pakan buatan
Post on 12-Jan-2016
124 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
G i z i I k a n
PENDAHULUAN
Keberhasilan budidaya ikan/udang ditunjang oleh tingginya laju
pertumbuhan dan atau rendahnya mortalitas . Hal ini sangat tergantung pada
seberapa jauh campur tangan manusia dalam mengendalikan faktor penentu
yang meliputi kualitas air, nutrisi serta faktor biologis dari ikan atau udang itu
sendiri.
Nutrisi sebagai salah satu faktor yang secara langsung mempengaruhi
laju pertumbuhan maupun kesehatan ikan/udang, perlu mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh dalam penanganannya. Tersediannya nutrisi dapat
diperoleh dari dua sumber yaitu makanan alami dan makanan buatan yang
harus tersedia secara berkesinambungan dan intensif, agar produksi yang
dicapai dapat memberikan hasil yang maksimal.
Di dunia perikanan dikenal beberapa jenis pakan ikan/udang yaitu :
Plankton (Phytoplankton dan Zooplankton), Organisme dasar (Cacing &
Detritus), Tanaman Air (Hydrilla, daun sente, kangkung), Pakan Segar( Ikan
rucah, Kupang, Remis dll) dan Pakan Buatan (Factory Feed).
Masalah yang sering dihadapi adalah bahwa jumlah pakan alami dalam
kolam/tambak sangat terbatas, sehingga laju pertubuhan ikan/udang rendah
dan waktu pemanenan yang lama, kondisi ini harus ditopang dengan
pemberian pakan buatan sesuai dengan kebutuhan ikan. Disisi lain
penambahan pakan buatan akan berakibat terjadi peningkatan biaya produksi
dan bisa mencapai 60-70 %, sehingga pemilihan dan pembuatan pakan buatan
sangatlah penting. Pakan ikan sebaiknya mengandung beberapa zat gizi yang
diperlukan antara alain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Secara teknis pakan ikan harus mempunyai karakteristik-karakteristik
tertentu antara lain :
Mudah dilihat oleh ikan/udang
Tersuspensi dalam air (plankton/powder)
Ukuran sesuai dengan bukaan mulut
Bergizi / kaya akan nutrisi
Cocok / sesuai dengan selera / mempunyai (aroma khas)
Teknologi Pakan Semester 3 1
BABI
1. Protein
Protein merupakan unsur terpenting dalam pakan ikan dalam memacu
laju pertumbuhan. Protein mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh ikan
yaitu antara lain sebagai :
Zat pembangun
Membentuk jaringan tubuh yang baru, menggantikan sel yang rusak
dan membantu dalam reproduksi
Zat pengatur
Berperan dalam pembentukan hormon dan enzim yang menjaga dan
mengatur proses metabolisme dalam tubuh ikan/udang
Zat pembakar
Menghasilkan energi untuk kebutuhan energi tubuh jika jumlah energi
dari unsur karbohidrat dan lemak tidak terpenuhi (sparing efek)
Molekul protein merupakan susunan dari beberapa asam amino. Ada
beberapa asam amino esensial yang sangat penting bagi ikan. Di alam
terdapat lebih kurang 50 jenis asam amino. Asam-asam amino esensial
tersebut antara lain : arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenilalanin, treonin, triptopan dan valin.
2. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi disamping karbohidrat. lemak
dapat juga berperan sebagai penyerap mineral-mineral tertentu dan pelarut
beberapa vitamin seperti : vitamin A, D, E dan K.
Lemak yang tersusun dari beberapa asam lemak terdiri dari dua jenis
yaitu asam lemak tak jenuh dan jenuh. Asam lemak jenuh sangat dibutuhkan
oleh ikan atau udang, contoh asam lemak ini antara lain asam lemak linoleat
dan asam lemak linolenat.
Pada pakan bahan lemak dapat mengakibatkan bau tengik akibat proses
oksidasi lemak, sehingga jumlah lemak pada pakan biasanya dibatasi dalam
jumlah tertentu. Untuk menghindari proses oksidasi lemak maka didalam
pembuatan pakan sering diberi tambahan bahan antioksidan.
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam pakan dan harganya
relative murah. Bahan-bahan ini berasal dari limbah pertanian atau tumbuh-
tumbuhan yang berfotosintesa. Bahan karbohidrat biasanya mengandung
Teknologi Pakan Semester 3 2
banyak pati, gula dan hemiselulosa. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber
tenaga. Pada pakan sumber karbohidrat diambil dari tepung dedak, terigu dan
tepung tapioka.
4. Vitamin
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, dan berfungsi untuk menjaga
daya tahan tubuh, nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Vitamin dibagi
menjadi dua golongan yaitu :
Vitamin yang larut dalam air ( Vitamin B1, B2, B6, Biotin dan B12)
Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K)
Vitamin B berfungsi sebagai perangsang nafsu makan dan pertumbuhan,
disamping itu vitamin ini juga dapat membantu dalam proses reproduksi.
Vitamin A berfungsi sebagai penunjang kesehatan mata, Vitamin D membantu
pada proses penulangan dan penyerapan mineral Calsium dan Fosfor. Vitamin
E membatntu dalam proses reproduksi (mencegah kemandulan atau
meningkatkan kesuburan induk) sedangkan vitamin K berpengaruh pada
prose pembekuan darah.
5. Mineral
Mineral sebagai trace lement (penting dibutuhkan dalam jumlah sedikit).
Mineral ini berfungsi sebagai penyetabil kerja jaringan tubuh agar bekerja
secra normal, disamping itu mineral juga berpengaruh juga pada proses
penulangan dan pembentukan gigi.
Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain : calsium (Ca),
fosfor (P), mangan (Mn), tembaga (Cu), Klor (Cl), zat besi (Fe), Iodium (I) dan
Kobal (Co).
Teknologi Pakan Semester 3 3
Food Habit dan Feeding Habit
1. Food Habit/Kebiasaan makan
Pada dunia perikanan atau akuakultur ikan dibagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan waktu makan, lokasi makan dan jenis makanan.
Secara umum di lihat dari waktu makan ikan digolongkan
menjadi 2 yaitu Nokturnal (aktif makan waktu malam hari)
dan Diurnal (aktif makan waktu siang hari). Sedangkan
berdasarkan tempat atau daerah
makan, ikan dapat digolongkan
menjadi 2 golongan yaitu Pelagis (aktif makan pd
permukaan/kolom perairan) dan Demersal (aktif makan pd
dasar perairan.).
Ikan dapat kita golongkan berdasarkan jenis makanannya, menjadi 5
golongan yaitu :
Pemakan Plankton (Plankton Feeder)
Pemakan Tumbuhan (Herbivora)
Pemakan Daging (Carnivora)
Pemakan Campuran (Omnivora)
Pemakan Detritus / Organisme Dasar (Detrivor)
A. Plankton Feder
Ikan Palnkton Feeder adalah ikan-ikan yang dalam hidupnya
mengandalkan makanan dari organisme
plankton baik phyto-plankton / zooplankton,
cara makan melaui proses penyaringan /
filter
Contoh :
ikan Tambakan (Helestoma teminckii)
ikan Lemuru (Clupea leiogaster)
ikan Selanget (Dorosoma Chacunda)
Teknologi Pakan Semester 3 4
BABI
B. Herbivora
Ikan herbivora adalah pemakan tumbuh-tumbuhan
& rerumputan sebagai makanan pokoknya
Contohnya :
ikan Tawes (Puntius Javanicus)
ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
ikan Mola / Grass Carp
C. Carnivora
Ikan carnivor adalah ikan yang mengandalkan makannya dari daging,
hewan atau ikan lain. Ikan ini ditandai dengan bentuk giginya yang
tajam & mulut lebar. Ikan ini bersifat
sangat buas seperti “Piranha dan
Arapaima gigas”
Contoh :
Ikan Gabus (Ophocephalus
striatus)
Ikan Sidat (Anguilla bicolor)
Ikan Kerapu (Epinephelus sp)
Ikan Lele (Clarias batrachus)
D. Omnivora
Jenis ikan omnivor mengandalkan makananya campuran dari tumbuhan
maupun hewan atau ikan lain
Contohnya :
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mujaer (Tilapia mosambicus)
Ikan Nila (Tilapia niloticus)
Ikan Gurame (Ospronemus guramay)
E. Detrivor
Ikan ini makanannya berasal dari bahan-bahan organik di dasar perairan
terutama bakteri dan cacing atau sampah yang membusuk. Ikan jenis
ini biasa hidup di dasar perairan dan tahan terhadap kondisi periaran
yang jelek.
Contohnya :
Teknologi Pakan Semester 3 5
Belanak ( Mugill sp. )
2. Feeding Habit/Cara Makan
Berdasarkan dari cara memakan makannya ikan secara umum dapat
digolongkan menjadi 5 yaitu :
a. PEMANGSA /PREDATOR
Ikan jenis predator cara makannya yaitu menelan mangsa hidup,
dan mempunyai gigi tajam kuat. Contohnya : ikan kerapu, kakap
b. PENGGROGOT/GRAZER
Ikan jenis graser adalah ikan-ikan yang mengambil makananya
dengan cara menggerogoti. Ikan ini mempunyai gigi depan kuat.
Contoh ikan penggrogot yaitu ikan Kakaktua dan ikan Kupu-kupu.
c. PENYARING /FILTER
Ikan penyaring mempunyai cara makan yang unik yaitu dengan
minum air sebanyak-banyaknya sambil menyaring, proses ini dapat
dilakukan pad insang, hasil saringan kemudian dimasukan ke dalam
saluran pencernaan. Contoh ikan jenis ini adalah ikan Layang.
d. PENGHISAP / SUCKHER
Ikan jenis penghisap melakukan proses makannya dengan cara
mangsa di hisap kemudian ditelan masuk kedalam saluran
pencernan. Contoh ikan penghisap yaitu ikan Labeo dan Acipenser.
e. PARASIT
Ikan parasit selama hidupnya menempel pd tubuh ikan lain.
Contohnya Ceratias jantan yang hidupnya selalu menenmpel pada
ikan betina.
