pedoman pengelolaan limbah medis)
Post on 07-Jul-2018
280 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
1/49
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan
limbah yang saat ini mulai disadari dapat menimbulkan gangguan
kes eha tan akibat bahan yan g terkandung didalamnya dan menjadi mata
rantai penyebab penyakit, selain itu juga dapat menjadi sumber pencemaran
lingkungan udara, air dan tanah. Sampah rumah sakit dapat digolongkan
berdasarkan jeni s un it penghasil dan jenis pengelolaannya.
Secara garis besar limbah rumah sakit digolongkan menjadi limbah
medis dan non medis. Limbah medis meliputi limbah infeksius dan limbah
berbahaya (B3) banyak dihasilkan dari kegiatan pelayanan rumah sakit.
Limbah medis Rumah Sakit termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun yang sangat penting untuk dikelola secara benar. Sebagian limbah
medis termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi
termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa
limbah kimiai, limbah farmasi , logam berat, limbah, genoto!ic dan
adah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.
Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi
sumber penyebaran penyakit baik kepada karyaan rumah sakit,
pas ien, pengunjung"pengantar pasien ataupun masyarakat di sekitar
lingkungan Rumah Sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh
pasien, jarum suntik, da rah, pe rban, biakan ku ltur, bahan atau per lengkapan yang be rsen tu han dengan penyakit menular atau media
lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. #engelolaan
lingkungan yang tidak tepat akan berisiko terhadap penularan penyakit.
Beberapa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan
rumah sakit antara lain penyakit menular.
Limbah non medis dihasilkan oleh ruang administrasi, ruang gi$i,
ruang diklat, dan lain%lain. Limbah non medis seperti& sisa makanan, kertas,
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit '
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
2/49
plastik dan sampah rumah tangga lainnya juga membutuhkan penanganan
yang serius dan tepat, agar tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
Semua limbah tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak
dan membahayakan manusia maupun lingkungan.
alam upaya peningkatan mutu pelayanan dan meminimalkan resiko
pencemaran lingkungan di Rumah Sakit, diperlukan implementasi program
pengelolaan limbah medis rumah sakit yang baik dan benar. #eningkatan
upaya pengelolaan lingkungan rumah sakit khususnya limbah medis akan
berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh
serta memberikan keamanan dan kepuasan terhadap karyaan, pasien,
keluarga dan masyarakat. engan adanya pengelolaan lingkungan (limbah
medis) yang baik dan aman dapat menghindari tuntutan masyarakat dankeluhan pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh kegiatan pelayanan rumah sakit.
Sesuai dengan isi dan *isi RS+ uren Sait serta upaya
pengelolaan lingkungan rumah sakit yang berkualitas maka diperlukan
pedoman pengelolaan limbah medis rumah sakit. #edoman pengelolaan
limbah medis tersebut harus memperhatikan proses manajemen pengelolaan
limbah medis yang dimulai dari nput, #roses dan -utput serta -utcome.
una pemantauan mutu pengelolaan limbah medis tersebut diperlukan
indikator sebagai tolok ukur atau petunjuk, kriteria dan standar yang
ditetapkan oleh /ndang%undang dan #ermenkes yang berlaku. *onitoring dan
e0aluasi serta audit lingkungan rumah sakit perlu dilakukan secara kontinyu
dan berkesinambungan, sehingga mutu kesehatan lingkungan rumah sakit
dapat ditingkatkan.
#engelolaan limbah medis di rumah sakit meliputi limbah padat, cair,
tajam dan bahan berbahaya (B3), yang seluruhnya harus dikelola dengan baik
dan benar.
+lasifikasi limbah yang dihasilkan oleh kegiatan operasional rumah sakit
meliputi 1
'. Limbah umum 1 limbah yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan
penanganan khusus, contoh 1 limbah domestik, limbah kemasan non
infeksius
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 2
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
3/49
2. Limbah benda tajam 1 obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intra0ena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah
3. Limbah patologis 1 aringan atau potongan tubuh manusia, contoh bagian
tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk janin
4. Limbah farmasi 1 Limbah yang mengandung bahan farmasi contoh obat%
obatan yang sudah kadaluarsa atau tidak diperlukan lagi
5. Limbah genotoksik 1 limbah yang mengandung bahan dengan sifat
genotoksik contoh limbah yang mengandung obat%obatan sitostatik (sering
dipakai dalam terapi kanker), yaitu $at karsinogenik (ben$en,antrasen), $at
sitotoksik, (tamoksifen, semustin) $at yang mungkin bersifatkarsoinogenik (chloramphenicol, chloro$otocin, cisplatin).
6. Limbah kimia 1 limbah yang mengandung bahan kimia contoh reagen di
laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluarsa atau
sudah tidak diperlukan, sol0en. Limbah ini dikategorikan limbah
berbahaya jika memiliki beberapa sifat (toksik, korosif (p7'2), mudah
terbakar, reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan air, raan goncangan),
genotoksik
8. Limbah alat yang mengandung logam berat 1 Baterai, pecahan termometer,
tensimeter
9. Limbah radioaktif 1 bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
:. ;adah bertekanan tinggi 1
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
4/49
''. Bahan reaktif lain1 asam nitrit diatas 8=, phosphor (merah dan putih).
'2. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious)1 mengandung
mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya
bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit
'3. jaringan dan stok dari agen%agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari
ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular
atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien
yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan
dan sebagainya) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit
menular
+ategori Limbah *edis di rumah sakit, meliputi 1
'. +ategori > 1 jaringan tubuh " limbah jaringan tubuh meliputi 1
a. aringan tubuh dan bangkai hean
b. -rgan tubuh, limbah bagian%bagian tubuh
c. #lasenta
d. anin manusia
e. aringan dari laboratorium"bangkai hean
f. arah (segar maupun terinfeksi)
g. ?airan tubuh
h. ?airan eksreksi tubuhi. +apas peraatan luka
j. Sarung tangan
k. #lester"pembalut luka
l. Limbah sitotoksik yang dapat menimbulkan penyakit melalui inhalasi
maupun kontak langsung.
aringan tubuh yang tampak nyata seperti anggota badan dan placenta
yang tidak memerlukan pengesahan penguburan hendaknya dikemas
secara khusus, diberi label, dan dibuang ke incinerator dibaah
pengaasan petugas yang berenang atau perusahan pembuangan limbah
medis yang berijin.
Limbah medis berupa cairan tubuh, terutama darah dan cairan yang
terkontaminasi berat oleh darah harus diperlakukan dengan hati%hati.
alam jumlah kecil dapat diencerkan sehingga dapat dibuang kedalam
system saluran pengolahan air limbah.
