paper anggaran ntb
Post on 26-Jul-2015
179 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 1
MERETAS JALAN
MENUJU ANGGARAN BERBASIS RAKYAT Studi Kasus di Kabupaten Sumbawa Barat-NTB
Oleh : Syahrul Mustofa, S.H.,M.H1
Tak ada yang mengira Kabupaten termuda di NTB Sumbawa Barat menjadi satu-satunya
Kabupaten di NTB yang menerapkan kebijakan pendidikan gratis, kesehatan gratis, akte gratis,
kartu keluarga gratis, KTP gratis dan asuransi kematian bagi setiap warganya2.. Dan di akhir
tahun 2006, lahir gagasan baru, model pembangunan berbasis RT—yang diyakini dapat meretas
kebuntuan peruses penganggaran.
I. PENGANTAR
Gerakan advokasi anggaran di NTB sepertinya
menuai jalan buntu tatkala berbagai upaya telah
ditempuh, untuk mendorong penggaranggaran
daerah yang transparans, partisipatif dan akuntabel,
mulai dari analisis anggaran hingga aksi boikot
pembahasan anggaran bahkan upaya untuk menggeret para koruptor anggaran ke
penjara. Namun, sistem penganggaran daerah belum jua menuai adanya tanda-tanda
perubahan kebijakan penganggaran kearah kearah kelompok rakyat miskin.
Istilah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas masih menjadi momok yang
menakutkan dikalangan birokrasi dan politisi kita, good governance dipandang sebagai
produk asing yang tidak sesuai dengan budaya birokrasi kita. Tidak heran, bila upaya
advokasi anggaran yang dilakukan para aktifis dan warga selalu saja dipandang sinis oleh
pemerintah, bahkan tidak segan menggunakan tangan preman untuk melanggengkan
praktek korupsi.
Tulisan ini yang sangat sederhana ini akan berusaha untuk memberikan gambaran
bagaimana upaya untuk mewujudkan anggaran berbasis rakyat miskin yang ditempuh
Kabupaten Sumbawa Barat?
II. MENGAGAS KEBUNTUHAN
Awalnya memang susah, bahkan sepertinya keinginan untuk pendidikan dan kesehatan
gratis di KSB hanyalah sebuah mimpi, tak akan mungkin bisa diwujudkan. Karena
kemampuan keuangan daerah yang terbatas, apalagi KSB sebagai Kabupaten baru, butuh
dana yang besar untuk pembangunan infrastruktur. Jadi, jika dalam pilkada 2005
menkampanyekan pendidikan dan kesehatan gratis di KSB, hanyalah dagelan atau
retorika politik belaka (simularca), untuk mencari simpatik massa. Itulah issue yang
1 Penulis adalah advokat tinggal di Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat Koordinator
Badan Pekerja Lembaga Penelitian dan Advokasi Desa (LEGITIMID) 2 Kabupaten Sumbawa Barat terbentuk berdasarkan UU no. 30 Tahun 2003, terdiri dari 5 kecamatan (sekarang 8
kecamatan), 43 desa, 662 RT, dengan jumlah penduduk hampir 200 jiwa, berada di Pulau Sumbawa-NTB. Sebelumnya
pemekaran bergabung dengan Kab Sumbawa.
LUAS WILAYAH DAN JUMLAH PENDUDUK
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
8620.616240,32Seteluk5.
7810.253212,07Brang Rea4.
7339.632516,83Taliwang3.
357.538305,13Sekongkang2.
2313.352574,67Jereweh1.
Kepadatan Pendd.
(Jiwa/Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Luas Wilayah (Km2)
KecamatanNo.
5991.3911849,02Kab. Sumbawa Barat
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 2
berkembang ketika pilkada langsung 2005 di KSB3. Pendidikan dan kesehatan gratis,
merupakan issue yang cukup populis dan banyak didengungkan oleh lima pasangan
calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di KSB4.
Issue penerapan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis di KSB ternyata bukan
isapan jempol belaka. Sejak terpilihnya K.H. Zulkifli
Muhadli,S.H dan Drs. Malarahman sebagai Bupati dan
Wakil Bupati KSB periode 2005-2010, ditahun pertama
kepemimpinannya kebijakan pendidikan dan kesehatan
secara gratis langsung diberlakukan di KSB (tahun 2006).
Kebijakan tersebut diiringi pula dengan lahirnya kebijakan
wajib belajar 12 tahun dan kebijakan gerakan penanaman
sejuta pohon bagi setiap warga KSB. Sumber : Data diolah dari Bappeda KSB
Selain kebijakan diatas, juga diberlakukan kebijakan pelayanan KTP gratis, Akte Gratis,
dan asuransi kematian bagi setiap warga (penduduk) KSB sebesar Rp ,1,000,000,- (satu
juta rupiah) serta pendirian KPT (Kantor Pelayanan Terpadu). Lahirnya berbagai
kebijakan tersebut melahirkan berbagai pertanyaan dari berbagai kalangan, mengapa
KSB sebagai Kabupaten Baru dapat menerapkan kebijakan pendidikan dan kesehatan
secara gratis?
Bila menilik kembali sejarah perjalanan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis di
KSB memang tidak lepas dari dinamika perjalanan politik pada Pilkada Langsung tahun
2005. Sedikitnya, ada dua pasangan calon yang mengkampanyekan issue pendidikan dan
kesehatan gratis, yakni pasangan Andi Azisi Amin dan Muchsin Hamim, dan pasangan
K.H.Zulkifli Muhadli,S.H dengan Malarahman. Pilkada langsung 2005, berhasil
menempatkan pasangan K.H Zulkifli Muhadli dan Drs Malarahman. Visi pasangan ini
adalah mewujudkan perubahan yang lebih baik pada seluruh bidang kehidupan
masyarakat KSB menuju kabupaten percontohan di Provinsi NTB dalam ridho Allah.
Setelah dilantik pada tanggal 13 Agustus 2005, diakhir tahun 2005 gagasan tentang
pendidikan dan kesehatan gratis mulai diluncurkan ke publik. Respon masyarakat
cukup positif, hal ini ditandai dengan dukungan masyarakat terhadap kebijakan
tersebut.
Pada awalnya, kebijakan ini banyak ditentang
oleh sejumlah kalangan DPRD, khususnya
kelompok oposisi yang menolak terpilihnya
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih5. Sejumlah kalangan DPRD yang
menolak kebijakan pendidikan dan
kesehatan gratis di KSB beranggapan bahwa
kebijakan tersebut belum tepat untuk
diterapkan sekarang ini karena keterbatasan
3 Kabupaten Sumbawa Barat terbentuk berdasarkan UU No. 30 tahun 2003. Sebelumnya Kabupaten Sumbawa Barat
merupakan bagian dari Kabupaten Sumbawa. Proses kelahirannya dipicu pemilihan bupati sumbawa 2000 yang gagal
dilaksanakan secara demokratis, disamping terjadinya ketimpangan pembangunan. (penjelasan lebih lanjut dapat dilihat
pada Laporan pertanggungjawaban KPKSB 2003). 4 Kelima Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati KSB, pada Pilkada Langsung 2005 secara berurutan adalah Drs. Hatta
Taliwang BSW dengan Abdul Razak,.S.H (nomor urut 1), Pasangan Drs Salim Ahmad dan H.M Syafeei ( 2), pasangan
K.H.Zulkifli Muhadli,S.H dan Drs. Malarahman (3), Pasangan Ir.H. Busrah Hasan (4) dan pasangan Andi Azisi Amin.S.E,
Msc dengan Drs H.Muchsin Hamim (5) 5 Sejumlah guru juga memprotes kebijakan pendidikan gratis alasannya yang dibutuhkan KSB saat ini adalah fasilitas
pendidikan, dan program pendidikan menurut sebagian guru haruslah diarahkan pada peningkatan fasilitas pendidikan
dan kesejahteraan guru.
1313
PerkembanganPerkembangan Penduduk Penduduk
UsiaUsia SekolahSekolah didi KSBKSB
Penduduk Usia Sekolah
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Bukan Usia Sekolah 62,681 69,848 70,989 71,132 71,834 82,708 102,54 114,54 128,46
Penduduk Umur 16-18 th 7,708 4,594 4,362 5,709 5,733 7,597 8,264 8,774 9,388
Penduduk Umur 13-15 th 4,782 4,562 5,485 5,647 6,316 8,308 10,474 12,524 14,652
Penduduk Umur 7-12 th 10,932 10,939 11,519 11,717 12,169 13,752 15,422 17,034 18,685
2001 2002 2003 2004 2005 2010 2015 2020 2025
88
KapasitasKapasitas FiskalFiskal KSBKSB
20.126.593.13320.126.593.133
11.257.755.63311.257.755.633
10.950.000.00010.950.000.000
--
107.755.633107.755.633
200.000.000200.000.000
1.208.532.0001.208.532.000
(1 Milyar)(1 Milyar)
2.064.793.0002.064.793.000
143.739.000143.739.000
11.560.305.50011.560.305.500
(113.625.000)(113.625.000)
(926.839.500)(926.839.500)
--
12.600.770.00012.600.770.000
3,9 Milyar3,9 Milyar
82.191.494.63382.191.494.633
51.257.755.63351.257.755.633
50.950.000.00050.950.000.000
--
107.755.633107.755.633
200.000.000200.000.000
16.793.39.00016.793.39.000
4 Milyar4 Milyar
12.500.000.00012.500.000.000
293.739.000293.739.000
14.140.000.00014.140.000.000
400.000.000400.000.000
60.000.00060.000.000
--
13.680.000.00013.680.000.000
--
62.064.901.50062.064.901.500
40 Milyar40 Milyar
40 Milyar40 Milyar--
--
--
--
15.585.739.00015.585.739.000
5 Milyar5 Milyar
10.435.207.00010.435.207.000
150.000.000150.000.000
2.579.694.5002.579.694.500
513.625.000513.625.000
986.839.500986.839.500
--
1.079.230.0001.079.230.000
3,9 Milyar3,9 Milyar
KAPASITAS FISKALKAPASITAS FISKAL
1. 1. BagiBagi Hasil SDAHasil SDA
a. a. PertambanganPertambangan
b. b. MigasMigas
c. c. KehutananKehutanan
d. d. PerikananPerikanan
2. 2. BagiBagi Hasil Hasil PajakPajak
a. a. PPhPPh
b. PBBb. PBB
c. BPHTBc. BPHTB
3. 3. PendapatanPendapatan
PendapatanPendapatan AsliAsli Daerah/PADDaerah/PAD
-- PajakPajak DareahDareah
-- RetribusiRetribusi DaerahDaerah
-- LabaLaba Usaha DaerahUsaha Daerah
-- LainLain--lain PADlain PAD
4. 4. PendptnPendptn. Daerah Lain . Daerah Lain ygyg SahSah
PerubahanPerubahan
(+ / (+ / -- ))TA. 2006TA. 2006TA. 2005TA. 2005KapasitasKapasitas FiskalFiskal
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 3
anggaran daerah serta tingginya kebutuhan pembangunan infrastruktur daerah. Bahkan
ada dikalangan anggota DPRD KSB ada yang beranggapan bahwa langkah Bupati dan
Wakil Bupati menerapkan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis hanyalah
instrumens untuk mendongkrak derajat legitimasi politik Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih (KH. Zulkifli Muhadli S.H dan Drs. Malarahman) atau dengan
kata lain mencari populeritas semata karena perolehan hasil Pilkada Langsung yang
diraih Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Langsung 2005 hanya mencapai 31,30 %
suara6.
