pelestarian kawasan cagar budaya berbasis partisipasi ... · kesejarahan keistimewaan partisipasi...
Post on 19-Mar-2019
257 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PELESTARIAN KAWASAN CAGAR
BUDAYA BERBASIS PARTISIPASI
MASYARAKAT (STUDI KASUS: KAWASAN CAGAR BUDAYA BUBUTAN, SURABAYA)
Volare Amanda Wirastari
3608 100 063
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP.
P r o g r a m S t u d i P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a
F a k u l t a s T e k n i k S i p i l d a n P e r e n c a n a a n
I n s t i t u t T e k n o l o g i S e p u l u h N o v e m b e r
S u r a b a y a
2 0 1 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bangunan dan kawasan cagar budaya perlu dipertahankan dan dilestarikan.
Perkembangan kota menyebabkan wajah kawasan cagar budaya berubah. Pelestarian cagar
budaya tidak bisa hanya bergantung dengan peraturan yang ada.
Partisipasi masyarakat diperlukan dalam pelestarian kawasan cagar budaya di suatu kota.
Bentuk
partisipasi
masyarakat
yang seperti
apa yang
efektif
diterapkan
dalam
pelestarian
kawasan cagar
budaya di
Bubutan?
3
TUJUAN & SASARAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk partisipasi
masyarakat yang sesuai untuk melestarikan kawasan cagar budaya di
Bubutan.
Sasaran:
Menetapkan cluster wilayah cagar budaya di Bubutan.
Menganalisis kondisi partisipasi masyarakat Bubutan terkait dengan pelestarian cagar budaya.
Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya di Bubutan.
Menentukan bentuk partisipasi masyarakat yang sesuai untuk pelestarian kawasan cagar budaya yang berkelanjutan.
4
RUANG LINGKUP WILAYAH
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Pelestarian cagar budaya di Bubutan yang berbasis
partisipasi masyarakat.
Bentuk partisipasi masyarakat yang sesuai di
kawasan cagar budaya di Bubutan.
6
RUANG LINGKUP SUBSTANSI Bentuk partisipasi masyarakat menurut Dulseldorp
dan Davis
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat
7
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis berupa rujukan bagi penelitian
yang selanjutnya, khususnya yang berhubungan
dengan konservasi kawasan urban heritage
berbasis partisipasi masyarakat.
Manfaat praktis yaitu menjadi rujukan bagi
pemerintah maupun kelompok masyarakat dalam
rangka pelesatrian kawasan cagar budaya yang ada
di Bubutan.
8
HASIL YANG DIHARAPKAN Bentuk partisipasi masyarakat untuk pelestarian
kawasan cagar budaya di Bubutan.
9
TINJAUAN PUSTAKA &
METODE PENELITIAN
Hasil:
Cluster kawasan cagar
budaya di Bubutan
Kriteria:
- Umur bangunan
- Keaslian bangunan
- Nilai sejarah kawasan
- Kekhasan kawasan
-Keistimewaan kawasan
-Partisipasi masyarakat
Teknik Pengumpulan Data:
- Primer: wawancara, observasi
- Sekunder: SK Walikota Surabaya No.188.45/251/402.1.04/1996 dan No.188.45/004/402.1.04/1998
Teknik Analisa Data:
Analisis Deskriptif Kualitatif
Studi literatur:
Peraturan Daerah Kota Surabaya
Nomor 5 Tahun 2005, Synder &
Catanese (1997), Budihardjo (1997)
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
11
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
• Partisipasi langsung
• Partisipasi tidak langsung Dulselsorp dalam
Slamet (1994)
• Konsultasi
• Sumbangan uang
• Sumbangan barang
• Aksi massa
Davis dalam Sastopoetro (1988)
• Memberikan informasi
• Konsultasi
• Tenaga kerja
• Self mobilization
Sekretariat Bina Desa (1999)
• Membayar iuran / sumbangan
Chapin dan Goldhamer (dalam
Slamet, 1994)
• Sumbangan uang
• Sumbangan tenaga
• Sumbangan barang (material bangunan) Slamet (1994)
12
Variabel:
- Pengetahuan tentang kawasan cagar budaya
- Pengetahuan tentang pelestarian kawasan cagar budaya
- Inisiatif pelestarian kawasan cagar budaya
- Keterlibatan masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya
- Faktor pendorong keikutsertaan
- Pihak yang berinisiatif
- Pihak yang terlibat
- Kehadiran dalam pertemuan
- Keaktifan dalam pertemuan
- Cara keterlibatan Hasil:
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelestarian kawasan cagar budaya di
Bubutan
Teknik Pengumpulan Data:
Primer: wawancara, kuisioner, observasi Teknik Analisa Data:
Analisa Skoring
Analisa deskriptif kualitatif
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
Dasar kajian:
Chapin, Goldhamer, Arnstein,
Chougill 13
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
Soekanto (1982)
•Jenis Kelamin
•Agama
•Daerah asal (etnis)
•Lama tinggal pada suatu wilayah
Slamet (1994)
•Umur
•Pendidikan
•Pekerjaan
Angell
•Umur
•Jenis kelamin
•Pendidikan
•Pekerjaan
•Lamanya tinggal
14
Hasil:
Menetukan faktor-faktor yang mempengaruhi
masyarakat Bubutan untuk berpartisipasi dalam
pelestarian kawasan cagar budaya di Bubutan
Variabel:
- Jenis Kelamin
- Lama tinggal pada suatu wilayah
- Usia
- Tingkat Pendidikan
- Jenis Pekerjaan
-Tingkat Penghasilan
Teknik Pengumpulan Data:
Primer: wawancara, kuisioner
-Dinas Pariwisata Surabaya
-Pemerintah Kota Surabaya
-Tokoh masyarakat Bubutan
Teknik Analisa Data:
Analisis Delphi
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
Dasar teori:
Soekanto (1982), Slamet
(1994), Angell 15
Hasil:
Menentukan bentuk partisipasi masyarakat yang sesuai dan efektif
dalam pelestarian kawasan cagar budaya
di Bubutan
Variabel:
Variabel dari hasil cluster kawasan, tingkat partisipasi
masyarakat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat
Teknik Pengumpulan Data:
Primer: wawancara, kuisioner
Teknik Analisa Data:
Analisis Triangulasi
Deliniasi wilayah
Menganalisa kondisi partisipasi
masyarakat di Bubutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat
Dasar teori:
Davis, Duseldorp 16
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
KONDISI EKSISTING Kecamatan Bubutan secara geografis terletak di wilayah
Surabaya Pusat, dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Bubutan dibatasi oleh beberapa kecamatan yang berada di sekitar Kecamatan Bubutan.
