panduan pendidikan anti kkn
Post on 25-Jul-2015
170 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan atas hasil rilis Transparancy International (TI)
menunjukkan bahwa dari tahun 1995-2008 posisi Indonesia berada pada
kisaran 6 besar negara terkorup di dunia. Sementara itu menurut survei yang
dilakukan oleh Pacific Economic and Risk Consultancy (PERC), menunjukkan
bahwa pada tahun 2004-2006 Indonesia menempati urutan pertama, sedang
pada tahun 2007 menempati urutan kedua dan tahun 2008 menempati urutan
ketiga, sebagai negara terkorup di Asia.
Berbagai perangkat hukum dan kelembagaan telah dibuat dalam rangka
pemberantasan korupsi di Indonesia, diantaranya adalah: Undang Undang No.
3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Ketatapan MPR
No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN; Undang Uundang No. 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Undang Undang
No. 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak
Pidana Korupsi, dan Undang Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu pemerintah Indonesia juga
telah mengesahkan instrumen internasional yakni United Nations Convention
Against Corruption dalam bentuk Undang Undang No. 7 Tahun 2006 sebagai
pengesahan atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi.
Beberapa pelaku tindak pidana korupsi kini juga sedang diperiksa dan diadili,
disamping banyak pula yang sudah dijatuhi hukuman, baik dari kalangan
pejabat negara, anggota legislatif, pengusaha, maupun dari kalangan oknum
penegak hukum sendiri. Namun hal tersebut ternyata belum dapat menjamin
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Masih diperlukan upaya-upaya lain yang lebih mendasar dalam
rangka membentuk karakter dan kepribadian bangsa yang Anti KKN.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 2
Belajar dari pengalaman negara lain yang relatif berhasil memberantas
korupsi, selain aspek penegakan hukum, yang tidak kalah pentingnya adalah
aspek pencegahan dalam bentuk pendidikan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) adalah salah satu patologi sosial yang dalam jangka panjang bukan saja
merugikan secara ekonomis, namun juga dapat menghancurkan kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara, baik dari segi sosial, budaya, politik, dan
spiritual. Oleh karena itu, untuk melakukan pemberantasan KKN di Indonesia
tidak cukup dengan penegakan hukum semata, tetapi harus disertai dengan
upaya yang lebih sistematis dan edukatif yang berorientasi pada penanaman
kembali nilai, sikap, dan perilaku terpuji yang bisa menghindarkan diri dari
perilaku KKN. Untuk itu perlu dilakukan upaya yang serius dan sistemtis yang
dapat menggerakkan semua elemen pendidikan untuk menciptakan semangat
dan atmosfer Pendidikan Anti KKN.
Pilihan strategi untuk menanamkan nilai, pola pikir, sikap, dan perilaku
Anti KKN melalui pendidikan didasari atas pemikiran bahwa sekolah adalah
proses pembudayaan, sebagai lingkungan kedua bagi anak yang dapat menjadi
tempat pembangunan karakter dan watak. Karena itu jika sekolah dapat
memberikan semangat dan atmosfer yang sengaja diciptakan untuk mendukung
internalisasi nilai, sikap, dan perilkau Anti KKN, diyakini akan dapat
memberikan sumbangan yang amat berarti bagi upaya menciptakan generasi
anak bangsa yang tangguh dan berperilaku Anti KKN. Hal ini seseuai dengan
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
mengamanatkan bahwa salah satu fungsi dari pendidikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.
Strategi Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan dengan cara
mengintegrasikan beberapa nilai dan perilaku Anti KKN ke dalam: (1)
pengembangan materi, metode, media, dan sumber belajar pada setiap mata
pelajaran, terutama mata pelajaran yang relevan; (2) pengembangan berbagai
bentuk kegiatan kesiswaan; (3) pembiasaan perilaku di kalangan warga
sekolah. Melalui ketiga strategi tersebut diharapkan akan dapat menciptakan
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 3
atmosifr dan budaya sekolah yang menudukung tumbuh dan berkembangnya
pola pikir, sikap, dan perilaku Anti KKN di kalangan warga sekolah.
B. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Anti KKN di Sekolah
adalah untuk:
1. Menanamkan nilai dan sikap hidup Anti KKN kepada warga sekolah.
2. Menumbuhkan kebiasaan perilaku Anti KKN kepada warga sekolah.
3. Mengembangkan kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan
membudayakan perilaku Anti KKN.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang ingin dicapai dari Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah:
1. Tertanamnya nilai dan sikap hidup Anti KKN di kalangan warga sekolah.
2. Tumbuhnya kebiasaan perilaku Anti KKN di kalangan warga sekolah.
3. Berkembangnya kreativitas warga sekolah dalam memasyarakatkan dan
membudayakan perilaku Anti KKN.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 4
BAB II
PRINSIP DAN PENDEKATAN
A. Prinsip
Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Pendidikan Nilai dan Perilaku
Pendidikan Anti KKN di Sekolah pada prinsipnya adalah pendidikan nilai
dan perilaku yang lebih menekankan pada aktifitas yang dapat mendorong
proses internalisasi nilai, pembentukan sikap, dan pembiasaan perilaku.
