otonomi dan pembangunan daerah
Post on 14-Jan-2016
95 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
OTONOMI DAN PEMBANGUNAN DAERAH
Slamet SugihartoWidyaiswara Utama
Pusdiklat Depdagri Regional Yogyakarta
2009
TIUTIUmampu memahami, menjelaskan makna, konsep, prinsip, mampu memahami, menjelaskan makna, konsep, prinsip, permasalahan dan kebijaksanaan otonomi daerah dan permasalahan dan kebijaksanaan otonomi daerah dan pembangunan daerah dalam sistem NKRIpembangunan daerah dalam sistem NKRI
TIKTIKMemahami dan menjelaskan:Memahami dan menjelaskan: Tujuan, prinsip pelaksanaan dan pokok-pokok Tujuan, prinsip pelaksanaan dan pokok-pokok
kebijakan otonomi dan pembangunan daerahkebijakan otonomi dan pembangunan daerah Permasalahan otonomi dan pembangunan daerahPermasalahan otonomi dan pembangunan daerah Keterkaitan otonomi daerah dengan pembangunanKeterkaitan otonomi daerah dengan pembangunan Keterkaitan antara otonomi daerah dan Keterkaitan antara otonomi daerah dan
pembangunan daerahpembangunan daerah
MATERI POKOKMATERI POKOK
Pengertian otonomi dan pembangunan Pengertian otonomi dan pembangunan daerahdaerah
Perkembangan otonomiPerkembangan otonomi
Pembangunan daerahPembangunan daerah
OTONOMIOTONOMI
Auto: sendiriAuto: sendiri Nomia (nomy): aturanNomia (nomy): aturan Otonomi: mengatur diri sendiriOtonomi: mengatur diri sendiri Dalam pemerintahan:Dalam pemerintahan:
• Pelimpaham sebagian kewenangan, Pelimpaham sebagian kewenangan, tugas, kewajiban dan tanggung jawab tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerahpemerintah daerah
PERKEMBANGAN OTONOMIPERKEMBANGAN OTONOMI 1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja 1945: UU No 1/1945: penekanan pd dekonsentrasi. Komite 1945: UU No 1/1945: penekanan pd dekonsentrasi. Komite
Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dr Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dr anggota Komiteanggota Komite
1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2 1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2 dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat oleh Pem Pusat dr calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat oleh Pem Pusat dr calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat dr Pamong Praja secara langsungdr Pamong Praja secara langsung
1957: UU No 1/1957: penekanan pd desentralisasi 1957: UU No 1/1957: penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya) menimbulkan keresahan di kalangan (otonomi seluas2nya) menimbulkan keresahan di kalangan Pamng PrajaPamng Praja
1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH 1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dr anggota dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dr anggota DPRD dan membantu KDH debagai eksekutifDPRD dan membantu KDH debagai eksekutif
1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sbg Ketua DPRD, 1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sbg Ketua DPRD, penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya)penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya)
PERKEMBANGAN OTONOMIPERKEMBANGAN OTONOMI
1974: UU No 5/1974: desentralisasi, 1974: UU No 5/1974: desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi dekonsentrasi dan tugas pembantuan.otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda yang nyata dan bertanggung jawab. Pemda adalah KDH dan DPRDadalah KDH dan DPRD
1999: UU No 22/1999: penekanan pd 1999: UU No 22/1999: penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya).Legislatif: desentralisasi (otonomi seluas2nya).Legislatif: DPRD, Eksekutif: KDH. KDH diangkat, DPRD, Eksekutif: KDH. KDH diangkat, bertanggung jawab kpd dan diberhentikan oleh bertanggung jawab kpd dan diberhentikan oleh DPRD.DPRD.