TABEL PROSENTASE PEROLEHAN SUARA PASANGAN
CALON
Andi & Muchsin
23, 46 %
Busrah &
Hamid
20,67%
Kyai & Mala
31,.30 %
Salim & Syafe'i
19,15 %
Hatta & Razak
5,42 %
1 Hatta & Razak
2 Salim & Syafe'i
3 Kyai & Mala
4 Busrah & Hamid
5 Andi & Muchsin
Sumber KPU KSB : Data diolah hasil perolehan suara Pilkada KSB model DB I KWK
Sikap politik yang diambil sejumlah kalangan di
DPRD, mendapat reaksi ”perlawanan” dari
rakyat, menilai DPRD tidak aspiratif dan
artikulatif dalam merespon tuntutan dan
kebutuhan rakyat. Seiring dengan itu, disisilain
dukungan terus mengalir Kepada Bupati dan
Wakil Bupati. Dukungan ini kemudian dijadikan
amunisi oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah untuk terus melanjutkan rencana
kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis.
Sebaliknya, disisi lain secara politik dukungan terhadap DPRD semakin berkurang
(mengalami defisit legitimasi), situasi yang menyudutkan ini kemudian memaksa DPRD
untuk mengambil sikap yang serupa dengan Pemerintah Daerah7.
6 Berdasarkan hasil pemilu 2004, jumlah anggota DPRD KSB sebanyak 20 kursi, terdiri atas ; 4 kursi Golkar, 3 kursi
PPP, 3 kursi PKS, 3 kursi PAN, 2 Kursi PDI-P, 2 kursi PBB, 1 kursi PDK dan satu kursi PIB. Pada pilkada 2005 Pasangan
Bupati dan Wakil Bupati terpilh, K.H.Zulkifli Muhadli,S.H dan Drs Malarahman diusung oleh gabungan partai PBB dan
PIB yang merupakan partai minoritas di DPRD. Pada Pilkada Langsung 2005 di KSB, terdapat lima pasangan calon,
pasangan KH. Zulkifli Muhadli dan Drs. Malarahman memperoleh 16494 suara (31,30%), dikuti Pasangan Andi Azisi
Amin dan H Muchsin Hamin (didukung PKS) memperoleh 12705 suara, Ir. Busrah Hasan dan Drs Hamid Rahman (PPP
dan PDIP) sebanyak 11192 suara (20,67%), Drs.Salim Ahmad dan HM Syafeii (Golkar) sebanyak 10371 suara (19,5%)
dan Hatta Taliwang BSW dan Abdul Razak (PAN) 2937 suara (5,4%) dengan komposisi kekuatan partai di DPRD yang
minim dan dukungan suara yang relatif sedikit, psosisi politik Bupati dan Wakil Bupati terpilih memang sangat riskan
untuk dijatuhkan secara politik. 7 Salah satu langkah yang ditempuh oleh Bupati adalah ketika ”diserang” oleh DPRD, melakukan sosialisasi secara terus
menerus kepada masyarakat dan menyakinkan kepada masyarakat bahwa pendidikan gratis adalah merupakan hak dasar,
rakyat berhak memperoleh pendidikan secara gratis. Serta menyakinkan bahwa APBD KSB mampu untuk
mengalokasikan penyelenggaraan pendidikan secara gratis.
Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan
Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2005
Sampai Dengan Maret 2005
10,413268.623.8822.579.694.500Pendapatan Asli Daerah
(PAD)6.
48,3851.887.000.0003.900.000.000Lain-lain Pendapatan yang
Sah5.
---Dana Alokasi Khusus
(DAK)4.
25,00010.067.250.00040.269.000.000Dana Alokasi Umum
(DAU)2.
0,0042.336.13155.505.207.000Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak1.
PROSENTASEREALISASIALOKASIURAIANNO.
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 4
Bahkan sebelum APBD diketuk, Peraturan
Bupati tentang Kebijakan Pendidikan dan
Kesehatan gratis di tetapkan Bupati telah
mengumumkan dan melarang seluruh Kepala
Sekolah di KSB mulai tingkat Taman Kanak-
Kanak hingga Sekolah Menengah Atas untuk
menarik biaya pendidikan dari orang tua atau
wali murid. Dan pada tanggal 1 Mei 2006
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat secara
resmi menerbitkan Peraturan Bupati
Sumbawa Barat No. 11 Tahun 2006 tentang
Pendidikan Gratis (lihat : Perbup Bupati
KSB)8. Hampir semua Anggaran Pendidikan Gratis dan kesehatan gratis pada APBD
2006 dan 2007 dibiaya melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Pada Tahun 2006
misalnya, alokasi untuk anggaran pendidikan di KSB sebesar Rp. 11.128.933.248 atau
sekitar 22,33% dari total anggaran APBD KSB sebesar Rp. 111.860.107.0159.
Pada tahun anggaran 2007 plafon anggaran
untuk sektor pendidikan sebesar Rp, 20, 8
milyar dan untuk alokasi anggaran kesehatan
sebesar Rp. 15 milyar. Pada tahun 2007
pendidikan gratis mulai merambah ketingkat
Perguruan Tinggi (S1 dan S2). Pemerintah juga mengalokasikan bantuan biaya
pendidikan S2 bagi penduduk KSB yang kuliah di luar daerah. Keberhasilan penerapan
kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis tersebut semata-mata karena adanya kemauan
yang kuat dan keberanian Pemkab untuk menerapkan pendidikan dan kesehatan gratis.
Sebab, jika merujuk pada kekuatan kapasitas fiskal yang dimiliki KSB sangatlah minim.
Kontsribusi PT NNT dalam bentuk royalti tidak cukup banyak membantu KSB karena
dengan adanya royalti, terdapat pengurangan DAU. Memang, selain pemerintah daerah,
pihak PT NNT juga mealokasikan beasiswa bagi masyarakat KSB khususnya dan NTB
umumnya. Namun, anggaran beasiswa yang dikelola oleh PT NNT tersebut tidak masuk
dalam APBD , melainkan dikelola sendiri oleh pihak perusahaan melalui departemen
community development PT NNT10. Jadi, pendidikan dan kesehatan gratis menurut
hemat penulis dapat diterapkan di daerah
manapun sepanjang pemerintah, DPRD
dan masyarakat memiliki kemauan dan
keberanian untuk melaksanakan
penerapan pendidikan dan kesehatan gratis,
kendati anggaran daerah atau kemampuan
fiskal terbatas.
Permasalahan keterbatasan anggaran
yang selama ini dijadikan alasan oleh sebagain pemerintah daerah, sudah patut untuk
kita pertanyaan kembali serta perlu dikoreksi. Banyak cara atau metode yang bisa
digunakan daerah untuk menerapkan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis,
8 Dalam peraturan tersebut penerapan pendidikan secara gratis berlaku surut, yakni mulai tanggal 1 januari 2006. (lihat
peraturan bupati no. 11 tahun 2006) 9 Pada tahun 2006 misalnya, pembiayaan SD gratis diberlakukan disleuruh SD dan madrasah di KSB sebanyak 79
SD/MI, dan sebanyak 14 SMP/MTS di KSB. Untuk tingkat SD/MIN, SMP dan MTS biaya yang dikeluarkan untuk
menanggung seluruhnya sebesar Rp. 941,940,000 (angka tersebt tidak termasuk untuk sekolah Menagah Atas/MA). 10 Pemberian beasiswa yang diberikan PT NNT kepada masyarakat NTB, khususnya Lingkar Tambang untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)
Kunci sukses yang mendorong lahirnya
kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis di
KSB adalah tekad dan keberanian Kepala
Daerah untuk berani melahirkan kebijakan
yang populis. Dan ternyata kebijakan yang
populis akan meningkatkan dukungan dan
derajat legitimasi politik. Karena itu jika
seorang pemimpin sudah seyogyanya memiliki
keberanian untuk melahirkan kebijakan yang
pro rakyat miski.