Dengan demikian orientasi Pendidikan Anti KKN di Sekolah bukan pada
penguasaan pengetahuan tentang konsep KKN secara teoritik atau pun
normatif. Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah pendidikan watak dan
karakter yang bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang mempunyai
perilaku terpuji yang dapat menjauhkan dari perilaku KKN.
2. Berjenjang dan Berkesinambungan
Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan mulai dari jenjang
pendidikan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Kejuruan
(SMA/MA/SMK). Penanaman nilai-nilai dan perilaku Anti KKN pada
jenjang SD/MI akan terus berlanjut secara berkesinambungan pada jenjang
SMP/MTs, kemudian terus berlanjut pada jenjang SMA/MA/SMK. Dengan
demikian akan terjadi strategi, pendalaman dan perluasan yang berbeda
pada setiap jenjang pendidikan terhadap suatu nilai dan perilaku Anti KKN
tertentu. Hal ini berati meskipun nilai dan perilaku Anti KKN yang hendak
ditanamkan pada setiap jenjang sama, tetapi strategi, kedalaman dan
keluasannya berbeda antara jenjang pendidikan yang ada, disamping
memang tidak dapat dihindari adanya pengulangan pada setiap jenjang.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 5
3. Sistematis, Terpadu, dan Terstruktur
Pendidikan Anti KKN di Sekolah adalah bagian dari pembelajaran yang
dilaksanakan secara terencana dan tertata yang melibatkan semua unsur
sekolah, baik siswa, guru, kepala sekolah, maupun warga sekolah lainnya.
Disamping itu juga dikembangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran
secara terpadu, baik pembelajaran di kelas, dalam kegiatan-kegiatan
kesiswaan di luar kelas, maupun pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan
pembiasaan perilaku.
B. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan Anti KKN di Sekolah
adalah:
1. Integratif dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikan
ke dalam mata pelajaran. Pendekatan ini dipilih berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu:
a. Pada prinsipnya dalam setiap mata pelajaran sudah mengandung
muatan nilai dan perilaku Anti KKN dengan kadar tertentu yang
berbeda, sehingga tinggal memberikan pendalaman dan perluasan.
b. Pada prinsipnya dalam setiap proses pembelajaran dapat dirancang
dengan menggunakan metode, media, dan sumber belajar yang
mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN tertentu.
c. Pendekatan integratif tidak akan mengganggu proses pembelajaran di
kelas, bahkan akan membuat proses pembelajaran semakin aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
d. Pendekatan integrasi tidak akan menambah beban materi dan waktu
belajar siswa dan guru yang selama ini sudah cukup padat.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 6
Pada tahap awal dipilih tiga mata pelajaran yang paling relevan dengan
Nilai dan Perilaku Anti KKN, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan Bahasa Indonesia
(BI).
2. Integratif dalam Pengembangan Kegiatan Kesiswaan
Pendidikan Anti KKN di Sekolah juga dilaksanakan dengan
mengintegrasikan ke dalam pengembangan kegiatan-kegiatan kesiswaan,
seperti melalui Majalah Dinding, Koperasi Siswa, Peringatan Hari-hari
Besar Nasional dan Keagamaan, Pramuka, Olahraga, dan sebagainya.
Pendekatan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, yaitu:
a. Kegiatan kesiswaan menuntut adanya pelaksanaan yang didasarkan
atas nilai dan perilaku tertentu yang sangat relevan dengan nilai dan
perilaku Anti KKN. Jika kegiatan kesiswaan dapat dirancang dengan
baik dengan muatan nilai dan perilaku Anti KKN akan dapat dapat
menjadi wahana Pendidikan Anti KKN yang sangat efektif.
b. Kegiatan kesiswaan akan memberikan pengalaman secara langsung
kepada siswa untuk melakukan penghayatan dan pengamalan terhadap
nilai, sikap, dan perilaku hidup sehari-hari. Sementara itu pengalaman
adalah proses belajar yang paling baik, sehingga melalui kegiatan
kesiswaan yang dirancang dengan muatan nilai dan perilaku Anti
KKN proses internalisasi nilai dan tumbuhnya perilaku Anti KKN
akan dapat terjadi secara lebih efektif.
c. Kegiatan kesiswaan akan memberikan pengalaman kepada siswa
untuk belajar dengan berbagai sumber, selain guru dan pihak lain dari
luar sekolah terutama dengan belajar melalui teman sejawat sesama
siswa. Belajar melalui teman sejawat sesama siswa diyakini lebih
efektif, karena terjadi dalam suasana kesetaraan dan keleluasaan.
Pandangan tentang nilai tertentu dan keputusan sikap yang diambil
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 7
secara leluasa dalam suasana kesetaraan tanpa tekanan akan tertanam
lebih kuat dan mendalam.
3. Integratif dalam Pembiasaan Perilaku
Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan pula melalui pembiasaan
perilaku yang dapat dikemas dalam berbagai kegiatan dan/atau penciptaan
kebiasaan perilaku tertentu. Pembiasaan perilaku ini memerlukan
kreativitas dari warga sekolah untuk membuat atmosfir yang bisa
mendorong tumbuhnya budaya Anti KKN di sekolah. Untuk itu diperlukan
keteladanan, kebersamaan, dan komitmen dari semua warga sekolah.