Untuk mengetahui cara kebiasaan makan dapat dilakukan observasi
dengan metode seperti :
1. BEDAH USUS Alat Pencernaan Komposisi jenis makanan
2. BENTUK GIGI & MULUT
3. BENTUK TULANG INSANG
* carnivora keras dan jarang
* planktonfeeder rapat dan halus
Teknologi Pakan Semester 3 6
Gambar. Jenis-jenis ikan Mas
Teknologi Pakan Semester 3 7
BENTUK-BENTUK PAKAN BUATAN
Pada budidaya perikanan, jenis pakan ikan dapat di bagi menjadi 2
golongan yaitu
a. Dry feed : factory feed/pellet
b. Wet feed : ikan rucah,remis,kupang dll
Kedua jenis pakan sangatlah penting bagi budidaya perikanan, karena
60% dari cost operasional adalah pada sektor pakan. Namun demikian kedua
jenis pakan ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing – masing
yaitu :
KeunggulanKerugian Dry feed Wet feed
Kualitas / Mutu Relatif baik Mudah rusak
Ketersediaan Tidak Tergantung musim
tergantung musim
Penyimpanan Tahan lama Tidak tahan lama
Harga Relatif Mahal Relatif Murah
Pakan dry feed atau pellet di lihat dari segi bentuk mempunyai beberapa
jenis antara lain :
Powder : berbentuk serbuk/bubuk dipakai untuk pakan larva ikan
Flake : bentuk waver /flake di pakai untuk pakan larva ikan
Crumble : bentuk remahan /pecahan di pakai untuk pakan ukuran
benih
Pellet : bentuk pellet utuh / gilig dipakai untuk pakan ikan
dewasa/besar
Sifat dan syarat- syarat yang harus dipenuhi dari pakan buatan diantaranya
adalah :
a. Bentuk butiran bahan baku harus halus agar memudahkan dalam
pengadonan dan pencetakan.Selain ini bahan baku yang halus
Teknologi Pakan Semester 3 8
BABIII
membuat pakan lebih kompak dan padat serta mudah dicerna dalam
usus ikan.
b. Daya melayang dalam air. Untuk ikan sebaiknya pakan yang diberikan
harus dapat mengapung sementara sebelum tenggelam untuk
memberikan kesempatan pada ikan untuk memangsanya.Sedangkan
untuk udang pakan harus cepat tenggelam dan mempunyai daya
tahan dalam air.
c. Mempunyai daya tarik terutama aromanya agar ikan terangsang untuk
memakannya.
d. Bentuk pakan buatan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan dan
umur ikan yang dipelihara. Bentuk-bentuk pakan buatan yang telah
banyak digunakan saat ini adalah : larutan, tepung, remah,
waver/flake dan pellet.
1. Larutan
Bentuk pakan ini cocok untuk burayak ikan dan udang umur 3 – 20 hari.
Larutan dibedakan menjadi dua jenis yaitu emulsi dan suspensi. Pada
bentuk emulsi, bahan-bahan yang terlarut menyatu dengan air
pelarutannya sehingga berkesan kental, misalnya air tajin, sedangkan
pada suspensi bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya
contohnya minuman kopi.
2. Tepung
Bentuk tepung di bagi lagi menjadi tepung halus dan
tepung kasar. Tepung halus dapat diberikan pada
burayak umur 20 – 40 hari sedangkan tepung kasar
cocok untuk glondongan umur 40 – 120 hari.
3. Roti Kukus
Roti kukus merupakan bentuk pakan ikan yang terbuat dari adonan yang
kemudian dibuat semacam roti. Jenis pakan ini dapat dicampur dengan
antibiotik dan vitamin. Pakan roti kukus dapat diberikan secara langsung
untuk ikan-ikan yang ukuran benih/fingerling dengan cara dicuil kecil-
kecil, sedangkan untuk larva ikan dapat dilakukan dengan cara dibuat
larutan suspensi terlebih dahulu melalui proses penyaringan dengan kain
mori halus.
4. Waver/Flake
Teknologi Pakan Semester 3 9
Bentuk waver atau lembaran dapat di buat dari emulsi.
Pakan emulsi di hamparkan di atas alumunium hingga
menjadi lapisan yang tipis. Kemudian lapisan itu dijemur
sampai membentuk lembaran. Lembaran kering tersebut
apabila diremas akan menghasilkan kepingan–kepingan
kecil. Umumnya beberapa jenis ikan hias menyukai
pakan bentuk waver ini.
5. Remah
Bentuk remah biasanya bersaal dari bentuk pellet yang dihancurkan
sehingga menjadi butiran kasar.Bentuk remah cocok untuk ikan umur 80
– 120 hari. Apabila remah dihancurkanlagi maka akan didapatkan bentuk
tepung. Untuk memisahkan tepung halus dan kasar dilakukan dengan
pengayakan.
6. Pellet
Pellet adalah bentuk pakan buatan yang terdiri dari
beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan
adonan, kemudian adonan itu dicetak sehingga
bentuknya berupa batangan kecil yang panjangnya 1
– 2 cm. Tetapi dengan berkembangnya teknologi
sekarang ini terdapat alat pencetak pellet
berkapasitas besar yang menghasilkan pellet
berbentuk bulatan dengan dimeter yang dapat diatur sesuaidengan
kebutuhan. Pellet dapat diberikan pada ikan yang berumur lebih dari 120
hari. Untuk udang pabrik-pabrik pembuat pellet masing–masing telah
menetapkan ukuran pellt mulai ukuran kecil sampai besar yang
disesuaikan dengan umur udang yang dipelihara.
Pada umumnya pakan pellet dari pabrik mempunyai nomor/kode ukuran tertentu.
Setiap pabrik akan memberi nomor/kode sendiri- sendiri.
Penomoran ini tidak ada patokan/kriteria resmi, yang jelas
nomor akan mengikuti ukuran/bentuk pakan, semakin besar
nomor maka bentuk pellet akan semakin besar pula,demikian
juga sebaliknya.
Teknologi Pakan Semester 3 10
Gbr. Pellet warna
BAHAN BAKU PAKAN BUATAN
1. Sumber Bahan Baku
Bahan baku pakan sangat penting perannya dalam pembuatan pakan
buatan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:
Mempunyai nilai gizi tinggi
Mudah diperoleh, Mudah diolah
Tidak mengandung racun
Harga reletif murah
Untuk mengetahui nilai gizi baku perlu dilakukan analisa proximat di
laboratorium, tetapi aplikasi di lapangan dapat dilakukan dengan cara melihat
tabel kandungan gizi semua bahan baku yang dikeluarkan oleh dinas terkait
(dinas kesehatan).
Bahan baku pakan berasal dari dua sumber golongan besar yaitu dari hewani
dan nabati.
2. Hewani
Bahan hewani adalah bahan baku yang berasal dari bagian-bagian tubuh
hewan. Bahan ini merupakan sumber protein. Protein dari bahan hewani relatif
mudah di cerna dan kandungan asam aminonya lebih lengkap. Bebeapa
macam bahan baku hewani antara lain:
Teknologi Pakan Semester 3 11
BABIV
a. Tepung ikan
Penggunaan tepung ikan pada ransum merupakan sebagai sumber
protein yang mensuplai asam amino esensial terutama lysine dan
methionine.
Tepung ikan yang baik adalah berasal dari ikan-ikan yang berlemak
rendah, disamping itu faktor pengeringan yang tidak tepat akan
menyebabkan menurunya kulitas asam amino yang dihasilkan.
Beberapa jenis ikan yang dapat dipakai sebagai bahan tepung ikan
antara lain ikan sero, ikan Petek, ikan lemuru dan lain-lain.
Secara umum kandungan gizi tepunh ikan adalah sebagi berikut.
Protein 22,65%
Lemak 15,38%
Serat kasar 1,8%
Air 10,72%
b. Tepung kepala udang
Kepala udang merupakan limbah (hasil buangan) pada proses
pengolahan udang untik ekspor. Limbah ini nilainya berkisar sampai
30% dari total prosesing udang, termasuk udang-udang kecil. Seperti
rebon (Acetes sp) dan udang api-api (M Monoceros). Penggunaan
tepung udang dalam ransum pakan/pelet ditunjukan sebagai bahan
pencampur tepung ikan dengan porsi 50%.
Pengolahan diawali dengan perebusan sampai masak, kemudian bahan
dikeringkan / dijemur, dapat juga menggunakan pengering atau oven.
Setelah kering, kemudian dilakukan penggerusan dengan mesin
penepung. Karena kepala udang mengandung chitin maka perlu
dilakukan pengayakan.
Kandungan gizi tepung udang adalah sebagai berikut:
Protein 53,74%
Lemak 6,65%
Karbohidrat 10.%
Serat kasar 14,61%
Kadar abu 7,72%
Air 17,28%
c. Telur ayam dan itik
Telur ayam atau itik sering digunakan sebagai bahan baku pembutan
makanan burayak ikan. Biasanya digunakan dalam bentuk segar setelah
Teknologi Pakan Semester 3 12
direbus/dimasak. Bagian telur yang dimafaatkan adalah bagian kuning
telurnya kemudian dihaluskan untuk dibuat suspensi atau emulsi.
Adakalanya telur yang masih segar dicopyok dan dicampurkan pada
ikan.
Kandungan gizi telur sebagai berikut.
Protein 12,8%
Lemak 11,5%
Karbohidrat 0,7%
Air 74%
d. Tepung Bekicot
Daging bekicot (siput darat) dapat dijadikan tepung untuk campuran
makanam ikan. Untuk membuat tepung bekicot, dapat dilakukan
dengan mengeringkan daging bekicot mentaatau yang telah dimasak
kemudian digiling.
Kandungan gizi tepung bekicot adalah sebagai berikut : protein 54,29%
lemak 4;18% karbhohidrat 30,45% abu 4,07% kapur 8,3% fosfor 20,3%
dan air 7.01%. Untuk mencampur makanan ternak, jumbla penggunaan
tepungbekicot dapat mencapai 5-15%. Penggunaan tepung bekicot dari
bahan mentah lebih renda dibandingkan dengan bekicot yang sudah
dimasak.
e. Tepung Cacing Tanah
Cacing tanah dapat diternakan secara masal. Hasil panennya dapat
dikeringkan dan kemudian digiling menjadi tepung dan gizinya dapat
menggantikan tipung ikan. Kandungan protein sekitar 72%, dengan
asam-asam amino esensial yang cukup lengkap. Selain itu cacing tanah
juga mudah dicerna, sehingga mudah diserap oleh dinding usus
pamakannya. Jumbla penggnaan dalam ramuan dapat barkisar antara
10-25%, tergantung pada jenis ikan yang kia beri makan.
f. Tepung Artemia
Tepung artemia dalam ransum makanan ikan dapat menggantikan
tepung ikan dan tepung kepala udang. Daya cernanya cukup tinggi,
karena kulitnya sangat tipis (kurang dari 1 mikron). Kandungngan
proteinnyasekitar 42%, untuk burayak dan 60% untuk yang dewasa
(dari berat kering). Sedangkan asam amino essensialnya cukup tinggi.
