menengah pertama.14
Layanan anak adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari
perpustakaan umum, karena anak-anak adalah bagian dari masyarakat
secara umum, dimana merekalah yang menjadi tujuan atau sasaran dari
layanan yang disediakan perpustakaan umum tersebut, dengan adanya
layanan anak di perpustakaan anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi
gemar membaca.
2. Tujuan Layanan Anak
Menurut Anwar dalam jurnal Muhammad Khaironi Elfisa
mengatakan bahwa tujuan utama dari layanan anak-anak yaitu:
a. Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka, serta penyajian
menarik perhatian anak dan mudah digunakan.
13
Muhammad Khaironi Elfisa, “Layanan Anak pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta
dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak”, (Padang: UNP) 3 Desember 2019, hal. 3
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-palime4cd11c0352full.pdf 14
Fatmawati dan Rukiyah, “Kecendrungan Pemustaka dalam Memilih Koleksi Anak di
Perpustakaan Grahatama Pustaka Yogyakarta”, Jurnal Informasi, (Semarang: Undip Tembalang,
2016), hal. 2 diakses pada 9 Januari 2020 http://ejournal3.undip.ac.id
7
b. Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan
bahan pustaka lainnya yang sesuai dengan usianya.
c. Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca
(sebagai hobi) dan mendidik anak belajar mandiri.
d. Mempergunakan sumber yang ada di perpustakaan untuk menunjang
belajar seumur hidup.
e. Membantu anak untuk mengembangkan kecakapan dan menambah
pengetahuan sosialnya.
f. Berfungsi sebagai suatu kegiatan sosial dalam masyarakat untuk
mensejahterahkan anak-anak.15
Tujuan layanan anak yaitu sebagai tempat rekreasi dan menambah
ilmu pengetahuan bagi anak-anak, layanan anak ini menyediakan koleksi
baik karya cetak maupun non cetak untuk digunakan anak-anak membaca
maupun membina, mengembangkan dan memelihara minat baca pada
anak.
3. Jenis-Jenis Layanan pada Layanan Anak
Jenis- jenis layanan anak di perpustakaan umum, yaitu;
a. Peminjaman bahan pustaka
Peminjamanan bahan pustaka di perlukan peraturan dalam
meminjamkan buku bagi anak adalah hal yang baik untuk mengajarkan
anak-anak bahwa perpustakaan umum adalah milik masyarakat.16
b. Bimbingan membaca
Layanan ini diperlukan bagi anak-anak yang membutuhkan
bacaan khusus namun sulit untuk mendapatkannya. Anak-anak
diperkenalkan kepada buku secara bertahap yaitu dengan memberikan
buku bergambar tanpa teks. Setelah mengenal huruf mereka diberikan
buku bergambar dengan teks sederhana dan mudah dibaca. Setelah
lancar membaca maka mereka diberi buku dengan teks yang lebih
15
Muhammad Khaironi Elfisa, “Layanan Anak pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta
dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak”, hal. 2 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
palime4cd11c0352full.pdf 16
Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 9.
8
banyak dari pada gambar sampai kepada buku yang hanya terdiri dari
teks saja. Untuk acara bimbingan membaca ini perlu dilakukan secara
terencana dengan jadwal yang teratur sehingga tidak menganggu jam
pelajaran di sekolah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
bimbingan membaca adalah:
1) Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada
anak-anak.
2) Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan mencari bahan
bacaan atau informasi yang dibutuhkan kepada petugas
perpustakaan.
3) Pustakawan harus memperhatikan kepada anak-anak buku yang
cocok dan bermanfaat bagi mereka.
4) Pustakawan yang bertugas memberikan layanan ini dituntut untuk
mengetahui minat anak, buku yang disukai yang tidak disukai,
kemampuan membaca pada usia tertentu buku yang baik dan cocok
untuk anak-anak.17
c. Layanan Referensi
Anak-anak perlu diperkenalkan kepada buku-buku referensi sejak
dini. Bahan referensi untuk anak-anak mencangkup ensiklopedia,
kamus, atlas, dan lain-lain. Kegiatan layanan referensi untuk anak-anak
antara lain:
1) Koleksi harus sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan anak
2) Koleksinya harus berkualitas
3) Hanya dilayani oleh petugas
4) Memiliki ruangan terpisah
5) Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari informasi,
cara mempergunakan buku referensi secara benar dan wajib
menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak.18
17
Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 9 18
Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 9
9
d. Mendongeng/ Storytelling
Kegiatan mendongeng ini biasanya sangat digemari anak-anak
terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar, pada usia ini anak-
anak memiliki rasa ingin tahu. Kegiatan mendongeng adalah suatu
kegiatan yang memberi pengenalan utama kepada buku dan terutama
ditunjukan bagi anak-anak kecil yang baru saja belajar membaca dan
juga untuk mendorong mereka lebih banyak belajar membaca dengan
cerita-cerita yang lebih beragam.19
e. Pertunjukan film
Pertunjukan film ini lama putarnya disesuaikan dengan usia anak.
Anak-anak pra-sekolah lebih cocok diputarkan film-film pendek,
sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dapat diputar film-film
pendidikan, dengan masa putar lebih kurang 1 jam.20
f. Pertunjukan boneka
Pertunjukan boneka dapat dilakukan setiap 2 minggu atau 3
minggu sekali berselang seling dengan pertunjukan film.
Jenis layanan yang diberikan layanan anak seperti peminjaman
bahan pustaka, bimbingan membaca, layanan rujukan, mendongeng,
penunjukan film, dan penunjukan boneka merupakan sebagai bentuk
promosi perpustakaan untuk mengajak anak-anak datang keperpustakaan
dengan senang hati tanpa ada paksaan sehingga akan tumbuh minat pada
anak untuk datang keperpustakaan dan memanfaatkan koleksi. 21
B. Minat Baca
1. Pengertian Minat Baca
Minat dapat diartikan dalam Kamus Bahasa Indonesia yaitu gairah
atau keingian.22
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau
19
Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 10 20 Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 11 21
Khaidir Akbar, Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan, hal. 11 22
Ready Susanto, Kamus Baku Bahasa indonesia, (Jakarta: Lazuardi buku Utama, 2010),
hal.94
10
keinginan seseorang terhadap sesuatu.23
Jadi minat dapat diartikan sebagai
gairah atau keinginan dari hati seseorang untuk melakukan sesesuatu tanpa
ada yang menyuruh.
Minat baca merupakan suatu keinginan atau kecendrungan hati yang
tinggi terhadap bahan bacaan, dan keinginan itu merupakan suatu
dorongan dari dalam diri seseorang untuk lebih megemari membaca. 24
Kemudian minat baca menurut Darmono adalah kecendrungan jiwa yang
mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca.25
Minat baca merupakan hasil proses sosial budaya, artinya minat baca
tidak akan tumbuh secara alami, melainkan memerlukan pertimbangan
yang positif agar dapat tumbuh. Minat baca akan tumbuh bila didukung
dengan bahan-bahan bacaan yang mamadai dan diminati oleh
pembacanya.26
Berdasarkan beberapa defenisi ahli mengenai minat baca, minat baca
dapat diartikan sebagai suatu dorongan hati seseorang untuk membaca dan
menjadi keharusan tanpa ada paksaan dari orang lain didukung dengan
bahan bacaan yang memadahi.
2. Faktor-Faktor yang Mendorong Minat Baca
Faktor-faktor yang mendorong minat baca, yaitu:
a. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan
informasi
b. Keadaan lingkungan fisik yang memadahi, dalam arti tersedianya bahan
bacaan yang lebih kondusif
c. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca
d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual
23
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, hal. 27. 24
Andri Aknesa dan Desriyenti, “Upaya pustakawan dalam meningkatkan minat baca anak
BPAD Provinsi Sumatera Barat”, hal. 273 25
Suharmono Kasiun, “Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana untuk
Mencerdaskan Bangsa”, Jurnal Pena Indonesia (JPI) Vol. 1, No.1, Maret 2015, hal. 81 diakses
pada 17 Maret 2019 http://journal.unesa.ac.index.php/jpi 26
Dian Sinaga, Mengelolah Perpustakaan Sekolah, (Bandung, Bejana, 2011), hal. 95.
11
e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.27
Tumbuhnya minat baca berpengaruh terhadap faktor pendorong
minat baca, dengan adanya rasa ingin tahu, haus akan informasi,
tersedianya bahan bacaan, dan tertanamnya dalam diri masyarakat bahwa
membaca merupakan kebutuhan rohani yang harus di penuhi, maka
terbentuklah minat baca dalam diri masyarakat tanpa ada paksaan.
3. Kegiatan Pembinaan Minat Baca
Kegiatan pembinaan minat baca yang dapat dilakukan yaitu:
a. Mengadakan kegiatan pameran kecil (sederhana) berupa pemajangan
buku-buku dan koleksi lain yang memungkinkan yang sedang menjadi
perhatian pemustaka.
b. Menginformasikan atau mengumumkan adanya jenis koleksi terbaru di
perpustakaan
c. Mengadakan kegiatan storytelling
d. Melakukan kegiatan pemutaran film
e. Melakukan kegiatan lomba yang berbasis pada peningkatan minat baca,
seperti lomba meringkas bacaan dan lomba mengarang.
f. Memberikan hadiah sederhana yang rajin berkunjung dan
memanfaatkan perpustakaan.28
4. Upaya Menumbuhkan Minat Baca
Upaya pustakawan dalam menumbuhkan minat baca anak menurut
Andri Agnesa Linda dan Desriyenti yaitu:
a. Menyediakan sarana dan prasarana seperti meja, kursi baca, dan rak.
b. Memperbaruhi koleksi buku secara berkala dan mengadakan koleksi
buku yang mempunya sampul warna yang menarik
c. Memberikan layanan khusus untuk-anak-anak seperti storytelling
pustakawan atau guru sekolah membacakan buku pada anak-anak yang
datang ke perpustakaan,
27
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat , hal. 28 28
Pawit M. Yusuf, Pedoman Peyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Kencana,
2005), hal. 85
12
d. Mengadakan menulis kreatif tingkat SD menggunakan berbagai metode
antara lalin: menonton film, memberikan ringkasan cerita, memberikan
berbagai makanan namun setelah memberikan makanan anak-anak
diberikan pelatihan berupa menceritakan bagaimana rasa kue yang
diberikan dengan cara menulis
e. Mengadakan kegiatan layanan khusus, seperti mengambar bersama.
f. Mendesain ruangan yang nyaman dan menarik
g. Mengadakan kerjasama dengan sekolah29
Upaya pustakawan meningkatkan kegemaran membaca pada anak,
yaitu
a. Menciptakan suasana membaca
1) Fisik : ruangan yang bersih, terasa legah dimana buku-buku
disusun secara rapi dan teratur serta terawat bersih, akan dengan
sendirinya mengajar anak untuk mencintai dan menyukai suatu
ruangan yang disebut sebagai perpustakaan.
2) Mental : guru tidak hanya mengajar membaca, tetapi juga
memotivasi anak menyukai membaca dan memnjadi pembaca
yang baik.