Pendekatan ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Pembiasaan perilaku akan dapat menciptakan lingkungan sosial
sekolah yang kondusif dalam mempengaruhi perkembangan psikhis,
pola pikir, kebiasaan, dn tumbuhnya budaya tertentu. Dengan
demikian pembiasaan perilaku Anti KKN di sekolah akan
menciptakan lingkungan sosial sekolah yang kondusif dalam
mempengaruhi perkembangan psikhis, pola pikir, kebiasaan, dan
tumbuhnya budaya perilaku Anti KKN.
b. Pembiasaan perilaku akan melibatkan semua unsur sekolah secara
keseluruhan dan simultan, sehingga dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab bersama kepada semua warga sekolah terhadap
pelaksanaan Pendidikan Anti KKN.
c. Pembiasaan perilaku akan mendukung proses internalisasi nilai dan
tumbuhnya perilaku Anti KKN berjalan secara lebih efektif.
Pembiasaan akan menciptakan otomatisasi perilaku, sehingga nilai
dan sikap Anti KKN dapat lebih melekat pada karakter dan pribadi
waga sekolah.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 8
BAB III
STRATEGI INTEGRASI DAN PENGEMBANGAN
A. Integrasi dalam Mata Pelajaran
Pada prinsipnya pengintegrasian nilai-niali dan perilaku Anti KKN bisa
dilakukan ke semua mata pelajaran. Namun pada tahap awal pengintegrasian
dilakukan kepada tiga mata pelajaran yang dipandang paling relevan, yaitu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, dan
Bahasa Indonesia. Jika dipandang efektif, ke depan model pengintegrasian ini
dapat dijadikan acuan untuk mengintegrasikan pada seluruh mata pelajaran.
1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN
Indentifikasi nilai dan perilaku Anti KKN dilakukan untuk memberikan
penegasan mengenai nilai dan perilaku Anti KKN yang seperti apa yang
akan ditanamkan melalui matapelajaran di sekolah, sehingga dapat
memberikan kejelasan orientasi dan arah pengintegrasian ke dalam mata
pelajaran yang dimaksud.
Nilai dan perilaku Anti KKN yang diintegrasikan dalam mata pelajaran
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
No Nilai dan Perilaku
Anti KKN Ciri-ciri
1 Mengenal perilaku
KKN yang harus
dihindari.
a. Mengenal ciri-ciri perilaku KKN yang
perlu dihindari.
b. Mengenal ciri-ciri perilaku anti KKN
yang perlu dikembangkan.
c. Menunjukkan contoh kasus perilaku KKN
yang diketahui di rumah, di sekolah, dan
di masyarakat.
d. Menunjukkan contoh kasus perilaku yang
tidak mengandung unsur KKN yang
pernah dilakukan siswa.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 9
No Nilai dan Perilaku
Anti KKN Ciri-ciri
2 Berlaku jujur,
disiplin,
bertanggung jawab,
dan adil dalam
kehidupan sehari-
hari.
a. Berani mengemukakan seuatu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Terbiasa melakukan sesuatu secara tepat
waktu.
c. Terbiasa menyelesaikan sesuatu pekerjaan
sesuai dengan tugas tanggung jawabnya.
d. Terbiasa berlaku tidak memihak kepada
siapa pun dalam melakukan suatu
tindakan.
3 Hanya mau
menerima sesuatu
pemberian sesuai
dengan yang
menjadi haknya.
a. Menolak sesuatu pemberian yang tidak
sesuai dengan haknya.
b. Tidak mau mengambil sesuatu yang
bukan haknya.
4 Menghormati dan
memenuhi hak
orang lain.
a. Memberikan sesuatu kepada orang lain
sesuai dengan haknya.
b. Tidak pernah memberikan kepada orang
lain sesuatu yang bukan menjadi haknya.
5 Mampu
menganalisis sebab
dan akibat dari
perilaku KKN
dalam kehidupan
bermasyarakat dan
bernegara.
a. Mampu mengidentifikasi sebab-sebab
yang mendorong timbulnya perilaku KKN
dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
b. Mampu mengidentifikasi akibat yang
ditimbulkan dari perilaku KKN dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
c. Mampu mengemukakan alasan perlunya
menghindari perilaku KKN dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
6 Memiliki
kebanggaan
berperilaku Anti
KKN.
a. Bangga terhadap perilaku Anti KKN.
b. Anti terhadap perilaku KKN.
