pedikulosis ialah infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh pedikulus
Post on 12-Feb-2016
15 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pedikulosis ialah infeksi kulit atau rambut padamanusia yang disebabkan oleh pedikulus (termasuk family pediculidae), selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan pediculus humanus dengan pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.
A. Pengertian· Infeksi kutu yang mengenai kepala, badan, dan pubis (mengenai daerah-darah yang berambut)· Infeksi kulit atau rambut pada manusia yang disebabkan parasit obligat pediculus humanis (Arif Mansjoer, 2002)B. Klasifikasi1. Pediculosis Kapitisa. Definisi· Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh pediculus humanus var capitis (Ronny P Handoko)· Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut pediculus humanus capitis pada kulit kepala. (Brunner & Suddarth)Tuma betina akan meletakkan telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur ini akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minggu.b. Etiologi
JANTAN.
BETINA
· Infeksi kulit ini disebabkan oleh pediculus humanus var capitis.· Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat, misalnya di asrama dan panti asuhan.· Kondisi hygiene yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang relative susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita).c. Epidemiologi· Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan kemerahan jika telah menghisap darah.· Terdapat 2 jenis kelamin ialah jantan dan betina, yang betina dengan ukuran panjang 1,2-3, mm dan lebar kurang lebih ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya sedikit.· Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa.· Telur (nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin keujung terdapat yang lebih matang.d. Cara penularanMelalui perantara benda:· Pakaian· Sisir· Sikat yang dipakai bersama· Wig· Topi· Perangkat tempat tidur yang terinfeksie. PathogenesisKelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Gatal tersebut timbul karenapengaruh liur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan kedalam kulit waktu menghisap darah.f. Gejala klinis· tuma paling sering ditemukan di sepanjang bagian posterior kepala dan di belakang telinga.· Telur tuma ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang berbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.· Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghiulangkan gatal seringkali menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis.· Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang yang berambut panjang.Gejala yang muncul:· Rasa gatal, terutama pada daerah oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala.· Karena garukan, dapat terjadi erosi, ekskioriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta)· Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta (plikapelonika)dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau yang busuk.g. Diagnosis banding
· Tinea kapitis· Pioderma (impetigo krustosa)· Dermatitis seboroikah. PrognosisPrognosis baik bila hygiene diperhatikani. Pengobatan· Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder.· Menurut kepustakaan, pengobatan terbaik ialah secara topical dengan malathion 0,5 % atau 1 dalam bentuk losio atau spraycaranya: malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit. Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sulit didapat· Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan=gammexan) 1 %. Cara pemakaiannya adalah: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.· Obat lain adalah zil benzoate 25 %, dipakai dengan cara yang sama.· Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder dionati dulu dengan antibiotic sistemik dan topical. Dan kemudian disusul dengan pemberian oabat dia atas dalambentuk shampoo. Hygiene merupakan syarat agar tidak terjadi residif.2. Pedikulosis Korporisa. DefinisiInfestasi kutu pedikulosis humanus korporis pada badan (Ronny P Handoko)b. EtiologiPediculus humanus var corporis mempunyai jenis kelamin, yakni jantan dan betina, yang betina berukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditremukan pada kepala.c. EpidemiologiPenyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hygiene yang buruk, misalnya penggembala,disebabkan mereka jarang mandi atau jarang mengganti dan mencuci pakaian. Maka itu penyakit ini sering disebut penyakit vagabond. Hal ini disebabkan karena kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju tebal serta jarang dicuci.d. Cara penularan· Melalui pakaian· Pada orng yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat padarambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.e. PathogenesisKelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini diebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap darah.f. Gejala klinis
· Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif.· Kadang timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.g. Diagnose bandingNeurotic excoriationh. PrognosisBaik dengan menjaga hygienei. Pengobatan· Krim gameksan 1 % yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih belum sembuh diulangi 4 hari kemudian.· Obat lain adalah emulsi benzyl benzoate 25 % dan bubukn malathion 2 %.· Pakaian agar direbus atau disetrika, maksudnya untuk membunuh telur atau kutu. Jika terdapat infeksi sekunder diobati dengan antibiotic secara sistemik dan topical.3. Pedikulosis pubisa. DefinisiPediculosis pubis adalah infeksi rambut di daerrah pubis dan di sekitarnya karena phthirus pubis.Pediculosis pubis dulu dianggap phthirus pubis secara morfologis sama dengan pediculus, maka itu dinamakan pediculus pubis. Ternyata morfologi keduanya berbeda, phthirus pubis lebih kecil dan pipih.b. EtiologiKutu ini juga mempunyai jenis kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan. Panjang sama dengan lebar 1-2 mm.c. Epidemiologi· Penyakit ini menyerang orang dewasa dan edapat digolongkan dalam penyakit akibat hubungan seksual (P. H. S. )· Serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis· Infeksi ini juga bias terjadi pada anak-anak, yaitu di alis atau bulu mata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala.d. Cara penularanUmumnya dengan kontak langsunge. Gejala klinis· Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal ini dapat meluas kedaerah abdomen dan dada, di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut macula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjangn dan susah untuk dilapaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.· Black dot yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur.Bercak hitamini merupakan krusta berasal dari darah yang sering diinterpretasikan salah sebagai hematuria.· Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening.f. Diagnosis banding· Dermatitis seboroika· Dermatomikosis
g. PrognosisGejala gatal yang ditimbulkan sama dengan proses pada pedikulosis.h. Pengobatan· Krim gameksan 1 %· Emulsi benzyl benzoate 25 % yang dioleskan kemudian didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh.· Sebaiknya rambut kelamin dipotong· Pakaian dalam direbus atau disetrika· Mitra seksual juga harus diperiksa jika perlu diobati.
ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajiana. Biodatab. Anamnesa yang berkaitan dengan pedikulosis· Keluhan atau gejala yang dirasakan.· Sejak kapan gejala dirasakan.· Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.· Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan pubis.· Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal, kasur, topi kepada orang lain atau anggota keluarga.· Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah.· Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)c. Pemeriksaan fisik· KepalaKulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga (biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.· BadanTerlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung.Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan jarang sekali di kulit. · PubisRambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai tak terhitung jumlahnyaDitemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap dalam kutu dewasa ataupun bagian kotorannya.d. Pemeriksaan penunjang· Pedikulosis capitisDiagnose pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicarai di daerah oksiput dan temporal, telur berwarna abu-abu dan berkilat.· Pedikulosis corporisDiagnose pasti adalah menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
· Pedikulosis pubisDilakukan pemeriksaan dengan perhatian khusus terhadap kemaluan kalau perlu dengan menggunakan kaca pembesar, biasanya ditemukan telur atau kutu bentuk dewasa.2. Diagnose keperawatana. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.b. Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada kulit.d. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan risiko penularan.e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit, penyebab, pengobatan, dan pencegahan.
3. Intervensi keperawatana. Diagnose 1Tujuan : pasien dapat merasakan kenyamanan (rasa gatal berkurang).Intervensi :· Kaji kondisi kulit kepala, badan, pubis.· Anjurkan agar kulit pasien tetap kering.· Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan pakaian, alat mandi, tempat tidur dan sisir.· Anjurkan untuk membersihkan kepala atau rambut minimal 2xseminggu· Anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal tetapi diusap· Kolaborasi medis untuk pemberian obat untuk mengatasi gatal.
b. Diagnose 2Tujuan : pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinyaNOC : citra tubuhcriteria hasil : 1. Mengidentifikasi kekuatan personal2. pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh3. menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh4. memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personalSkala : 1. Tidak pernah2. jarang3. kadang-kadang 4. sering5. positifNIC : penampilan citra tubuhIntervensi : 1. Beri motivasi untuk menerima keadaan dirinya2. beri penjelasan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan3. jelaskan pentingnya perawatan kulit termasuk kepala, badan, dan pubis4. berikan motivasi tentang percaya diri dan mencegah isolasi socialc. Diagnose 3Tujuan : pasien terhindar dari kerusakan kulitNOC : pengendalian risikoCriteria hasil : 1. Memantau factor risiko dari perilaku dan lingkungan yang memperaparah kerusakan integritas kulit
2. mengikuti strategi pengendalian risiko yang dipilih3. mengenal perubahan status kesehatan4. pasien mempunyai kulit yang utuh.Skala : 1. Tidak pernah2. jarang3. kadang-kadang4. sering5. konsistenNIC : surveilans kulitIntervensi : 1. Lakukan pengkajian kondisi kulit secara rutin2. anjurkan untuk menjaga kulit agar tetap bersih3. anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal untuk mencegah terjadinya luka4. anjurkan pasien untuk menggunakan sabun antiseptic5. kolaborasi medis untuk mencegah infeksi berlanjutd. Diagnose 4Tujuan : pasien dapat memelihara kesehatan dengan mencegah penularanNoc : perilaku sehat
Criteria hasil : 1. Tidak terjadi penularan2. mengidentifikasi potensial risiko3. menyusun dan mengikuti strategiuntukmemksimalkan kesehatan4. berpartisipasi dalam pelayanan kesehatanNIC : pedoman system kesehatanIntervensi : 1. Ajarkan pada pasien semua barang, handuk, perangkat tempat tidur yang mengandung kutu atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya suhu 54 o C atau dicuci kering (dry cleaning) untuk mencegah infestasi ulang2. ajarkan pada pasien, keluarga bahwa perabot, permadani, dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan vacuum cleaner3. ajarkan pada pasien agar sisir dan sikat rambut harus di desinfeksi dengan shamppo4. beritahu pada semua anggota keluarga yang berhubungan dengan dengan pasien untuk diobati5. anjurkan pada keluarga untuk tidak menggunakan sisir pasien.
suhan keperawatan pedikulosis
PedikulosisA. PengertianPedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.
B. Epidemologi• Tuma à parasit obligat manusia• Kosmopolit tidak dipengaruhi musim• Insiden: kebersihan << (org dan lingk), sos ekonomi <<• Penularan– Kontak langsung erat (tmsk STD)– Melalui alat-alat a.l topi, sisir, tempat tidur, dll• Di EROPA tuma sebagai vektor dari:– Ricketsia: Tifus epidemik, demam paritSpirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang
C. EtiologiPenyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan kutu. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya. Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala juga kutu badan.Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu kepala dan kutu badan.
D. KlasifikasiAda 3 jenis kutu yang menyerang mausia, yaitu :1. Pedikulosis KapitisPedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Peduculus humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturasinya dalam tempo 2 minggu.2. Pedikulosis KorporisPedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus humanus corporis pada badan. Keadaan ini menghinggapi orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya. 3. Pedikulosis PubisPedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis( crab louser; kutu kemaluan ) sangat sering dijumpai. Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah genital dan terutama ditularkan lewat hubungan seks.
E. PatofisiologiSiklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Parasit ini bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 – 150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah pada kulit. Hama ini meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga menempel pada batang rambut, baik itu di daerah kepala, badan ataupun pubis manusia. Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat. Kutu sangat subur pada kodisi yang padat penduduknya.Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kepala ditularkan
melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah. Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat. Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan. Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.
F. Manifestasi KlinisPedikulosis Kapitis, tuma paling sering ditemukan disepanjang bagian postorior kepala dan dibelakang telinga. Telur tuma dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang terbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghilangkan gatal sering menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang dengan rambut yang panjang. Tuma dapat ditularkan lansung lewat kontak fisik atau tidak langsung leawat sisir, sikat rambut, wig, topi dan perangkat tempat tidur ( bantal, seprei dll) yang terenfiksi oleh tuma.Pedikulosis Korporis, daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling terkena pakaian dalam ( yaitu , leher, badan dan paha ). Kutu badan terutama hidup dalam pelipit pakaian dan di temapt ini, kutu merekat erat sementara menusuk kulit penderita dengan probosisnya. Gigitan kutu menyebabkan titik-titk pendarahan yang kecil dan khas. Ekskoriasi yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa gatal dan perbuatan menggaruk yang intensif, khususnya pada badan serta leher. Di antara lesi sekunder yang ditimbulkan terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan. Pada kasus menahun, kulit pasien menjadi tebal, kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.Pedikulosis pubis, “debu” berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat ditemukan pada pakaian dalam. Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, janggut dan bulu mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang dapat terlihat pada badan, paha dan aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu. Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal merupakan gejala yang paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu kemaluan dapat dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis, sifilis).