Berikut ini adalah batas administratif Kecamatan Bubutan:
• Sebelah Utara : Kecamatan Krembangan
• Sebelah Timur : Kecamatan Genteng
• Sebelah Selatan : Kecamatan Sawahan
• Sebelah Barat : Kecamatan Krembangan dan Asemrowo
Kecamatan Bubutan terbagi atas 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Bubutan, Kelurahan Tembok Dukuh, Kelurahan Gundih, Kelurahan Jepara dan yang terakhir adalah Kelurahan Alun-Alun Contong.
Kecamatan Bubutan mempunyai 53 RW dan 406 RT yang tersebar di lima kelurahan tersebut.
18
1. ANALISA PENETAPAN CLUSTER
WILAYAH CAGAR BUDAYA BUBUTAN UMUR KEASLIAN KEKHASAN
Umur bangunan di
kawasan 50 tahun ke
atas.
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi, hanya tampak depan
tidak begitu banyak yang berubah.
Kampung yang
merupakan sentra
perdagangan
(sepatu).
Sebagai situs
makam Mbah
Sentra perdagangan
Tempat tinggal para Prabu Kerajaan Surabaya.
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi, hanya tampak depan
tidak begitu banyak yang berubah.
Tempat bermukim
Surabaya.
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi, hanya tampak depan
tidak begitu banyak yang berubah.
Tempat bermukim
merupakan pengrajin
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi, hanya tampak depan
tidak begitu banyak yang berubah.
Tempat berkumpulnya
luar Surabaya.
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi.
Tempat tinggal para
keraton.
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi, hanya tampak depan
tidak begitu banyak yang berubah.
Tambak Bayan
merupakan
kampung
pecinan.
Kepatihan:
bertugas di luar atau yang langsung
berhubungan dengan rakyat.
Tambak Bayan
Sebagian besar bangunan sudah
mengalami renovasi
Adanya gapura
yang berbentuk
unik.
Pusat kraton Kerajaan
KAMPUNG
Kampung Praban
Kampung
Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun
Contong
Kampung Maspatih
Kampung Tambak
Bayan dan Kepatihan
Kampung Kraton
19
1. ANALISA PENETAPAN CLUSTER
WILAYAH CAGAR BUDAYA BUBUTAN KESEJARAHAN KEISTIMEWAAN
PARTISIPASI
MASYARAKAT GOLONGAN
Sebagai situs religius (makam Joko Jumput,
makam Mbah Buyut Kabarnun Jati)
Sentra perdagangan
Tempat tinggal para Prabu Kerajaan Surabaya.
Sebagai kawasan
penyangga Jl.
Tunjungan sebagai
sentra perdagangan.
Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
Tempat bermukim para Tumenggung kerajaan
Surabaya.
Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
Tempat bermukim masyarakat yang sebagian besar
merupakan pengrajin kawat.
Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
Tempat berkumpulnya kapal-kapal pedagang dari
luar Surabaya.
Sebagai kawasan
perdagangan
Pemberian nama
kawasan
Golongan
Tempat tinggal para patih yang bertugas langsung di
keraton.
Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
Kepatihan: Tempat tinggal para patih yang
bertugas di luar atau yang langsung
berhubungan dengan rakyat.
Tambak Bayan: kampung pecinan
Tambak Bayan
sebagai kampung
pecinan
Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
Pusat kraton Kerajaan Surabaya Pemberian nama
kawasan hingga gang
permukiman warga
Golongan
KAMPUNG
Kampung Praban
Kampung
Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun
Contong
Kampung Maspatih
Kampung Tambak
Bayan dan Kepatihan
Kampung Kraton
20
1. ANALISA PENETAPAN CLUSTER
WILAYAH CAGAR BUDAYA BUBUTAN
GOLONGAN
Golongan II
Golongan III
Golongan III
Golongan II
Golongan III
Golongan II
Golongan III
KAMPUNG
Kampung Praban
Kampung
Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun
Contong
Kampung Maspatih
Kampung Tambak
Bayan dan Kepatihan
Kampung Kraton
21
PETA CLUSTER WILAYAH
22
2. ANALISA KONDISI TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DI
BUBUTAN TERHADAP PELESTARIAN KAWASAN CAGAR
BUDAYA a. Kepekaan masyarakat terhadap pelestarian kawasan cagar budaya
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kawasan Cagar Budaya di
Bubutan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya
Insiatif Masyarakat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya di Bubutan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kampung Praban Kampung
Temanggungan
Kampung
Kawatan
Kampung Alun-
Alun Contong
Kampung
Maspati
Kampung
Tambak Bayan
& Kepatihan
Kampung Kraton
Tidak Tahu
Tahu tapi
Tidak Peduli
Sedikit Tahu
Tahu
23
a. Kepekaan masyarakat terhadap pelestarian kawasan cagar budaya
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kawasan Cagar Budaya di
Bubutan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya
Insiatif Masyarakat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya di Bubutan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kampung
Praban
Kampung
Temanggungan
Kampung
Kawatan
Kampung Alun-
Alun Contong
Kampung
Maspati
Kampung
Tambak Bayan
& Kepatihan
Kampung
Kraton
Tidak Tahu
Tahu tapi
Tidak
Peduli
Sedikit
Tahu
Tahu
24
a. Kepekaan masyarakat terhadap pelestarian kawasan cagar budaya
Pengetahuan Masyarakat Tentang Kawasan Cagar Budaya di
Bubutan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya
Insiatif Masyarakat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya di Bubutan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tidak
Ya
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Uang
Pemikiran
Tenaga
Material
bangunan
25
b. Peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya
Keterlibatan Masyarakat terhadap Program Pelestarian
Faktor Pendorong Keikutsertaan Masyarakat
Dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Berinisiatif Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Terlibat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Tidak Terlibat
Terlibat
26
b. Peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya
Keterlibatan Masyarakat terhadap Program Pelestarian
Faktor Pendorong Keikutsertaan Masyarakat
Dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Berinisiatif Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Terlibat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Dipaksa
Dibujuk
Penyuluhan
Sukarela
27
b. Peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya
Keterlibatan Masyarakat terhadap Program Pelestarian
Faktor Pendorong Keikutsertaan Masyarakat
Dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Berinisiatif Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Terlibat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Inisiatif Masyarakat
RW / RT
Pemerintah Kota
28
b. Peran serta masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya
Keterlibatan Masyarakat terhadap Program Pelestarian
Faktor Pendorong Keikutsertaan Masyarakat
Dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Berinisiatif Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
Pihak Yang Terlibat Dalam Pelestarian Kawasan Cagar
Budaya Di Bubutan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Masyarakat luar
Pemerintah kota
Tokoh masyarakat
Masyarakat
29
c. Peran serta individu dalam kegiatan pelestarian kawasan cagar budaya
Kehadiran Dalam Pertemuan Keaktifan Dalam Pertemuan Cara Keterlibatan Masyarakat
Dalam Pertemuan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Tidak
Ya
30
c. Peran serta individu dalam kegiatan pelestarian kawasan cagar budaya
Kehadiran Dalam Pertemuan Keaktifan Dalam Pertemuan Cara Keterlibatan Masyarakat
Dalam Pertemuan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Tidak pernah
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering
31
c. Peran serta individu dalam kegiatan pelestarian kawasan cagar budaya
Kehadiran Dalam Pertemuan Keaktifan Dalam Pertemuan Cara Keterlibatan Masyarakat
Dalam Pertemuan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Kampung Praban
Kampung Temanggungan
Kampung Kawatan
Kampung Alun-Alun Contong
Kampung Maspati
Kampung Tambak Bayan & Kepatihan
Kampung Kraton
Perangkat kelurahan
Tokoh masyarakat
Perwakilan keluarga
Terlibat langsung
32
KONDISI PARTISIPASI MASYARAKAT Kampung Praban
Sebesar 41,18% masyarakat Kampung Praban berpartisipasi dalam bentuk sumbangan uang (50%) dimana sumbangan ini berupa iuran yang dibayar untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Praban. Selain itu masyarakat Kampung Praban memberikan sumbangan berupa tenaga (41,67%) dimana masyarakat yang berusia dibawah 50 tahun melakukan kerja bakti membersihkan kampung dan benda cagar budaya yang ada di Kampung Praban. Sebesar 8,22% sisanya berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, dimana 41,13% masyarakat memberi usul dan 28,57% masyarakat memberi saran dalam pertemuan yang membahas pelestarian kawasan cagar budaya di Kampung Praban.
Kampung Tumenggungan
Sebesar 25% masyarakat Kampung Tumenggungan berpartisipasi dalam bentuk sumbangan uang, dimana sumbangan ini berupa iuran yang dibayar untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Tumenggungan
Kampung Kawatan
Sebesar 66,67% masyarakat Kampung Kawatan berpartisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga (66,67%) dimana masyarakat yang berusia dibawah 50 tahun melakukan kerja bakti membersihkan kampung. Selain itu, 22,22% masyarakat lain memberikan sumbangan uang yang berupa iuran untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Kawatan. Ada juga 11,11% masyarakat yang lain berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, dimana 33,33% masyarakat memberikan usul dan 33,33% saran dalam pertemuan yang membahas pelestarian kawasan cagar budaya di Kampung Kawatan.
Kampung Alun-Alun Contong
Sebesar 44,44% masyarakat Kampung Alun-Alun Contong berpartisipasi dalam bentuk uang (60%) diaman sumbangan ini berupa iuran yang dibayar untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Alun-Alun Contong. Selain itu masyarakat Kampung Alun-Alun Contong memberikan sumbangan berupa tenaga (20%) diamana masyarakat berusia dibawah 50 tahun melakukan kerja bakti membersihkan kampung. Sebesar 20% sisanya berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, dimana 33,33% masyarakat member usul, 16,67% masyarakat memberikan saran, dan 16,67% masyarakat memberikan kritik dalam pertemuan yang membahas pelestarian Kampung Alun-Alun Contong sebagai kawasan cagar budaya.
Kampung Maspatih
Sebagian besar masyarakat Kampung Maspatih belum memiliki inisiatif untuk berpartisipasi dalam pelestarian Kampung Maspatih sebagai kawasan cagar budaya. Pada kenyataannya, Kampung Maspatih berpotensi termasuk dalam kawasan cagar budaya dengan meilhat adanya bangunan-bangunan lama dan kesejarahan Kampung Maspatih. Ada beberapa masyarakat yang memehami pentingnya pelestarian kawasan cagar budaya yang tinggal di Kampung Maspatih yang dapat memberikan bentuk partisipasi dalam bentuk pemikiran.
Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan
Sebesar 29,41% masyarakat Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan berpartisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga (62,50%) dimana masyarakat yang berusia dibawah 50 tahun melakukan kerja bakti membersihkan kampung. Selain itu, 25% masyarakat yang lain berpartisipasi dalam bentuk pemikiran, dimana 42,86% masyarakat memberi usul dan saran dalam pertemuan yang membahas pelestarian Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan sebagai kawasan cagar budaya. Sedangkan 25,5% sisanya memberi sumbangan dalam bentuk uang, dimana sumbangan ini berupa iuran yang dibayar untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan.
