pemanfaatan peta konsep (concept mapping) untuk · hakikat peta konsep ... sejarah singkat...
Post on 18-Apr-2018
270 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Indeks Harga dan Inflasi
(Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi)
Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yudi SyarifNIM: 106015000477
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PEMANFAATAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG INDEKS HARGA
DAN INFLASI DI MAN 1 TARUMAJAYA BEKASI
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS
(S.Pd)
Oleh
Yudi SyarifNIM. 106015000477
Di bawah bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi (Penelitian
Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi) ” diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada hari Rabu, 22
Juni 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana S1 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IPS.
Jakarta, 22 Juni 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MM ……….. ........................
NIP.: 1959 0715 1984 03 1003
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Dr. Iwan Purwanto M. Pd ……….. ………………
NIP.: 19730424 200801 1 012
Penguji I
Drs. H. Nurochim, MM ……….. ………………
NIP.: 1959 0715 1984 03 1003
Penguji II
Drs. A. Banadjid, MM ……….. ………………
NIP.: 19541224 198103 1004
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M A
NIP.: 19571005 198703 1 003
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Bismillahi Arrahmani ArrahimSaya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Yudi SyarifNIM : 106015000477Program Studi : EkonomiJurusan : Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa:1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2011Penulis,
Yudi Syarif
v
ABSTRAK
YUDI SAYRIF (106015000477). Pemanfaatan Peta Konsep (ConcepMapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Hargadan Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi).Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSyarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasilpembelajaran dengan penerapan teknik peta konsep pada materi Indeks Harga danInflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulanFebruari hingga Maret 2011 dengan subyek penelitian berjumlah 30 siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yangterdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan datadilakukan melalui pre test dan post test, observasi, wawancara dan instrumen teskemampuan kognitif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan petakonsep (concep mapping) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihatdari hasil post test yang meningkat dibanding pre test, dan juga tercapainya nilaiseluruh siswa di atas Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Dari hasil penelitianini disarankan agar guru dapat menerapkan teknik peta konsep (concep mapping)dalam belajar ekonomi.
Kata kunci: Pemahaman, Peta Konsep, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul
“Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Maping) Untuk Meningkatkan Pemahaman
Siswa Tentang Indeks Harga Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah
Aliyah Negeri Taruma Jaya Bekasi Utara)” , dapat terselesaikan . Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri
tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga hari akhir
nanti, amin.
Selesainya skripsi ini tak luput dari do’a, kesungguhan hati, kerja keras
serta bantuan dari berbagai pihak, baik saran bimbingan maupun bantuan lainnya.
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih saya ucapkan
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu memberikan
bimbingan, arahan nasihat, saran, pengarahan, ilmu, waktu, sabar serta
motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan dan baik.
3. Bapak Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah banyak membantu penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah sabar dan ikhlas
mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat hingga
masa mendatang.
vii
5. Orang Tua tercinta (Bapak M. Sidik dan Ibu Romelah) yang selau
bersabar dan tak henti mendoakan penulis serta memberikan dorongan
moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Kakak (Bang Dedi) dan istri serta Adik-adikku tercinta; Rabiatul
Adawiyah (wiwi) dan Muhammad Rizky yang selalu memberikan kasih
sayang sarta dorongan semangat.
7. Bapak Syarif Hidayat S.ag. Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
Bekasi, Ibu Muhidin S.Pd Guru bidang studi Ekonomi, Serta seluruh guru
dan staf MAN 1 Taruma Jaya yang telah banyak membantu memberikan
bimbingan serta motivasi selama penelitian berlangsung.
8. Sahabat-sahabat Rifa, Pudol, Rizal, Anas dan Evi, Tami, Puji, ipul, yang
selalu memberikan bantuan, dukungan dan menghibur penulis.
9. Temen-temen seperjuangan P.IPS 2006. That’s all
10. My Hunny, Yang selalu memberikan curahan perhatian dan dukungan
serta mendampingi penulis saat resah, lelah dan bahagia.
Jakarta, Juni 2011
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ................................... 7
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif Intervensi Tindakan
yang Dipilih................................................................................... 8
1. Hakikat Peta Konsep ............................................................... 8
a. Pengertian Peta Konsep..................................................... 8
b. Menyusun Peta Konsep..................................................... 12
c. Jenis-Jenis Peta Konsep .................................................... 15
d. Manfaat Peta Konsep ........................................................ 16
2. Hakikat Pemahaman Siswa Tentang Teori Indeks Harga dan
Inflasi....................................................................................... 17
a. Pemahaman Siswa............................................................. 17
b. Pengertian Ekonomi .......................................................... 19
c. Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga
dan Inflasi.......................................................................... 21
1) Indeks Harga ......................................................... 21
2) Inflasi..................................................................... 21
ix
3. Hakikat penelitian tindakan kelas ........................................... 21
4. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan........................ 24
C. Hipotesis Tindakan........................................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................... 26
1. Fokus Masalah ........................................................................ 26
2. Hasil yang Diharapkan............................................................ 26
3. Solusi Masalah ........................................................................ 26
4. Indikator Pencapaian............................................................... 27
5. Prosedur Penelitian.................................................................. 27
a. Penelitian Pendahuluan ............................................... 27
b. Siklus I ........................................................................ 27
c. Siklus II ....................................................................... 28
C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian................. 29
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 29
E. Sumber Data.................................................................................. 30
F. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang
Dikumpulkan................................................................................. 30
G. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 30
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .................................. 31
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis................................ 31
J. Tindakan Lanjut Perencanaan Tindakan....................................... 33
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA, INTERPRETASIHASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan................................................. 34
1. Gambaran Umum Sekolah MAN 1Tarumajaya Bekasi
Utara........................................................................................ 34
2. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Tarumajaya Bekasi
Utara........................................................................................ 34
x
3. Misi dan Visi MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara.................... 35
4. Kegiatan Pendahuluan............................................................. 37
a. Diskusi Dengan Guru........................................................ 37
b. Observasi Proses Pembelajaran......................................... 37
B. Tindakan yang dilakukan .............................................................. 38
1. Siklus I .................................................................................... 38
a. Tahap perencanaan............................................................ 38
b. Pelaksaan tindakan ............................................................ 38
c. Tahap Obsrevasi................................................................ 40
d. Tahap refleksi.................................................................... 41
2. Siklus II ................................................................................... 42
a. Tahap perencanaan............................................................ 42
b. Pelaksaan tindakan ............................................................ 42
c. Tahap Observasi................................................................ 45
d. Tahap refleksi.................................................................... 47
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................... 47
D. Analisis Data ................................................................................. 48
1. Tes Hasil Belajar ..................................................................... 48
a. Tes Hasil belajar siklus I ................................................... 48
b. Tes Hasil belajar siklus II.................................................. 50
c. Hasil Belajar Ekonomi ...................................................... 52
E. Interpretasi Hasil Analisis ............................................................. 54
F. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran.............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Langkah-Langkah Konseptual Perencanaa Tindakan......................... 24
Tabel 2 Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus I.................................................... 48
Tabel 3 Konversi Skor .....................................................................................48
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I ......................... 49
Tabel 5 Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus II .................................................. 50
Tabel 6 Konversi Skor ..................................................................................... 50
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II........................ 51
Tabel 8 Hasil Perhitungan Rata-Rata Pree Test Dan Post Test .......................52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa
semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Adanya media-media elektronik sebagai alat komunikasi seperti televisi, radio
maupun internet semakin mempermudah masuknya informasi dari luar. Jika
kondisi semacam ini tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam
mengelola informasi tersebut, maka yang terjadi adalah kerugian bagi masyarakat
sendiri. Mereka hanya mampu menerima informasi itu secara utuh tanpa mampu
menetukan mana yang berdampak positif dan mana yang berdampak negatif.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terbesar di
dunia harus cepat tanggap dengan hal semacam ini. Besarnya jumlah penduduk di
Indonesia tidak cukup menjadi modal untuk memajukan bangsa jika tidak disertai
dengan kualitas yang memadai. Salah satu cara untuk mempersiapkan dan
mencetak SDM yang berkualitas tinggi adalah melalui proses pendidikan. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
karena dalam proses pendidikan masyarakat dipersiapkan mejadi manusia yang
bermoral, berilmu pengentahuan serta beriman dan bertaqwa. Hal tersebut adalah
modal utama dalam menghadapi segala tantangan perkembangan zaman.
2
Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi
dalam pembelajaran, pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan,
program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang guru
pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan
itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan
menarik. Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apapun
materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran
yang tepat pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal.
Kecermatan pilihan itu semakin penting jika kondisi yang dihadapi kurang
kondusif.
Pengembangan pendidikan memang sangat diperlukan sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu serta kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari
bagaimana suatu proses pembelajaran yang berlangsung, penanganan suatu proses
pembelajaran yaitu bagaimana upaya mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlunya
suatu alternatif dalam pembelajaran agar tercapai efektifitas dan berguna dalam
proses belajar mengajar. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu
mengusai setrategi pembalajaran.
Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan
Dosen dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.”1 Guru yang professional pun hendaknya memiliki
strategi-strategi yang baik dalam pembelajaran.
Menururt Tabrani Yusran dalam Syaiful dan Zain, terdapatmasalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secarakeseluruhan diklasifikasi sebagai berikut: konsep dasar strategi belajarmengajar, sasaran kegiatan belajar, belajar mengajar sebagai suatusistem, hakikat proses belajar mengajar, entering behaviour siswa, pola-pola belajar siswa, pengorganisasian kelompok belajar, pengolahan atauimplementasi proses belajar mengajar.2
1Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT SinarGrafika, 2005), cet ke-1 h. 2
2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), Cet ke-3, h.8
3
Strategi-strategi belajar mengacu kepada prilaku dan proses berpikir yang
digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari. Michel Pressley
dalam Nur, strategi belajar ialah “operator-operator yang berkaitan dengan
kognitif meliputi proses-proses belajar secara langsung yang terlibat dalam
menyelesaikan tugas atau belajar”.3 Strategi belajar tidak hanya dibutuhkan oleh
siswa. Bagi seorang pengajar maupun pendidik diharapkan untuk melaksanakan
tugas pembelajaran yang sehat, kreatif, dan bermutu, mempercepat proses
pembelajaran dan efektif membutuhkan strategi pembelajaran.
Joni berpendapat “bahwa yang dimaksud strategi adalah prosedur yang
digunakan untuk memberikan suausana yang kondusif kepada siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran”.4
Strategi belajar mengajar yang dikemukakan oleh Ausebel dalam Dahar yaitu
“belajar bermakna akan menjadi pengetahuan baru (konsep-konsep baru) yang
dikaitkan dengan konsep yang ada yang dimaksud dengan peta konsep”.5
Banyaknya konsep-konsep ekonomi yang bersifat abstrak yang harus di serap
oleh siswa dalam waktu yang relatif singkat dan terbatas menjadikan ilmu
ekonomi merupakan suatu materi yang cukup sukar untuk dipahami, oleh karena
itu, haruslah di perlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar.
Menurut Amien konsep merupakan “suatu gagasan atau ide yang didasarkan
pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan”.6
Hewindati dan Suryanto menyatakan bahwa “konsep tentang suatu objek
diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejala-gejala alam, karena dari persepsi
tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek tersebut”.7 Semakin luas
pengetahuan dan pengalaman yang relevan terhadap suatu objek, semakin
berkembanglah konsep yang diperoleh tentang objek tersebut.
Indeks harga dan inflasi merupakan suatu bagian dari konsep pembelajaran
ekonomi di SMA/MA yang relatif luas untuk di pahami. Konsep bahasan ini
3 Mohammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: UNESA- University Press,2000), h. 7
4 http://www.jurnalpendidikan.com, pada 12 Desember 20105 http://managementpengetahuan.blogspot.com/6 http://managementpengetahuan.blogspot.com/7 http://managementpengetahuan.blogspot.com/
4
diajarkan di kelas X, XI, dan XII. Konsep ekonomi ini biasanya disampaikan
menggunakan metode hafalan dan ceramah, hal ini akan menimbulkan beberapa
masalah; seperti sukar dipahami, jenuh, dan tidak menarik untuk dipelajari materi
tersebut. Dengan demikian, diperlukan strategi yang mampu mengubah paradigma
suatu pembelajaran yang menyenangkan dan tidak cenderung menjenuhkan.
Peta konsep dalam proses belajar mengajar pada materi indeks harga dan
inflasi berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut agar menjadi dan
menghasilkan pengetahuan yang utuh (meaning full learning) sehingga konsep
yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan, dan proses
pembentukan pemahaman akan lebih baik.
Tinggi rendahnya pemahaman siswa dapat dilihat dari proses belajar yang
sedang berlangsung atau hasil belajar para siswa, karena pemahaman merupakan
suatu upaya untuk mengungkapkan kembali suatu hubungan antara berbagai
pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Indikator dari pemahaman yang dapat
dipahami secara langsung seperti; kemampuan memberi contoh dan kemampuan
memberikan definisi berdasarkan konsep atau simbol yang dibedakan dan
kemampuan menggunakan konsep. Oleh karena itu, pemahaman yang baik akan
membuat proses pembelajaran yang menarik.
Masalah di atas merupakan akibat dari strategi pembelajaran yang hanya
berorientasi penyelesaian sebuah materi dan konsep-konsep, tanpa mengetahui
kesinambungan antara konsep-konsep tersebut dan tidak adanya pemahaman
pembelajaran untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang menekankan pada
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini
dengan judul “Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi di MAN
1 Tarumajaya Bekasi ”.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada
konsep Indeks harga dan Inflasi
2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
indeks harga dan inflasi
3. Peta konsep tepat penerapannya pada mata pelajaran ekonomi konsep
indeks harga dan inflasi
4. Peta konsep dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelejaran ekonomi
5. Peta konsep dapat mengubah paradigma terhadap proses pembelajaran
ekonomi Indeks harga dan inflasi yang kurang baik
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya faktor yang dapat memepengaruhi pemahaman siswa, khususnya
dalam penggunaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat akan
memberikan dan membuat pemahaman siswa menjadi baik. Agar masalah di atas
dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka masalah ini harus dibatasi :
1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada
konsep indeks harga dan inflasi
2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
indeks harga dan inflasi
D. Perumusan Masalah
Rendahnya pemahaman siswa terhadap terhadap materi indeks harga dan
inflasi dapat mencerminkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Masalah pemahaman siswa merupakan kewajiban dan tuntutan tenaga pendidik,
khususnya para guru ekonomi. Dalam kaitannya dengan masalah di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
6
1. Apakah penggunaan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang Indeks harga dan inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi?