G. Penegakan DiagnosaDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu). Kutu betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai butiran kecil yang menempel di rambut. Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit. Kutu kemaluan meninggalkan kotoran berwarna coklat tua di pakaian dalam. Kutu kemaluan sulit ditemukan dan bisa terlihat sebagai bintik kecil kebiruan di kulit. Telurnya menempel di dasar rambut, sangat dekat dengan kulit.
H. Penatalaksanaan
1. PengobatanPermethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling nyaman. Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi neurologis. Kadang digunakan piretrin. Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi. 10 hari setelah pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru menetas. Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati, kutu biasanya diambil dengan menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu mata. Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian, penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi manusia.2. Tindakan KeperawatanPada penderita Pedikulosis kapitis terapinya mencakup pengeramasan rambut memakai sampo yang mengandung lindane (Kwell) atau senyawa piretrin dengan piperonil butoksida ( sampo RID atau R&C ). Kepada pasien dianjurkan untuk mengeramas kulit kepala dan rambut menurut petunjuk pemakain sampo tersebut. Sesudah dibilas sampai bersih, rambut disisir dengan sisis bergigi halus (serit) yang sudah dicelupkan dalam cuka agar telur atau cangkar telur tuma yang tertinggal dapat terlepas dari batang rambut. Telur tuma sangat sulit dilepas dan mungkin harus diambil dengan jari tangan satu per satu ( karena itu, orang awam memakai istilah “ mencari kutu”. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering untuk mencegah infestasi ulang. Perabot, permadani dan karpet yang berbulu harus sering dibersihkan dengan alat vacum cleaner. Sisir dan sikat rambut juga harus didisinfeksi dengan sampo. Semua anggota keluarga dan orang yang berhubunagn erat dengan pasien harus diobati. Komplikasi seperti pruritas yang hebat, pioderma ( infeksi kulit yang membentuk pus ) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritus, antibiotik sistemik serta kortikosteroid tropikal.Sedangkan pada penderita Pedikulosis korporis dan Pedikulosis pubis, kepada pasien diminta untuk memakai sabun dan air. Kemudian, lindane (Kwell) atau melation dalam isopropil alkohol (losion Prioderm) dioleskan pada daerah-daerah kulit yang terenfeksi dan daerah yang berambut menurut petunjuk informasi produk. Terapi topikal alternatif lainnya adalah pedikulida berbahan dasar piretrin (RID yang merupakan preparat yang bisa dibeli bebas) atau tembaga oleat 0,03% (Curpex). Jika bulu mata turut terkena vaseline dapat dioleskan tebal-tebal dua kali sehari selama 8 hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara mekanis setiap telur kutu yang tertinggal. Komplikasi, seperti pruritis hebat, pioderma (infeksi yang membentuk pus pada kulit) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritis, antibiotik sistemik serta kortikosteroid topikal. Perlu diingat bahwa kutu badan dapat menularkan penyakit epedemik pada manusia, yaitu penyakit riketsia (tifus epidemik, demam hilang timbul dan trench fever). Mikroorganisme penyebabnya berada dalam traktus gastrointestinal serangga tersebut dan dapat diekskresikan ke permukaan kulit pasien yang terinfeksi.
I. KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi yang bila dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi kulit yang akut dan menular, yang ditandai oleh pustula dan skuama.
J. PencegahanPenyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya dengan
pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar dengan penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit. 8Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut. Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F (540C), alkohol atau pedikulosid selama 1 jam.Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat mencegah penyebaran kutu ini.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KUTU BADAN
1. KONSEP TEORI TENTANG KUTU BADAN1.1 Pengertian
Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus (tuma), sejenis kutu yang
hidup dari darah manusia, pada rambut kepala & kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan
memberi keluhan gatal akibat gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga
tak bersayap yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena
pemakaian bersama baju atau barang.
1.2 Epidemologi
a) Tuma parasit obligat manusia
b) Kosmopolit tidak dipengaruhi musim
c) Insiden: kebersihan (org dan lingk), sosial ekonomi
d) Penularan. Melalui Kontak langsung erat (tmsk STD) dan Melalui alat-alat a.l topi, sisir,
tempat tidur, dll
e) Di EROPA tuma sebagai vektor dari: Ricketsia: Tifus epidemik, demam parit
Spirochaeta (Borrelia recurrentis) menyebabkan demam berulang
1.3 Etiologi
Penyakit pedikulosis disebabkan oleh parasit Pediculus yang biasa kita kenal dengan
kutu.Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular
dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang
lainnya.Ada beberapa kutu yang menyebabkan pedikulosis, seperti kutu kepala juga kutu
badan.
Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang
berlainan.Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan
kutu kepala dan kutu badan.
1.4 Klasifikasi
Ada 3 jenis kutu yang menyerang mausia,yaitu:
1) Pedikulosis kapitis
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Peduculus
humanus capitis pada kulit kepala. Tuma betina akan meletakkan telur-telurnya (nits) di dekat
kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat.
Telur akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai
maturasinya dalam tempo 2 minggu.
2) Pedikulosis korporis
Pedikulosis Korporis merupakan infestasi kutu pediculus humanus corporis pada
badan.Keadaan ini menghinggapi orang yang jarang mandi atau yang hidup dalam
lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya.
3) Pedikulosis pubis
Pedikolisis pubis, yang merupakan infestasi oleh phthirus pubis( crab louser; kutu kemaluan )
sangat sering dijumpai. Infestasi parasit ini umumnya terjadi di daerah genital dan terutama
ditularkan lewat hubungan seks.
1.5 Patofisiologi
Siklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa.Parasit ini bisa hidup
pada tubuh atau padaislakutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50
– 150 telur. Kutu mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah pada kulit. Hama ini
meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga menempel pada batang rambut, baik itu di
daerah kepala, badan ataupun pubis manusia.Kutu manusia menyuntikkan getah pencernaan
dan ekskreatanya ke dalam kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat.Kutu sangat subur
pada kondisi yang padat penduduknya.
Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia, sedangkan kutu badan juga
sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit.Kutu kepala ditularkan melalui
kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu
kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada
murid-murid disatu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut.Kutu badan biasanya menyerang
orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di
pemukiman yang padat.Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam
kambuhan.Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan
hubungan seksual.
1.6 Manifestasi Klinis
Pedikulosis Kapitis, tuma paling sering ditemukan disepanjang bagian postorior kepala dan
dibelakang telinga. Telur tuma dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang
terbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.Gigitan
serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk
menghilangkan gatal sering menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta
furunkulosis.Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang dengan rambut
yang panjang. Tuma dapat ditularkan lansung lewat kontak fisik atau tidak langsung leawat
sisir, sikat rambut, wig, topi dan perangkat tempat tidur ( bantal, seprei dll) yang terenfiksi
oleh tuma.
Pedikulosis Korporis, daerah kulit yang terutama terkena adalah bagian yang paling terkena
pakaian dalam ( yaitu , leher, badan dan paha ). Kutu badan terutama hidup dalam pelipit
pakaian dan di temapt ini, kutu merekat erat sementara menusuk kulit penderita dengan
probosisnya.Gigitan kutu menyebabkan titik-titk pendarahan yang kecil dan khas.Ekskoriasi
yang menyebar luas dapat terlihat sebagai akibat dari rasa gatal dan perbuatan menggaruk
yang intensif, khususnya pada badan serta leher.Di antara lesi sekunder yang ditimbulkan
terdapat guratan linier garukan yang paralel dan ekzema dengan derajat ringan.Pada kasus
menahun, kulit pasien menjadi tebal, kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang
berpigmen serta berwarna gelap.
Pedikulosis pubis, “debu” berwarna cokelat kemerahan (ekskresi kutu) dapat ditemukan pada
pakaian dalam.Kutu kemaluan dapat menginfestasi rambut dada, aksila, janggut dan bulu
mata. Makula yang berwarna kelabu-biru kadang-kadang dapat terlihat pada badan, paha dan
aksila sebagai akibat dari reaksi saliva serangga tersebut dengan bilirubin ( yang
mengubahnya menjadi biliverdin ) atau ekskresi yang dihasilkan oleh kelenjar liur kutu.
Lipatan pubis harus diperiksa dengan kaca pembesar untuk mendeteksi keberadaan phthirus
pubis yang merayap disepanjang batang rambut atau keberadaan telur kutu tersebut yang
menempel erat dengan rambut atau tempat pertemuan antara rambut dan kulit. Rasa gatal
merupakan gejala yang paling sering ditemukan, khususnya di malam hari, infestasi oleh kutu
kemaluan dapat dijumpai bersama dengan penyakit menular kelamin (gonore, kandidiasis,
sifilis)
1.7 Penegakan Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu).Kutu
betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai
butiran kecil yang menempel di rambut.
Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada
lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit.Kutu kemaluan meninggalkan kotoran berwarna
coklat tua di pakaian dalam.Kutu kemaluan sulit ditemukan dan bisa terlihat sebagai bintik
kecil kebiruan di kulit.Telurnya menempel di dasar rambut, sangat dekat dengan kulit.
1.8 Penatalaksanaan
1) Pengobatan
Permethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling
nyaman.Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu
tetapi tidak dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi
neurologis.
Kadang digunakan piretrin.Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi.10 hari setelah
pemakaian, ketiga obat tersebut harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru
menetas. Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati, kutu biasanya diambil dengan
menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu
mata.
Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian,
penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi
manusia.
2) Tindakan keperawatan
Pada penderita Pedikulosis kapitis terapinya mencakup pengeramasan rambut memakai
sampo yang mengandung lindane (Kwell) atau senyawa piretrin dengan piperonil butoksida
( sampo RID atau R&C ). Kepada pasien dianjurkan untuk mengeramas kulit kepala dan
rambut menurut petunjuk pemakain sampo tersebut.Sesudah dibilas sampai bersih, rambut
disisir dengan sisis bergigi halus (serit) yang sudah dicelupkan dalam cuka agar telur atau
cangkar telur tuma yang tertinggal dapat terlepas dari batang rambut. Telur tuma sangat sulit
dilepas dan mungkin harus diambil dengan jari tangan satu per satu ( karena itu, orang awam
memakai istilah “ mencari kutu”. Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur
yang bisa mengandung tuma atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya dengan
suhu 54oC atau dicuci kering untuk mencegah infestasi ulang.Perabot, permadani dan karpet
yang berbulu harus sering dibersihkan dengan alat vacum cleaner.Sisir dan sikat rambut juga
harus didisinfeksi dengan sampo.Semua anggota keluarga dan orang yang berhubunagn erat
dengan pasien harus diobati. Komplikasi seperti pruritas yang hebat, pioderma ( infeksi kulit
yang membentuk pus ) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritus, antibiotik sistemik
serta kortikosteroid tropikal.
Sedangkan pada penderita Pedikulosis korporis dan Pedikulosis pubis, kepada pasien diminta
untuk memakai sabun dan air.Kemudian, lindane (Kwell) atau melation dalam isopropil
alkohol (losion Prioderm) dioleskan pada daerah-daerah kulit yang terenfeksi dan daerah
yang berambut menurut petunjuk informasi produk. Terapi topikal alternatif lainnya adalah
pedikulida berbahan dasar piretrin (RID yang merupakan preparat yang bisa dibeli bebas)
atau tembaga oleat 0,03% (Curpex). Jika bulu mata turut terkena vaseline dapat dioleskan
tebal-tebal dua kali sehari selama 8 hari yang kemudian diikuti oleh pencabutan secara
mekanis setiap telur kutu yang tertinggal. Komplikasi, seperti pruritis hebat, pioderma
(infeksi yang membentuk pus pada kulit) dan dermatitis diobati dengan preparat antipruritis,
antibiotik sistemik serta kortikosteroid topikal.Perlu diingat bahwa kutu badan dapat
menularkan penyakit epedemik pada manusia, yaitu penyakit riketsia (tifus epidemik, demam
hilang timbul dan trench fever).Mikroorganisme penyebabnya berada dalam traktus
gastrointestinal serangga tersebut dan dapat diekskresikan ke permukaan kulit pasien yang
terinfeksi.
