outlook keuangan syariah 2015
Post on 28-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
1/76
Islamic Finance Outlook 2015
1
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
2/76
Islamic Finance Outlook 2015
2
Rawa Pening, Indonesia National Geographic Photograph by Wahid Gaotama
Tim Penyusun:
Nenny Kurnia
Farida
Rijal Arslan
Yoga Aditya Herlambang
Elda Wediana
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
3/76
Islamic Finance Outlook 2015
3Daftar Isi
Perkembangan Ekonomi
Syariah Nasional
Peta Persaingan Industri
Syariah di Indonesia
Conclusion
4
40
68
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
4/76
Islamic Finance Outlook 2015
4
Perkembangan
Ekonomi Syariah Nasional
Perkembangan Ekonomi
peta industri keuangan syariah
Sistem keuangan Syariah diIndonesia yang terdiri dari BankSyariah, Asuransi Syariah,Multifinance Syariah, PenjaminanSyariah, Pasar Modal, danlembaga keuangan syariah lainnyamerupakan suatu kesatuan yangsaling berkaitan dalammempengaruhi pertumbuhanindustri keuangan Syariah diIndonesia.
Saling keterkaitan industrikeuangan syariah ini dapatterlihat dari kondisi ketika banksyariah dengan pemain yang adadan selalu bertambah sertakondisi pasar yang kompetitif akanmempengaruhi tingkatpenghimpunan dana pihak ketiga(DPK) dan pembiayaan yangdiberikan. Dari sisi DPK, ketikaDPK yang banyak terhimpun danmembuat bank kelebihan
likuiditas akan mempengaruhi pasarmodal syariah, misalnyameningkatnya permintaan sukuk,juga Management Investasi Syariahdan Bank Kustodian Syariah.Dari sisi Financing, ketika financingmeningkat maka akanmempengaruhi lembaga penjaminpembiayaan dan multifinancesyariah. Ketika pembiayaan danmultifinance syariah tumbuh makajuga akan mempengaruhi lembagaasuransi jiwa dan asuransi umum.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
5/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
6 (enam) peraturan tersebut antara lain POJKtentang penerapan tata kelola terintegrasi bagikonglomerasi keuangan, POJK tentang penerapanmanajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasikeuangan, POJK tentang layanan keuangan tanpakantor dalam rangka keuangan inklusif (lakupandai), POJK tentang bank perkreditan rakyat
1.
Bank
Syaria
hSemakin meningkatnya jumlah bank syariah diIndonesia, dimana terdapat 11 BUS dan 23 UUSpada tahun 2013 dan bahkan di pertengahan 2014terdapat perubahan komposisi dimana adanyaBTPN Syariah yang melakukan spin off sehinggajumlah BUS menjadi 12 dan jumlah UUS menjadi22, peraturan Bank Indonesia pun terusbertambah setiap tahunnya sebagai respon dandengan melihat risiko yang akan timbul daricepatnya pertumbuhan bank syariah tersebut.Setelah perpindahan regulasi pada tahun 2013dimana yang sebelumnya wewenang dalam
membuat peraturan banksyariah terdapat di BI kiniberpindah ke OJK peraturanterkait bank syariah punterus dibuat, dan bahkan diakhir tahun 2014 OJK telahmembuat 6 (enam) peraturanbaru terkait perbankan, yangdimana didalamnya terdapatjuga peraturan untuk banksyariah.
Tabel 1.1. Perkembangan Dasar Hukum Perbankan Syariah
Sumber: Peraturan BI, OJK (2014)
Landasan Hukum Perbankan Syariah
(BPR), POJK tentangkewajiban penyediaan modalminimum (KPMM) perbankansyariah dan POJK tentangkualitas aset bank umumsyariah dan unit usahasyariah.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
6/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Perkembangan bank syariah diIndonesia dapat digambarkandengan pertumbuhan jumlahBUS maupun UUS, Pada tahun2005 hanya terdapat 3 BUS yaituBank Muamalat, Bank SyariahMandiri dan Bank Mega Syariah.Jika dilihat pertumbuhanperbankan syariah dari tahun ke
tahun pertumbuhan UUS jauhlebih tinggi dibandingkan denganpertumbuhan BUS, namun padatahun 2010 ada penurunan
Grafik 1.1. Perkembangan Lembaga
Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK(Juli 2014)
Perkembangan Institusi dan Jaringan Kantor
Perbankan Syariah
PERKEMBANGAN INSTITUSI
jumlah UUS dikarenakan ada beberapa UUS yangmelakukan Spin Off. Penambahan BUS terbesarterjadi pada tahun 2010 (5 BUS baru). Tahun 2013ada pengurangan jumlah UUS dikarenakantutupnya HSBC Syariah dan pada pertengahan 2014juga kembali terjadi pengurangan dari jumlah UUSdikarenakan BTPN Syariah yang melakukan spin off
di bulan Juli 2014.
Berikut adalah Bank syariahyang beroperasi di Indonesiasampai dengan bulan
Desember 2013:
Sumber: Statistik OJK(2013)Tabel 1.2. Daftar BUS dan UUS
PERKEMBANGAN JARINGAN PERBANKAN
Perkembangan bank syariah di Indonesia tidakhanya dilihat dari jumlah BUS maupun UUS nya,meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalamipenigkatan yang signifikan pada 3 (tiga) tahunterakhir, namun hal itu tidak terjadi padaperkembangan jumlah jaringan bank syariah yang
dihitung berdasarkan jumlahkantor cabang (KC)/kantorpusat operasional (KPO),kantor cabang pembantu(KCP)/unit pelayanan syariah(UPS) dan kantor kas (KK)
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
7/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
dimana peningkatan signifikanterus terjadi setiap tahunnya,mulai dari tahun 2005 hanya 458kantor pada akhir tahun 2013meningkat signifikan ke angka2.588 kantor meskipun telahdikeluarkannya peraturan BIterkait kewajiban penyediaanmodal minimum (KPMM) bankumum pada tahun 2013.Penurunan hanya terjadi padajumlah kantor UUS di tahun 2014
Grafik 1.2. Perkembangan jaringan
Perbankan Syariah
Sumber: Statistik OJK(Juli 2014)
yang dikarenakan lebih banyak UUS yangmengalihkan KCP maupun KK nya menjadi layanan
syariah dengan cara office channeling. Walaupunjumlah BUS masih sedikit (11 bank), namun jumlahjaringan yang dimiliki oleh BUS jauh lebih banyakdibandingkan dengan jumlah jaringan yang dimilikioleh UUS. Pada Juli 2014 telah mencapai 2.139kantor. Berikut adalah perbandingan jaringan BUSdan UUS Perbankan Syariah sampai dengan bulanJuli 2014:
Rata-rata jumlah jaringanpada setiap BUS lebih tinggidibandingkan dengan rata-rata jumlah jaringan padasetiap UUS. Dimana jikadirata-ratakan setiap BUSmemiliki 178 kantor/jaringan,sedangkan setiap UUS hanyamemiliki 19 kantor/jaringan
jika dirata-ratakan.
Perkembangan Jaringan dan SDM Perbankan
Tabel 1.3. Jumlah JaringanBUS dan UUSSumber: Statistik OJK(Juli 2014)
Pertumbuhan jumlah jaringan terbesar terjadipada tahun 2006 2007, seiring denganditerbitkannya peraturan oleh Bank Indonesia
Grafik 1.3. Perkembangan jaringan dan SDM Perbankan Syariah
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014)
terkait dengan LayananSyariah (Office Channeling).Penambahan jumlah jaringan
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
8/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
ditahun berikutnya relatifstabil dengan penambahan
sekitar 300 600 jaringanper tahun. PenambahanSDM BUS terbanyak terjadipada tahun 2010 dimanaberdiri 5 BUS baru, namundisaat yang sama tidakterjadi penurunan jumlahSDM UUS. Jumlah SDM UUS
Tabel 1.4. Perkembangan Jaringan
dan SDM Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Perkembangan Aset dan Pangsa PasarPerbankan Syariah
2005 458 458 - 3,523 1,4362006 987 531 456 3,913 1,797
2007 1,792 597 1,195 4,311 2,266
2008 2,229 822 1,407 6,609 2,562
2009 2,870 998 1,872 10,348 2,296
2010 2,754 1,477 1,277 15,224 1,868
2011 3,014 1,737 1,277 21,820 2,067
2012 3,539 2,262 1,277 24,111 3,108
2013 3,855 2,588 1,267 26,717 11,511
Juni 2014 3,831 2,564 1,267 27,102 11,355
Jaringan Kantor Syariah
TahunTotal Jaringan
Bank Syariah
Total Kantor
BUS dan UUS
Total Layanan
SyariahTotal SDM BUS
Total SDM
UUS
SDM Bank Syariah
meiningkat drastis pada tahun 2013, dikarenakanadanya peningakatan jumlah kantor UUS yangcukup signifikan pada tahun tersebut.
Grafik 1.4. Perkembangan Aset dan Market ShareSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Tabel 1.5. Perbandingan CAGR
PerbankanSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Pertumbuhan aset Perbankan Syariah pada tahun2009 sampai 2010 selalu berada di atas 30%,sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunanhanya sebesar 24.23%, sehingga CAGR (Compound
Annual Growth Rate) perbankan Syariah hanya diatas 30% yang berarti 2 kali lipat dibandingkanpertumbuhan perbankan nasional. Dengan pangsapasar yang masih kecil hanya sebesar 4.70% dari
perbankan nasional (sampaiJuli 2014) dan tingginyatingkat pertumbunganfunding,financing, dantotal
asset, maka perbankansyariah di Indonesiamerupakan PASAR YANGBESAR (HUGE MARKET).
Perkembangan Pembiayaan dan Pangsa Pasar
Perbankan SyariahMeski mengalami peningkatan dari segi jumlahpembiayaan, semula Rp. 184 triliun pada Desember2013 menjadi Rp. 187 triliun pada Juni 2014 namun
pangsa pasar pembiayaan syariah sampai Juni 2014
justru mengalami penurunandan baru mencapai 3.69%dari perbankan nasional. Hal
tersebut juga terjadi
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
9/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
terhadap presentase pertumbuhanpembiayaan bank syariah sampaiJuni 2014 yang hanya sebesar2.14%, meskipun masih tersisa 1semester untuk bank syariahmeningkatkan growthnya, namundiperkirakan tidak akan mencapaipertumbuhan tahun sebelumnya.
Tabel 1.5. Perkembangan Pembiayaan
dan Market Share Perbankan SyariahSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Grafik 1.6. Perkembangan
Komposisi Pembiayaan
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Tabel 1.6. Perbandingan Pembiayaan Per AkadSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Pembiayaan bank syariahmasih didominasi olehakad Murabahah, sampaiJuni 2014 jumlahpembiayaan murabahahadalah sebesar 112triliun, sangat jauh jikadibandingkan denganjumlah pembiayaan-pembiayaan lain yangdisalurkan oleh banksyariah.
Komposisi pembiayaanbank syariah terjadiperubahan komposisipenggunaan akad pada Juni2014 dibandingkan dengan1 tahun sebelumnya (Juni2013). Penggunaan akadQardh mengalamipenurunan dikarenakanmenurunnya aktifitas gadaiemas di Bank Syariah.