3) Sarana : anak harus dikelilingi dengan buku dalam sebuah
perpustakaan harus mempunyai banyak koleksi yang mudah
didapat. Selain buku, idealnya juga tersedia, vidio, film, VCD,
DVD, internet dan koleksi elektronik lainya yang isinya
berhubungan dengan bacaan.
b. Menyelengarakan berbagai program
1) Melalui acara yang tidak ada kaitanya secara langsung dengan
buku/ sastra
2) Melalui program sastra, yaitu berkaitan dengan bacaan
c. Mengadakan kerjasama dengan masyarakat
1) Orang tua
29
Andri Agnesa Linda dan Desriyenti, “Upaya pustakawan dalam meningkatkan minat
baca anak BPAD Provinsi Sumatera Barat”, 275-277
13
2) Sukarelawan
3) Penerbit
4) Organisasi sosial, dan lain-lain
d. Membangun jaringan kerja
1) Antar sekolah
2) Antar perpustakaan
3) Antar guru/ antar pustakawan
e. Mempromosikan Perpustakaan
1) Melalui cetakan/ brosur
2) Melalui buku telpon
f. Mencari dana30
Dengan adanya berbagai upaya yang di lakukan pustakawan baik
dari penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap, menyediakan buku
yang up to date, mengadakan kerjasama dengan sekolah, mengadakan
berbagai kegiatan seperti lomba, story telling, pembacaan dongeng, dan
lain sebagainya dapat membangkitkan minat baca pada anak-anak.
5. Indikator Minat Baca
Indikator minat baca pada anak menurut Prasetyono dapat dilihat
dari tahapan proses pengembangan membaca yang berkaitan erat dengan
kerangka tindakan AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action), yaitu:
“Rasa keingintahuan atau perhatian (attention) terhadap suatu obyek
dapat menimbulkan rasa ketertarikan atau menaruh minat pada
sesuatu (interest). Rasa ketertarikan akan menimbulkan rangsangan
atau keinginan (desire) untuk melakukan sesuatu (membaca).
Keinginan yang tinggi dalam diri seorang anak/ siswa akan
menimbulkan gairah untuk terus membaca (action), sehingga anak/
siswa akan selalu berusaha untuk mendapatkan bacaan untuk
memenuhi kebutuhannya. Anak/ siswa yang mempunyai kebisaan
untuk membaca, ditunjukan oleh ketersediaannya untuk
mendapatkan sejumlah bacaan dan kemudian membacanya atas
dasar kesadaran sendiri. Seorang anak yang mempunyai perhatian
terhadap dunia buku, akan menjadikan aktivitas membaca sebagai
30
Supriyanto, Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan, (Jakarta: Ikatan pustakawan
Indonesia pengurus daerah DKI Jakarta, 2006), hal. 277-278
14
sesuatu kebiasaan membaca maka pada tahap selanjutnya kebiasaan
ini menjadi kegemaran membaca.”31
Indikator minat baca pada usia dini dapat melihat dan mengukur
sejauh mana minat baca anak. Indikator ini dimulai dari perhatian,
ketertarikan, keinginan anak terhadap bahan bacaan dan tindak lanjut
untuk mendapatkan bahan bacaan untuk memenuhi kebutuhannya.
C. Storytelling
1. Pengertian Storytelling
Storytelling merupakan bentuk komunikasi antara pencerita dengan
sejumlah peserta melalui suara dan gerakan.32
Mendongeng merupakan
seni menyampaikan peristiwa dalam bentuk kata-kata, gambar, suara yang
biasanya dibarengi dengan improvisasi atau gerakan.33
Storytelling yaitu
bercerita atau mendongeng adalah sebuah teknik atau kemampuan untuk
menceritakan sebuah kisah, pengaturan adegan, event, dan juga dialog. 34
Storytelling sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya
pada tingkat pemula atau anak-anak sehingga dapat menarik anak-anak
untuk membaca.
2. Manfaat Storytelling
Manfaat kegiatan storytelling untuk anak-anak yaitu:
a. Membantu membentuk pribadi dan moral anak
b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi anak
c. Memacu kemampuan ferbal anak
d. Merangsang minat menulis dan membaca anak
31
Dwi Sunar Prasetyono, Rahasia Mengajar Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini,
(Yogyakarta: think, 2008), hal. 58-59 32
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2009),
hal. 190 33
Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah: Referensi Pengelolan Perpustakaan
Sekolah, hal. 162 34
Jumariah binti Kassim, “Metode Storytelling untuk Meningkatkan Minat Membaca pada
Anak Usia Dini di TK An Nur Gang Modin”, (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,
2018), hal.24 diakses pada tanggal 27 Oktober 2019 http://jumariahB3214117
15
e. Membuka cakrawala pengetahuan anak.35
f. Menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak
g. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak
h. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bahan untuk diceritakan
kepada orang lain.36
3. Jenis-Jenis Storytelling
a. Fabel
Fabel yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Dongeng
ini yang paling di senangi oleh anak-anak karena daya ketertarikan
anak-anak terhadap binatang masih sangat tinggi. Sebagai contoh
dongeng kancil dengan buaya.
b. Legenda
Legenda yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban
suatu tempat. Sebagai contoh dongeng yang terjadinya danau toba.
c. Mite
Mite yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makluk halus. Isi
ceritanya tentang kepercayaan animisme.
d. Sage
Sage yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah.
Karena diceritakan dari mulut kemulut, lama kelamaan terdapat
tambahan cerita yang bersifat khayal, sebagai contoh dongeng jaka
tingkir.
e. Parabel
Parabel yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai
pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat
35
Sya’adatul Niswah, Pengaruh Metode Storytelling terhadap Pengembangan Minat Baca
dan Bahasa Anak Kelompok B di TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013, (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013), hal. 7. Diakses pada tanggal 29 November 2019
http://eprints.ums.ac.id/26492/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf 36
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah, hal. 190-191
16
atau hikma sebagi pedoman hidup. Sebagai contoh dongeng si malin
kundang.37
4. Proses Storytelling
Melakukan storytelling di perlukan proses yang dapat membuat
storytelling lebih menarik dan dibilang berhasil, dalam kegiatan
storytelling ada beberapa teknik yang harus di perhatikan dalam penyajian
cerita sehingga berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai menurut
majid, yaitu
a. Tempat storytelling
b. Posisi duduk
c. Bahasa dongeng
d. Intonasi pencerita
e. Pemunculan tokoh-tokoh
f. Penampakan emosi
g. Peniruan suara
h. Penguasaan terhadap anak yang tidak serius
i. Menghindari ucapan spontan
5. Tahapan-Tahapan Storytelling
Terdapat tiga tahapan dalam storytelling yaitu persiapan sebelum
acara storytelling dimulai, saat proses storytelling berlangsung dan
sesudah kegiatan storytelling selesai.
a. Persiapan sebelum acara Storytelling
Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah memilih judul
buku yang menarik dan mudah diingat. Selain itu juga, terdapat
beberapa lagi persiapan sebelum storytelling yang harus di cermati oleh
pendongeng diantaranya:
37
Rosidatun, Model Implementasi Pendidikan Karakter, (Gresik: Caremedia
Communation, 2018), hal. 94.
17
1) Pilihlah cerita sebelum memulai mendongeng, namun dalam
memilih cerita harus sesuai dengan umur dan pendengar yang ingin
dibacakan
2) Hafalkan jalan atau alur cerita yang ingin dibaca.
3) Tentukan suasana dan imajinasi yang akan ditampilkan
4) Berlatih dalam intonasi suasana, dalam garak gerik tubuh dan
ekspresi wajah
5) Sediakan alat peraga
6) Persiapkan dialog-dialog pancingan untuk penonton supaya dapat
menciptakan suasana yang akrab dan mendukung
7) Pilih waktu yang tepat dan kondusif.
b. Saat storytelling berlangsung
Ada beberapa faktor yang dapat menunjang berlangsungnya
proses storytelling agar menjadi menarik untuk disimak yaitu,
1) Kontak mata
2) Mimik wajah
3) Gerakan tubuh
4) Suara
5) Kecepatan
6) Alat peraga
c. Sesudah kegiatan Storytelling selesai
Proses storytelling selesai dilaksanakan, tibalah saatnya bagi
pendongeng untuk mengevaluasi cerita. Melalui cerita tersebut kita
dapat belajar tentang apa saja. Setelah itu pendongeng dapat mengajak
peserta untuk gemar membaca dan merekomendasikan buku-buku
dengan tema lain yang isinya menarik.38
\
38
Jumariah binti Kassim, “Metode Storytelling untuk Meningkatkan Minat Membaca pada
Anak Usia Dini di TK An Nur Gang Modin”, hal. 39-42
18
6. Metode Storytelling
Menurut Made Taro dalam buku Suherman menjelaskan antara
dongeng anak-anak dan remaja memiliki perbedaan, baik dalam teknik
maupun penyajian. Tema cerita anak-anak dengan remaja tidak sama,
cerita anak-anak lebih banyak menggunakan tema fabel (cerita binatang)
dari segi pemilihan dongeng dipilih cerita yang mengandung unsur
legenda dan mitos. Metode yang bisa dipakai pada dongeng remaja lebih
mengutamakan partisipasi aktif, yaitu remaja ikut aktif mengisi cerita
dalam bentuk teater dan ikut aktif berperan dalam cerita, dongeng yang
dibawakan untuk remaja mengandung unsur pertualangan.39
Metode
storytelling dapat memandu pustakawan memilih metode yang tepat untuk
bercerita dengan anak-anak pra-sekolah maupun anak-anak remaja.
D. Studi Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini
adalah:
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
Penelitian I Penelitian II Penelitian III
Judul Upaya pustakawan
dalam
meningkatkan
minat baca anak di
Badan
Perpustakaan dan
Arsip Provinsi
Sumatera Barat
Upaya
menumbuhkan
budaya baca anak
melalui layanan
dongeng pada
Dinas
Perpustakaan dan
Arsip Kota Jambi
Fungsi
perpustakaan
meningkatkan
minat baca
masyarkat (studi
kasus terhadap
fungsi
Perpustakaan
Arsip dan
Dokumentasi
Daerah
Kabupaten
Bungo.
39
Suherman, Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah, hal. 175
19
Tempat
penelitian
Badan
Perpustakaan dan
Arsip Provinsi
Sumatera Barat
Dinas
Perpustakaan Dan
Arsip Kota Jambi
Perpustakaan
Arsip dan
Dokumentasi,
Kabupaten
Bungo.
Penulis Andri Aknesa
Linda
Andani Defira Kusumah
Tahun 2015 2017 2011
Rumusan
Masalah
Tidak ada 1. Bagaimana
menumbuhkan
budaya baca
anak melalui
layanan
dongeng di
Dinas
Perpustakaan
Dan Arsip kota
Jambi
2. Apa kendala
dalam
menumbuhkan
budaya baca
anak melaui
layanan
dongeng di
Dinas
Perpustakaan
Arsip dan
Dokomentasi
1. Bagaimana
fungsi
perpustakaan
arsip dan
dokumentasi
daerah
kabupaten
bungo dalam
meningkatkan
minat baca
masyarakat
bungo?
2. Apa kendala-
kendala yang
dihadapi oleh
perpustakaan
arsip dan
dokumentasi
daerah
kabupaten
bungo dalam
meningkatkan
minat baca
masyarakat
bungo?
20
kota Jambi
3. Apa upaya
layanan dogeng
dalam
menumbuhkan
budaya baca
anak di Dinas
Perpustakaan
Arsip dan
Dokomentasi
kota Jambi?
3. Apa upaya
yang
dilakukan oleh
perpustakaan
arsip dan
dokumentasi
daerah
kabuaten
bungo
menghadapi
kendala-
kendala dalam
meningkatkan
minat baca
masyarakat
bungo?
Jenis data
dan analitis
Kualitatif
deskriptif
Kualitatif Kualitatif
deskriptif
Jenis
Penelitian
Observasi dan
wawancara
Observasi,
wawancara, dan
dokumentasi
Obsevasi,
wawancara, dan
dokumentasi
Hasil
penelitian
1. Upaya
pustakawan
untuk
meningkatkan
minat baca
anak-anak di
Badan Badan
Perpustakaan
dan Arsip
Provinsi
Sumatera Barat,
menyediakan
1. Menumbuhkan
budaya baca
anak melalui
layanan
dongeng yaitu
menggunakan
boneka dan
juga
menjelaskan
tentang buku-
buku yang
diperoleh untuk
1. Mewujudkan
bahwa fungsi
perpustakaan
dan
dokumentasi
daerah
kabupaten
bungo yaitu
berfungsi
sebagai
informasi,
menumbuhkan
21
fasilitas dan
menyediakan
koleksi yang up
to date,
memberikan
layanan yang
baik dan adanya
kerjasama
dengan sekolah.