1010
AnggaranAnggaran SektorSektor
PendidikanPendidikan dan dan KesehatanKesehatan
29,0529,0579.529.536.39679.529.536.39628,6328,6332.029.039.23032.029.039.230JumlahJumlah
6,726,7218.400.603.14818.400.603.1484,204,204.693.585.0754.693.585.075KesehatanKesehatan 273.706.664.318273.706.664.318
22,3322,3361.128.933.24861.128.933.248
111.860.107.015111.860.107.015
24,4324,4327.335.454.15527.335.454.155PendidikaPendidika
nn
Total APBD Total APBD (Rp)(Rp)
%%Jumlah Jumlah (Rp)(Rp)
Total APBD Total APBD (Rp)(Rp)
%%Jumlah Jumlah (Rp)(Rp)
TA. 2006TA. 2006TA. 2005TA. 2005
SEKTORSEKTOR
1111
KomposisiKomposisi dan dan PerbandinganPerbandingan BelanjaBelanja
AnggaranAnggaran SektorSektor PendidikanPendidikan dan dan KesehatanKesehatan
22,822,813.707.018.07313.707.018.07310010018.400.603.14818.400.603.1481001004.693.585.0754.693.585.075JumlahJumlah
22,822,86.118.891.8586.118.891.85842,7442,747.864.240.6087.864.240.60837371.745.348.7501.745.348.750PublikPublik
35735710.241.536.21510.241.536.21557,2657,2610.536.362.54010.536.362.54063632.948.236.3252.948.236.325AparaturAparatur
KesehatanKesehatan
33.793.479.09333.793.479.093
17.214.551.88417.214.551.884
16.578.927.24516.578.927.245
Jumlah Jumlah
(Rp)(Rp)
MeningkatMeningkat
100100
34,5734,57
65,4365,43
%%
61.128.933.24861.128.933.248
21.134.079.89421.134.079.894
39.994.853.35039.994.853.350
Jumlah Jumlah
(Rp)(Rp)
TA. 2006TA. 2006
44,744,710010027.335.454.15527.335.454.155
53953914,3414,343.919.528.0103.919.528.010
JumlahJumlah
PublikPublik
AparaturAparatur
BELANJABELANJA
23.415.926.10523.415.926.105
Jumlah Jumlah
(Rp)(Rp)
TA. 2005TA. 2005
85,6685,66
%%
170170
%%
PendidikaPendidika
nn
BIDANGBIDANG
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 5
sepanjang ada itikad dan integritas dari para pemegang kebijakan di daerah. Kasus di
KSB misalnya, untuk merampingkan (efisiensi) dan meningkatkan efektifitas struktur
perangkat daerah, Pemkab KSB melakukan restrukturisasi organsiasi perangkat daerah,
dari 14 SKPD menjadi 9 SKPD. Langkah ini cukup efektif untuk membuat struktur
organsiasi miskin struktur namun kaya fungsi, implikasi beban pembiayaan daerah pun
berkurang11.
III. MENGAGAS PEMBANGUNAN BERBASIS RT
Setelah melahirkan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis di KSB, diakhir tahun
2006, Bupati KSB meluncurkan program pembangunan berbasis RT (Rukun Tetangga).
Gagasan besar yang diluncurkan ini tentu mendapat respons yang beragam dari
masyarakat. Sejumlah kalangan bertanya-tanya, ”ada apa lagi ini”?. Dengan keheranan
sekaligus takjub, perlahan-lahan gagasan besar ini mulai ditangkap oleh sejumlah
kalangan. Salah satunya adalah Lembaga Penelitian dan Advokasi Masyarakat Desa
(LEGITIMID) KSB yang selama ini fokus dalam issue good governance turut membantu
untuk merumuskan kerangka konsep operasional dari pembangunan berbasis RT di
KSB12.
Apa yang melatarbelakangi pembangunan
berbasis RT? Pembangunan berbasis RT dilatar
belakangi oleh beberapa hal, antara lain;,
pertama untuk melaksanakan agenda reformasi,
yakni mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik dan sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih (good governance dan
clean government). Kedua, mewujudkan cita-cita
atau visi Kabupaten Sumbawa Barat, yakni
sebagai Kabupaten Percontohan di NTB yang
diridhoi Allah Swt. Ketiga, dalam rangka mengejar ketertinggalan pembangunan (sebagai
kabupaten baru terbentuk 2003) dan pilihan kebijakan prioritas pembangunan yakni
pembangunan sumberdaya manusia melalui optimalisasi pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembangunan
infrastruktur. Keempat, Program dan kegiatan pembangunan selama ini belum
11 Ketika upaya restrukturisasi organisasi dilaksanakan, sejumlah pejabat yang notabennya kehilangan
jabatan eseslon (struktural) memang banyak yang menentang dan mengkritik kebijakan Bupati, dan mereka
yang menduduki posisi Kepala Dinas/Badan/Kantor merasakan beban tugas yang berat. Memang dalam
proses restrukturisasi organisasi di KSB telah melahirkan kontroversial karena banyak pejabat fungsional
(guru-guru) masuk dalam struktur perangkat daerah (jabatan struktural). Kondisi inilah yang kemudian
menimbulkan kecemburuan dikalangan pejabat struktural di KSB. Bahkan menilai langkah yang ditempuh
Bupati bersifat ”politis”. Menurut hasil pemetaan politik yang dilakukan Divisi Politik LEGITIMID KSB
menggambarkan pada tubuh birokrasi terjadi perpecahan, sebagian besar guru mendukung pasangan K.H
Zulkifli Muhadli dan Drs Malarahman (pasangan terpilih), dan di level birokrasi struktural sebagian besar
mendukung pasangan Drs. Salim Ahmad dan M.Syafeei (hasil riset Legitimid: Dinamika politik birokrasi di
KSB, 2006) 12 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh LSM Aspirasi Taliwang pada tahun 2003, tercatat
sedikitnya ada 500 lebih LSM di Kabupaten Sumbawa Barat. Namun, dari sekian banyak LSM tidak ada
satupun yang fokus untuk mendorong issue good governance di KSB, sebagian besar lahir sebagai reaksi atas
kehadiran PT NNT—untuk mengangkap proyek-proyek comdev PT NNT. Sehingga, dari sekian banyak LSM
di KSB hanya sebagian kecil saja LSM yang tetap eksis dalam pengembangan masyarakat (Sumber :Laporan
hasil penelitian ASPIRASI TALIWANG, tentang Pemetaan LSM di KSB, 2003). Legitimid sendiri didirikan
tahun 2004, pada awalnya hanyalah kelompok diskusi komunitas yang ada di tingkat desa, kemudian
berkembang ke tingkat Kabupaten dan selama tahun 2005-2007 fokus melakukan pendampingan regulasi
daerah, khususnya berkaitan dengan regulasi desa dan advokasi hukum.
77
KebutuhanKebutuhan FiskalFiskal KSBKSB
** ** sebelumsebelum
dilaksanakandilaksanakan
perhitunganperhitungan oleholeh BPSBPS
Data Data tahuntahun 20052005
Data Data tahuntahun 20052005
Data Data tahuntahun 20052005
Data Data tahuntahun 20042004
ADHB 2005ADHB 2005
--
--
--
21.279 Jiwa21.279 Jiwa
23.656 Jiwa23.656 Jiwa
121,8%121,8%
61,9%61,9%
7,80 7,80 TrilyunTrilyun
73.365.288,573.365.288,5
1.849,02 Km1.849,02 Km22
6.542 Km6.542 Km22
4.693 Km4.693 Km22
117.405 Jiwa117.405 Jiwa
39.140 Jiwa39.140 Jiwa
121,8%121,8%
61,9%61,9%
7,99 7,99 TrilyunTrilyun
74.836.55874.836.558
1.849,02 Km1.849,02 Km22
6.542 Km6.542 Km22
4.693 Km4.693 Km22
96.126 Jiwa96.126 Jiwa
15.484 Jiwa15.484 Jiwa
--
--
Rp. 185,2 Rp. 185,2
MM****
Rp. 1.926.522,50Rp. 1.926.522,50
1. Luas Wilayah1. Luas Wilayah
-- Luas LautLuas Laut
-- Luas Luas DaratDarat / /
pemukimanpemukiman
2. Jumlah Penduduk2. Jumlah Penduduk
3. Jumlah Penduduk 3. Jumlah Penduduk MiskinMiskin
4. 4. IndeksIndeks KemahalanKemahalan KonstruksiKonstruksi
5. 5. IndeksIndeks PembPemb. . ManusiaManusia (IPM)(IPM)
6. PDRB6. PDRB
7. PDRB Per 7. PDRB Per KapitaKapita ADHB ADHB
KeteranganKeteranganPerubahanPerubahan
(+ / (+ / -- ))TA. 2006TA. 2006TA. 2005TA. 2005KebutuhanKebutuhan FiskalFiskal
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 6
sepenuhnya bisa memanfaatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya. Pembangunan berskala kecil yang
bersentuhan langsung dan dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat ternyata masih
dijadikan proyek pemerintah, kondisi ini diyakini dapat mengurangi kesempatan
masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. kelima, database
dan sistem informasi selama ini sulit untuk diakses masyarakat, bahkan data kelompok
masyarakat miskin seringkali simpang siur, antar dinas datanya seringkali berbeda-beda,
seperti kasus Bantuan Tunai Langsung (BLT) misalnya, disamping data yang diperoleh
tidak melibatkan masyarakat, juga telah melahirkan ketidakpercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Keenam, Belum efektifnya saluran aspirasi dan akuntabilitas
(tanggung gugat) atas laporan masyarakat (control social) tentang penyimpangan dan
penyelewengan pelaksanaan kegiatan pembangunan sehingga partisipasi masyarakat
terhadap kinerja pelayanan oleh pemerintah dan atau pengelolan kegiatan dinilai buruk
dan dianggap tidak transparans. Ketujuh, terputusnya perencanaan pembangunan
ditingkat bawah. Hasil Musbangdes banyak yang tidak terakomodir dalam SKPD, karena
program dan kegiatan yang disusun SKPD kurang partisipatif, lebih bersifat project
oriented dan tidak didasarkan pada data, serta RPJP dan RPJMD Daerah yang telah
ditetapkan. Kedelapan, lemahnya partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pembangunan dan lemahnya proses percepatan peningkatan IPM
karena mengandalkan kekuatan pemerintah. Kesembilan, penganggaran daerah banyak
yang mubazir, banyak SKPD yang tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,
serta seringkali ”kebingungan” merumuskan rencana kerja tahunan tiap tahunnya
karena tidak tersedianya database yang akurat.
Pertanyaannya kemudian adalah mengapa
RT yang dipilih sebagai basis dan pelaku
utama dalam proses pembangunan?
Pertama, pada dasarnya wilayah kabupaten
adalah desa/kelurahan dan wilayah desa
adalah RT. Sehingga dapat dipastikan
bahwa dalam suatu proyek/program
pembangunan baik pemerintah pusat,
provinsi maupun kabupaten, locus
wilayahnya diluar lingkup kekuasaan RT.