2. Apakah penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang indeks harga dan inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep Indeks
harga dan inflasi setelah diterapkan peta konsep.
2. Untuk memperdalam penerapan peta konsep dalam meningkatkan
penguasaan peningkatan pemahaman siswa pada konsep Indeks harga dan
inflasi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pendidik untuk memanfaatkan
peta konsep untuk memanfaatkan peta konsep menjadi alternatif penggunaan
media yang efektif.
1. Bagi siswa untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah apabila
mengalami kesulitan dalam pemahaman materi, peta konsep dapat
menunjukan pemahaman siswa, dan dapat mempermudah pemahaman
siswa dalam memahami konsep Indeks harga dan inflasi
2. Bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan dapat menjadi sumbangan yang
berguna bagi para pendidik dengan menggunakan peta konsep sebagai
upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap ekonomi, maka akan
memberikan sumbangan yang bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu
sendiri.
3. Dan bagi peneliti bermanfaat untuk mengenalkan dan menerapakan
pemanfaatan peta konsep kepada siswa sebagai alternatif penggunaan
media yang efektif. Serta bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan
menjadi informasi awal bagi penelitian selanjutnya, dan manjadi khazanah
pengetahuan dalam bidang yang dikaji.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian
Peta konsep merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan
konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara
komponen yang terdapat didalamnya. Adapun penelitian ini berfokus kepada
pemanfataan peta konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
inflasi yang dilakukan di MAN 1 Tarumajaya Bekasi kelas X. Permasalahan yang
terjadi pada hasil ulangan tahun lalu hasil ujian yang diperoleh oleh siswa pada
konsep Indeks harga dan inflasi masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah,
bedasarkan wawancara dengan guru bidang studi ekonomi. Hal ini dapat menjadi
indikator karena rendahnya nilai yang diperolah siswa, dapat dikatakan juga
bahwa pemahaman siswa terhadap konsep indeks harga dan inflasi masih rendah.
Hal ini dapat dimungkinkan belum tepatnya strategi belajar yang di terapkan
dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti mengggunakan
penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) dengan strategi peta konsep
(concept mapping) mencoba memperbaiki proses belajar mengajar dalam hal
tersebut.
8
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif Intervensi Tindakan yang
Dipilih
1. Hakikat Peta Konsep
a. Pengertian Peta Konsep
Konsep dapat didefenisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah
satunya adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2)
“bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman
yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi
berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu
dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang
lain”.8
Peta konsep ialah istilah yang digunakan oleh Novak dan Gowin(1984) dalam Pannen, tentang cara yang digunakan untuk membantumengorganisasikan materi yang telah dipelajari berdasarkan arti danhubungan antar komponennya. Peta konsep dapat memperhatikan artisuatu konsep berdasarkan proporsi konsep tersebut dengan konseplainnya. Dengan demikian, peta konsep dapat didefinisikan sebagaialat sekematis untuk menunjukan arti suatu konsep berdasarkanproporsi.9
Menurut Dahar (1988) dalam Pasaribu, “Peta konsep adalah alat
paraga untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep yang
telah tersusun. Membuat peta konsep yang lengkap, maka pengajaran
dapat memutuskan bagaimana dari peta konsep yang telah dibuat akan
diajarkan dan bagaimana yang dipaksa (sementara) diabaikan”.10
Menurut Pandley, et al., (1994) dalam Manihar, peta konsepialah media yang dapat menunjukan konsep ilmu yang sistematis, yaitudari inti permasalahan konsep hingga bagian pendukung yangmempunyai hubungan yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
8 http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/05/23/peta-konsep-1/9 Paulina Pannen, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran,(Jakarta; Pusat Antar
Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas Intruksional Direktoral JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 119
10 Abidin Pasaribu, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika Melalui TeknikPeta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang, Tahun 22No. 1, September 2002, h. 3
9
membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topikpelajaran11.
Peta konsep menurut Eric ialah “Suatu teknik secara visual mewakili
struktur informasi bagaimana konsep didalam suatu daerah saling
berhubungan”.12 Peta konsep dikembangkan oleh guru besar Joseph D.
Novak dari Universitas Cornell, peta konsep didasarkan pada Ausebel
yaitu “pelajaran penuh makna yang menekankan bahwa belajar
pengetahuan baru adalah bergantung pada apa yang dikenal. Lebih khusus
lagi, pengetahuan baru memberi makna atau arti mana kala dapat
dihubungkan dengan satu kerangka tetang pengetauhan yang ada”.13
Peta konsep sebagai instrumen dapat digunakan untuk analisiskonsep, mengenai peta konsep itu sendiri berdasarkan definisinyasebagai berikut : Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalahsaling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikanbagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasilkonstruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurutSuparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatubagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptualseseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanyamenggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan jugamenghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkankonsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsipdiferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif.14
Peta konsep menurut Norizan merupakan salah satu strategi dimana pelajar perlu menerka perkaiatan diantara konsep-konsepindividu yang saling berkaiatan. Konsep tersebut boleh diatur olehpelajar diatas sehelai kertas dan kemudian konsep-konsep inidihubungkan dengan ide-ide yang menjelaskan sebab perkaiatan yangtelah dibina.15
11 Maniahar Situmorang dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam Peta KonsepDalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah Menengah Umum”, Dalam Pelangi Pendidikan,Jakarta, h. 29
12 Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding TheRelationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010
13 Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding TheRelationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010
14 http://www.infodiknas.com/peta-konsep-untuk-melatih-ketrampilan-berpikir/15 Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004, dalam
http://www.geocities.com/norizan /strategi.htm.
10
Peta konsep menurut Slovenia adalah “gambaran struktural dinyatakan
dalam bentuk istilah dan tabel konsep. Konsep-konsep yang dijalankan
dengan kata-kata penghubung yang dapat membentuk proporsi. Sebuah
proporsi adalah untuk dasar dari peta konsep dan satu proporsi
mengandung dua konsep dan kata penghubung”.16
Menurut Bobbi DePorter mengatakan peta konsep adalah “metode
pencatatan yang baik harus membantu peserta didik mengingat perkataan
atau bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan baru. Peta konsep
atau bisa disebut juga dengan peta pikiran (Mind Mapping)
memungkankan terjadinya semua hal itu.”17
Peta konsep menurut Tony Buzan sama dengan mind map. “Semuanya
menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar
dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan
gambar yang sesuai dengan aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan
sesuai dengan cara kerja otak.”18
Tony Buzan mengatakan “Mind map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar
otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita.”19
Peta konsep menurut Kadir ialah suatu gambar (visual), tersusunatas konsep-konsep yang yang saling berkaiatan sebagai hasilpemetaan konsep. Pemetaan konsep merupakan suatu proses yangmelibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materi pengajarandan pengaturan konsep tersebut dalam hirarki, mulai dari yang palingumum dan konsep-konsep yang lebih spesifik.20
Menurut Aryulina peta konsep juga merupakan diagram yangmemaparkan suatu informasi dalam bentuk hubungan antar konsep
16 Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic ChemicalReaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005, p. 471
17 Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), cet, XIX, h. 175.
18 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009).Cet, 7, hal. 5.
19 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map……, h. 4.20 Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains Dan Matematika”,
Dalam, Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep. Blogspot.
11
yang bermakna, penggunaan peta konsep dapat di terapkan dalambebagai tahap pembelajaran termasuk pada persiapan pembelajaran.Membuat peta konsep pada prosesnya membutuhkan pembuatan yangaktif merefleksikan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.21
Ruis. Primo dan Shavelson (1996) dalam Jufri, menyatakanbahwa peta konsep merupakan suatu model tugas yang dapatdigunakan untuk gambaran stuktur pengetahuan siswa, format responsiswa terhadap kegiatan belajar, sistem skor atau penilaian karena petakonsep yang terutama dibuat atau dilengkapai oleh siswa dapatdievaluasi secara akurat dan konsisten oleh guru.22
Peta konsep ialah sebuah alat yang praktis untuk belajar memahami
pelajaran penuh makna yang mudah dipahami dan kreasi dari suatu
kerangka pikir pengetahuan yang tidak hanya memanfaatkan dari
pengetahuan yang ada akan tetapi dapat menyimpan pengetahuan untuk
periode yang lama.
Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity,pata konsep akan (1) mengangtifkan seluruh otak; (2) membereskanakal dari kekusutan mental; (3) memungkinkan kita berfokus padapokok bahasan; (4) membantu menunjukan hubungan antar bagian-bagian informasi yang saling terpisah; (5) memberikan gambaran yangjelas pada keseluruhan dan perincian; (6) memungkinkan kitamengelompokan konsep, membantu kita membandingkan dan; (7)mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasanyang membantu mengalihkan informasi tentang pokok bahasan dariingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.23
Dengan demikian peta konsep lebih memberdayakan pada proses
berpikir analisis dan logika dari pembuatan pata konsep tersebut. Sehingga
peta konsep dapat memberikan hubungan yang penting khususnya teori
belajar mengajar. Maka belajar yang efektif dan bermakna dapat
berlangsung bila hubungan-hubungan dapat dibangun antara konsep-
konsep baru dengan konsep-konsep yang telah terbentuk dalam struktur
kognitif siswa. Selain itu peta konsep dalam proses belajar mengajar di
21 Diah Aryulina, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik Peta Konsep”,(Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI Universitas Sriwijaya, Tahun 2002) No. 2, Maret2002, h. 99
22 Wahab Jufri, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk Meningkatkan MotivasiDan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Dalam Laporan Penelitian FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, h. 15
23 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map…., h. 6
12
kelas dapat mengurangi kepasipan siswa dalam memacu minat serta
partisipasi siswa dalam proses belajar mangajar bermakna.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan, peta
konsep merupakan alat sekaligus strategi yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran, hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang
lain sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan menjadi lebih bermakna
lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami untuk mengungkapkan
kembali apa yang telah diperoleh oleh siswa melalui proses pembelajaran,
dan peta konsep juga sangat membantu untuk mengorganisasikan konsep
pelajaran berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya.
Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu
program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa
terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan
menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan
lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-
konsep yang telah dipelajarinya.
Jadi, peta konsep membantu dan mempermudah dalam belajar
bermakna di mana konsep baru yang lebih berarti disatukan dengan
konsep yang lebih spesifik. Peta konsep bersifat hirarkial dan konsep yang
lebih atas bersifat lebih inklusif/umum daripada yang di bawahnya dan
merupakan visulisasi dari tujuan intruksional khusus, karena peta konsep
merupakan suatu gambar dua dimensi yaitu bentuk bagan yang
menunjukan adanya proporsi antar konsep dari satu materi suatu pokok
bahasan dalam suatu bidang tertentu.
b. Menyusun Peta Konsep
Menurut Aryulina peta konsep sebagai refleksi upayapemahaman seseorang terhadap sesuatu yang diperoleh melalui prosespembelajaran, dan diungkapkan melalui diagram memungkinkan dapatdievaluasi secara efisien oleh dirinya sendiri atau orang lain.Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi seseorang terhadappemahamannya sendiri dalam memahami suatu masalah yang disebutsebagai strategi metakognisi. Metakognisi merupakan suatu kata yang
13
berkaitan dengan apa yang di ketahui sebagai individu yang telahbelajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikanperilakunya.24
Berdasarkan hal tersebut siswa perlu menyadari akan kelebihan dan
kekurangan kemampuan yang dimilikinya.
Peta konsep tidak hanya digunakan membuat keputusan, akan tetapi
sebagai desain, gambaran, perencanaan curahan ide dan gagasan
(brainstorming), kemudian peta konsep juga dapat menghubungkan
konsep yang sudah ada dan ditambah dengan menghubungkan konsep
yang baru didapat. Peta konsep juga digunakan sebagai alat pemecahan
masalah di dalam proses pendidikan. Peta konsep juga digunakan sebagai
alternatif dan solusi pemecahan masalah dalam bentuk umum secara
alternatif dapat menggunakan peta konsep.
Sholahuddin berpendapat bahwa peta konsep sebagai “alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa dalam
belajar sekaligus dapat menghasilkan proses belajar bermakna”.25 Untuk
mempromosikan maksud dari pelajaran penuh dan efektif dalam mengajar,
peta konsep digunakan sebagai suatu alat studi untuk mengevaluasi suatu
pelajaran atau rencana di dalam proses pembelajaran, atau keseluruhan
kurikulum. Teori asimilasi yang didasarkan pada peta konsep
memudahkan pelajaran penuh arti (sebagai lawan dihafal tanpa berpikir
dan belajar), dengan pembuatan hubungan konseptual eksplisit.
Langkah-langkah pembuatan peta konsep menurut Zaini yaitu :
1) Pilihlah satu masalah atau topik sebagai bahan evaluasi atauassesmen.
2) Mintalah siswa untuk melakukan brainstorming tentang masalahitu sebanyak mungkin. Kemudian, mintalah kepada siswa untukmenuliskan 8-10 konsep utama dan menuliskan konsep-konseptersebut di kartu-kartu secara terpisah.
24 Diah Aryulina, , “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik PetaKonsep”…………………. h. 99
25 Arif Sholahuddin, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran SenyawaKarbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 039, Tahun ke-8 November2002, h. 810
14
3) Kemudian kartu-kartu tersebut yang berisi konsep-konsep utama,siswa mencoba untuk menghubungkan antara konsep-konsep, petakonsep dapat berbentuk vertikal atau horizontal, membuat garispenghubung antara konsep-konsep utama dan menulis satu katadiatas setiap garis penghubung dari peta konsep tersebut.26
Pembuatan Peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual
atau diagram tantang ide-ide penting suatu topik tertentu dihubungkan satu
sama lain. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk
mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan
menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola yang logis. Dan peta konsep
menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang
bersangkutan.