2. Masalah yang
dihadapi oleh
pustakawan
untuk
meningkatkan
minat baca
anak-anak
adalah meja dan
kursi terbatas,
taman bermain
anak-anak
belum tersedia,
kurangnya
perhatian anak-
anak untuk
membaca, ruang
kegiatan anak
tidak memadahi,
warna cat
ruangan tidak
menarik dan
kurang
pustakawan
pada layanan
anak-anak.
di baca oleh
anak-anak.
2. Melakukan
kerjasama
dengan guru
dan member
penjelasan
kepada anak-
anak untuk rajin
membaca dan
perpustakaan
dan
mempromosika
n atau
mengenalkan
Dinas
Perpustakaan
Arsip dan
Dokomentasi
Kota Jambi.
minat baca
msyarakat,
berfungsi
rekrasi, tempat
penyimpanan
arsip dan
dokumentasi
kabupaten
bungo, dan
tempat
pendidikan.
2. Kendala yang
dihadapi yaitu
kurangnya
berpatisipasi
masyarakat
tentang
keberadaan
perpustakaan,
masih kurang
koleksi,
gedung
perpustakaan
dan sarana dan
prasarana
perpustakaan
yang masih
kurang luas,
serta mengenai
SDM.
22
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, peneliti
menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses
penemuan dan pengumpulan analisis dan interprestasi data visual dan naratif
yang komprehensif untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu fenomena
atau masalah yang menarik perhatian.40
Penelitian kualitatif dapat digunakan
apabila ingin melihat dan menggunakan sesuatu keadaan maupun suatu objek
dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang mendalam
tentang sesuatu masalah yang dihadapi yang tampak dalam bentuk data
kualitatif, baik berupa gambar, kata maupun suatu kejadian.41
Penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
yang menjelaskan penelitian lapangan yang dilakukan untuk mengetahui gejala
yang ada pada saat penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah optimal layanan anak dalam menumbuhkan minat baca anak melalui
storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, Jl. Rd.Purboyo Kolopaking No.65 Telanai Pura Jambi.
Telp.(0741) 62158.
Adapun alasan peneliti memilih tempat penelitian ini kerena penulis
ingin mengetahui lebih dalam tentang optimalisasi layanan anak untuk
menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling yang di lakukan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, sedangkan perpustakaan
memiliki ruangan layanan anak yang bagus, koleksi yang memadahi dan
fasilitas yang mencukupi.
40
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hal. 330 41
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, hal. 43
23
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data berguna untuk memperoleh gambaran dan data
yang dibutuhkan, dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, maka
peneliti menggolongkan sumber data kepada dua golongan, yaitu:
1. Data Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya.42
Data primer ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang
berkenaan langsung dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Data
primer yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah data observasi,
wawancara dan dokumentasi mengenai optimalisasi layanan anak dalam
menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Adapun yang menjadi data primer yaitu
buku kunjung Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, Bapak RB selaku Kasi Layanan, Ibu ER selaku penanggung jawab
layanan storytelling, Ibu E selaku pencerita, dan anak-anak yang mengikuti
kegiatan storytelling.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.43
Adapun yang menjadi sumber data berupa sejarah, visi misi, struktur
organisasi, jumlah koleksi Dinas Perpustaakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, skripsi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian.
D. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah Kasi Layanan yaitu Bapak RB, Penanggung
Jawab Layanan Storytelling yaitu Ibu ER, dan Pencerita yaitu Ibu E.
42
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hal. 21 43
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik
24
Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu anak-anak yang
mengikuti kegiatan storytelling.
Penelitian ini menggunakan teknik porposive sampling, teknik ini dipilih
berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan teknik ini
sumber data yang ditetapkan telah cukup memberikan informasi yang akurat.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.44
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat ikut serta dalam kegiatan
storytelling yang diadakan Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
b. Observasi terus terang yaitu peneliti menyatakan terus terang kepada
sumber data, bahwa peneliti akan melakukan penelitian, sehingga mereka
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas si
peneliti di Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian.45
Dalam melakukan wawancara
pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sudah disiapkan dan setiap responden
diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data dan mencatatnya.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), hal. 145 45
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, hal.
372
25
Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi langsung melalui tanya jawab dengan informan untuk mengetahui
apakah sudah optimal minat baca anak melalui storytelling di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Peneliti juga menggunakan
alat bantu berupa kamera poto, rekaman vidio/suara, dan material lainya
yang dapat membantu kelancaran wawancara, baik itu wawancara
terstruktur maupun wawancara mendalam.
a) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang di peroleh. Dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah
disiapkan.46
Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan
Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
dengan mempersiapkan instrument pengumpulan data.
b) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistimatis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.47
Peneliti
melakukan wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi
dengan petugas Layanana Anak dan orang tua peserta storytelling.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang
berkaitan dengan minat baca anak melalui storytelling di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, traskip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapa,
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 138 47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal, 140
26
lengger, agenda, dan sebagainya.48
Metode ini peneliti gunakan untuk
mencari data yang berkenaan dengan pembahasan peneliti dengan metode
ini, peneliti akan mudah mendapatkan yang tidak ditemukan dalam
observasi maupun wawancara yaitu buku profil, buku Peminjaman, Buku
Pengunjung Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi,
F. Metode Analisis data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistimatis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di
pahami oleh diri sendiri maupun orang lain.49
Analisis data yang digunakan adalah analisis model:
1. Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.50
Reduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, di cari pola dan temanya.51
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah untuk
memahami yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah di pahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.52
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 231 49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 244 50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 249 51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal.247 52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 249
27
3. Conclusion Drawing/ Verification (Menarik Kesimpulan)
Kesimpulan merupakan temuan yang berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remeh temeh atau interaktif, hipotesis,
atau teori.53
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui
triangulasi. Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data
untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan
kridibel.54
Triangulasi yang peneliti gunakan dalam skripsi ini yaitu triangulasi
metode, triangulasi sumber data, dan triangulasi teori. Triangulasi metode
merupakan proses verifikasi data dari wawancara dengan wawancara,
wawancara dengan observasi. Triangulasi sumber data adalah proses verifikasi
data wawancara dengan data-data sumber tertulis (dokumentasi). Triangulasi
teori dalah proses verifikasi antara data-data yang diperoleh dilapangan
(wawancara, observasi, dan dokumentasi.)
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 253 54
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan Peneluian Gabungan, hal.
395
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan
1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Sebelum diberlakukan otonomi daerah tahun 2001, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi) berdiri sejak tahun 1980 sesuai
dengan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan RI nomor
0221/a/O/1980 tanggal 2 september 1980, namun baru berjalan pada
tanggal 4 April 1981 yang merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari
pusat pembinaan perpustakaan departemen pendidikan dan kebudayaan
dan bertanggung jawab langsung kepada kepala pusat pembinaan
perpustakaan, Direktoral Jendral Departemen pendidikan dan kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi) dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati salah
satu gedung didalam kompleks SMP Negeri 2 Jambi Jalan Veteran No.
169 menempati bekas perumahan guru berukuran 95,40 m2.
Pada saat itu jumlah pegawainya hanya 6 orang dan ditunjuk bapak
Ibrahim Budjang, S.H. sebagai kepala, Surul Hendry D sebagai
bendaharawan serta di bantu oleh Hj. Hinopifah, BBA sebagai pimpinan
proyek pengembangan Perpustakaan Wilayah Jambi tahun 1980/1981.
Pada tahun 15 september 1985 Perpustakaan Wilayah Jambi Di
pindahkan kelokasi gedung baru di Jalan Rd. P. Kolopaking Telanaipura
dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasann. Seiring dengan
tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan jasa layanan
perpustakaan, pada tanggal 6 Maret 1989 terbit Keppres Nomor 111 Tahun
1989 tentang Perpustakaan Nasional RI. Berdasarkan Keppres tersebut
Perpustakaan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND) yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung
pada Presiden. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) disebutkan
29
dalam keppres tersebut Perpustakaan Nasional RI merupakan wadah
integrasi Perpustakaan Nasional RI, Pusat Pembinaan Perpustakaan dan 26
Perpustakaan Wilayah Depdikbud diseluruh Indonesia.
Perpustakaan Nasional mempunyai satuan organisasi yang bernama
Perpustakaan Daerah yang berkedudukan di masing-masing Ibu kota
Provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Perpustakaan
Nasional RI dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan
memperhatikan petunjuk Gubernur. Sejak Keppres Nomor 11 Tahun 1989
ini lah nama Perpustakaan Wilayah Jambi berubah menjadi “Perpustakaan
Daerah Jambi.”
Perubahan nama tidak sampai disitu saja, pada tahun 1997
Perpustakaan Nasional mengalami perubahan cukup besar
dilingkungannya, yaitu adanya perluasan struktur suatu organisasi yang
berada di daerah yang ditempatkan melalui Keppres Nomor 50 Tahun
1997 tentang Perpustakaan Nasional RI dimana Perpustakaan Nasional
Provinsi (sebelum Perpustakaan Daerah) di sejajarkan dengan Lembaga
Pemerintah Non Departemen lainnya serta Departemen yang berada
diwilayah Provinsi. Berdasarkan keppres Nomor 50 Tahun 1997 inilah
Perpustakaan Daerah Jambi berubah nama menjadi “Perpustakaan
Nasional Provinsi Jambi.”
Pembentukan Lembaga Kearsipan Provinsi jambi pada hakekatnya
merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang No. 7 Tahun 1971
tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan yang diperbaharui dengan
Undang-Undang No.43 tahun 2009 tentang kearsipan. Melalui Perda No. 6
Tahun 1996 dibentuk “Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi” dan
berdasarkan peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah. Embrio terbentuknya Kantor Arsip Daerah
Provinsi Jambi adalah Subbag Arsip dan Ekspedisi, bagian Tata Usaha
Umum dan Arsip, Biro Umum pada Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi
Jambi, dengan tingkat kewenangan setingkat dengan Eselon V.
30
Sejak diberlakukan Otonomi Daerah, yakni sejak diserahkannya
Aset P3D Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi dari Pemerintah Pusat
kepada Pemerintah Provinsi Jambi tanggal 22 Maret 2001, maka
seluruhnya aset Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi Jambi. Sehingga sejak bulan Mei 2001 Perpustakaan
Nasional Provinsi Jambi resmi menjadi unit satuan organisasi Pemerintah
Provinsi Jambi.
Terbitnya Perda Provinsi Jambi Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan Daerah
Provinsi Jambi maka nama Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi berubah
menjadi “Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi” yang merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jambi.
Keberadaan Perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting
dengan adanya UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang
menjadi payung hukum bagi segala aktifitas Perpustakaan dan seluruh
elemen pendukungnya meliputi pustakawan, gedung, koleksi dan
pemustaka.
Selanjutnya, berdasarkan Perda Provinsi Jambi No. 15 Tahun 2008
bergabung 2 Institusi yaitu Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dengan Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi menjadi “Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi” dan masih
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jambi.
Kemudian pada akhir tahun 2016 terbitlah Perda Provinsi Jambi No.
8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Jambi serta Pergub Jambi No. 46 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi berubah nama menjadi “Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah (DPAD) Provinsi Jambi” pada awal tahun anggaran 2017.