Kadar lemaknya sekitar 20% untuk burayak dan 10% untuk yang
Teknologi Pakan Semester 3 13
dewasa. Sementara itu lemaknya kaya akan asam-asam lemak tak jenu
yang merupakan asam-asam lemak esensik.
g. Susu
Susu juga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan
burayak ikan dan udang. Biasnya yang dipilih adalah tepung susu yang
takber lemak (susu skim). Kandungan gizi utama tepung susu adalah
sebagai berikut :
protein 35,6%,
lemak 1,0%,
karbohidrat 52,0%, dan
air 3,5%
3. Nabati
Bahan baku nabati dapat dijadikan sumber protein meskipun kandungan
proteinnya tidak terlalu tinggi, terutama jenis biji-bijian dari tanaman kacang-
kacangan seperti kacang kedele, kacang tanah, dan lain-lain.
Sedangkan Tepung terigu, dedak adalah diantara contoh bahan baku
sumber karbohidrat. Ada juga beberapa bahan nabati lain yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pelet antara lain daun lamtoro, daun turi, dll
sebagai sumber serat kasar atau hijauan.
a. Tepung kedele
Tepung kedele merupakan bahan yang penting untuk penyusunan
ransum pakan ikan. Biji kedele mengandung asam amino lisin, yang
merupakan asam amino perebusan selama esnsial.pemakaian tepung
kedele tidak lebih dari 10 persen.
Biji kedele mempunyai kelemahan, yaitu adanya zat yang menghambat
enzim tripsin (pemecah protein). Untuk mengatasi dapat dilakukan
pengelolah terlebih dahuluh, yaitu dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
kedele direndam dalam air tawar selama 6-8 jam setelah
direndam
lakukan perebusan selam 30 menit. Tujuan perebusan ini adalah
untuk menghancurkan zat anti tripsin yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan dan penurunan berat badan ikan
setelah direbus ditiriskan dan diremas-remashingga kulitnya
hilang, kemudian dilakukan pengeringan dan selanjutnya dibuat
tepung.
Teknologi Pakan Semester 3 14
Kandungan nutrisi tepung kedele adalah sebagai berikut:
Protein 39,6%
Lemak 14,3%
Karbohidrat 29,5%
Kadar abu 5,4%
Air 8,4%
b. Ampas tahu
dalam penggunaan ,ampas tahu harus dikeringkan dan di jadikan
tepung agar tidak cepat busuk dan basi.kandungan sebagai berikut :
protein 23,55%
lemak 5,54%
karbohidrat 26,92%
serat kasar 16,53%
kadar abu 17,03% dan
kadar air 10,43%.
c. Bungkil kacang tanah
bungkil kacang tanah adalah dari pembuatan minyak kacang.setelah
dijadikan tepung kering kandungan gisinya sebagai berikut :
protein 47,9%
lemak 10,9%
karbohidrat 25,0%
abu 4,8%
serat kasar 3,6 %
air 7,8% dengan nilai ubah 2,7-4.
d. Tepung daun lamtoro
daun lamtoro (petai cina) juga dapat di jadikan ramuan untuk pakan
ikan yang sebelumnya di tepungkan. Hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa daun lamtoro mengandung racun mimosin sehingga
penggunaan harus dibatasi.
Kandungan gizi tepung lamtoro adalah sebagai berikut :
protein 36,82%
lemak 5,4 %
karbohidrat 16,08%
serat kasar 18,14%
abu 1,31%
e. biji kapuk atau randu
Teknologi Pakan Semester 3 15
biji kapuk atau randu juga dapat diambil minyaknya, dan ampasnya
dapat digunaka sebagai bahan baku pakan. Maka penggunaan dibatasi
hingga tidak lebih dari 5% kandungan gizi biji kapuk adalah sebagai
berikut :
protein 27,5%
lemak 5,6%
karboidrat 18,6%
serat kasar 25,3%
abu 7,3% dan
air 16,1%
f. Tepung daun turi
Tepung turi sering digunakan untuk campuran pakan ikan herbivora.
Kandungan gizinya adalah sebagai berikut :
protein 27,54%
lemak 4,73%
karbohidrat 21,30%
serat kasar 14,01%
abu 20,45%
g. Dedak gandum
Dedak gandum adalah hasil samping dari perusahaan tepung terigu.
Ada dua macam dedak gandum,yaitu yang disebut “wheat pollard’ dan
“wheat bran” Dan yang baisa digunakan untuk bahan baku pakan ikan
adlah ‘wheat pollar’ yaitu dedak dari kulit ari gandum.
Kandungan gizi gandum dalah :
Protein 11,99%,
Lemak 1,48%,
karbohidrat 64,75%,
abu 0,64%
serat 3,79%,
air 17,35% dengan nilai ubah 2-5.
h. Tepung Jagung
Tepung jagung dengan kandungan protein 9% banyak digunakan dalam
pemberian pakan ikan susunan zat makanan yang berasaldari jagung
hampir sama dengan bahan yang lain, tetapi bahan jagung pada
umumnya kekurangan akan kandungan asam amino triptopan sehingga
parlu campur bahan yang lebih banyak mengandng asam amino
Teknologi Pakan Semester 3 16
tersebut .jagung dapat disimpan lama asalkan masih trdapat didalam
kulit jagung.sifat tahan lama akan berkurang apalagi menyimpanan
dalam bentuk tepung.
i. Cantel
cantel atau sorgum,warnanya bermacam- macam. Ada yang
merah ,putih , sebagian bahan ramuan pakan ikan,cantel harus
dijadikan tepung dengan kandungan sebagai berikut :
protein 13,0%
lemak 2,05%
karohidrat 47,85%
abu 12,6%
serat 13,5%
air 10,64% dengan nilai ubah 2-5
j. Bungkil kelapa
Bungkil kelapa merupakan ampas dari pembuatan minyak kelapa.
Sebagai bahan ramuan pakan ikan ,jumlah dapat mencapai 20% dari
seluruh campuran dimana sesbelumnya harus di jadikan tepung
sebagai berikut :
protein 17,09%
lemak 9,44%
karbohidrat 23,77%
abu 5,92%
serat kasar 30,4% dan
air 13,35%.
k. Biji Kapas
Biji kapas adalah ampas dari pembuatan minyak biji kapas. Kandungan
protein sebesar 19,4% dan lemak 19,5 lemak-nya termasuk bermutu
baik. Biji kapas mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun
yang meng akibat kan kerusakan pada hati atau pembengkakan aringan
tubuh.
l. Dedak
Dedak adalah nama lain dari dedak padi. Ada dua jenis dedak yaitu
dedak halus(katul) dan dedak kasar. Katul merupakan kulit ari beras
yang kita dapatkan dari proses, sedangkan dedak kasar merupakan
hancuran kulit padi. Dari kedua jenis bahan ini, katul adalah bahan yang
baik dipakai sebagai bahan baku pelet.
Teknologi Pakan Semester 3 17
Dalam menggunakan dedak halus, sebelmnya perlu dipilih yang telah
benar –benar bersih dari segala kotoran,misalnya hancuran sekam,
pasir, batu kapur, dan lain- lain selain itu dedak yang sudah tersimpan
lama (lebih dari 3 bulan), biasanya sudah bau tengik dan vitaminnya
sudah rusak.
Hal ini disebabkan karena katul mempunyai mutu dan kandungan
gizinya yang baik.(lihat tabel)
Protein 11,35%
Lemak 12,15%
Karbohidrat 28,62%
Serat kasar 24,446%
Air 8%
m. Tepung terigu
Tepung terigu berasal dari biji gandum. Tepung terigu merupakan suber
karbohidrat dan energi. Kebutuhan bahan ini tidak banyak. Bahan ini
juga dapat berperan sebagai pengikat (binder)
Kandungan gizi tepung terigu adalah sebagai berikut:
Protein 8,9%
Lemak 1,3%
Karbohidrat 77,3%
Kadar abu 0,06%
Air 13,25%
4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adlah bahan pelengkap yang ditujukan untuk
memperbaiki nilai gizi, menambah daya terik/atrakan serta memperbaiki daya
tahan pakan tersebut.jumlah bahan tambahan tidak banyak tetapi sangat
penting. Beberapa jenis bahan tambahan antara lain: vitamin, mineral, bahan
perekat atau bider, anti oksidan dan anti biotik.
a. Vitamin
Vitamin diperlukan dalam jumlah relatif sedikit, bahan inti diperlukan
untuk membantu perkembangan pertumbuhan, menambah nafsu
makan, keseimbangan tubuh dan daya tahan tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok vitamin yang larut
dalam air seperti :
B1 (tiamine),
B2 (riboflavine),
Teknologi Pakan Semester 3 18
B6 (asam patotenat),
B12 (cyano cobalamine) dan
vitamin C.
Kelompok yang kedua adalah vitamin yang larut dalam lemak antara
lain vitamin
A (retinol),
D (kolekalsiferol),
E (tokoferol) dan
K(menadion)
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin –vitamin tersebut dapat digunakan
premix yang banyak dijual di pasaran seperti aquamix, topmix, prizer
premix, rhodiamik 273 dan lain-lain.
Punggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan pakan ikan
cukup 1-2% saja, tetapi untuk pakan udang, jmblanya dapat sekitar 10-
15%, hal itu disebabkan udang sering moultig yang membutukan
banyak mineral.
b. Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh ikan/ udang
yang berfungsi dalam mempertahankan keseimbangan osmoregulasi
antara jaringan tubuh dan cairan media atau llingkungan. Mineral yang
diperlukan relatif besar dibanding mineral lainya yaitu calsium (Ca) dan
phospor (P). Kedua mineral ini diperlukan pada proses penulangan
(pembentukan tulang), gigi dan pergantian kulit.
c. Bahan perekat atau binder
Binder/ bahan perekat berfungsi sebagai pengikat komponen lainya
sehingga semua bahan menjadi satu menjadi campuran yang homogen
dan memiliki ketahanan pakan dalan air (water stability) yang baik.