1.9 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian terjadi infeksi yang bila
dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul impetigo yaitu inflamasi kulit yang akut dan
menular, yang ditandai oleh pustula dan skuama.
1.10 Pencegahan
Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih.Misalnya dengan
pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar.Benda-benda yang terpapar dengan
penderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila
memungkinkan kemudian dikeringkan.Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu
lebih dari 50-55°C selama paling kurang 5 menit.
Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk
terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam
lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan
tersebut.Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan
semua pelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita
kutu kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130°F (540C), alkohol atau
pedikulosid selama 1 jam.
Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan
topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat
penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat
mencegah penyebaran kutu ini.
2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
a) Biodata
b) Anamnesa yang berkaitan dengan pedikulosis
1) Keluhan atau gejala yang dirasakan.
2) Sejak kapan gejala dirasakan.
3) Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
4) Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan pubis.
5) Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal, kasur, topi
kepada orang lain atau anggota keluarga.
6) Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah.
7) Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)
c) Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga (biasanya
terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)
3) Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
4) Badan
5) Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula erithematosa
yang awet, lesi tampak jelas punggung.
6) Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan jarang sekali
di kulit.
7) Pubis
8) Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai tak terhitung
jumlahnya
9) Ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap dalam kutu
dewasa ataupun bagian kotorannya.
d) Pemeriksaan penunjang
1) Pedikulosis capitis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicarai di daerah oksiput dan
temporal, telur berwarna abu-abu dan berkilat.
2) Pedikulosis corporis
Diagnose pasti adalah menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
· Pedikulosis pubis
Dilakukan pemeriksaan dengan perhatian khusus terhadap kemaluan kalau perlu dengan
menggunakan kaca pembesar, biasanya ditemukan telur atau kutu bentuk dewasa.
2.2. Diagnose keperawatan
a). Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.
b). Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).
c). Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada kulit.
d). Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan risiko penularan.
e). Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit, penyebab, pengobatan, dan
pencegahan.
2.3. Intervensi keperawatan
a). Diagnose 1
Tujuan : pasien dapat merasakan kenyamanan (rasa gatal berkurang).
Intervensi :
a) Kaji kondisi kulit kepala, badan, pubis.
b) Anjurkan agar kulit pasien tetap kering.
c) Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan pakaian, alat mandi, tempat tidur dan sisir.
d) Anjurkan untuk membersihkan kepala atau rambut minimal 2xseminggu
e) Anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal tetapi diusap
f) Kolaborasi medis untuk pemberian obat untuk mengatasi gatal.
b). Diagnose 2
Tujuan : pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinya
NOC : citra tubuh
criteria hasil :
a) Mengidentifikasi kekuatan personal
b) pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
c) menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
d) memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal
Skala :
1. Tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. positif
NIC : penampilan citra tubuh
Intervensi :
1). Beri motivasi untuk menerima keadaan dirinya
2).beri penjelasan bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
3). jelaskan pentingnya perawatan kulit termasuk kepala, badan, dan pubis
4). berikan motivasi tentang percaya diri dan mencegah isolasi social
c. Diagnose 3
Tujuan : pasien terhindar dari kerusakan kulit
NOC : pengendalian risiko
Criteria hasil :
1). Memantau factor risiko dari perilaku dan lingkungan yang memperaparah kerusakan
integritas kulit
2).mengikuti strategi pengendalian risiko yang dipilih
3). mengenal perubahan status kesehatan
4). pasien mempunyai kulit yang utuh.
Skala :
1. Tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. konsisten
NIC : surveilans kulit
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian kondisi kulit secara rutin
2. anjurkan untuk menjaga kulit agar tetap bersih
3. anjurkan untuk tidak menggaruk daerah yang gatal untuk mencegah terjadinya luka
4. anjurkan pasien untuk menggunakan sabun antiseptic
5. kolaborasi medis untuk mencegah infeksi berlanjut
d). Diagnose 4
Tujuan : pasien dapat memelihara kesehatan dengan mencegah penularan
Noc : perilaku sehat
Criteria hasil :
1. Tidak terjadi penularan
2. mengidentifikasi potensial risiko
3. menyusun dan mengikuti strategi
untukmemksimalkan kesehatan
4. berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
NIC : pedoman system kesehatan
Intervensi :
1. Ajarkan pada pasien semua barang, handuk, perangkat tempat tidur yang mengandung kutu
atau telurnya harus dicuci dengan air panas sedikitnya suhu 54 o C atau dicuci kering (dry
cleaning) untuk mencegah infestasi ulang
2. ajarkan pada pasien, keluarga bahwa perabot, permadani, dan karpet yang berbulu harus
sering dibersihkan dengan vacuum cleaner
3. ajarkan pada pasien agar sisir dan sikat rambut harus di desinfeksi dengan shamppo
4. beritahu pada semua anggota keluarga yang berhubungan dengan dengan pasien untuk
diobati
5. anjurkan pada keluarga untuk tidak menggunakan sisir pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN PEDIKULOSIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Pedikulosis adalah penyakit infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
dengan pediculus (tergolong family pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini
juga menyerang binatang. (Adhi Djuanda, 1998)
Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia yang disebabkan oleh parasit
obligat pediculus humarus. (Arif Mansjoer, 2000)
a. Pedikulosis capitis
Infestasi kutu yang menyerang rambut di kepala
b. Pedikulosis carporis
Infestasi kutu pediculus humanus carporis pada badan
c. Pedikulosis pubis
Infestasi oleh phthirus pubis yang menyerang daerah genital
2. Etiologi Pedikulosis
a. Pedikulosis capitis
Etiologi dari Pedikulosis capitis adalah pediculus humanus var. capitis. Kutu ini mempunyai
2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan merah jika telah menghisap darah.
b. Pedikulosis carpotis
Etiologi dari Pedikulosis carporis adalah Pedialus humarus var. Carporis Pediculus humarus
var.carporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan betina berukuran panjang 1,2 – 4,2
mm dan lebar kira – kira ½ panjangnya, sedangkan yang jantan lebih kecil
c. Pedikulosis Pubis
Etiologi dari Pedikulosis Pubis adalah Phthirus pubis. Kutu ini juga mempunyai 2 jenis
kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan. Panjangnya sama dengan lebarnya
yaitu 1 -2 mm.