Dahar berpendapat bahwa pada peta konsep, konsep yang lebihinklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung, konsep yanglebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengankata penghubung. Konsep inklusif dapat dihubungkan dengan konsepyang kurang inklusif. Konsep yang inklusif diletakan dipuncak pohon,konsep ini disebut dengan ikatan silang menunjukan keterpaduanantara jalur pengembang konsep dalam suatu bahasan dinamakanpenyesuian integratif.27
Selanjutnya Dahar menyatakan bahwa peta konsep yangdibahas di atas pertama kali diperkenalakan oleh Novak dalambukunya learning how to learn yaitu untuk mengaplikasikan teoriAusebel yang menekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yangtelah dimilki oleh siswa agar belajar bermakna berlangsung. Dandijelaskan oleh Novak bagaimana agar proses pembelajaran tersebutberlangsung. Dalam bukunya tersebut Novak mengemukakan bahwahal ini dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.28
Hubungan antara konsep dapat dikatakan suatu pola konsep apabila
mempunyai suatu ciri-ciri sebagai berikut: “1) Suatu cara untuk
memeperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi. 2) Menunjukan
26 Hisyam Zaini, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan Kalijaga, 2004),h. 182
27 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: PT. Erlangga, 1996), h. 12328 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar…………………,. h. 124
15
gamabaran dua dimensi. 3) Menyatakan hubungan antara konsep. 4)
Menunjukan hierarki”.29
c. Jenis-jenis Peta Konsep
Menurut Nur peta konsep ada empat macam yaitu “ pohon jaringan(network tree), rantai kejadian (event chain), peta konsep siklus (cycle
concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map)”30
1) Pohon jaringan(network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa
kata lain dihubungkan, kata-kata pada garis penghubung
memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat
mengkontruksikan suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan
daftar konsep- konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu.
Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau kosep-
konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Pohon jaringan
cocok untuk memvisualisasikan hal-hal seperti, mnunjukan
informasi sebab akibat, suatu hirarki, prosedur yang bercabang.
2) Rantai kejadian (event chain)
Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan
suatu urutan kejadian, langkah-lankah suatu prosedur, atau tahap
suatu proses.
3) Peta konsep siklus (cycle concept map)
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan
suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan
kembali kejadian awal, dan seterusnya.
4) Peta konsep laba-laba (spider concept map)
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat.
Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide
29 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar…………………..,. h. 12630 http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/mepermudah -konsep- sulit-dalam-
pembelajaran
16
sentral, sehingga banyaknya ide-ide tersebut belum tentu berkiaitan
dengan ide sentral.
d. Manfaat Peta Konsep
Dalam proses pembelajaran, penggunaan peta konsep dapat
memberikan beberapa manfaat:
1. Bagi Gurua) Membantu untuk mengerjakan apa yang telah diketahui dalam
bentuk yang lebih sederhana, merencanakan dan memulai topikb) Suatu pelajaran, serta mengolah kata kunci yang akan
digunakan dalam pembelajaran.c) Membantu untuk memperbaiki kesalahan konsep yang diterima
siswa sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya sehinggaakhirnya efektif untuk merubah kesalahan konsep yangditerima siswa
d) Membantu untuk mendiaknosa apa yang telah diketahui olehpara siswa dalam bentuk struktur yang mereka bangun dalambentuk kata-kata.
e) Membantu untuk mengetahui adanya miskonsepsi daripemahaman para siswa.
f) Membantu untuk mengingat kembali dan merevisi konseppembelajaran, membuat pola catatan kerja dan belajar yangsangat baik untuk keperluan prestasi.
g) Membantu untuk merencanakan intruksional pembelajaran danevaluasi, ataupun untuk mengukur keberhasilan tujuanintruksional pembelajaran
h) Membantu mengetahui pemahaman siswa tentang apa yangdipelajari
2. Bagi siswaa) Membantu untuk mengidentifikasikan kunci konsep,
memperkirakan hubungan pemahaman dan membantupembelajaran lebih lanjut.
b) Membantu berfikir lebih dalam dengan ide siswa danmenjadikan siswa mengerti benar tentang apa yang dipelajari
c) Membantu membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebihmudah sehingg dapat mempermudah dalam ujian
d) Mengklarifikasi tentang ide siswa yang telah diperoleh siswatentang sesuatu dalam bentuk kata-kata
17
e) Belajar bagaimana mengorganisasikan sesuatu mulai dariinformasi, fakta, dan konsep kedalam suatu pemahaman yangbaik dan menuliskannya dengan benar.31
Menurut Moh. Amin dalam Lirik, pemetaan konsep mendapatrespon secara positif dan sering dapat menghidupkan diskusi kelassecara cepat. Pemetaan konsep dapat membantu pengembanganbeberapa potensi atau atau kekuatan pada diri siswa yaitu: 1).Kekuatan untuk mengekspresikan gagasan-gagasan. 2) Kekuatan untukmenanggapi. 3) Kekuatan untuk berinteraksi. 4) Kekuatan untukmenemukan konsep diri dan pemahaman konsep-konsep.32
Menurut Wahidin peta konsep “merupakan cara terbuka bagi siswa
untuk menghubungkan dan mengaitkan konsep-konsep dengan ilmu
lainnya secara lebih kritis”.33
Sehubungan dengan itu pemetaan konsep bukan saja menunjukkan
susunan konsep, tetapi juga menunjukkan perkaitan antara konsep, oleh
kerena itu, proses pembentukan gagasan dalam pikiran siswa melalui peta
konsep mampu melatih syaraf-syaraf otak untuk berpikir secara kritis dan
melatih kesadaran tentang konsep yang sedang dipelajari, tidak berlebihan
bila peta konsep dikatakan sebagai alat yang dapat mendorong dan
merubah pola pikir dan memperbaiki teknik pemikiran dalam proses
pembelajaran para siswa, hal ini yang dapat mendorong dan meningkatkan
proses pembelajaran agar lebih bermakna.
2. Hakikat Pemahaman Siswa Tentang Teori Indeks harga dan Inflasi
a. Pemahaman Siswa
Hewindati dan Suryanto menyatakan bahwa “konsep tentang suatu
objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejala-gejala alam, karena dari
persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek
31 Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon”,Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 042. Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351.
32 Lilik Mardiningsih,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep Suatu UpayaUntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Fisika”,Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta,2001, h. 13
33 Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Sains”Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei2007, h. 107
18
tersebut”.34 Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan
terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh
tentang objek tersebut.
Taksonomi tujuan pengajaran jenjang kognitif terdiri atas enam
tahapan yang tersusun mulai dari kemampuan berpikir yang paling
sederhana menuju kemampuan yang bersifat kompleks yang merupakan
bersifat kontinum.
Kawasan kognitif menurut Bloom dalam Kadir, terdiri atas enam
tahapan berpikir sebagai berikut: “1) Pengetahuan (knowledge / recall of
information). 2) Pemahaman (comprehension). 3) Penerapan (application).
4) Analisis (analysis) 4) Sintesis (syntesis). 5) Evaluasi (evaluation)”.35
Menurut Dimyati dan Mudjiono pemahaman merupakantingkatan kedua dalam tujuan pengajaran dalam kawasan atau ranahkognitif. Kawasan kognitif meliputi tujuan-tujuan yang berhubungandengan berpikir, mengetahui dan memecahkan permasalahan.Pemahaman siswa mencakup kemampuan menangkap arti dan maknatentang hal yang dipelajari.36
Muhibbin Syah mengatakan pemahaman merupakan salah saturanah keilmuan yang berada di otak yang berhubungan langsungdengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian denganranah rasa (Chaplin 1972). Pemahaman merupakan bagian dari ranahkognitif manusia. Istilah cognitive berasal dari kata cognition yangpadanya knowing berarti mengetahui. Dalam arti yang luas kognisiadalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalamperkembangan selanjutnya kognitif menjadi popular sebagai salah satudomain atau wilayah atau ranah psikologi manusia yang meliputisetiap perilaku mental.37
Berdasarkan sebuah teori kepribadian yang menjelaskan tentangaspek-aspek utama yang menjadi menjadi komponen utamakepribadian. Menurut Bloom dkk, membedakan tujuan pendidikanmenjadi 3 macam yaitu: (1) kognitif (2) afektif (3) keterampilan. Oleh
34 Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, ………………..h.6235 Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, dalam Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ petakonsep. Blogspot.
36 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 2737 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke-2,
h. 22.
19
karena itu didasarkan pada taksonomi tujuan-tujuan pendidikan,menurut Bloom dkk, terdapat tiga jenis pendidikan yaitu:
1) Pendidikan kognitif, adalah jenis pendidikan yang bertujuanmengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dalammengenal lingkungan.
2) Pendidikan afektif dalah jenis pendidikan yang bertujuanmengembangkan kemampuan-kemampuan menghayati nilai-nilai untuk mengenali kegunaan bagi hidup terhadap apayang telah dipelajari secara langsung atau tidak langsung.
3) Pendidikan keterampilan ialah jenis pendidikan yangbertujuan mengembangkan kemampuan melakukanperbuatan-perbuatan secara tepat sehingga menghasilakankinerja yang standar.38
Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”.
Kemampuan ini umumya dapat menekankan dalam proses belajar
mengajar karena pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap
pengetahuan atau mengingat.
Sulitnya pencapaian pemahaman bagi siswa dalam pembelajaran
seharusnnya mengiring guru berpikir cermat dalam mendisain
pembelajaran, pembelajaran yang baik maka akan membantu terciptanya
suasana belajar lebih efektif sehingga dapat terwujudnya proses
pembelajaran bermakna.
b. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan
konsumsi barang dan jasa.
Istilah ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “keluarga,
rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis
besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah
tangga. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom
adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja”.39
38 Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung; PT RemajaRosda Karya, 2001), cet. Ke-1, h. 69
39 Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010
20
Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentang bagaimana
langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-
keinginan manusia yang tidak terbatas”.40 Pembahasan ini dimulai dengan
“menerapkan analisis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif). Sedangkan
ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi
dibagi kedalam dua bagian utama yaitu: ekonomi mikro dan ekonomi
makro”.41
a) Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro) dapatdiartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teori ekonomi mikrodiartikan “sebagai bagian dari ilmu yang menganalisis mengenaibagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ahliekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalanrumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarik denganbagaiman harga barang dan pelayanan/jasa itu ditetapkan,bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimanapola ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah.
b) Teori ekonomi makroEkonomi makro sesuai dengan namanya makro yang berarti besar.Teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatanperkonomian, bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatanekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalamperekonomian.42
Dapat disimpulkan bahwa ekonomi merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan masalah hukum jual beli, baik secara kecil maupun
dalam ruang lingkup global, ekonomi juga mencakup kegiatan di
dalamnya termasuk pelaku ekonomi.
c. Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi
1) Indeks harga
Indeks harga adalah perbandingan harga rata-rata pada tahun
yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar. Tahun dasar
ialah yang digunakan ialah tahun yang dibuat sebagai patokan
40 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja Rosda Karya,Bandung: 2009) h. 24
41 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 2442 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi
Dan Makro Ekonomi,.. h. 11-12
21
perhitungan. Pada prinsipnya bebas memilih tahun dasar, tetapi
agar perhitungan indeks harga rasional, maka tahun dasar yag
dipilih sebaiknya dimana keadaan perekonomian pada saat keadaan
stabil dan jaraknya tidak terlalu jauh atau lama dari tahun yang
akan dihitung.
Ada tiga macam indeks harga yang yang digunakan di
Indonesia, yaitu indeks harga produsen (IHP), indeks harga
perdagangan besar (IHPB), dan indeks harga konsumen (IHK).
2) Inflasi
Inflasi ialah suatu keadaan perekonomian di mana harga-harga
umum mengalami kenaikan, kenaikan harga itu berlangsung secara
jangka panjang.
Penyebab umum terjadinya inflasi ialah karena peredaran uang
yang berada dimasyarakat lebih banyak dari pada persedian uang di
sektor perbankan. Hal ini menyebabkan minat atau daya beli
masyarakat meningkat, dan hal ini memicu kenikan harga barang
dan jasa.
Jenis inflasi di bedakan menjadi tiga, (1) inflasi berdasarkan
tingkatan keparahannya; (2) inflasi berdasarkan sumbernya dari
luar negeri dan luar negeri; (3) inflasi karena kenaikan permintaan
dan inflasi dikarenakan desakan biaya produksi.
3. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kurt Lewin (1986). “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
kegiatan yang terdiri atas tiga langkah yang berulang melalui prosedur spiral
ialah (1) diawalai dengan perencanaan (planning) (2) tindakan (action) (3)
observasi (observation) (4) refleksi (reflection) hasil tindakan”.43 Kegiatan ini
dapat dipandang sebagai suatu penelitian karena dilakukan secara cermat,
43 Burhanuddin Yasin, Penelitian Tindakan Kelas, (Pendekatan Efektif-Perbaiakan MutuPembelajaran Dan Prestasi Siswa). Dinas Pendidikan Nangroe Aceh Darussalam. PengolahanPelatihan Guru SD, SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1. (Malang: Penerbit Unversitas Negeri Malang,2002, h. 47
22
sistematis dan menghasilkan temuan-temuan yang bersifat ilmiah dan dapat
pula dipandang sebagai suatu praktik (pelaksanaan program) karena berupa
tindakan-tindakan langsung yang memperbaiki atau meningkatkan efektifitas
suatu program.
Secara singkat Tim Pelatih Proyek PGSM mengatakan “PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melakukan tugas, memperdalam pemahaman
dalam tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi
dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. PTK dilakukan
berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap”:44
Gambar 1. Kajian Berdaur 4 Tahap PTK
MERENCANAKAN → MELAKUKAN TINDAKAN →
MEREFLEKSI ← MENGAMAT ←
Keempat fase dari siklus PTK bisa digambarkan dengan sebuah
spiral PTK seperti ditunjukan dalam gambar berikut :
44 Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ProyekPengembangan Guru Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Projek), 1999,h. 6
23
Gambar2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins, 1993, hlm. 48)
Rencana
Refleksi
Tindakan/Observasi
Perencanaan kembali
Refleksi
Tindakan/Observasi
Perencanaan kembali
RefleksiTindakan/observasi
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari empat fase:
1. Perencanaan tindakan
Pada fase ini guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian, baik berupa strategi pembelajaran sampai tugas-tugas yang
akan diberikan oleh siswa.
2. Pelaksanaan tindakan
Penelitian dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Pembedaan tindakan yang terjadi pada setiap siklus tergantung dari
hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Misal pada siklus yang I terlalu
banyak tugas dan akan cenderung membosankan maka pada siklus
yang ke II penugasan dikurangi.
3. Observasi
Observasi dilakukan sepanjang proses pembelajaran dalam penelitian
ini dengan mencatat setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
24
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan data-data yang didapat selama
observasi. Kemudian dianalisis kekurangan serta kelebihannya.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Tabel 1. Lankah-Langkah konseptual Perencanaan Tindakan
TAHAPAN JENIS KEGIATAN LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN YANGDILAKUKAN
1. Identifikasipermasalahan
• Mengenai bahan ajar yang tersedia• Kegitan pembelajaran yang dilaksanakan• Alat dan cara evaluasi yang digunakan
TAHAP I
2. Penyusunaankomponen-komponenpembelajaran
• Mengenai bahan ajar• Alat dan evaluasi pembelajaran• Strategi pembelajaran yang relevan dengan
aktifitas pemebelajaran yang diinginkan(pembelajaran dengan peta konsep)
TAHAP II 1. Mengkaji danmeriview komponenpembelajaran
• Mengkaji komponen pembelajaran yang telahdisusun kemudian di review sehinggakomponen-komponen pembelajaran dapatdisempurnakan
• Dengan implementasi tindakan:• Observasi kelas : untuk mengetahui efektifitas
dan efisiensi komponen-komponenpembelajaran yang dikembangkan
• Analisis dan refleksi data hasil pengamatanproses pembelajaran
• Melakukan wawancara kepada guru.