2004: UU No 32/20042004: UU No 32/2004
OTONOMI DAERAHOTONOMI DAERAHUU NO. 32/2004UU NO. 32/2004
• Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
PRINSIP OTONOMI DAERAHPRINSIP OTONOMI DAERAH(PENJELASAN UU 32/2004)(PENJELASAN UU 32/2004)
• Otonomi seluas-luasnya• Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab• Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat
• Menjamin keserasian hubungan antara Daerah dg Daerah lainnya, Daerah dg Pusat
• Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI• Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi
Pemberian Otonomi Luas Pemberian Otonomi Luas diarahkan untuk:diarahkan untuk:
Mempercepat terwujudnya kesejahteraan Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui masyarakat melalui peningkatan pelayanan, peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta pemberdayaan, dan peran serta masyarakatmasyarakat
Meningkatkan Meningkatkan daya saingdaya saing dengan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta keanekaragaman daerahkekhususan, serta keanekaragaman daerah
URUSAN WAJIB YANG MENJADI URUSAN WAJIB YANG MENJADI KEWENANGAN PEMDA PROVINSIKEWENANGAN PEMDA PROVINSI(UU NO. 32/2004(UU NO. 32/2004))
Urusan dalam skala propinsi yang meliputiUrusan dalam skala propinsi yang meliputi::
a.a. Perencanaan dan pengendalian pembangunanPerencanaan dan pengendalian pembangunan
b.b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruangPerencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
c.c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakatmasyarakat
d.d. Penyediaan sarana dan prasaranan umumPenyediaan sarana dan prasaranan umum
e.e. Penanganan bidang kesehatanPenanganan bidang kesehatan
f.f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumberdaya Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumberdaya potensialpotensial
g.g. Penanggulangan masalah sosial lintas`kabupaten/kotaPenanggulangan masalah sosial lintas`kabupaten/kota
h.h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas`kabupaten/kotaPelayanan bidang ketenagakerjaan lintas`kabupaten/kota
KEWENANGAN PEMDA KEWENANGAN PEMDA PROVINSI PROVINSI (LANJUTAN)(LANJUTAN)
i.i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas kabupaten/kotamenengah termasuk lintas kabupaten/kota
j.j. Pengendalian lingkungan hidupPengendalian lingkungan hidup
k.k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas`kabupaten/kotaPelayanan pertanahan termasuk lintas`kabupaten/kota
l.l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipilPelayanan kependudukan dan catatan sipil
m.m. Pelayanan administrasi umum pemerintahanPelayanan administrasi umum pemerintahan
n.n. Pelayann administrasi penanaman modal termasuk lintas Pelayann administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kotakabupaten/kota
o.o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kotadapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota
p.p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundanganperundangan
PEMBANGUNAN NASIONALPEMBANGUNAN NASIONAL(UU 25/2004)(UU 25/2004)
Upaya yang dilaksanakan oleh Upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegararangka mencapai tujuan bernegara
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH
Dalam rangka penyelenggaraan Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional (nasional (pasal 150 ayat (1)).pasal 150 ayat (1)).
Perencanaan pembangunan daerah disusun Perencanaan pembangunan daerah disusun sesuai kewenangannya yang dilaksanakan sesuai kewenangannya yang dilaksanakan oleh Bappeda oleh Bappeda (pasal 150 ayat (2)).(pasal 150 ayat (2)).
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHDAERAH
Perencanaan pembangunan daerah Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan akurat dan dapat dipertanggung jawabkan (pasal 152 ayat (1))(pasal 152 ayat (1))
Perencanaan pembangunan daerah Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk menjamin keterkaitan dan disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pengawasan (pasal 153)(pasal 153)
Formulasi tujuan
Formulasi sasaran
Identifikasialternatif/Pilihan
Penilaian komparasi
Perencanaanimplementasi
Implementasi
Evaluasi
Pengumpulan danAnalisis data
Rencana yang dipublikasikan
Alur Perencanaan dan Alur Perencanaan dan PenganggaranPenganggaran
RPJM Daera
h
RPJP Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daera
h
Renstra KL
Renja - KL
Renstra
SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian
APBD
Diacu
Pedoman
Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pem
erin
tah
Pu
sat
Pem
erin
tah
D
aera
h
UU KN
LIMA PENDEKATAN PROSES LIMA PENDEKATAN PROSES PERENCANAANPERENCANAAN
Politik
Teknokratik
Parsitipatif
Top-down
Bottom-up
PENDEKATAN POLITIK Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah
dilihat sebagai proses perencanaan: Rakyat memilih berdasarkan program
pembangunan yang ditawarkan calon Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan calon pada saat kampanye
PENDEKATAN TEKNOKRATIK
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertanggung jawab
Penanggungjawab pelaksanaan kegiatan: Ka Bappenas Ka Bappeda
PENDEKATAN PARTISIPATIF
Melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders)
Untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki
PENDEKATAN TOP-DOWN N BOTTOM-UP
Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan
Penyelarasan proses melalui Musrenbang Musrenbang:
Forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan daerahDari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan Nasional
PERINGKAT PROPINSI BERDASARKANKEGIATAN EKONOMI (dengan Migas)
581,95
254,74
226,96
214,3
156,73
88,78
86,74
67,66
49,68
36,55
35,47
29,12
28,24
23,09
22,06
21,65
20,53
16,52
15,75
13,8
13,13
11,2
11,15
8,68
8,03
7,25
5,92
3,41
2,25
1,99
0 200 400 600 800
Banten
DI Jakarta
Jawa Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Riau
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
NAD
Sumatera Barat
Lampung
Papua
Bali
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
DIY
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Jambi
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tenggara
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Maluku
Gorontalo
Maluku Utara
PR
OP
IN
SI
Tril l iun Rp.