Kemudian menyusul Pergub Jambi No. 25 Tahun 2017 tentang perubahan
31
atas peraturan No. 46 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,
tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi.55
2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
a. Visi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi harus eksis dan unggul, konsisten dan berkelanjutan
dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil yang dituangkan dalam penyataan visi:
“Mewujudkan pelayanan prima dalam bidang perpustakaan dan
kearsipan yang baik menuju jambi tuntas 2021.”
Visi tersebut diatas merupakan gambaran dan harapan ingin
dicapai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dimasa
depan, yakni cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam membentuk
masyarakat informatif dan masyarakat yang sadar arsip.56
b. Misi
Rangkaian mendukung pencapaian visi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efesien
dan efektif untuk mewujudkan good governance.
2) Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat
dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang berkualitas.
3) Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi dan
budaya kerja yang tinggi.
55
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 1-3 56
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 6
32
4) Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan yang terintegrasi dengan sistem
nasional yang berbasis teknologi informasi (TI).57
3. Tujuan dan Sasaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
a. Tujuan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
tujuan untuk meningkatkan minat gemar membaca.
b. Sasaran
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
sasaran Pelajar (PAUD, TK, SD, SMP, SMA), mahasiswa, dan
masyarakat umum.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
malaksankan tugas mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan
yang telah ditetapkan dan melaksanakan program-program kegiatan teknis
perpustakaan dan kearsipan dan tugas-tugas lain yang langsung berada
dibawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gebernur.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan dibidang
perpustakaan dan kearsipan yang menjadi kewenangan daerah provinsi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang perpustakaan dan kearsipan.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dibidang perpustakaan dan kearsipan.
57
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 7
33
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan dan
kearsipan.58
5. Tata Kerja
Semua unit kerja dilingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. Untuk melakukan pembinaan dan
pengembangan perpustakaan di Daerah Jambi, maka Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi secara terus menerus berupaya
meningkatkan peran serta seluruh masyarakat untuk bersama-sama
mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Dalam hal ini Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi selalu mengadakan
koordinasi dan hubungan kerja dengan instansi-instansi yang secara
fungsional mempunyai kepentingan yang sama dalam meningkatkan
potensi sumber daya insani bangsa Indonesia.59
6. Susunan Organisasi
Berdasarkan peraturan Gubernur Jambi Nomor 25 tahun 2017
tentang perubahan atas peraturan Gubernur Nomor 46 tahun 2017 tentang
perubahan kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, susunan
organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi terdiri
dari:
a. Kepala
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub bagian umum dan kepegawaian
2) Sub bagian keuangan
3) Sub bagian program
58
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 5 59
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi,hal. 7-8
34
c. Bidang deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian bahan
perpustakaan, terdiri dari:
1) Seksi deposit dan pengembangan bahan perpustakaan
2) Seksi layanan, otomatis dan kerjasama perpustakaan
3) Seksi pelestarian dan alih media bahan perpustakaan
d. Bidang pembinaan, pengembangna perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan
2) Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
3) Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca
e. Bidang Konsevasi arsip terdiri dari:
1) Seksi pelayanan arsip
2) Seksi pengolahan arsip
3) Seksi akuisisi arsip
f. Bidang pembinaan dan pengembangan kearsipan, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan tenaga kearsipan
2) Seksi pengembangan kearsipan
3) Seksi pelestarian arsip
g. Kelompok Jabatan Fungsional.60
60
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 4
35
Gambar 4. 1
Struktur Organisasi61
.
61
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal 6
Kepala
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sekretaris
Bidang
Pembinaan dan
Pengembangan
Kearsipan
Bidang Konsevasi
Arsip
Bidang
Pembinaan,
Pengembangan
perpustakaan dan
Pembudayaan
Gemar Membaca
Bidang Deposit,
Pengembangan
Koleksi Layanan
dan Pelestarian
Bahan Pustaka
Seksi deposit dan
pengembangan
bahan
perpustakaan
Seleksi
Pelestarian bahan
pustaka
Seleksi layanan
otomasi dan
kerjasama
perpustakaan
Seksi pembinaan
dan
pengembangan
kelembaan
perpustakaan
Seksi pembinaan
dan
pengembangan
tenaga
perpustakaan
Seksi
pengembangan
pembudayaan
kegemaran
membaca
Seksi Pembinaan
Kearsipan
Seksi Akuisisi
Arsip
Seksi
Pengolahan arsip
Seksi Pelayanan
Arsip
Seksi pelestarian
Arsip
Seksi
Pengembangan
Kearsipan
Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Sub Bagian
program
Sub Bagian
keuangan
36
7. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Privinsi
Jambi.
a. Aset Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
1) Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi (masih Perpustakaan Wilayah Provinsi
Jambi), yakni dari tahun anggaran 1981/1982 sampai dengan Tahun
Anggaran 1985/1968 menempati gedung sementara yang berlokasi
komplek SMPN 2 Jambi Jl. Veteran No. 169 Jambi, dengan Luas
Bangunan 95,40 m2.
Pembangunan gedung perpustakaan di Jl. RD. Poerboyo
Kolopaking (dulu Jl. Melur II) Telanaipura, yang dimulai dari Tahun
Anggaran 1982/1983, 1983/1984, 1984/1985, dan 1985/1986 dengan
dana proyek Pengembangan Perpustakaan Jambi dengan luas
bangunan 1.500 m2 berlantai tiga, mulai ditempati pada tanggal 15
Desember 1985. Sedangkan peresmian pemakaiannya oleh Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. DR. Fuad Hasan, dilakukan
Pada Tanggal 6 Juni 1988. Di samping gedung kantor, juga terdapat
bagunan rumah dinas type 70 dibangun annex dengan pembangunan
gedung lantai ke 3 tahun aggaran 1985/1986.
2) Gedung Arsip
Gedung Arsip sendiri saat ini masih tergabung dengan Badan
Penelitian Pengembangan Daerah (BALITBANGDA), dan Arsip
Memiliki depo tersendiri untuk menyimpan arsip.62
3) Kendaraan Operasional
Sejak Tahun 1981 hingga sekarang, Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi telah memiliki 62 unit kendraan yang
terdiri dari motor dinas, mobil dinas, mobil perpustakaan keliling
62
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 9
37
dan mobil sadar arsip. Adapun rincian dari kendraan operasional
yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
sebagai berikut:63
Tabel 4.1
Kendraan Operasional
Jenis Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Roda 4 13 unit - 9 unit
Roda 2 36 unit 2 unit 2 Unit
4) Aset Lainnya
Selain dari poin-poin sebelumnya, ada beberapa aset yang
tesimpan dan dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, seperti alat-alat kantor dan rumah tangga, jaringan,
buku-buku perpustakaan serta aset rusak berat yang tidak terpakai
lagi namun masih dalam status milik negara berupa kendaraan dan
alat-alat rumah tangga.64
b. Koleksi Perpustakaan
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi (dahulu masih Perpustakaan Wilayah jambi)
mempunyai jumlah koleksi buku sebanyak 4.210 judul = 8.866
eksemplar. Dengan semakin berkembangnya minat baca masyarakat
dari tahun ketahun, koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi juga selalu dikembangkan dengan penambahan melalui
dana rutin dan proyek, hadiah maupun pertukaran antar perpustakaan
serta serah simpan karya cetak dan karya rekam. Sampai dengan tahun
anggaran 2018 pengadaan koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip
63
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 9-10 64
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 10
38
Daerah Provinsi Jambi meningkat dengan pesat yakni mencapai
150.378 eksemplar.
Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
tahun 2018, maka koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi setelah dikurangi dengan koleksi yang rusak berat,
dihadiahkan ke perpustakaan lain, dirotasikan ke perpustakaan desa dan
yang tidak diketemukan, maka koleksi yang ada dan siap dilayangkan
berdasarkan klasifikasi adalah sebagai berikut.
Jumlah buku di ruang layanan dewasa berdasarkan klasifikasi
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Koleksi Layanan Dewasa
No Kelas Jumlah Buku
1 000 (Karya Umum) 1.608 eksemplar
2 100 (Filsafat, Psikologi) 1.418 eksemplar
3 200 (Agama) 8.339 eksemplar
4 300 (Ilmu Sosial) 7.373 eksemplar
5 400 (Bahasa) 1.251 eksemplar
6 500 (Ilmu Murni) 987 eksemplar
7 600 (Ilmu Terapan) 9.249 eksemplar
8 700 (Olah Raga, Kesenian) 1.080 eksemplar
9 800 (Cerita, Kesusastraan) 2.478 eksemplar
10 900 (Sejarah, Geografi) 1.847 eksemplar
Jumlah 35.630 eksemplar
Jumlah buku di ruang referensi berdasarkan klasifikasi sebagai
berikut:
Tabel 4.3
39
Koleksi di Ruangan Referensi
No Kelas Jumlah Buku
1 000 (Karya Umum) 452 eksemplar
2 100 (Filsafat, Psikologi) 61 eksemplar
3 200 (Agama) 620 eksemplar
4 300 (Ilmu Sosial) 1.315 eksemplar
5 400 (Bahasa) 415 eksemplar
6 500 (Ilmu Murni) 319 eksemplar
7 600 (Ilmu Terapan) 475 eksemplar
8 700 (Olah Raga, Kesenian) 67 eksemplar
9 800 (Cerita, Kesusastraan) 60 eksemplar
10 900 (Sejarah, Geografi) 409 eksemplar
Jumlah 4.193 eksemplar
Tabel 4. 4
Bahan Pustaka referensi Lainnya
No Bahan Pustaka Jumalah Buku
1 Bahan pustaka referensi di
ruangan sirkulasi
77 eksemplar
2 Bahan pustaka referensi di
ruangan diskusi
145 eksemplar
3 Bahan pustaka referensi di
ruangan pengolahan
149 eksemplar
4 Bahan pustaka referensi di
ruangan layanan anak-anak
663 eksemplar
Jumlah 1.034 eksemplar
Tabel 4. 5
40
Bahan Pustaka Lainnya
No Bahan Pustaka Jumlah buku
1 Bahan Pustaka di ruangan
kepala bidang layanan
perpustakaan
464 eksemplar
2 Bahan Pustaka di ruangan
layanan anak-anak
1.301 eksemplar
3 Bahan Pustaka di ruangan
deposit
10.354 eksemplar
4 Bahan Pustaka hasil weeding 68.079 eksemplar
5 Bahan pustaka yang sedang
diolah
1.215 eksemplar
6 Bahan pustaka yang tersedia
untuk rotasi atau layanan
terpadu
5.402 eksemplar
7 Bahan pustaka yang sedang di
rotasikan ke kabupaten
1.269 eksemplar
8 Bahan pustaka dalam mobil
keliling
515 eksemplar
9 Bahan pustaka yang sedang
dipinjamkan layanan terpadu
5.402 eksemplar
10 Bahan pustaka yang masih
dipinjam anggota perpustakaan
1.127 eksemplar
11 Bahan pustaka di rak BI corner 40 eksemplar
Jumlah 1.113.149 eksemplar
Tabel 4. 6
Koleksi Selain Buku
41
No Nama Koleksi Jumlah Koleksi
1 Statistik 346 eksemplar
2 Bibliografi 108 eksemplar
3 Katalog 65 eksemplar
4 Accession List 106 eksemplar
5 Kliping Surat kabar 70 eksemplar
6 Majalah yang dijilid 240 eksemplar
7 Braile 146 eksemplar
8 Majalah Braile 142 eksemplar
9 Kelender Braile 12 eksemplar
10 Koran Pusat/ Daerah 2.156 eksemplar
11 Majalah Hadiah 2.456 eksemplar
12 Majalah Rutin 166 eksemplar
13 Brosur 10 eksemplar
Jumlah 1.415.612 eksemplar
Tabel 4. 7
Koleksi yang Rusak dan Hilang
No Bahan Pustaka Jumlah Koleksi
1 Bahan pustaka yang rusak
ringan
51 eksemplar
2 Bahan pustaka yang rusak
berat
26 eksemplar
3 Bahan pustaka yang hilang 1.127 eksemplar
42
4 Majalah rutin yang hilang 75 eksemplar
Jumlah 153.127 eksemplar
8. Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Pustaka