TAHAP III PELAKSANAANTINDAKAN : SIKLUS IPerencanaan(identifikasi masalahdan persiapantindakan)
• Merencanakan pemblajaran yang akanditerapkan
• Menetukan pokok bahasan• Membuat skenario pembelajaran• Menyusun lembar latihan siswa• Membuat peta konsep• Mengembangkan rencana pembelajaran• Mengembangkan format observasi
pembelajaran (pedoman observasi, dan angket)• Menetapkan pengajaran sesuai scenario yang
telah dibuat
25
TindakanPengamatan
• Mengobservasi, efektifitas, efisiensi, danrelevansi strategi pembelajaran yang diterapkan
• Mengobservasi aktifitas siswa selama prosespembelajaran
• Mengobsevasi guru selama prosespembelajaran
Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan yang telahdilakukan meliputi efektifitas, efisiensi, danrelevansi strategi pembelajaran yang diterapkan,aktifitas siswa dan guru dalam prosespembelajaran serta pengembangan tindakanselanjutnya.
SIKLUS IIPerencanaan
• Identifikasi masalah dan penetapan alternativepemecahan masalah
• Pengembangan tindakan
Tindakan Pelaksanaan tindakan IIPengamatan Pengumpulan data tindakan meliputi :
• Kemampuan guru dalam mengelolapembelajaran yang diterapkan
• Aktifitas siswa selama proses pembelajaran• Aktifitas guru selama proses pembelajaran
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritik di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan
sebagai berikut: pemanfaatan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam pembelajaran ekonomi.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MAN 1 Tarumajaya
Bekasi Utara. Dan adapun waktu yang dipergunakan oleh penulis dalam
melakukan penelitian ini adalah mulai dari bulan Februari sampai Maret 2011.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Fokus Masalah
Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya pemahaman
siswa dalam pembelajaran ekonomi dilihat dari hasil tes tahun lalu.
Berdasarkan laporan guru setempat, hasil ujian siswa kelas X tahun 2010
kurang memuaskan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah
ketuntasan belajar.
2. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah peningkatan pemahaman
siswa terhadap konsep ekonomi pada pembelajaran ekonomi dengan
menggunakan peta konsep.
3. Solusi Masalah
Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran ekonomi dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep ekonomi.
27
4. Indikator Pencapaian
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan rata-rata hasil tes hasil belajar siswa dengan
menggunakan peta konsep dalam pembelajaran sebesar 75,0
b. Tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai tes hasil belajar kurang
dari 60,0
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap peta konsep ekonomi
melalui tes hasil belajar siswa beradasarkan ketuntasan belajar yaitu
75%.
5. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat perkembangan pemahaman ekonomi siswa pada
setiap siklus setelah diberi tindakan. Bila pada siklus I terdapat perkembangan,
maka pada siklus II lebih diarahkan kepada penyempunaan terhadap
kekurangan pada siklus I.
a. Penelitian Pendahuluan
1) Diskusi antara peneliti dan guru tentang tinggi rendahnya
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Serta hasil
belajar pada konsep ekonomi
2) Observasi proses pembelajaran
b. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru membuat acuan program pembelajaran berupa silabus
b) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan peta konsep.
c) Guru membuat instrumen.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah-
langkah pembelajaran peta konsep kepada siswa.
b) Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
peta konsep.
28
c) Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran.
d) Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama
menyimpulkan.
3) Tahap Observasi dan Evaluasi
a) Observer mencatat secara detail aktifitas guru dan siswa di
kelas pada format observasi.
b) Memberikan tes hasil belajar siswa pada akhir sisklus I
c) Menyebarkan angket pemahaman siswa tentang peta konsep
pada akhir siklus.
d) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran tentang peta konsep
yang telah dilaksanakan.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
a) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari setiap
siklus
b) Menyimpulkan dan merefleksi kekurangan pada setiap siklus
c. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru membuat acuan program pembelajaran berupa silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunkan
peta konsep.
b) Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran .
c) Guru memberikan tugas kepada siswa membuat peta konsep
pada materi yang akan dibahas selanjutnya.
d) Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama
menyimpulkan materi pembelajaran.
29
3) Tahap Observasi dan Evaluasi
a) Observer mencatat secara detail aktifitas guru dan siswa dikelas
pada format observasi.
b) Memberikan tes hasil belajar kepada sisiwa pada akhir siklus II
c) Menyebarkan angket pemahaman siswa tentang peta konsep
pada akhir siklus II.
d) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran tentang peta konsep
yang telah dilaksanakan.
4) Tahapan Anlisis dan Refleksi
a) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II.
b) Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II
dengan melihat perkambangan dan pemahaman sisiwa, tes hasil
belajar dan wawancara dapat diperbaiki pada siklus
selanjutnya.
C. Subjek / Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Taruma Jaya Bekasi Utara. Yang terletak
di Jalan Raya Taruma Jaya Belasi Utara. Penelitian dilaksanakan di kelas X-1
yang terdiri dari 30 siswa, laki-laki 19 dan perempuan 11 orang.
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri dalam hal
ini peneliti berperan langsung sebagai guru dan melakukan proses pembelajaran
dengan cara pengajaran konsep ekonomi dengan menggunakan strategi
pembelajaran peta konsep. Partisipasi dalam penelitian ini adalah guru mata
pelajaran ekonomi dan siswa kelas X-1 MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara. Guru
mata pelajaran bertindak sebagai observer sedangkan siswa X-1 sebagai objek
penelitian ini.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini peran dari peneliti ialah
sebagai guru, sedangkan guru bidang studi yang bersangkutan berperan sebagai
30
observer. Penelitian tindakan kelas ini menuntut kehadiran peneliti dalam
lapangan, karena pengumpulan data akan dilakukan dalam situasi yang
sebenarnya.
E. Sumber Data
1. Hasil tes (latihan soal) sesuai proses pembelajaran setiap hari
2. Hasil tes tiap tindakan
3. Kuesioner dari seluruh siswa
4. Peta konsep
5. Catatan dari lapangan
6. Hasil wawancara
F. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Dikumpulkan
1. Tes Hasil Belajar
Memberikan hasil tes belajar berupa soal-soal. Soal untuk tes berisi soal
pilihan ganda yang dibuat untuk mengukur kemampuan pengetahuan dan
pemahaman.
2. Lembar Kuesioner
Pertanyaan yang ditunjukan kepada para siswa, sebagai upaya mereka
mengenai penelitian yang telah berlangsung.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Penyajian materi dengan menggunakan peta konsep baik yang dibuat guru
maupun siswa
2. Pemberian contoh dan latihan soal
3. Pemberian tes
4. Pengamatan di dalam kelas dengan menggunakan tabel Fladers dan catatan
lapangan yang ditambahkan oleh pengamat. Yang dimaksud dengan tabel
Fladers adalah suatu tabel yang berisi tentang aktifitas dalam waktu yang
sudah ditentukan
5. Memberikan kuesioner kepada siswa-siswi. Kuesioner yaitu cara
pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada
responden secara tertulis. Dan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
31
respon siswa terhadap peta konsep.
6. Wawancara terhadap siswa dan pengamat. Wawancara yaitu cara
pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan lisan dengan mengadakan
tatap muka terhadap responden.
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi. Yang dimaksud dengan teknik ini ialah suatu kegiatan yang
menerangkan serta menyimpulkan data, dari tiga pihak yang memiliki perbedaan
pendapat, dalam hal ini guru (peneliti), siswa dan pengamat (guru bidang studi),
menggali data dari sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang
sama.45
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti,
tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.
Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktifitas-aktifitas guru dan
siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut
dilakukan dengan memepertimbangkan pembahasan pembelajaran untuk tindakan
selanjutnya.
1. Mengecek (checking)
Untuk menganalisis data yang pertama kali yang harus dilakukan ialah
melakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus
diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran
pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, dan kesalahan
dalam mendapatkan informasi.
2. Tabulasi
Tabulasi bertujuan unuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap
45 L. J Moleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2005), h. 330
32
bagian angket.
a. Hasil Survey
Hasil survey merupakan data yang diperoleh melalui survey, diinput
dalam excell sheet untuk kemudian diolah hasil pengolahan data
tersebut berupa presentasi siswa menjawab tiap soal.
Angka persentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi
jumlah responden di kali 100% dengan rumus statistik (persentase)
sebagai berikut:
100%xn
FP =
Keterangan: P = Persentase jawaban
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
100 = Bilangan tetap (rumus presentase)
b. Tes Hasil Belajar
Dalam menganlisis menggunkan tabel distribusi frekuensi.
1) Menentukan rentang
R= H-L (nilai terbesar- nilai terkecil)
2) Menentukan banyak kelas
K = 1 + 3,3 log
3) Menetukan panjang kelas interval
4) Menetukan mean
5) frekuensi absolut dihitung berdasarkan jumlah nilai yang terletak
pada kelas interval tersebut46
6) Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek koginif atau
penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari hasil
pretest dan postest dengan menggunakan gain skor. Gain adalah
selisih antara nilai postest dan pretest, N-gain menunjukan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
46 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,2000), h. 40
33
pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai
tersebut, menggunakan rumus Normalized Gain.
NpretesskoridealSkor
pretesskorpostesSkorg
−−=
Dengan Kategori:
g tinggi : nilai (g) > 0,7
g sedang : 0,70> (g) > 0,3
g rendah : nilai (g)< 0,347
J. Tindakan Lanjut Perencanaan Tindakan
Setelah perencanaan tindakan dilakukan, maka untuk pengembangan tindakan
selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan dan setelah pelaksanaan
siklus apakah tujuan yang diharapkan oleh peneliti tercapai atau belum. Maka
evaluasi ini digunakan untuk melakukan refleksi kembali.
Refleksi yang dilakukan ialah evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan.
Hasil observasi dan monitoring dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan
hasil observasi yang berupa proses dan hasil tindakan.
47 Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk MeningkatkanHasil Belajar Siswa (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). h. 41
34
BAB IV
DESKRIPSI ANALISIS DATA, INTERPRETASI
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Tarumajaya yang beralamat di Jl. Raya
Tarumajaya (perumahan Bogasari), Desa Setia Mulya. Kec. Tarumajaya. Bekasi
Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2011 semester
genap tahun ajaran 2010/2011 dengan subjek penelitian kelas X yaitu kelas X1.
1. Gambaran Umum Sekolah MAN 1Tarumajaya Bekasi Utara
MAN 1 Tarumajaya beralamat di Jl. Raya Tarumajaya (perumahan
Bogasari), Desa Setia Mulya. Kec. Tarumajaya. Bekasi Utara.
2. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Perkembangan ekonomi yang cepat dan global menuntut tersedianya
tenaga kerja yang terampil dan memiliki sikap yang baik pula. Salah satu
perkembangan yang terjadi adalah menjamurnya dunia usaha/dunia
industri yang membutuhkan tenaga terampil di bidangnya.
Pertumbuhan dunia usaha/dunia industri di wilayah Kabupaten
Bekasi, khususnya di Kecamatan Tarumajaya menuntut tersedianya
tenaga kerja yang terampil serta mempunyai karakter kepribadian yang
berakhlakul karimah untuk mengisi kebutuhan tersebut. Sehubungan
dengan itu dipandang perlu untuk mempersiapkan membuka Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) Tarumajaya di daerah Tarumajaya Bekasi.
35
Yayasan Insan Tarumajaya Tahun Pelajaran 2007/2008 mencoba
menjawab tuntutan tersebut di atas dengan membuka kelas baru untuk
Madrasah Aliyah Negeri Tarumajaya. Dengan potensi yang dimiliki oleh
Yayasan Insan Tarumajaya dan didukung oleh berbagai pihak.
Setelah MAN Tarumajaya dibuka, MAN Tarumajaya ternyata
memang menjadi pilihan no 2 di masyarakat Tarumajaya setelah SMK di
Tarumajaya. MAN Tarumajaya. Tahun pertama kali dibuka MAN
Tarumajaya mendapatkan enam kelas, yang berisikan masing-masing
kelas 37 Orang Sampai 40 orang hal ini dikarenakan gedung MAN
Tarumajaya sedang dibangun. Setelah gedung MAN Tarumajaya
terbangun yang diresmikan oleh wakil bupati Kab. Bekasi yaitu Bpk.
Drs. H. Daarif Mulyana pada tanggal 07 Maret 2008. pada tahun
berikutnya MAN mempunyai membuka 3 kelas ditahun ajaran 2008/2009
dikarenakan tempat yang belum cukup menampung siswa.
3. Misi dan Visi MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Adapun tujuan sekolah tersebut adalah merupakan acuan dalam
mengembangkan kurikulum KTSP dan merupakan jabaran dari Visi dan Misi
sekolah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut :
1. Mewujudkan peserta didik yang taat beragama dan berakhlak mulia
2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan peserta didik
3. Mewujudkan prestasi nilai ujian Nasional
4. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam bidang seni dan budaya
yang sesuai dengan norma-norma agama
5. Mewujudkan peserta didik yang sadar lingkungan
6. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Tujuan sekolah tersebut secara bertahap akan di monitoring, di evaluasi
dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu. Untuk mecapai Standar
Kopetensi Kelulusan (SKL) sekolah menengah pertama di bakukan secara
Nasional sebagai berikut:
36
1. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakini
dalam kehidupan
2. Mampu berbahasa inggris secara aktif
3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olahraga
sesuai pilihannya
4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih
5. Mampu mengapresiasikan komputer aktif untuk program Microsoft
Word, Exel dan Desain Grafis
6. Mampu melanjutkan ke pergururan tinggi atau universitas terbaik
sesuai pilihannya melalui pilihannya melalui pencapaian target pilihan
yang di tentukan sendiri
7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kopetensi Akademik dan
non Akademik di tingkat Kecamatan, Kota Madya, Propinsi dan
Nasional.
Menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
integritas keilmuan dan berakhlak mulia.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah seperti:
1. Berorientasi ke depan dengan memperlihatkan potensi keinginan.
2. Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
3. Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah.