Karena itu, RT sesungguhnya merupakan
locus utama dalam pembangunan. Di tingkat ini, Ketua RT adalah orang yang paling
dekat dan mengetahui permasalahan dan kebutuhan warganya. Menurut hemat saya,
semakin dekat jarak pembangunan, maka akan semakin memudahkan dan
meningkatkan proses dan hasil pembangunan, dan akan semakin banyak warga yang
terlibat dan mengetahuinya, sehingga akan semakin kuat kontrol dari masyarakat, dan
pada akhirnya dapat mengurangi atau mencegah penyimpangan dalam proses
pembangunan, sehingga kesejahteraan rakyat akan lebih dekat dan mudah untuk
dicapai.
Kedua, sebagaian besar orang yang dipilih dan duduk sebagai Ketua RT adalah mereka
yang bersedia ”secara sukarela” untuk membangun warganya. Karena RT secara umum
tidak digaji, artinya orang yang duduk sebagai RT sesungguhnya adalah mereka yang
memiliki komitmen untuk memberdayakan masyarakat, bukan kepentingan ekonomis
(mencari keuntungan/gaji atau proyek) bukan pula mencari kedudukan jabatan politis
(kekuasaan) dan kebanyakan diantara mereka yang terpilih adalah ”tokoh” dalam
komunitas tersebut—artinya, masyarakat secara selektif memilih orang yang memang
RINGKASAN PENDAPATAN
TAHUN 2007 & 2008
1,549,737,073 1,549,737,073 Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
8,000,000,000 7,000,000,000 Dana Penyesuaiaan dan otonomi khusus
15,020,091,000 15,020,091,000 Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan pemerintah Daerah lainnya
24,569,828,073 23,569,828,073 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
33,000,000,000 30,263,000,000 Dana Alokasi Khusus
191,781,000,000 147,770,000,000 Dana Alokasi Umum
76,863,713,208 76,863,713,208 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
301,644,713,208 254,896,713,208 DANA PERIMBANGAN
16,655,900,000 16,655,900,000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
100,000,000 100,000,000 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
825,000,000 810,296,000 Hasil Retribusi Daerah
900,000,000 890,043,000 Hasil Pajak Daerah
18,480,900,000 18,456,239,000 PENDAPATAN ASLI DAERAH
344,695,441,281 296,922,780,281 PENDAPATAN DAERAH
ESTIMASI 2008 PAGU 2007 URAIAN
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 7
betul-betul dipandang secara sosial mampu untuk ”mengayomi” warganya sekaligus
memiliki basis dukungan massa yang nyata pada level tingkat paling bawah.
Ketiga, mekanisme perencanaan pembangunan di tingkat bawah/ Musyawarah
Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang selama ini menjadi satu-satunya mekanisme
yang dianggap paling partisipatif, ternyata sebagian besar masih didominasi oleh
kalangan elite di tingkat desa (Kepala Desa, BPD, LPM dan lainnya), sehingga ruang dan
perluasan partisipasi bagi warga menjadi begitu sempit dan terbatas. Dengan meletakkan
RT sebagai basis dari pembangunan, maka membuka peluang bagi setiap warga untuk
dapat berpartisipasi.
Hasil yang diharapkan kemudian dengan model pembangunan berbasis RT ini adalah
pertama akan berlangsung perluasan partisipasi warga, rencana pembangunan desa akan
benar-benar merupakan kondisi dan kebutuhan warga pada tingkat paling bawah disatu
sisi dan mengurangi dominasi para elite desa disislain. Kedua, rencana pembangunan RT
menjadi salah satu alat atau instrumen untuk mengukur sejauhmanakah SKPD telah
mengakomodasikan kepentingan warga RT (khususnya warga miskin) yang ada disetiap
RT dan sejauhmanakah SKPD mampu untuk mengintegrasikan rencana program
pembangunan tahunan dengan rencana yang dimiliki oleh RT, termasuk dalam konteks
ini APBDesa dan warga memiliki instrumen untuk melakukan pengawasan terhadap
proses pembangunan, khususnya pembangunan dari Kabupaten atau Desa yang berada
di tingkat RT.
Program pembangunan berbasis RT mendorong secara masksimal partisipasi masyarakat
dan stakeholder dilingkungan RT masing-masing untuk berperan aktif dalam berbagasi
aspek pembangunan khususnya bidang-bidang yang bersentuhan langsung dan
mempengaruhi peningkatan angka IPM, seperti pendidikan, kesehatan dan
perekonomian masyarakat. Dengan kata lain, ketiga komponen pembentuk IPM
tersebut akan dibenahi secara partisipatif yang dimulai dari cakupan wilayah terkecil
yang dikenal dengan RT.
Kebijakan pembangunan berbasis RT dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat
secara langsung (direct empowerment of civil society), serta menggeser paradigma
pembangunan selama ini yang terpusat (sentralistik) dan elitis, kearah masyarakat sipil
yang bertumpuh pada kekuatan partisipasi public dengan berbasiskan pada modal sosial
yang dimiliki ditingkat desa (khususnya RT). Sehingga dimasa mendatang, kelompok
komunitas, khususnya RT akan mampu sebagai pelayan masyarakat yang professional,
responsive, efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan public, serta memahami
berbagai persoalan dari berbagai sudut pandang atau dimensi social, politik, ekonomi
maupun budaya.
Kedudukan RT (Rukun Tetangga) sesungguhnya cukup strategis, karena RT merupakan
ujung tombak dan paling dekat dengan masyarakatnya. Hampir sebagian warga di
ketahui oleh Ketua RT, mulai dari warga mampu, kurang mampu, miskin hingga sangat
miskin. RT juga mengetahui situasi dan kondisi wilayahnya, secara politik, sosial,
budaya. Dengan asumsi itu, maka dalam proses perencanaan pembangunan haruslah
dimulai dari tingkat RT agar setiap warga dapat berpartisipasi serta hasil perencanaan
yang dilakukan oleh pemerintah dapat memperoleh gambaran (input) yang detail
tentang kebutuhan warganya pada tingkat paling bawah. Kondisi inilah yang kemudian
dianggap sebagai peluang untuk memulai proses perencanaan pembangunan yang
partisipatif di KSB.
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 8
Tantangannya kemudian yang dihadapi dalam mengagas pembangunan berbasis RT di
KSB adalah pertama keterbatasan kemampuan Ketua RT dalam proses pembangunan
(perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi), karena memang selama ini RT hanya
diperankan sebagai ”simbol” semata, misalnya membawa ”kue” pada acara pernikahan,
menjadi ketua ronda malam dan seterusnya.Sementara dalam hal pembangunan, seperti
proses penganggaran, RT jarang sekali dilibatkan. Kedua, kedudukan RT sesungguhnya
merupakan lembaga kemasyaratan desa yang berfungsi membantu Pemerintah Desa
dalam Pemberdayaan Masyarakat, RT dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh
masyarakat, bukan oleh Kepala Desa. Dan RT bukan perangkat desa. Oleh karenanya
kedudukan, tugas dan fungsi RT harus dikembalikan pada hakekatnya (revitalsiasi RT)
sebagai lembaga ”pemberdayaan masyarakat” bukan sebagai lembaga ”pembantu kepala
desa/lurah”13. Ketiga, pembangunan partisipatif sulit untuk dapat berkembang, jika
mekanisme proses pembangunan hanya pada tingkat desa. Misalnya, mekanisme dalam
Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes), mekanisme ini dalam prakteknya
ternyata masih didominasi oleh elite di tingkat desa dan peserta musbangdes
jumlahnyapun sangat terbatas dan minim sekali sirkulasi peserta (pesertanya itu-itu saja).
Sehingga rumusan program dan kegiatan yang diakomodir dalam APBDes maupun
APBD Kabupaten cenderung merupakan kepentingan para elite di tingkat desa dan sulit
sekali berkembang.
Atas dasar itulah diakhir tahun 2006 pemkab KSB menggagas program pembangunan
berbasis RT sebagai salah satu terobosan (trial and error) untuk mengembangkan model
pembangunan yang lebih berbasis pada rakyat (RT).
IV. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERBASIS RT
Pembangunan berbasis RT (Rukun Tetangga) adalah sebuah model pembangunan yang
meletakkan pondasi pembangunan dan basis pelayanan public pada kekuatan partisipasi
RT dan warga. Program ini diharapkan akan mendorong perluasan partisipasi aktif
masyarakat dalam proses pembangunan, mendorong lahirnya efisiensi dan efektifitas
pembangunan, mendekatkan pelayanan public, serta mendorong proses transparansi
dan akuntabilitas pembangunan sampai tingkat paling bawah, dan pada akhirnya
diharapkan mampu mewujudkan akselerasi pembangunan dan pemerataan
kesejahteraan bagi seluruh warga KSB, khususnya kelompok marginal.
Sehingga dapat mempercepat peningkatan
IPM (Pendidikan, kesehatan dan
perekonomian masyarakat) secara
partisipatif, mandiri dan berkelanjutan
sekaligus mendorong peningkatan
transparansi kinerja pelayanan public
dengan the closer the government, the better it
serves.v.
Strategy pendekatan yang digunakan adalah
pertama memperkuat dan memperluas
partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Melalui proses pembangunan
berbasis RT, selain akan memperkuat dan meningkatkan kinerja RT, juga akan
mendorong kemampuan RT dalam proses pembangunan. Para Ketua RT nantinya
dituntut untuk mempu memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
13 Penjelasan tentang ini dapat dilihat pada PP 72 tahun 2005 tentang Desa
PrioritasPrioritas Program Program
PembangunanPembangunan TA. 2008TA. 2008
1. Peningkatan Kualitas Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Masyarakat
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
3. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Daerah
4. Pengembangan Aksesibilitas Antar Wilayah
5. Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan
6. Intensifikasi Pengembangan Sektor Unggulan Daerah
(Perikanan, Kelautan, Peternakan, Pertanian, Perkebunan,
dan Pariwisata)
7. Peningkatan Fungsi Sumber Daya Lingkungan
7 Instrumen Prioritas Kebijakan Pembangunan Daerah
Tahun 2008 yaitu :
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 9
pembangunan secara partisipatif, baik terhadap program pembangunan yang
dilaksanakan oleh Pemkab ke tingkat RT maupun pembangunan yang dilaksanakan oleh
Desa di tingkat RT.