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
10/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Grafik 1.7. Pembiayaan Berdasarkan JenisSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Berdasarkan golongan, Bank Syariah menyalurkandananya terbesar ke UKM, yaitu sebesar 58% dankepada selain UKM hanya sebesar 42%, sedangkanPerbankan Nasional menyalurkan dananya ke UKMhanya sebesar 19% dan menyalurkan ke selain UKM
sebesar 81%.Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah lebihbanyak menyalurkan dananya ke nasabah retaildibanding ke nasabah corporate, hal iniberbanding terbalik dengan bank secara nasionalyang lebih banyak menyalurkannya ke selain UKMyakni lebih banyak pembiayaan disalurkan kenasbah corporate (perusahaan).
mempunyai porsi yang lebih kecil (40%) dibanding
dengan perbankan nasional (47%). Hal ini
disebabkan bank syariah belum terlalu berani
dalam memberikan Pembiayaan Mudharabah danMusyarakah karena memiliki risiko yang lebih
tinggi.
Pembiayaan Investasi pada Bank Syariah
mempunyai porsi yang lebih kecil (19%) dibanding
dengan perbankan nasional (25%). Pembiayaan
Investasi baik bank syariah maupun bank secara
nasional masih kurang diminati masyarakat
Indonesia yang secara nature memiliki dana yang
tidak terlalu besar.
PEMBIAYAAN BERDASARKAN GOLONGAN
Grafik 1.8. Pembiayaan Berdasarkan GolonganSumber: Statistik OJK(Juni 2014)
Pembiayaan dan Kredit Berdasarkan Jenis
dan GolonganPEMBIAYAAN BERDASARKAN JENIS
Pembiayaan Konsumsi pada Bank Syariah
mempunyai porsi yang lebih besar (41%)
dibandingkan dengan Bank Umum Nasional (28%).
Dapat dikatakan pembiayaan yang lebih
banyak disalurkan adalah
murabahah. Sedangkan
Pembiayaan Modal Kerja pada
Bank Syariah
1.
BankSyari
ah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
11/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Pembiayaan terbesar terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 40,98% (atau Rp 77,1triliun) dari total pembiayaan. Untuk di pulau Jawa, sebaran pembiayaan hampirmerata sekitar (Rp. 510 triliun), kecuali di provinsi D.I. Yogyakarta.
Di pulau Sumatera, sebagian besar, sebaran pembiayaan (Rp 15 triliun), kecualiBangka Belitung (Rp 302 miliar), Bengkulu (Rp 804 miliar) dan Sumatera Utara (Rp7,7 triliun). Pulau Kalimantan memiliki sebaran pembiayaan (Rp 1-5 triliun), kecualidi provinsi Kalimantan Tengah (Rp 645 miliar). Di pulau Sulawesi, sebaranpembiayaan terbesar dimiliki oleh Sulawesi Selatan (Rp 4,9 triliun), sementaradaerah lainnya bervariasi (Rp 500 miliar 1 triliun) dan (
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
12/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Perkembangan DPK dan Pangsa Pasar
Perbankan Syariah
Grafik 1.10. Komposisi DPK Perbankan Syariah
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI Analysis
Pertumbuhan DPK terbesar
terjadi pada tahun 2011 yaitu
sebesar 50.56%. Tahun 2009-
2013 pertumbuhan DPK relatif
stabil bergerak di angka 20%-
50%.
Namun sama halnya dengan
pembiayaan bank syariah, DPK
bank syariah meski mengalami
peningkatan dari segi jumlah,semula Rp. 183 triliun pada
Desember 2013 menjadi Rp.
185 triliun pada Juni 2014
namun pangsa pasar DPK bank
syariah sampai Juni 2014 justru mengalami penurunan dan baru mencapai 4.36% dariperbankan nasional. Hal tersebut juga terjadi terhadap presentase pertumbuhan DPKbank syariah sampai Juni 2014 yang hanya sebesar 2.14%, meskipun masih tersisa 1semester untuk bank syariah meningkatkan growth DPK nya, namun diperkirakantidak akan mencapai pertumbuhan DPK di tahun sebelumnya.
Grafik 1.9. Perkembangan DPK dan Market ShareSumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI Analysis
Komposisi dana pihak ketiga (DPK) perbankan
syariah maupun perbankan secara nasional masih
didominasi oleh Produk Deposito, yaitu sebesar 62%
dan 43%. Sedangkan produkLow Cost Fundyaitu
produk Giro di Bank Syariah hanya sebesar 8%, jauh
lebih kecil dibandingkan produk Giro di Perbankan
Nasional sebesar 24%. Produk Low Cost Fund
lainnya yakni Tabungan, Bank Syariah juga memiliki
presentase yang lebih kecil, hanya sebesar 30%
(tabungan wadiah 6% dan tabungan mudharabah
24%) jika dibandingkan dengan produk Tabungan di
Perbankan Nasional sebesar 33%. Produk Tabungan
Mudharabah juga masih lebih diminati oleh nasabah
bank syariah dibandingkan dengan produk
Tabungan wadiah, meskipun rata-rata syariah tidak
mengambil biaya administrasi dari tabungan
wadiah, namun bagi hasil (mudharabah) tetap
menjadi pilihan utama bagi nasabah bank syariah.
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
13/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Perkembangan Jumlah Rekening dan SDM
Perbankan Syariah
Grafik 1.11. Perkembangan Jumlah Rekening dan SDMSumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI Analysis
2005 3,523 1,436 4,959 26,100 1,168,786 61,003 1,255,889
2006 3,913 1,797 5,710 34,499 1,883,875 74,078 1,992,4522007 4,311 2,266 6,577 42,741 2,711,374 91,714 2,845,829
2008 6,609 2,562 9,171 51,123 3,600,205 114,739 3,766,067
2009 10,348 2,296 12,644 71,635 4,315,582 150,348 4,537,565
2010 15,224 1,868 17,092 77,200 5,790,058 186,400 6,053,658
2011 21,820 2,067 23,887 93,736 7,869,475 224,217 8,187,428
2012 24,111 3,108 27,219 298,804 10,231,194 317,864 10,847,862
2013 26,717 11,511 38,228 180,368 12,187,397 356,422 12,724,187
Juni 2014 27,102 11,355 38,457 182,409 12,896,014 352,481 13,430,904
Total Rekening
SDM Bank Syariah
Total SDM
BUS & UUS
Total
SDM BUS
Total
SDM UUS
TahunDepositoTabunganGiro
Rekening BUS dan UUS
Penambahan Total Jumlah Rekening DPKmeningkat tajam pada tahun 2010 2013.
Berbeda dengan jumlah DPK, Peningkatan TotalJumlah Rekening DPK ini didominasi olehpenambahan jumlah rekening Tabungan, sampaiJuni 2014 rekening tabungan mencapai lebih dari12 (dua belas) juta rekening, sedangkanpenambahan jumlah rekening deposito dan girotidak terlalu signifikan,
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI AnalysisTabel 1.8. Perkembangan Jumlah SDM dan Rekening Perbankan Syariah
yaitu 352 ribu (deposito)dan 182 ribu (giro).Pertumbuhan jumlahrekening DPK (deposito,tabungan dan giro)sebagian besar didominasioleh pertumbuhan jumlahSDM baik SDM BUS maupunUUS.
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
14/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
DPK terbesar terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 49,44% dari total DPK (Rp. 91.7 triliun).
Untuk di pulau Jawa, sebaran DPK hampir merata, yaitu (Rp 15 triliun) dan (>Rp. 10 triliun).
Di pulau Sumatera, provinsi Sumatera Utara memiliki penyebaran DPK terbesar (Rp. 6,2
triliun), sementara provinsi lainnya (Rp. 15 triliun) kecuali Bengkulu & Bangka Belitung (
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
15/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Kinerja Fungsi Intermediasi dan Pengelolaan
Kualitas Aktiva
Grafik 1.12. Perkembangan Kinerja Funsi Intermediasi dan Pengelolaan Kualitas Aktiva
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI Analysis
Sumber: Statistik OJK(Juni 2014), KCI Analysis
Tabel 1.10. Kinerja Intermediasi dan
Pengelolaan Kualitas Aktiva
2005 97.75% 59.66% 2.82% 7.56%
2006 98.90% 61.56% 4.75% 6.07%
2007 99.76% 66.32% 4.05% 4.07%
2008 103.65% 74.58% 3.95% 3.20%
2009 89.70% 72.88% 4.01% 3.31%
2010 89.67% 75.21% 3.02% 2.56%
2011 88.94% 78.77% 2.52% 2.17%
2012 100.00% 83.58% 2.22% 1.87%
2013 100.32% 89.70% 2.62% 1.77%
Juni 2014 95.50% 90.25% 3.49% 2.16%
LDR NPF NPLTahun FDRFUNGSI INTERMEDIASI
Dengan rata-rata FDR
perbankan syariah yang
selalu di atas 96%, maka
fungsi intermediasi di
perbankan syariah lebihtinggi dari di bank
konvesional (LDR 60% 90%).
Sehingga fungsi perbankan
sebagai lembaga
intermediasi benar-benar
telah diaplikasikan di
perbankan syariah.
PENGELOLAAN KUALITAS AKTIVASedangkan dalam pengelolaan kualitas aktiva,perbankan syariah memiliki kinerja yang cukupbaik. Sampai Juni 2014, NPF perbankan syariahselalu berada di bawah 5%. Jika dibandingkandengan perbankan konvensional, sampai dengantahun 2007, NPF bank syariah selalu dibawah dariNPL bank konvensional, namun mulai tahun 2007sampai Juni 2014, NPF bank syariah selalu beradadi atas dari NPL bank konvensional, periode 2005-2007 terjadi NPL yang besar di konvensional
dikarenakan imbas yangmasih dirasakan akibat krisisekonomi tahun 1998, namunsetelah itu bank konvensionalkembali pada jalurnya denganNPL yang terus menurunsetiap tahunnya, sedangkandi bank syariah masih cukupstabil di kisaran 2%-3%.
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
16/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Perkembangan
Kinerja Efisiensi dan Profitabilitas
Grafik 1.13. Perkembangan Kinerja Efisiensi dan ProfitabilitasSumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI Analysis
Sumber: Statistik OJK (Juni 2014), KCI AnalysisTabel 1.11. Efisiensi dan Profitabilitas
KINERJA EFISIENSI
Tingkat efisiensi PerbankanSyariah sampai dengan Juni 2014tidak lebih baik dibandingkandengan perbankan konvensional.
Hal ini ditunjukkan oleh BOPOPerbankan Syariah yang lebihtinggi dibanding perbankankonvensional. Jika dilihat daritahun 2005-2011 BOPO dari banksyariah selalu berada di bawahbank konvensional, namun daritahun 2012-2013 tingkat BOPObank syariah selalu berada di atas
PROFITABILITAS
Tingkat profitabilitas perbankan syariah (ROAberkisar 1.35%-2.14%) masih lebih rendahdibandingkan dengan perbankan konvensional,dengan ROA pada kisaran 2.33%2.08%. Sempatmeningkat pada tahun 2012, ROA perbankansyariah kembali mengalami penurunan padatahun berikutnya, dan sampai Juni 2014 ROAbank syariah hanya sebesar 1.09%, dimana hal ini
2005 1.35% 2.55% 78.91% 89.50%
2006 1.55% 2,64% 76.77% 86.98%
2007 2.07% 2.78% 76.54% 84.05%
2008 1.42% 2.33% 81.75% 88.59%
2009 1.48% 2.60% 84.39% 86.63%2010 1.67% 2.86% 80.54% 86.14%
2011 1.79% 3.03% 78.41% 85.42%
2012 2.14% 3.11% 74.97% 74.10%
2013 2.00% 3.08% 78.21% 74.08%
Juni 2014 1.09% 3.02% 84.50% 75.45%
TahunROA Perbankan
Syariah
ROA Perbankan
Konvensional
BOPO Perbankan
Syariah
BOPO Perbankan
Konvensional
BOPO bank konvensional, dan pada Juni 2014merupakan BOPO bank syariah terburuk dalam 5
disebabkan oleh tingginyaNPF sepanjang tahun2014 yang menyebabkankeuntungan bank syariahmenurun.
tahun terakhir dikarenakanbanyaknya pembiayaanmacet di bank syariah.