Seksi deposit dan pengembangan koleksi bahan pustaka mempunyai
tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan merencanakan
kegiatan di bidang deposit, pegembangan koleksi layanan dan pelestarian
bahan perpustakaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seksi deposit dan pengembangan bahan perpustakaan menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelaksanaan penghimpunan dan pelestarian karya cetak dan karya
rekam, penyusunan Bibliografi Daerah (BID) dan Katalog Induk
Daerah (KID) serta layanan diposit
b. Pengembangan, pengolahan bahan perpustakaan
c. Pelaksanaan verifikasi, validasi, pemasukan data ke data base
Adapun kegiatan- kegiatan dari seleksi deposit dan pengembangan
bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dan mengumpulkan hasil pelacakan karya cetak dan karya
rekam untuk diolah dan dialihkan dari data bibliografi manual ke sistem
otomasi
b. Menghimpun dan mengumpulkan surat kabar Daerah Jambi untuk
diindeks dalam bentuk buku dan Compact Dist (CD)
c. Melakukan penyusunan direktori penerbit karya cetak dan pengusahaan
rekaman
d. Melaksanakan pengolahan buku deposit dan melaksanakan input data
ke dalam sisem otomasi
e. Mencetak laporan
f. Mencetak dan digitalisasi bibliografi daerah
g. Penjilidan surat kabar daerah
43
h. Memberikan layanan kepada seluruh masyarakat pemustaka untuk
membaca koleksi deposit tentang karya cetak dan karya rekam
khasanah budaya rakyat jambi.65
9. Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan
Seksi layanan, otomasi dan kerjasama perpustakaan mempunyai
tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan merencanakan
kegiatan seksi layanan, otomasi dan kerjasama perpustakaan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, seksi layanan dan otomasi dan kerja sama perpustakaan
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan layanan sirkulasi, rujukan, literasi informasi bimbingan
pemustaka, dan layanan ekstensi (perpustakaan keliling, pojok baca,
dan sejenisnya)
b. Pengembangan teknologi, informasi, komunikasi perpustakaan dan
penyusunan literatur sekunder
c. Pengelolaan jaringan perpustakaan dan supervisi e-library
d. Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan
Adapun kegiatan-kegiatan dari seksi layanan, otomasi dan kerjasama
perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan seleksi pengadaan bahan pustaka berupa buku bahasa dan
sastra ilmu pengetahuan umum, agama, ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kesehatan
b. Melakukan kegiatan pengolahan bahan pustaka yang meliputi registrasi,
deskripsi, bibliografi, klasifikasi, dan tajuk subyek, input data pada
sistem otomasi dan kelengkapan bahan pustaka
c. Penambahan sarana penelusuran koleksi perpustakaan secara online
(OPAC)
d. Melakukan penyusunan dan alih media dalam bentuk CD, VCD,
literature sekunder berupa indeks surat kabar daerah Jambi, bibliografi
65
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 17-18
44
teknologi tepat guna, daftar penambahan buku, abstrak karya ilmiah dan
Katalog Induk Daerah (KID)
e. Melakukan perawatan jaringan dan pengembangan website
f. Melakukan digitalisasi untuk mengisi konten website
g. Melakukan pengiriman literatur sekunder ke-Perpustakaan Nasional RI
dan perpustakaan lainnya.66
10. Jenis-jenis layanan yang dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi
Sistem layanan Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi bersifat terbuka untuk umum dimana siapapun
boleh datang ke Perpustakaan untuk membaca dan menjadi anggota
perpustakaan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah
ditetapkan, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan
tidak memungut biaya apapun dari setiap administrasi calon anggota
perpustakaan.
a. Layanan ditempat, diantara lain:
1) Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi diberikan kepada anggota perpustakaan
(dibuktikan dengan kartu anggota Dinas perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi). Setiap anggota berhak meminjam 2 (dua)
buah buku dalam waktu satu minggu, setelah itu dapat
diperpanjang kembali. Buku yang dipinjam harus dikembalikan
tepat waktu.
2) Layanan dewasa
a) Layanan peminjaman buku
b) Layanan pengembalian buku
66
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 18-19
45
c) Layanan pembuatan kartu anggota
d) Layanan perpanjangan kartu anggota
e) Layanan bebas pustaka
3) Layanan Anak-anak
a) Layanan peminjaman buku
b) Layanan pengembalian buku
c) Layanan storytelling
d) Layanan referensi/ rujukan
b. Layanan Keluar (ekstensi), diantara lain:
1) Layanan perpustakaan mobil keliling Taman Bacaan Masyarakat,
Layanan perpustakaan mobil keliling Taman Bacaan
Masyarakat yaitu layanan yang dilaksanakan ke pos-pos layanan
perpustakaan keliling di lokasi sebagai berikut:
a) Taman Bacaan Masyarakat Lavenda
b) Taman Bacaan Masyarakat Bougenville
c) Taman Bacaan Masyarakat Pinang Merah
d) Taman Bacaan Masyarakat Seroja Aur Duri
e) Taman Bacaan Masyarakat Eka Jaya
2) Layanan perpustakaan Terpadu
Layanan perpustakaan terpadu merupakan layanan
perpustakaan yang dilaksanakan bersama-sama dengan
perpustakaan yang sudah ada ditempat/ pos layanan.
3) Layanan rotasi buku
Layanan rotasi buku merupakan layanan yang dilaksanakan
dalam rangka pengembangan dan kerjasama layanan perpustakaan
guna memenuhi kebutuhan buku-buku yang diminati pemustaka
yang berada di perpustakaan kabupaten/ kota se-Provinsi Jambi.67
67
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 19-20
46
11. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjungan Perpustakaan
Sistem layanan yang diberikan kepada seluruh pemustaka adalah
sistem terbuka atau open acces system, artinya para pemustaka diberi
kebebasan untuk mencari, memilih dan mengambil sendiri koleksi yang
diinginkan langsung ke rak koleksi yang tersedia. Jadwal kunjungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sebagai berikut:
a. Senin – Jum’at : 08.00 – 17.00 WIB
b. Sabtu : 09.00 – 15.00 WIB
c. Minggu dan libur nasional : Tutup68
12. Keanggotaan
Syarat menjadi anggota Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yaitu:
a. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
b. Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar
c. Menyerahkan foto copy kartu pelajar atau kartu mahasiswa (bagi
pelajar dan mahasiswa)
d. Pendaftaran anggota tidak dipungut bayaran (gratis).69
13. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka,
pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi dinas di bidang umum,
kepegawaian, keuangan, aset, program dan pelaporan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas
membantu sekretaris dalam rangka menyiapkan bahan administrasi
perdinasan
68
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 21 69
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 20
47
1) Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi file persuratan dan
administrasi perdinasan
2) Pengurusan administrasi perjalanan dinas dan tugas keprotokolan
3) Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan dinas,
penyelenggaraan rapat dinas dan dokumentasi
4) Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan dinas,
penyelenggaraan rapat dinas dan dokumentasi
5) Penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan
inventaris perlengkapan dinas
6) Pelaksanaan perawatan/ pemeliharaan, perbaikan gedung dan
perlengkapan dinas serta proses penghapusan barang inventaris
7) Pengordinasian penyusunan rencana kerja dan pelaporan
pelaksanaan kerja
8) Pelaksanaan tata usaha kepegawaian
9) Pelaksanaan urusan mutasi
10) Pelaksanaan upaya pengembangan karir, kesejahteraan dan
disiplin pegawai
11) Penyiapan perencanaan bahan ujian dinas, penghargaan jasa dan
sumpah pelantikan pegawai
12) Penyiapan bahan pelaksanaan analisis jabatan kelembagaan dan
ketatalaksanaan.70
b. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian keuangan mempunyai tugas membantu sekretaris
dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran,
pengelolaan penatausahaan dan administrasi keuangan. Untuk
melaksanaan tugas tersebut, sub bagian keuangan menyelenggarakan
fungsi:
1) Pengoordinasian sub bagian keuangan
2) Pendayagunaan staf sub bagian keuangan
70
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 14-15
48
3) Penyusunan dan penghimpunan bahan-bahan usulan rencana
anggaran kerja dari masing-masing bidang
4) Pelaksanaan administrasi keuangan
5) Penelitian laporan dan evaluasi hasil kegiatan rutin dan
pembangunan
6) Penelitian daftar gaji dan mutasi gaji pegawai yang diusulkan
7) Penghimpunan, mempelajari, melaksanakan, dan menyampaikan
peraturan perundang-undangan tentang keuangan.71
c. Sub Bagian Program
Sub bagian program mempunyai tugas membantu sikretaris
dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan program, monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kerja dinas. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, sub bagian program menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan bahan koordinasi penyusunan program dan rencan
kegiatan dinas
2) Pengolahan data dengan melakukan pengumpulan, peremajaan dan
pengolahan serta merumuskan data dan informasi
3) Penghimpunan, memfasilitasi dan melaksanakan perencanaan
terpadu melalui kerjasama antar unit lembaga, dinas, instansi, dan
dinas yang terkait dengan diklat teknis.
4) Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan anggaran dinas
5) Pengkoordinasian dan mensinkronisasian kebijakan operasional
dan program antar bidang
6) Perumusan instrument untuk melaksanakan pemantauan program
dan kegiatan
7) Pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan penilaian
pelaksanaan program dinas
71
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 15
49
8) Penyiapan rumusan standarisasi teknis, norma, pedoman, kriteria
dan prosedur pengelolaan program
9) Pengefasilitasian bahan tugas koordinasi pengawasan internal
untuk menjembatani pengawasan eksternal melalui rapat secara
berkala.72
d. Sumber Daya Manusia
Melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai sumber daya manusia
(SDM) sebanayak 127 pegawai yang terdiri dari:73
Gambar 4.2
Pegawai Pustakawan
Jumlah pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi sampai sejauh ini berjumlah 18 orang
diantaranya:74
72
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 15-16 73
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 16 74
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 25
Pelaksana (49
Orang)
Pegawai Tidak
Tetap (32 Orang)
Pejabat Fungsional
(26 Orang)
Pejabat Struktural
(20 Orang)
50
Tabel 4.8
Pustakawan
No Nama Jabatan
1 Hasudungan Ambarita, SSos Pustakawan Madya
2 Mardamsyah, S.Pd Pustakawan Madya
3 Zaharman, S.Pd Pustakawan Madya
4 Irana Firlinawani, S.Pd Pustakawan Madya
5 Zunwanis, S.Pd Pustakawan Madya
6 Rahendra Sudrajat, S.Sos Pustakawan Madya
7 Ellisa, S.IP Pustakawan Madya
8 Sumintarsih, S.IP Pustakawan Madya
9 Hj. Jasmanidar Pustakawan Penyelia
10 Antar Br. Bangun Pustakawan Penyelia
11 Arnold Lumbantoruan, A.Ma Pustakawan Penyelia
12 Fiona Frolence Pustakawan Penyelia
13 Wuryani, A.Ma Pustakawan Penyelia
14 Elia Roza, A.Ma Pustakawan Penyelia
15 Mardianto, A.Ma Pustakawan Penyelia
16 Salamuddin, A.Ma Pustakawan Penyelia
17 Sofiardi, A.Ma Pustakawan Penyelia
18 Mike Aflisa, A.Md Pustakawan Penyelia
14. Aggaran
Semua unit kerja di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah dalam anggran yang disediakan untuk mendukung kegiatan Dinas
51
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi pada wal berdirinya tahun
1981/1982 hanya Rp. 60.970.000, anggaran ini semakin meningkat setiap
tahun anggaran baik rutin maupun proyek seiring dengan beban kerja
semakin meningkat dan luas dalam pembinaan perpustakaan di daerah
Jambi, tahun anggaran 2017 dari APBD berjumlah Rp. 5.913.241.591,
sedangkan pada tahun anggaran 2018 dari APBD berjumlah Rp.