Kampung Kraton
Sebesar 77,78% masyarakat Kampung Kraton berpartisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga (55,56%) diamana masyarakat yang berusia di bawah 50 tahun melakukan kerja bakti membersihkan kampung. Selain itu, 44,44% masyarakat yang lain berpatiaipasi dalam memberikan sumbangan uang, yaitu iuran untuk membersihkan dan merawat bangunan lama di Kampung Kraton. Kadang, masyarakat Kraton juga berpartisipasi dalam memberikan usul untuk perawatan dan perbaikan bangunan lama di Kampung Kraton.
33
3. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN KAWASAN
CAGAR BUDAYA DI BUBUTAN
Hasil Analisa Delphi I
Jenis kelamin 3: setuju
2: tidak setuju
Usia 2: setuju
3: tidak setuju
Tingkat pendidikan
4: setuju
1: tidak setuju
Jenis pekerjaan
4: setuju
1: tidak setuju
Tingkat penghasilan
2: setuju
3: tidak setuju
Lama tinggal seseorang di
suatu kawasan
Motivasi untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian
34
Hasil Analisa Delphi 2
Jenis kelamin 2: setuju
3: tidak setuju
Usia 4: setuju
1: tidak setuju
Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan 4: setuju
1: tidak setuju
Tingkat penghasilan
3: setuju
2: tidak setuju
Lama tinggal seseorang di suatu
kawasan
Motivasi untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian
35
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN KAWASAN CAGAR
BUDAYA DI BUBUTAN
Semakin lama seseorang tinggal di suatu wilayah
•Masyarakat sudah merasakan manfaat yang sudah mereka peroleh dari kawasan tersebut.
Motivasi yang mendasari seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam pelestarian
•Faktor motivasi berupa kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian kawasan cagar budaya, muncul karena adanya manfaat dari kawasan tersebut untuk masyarakat dan didorong dengan adanya motivasi untuk kepentingan masyarakat tersebut atau organisasi tertentu.
Usia
•Seseorang yang usianya dikatakan dewasa lebih dapat merasakan manfaat dari keberadaan kawasan cagar budaya di Bubutan daripada anak-anak.
Tingkat pendidikan
•Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, informasi mengenai program pelestarian kawasan cagar budaya lebih mudah untuk diberikan dan dipahami.
Jenis pekerjaan
•Sebagian besar masyarakat Bubutan merupakan pengusaha atau pedagang, sehingga inisiatif untuk pelestarian kawasan cagar budaya sedikit kurang kecuali beberapa orang yang pekerjaannya berkaitan dengan cagar budaya.
36
4. ANALISA BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT YANG
SESUAI UNTUK PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA
YANG BERKELANJUTAN
Kriteria bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian:
1) mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dananya berasal dari
sumbangan individu, instansi yang berada di luar kawasan cagar budaya Bubutan
(dermawan, LSM, stakeholder), atau dibiayai sendiri seluruhnya oleh masyarakat
lokal Bubutan dimana besarnya anggaran ditentukan dalam rapat
2) membangun proyek komunitas yang bersifat otonom.
Studi yang pernah dilakukan di luar wilayah peneltiian:
Menurut Poerbantanoe, partisipasi masyarakat dalam pelestarian dan
pendokumentasian heritage menyatakan partisipasi masyarakat awam dalam
upaya pelestarian kawasan cagar budaya terjadi tidak karena motivasi ekonomi
secara sempit dan parsial (karena alasan warisan dari pendahulu).
Pendapat stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi)
Menurut stakeholders, bentuk partisipasi masyarakat pada faktor motivasi adalah
mengadakan proyek pelestarian kawasan cagar budaya dengan anggota
komunitas dari masyarakat yang memiliki sense of belonging atas kawasan
tempat tinggal mereka.
1. Faktor motivasi
Bentuk Partisipasi
Berdasarkan Faktor Studi Terdahulu
Wawancara
Arahan Makro Pemerintah
Pemerhati cagar
budaya Akademisi
Membentuk
jaringan kerja
antara
pemerintah,
akademisi /
profesional, dan
masyarakat lokal
Kerjasama
dengan tenaga
ahli
memberikan
nilai tambah
bagi kawasan
cagar budaya
Membe
ntuk
jaringan
kerja
antara
pemerin
tah,
akademi
si, dan
masyara
kat
lokal.
Membentu
k jaringan
kerja
antara
pemerintah
,
akademisi,
dan
masyarakat
lokal.
Membentu
k jaringan
kerja
antara
pemerintah
,
akademisi,
dan
masyarakat
lokal.
Membentuk jaringan
kerja antara
pemerintah,
akademisi /
profesional, dan
masyarakat lokal
untuk menambah
nilai tambah dari
kawasan cagar
budaya.
37
Kriteria bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian:
1) meyakinkan masyarakat melalui program penyuluhan atau dipengaruhi untuk terlibat dalam program pelestarian kawasan cagar budaya 2) melibatkan masyarakat dalam pertemuan, diskusi, menyumbangkan tenaga dalam merawat bangunan cagar budaya, dan sebagainya 3) membentuk komunitas lokal.
Studi yang pernah dilakukan di luar wilayah peneltiian:
Menurut Meita Yulianty, partisipasi masyarakat dalam memelihara bangunan cagar budaya dapat dilakukan dengan cara:
- Menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam mengelola benda cagar budaya dan kawasan cagar budaya di Bubutan.
- Penyuluhan dan sosialisasi terhadap pelestarian kawasan cagar budaya dan pemeliharaan bangunan cagar budaya.
Pendapat stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi)
Menurut stakeholders, bentuk partisipasi masyarakat pada faktor lama tinggal masyarakat di kawasan cagar budaya dapat dilakukan dengan cara mengadakan penyuluhan atau pemberian informasi mengenai kawasan cagar budaya dan pelestariannya ke seluruh lapisan masyarakat hingga masyarakat memahami tentang pentingnya pelestarian kawasan cagar budaya di kawasan tempat tinggal mereka.