1.
Bank
Syaria
h
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
17/76
Islamic Finance Outlook 2015
17Perkembangan Ekonomi
Sejak tahun 2009 hingga tahun 2013, jumlahasuransi jiwa Syariah bertambah 1 perusahaanmenjadi 20 perusahaan. Sementara di periode yang
sama, jumlah asuransi umum bertambah lebihbesar, yaitu 6 perusahaan menjadi 26 perusahaan.Namun pada februari 2014, izin usaha cabangSyariah Asuransi Tokio Marine resmi dicabut olehOJK, sehingga jumlah asuransi umum Syariahhingga Maret 2014 tercatat berkurang menjadi 25perusahaan.
Walaupun jumlah asuransi Syariah di Indonesiaberkurang, namun apabila dilihat dari trend
2.
AsuransiSyariah
Asuransi Syariah di Indonesia telah berkembangdengan pesat. Persaingan bisnis Asuransi Syariahdi Indonesia kian ramai dengan bermunculannyapemain-pemain baru, baik dari asuransi jiwamaupun asuransi kerugian/umum dengan prinsipsyariah. Sementara reasuransi walaupun belummengalami penambahan dari segi jumlah, namundari segi kontribusi dan inovasi produk terusmengalami peningkatan.
Sejak berdirinya asuransiSyariah pertama di Indonesia,Asuransi Takaful Keluarga danAsuransi Takaful Umum ditahun 1994, saat sampaidengan tahun 2014 jumlahasuransi Syariah di Indonesiatelah bertambah menjadi 48(empat puluh delapan)industri.
Grafik 2.1. Perkembangan Jumlah Asuransi Syariah di Indonesia
Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)
Jumlah Asuransi Syariah
perkembangan Syariah yangterus meningkat, danPeraturan Pemerintah
mengenai modal minimumasuransi, serta rencanabeberapa perusahaan asuransiSyariah untuk melakukan spin-off, maka dapat diprediksibahwa hingga tahun-tahunkedepan jumlah asuransiSyariah akan terus bertambah,terutama asuransi Syariah fullfledge.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
18/76
Islamic Finance Outlook 2015
18Perkembangan Ekonomi
ASET ASURANSI SYARIAH
Seiring dengan bertambahnya jumlah asuransiSyariah di Indonesia, jumlah aset industri ini pun
ikut bertambah. Tercatat jumlah aset asuransi
Syariah Indonesia pada akhir tahun 2009 sebesar
Grafik 2.2. Asset Asuransi
Syariah Tahun 2009 Maret
2014 (dalam Rp Milyar)
Sumber : Data OJK,
AASI (Maret 2014)
Rp 4,8 triliun dan hingga akhir2013 bertambah menjadi
Rp 16,6 triliun, atau rata-rata
tumbuh sebesar 36,47%.
2.
AsuransiSyariah
Pertumbuhan (growth) aset asuransi Syariah padatahun 2009 - 2013 selalu melebihi pertumbuhan
(growth) aset asuransi nasional. Hal iniberdampak positif pada market share asetasuransi Syariah yang juga terus meningkat sejaktahun 2009. Market share aset asuransi Syariahterhadap asuransi nasional adalah 2,64% padatahun 2009 dan meningkat menjadi 4,28% ditahun 2013.
Walaupun pada Maret-2014 market share asetasuransi Syariah menurun menjadi 4,19%, namunapabila kita melihat banyaknya jumlah pendudukmuslim di Indonesia, pertumbuhan jasa keuangan
di bidang perbankan syariahyang pesat dan pertumbuhanekonomi yang relatif stabilselama 10 tahun terakhir (5%per tahun), serta makinmaraknya asuransi mikroSyariah yang tengah dipasarkanoleh para industri asuransiSyariah dengan target pasarmasyarakat berpenghasilanrendah, maka diperkirakanbahwa aset asuransi Syariahakan terus naik di tahun-tahunkedepannya.
Grafik 2.3. Asset Asuransi
Nasional Tahun 2009
Maret 2014 (dalam Rp
Milyar)
Sumber : Data OJK,
AASI (Maret 2014)
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
19/76
Islamic Finance Outlook 2015
19Perkembangan Ekonomi
KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI SYARIAH
2.
AsuransiSyariah
Berbanding lurus denganpertumbuhan aset asuransiSyariah, kontribusi brutoasuransi Syariah jugamengalami pertumbuhan yangcukup baik hingga tahun 2013.
Kontribusi Bruto asuransiSyariah pada tahun 2009adalah Rp 3 triliun danmeningkat menjadi Rp 8,8triliun di tahun 2013, atau
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30,85%.
Tingkat pertumbuhan rata-rata kontribusi brutoSyariah ini jauh lebih besar daripada pertumbuhanrata-rata kontribusi bruto nasional dalam kurun waktuyang sama (2009-2013), yaitu hanya 15%. Pada grafikdiatas dapat dilihat bahwa dalam 5 tahun terakhirpertumbuhan kontribusi bruto Syariah selalu beradadiatas kontribusi bruto nasional.
Market share kontribusi brutoasuransi Syariah juga menunjukkantrend positif pada 5 tahun terakhir.Market share kontribusi brutoSyariah terhadap nasional padatahun 2009 adalah 3,34% danmeningkat menjadi 5,62% di tahun
2013, atau mengalami pertumbuhanrata-rata sebesar 14%.
Grafik 2.4.Kontribusi Bruto Asuransi Syariah IndonesiaTahun 2009 - 2013 (dalam Rp miliar)
Sumber : Data OJK, AASI (Desember 2013)
Grafik 2.5.Kontribusi BrutoAsuransi NasionalIndonesia Tahun2009 - 2013(dalam Rp miliar)
Sumber : Data
OJK, AASI
(Desember 2013)
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
20/76
Islamic Finance Outlook 2015
20Perkembangan Ekonomi
INVESTASI ASURANSI SYARIAH
2.
AsuransiSyariah
Investasi, yang merupakan salah satukomponen penunjang pertumbuhanasuransi Syariah, terus mengalamipeningkatan hingga tahun 2012,meskipun jumlah pertumbuhantersebut menurun di tahun 2013hingga Maret-2014.
Jumlah investasi asuransi Syariah di Indonesia padaakhir tahun 2009 adalah sebesar Rp 3,8 triliun danmeningkat menjadi Rp 14,3 triliun di tahun 2013, ataumengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 39%. Tingkatpertumbuhan ini berada jauh diatas tingkatpertumbuhan investasi asuransi nasional dalam periodeyang sama (2009-2013), yaitu hanya sebesar 16%.
Grafik 2.6.Investasi Asuransi Syariah Indonesia Tahun 2009 Maret 2014 (dalam Rp Miliar)
Sumber : Data OJK, AASI (Maret 2014)
Grafik 2.7.Investasi AsuransiNasional Tahun 2009 Maret2014 (dalam Rp Miliar)
Sumber : Data OJK, AASI(Maret 2014)
Hingga Maret-2014 jumlah investasi asuransi Syariahadalah Rp 14,8 triliun atau tumbuh tipis sebesar 4% dariDesember-2013. Pertumbuhan yang kecil ini disebabkanoleh turunnya investasi pada asuransi umum & reasuransiSyariah. Deposito dan Saham Syariah masih menjadiinstrument terbesar dalam komposisi investasi asuransi
Syariah, yaitu sebesar Rp 5,98 triliun untuk depositoSyariah dan Rp 4,76 triliun untuk saham Syariah.
Sementara itu, jumlah investasiasuransi nasional mengalamipertumbuhan yang cukup besar,yaitu hingga Maret-2014 adalah Rp316,8 triliun atau tumbuh sebesar11% dari Desember-2013.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
21/76
Islamic Finance Outlook 2015
21Perkembangan Ekonomi
GLOBAL ISLAMIC CAPITAL MARKET
Total aset keuangan syariah global tercatat telahmencapai $ 1.658 triliun dengan total jumlahinstitusi sebanyak 993 pada 2013. Aset keuangansyariah ini tersebar di berbagai Negara dan urutan3 (tiga) besar diduduki oleh Malaysia dengan asetmencapai $ 423 miliar, Arab Saudi $ 338 miliar danIran $323 miliar. Sedangkan sisanya dimiliki olehNegara-negara Muslim dan Negara mayoritasMuslim dengan aset di bawah $ 150 miliar.
Sumber: Islamic Finance Development Report 2014 ICDI & Thompson Reuters
3.
Pas
arModalS
yariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
22/76
Islamic Finance Outlook 2015
22Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Dari total $ 1.658 triliun aset keuangan syariah
dunia, 73,2% merupakan aset perbankan syariah,1,68% adalah aset asuransi syariah, 5,16% asetlembaga keuangan syariah lain, 16,87% outstandingsukuk global, dan 3,06% outstanding reksadanasyariah.
TOTAL VOLUME REKSADANA OUTSTANDING 2013$50,7 MILIARTOTAL REKSADANA SYARIAH YANG DITERBITKAN 2013791TOTAL REKSADANA SYARIAH YANG DITERBITKAN 2013121
Sumber: Islamic Finance Development Report 2014 ICDI & Thompson Reuters
Dari prosentase ini, dapat
dilihat bahwa aset capitalmarket syariah adalah asetkedua terbesar yangberkontribusi terhadappembentukan aset syariahglobal.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
23/76
Islamic Finance Outlook 2015
23Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Sukuk Glob al
Malaysia tetap menjadi pasar terbesar penerbitan sukuk pada tahun 2013 yangmenguasai 68,8% dari total emisi. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berada pada urutanke 2 (dua) dan ke 3 (tiga) pada tahun yang sama dengan volume emisi $ 14,7 miliar dan$ 7,1 miliar yang mewakili masing-masing 40,5% dan 16,8%.
Grafik 2: Emisi Sukuk Berdasarkan Domisili hingga 2013 (dalam jumlah USD milyar)
Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014
Dari total USD 116,9 milyar,sovereign atau sukuk negaramendominasi dengan
prosentase mencapai 66%dan dari total emisi tersebut,menurut Islamic FinancialInformation Services (IFIS)Indonesia merupakan Negarake dua terbesar yangmenerbitkan sukuk Negara.
Grafik 3: Emisi Sukuk Berdasarkan Sektor 2013
Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
24/76
Islamic Finance Outlook 2015
24Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Jika dilihat dari outstanding sukuk, hingga 2013outstanding sukuk mencapai $ 280 milyar meningkat22,3% dari $ 229,3 pada 2012. Pertumbuhanoutstanding tertinggi pada tahun 2013 diduduki olehTurki dengan tingkat pertumbuhan outstandingsukuk 293,2%.
Disusul oleh Arab Saudi55,2% dan Indonesia dengannilai pertumbuhan mencapai30,8%.
Grafik 4: Perkembangan Outstanding Sukuk Global 2009-2013 (dalam USD Milyar)
Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014
Grafik 5: Pertumbuhan Outstanding Sukuk Global 2013
Sumber: Bloomberg, IFIS, Zawya, KFHR 2014
Grafik 5 menyebutkan bahwa Kuwait, yangmerupakan Negara terbesar ke lima yang memilikiaset syariah, mengalami pertumbuhan outstandingsukuk minus 28%.