4. Mendorong adanya perubahan menjadi lebih baik.
5. Mengarahkan langkah-langkah strategi sekolah
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu di uraikan
menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan yang lebih jelas.
Misi tersebut adalah :
1. Mempersiapkan pesrta didik dengan memacu aspek intelektual.
2. Membentuk kepribadian peserta didik dan jasmaninya sehingga
mampu menunjang tinggi nilai keilmuan dengan akhlak mulia.
37
4. Kegiatan Pendahuluan
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan analisis kebutuhan terlebih
dahulu. Dari analisis kebutuhan tersebut diperoleh gambaran mengenai situasi
dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan yang
dilakukan adalah:
a. Diskusi Dengan Guru
Diskusi dengan guru dilakukan pada bulan Januari 2011. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi awal proses belajar mengajar
yang ada dikelas X-1, khususnya pada pelajaran ekonomi. Selain itu,
diskusi ini juga merupan penggalian informasi awal tentang tinggi
rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep bahasan indeks harga dan
inflasi kelas X pada Tahun 2010 berdasarkan hasil belajar ekonomi yang
diperoleh sisiwa melalui tes ulangan.
Dari hasil diskusi dengan guru, diketahui pemahaman siswa akan
konsep indeks harga dan inflasi masih kurang. Hal ini diasumsikan dari
hasil belajar siswa yang masih belum mencapai ketuntasan dalam belajar.
b. Observasi Proses Pembelajaran
Observasi proses pembelajaran dilakukan pada minggu ke-2 pada
bulan Februari 2011 dan diperoleh informasi mengenai situasi dan kondisi
belajar siswa serta kondisi sekolah dan fasilitas penunjang belajar yang
terdapat di sekolah tersebut. Dalam satu minggu alokasi waktu pada mata
pelajaran ekonomi di sekolah pada kelas X yaitu 4 jam pelajaran dimana 1
jam pelajaran ialah 35 menit sekolah dilakukan pada pagi hari. Kegiatan
belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00-12.20 WIB.
Sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut untuk
penunjang proses pembelajaran cukup memadai. Sekolah ini memiliki
pasilitas penunjang proses pembelajaran seperti laboratorium.
Laboratorium yang dimiliki sekolah ini berupa laboratorium fisika,
laboratorium kimia, dan laboaratorium komputer. Selain itu, terdapat juga
perpustakaan yang menyediakan bahan bacaan bagi para siswa.
38
B. Tindakan yang Dilakukan
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi pendahuluan yang didapat, peneliti
melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencanaan penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: membuat Silabus,
merencanakan pembelajaran yang diterapkan, merencanakan pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan, menyusun lembar
latihan soal siswa, membuat peta konsep serta membuat format observasi
pembelajaran (pedoman observasi dan angket), serta target peningkatan
pemahaman siswa sebesar 60 %.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2011(minggu ke-4)
dengan materi pengertian Indeks harga dan jenis-jenis indeks harga (IHK,
IHP, IHPB), serta hubungan indeks harga dengan inflasi.
1) Pertemuan 1
Guru membuka pelajaran dengan dengan salam dan
mengkondisikan kelas agar suasana belajar lebih kondusif. Setelah
itu guru memberikan soal pretes kepada siswa, dan setelah siswa
selesai mengerjakan Guru memberikan penjelasan tentang peta
konsep. Setelah diyakini siswa dapat mengerti peta konsep, guru
memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar
siswa tentang konsep indeks harga dan inflasi, misalnya dengan
menanyakan “apa yang kalian ketahui tentang indeks harga dan
inflasi?” kebanyakan dari siswa menjawab inflasi ialah kenaikan
harga dan indeks harga ialah perubahan harga-harga. Lalu guru
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pengertian indeks
harga, akan tetapi guru lebih banyak membahas tentang pengertian
dan jenis-jenis indeks harga cara penghitungan indeks harga, dan
hanya sedikit penjelasan tentang inflasi.
39
Indeks harga ialah perbandingan antara harga rata-rata tahun
yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar, pada umumnya
pengitungan indeks harga yang digunakan di Indonesia ialah IHP
(Indeks Harga Produsen), IHPB (Indeks Harga Pedagang Besar),
IHK (Indeks Harga Konsumen). Guru menjelaskan jenis-jenis
indeks harga dengan menggunkan peta konsep. Guru memberikan
latihan soal terkait materi yang sudah dibahas, dan memberikan
instruksi untuk mengerjakan secara individu dan diskusi kelompok
dimana tiap-tiap kelompok beranggotakan 6 orang untuk
memecahkan soal tersebut dari setiap kelompok tersebut siswa
aktif mengerjakan dan turut berpartisipasi dalam kerja kelompok.
Partisipasi siswa terlihat lebih aktif ketika guru memberikan
tantangan kepada siswa untuk mengerjakan soal dipapan tulis,
siswa terlihat semangat untuk maju dan mengerjakan soal tersebut.
Karena waktu masih tersisa, guru mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dibahas, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, karena tidak ada
pertanyaan guru mengasumsikan bahwa telah dimengerti oleh
siswa tentang materi yang dibahas. Diakhir pelajaran guru
memberikan tugas awal untuk yang dikerjakan di rumah mebuat
peta konsep tentang hubungan indeks harga dengan inflasi.
2) Pertemuan 2
Guru membuka pelajaran dengan menanyakan tugas peta
konsep kepada siswa untuk materi yang diajarkan pada pertemuan
ini, karena tidak ada penegasan dari guru pada pertemuan yang
lalu, hanya sebagian siswa saja yang mengerjakan tugas peta
konsep dan guru mengkondisikan kelas agar tidak terjadi keributan
dari akibat pata konsep yang mereka tidak kerjakan. Dan guru
menjelaskan hubungan indeks harga dan hubungannya dengan
inflasi dengan menggunakan peta konsep yang guru buat sendiri.
Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru.
40
Dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang telah dibahas. Ada seorang siswa
yang bertanya tentang hubungan indeks harga dan inflasi karena
merasa kurang jelas “ pak bagaimana hubungan indeks harga dan
inflasi saya masih kurang mengerti tentang hubungan tersebut?”.
Guru menjelaskan hubungan indeks harga dan inflasi “hubungan
antara indeks harga dan inflasi ialah terletak pada cara
penghitungan laju inflasi di mana cara penghitungan laju inflasi
ialah dengan menggunakan indeks harga konsumsi (apabila
menggunakan indeks harga konsumen) pada tahun yang dihitung
dikurangi indeks harga pada tahun dasar dan dibagi indeks harga
tahun dasar di kali seratus persen. Hal ini menunjukan hubungan
antara indeks harga dengan inflasi”. Siswa merasa cukup dengan
penjelasan dari guru, karena tidak ada lagi siswa yang bertanya.
Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang telah
dibahas. Di akhir pelajaran guru memberikan tes hasil belajar
siklus I (soal posttest), setelah siswa selesai mengerjakan tes hasil
belajar, guru memberikan kuisioner kepada siswa untuk mengisi
kuisioner tersebut yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap
peta konsep yang digunakan proses pembelajaran yang
berlangsung dengan materi indeks harga dan hubungannya dengan
inflasi.
c. Tahap Observasi
Pada pelaksaaan belajar mengajar pada siklus I, masih terdapat
kekurangan pada awal pertemuan. Beberapa kejadian yang yang terekam
oleh peneliti dan observer antara lain :
1) Terdapat sekitar 50% siswa yang belum mengerti penggunaan peta
konsep yang dijelaskan oleh guru dan siswa cenderung belum
berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dan siswa
yang pintar atau menonjol di kelas tersebut yang selalu menjawab
41
pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Siswa kurang aktif untuk
bertanya kepada guru.
2) Terlihat sekitar 30% masih siswa yang mondar-mandir untuk
bertanya kepada guru mengenai soal yang sulit dipecahkan.
3) Masih terdapat siswa yang bercanda dan mengobrol dengan
temannya pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung,
sehingga tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepada guru.
Dan pembagian tugas dan pengerjaan soal latihan kurang optimal.
4) Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I memberikan
hasil positif dan tingkat pemahaman yang lebih dari cukup ialah
sebesar 65% padahal target awal dari siklus I ialah 60%. Akan
tetapi hal ini masih belum cukup untuk mencapai batasan indikator
penelitian.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan analisis dan evaluasi pada data siklus I, diperoleh
gambaran kurangnya penggunaan peta konsep sehingga terdapat beberapa
hal yang harus diperbaiki, antara lain :
1) Peningkatan perhatian guru terhadap siswa dalam memahami
penggunaan peta konsep yang relatif baru digunakannya.
2) Ditingkatkan oleh guru untuk menegur dan mendatangi siswa jika
terdapat siswa yang bercanda atau mengobrol pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri dan jangan
takut salah dengan jawaban soal yang mereka kerjakan, dan
memberikan pendapatnya dalam pembelajaran, agar proses
pembelajaran berlangsung aktif.
4) Memberikan penekan kepada siswa untuk mengerjakan tugas peta
konsep di rumah, dan pekerjaannya akan dipresentasikan di depan
kelas agar siswa lebih kreatif dan aktif dalam memahami pelajaran.
42
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Siklus II dilaksanakan pada 9 Maret 2011 (minggu ke-2) dengan
konsep pembahasan, mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak,
dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi.
Berdasarkan refleksi pada siklus I, penerapan peta konsep belum
efektif terhadap proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang dilakukan
diakhir siklus I terdapat siswa yang masih belum paham penggunaan peta
konsep, kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru menandakan
bahwa siswa belum mampu untuk belajar mandiri.
Pada siklus II ini peneliti melakukan revisi terhadap tindakan yang
dilakukan sebelumnya guna memperoleh hasil pembelajaran yang lebih
maksimal. Guru menerapkan kepada siswa agar belajar mandiri dengan
memberikan tugas peta konsep di rumah agar siswa dapat mengerti
terhadap materi yang akan dibahas ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Dan peneliti menggunakan skenario pembelajaran dengan
menekankan agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu
dengan memberikan tugas pembuatan peta konsep di rumah dan peta
konsep yang siswa buat akan dipresentasikan di depan kelas.
b. Pelaksaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2011 dengan materi
pembahasan, mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan
penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi.
1) Pertemuan 1
Guru Memberikan soal pretest. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal pretest. Guru mengulang materi yang lalu
dengan menampilkan peta konsep yang telah dipelajari oleh siswa
pada pertemuan yang lalu, dan guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dibahas
pada pertemuan minggu lalu. Dengan menanyakan “apakah masih
43
ada yang ingin ditanyakan tentang materi yang telah dibahas
minggu lalu?”, sebelum guru menjelaskan materi yang akan
dibahas pada pertemuan ini, guru mengulas kembali tentang
pembuatan peta konsep, setelah itu guru menjelaskan tentang
pengertian inflasi dan jenis-jenis inflasi dengan menggunakan peta
konsep. Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, karena tidak terdapat pernyataan dari siswa, lalu
guru memberikan kuis dengan menunjuk secara acak siswa yang
dilihat dari buku absen dan nama siswa yang disebut diharuskan
menjawab pertanyaan dari guru, setelah itu, karena waktu masih
tersisa siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari pada hari ini. Dan diakhir pertemuan guru
memberikan tugas membuat peta konsep dengan materi bahasan
yang akan datang yaitu jenis, penyebab, dampak, dan
penanggulangan pada inflasi. Guru mewajibkan seluruh siswa
untuk membuat tugas peta konsep dan masing-masing siswa akan
mempresentasikan peta konsep yang mereka telah buat di depan
kelas dan dikomentari oleh siswa yang lain.
2) Petemuan 2
Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pekerjaan
rumah (PR) siswa dan meminta siswa untuk mengumpulkannya,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengacungkan
tangan untuk mempresentasikan pekerjaan rumah mereka di depan
kelas, terdapat beberapa siswa yang mengacungkan tangan, untuk
mempersingkat waktu, guru hanya menunjuk dua orang untuk
mempresentasikan di depan kelas dan siswa yang lain
diperintahkan agar memperhatikan penjelasan dari temannya. Dan
setelah selesai guru menanyakan kepada siswa “apakah materi
yang dijelaskan oleh teman kamu sudah dapat dimengerti?” hampir
dari seluruh seluruh siswa menjawab dapat mengerti apa yang telah
dijelaskan oleh teman mereka di depan kelas. Guru melihat peta
44
konsep yang dibuat oleh siswa, dan ternyata dari keseluruhan
pekerjaan rumah yang siswa buat benar walaupun masih salah
dalam hal penjelasan. Dan setelah itu guru menampilkan peta
konsep yang telah guru buat dan memberikan penjelasan lebih
lanjut terhadap materi yang di bahas. Setelah itu, guru memberikan
materi tentang perhitungan laju inflasi. Setelah materi di berikan
guru memberikan contoh soal yang di kerjakan terlebih dahulu
oleh guru, dan siswa di berikan beberapa soal yang berkaitan
dengan perhitungan laju inflasi dan dibahas bersama-sama. Karena
masih terdapat sisa waktu maka guru memberikan tantangan
kepada siswa untuk menjawab soal latihan yang dilontarkan oleh
guru tentang materi yang telah dibahas, dan mengerjakannya
didepan kelas. Setelah itu, di akhir pelajaran guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah dibahas tadi.
3) Pertemuan 3
Karena materi yang akan di sampaikan telah habis dibahas,
guru memberikan evaluasi akhir siklus II (soal postest), guru
memberikan tes hasil belajar pada bahasan inflasi, jenis, penyebab,
dampak, dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju
inflasi. Setelah tes tersebut selesai guru membagikan angket
tentang peta konsep yang berisikan tentang tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan peta konsep selama
siklus kedua berlangsung dan juga mewawancarai beberapa orang
siswa setelah pertemuan ini berlangsung.
c. Tahap Observasi
Pelaksaan aktivitas kegiatan siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat dari hasil
observasi peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar,
antara lain:
1) Siswa terlihat sangat antusias pada proses pembelajaran dan siswa
terlihat berani dengan mengacungkan tangan maju ke depan kelas
45
dan menjelaskan peta konsep kepada teman-teman yang dibuat.
Siswa juga terlihat berani menjawab soal pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru dengan mengacungkan tangan sebelum
menjawab.
2) Pembagian waktu antara penjelasan materi dengan peta konsep,
pengerjaan tugas dan kesimpulan di dalam kelas sudah berjalan
optimal.
3) Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan teratur, tidak terdengar
lagi kericuhan di dalam kelas, karena semakin sering siswa
melaksanakan pembeajaran dengan menggunakan peta konsep.