2. +ategori B 1 benda tajam
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 4
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
5/49
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong dan
menusuk kulit meliputi 1
a. Benda tajam
b. >lat suntik habis pakai
c. arum
d.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
6/49
c. -bat yang dimuntahkan, yang dikembalikan oleh pasien atau yang
dibuang masyarakat.
d. -bat yang terkontaminasi
e. -bat%obatan yang tidak diperlukan lagi oleh institusi yang
bersangkutan.
#rinsip%prinsip pembuangan limbah farmasi sebagai berikut 1
a. Limbah farmasi diadahi dalam konteiner non reaktif
b. Bila dimungkinkan limbah farmasi dibakar dengan incinerator, tidak
dibuang bersama dengan limbah domestik ke sanitary landfill yang
akan mencemari lingkungan.c. Limbah berupa larutan antibiotic"cairan diserap dengan sadust
dikemas dalam kantong plastik dan dibakar dengan incinerator atau
bekerjasama dengan pihak ketiga yang berijin pembuangan limbah
medis dan B3.
d. #roses penguapan untuk limbah farmasi dilakukan di ruang terbuka,
jauh dari api, motor elektrik, atau intake air conditioner. *etode
penguapan hanya digunakan untuk limbah dengan sifat racun rendah.
5. +ategori D 1 disposible divice
Limbah bahan"barang yang tidak terpakai oleh rumah sakit seperti
barang%barang medis disposibel seperti syringe, slang, plastik kemasan
"kantong obat, makanan, peralatan, pelapis tempat tidur (perlak). Limbah
ini perlu dilakukan tindakan tertentu sesuai dengan golongan limbah diatas
jika terkontaminasi dengan bahan berbahaya.
B. TUJUAN .
'.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
7/49
a. #elaksanaan prosedur dalam pengemasan, pemberian label,
penampungan, pengangkutan dan pembuangan limbah medis dan
berbahaya di RS+ uren Sait
b. D0aluasi limbah medis padat dan cair serta berbahaya di RS+ uren
Sait
c. *enentukan strategi pengelolaan limbah yang tepat dengan
memperhatikan faktor%faktor khusus dan unit yang ada pada setiap
situasi, kondisi, persyaratan peraturan yang berlaku
d. #elaksanaan implementasi dokumen lingkungan /+L%/#L
e. D0aluasi pelaksanaan pengelolaan lingkungan RS+ uren Sait
C. RUANG LINGKUP'. Limbah cair
2. Limbah padat medis
3. Limbah benda tajam
4. Limbah Bahan Berbahaya (B3)
D. BATASAN OPERASIONAL.
#engelolaan limbah rumah sakit meliputi kegiatan sebagai berikut 1
'. #engukuran limbah medis internal
2. #engukuran limbah medis eksternal (laboratorium)
3. D0aluasi dari implementasi /+L%/#L (upaya kelola lingkungan dan
upaya pantau lingkungan)
E. LANDASAN HUKUM
'. /ndang%/ndang @omor 44
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
8/49
:. #eraturan ubernur #ro0insi + akarta @omor 6:
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
9/49
2. ' (satu) orang pelaksana dengan kualifikasi 3 +esehatan Lingkungan
+ualifikasi pegaai yang dapat diangkat dalam pengelola +esehatan
Lingkungan Rumah Sakit sekurang%kurangnya memenuhi persyaratan
sebagai berikut 1
'. #egaai @egeri Sipil atau #egaai #emerintah dengan #erjanjian +erja
RS+ uren Sait
2. #engalaman pekerjaan di bidang +esehatan Lingkungan minimal 2 tahun
3. *emiliki kompetensi di bidang +esehatan Lingkungan
4. Loyal terhadap manajemen RS+ uren Sait
5. *emiliki integritas yang tinggi dan prilaku yang baik
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
#etugas pengelola Lingkungan sejumlah 2 (dua) orang dimana masing%
masing sebagai penanggung jaab sebagai berikut 1
'. #enanggung jaab mutu pengelolaan limbah medis
2. #enanggung jaab operasional pengelolaan limbah medis
C. URAIAN TUGAS
*enyelenggarakan tugas pokok dan fungsi dibidang kesehatan lingkungan
sebagai berikut 1
'. *engkoordinasikan penyusunan perencanaan kegiatan pengelolaan dan
penyehatan lingkungan RS+ uren Sait
2. *engajukan usulan program upaya kelola dan pemantauan lingkungan
RS+ uren Sait
3. *elaksanakan program upaya kelola dan pemantauan lingkungan RS+
uren Sait
4. *ensosialisasikan program penyehatan dan sanitasi lingkungan RS+uren Sait kepada tenaga medis dan non medis
5. *emonitor dan melaporkan pelaksanaan program upaya kelola dan
pemantauan lingkungan RS+ uren Sait
6. *enge0aluasi program penyehatan dan sanitasi lingkungan RS+ uren
Sait RS+ uren Sait
8. *elaporkan dan mempertanggungjaabkan pelaksanaan tugasnya kepada
irektur dan instansi terkait.
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit :
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
10/49
BAB IIISTANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
ambar 3.'
#eralatan E #erlengkapan >dministrasi
B. STANDAR FASILITAS.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
11/49
lat #elindung iri (>#) penanganan B3 dan Limbah B3
B. I(en+)-)a/) (an 0e*!e)an la!el B& (an l)*!ah B&
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit ''
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
12/49
/ntuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di RS 7ermina aan
*ogot mengacu pada ## R @o. 84 tahun 2==' tentang Bahan Berbahaya
Beracun serta #ermenkes R @o. 482"*D@+DS"#DR""'::: tentang
#engamanan Bahan Berbahaya dengan klasifikasi Bahan Berbahaya Beracun
(B3) terdiri dari 1
'. *udah meledak&
2. #engoksidasi&
3. *udah *enyala&
4. Beracun&
5. Berbahaya&
6. +orosif&
8. Bersifat iritan &9. nfeksius&
dentifikasi limbah medis dan B3 dapat dilakukan dengan mengecek ada
tidaknya label"simbol pada kemasan.
ambar 4.'
Lambang B3 dan Limbah B3
C. In1en+a)/a/) B& (an L)*!ah B&
Setelah identifikasi bahan berbahaya, dilakukan in0entarisasi
instalasi"unit kerja yang menggunakan bahan berbahaya. >dapun
instalasi"unit kerja yang menggunakan bahan berbahaya di Rumah Sakit
meliputi 1
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit '2
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
13/49
'. nstalasi Laboratorium
*enggunakan lebih dari satu bahan berbahaya beracun (B3) yang
digunakan bersifat irritant (ritasi ), toxic (beracun), flammable (mudah
menyala).
2. Aarmasi
*enggunakan bahan iritan, beracun dan mudah terbakar.