7 Mengajak teman,
saudara, atau orang
lain untuk
berperilaku Anti
KKN.
a. Menyebarluaskan gagasan dan keinginan
untuk menghindari perilaku KKN.
b. Menunjukkan komitmen untuk menolak
perilaku KKN.
c. Menjadi teladan perilaku Anti KKN.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 10
2. Identifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Pada priusipnya identifkasi SK dan KD dapat dilakukan terhadap semua
mata pelajaran. Pada tahap awal Identifikasi dilakukan untuk menemukan
sejumlah SK dan KD yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia yang
mengandung muatan Nilai dan Perilaku Anti KKN. Identifikasi SK dan KD
ketiga mata pelajaran ini dilakukan terhadap semua jenjang sekolah, yaitu
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK. Identifikasi ini akan
menghasilkan sejumlah SK dan KD tertentu yang mengandung muatan
nilai dan perilaku Anti KKN tertentu. Hasilnya ada niilai dan perilaku Anti
KKN tertentu yang terkandung dalam sejumlah SK dan KD tertentu pada
ketiga mata pelajaran tersebut di semua jenjang sekolah dan ada yang
hanya terkandung dalam sejumlah SK dan KD pada satu atau dua mata
pelajaran di salah satu atau dua jenjang sekolah. Contoh hasil identifikasi
dan integrasi dari ketiga mata pelajaran tersebut selengkapnya terdapat
dalam lampiran Panduan ini.
3. Strategi Integrasi
Pada prinsipnya strategi integrasi bisa dilakukan melalui pengembangan
materi, metode, media, dan sumber belajar. Integrasi melalui
pengembangan materi terutama dilakukan terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewargenagaraan yang memang
sebagian materinya mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pengintegrasian lebih
diutamakan melalui pengembangan metode, media, dan sumber belajar.
Integrasi melalui pengembangan metode, media, dan sumber belajar juga
harus dilakukan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Integrasi melalui pengembangan materi dilakukan dengan memberikan
penonjolan, penajaman, pendalaman, atau perluasan materi pembelajaran
yang terkait dengan nilai dan perilaku Anti KKN tertentu sesuai dengan
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 11
tingkat perkembangan intelektual siswa yang ada pada setiap jenjang
sekolah. Dengan demikian suatu nilai dan perilaku Anti KKN tertentu akan
dikembangkan secara berbeda pada jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK. Meskipun dikembangkan secara berbeda, namun tetap
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Integrasi melalui pengembangan metode dilakukan dengan memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang bisa mendorong terjadinya
internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Anti KKN, seperti
jujur, disiplin, adil, tanggung jawab, dan sebagainya. Beberapa metode
seperti diskusi, bermain peran, demonstrasi, simulasi, curah pendapat, dan
sebagainya perlu didesain dengan skenario yang dapat mendorong
terjadinya proses internalisasi nilai dan tumbuhnya sikap dan perilaku Anti
KKN tertentu.
Integrasi melalui media dan sumber belajar dengan memilih penggunaan
media dan sumber belajar yang mengandung muatan nilai dan perilaku Anti
KKN tertentu dilakukan baik untuk materi pembelajaran yang secara
langsung mengandung muatan nilai dan perilaku Anti KKN dimaksud
maupun tidak. Beberapa media dan sumber belajar tersebut diantaranya
adalah gambar, foto, video, berita media massa, puisi, sajak, cerpen, prosa,
pantun, dan sejenisnya yang berkaitan dengan KKN.
B. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan
Pengembangan Pendidikan Anti KKN dalam kegiatan kesiswaan
dimaksudkan untuk mendorong terjadinya internasilasi nilai dan tumbuhnya
sikap dan perilaku Anti KKN melalui aktivitas dan pengalaman nyata siswa.
Pada prinsipnya semua kegiatan kesiswaan secara instrinsik mengandung
muatan nilai dan perilaku Anti KKN dengan kadar yang berbeda. Namun jika
tidak dikembangkan secara sengaja dan terencana tidak akan dapat tumbuh dan
berkembang secara efektif. Kegiatan kesiswaan yang dimaksud baik kegiatan
kesiswaan yang selama ini sudah ada dan dilaksanakan maupun yang baru
akan diadakan dan dilaksanakan, baik yang dilaksanakan secara rutin maupun
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 12
insidental. Beberapa kegiatan kesiswaan tersebut diantaranya adalah: (a)
Kepengurusan OSIS; (b) Pramuka; (c) Kopsis; (d) PMR; (e) Majalah Dinding
atau Majalah Sekolah/Siswa; (f) Peringatan Hari-hari Besar Nasional dan
Keagamaan; (g) Pentas Seni; (h) Pertandingan Olahraga, dan sebagainya.
1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN
Nilai dan perilaku Anti KKN yang ditanamkan melalui pengembangan
kegiatan kesiswaan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Menunjukkan sikap obyektif, berorientasi pada kualitas kepribadian dan
kemampuan profesional dalam memilih calon pengurus atau pemimpin.
b. Melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tanggung
jawab penuh keikhlasan dan rasa pengabdian.
c. Menunjukkan sikap terbuka dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan bersama.
d. Menunjukkan sikap terbuka dalam mengelola anggaran keuangan
kegiatan.
e. Memiliki motivasi dan kreatifitas yang tinggi dalam mengemukakan
gagasan Anti KKN.
f. Memiliki keberanian yang kuat untuk ikut serta melakukan
pemberantasan tindak KKN.
g. Memiliki wawasan dan pola pikir yang mantap dan luas mengenai
perilaku Anti KKN.
h. Menunjukkan penghayatan dan apresiasi yang mendalam mengenai
perilaku Anti KKN.
i. Memiliki berbagai sikap terpuji yang dapat menghindarkan diri perilaku
KKN.
j. Memiliki perasaan dan kesan yang kuat untuk menghindar dari perilaku
KKN.