2. Faktor Lama Tinggal
Bentuk partisipasi
berdasarkan faktor Studi Terdahulu
Wawancara
Arahan Makro Pemerintah
Pemerhati
cagar budaya Akademisi
Meyakinkan
masyarakat melalui
program
penyuluhan atau
dipengaruhi untuk
terlibat dalam
program pelestarian
kawasan cagar
budaya.
Melibatkan
masyarakat dalam
pertemuan, diskusi,
menyumbangkan
tenaga dalam
merawat bangunan
cagar budaya, dan
sebagainya.
- Menjadikan
masyarakat
sebagai mitra
dalam
mengelola
benda cagar
budaya dan
kawasan cagar
budaya di
Bubutan.
- Penyuluhan
dan sosialisasi
terhadap
pelestarian
kawasan cagar
budaya dan
pemeliharaan
bangunan cagar
budaya.
Terus-
menerus
memberikan
penyuluhan
dan
informasi
kepada
masyarakat.
Pendampingan
masyarakat
oleh pihak
luar yang
memahami
tentang cagar
budaya.
Mengadakan
penyuluhan
atau
pemberian
informasi
mengenai
kawasan cagar
budaya dan
pelestariannya
ke seluruh
lapisan
masyarakat
hingga
masyarakat
memahami
tentang
pentingnya
pelestarian
kawasan cagar
budaya di
kawasan
tempat tinggal
mereka.
Memberikan
penyuluhan atau
pemberian informasi
terkait pentingnya
pelestarian kawasan
cagar budaya.
Melibatkan masyarakat
dalam pertemuan,
diskusi,
menyumbangkan tenaga
dalam merawat
bangunan cagar budaya,
dan sebagainya.
38
Kriteria bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian:
1) aksi sosial / aksi massa dalam penyebaran informasi pelestarian kawasan cagar
budaya
2) sumbangan dalam bentuk tenaga kerja untuk perawatan bangunan cagar budaya
3) pertemuan ibu-ibu PKK untuk membahas pelestarian kawasan cagar budaya.
Studi yang pernah dilakukan di luar wilayah peneltiian:
Menurut Istanto, partisipasi masyarakat dalam pelestarian kawasan cagar budaya dapat
dilakukan dengan cara berbeda sesuai dengan kelompok umur masyarakat sebagai
berikut.
Youth: Anak-anak muda dapat menguasai media massa dan penyebaran informasi
melalui desain.
Women: Kemampuan wanita dewasa untuk mengelola permasalahan pelestarian
yang muncul dan mengelola dana anggaran untuk pelestarian kawasan cagar
budaya.
Senior, men, & citizen: Sebagai masyarakat senior, keberadaan masyarakat ini
diperlukan sebagai pengawas dalam pelestarian kawasan cagar budaya.
Netizen: Kelompok masyarakat yang menguasai dunia maya ini terkelompok dari
akademisi yang rata-rata berusia 17 tahun ke atas. Melalui teknologi informasi,
para netizen dapat memberikan amsukan terkait dengan program pelestarian
kawasan yang ada.
Pendapat stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi)
Menurut stakeholders, bentuk partisipasi masyarakat pada faktor usia dapat dilakukan
dengan cara: 1) untuk remaja SMA dan mahasiswa dapat melakukan aksi sosial terkait
dengan pelestarian kawasan cagar budaya, 2) untuk masyarakat senior melestarikan
kawasan cagar budaya dengan cara merawat bangunan cagra budaya yang ada.
3. Faktor Usia
Bentuk partisipasi
berdasarkan faktor Studi Terdahulu
Wawancara
Arahan Makro Pemerintah
Pemerhati
cagar budaya Akademisi
Aksi sosial / aksi
massa dalam
penyebaran
informasi
pelestarian kawasan
cagar budaya
Sumbangan dalam
bentuk tenaga kerja
untuk perawatan
bangunan cagar
budaya
Masyarakat sesepuh
memberikan
informasi terkait
dengan kesejarahan
kawasan cagar
budaya sebagai
salah satu cara
pengawasan
pelestarian kawasan
cagar budaya.
-Youth
Anak-anak muda dapat
menguasai media massa
dan penyebaran
informasi melalui desain.
-Women
Kemampuan wanita
dewasa untuk mengelola
permasalahan pelestarian
yang muncul dan
mengelola dana anggaran
untuk pelestarian
kawasan cagar budaya.
-Senior, men, & citizen
Sebagai masyarakat
senior, keberadaan
masyarakat ini
diperlukan sebagai
pengawas dalam
pelestarian kawasan
cagar budaya.
-Netizen
Kelompok masyarakat
yang menguasai dunia
maya ini terkelompok
dari akademisi yang rata-
rata berusia 17 tahun ke
atas. Melalui teknologi
informasi, para netizen
dapat memberikan
masukan terkait dengan
program pelestarian
kawasan yang ada.
Untuk
masyarak
at senior
melestari
kan
kawasan
cagar
budaya
dengan
cara
merawat
bangunan
cagar
budaya
yang ada
Untuk
remaja
SMA dan
mahasiswa
dapat
melakukan
aksi sosial
terkait
dengan
pelestarian
kawasan
cagar
budaya
Untuk
masyarakat
senior
melestarika
n kawasan
cagar
budaya
dengan
cara
merawat
bangunan
cagar
budaya
yang ada
Membentuk komunitas
anak-anak muda dimana
komunitas ini bertujuan
untuk melakukan aksi
sosial terkait dengan
pelestarian kawasan
cagar budaya di Bubutan.
Adanya sumbangan
dalam bentuk tenaga
kerja untuk merawat
bangunan cagar budaya
atau bangunan lama yang
ada di kawasan cagar
budaya di Bubutan.