Kedua, memperkuat database dan sistem informasi pembangunan. Database pada
tingkat RT akan dijadikan sebagai basis dalam perencanaan pembangunan, melalui data
yang akurat dan terpecaya serta berbasis pada RT, akan mengurangi kekeliuran dalam
penyusunan program dan kegiatan pembangunan yang selama ini disusun oleh SKPD
yang ada, langkah ini sekaligus sebagai upaya untuk ”memotong” rutinitas dan
perbedaan data yang selama ini dilaksanakan oleh setiap instansi pemerintah yang
bergerak dalam proses pendataan penduduk (BPS, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
dan lainnya), termasuk dalam konteks ini adalah ”memotong” mekanisme perencanaan
pembangunan yang panjang (birokratis), serta tidak berpihak pada rakyat miskin.
Sedangkan informasi pembangunan diarahkan untuk mendorong lahirnya transparansi
dan partisipasi kritis masyarakat hingga pada level paling bawah. Sekaligus sebagai
langkah untuk memperluas kuantitas dan kualitas kesadaran warga di tingkat RT.
Ketiga, mendorong desentralisasi kekuasaan pelayanan publik, menumpuknya
kewenangan pada level kabupaten dan desa (kepala desa) selain tidak efektif juga
melahirkan biaya yang tinggi dan waktu yang relatif panjang dalam pelayanan publik.
Desentralisasi pelayanan publik pada tingkat ini diarahkan pada jenis-jenis pelayanan
publik yang langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat, misalnya pembuatan
KTP, akte kelahiran, pemantauan dan sertifikasi penanam pohon, dan sejumlah jenis
pelayanan publik lainnya. Desentralisasi ini, diharapkan dapat mempercepat proses
pelayanan publik, efisien dan efektif.
Keempat, RT bersama warga RT didorong untuk mampu merumuskan standar
pelayanan minimal (SPM), baik pada level RT, Desa maupun pada level kabupaten.
Standar Pelayanan Minimal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja
dalam pelayanan publik hingga pada tingkat paling rendah/warga. Kelima, memperkuat
perencanaan pembangunan partisipatif, melalaui proses perencanaan strategis
pembangunan di tingkat RT, diharapkan seluruh rangkaian proses pembangunan dapat
lebih terarah dan berbasis pada RT. Pada tingkat implementasi pembangunan, akan
diarahkan pada upaya peningkatan swadaya warga serta solidaritas warga. Proses ini
ditempuh melalui penyerahan program/kegiatan pembangunan yang bernilai dibawah
Rp. 50 juta untuk dikelola/diserahkan kepada RT, dengan pengelolaan secara swadaya
diharapkan kualitas pembangunan akan lebih baik, keterlibatan dan swadaya masyarakat
akan meningkat, masyarakat merasa memiliki atas hasil pembangunan yang telah mereka
kerjakan. Dengan demikian, keberlangsungan dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan akan lebih terjamin pemeliharaannya dan terjaga kualitasnya. Kondisi ini
diyakini pula akan mendorong lahirnya tanggung jawab sosial warga atas hasil-hasil
pembangunan yang telah diraihnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas Pemkab KSB memandang bahwa salah satu
prasyarat pendukung dalam rangka mencapai tujuan tersebut adalah perlunya kondisi
yang kondusif untuk keberlangsungan proses pembangunan. Dalam konteks itu,
ditingkat RT dipandang perlu untuk membangun Early Warning System (Sistem
Peringatan Dini) dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Termasuk,
Peringatan Dini dalam menghadapi bencana sosial dan alam. Upaya lain yang ditempuh
adalah membangun sistem resolusi konflik yang berbasis pada kearifan nilai lokal.
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 10
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat bekerjasama dengan LSM di KSB, pada awal
tahun 2007 telah melaksanakan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan diatas.
Serangkaian program telah dilaksanakan, diantaranya adalah melakukan penguatan
kelembagaan RT melalui pendidikan dan pelatihan para RT (622 RT) serta proses
pengorganisasian yang dilakukan secara berkelanjutan. Pelatihan dan pengorgansiasian
dilaksanakan oleh Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST)14. Pada tahun pertama ini,
para ketua RT didorong untuk peningkatan pemahaman terhadap konsep
pembangunan berbasis RT, serta kemampuan RT dalam melakukan pendataan
penduduk, khususnya penduduk miskin yang ada disetiap RT. Database kependudukan
merupakan bagian penting pada tahun pertama ini yang harus dilalui untuk mecapai
tujuan pembangunan berbasis RT. Mengapa?
Pertama, kegiatan ini nantinya akan melahirkan database dan sistem informasi orang
susah (SIOS). Databse dan informasi ini akan digunakan oleh Pemkab KSB (Dinas,
Badan, Kantor,) untuk pengembangan kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis,
pengembangan dan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis warga miskin serta gerakan
sejuta pohon yang merupakan kebijakan unggulan kabupaten sumbawa barat15.
Dibidang Pendidikan, program ini (basis
RT) menyiapkan data kondisi pendidikan
masyarakat disuatu RT berupa data jumlah
penduduk berdasarkan pendidikannya.
Dengan tersedianya data penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan ini akan
sangat membantu pemerintah dalam
pengembangan program pendidikan gratis
dan pengembangan wajib belajar 12 tahun.
Dismaping itu, Pemkab KSB juga bertekad
untuk memfasilitasi proses pembentukan
Taman Bacaan Mini pada setiap RT untuk dikembangkan menjadi wadah Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) dan play group. Dan untuk pengembangan minat belajar
masyarakat, Pemkab KSB akan melakukan kerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) terdekat, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), PKK dan Stakeholder
lainnya. Pembangunan berbasis RT diyakini dapat membantu pemkab KSB dalam
merumuskan formulasi kebijakan yang tepat di bidang pendidikan. Perkembangan
kebijakan pendidikan terus mengalami peningkatan, pada tahun anggaran 2007
penerapan pendidikan gratis, bukan hanya untuk tingkat Taman Kanak, Kanak, SD,
SMP dan SMA melainkan pula untuk tingkat perguruan tinggi (S1 dan S2)
Dibidang Kesehatan, dalam program pembangunan berbasis RT ini diharapkan
perangkat RT dan tokoh masyarakat sekitar dapat bergabung dalam suatu forum untuk
14 Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) adalah Pendamping RT yang ada disetiap desa. Sebagian besar
mereka adalah lulusan sarjana (S1) yang direkrut oleh Pemkab bekerjasama dengan Forum LSM pada awal
tahun 2007. Jumlah TKST disetiap desa sebanyak 1 orang, dalam melaksanakan tugasnya TKST Desa
bertanggung jawab kepada TKST Tingkat Kecamatan, berjumlah 5 orang. Dari 43 TKST Desa, 40 orang
diantaranya adalah sarjana yang selama ini tinggal di desa, namun belum memiliki pekerjaan. Proses
rekruitmen TKST dilaksanakan secara terbuka, dan profesional. TKST ini diwajibkan untuk tinggal di lokasi
desa yang merupakan wilayah idampinganya. Dengan adanya rekrut TKST ini selain mengurangi jumlah
sarjana yang mengganggur, juga mendorong lahirnya kepedulian dan kreatifitas para sarjana yang ada di
desa—mereka dapat berkonstribusi di daerahnya masing-masing untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan desa melalui pendampingan RT. 15 Saat ini Team LEGITIMID dan Pemkab dengan dukungan pendanaan dari The Asia Foundation sedang
menyusun konsep Sistem Informasi Orang Susah (SIOS).
2121
KebijakanKebijakan SektorSektor PendidikanPendidikan
dan dan KesehatanKesehatan
�� PembebasanPembebasan biayabiaya sekolahsekolah dari SD dari SD sampaisampai SMA dengan SMA dengan ditetapkannyaditetapkannya PeraturanPeraturan BupatiBupati NomorNomor 11 11 TahunTahun 2006 2006 tentangtentangProgram Program PendidikanPendidikan Gratis Gratis didi KSBKSB
�� Gratis Gratis berobatberobat didi puskesmaspuskesmas untuk untuk semuasemua masyarakatmasyarakat KSB dengan KSB dengan PeraturanPeraturan BupatiBupati NomorNomor 09 09 TahunTahun 2006 2006 tentangtentang PelayananPelayananKesehatanKesehatan / / PengobatanPengobatan Gratis Gratis didi PuskesmasPuskesmas dan dan JaringannyaJaringannya didiKSBKSB
�� PencananganPencanangan program Brigade Mobil program Brigade Mobil PelayananPelayanan KesehatanKesehatanMasyarakatMasyarakat (BRIMOB YANKESMAS) yang (BRIMOB YANKESMAS) yang ditujukanditujukan untuk untuk meningkatkanmeningkatkan derajatderajat kesehatankesehatan didi daerahdaerah terpencilterpencil, yang , yang dimulaidimulaitanggaltanggal 13 13 AgustusAgustus 20062006
�� PembangunanPembangunan saranasarana dan dan prasaranaprasarana pendidikanpendidikan
�� PemberianPemberian insentifinsentif padapada guru dan guru dan tenagatenaga pengajarpengajar yang yang berprestasiberprestasi
�� AlokasiAlokasi anggarananggaran PendidikanPendidikan Gratis Gratis sejumlahsejumlah Rp. 2,6 Rp. 2,6 milyarmilyar dan dan KesehatanKesehatan Gratis Gratis sejumlahsejumlah Rp. 3,8 Rp. 3,8 milyarmilyar..
