peluang dan tantangan bpr/bprs dalam mewujudkan
Post on 16-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PELUANG DAN TANTANGAN BPR/BPRS DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI
Dr. Arif Budimanta
25 November 2019
BPR/BPRSKINERJA
Isu tata kelola masih menjadi masalah bagi bank perkreditan
rakyat. Proporsi pinjaman tidak lancar pada BPR/BPRS sangat
tinggi dibandingkan dengan bank umum. Besaran NPL kian
meningkat.
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019)
Pada BPRS, besaran LDR secara konsisten selalu di atas 100%–
likuiditas dapat menjadi isu. Sementara pada BPR, LDR masih terus
menurun dan selalu lebih rendah dibandingkan bank umum—
masih ada potensi peningkatan pendapatan bagi BPR.
2015 2016 2017 2018 Aug-19
2.2 2.52.9
2.4 2.6
5.45.8 6.2 6.4
7.4
8.28.6
9.79.3
8.7
N P L B P R , B P R S B A N K U M U M ( % )
Bank Umum BPR BPRS
Agustus 2015 Agustus 2016 Agustus 2017 Agustus 2018 Agustus 2019
88.8 90.0 89.2 93.8 94.7
80.9 77.9 73.6 76.9 78.1
114.2 112.7 112.2 111.0 110.6
LO A N TO D E P O S I T R A S I O ( % )
Bank Umum BPR BPRS
BPR/BPRSSEBARAN
Penyaluran kredit oleh BPR terpusat di Jawa, Bali, dan Sumatra. Distribusi yang serupa juga terjadi pada penyaluran kredit oleh
bank umum. Dominasi BPR di Jawa memang dibutuhkan mengingat kegiatan ekonomi yang bergerak lebih pesat di sana
(kontribusi Jawa terhadap PDB nasional mencapai 59,15% pada Q3 2019).
71,971
20,837
1,868
6,117
1,658
3,643
Jawa & Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Nusa Tenggara
Papua & Maluku
Kredit BPR Berdasarkan Lokasi Bank Penyalur (Rp Miliar)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019), BPS
5,057
722
131
197 133 69
Kantor BPR Berdasarkan Lokasi
Jawa & Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Nusa Tenggara
Papua & Maluku
BPR/BPRSTANTANGAN
Suku bunga kredit BPR sangat tinggi jika
dibandingkan dengan bank umum dan
KUR. Akibatnya, kredit BPR menjadi kurang
menarik bagi para pelaku UMKM.
High interest spreads are the result of market frictions, such as transaction
costs and information asymmetries (Stiglitz & Weiss, 1981)“ ”▪ Semakin rendah efisiensi BPR,
semakin tinggi selisih antara suku
bunga pinjaman dengan suku
bunga DPK.
▪ Per Agustus 2019, suku bunga DPK
rata-rata BPR adalah 3,35%
(tabungan) dan 8,36% (deposito), tidak berbeda jauh
dengan suku bunga DPK pada
bank umum.
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK (Agustus 2019) & KUR Kemenko Perekonomian)
Modal KerjaBPR
InvestasiBPR
Modal KerjaBank Umum
InvestasiBank Umum
KUR
25.27
23.2
10.4 10.16
7
Suku Bunga Kredit % (Agustus 2019)
1.27
6.48 6.727.14 7.08
3.35
8.36
Tabungan Deposito 1Bulan
Deposito 3Bulan
Deposito 6Bulan
Deposito12 Bulan
Tabungan Deposito
Perbandingan Suku Bunga DPK Bank Umum dan BPR (%)
Bank Umum BPR
BPR/BPRSTANTANGAN
Sumber: Statistik Fintech Lending (September 2019)
60,407.3
-
10,000.0
20,000.0
30,000.0
40,000.0
50,000.0
60,000.0
70,000.0
Per kembangan Penya luran Kredit F intech
Total Penyaluran Kredit Fintech (Rp Miliar)
Penyaluran kredit fintech menunjukkan tren yang terus meningkat dengan porsi terbesar berada di pulau Jawa sebesar Rp 51.8 Triliun (85.8%) dan di luar pulau Jawa sebesar Rp 8.5 Triliun (14.2%).
85.8%
14.2%
Proporsi Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Wilayah, September 2019
Jawa Luar Jawa
BPR/BPRSTANTANGAN
SHADOW
BANKING
IT-BASED
LENDING SERVICE
BANK
PERSERO
BPD BANK UMUM
SWASTA
KOPERASI
LPDB
LEMBAGA
KEUANGAN
MIKRO
LEMBAGA
PEMBIAYAANBPR
SubsidiKUR
▪ Seiring berjalannya waktu, BPR harus
bersaing dengan berbagai pelaku atau
lembaga lain yang juga memiliki
sasaran masyarakat yang
sama, terutama UMKM.