5.800.000.000, mengalami penurunan jumlah anggaran dari tahun
sebelumnya.75
15. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan
Pembudayaan Kegemaran Membaca.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui
bidang pembinaan, pengembangna perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca selalu melakukan kegiatan pembinaan terhadap
sumber daya manusia, pembinaan semua jenis perpustakaan baik itu
perpustakaan umum kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan/ desa
maupun sekolah, perguruan tinggi, khusus, taman bacaan masyarakat dan
perpustakaan rumah ibadah (perpustakaan mesjid, gereja, dll).
Bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka
memimpin dan merencanakan kegiatan di bidang pembinaan,
pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan
pembudayaan kegemaran membaca menyelenggarakan fungsi,
pengembangan berbagai jenis perpustakaan, implementasi norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pendataan kelembagaan keperpustakaan,
pendataan tenaga perpustakaan, bimbingan teknis tenaga pengelolaan
perpustakaan dan kepustakawanan, pelaksanaan pwmbinaan
keterampilan, kesejahteraan dan karir tenaga pengelola, keperpustakaan
75
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 8
52
serta oenilaian angka kredit pustakawan, dan pelaksanaan survey,
pengkajian, dan pelaksanan pembudayaan kegemaran membaca,
pemasyarakatan perpustakaan.
a. Seksi Pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan.
Seksi pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan
mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan
merencanakan kegiatan pembinaan pengembangan kelembagaan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, seksi pembinaan dan pengembangan
kelembagaan perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
1) Pengembangan berbagai jenis perpustakaan, implementasi norma,
standar, danprosedur.
2) Pendataan kelembagaan perpustakaan
3) Pengembangan kelembagaan perpustakaan.
b. Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
mempunyai tugas membantu bidang dalam memimpin dan
merencanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kelembagaan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
melaknakan tugas tugas tersebut, seksi pembinaan dan pengembangan
tenaga perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
1) Pendataan tenaga perpustakaan
2) Pelaksanaan bimbingan teknis tenaga pengelola perpustakaan dan
kepustakawanan
3) Pelaksanaan pembinaan keterampilan, dan karir serta penilaian
angka kredit pustakawan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
perpustakaan guna menunjang kinerja pengelola perpustakaan pada
tahun 2017 melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga pengelola
perpustakaan sekolah tingkat SMA sederajat, diman sasaran dari
kegiatan ini adalah tenaga pengelola perpustakaan SMA sederajad se-
53
Provinsi Jambi yang diikuti sebanyak 60 orang peserta. Serta Kegiatan
raat koordinasi pengembangan perpustakaan sekolah tingkat SLTA se-
Provinsi Jambi dengan sasaran kepala perpustakaan sekolah se-
Provinsi Jambi sebanyak 40 orang peserta.
Jumlah pengelolah perpustakaan desa/ kelurahan se-Provinsi
Jambi antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.9
Pengelolah Perpustakaan Desa
No
Kabupaten/ Kota
Jumlah
Desa/
Kelurahan
Jumlah Pengelolah
Yang sudah
mengikuti
bintek
Yang belum
mengikuti
bintek
1 Kota Jambi 62 42 20
2 Kab. Batanghari 125 75 50
3 Kab. Muaro Jambi 156 67 89
4 Kab. Tanjung Jabung
Barat
134 53 81
5 Kab. Tanjung Jabung
Timur
94 64 30
6 Kab. Bungo 154 71 83
7 Kab. Tebo 113 66 47
8 Kab. Marangin 212 70 142
9 Kab. Sarolangun 159 71 88
10 Kab. Kerinci 287 67 220
11 Kab. Sungai Penuh 69 17 52
c. Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca
Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca
mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan
merencanakan kegiatan pengembangan pembudayaan kemeran
membaca sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
54
Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi pengembangan
pembudayaan kegemaran membaca menyelenggarakan fungsi:
1) Pelaksanaan survey, pengkajian dan pelaksanaan pembudayaan
kegemaran membaca
2) Pemasyarakatan perpustakaan
Kegiatan-kegiatan seksi pengembangan pembudayaan
kegemaran membaca pada tahun 2018 yaitu, pameran ulang tahun
Provinsi Jambi, pameran dalam rangka bulan gemar membaca dan
hari kunjungan perpustakaan setiap tanggal 14 september, survei
kebutuan bahan pustaka, dan survei indeks kepuasan masyarakat.76
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
1. Optimalisasi Layanan Anak dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak
Melalui Storytelling
Penanaman kebiasaan membaca harus dimulai dari kanak-kanan,
dan tidak dapat disangsikan bahwa di Layanan Anak Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi merupakan tempat yang sangat tepat
untuk membina dan menumbuhkan minat baca anak. Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menyediakan layanan storytelling untuk
menumbuhkan minat baca anak. Layanan storytelling ini biasanya sangat
digemari anak-anak terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada
usia ini anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang lebih, oleh karena itu
sangat tepat bila usia ini di perkenalkan kepada buku-buku yang sesuai
dengan alam fikiran anak-anak. Dalam menumbuhkan minat baca terhadap
anak biasanya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda seperti
yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, buku
tersebut dibacakan oleh pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Selain itu Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi menyediakan koleksi yang memadahi dan sesuai
76
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 23-26
55
dengan umur anak-anak yang dapat menarik minat membaca pada anak
anak-anak.
Untuk mencapai tujuan yang sebenarnya yakni optimalisasi
layanan anak sebagai salah satu sarana untuk menumbuhnya minat baca
anak, maka Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
melakukan berbagai pengoptimalan minat baca anak yaitu:
a. Sarana Prasarana
Dalam pengoptimalisasian layanan anak dalam menumbuhkan
minat baca anak melalui storytelling perlu di perhatiakan sarana dan
prasarananya. Sarana dan prasarana sangat penting dalam proses
penumbuhan minat baca anak, baik dari segi koleksi, perabot, dan
ruangan yang memadahi, bersih, yang dapat menarik perhatian anak-
anak.
Informasi mengenai kajian ini diperoleh dari hasil keterangan
pustakawan yaitu Ibu E mengatakan bahwa:
“Kami berusaha melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan
yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka (anak-anak) agar
mereka merasa senang untuk datang ke perpustakaan dan
tertarik dengan bahan bacaan yang telah kami sediakan.”77
Informasi ini di perkuat dari hasil wawancara Ibu ER,
mengatakan bahwa:
“Sarana dan prasarana merupakan aset yang sangat penting di
perpustakaan terutama dalam menumbuhkan minat baca anak-
anak, tanpa adanya sarana dan prasarana kegiatan ini tidak bisa
berjalan dengan baik.”78
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada beberapa informan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
perpustakaan adalah paling penting karena tanpa adanya sarana dan
77
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020.
78
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020.
56
prasarana kegiatan ini tidak bisa berjalan dengan baik, maka sarana
dan prasarana harus di perhatikan.
b. Promosi
Storytelling atau mendongeng pada Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dapat dijadikan media
promosi untuk mengajak anak-anak belajar membaca dengan suasana
yang sangat menyenangkan bagi anak-anak.
Pustakawan perlu memotivasi anak-anak yang berkunjung ke
perpustakaan untuk mencintai buku sejak awal, salah satu cara
pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menumbuhkan minat baca anak dan mengajak anak-anak untuk
berkunjung keperpustakaan yaitu melalui brosur, media sosial, dan
storytelling.79
Informasi mengenai kajian ini diperoleh dari hasil
wawancara dengan pustakawan yaitu Ibu E mengatakan bahwa:
“Cara kami untuk mengajak anak-anak untuk datang ke
perpustakaan selain brosur dan sosial media, yaitu dengan cara
mem-promosikan storytelling ke sekolah, kami mengundang
anak-anak TK yang ada di Kota Jambi, itu kami undang dan
secara bergiliran untuk bisa hadir ke perpustakaan untuk
mendengarkan dongeng atau storytelling yang di sampaikan
oleh pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi ini, kami menyiapi bukan hanya snack
tetapi juga untuk transportasinya. Adapun selain kami
mengundang ada juga TK- TK yang ada di Kota Jambi ini yang
menyadari akan pentingnya kunjungan keperpustakaan itu untuk
anak-anaknya, mereka menyurati ke sini bahwasanya mereka
akan berkunjung ditentukan tanggalnya, yang seperti itu berarti
mereka sudah menyadari pentingnya anak-anak untuk
berkunjung ke perpustakaan.”80
Pernyataan ini kemudian di perkuat lagi dengan hasil
wawancara dengan salah satu pustakawan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu Ibu ER:
79
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 28 November 2019. 80
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 28 November 2019.
57
“Cara perpustakaan mengajak anak-anak datang ke perpustakaan
ini, dengan cara mempromosikan perpustakan melalui sosial
media dan mengundang sekolah untuk menghadiri storytelling.
Storytelling ini sama dengan promosi menarik perhatian dia
(anak-anak), sehingga anak-anak ingin datang lagi dan lagi ke
perpustakaan dan dapat menumbuhkan minat baca mereka.”81
Anak-anak yang memiliki ketertarikan pada dongeng akan
memiliki rasa penasaran yang lebih tinggi. Ketika mereka tertarik
pada dongeng, mereka menjadi lebih tertarik pada buku-buku cerita
yang bergambar, dengan sendirinya minat baca mereka meningkat.82
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap informan
dapat disimpulkan bahwa cara Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi mempromosikan perpustakaan yaitu melalui brosur,
sosial media dan melalui storytelling.
c. Kerja Sama
Kerja sama tidak lain adalah untuk mencapai tujuan bersama
khususnya dalam optimalisasi layanan anak dalam menumbuhkan
minat baca anak melalui storytelling. Informasi mengenai kajian ini
diperoleh dari hasil keterangan pustakawan yaitu Bapak RB
mengatakan bahwa:
“Kerja sama yang kami lakukan dengan TK yang ada di Kota
Jambi sangat berpengaruh positif, dengan adanya kerja sama ini
kami dapat dengan muda mengajak anak-anak ke perpustakaan
dan menumbuhkan minat baca anak sejak dini.”83
Informasi ini di perkuat dari hasil wawancara Ibu ER,
mengatakan bahwa:
“Kami melakukan kerja sama dengan guru-guru TK yang ada di
Kota Jambi supaya dapat memberikan bimbingan kepada anak-
anak dan orang tua untuk datang ke perpustakaan.”84
81
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 26 November 2019. 82
I Ketut Artana, Anak, Minat Baca, Mendongeng, Vol.3, No.1, Juni 2017, hal. 33. Diakses
pada 9 Januari 2020 http://ejournal.undiksha.ac.id 83
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26 November 2019. 84
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26 November 2019.