Disamping Kuwait, Pakistanjuga merupakan Negara yangmengalami pertumbuhanminus atas outstanding sukukpada 2013.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
25/76
Islamic Finance Outlook 2015
25Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Perkembangan
Perjalanan pasar modal syariah diinisiasi padatahun 1997 sejak diterbitkan untuk pertamakalinya Reksadana syariah oleh PT DanareksaInvestment. Hingga 17 (tujuh belas) tahun sejakdimulainya, pasar modal syariah telah mengalamiberbagai perkembangan dari berbagai sisi.Perkembangan ini dapat dilihat dari dukunganregulator melalui peraturan, berbagai jenis produksyariah dari instrument pasar modal yang dibuatpelaku industri , trend positif pertumbuhan
instrumen pasar modalsyariah, dan penerbitan fatwaoleh Dewan Syariah Nasional(DSN). Hal ini menunjukkanbahwa pasar modal syariah diIndonesia juga berkembangdan diminati seperti industrikeuangan syariah lainnya.
Milestones Pasar Modal Syariah di Indonesia
Instrument Pasar Modal Syariah
Sejak dimulainya sejarah pasar modal syariah padatahun 1997, perkembangan dan pertumbuhan
instrument di pasar modal syariah cukupmenggembirakan.
Instrument-instrumenttersebut adalah saham
syariah, sukuk, dan reksadana syariah.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
26/76
Islamic Finance Outlook 2015
26Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Saham Syariah
Screeni ng Daf t ar Efek Sya r ia h (DES)
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesiatidak dapat dilepaskan dari kinerja saham syariah.Hal ini karena konsep saham sendiri tidakbertentangan dengan nilai syariah Islam dan inimenyebabkan banyak saham yang ada di Indonesiadikategorikan sebagai saham syariah. Agar dapatmasuk dalam kategori saham syariah, saham yangsudah ada harus melalui screening dari OtoritasJasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional(DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini termuat
dalam Peraturan Bapepam-LK No. II.K.I tentangKriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, yaituEfek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariahyang ditetapkan oleh Bapepam dan LK meliputi:Efek berupa saham termasuk Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waransyariah yang diterbitkan oleh Emiten atauPerusahaan Publik yang menyatakan bahwakegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanyadilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimanatertuang dalam anggaran dasar;
Efek berupa saham termasuk Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) syariah dan Waransyariah yang diterbitkan oleh Emiten atauPerusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwakegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanyadilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjangEmiten atau Perusahaan Publik tersebut tidakmelakukan kegiatan usaha sebagai berikut:1. perjudian dan permainan yang tergolong judi;2. perdagangan yang dilarang menurut syariah,
antara lain: perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa; perdagangan dengan
penawaran/permintaan palsu;3. jasa keuangan ribawi, antara lain:
bank berbasis bunga; perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
4. jual beli risiko yang mengandung unsurketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),antara lain asuransi konvensional;
5. memproduksi,mendistribusikan,memperdagangkan,dan/atau menyediakanantara lain: barang atau jasa haram
zatnya (haram li-dzatihi);
barang atau jasa harambukan karena zatnya
(haram lighairihi) yangditetapkan oleh DSN-MUI;
barang atau jasa yangmerusak moraldan/atau bersifatmudarat;
6. melakukan transaksi yangmengandung unsur suap(risywah); danmemenuhi rasio-rasio
keuangan sebagai berikut: total utang yangberbasis bungadibandingkan dengantotal asset tidak lebihdari 45% (empat puluhlima per seratus); atau
total pendapatanbunga dan pendapatantidak halal lainnyadibandingkan dengantotal pendapatan usaha(revenue) danpendapatan lain-laintidak lebih dari 10%(sepuluh per seratus);dan
Efek Syariah lainnya.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
27/76
Islamic Finance Outlook 2015
27Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Perkembangan Daftar Efek Syariah (DES)
Hingga akhir Agustus 2014, terdapat 326 efek yangterdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Efek-efek Syariah yang termuat dalam Daftar EfekSyariah dimaksud meliputi Efek jenis SahamEmiten dan Perusahaan Publik serta Efek Syariahlainnya.Efek-efek tersebut di-reviewsecara periodik olehOtoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan LaporanKeuangan Tengah Tahunan dan Laporan KeuanganTahunan dari Emiten atau Perusahaan Publik.Selain itu,reviewatas DES juga dilakukan apabilaterdapat Emiten atau Perusahaan Publik yangPernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektifdan memenuhi kriteria Efek Syariah atau apabilaterdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dariEmiten atau Perusahaan Publik yang dapatmenyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinyakriteria Efek Syariah.
Reviewatas DES inilah yangmenjelaskan sifat pergerakanjumlah saham syariah yangsangat dinamis.Pergerakan yang dinamistersebut ditunjukkan dalamGrafik 1 dimana jumlahsaham syariah setiapperiodenya berfluktuasi.Namun demikian, secarakeseluruhan jumlah sahamsejak tahun 2009 hinggaAgustus 2014 mengalamipeningkatan. Ini adalahbentuk respon positif daripara investor, emiten danperusahaan publik terhadappasar modal syariah.
Grafik 1: Perkembangan Saham Syariah sejak tahun 2009 hingga Agustus 2014
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014*Data per 29 Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
28/76
Islamic Finance Outlook 2015
28Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Adapun penurunan jumlah saham syariah pada Periode I 2014 didominasi oleh faktoreliminasi karena tidak memenuhi kriteria saham syariah.
Pada periode ini terdapat 34 saham yang keluar dari DES dan 32 saham baru yang masuk.
SAHAM YANG KELUAR DES SAHAM YANG MASUK DES
10 emiten yang sahamnya dinyatakan tidak masuk
DES karena laporan keuangan belum diterima OJK
28 saham yang masuk DES berdasarkan review
periodik
1 PT Bakrieland Development Tbk. 1 PT Adindo Foresta Indonesia Tbk.
2 PT Buana Listya Tama Tbk. 2 PT Bali Towerindo Sentra Tbk.
3PT Eureka Prima Jakarta Tbk. (dahulu PT
Laguna Cipta Griya Tbk.)3 PT Bank Panin Syariah Tbk.
4 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. 4 PT Budi Acid Jaya Tbk.
5 PT Metro Realty Tbk. 5 PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk.
6 PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. 6 PT Cipaganti Citra Graha Tbk.7 PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. 7 PT Dharmindo Adhiduta Tbk.
8 PT Renewable Power Indonesia Tbk. 8 PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk
9 PT Tri Banyan Tirta Tbk. 9 PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.
10 PT Zebra Nusantara Tbk. 10 PT Energi Mega Persada Tbk.
23 Emiten yang sahamnya tidak masuk DES karena
tidak memenuhi kriteria saham syariah11 PT Hanson International Tbk.
11 PT AGIS Tbk. 12 PT Indika Energi Tbk.
12 PT Argo Pantes Tbk. 13 PT Indonesia Prima Property Tbk.
13 PT Berlina Tbk. 14PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk.
14 Damai Indah Golf 15 PT Intermedia Capital Tbk
15 PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. 16 PT Intinusa Selareksa Tbk.
16 PT Fajar Surya Wisesa Tbk. 17 PT Krakatau Steel Tbk.17 PT Gozco Plantations Tbk. 18 PT Leo Investment Tbk.
18 PT Indonesia Air Transport Tbk. 19 PT Mas Murni Indonesia Tbk.
19 PT Intraco Penta Tbk. 20 PT Medco Energi Internasional Tbk.
20 PT Island Concepts Indonesia Tbk. 21 PT MNC Land Tbk.
21 PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 22 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
22 PT Jembo Cable Company Tbk. 23 PT Saranacentral Bajatama Tbk.
23 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 24 PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
24PT MNC Investama Tbk. (dahulu PT Bhakti
Investama Tbk.)25 PT Singleterra Tbk.
25 PT MNC Sky Vision Tbk. 26 PT Sri Rejeki Isman Tbk.
26 PT Nusantara Inti Corpora Tbk. 27 PT Tanah Laut Tbk.
27 Pembangunan Graha Lestari Indah 28 PT Wijaya Karya Beton Tbk.
28 PT Panasia Indo Resources Tbk. Saham yang masuk DES secara insidentil (IPO)
29 PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk 29 PT Link Net Tbk
30 PT Suryamas Dutamakmur Tbk. 30 PT Chitose Internasional Tbk
31 PT Tirta Mahakam Resources Tbk. 31 PT Sitara Propertindo Tbk
32 PT Tunas Baru Lampung Tbk. 32 PT Mitrabara Adiperdana Tbk
33 PT Visi Media Asia Tbk.
Satu emiten yang sahamnya tidak masuk DES
karena telah go private
34 PT Unilever Body Care Indonesia Tbk.Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
29/76
Islamic Finance Outlook 2015
29Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Sekt or Industr i Saham Sya r ia h
Saham-saham syariah tersebut, sesuai data yang dihimpun hingga triwulan I 2014,mayoritas bergerak di sektor perdagangan, jasa dan investasi yakni mencapai 26,96%,sektor properti, real estate dan investasi sebesar 16,3%, sektor industri dasar dankimia 15,4% dan sektor-sektor lainnya dengan prosentase di bawah 10%.
Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia
Grafik 2: Sektor Industri Saham Syariah yang Ada di Indonesia
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014*Data per Triwulan I 2014
Jika dibandingkandengan tahun
sebelumnya, makatidak ada pergerakanangka yang dapatdikatakan signifikan.Sektor perdagangan,jasa dan investasiadalah sektor yangmasih mendominasisaham syariah padatahun 2014sebagaimana halnya
tahun 2013 danmenyusul sektorlainnya denganprosentase di bawah20%.
Perbandingan Sektor Saham Syariah 2013-2014
Tahun 2014 2013
Perdagangan, Jasa& Investasi 26.96% 27,22%
Properti, Real Estate & Konstruksi Bangunan 16.3% 16,46%
Industri Dasar & Kimia 15.36% 15,19%
Aneka Industri 9.72% 9,81%
Industri Barang Konsumsi 9.09% 9,18%
Pertambangan 8.78% 8,86%
Infrastruktur, Utilitas & Transportasi 9.09% 8,54%
Pertanian 4.08% 4,11%
Keuangan 0.63% 0,63%Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
30/76
Islamic Finance Outlook 2015
30Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Pert umbuhan Indeks Saham Sya r i ah Indonesi a (ISSI) dan Indeks Har ga Saham
Gabungan (IHSG)
Kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) hingga Agustus 2014 tercatat sebesar Rp.5.108,52 ribu triliun. Angka tersebut disumbangoleh kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah (ISSI)sebesar 58,6%. Ini menunjukkan bahwa dari sudutpandang nilai rupiah yang dibentuk oleh kapitalisasipasar, IHSG unggul di atas ISSI karena merupakannilai dari keseluruhan saham termasuk sahamsyariah. Namun jika dilihat dari sisi pertumbuhan,secara keseluruhan sejak diluncurkan,
maka nilai pertumbuhanmarket cap ISSI ada di ataspertumbuhan market capIHSG.Kapitalisasi pasar ISSI tumbuhdengan nilai pertumbuhan diatas IHSG pada tahun 2012dan 2013, serta nilaipertumbuhan di bawah IHSGpada tahun 2014.