Masyarakat sesepuh
memberikan informasi
terkait dengan
kesejarahan kawasan
cagar budaya sebagai
salah satu cara
pengawasan pelestarian
kawasan cagar budaya. 39
Kriteria bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian:
konsultasi dimana masyarakat luar (pakar / akademisi) mendengarkan dan membangun pandangan untuk mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya berdasarkan modifikasi tangganapan-tanggapan masyarakat.
Studi yang pernah dilakukan di luar wilayah peneltiian:
Menurut Poerbantanoe, partisipasi masyarakat dalam pelestarian dan pendokumentasian heritage menyatakan:
Partisipasi masyarakat akademik dalam upaya pelestarian kawasan cagar budaya masih sangat rendah. Hal ini terindikasi dari banyaknya gedung bangunan heritage yang dihancurkan.
Kesadaran partisipasi masyarakat dalam pelestarian heritage perlu mendapat dukungan luar dari pemkot dan masyarakat akademis.
Pendapat stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi)
Menurut stakeholders, bentuk partisipasi masyarakat pada faktor tingkat pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengadakan forum komunikasi antar akademisi untuk merencanakan program pelestarian kawasan cagar budaya di Bubutan.
4. Faktor Tingkat Pendidikan
Bentuk partisipasi
berdasarkan faktor Studi Terdahulu
Wawancara
Arahan Makro Pemerintah
Pemerhati
cagar budaya Akademisi
Mengadakan
forum
komunikasi antar
akademisi untuk
merencanakan
program
pelestarian
kawasan cagar
budaya di
Bubutan.
Kesadaran
partisipasi
masyarakat
dalam
pelestarian
heritage perlu
mendapat
dukungan
luar dari
pemkot dan
masyarakat
akademis.
Mengada
kan
forum
komunika
si dalam
masyarak
at untuk
merencan
akan
program
pelestaria
n
kawasan
cagar
budaya di
Bubutan.
Mengadak
an forum
komunikas
i untuk
merencana
kan
program
pelestarian
kawasan
cagar
budaya di
Bubutan.
Mengadak
an forum
komunikas
i antar
akademisi
untuk
merencana
kan
program
pelestarian
kawasan
cagar
budaya di
Bubutan.
Mengadakan
forum komunikasi
antar akademisi
untuk
merencanakan
program
pelestarian
kawasan cagar
budaya di
Bubutan.
40
Kriteria bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian:
masyarakat diajak untuk terlibat dalam program pelestarian kawasan cagar budaya di Bubutan sebagai masukan bagi profesional.
Studi yang pernah dilakukan di luar wilayah peneltiian:
Pelestarian bangunan cagar budaya di Kaoshiung, Taiwan dengan partisipasi publik dengan cara.
Mengundang arsitek untuk fokus dalam meningkatkan wajah kawasan lewat kerjasama di antara komunitas kawasan cagar budaya.
Adanya koordinasi antara pemerintah, profesional, dan masyarakat lokal di kawasan cagar budaya.
Pendapat stakeholder (pemerintah, masyarakat, akademisi)
Menurut stakeholders, bentuk partisipasi masyarakat pada faktor jenis pekerjaan dapat dilakukan dengan cara: 1) untuk pengusaha bentuk partisipasinya dapat berupa pemberian sumbangan untuk investasi, 2) untuk perangkat pemerintah dapat berpartisipasi dengan melaporkan ke pihak yang berwenang ketika ada pengrusakan bangunan cagar budaya.
5. Faktor Jenis Pekerjaan
Bentuk partisipasi
berdasarkan faktor Studi Terdahulu
Wawancara
Arahan Makro Pemerintah
Pemerhati
cagar budaya Akademisi
Kerjasama dengan
para profesional
untuk
mengembangkan
kawasan cagar
budaya di Bubutan
dari segi estetika
dan ekonomi.
Membentuk
jaringan kerja
antara pemerintah,
akademisi /
profesional, dan
masyarakat lokal
- Mengundang
arsitek untuk
fokus dalam
meningkatkan
wajah kawasan
lewat
kerjasama di
antara
komunitas
kawasan cagar
budaya.
- Adanya
koordinasi
antara
pemerintah,
profesional,
dan masyarakat
lokal di
kawasan cagar
budaya.
Untuk
pengusaha
bentuk
partisipasinya
dapat berupa
pemberian
sumbangan
untuk
investasi
Membentuk
jaringan kerja
antara
pemerintah,
akademisi,
dan
masyarakat
lokal.
Kerjasama dengan para
profesional (arsitek,
pengusaha) untuk
mengembangkan
kawasan cagar budaya
di Bubutan dari segi
estetika dan ekonomi.
Membentuk jaringan
kerja antara pemerintah,
akademisi / profesional,
dan masyarakat lokal
41
ARAHAN MIKRO (1)
42
No Kampung Hasil Penelitian Arahan Makro Arahan Mikro
1 Kampung
Praban
Bentuk partisipasi:
Sumbangan
uang (50%)
Tenaga
(41,67%)
Usul (41,13%
dari 8,22%)
Saran (28,57%
dari 8,22%)
Membentuk jaringan kerja antara
pemerintah, akademisi / profesional,
dan masyarakat lokal untuk
menambah nilai tambah dari
Kampung Praban.
Mengadakan forum komunikasi antar
akademisi untuk merencanakan
program pelestarian kawasan cagar
budaya di Kampung Praban.
Pendampingan terhadap masyarakat
Kampung Praban melalui kerjasama
dengan pemerintah setempat atau
tokoh masyarakat setempat.
2 Kampung
Tumenggu
ngan
Bentuk partisipasi:
Sumbangan
uang
Kerjasama dengan para profesional
(arsitek, pengusaha) untuk
mengembangkan kawasan cagar
budaya di Kampung Tumenggungan
dari segi estetika dan ekonomi.
Membangun gapura dan pengecatan
ulang bangunan lama sehingga
memunculkan suasana kampung lama
Surabaya.