Human Development Report 2006 (UNDP) NEGARA
HARAPAN HIDUP
(TAHUN)
TINGKAT MELEK
HURUF (%)
ANGKA PARTISI-PASI
SEKOLAH GABUNGAN (%)
PDB PER KAPITA
(PPP US $)HDI 2006
RANGKING (174 NEGARA)
High Human Development
NORWEGIA 79,6 99,0 100 38.454 0,965 1
USA 77,5 99,0 93 39,676 0,948 8
JEPANG 82,2 99,0 85 29.251 0,949 7
SINGAPURA 78,9 92,5 87 28,077 0,916 25
BRUNEI 76,6 92,7 77 19.210 0,871 34
MALAYSIA 73,4 88,7 73 10,276 0,805 61
LIBIYA 73,8 82 94 7.57 0,798 64
THAILAND 70,3 92,6 74 8.090 0,784 74
PHILIPINA 70,7 92,6 82 4.614 0,763 84
INDONESIA 67,2 90,4 68 3.609 0,711 108
VIETNAM 70,8 90,3 63 2.745 0,709 109
KAMBOJA 56,5 73,6 60 2.423 0,583 129
MYANMAR 60,5 89,9 49 1.027 0,581 130
LAOS 55,1 68,7 61 1.954 0,553 133
Low Human Development
TOGO 54,5 53,2 55 1.536 0,495 147
Medium Human development
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)30 PROPINSI DI INDONESIA SESUAI IHDR 2004
•
NO PROPINSIANGKA
HARAPAN HIDUP (TH)
ANGKA MELEK HURUF DEWASA
(%)
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
(TH)
PENGELUARAN PER KAPITA
(RIBU RUPIAH)NILAI IPM RANGKING
1 DKI Jakarta 72,3 92,2 10,4 616,9 0,756 12 Sulawesi Utara 70,9 98,8 8,6 587,9 0,713 23 Daerah Istimewa Yogyakarta 72,4 85,9 8,1 611,3 0,708 34 Kalimantan Timur 69,4 95,2 8,5 591,6 0,700 45 Riau 68,1 96,5 8,3 588,3 0,691 56 Kalimantan Tengah 69,4 96,4 7,6 585,8 0,691 67 Sumatera Utara 67,3 96,1 8,4 589,2 0,688 78 Sumatera Barat 66,1 95,1 8,0 589,0 0,675 89 Bali 70,0 84,2 7,6 596,3 0,675 9
10 Jambi 66,9 94,7 7,4 585,6 0,671 1011 Banten 62,4 93,8 7,9 608,7 0,666 1112 Maluku 65,5 96,3 8,0 576,3 0,665 1213 Jawa Tengah 68,9 85,7 6,5 594,2 0,663 1314 Bengkulu 65,4 93,0 7,6 586,6 0,662 1415 N A D 67,7 95,8 7,8 557,5 0,660 1516 Sumatera Selatan 65,7 94,1 7,1 582,9 0,660 1617 Jawa Barat 64,5 93,1 7,2 592,0 0,658 1718 Lampung 66,1 93,0 6,9 583,3 0,658 1819 Maluku Utara 63,0 95,8 8,4 583,4 0,658 1920 Bangka Belitung 65,6 91,7 6,6 588,2 0,654 2021 Sulawesi Selatan 68,6 83,5 6,8 586,7 0,653 2122 Sulawesi Tengah 63,3 93,3 7,3 580,2 0,644 2223 Kalimantan Selatan 61,3 93,3 7,0 596,2 0,643 2324 Gorontalo 64,2 95,2 6,5 573,3 0,641 2425 Jawa Timur 66,0 83,2 6,5 593,8 0,641 2526 Sulawesi Tenggara 65,1 88,2 7,3 577,9 0,641 2627 Kalimantan Barat 64,4 86,9 6,3 580,4 0,629 2728 N T T 63,8 84,1 6,0 563,1 0,603 2829 Papua 65,2 74,4 6,0 578,2 0,601 2930 N T B 59,3 77,8 5,8 583,1 0,578 30
INDONESIA 66,2 89,5 7,1 591,2 0,658