3. nstalasi ruang operasi (-+)
*enggunakan bahan berbahaya yang bersifat toxic (racun)
4. /nit +esehatan Lingkungan
*enggunakan bahan berbahaya bersifat toxic (racun) dan irritant
(iritasi)
5. /nit Laundry*enggunakan bahan berbahaya bersifat irritant (iritasi)
6. apur
*enggunakan bahan berbahaya bersifat flammable (mudah menyala)
8. /#SRS
*enggunakan bahan berbahaya bersifat flammable (mudah menyala)
dan to!ic (beracun).
9. udang
*enggunakan bahan berbahaya bersifat toxic (beracun) dan irritant (ritasi)
D. Pengelolaan Bahan (an L)*!ah B&
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit '3
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
14/49
Taha0an *ana2e*en 0engelolaan l)*!ah *e()/ ,
'. #enanganan dan penampungan limbah padat
a. #emisahan dan pengurangan limbah B3
alam pengembangan strategi pengelolaan limbah, alur limbah
harus diidentifikasi dan dipilah%pilah. #emilahan dan reduksi 0olume
limbah klinis yang sejenis merupakan persyaratan keamanan yang
penting untuk petugas cleaning ser0ice, petugas kesehatan lingkungan
dan masyarakat. #emilahan dan reduksi 0olume limbah
mempertimbangkan hal%hal sebagai berikut 1
- +elancaran penanganan dan penampungan limbah
- #engurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus,
dengan pemisahan limbah B3 dan non B3
- iusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non B3
- #engemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis
limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja dan pembuangan.
#emisahan limbah berbahaya dari semua limbah padat pada tempat
penghasil limbah adalah kunci pembuangan yang baik. #enempatan
limbah dalam kantong atau konteiner yang sama untuk menyimpan,
pengangkutan dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan
kesalahan petugas dalam penanganan limbah.
#roses pemilahan limbah dilakukan oleh peraat, petugas
paramedis non peraatan dan petugas cleaning ser0ice dengan
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit '4
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
15/49
membedakan limbah medis dan non medis sesuai dengan label pada
tempat sampah dan arna kantong plastik medis dan non medis.
#emilahan Limbah medis dibedakan menjadi limbah medis benda
tajam yang dibuang kedalam safety box yang telah disediakan, dan
untuk limbah medis bukan benda tajam (infeksius) kedalam tempat
sampah dengan kantong plastik berarna kuning.
b. #enanganan bahan B3
alam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting
yang harus diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat
dari bahaya tersebut. /ntuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang dilakukan sebagai berikut 1
') *udah meledak
a) #otensi terbentuknya uap atau debu flammable di udara
b) #otensi sumber panas
c) elombang tekanan ledakan
2) #engoksidasi
a) #isahkan dengan bahan berbahaya lain yang mudah terbakar
b) #enyimpanan khusus di almari
3) *udah *enyala
/ntuk mencegah bahaya kebakaran dalam pananganan bahan
mudah terbakar, cara yang dilakukan 1
a) #isahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah
terbakar -2 dan sumber panas
b) Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperature ruang
dan ber0entilasi cukup
4) Beracun
/ntuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang
dilakukan sebagai berikut 1
a) #enanganan dalam ruang khusus atau almari asam
b) Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
c) Ruang kerja ber0entilasi
d) *emakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat
5) Berbahaya
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit '5
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
16/49
a) dentifikasi Lembar data keselamatan bahan berbahaya.
b) #etugas yang terpapar bahan berbahaya menggunakan >#
(>lat #elindung diri)
6) +orosif
/ntuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis
bahan ini dilakukan dengan 1
a) *enggunakan sarung tangan (glo0es)
b) #elindung muka (google)
c) #elindung badan (jas lab)
8) Bersifat iritan
/ntuk menghindari paparan iritasi, cara penanganan yangdilakukan sebagai berikut1
a) +emasan menggunakan bahan p0c"plastic
b) Ruangan harus ber0entilasi cukup
c) #enanganan harus menggunakan alat pelindung diri (sarung
tangan)
9) nfeksius
+antung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut
kode arnanya. /ntuk jenis sampah padat di masukan ke dalam
tempat sampah medis, untuk sampah medis jenis tajam di masukan
ke safety box, dan untuk limbah cair berbahaya di masukkan ke
dalam adah tertutup atau jerigen. Sedangkan untuk limbah cair
infeksius (darah, urin dan lain%lain) diolah didalam nstalasi
#engolahan >ir Limbah (#>L).
2. #enyimpanan
alam penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting
yang diperhatikan adalah sifat%sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat
interaksi bahan dalam penyimpanan. nteraksi yang terjadi selama dalam
proses penyimpanan, interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi bahan
dengan adah, interaksi bahan dengan bahan.
a. *udah meledak
')
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
17/49
3) 7indarkan tumbukan " benturan mekanis
b. #engoksidasi
')
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
18/49
') isimpan terpisah antara sampah infeksius padat dan sampah
infekius tajam
2) Sediakan alat pelindung diri, masker, sarung tangan dan pakaian
kerja.
3. #engumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 sejak dari sumbernya telah dipisahkan dengan kemasan
yaitu plastic kuning, safety bo! dan adah jerigen"drum
b. ari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley
tertutup (B@) ke
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
19/49
a. #etugas cleaning ser0ice melakukan pengangkutan setiap hari,
maksimal 24 jam sekali atau setiap 2"3 bagian tempat telah terisi
penuh oleh limbah medis dan non medis.
b. #lastik sampah diikat rapat oleh petugas cleaning ser0ice yang akan
mengangkut, kemudian dimasukkan ke dalam trolly"container dan
dipastikan tidak ada limbah yang tercecer saat pengangkutan ke
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
20/49
6) Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki 0entilasi yang
baik, dilengkapi dengan penerangan dan >#>R.
b. ;adah limbah di rumah sakit disediakan oleh bagian Rumah
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
21/49
2) *eningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan di
lingkungan rumah sakit maupun pada penanganan limbah di luar
rumah sakit.
3) #engurangan biaya produksi kantong dan konteiner.
enis adah limbah medis padat sesuai kategorinya 1
6. #embuangan" #emusnahan Limbah B31
a. #rosedur pemusnahan " pembuangan limbah B3 di rumah sakit sebagai
berikut 1
') Limbah non medis padat diangkut inas +ebersihan untuk
dilakukan pemusnahan di (khir)sampah
2) Limbah medis padat diangkut oleh rekanan pihak ketiga yang
memiliki ijin pengolahan limbah B3 untuk dilakukan pembakaran "
incenerasi. #embuangan dan pemusnahan limbah B3 di RS
dilakukan oleh pihak kedua yang sudah memenuhi syarat dari
+ementrian Lingkungan 7idup Republik ndonesia yaitu #<
;astec nternational.
