pedoman pelayanan igd
Post on 06-Dec-2015
342 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RS Haji Kamino khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat
di IGD RS Haji Kamino harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat RS .
Haji Kamino
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 1
B. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
C. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai
multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi
yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang
ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 2
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya
kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak,
tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi, perbelanjaan, di
area olah raga, dan lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek
kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 3
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu
system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and electrolit )
7. Dan lain-lain.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 4
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan
hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 – 6 ), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
D. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang berlakunya
Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991
Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
6. SK Ketua Yayasan Syafaqillah Haji Kamino Nomor : 800/082/SK-YS/III/2014 tentang
pengangkatan Direktur Rumah Sakit Haji Kamino.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi
Formal
Keterangan
1 As Men Pelayanan
Keperawatan
DIII / S.Kp /
SKM / Setingkat
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
2 Ka Ru IGD D III
Keperawatan
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
3 Ka Instalasi Gawat Darurat Dokter Umum Bersertifikat
ACLS/ATLS
4 Perawat Pelaksana IGD D III
Keperawatan
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
5 Dokter IGD Dokter Umum Bersertifikat
ACLS/ATLS
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 4 ( Empat ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 6
1 orang Ka Ru
3 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 6 ( Enam ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
5 orang Pelaksana
c. Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 3 ( Tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift
2 orang Pelaksana
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Perawat IGD
Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruang
(Karu) IGD dan disetujui oleh Asisten Manajer Pelayanan Keperawatan
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana
IGD setiap satu bulan..
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 7
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 1 tahun, serta memiliki
sertifikat tentang kegawat daruratan / BTCLS / BLS.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu Karu
IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum
memberitahu Karu IGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat
pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
KaRu IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur atau
perawat IGD yang tinggal di asrama.
Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
( tidak terencana ), maka KaRu IGD akan mencari perawat pengganti yang hari itu libur atau
perawat IGD yang tinggal di asrama. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan
jadwal dinas perawat IGD sesuai SOP terlampir).
II. Pengaturan Jaga Dokter IGD
Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi Gawat Darurat dan
disetujui oleh Manajer Pelayanan
Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan ke unit
terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal
yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka Instalasi
Gawat Darurat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib
menunjuk dokter jaga pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka
Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat
wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 8
saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di
dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan
jadwal jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir).
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka
Instalasi Gawat Darurat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Ka Instalasi Gawat Darurat
wajib untuk mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada
saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak di
dapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.( Prosedur pengaturan
jadwal jaga dokter IGD sesuai SOP terlampir).
III. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen
Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Manager Pelayanan.
Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah diedarkan ke unit
terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan
jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Manager
Pelayanan atau ke petugas sekretariat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter
tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Manager
Pelayanan atau ke petugas sekretariat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter
jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka Manager
Pelayanan wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.( Prosedur pengaturan
jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP terlampir).
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 9
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
IGD RS berlokasi di lantai Haji Kamino di lantai I gedung utama yang terdiri dari
ruangan Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan bedah , ruangan tindakan non bedah dan
ruangan observasi.
Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , ruangan tindakan bedah terdiri dari
satu (1 ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur, ruangan
observasi terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung
seperti monitor dan defribrilator
a. Alat – alat untuk ruang resusitasi :
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing – masing 10 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus & penghalang ( 1
buah )
8. Gunting besar (1 buah )
9. Defribrilator ( 1 buah )
10. Monitor EKG ( 1 buah )
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 11
11. Trolly Emergency yang berisi alat – alat untuk melakukan resusitasi ( 1 buah )
12. Papan resusitasi ( 1 buah )
13. Ambu bag ( 1 buah )
14. Stetoskop ( 1 buah )
15. Tensi meter ( 1 buah )
16. Thermometer ( 1 buah )
17. Tiang Infus ( 1 buah )
b. Alat – alat untuk ruang tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3. Vena seksi set ( 1 set )
4. Extraksi kuku set ( 2 set )
5. Hecting set ( 5 set )
6. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
7. Lampu sorot ( 1 buah )
8. Kassa ( 1 tromel )
9. Cirkumsisi set ( 1 set )
10. Ganti verban set ( 2 set )
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 3 buah )
- Nomer 16 ( 3 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
12. Spekulum hidung ( 1 buah )
13. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 12
- 2.5 cc ( 5 buah )
14. Infus set ( 1 buah )
15. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
16. Emergency lamp ( 1 buah )
17. Stetoskop ( 1 buah )
18. Tensimeter ( 1 buah )
19. Thermometer ( 1 buah )
20. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah )
- 4 inchi ( 2 buah )
- 3 inchi ( 1 buah )
21. Tiang infus ( 2 buah )
c. Alat – alat untuk ruang tindakan non bedah :
1. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV catheter semua nomer ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 13
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
9. Tensimeter ( 1 buah )
10. Stetoskop ( 1 buah )
11. Thermometer ( 1 buah )
12. Tiang infus ( 1 buah )
d. Alat – alat untuk ruang observasi
1. Tensi meter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standar infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 set )
7. IV catheter segala ukuran ( 1 set )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 1 cc ( 5 buah )
- 2.5 cc ( 5 buah )
- 5 cc ( 5 buah )
- 10 cc ( 5 buah )
- 20 cc ( 3 buah )
- 50 cc ( 3 buah )
d. Alat – alat dalam trolly emergency
I. Obat Life saving ( terlampir pada standar obat IGD RSHK )
II. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat IGD RSHK )
III. Alat – alat kesehatan
1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah )
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 ( 2 buah )
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 14
- Nomer 4 ( 2 buah )
3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )
4. Magyl forcep
5. Face mask ( 1 buah )
6. Urine bag non steril ( 5 buah )
7. Spuit semua ukuran
8. Infus set ( 1 set)
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak )
- Nomer 2.5 ( 1 buah )
- Nomer 3 ( 1 buah )
- Nomer 4 ( 1 buah )
- Nomer 7 ( 1 buah )
- Nomer 7.5 ( 1 buah )
- Nomer 8 ( 1 buah )
10. Slang oksigen sesuai kebutuhan
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
12. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )
- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )
- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )
13. Suction catheter segala ukuran
- Nomer 10 ( 3 buah )
- Nomer 12 ( 2 buah )
14. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
e. Ambulance
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 15
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS Haji Kamino saat ini memiliki 2 ( dua ) unit
ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu senter
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Stretcher ( 1 buah )
3. Scope ( 2 buah )
4. Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 1 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
Kasa gulung
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 16
STANDAR OBAT DI IGD RS HAJI KAMINO
I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Ad Ampul 6 Haemostatic
2. Alupent Ampul 2 Anti asthmatic dan COPD
preparations
3. Aminophilin Ampul 14 Anti asmatic dan COPD
preparations
4 Atropin sulfat Ampul 125 Anti spasmodic
5. Buscopan Ampul 14 Anti spasmodic
6 Tensilo Vial 3 Other Anti hypertensives
7 Cedation Ampul 5 Anti emetics
8 Cortidex Ampul 6 Corticosteroid Hormones
9 Diazepam Ampul 5 Minor Transquillizer
10 Dexamethasone Ampul 5 Anti inflamasi
11 Dormicum Ampul Hypnotics dan sedatives
12 Ephinephrin Ampul 2
13 Furosemid Ampul 16 Diuretics
14 Lidocain Ampul 94 Anastetic local
15 Metro clopramide Ampul 5 Anti emetic
16 citicholin 250 mg Ampul 2 Neuroprotector
17 Piracetam Ampul 2 Neoroprotector
18 ketorolac Vial 5 Analgetic
19 Novalgin Ampul 5 Analgetik
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 17
20 Dexamethasone Ampul 4 Anti inflamasi
21 Phenobarbital Ampul 2 Sedatif
22 Pethidine Ampul 2 Sedatif
23 Pulmicort Ampul 8 Broncodilator
24 Ranitidine Ampul 5 Antacida
25 Remopain Ampul 5 Analgetik
26 Renatoc Ampul 2 Antacida
27 Tramadol Ampul 1 Analgetik
28 Farmadol Flash 5 Antipiretic, Analgetic
29 Transamin Ampul 7 Haemostatics
30 Ventolin Ampul 14 Broncodilator
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
32 Tramal 100 mg Ampul 1 Analgetik
33 ATS 1500 u Ampul 10 Anti tetanus
34 Verorab vial 3 Vaksinasi Anti rabies
35 Tube 2 Anti Bisa Ular
36 D40 Flacon 6
37 Meylon 25 ml Flacon 9
38 Meylon 100 ml Flacon 1
b. Tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Nifedipin 10mg Tablet 10 Anti hypertensi/
Betabloker
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 18