2. Strategi Pengembangan
Pengembangan pendidikan Anti KKN melalui kegiatan kesiswaan
dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 13
a. Melaksanaan pemilihan kepengurusan organisasi kesiswaan (OSIS,
Pramuka, PMR, Kopsis, dll) dan panitia kegiatan dilaksanakan secara
demokratis dan obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan dengan
mengutamakan kemampuan dan kualitas siswa tanpa dipengaruhi oleh
unsur-unsur subyektif yang mengarah kepada KKN. Untuk itu perlu
ditetapkan dan diumumkan secara terbuka syarat-syarat yang
menonjolkan kualitas kepribadian dan kemampun profesional dari
calon. Perlu dikembangkan pula sistem dan tata cara pemilihan secara
terbuka disertai dengan penyampaian alasan yang obyektif dan rasional.
b. Memastikan bahwa setiap anggota pengurus organisasi kesiswaan
(OSIS, Pramuka, PMR, Kopsis, dll) dan kepanitiaan kegiatan
melaksanakan tugas pekerjaan masing-masing sesuai dengan fungsi dan
tanggung jawab masing-masing dengan penuh dedikasi keikhlasan dan
rasa pengabdian. Untuk itu setiap pengurus atau kepanitiaan perlu
menuliskan setiap jenis pekerjaan yang telah dilakukan dalam jurnal
kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat
dicek oleh siapa pun.
c. Semua hasil keputusan rapat, setiap rencana, proses pelaksanaan, dan
hasil kegiatan kesiswaan diumumkan secara tertulis di dalam Papan
Informasi Kegiatan Siswa secara terbuka. Untuk itu setiap proses dan
hasil keputusan rapat ditulis dalam berita acara yang ditandatangani dan
disahkan oleh pengurus atau panitia kegiatan.
d. Setiap kegiatan kesiswaan harus disertai dengan rencana anggaran
kegiatan secara rinci, dan setiap selesai pelaksanaan kegiatan sesegera
mungkin atau secepatnya ditulis laporan keuangan sesuai dengan apa
adanya memuat rincian segala jenis penerimaan dan pengeluaran secara
lengkap disertai dengan bukti-bukti yang sah. Rencana dan realisasi
anggaran sebagaimana tertuang dalam laporan keuangan kegiatan
tersebut diumumkan di Papan Informasi Kegiatan Siswa disertai dengan
foto copy semua bukti penerimaan dan pengeluarannya.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 14
e. Menyediakan rubrik Anti KKN sebagai rubrik tetap di samping rubrik-
rubrik lainnya dalam Majalah Dinding Siswa. Rubrik ini diisi secara
bergiliran oleh setiap kelas. Pengisian rubrik Anti KKN ini bisa
dilombakan dan diberikan penghargaan dan/atau hadiah yang menarik
bagi para pemenangnya. Penilaian dalam lomba dilakukan secara
obyektif dan transparan. Hasil penilaian secara rinci dimumkan dalam
rubrik itu pula. Lomba bisa dilakukan dalam kurun waktu tertentu
untuk beberapa edisi secara bersambung. Rubrik Anti KKN bisa diisi
dengan kisah nyata, karikatur, puisi, sajak, cerpen, cerita bergambar,
opini atau ulasan dan sebagainya. Jika sekolah juga menerbitkan
Majalah Siswa/Sekolah rubrik Anti KKN ini juga harus dijadikan
rubrik tetap.
f. Pada peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan bisa dilakukan
berbagai lomba yang mengandung muatan Anti KKN. Seperti lomba
pidato Anti KKN, pembuatan dan pembacaan Puisi Anti KKN, menulis
cerpen Anti KKN, membuat poster Anti KKN, membuat cergam Anti
KKN, membuat karikatur Anti KKN, lomba cipta lagu Anti KKN, dan
sebagainya. Hasil berbagai lomba tersebut, terutama poster, puisi,
karitakur, cergam, sajak atau yang lainnya dapat dipasang secara
permanen di sudut-sudut sekolah, sehingga dapat menumbuhkan rasa
kebanggaan melestarikan memori Anti KKN pada diri siswa.
g. Pada saat-saat tertentu, baik pada saat peringatan hari besar nasional
atau hari besar keagamaan maupun setiap saat bisa dilakukan dialog,
ceramah, diskusi, seminar, atau kegiatan sejenis bertemakan Anti KKN
dengan mengundang nara sumber yang berkompeten dari luar sekolah,
seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Pengacara, Ulama, mantan
Narapidana KKN, Mahasiswa, atau sumber-sumber lain yang bisa
memberikan pencerahan, tambahan wawasan, memotivasi semangat,
dan mendorong tumbuhnya perilaku Anti KKN.
h. Pada akhir atau awal tahun pelajaran dilaksanakan Pentas Seni Siswa
dengan menampilkan kreatifitas dan apresiasi siswa di berbagai
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 15
bidang seperti drama, pantomim, puisi, lagu, dan sebagainya yang
mengandung nilai dan perilaku anti KKN. Selain itu juga bisa
dilaksanakan pameran hasil karya siswa dengan menampilkan produk
unggulan dari sekolah .Pelaksanaan pameran hasil karya dapat
dirancang dengan memberikan muatan nilai dan prilaku anti KKN.
i. Berbagai kegiatan dan kejuaraan olah raga perlu ditekankan pada
internalisasi nilai dan penumbuhan sikap yang mendukung perilaku
Anti KKN, seperti kerja keras, disiplin, sportifitas, taat aturan, anti
kecurangan, beroirentasi pada prestasi, sabar, jujur, dan sebagainya.