3) Limbah cair biologis disalurkan ke swage treatment plan (#>L)
untuk dilakukan pengolahan
4) Limbah gas disalurkan melalui screen ke udara bebas
5) Arekuensi pengangkutan seminggu 3 kali pengangkutan.
6) Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak kedua, dilakukan
penimbangan disaksikan oleh petugas Rumah Sakit yang
bertanggungjaab terhadap penanganan limbah B3.
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 2'
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
22/49
8) #ihak kedua harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis
limbah yang akan dimusnahkan kepada pihak rumah sakit yang
telah ditandatangani pihak kedua.
b. *etode pembuangan limbah
Sebagian besar limbah medis klinis dan yang sejenis dibuang
dengan incenerator atau landfill atau menggunakan pihak ketiga untuk
melakukan pembuangan dan pemusnahan limbah. *etode
pembuangan limbah tergantung faktor%faktor khusus sesuai dengan
situasi dan kondisi rumah sakit.
#erlakuan limbah sebelum dibuang untuk dapat didaur ulang
dapat dipertimbangkan untuk digunakan secara teknis dan ekonomis
bila memungkinkan, seperti dengan metode 1
') >utocla0ing digunakan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbah
dipanasi dengan uap dibaah tekanan. #erlakuan dengan suhu
tinggi pada periode singkat akan membunuh bakteri 0egetatif dan
mikroorganisme lain yang membahayakan penjamah limbah.
Setahun sekali autocla0e yang digunakan untuk limbah biologi
harus diuji untuk mejamin hasil yang optimal.
2) esinfeksi dengan bahan kimia, di rumah sakit digunakan untuk
mengepel lantai dan membasuh tumpahan dan mencuci tempat
limbah medis dan L rumah
sakit. #engelolaan dan pemusnahan limbah berada dibaah
tanggung jaab petugas sanitasi"kesehatan lingkungan rumah
sakit.
8. #enanganan
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
23/49
limbah B3, area rumah sakit dan
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
24/49
Dlemen biologis dalam sistem perairan berkaitan erat dengan
komponen%komponen kimia. #engetahuan mengenai komponen primer
sangat penting untuk menganalisis elemen biologis dan menganalisis efek
dari perubahan kualitas air. +omponen%komponen dalam perairan dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang disebut $at%$at organik yang
terdiri dari senyaa organik alam dan senyaa organik sintetis, bahan%
bahan anorganik dan gas. +omponen dasar dari senyaa organik adalah
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor dan sulfur. ir Limbah
+arakteristik limbah cair dapat diketahui menurut sifat dan
karakteristik kimia, biologis dan fisika. Studi karakteristik limbah perlu
dilakukan agar dapat dipahami sifat%sifat tersebut serta konsentrasinya dan
sejauh mana tingkat pencemaran dapat ditimbulkan limbah terhadap
lingkungan.
alam menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang
harus diketahui yaitu1
a. Sifat Aisik
') #adatan
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 24
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
25/49
alam limbah ditemukan $at padat yang secara umum
diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar yaitu padatan terlarut
dan padatan tersuspensi. #adatan tersuspensi terdiri dari partikel
koloid dan partikel biasa. enis partikel dapat dibedakan berdasarkan
diameternya. enis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat
organis dan anorganis tergantung dari mana sumber limbah.
isamping kedua jenis padatan ini adalagi padatan terendap karena
mempunyai diameter yang lebih besar dan dalam keadaan tenang
dalam beberapa aktu akan mengendap sendiri karena beratnya. Gat
padat tersuspensi yang mengandung $at%$at organik pada umumnya
terdiri dari protein, ganggang dan bakteri.
2) +ekeruhan
Sifat keruh air dapat dilihat dengan mata secara langsung karena ada
partikel koloidal yang terdiri dari tanah liat, sisa bahan%bahan,
protein dan ganggang yang terdapat dalam limbah. +ekeruhan
merupakan sifat optis larutan. Sifat keruh membuat hilang nilai
estetikanya.
3) Bau
Sifat bau limbah disebabkan karena $at%$at organik yang telah
berurai dalam limbah mengeluarkan gas%gas seperti sulfida atau
amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak yang disebabkan
adanya campuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari
pembusukan protein yang dikandung limbah.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
26/49
6) ;arna dalam air disebabkan adanya ion%ion logam besi dan mangan
(secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan. ;arna
berkaitan dengan kekeruhan dan dengan menghilangkan kekeruhan
kelihatan arna nyata. emikian pula arna dapat disebabkan oleh
$at%$at terlarut dan $at tersuspensi. ;arna menimbulkan
pemandangan yang jelek dalam air limbah meskipun arna tidak
menimbulkan racun.
b. Sifat +imia
+arakteristik kimia air limbah ditentukan oleh iological
!xygen "emand (B-), #hemical !xygen "emand (?-) dan logam%
logam berat yang terkandung dalam air limbah.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
27/49
yang memerlukan oksigen ini tidak dapat hidup. Semakin tinggi
angka B- semakin sulit bagi makhluk air yang membutuhkan
oksigen untuk bertahan hidup.
2) #hemical !xygen "emand (?-)
#engukuran kekuatan limbah dengan ?- adalah bentuk lain
pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. *etode ini lebih
singkat aktuya dibandingkan dengan analisis B-. #engukuran
ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyaa%
senyaa yang diukur adalah bahan%bahan yang tidak dipecah
secara biokimia. >danya racun atau logam tertentu dalam limbah
pertumbuhan bakteri akan terhalang dan pengukuran B- menjadi
tidak realistis. /ntuk mengatasinya lebih tepat meggunakananalisis ?-.
?- adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi $at%$at anorganis dan organis sebagaimana pada
B-. >ngka ?- merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh $at
anorganik. Semakin dekat nilai B- terhadap ?- menunjukkan
baha semakin sedikit bahan anorganik yang dapat dioksidasi
dengan bahan kima. #ada limbah yang mengandung logam%logam
pemeriksaan terhadap B- tidak memberi manfaat karena tidak
ada bahan organik dioksida. 7al ini bisa jadi karena logam
merupakan racun bagi bakteri. #emeriksaan ?- lebih cepat dan
sesatannya lebih mudah mengantisipasinya. #erbandingan B-
dengan ?- pada umumnya ber0ariasi untuk berbagai jenis
limbah.
3) *etan
as metan terbentuk akibat penguraian $at%$at organik dalam
kondisi anaerob pada air limbah. as ini dihasilkan oleh lumpur
yang membusuk pada dasar kolam, tidak berdebu, tidak berarna
dan mudah terbakar. *etan juga dapat ditemukan pada raa%raa
dan saah. Suatu kolam limbah yang menghasilkan gas metan
akan sedikit sekali menghasilkan lumpur, sebab lumpur telah habis
terolah menjadi gas metan dan air serta ?-2.