3. Patofisiologi
P. Humarus var. capitis dan p. Humarus var.carporis adalah penyebab dari Infeksi
kulit parasitik pedikulosis. P. Humarus var.capitis dan P. Humarus var.carporis berkembang
biak sesuai dengan siklus hidup tuma yaitu telur, larva, nimpa dan akhirnya tumbuh dewasa.
Pada saat bertelur (nits) mereka akan berada disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya
rambut manusia dan cara penularan mereka adalah melalui kontak langsung dan tidak
langsung. Pada masa siklus nimpa, mereka akan turun ke dasar rambut kemudian
berkembang biak menjadi dewasa dan mengeluarkan sekret yang dimasukkan ke dalam kulit
sewaktu menghisap darah, mengakibatkan timbulnya rasa gatal yang hebat dan adanya rasa
panas dikulit kepala. Akibat garukan tersebut maka akan timbul kelainan kulit lainnya seperti
erosi, ekskotiasi dan infeksi sekunder. Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi
diantaranya Pioderma ( infeksi kulit yang terbebtuk pus ) dan terdapat pembesaran kelenjar
getah bening.
Pedikulosis Pubis disebabkan oleh phthirus pubis yang dalam siklus hidupnya
mengalami morfologi yaitu telur, larva, nimpa dan tumbuh menjadi kutu dewasa. Kutu
tersebut masuk melalui kulit / folikel rambut dan menghisap darah dengan mengeluarkan
saliva yang dapat mengubah bilirubin menjadi biliverdin. Hal tersebut menimbulkan makula
pada tubuh, paha, ketiak yang berwarna coklat kemerahan disebut juga makula scrulae
sehingga mengakibatkan rasa gatal yang hebat. Timbullah lesi yang diakibatkan dari garukan
dan adanya bercak hitam yang twerdapat pada celana dalam akibat krusta. Pada akhirnya
mengakibatkan infeksi sekunder dengan pembesaran KGB regional.
Cara penularan
a. Pedikulosis Capitis
Pada lingkungan yang padat, anak-anak, cara penularannya melalui benda perantara,
misalnya : sisir, bantal, kasur, topi, sikat rambut, wig, bantal dan sprei.
b. Pedikulosis Corpotis
Pada orang dewasa dengan hygiene yang buruk (jarang mandi/ganti pakaian), cara
penularannya dapat melalui pakaian maupun kontak langsung.
c. Pedikulosis Pubis
Pada orang dewasa, PMS serta mengenai jenggot dan kumis, pada anak-anak pada alis / bulu
mata. Cara penularannya umumnya kontak langsung, hubungan seks atau dengan benda
seperti pakaian, handuk dan sprei.
4. Manifestasi Klinis
a. Rasa gatal yang hebat terutama daerah oksiput, temporal dan pubis.
b. Rasa panas di sekitar kulit kepala
c. Pruritis
d. Eritema, iritasi dan infeksi sekunder akibat garukan.
e. Kulit kering dan bersisik dengan daerah-daerah yang berpigmen serta berwarna gelap.
f. Ditemukan kutu atau telur kutu.
g. Rambut akan bergumpal, berbau busuk akibat banyaknya pus dan krusta.
h. Pembesaran kelenjar getah bening regional.
i. Adanya kelainan di kulit berupa garis-garis bekas garukan dan bintik-bintik kemerahan yang
kecil dan khas.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis
Riwayat keluhan penderita, riwayat adanya penyakit yang sama pada keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
Ditemukan telur/kutu dengan pemeriksaan secara seksama terutama apabila dicari di daerah
oksiput dan temporal.
Telur berwarna abu-abu dan berkilat.
Adanya lesi akibat garukan dan kelainan kulit.
Pembesaran kelenjar getah bening regional.
c. Pemeriksaan mikroskop
Ditemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut.
Ditemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
6. Penatalaksanaan
a. Pedikulosis Capitis
Pengobatan yang dianggap terbaik ialah malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk lasio atau spray
Cara pemakaian : malam sebelum tidur cuci rambut dengan shampo
kemudian oleskan losio malathion dan tutup kepala dengan kain. Keesokan harinya cuci
rambut dengan shampo lalu disisir dengan serit. Pengobatan dapat diulang lagi seminggu
kemudian jika masih terdapat kutu atau telur kutu.
Pengobatan lain dan cukup efektif ialah krim gameksan 1%.
Cara pemakaian : setelah dioleskan dan didiamkan selama 12 jam, cuci
dan sisir rambut dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur,
seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat
25%, dipakai dengan cara yang sama.
Pada keadaan infeksi sekunder berat, sebaiknya rambut dicukur, diobati dengan antibiotik
sistemik dan topikal, preparat antipruritus, lalu disusul dengan obat di atas dalam bentuk
shampo.
Semua barang, pakaian, handuk dan perangkat tempat tidur yang bisa mengandung tuma atau
telurnya harus dicuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci kering (dry
cleaning) untuk mencegah infeksi silang.
Perabot, permadani dan karpet yang berbulu halus sering dibersihkan dengan alat vacum
cleaner.
Sisir dan sikat rambut juga harus didesinfeksi dengan shampo.
Semua anggota keluarga dan orang yang berhubungan erat dengan pasien harus diobati.
b. Pediculosis Corporis
Dengan menggunakan krim gamekson 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh dan didiamkan
24 jam, setelah itu mandi, jika belum sembuh diulangi 4 hari kemudian.
Pengobatan lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubk malathion 2%.
Pakaian direbus atau disetrika untuk membunuh telur dan kutu.
Jika terdapat infeksi sekunder, obati dengan antibiotik sistemik dan topikal.
c. Pediculosis Pubis
Harus dicari penyakit menular seksual lain yang mungkin menyertai pedikulosis pubis sering
diderita bersamaan dengan PMS lain, seperti gonorrhea, trikomoniasis, skabies, kandidosis
dan sifilis.
Pasangan seks atau anggota keluarga harus diperiksa jika perlu diobati.
Pakaian dalam, handuk dan sprei dicuci dengan air panas dan disetrika, atau jangan dipakai
sedikitnya selama 3 hari.