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 11
melakukan pemantauan kondisi kesehatan masyarakat, pencatatan dan pelaporan
tingkat kesehatan masyarakat maupun melakukan upaya advokasi dan fasilitasi terhadap
pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat. Selain itu adalah mendorong
adanya peran serta masyarakat, membangun kebersamaan dalam rangka penyehatan
lingkungan pemukiman masing-masing. Dalam bidang kesehatan, Program
pembangunan berbasis RT diharapkan dapat memperkuat sistem mekanisme komplain
yang tersedia dalam bidang kesehatan yang selama ini belum dapat berjalan efektif dan
berkembang, menyediakan ruang dan saluran komplain bagi warga terhadap pelayanan
Pustu, Polindes bahkan Puskesmas di Tingkat Kecamatan melalui RT. Dengan
demikian, melalui basis RT diharapkan akan
lebih memudahkan dan mendekatkan saluran
aspirasi (keluh-kesah) warga terhadap peleyanan
kesehatan.
Dibidang pemberdayaan ekonomi keluarga,
program pembangunan berbasis RT akan
diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan
keluarga melalui pendidikan ketrampilan
khusus, pemanfataan lahan pekarangan, dan
home industri. Potensi yang tersedia dimasing-masing RT dalam desa dimaksimalkan
sebagai kekuatan desa sekaligus kekuatan daerah untuk menopang proses pembangunan
daerah yang berbasis pada warga atau masyarakat di level bawah. Program pembangunan
berbasis RT secara berkelanjutan pada akhirnya melahirkan pula sistem informasi
tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat selanjutnya disebut Sistem Informasi Orang
Susah (SIOS) yang menjadi dasar bagi pengambilan kebjakan pembangunan daerah dan
sekaligus memungkinkan Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) dapat berjalan secara
efektif. IV. PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas, pada tahun 2007 Pemkab KSB
bekerjasama dengan LSM telah melakukan serangkaian kegiatan, antara lain ;
membangun kerjasama dengan LSM di KSB untuk melaksanakan program kemitraan
pengembangan model pembangunan berbasis RT, melalukan rekruitmen dan seleksi
fasilitator desa atau dikenal dengan Tenaga Kerja Sukarela Terdidik (TKST) bersama
LSM untuk melakukan pendampingan RT dimasing-masing desa sebanyak 43 orang
tingkat desa, dan 5 orang untuk tingkat Kecamatan. Melaksanakan pelatihan untuk
TKST, dan pelatihan untuk para RT sebanyak 552 RT pada tahap pertama. Para
Fasilitator pendamping pembangunan berbasis RT juga telah melaksanakan program
pendampingan RT dimasing-masing desa, pengumpulan data dilapangan dan
serangkaian kegiatan lainnya.
Saat ini ada lima program utama yang saat ini sedang dipersiapkan dan dilaksanakan
oleh Pemkab KSB bersama Legitimid KSB dan TKST, yakni ;
Peningkatan Kualitas Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Masyarakat
1. Pendidikan gratis untuk Perguruan Tinggi
2. Beasiswa bagi pelajar/mahasiswa KSB berprestasi diluar daerah
3. Beasiswa peningkatan kapasitas tenaga pendidikan
4. Insentif kepada guru berprestasi
1. Pendidikan
I
2. Kesehatan
1. Peningkatan sistem manajerial pelayanankesehatan
2. Capacity building tenaga kesehatan
3. Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 12
Pertama, mengevaluasi konsep dan
impelemtasi program, dan Team
LEGITIMID bersama Pemkab KSB
sedang merumuskan secara lebih detail
tahapan program dan kegiatan model
pembangunan berbasis RT secara
partisipatif dengan melibatkan berbagai
stakeholders di daerah. Dalam konteks
ini, akan disusun model rencana strategis
RT, model pengelolaan pembangunan
berbasis RT, serta monitoring dan
evaluasi pembangunan berbasis RT.
Rencana strategis RT, akan dijadikan sebagai landasan (input utama) dalam proses
pembangunan, khusunya penganggaran baik pada tingkat desa maupun kabupaten.
Rencana Strategis inipula sebagai dasar bagi Pemerintah Desa dalam menyusun RPJMD
Desa atau dengan kata lain RPJMDesa mengacu pada rencana strategis RT. Dan RPJMD
Desa tersebut menjadi input dalam proses perencanaan pembangunan daerah16. Untuk
menjaga dan memastikan sejauhmanakah SKPD yang ada mengakomdir atau
mengintegrasikan rencana strategis RT tersebut dalam program tahunan (APBD) di
tingkat Musbangdes, TKST tingkat desa akan mengawal proses pembahasan tersebut.
Sedangkan pada tingkat Musbagkec dan Musrenbang akan dikawal oleh TKST yang ada
pada tingkat Kecamatan17.
Kedua, menyusun regulasi daerah yang meliputi ; regulasi pembangunan berbasis RT,
regulasi tentang RT dan TKST (Tenaga Kerja Sukarela Terdidik). Regulasi pertama
dimaksudkan untuk memastikan kebrelangsungan serta memberikan landasan yang kuat
terhadap model pembangunan berbasis RT di KSB. Regulasi yang kedua, adalah
memastikan kejelasan kedudukan, tugas dan fungsi RT serta menghindari semakin
meluasnya ”politisasi RT” serta kekeliruan terhadap kedudukan RT. Regulasi yang ketiga
adalah memastikan dan meningkatkan kinerja TKST/Pendamping RT di setiap desa
dalam melakukan proses pendampingan program.
Ketiga, pengumpulan dan analisis data dari
masing-masing RT. Pada akhir bulan Juli
2007 sebagian RT telah melakukan
pendataan kependudukan (kesehatan,
pendidikan, ekonomi) data ini kemudian
dianalisis oleh team TKST tingkat
Kecamatan dan dijadikan sebagai bahan
untuk merumuskan program dan kegiatan
prioritas di masing-masing RT di setiap
desa. Untuk memudahkan masyarakat
mengetahui perkembangan kemajuan,
masyarakat dapat mengaksesnya di RT
masing-masing, rencananya akan dipasang
16 Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJM Desa dan RKP Desa saat ini sedang dipersiapkan oleh
LEGITIMID KSB bersama Bagian Hukum Setda Kabupaten Sumbawa Barat. Naskah Akademis dan Draf
Raperda dapat dilihat pada laporan hasil penelitian Legitimid tentang Pentingnya RPJM Desa 17 Jumlah TKST di tingkat desa sebanyak 43 orang, dan di tingkat Kecamatan Sebanyak 5 orang. TKST
diangkat oleh Bupati melalui SK Pengangkatan. Saat ini Standar Operasional Prosedure sedang disiapkan
Team Legitimid bersama Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat dengan
LEGITIMID
pemberdayaan masyarakat dan desa meliputi kegiatan-kegiatan
peningkatan kapasitas masyarakat dan desa yang terdistribusi dan
terimplementasi melalui program dan kegiatan pada unit kerja terkait
sehingga secara bertahap dapat memberikan pengaruh nyata terhadap
upaya pengentasan kemiskinan, penanggulangan pengangguran, dan
peningkatan daya beli masyarakat.
Pemberdayaan MasyarakatII
� Peningkatan Alokasi Dana Desa (ADD)
� Pengembangan kegiatan pembangunan berbasis RT
� Peningkatan investasi dana bergulir
� Pelatihan dan magang
� Perkuatan lembaga atau kelompok potensial masyarakat.
Untuk mendorong motivasi dan peningkatan
kinerja RT, selain Lomba Desa (tradisi lama),
mulai tahun 2006 Pemkab KSB mulai
mengagas dan menyelenggarakan Lomba RT
dan memberikan reward kepada RT yang
sukses membangun partisipasi warganya dalam
peningkatan IPM dan proses pembangunan.
Kondisi ini ternyata cukup memicu Ketua RT
di KSB untuk ”giat” melaksanakan tugasnya.
Ketua RT juga diberikan dana stimulan untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan di
tingkat RT.
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 13
papan informasi disetiap RT atau melalui Rapat RT (Sesuai kesepakatan antara warga
dan RT). Data ini juga akan digunakan dipublikasikan di webstite pemkab KSB.
Sehingga setiap orang yang memiliki akses internet dapat menjangkaunya. Pusat SIOS
(Sistem Informasi Orang Susah), mendorong program dan kegiatan daerah (SKPD) agar
mulai kepada kelompok sasaran penduduk miskin, serta mengacu pada data, partisipasi
dan kebutuhan real warga miskin di setiap desa (lebih spesifik warga miskin di masing-
masing RT). Data RT inipula akan sangat membantu untuk pengembangan kebijakan
pendidikan dan kesehatan gratis, bedah rumah, asuransi kematian bagi warga, bantuan
modal dan sebagainya, serta untuk mengukur tingkat responsibilitas SKPD dalam
memformulasikan kebijakan pembangunan daerah.
Pada tahun 2008 serangkaian program yang akan dilaksanakan diantaranya adalah
menyusun mekanisme keterlibatan TKST dalam proses penganggaran, membangun unit
pengaduan masyarakat, mendorong desentralisasi pelayanan, memperkuat TKST dalam
proses pendampingan, diantaranya adalah kemampuan dalam memfasilitasi proses
perencanaan pembangunan partisipatif, menerbitkan media informasi RT dan beberapa
kegiatan lainnya.
VI. PERAN AKTOR DALAM PEMBANGUNAN BERBASIS RT
Konsep maupun implementasi program pembangunan berbasis RT pada dasarnya
disusun secara partisipatif, Pemerintah dan LSM secara bersama-sama duduk satu meja
dana membicarakan secara bersama model pengembangan pembangunan berbasis RT.