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)20 KABUPATEN/KOTA TERPILIH DI INDONESIA SESUAI IHDR 2004
•
NO KABUPATEN KOTAANGKA
HARAPAN HIDUP (TH)
ANGKA MELEK HURUF DEWASA
(%)
RATA-RATA LAMA SEKOLAH
(TH)
PENGELUARAN PER KAPITA
(RIBU RUPIAH)NILAI IPM RANGKING
A 10 TERATAS
1 Jakarta Timur 72,5 98,5 10,9 614,1 0,760 12 Jakarta Selatan 71,7 98,3 10,7 619,1 0,757 23 Yogyakarta 72,9 94,9 10,7 615,4 0,753 34 Jakarta Utara 72,2 98,2 9,8 616,7 0,751 45 Jakarta Barat 72,3 97,9 10,0 614,4 0,750 56 Denpasar 72,4 94,7 10,7 614,2 0,749 67 Jakarta Pusat 70,7 98,1 10,5 617,2 0,748 78 Manado 71,5 99,8 10,9 595,5 0,742 89 Palangkaraya 72,9 98,8 10,5 591,4 0,742 9
10 Pemantang Siantar 70,9 98,7 10,3 606,9 0,741 10
B 10 TERBAWAH
11 Sumenep 61,2 69,6 4,1 592,5 0,565 33212 Sitobondo 61,5 66,6 4,5 590,6 0,562 33313 Lombok Timur 57,7 75,5 5,5 582,3 0,561 33414 Lombok Barat 57,9 72,9 5,0 577,8 0,550 33515 Bondowoso 59,0 65,3 4,7 583,3 0,541 33616 Nabire 66,1 75,5 5,0 499,1 0,541 33717 Lombok Tengah 57,5 68,1 4,8 583,3 0,539 33818 Sumba Barat 62,4 71,6 5,3 526,0 0,534 33919 Sampang 57,5 56,2 2,9 580,0 0,497 34020 Jayawijaya 64,7 32,0 2,2 570,2 0,470 341
INDONESIA 66,2 89,5 7,1 591,2 0,658
SASARAN KEEMPAT adalah meningkatnya pelayanan kepada masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah yang baik.
PRIORITAS• REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
– Penataan Peraturan Perundang-undangan Sinkronisasi dan Harmonisasi Undang-undang Sektoral dan Daerah
– Peningkatan Profesionalisme Aparat Pemerintah Daerah Aparat Pemda sebagai Pelayan Masyarakat yang Profesional
– Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan yang Efektif dan Efisien dengan Manajemen Modern
– Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah Kemandirian Daerah dalam Pendanaan Pembangunan
– Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Peran Provinsi dan Kerjasama Antar Daerah, terutama Daerah
perbatasan– Penataan Daerah Otonomi
Terhadap keinginan pembentukan Daerah Otonomi baru
AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATISAGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS
• PENGURANGAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAERAH– Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan khususnya di luar Jawa
Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Peningkatan kerjasama ekonomi sub-regional Peningkatan kerjasama antar daerah.