Grafik 3: PerbandinganKapitalisasi Pasar Indeks SahamSyariah Indonesia (ISSI) dan IndeksSaham Gabungan (IHSG) sejaktahun 2009 hingga Agustus 2014serta Pertumbuhannya
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
Kapitalisasi pasar ISSI dan IHSG mulai memperbaikinilai pertumbuhannya pada tahun 2014 setelah
pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan yanghanya di bawah 5% masing-masing 4,35% dan2,23%. Hingga Agustus 2014 year-to-date (ytd),kapitalisasi pasar ISSI meningkat 17.03%, lebihrendah dibanding dengan pertumbuhan IHSG yaknisebesar 21,08%. Hal ini salah satunya disebabkan
karena saham yangmendominasi pergerakan
IHSG berasal dari sektorperbankan yang tidak masukdalam DES karena rasiopendapatan bunga yangmelebihi 45% dari totalpendapatan.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
31/76
Islamic Finance Outlook 2015
31Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Walaupun saham sektor properti mengalamipertumbuhan tertinggi, namun pertumbuhan initidak begitu berpengaruh kepada IHSG karenabobot sektor properti hanya sebesar 6 %. Lain
halnya dengan bobot sektor keuangan yang
mencapai 25% sehinggapertumbuhan sebesar 25,97%dapat berpengaruh hingga6,49% terhadap IHSG.
Per t umbuhan Jakar t a Islamic Index (JII) dan LQ45
Pertumbuhan kapitalisasi pasar JII secara garisbesar mempunyai trend yang sama denganpetumbuhan kapitalisasi pasar LQ45. Hal ini karenamayoritas dari 30 saham syariah yang menjadikonstituen JII juga merupakan saham yang ada diLQ45. Namun demikian pertumbuhan ini tidakselalu sejalan, sebagaimana halnya dapat dilihat
pada tahun 2011 dimana terdapat gap yangmencolok pada pertumbuhan saham keduanya.Pertumbuhan saham LQ45 menurun tajam hingga10% dari 35% di tahun sebelumnya. Gappertumbuhan antara JII dan LQ45 ini disebabkankarena penurunan nilai saham-saham yang memiliki
market capbesar, diantaranya XL Axiata, IndikaEnergy, Bank NegaraIndonesia, Bank TabunganNegara, BPD Jawa Barat danBanten dsb. Saham-sahamini merupakan saham yang
masuk dalam LQ45 danbukan merupakan konstituenJII, oleh sebab itupertumbuhan JII konsistennaik hingga 24,71% di tahunyang sama.
Grafik 5: Perbandingan KapitalisasiPasar Jakarta Islamic Index (JII)dan LQ45 sejak tahun 2009 hinggaAgustus 2014 sertaPertumbuhannya
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
Source: IDX*Data per 29 Agustus 2014
Grafik 4 : Pertumbuhan Index Sahamyang Ada di Indonesia
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
32/76
Islamic Finance Outlook 2015
32Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Pada tahun 2013 dan 2014, pertumbuhan LQ45dan JII kembali sejalan. Setelah terpuruk dengan
pertumbuhan di bawah 1% di tahun 2013, LQ45dengan pertumbuhan -0,48% dan JII 0,07%,pertumbuhan kedua saham ini kembali membaikhingga Agustus 2014. Bahkan pertumbuhan LQ45melebihi pertumbuhan JII dengan pertumbuhanmencapai 27,09%.
Pertumbuhan JII yangmeningkat 20,59% pada
Agustus 2014 dibanding tahun2013 menjadi sebesar Rp2.016 triliun, setara dengan39,47% dari total kapitalisasipasar saham.
Sukuk
Sukuk Korp or asi
Sejak Januari hingga Agustus 2014, terdapat satuSukuk Korporasi berkelanjutan yang memperolehpernyataan aktif oleh Otoritas Jasa Keuangan(OJK) yaitu Sukuk Mudharabah Berkelanjutan ITahap I Bank BII Tahun 2014 dengan nilai emisipenerbitan sebesar Rp 300,00 miliar. Pada periodeyang sama, terdapat 4 Sukuk Korporasi jatuhtempo yaitu:Sukuk Ijarah PLN III Tahun 2009 seri A;Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Adira DinamikaMulti Finance I Tahun 2013 Seri A;
Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009Seri B;Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007 dengan totalnilai Rp 895,0 miliar.Disamping itu, terdapat tiga Sukuk korporasi yangmengalami restrukturisasi yaitu Sukuk
Ijarah Berlian Laju Tanker IITahun 2009 Seri A, SukukIjarah Berlian Laju Tanker IITahun 2009 Seri B, dan SukukIjarah Berlian Laju TankerTahun 2007.Secara kumulatif, sampaidengan Agustus 2014 jumlahSukuk Korporasi yangditerbitkan telah mencapai65 dengan total nilai emisi
mencapai Rp 12,3 trilyun,meningkat masing-masing1,56% dan 2,5% dibandingtahun 2013 dimana totalemisi adalah 64 sukukdengan nilai emisi mencapaiRp.11,99 trilyun.
Grafik 6: Perkembangan PenerbitanSukuk dan Sukuk KorporasiOutstanding sejak 2009 hinggaAgustus 2014 (Nilai Emisi dan Nilai
Outstanding dalam Rp Trilyun)
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
33/76
Islamic Finance Outlook 2015
33Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Ditinjau dari sisi outstanding, dibandingkan datatahun 2013, jumlah Sukuk Korporasi outstanding
per Agustus 2014 menurun 8,33% dari 36 menjadi33 dengan nilai outstanding sebesar Rp 6.8 trilyun,turun 7,88% dari Rp7.553. Sedangkan dari sisiproporsi di pasar Efek surat utang dan sukuk,jumlah Sukuk Korporasi outstanding mencapai9,57% dari total jumlah 378 Obligasi Korporasi danSukuk Korporasioutstanding.
Jika dilihat dari nilainominal, proporsi Sukuk
Korporasi outstanding padaAgustus 2014 mencapai 3,11%dari total nilai ObligasiKorporasi dan SukukKorporasi outstandingsebesar Rp 218,5 triliun.
Grafik 7: Proporsi Jumlah Sukuk Korporasi Outstanding Hingga Agustus 2014
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
Grafik 8: Proporsi Nilai Sukuk Korporasi Outstanding Hingga Agustus 2014
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
34/76
Islamic Finance Outlook 2015
34Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Hingga Agustus 2014, jumlah sukuk Negara outstanding tercatatsebanyak 43 atau setara dengan 31% dari total obligasipemerintah outstanding. Dari 43 sukuk yang masih outstanding,SDHI adalah jenis seri sukuk yang paling mendominasi denganjumlah sukuk mencapai 17 atau sekitar 12% dari total obligasioutstanding dan disusul oleh sukuk dengan seri IFR, PBS, SPN-S,SNI dan SR dengan masing-masing prosentase di bawah 10%.Dilihat dari sisi perkembangannya, baik jumlah maupun nilaioutstanding, secara keseluruhan dari tahun 2009 hingga Agustus
Sukuk Negar a
Sukuk Negara, atau lebih dikenal dengan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) merupakan salahsatu alternatif pembiayaan belanja Negara. SBSNdiatur tersendiri dalam Undang-undang No. 19tahun 2008. Setidaknya, ada 6 (enam) seri sukukyang diterbitkan oleh Negara yakni:1. Sukuk Negara Ritel (SR) yang diterbitkan
khusus bagi investor individu warga NegaraIndonesia;
2. Sukuk Negara Indonesia (SNI) yang merupakanSBSN yang diterbitkan dalam denominasivaluta asing (US Dollar) dan ditujuka untuk
investor asing;
3. Surat Perbendaharaan
Negara Syariah (SPN-S);4. Islamic Fixed Rate (IFR);5. Project Based Sukuk
(PBS);6. Sukuk Dana Haji (SDHI)
merupakan penempatanDana Haji dan Dana AbadiUmat berdasarkankesepakatan KementrianAgama dan KementrianKeuangan yang tidak
diperjual belikan.
Grafik 9: Proporsi Jumlah Outstanding SBSN Hingga Agustus 2014 (Nilai Outstanding dalam Rp Trilyun)
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
2014, trend perkembangan jumlahdan nilainya selalu naik.Secara year-to-date, pada Agustus2014, nilai outstanding SBSN tumbuh143.85% menjadi 412,82 trilyun daritahun sebelumnya sebesar 169,29trilyun. Pada tahun 2014, ada 12sukuk Negara yang jatuh tempo danterdapat 13 (tiga belas) penerbitansukuk.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
35/76
Islamic Finance Outlook 2015
35Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Grafik 10: Grafik Pertumbuhan dan Jumlah Sukuk Negara (SBSN) Outstanding)
Source: DJPU 2014*Data per Agustus 2014
Grafik 11: Perkembangan Kepemilikan SBSN Domestik Hingga Agustus 2014(Nilai Outstanding dalam Rp Trilyun)
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
36/76
Islamic Finance Outlook 2015
36Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Dari sisi kepemilikan, SBSN domestik pada tahun2014 mayoritas dimiliki oleh bank konvensional
yang mencapai 27,43% dengan nilai outstandingsebesar Rp. 38,080 milyar dan disusul olehKementrian Agama (Kemenag) dengan nilaioutstanding sebesar Rp. 35,197 milyar atau25,26% dari total outstanding SBSN domestik.
Posisi ketiga kepemilikanmayoritas SBSN outstanding
adalah asuransi denganprosentasi kepemilikan15,93% dan sisanya dimilikioleh sektor lain denganprosentase di bawah 10%.
Reksadana Syariah
Selama kurun waktu Januari sampai denganAgustus 2014 terdapat penerbitan 10 Reksa DanaSyariah yang memperoleh Pernyataan Efektif dari
OJK yaitu:1. Millenium Equity Syariah2. CIMB-Principal Balanced Growth Syariah3. Insight Terproteksi Syariah I4. Insight Terproteksi Syariah II5. CIMB-Principal Islamic Sukuk III Syariah6. Danareksa Syariah Saham7. HPAM Syariah Ekuitas8. Terproteksi Mandiri Syariah Seri 129. Simas Syariah Berkembang10. Simas Syariah Unggulan.
11. Sementara itu, pada periode yang samaterdapat 9 Reksa Dana Syariah memperolehPernyataan Efektif Pembubaran dari OJKyaitu:
12. Mandiri Saham SyariahAtraktif
13. Mandiri Komoditas
Syariah Plus14. Mega Dana Syariah
Danareksa Proteksi MelatiOptima Syariah1. Syariah Batasa
Kombinasi2. Syariah Batasa Sukuk3. IPB Syariah4. Mandiri Protected
Smart Syariah Seri 1
5. Mandiri ProtectedSmart Syariah Seri 2
Grafik 12: Perkembangan Reksa Dana Syariahsejak 2009 hingga Agustus 2014
Grafik 13: Perkembangan Reksa Dana Konvensionalsejak 2009 hingga Agustus 2014
Source: Otoritas Jasa Keuangan 2014*Data per 29 Agustus 2014
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
37/76
Islamic Finance Outlook 2015
37Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Sampai dengan Agustus 2014 terdapat 66 ReksaDana Syariah yang aktif. Hal ini menunjukkan
bahwa jumlah Reksa Dana Syariah mengalamipeningkatan 1,54% jika dibandingkan denganposisi akhir tahun 2013 sebanyak 65 Reksa DanaSyariah. Selanjutnya, dari sisi proporsi jumlahReksa Dana Syariah mencapai 7,72% dari totalReksa Dana Aktif yang berjumlah 842 Reksa Dana.Pada periode yang sama, yaitu Agustus 2014, total
Nilai Aktiva Bersih (NAB) ReksaDana syariah mencapai Rp
9,56 triliun, meningkat 1,37%dari NAB akhir tahun 2013sebesar Rp 9,43 triliun.Selanjutnya, proporsi NABReksa Dana Syariah mencapai4,5% dari total NAB ReksaDana Aktif sebesar Rp 212,18triliun.