Dan guru juga tegas dalam proses pembelajaran.
4) Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 6,55 pada
siklus I, menjadi 81,4 pada siklus II.
Selain observasi kegiatan, peneliti juga melakukan wawancara dengan
dengan beberapa orang siswa dan guru ekonomi kelas X. Salah satu dari
hasil wawancara tersebut, peneliti dengan beberapa orang siswa diperoleh
informasi dengan pertanyaan “apakah kamu menyukaipelajaran ekonomi
setelah saya menerpkan setrategi pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep, dan adakah manfaat belajar menggunkan peta konsep?”. Dari
pertanyaan tersebut siswa menjawab bahwa penggunaan peta konsep
dalam pembelajaran sangat bermanfaat dalam membantu pemahaman
mereka dalam pembelajaran ekonomi. Selain itu, pemberian tugas sebelum
pembahasan materi sangat membantu untuk mengikuti pelajaran di kelas.
Dan guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa peta konsep
telah dikenal sebelum penelitian dilaksanakan oleh peneliti. Peta konsep
biasanya digunakan untuk menjelaskan materi yang bersifat teori bukan
hitungan.
Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, menurutnya sangat
tepat digunakan untuk menjelaskan materi indeks harga dan inflasi sebab,
dalam materi tersebut hampir 80 % ialah teori dan 20 % ialah hitungan.
Mempelajari konsep inflasi dan indeks harga ini juga tidak lepas dari
46
motivasi siswa sendiri untuk belajar dan rasa ingin tahu terhadap materi
ini.
Pembelajaran dengan peta konsep menurutnya memiliki kelebihan dan
kekurangan yaitu; kelebihan dari peta konsep: (1) dengan menggunkan
peta konsep dalam proses pembelajaran membantu siswa lebih mudah
untuk memahami materi yang sedang dibahas dalam pembelajaran
ekonomi khususnya. (2) peta konsep dapat menunjukan cara berpikir siswa
dalam memahami suatu pelajaran. (3) dan peta konsep dapat merangsang
siswa untuk dapat berpikir aktif dan kreatif. (4) hasil latihan soal yang
dikerjakan banyak yang benar serta hasil belajar siswa yang diperoleh baik
selama proses pembelajaran dengan menggunkan peta konsep. Sedangkan
kekuranganya ialah: (1) peta konsep hanya memuat konsep-konsep yang
penting saja. (2) perlu adanya penjelasan lebih lanjut untuk bisa membaca
peta konsep dari awal hingga akhir pembuatan, tanpa hal tersebut akan
sulit untuk membaca peta konsep tersebut.
Berdasarkan hasil latihan soal yang dikerjakan oleh siswa banyak yang
benar serta hasil belajar yang mereka peroleh ialah baik. Dari siklus I yang
memperoleh rata-rata tes hasil belajar siswa ialah 65,5 menjadi 81,4 pada
siklus II selama pembelajaran menggunakan peta konsep. Terdapat
peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan peta konsep.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh bahwa
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang diterapkan baik
dalam proses pembelajaran di sekolah maupun yang telah dibuat oleh
siswa di rumah membantu mereka dalam memahami materi yang telah
diajarkan.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh
gambaran bahwa peta konsep telah efektif digunakan dalam proses
pembelajaran ekonomi pada konsep indeks harga dan inflasi, antara lain
yaitu:
47
1) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai batasan
indikator keberhasilan yang ditetapkan
2) Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus I, sudah terlihat adanya
penyempurnaan pada siklus II.
3) Peningkatan perhatian guru terhadap siswa dalam memahami
penggunaan peta konsep sudah terlihat dan siswa sudah mengerti
cara penggunaan peta konsep.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang diambil dengan
memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada setiap siklus, baik siklus I dan
siklus II yang akan dihitung dengan persentase dan rentang nilai, kemudian
dideskripsikan dalam bentuk kalimat oleh peneliti. Situasi belajar mengajar pada
saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat oleh peneliti dan diamati oleh guru pengamat ialah guru mata
pelajaran ekonomi kelas X. Sedangkan tanggapan siswa terhadap strategi
pembelajaran peta konsep yang digunakan diambil melalui lembar kuesioner.
Kuesioner diberikan kepada siswa dan diisi setelah berakhirnya pembelajaran
dengan menggunakan peta konsep pada setiap siklus yang telah dilaksanakan
untuk memperoleh tanggapan dari siswa terhadap penerapan penerapan
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep.
Selain itu, peneliti juga mewawancarai guru mata pelajaran ekonomi kelas X
setelah berakhirnya siklus I dan II, untuk mengetahui tanggapan dari guru
mengenai penerapan peta konsep yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. Selanjutnya, oleh peneliti data
yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif.
48
D. Analisis Data
1. Tes Hasil Belajar
a. Tes Hasil Belajar Siklus I
Nilai tes hasil belajar siklus I pada bahan kajian pengertian Indeks
harga dan jenis-jenis indeks harga (IHK, IHP, IHPB), serta hubungan
indeks harga dengan inflasi. Dilihat dari table berikut :
Tabel 2. Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus I
Dari tabel 2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada
siklus I adalah 65,5, hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa cukup
mencapai batas indikator hasil belajar. Di mana kategori nilai rata-rata
tersebut dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Konversi skor
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan80 - 100 8,0 - 10,0 A Baik Sekali66 - 79 6,6 - 7,9 B Baik56 - 65 5,6 - 6,5 C Cukup40 - 55 4,0 - 5,5 D Kurang30 - 39 3,0 - 3,9 E Gagal
Maka tabel distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar pada siklus I
adalah sebagai berikut :
Valid 30N
Missing 0
Mean 65.5
Median 66.7
Mode 66.7
Std. Deviation 2.35883E1
Minimum 11.1
Maximum 100
Sum 1966.7
49
Dari tabel 4 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai
berikut :
Gambar 3. Histogram Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
Dari histogram di atas (gambar 3), terlihat bahwa terdapat siswa yang
memperoleh nilai 66,7 sebanyak 5 siswa atau sebesar16,7 % dan 5 orang
siswa memperoleh nilai 77,8 atau sebesar 16,7%, dan 5 orang siswa
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar siklus I
Frequency PercentValid
PercentCumulative
Percent
11.1 1 3 3 3
22.2 1 3 3 6.7
33.3 2 6.7 6.7 13
44.4 4 13 13 26
55.5 4 13 13 40
66.7 5 16.7 16.7 56.7
77.8 5 16.7 16.7 73
88.9 5 16.7 16.7 90
100 3 10 10 100
Valid
Total 30 100 100
50
memperoleh nilai 88,9 atau sebesar 16,7%. Dan nilai tertinggi terletak 100
sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%, dan nilai terendah terletak antara 11,1
sebanyak 1 siswa atau sebesar 3%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian
siswa telah mencapai batasan indikator hasil belajar. Terdapat 18 siswa
(60,1%) sudah mencapai ketuntasan belajar. Sehingga pada siklus I masih
belum mencapai indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti
melanjutkan pada siklus II.
b. Tes Hasil Belajar Siklus II
Nilai tes hasil belajar pada siklus II pada bahan kajian
mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan
pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel 5 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada
siklus II adalah 81,4 hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa baik sekali
mencapai batas indikator hasil belajar. Dimana kategori nilai rata-rata
tersebut dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Konversi Skor
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 - 100 8,0 - 10,0 A Baik Sekali
66 - 79 6,6 - 7,9 B Baik
56 - 65 5,6 - 6,5 C Cukup
40 - 55 4,0 - 5,5 D Kurang
30 - 39 3,0 - 3,9 E Gagal
Tabel 5. Deskripsi Nilai Siswa
Pada Siklus I
Valid 30N
Missing 0
Mean 81.4815
Median 88.9
Mode 88.89a
Std. Deviation 1.89852E1
Minimum 33.3
Maximum 100
Sum 2444.4
51
Maka tabel distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar pada siklus II
adalah sebagai berikut :
Dari tabel 7 distribusi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 4 Histogram Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan tabel 7 dapat diperoleh informasi terdapat peningkatan
hasil belajar pada siklus II. Ada sebagian siswa (16,7%) berada antara
66,7, ada pula 9 siswa (30%) berada antara 88,9 dan 9 orang siswa (30%)
berada antara 100. nilai rata-rata pada siklus II memperoleh hasil yang
meningkat yaitu dari 65,5 menjadi 81,4. terjadinya peningkatan ketuntasan
belajar pada siklus II, hal ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan
pada siklus II. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar
siklus II
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
33.3 1 3 3 3
44.4 2 6.7 6.7 10
55.6 1 3 3 13
66.7 5 16.7 16.7 30
77.8 3 10 10 40
88.9 9 30 30 70
100 9 30 30 100
Valid
Total 30 100 100
52
c. Hasil belajar Ekonomi
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar
ekonomi siswa yang telah dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian
dengan pemberian soal tes kemampuan awal (pree test) dan tes
kemampuan akhir (post test) dari siswa dapat dilihat dengan menggunakan
N-Gain, data yang di peroleh sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Perhitungan Rata-rata Pre test Dan Post test
Siklus 1 Siklus 2
No SiswaPreetes
Posttes
n-gainKarak-teristik
Preetes
Posttes
N-gainKarak-teristik
1 A1 33.3 55.556 0.3333 sedang 33.333 77.78 0.6667 Sedang
2 A2 22.2 55.556 0.4286 sedang 44.444 88.89 0.8 Tinggi
3 A3 55.6 100 1 tinggi 44.444 100 1 Tinggi
4 A4 22.2 44.444 0.2857 rendah 11.111 77.78 0.75 Tinggi
5 A5 22.2 22.222 0 rendah 22.222 100 1 Tinggi
6 A6 11.1 66.667 0.625 sedang 44.444 100 1 Tinggi
7 A7 44.4 88.889 0.8 tinggi 55.556 100 1 Tinggi
8 A8 55.6 77.778 0.5 sedang 66.667 77.78 0.3333 Sedang
9 A9 55.6 66.667 0.25 rendah 77.778 100 1 Tinggi
10 A10 11.1 33.333 0.25 rendah 11.111 33.33 0.25 Rendah
11 A11 22.2 88.889 0.8571 tinggi 22.222 88.89 0.8571 Tinggi
12 A12 44.4 100 1 tinggi 22.222 66.67 0.5714 Sedang
13 A13 77.8 100 1 tinggi 44.444 66.67 0.4 Sedang
14 A14 22.2 55.556 0.4286 sedang 55.556 100 1 Tinggi
15 A15 11.1 11.111 0 rendah 55.556 66.67 0.25 Rendah
16 A16 22.2 55.556 0.4286 sedang 66.667 88.89 0.6667 Sedang
17 A17 44.4 88.889 0.8 tinggi 22.222 55.56 0.4286 Sedang
18 A18 44.4 77.778 0.6 sedang 22.222 88.89 0.8571 Tinggi
19 A19 66.7 77.778 0.3333 sedang 22.222 66.67 0.5714 Sedang
20 A20 33.3 44.444 0.1667 rendah 33.333 88.89 0.8333 Tinggi
21 A21 11.1 44.444 0.375 sedang 11.111 66.67 0.625 sedang
22 A22 66.7 66.667 0 rendah 33.333 100 1 Tinggi
23 A23 33.3 66.667 0.5 sedang 55.556 100 1 Tinggi
24 A24 22.2 66.667 0.5714 sedang 77.778 88.89 0.5 sedang
25 A25 55.6 88.889 0.75 tinggi 55.556 88.89 0.75 Tinggi
26 A26 66.7 77.778 0.3333 sedang 33.333 44.44 0.1667 rendah
27 A27 33.3 77.778 0.6667 sedang 66.667 88.89 0.6667 sedang
28 A28 44.4 88.889 0.8 tinggi 77.778 100 1 Tinggi
53
29 A29 22.2 33.333 0.1429 rendah 55.556 88.89 0.75 Tinggi
30 A30 22.2 44.444 0.2857 rendah 22.222 44.44 0.2857 rendah
Jumlah 1099.7 1966.7 14.5119 1266.7 2444 20.98Rata-rata 36.657 65.556 0.48373 sedang 42.222 81.48
20.6993 sedang
mendekatitinggi
Dari data di atas, dapat diinterpretasikan bahwa, nilai rata-rata tes awal
(pre test) siswa pada siklus I ialah 36,65 dan tes akhir (post test) siswa
pada siklus I ialah 65,55. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan hasil
belajar, antara nilai post test dan pre test pada siklus I. Sedangkan nilai
rata-rata tes awal (pre tes) siswa pada siklus II ialah 42,22 dan tes akhir
(post tes) siswa ialah 81,48. dari data di atas dapat dikatakan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari data tersebut (siklus I
dan siklus II) menunjukan bahwa hasil belajar kognitif siswa menunjukan
hal yang positif pada hasil pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep dan mengalami perubahan yang signifikan antara nilai pos ttest dan
nilai pre test.
Dan nilai rata-rata N-Gain pada siklus I ialah 0.48 (termasuk dalam
kategori sedang), sedangkan rata-rata N-Gain pada siklus II ialah 0,69
(termasuk dalam kategori sedang mendekati tinggi). Dari data diatas
menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus II dan
tarap pemahaman yang lebih baik dari pada siklus I.
E. Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan data-data yang terdapat pada analisis data, maka dapat
diinterpretasikan, bahwa pemanfaatan peta konsep (concept mapping) pada
bahasan indeks harga dan inflasi dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa adanya kemajuan siswa dalam
memahami materi ekonomi tersebut, untuk lebih mendukung data yang terdapat di
atas, maka peneliti memberikan kuesioner pada siswa untuk mengetahui
tanggapan dan kritik siswa atas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
54
guru dengan menerapkan peta konsep. Data tersebut dapat dilihat dalam grafik
tersebut.
Gambar 5 Grafik Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
Peta Konsep pada Siklus I
PERSENTASE ANGKET SIKLUS 1
0
20
40
60
80
100
120
S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS TS S TS S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERSENTASE
Dari grafik di atas, dapat dideskripsikan bahwa : pada pernyataan (1) terdapat
70% siswa menjawab setuju menggunakan peta konsep untuk memahami materi
yang diajarkan. Pernyataan (2) terdapat 80% siswa yang menyatakan tidak setuju,
penggunaan peta konsep mempersulit dalam memahami materi yang diajarkan
guru. Pernyataan (3) 60% siswa menjawab setuju, mengerti penggunaan peta
konsep. Pernyataan (4) 90% siswa setuju, bahwa peta konsep hanya memuat
konsep yang penting saja. Pernyataan (5) 100% siswa setuju, penggunaan peta
konsep dapat membantu memahami belajar ekonomi dan merasakan manfaat dari
peta konsep dalam pembelajaran ekonomi. Pernyataan (6) 50% siswa setuju
memilih menggunakan peta konsep pada saat belajar dibandingkan dengan cara
biasa (konvensional). Pernyataan (7) 70% siswa menyatakan setuju apabila lupa
dengan materi pelajaran mereka membuka lagi atau membaca lagi peta konsep.