2. Amlodipine 5 mg Tablet 10 Anti hypertensi /
Betabloker
3. Digoxin Tablet 8 Anti angina
4. Clopidogrel Tablet 10
c. Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Aminofluid Kolf 1
2. Dextrose 5 % 250 ml Kolf 2
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 8
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 2
6. Dextrose 0,5 Darrow Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
9. Larutan 2 A Kolf 7
10. Manitol 250 cc Kolf 2
11. Nacl 0,9 % 100 ml Kolf 1
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
13. Gelofucin Kolf 1
14. Ringer Dextrose Kolf 6
15 Ringer Lactat Kolf 13
16. Ringer Solution Kolf 2
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 6
d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 19
1. Amicain Supp Supp 2 Anti emetik
2. Primperan sup Child Supp 3 Anti emetik
3. Pronalges supp Supp 1 Analgetik
4. Paracetamol Sup Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
5. Propyretic 160 mg Supp 1 Anti piretik,
Analgetik
6. Poro Supp 1 Anti piretik ,
Analgetik
7. Stesolid 5 mg rect Tube 1 Sedatif
8. Stesolid 10 mg rect Tube 1 Sedatif
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Ondansentron Ampul 5 Antiemetik
2. Calsium gluconas Ampul 3 Vitamin (elektrolit)
3. Ranitidin Ampul 5 Antasida
4. Lanoxin Ampul 2 Cardiac drugs
5. Neurobion 5000 Ampul 5 Vitamin
6. Gentamicin Ampul 12 Anti spasmudics
7. Sotatik Ampul 8 Anti emetik
8 Dexamethasone 4 Anti inflamasi
9. Kanamycin 1 gr Vial 10 Antibiotik
10. Vicllin Vial 2 Antibiotik
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 20
b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Aspilet Tablet 7 Anti coagulans, anti
trombotics
2. Mertigo Tablet 5 Anti Vertigo
3. Tablet 5
4. Isorbid Tablet 2 Cardiac drugs
5. Merislon Tablet 2 Anti vertigo
6. Propanolol Tablet 3 Beta Blockers
7. Bufantacid Tablet 5 Antacid
8. Scopamin Tablet 15
9. Ponsamic Tablet 2 Analgetic
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 21
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
Petugas Admission
II. Perangkat Kerja
Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien / keluarga dibagian admission.
2. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti untuk mencari identitas
pasien
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan memberikan status untuk
diisi oleh dokter IGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan di IGD,
sementara keluarga / penanggung jawab melakukan pendaftaran di bagian admission.
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI IGD
I. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Operator
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 22
Dokter / perawat IGD
II. Perangkat Kerja
Pesawat telpon
Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara IGD dengan unit lain dalam RS Haji Kamino lah dengan nomor extension masing-
masing unit.
2. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan pelayanan diluar
rumah sakit adalah menggunakan pesawat handphone langsung dari IGD dengan
menggunakan nomor handphone yang dimiliki oleh dokter jaga.
3. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan handphone.
4. Dari luar RS Haji Kamino dapat langsung melalui operator handphone .
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga IGD
Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
III. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission
2. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 23
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam fungsi vital,
pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila tidak
segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien
ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak perlu
segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang non bedah
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
I. Petugas Penangung Jawab
- Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed consent pada
pasien / keluarga pasien disaksikan oleh perawat
2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 24
E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat IGD
- Supir Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan RS sebagai transportasi, Haji Kamino
maka perawat unit terkait menghubungi IGD.
2. Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang rawat inap,
waktu penggunaan & tujuan penggunaan.
3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan.
4. Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
E. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
I. Petugas Penanggung Jawab
Perawat Admission
Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensi meter
Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 25
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian admission
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
4. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian admission.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
F. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
I. Petugas Penanggung Jawab
Petugas Rekam Medis
Dokter jaga IGD
II. Perangkat Kerja
Formulir Visum Et Repertum IGD
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medic.
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang menangani
pasien terkait.
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli diberikan
pada pihak kepolisian.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 26
H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )
I. Petugas Penanggung Jawab
Dokter jaga IGD
Petugas Satpam
II. Perangkat Kerja
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival IGD ( DOA )
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD.
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah.
3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal.