Sosialisasi pemberian pemahaman kepada siswa tentang lebih
pentingnya beberapa sikap dan perilaku tersebut dibanding hanya
sekedar mengejar kemenangan dalam pertandingan perlu selalu
dilakukan. Karena itu penilaian terhadap kegiatan dan kejuaraan
olahraga siswa yang selama ini hanya berdasarkan pada hasil
kemenangan dalam pertandingan perlu diubah dengan penilaian yang
berdasarkan kriteria beberapa sikap dan perilaku di atas. Dengan
demikian yang meraih juara bukan lagi mesti yang menang dalam
pertandingan, tetapi bisa yang terbaik, kerja keras, yang paling disiplin
dan taat aturan, paling jujur, paling sportif, dan sebagainya.
j. Penanaman nilai dan perilaku Anti KKN juga bisa dilakukan melalui
kegiatan kunjungan lapangan untuk mengetahui secara faktual
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan KKN, seperti menyaksikan
sidang peradilan kasus KKN, menyaksikan Sidang Pleno DPRD yang
membahas tentang RAPBD, kunjungan ke LP, yang terdapat
narapidana KKN dan sebagainya. Kegiatan ini akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat, mendengar, dan mungkin ikut
merasakan sendiri berbagai peristiwa yang berkaitan dengan KKN
sehingga dapat memberikan kesan yang lebih mendalam.
Disamping berbagai kegiatan di atas masih banyak berbagai kegiatan
kesiswaan lainnya yang dapat dikembangkan dengan desain yang bisa
menjadi strategi bagi Pendidikan Anti KKN di sekolah. Pilihan bentiuk dan
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 16
strategi kegiatan kesiswaan ini tergantung dari kondisi riil dan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing sekolah.
C. Pembiasaan Perilaku
Pengembangan pendidikan Anti KKN melalui pembiasaan perilaku di
sekolah dimaksudkan untuk menciptakan atmosfir dan menumbuhkan budaya
Anti KKN di lingkungan sekolah. Melalui pembiasaan perilaku akan terjadi
pengulangan perilaku secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama,
sehingga perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang tersebut lambat laun
secara pasti akan memibiasa dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Identifikasi Nilai dan Perilaku Anti KKN
Nilai dan perilaku Anti KKN yang ditanamkan melalui pembiasaan
perilaku dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Memiliki semangat dan komitmen Anti KKN yang kuat.
b. Berperilaku terbuka, tanggung jawab dan menjunjung tinggi
kepentingan umum.
c. Berperilaku jujur pada diri sendiri dan orang lain dalam melakukan
transaksi.
d. Berperilaku hanya mau menerima sesuatu yang memang menjadi hak
atau miliknya atau tidak mau mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
2. Strategi Pembiasaan
a. Penyampaian Komitmen Anti Korupsi dalam Upacara
Proses pembiasaan perilaku Anti KKN memerlukan adanya komitmen
yang kuat dan tahan lama. Hal ini berarti perlu membangun komitmen
secara terus menerus dengan berkelanjutan. Upaya membangun
komitmen ini bisa dilakukan dengan cara membacakan naskah
“Komitmen Anti KKN” pada setiap kegiatan upacara, baik upacara
setiap hari Senin, upacara setiap tanggal 17, maupun upacara pada
hari-hari besar nasional. Pembacaan naskah “Komitmen Anti Korupsi”
bisa dilakukan oleh salah satu siswa untuk kemudian ditirukan oleh
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 17
semua peserta upacara. Caontoh naskah “Komitmen Anti KKN”
sebagaimana terlampir. Dengan pembacaan naskah komitmen ini akan
dapat menciptakan kondisi yang mendorong terjadinya pembiasaan
terhadap perilaku Anti KKN.
b. Pengadaan Kas Sosial Kelas
Pembiasaan perilaku Anti KKN juga dapat dilakukan melalui
pengadaan Kas Sosial Kelas. Kebiasaan mengelola keuangan Kas
Sosial Kelas secara jujur, transparan, dan penuh tanggung jawab akan
dapat membentuk pembiasan terhadap perilaku tersebut. Lebih dari itu
dengan Kas Sosial Kelas dapat membiasakan siswa untuk
menjunjmung tinggi dan lebih mengutamakan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi.
c. Pengembangan Kantin Kejujuran
Kejujuran adalah salah satu sikap utama yang mempunyai sumbangan
besar terhadap perilaku Anti KKN. Dengan demikian, pembiasaan
perilaku Anti KKN berarti juga pembiasaan terhadap sikap kejujuran.