Pemkab KSB menyadari bahwa untuk mewujudkan cita-cita atau harapan sebagaimana
diatas, bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuhkan adanya sinergisitas antar aktor
dalam pembangunan dan dukungan semua pihak. Sikap pemerintah yang relatif terbuka
ini, mendorong sejumlah LSM di KSB turut membantu merumuskan pembagian peran
dalam mensukseskan agenda program tersebut, secara prinisp unsur yang terlibat dalam
pembangunan berbasis RT, meliputi ;pemerintah daerah, masyarakat, swasta. Adapun
pembagian peran tersebut dapat dirincikan, sebagai berikut :
Peran Pemerintahan Daerah
No Pelaksana Program Peran
1 Bappeda 1. Koordinator Program
2. Mengintegrasikan program pembangunan berbasis
RT kedalam RKPD
2 Dinas Sosial, Nakertans dan
Pemberdayaan Masyarakat
1. Leading Sektor pelaksana program pembangunan
berbasis RT
2. Fasilitatator sosialisasi program
3. Fasilitasi penyusunan persiapan dan pelaksana
program
4. Pelatihan perangkat RT bekerjasama dengan LSM
5. Rekruitmen tenaga pendamping kegiatan
(Fasilitator desa) bekerjsama dengan LSM
6. fasilitasi kerjasama kemitraan
7. fasilitasi kegiatan pemberdayaan masy
8. fasilitasi penyusunan SOP
9. optimalisasi peran dan fungsi Unit Pengaduan
masyarakat
10. Pelaksanaan lomba RT
3 Dinas Kesehatan 1. Fasilitasi dibidang kesehatan
2. Fasilitasi pembentukan Forum jumantara
3. pelatihan kader jumantara (RT)
4. pendampingan dan penguatan jumantara untuk
memback-up desa siga pada locus RT
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 14
5. sosialisasi PHBS kepada masyarakat
4 Dikpora 1. Melakukan koordinasi dan fasilitasi partisipasi
masyarakat dibidang pendidikan
2. fasilitasi wadah kegiatan belajar masyarakat
3. penguatan partisipasi masyarakat dan RT dalam
penyelenggaran PAUD (pendidikan Anak Usia
Dini) dan kegiatan pengentasan keaksaraan
fungsional
5 Sekretariat Daerah 1. Pembentukan perbut tentang Tupoksi RT
2. Pembinaan kewilayahan dan administrasi
pemerintahan desa
3. Fasilitasi penganggaran program
6 Dinas Kehuatanan, pertanian dan
tanaman pangan
1. Fasilitasi penyediaan tanaman keras untuk
mendukung Gerakan Sejuta Pohon (GSP)
2. Bantuan penyuluhan dan pendampingan
masyarakat untuk pemanfataan rumah untuk apotik
hidup dan warung hiudp
7 Perindagkop dan UMKM 1. Pelatihan kewirausahaan
2. Fasilitasi kelompok usaha rumah tangga
8 DPU dan Pertamanan 1. Fasilitasi sistem penataan lingkungan pemukiman
RT
2. Fasilitasi rehabilitasi partisipatif rumah tidak layak
huni
3. fasilitasi masyarakat dalam perbaikan saluran
drainase dan sanitasi lingkungan
4. penyediaan TPS untuk sampah
5. fasilitasi pelaksanaan proyek padat karya
9 Ducapil dan KB 1. Fasilitasi pemutakhiran database kependudukan
2. Fasilitasi bina keluarga
3. Desiminasi peran PL-KB dan PPKBD kedalam
fungsi RT
10 Kecamatan, Kelurahan dan Desa 1. Menyiapkan perangkat administrasi perangkat
RT
2. Pembinaan perangkat RT
3. Fasilitasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan pembangunan di tingkat RT
4. pembinaan RT
11 SKPD lain 1. Menunjang pelaksanaan program
2. mengintegrasikan program pembangunan berbasis
RT dalam renja SKPD
PERAN MASYARAKAT
1 Lembaga Swadaya Masyarakat 1. Membantu pemerintah dalam melakukan
perencanaan program
2. Penjajakan dan identifikasi permasalahan di
lingkungan RT
3. Fasilitasi perekrutan community organizer (CO)
untuk pendamping RT
4. Fasilitasi pelatihan kader pendamping RT
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
2 Perangkat RT dan Tokoh
Masyarakat
1. Fasilitator dan mediator dalam melakukan
koordinasi dengan pemerintah dan pihak lain
2. Melakukan pendataan terhadap masyarakat di
lingkungan RT untuk SIOS
3. Fasilitasi rapat bersama warga untuk menyusun
rencana aksi pelaksanaan program
4. memediasi informasi dan pengaduan masyarakat
5. menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program
3 Dewan Pendidikan 1. Melakukan identifikasi dan koordinasi dengan
perangkat RT kaitannya dengan partisipasi yang
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 15
diharapkan dari masyarakat untuk memajukan
dunia pendidikan dan penguatan pendidikan para
sekolah
2. Sosialiasi kebijakan pemerintah pada locus RT
4 Tenaga Pendamping 1. Pendampingan masyarakat dalam membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan melakukan evaluasi
terhadap program
2. melakukan fasilitasi dan koordinasi dalam
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
5 PKBM,PKK,LPM dan OMS 1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
pendidikan keterampilan kepada masyrakat
2. Menyiapkan model pembelajaran masyarakat secara
partisipatif
PERAN PIHAK SWASTA / DUNIA USAHA
1 BUMS 1. Koordinasi dengan Pemda dalam penyusunan
rencana kegiatan pengembangan masyarakat
secara terpadu sampai ketingkat RT
2. Integrasi program dan kegiatan pembangunan
masyarakat dengan program pembangunan
berbasi RT
3. Dukungan pendanaan untuk membantu
stimulasi pembiayaan kegiatan masyarakat
4. Dukungan media ekspose dan fasilitasi kegiatan
termasuk peningkatan kapasitas parapihak yang
terlibat dalam kegiatan
2 BUMD (Perusda) dan KJKS 1. Melaksanakan kegiatan dan usaha pemberdayaan
masyarakat.
2. Optimalisasi pemanfaatan Dana Abadi Desa
dalam rangka mempercepat kemandirian usaha
bersama kelompok dilingkungan RT
VI. MANFAAT DAN DAMPAK PEMBANGUNAN BERBASIS RT DI KSB
No Aktor/Kelompok Penerima
Manfaat
Manfaat
yang diperoleh dari pembangunan berbasis RT
1 Masyarakat Desa/RT (warga
miskin)
1. Dapat terlibat secara langsung dalam proses
pembangunan (perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi)
2. Dapat mengusulkan secara langsung kebutuhan
dan kepentingan warga miskin dalam perencanaan
pembangunan
3. Dapat menerima secara langsung bantuan/modal
dsb pembangunan dari Pemkab KSB
4. Berkuranya Program dan kegiatan pemerintah yang
elitis dan berpihak pada kelompok/kalangan
tertentu (penguasa)
2 Pemkab KSB
(Dinas/Badan/Kantor/Bazda
dll)
1. Adanya database dan informasi yang memadai
untuk menyusun program dan kegiatan tahunan
(APBD)
2. Program dan kegiatan lebih terarah dan terpadu
serta dapat mencapai keberhasilan yang lebih baik
3. Koordinasi dan sinergisitas antar instansi dalam
melaksanakan program dan kegiatan akan lebih
terkoordinasi dan sinergis (mengurangi tumpang
tindih)
4. Memudahkan Pemkab KSB untuk
memformulasikan kebijakan pembangunan pro-
rakyat miskin
5. APBD KSB dapat lebih memprioritaskan warga
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 16
miskin
3 DPRD 1. Adanya instrument bagi DPRD untuk melakukan
pengawasan pembangunan/APBD.
2. Tersedianya database dan informasi bagi DPRD
untuk mendorong lahirnya kebijakan pro-rakyat
miskin
Dampak Program Pembangunan Berbasis RT dimasa sekarang ini memang belum cukup
nampak, namun indikasi adanya perbaikan dalam sistem pembangunan daerah,
khususnya dalam penganggaran daerah perlahan-lahan mulai terlihat. Yakni, semakin
mengarahnya program kepada rakyat miskin. Kedua, meningkatnya perluasan partisipasi warga. Hal ini ditandai dengan keterlibatan Ketua RT dan warga dalam proses pembangunan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta semakin terbukanya ruang partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Melalui pelibatan RT dan warga proses Musbangdes hingga Musrenbang dapat lebih terbuka dan partisipatif serta menghasilkan rumusan program dan kegiatan pembangunan yang berpihak pada kepentingan warga miskin. Ketiga, Meningkatnya kapasitas para Ketua RT, TKST, Database Kependudukan.
VI. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT
Harus diakui bahwa salah satu kunci
keberhasilan pendidikan dan kesehatan
gratis serta model pembangunan berbasis
RT sesungguhnya tidak terlepas dari ;
pertama, komitmen atau politicall will
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
untuk mewujudkan KSB sebagai
Kabupaten Percontohan di NTB.
Persoalannya Political will tanpa didukung
oleh kekuatan politik juga sulit untuk
direalisasikan, karena akan selalu terbentur
dengan kekuatan anti kebijakan tersebut.
Dalam situasi inilah dibutuhkan
keberanian dan tekad dari seorang pemimpin. Sebab, politicall will tidak akan berarti apa-
apa manakala struktur formal politik didominasi oleh aktor yang anti rakyat. Sehingga
dibutuhkan keberanian dan tekada dari seorang pemimpin. Dan Pemerintah KSB
berani melakukan itu, visi dan misi yang disusun nampaknya bukan hanya sekedar
retorika politik belaka, melainkan dalam bentuk kebijakan dan langkah yang konkret.
Kedua, Sikap pemerintah yang terbuka terhadap pembaruan, kreatif dan inovatif inilah
yang cukup mendukung upaya proses pemenuhan hak dasar rakyat atas anggaran pada
akhirnya relatif lebih mudah dipenuhi. Pemerintah juga membuka ruang partisipasi
seluas-luasnya kepada semua pihak, bersedia untuk menerima ide, gagasan, saran dan
tawaran konsep best practises. Sikap inilah yang kemudian menjadi dorongan, peluang
sekaligus tantangan besar bagi kalangan untuk merumuskan berbagai ide kreatif
pembaharuan di KSB, khususnya peran LSM/NGO merespon realitas ini
Ketiga, faktor pendorong lainnya adalah visi dan misi, faktor ini cukup membantu untuk
mendorong kearahmana pemerintah harus berjalan serta hasil akhir yang ingin
diwujudkan. Visi dan Misi yang baik adalah visi dan misi yang dijalankan. Sebab, banyak
Komitmen dan politicall will serta keberanian
untuk kreatif dan inovatif adalah kunci
keberhasilan penerapan Pendidikan dan
Kesehatan gratis serta pengembangan model
pembangunan berbasis RT di Kabupaten
Sumbawa Barat. Ditengah, situasi dingding
kekuasaan yang ”anti rakyat”. Dibutuhkan
pemimpin yang berani dan rela untuk diinjak,
demi rakyatnya yang sedang kesulitan
menyebrangi lautan.