4) +easaman >ir
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 28
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
28/49
+easaman air diukur dengan p7 meter. +easaman ditetapkan
berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air.
>ir buangan yang mempunyai p7 tinggi atau rendah menjadikan
air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air
yang diperlukan untuk keperluan biota tertentu. emikian juga
makhluk%makhluk lain tidak dapat hidup seperti ikan. >ir yang
mempunyai p7 rendah membuat air korosif terhadap bahan%bahan
konstruksi besi dengan kontak air.
5) >lkalinitas
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
29/49
sinar matahari. Semakin banyak ganggang semakin basar
kandungan oksigennya.
9) +lorida
+lorida merupakan $at terlarut dan tidak menyerap. Sebagai
klor bebas berfungsi desinfektan tetapi dalam bentuk ion yang
bersenyaa dengan ion
:) @atrium menyebabkan air menjadi asin dan dapat merusak pipa%
pipa instalasi.
'=) #hospat
+andungan phospat yang tinggi menyebabkan suburnya
algae dan organisme lainnya yang dikenal dengan eutrophikasi. ni
terdapat pada ketel uap yang berfungsi untuk mencegah kesadahan.
#engukuran kandungan phospat dalam air limbah berfungsi untuk
mencegah tingginya kadar phospat sehingga tumbuh%tumbuhan
dalam air berkurang jenisnya dan pada gilirannya tidak
merangsang pertumbuhan tanaman air. +esuburan tanaman ini
akan menghalangi kelancaran arus air. #ada danau suburnya
tumbuh%tumbuhan air akan mengakibatkan berkurangnya oksigen
terlarut.
c. Sifat Biologi
*ikroorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat ber0ariasi
hampir dalam semua bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi
'=5%'=9 organisme"ml. +ebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas
ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses%proses kehidupan
(tumbuh, metabolisme, dan reproduksi).
Secara tradisional mikroorganisme dibedakan menjadi binatang dantumbuhan. @amun, keduanya sulit dibedakan. -leh karena itu,
mikroorganisme kemudian dimasukkan kedalam kategori protista, status
yang sama dengan binatang ataupun tumbuhan. irus diklasifikasikan
secara terpisah. +eberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah
merupakan kunci efisiensi proses biologis. Bakteri juga berperan penting
dalam menge0aluasi kualitas air.
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 2:
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
30/49
4. #enampungan dan sistem pengolahan limbah rumah sakit1
a. Waste Stabili$ation Pond System (kolam stabilisasi air limbah)
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah
lahan, karena kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas&
maka biasanya dianjurkan untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman)
yang biasanya masih mempunyai lahan yang cukup. Sistem ini terdiri
dari bagian%bagian yang
cukup sederhana yakni 1
') Pump Swap (pompa air kotor).
2) Stabili$ation Pond (kolam stabilisasi) 2 buah.
3) Bak +lorinasi
4) #ontrol room (ruang kontrol)
5) %nlet
6) %ncinerator antara 2 kolam stabilisasi
8) !utlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi
b. Waste !xidatin "itch Treatmen System (kolam o!idasi air limbah)
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota,
karena tidak memerlukan lahan yang luas. +olam oksidasi dibuat bulat
atau elips, dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada
kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi).
+emudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk
mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah
jernih masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atausungai. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan
pada Sludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur). Sistem kolam
oksidasi ini terdiri dari 1
') Pump Swap (pompa air kotor).
2) !xidation "itch (pompa air kotor).
3) Sedimentation Tank (bak pengendapan) .
4) #hlorination Tank (bak klorinasi).
5) Sludge "rying ed (tempat pengeringan lumpur, biasanya '%2
petak).
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 3=
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
31/49
6) #ontrol &oom (ruang kontrol).
c' naerobic ilter Treatment System
Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerob melalui
filter"saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami
pretreatment dengan septic tank (inchaff tank)' #roses anaerobic filter
treatment biasanya akan menghasilkan effluent yang mengandung $at%
$at asam organik dan senyaa anorganik yang memerlukan klor lebih
banyak untuk proses oksidasinya. -leh sebab itu sebelum effluent
dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk
memberikan kesempatan oksidasi $at%$at tersebut di atas, sehingga
akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi
nanti. Sistem naerobic Treatment terdiri dari komponen%komponen
antara lain sebagai berikut 1
') Pump Swap (pompa air kotor).
*) Septic Tank (inhaff tank)'
3) naerobic filter .
4) Stabili$ation tank (bak stabilisasi).
5) #hlorination tank (bak klorinasi).
+) Sludge drying bed (tempat pengeringan lumpur)'
8) #ontrol room (ruang kontrol).
+ontruksi naerobic ilter Treatment System dapat disesuaikan
dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari
besar kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur kebutuhan
tersebut, misalnya 1
') olume septic tank .
2) umlah anaerobic filter .
3) olume stabili$ation tank .
4) umlah chlorination tank .
5) umlah sludge drying bed .
6) #erkiraan luas lahan yang diperlukan.
d) SepticTank Septik tank dipergunakan untuk mengolah air kotor pada rumah
tangga termasuk limbah cair rumah sakit. #enyaluran semua limbah
cair ke dalam septik tank akan menjadi lebih baik oleh karena cara ini
akan menjadi hasil pembersihan yang lebih baik.
+onstruksi septik tank bermacam%macam dari yang sederhana
sampai yang lengkap, tetapi prinsip dari septik tank adalah sama.
Septik tank dipersiapkan baha pemakaian air setiap orang per hari
sebesar '== liter. ;aktu berdiamnya limbah cair didalam septik tank
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 3'
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
32/49
selama 24 jam, bila kemungkinan bertambahnya pemakaian air sampai
2== liter per orang per hari masih dapat diberi aktu tinggal selama '2
jam.
asar septik tank dibuat miring sehingga lumpur dapat agak
berkumpul menyebelah dan kemudian mengalir dengan sendirinya
kedalam ruang lumpur kedua yang letaknya berdampingan dengan
septik tank . engan adanya ruang lumpur kedua ini dapat terjamin
baha yang dikeluakan hanyalah lumpur yang betul%betul sudah
menjadi busuk dan stabil serta tidak terdapat lagi bakteri pathogen dan
dapat diharapkan tidak mengandung telur cacing.
/ntuk menjamin terpakainya seluruh bidang resapan dibuat suatu
alat pembubuh, yang terdiri dari bak untuk mengumpulkan air kotor
yang keluar dari septik tank dengan syphon otomoatis yang dapat
mengalirkan seluruh isi bak pembubuh dengan sekaligus ke bidang
peresapan.