58
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan dapat
disimpulkan bahwa, Dinas perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi mengadakan kerja sama dengan sekolah TK untuk
mengoptimalkan minat baca anak melalui storytelling.
d. Penghargaan
Penghargaan merupakan bentuk apresiasi yang di berikan
kepada sesesorang yang telah melakukan suatu keunggulan, seperti
halnya pemustaka yang sering berkunjung ke perpustakan, Informasi
mengenai kajian ini diperoleh dari hasil keterangan pustakawan yaitu
Ibu ER mengatakan bahwa:
“Kami memberikan penghargaan untuk anak-anak yang rajin ke
perpustakaan, pemberian penghargaan ini di lakukan pada hari
kunjung perpustakaan.”85
Informasi ini di perkuat dari hasil wawancara dengan Bapak RB,
mengatakan sebagai berikut:
“Kami akan memberikan penghargaan kepada pemustaka yang
rajin berkujung ke perpustakaan sebagai bentuk apresiasi kami
kepada mustaka, muda-mudahan dengan adanya penghargaan
tersebut pemustaka semakin rajin berkunjung ke
perpustakaan.”86
e. Layanan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menyedikan berbagai jenis layanan untuk menunjang proses
pengoptimalan minat baca anak di Layanan Anak yaitu:
1) Layanan peminjaman buku
Pelaksanaan peminjaman buku merupakan tanggung jawab
dari pustakawan, pelayanan yang di berikan harus optimal dan
tidak mempersulit pemustaka yang datang ke perpustakaan,
85 Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020. 86
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020.
59
sehingga kenyamanan yang di terima pemustaka dapat memotivasi
pemustaka untuk meminjam buku. Informasi mengenai kajian ini
peneliti dapat dari hasil keterangan Ibu E, mengatakan bahwa:
“Disini anak-anak kalau pinjam buku harus menjadi anggota
perpustakaan dulu, perpustakaan meminjamkan setiap orang
dua buah buku, orang tua juga bisa meminjamkan buku
untuk anaknya.”87
Informasi ini di perkuat dari keterangan petugas layanan
anak, mengatakan bahwa:
“Kami meminjamkan 2 buah buku ke setiap anak, dan masa
pinjamnya satu minggu”88
Berdasarkan hasil keterangan dari informan dapat
disimpulakan bahwa anak-anak yang ingin meminjam buku untuk
di bawa pulang harus memiliki kartu anggota dan peminjaman
setiap orang dua buku.
2) Layanan pengembalian buku
Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi juga menyediakan layanan pengembalian buku,
layanan pengembalian buku ini bertujuan untuk melayani
pemustaka yang ingin mengembalikan buku yang telah dipinjam.
3) Layanan storytelling
Kegiatan storytelling ini dapat memberi pengenalan utama
untuk anak-anak usia dini mengenai buku, dan mengajak anak-anak
untuk belajar membaca dengan berbagai macam buku, yaitu
dengan cara menceritakan kepada anak-anak mengenai kisah-kisah
dongeng, sehingga anak-anak tertarik terhadap buku. Berdasarkan
hasil pengamatan peneliti di Ruangan Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melihat tahapan-
87 Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020 88
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 21 Februari 2020
60
tahapan yang dilakukan pustakawan untuk memperkenalkan
perpustakaan dan buku kepada anak-anak yaitu:
a) Persiapan sebelum acara storytelling
Pustakawan mempersiapkan judul cerita yang menarik
dan sesuai dengan umur anak-anak, menghafal alur cerita yang
ingin diceritakan, berlatih intonasi, gerakan tubuh dan ekspresi
wajah.
b) Saat storytelling berlangsung
Sebelum pustakawan bercerita, pustakawan
memperkenalkan terlebih dahulu perpustakaan secara singkat,
jenis layanan yang di berikan, dan koleksi-koleksi yang
dimiliki oleh Dinas Perpustakaan. Saat pustakawan
menceritakan dongeng kepada anak-anak, pustakawan meniru
gerakan tubuh, mimik wajah dan suara tokoh yang diceritakan
pustakawan. Saat pustakawan bercerita ekspresi anak sangat
senang, ketawa, dan ada yang bertanya dengan pustakawan dan
mengemukakan pendapat.
c) Sesudah kegiatan storytelling selesai
Saat storytelling selesai, pustakawan mulai mengevaluasi
cerita seperti pustakawan memberikan pertanyaan kepada-
anak-anak. Pustakawan menunjuk anak-anak secara acak untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan pustakawan, pada saat
pustakawan memberikan pertanyaan, anak-anak dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan dan setelah sesi tanya
jawab selesai pustakawan mewajibkan anak untuk membaca
dengan orang tua dan guru.89
89
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, November 2019
61
Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan mengenai
tahapan yang dilakukan pustakawan dalam melakukan storytelling
yaitu Ibu Ellisa, yang memberikan keterangan sebagai berikut:
“Sebelum mengadakan storytelling pustakawan harus
menguasai cerita di buku itu, sehingga tidak melihat buku
dan pada saat pustakawan itu melakukan storytelling-nya
dengan reaksi sesuai dengan jalan cerita, interaksi, mimik dan
ekspresi harus ada dalam diri pustakawan dan dia pun harus
menjiwai anak-anak itu sendiri, akan tetapi kalau ada
pustakawan itu yang terpaku pada buku, kaku maka anak-
anak akan merasa bosan, apabila pencerita yang ber-
storytelling dia juga bersemangat, reaksinya bagus, mimiknya
ada, ekpresi lengkap anak-anak akan merasa senang, itu be
kuncinya.”90
Informasi ini diperkuat dari keterangan Ibu Elia Roza yaitu:
“Sebelum kami mengadakan kegiatan storytelling ini, kami
menetapkan jadwal dan tempat untuk diadakan kegiatan
storytelling ini dan menentukan siapa yang akan bercerita.
Pencerita itu sendiri sudah mempersiapan diri untuk
bercerita”91
Tahapan storytelling mulai dari persiapan acara storytelling,
saat storytelling, dan sesudah acara storytelling selesai yang
dilakukan Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi dapat menumbuhkan rasa senang kepada anak-anak
dilihat dari ekspresi anak, adanya umpan balik anak-anak terhadap
pustakawan dan adanya pengaruh positif setelah diadakan
storytelling yaitu minat baca anak meningkat.
d) Layanan referensi/ rujukan
Kegiatan layanan referensi untuk anak-anak yang ada di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu;
90
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 28 November 2019 91
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 26 November 2019
62
perpustakaan menyediakan koleksi refensi sesuai dengan usia dan
tingkat pendidikan anak-anak, dan koleksinya berkualitas. 92
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa, usaha Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi untuk mengoptimalkan minat baca terhadap anak yaitu
memberikan layanan membaca di tempat, peminjaman koleksi,
pengembalian koleksi, mengadakan kegiatan srtorytelling.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat
setelah kegiatan storytelling di lakuakan terhadap minat baca anak yaitu:
a. Perhatian (attention)
Perhatian anak-anak setelah diadakan kegiatan storytelling ini
mengalami peningkatan, anak-anak melihat dan mencari bahan bacaan ke
rak buku, mereka mencari buku yang sampulnya menarik baik dari segi
warna dan gambar, pada umumnya anak mengambil buku seperti gambar
binatang, buah, dan kartun anak. Setelah mereka memilih bahan bacaan
mereka mulai membuka-buka halaman buku di rak maupun di lantai.
Berdasarkan hasil Obervasi pada tanggal 26 November 2019
peneliti melihat lebih dari seperoh anak yang melihat dan memilih bahan
bacaan setelah diadakan storytelling.93
Hasil observasi pada tanggal 28
November menunjukan bahwa hampir keseluruhan anak-anak melihat
dan memilih buku yang ada di rak Setelah diadakan storytelling.94
b. Ketertarikan (interest)
Setelah anak-anak mendapatkan buku yang disukainya, anak-anak
membuka-buka halaman buku untuk mencari bahan bacaan yang
92
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal,20 93 Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26 November 2019. 94
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 28November 2019.
63
disukaianya dan sekali-kali anak-anak bertanya kepada guru dan orang
tuanya mengenai gambar yang dilihatnya.95
c. Keinginan (desire)
Tahap ini peneliti melihat anak-anak membaca dengan alur gambar
yang tertera pada bahan bacaan dan mengeja kata yang ada di atas
maupun di bawah gambar. Setelah kegiatan storytelling orang tua dan
guru mendampingi anak untuk melihat, belajar mengeja dan membaca.96
d. Tindakan lanjut (action)
Peran sekolah dan orang tua sangat penting untuk menanamkan
pada anak pentingnya perpustakaan, yaitu dengan cara mengajak anak
untuk datang keperpustakaan dan menjalin kerjasama antara sekolah
dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Berdasarkan dari data pengunjung peneliti melihat bahwa setelah
diadakan kegiatan storytelling jumlah pengunjung sedikit mengalami
peningkatan dari pada hari-hari sebelumnya.97
Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan, peneliti mendapatkan informasi dari
anak-anak dan orang tua bahwasanya anak-anak mengunjungi
perpustakaan pada saat libur sekolah.98
Informasi mengenai kajian ini di
dapat dari hasil wawancara dengan informan yaitu Ibu A, menangatakan
bahwa;
“Anak kami berkunjung ke perpustakaan pada saat libur sekolah.
Kami jarang datang keperpustakan karena anak kami sekolah dan
jarak dari rumah lumayan jauh dari perpustakaan ini.”99
95 Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26-28 November 2019. 96 Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26-28 November 2019. 97
Buku Pengunjung Layanan Anak 98
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 26-28November 2019. 99
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 26 November 2019
64
Kemudian petugas perpustakaan layanan anak memberikan
informasi sebagai berikut:
“Ruangan layanan anak ini rami pada saat-saat libur sekolah yaitu
hari jum’at dan sabtu.”100
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan informan dapat
disimpulkan bahwa bahwa perhatian dan ketertarikan anak terhadap
membaca mengalami peningkatan dilihat dari anak melihat-lihat sampul
bacaan, anak membuka-buka halaman bacaan, anak mencari bahan bacaan
yang disukaianya dan anak mulai bertanya kepada orang tua dan guru
mengenai gambar yang ditemuinya. Sedangkan keinginan dan tindakan
lanjut anak terhadap membaca sedikit mengalami peningkatan dilihat dari
anak-anak membaca dengan alur gambar yang tertera pada bahan bacaan
dan mengeja kata yang ada di bahan bacaan dan mau berkunjung
keperpustakaan pada saat libur sekolah. Pada tahap ini keinginan anak untuk
meminjam buku sangat kurang dilihat dari data peminjaman buku layanan
anak.
Storytelling merupakan seni berbicara yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk menanamkan budaya baca pada anak tanpa harus menggurui
sang anak, dengan adanya optimalisasi layanan anak melalui storytelling ini
dapat menumbuhkan minat baca anak dan menjadi budaya membaca dengan
keiinginan anak itu sendiri.