Shampo gameksan (Lindare) 1% yang dioleskan selama 4 menit kemudian dicuci.
Krim permithrin 1 % yang dioleskan selama 10 menit kemudian dicuci.
Salep mata oklusif pada tepi kelopak mata, 2 kali sehari selama 10 hari.
Salep mata fisostigmin 0,25%, 4 kali sehari selama 3 hari.
Sebaiknya rambut kelamin dicukur.
Setelah 1 minggu dilakukan evaluasi, bila masih ditemukan kutu atau telurnya pada pangkal
rambut, maka therapi harus diulang. Untuk rasa gatal yang menetap karena sensitasi, dapat
diberikan anti inflamasi ringan seperti krim hidrokortison 1%, 2 kali sehari.
Pendidikan kesehatan pada klien pedikulosis
Adanya penyuluhan dan penjelasan bahwa tuma dapat menjangkit setiap orang dan keadaan ini
menyebar dengan cepat dan terapinya harus segera dimulai.
Anjurkan kepada masyarakat untuk tidak memakai sisir, sikat rambut dan topi yang sama.
Perlunya penyuluhan mengenai hygiene perorangan dan cara-cara pencegahan /
mengendalikan infestasi kutu.
Untuk pasien dan pasangan seksualnya, harus dilakukan pemeriksaan diagnostik terhadap
penyakit menular seksual.
7. Komplikasi
a. Pruritus yang hebat
b. Pioderma
c. Dermatitis
d. Pembesaran kelenjar getah bening.
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pedikulosis
1. Pengkajian
a. Data biografi (nama, umur, pekerjaan, alamat, dll)
b. Riwayat kesehatan lalu
Riwayat personal hygiene yang buruk
Sering berganti pakaian secara bersama-sama
Penyakit menular seksual : sifilis, gonorrhea.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, sehingga penularan penyakit
dapat terjadi.
Keluarga / pasangan yang menderita PMS
Hygiene anggota keluarga yang buruk.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Integritas ego
Gejala : mungkin cemas, ketakutan dan khawatir, menarik diri.
Tanda : gelisah, pucat, kurang percaya diri
Nyeri dan kenyamanan
Tanda : gatal pada daerah temporal, occiput dan pubis
Rasa panas di kulit kepala, eritema, iritasi dan kulit kering, bersisik, adanya bekas garukan
dan bintik-bintik kemerahan.
Adanya lesi, krusta akibat garukan.
Keamanan
Keadaan pada kulit : adanya lesi, pus dan krusta, pembesaran kelenjar
getah bening.
Keadaan pada rambut : rambut bergumpal dan berbau busuk, infeksi
sekunder akibat garukan, ditemukannya kutu / telur kutu.
Interaksi sosial
Tanda : perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular, perasa-
an malu, dan minder.
Penyuluhan / pembelajaran
Tanda : - Ketidaktahuan / ketidakadekuatan mengenai penyebab,
proses penyakit dan pengobatan.
- Riwayat PMS seperti gonorrhea, trikomoniasis, scabies, kandidoasis.
- Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran lendir.
b. Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
c. Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri.
d. Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer
e. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatan b.d
kurangnya informasi.
3. Intervensi
a. Dx. 1 Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai pengeluaran
lendir
Tujuan : setelah dilakukan intervensi, rasa nyeri klien berkurang
KH : - Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 0-1
- Klien tampak rileks
- Gatal (-)
Intervensi :
1) Kaji keluhan nyeri / gatal, lokasi, frekuensi, intensitas (skala) dan waktu
R/ dengan mengkaji keluhan nyeri / gatal dapat diperoleh data yang
dibutuhkan untuk intervensi selanjutnya.
2) Observasi petunjuk non verbal gatal, misal : menggaruk, ekspresi wajah.
R/ Rasa gatal merupakan petunjuk non verbal dapat membantu meng-
evaluasi rasa gatal dan keefektifan perawatan.
3) Ajarkan klien untuk melakukan tehnik mengurangi nyeri / gatal :
relaksasi dan distraksi, terutama bila keluhan gatal timbul.
R/ tehnik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi nyeri / gatal.
4) Berikan pendkes tentang efek menggaruk dengan benar daerah yang nyeri / gatal, misalnya
dengan menggaruk dengan ujung jari kuku dan garukan yang keras, melainkan dengan
permukaan kuku-kuku jari dan garukan perlahan.
R/ dengan adanya pendkes dapat mencgah terjadinya infeksi yang
lebih akut serta erosi.
5) Anjurkan pada klien untuk menggunakan sarung tangan kain lembut
R/ sarung tangan kain yang lembut dapat mengurangi iritasi akibat
garukan.
6) Bersihkan kutu / telur pada batang rambut menggunakan sisir yang rapat.
R/ mengurangi rasa gatal akibat gigitan kutu.
7) Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika perlu
R/ analgetik dapat mengurangi rasa nyeri.
8) Kolaborasi dalam pemberian obat antipruritus (anti gatal)
R/ anti pruritus dapat mengurangi rasa gatal.
b. Dx. 2 Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
Tujuan : setelah dilakukan intervensi, integritas kulit klien kembali
utuh.
KH : - Lesi (-) - Iritasi (-)
- Pruritus (-) - Erosi (-)
- Eritema (-) - kulit lembut dan elastis.
Intervensi :
1) Kaji keadaan kulit, warna, turgor kulit dan sirkulasi
R/ menentuan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya.
2) Anjurkan kepada klien untuk mempertahankan hygiene kulit, misal dengan mandi
menggunakan sabun antiseptik, kemudian mengeringkannya secara hati-hati dan
menggunakan lotion serta melakukan massase.
R/ mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat men-
jadi barier infeksi. Pembasuhan kulit kering sebagai ganti menggaruk menurunkan resiko
trauma dermal pada kulit yang kering / rapuh. Massase meningkatkan sirkulasi kulit dan
meningkatkan kenyamanan.
3) Anjurkan klin untuk menggunting kuku secara teratur
R/ kuku yang panjang / kasar meningkatkan resiko kerusakan dermal
akibat garukan.
4) Tutup luka dengan pembalut steril apabila lukanya besar lerosi, okskariasi dan infeksi
sekunder.