Beberapa bahan yang berfungsi sebagai perekat antaralan adalah :
agar-agar, selatin, tepung kanji, tepung terigu, tepung sagu dan lain-
lain. Binder dapat juga digunakan CMC (binder sintentis). Bahan perekat
itu akan menjadi lebih penting untuk pakan udang, sebab pakan udang
harus mempunyai ketahanan yang tinggi untuk tidak cepat hancur
dalam air.
Walaupun agar-agar merupakan buhan perekat yang cukup baik, namun
yang lebih banyak digunakan adalah tepung kanji yang apabila
Teknologi Pakan Semester 3 19
dilarutkan dalam air panas akan menghasilkan larutan tental yang lekat.
Jumblah penggunaan bahan perekat ini dapat mencpai 10%.
d. Anti oksidan dan anti biotik
Anti oksidan adalah bahan anti tengik, yaitu bahan untuk menghindari
oksidasi lemak sehingga pakan yang dibuat akan tahan lama. Untuk
menghindari timbulnya efek negatif ini pada pakan dpat di tambahakan
bahan –bahan seperti fenol vitamin E, atau etoksikuin, BHA (butylated
hydroxyanisole) dan BHT (Butilated hydroxytoulene) dari penggunaan
bhan atau pengaruh lingkungan terhadap ikan.
Dosis penggunaan bahan ini adalah sebagai berikut:
Etoksikuin 150 ppm
BHT 200 ppm
BHA 200 ppm
e. Garam Dapur
Garam dapur (NaCI) seringkali degunakan sebagai bahan tambahan
ramuan pakan denga jumbla sekitar 2%. Selain berfungsi sebagai bahan
penyedap, garam dapur juga dapat untuk mencega terjadinya proses
pencucian zat-zat lainnya yang terdapat dalam ramuan makanan ikan
pada waktu tenggelam di dalam air.
Penyusunan
Formula/Ransum
Formula pakan ditentukan dengan persentase protein yang sesuai
dengan jenis hewan budidaya. Penyusunan persentase bahan baku yang tepat
dan seimbang akan diperoleh komposisi nutrisi pakan seperti kebutuhan kadar
protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, abu dan lain-lain yang tepat pula.
Teknologi Pakan Semester 3 20
BABV
Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan
zat gizi setiap jenis ikan maupun udang. Komposisi ini disebut formolasi pakan.
Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan
dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh hingga dapat memberikan
keuntungan.
Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan perhitungan nilai
kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama
pertumbuhan tubuh ikan.setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang
akan di buat langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk komponen zat gizi
lainya.
Terdapat berbagai cara atau metode untuk menyusun formulasi pakan,
tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan Metode Coba-
Coba, Metode empat persegi pearsons, Metode Persamaan Aljabar, dan
metode lembaran kerja (worksheet). Berikut ini diberikan beberapa contoh dari
menghitung\ menyusun formulasi pakan dengan cara\metode tersebut.
contoh-contoh ini dapat diperluas sendiri tergantung keinginan atau
ketersedian bahan baku.
1. Metode Coba-Coba
Contoh : formulasi dengan dua bahan baku
Bagaimana cara menyusun formulasi pakan untuk ikan lele yang
kadar proteinnya sekitar 30% dengan bahan baku yang terdiri dari
tepung ikan,tepung anak ayam dan dedak halus.
Dari refesi diketahui bahwa nilai protein untuk masing-masing bahan
adalah 60% untuk tepung ikan, 80 untuk tepung anak ayam 5% untuk
dedak halus.
1) Mula mula dibuat ramuan coba coba diatas kertas. Misalnya ramuan
tersebut terdii dari 33 bagian tepung ikan , 2bagian tepung anak
ayam , dan 65 dedak halus.
2) Kemudian hitung kadar protein dari masing masing bagian itu
sebagai berikut:
Kadar protein dari 33 bagian tepung ikan =20*60/100%=12%
Kadar protein dari 2 bagian tepung anak ayam=10*80/100%=8%
Kadar protein dari 65 bagian dedak halus=70*15/100%=10,5%
3) Jika dijumlahkan kontribusi protein dari masing masing bahan akan
di hasilkan nilai 30,5 yang berarti sudah mendekati nilai yang
direncanakan yaitu 30%
Teknologi Pakan Semester 3 21
2. Formulasi dengan dua bahan baku
Bagian cara menyusun formulasi pakan untuk nila dengan
bahan baku tepung ikan Petek dan dedak. pakan itu
diharapkan mengandung protein 30% atau terdapat 30 gr
protein pada setiap 100 g formulasi pakan.
Penyelesean dengan metode empat persedi pearson,s
1) Carilah berbagai refensi yang berkaitan dengan kandungan protein
dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung
ikan dan dedak dari refensi dapat di ketahui bahwa kandungan
protein tepung ikan Petek adalah 60% dan dedak 9,6%
2) Gambarlah sebuah bujur sangkar dan letakan nilai kandungan
protein yang diinginkan tepat di tengah tengah garis diagonal bujur
sangkar tersebut.
3) Pada sisi kiri bujur sangkar cantumkan 2 jenis bahan baku yang
tersedia berikut nilai kandungan protein.pada sisi kiri atas adalah
bahan baku yang memiliki nilai kandungan protein lebih tinggi (yaitu
tepung ikan) sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang memiliki
nilai kandungan protein lebih rendah (yaitu dedak)
4) lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan untuk setiap
kandungan protein bahan baku antara nilai yang lebih besar dengan
nilai kandungan protein yang diinginkan (yang ada ditengah tengah
garis diagonal).hasilnya merupakan bagian dari masing masing
komponen bahan baku pakan tersebut (lihat gambar)
Teknologi Pakan Semester 3 22
30 %
30 %
Tepung Ikan (60%)
Dedak (9,6 %)
Bagian Tepung Ikan (30 -- 9,6 =
5) Lakukan penjumlahan masing masing komponen bahan baku
tersebut, yaitu 20,4 + 30, 0 = 50,4
6) Nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut :
- jumlah bahan baku tepung ikan Petek yang di perlukan adalah
20,4/50,4*100 g=40,48g atau 40,48%
- jumlah bahan baku dedak yang diperlukan adalah;
30,0/50,4*100%=59,52g atau 59,52%
Catatan ;
Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein sebesar 30% g atau 30 g protein setiap 100 g formulasi pakan dari bahan baku tepung ikan Petek sebesar 40,48 g dan dedak 59,52 adalah sebagai berikut;
1) jumlah protein dari tepung ikan Petek adalah 40,48 g x 60% = 24,292) jumlah protein dari dedak adalah 59,52 g x 9,6% = 5,71 g3) total jumlah protein per 100 g formulasi pakan adalah 24,29 g + 5,71 g = 30,0 g
3. Lihatlah/carilah berbagai refensi yang berkaitan dengan kandungan protein
dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan , yaitu tepung ikan
Petek dan dedak dari refensi dapat di ketahui bahwa kandungan protein
tepung ikan Petek adalah 60% dan dedak 9,6 %
4. jadikan faryabel untuk masing masing bahan baku yang akan di gunakan
yaitu ;
x = jumlah berat(gram)tepung tepung ikan per 100 gram formulasi pakan
y = jumlah berat(gram)dedak per 100 gram formulasi pakan
5. berdasarkan dua varyabel tersebut diperoleh persamaan 1
X + Y = 100 …………………………………………… (persamaan 1)
6. berdasarkan nilai kandungan protein setiap bahan baku dan nilai protein
yang diinginkan diperoleh persamaan 2
0,6 X + 0,096Y = 30 ……………………………………………
(persamaan 2)
0.6 adalah nilai 60% (60/100) dari kandungan protein tepung ikan petek
0.096 adalah nilai (9.6/100) dari kandungan protein dedak
Teknologi Pakan Semester 3 23
30 %
Tepung Ikan (60%)
Dedak (9,6 %)Bagian Dedak(60 – 30 = 30.0)
30 adalah jumlah protein yang diinginkan untuks etiap 100 gr formulasi
pakan.
7. Untuk mendapatkan nilai salah satu varyabel ,dibuat persamaan 3 dengan
dasar persamaan 1
0,6 X + 0,6Y = 60 …………………………………………… (persamaan
3)
(masing masing dikalikan 0,6 sehingga akan ada 2 persamaan
mengandung nilai varyabel yang sama yaitu 0,6 X)
Lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan
persamaan 2 sehingga dapat diperoleh nilai Y yaitu jumlah gram dedak
untuk setiap 100 gr formulasi pakan.
0,6 X + 0,6 Y = 60 …………………………………………… (persamaan 3)0,6 X + 0,096 Y = 30 …………………………………………… (persamaan 2)---------------------------------
0.504 Y = 30Y = 30 / 0.504Y = 59.52
8. Masukan niali Y yang diperoleh dalam persamaan 1 sehingga dapat
diperoleh nilai X yaitu jumlah gram tepung ikan petek untuk setiap 100 gr
formulasi pakan.