3 Kampung
Kawatan
Bentuk partisipasi:
Sumbangan
uang (22,22%)
Tenaga
(66,67%)
Usul (33,33%
dari 11,11%)
Saran (33,33%
dari 11,11%)
Adanya sumbangan dalam bentuk
tenaga kerja untuk merawat
bangunan cagar budaya atau
bangunan lama yang ada di kawasan
cagar budaya di Kampung Kawatan.
Mengadakan forum komunikasi antar
akademisi untuk merencanakan
program pelestarian kawasan cagar
budaya di Kampung Kawatan.
Membersihkan kampung secara
berkala termasuk pada bangunan lama
yang penghuninya tidak tinggal disitu.
Mengadakan diskusi antar warga guna
mewariskan semangat memiliki
kampung lama serta menampung
aspirasi warga.
ARAHAN MIKRO (2)
43
No Kampung Hasil Penelitian Arahan Makro Arahan Mikro 4 Kampung
Alun-Alun
Contong
Bentuk partisipasi:
Sumbangan uang (60%)
Tenaga (20%)
Usul (33,33% dari 20%)
Saran (16,67% dari
20%)
Kritik (16,67% dari
20%)
Membentuk jaringan kerja antara
pemerintah, akademisi / profesional, dan
masyarakat lokal untuk menambah nilai
tambah dari Kampung Alun-Alun Contong.
Mengadakan forum komunikasi antar
akademisi untuk merencanakan program
pelestarian kawasan cagar budaya di
Kampung Alun-Alun Contong.
Mengadakan festival budaya dengan kerjasama
dengan pemerintah, profesional, dan
masyarakat.
Mengadakan diskusi antara masyarakat,
pemerintah, dan professional untuk langkah
pelestarian kawasan cagar budaya yang
berkelanjutan di Kampung Alun-Alun Contong.
5 Kampung
Maspatih
Belum terdapat bentuk
partisipasi Memberikan penyuluhan atau pemberian
informasi terkait pentingnya pelestarian
kawasan cagar budaya di Kampung
Maspatih.
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
tentang pentingnya pelestarian kawasan cagar
budaya di Kampung Maspatih dengan
pendampingan dari pemerintah.
6 Kampung
Tambak
Bayan dan
Kepatihan
Bentuk partisipasi:
Sumbangan uang
(25,50%)
Tenaga (62,50%)
Usul (42,86% dari 25%)
Saran (42,86% dari
25%)
Adanya sumbangan dalam bentuk tenaga
kerja untuk merawat bangunan cagar budaya
atau bangunan lama yang ada di kawasan
cagar budaya di Kampung Tambak Bayan
dan Kepatihan.
Membentuk komunitas anak-anak muda
dimana komunitas ini bertujuan untuk
melakukan aksi sosial terkait dengan
pelestarian kawasan cagar budaya di
Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan.
Mengadakan festival budaya guna melestarikan
budaya setempat.
Melakukan aksi massa dalam bentuk
pengupayaan pendaftaran bangunan lama yang
belum terdaftar untuk menjadi bangunan cagar
budaya.
7 Kampung
Kraton
Bentuk partisipasi:
Sumbangan uang
(44,44%)
Tenaga (55,56%)
Adanya sumbangan dalam bentuk tenaga
kerja untuk merawat bangunan cagar budaya
atau bangunan lama yang ada di kawasan
cagar budaya di Kampung Kraton.
Masyarakat sesepuh memberikan informasi
terkait dengan kesejarahan Kampung Kraton
sebagai salah satu cara pengawasan
pelestarian kawasan cagar budaya.
Melakukan kegiatan membersihkan kampung
dan pengecatan ulang bangunan lama.
Mengadakan diskusi dimana tokoh
masyarakat/sesepuh menyampaikan sejarah dari
kampung Kraton guna membangkitkan rasa
memiliki dan kebanggan masyarakat akan
Kampung Kraton.
KESIMPULAN
Tujuh kampung yang berpotensi termasuk dalam kawasan cagar
budaya, yaitu Kampung Praban, Kampung Temanggungan, Kampung
Alun-Alun Contong, Kampung Kawatan, Kampung Maspatih, Kampung
Tambak Bayan dan Kepatihan, dan Kampung Kraton.
Partisipasi masyarakat pada Kampung Praban, Kampung
Temanggungan, Kampung Alun-Alun Contong, dan Kampung Kawatan
berada pada tangga partisipasi diplomacy. Kampung Maspatih
berada pada tangga partisipasi manipulation. Kampung Tambak
Bayan dan Kepatihan berada pada tangga partisipasi informing.
Kampung Kraton berada pada tangga partisipasi dissimulation.
Faktor yang mempengaruhi dalam penentuan bentuk partisipasi
tersebut yaitu faktor usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lama
tinggal seseorang di kawasan tersebut, dan motivasi yang
melatabelakangi seseorang untuk terlibat dalam pelestarian kawasan
cagar budaya.
Kesimpulan
Bentuk pelestarian yang sesuai: Pada Kampung Praban yang merupakan sentra perdagangan, bentuk partisipasi yang sesuai adalah pendampingan
terhadap masyarakat Kampung Praban melalui kerjasama dengan pemerintah setempat atau tokoh masyarakat
setempat.
Pada Kampung Tumenggungan yang sebagian besar kawasannya berupa permukiman, bentuk partisipasi yang sesuai
adalah membangun gapura dan pengecatan ulang bangunan lama sehingga memunculkan suasana kampung lama
Surabaya.
Pada Kampung Kawatan yang sebagian besar kawasannya berupa permukiman, bentuk partisipasi yang sesuai adalah
1) membersihkan kampung secara berkala termasuk pada bangunan lama yang penghuninya tidak tinggal disitu, dan
2) mengadakan diskusi antar warga guna mewariskan semangat memiliki kampung lama serta menampung aspirasi
warga.