5. #engolahan >ir Limbah
#engolahan limbah dengan memanfaatkan teknologi pengolahan
dapat dilakukan dengan cara fisika, kimia dan biologi atau gabungan dari
ketiga system pengolahan tersebut. #engolahan limbah secara biologis
dapat digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan pegolahan limbah
dengan cara anaerob.
Berdasarkan sistem unit operasinya teknologi pengolahan limbah
dibagi menjadi unit operasi phisik, unit operasi kimia dan unit operasi
biologi. Sedangkan bila dilihat dari tigkatan perlakuan pengolahan maka
sistem perlakuan limbah diklasifikasikan menjadi1 pretreatment , primary
treatment system, secondary treatment system dan tertiary treatment
system'
a. #roses #engolahan Aisika
-) Screening
Screening merupakan tahap aal pada proses pengolahan air
limbah. #roses ini bertujuan untuk memisahkan potongan%
potongan kayu, plastik, dan sebagainya. Screen terdiri atas
batangan%batangan besi yang berbentuk lurus atau melengkung dan
dipasang dengan tingkat kemirigan 85=%:== terhadap horisontal.
*) .rit #hamber
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 32
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
33/49
Bertujuan untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan partikel%partikel
lain yang dapat mengendap di dalam saluran dan pipa%pipa serta
untuk melindungi pompa%pompa dan peralatan lain dari
penyumbatan.
3) DHualisasi
DHualisasi laju alir digunakan untuk menangani 0ariasi laju alir dan
memperbaiki proses berikutnya. i samping itu, eHualisasi juga
bermanfaat untuk mengurangi ukuran dan biaya proses berikutnya.
>dapun keuntungan yang diperoleh dari peggunaan eHualisasi
sebagai berikut1
a) #ada pegolahan biologi, perubahan beban secara mendadak
dapat dihindari dan p7 dapat diatur supaya konstan.
b) #engaturan bahan%bahan kimia lebih dapat terkontrol.
c) #encucian filter lebih dapat teratur.d) Performance filter dapat diperbaiki.
e) Lokasi eHualisasi harus dipertimbangkan pada saat pembuatan
diagram alir pengolahan limbah. Lokasi eHualisasi yang
optimal dan sangat ber0ariasi menurut tipe pengolahan limbah
yang dilakukan, karakteristik sistem pegumpulan, dan jenis air
limbah. #ada beberapa kasus, eHualisasi dapat ditempatkan
setelah pengolahan primer dan sebelum pengolahan biologis.
DHualisasi yang diletakkkan setelah pengolahan primer
biasanya disebabkan oleh masalah%masalah ynag ditimbulkan
oleh lumpur dan buih. alam pelaksanaan eHualisasi
dibutuhkan pengadukan untuk mencegah pegendapan dan
aerasi untuk menghilangkan bau. DHualisasi biasanya
dilaksanakan bersamaan dengan netralisasi.
4) Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan
memanfaatkan gaya gra0itasi. #roses ini bertujuan untuk
memperoleh air buangan yang jernih dan mempermudah proses
penanganan lumpur. alam proses sedimentasi hanya partikel%
partikel yang lebih berat dari air yang dapat terpisah misalnhya,
kerikil dan pasir. Bagian terpenting dalam perencanaan unit
sedimentasi adalah mengetahui kecepatan pengendapan dari
partikel%partikel yang akan dipindahkan. +ecepatan pegendapan
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 33
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
34/49
ditentukan oleh ukuran, densitas larutan, 0iskositas cairan, dan
temperatur.
/) loatasi
Aloatasi atau pengapungan digunakan untuk memisahkan padatan
dari air. /nit floatasi digunakan jika densitas partikel lebih kecil
dibandingkan dengan densitas air sehingga cenderung megapung.
Aloatasi antara lain digunakan dalam proses pemisahan lemak dan
minyak serta pengentalan lumpur.
b. #roses #engolahan +imia
') @etralisasi
@etralisasi adalah reaksi antara asam dan basa yang menghasilkanair dan garam. alam pengolahan air limbah p7 diatur antara 6,=%
:,5. i luar kisaran p7 tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi
kehidupan air termasuk bakteri. enis bahan kimia yang dapat
ditambahkan tergantung pada jenis dan jumlah air limbah serta
kondisi lingkungan setempat. @etralisasi air limbah yang bersifat
asam dapat dilakukan dengan penambahan @a-7 (natrium
hidroksida)& sedangkan netralisasi air limbah yang bersifat basa
dapat dilakukan dengan penambahan 72S-4 (asam sulfat).
2) +oagulasi dan flokulasi
#roses koagulasi dan flokulasi adalah kon0ersi dari polutan%
polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air
limbah, menjadi gumpalan%gumpalan yang dapat diendapkan,
disaring atau diapungkan.
c. #roses #engolahan Biologi
Secara umum proses pegolahan biologi menjadikan pengolahan air
limbah secara modern lebih terstruktur, tergantung pada syarat%syarat
air yang harus dijaga atau jenis air limbah yang harus dikelola.
#engolahan air limbah secara biologi bertujuan untuk membersihkan
$at%$at organik atau mengubah bentuk $at%$at organik menjadi bentuk%
bentuk yang kurang berbahaya. #roses pengolahan secara biologi juga
bertujuan untuk mengunakan kembali $at%$at organik yang terdapat
dalam air limbah.
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 34
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
35/49
6. #emeriksaan Limbah -lahan
a. #hemical !xygen "emand (#!")
#engukuran kekuatan limbah dengan ?- adalah bentuk lain
pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. *etode ini lebih
singkat aktunya dibandingkan dengan analisis B-. #engukuran ini
menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyaa%senyaa
yang diukur adalah bahan%bahan yang tidak dipecah secara biokimia.#emeriksaan ?-, dilakukan sebagai suatu ukuran pencemaran
dari air limbah. 7al ini,untuk mengukur oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi $at%$at organik. *etode pemeriksaan dilakukan dengan
titrasi di laboratorium (tanpa refluks) dengan prinsip analisis sebagai
berikut& pemeriksaan parameter ?- ini menggunakan oksidator
potassium dikromat yang berkadar asam tinggi dan dipertahankan pada
temperature tertentu. #enambahan oksidator ini menjadikan proses
oksidasi bahan organic menjadi air dan ?-2, setelah pemanasan'
Perbedaan 0adar !", #!", TSS maka sisa dikromat diukur.
#engukuran ini dengan jalan titrasi, oksigen yang eHui0alen dengan
dikromat inilah yang menyatakan ?- dalam satuan ppm.
b. iological !xygen "emand (!")