Pernyataan (8) siswa setuju (70%) jika mereka lupa dengan materi yang telah di
ajarkan, mereka membaca contoh soal. Pernyataan (9) 70% siswa yang
55
menyatakan setuju mengerti susunan dalam peta konsep yang telah di buat dalam
pembelajaran. Pernyataan (10) 73% siswa setuju siswa memahami pelajaran yang
telah di ajarkan oleh guru.
Gambar 6 grafik Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
Peta Konsep pada Siklus II
PERSENTASE ANGKET SIKLUS 2
0
20
40
60
80
100
120
S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS TS S TS S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PERSENTASE
Berdasarkan grafik di atas, kuesioner yang dibagikan kepada siswa pada siklus
II terhadap pembelajaran menggunakan peta konsep. Pernyataan (1) terdapat
83,3% siswa setuju membuat peta konsep sendiri. Pernyataan (2) 90% siswa
setuju tidak mengalami masalah dalam pembuatan peta konsep dalam memahami
materi pelajaran. Pernyataan (3) siswa tidak setuju (80%) penggunaan peta konsep
mempersulit dalam memahami materi yang diajarkan guru. Pernyataa (4) 96,6%
siswa setuju mengerti penggunaan peta konsep. Pernyataan (5) siswa tidak setuju
(93,3%) mereka belajar terlebih dahulu untuk membuat peta konsep. Pernyataan
(6) 50% siswa setuju membuat peta konsep membuat mereka siap dalam belajar
ekonomi. Pernyataan (7) 100% siswa setuju lebih memilih belajar mengunakan
peta konsep di bandingkan belajar dengan cara biasa. Pernyataan (8) 53,3% siswa
tidak setuju mendapat manfaat menggunakan peta konsep pada saat belajar
56
ekonomi. Pernyataan (9) 83,3% siswa setuju apabila lupa terhadap materi siswa
membaca kembali peta konsep. Pernyataan (10) 80% siswa setuju mengerti
pelajaran yang di berikan oleh guru, dan setuju pemberian tugas peta konsep dan
penerapan peta konsep dalam pembelajaran di sekolah karena dapat
mempermudah dalam memahami pelajaran ekonomi yang akan dipelajari.
F. Pembahasan Temuan Penelitian
Dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan dan berdasarkan deskripsi data
yang telah dipaparkan di atas diperoleh hasil temuan peneliti, temuan peneliti
pada siklus pertama menunjukan rata-rata nilai kelas ialah 65,5 dan masih terdapat
beberapa siswa yang memperoleh nilai yang kurang dari 60,0 berarti belum
mencapai indikator ketuntasan dalam belajar
Hasil yang di atas tidak lepas dari pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas. Peneliti menggunakan peta konsep dalam pembelajaran, pada siklus
pertama masih banyak siswa yang tidak mengerti bagaimana cara penggunaan
peta konsep. Setelah direfleksi hal ini menjadi motivasi bagi peneliti untuk lebih
menekankan penugasan dan menjelaskan tentang penggunaan dan maksud dari
peta konsep tersebut.
Hasil temuan peneliti pada siklus kedua rata-rata hasil belajar siswa
mengalami peningkatan yang signifikan ialah menjadi 81,4 walupun masih
terdapat 4 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah 60,0. Nilai rata-rata kelas
pada siklus II sudah mencapai indikator hasil belajar yang telah di tetapkan.
Keberhasilan penelitian pada siklus kedua ini tidak lepas dari peran guru
dalam proses pembelajaran dan siswa yang makin aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan peta konsep. Siklus kedua mengalami
perubahan dengan diberikan tugas peta konsep di rumah dengan materi yang akan
di pelajari sebelum pelaksanaan dalam pembelajaran dan guru memberikan
penekanan agar siswa mempresentasikan di depan kelas. Ternyata peta konsep
sangat membantu mereka dalam memahami materi yang akan dipelajari.
Dalam kuesioner pada tindakan siklus kedua memperoleh tanggapan yang
sangat baik, di mana siswa mengalami peningkatan dalam memahami dalam
57
penggunaan peta konsep (90%) dan para siswa juga memberikan tanggapan yang
positif terhadap cara penggunaan peta konsep (96,6%). Dan juga berdasarkan
kuesioner hampir dari seluruh siswa memahami materi ekonomi yang telah
diajarkan dengan menggunakan peta konsep (80%).
Berdasarkan hal tersebut dari temuan penelitian, peneliti mengungkapkan
bahwa nilai rata-rata tes hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat pada siklus
pertama ialah 65,5 menjadi 81,4 pada siklus kedua. Meningkatnya rata-rata tes
hasil belajar dikarenakan oleh peta konsep yang dikerjakan dengan penegasan di
sekolah bersama-sama berbeda dengan penugasan peta konsep di rumah yang
hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Ternyata pemberian tugas peta konsep di
rumah membuat siswa menjadi lebih siap untuk belajar dan aktif di kelas. Hal ini
karena sebelum membuat peta konsep siswa diharuskan membaca dan mencari
materi pelajaran yang akan di bahas sehingga membantu mereka dalam
memahami pelajaran ekonomi saat proses belajar mengajar berlangsung.
Penggunaan peta konsep dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pemberian
tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II merupakan tolok ukur untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa dapat memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Pemahaman siswa ialah kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal yang dipelajari. Pemahaman dalam tingkatan Bloom berarti
pada tingkatan kedua. Menurut (Kadir, 2005), tahap pemahaman ini meliputi:
pemahaman konsep, pemahaman prinsip aturan dan generalisasi, pemahaman
terhadap struktur, kemampuan untuk membuat transpormasi, kemampuan untuk
mengikuti pola berpikir dan kemampuan untuk membaca dan menginterpretasi
data.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan
pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan peta
konsep pada konsep indeks harga dan inflasi dapat meningkatkan pemahaman
siswa dapat dilihat dari :
1. Telah tercapainya batasan indikator keberhasilan tes hasil belajar untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada siklus kedua. Hal tersebut dari tes
hasil belajar yang telah diberikan.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar ekonomik dengan menggunakan peta
konsep pada siklus pertama terhadap siklus kedua. Hal ini ditunjukan dari
nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus pertama sebesar 65,5 naik
menjadi 81,4 pada siklus kedua.
3. penerapan peta konsep dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dapat
dilihat dari tercapainya indikator penelitian dan ketuntasan belajar siswa.
Serta peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama 65,5 naik menjadi
81,4 pada siklus kedua.
4. Interaksi proses pembelajaran di kelas meningkat dari siklus pertama ke
siklus kedua. Ini ditunjukan dengan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Pemberian tugas peta konsep sebelum proses pembelajaran
59
berlangsung, disinyalir merupakan rangsangan yang dapat menumbuhkan
kesiapan dan kreatifitas siswa dalam belajar.
5. Waktu pembelajaran semakin efektif dan optimal dari siklus pertama ke
siklus kedua. Hal ini dilihat dari kegiatan proses belajar mengajar yang
tiap siklus adanya perbaikan pada proses kegiatan belajar mengajar yang
sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran hingga berjalan dengan
baik dan kondusif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat disarankan:
1. Pihak sekolah hendaknya memperhatikan kreatifitas guru untuk
memancing siswa agar lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan peta konsep dapat dijadikan alat pembelajaran yang dapat
menunjang proses pembelajaran di dalam kelas.
2. Guru bidang studi ekonomi hendaknya terus mengembangkan peta konsep
ini dalam kegiatan pembelajaran untuk lebih meningkatkan pemahaman
siswa pada konsep-konsep ekonomi lainnya dan guru lebih teliti dalam
membimbing dan mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan di dalam kelas.
3. Siswa hendaknya dapat mengembangkan peta konsep yang telah dibuat
sebelumnya dengan mencari sumber yang lain yang berkaitan dengan peta
konsep sehingga siswa mengetahui tentang peta konsep yang benar dan
ditingkatkan pada konsep bahasan lainnya dalam pelajaran ekonomi yang
akan dipelajari.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan peta konsep
pada konsep-konsep ekonomi lainnya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik PetaKonsep”, Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI UniversitasSriwijaya, Tahun 2002No. 2, Maret 2002
Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic ChemicalReaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005.
Buzan, Tony, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2009.
Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: PT. Erlangga, 1996.
DePorter, Bobbi, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning diRuang-ruang Kelas, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007, cet, XIX.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Djamarah, Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2006, Cet ke-3.
Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep UntukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Jakarta : UIN Syarif HidayatullahJakarta, 2009.
Jufri, Wahab, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk MeningkatkanMotivasi Dan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, DalamLaporan Penelitian Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UniversitasMataram
Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi BelajarMatematika Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, Http// Jurnal PendidikanDan Kebudayaan,com/peta konsep. Blogspot.
Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains DanMatematika”, Dalam Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No.50, Tahun Ke-10 November 2004
L. J Moleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,2005.
Mardiningsih, Lilik,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep SuatuUpaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Fisika”,DalamPelangi Pendidikan, Jakarta, 2001
61
Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004, dalamhttp://www.geocities.com/norizan /strategi.htm.
Nur, Mohammad, Strategi-strategi Belajar, Surabaya: UNESA- University Press,2000.
Pannen, Paulina, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta; Pusat AntarUniversitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas IntruksionalDirektoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,2001.
Pasaribu, Abidin, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika MelaluiTeknik Peta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP UniversitasSriwijaya, Palembang, Tahun 22 No. 1, September 2002 .
Plotnic, Eric “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding TheRelationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concepthtml. 12 Oktober 2010.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikroekonomi Dan Makro Ekonomi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009.
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung; PTRemaja Rosda Karya, 2001, cet. Ke-1.
Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep KimiaKarbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 042.Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351.
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosda Karya,Bandung: 2009.
Sholahuddin, Arif, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran SenyawaKarbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 039,Tahun ke-8 November 2002,
Situmorang, Maniahar dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam PetaKonsep Dalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah MenengahUmum”, Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT Raja GrafindoPersada, 2000.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, cetke-2.
62
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom ActionResearch). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,Secondary School Teacher Development Projek, 1999.
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta : PTSinar Grafika, 2005, cet ke-1.
Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Sains”Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa, Uin SyarifHidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007,
Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September2010
Yasin, Burhanuddin, Penelitian Tindakan Kelas, Pendekatan Efektif-PerbaiakanMutu Pembelajaran Dan Prestasi Siswa. Dinas Pendidikan Nangroe AcehDarussalam. Pengolahan Pelatihan Guru SD, SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1.(Malang: Penerbit Unversitas Negeri Malang, 2002.
Zaini, Hisyam, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan Kalijaga,2004),
63
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA : MAN 1 TarumajayaMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : X/IStandar kompetensi : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB),
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),Pendapatan Nasional Bruto (PNB), danPendapatan Nasional (PN).
Kompetensi Dasar : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi
Indikator : Mendeskripsikan pengertian indeks harga dan indeksharga konsumen.Menghubungkan indeks harga dengan inflasi.Mendeskripsikan pengertian inflasi
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
A. Tujuan Pelajaran1. Mendeskripsikan pengertian indeks harga dan indeks harga konsumen.2. Menghubungkan indeks harga dengan inflasi.3. Mendeskripsikan pengertian inflasi
B. Materi Pelajaran1. Pengertian dan hubungan indeks harga dan inflasi2. Penyebab, dampak, dan cara mengatasi inflasi
C. Metode1. Tanya jawab2. Diskusi3. Ceramah variatif
D. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranTahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa
Kegiatan Awal • Guru mengucapkansalam, mengabsenkehadiran sisiwadan memeriksakebersihan kelas,membuka pelajarandengan bedoa danmembacabassmalah.
• Guru memberikanpenjelasan tentangpeta konsep danmemberikanpertanyaan tentangindeks harga daninflasi untukmengetahui
• Siswa menjawabsalam danmengucap hadirpada saat dipanggil, berdoa danmembaca basmalah
• Siswamendengarkanpenjelasan gurudengan baik danmenjawabpertanyaan dariguru.
64
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir
pengetahuan awalsiswa terkaitdengan materiindeks harga daninflasi.
• Guru menjelaskanlebih mendalamdan intensif tentangpengertian indeksharga dan inflasiGuru memberiakanmateri indeks hargadan inflasi denganmenggunakanstrategi peta konsep
• Siswadiperbolehkanbertanya tentangmateri yang sudahdijelaskna olehguru apabila kurangmengerti atau tidakfaham
• Guru meyakinkanbetul-betul bahwasiswa benar-benarmengerti materiyang telahdijelaskan olehguru
• Guru memberikancontoh soal yangberkaitan denganmateri yang telahdijelaskan olehguru
• Guru mengevaluasicontoh soal yang dikerjakan oleh siswa
• Guru memberikantugas pembuatanpeta konsep terekaitdengan materiselanjutnya
• Guru menutuppelajaran dengan
• Siswa mendenarkanpenjelasan dari gurumengenaipengertian indeksharga dan inflasi.
• Siswamemperhatikan danbertanya apabilabelum mengertimateri yang telahdijelaskan oleh guru
• Siswa membacakembali materiyang penting didalam LKS
• Siswa mengerjakancontoh soal tersebut
• Siswamendengarkanpenjelasan dar guru
• Siswa mencatattugas yangdiberikan oleh guru
• Siswa membacahamdalah
65
pembacaanhamdallah
E. Sumber dan media pembelajaranSumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi
Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi;pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta:Ganecca Exact, 2007)Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X.(Jakarta: Esis, 2007)LKSInternet
Media : white board dan spidol.
F. PenilaianTes Kemampuan
Mengetahui Bekasi, 23 Februari 2011Guru Mata pelajaran Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d Yudi Syarif
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA : MAN 1 TarumajayaMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : X/IStandar kompetensi : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB),
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),Pendapatan Nasional Bruto (PNB), danPendapatan Nasional (PN).
Kompetensi Dasar : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasiIndikator : Menghubungkan indeks harga dengan inflasi.Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
G. Tujuan Pelajaran1. Menghubungkan indeks harga dengan inflasi
H. Materi Pelajaran1. Pengertian dan hubungan indeks harga dan inflasi
I. Metode1. Tanya jawab2. Diskusi3. Ceramah variatif4. mapping concept
J. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranTahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
• Guru mengucapkan salam,mengabsen kehadiran sisiwadan memeriksa kebersihankelas, membuka pelajarandengan bedoa dan membacabassmalah.