Pembiasaan sikap kejujuran ini salah satunya dapat dilakukan melalui
Kantin Kejujuran yang dikelola dengan semangat kejujuran yang
tinggi. Rancangan model Kantin Kejujuran ini dapat didesain sesuai
dengan kondisi sekolah masing-masing dengan tetap memperhatikan
perlunya ada mekanisme kontrol atau pengawasan. Mekanisme kontrol
atau pengawasan bisa dibuat, salah satunya dengan menyediakan buku
‘transasksi mandiri’ untuk mencatat segala jenis transaksi (barang yang
dibeli, jumlahnya, harganya, uang pembayarannya, uang
kembaliannya, dan sebagainya) secara mandiri oleh siswa yang
membeli.
d. Pengadaan Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan
Salah satu perwujudan sikap jujur adalah tidak mau memiliki sesuatu
benda apa pun yang bukan miliknya, meskipun benda itu hasil temuan
dan ternyata tidak ada yang memiliki. Pembiasaan sikap ini sangat
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 18
efektif dan relevan untuk dapat menghindari perilaku KKN. Salah satu
upaya untuk membiasakan sikap tersebut adalah dengan mengadakan
Pos Kehilangan dan Benda Tak Bertuan. Pos ini berfungsi sebagai
tempat penampungan benda-benda yang ditemukan oleh setiap warga
sekolah, baik yang ada pemiliknya maupun tidak ada pemiliknya.
Warga sekolah yang merasa kehilangan sesuatu setiap saat bisa datang
ke Pos tersebut untuk mencari apakah barang miliknya yang hilang ada
ditemukan orang lain dan diserahkan ke Pos tersebut. Tata cara dan
mekanisme kerja pada Pos Kehilangan dan Barang Tak Bertuan ini
bisa dirancang dengan semangat prasangka baik, namun harus disertai
dengan mekanisme klarifikasi dengan mencatat identitas diri dan
barang yang miliknya yang diambil, bagi seseorang yang mengaku
kehilangan barang harus menyebutkan ciri-ciri, warna, atau bentuk
barang yang dimaksud.
e. Salam dan Yel-yel Anti KKN
Pembiasaan perilaku Anti KKN harus disertai dengan penciptaan
atmosfir yang mendukung. Atmosfir Anti KKN bisa diciptakan melalui
pembiasaan “Salam” dan “Yel-yel” yang secara ekstrim dan eksplisit
menolak perilaku KKN. Salam Anti KKN bisa dikembangkan melalui
pembiasaan pemberian salam seperti “KKN... No!”, “Anti KKN...
Yes!” Setiap warga sekolah yang berjumpa di jalan atau tempat-tempat
lain, atau dalam pertemuan-pertemuan warga sekolah, atau bahkan
pada saat akan memulai dan mengakhiri pembelajaran di kelas, setelah
pemberian salam secara keagamaan dengan “Assalamu’alaikum –
Wa’alaikum Salam” atau setelah ucapan salam “Selamat
Pagi/Siang/Sore/Malam” dilanjutkan dengan pemberian salam dengan
ucapan: “KKN....” yang dijawab dengan “No...” sambil menaikkan
kepalan tangan ke atas; “Anti KKN...” yang dijawab dengan “Yes....”.
sambil menurunkan kepalan tangan ke bawah. Pemberian salam dan
jawabannya dilakukan dengan suara tegas penuh semangat.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 19
f. Pemasangan Poster atau Karikatur
Penciptaan atmosfir Anti KKN di sekolah juga dapat dilakukan dengan
pemasangan poster atau karikatur yang mengandung nilai dan perilaku
Anti KKN. Poster memuat slogan yang berupa kata-kata hikmat yang
bermakna dan menimbulkan kesan mendalam. Poster hendaknya
merupakan hasil karya siswa dan dipasang secara cantik di sudut-sudut
ruang atau gedung sekolah sehingga juga dapat menambah keindahan.
Begitu pula karikatur. Pengadaan karikatur Anti KKN bisa dilakukan
dengan mengadakan lomba di antara para siswa. Jika poster dan
karikatur Anti KKN karya siswa tersebut di pasang di sudut-sudut
ruang atau geduang sekolah akan menumbuhkan rasa bangga pada diri
siswa yang selanjutnya dapat memperkuat komitmen Anti KKN pada
dirinya.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 20
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN DAN EVALUASI
A. Kriteria Keberhasilan
Disadarai oleh semua pihak, bahwa Pendidikan Anti KKN di Sekolah
yang dimaksudkan untuk membentuk siswa berperilaku perilaku terpuji sehingga
dapat menghindarkan diri dari perilaku KKN, memerlukan waktu yang panjang
serta komitmen dan dukungan dari semua pihak. Karena itu kriteria yang dapat
dijadikan panduan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Anti
KKN di Sekolah adalah sebagai berikut:
1. Secara kuantitas terdapat sekolah dalam jumlah yang terus bertambah secara
signifikan dari waktu ke waktu yang melaksanakan Pendidikan Anti KKN.