– Pengembangan Kawasan Tertinggal Pengembangan sarana dan prasarana ekonomi dengan
menerapkan skim seperti subsidi keperintisan, dan lain-lain Peningkatan keterkaitan kegitan ekonomi di wilayah tertinggal
dengan pusat pertumbuhan.
– Pengembangan Perkotaan Peningkatan peran dan fungsi kota menengah dan kecil, terutama
di luar Jawa sebagai penghela pertumbuhan wilayah; Pengendalian pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan.
AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATAGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SASARAN KEDUA adalah berkurangnya kesenjangan pembangunan
– Pengembangan Wilayah Perbatasan Fasilitasi pemda agar wilayah perbatasan menjadi
beranda depan Pengamanan wilayah perbatasan dari kegiatan illegal Pengembangan kawasan perbatasan sebagai pusat
pertumbuhan– Pemulihan Kawasan Konflik
Rehabilitasi sarana dan prasarana sosial ekonomi Percepatan proses rekonsiliasi
– Penataan Ruang Pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif dengan
menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan antar fungsi;
– Pengelolaan Pertanahan Penegakan hukum yang adil dan transparan Pembuatan peta dasar dan pembangunan sistem
pendaftaran tanah Pengembangan sistem informasi pertanahan
• PEMBANGUNAN PERDESAAN– Dengan lintas program yang dilaksanakan di
kawasan perdesaan untuk: meningkatkan kegiatan ekonomi di perdesaan
antara lain melalui pengembangan agribisnis dan KUKM di perdesaan;
meningkatkan sarana dan prasarana perdesaan, antara lain mencakup pengembangan jaringan irigasi, pembangunan jalan dan jembatan, pelayanan air minum, serta listrik perdesaan;
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perdesaan melalui program pendidikan, kesehatan, dan keluarga berencana;
meningkatkan pengelolaan pertanahan dan tata ruang di perdesaan;
meningkatkan perlindungan sumber daya alam dari kegiatan pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploitatif di perdesaan, terutama kawasan-kawasan konservasi dan kawasan lain yang rentan terhadap kerusakan.
Puas atau Tidak Puas kah Anda dengan kinerja aparat birokrasi/PNS dalam melayani beberapa urusan di daerah Anda berikut ini?
53,7
48,7
31,1
32,2
65,8
60,9
78,8
66,2
37,2
37,2
43,2
37,1
41,5
34,2
25,9
32,7
16
30,8
45,8
45,8
3,1
14,2
27,4
33,6
8,3
6,4
5,2
3
17
17
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Administrasi kependudukan
Administrasi kendaraan bermotor
Administrasi pertanahan
Administrasi kegiatan usaha
Kebutuhan kesehatan masyarakat
Pendidikan masyarakat
Kebutuhan beribadah
Keamanan dan ketertiban masyarakat
Pelayanan hukum
Pelayanan ekonomi
Puas Tidak Puas Tidak Tahu
KOMPAS, 17/7/2006
Setuju atau Tidak Setuju kah Anda dengan beberapa pernyataan berikut ini?
30,70%
37,10%
56,50%
59,60%
53,70%
58,60%
36,50%
35,20%
15,60%
4,30%
7,00%
5,20%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
PNS sudah bebasdari kepentingan
politik
PNS sudah bekerjadengan disiplin
PNS gampangdisuap
Berurusan denganPNS makan waktu
lama
Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu
KOMPAS, 17/7/2006
Dalam beberapa segi berikut, Puas atau Tidak Puas kah Anda kinerja aparat birokrasi/PNS dalam melayani kepentingan umum di daerah Anda selama ini?
39,7
39,5
35,9
42
67,9
39,7
54,8
55,5
58,2
51
28,5
55,8
5,5
5
5,9
5,9
3,6
4,5
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kecepatan kerja
Efektivitas kerja
Disiplin kerja
Kecermatan kerja
Keramahan
Kesigapan
puas tidak puas tidak tahu
KOMPAS, 17/7/2006
PEMBERDAYAAN
Suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian, baik dibidang ekonomi, sosial budaya dan politik.
BIDANG EKONOMI Upaya peningkatan pendapatan dan tingkat
kesejahteraan hidup yang bertumpu pada kekuatan ekonomi sendiri.