FatwaPerkembangan fatwa yang berkaitan dengan pasar modal syariah Indonesia dimulai
sejak tahun 2001 sebagai respon DSN setelah tahun 1997 reksadana syariah untukpertama kalinya dikeluarkan oleh Dana Reksa.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
38/76
Islamic Finance Outlook 2015
38Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Hingga tahun 2014, sudah terdapat 16 (enam belas)fatwa yang mengakomodasi kepentingan pasar
modal agar tetap berjalan sesuai dengan syariah.Fatwa yang telah diterbitkan antara lain mengenaiobligasi syariah atau sukuk dengan akadmudharabah maupun ijarah, sukuk Negara
dengan akad mudharabah,ijarah dan wakalah, dan
reksadana syariah.Selain itu, telah dikeluarkanpula fatwa tentang pedomanbagi para pelaku pasar modalsyariah dalam bertransaksi.
Investor
Index Financial LiteracySederhananya, financial literacy dapat dikatakansebagai pengetahuan tentang bagaimanabertransaksi dengan lembaga-lembaga keuangan,termasuk juga pasar modal.Sederhananya, financial literacy dapat dikatakan
sebagai pengetahuan tentangbagaimana bertransaksidengan lembaga-lembagakeuangan, termasuk jugapasar modal.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
39/76
Islamic Finance Outlook 2015
39Perkembangan Ekonomi
3.
Pas
arModalS
yariah
Berdasarkan penelitian atau survey yangdilakukan oleh OJK pada tahun 2013 di 20 (dua
puluh) provinsi dari Aceh sampai ke Jayapuradengan 8.000 (delapan ribu) responden,menyebutkan bahwa tingkat literacy masyarakatIndonesia terhadap pasar modal hanya sebesar 4%dengan tingkat penggunaan hanya mencapai0,1%. Dari total 0,1% tingkat penggunaan,sebarannya dapat dikategorikan dalam beberapakategori yakni: jenis pekerjaan, umur, jumlahpengeluaran, pendidikan dan wilayah atautempat. Survey yang dilakukan oleh OJK tersebut
Menghasilkan sebuahkesimpulan bahwa orang
Indonesia yang mengerti danmenggunakan reksadanadidominasi oleh orangdengan pekerjaan formal danpensiunan, pada rata-rataumur 26 sampai 50 tahun,dengan pengeluaran lebihdari $ 175 per bulan,berpendidikan minimal stratasatu dan tinggal diperkotaan.
Lembaga dan Profesi Penunjang
Perkembangan pasar modal syariah, selainditunjang oleh instrumen-instrumen syariah, jugadidukung oleh jasa dan layanan yang membantuberjalannya pasar modal syariah.Jasa/layanan syariah yang ditawarkan olehlembaga dan
profesi penunjang pasarmodal Indonesia hinggaAgustus 2014 antara lainsebagaimana yang terteradalam table.
Jasa/Layanan Syariah JumlahPerusahaan efek yang melakukan penjaminan emisi sukuk
korporasi
21
Manajer Investasi yang mengelola reksa dana syariah 29
Pihak Penerbit DES 1
Bank Kustodian yang telah memperoleh rekomendari DSN-MUI
untuk memberikan layanan syariah
11
Wali Amanat yang terlibat dalam perwaliamanatan penerbitan
sukuk korpporasi
6
Perusahaan Efek yang memiliki layanan online trading syariah 8
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
40/76
Islamic Finance Outlook 2015
4040Persaingan Industri
Peta PersainganIndustri Syariahdi Indonesia
Dataran Tinggi Dieng, JAWA TENGAH Photograph by Rusdi Samad
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
41/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH
Ekspansi pembiayaan perbankan syariah padatahun 2013 tumbuh sebesar 25.29% ataumengalami kenaikan new market sebesar Rp. 37.18triliun, dari semula Rp. 147.00 triliun (2012)menjadi Rp. 184.18 triliun (2013).
Sumbangan terbesar yang mendukung kenaikanjumlah pembiayaan yang disalurkan tersebutdisumbangkan oleh 5 Bank Umum Syariah Buku 2(Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia,Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan MaybankSyariah) sebesar Rp. 21.18 triliun atau 57% daritotal kenaikan pembiayaan perbankan syariah.
BUS Buku 1 memberikan kontribusi kenaikansebesar Rp. 4.14 triliun atau 11% dari totalkenaikan pembiayaan perbankan syariah.
UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun memberikan kontribusikenaikan sebesar Rp. 10.93triliun atau 29% dari totalkenaikan pembiayaan perban-kan syariah, UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun memilikikontribusi yang sangat besar
pada tahun 2013 bahkanmelebihi jumlah pembiayaandari BUS buku 1.
UUS dengan aset di bawahRp. 1 triliun memberikan kon-tribusi kenaikan sebesar Rp.926 miliar atau hanya 2% daritotal kenaikan pembiayaanperbankan syariah.
Tabel 1.12. Peta Pembiayaan Bank Syariah 2012-2013
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
42/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 2
Kenaikan pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp.21.18 triliun, disumbangkan oleh 5 Bank UmumSyariah Buku 2 yakni Bank Syariah Mandiri, BankMuamalat Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRISyariah dan Maybank Syariah.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 2
dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia yaknisebesar Rp. 8.92 triliun atau 42.15% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh BUS Buku 2.
Kontribusi terbesar kedua, ketiga dan keempatsecara berurutan disumbangkan oleh Bank SyariahMandiri, Bank BNI Syariah dan BRI Syariah sebesarRp. 5.79 triliun, Rp. 3.61 triliun dan Rp. 2.76triliun.
Sedangkan Maybank Syariah,pada tahun 2013 mengalamikenaikan pembiayaan sebesarRp. 87.83 miliar.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank MuamalatIndonesia merupakan Top NewFinancing Market Gainer untukkategori Bank Umum Syariah
Buku 2.
Grafik 1.14. Pembiayaan Perbankan Syariah BUS BUKU 2Sumber: Laporan Tahunan Bank
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
43/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
Kenaikan pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp.4.14 triliun, disumbangkan oleh 6 Bank UmumSyariah Buku 1 yakni Bank Mega Syariah, BankJabar Banten Syariah, Bank Syariah Bukopin, BankPanin Syariah, Bank BCA Syariah dan Bank VictoriaSyariah.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 1dilakukan oleh Bank Panin Syariah yakni sebesarRp. 1.08 triliun atau 26.07% dari total kenaikan
yang disumbangkan oleh BUS Buku 1.
Kontribusi terbesar kedua, ketiga, keempat dankelima secara berurutan disumbangkan oleh BankMega Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank JabarBanten Syariah dan Bank BCA Syariah sebesar Rp.971 miliar, Rp.659 miliar, Rp. 633 miliar dan Rp.413 miliar.
Sedangkan Bank VictoriaSyariah, pada tahun 2013
mengalami kenaikan pem-biayaan sebesar Rp. 383 miliar.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Panin Syariahmerupakan Top New FinancingMarket Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 1.
PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 1
Grafik 1.15. Pembiayaan Perbankan Syariah BUS BUKU 1Sumber: Laporan Tahunan Bank
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
44/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
UUS yang masuk kategori aset di atas Rp. 1 triliunberjumlah 13 yang terdiri atas 8 UUS Bank SwastaNasional dan 5 UUS BPD, memberikan kontribusikenaikan pembiayaan tahun 2013 sebesar Rp.
10.93 triliun.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun diberikan oleh Bank Permata Syariahsebesar Rp. 4.35 triliun atau 39.79% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun.
UUS yang memberikan kontribusi kenaikan di atasRp. 1 triliun antara lain Bank BTN Syariah
memberikan kontribusi sebesarRp. 2.08 triliun atau 19.03%dan Bank BII Syariah yangmemberikan kontribusi sebesarRp. 1.54 triliun atau 14.05%.
Berdasarkan pencapaian terse-
but, maka Bank PermataSyariah merupakan Top NewFinancing Market Gainer untukkategori UUS dengan aset diatas Rp. 1 triliun.
PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASETDI ATAS RP 1 TRILIUN
Grafik 1.16. Pembiayaan UUS Aset > Rp 1 TriliunSumber: Laporan Tahunan Bank
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
45/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
UUS yang masuk kategori aset di bawah Rp. 1triliun berjumlah 10 yang kesemuanya merupakanUUS BPD, memberikan kontribusi kenaikanpembiayaan tahun 2013 sebesar Rp. 926 miliar.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun diberikan oleh BPD Syariah Jateng sebesarRp. 226 miliar atau 24.47% dari total kenaikan yangdisumbangkan oleh UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.
UUS yang memberikan kontribusi kenaikan di atasRp. 100 miliar antara lain, BPD Syariah Riaumemberikan kontribusi sebesar Rp. 188 miliar atau
20.35% dan BPD Syariah Kalbarmemberikan kontribusi sebesarRp. 2.08 triliun atau 19.03%dan Bank BII Syariah yangmemberikan kontribusi sebesarRp. 135 miliar atau 14.67%.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka BPD Syariah Jatengmerupakan Top New FinancingMarket Gainer untuk kategoriUUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.
PETA PERSAINGAN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASETDI BAWAH RP 1 TRILIUN
Grafik 1.17. Pembiayaan UUS Aset < Rp 1 TriliunSumber: Laporan Tahunan Bank
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
46/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
Penguasaan pangsa pasar pembiayaan masihdidominasi oleh BUS Buku 2, dimana secaranominal BUS Buku 2 mengalami kenaikan dari Rp.97.76 triliun (tahun 2012) menjadi Rp. 118.94triliun (tahun 2013). Namun dalam hal penguasaanpangsa pasar BUS BUKU 2 mengalami penurunanpangsa pasar, yakni dari 66.50% (2012) menjadi
64.58% (2013).
BUS Buku 1, mengalami kenaikan secara nominaldari Rp. 14.80 triliun (2012) menjadi Rp. 18.94triliun (2013), peningkatan juga terjadi pada peng-
uasaan pangsa pasar darisebelumnya 10.07% (2012)menjadi 10.28% (2013).
UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun juga mengalamipeningkatan pada penguasaanpangsa pasar dari 21.48%(2012) menjadi 23.08% (2013).
UUS dengan aset di atas Rp. 1
triliun juga mengalamipeningkatan pada penguasaanpangsa pasar dari 21.48%(2012) menjadi 23.08% (2013).
Hal yang sama juga terjaditerhadap UUS dengan aset dibawah Rp. 1 triliun dimanaterjadi peningkatan pengua-saan pangsa pasar dari 1.96%(2012) menjadi 2.06% (2013).
Berikut adalah kinerjapembiayaan bank syariah perkategori:
KINERJA EKSPANSI PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH
Grafik 1.18. Perbandingan Pasar Pembiayaan
Tabel 1.13. Rincian Pembiayaan Perbankan Syariah 2012-2013
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
47/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
Ekspansi DPK perbankan syariah pada tahun 2013tumbuh sebesar 22.21% atau mengalami kenaikannew market sebesar Rp. 34.19 triliun, dari semulaRp. 153.95 triliun (2012) menjadi Rp. 188.14 triliun(2013).
Sumbangan terbesar yang mendukung kenaikan
jumlah DPK yang disalurkan tersebut disumbangkanoleh 5 Bank Umum Syariah Buku 2 (Bank SyariahMandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNISyariah, Bank BRI Syariah dan Maybank Syariah)sebesar Rp. 19.85 triliun atau 58% dari totalkenaikan DPK perbankan syariah.
BUS Buku 1 memberikan kontribusi kenaikansebesar Rp. 3.86 triliun atau 11% dari totalkenaikan DPK perbankan syariah.
UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun memberikan kontribusikenaikan sebesar Rp. 9.79triliun atau 29% dari totalkenaikan DPK perbankansyariah, UUS dengan aset diatas Rp. 1 triliun memilikikontribusi yang sangat besarpada tahun 2013 bahkan
melebihi jumlah DPK dari BUSbuku 1.
UUS dengan aset di bawahRp. 1 triliun memberikankontribusi kenaikan sebesarRp. 684 miliar atau hanya 2%dari total kenaikan DPKperbankan syariah.
PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH
Tabel 1.14. Peta Pendanaan Bank Syariah 2012-2013
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
48/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
Kenaikan DPK pada tahun 2013 sebesar Rp. 19.85triliun, disumbangkan oleh 5 Bank Umum SyariahBuku 2 yakni Bank Syariah Mandiri, Bank MuamalatIndonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah danMaybank Syariah.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasar
baru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 2dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri yakni sebesarRp. 9.08 triliun atau 45.73% dari total kenaikanyang disumbangkan oleh BUS Buku 2.
Kontribusi terbesar kedua, ketiga dan keempatsecara berurutan disumbangkan oleh BankMuamalat Indonesia, Bank BNI Syariah dan BRISyariah sebesar Rp. 5.60 triliun, Rp. 2.51 triliundan Rp. 2.40 triliun.
Sedangkan Maybank Syariah,pada tahun 2013 mengalamikenaikan DPK sebesar Rp. 265miliar.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Syariah Mandirimerupakan Top New Funding
Market Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 2.
PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 2
Grafik 1.19. Pendanaan BUS BUKU 2 Tahun 2012-2013
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
49/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
Kenaikan DPK pada tahun 2013 sebesar Rp. 3.86triliun, disumbangkan oleh 6 Bank Umum SyariahBuku 1 yakni Bank Mega Syariah, Bank JabarBanten Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank PaninSyariah, Bank BCA Syariah dan Bank VictoriaSyariah.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasarbaru untuk kategori Bank Umum Syariah Buku 1dilakukan oleh Bank Panin Syariah yakni sebesarRp. 1.65 triliun atau 42.67% dari total kenaikanyang disumbangkan oleh BUS Buku 1.
Kontribusi terbesar kedua, ketiga, keempat dankelima secara berurutan disumbangkan oleh BankMega Syariah, Bank BCA Syariah, Bank SyariahBukopin dan Bank Victoria Syariah sebesar Rp. 640
miliar, Rp. 441 miliar, Rp. 421miliar dan Rp. 369 miliar
Sedangkan Bank Jabar BantenSyariah, pada tahun 2013mengalami kenaikan DPKsebesar Rp. 340 miliar.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka Bank Panin Syariahmerupakan Top New FundingMarket Gainer untuk kategoriBank Umum Syariah Buku 1.
PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI BUS BUKU 1
Grafik 1.20. Pendanaan BUS BUKU 1 Tahun 2012-2013
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
50/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
UUS yang masuk kategori aset di atas Rp. 1 triliunberjumlah 13 yang terdiri atas 8 UUS Bank SwastaNasional dan 5 UUS BPD, memberikan kontribusikenaikan DPK tahun 2013 sebesar Rp. 9.79 triliun.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasar
baru untuk kategori UUS dengan aset di atas Rp. 1triliun diberikan oleh Bank Permata Syariahsebesar Rp. 4.64 triliun atau 47.40% dari totalkenaikan yang disumbangkan oleh UUS dengan asetdi atas Rp. 1 triliun.
UUS lain yang memberikan kontribusi kenaikan diatas Rp. 1 triliun adalah BII Syariah yangmemberikan kontribusi kenaikan sebesar Rp. 2.44triliun atau 24.88%. Berdasarkan pencapaiantersebut, maka Bank Permata Syariah merupakan
Top New Funding MarketGainer untuk kategori UUSdengan aset di atas Rp. 1triliun.
PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DI ATASRP 1 TRILIUN
Grafik 1.21. Pendanaan UUS Aset > Rp 1 Triliun
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
51/76
Islamic Finance Outlook 2015
1Peta Persaingan
UUS yang masuk kategori aset di bawah Rp. 1triliun berjumlah 10 yang kesemuanya merupakanUUS BPD, memberikan kontribusi kenaikan DPKtahun 2013 sebesar Rp. 684 miliar.
Kontribusi terbesar atas penguasaan pangsa pasar
baru untuk kategori UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun diberikan oleh BPD Syariah Jateng sebesarRp. 180 miliar atau 26.35% dari total kenaikan yangdisumbangkan oleh UUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.
UUS lain yang memberikan kontribusi kenaikan diatas Rp. 100 miliar adalah BPD Syariah Riau yangmemberikan kontribusi sebesar Rp. 126 miliar atau18.46%.
Berdasarkan pencapaian terse-but, maka BPD Syariah Jatengmerupakan Top New FundingMarket Gainer untuk kategoriUUS dengan aset di bawah Rp.1 triliun.
PETA PERSAINGAN DPK PERBANKAN SYARIAH KATEGORI UUS ASET DIBAWAH RP 1 TRILIUN
Grafik 1.22. Pendanaan UUS Aset < Rp 1 Triliun
1.
BankSyariah
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
52/76
Islamic Finance Outlook 2015
52
Asuransi Jiwa y ri h
2.
AsuransiSyariah
Menurut data OtoritasJasa keuangan (OJK) danAsosiasi Asuransi SyariahIndonesia (AASI), AsetAsuransi Jiwa Syariahtahun 2013 meningkatmenjadi Rp 12,8 triliunatau mengalamipeningkatan sebesar 27,7%dari tahun sebelumnya.
Total aset asuransi jiwaSyariah tersebut terdiridari Rp 7,1 triliun asetperusahaan dan Rp 5,7triliun aset dana investasipeserta.
Rp 10
triliun
Rp 12,8
triliunSumber : Data OJK, AASI
Grafik 2.8.Market Share Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Dari total aset perusahaan asuransi jiwa Syariah Indonesiapada tahun 2013, AIA Financial memiliki peran terbesardalam pencapaian tersebut, yaitu sebesar 1,75 triliun atau26,98%. Di peringkat berikutnya terdapat Prudential yangmengikuti dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp 1,6triliun (24,94%), kemudian disusul oleh Asuransi TakafulKeluarga dengan jumlah aset Rp 952 milyar (14,72%).
ASET ASURANSI JIWA SYARIAH
AIA Financial kembali menunjukkaneksistensinya dalam hal marketgainer aset perusahaan asuransi jiwaSyariah dengan aset sebesar 45,73%atau hampir setengah dari marketgainer aset perusahaan asuransi jiwaSyariah di Indonesia.
Prudential juga terus membuktikankelasnya sebagai salah satuperusahaan asuransi jiwa Syariahterbesar di Indonesia denganperolehan market gainer sebesar29,78%. Sementara Allianz Lifewalaupun pertumbuhan asetperusahaannya tidak begitu besar,namun mencpaai market gainer asetsebesar 4,76%.
Grafik 2.9.Market Gainer Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
53/76
Islamic Finance Outlook 2015
53
Asuransi Jiwa y ri h
2.
AsuransiSyariah
KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI JIWA SYARIAH
Kontribusi bruto asuransi jiwa Syariah juga terusmengalami peningkatan yang stabil. Menurut dataOJk dan AASI, kontribusi bruto asuransi jiwaSyariah meningkat menjadi Rp 7,2 miliar di tahun2013 atau tumbuh sebesar 33,5%. Rp 5,4
miliar
Rp 7,2
miliarSumber : Data OJK, AASI
Dari total keseluruhankontribusi bruto,market share terbesardimiliki oleh Prudentialdengan 37,53%.Kemudian menyusuldibawahnya AIAFinancial dengan16,93% dari totalkontribusi asuransi jiwaSyariah. Allianz Life jg
masih tetap berada dijajaran atas Asuransijiwa Syariah denganmarket share 8,55%.
Walaupun dari segi total kontribusiAIA Financial menduduki peringkatkedua, namun dari segi marketgainer atau pertumbuhan kontribusiasuransi jiwa Syariah menduduki
peringkat atas. Market gainer AIAFinancial mencapai (42,02%), yangkemudian disusul oleh Prudential(40,04%) dan BNI Life (5,58%).Pada data kontribusi asuransi jiwaSyariah 2013 OJK dan AASI, tercatatpula penurunan jumlah kontribusiyang cukup besar. Penurunankontribusi tersebut dialami oleh AXAMandiri (17,59%) dan Asuransi JiwaSyariah Al Amin (6,73%).
Grafik 2.10.Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Grafik 2.11.Market Gainer Kontribusi Bruto
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
54/76
Islamic Finance Outlook 2015
54
Asuransi Jiwa y ri h
2.
AsuransiSyariah
EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU
Grafik 2.12.Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Kinerja perusahaan asuransi jiwa Syariah dalam mengelola dana tabarru di tahun 2013 initerlihat kurang optimal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hanya 6 asuransi jiwa yang meraih
surplus di tahun tersebut, sementara asuransi jiwa lain mengalami defisit. Surplus terbesardiraih oleh Asuransi Jiwa Mega Life dengan (15,41%), diikuti oleh Asuransi Takaful Keluarga(12,95%), dan BNI Life (12,06%).
Grafik 2.13.Tingkat
Profitabilitas Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah
2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Sumber :LaporanKeuangan 2013, AnalisisKCI
Industri Asuransi Jiwa Syariah Indonesia memiliki tingkat profitabilitas yang cukup baik di tahun2013. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan total investasi dan hasil investasi darilaporan keuangan masing-masing industri asuransi jiwa Syariah di tahun tersebut.Berdasarkan data laporan keuangan 2013, Asuransi Jiwa Syariah Al Amin memperoleh tingkatprofitabilitas yang paling tinggi (3,32%), disusul oleh Great Eastern (3,10%), dan Allianz Life(2,21%).
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
55/76
Islamic Finance Outlook 2015
55
Asuransi Jiwa y ri h
2.
AsuransiSyariah
Mapping kinerja Industri Asuransi Jiwa Syariah dapat dilihat dengan membandingkan tingkatprofitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (Prudent RiskManagement).
Grafik 2.14.
Kinerja Asuransi
Jiwa Syariah 2013
(Aset >150 miliar)
Sumber: Laporan
Keuangan 2013,
Analisis KCI
Mayoritas asuransi jiwa Syariah dengan aset lebih dari Rp 150 milyar memiliki kinerjayang Prudent dalam pengelolaan risiko. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rasio PrudentRisk Management yang berada dibawah rata-rata, kecuali Asuransi Jiwa Syariah Al Amindan Asuransi jiwa Syariah Amanah Jiwa Giri Artha.
Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap totalinvestasi pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata1,03%.
Perusahaan asuransi jiwa Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang oleh
pengelolaan risiko yang baik adalah Asuransi Allianz Life Indonesia, Prudential LifeAssurance, Asuransi Takaful Keluarga, dan BNI Life Insurance.
MAPPING KINERJA ASURANSI JIWA
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
56/76
Islamic Finance Outlook 2015
56
2.
AsuransiSyariah Asuransi Jiwa y ri h
MAPPING KINERJA ASURANSI JIWA
Grafik 2.15.
Kinerja
Asuransi
Jiwa Syariah
2013 (Aset
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
57/76
Islamic Finance Outlook 2015
57
Asuransi Umum y ri h
2.