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 17
visi dan misi yang hanya sebatas mimpi, karena memang mimpi-mimpi itu tidak pernah
secara maksimal untuk dicapai. Hampir seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah bahkan Seorang Presiden pada masa kampanye menjual program kemiskinan,
dan berjanji akan mensejahterakan rakyatnya. Namun, tatkala berkuasa lupa. Bahkan,
parahnya DPR kita yang melakukan amandemen UUD 1945, mereka yang mendesak
agar 20% APBN dialokasikan untuk sektor pendidikan. Namun, dengan berbagai alasan
DPR dan Pemerintah, akhirnya mengugurkan hukum yang telah mereka buat sendiri.
Tapi, jika menyangkut kepentingan mereka (DPR) , segala daya dan upaya dikerahkan,
misalnya kenaikan tunjangan DPR, bahkan dengan tidak punya rasa malu ”meminta”
untuk dibelikan Laptop ditengah rakyat sedang menderita.Persoalan keberpihakan
anggaran, sekali lagi bukan semata-mata soal sistem, melainkan pula soal ”Hati Nurani”.
Di negeri ini banyak maling yang berhati malaikat dan banyak yang malaikat berhati
maling. Wajahnya ”saru” dan selalu berubah, sesuai dengan maunya.
Terlepas dari itu, saya ingin menarik pelajaran berharga dari KSB. Pada awalnya saya
melihat jika dimasa awal pemerintahan K.H.Zulkifli Muhadli dan Drs Malarahman
banyak mengalami tantangan serta ”defisit politik”, namun saat ini saya melihat setelah
lahirnya berbagi kebijakan yang populis, ada kecendrungan terjadi pergeseran politik,
yakni meningkatkatnya dukungan dan mulai terlihat pula posisi pemerintah nampak
semakin legitimate. Apalagi, arus dukungan tersebut mengalir dari aras kelompok
marginal. Dan berdasarkan pengalaman saya, dalam situasi atau kondisi dimana ada
keterbukaan dari pemerintah, strategypun harus dirubah. Pola strategy pendekatan yang
sering saya lakukan di mataram-NTB dalam advokasi APBD yang cenderung
”konfrontatif’ karena struktur kekuasaan yang tertutup, maka dengan kondisi di KSB
pola pendekatan yang digunakan lebih ”kooperatif”, dan upaya yang ditempuh adalah
melakukan intervensi secara langsung (asistensi kepada Pemkab) serta membantu
merumuskan berbagai program SKPD kearah yang lebih berpihak kepada rakyat.
Berbagai pola pendekatan dalam advokasi anggaran memang masing-masing memiliki
kekuatan dan kelamahan. Di Mataram misalnya, NGO yang tergabung dalam GERAK
NTB masih menggunakan pola advokasi yang cenderung ”konfrontatif” dan berada pada
posisi sebagai kelompok penekan atau oposisi dikarenakan situasi dan kondisi yang
terjadi di Ibu Kota NTB tersebut struktur politiknya tidak ckup mendukung bagi mereka
untuk berada pada ruang intervensi langsung dari dalam.
VI. TANTANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS RT DI KSB
Tantantangan yang dihadapi saat ini dalam program pembangunan berbasis RT di KSB
(tahun 2006). Pertama, kedudukan, tugas dan fungsi kelembagaan RT masih belum jelas.
Sehingga RT masih belum dapat berperan secara maksimal. Kedua, RT Merupakan
lembaga kemasyarakatan desa, bukan merupakan perangkat desa/kelurahan. Selama ini
masih ada kekeliruan, bahwa RT merupakan perangkat desa/kelurahan, sehingga proses
pengangkatan dan pemberhentian RT bukan melalui musyawarah, melainkan oleh
Kepala Desa. Kondisi ini sangat rentan, terjadinya ”politisasi” RT. Dibeberapa desa di
KSB yang telah melaksanakan Pilkades, Kepala Desa terpilih melakukan pergantian RT,
seperti di Desa Lalar Liang. Sehingga, berpengaruh terhadap proses program
pembangunan berbasis RT. Ketiga, Masih terbatasnya kemampuan perangkat RT dalam
mengelola inisiasi partisipasi dan kontrol sosial masyarakat sehingga transparansi
penyelenggaraan pemerintahan dalam kerangka pelayanan publik cenderung dimaknai
secara politis ketimbang mempresepsikan sebagai sebuah keniscayaan tata kelola
bemerintahan yang baik. Keempat, Belum adanya petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan
pembangunan berbasis RT secara detail dan sistematis. Kelima, besarnya respon dari
masyarakat menyebabkan ruang lingkup program ini pada tataran implementasinya
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 18
semakin meluas dan sekaligus berimplikasi pada pembengkakan anggaran program dan
ekspektasi stakeholder lainnya terhadap semanagat transparansi sedemikian tinggi masih
belum berimbang dengan ketersediaan saluran dan akurasi informasi. Keenam,
terbatasnya kemampuan tenaga pendamping (meskipun hampir seluruh tenaga
pendamping sarjana) kemampuan dalam memfasilitasi proses belum maksimal,
dibutuhkan kemampuan untuk memfasilitasi, merencanakan, melaksanakan dan
melakukan evaluasi setiap kegiatan. Ketujuh, sebagian besar Ketua RT menempatkan
jabatan RT sebagai jabatan atau pekerjaan sampingan, sehingga proses pendampingan
tidak berjalan maksimal. Kedelapan, belum adanya komunikasi dan jaringan kerjasama
antar semua tenaga pendamping desa dengan tenaga pendamping kecamatan dan
kabupaten serta posisi peran LSM dalam pembangunan berbasis RT yang masih
simpang siur.
Model pembangunan berbasis RT dimasa mendatang diharapkan dapat menjadi salah
satu model pembangunan dan penganggaran daerah yang efektif. Model ini diharapkan
nantinya dapat meretas persoalan klasik dalam proses perencanaan pembangunan,
khususnya penyusunan program dan kegiatan dalam SKPD, agar berpedoman pada
database yang dimiliki desa, lebih spesifik dan detail adalah database di tingkat RT.
Dengan tersedia database tersebut, maka perencanaan pembangunan yang berlarut-larut,
biaya tinggi, serta lebih bersifat seremonial dapat disederhanakan. SKPD dapat melihat
secara langsung database yang ada disetiap RT atau desa. Begitupun, BPS cukup dengan
data yang ada di tingkat RT dapat melihat siapa saja orang miskin yang ada dalam suatu
desa atau RT dan instansi terkait lainnya. Melalui proses pendampingan yang sistematis
yang dilaksanakan oleh TKST dalam beberapa tahun mendatang para Ketua RT
diharapkan telah memiliki kemandirian dalam mengelola pembangunan di tingkat RT,
mampu menggali permasalahan, kebutuhan warga serta mampu memfasilitasi proses
pembangunan dan sebagainya.
VI. KESIMPULAN DAN PELAJARAN BERHARGA DARI KSB
Penulis memang ragu dan masih bertanya-tanya dalam hati kecil, mengapa KSB bisa
melaksanakan pendidikan gratis? Sebelum penulis menarik kesimpulan ini, penulis
kembali bertanya (melakukan wawancara langsung dengan Bupati), mengapa KSB bisa
melaksanakan pendidikan dan kesehatan gratis?. Beliau menjawab dengan enteng.
“kunci adalah keberanian, yakni berani untuk merubah, itu saja!”18
Penulis juga menanyakan kepada salah seorang staf di Bappeda (Abdul Muis, Sos) beliau
mengatakan ;
“Dikalangan birokrasi muda di KSB, yang notabennya berasal dari kalangan NGO
ingin memulai warna baru di KSB, sebagai Kabupaten Baru KSB perlu untuk
memberikan pondasi yang kuat untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good
governance). Banyak pelajaran yang saya peroleh ketika masih di LSM dulu, saya mulai
transformasikan dalam kebijakan pembangunan daerah, termasuk pengalaman dalam
membangun desa yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Dari pengalaman itupula
saya menocaba untuk memback-up lahirnya gagasan model pembangunan berbasis RT19.
Semangat baru untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik di KSB memang
saat ini sedang mengebu-gebu. Peran LSM di KSB sendiri masih belum cukup
18 Hasil wawancara dengan Bupati KSB, K.H. Zulkifli Muhadli, hari Rabu, 8 Agustus 2007 di Pondok
Pesantren Al-Ihklas Taliwang. 19 Hasil Wawancara dengan Abdul Muis S.Sos, Staf Bappeda KSB Bagian Sosial dan Budaya 2007
Judul Makalah : Meretas Jalan Menuju Anggaran Berbasis Rakyat
Makalah /Databse/Syahrul/09/08/2007 19
maksimal dalam mendorong upaya pembaharuan ini, tantangan konsep yang
inovatif selalu ditungggu, namun belum mampu secara optimal dijawab oleh
LSM yang ada di KSB. Apa peran dan gagasan inovatifmu?
Semoga tulisan yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat dan memberikan keyakinan pada diri kita semua bahwa masih ada figur pemimpin di negeri ini yang korup ini. SELAMAT BERJUANG KAWAN-KAWANKU SEMOGA KESUKSESAN MENGIRINGI PERJUANGAN KITA
BIODATA PENULIS
Nama Syahrul Mustofa
TTL Tangerang, 15 Nop 1978
Nama Lembaga Lembaga Penelitian dan Advokasi Masyarakat Desa (LEGITIMID)
Alamat Lembaga Jl Ahmad Yani No.03 Kelurahan Kuang Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat-NTB Kode Pos 84355 Email : legitimid_ksb@yahoo.com Arul_afif@yahoo.co.id
Kontak person 08175799200 SYAHRUL
Jabatan penulis Koordinator Badan Pekerja
Pengalaman Organisasi 1. Ketua Divisi Hukum dan Kebijakan Publik Solidaritas Masyarakat Untuk Transparansi Nusa Tenggara Barat (SOMASI NTB) 1999 s/d 2004
2. Wakil Koordinator Badan Pekerja LBH NTB 2005-s/d sekarang
top related