R/ dapat mengurangi kontaminasi bakteri dan meningkatkan proses
penyembuhan.
5) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan topikal / sistemik sesuai indikasi.
R/ oabt-obatan topikal dapat meningkatkan penyembuhan lesi dan
menghindari kontaminasi silang.
6) Kolaborasi dalam pemberian obat penghilangan kutu (pedytox, grimekson)
R/ pemberian obat menghilang kutu dapat mengurangi kerusakan
integritas kulit karena penyebab kerusakan integritas kulit berkurang / hilang.
7) Kolaborasi dalam pemberian bedak / lotion antiseptik
R/ bedak / lotion antiseptik dapat mengurangi kerusakan integritas
kulit.
c. Dx. 3 Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri
Tujuan : setelah dilakukan intervensi konsep diri klien kembali me-
ningkat
KH : - Percaya diri klien meningkat
- Menarik diri (-)
- Koping individu klien efektif
- Klien dapat berinteraksi sosial dengan baik.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya saat merawat klien
R/ dengan terbinanya hubungan saling percaya dapat memudahkan
intervensi selanjutnya.
2) Kaji perasaan yang dialami oleh klien tentang perubahan gambaran tubuhnya.
R/ mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap perubahan gam-
baran tubuhnya.
3) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya dengan pertanyaan terbuka
R / perasaan citra diri yang negatif dapat menunjukkan adanya keke-
cewaan akibat perubahan citra diri yang dialaminya dan membantu klien untuk menerima
masalahnya.
4) Upayakan lingkungan yang aman dan tenang
R/ lingkungan yang tenang dapat menurunkan kecemasan klien yang
berdampak pada konsep diri klien.
5) Jelaskan pada klien tentang perubahan yang terjadi pada dirinya.
R/ dengan adanya informasi yang adekuat dapat mengurangi keemasan
klien.
6) Anjurkan adanya keberadaan anggota keluarga atau orang terdekat di samping klien.
R/ berguna untuk memberikan dukungan kepada klien dan meningkat-
kan support sistem klien.
7) Berikan penguatan positif terhadap upaya-upaya yang dilakukan klien, beri sentuhan dan
kata-kata yang menyejukkan sebagai penguatan.
R/ meningkatkan percaya diri individu terhadap kemampuan sendiri
untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien.
d. Dx. 4 Resiko penyebaran infeksi b.d kerusakan pertahanan primer
Tujuan : setelah melakukan intervensi, penyebaran infeksi tidak terjadi
KH : - Tanda-tanda infeksi (-) (tumot (-), rubor (-), kalor (-),
dolor (-), fungsiolaesa (-))
- TTV dalam batas normal : suhu 36,1-37oC
- Tidak adanya kutu maupun telur kutu pada klien.
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa)
R/ menentukan data dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya
2) Anjurkan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang kontak
dengan pasien.
R/ mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi
3) Anjurkan klien untuk mencuci dengan air panas, sedikitnya dengan suhu 54oC atau dicuci
kering (dry cleaning) semua barang, pakaian, handuk, perangkat tempat tidur.
R/ mencegah kontaminasi silang, mencegah terpajan dari organisme
infeksius.
4) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan sisir, pakaian, bantal, handuk (alat tenun) secara
bergantian
R/ untuk mengurangi kontaminasi silang
5) Batasi pengunjung, jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu
R/ mencegah kontaminasi silang pada pengunjung masalah resiko
infeksi harus seimbang melawan kebutuhan pasien untuk dukungan keluarga dan sosialisasi.
6) Anjurkan kepada klien untuk tidak bergonta-ganti pasangan seks
R/ gonta-ganti pasangan seks dapat menyebabkan infeksi silang karena
adanya kontak langsung
7) Anjurkan klien untuk mencukur atau mengikat rambut di sekitar area yang terdapat kutu.
R/ rambut media yang baik untuk pertumbuhan kutu.
8) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan topikal (salep), shampo gameksan, krim.
R/ dapat mengurangi dan menghambat pertumbuhan kutu.
e. Dx. 5 Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur pengobatan
b.d kurangnya informasi
Tujuan : pengetahuan klien dan keluarga meningkat setelah dilakukan
intervensi
KH : - Klien dan keluarga dapat memahami tentang proses
penyakit, perawatan dan pengobatan.
- Klien terlihat kooperatif dalam pengobatan /berpartisipasi
- Klien terlihat tidak bertanya-tanya lagi
- Klien melakukan tindakan benar dan dapat menjelaskan alasannya
- Klien melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.
R/ mengetahui sejauh mana klien mengerti mengenai penyakitnya dan
prosedur pengobatan
2) Diskusikan tentang diagnosa penyakit dan cara perawatan berikutnya
R/ menambah pengetahuan klien mengenai penyakitnya
3) Diskusikan tentang pengobatan, nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya
R/ memberi struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani
proses penyakitnya.
4) Anjukan klien untuk mengekspresikan perasaannya
R/ mengetahui sejauh mana perasaan klien terhadap penyakitnya.
5) Beri kesempatan klien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
R/ mengetahui sejauh mana tingkat pengetahun dan pemahaman klien
tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan.
6) Jelaskan pada klien mengenai proses penyakit dan cara pemakaian obat serta efek samping
yang ungkin timbul.
R/ memberikan informasi untuk membentuk klien dalam memahami
dan mengatasi situasi
7) Berikan pendkes mengenai proses penyakitnya, perawatan dan pengobatan, misalnya
meningkatkan personal hygiene.
R/ peningkatan pengetahuan pada klien dapat meminimalkan terjadi-
nya komplikasi.
8) Evaluasi klien dalam pemahaman klien mengenai proses penyakit, perawatan dan prosedur
pengobatannya.
R/ pemantauan sendiri meningkatkan pemahaman klien dalam peme-
liharaan kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai intervensi dan kondisi klien
5. Evaluasi
a. Rasa nyaman, nyeri dan gatal klien hilang / terkontrol
b. Integritas kulit klien utuh
c. Konsep diri klien adekuat
d. Penyebaran infeksi tidak terjadi
e. Pengetahuan klien bertambah.
top related