Pendidikan Anti KKN adalah sebuah gerakan yang diharapkan menjangkau
seluruh sekolah di wilayah Jawa Timur. Hal ini tentu memerlukan partisipasi
yang semakin meluas secara kuantitas.
2. Secara kualitas terdapat pengembangan pola pelaksanaan Pendidikan Anti
KKN di Sekolah baik dalam hal pelibatan unsur dan komponen sekolah,
maupun perluasan integrasi menuju ke semua mata pelajaran yang ada serta
pengembangan strategi melalui kegiatan kesiswaan dan pembiasaan perilaku
sesuai dengan potensi dan kondisi sekolah, sehingga dapat ditemukan pola
pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah yang bervariasi.
3. Adanya dukungan kebijakan yang memadai dari Pemerintah Daerah, baik
Kabupaten/Kota maupun Propinsi. Dukungan kebijakan ini meliputi aspek
pemberian payung hukum (regulasi) baik dalam bentuk Peraturan Daerah,
Keputusan Gubernur/Bupati/Wali Kota, maupun dalam bentuk Program
Kerja dari Dinas Pendidikan. Dukungan kebijakan meliputi pula aspek
manajemen dan pendanaan dengan pemberian dana stimulan bagi sekolah-
sekolah yang melaksanakan Pendidikan Anti KKN.
4. Adanya keterlibatan dari pihak-pihak lain di luar sekolah dan lembaga
pendidikan dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN, seperti dunia usaha,
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 21
Ormas, dan instansi terkait. Keterlibatan tersebut dapat berupa pemberian
sponsor, penyediaan nara sumber, dukungan fasilitas, atau pun gagasan dan
pemikiran.
B. Evaluasi
Berdasarkan rumusan kriteria keberhasilan di atas, maka evaluasi
terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah dilakukan untuk:
1. Mengidentifikasi dan mengkompilasi jumlah sekolah yang melaksanakan
Pendidikan Anti KKN di setiap jenjang;
2. Menilai peningkatan jumlah sekolah yang melaksanakan Pendidikan Anti
KKN dari waktu ke waktu.
3. Mengidenfitikasi pola integrasi Pendidikan Anti KKN yang dilaksanakan di
setiap sekolah.
4. Menilai pengembangan pola integrasi Pendidikan Anti KKN yang
dilaksanakan di setiap sekolah.
5. Mengidentifikasi bentuk dukungan kebijakan dari masing-masing
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.
6. Menilai efektifitas dukungan kebijakan dari masing-masing Pemerintah
Daerah terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.
7. Mengidentifikasi bentuk dukungan dari instansi terkait, dunia usaha, ormas,
dan pihak-pihak lain dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.
8. Menilai efektifitas dukungan dari instansi terkait, dunia usaha, ormas, dan
pihak-pihak lain terhadap pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah.
Untuk pelaksanaan evaluasi di atas selanjutnya perlu dirumuskan
instrumen evaluasi dalam bentuk angket, format observasi dan dokumentasi, dan
bentuk instrumen lainnya yang relevan. Pelaksnaan evaluasi dilakukan melalui
monitoring secara berkala dan berkesinambungan.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah 22
BAB V
PENUTUP
Panduan pelaksanaan ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai
acuan dasar dalam pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah. Implementasi
lebih lanjut dari Panduan ini sangat tergantung dari komitmen dan dukungan dari
semua pihak. Sekolah juga perlu mengembangkan lebih lanjut sesuai dengan potensi
dan kondisi nyata di setiap sekolah masing-masing sehingga dalam pelaksanaannya
akan ditemukan variasi pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah yang
kontekstual.
Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah harus betul-betul memegang
teguh prinsip bahwa Pendidikan Anti KKN adalah pendidikan yang berorientasi pada
nilai dan perilaku yang harus dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan
secara sistematis, terpadu, dan terstruktur. Pendekatan integratif ke dalam mata
pelajaran, pengembangan melalui kegiatan kesiswaan, dan pembiasaan perilaku
dalam implementasinya harus dikembangkan sendiri oleh masing-masing sekolah.
Keberhasilan pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah bisa diukur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dari keberadaan sekolah yang melaksanakannya.
Pengukuran juga dilakukan dari aspek dukungan kebijakan Pemerintah Daerah baik
dalam bentuk regulasi, program kerja, maupun penyediaan dana stimulan. Seberapa
jauh keterlibatan instansi terkait, dunia usaha, ormas, dan pihak-pihak lain juga
menjadi kriteria atau ukuran keberhasilan tersendiri.
Pelaksanaan Pendidikan Anti KKN di Sekolah memang tidak bisa diserahkan
sepenuhnya kepada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan
partisipasi semua pihak melalui pembinaan, pendampingan, dan pemantauan berkala
yang terprogram.
Demikian, semoga panduan ini disusun untuk dapat digunakan acuan bagi
sekolah dan pihak-pihak yang lain yang mempunyai keterkaitan dengan Pelaksanaan
Pendidikan Anti KKN di Sekolah. Panduan ini akan diperbaiki secara berkala sesuai
dengan tuntutan perkembangan keadaan dan kebijakan yang ada.
top related