2. Kendala yang Dihadapi Oleh Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak
Melalui Kegiatan Storytelling.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan dikembangkan telah
digunakan sebagai pusat informasi, sebagai sumber ilmu pengetahuan,
penelitian, rekreasi, pelestarian bahan pustaka serta memberikan berbagai
layanan jasa lainnya. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pemustaka
yang membutuhkan informasi, menjadikan dua sisi yang berbeda saling
100
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 28 November 2019
65
membutuhkan, hal ini dapat terwujud manakalah perpustakaan sudah siap
melayani dengan sumber informsi yang memadahi, sementara pemustaka
mampu, memahami, menghayati pentingnya informasi dalam kehidupan
sehari-hari, karena pada dasarnya perpustakaan mempunyai peranan yang
cukup menentukan untuk membantu dan menunjang terselengarakannya
program-program kerja lembaga pendidikan secara optimal.101
Menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi terdapat beberapa kendala
yaitu:
a. Anggaran atau dana
Angaran atau dana adalah suatu rencana yang disusun secara
sistimatis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang
meliputi semua aktifitas perpustakaan untuk jangka tertentu dimasa yang
akan datang. Dana merupakan unsur utama untuk menjalankan aktivitas
perpustakaan termasuk kegiatan storytelling, tanpa dana perpustakaan
tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun sistemnya
bagus dan pustakawannya bermutu. Informasi mengenai kajian ini
diperoleh dari hasil wawancara dari informan bahwasanya mulainya
kegiatan storytelling ini tergantung dana. Apabila dana terhambat maka
kegiatan storytelling ini tidak dapat dilakukan sebagai mana yang telah
direncanakan sebelumnya. Informasi mengenai kajian ini diperoleh dari
hasil wawancara pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yaitu Ibu ER, yaitu:
“Kegiatan storytelling ini diadakan 3 (tiga) bulan sekali tergantung
dananya dan 20 kali dalam satu tahun jadi tegantung kapan
mulainya, misalnya tribulan pertama 5 (lima), tribulan ke-2 (dua) 5
(lima), tribulan ke-3 (tiga) 5 (lima) dan tribulan ke-4 (empat) 5
(lima), jadi pas 20 (dua puluh) dan dalam sehari kegiatan
storytelling ini digunakan dalam kurun waktu 2 (dua) jam sehari
dari jam 8.00 sampai jam 10.00 wib.”102
101
Bukhari katutu, Manajemen Pelayanan Perpustakaan: Menelisik Pelayanan
Perpustakaan IAIN STS Jambi, (Jambi: Boanza, 2011), hal. 1 102
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 26 November 2019.
66
Pernyataan ini kemudian di perkuat dengan hasil wawancara
dengan pustawanan yaitu Bapak RB yang memberikan keterangan
sebagai berikut:
“Kegiatan storytelling ini diadakan tergantung pada faktor
dananya.”103
Pernyataan ini kemudian di perkuat dengan hasil wawancara
dengan pustawanan yaitu Ibu E, mengatakan bahwa:
“Untuk kegiatan kami ini khususnya layanan storytelling, itu
bersadarakan kebijakan Kepala Dinas, karena mempengaruhi
dengan adanya pendanaan” Berdasarkan hasil data pengunjung Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menunjukkan bahwa
kegiatan storytelling yang diadakan selama tahun 2019 yaitu pada bulan
Januari melakukan storytelling sebanyak 2 (dua) kali, Maret sebanyak 5
(lima) kali, September sebanyak 1 (satu) kali, Oktober sebanyak 1 (satu)
kali, November sebanyak 4 (empat) kali dan bulan Desember sebanyak 8
(delapan) kali. Peserta yang mengikuti kegiatan ini berbeda-beda setiap
kali diadakan kegiatan storytelling.104
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil dokumentasi dari buku
pengunjung dapat disimpulkan bahwa dana sangat mempengaruhi waktu
pelaksanaan kegiatan storytelling.
b. Alat Peraga
Sebuah perpustakaan akan menyelenggarakan kegiatan apabila
kinerja, kondisi dan layanan storytelling semakin diperlukan oleh anak-
anak untuk menumbuhkan minat baca pada anak, akan tetapi layanan
anak akan kurang diminati apabila terdapat beberapa hal atau masalah
yang tidak diatasi atau diselesaikan. Adapun permasalah yang timbul
saat mengadakan storytelling yaitu kurangnya alat peraga berupa
boneka. Informasi mengenai kajian ini diperoleh dari hasil wawancara
103
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 26 November 2019 104
Buku Pengunjung Layanan Anak
67
pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu
Ibu E yaitu:
“Ibu menyampaikan cerita menggunakan mimik wajah, namun alat
bantu yang lain seperti boneka tadi ibu belum pernah
menggunakannya dan itupun disaat ibu bercerita itu isi cerita ibuk
itu tidak ada bonekanya.”105
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lihat bahwasanya Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menyediakan alat
peraga berupa boneka, akan tetapi tidak banyak sehingga pada saat
pustakawan bercerita sering tidak menggunakan alat peraga.106
Faktor
yang menunjang berlangsungnya proses storytelling agar menarik untuk
disimak yaitu kontak mata, mimik wajah, gerakan tubuh, suara,
kecepatan, dan alat peraga.107
Alat peraga merupakan bagian yang terpenting untuk menunjang
berlangsungnya kegiatan storytelling agar anak-anak merasa tertarik
dengan aktivitas storytelling, dengan adanya ketertarikan terhadap
storytelling maka anak akan tertarik untuk membaca buku dan akan
menjadi gemar membaca.
105
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 28 November 2019 106
Obsevasi, oleh peneliti di Layanan Anak Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, November 2019. 107
Jumariah Binti Kasim, Metode Storytelling untuk Meningkatkan Minat Membaca pada
Anak Usia Dini di TK An Nur Gang Modin, hal. 41
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Optimalisasi yang dilakukan Layanan Anak dalam Menumbuhkan Minat
Baca Anak Melalui Storytelling yaitu menyediakan sarana dan prasarana
yang mencukupi, melakukan promosi, melakukan kerja sama dengan
sekolah TK, memberikan penghargaan, memberikan layanan kepada
pemustaka.
2. Kendala yang dihadapi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dalam menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling yaitu dana
yang mempengaruhi waktu pelaksaan storytelling dan alat peraga, yang
menyebabkan kurang optimalnya layanan anak dalam menumbuhkan miat
baca anak melalui storytelling di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi.
B. Saran
Dalam penelitian ini peneliti menyarankan beberapa hal diantaranya
sebagai berikut:
1. Sebaiknya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melakukan
kerja sama dengan berbagai pihak tidak hanya sekolah TK saja.
2. Melakukan storytelling sebaiknya pustakawan menggunakan alat peraga
dalam bercerita untuk menarik perhatian anak-anak saat bercerita, dengan
adanya ketertarikan terhadap storytelling maka anak akan tertarik untuk
membaca buku dan akan menjadi gemar membaca dan waktu pelaksanaanya
lebih sering lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jawa Barat:
Diponegoro.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. 2019. Profil Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Jambi.
Katutu, Buchari. 2011. Manajemen Pelayanan Perpustakaan: Menelisik
Pelayanan Perpustakaan IAIN STS Jambi. Jambi: Boanza.
Lasa HS. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajar Gemar Membaca pada
Anak sejak Dini. Yogyakarta: think.
Rosidatun. 2018. Model Implementasi Pendidikan karakter. Gresik:
Caremedia Communation.
Sinaga, Dian. 2011. Mengelolah Perpustakaan Sekolah. Bandung, Bejana.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman. 2009. Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah: Referensi
Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: MQS Publising.
Susanto, Ready. 2010. Kamus Baku Bahasa indonesia. Jakarta: Lazuar di
buku Utama.
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Undang - Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan.
Yusuf, Syamsu. 2016. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Posdakarya.
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
B. Sumber Internet Akbar, Khaidir. Jenis-Jenis Layanan di Perpustakaan. (Makasar:
Universitas Islam Alauddin), hal. 9. https://www.academia.edu/691095
2/JENISJENIS_LAYANAN_DI_PERPUSTAKAAN&sa=U&ved=2ah
UKEwjLq_CMgZvnAhVV83MBHaDbCrsQFjAAegQIAxAB&usg=A
OvVaw1N8ch9VvnsrgdEzvcaeQhJ
Artana, I Ketut. 2017. “Anak, Minat Baca, Mendongeng”. Jurnal Acarya
Pustaka. Vol.3, No.1, 9 http://ejournal.undiksha.ac.id (Januari 2020)
Elfisa, Muhammad Khaironi. 2019. “Layanan Anak pada Perpustakaan
Proklamator Bung Hatta dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak”.
Jurnal Ilmu Informasi dan Kearsipan, Padang: UNP.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
palime4cd11c0352full.pdf (3 Desember 2019)
Fatmawati dan Rukiyah. 2016. “Kecendrungan Pemustaka dalam Memilih
Koleksi Anak di Perpustakaan Grahatama Pustaka Yogyakarta”.
Semarang: Undip Tembalang. http://ejournal3.undip.ac.id (17 Maret
2019)
Jumariah binti Kassim. 2018. Metode Storytelling Untuk Meningkatkan
Minat Membaca Pada Anak Usia Dini di TK An Nur Gang Modin,
http://jumariahB3214117 (27 Oktober 2019)
Kasiun, Suharmono. 2015. “Upaya Meningkatkan Minat Baca Sebagai Sarana
Untuk Mencerdaskan Bangsa”, Jurnal Pena Indonesia (JPI) Vol. 1,
No.1, http://journal.unesa.ac.index.php/jpi (17 Maret 2019)
Linda , Andri Agnesa. 2015 “Upaya pustakawan dalam meningkatkan minat
baca anak BPAD Provinsi Sumatera Barat”, Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan. Tahun 2015. Volume 4. Nomor 1.
Padang: BPAD Provinsi Sumatera Barat.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/view/6170/4794 (16
Maret 2019)
Niswah,Sya’adatul. 2013. Pengaruh Metode Storytelling terhadap
Pengembangan Minat Baca dan Bahasa Anak Kelompok B di TK Tunas
Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/26492/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf (29
November 2019)
Yolanda, Christina. 2019. “Pengaruh Pemberian Kegiatan Storytelling
Terhadap Minat Kunjung Anak ke Perpustakaan: Studi Kasus Pada
Perpustakaan Komunitas Jendela Semarang”. Jurnal Ilmu
Perpustakaan. http://9347-17930-1-PB (27 Oktober 2019)
LAMPIRAN
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. Observasi
1. Survei dan melihat langsung kondisi Ruangan Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2. Survei dan Melihat langsung kegiatan storytelling (sebelum, sedang, dan
sesudah diadakan kegiatan storytelling) di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
B. Wawancara
1. Siapa saja yang sering memanfaatkan Layanan Anak Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi?
2. Sarana dan Prasarana apa saja yang dapat mendukung kegiatan
optimalisasai layanan anak di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi?
3. Bentuk promosi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dalam menumbuhkan minat baca anak?
4. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melakukan kerja sama
dengan siapa saja dalam melakukan optimalisasi layanana anak ?
5. Apakah ada penghargaan dari perpustakaan untuk mendukung kegiatan
optimalisasi layanan anak dalam menumbuhkan minat baca anak?
6. Jenis layanan apa saja yang telah disediakan oleh layanan anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi?
7. Berapa kali dalam sebulan diadakan storytelling?
8. Jenis cerita apa yang disukai oleh anak-anak?
9. Tahapan apa saja yang dilakukan pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dalam melakukan kegiatan storytelling?
10. Kendala apa yang dihadapi oleh Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah untuk menumbuhkan minat baca anak melalui storytelling?
C. Dokumentasi
1. Buku Profil yang memuat informasi mengenai Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2. Struktur Otganisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
3. Photo kondisi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
4. Photo kegiatan storytelling di Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Gambar 1
Koleksi Perpustakaan
Gambar 2
Wawancara dengan Informan
Gambar 3
Sebelum Diadakan Kegiatan Storytelling
Gambar 4
Saat Kegiatan Strorytelling Berlangsung
Gambar 5
Sesudah Kegiatan Storytelling
Gambar 7
Perubahan Setelah Kegiatan Storytelling
Gambar 8
Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Gambar 9
Buku Kunjung Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Gambar 10
Daftar Peminjaman Bahan Pustaka
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuni Herita
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta/ 30 Juni 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Koto Nan IV, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten
Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Angkatan/ Tamatan : 2018/ 2020
Gmail : yuniherita@gmail.com
No. HP : 0821-6994-7057
Orang Tua
Nama Ayah : Haryanto
Nama Ibu : Yusni Emrita
Pendidikan
2003-2009 : SD 02 Koto Nan IV
2009-2012 : SMP Negeri 1 Ranah Pesisir
2012-2015 : SMA Negeri 1 Ranah Pesisir
2015-2018 : D3 Ilmu Perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang
2018-2020 : S1 Ilmu Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
top related