#emeriksaan B- dalam limbah didasarkan atas reaksi oksidasi
$at%$at organis dengan oksigen dalam air dimana proses tersebut dapat
berlangsung karena ada sejumlah bakteri. iperhitungkan selama dua
hari reaksi lebih dari sebagian reaksi telah tercapai.
#emeriksaan B- merupakan salah satu dari pemeriksaan
ujicoba%ujicoba yang paling penting untuk menentukan daya cemar air
limbah. #emeriksaan biokimia yang mengukur $at%$at organik yang
kemungkinan akan dioksidasi oleh kegiatan%kegiatan bakteri aerobik
dalam masa 5 hari pada 2===?. *etode pemeriksaanya dengan ;inkler
(
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
36/49
berikut& #emeriksaan parameter B- didasarkan pada reaksi oksidasi
$at organik dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut
berlangsung karena adanya bakteri aerobik.
/ntuk menguraikan $at organik memerlukan aktu I 2 hari
untuk 5= reaksi, 5 hari untuk 85 reaksi tercapai dan 2= hari untuk
'== reaksi tercapai. engan kata lain tes B- berlaku sebagai
simulasi proses biologi secara alamiah, mula%mula diukur - nol dan
setelah mengalami inkubasi selama 5 hari pada suhu 2=J? atau 3 hari
pada suhu 25J?C28J? diukur lagi - air tersebut. #erbedaan - air
tersebut yang dianggap sebagai konsumsi oksigen untuk proses
biokimia akan selesai dalam aktu 5 hari dipergunakan dengan
anggapan segala proses biokimia akan selesai dalam aktu 5 hari,alau sesungguhnya belum selesai.
c. Total Suspended Solid (TSS)
K berat caan dan residu sesudah pemanasan '=5= ? (mg)
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 36
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
37/49
B K berat caan kosong (mg)
? K *' sampel
d. p7
p7 menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu
cairan encer, dan meakili konsentrasi hidrogen ionnya. p7 dapat
ditentukan dengan mudah dengan mempermudah petunjuk%petunjuk
colorimetric, petunjuk%petunjuk ini memberikan suatu ketepatan pada
kira%kira =,2 unit. #engukuran p7 adalah sesuatu yang penting dan
praktis, karena banyak reaksi%reaksi kimia dan biokimia yang penting
terjadi pada tingkat p7 yang khusus atau pada lingkungan p7 yang
sangat sempit.
/ntuk pengukuran yang lebih tepat dapat digunakan sebuah potentioner yang mengukur kekuatan listrik yang dikeluarkan oleh ion%
ion 7. >pabila hasil pengukuran menunjukkan kadar p7 melebihi baku
mutu, maka dapat dilakukan upaya untuk menurunkan kadar dengan
cara penggunaan &everse !smosis selain dapat menghasilkan air
murni " tanpa mineral juga dapat menurunkan p7 air dari 8 menjadi 6,5
hingga 5,=.
e. #hosphat
+eberadaan phosphat yang berlebihan di badan air menyebabkan
suatu fenomena yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien). /ntuk
mencegah kejadian tersebut, air limbah yang akan dibuang harus diolah
terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan phosphat sampai pada
nilai tertentu (baku mutu efluen 2 mg"l). alam pengolahan air limbah,
phosphat dapat disisihkan dengan proses fisika%kimia maupun biologis.
#enyisihan phosphat secara presipitasi kimiai dapat dilakukan dalam
filter teraerasi secara biologis dengan menambahkan AeS-4.
*edia yang digunakan adalah plastik dengan luas permukaan
spesifik 285 m2"m3 dan porositas =,:5. #enambahan presipitan pada
filter biologis ini tidak mempengaruhi secara signifikan penyisihan
B-, ?-, @74,
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
38/49
menggunakan pasir kuarsa dapat menghasilkan kristal stru0ite
(*g@74#-4).
#enyisihan dengan kristalisasi ini dilakukan dengan aerasi
kontinyu dan dapat mencapai efisiensi 9= dalam aktu '2= % '5=
menit.
>da beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan
penurunan konsentrasi #hosphat antara lain1
') 1nhanced iological Phosphorus &emoval (DB#R)
1nhanced iological Phosphorus &emoval (DB#R) adalah
pengembangan dari biological phosphorus removal dengan metode
dan proses untuk mereduksi konsentrasi #hosphat dari outlet
pengolahan biologis kon0ensional. DB#R memiliki kinerja yangsangat baik dengan menghasilkan effluent =,' mg"l.
/ntuk menurunkan konsentrasi #hosphat ada alternatife lain
yaitu DB#R yang menggunakan proses anaerobic. -s) dan 0olatile
fatty acids (A>s) digunakan oleh Bio%# bacteria pada kondisi
anaerobic sebagai sumber energy. DB#R menggunakan
>cinetobacter dan *icrothri! par0icella karena bisa menyimpan
#hosphate dalam bentuk poly #hosphate untuk perkembangannya.
+edua bakteri tersebut dapat bertahan dalam kondisi anaerobic
karena memiliki poly%#, #>- juga memberikan keuntungan pada
kondisi anaerobic dengan menggunakan A> dan energi dari poly%#.
2) Se2uencing noxic" naerobic 3embrane ioreactor (S>*)
/ntuk membandingkan proses fisik (filtrasi) antara biosand
filter dengan teknologi alternati0e S>* (Se2uencing
anoxic4anaerobic membrane bioreactor) yang merupakan
pengembangan dari 1nhanced biological phosphorus removal
(DB#R) dengan menggunakan filter papper =,4 Mm dan telah diuji
kemampuanya. S>* sangat stabil dan efektif untuk menurunkan
konsentrasi #hosphate hingga :3. Sedangkan pada biosand filter
engan ukuran media =,25 mm, maka partikel berukuran N 2= Mm
akan tertahan pada media. +oloid (=,=='%' Mm) dan bakteri (' Mm)
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 39
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
39/49
tidak dapat disisihkan dengan mekanisme ini. 3echanical straining
terjadi pada permukaan filter sampai kedalaman 5 cm. +lasifikasi
Phosphate berdasarkan sifat fisis adalah fosfat terlarut, fosfat
tersuspensi (tidak terlarut), dan fosfat total (terlarut dan tersuspensi).
f. >monia Bebas
*etode standar untuk menentukan amonia bebas dalam air dapat
dilakukan dengan prosedur +jeldahl, namun prosedur pemeriksaan ini
sangat rumit dan membutuhkan banyak aktu, yakni sekitar enam jam.