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian
umum / keamanan.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 27
I. TATA LAKSANA SISTIM INFORMASI PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT
I. Petugas Penanggung Jawab
Perawat IGD
II. Perangkat Kerja
Ambulan
Handphone
III. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
1. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang
akan dibawa, kepada perawat IGD RS Haji Kamino
2. Isi informasi mencakup :
Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
Peralatan yang diperlukan di IGD ( suction, monitor, defibrillator )
Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care.
Perawat IGD melaporkan pada dokter jaga IGD & PJ Shift serta menyiapkan hal-hal yang
diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari petugas ambulan.
J. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN
I. Petugas Penanggung Jawab
Dokter IGD
Perawat IGD
II. Perangkat Kerja
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 28
Ambulan
Formulir persetujuan tindakan
Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan IGD
1. Alih Rawat
Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk, jika membutuhkan ruang ICU.
Dokter jaga IGD memberikan informasi pada rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum
pasien dengan menulis di lembar rujukan yang disediakan RS Haji Kamino.
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi ambulance RS
Haji Kamino sesuai kondisi pasien.
2. Pemeriksaan Diagnostik
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan diagnostik,
bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS Haji Kamino
3. Spesimen
Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratorium
Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 29
BAB V
LOGISTIK
A. PERENCANAAN
Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yang dibutuhkan dalam pelayanan dalam pelayanan
gawat darurat.
1. Peralatan Kesehatan
Alat kesehatan yang digunakan untuk mendiagnosa, menangani, mengevakuasi ( proses
rujukan ) serta alat medis pendukung untuk penanggulangan penderita gawat darurat.
a. Trauma ( Bedah)
b. Non Trauma ( Jantung, Interna, Kebidanan, Anak, Neonatus, Neurologi dan Psikiatri).
2. Obat – obatan Emergency
a. Kegawatdaruratan Jantung
b. Kegawatdaruratan Interna
c. Kegawatdaruratan Kebidanan
d. Kegawatdaruratan Anak dan Neonatus
e. Kegawatdaruratan Neurologi dan Psikiatri.
PENGANGGARAN
2. Membuat Perkiraan Biaya
3. Barang yang di perlukan dari jumlahnya, harga satuan dan harga total harus disusun dalam
bentuk table.
C. PENGADAAN
Pengadaan Peralatan, obat, bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan:
1. Ada buku pedoman pelayanan gawat darurat DepKes
2. Ada Peralatan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan buku pedoman (kecuali pneumatik
trousers, pacemaker, CVP tidak menjadi persyaratan).
3. Ada obat emergency yang selalu siap./
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 31
Ada daftar obat – obatan yang mudah diidentifikasi dan letak obat mudah diambil.
PENYIMPANAN
Peralatan disimpan dalam dua tempat :
1. Tempat penyimpanan atau cadangan dimana persediaan disimpan tapi tidak digunakan.
2. Tempat penggunaan peralatan, diperlukan keterampilan berikut :
a. Catatan penerimaan barang baru dan pengeluaran barang.
b. Membuat neraca buku stok (persediaan) atau buku besar.
E. DISTRIBUSI
Peralatan dapat dikeluarakan untuk digunakan bila diperlukan. Terdapat tiga Prosedur
Administrasi yang berkaitan dengan pengeluaran peralatan antara lain :
1. Catatan di buku besar (Menuliskan pengeluaran barang tersebut dalam buku besar persediaan).
2. Surat /kupon pengeluaran barang harus ditandatangani.
3. Catatan Inventaris dari bagian yang menerima dan menggunakan peralatan.
F. PENGHAPUSAN
1. Pemeliharaan dan Perbaiakan alat
2. Ada protap pemeliharaan, pemeriksaan, dan perbaikam alat secara berkala
3. Ada jadual pemeriksaan dan pemeliharaan.
4. Ada bukti pelaksanaan dan pemeliharaan
5. Ada bukti kalibrasi Alat
6. Ada Prosedur Penggantian kerusakan alat dan kadaluarsa obat.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 32
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan ( KTD )
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 33
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
Karena “ keberuntungan”
Karena “ pencegahan ”
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 34
Karena “ peringanan ”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai
untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada
bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga IGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 35
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan
kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung
ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang
belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan
Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang
terus menjadi ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya
dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 36
II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 37
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di RS Haji Kamino dalam memberikan pelayanan
adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita
yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan.
Pedoman Pelayanan IGD Rumah Sakit Haji Kamino 38
top related