BIDANG SOSIAL - BUDAYA Upaya peningkatan kehidupan sosial – budaya
yang berakar pada nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
BIDANG POLITIK Upaya peningkatan kemampuan untuk
mengambil keputusan sendiri, dari proses perencanaan pemantauan, evaluasi.
FAKTOR2 KEBERDAYAAN
1. Memperkuat Pendidikan2. Memperkuat Kesehatan3. Memperkuat Penguasaan
Masyarakat terhadap Sumber – sumber Ekonomi
4. Mengembangkan nilai-nilai Sosial Buadaya Masyarakat
UNSUR – UNSURUNSUR – UNSURPEMBERDAYAAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKATMASYARAKAT
Pemberian Motivasi (Pemberian Motivasi (motivatingmotivating););
Pemberian Penguatan (Pemberian Penguatan (empoweringempowering););
Pemberian Perlindungan (Pemberian Perlindungan (protectingprotecting).).
Mengapa partisipasiMengapa partisipasi
dua alasandua alasan PertamaPertama, hal itu menjamin bahwa warga , hal itu menjamin bahwa warga
bisa berperan, berkontribusi dan bisa berperan, berkontribusi dan memperoleh layanan pembangunan yang memperoleh layanan pembangunan yang baik; baik;
KeduaKedua, partisipasi, transparansi dan , partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dapat membangun akuntabilitas dapat membangun checks-checks-and-balance, and-balance, karena janji-janji pejabat dan karena janji-janji pejabat dan anggota DPRD dapat dikontrol melalui anggota DPRD dapat dikontrol melalui saluran-saluran organisasi masyarakat saluran-saluran organisasi masyarakat yang mewakili aspirasi konstituennya.yang mewakili aspirasi konstituennya.
modelmodel yang telah diadopsi yang telah diadopsidaerah untuk memperbaiki dan mengangkat daerah untuk memperbaiki dan mengangkat kualitas maupun kuantitas partisipasi wargakualitas maupun kuantitas partisipasi warga
(1) Model penerbitan kerangka hukum (1) Model penerbitan kerangka hukum dan peraturan.dan peraturan.
(2) Model perbaikan mekanisme (2) Model perbaikan mekanisme perencanaan dan penganggaran.perencanaan dan penganggaran.
(3) Model fasilitasi dan penguatan forum (3) Model fasilitasi dan penguatan forum deliberatif.deliberatif.
(4) Model ketersediaan sumber daya (4) Model ketersediaan sumber daya (dana).(dana).
Potensi Pengembangan Partisipasi MasyarakatPotensi Pengembangan Partisipasi Masyarakat (1) (1)
Partisipasi dapat menjadi faktor untuk Partisipasi dapat menjadi faktor untuk melakukan koreksi dari kebijakan daerah melakukan koreksi dari kebijakan daerah yang penting seperti perencanaan dan yang penting seperti perencanaan dan alokasi anggaran. alokasi anggaran. • Efek dari tindakan koreksi ini semakin tinggi di Efek dari tindakan koreksi ini semakin tinggi di
daerah-daerah dimana masyarakat warganya daerah-daerah dimana masyarakat warganya aktif dan dimana aturan daerah yang ada aktif dan dimana aturan daerah yang ada mendukung.mendukung.
Pelibatan warga dan organisasi masyarakat Pelibatan warga dan organisasi masyarakat warga dalam tata pemerintahan menjadi warga dalam tata pemerintahan menjadi sumber munculnya pendekatan dan program sumber munculnya pendekatan dan program pembangunan yang lebih inventif dan pembangunan yang lebih inventif dan inovatif. inovatif. • Hal itu lebih berkembang di dalam situasi dimana Hal itu lebih berkembang di dalam situasi dimana
pimpinan daerah dan elit setempat juga memiliki pimpinan daerah dan elit setempat juga memiliki cara berpikir yang inovatif.cara berpikir yang inovatif.