X + 59.52 X = 100X = 100 -- 59.52Y = 40.48
Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk menyusun formulasi pakan
yang mengandung protein 30 % untuk setiap 100 gr formulasi pakan
diperlukan bahan dari dedak ( Y ) sebanayak 59.52 gr dan tepung ikan
( X ) sebanyak 40.48
3. Metode Square / metode bujur sangkar
Metode ini digunakan untuk menetapkan jumlah persentase dari masing-masing
bahan baku sehingga diperoleh tingkat protein pakan yang diinginkan. Sebagai dasar
perhitungan adalah sebagai berikut:
a. tetapkan nilai presentase kandungan protein pakan yang diinginkan
b. tetapkan dan gabungkan bahan baku pakan yang mengandung kadar
protein > 20%
Teknologi Pakan Semester 3 24
c. tetapkan dan gabungkan bahan baku pakan yang mengandung kadar
protein < 20%
cara perhitungan:
- kandungan protein pakan yang akan dibuat adalah 35%
- tepung ikan kandungan proteinnya 50%
- tepung kedele kandungan proteinnya 40%
- katul kadar proteinnya 10%
langkah 1:
protein bahan baku > 20%
T.ikan + T.kedele = 50% + 40% = 90%
Rata-rata = 90% / 2 = 45%
Protein bahan baku < 20%
Katul = 10%
-T.ikan+T.kedele = 25/35 x 100% = 71,42%
Tepung ikan=1/2x71,42%=35,71% Tepung
kedele=1/2x71,42%=35,71%
-Katul = 10/35 x 100% = 28,58%
maka susunan formula pakan adalah sebagai berikut:
- Tepung ikan = 35,71%
- Tepung kedele = 35,71%
- Katul = 28,58%
jika akan dibuat pakan sebanyak 100kg,maka kebutuhan bahan bakunya
adalah sebagai berikut:
- Tepung ikan = 35,71% x 100kg = 35,71kg
- Tepung kedele = 35,71% x 100kg = 35,71kg
- Katul = 28,58% x 100kg = 28,58kg
4. Metode Persamaan
Metode persamaan pada dasarnya hampir sama dengan metode squart,
untuk dasar perhitungan hampir sama yaitu penggolongan bahan baku
dengan kandungan protein>20% dan bahan baku<20% kandungan
proteinnya.
Teknologi Pakan Semester 3 25
35 %
45
10
25
10
35
Dalam pengerjaan perhitungan menggunakan rumus persamaan linear
yaitu
X+Y =0.
Cara perhitungan:
X + Y = 100 x 0.450.45 X + 0,10 Y = 35 x 1
0,45 X + 0,45 Y = 450,45 X + 0,10Y = 35 0,35Y = 10 Y = 28,58% (katul)
X + Y = 100
X + 28,58 = 100 X = 71,42 %
X1 = 35,71% (T.ikan)
X2 = 35,71% (T.kedele)
Teknologi Pakan Semester 3 26
BABVI
Peralatan Mesin Pembuat Pelet
Setelah melakukan penyusunan formula pakan, maka tahap selanjutnya
kita mempersiapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk proses pembuatan
palet. Beberapa jenis alat yang digunakan antara lain : penggiling/penepung,
ayakan tepung, penimbang/penakar , pengaduk atau mixer ,pencetak palet ,
pengering atau oven
Beberapa macam alat yang diperlukan untuk membuat makanan skala
kecil. Untuk mencukupi kebutuhan sendiri antara lain adalah alat penggiling
dan pengayak, alat penimbah dan penakar, alat pengaduk dan pencampur,
alat pemasak, alat pengering dan alat penyimpan. Tapi apabila pakan
tersebut dibuat dalam skala besar tentu saja semua peralatan tersebut
dijankan dengan mesin.
1. Penggiling/ penepung
Alat penggiling berfungsi sebagai penghalus bahan baku pakan. Ada
berbagai macam alat penggiling, dari yang
sederhana (tenaga manusia) sampai yang
(modern)
Menggunakan mesin atau motoran. Contoh alat
penggiling antara lain yaitu alat penggiling
jagung, kopi dan daging. Alat penggiling jagung
dapat digunakan untuk menghaluskan bahan
baku yang kasar menjadi tepung. Alat penggiling
kopi dapat di pakai untuk menghancurkan palet
menjadi bentuk remah,sedangkan alat penggiling
daging dapat digunakan untuk menggilingikan, daging atau mencetak
palet.
Alat penggiling moderen biasaanya dapat dipakai untuk membuat
bahan bakukasar menjadi tepung, tergantung dari
jenis saringan yang di gunakan. Alat ini dilengkapi
dengan mesin penggerak berkekuatan 1\2 pk
(dongpeng) ada juga yang dilengkapi dengan
Teknologi Pakan Semester 3 27
motoran/dinamo dengan kekuatan sedang. Halus dan kasarnya tepung
yang dihasilkan sangat tergantung dari jenis saringan yang digunakan
mesin tersebut. Alat penggilingan lain yang dapat digunakan yaitu
mortar dari bahan porslin. Alat ini digunakan untuk menghancurkan
bahan-bahan dalam jumlah sedikit seperti vitamin dan mineral.
2. Ayakan tepung
Alat ini berguna untuk mengayak bahan-bahan berupa tepung. Untuk
mendapat butiran tepung yang berbeda-beda ukurannya,kita perlu
mempunyai beberapa alat pengayak dengan ukuran mata ayakan yang
berbeda-beda. Ukuran mata ayakan berkisar antara 30-40 mikron,tetapi
minimal ayakanyang harus dimiliki adalah ayakan kopi sehingga bahan
bakudapat dipisahkan bahan yang halus dan kasar.
3. Penimbang/penakar
Alat penimbangdigunakan untuk mengetahui
jumlahtiap-tiap bagian dalam satu
ramuan/ransum. Alat penimbang dibagidalam
dua kategori yaitu alat penimbang kasar dan
penimbang halus.
Alat penimbang halus (satorius) digunakan
untuk menimbang bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam jumlahsedikit misalnya
mineraldan vitamin,yang lain dalam jumlah
besar. Timbang kasar dapat berupa
timbangan kue, atau timbangan duduk.
Untuk menakar bahan-bahan yang berupa cairan diperlukan beberapa
alat-alat penakar seperti pipet, jarum suntik untuk ukuran beberapa
milliliter atau gelas ukuruntuk mengukur bahan yang lebih banyak.
Dilapangan dapat juga menggunakan gayung untuk penakar.
4. Pengaduk atau mixer
Alat pengaduk atau mixer berfungsi untuk mencampur bahan-bahan
menjadi adonan yang diinginkan dan tercampur rata.Alat ini dapat
digerakan dengan tenaga listrik contohnya
pengaduk kue /mixer dan alat bpembuat es
juice atau blender. Alat lain yang bersifat
manual adalah alat mengopyok telur berupa
kawat spiral (seperti per) Bertangkai.
Teknologi Pakan Semester 3 28
Mixer modern biasanya dilengkapi dengan mesin penggerak atau
motoran /dinamo. Besar kecilnya ukuran mixer
sangat tergantung dari kebutuhan jumlah bahan
baku pakan yang akan dibuat . semakin banyak
pelet yang akan diproduksi maka mixernya akan
semakin besar pula.
5. Alat pemasak
Alat pemasak, dapat digunakan tungku, baik yang bahan bakar kayu,
arang, serbuk gergaji ataupun sekam. Selain itu dapat digunakan
kompor, baik kompor minyak, kompor gas ataupun kompor listrik.
Apabila yang dimasak sedikit dapat digunakan alat penangas lampu
spirtus.
Sebagai pelengkap alat pemasak diperlukan juga dandang, periuk,
panci, baskom, rantang dan lain-lain. Juga diperlukan berbagai macam
wadah seperti Ember, gentong, drum, jerigen, baki dan lain-lain.
6. Pencetakan pelet
Alat pencetak pelet berfungsi untuk mencetak adonan/ pasta menjadi
bentuk pellet. Alat yang paling sederhana
dapat menggunakan alat penggiling
daging, sedangkan yang menggunakan
modern berupa mesin pencetak pellet atau
CPM pellet mill.
Pada cpm paletmill pada bagian depan
dilengkapi dengan alat pemotong sehingga
ukuran panjang pendek pellet dapat
diatur,sedangkan diameterpellet
ditentukan oleh besarnya diameter mesin pencetak.
Alat pencetak pelletsederhana yang berupa penggiling daging , pelet
yang di hasilkanseperti mie yaitu
panjang- panjang, l , hasil cetakan
ini langsung di keringkan baru kemudian
di poting- potong sesuai kebutuhan .
ukuran pemotongan ini tidak
seragam karena dilakukan secara manual.
Jika proses pemotongan dilakukan
pada saat masih basah hasilnya tidak
Teknologi Pakan Semester 3 29
baik CMP pellet mill dapat di lengkapi dengan mesin penggerak berupa
mesi diesel atau motoran listrik / dinamo
7. Pengeringan atau oven
Alat pengeringan berfungsi untuk mengeringkan bahan baku pakan atau
pellet yang sudah jadi . pada umumnya proses pengeringan dilakukan
dengan bantuan sinar matahari, sehingga yang dibutuhkan hanya alat-
alat penjemur seperti tampah ,pan ,kepang dan lain-lain.
Untuk berjaga-jaga apabila hari mendung
kita butuh alat pengering buatan .
beberapa jenis alat pengeringbuatan dapat
berupa kotak pengering, lemari
pengeringan dan oven . sumber panasnya
dapat berasal dari api tungku,api kompor ,
batu bara maupun listrik .
Alat pengeringanmodern biasanya dilengkapi
dengantermoststat yaitu berfungsi untuk
memantau naik turunnya suhu ruangan oven .
pada bagian atas biasanya dilengkapi dengan exos van yang berfungsi
mengurangi tingkat panas ruangan oven.
Exos van dapat berfungsi otomatis bilamana suhu ruangan yang
ditentukan sudah melalui nilai yang ditentukan
8. Alat Pengemas/ Penyimpan
Untuk menyimpan makanan basah, seperti bentuk larutan dan roti
kukus, diperlukan ruangan dingin yaitu lemari es (freezer atau
refrigerator). Dalam tempat dingin tersebut pakan basah dapat
disimpan sampai 2-3 hari.
Untuk menyimpan makanan kering, dapat digunakan sebuah stoples
(bila umlahnya sedikit). Apabila jumlahnya agak banyak dapat
digunakan drum plastik yang tertutup. Sedangkan apabila jumlahnya
cukup banyak, dapat disimpan dalam karung plastik yang ditimbun
dalam gudang.
Teknologi Pakan Semester 3 30
Pembuatan Pakan
Ikan
1. Tepung Ikan
Tepung ikan adalah bahan baku yang sangat baik untuk penyusun pakan
buatan / pellet yang berperan sebagai sumber protein. Tepung ini dapat diolah
sari berbagai jenis ikan terutama jenis – jenis ikan yang mengandung kadar
lemak rendah.