Pada Kampung Alun-Alun Contong yang merupakan sentra perdagangan, bentuk partisipasi yang sesuai adalah 1)
mengadakan festival budaya dengan kerjasama dengan pemerintah, profesional, dan masyarakat.dan 2)
mengadakan diskusi antara masyarakat, pemerintah, dan professional untuk langkah pelestarian kawasan cagar
budaya yang berkelanjutan di Kampung Alun-Alun Contong.
Kampung Maspatih sebagian besar masyarakat belum memahami tentang pentingnya pelestarian kawasan cagar
budaya, oleh karena itu bentuk partisipasi masyarakat yang sesuai untuk Kampung Maspatih adalah 1) pemberian
penyuluhan dan informasi pelestarian kawasan cagar budaya.
Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan memiliki keunikan seperti adanya kampung pecinan di Kampung Tambak
Bayan. Bangunan yang ada maupun budaya setempat masih dijalankan sesuai dengan adat Tionghoa. Bentuk
partisipasi masyarakat yang sesuai dengan Kampung Tambak Bayan dan Kepatihan adalah 1) mengadakan festival
budaya guna melestarikan budaya setempat, dan 2) melakukan aksi massa dalam bentuk pengupayaan pendaftaran
bangunan lama yang belum terdaftar untuk menjadi bangunan cagar budaya.
Kampung Kraton memiliki bangunan yang sudah banyak dirombak dan ditinggalkan penghuninya, namun masyarakat
yang masih tinggal di Kampung Kraton umumnya berinisiatif untuk merawat dan menjaga bangunan lama yang ada
di kawasan tersebut. Bentuk partisipasi yang sesuai adalah 1) melakukan kegiatan membersihkan kampung dan
pengecatan ulang bangunan lama, dan 2) mengadakan diskusi dimana tokoh masyarakat/sesepuh menyampaikan
sejarah dari kampung Kraton guna membangkitkan rasa memiliki dan kebanggan masyarakat akan Kampung Kraton.
Kesimpulan
Bentuk partisipasi masyarakat yang ada perlu dibentuk
jaringan dalam masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan
masyarakat dapat dimulai dari RT / RW setempat, tokoh
masyarakat, ataupun bekerjasama dengan pihak lain
yang memiliki perhatian dalam bidang cagar budaya.
Rekomendasi studi lanjutan, yaitu:
Studi pengembangan Kawasan Cagar Budaya Bubutan
sebagai pariwisata budaya
Upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pelestarian kawasan cagar budaya di Bubutan.
Pengembangan kawasan cagar budaya Bubutan melalui
pendekatan city marketing.
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Fitch, James Marston. 1990. Historic Preservation: Curatorial Management of The Build World. The University Press of
Virginia, USA.
Jokilehto, J. 1999. A History of Architectural Conservation. Elsevier Butterwoth-Heinemann, ICCROM.
Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan: Sebuah Buku Pegangan Bagi
Para Praktisi Lapangan. Yayasan Obor Indonesia.
Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta.
Sidharta dan Budihardjo, E. 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Gadjah Mada
University Press.
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Peran Serta. Surakarta. Sebelas Maret University Press.
Soekanto, Soejono. 1983. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta. Rajawali.
JURNAL
Juliarso, Pudjo, Koeswhoro. 2001. Revitalisasi Pusaka (Warisan) Budaya Kawasan Bersejarah dalam Tesa Arsitektur, Vol.
4 No. 11 September – Desember 2001, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Soegijapranata,
Semarang.
Nasser, Noha. 2003. Planning for Urban Heritage Places: Reconciling Conservation, Tourism, and Sustainable
Development. Journal of Planning Literature, Vol. 17, No. 4. Mei.
Poerbantanoe, Benny. 2001. Partisipasi Masyarakat Di Dalam Pelestarian dan Pendokumentasian Warisan (Arsitektur)
Kota Surabaya Tahun 1706 – 1940 dalam Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29, No. 1, Juli 2001: 43 – 51.
KORAN/BERITA/INTERNET
____________. 2010. Sebagian Telah Berubah, GP Ansor Surabaya Berharap Agar Pemkot Pertahankan Bangunan
Bersejarah di Bubutan. http://gp-ansor.org diakses pada tanggal 29 November 2011.
Yudono, Jodhi. 2011. Pengelolaan Borobudur Dibahas Ulang. http://www.kompas.com diakses pada tanggal 29
November 2011.
DAFTAR PUSTAKA
TESIS/PRA TESIS/SKRIPSI
Arifin, M. 2007. Perencanaan Pembangunan Partisipatif (Studi Tentang Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun 2006-2010). Medan. Program Studi
Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Astuti, Erika Yuni. 2009. Pelestarian Kawasan Pusaka Berbasis Partisipasi Masyarakat di Koridor Jl.
Diponegoro – Surabaya. Surabaya. Program Pascasarjana Arsitektur, ITS.
Wibisana, Gunawan. 1989. Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Peremajaan Pasar. Bandung. Program
Pasca Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB.
Yulianty, Meitya. 2005. Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Benda Cagar Budaya di Pulau
Penyengat Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Melayu. Semarang. Program Pasca Sarjana
Magister Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN LAINNYA
____________. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pelestarian Bangunan
dan/atau Lingkungan Cagar Budaya.
____________. Surat Keputusan Walikotamadya Surabaya Nomor 188.45/251/402.1.04/1996.
____________. Surat Keputusan Walikotamadya Surabaya Nomor 188.45/004/402.1.04/1998.
___________. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
PELESTARIAN KAWASAN CAGAR
BUDAYA BERBASIS PARTISIPASI
MASYARAKAT (STUDI KASUS: KAWASAN CAGAR BUDAYA BUBUTAN, SURABAYA)
Volare Amanda Wirastari
3608 100 063
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP.
P r o g r a m S t u d i P e r e n c a n a a n W i l a y a h d a n K o t a
F a k u l t a s T e k n i k S i p i l d a n P e r e n c a n a a n
I n s t i t u t T e k n o l o g i S e p u l u h N o v e m b e r
S u r a b a y a
2 0 1 2
top related