Potensi Pengembangan Partisipasi MasyarakatPotensi Pengembangan Partisipasi Masyarakat (2) (2)
Keterlibatan aktif kelompok marjinal Keterlibatan aktif kelompok marjinal berpotensi menjadi alat untuk berpotensi menjadi alat untuk menghasilkan program yang bersifat menghasilkan program yang bersifat afirmatif dan menghapus kebijakan yang afirmatif dan menghapus kebijakan yang bersifat diskriminatif. bersifat diskriminatif. • Semakin terorganisir kelompok marjinal, Semakin terorganisir kelompok marjinal,
semakin tinggi kemungkinan mereka untuk semakin tinggi kemungkinan mereka untuk memiliki kemampuan mempengaruhi.memiliki kemampuan mempengaruhi.
Proses partisipatoris berpotensi menjadi Proses partisipatoris berpotensi menjadi media komunikasi yang bisa mengurangi media komunikasi yang bisa mengurangi potensi konflik dengan syarat forum potensi konflik dengan syarat forum dikelola sebagai forum deliberatif.dikelola sebagai forum deliberatif.
Beberapa kelemahan yang mempengaruhi Beberapa kelemahan yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas partisipasi:kualitas dan efektivitas partisipasi:
PEMDAPEMDA
Belum meratanya pemahaman di jajaran Belum meratanya pemahaman di jajaran pemerintahan (termasuk DPRD) tentangpemerintahan (termasuk DPRD) tentang• pentingnya dan apa keuntungan kongkrit dari partisipasi.pentingnya dan apa keuntungan kongkrit dari partisipasi.• apa dan bagaimana cara melakukan partisipasi yang baik, apa dan bagaimana cara melakukan partisipasi yang baik,
Belum meratanya kemauan politik di jajaran Belum meratanya kemauan politik di jajaran pemerintahan (termasuk DPRD) untuk tidak melihat pemerintahan (termasuk DPRD) untuk tidak melihat partisipasi sebagai formalitas proyek.partisipasi sebagai formalitas proyek.
Inisiatif partisipasi juga tidak jarang tergantung Inisiatif partisipasi juga tidak jarang tergantung pada keinginan individu/kelompok kecil tertentu, pada keinginan individu/kelompok kecil tertentu, tentunya hal ini bisa mengancam keberlanjutan tentunya hal ini bisa mengancam keberlanjutan suatu prakarsa, khususnya pada saat terjadi suatu prakarsa, khususnya pada saat terjadi pergantian posisi (mutasi jabatan).pergantian posisi (mutasi jabatan).
Beberapa kelemahan yang mempengaruhi Beberapa kelemahan yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas partisipasi:kualitas dan efektivitas partisipasi:
PERATURANPERATURAN Kebijakan dan peraturan yang mengatur proses Kebijakan dan peraturan yang mengatur proses
partisipasi dalam tata pemerintahan daerah (mis. partisipasi dalam tata pemerintahan daerah (mis. Perda Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas) Perda Partisipasi, Transparansi dan Akuntabilitas) tidak cukup mengikat dan tidak memberikan tidak cukup mengikat dan tidak memberikan insentif yang cukup berarti untuk diterapkan secara insentif yang cukup berarti untuk diterapkan secara serius dan berkelanjutan:serius dan berkelanjutan:• Di beberapa daerah, peraturan tersebut tidak disusun Di beberapa daerah, peraturan tersebut tidak disusun
melalui proses yang partisipatif, dan kurang tersosialisasi melalui proses yang partisipatif, dan kurang tersosialisasi dengan baik. dengan baik.
• Walaupun di kebanyakan daerah prosesnya dilakukan Walaupun di kebanyakan daerah prosesnya dilakukan secara partisipatif, ternyata kompromi politik dalam secara partisipatif, ternyata kompromi politik dalam penyusunan peraturan ini menyebabkan pengurangan efek penyusunan peraturan ini menyebabkan pengurangan efek sangsi dan daya paksanya. sangsi dan daya paksanya.
• Sementara itu proses monitoring dan penegakan hukum Sementara itu proses monitoring dan penegakan hukum dari aturan-aturan ini juga belum menjadi prioritas dari dari aturan-aturan ini juga belum menjadi prioritas dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsipemerintah pusat maupun pemerintah provinsi
Beberapa kelemahan yang mempengaruhi Beberapa kelemahan yang mempengaruhi kualitas dan efektivitas partisipasi:kualitas dan efektivitas partisipasi:
Forum-forum warga atau forum multi-pihak yang Forum-forum warga atau forum multi-pihak yang berpotensi menjadi media penyalur suara warga berpotensi menjadi media penyalur suara warga seringkali tidak memiliki kemampuan untuk seringkali tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mempertahankan diri mengembangkan dan mempertahankan diri menjadi lembaga yang demokratis dan kuat.menjadi lembaga yang demokratis dan kuat.