Cara pembuatan tepung ikan sangat sederhana yaitu:
a. Persiapan
Langkah pertama ikan yang akan dibuat tepung dicuci bersih dengan
air, kemudian disortir sesuai ukuran. Untuk ikan- ikan yang besar
sebaiknya dipotong- potong menjadi potongan yang lebih kecil sehingga
akan mempermudah dan mempercepat proses pemasakan
b. Pemasakan
Setelah ikan dicuci bersih kemudian dilakukan proses selanjutnya yaitu
pemasakan. Proses ini dilakukan dengan menggunakan drum atau tong
perebusan dengan kapasitas 50- 70kg. Pemasakan bertujuan agar
protein yang terkandung dalam daging ikan akan terkoagulasi dan
minyak ikan akan mudah keluar. Proses pemasakan dilakukan selama
kurang lebih 30 menit atau sampai masak dengan menggunakan
minyak tanah, kayu bakar atau batubara.
c. Pengepresan
Teknologi Pakan Semester 3 31
BABVII
Jika ikan sudah masak, tahap selanjutnya adalah pengepresan. Tujuan
dari pengepresan adalah untuk menurunkan kadar air dan minyak pada
daging ikan. Alat yang digunakan biasa menggunakan dongkrak mobil
atau alat hidrolik lainnya.Proses pengepresan dilakukan pada saat
daging ikan masih panas, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
proses pengeluaran air dan minyak. Proses ini biasanya memakan
waktu sekitar 10 menit.
d. Pengeringan
Setelah proses pengepresan selesai, ikan
kemudian dilakukan pengeringan. Proses
ini dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan sinar matahari
atau dioven. Diharapkan kadar air yang
tersisa pada daging ikan berkisar 10%.
Proses pengeringan harus dilakukan
dengan sempurna, hal ini disebabkan ikan yang masih basah akan
mudah terserang jamur dan rusak. Disamping itu akan mempersulit
dalam proses selanjutnya yaitu tahap penepungan.
e. Penepungan
Penepungan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
sederhana seperti penumbuk padi, penggiling
kopi atau alat modern seperti grinder yang
digerakan dengan menggunakan tenaga listrik
atau mesin. Setelah jadi tepung proses
selanjutnya adalah pengayakan dan kemudian
disimpan dalam karung / wadah yang kering
dan disimpan. Hasil tepung yang masih kasar
dapat dilakukan proses penepungan ulang
sehingga didapatkan tepung ikan yang halus.
2. Suspensi
Pakan suspensi digunakan juga untuk pakan burayak ikan. Bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat jenis pakan ini adalah 20gr kedele, 1
butir telur itik. Pakan jenis ini tidak tahan lama dan hanya bisa dipakai sekali,
jadi dalam pembuatannya disarankan sesuai kebutuhan atau sehari sekali.
Cara pembuatan jenis pakan suspensi adalah sebagai berikut:
Teknologi Pakan Semester 3 32
a. Ambil 20gr kedele, kemudian direbus ( menghilangkan zat penghambat
protein )
b. Setelah masak kedele digerus sampai lumat sambil diberi air sedikit
demi sedikit
c. Hasil gerusan disaring dengan kain mori halus
d. Sementara itu telur itik direbus sampai masak
e. Ambil kuning telurnya dan digerus sampai lumat
f. Saring gerusan kuning telur dengan kain morihalus
g. Campurkan antara hasil saringan larutan kedele dengan saringan
kuning telur dan aduk dengan rata
h. Pakan siap untuk diberikan pada ikan
Pakan bentuk suspensi dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :
a. Siapkan 20 g kedelai dan satu butir telur itik.
b. Rebus kedelai untuk menghilangkan zat penghambat pertumbuhan
c. Gerus sampai lumat sambil diberi air sedikit demi sedikit, kemudian
disaring dengan kain mori halus.
d. Rebus telur itik dan ambil kuningtelurnya dan lakukan seperti langkah
(c)
e. Campur larutan ari kedelai dan larutan sari kuning telur.
f. Suspensi siap diberikan pada burayak dan sebaiknya dibuat adonan
baru untuk setiap sehari sekali.
3. Emulsi
Pakan bentuk emulsi digunakan untuk makanan burayak ikan
berumur 3-30 hari. Pakan ini berbetuk seperti lem atau cairan kental. Bahan
yang digunakan adalah telur itik terutama kuning telurnya, tepung kedele,
tepung sagu/ tapioka, air dan vitamin. Pakan emulsi dapat dimanfaatkan
dalam satu kali pemberian pakan dan mampu bertahan sampai dengan 10
jam, sehingga dalam pembuatannya disarankan sesuai kebutuhan.
Cara pembuatannya yaitu:
a. Ambil sebutir telur itik, kemudian direbus sampai matang
b. Kemudian dikupas dan diambil kuning telurnya saja
c. Larutkan kuning telur tersebut dalam air 200ml
d. Sambil diaduk tambahkan 40gr tepung kedele halus
e. Tambahkan tepung sagu / tapioka 5gr dan multi vitamin 1gr
f. Setelah larutan tercampur rata, kemudian dipanaskan sambil diaduk
aduk sampai menjadi cairan yang kental seperti lem
Teknologi Pakan Semester 3 33
g. Larutan didinginkan dan siap diberikan untuk pakan ikan
Pakan bentuk emulsi dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :
a. Ambil sebutir telur itik dan rebus sampai masak
b. Larutan kuning telur dalam 200 ml air.
c. Sambil aduk tambahkan 40 g tepung krdelai halus, 5g sagu dan
1g vitamin.
d. Panaskan larutan sambil tetao diaduk.
e. Setelah jadi cairan kental seperti lem encer, angkat lalu
dinginkan.
f. Bila emulasi tidak habis sekali, dapat disimpan maksimal 10 jam.
4. Roti Kukus
Pakan roti kukus dapat diberikan pada burayak ikan maupun ikan kecil.
Pakan ini terbuat dari telur itik, tepung ikan, tepung terigu, susu, vitamin,
bahan antibiotik dan bahan pelengkap ( vermifan/ ragi )
Cara membuat roti kukus adalah sebagai berikut:
a. Ambil telur itik secukupnya ( 2- 3 butir ), kemudian dikocok sampai
mengembang ( berbuih )
b. Campurkan tepung ikan, terigu dan tepung susu secara bergantian
sehingga tercampur rata menjadi adonan
c. Tambahkan air sedikit demi sedikit, supaya mengembang, tambahkan
vemipan secukupnya
d. Kukus adonan selama 30 menit atau sampai masak
e. Dinginkan roti kukus yang telah masak
f. Buatlah larutan terdiri dari vitamin B dan C, vitamin AD pleks, dan
antibiotik ( tetracycline ) campurkan sampai rata
g. Potonglah kecil- kecil roti kukus yang telah dingin dan oleskan pada
larutan vitamin dan berikan pada ikan
h. Jika akan diberikan pada burayak ikan makan cuilan/ potongan roti
kukus disaring terlebih dahulu dengan kain mori halus
Pakan bentuk Roti Kukus dapat juga dibuat dengan langkah-langkah berikut :
a. Kocok satu butir telur itik sampai mengembang.
b. Tambahkan sedikit demi sedikit tepung ikan, tepung terigu dan
tepung susu sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit..
Teknologi Pakan Semester 3 34
c. Setelah adonan tercampur, kukus sampai masak selama 30
menit.
d. Angkat dan dinginkan dengan kipas angin.
e. Campurkan Vitamin (A,B komplek,D) dan Tetrasiklin.
f. Roti kukus yang sudah dingin diambil sedikit demi sedikit
membentuk gumpalan, lalu dioleskan pada campuran vitamin dan
antibiotik sambil diremas-remas.
g. Pakan ini dapat disimpan dalam lemari es selama 3 hari. Sebelum
diberikan, roti kukus tersebut dijadikan larutan suspensi terlebih dahulu
dengan cara melarutkannya dalam air melalui kain saringan halus
5. Bentuk Lembaran
Cara pembuatan pakan ikan bentuk lembaran dapat dilakukan dengan
langkah-lankah sebagai berikut :
Kocok kuning telur sampai lumat sambil ditambahkan air sebanyak
100 ml
Tambahkan tepung terigu 20 g, aduk sampai rata.
Panaskan adonan sambil diaduk terus sampai menjadi emulasi.
Selagi panas, emulasi dioleskan setipis mungkin diatas lempengan
alumunium
Panggang diatas api sampai mengering.
Bila sudah kering, lembaran tersebut akan mengelupas dengan
sendirinya.
Kumpulkan dan pecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil.
6. Pellet
Pada pembuatan pellet / pakan ikan perlu diperhatikan beberapa Langah
proses atau tahapan penting yaitu: penimbangan, pencampuran, pencetakan,
Pengeringan dan pengemasan
a. Penimbangan
langkah pertama dalam pembuatan pelet adalah menimbang
kebutuhan bahan baku pakan yang akan di gunakan sesuai dengan
formula ransum yang telah ditentukan. Gunakanlah alat timbang yang
sesuai dengan jumlah bahan baku. Pisahkan bahan baku yang berupa
pasta, atau gumpalan daging, ikan atau ampas hati ikan. Bahan baku
yang berupa tepung kering digolongkan menjadi dua golongan yaitu
golongan dalam jumlah banyak(dedek, tepung ikan, tepung kedele dll )
serta golongan yang berjumlah sedikit (vitamin dan mineral ).
Teknologi Pakan Semester 3 35
Catatan :
untuk vitamin dan mineral yang berupa tablet harus dihaluskan terlebih
dahulu dengan mortar.
b. Pencampuran
Setelah semua bahan baku telah ditimbang, dilanjutkan dengan proses
pencampuran. Pada proses ini dilakukan dimulai dari bahan-bahan
yang palaing sejumlahnya yaitu vitamin dan mineral, kemudian secara
berangsur-angsur ditambahkan bahan-bahan
lainnya yang dalam jumlah banyak. Bahan
baku dalam jumlah terbanyak dicampur paling
terakhir hal ini dimaksudkan agar bahan baku
tercampur dengan merata.
Jika ada bahan baku berbentuk pasta maka
pencampuran dilakukan pada bagian akhir
proses pencampuran. Cara pencampuran
dilakukan dengan teknik meremas-remas
berulang-ulang sampai akhirnya hanya sedikiy
saja bagian yang masih berbentuk gumpalan.