AsuransiSyariah
Menurut data OtoritasJasa keuangan (OJK) danAsosiasi Asuransi SyariahIndonesia (AASI), AsetAsuransi Umum Syariahtahun 2013 meningkatmenjadi Rp 3,1 triliunatau mengalamipeningkatan sebesar 18,2%dari tahun sebelumnya.
Penambahan jumlah asetini disebabkan olehbertambahnya jumlahindustri asuransi umumSyariah di tahun 2013. Grafik 2.16.Market Share Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Dari total aset perusahaan asuransi umum Syariah Indonesiapada tahun 2013, Asuransi Astra Buana memiliki kontribusiterbesar dalam pencapaian tersebut, yaitu sebesar 627miliar atau 20,33%.
Di peringkat berikutnya terdapat Asuransi Adira Dinamikayang mengikuti dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp329 miliar (10,7%), kemudian disusul oleh Asuransi TakafulUmum dengan jumlah aset Rp 262 miliar (8,5%).
ASET ASURANSI UMUM SYARIAH
Asuransi Astra Buana kembalimenunjukkan eksistensinya dalam halmarket gainer aset perusahaanasuransi umum Syariah. AsuransiAstra Buana memiliki market gainaset sebesar 22,17%.
Askrindo Syariah yang baru berdiripada Desember 2012 memilikimarket gainer aset yang terbesar ke-2, yaitu mencapai 19,85%. AsuransiSinarmas menyusul dibawahnyadengan 11,28%. Asuransi AdiraDinamika mengalami penurunan asetdi tahun 2013, sehingga marketgainer yang dimiliki berada di posisinegatif. Meskipun demikian, AdiraDinamika tetap berada di peringkatkedua aset terbesar asuransi umumsyariah.
Grafik 2.17.Market Gainer Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
Sumber: Data OJK, AASI
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
58/76
Islamic Finance Outlook 2015
58
Asuransi Umum y ri h
2.
AsuransiSyariah
KONTRIBUSI BRUTO ASURANSI UMUM SYARIAH
Walaupun aset asuransi umum syariah mengalamipeningkatan, namun kontribusi bruto industri ini justrumengalami penurunan. Menurut data OJK dan AASI,Kontribusi bruto asuransi umum Syariah pada Desember2013 adalah Rp 1,31 miliar atau turun tipis sebesar7,81% dari tahun 2012 Rp 1,42 miliar.
Dari total keseluruhankontribusi bruto,market share terbesardimiliki oleh AsuransiAstra Buana dengan26,20%. Kemudianmenyusul dibawahnyaAsuransi AdiraDinamika dengan 9,96%dari total kontribusiasuransi umum Syariah.Sementara Asuransi
Takaful Umummewakili asuransiumum full fledgeSyariah dengan marketshare kontribusi 9,71%.
Asuransi Astra Buana kembaliberada di peringkat teratasasuransi umum Syariah, denganmarket gainer kontribusi mencapai81%. Sementara itu walaupuntidak masuk ke dalam jajaran tigabesar market share kontribusi,namun asuransi Sinarmas danAsuransi Umum Mega memperolehmarket gainer kontribusi yangbesar. Market gainer kontribusikedua asuransi tersebut adalah52% untuk Asuransi Sinarmas dan23% untuk Asuransi Umum Mega.Pada data OJk dan AASI, tercatatpula beberapa perusahaanasuransi yang mengalamipenurunan jumlah kontribusi bruto
yang cukup besar.
Grafik 2.18.Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Grafik 2.19.Market Gainer Kontribusi Bruto Asuransi Umum Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
Sumber: Data OJK, AASI
Rp 1,42
miliar
Rp 1,31
miliar
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
59/76
Islamic Finance Outlook 2015
59
Asuransi Umum y ri h
2.
AsuransiSyariah
EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU
Grafik 2.20.Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
Kinerja perusahaan asuransi umum Syariah dalam mengelola dana tabarru di tahun2013 ini terlihat kurang optimal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan masih terdapat 7asuransi umum yang meraih defisit di tahun tersebut. Meskipun demikian, asuransiumum Syariah yang mendapat surplus masih tetap dominan. Surplus terbesar diraiholeh Asuransi umum full fledge Syariah, yaitu Jaya Proteksi Takaful (35,85%) danAsuransi Takaful Umum (35,15%). Asuransi Tripakarta menyusul di peringkat ketigadengan tingkat efisiensi sebesar 29%.
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
60/76
Islamic Finance Outlook 2015
60
Asuransi Umum y ri h
2.
AsuransiSyariah
Mapping kinerja Industri Asuransi Umum Syariah dapat dilihat dengan membandingkantingkat profitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (PrudentRisk Management).
Grafik 2.21.
Kinerja Asuransi
Umum Syariah
2013 (Aset >100
miliar)
Sumber: Laporan
Keuangan 2013,
Analisis KCI
Sebagian asuransi Umum Syariah dengan aset lebih dari Rp 100 milyar memiliki kinerjayang kurang Prudent dalam pengelolaan risiko. Hal ini dapat ditunjukkan dengan hanya 4perusahaan yang memiliki rasio Prudent Risk Management diatas rata-rata, yaituAsuransi Takaful Umum, Asuransi Tripakarta, Jaya Proteksi Takaful, dan AsuransiBangun Askrida.
Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap totalinvestasi pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata2,01%.
Perusahaan asuransi umum Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang olehpengelolaan risiko yang baik adalah Asuransi Bangun Askrida dan Jaya Proteksi Takaful.
MAPPING KINERJA ASURANSI UMUM
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
61/76
Islamic Finance Outlook 2015
61
2.
AsuransiSyariah Asuransi Umum y ri h
MAPPING KINERJA ASURANSI UMUM
Grafik 2.22.
Kinerja
Asuransi
Umum
Syariah 2013
(Aset
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
62/76
Islamic Finance Outlook 2015
62
Reasuransi y ri h
2.
AsuransiSyariah
Menurut data OtoritasJasa keuangan (OJK) danAsosiasi Asuransi SyariahIndonesia (AASI), AsetReasuransi Syariah tahun2013 meningkat menjadiRp 725 miliar ataumengalami peningkatansebesar 29% dari tahunsebelumnya.
Meskipun terusbertambah, namun tingkatpertumbuhan asetreasuransi ini lebih kecildaripada tingkatpertumbuhan di tahun2012, yaitu 33%.
Grafik 2.23.Market Share Aset Perusahaan Reasuransi Syariah 2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Dari total aset perusahaan Reasuransi Syariah pada tahun2013, Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) memilikikontribusi terbesar dalam pencapaian tersebut, yaitusebesar 382 miliar atau lebih dari setengah total aset
reasuransi syariah di Indonesia (53%).Di peringkat berikutnya terdapat Reasuransi NasionalIndonesia (Nasre) dengan jumlah aset perusahaan sebesar Rp219 miliar (30%), kemudian disusul oleh Maskapai ReasuransiIndonesia (Marein) dengan jumlah aset Rp 124 miliar (17%).
ASET REASURANSI SYARIAH
Reasuransi Internasional Indonesia(Reindo) kembali menunjukkaneksistensinya dalam hal marketgainer aset perusahaan reasuransiSyariah. Reasuransi InternasionalIndonesia (Reindo) memilikimarket gain aset sebesar 52,17%
atau lebih dari setengah marketgainer aset perusahaan reasuransiSyariah di Indonesia.
Seperti halnya market share asetreasuransi Syariah, ReasuransiNasional Indonesia (Nasre) jugamenempati posisi kedua denganmarket gain 33,05%, dankemudian Maskapai ReasuransiIndonesia (Marein) dengan marketgain 14,68%.
Grafik 2.24.Market Gainer Aset Perusahaan Reasuransi Syariah2013
Sumber:Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
63/76
Islamic Finance Outlook 2015
63
Reasuransi y ri h
2.
AsuransiSyariah
KONTRIBUSI BRUTO REASURANSI SYARIAH
Kontribusi bruto reasuransi Syariah juga terusmengalami peningkatan yang stabil. Menurut dataOJk dan AASI, kontribusi bruto reasuransi Syariahmeningkat menjadi Rp 409 juta di tahun 2013 atautumbuh sebesar 27,4%.
Dari total keseluruhankontribusi bruto,market share terbesarkembali dimiliki olehReasuransiInternasional Indonesia(Reindo) dengan52,62%. Menyusul diposisi berikutnyaReasuransi NasionalIndonesia (Nasre)dengan 36,03%, danMaskapai ReasuransiIndonesia (Marein)dengan 11,35%.
Sama halnya dengan marketshare kontribusi, ReasuransiInternasional Indonesia(Reindo) juga memiliki market
gainer kontribusi yang palingdominan, yaitu 54,55%.Reasuransi Nasional Indonesia(Nasre) kembali menempatiposisi kedua dengan 36,05%,dan disusul oleh MaskapaiReasuransi Indonesia (Marein)dengan 9,39%.
Grafik 2.25.Market Share Kontribusi Bruto Perusahaan Reasuransi Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Grafik 2.26.Market Gainer Kontribusi Bruto Reasuransi Syariah 2013
Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
64/76
Islamic Finance Outlook 2015
64
Asuransi Reasuransi y ri h
2.
AsuransiSyariah
EFISIENSI PENGELOLAAN DANA TABARRU
Grafik 2.27.Efisiensi Pengelolaan Dana Tabarru & Tingkat Profitabilitas Perusahaan
Reasuransi Syariah 2013Sumber :Laporan Keuangan 2013, Analisis KCI
Persaingan Industri
Kinerja perusahaan Reasuransi Syariah Indonesia dalam mengelola dana tabarru ditahun 2013 ini terlihat kurang optimal. Semua reasuransi Syariah mengalami defisitdalam hal pengelolaan dana tabarru di tahun 2013.
Meskipun demikian, Industri Reasuransi Syariah Indonesia memiliki tingkat profitabilitasyang baik di tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan total investasidan hasil investasi dari laporan keuangan masing-masing industri reasuransi Syariah ditahun tersebut.
Tingkat profitabilitas terbaik dimiliki oleh Reasuransi Internasional Indonesia (reindo)dengan 4,28%, disusul oleh Reasuransi Nasional Indonesia (nasre) dengan 3,04%, danMaskapai Reasuransi Indonesia (2,45%).
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
65/76
Islamic Finance Outlook 2015
65
Reasuransi y ri h
2.
AsuransiSyariah
Mapping kinerja Industri Reasuransi Syariah dapat dilihat dengan membandingkan tingkatprofitabilitas (Profitable Investment) dengan tingkat pengelolaan risiko (Prudent RiskManagement).
Grafik 2.28.
Kinerja Reasuransi
Syariah 2013
Sumber: Laporan
Keuangan 2013,
Analisis KCI
Sebagian besar reasuransi Syariah memiliki kinerja yang Prudent dalam pengelolaanrisiko. Hal ini ditunjukkan dengan 2 perusahaan reasuransi yang memiliki rasio PrudentRisk Management diatas rata-rata, yaitu Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) danReasuransi nasional Indonesia (Nasre).
Kinerja Profitable Investment yang ditunjukkan oleh rasio hasil investasi terhadap totalinvestasi pada tahun 2013 juga menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu mencapai rata-rata 3,25%.
Perusahaan asuransi umum Syariah yang memiliki profitabilitas tinggi dan ditunjang oleh
pengelolaan risiko yang baik adalah Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo).
MAPPING KINERJA REASURANSI
Persaingan Industri
-
7/25/2019 Outlook Keuangan Syariah 2015
66/76
Islamic Finance Outlook 2015
6666Persaingan Industri
Conclusion & ChallengesAhead
Dataran Tinggi Dieng, JAWA TENGAH Photograph by Rusdi Samad
Harga minyak turun
top related