Anggota atau peserta forum membutuhkan Anggota atau peserta forum membutuhkan penguatan-penguatan untuk menjadikan dirinya penguatan-penguatan untuk menjadikan dirinya lebih kompeten dalam berpartisipasi.lebih kompeten dalam berpartisipasi.
Walaupun masalah yang dihadapi setiap forum dan Walaupun masalah yang dihadapi setiap forum dan asosiasi berbeda secara detilnya, ada beberapa asosiasi berbeda secara detilnya, ada beberapa persoalan dasar yang dihadapi yaitu yang terkait persoalan dasar yang dihadapi yaitu yang terkait dengan dengan aspek kepemimpinan, transparansi, aspek kepemimpinan, transparansi, kompetensi, dan akses terhadap sumber kompetensi, dan akses terhadap sumber daya.daya.
pra-kondisi bagi terbangunnya pra-kondisi bagi terbangunnya partisipasi yang berkualitaspartisipasi yang berkualitas
PertamaPertama, adanya kepemimpinan, kemauan , adanya kepemimpinan, kemauan dan sikap yang mendukung dari para dan sikap yang mendukung dari para pengambil keputusan maupun staf level pengambil keputusan maupun staf level menengah; menengah;
KeduaKedua, adanya kultur berasosiasi yang , adanya kultur berasosiasi yang menghasilkan warga yang kompeten; menghasilkan warga yang kompeten;
KetigaKetiga, adanya kewenangan dan sumber , adanya kewenangan dan sumber daya;daya;
KeempatKeempat, adanya kebijakan lokal yang , adanya kebijakan lokal yang mendukung.mendukung.
tiga karakteristiktiga karakteristikforum partisipasi yang idealforum partisipasi yang ideal
BerpengaruhBerpengaruh: proses yang berlangsung : proses yang berlangsung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan, kebijakan dan pengambilan keputusan,
InklusifInklusif: merepresentasikan populasi dan : merepresentasikan populasi dan terbuka terhadap perbedaan cara pandang terbuka terhadap perbedaan cara pandang maupun nilai-nilai, serta memberikan maupun nilai-nilai, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk berperan serta, untuk berperan serta,
DeliberatifDeliberatif: proses yang dijalankan harus : proses yang dijalankan harus memungkinkan adanya dialog yang terbuka, memungkinkan adanya dialog yang terbuka, membuka akses terhadap informasi, saling membuka akses terhadap informasi, saling menghargai, ruang untuk saling memahami menghargai, ruang untuk saling memahami dan membangun kerangka isu bersama, dan dan membangun kerangka isu bersama, dan menuju kepada kesepakatan bersamamenuju kepada kesepakatan bersama
DAYA SAING Kemampuan daya tarik (attractiveness)
atau kemampuan membentuk dan menawarkan lingkungan paling produktif dan kinerja unggul yang berkelanjutan bagi dunia usaha (termasuk menarik talenta, investasi, dan faktor bergerak lainnya)
PENENTU DAYA SAINGPENENTU DAYA SAING 11• Lingkungan fisik
– Infrastruktur– Sumber daya alam
• Lingkungan peraturan perundangan– Kelembagaan– Perijinan– Insentif
• Lingkungan sikap mental– Sikap perilaku penduduk– Sikap perilaku birokrat
PILAR DAYA SAING PILAR DAYA SAING (Forum Ekonomi Dunia)(Forum Ekonomi Dunia)
KelembagaanKelembagaan InfrastrukturInfrastruktur Ekonomi makroEkonomi makro KesehatanKesehatan Pendidikan dasar, tinggi, pelatihanPendidikan dasar, tinggi, pelatihan Efisiensi pasarEfisiensi pasar Kesiapan teknologiKesiapan teknologi KecanggihanKecanggihan berbisnisberbisnis Inovasi Inovasi
top related