Bahan perekat atau binder dapat di campur langsung dengan bahan lain
pada kondisi kering atau dapat juga di sendirikan. Bila di sendirikan
bahan perekat di seduh terlebih dahulu dengan air panas sehingga
menjadi adonan kental seperti lem encer, setelah itu baru di campurkan
dengan bahan-bahan lain.
Pencampuran bahan perekat dilakukan paling ahir, tekniknya dengan
meremas-remas berulang-ulang sampai tercampur rata. Jika adonan
masih kurang basah dapat ditambah dapat ditambahkan air
secukupnya. Adonan di anggap lumat jika dapat di kepal- kepal menjadi
bulatan dan tidak mudah ambyar atau pecah.Apabila bahan perekat
dicampur langsung pada saat bahan masih kering,maka dalam
pembuatan adonan dilakukan dengan menambah air panas sedikit demi
sedikit sambil di campur atau di remas-remas
sampai rata.
c. Pencetakan
Bahan baku pakan yang telah menjadi
adonan,kemudian di masukan kedalam alat
atau mesun pencetak pelet.Besar kecilnya
Teknologi Pakan Semester 3 36
pellet sangat tergantung dari diameter lubang pencetakan.Pencetakan
pelet menggunakan alat pencetak manual biasanya hasil cetakan masih
berupa batangan panjang-panjang sehingga perlu dilakukan
pemotongan baru kemudian di jemur atau di keringkan.Sedangkan pada
pencetakan menggunakan alat yang moderen, hasil cetakan sudah
berupa potongan-potongan pelet dengan ukuran tertentu sesuai dengan
ukuran yang di inginkan.Hal ini disebabkan pada mesin tersebut sudah
dilengkapi alat pemotong pelet,kita tinggal mengatur panjang pendek
pakan yang di inginkan.
d. Pengeringan
Setalah pelet jadi maka di lakukan proses selanjutnya yaitu proses
pengeringan. Proses ini dapat dilakukan
dengan bantuan sinarmatahari melalui
penjemuran. Dalam proses penjemuran yang
perlu di perhatikan adalah harus dilakukan
pembolak-balikan pelet agar keringnya
merata dan sempurna. Penjemuran di anggap
cukup kalau pelet terasa keras, kemrisik dan
getas (mudah patah). Kandungan air yang
baik pada pelet adalah 10-12 persen.
Pengeringan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan oven, hal ini untuk menanggulangi kurangnya intensitas
sinar matahari atau kondisi cuaca mendung terus-menerus.
Pengeringan dihentikan jika pellet sudah kering benar.
e. Pengemasan
Pengemasan dilakukan setelah semua pakan telah kering. Pengemasan
dilakukan untuk menghindari pakan dari kerusakan dan dapat
dimanfaatkan dalam waktu yang lama. Syarat-syarat wadah
pengemasan adalah : Kering, kedap air, tembus air, kuat.
Akibat pengemasan pelet yang tidak baik dapat menyebabkan :
Pakan terserang jamur dan bakteri
Pakan rusak atau bau tengik akibat dekomposisi lemak dan protein
Pakan rusak oleh serangga atau tikus akibat wadah pakan mudah
robek.
6. Bentuk Remah/Crumble
Teknologi Pakan Semester 3 37
Untuk mendapatkan kedua bentuk tersebut, pellet yang sudah kering
digiling lagi Dengan alat penggiling kopi. Besar kecilnya ukuran butir
yang didapatkan tergantung pada kendor kencangnya Setelah gigi-gigi
penggilas. Semakin kendor setelannya, makin besar ukuran
butirannya.
Gunakan ayakan untuk memisahkan tepung yang sudah halus dan
remah. Untuk benih umur 20-40 hari gunakan mata saringan 40-75
mikron sampai 75-105 mikron. Sedangkan untuk benih yang sudah
berumur 40-80 hari, dapat digunakan mata saringan 105 mikron ke
atas.
Pengujian Mutu Pakan
1. Fisika
Pakan yang berkualitas harus mempunyai mutu yang baik. Untuk mengetahui
mutu pelet atau pakan buatan\pelet secara fisik dapat dilakukan uji seperti :
kehalusan bahan baku,
kekerasan,
daya tahan dalam air\water stability dan
daya apung .
Kehalusan bahan baku dapat di uji dengan jalan menggiling, hasil
gilingan di amati. Berdasarkan besar kecilnya butiran dapat di bedakan
kualitas bahan bahan baku yaitu dengan kriteria sangat halus, halus, kasar
Teknologi Pakan Semester 3 38
BABVIII
dan sangat kasar. Dari data tersebut kemudian dilakukan perhitungan
prosentase masing-masing golongan tersebut. Semakin banyak prosentase
butiran yang halus maka semakin baik mutu pakan tersebut .
Hal ini berimplikasi bahwa semakin halus bahan baku maka produk pellet yang
dihasilkan akan semakin kompak/padat, tercampur rata dan tidak mudah
pecah.
Pengujian kekerasan pelet di lakukan dengan cara memberi beban pada
pelet yang bersangkutan. Pemberian beban dilakukan bermacam-macam
pemberat sehingga pelet tidak akan mampu menahan dan hancur. Pelet yang
baik tidak akan mudah hancur atau mempunyai kekerasan tinggi.
Water stability atau daya tahan dalam air dapat dilakukan dengan jalan
merendam pakan dalam air dingin. Waktu yang di perlukan sampai pelet
hancur\ambyar merupakan daya tahan pelet dalam air . Tujuan pengujian ini
adalah untuk mengetahui atau mengurangi tingkat degradasi pakan atau
pencucian kandungan nutrien pakan (Leaching Out). Semakin lama hancur
maka pelet semakin baik, kisaran waktu 30 menit sampai 2 jam . Khusus
pakan udang harus mempunyai water stability yang ideal sekitar 24 jam .
Cara pengujian dapat silakukan dengan langkah-langkas sebagai berikut :
Sampel direndam dalam air
Catat waktu yg dibutuhkan sampai pakan hancur
Waktu yg dicapai daya tahan / water stability
Semakin lama semakin baik
Pengujian daya apung pelet dilakukan dengan cara menjatuhkan pelet
yang bersangkutan ke dalam air ( aquarium atau bejana ) dengan kedalaman
20 cm . Waktu yang diperlukan pelet untuk menyentuh permukan air sampai
tenggelam di dasar aquarium adalah daya apung pakan tersebut . Daya
apung pakan yang baik 5 menit, tetapi khusus pakan udang daya apung
mendekati 0 ( Nol ) atau cepat tenggelam .
2. Kimia
Pengujian secara kimia dimaksudkan untuk mmengetahui kandungan zat
gizi pada pakan . Pengujian ini terkenal dengan istilah analisa\uji proximat .
Kandungan gizi yang di amati antara lain adalah kadar protein, leamk,
karbohidrat, abu, serat kasar dan kadar air .
Analisa proximat dilakukan di laboratorium kimia. Pengujian kadar
protein dapat dilakukan dengan kjedhal, sedangkan kadar lemak dapat
dilakukan dengan menggunakan soklet. Kadar protein, lemak, karbohidrat dan
Teknologi Pakan Semester 3 39
pada sangat pelet tergantung dari jenis ikan yang akan di beri pakan . Kadar
lemak dalam pakan tidak lebih 8-10 persen, sedangkan karbohidrat < 12
persen .
a. Kadar Air
Pada prinsipnya pakan ikan/udang harus kering. Analisa kadar air
dilakukan dengan cara mengoven atau mengeringkan pelet pada suhu
105 OC selama 5 jam . Pengujian kadar air ini penting karena untuk
menghindari adanya serangan jamur atau kerusakan pada pakan . Pelet
yang mengandung air tinggi akan mudah terserang jamur dan busuk
atau rusak . Alat –alat yang digunakan untuk analisa kadar air antara
lain : Oven vacum, Blender/penghancur, Cawan porselin, Alat penjepit ,
Desikator dan Timbangan analitik dg ketelitian 0,1 mg.
Prosedur analisa kadar air dilakukan dengan langkah-langkah
sebagaiberikut :
Ambil sampel kira-kira 2 gr
Masukan sampel pada cawan porselin
Timbang sampel + cawan x gram
Masukan cawan + sampel ke oven vacum 100 oC selama 5 jam s/p
berat konstan
Dinginkan cawan ke desikator Timbang y gram
Perhitungan :
Berat Awal (x) – B. Akhir (y)
Kadar Air (KA) = X 100 %
Berat Awal (x)
b. Kadar Abu
Kadar abu dalam pakan sangat penting untuk diperhatikan, jika kadar
abu tinggi maka kualitas pakan tidak baik karena akan terbuang
tertiup angin. Kadar abu yang disarankan tidak lebih dari 5%.
Pengukuran kadar abu dilakukan dengan cara mengeringkan dan
mengabukan pellet pada tanur/tungku perabuan (Furnace).
Pengukuran ini pada prinsipnya mengukur selisih antara bobot awal
dan bobot akhir setelah dilakukan pengabuan pads tungku abu pada
suhu 650 oC selama 1 jam.