#rosedur +jeldahl terdiri dari beberapa langkah. #ada prosedur ini,
seluruh senyaa ammonia bebas diuraikan secara kimia dengan
menggunakan campuran asam sulfur, merkuri sulfat, dan potasium
sulfat. Selanjutnya, amonia dan bentukan yang baru di destilasi dengan penambahan @a-7 ke dalam larutan asam borat. +adar amonia dapat
diketahui dengan cara titrasi menggunakan asam sulfur =,=2 @.
g. Suhu
Suhu air limbah biasanya I3==? dari suhu udara. #engukuran
dilakukan membelakangi sinar matahari, sehingga panas yang diukur
tidak terpengaruh oleh sinar matahari.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
40/49
>L/R #R-SD/R #D@DL-L>>@ L*B>7 B3
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 4=
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
41/49
8. #endokumentasian bahan berbahaya beracun serta limbah B3 meliputi
perijinan baik pengadaan B3, ijin penyimpanan sementara serta
pemusnahan B3.
a. #encatatan
Sebagai bahan pelaporan, dilakukan pencatatan yang berhubungan
dengan kegiatan pengelolaan B3. #encatatan yang dilakukan adalah
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 4'
#adat
as
?air
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )
@on
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
42/49
pencatatan jumlah limbah B3 yang dihasilkan dan yang diangkut oleh
pihak kedua.
b. #elaporan
') #elaporan dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan kepada
*anager Rumah untuk kemudian dilaporkan ke irektur rumah sakit
dan kepada epartemen #enunjang umum setiap 6 bulan sekali
dalam bentuk laporan /+L"/#L.
2) #elaporan juga diberkan kepada nstansi diluar RS yaitu kepada
inas +esehatan +abupaten Bekasi dan B#L7 (Badan #engelola
Lingkungan 7idup) +abupaten Bekasi.
3) #elaporan disertai e0aluasi dilakukan setahun sekali untuk
menge0aluasi kinerja pihak kedua sebagai pengangkut dan pemusnah
limbah B3.
c.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
43/49
pengelolaan limbah, format S#-, format laporan kinerja, buku
pemantauan dan pengelolaan limbah padat, cair dan B3.
2. Barang tidak rutin 1
a. Surat dokumen pelaksanaan pemusnahan limbah medis dengan pihak
ketiga
b. #engadaan leaflet dan stiker untuk kegiatan pengelolaan limbah medisc. Botol dan jerigen untuk pengambilan limbah cair
B. PERMINTAAN BARANG.
'. #ermintaan barang rutin disampaikan ke bagian gudang
2. /ntuk pengadaan format, user mengusulkan ke irektur untuk dibuat
dalam bentuk dokumen yang dicetak"diperbanyak melalui anggaran >#B
3. #engadaan barang tidak rutin berupa leaflet maupun stiker harus diusulkan
melalui Bidang #enunjang kepada irektur
4. Setelah disetujui irektur melalui disposisi maka pengadaan barang
diproses sesuai ketentuan yang berlaku melalui ##B
C. PENDISTRIBUSIAN
'. Barang kantong plastik limbah medis dan non medis, safety box,
jerigen"container dari gudang didistribusikan ke cleaning ser0ice dan
kesling untuk diletakkan di unit%unit penghasil limbah medis dan B3.
2. /ntuk barang >
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
44/49
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
>. +easpadaan dan upaya pencegahan kejadian kecelakaan kerja dilakukan
dengan upaya 1
#enggunaan >lat #elindung iri (>#) penanganan B3 dan limbah B3
Bahan dan limbah B3 berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Sesuai // epnaker R @o.' tahun ':8= tentang keselamatan
kerja, maka setiap rumah sakit harus menyediakan peralatan pelindung diri
yang digunakan secara benar disertai prosedur tertulis cara penggunaannya
serta dipelihara dalam kondisi layak pakai. #impinan RS menetapkan secara
tertulis jenis dan jumlah alat pelindung diri yang harus ada di rumah sakit,
dimana dan pada saat apa dipergunakan serta siapa yang mempergunakan alat
pelindung diri tersebut. enis alat pelindung diri, diantaranya 1
'. *asker
2. Sepatu Boot
3. Sarung tangan
5' +aca mata " .oogle
5. 7elmet"7elm
6. 1ar 3uff " #enutup telinga
Pedoman Pengelolaan Limbah Medis – RSKD Duren Sawit 44
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
45/49
8. ?elemek, apron
9. Baju -perasional
B. +eselamatan dan kesehatan kerja pegaai melakukan pemeriksaan kesehatan
meliputi 1
'. #emeriksaan kesehatan prakerja
2. #emeriksaan kesehatan berkala setahun sekali khususnya di unit yang
bersiko tinggi seperti 1 laboratorium, ruang raat inap psikiatri dengan
komplikasi fisik, Laundry dan +esehatan Lingkungan.
?. #erijinan sarana, prasarana dan peralatan pengelolaan limbah medis dan berbahaya meliputi 1
'. jin pembuangan limbah cair (#L?) yang dkeluarkan oleh B#L7
2. jin penyimpanan limbah sementara B3 (
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
46/49
BAB VIISTANDAR DAN INDIKATOR MUTU
>. Standar pengelolaan (pengolah) bahan dan limbah B3 meliputi 1
'. #engolah limbah B3 dilakukan oleh penghasil atau badan usaha yang
melakukan kegiatan pengolahan limbah B3.
2. #engolah limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang akan diolah paling
lama :=(sembilan puluh) hari
3. #engolah limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
pa'ing lama := (sembilan puluh) hari.
4. #enyimpanan limbah B3 dilakukan di tempat penyimpanan yang sesuai
dengan persyaratan.
B. Standar
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
47/49
2.
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
48/49
+elompok +elompok
p7 % 6 C : 6 C :
S mg " l '= '=>monia @itrogen mg " l '= %
-
8/19/2019 Pedoman Pengelolaan Limbah Medis)
49/49
BAB VIII
PENUTUP
/paya pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit khususnya
#engelolaan bahan dan limbah berbahaya (B3) merupakan hal yang mutlak perlu
diperhatikan oleh rumah sakit, hal ini dimaksudkan agar sisa buangan hasil upaya
pelayanan kesehatan tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit bagi
masyarakat sekitarnya. Lingkungan kesehatan rumah sakit yang baik akan
menunjang proses peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RS+
uren Sait.
#elaksanaan /paya +elola Lingkungan dan /paya #emantauan
Lingkungan (/+L%/#L) di rumah sakit, serta pelaksanaan program kesehatan
lingkungan memerlukan komitmen pimpinan dan seluruh unit dalam keberhasilan
pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien kesehatan
lingkungan rumah sakit. #emantauan dan pelaporan hasil pengukuran indikator
Baku *utu >ir Limbah serta pembuangan limbah infeksius dan bahan Berbahaya
(B3) sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sehingga aman dan tidak
mencemari rumah sakit dan lingkungannya.
emikianlah pedoman #engelolaan Limbah RS+ uren Sait dibuat
agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan pengelolaan limbah di rumah sakit.
top related