▪ Kompetitor BPR memiliki
keunggulan yang beragam, baik
dari segi kekuatan modal, efisiensi kerja,
penguasaan teknologi, serta dukungan
tambahan dari pemerintah.
Competitive Landscape
Terdapat kebutuhan untuk
menciptakan perekonomianyang lebih produktif &
berkelanjutan untuk mengatasi
masalah kemiskinan danketimpangan.
BPR menjadi ujung tombakdalam menurunkan ketimpangan
melalui akses pembiayaankepada orang miskin, baik melaluicara konvensional maupun teknologi.
PENGEMBANGANTEKNOLOGI DIGITAL
Mengadopsi Fintech merupakan satukeharusan bagi BPR/BPRS agar dapat bersaing. Hasil kajian DBS menunjukkan bahwa bank yang mengembangkan teknologi digital dalam pelayanannya dapatmeningkatkan return on equity (ROE) sekitar 18% dalam jangka waktu 5 tahun pengoperasiannya
Sumber: DBS
BENCHMARKINGINOVASI MODEL BISNIS
▪ BPR berperan sebagaipenyalur antara pemilik dana (bank besar) dan petani.
▪ Kualitas investasi menjaditerjamin melalui keterlibatanlembaga lain untukmemastikan kualitas bibit, hasil panen, dan pemasaranproduk.
▪ Beban risiko tidak hanyaditanggung oleh BPR denganadanya asuransi jika terjadigagal panen akibat kondisiiklim tertentu.
Sumber: Mercy Corps (Juni 2017)
BPR memiliki kekuatan yang unik, yaitu dekat dengan masyarakat serta
memahami kondisi & kebutuhan sosial/ekonomi yang ada.
BPR perlu memanfaatkan keunggulan ini melalui
peningkatan kapasitas dan kualitas layananterutama untuk menjangkau masyarakat kalangan terbawah.
Hasil Analisis KEIN
menunjukkan bahwa masing-
masing pertumbuhan ekonomi
setiap provinsi di Indonesia,
berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan kredit
BPR.
Setiap 1% pertumbuhan
ekonomi daerah berpotensi
meningkatkan 1.2%
pertumbuhan kredit BPR.
Setiap 1% pertumbuhan kredit
BPR berpotensi meningkatkan
0.01% pertumbuhan ekonomi
daerah.
Sumber: KEIN
PELUANG PENGEMBANGANSEKTOR PERTANIAN
Sektor Elastisitas Signifikansi
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan 0.4457 Ya
Pertambangan dan Penggalian -0.1947 Ya
Industri Pengolahan -0.0887 Ya
Listrik, Gas, dan Air Bersih -0.1383 Ya
Bangunan -0.1334 Ya
Perdagangan, Hotel, dan Restoran -0.0928 Ya
Pengangkutan dan Komunikasi -0.1047 Ya
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan -0.0027 Tidak
Jasa-jasa -0.0961 Ya
Real GDP -0.1491 Ya
Sumber : Hasil Regresi OLS oleh KEIN
Secara agregat, pelemahan nilai tukar justru berdampak positif terhadap output sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sehingga sektor-sektor tersebut
penting untuk didorong.
Dukungan bagi sektor ini dibutuhkan dalammenciptakan perekonomian yang inklusif mengingat
besarnya penyerapan tenaga kerja yang
dapat diwujudkan.
Pelemahan nilai tukar rupiah telah mengakibatkan penurunan output pada hampir seluruh sektor/industri di Indonesia, kecuali padasektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Masyarakat(DPK)
PemerintahDaerah
LembagaPembiayaan
PerbankanBesar
PERBARINDO
BPR/BPRSPendanaan
Koordinasi & kerja sama
Koordinasi danidentifikasi peluang
pengembangan usaha
Penyedialayananfintech
Laya
nan
ber
bas
isfi
nte
chKerjasama
Penyediaan teknologidigital bagi BPR/BPRS
secara nasional
UMKM
Lembaga penjaminankredit
Lembaga lain: fasilitasipeningkatan &
penjagaan kualitasusaha
Kerjasama
Pembagian risiko kredit
PERBARINDO AKTIFINISIASI KERJA SAMA
Penyaluranpinjaman
Terima Kasih
top related