Alat yang digunakan untuk pengukuran kadar abu antara lain :
Cawan porselin
Tungku Perabuan (Muffle furnance)
Teknologi Pakan Semester 3 40
Timbangan analitik
Desikator
Penjepit
Prosedur pengukuran kadar abu dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Cawan porselin dimasukan ke tungku perabuan dg suhu 200 oC
selama 30 menit
Dinginkan cawan ke desikator sampai beratnya konstan
Timbang berat cawan (x) gram
Ambil sampel contoh (y) gram
Masukan cawan+ sample ke tungku perabuan dengan suhu 650 oC
selama 1 jam
Turunkan suhu tungku sampai 200 oC selma 30 menit
Dinginkan pada desikator dan timbnang beratnya (z) gram
Perhitungan :
( x + y) – ( z )
KADAR ABU = X 100 %
( x + y )
b. Kadar Protein
Pengujian kadar protein pada pakan pada prinsipnya menghitung
kadar total nitrogen pada suatu pakan/sample. Metode yang
digunakan adalah Metode KJedahl (Tabung Kjedahl)
Alat dan bahan yang digunakan antara lain :
Labu Kjedahl 800 ml
Unit pencerna Kjedahl dan destilasi
Alat pelumat/penghancur
Asam sulfat (H2SO4) non nitrogen
Kupri sulfat (CuSO4) non Nitrogen
Natrium Sulfat (Na2SO4)
Natrium Hidroksida (NaOH)
Teknologi Pakan Semester 3 41
3. Biologi
Pengujian secara biologi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
efek pertumbuhan pada ikan yang telah di beri pakan tersebut . Masa
pemeliharaan atau pemantauan berkisar 1-2 bulan. Setiap minggu dilakuknan
pencatatan hasil pengukuran yang meliputi, perkembangan stadia, panjang
tubuh dan berat tubuh. Dari data-data tersebut akan ditarik kesimpulan
mengenai kualitas pakan tersebut/pakan uji . Disamping itu dapat pula
diketahui mengenai konversi pakan yang di berikan.
a. Estimasi populasi
Populasi hewan budidaya sangat di pengaruhi oleh padat penebaran
benih ikan/udang per satuan luasa kolam . Beberapa peneliti ada yng
mengemukakan bahwa padat padat penebaran adalah jumlah individu
hewan budidaya yang di tebar per satuan luas atau prer satuan
volume . Jadi estimasi populasi dapat dihitung dengan rumus :
Populasi ( P ) = D x L , atau
Populasi ( P ) = d x v
Keterangan :
D : densitas/padat penebaran per meter persegi L : luas kolam meter persegi d : densitas/ penebaran ekor per liter v : volume bak atau kolam meter kubik atau liter
b. Perhitungan nilai SR ( survival rate ) dan MR (mortality rate )
Pola budidaya ikan/udang dengan padat penebaran tinggi sangatlah
beresiko tinggi . Hal ini akan berakibat meningkatkan persaingan
pencarian makanan, ruang gerak dan memungkinkan penurunan
kualitas media budidaya secara tidak langsung . Akibat lanjutan yang
akan diderita adalah tingginya angka kematian ( mortality rate atau
MR ) . Khusus pada budidaya udang tingginya nilai kematuan akibat
meningkatnya proses kanibalisme . Nilai kematian/ mortality
dinyatakan dalam persen ( % ) .
Perhitungan angka kematian dirumuskan sebagai berikut :
Eo - Et MR = ------------------x 100 % Eo
Keterangan :
Eo : jumlah / populasi awal
Teknologi Pakan Semester 3 42
Et : jumlah / populasi akhirMr : Angka kematian ( dalam persen )
c. Laju pertumbuhan mutlak
Pertumbuhan bobot biomasa mutlak adalah prtambahan bobot biomasa hewan
budidaya selama pemeliharaan tertentu . Dengan demikian nilai perubahan ini
merupakan selisih dari penimbangan bobot biomasa waktu tertentu atau akhir
pemeliharaan dan awal pemeliharaan (tebar) pada masing-masing kolam/ wadah.
Perhitungan dirumuskan dengan :
W m = ( W akh – W aw )
Keterangan :
W m : pertumbuhan bobot biomassa mutlak ( mg atau gr ) W akh : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan atau panen ( mg atau gr ) W aw : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan
d. Laju pertumbuhan relatif
Pertumbuhan bobot biomassa relatif hewan budidaya dapat dihitung
berdasarkan rumus roun sefell dan Everhart, yaitu :
Wt - Wo Wm = ----------------- x 100 % Wo
Keterangan :
Wr : pertumbuhan bobot biomassa relatif ( dalam persen atau % ) Wt : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan atau panen ( mg atau gr ) Wo : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan ( mg atau gr
)
e. Laju pertumbuhan harian
Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan hewan budidaya
dapat dilakukan perhitungan pertumbuhan harian. Perhitungan ini
adalah menggambarkan rata–rata perubahan bobot biomassa atau
pertumbuhan hewan budidaya persatuan waktu ( hari )
Laju pertumbuhan harian dapat dihitung dengan rumus :
( W akh – W aw ) Wh = -------------------------------- t
Keterangan :
Wh : laju pertumbuhan harian ( mg atau gr per hari)
Teknologi Pakan Semester 3 43
Wakh : bobot biomassa mutlak akhir pemeliharaan /panen ( mg / gr ) Waw : bobot biomassa mutlak awal masa pemeliharaan t : lama pemeliharaan
f. TPR (tingkat pemberian ransum) dan FCR (food conversi ratio)
Teknik pemberian pakan pada ikan sangatlah penting. Dalam
pemberian pakan haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu
jenis/species ikan, ukuran ikan, suhu air, dan jenis pakan buatan,
tingkat pemberian rasum dan keadaan lingkungan.
Secara umum ada beberapa prinsip dalam pemberian pakan yaitu:
a. ukuran ikan / stadia ikan
b. ukuran bukaan mulut
c. nafsu makan (kondisi sikologis ikan:stres,matang gonat dll)
d. Feeding rate/feeding level
e. Feeding frekuensi/keseringan pemberian pakan
Pemberian pakan pada stadia burayak dan benih ikan kecil dapat
dilakukan dengan cara penyebar pakan secara rata keseluruh
permukaan air. Jenis pakan yang digunakan adalah pakan bentuk
larutan atau tepung/bubuk. Jika menggunakan larutan maka dapat
dilakukan dengan penyemprotan menggunakan sprayer, sedangkan
untuk tepung bisa langsung ditaburkan ke permukaan air (perlu
diperhatikan arah mata angin).
Untuk ikan stadia dewasa,pemberian makanan menggunakan pakan
bentuk pelet dan langsung ditaburkan keseluruh permukaan air.Pada
jenis ikan tertentu,ikan pakan dapat ditebar pada depan pintu
pemasukan saja atau pengeluaran.
TPR ( Tingkat pemberian rasum )
Tingkat pemberian rasum didasarkan pada dua halyaitu jumlah
pemberian rasum (Feeding rate/feeding level) dan keseringan
pemberian ransum (Feedimg Frekuensi.
Feeding level/feeding rate didasarkan pada prosentase bobot
biomassa hewan budidaya.Penentuan FR sangat tergantung pada
species ikan,ukuran ikan dan temperatur atau suhu media budidaya.
Pada awalnya pemberian dosis pakan masih bersifat try and eror yaitu
dengan melakukan coba-coba sampai didapatkan jumlah pakan yang
dibutuhkan oleh ikan budidaya, sampai akhirnya ditemukan konsep
Teknologi Pakan Semester 3 44
tingkat kebutuhan/ adlibitum dimana ikan akan diberi pakan sesuai
dengan kebutuhannya hingga kenyang pemberian pakan dihentikan.
Pemberian pakan yang baik adalah sampai pada level optimal bukan
maksimal. Hal ini dikarenakan akan sangat berefek pada sisa pakan
yang dapat menyebabkan polusi budidaya.
Ikan kecil relatif membutuhkan pakan lebih banyak untuk
pertumbuhan,sehingga semakin kecil ikan maka Feeding rate semakin
tinggi.Sebaliknya untk ikan yang besar feeding ratenya semakin kecil.
Feeding Frekuensi/Keseringan pemberian pakan.
Pemberian pakan pada stadia gurayak dan benih dapat dilakukan
seseringkan mungkin.Sebaiknya tidak kurang dari 6 kali dalam
sehari.Terutama untuk hewan budidaya jenis crustacea (udang
galah ,windu dll). Burayak udang galah diberi makan 4 kali sehari yaitu
pukul 07.00, 10.00, 13.00 dan 16.00.
Khusus udang windu/vananci pemberian pakan pada stadia larva
sebanyak 4 kali sehari bahkan jika sudah mencapai stadia postlarva
pakan bisa mencapai 8 kali sehari.Pada ikan dewasa besar pemberian
pakan dilakukan sebanyak 3-4 kalisehari, sedangkan untuk
pemeliharaan intesif seperti udang pemberian pakan bisa di lakykan 6
kali sehari yaitu pukul 06.00, 11.00, 15.00, 19.00, 24.00 dan 03.00.
Studi kasus:
A. Kolam induk
Kolam induk I:30 ekor jantan dengan berat rata-rata1,5 kg/ekor
Kolam induk II:60 ekor betina berat rata-rata 3 kg/ekor
Hitunglah jumlah pakan per hari yang diberikan jika FR untik jantan 4%
dan betina 5%
B. Udang
Tebar udang windu 150.000 ekor/petak
Sampai dengan umur 100 hari SR =80%
Jika saat itu dilakukan sampling adalah size 60
Hitunglah jumlah pakan per hari yang diberikan jika FR 5%
h. FCR(food Conversi Ratio)
Teknologi Pakan Semester 3 45
Konversi pakan/FCR adalah menggambarkan perbandingan antar
jumlah pakan yang diberikan terhadap jumlah hasil panen.Semakin
rendah nilai FCR akan menunjukan nilai efisiensi pkan yang baik.Nilai
FCR sama dengan 2 artinya dengan memberikan pakan sebanyak 2 Kg
akan menjadi atau menghasilkan daging ikan/udang sebanyak 1Kg.
Nilai FCR yang ideal adalah lebih kecil dari 2,tetapi jarang mencapai
nilai FCR sama dengan 1.
Studi kasus
A. Pembesaran udang windu di tambak
Jari-jari jala1.5 m
Luas tambak 300 m persegi
Size panen 33
Hasil sampling rata-rata 200 ekor/sampling
Jumlah pakan total 3250 Kg
Hitunglah:
a. populasi udang
b. total biomassa/panen
c. Nilai FCR
Peta kompetensi
KodeStandar
kompetensiKompetensi
DasarIndikator
3 Membuat pakan buatan
o Mengidentifikasi jenis, bahan dan kandungan nutrisi bahan pakan serta alat dan sarana pembuatan pakan
Pengertian pakan buatan
Jenis-jenis pakan buatan diidentifikasi dengan teliti
Bahan-bahan pakan diidentifikasi dengan benar
Data dan informasi tentang Kandungan nutrisi pakan diidentifikasi
Mengidentifikasi alat dan saran pembuatan pakan
Teknologi Pakan Semester 3 46
buatano Formulasi pakan
buatan Metoda formulasi
pakan buatan difahami dengan benar
o Membuat Emulsi
Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan
Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan
Pembuatan emulsi dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
o Membuat Suspensi
Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan
Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan
Pembuatan suspensi dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
o Membuat pellet
Formulasi bahan dibuat sesuai dengan kebutuhan
Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan keperluan
Pembuatan pellet dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
Teknologi Pakan Semester 3 47
top related