• Apersepsi : gurumenenyakan hubungnanindeks harga dan inflasi
• Motivasi hubungan indeksharga dan inflasi sangat eratsebagai indikatorperhitungan laju inflasi.
• Guru menanyakan tugaspeta konsep yang di buatdirumah oleh siswa.
• Guru menjelaskan materihubungan antar indeks hargadan inflasi.
• Guru memberikankesempatan kepada siswauntuk bertanya, terkait
• Siswa menjawab salamdan mengucap hadirpada saat di panggil,berdoa dan membacabasmalah
• Siwa mendengarkanpenjelasan dari guru.
• Siswa mengumpulkantugas pekerjaan rumahyang telah dikerjakan.
• Siswa memperhatikandan bertanya apabilabelum mengerti materiyang telah dijelaskanoleh guru
• Siswa bertanya kepada
67
Kegiatan Akhir
materi yang telah dijelaskanoleh guru
• Guru meyakinkan betul-betul bahwa siswa benar-benar mengerti materi yangtelah dijelaskan oleh guru
• Guru memberikan contohsoal yang berkaitan denganmateri yang telah dijelaskanoleh guru
• Guru mengevaluasi contohsoal yang di kerjakan olehsiswa
• Guru memberikan tugaspembuatan peta konsepterekait dengan materiselanjutnya
• Guru menutup pelajarandengan pembacaanhamdallah
guru
• Siswa membacakembali materi yangpenting di dalam LKS
• Siswa mengerjakancontoh soal tersebut
• Siswa mendengarkanpenjelasan dar guru
• Siswa mencatat tugasyang diberikan olehguru
• Siswa membacahamdalah
K. Sumber dan media pembelajaranSumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi
Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi;pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta:Ganecca Exact, 2007)Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X.(Jakarta: Esis, 2007)LKSInternet
Media : white board dan spidol.
L. PenilaianTes Kemampuan
Mengetahui Bekasi, 25 Februari 2011Guru Mata pelajaran Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d Yudi Syarif
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA : MAN 1 TarumajayaMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : X/IStandar kompetensi : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB),
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),Pendapatan Nasional Bruto (PNB), danPendapatan Nasional (PN).
Kompetensi Dasar : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasiIndikator : Mendeskripsikan pengertian inflasiAlokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
M. Tujuan Pelajaran1. Mendeskripsikan pengertian dan jenis-jenis inflasi.
N. Materi Pelajaran1. Mendeskripsikan pengertian dan jenis-jenis inflasi.
O. Metode1. Tanya jawab2. Diskusi3. Ceramah variatif4. mapping concept
P. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranTahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
• Guru mengucapkan salam,mengabsen kehadiransisiwa dan memeriksakebersihan kelas,membuka pelajarandengan bedoa danmembaca bassmalah.
• Apersepsi siswa ditanyaapa pengertian inflasi danjenis-jenis inflasi
• Motivasi: jenis-jenisinflasi untuk mengetahuitingkatan inflasi danmengetahui penyebabinflasi
• Guru menjelaskan lebihmendalam dan intensiftentang jenis-jenis inflasiGuru memberikan materidengan menggunakanstrategi peta konsep
• Siswa diperbolehkanbertanya tentang materi
• Siswa menjawab salamdan mengucap hadirpada saat di panggil,berdoa dan membacabasmalah
• Siwa menjawabpertanyaan guru.
• Siswa mendengarkanpenjelasan dari guru
• Siswa mendenarkanpenjelasan dari gurumengenai pengertianindeks harga dan inflasi.
• Siswa memperhatikandan bertanya apabila
69
Kegiatan Akhir
yang sudah dijelaskna olehguru apabila kurangmengerti atau tidak faham
• Guru meyakinkan betul-betul bahwa siswa benar-benar mengerti materiyang telah dijelaskan olehguru
• Guru memberikan tugasuntuk mengerjakan LKS
• Guru mengevaluasi contohsoal yang di kerjakan olehsiswa
• Guru memberikan tugaspembuatan peta konsepdengan materi jenis,penyebab, dan dampakinflasi
• Guru menutup pelajarandengan pembacaanhamdallah
belum mengerti materiyang telah dijelaskanoleh guru
• Siswa membacakembali materi yangpenting di dalam LKS
• Siswa mengerjakanLKS
• Siswa mendengarkanpenjelasan dar guru
• Siswa mencatat tugasyang diberikan olehguru
• Siswa membacahamdalah
Q. Sumber dan media pembelajaranSumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi
Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi;pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta:Ganecca Exact, 2007)Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X.(Jakarta: Esis, 2007)LKSInternet
Media : white board dan spidol.
R. PenilaianTes Kemampuan
Mengetahui Bekasi, 9 Maret 2011Guru Mata pelajaran Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d Yudi Syarif
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SMA/MA : MAN 1 TarumajayaMata Pelajaran : EkonomiKelas/Semester : X/IStandar kompetensi : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB),
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),Pendapatan Nasional Bruto (PNB), danPendapatan Nasional (PN).
Kompetensi Dasar : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasiIndikator : Mendeskripsikan pengertian inflasiAlokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
S. Tujuan Pelajaran1. Mengidentifikasi penyebab, dampak, dan cara-cara mengatasi inflasi2. Menghitung angka inflasi
T. Materi Pelajaran1. Mengidentifikasi penyebab, dampak, dan cara-cara mengatasi inflasi.2. Menghitung angka inflasi.
U. Metode1. Tanya jawab2. Diskusi3. Ceramah variatif4. mapping concept
V. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranTahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
• Guru mengucapkan salam,mengabsen kehadiransisiwa dan memeriksakebersihan kelas,membuka pelajarandengan bedoa danmembaca bassmalah.
• Apersepsi :penyebabdampak dan caramengatasi inflasi. Danmenghitung inflasi
• Motivasi : penghitunganlaju inflasi dapatmengetahui laju inflasisuatu negara
• Guru menanyakan tugaspembuatan peta konsep
• Guru memeriksa pekerjaanrumah siswa danmemerintahkan kepadasiswa untuk
• Siswa menjawab salamdan mengucap hadirpada saat di panggil,berdoa dan membacabasmalah
• Siswa mendengarkanpenjelasan guru denganbaik.
• Siswa mendengarkanpenjesan dari guru.
• Siswa mengumpulkantugas yang dikerjakandidepan rumah
• Siswamempresentasikanpekerjaan rumahmereka didepan kelas,
71
Kegiatan Akhir
mempresentasikan tugasmereka di depan kelas
• Gurur memberikanpenjelasan lanjut tentangapa yang telah dijelaskanoleh siswa
• Guru memberikanpenjelasan tentangperhitungan laju inflasi
• Guru memberikan contohsoal dan kuis
• Guru mengevaluasi contohsoal yang di kerjakan olehsiswa
• Guru menutup pelajarandengan pembacaanhamdallah
dan siswa yang lainmemperhatikan.
• Siswa siswamendengarkanpenjelasan dari guru
• Siswa mendengarkanpenjelasan guru
• Siswa mengerjakancontoh soal danmenjawab kuis yangdiberikan oleh guru
• Siswa mengerjakancontoh soal tersebut
• Siswa membacahamdalah
W. Sumber dan media pembelajaranSumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi
Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi;pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta:Ganecca Exact, 2007)Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X.(Jakarta: Esis, 2007)LKSInternet
Media : white board dan spidol.
X. PenilaianTes Kemampuan
Mengetahui Bekasi, 11 Maret 2011Guru Mata pelajaran Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d Yudi Syarif
72
Lampiran 2
TES HASIL BELAJAR SIKLUS 1Berilah Tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar
1. Inflasi adalah…..a. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga barang
industri naikb. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga bahan
kebutuhan pokok sehari-hari cenderung naikc. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga naik
sesaat, tetapi dalam waktu singkat turun kambalid. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga naik
secara umume. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga bahan
industri naik2. Inflasi sedang ialah berkisar…
a. Di atas 100%b. 10 %. s. d 30%c. 10% . s. d 20%d. 5%. s. d. 15%e. Di atas 120%
3. Pertambahan jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan inflasi. Iniadalah teori….
a. strukturalb. Keynesianc. Probabilitasd. Kuantitase. kesempatan
4. Pihak yang paling dirugikan dengan adanya inflasi ialah…a. pedagang barang kelontongb. produsen barang konsumsic. orang yang mempunyai gaji tetapd. eksportir barang modale. importer bahan dasar
5. Inflasi yang terjadi karena kenaikan barang produksi disebut…a. open inflationb. closed inflationc. spiral inflationd. demand-pull inflatione. cost-push inflation
6. Kondisi dimana terjadi kemerosotan nilai mata uang karena banyaknyauang yang beredar sehinnga menyebabkan kenaikan harga disebut….
a. harga pokokb. pendapatanc. inflasi
73
d. biaya produksie. kurs mata uang
7. Inflasi terjadi karena ketidak seimbangan antara…a. produksi dan uang beredarb. produksi dan upahc. kecepatan produksi dan predaraan uangd. jumlah barang yang diperdagangkan dan harga pasare. tingkatan harga dan jumlah uang beredar
8. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan meningkatkan hargabarang lain. Contoh ini menunjukan terjadinya inflasi karena…
a. open inflationb. closed inflationc. spiral inflationd. demand-pull inflatione. cost-push inflation
9. Tingkat persentase kenaikan harga dalam beberapa indeks harga dari satuperiode ke periode lainnya disebut…
a. indeks hargab. tingkatan hargac. inflasi ringand. laju inflasie. inflasi sedang
10. Perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan hargarata-rata pada tahun dasar ialah….
a. indeks hargab. tingkatan hargac. inflasi ringand. laju inflasie. inflasi sedang
11. Di bawah ini yang merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahuntuk mengendalikan inflasi, kecuali…
a. kebijakan moneterb. kebijkan fisikalc. peningkatan produksid. penetapan harga maksimume. mepermudah kredit kepada masyarakat
12. Penghitungan indeks harga dengan menggunakan data harga barang-barang yang diperdagangkan dalam eceran untuk di konsumsi sendiridisebut….
a. indeks harga produsenb. indeks harga konsumenc. indeks harga perdagangan besard. indeks harga ekspore. indeks harga impor
74
13. Karena bahan bakunya import dari negara Jerman, bila Negara Jermanmengalami inflasi maka Indonesia juga mengalami inflasi. Inflasidemikian yang menurut sumbernya ialah….
a. open inflationb. closed inflationc. Imported inflationd. demand-pull inflatione. cost-push inflation
14. Perhatikan tabel di bawah ini!Tahun Indeks Harga Konsumen (IHK)2005200620072008
98,78107,27104,56113,48
a. 9.63%b. 9,12%c. 8,92%d. 8,75%e. 8,53%
15. Pendapatan masyarakat bertambah karena panen raya maka harga barangmenjadi naik, menurut penyebabnya termasuk inflasi…
a. Domestic inflationb. closed inflationc. spiral inflationd. demand-pull inflatione. cost-push inflation
75
TES HASIL BELAJAR SIKLUS IIBerilah Tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar
16. Dampak inflasi dapat menyebabkan minat masyarakat untuk…..a. minat bertambah untuk menabungb. minat sedang-sedang saja untuk menabungc. minat berkurang untuk menabungd. minat untuk mendepositokan uang di bank bertambahe. jawaban A. dan B yang benar
17. Inflasi yang disebabkan oleh tarikan permintaan dan desakan biayaproduksi di sebut dengan inflasi…..
a. infllasi rendahb. inflasi tinggic. inflasi campurand. inflasi dalam negrie. inflasi luar negri
18. Di bawah ini yang merupakan rumus penghitungan laju inflasi ialah……
a. %100xP
P
o
n
∑∑=
b. %1001
1 xIHK
IHKIHK
t
tt
−
−−=
c. %100).(
).(x
QP
QP
no
nn
∑∑
=
d. %100).(
).(x
QP
QP
oo
on
∑∑
=
e. = C + I + G + (X – M)19. Diketahui indeks harga pada tahun 2005 ialah 5000 dan pada tahun 2006
ialah 8000 hitunglah laju inflasi pada tahun 2006….a. 5 %b. 6 %c. 10%d. 9%e. 7%
20. Inflasi menghambat ekspor karena…a. bunga untuk kredit ekspor meningkatb. ekspor mengahadapi lebih banyak pesaingc. harga barang ekspor menjadi lebih murahd. ekspor memerlukan banyak biayae. harga barang ekspor menjadi lebih mahal
21. Apabila tingkat inflasi di Indonesia adalah sebesar 7%, maka berdasarkantingkat keparahannya inflasi ini tergolong ke dalam kategori…
a. inflasi ringanb. inflasi sedang
76
c. inflasi beratd. hyferinflatione. inflasi normal
22. Yang merupakan penyebab dari inflasi yang berasal dari luar negeriadalah…
a. musim kemarau berkapanjangan yang mengakibatkan sebagianbesar panen gagal
b. ditemukannya tambang minyak baruc. inflasi karena inflasi dari luar negerid. pemerintah memberlakukan anggaran deficite. adanya banjir dan gempa
23. Kenaikan biaya produksi dapat mengakibatkan inflasi karena…a. permintaan barang dan jasa yang semakin menguatb. untuk memasuki pasar, kapasitas produksi harus di tingkatkanc. panawaran barang berkurangd. arus barang dari produsen ke konsumen menjadi melambate. banyaknya sumberdaya produksi yang menganggur
24. Sebagai salah satu pedoman untuk menentukan kebijakan yang akandatang, terutama dibidang pembangunan ekonomi ialah suatu manfaat dariperhitungan…
a. pendapatan perkapitab. indeks hargac. inflasid. PDRBe. PDB
25. Perhitungan indeks harga yang dilakukan dengan melakukan perhitungandengan harga barang yang di konsumsi oleh konsumen secara eceranuntuk di konsumsi sendiri atau untuk di jual kembali merupakanpengertian dari….
a. indeks harga produsenb. indeks harga konsumenc. indeks harga pedagang besard. indeks harga lapeyerse. indeks harga parsche
26. Salah satu intrumens dalam mengatasi inflasi ialah kebijakan fiskal.Dibawah ini yang termasuk kebijakan fiskal ialah….
a. Penetapan persediaan kursb. Penetapan diskontoc. Kebijakan operasi pasar terbukad. Menaikan pajake. Mengurangi peredaran uang dimasyarakat
27. Pada keadaan inflasi negara mengalami pendapatan devisa yang berkurangatau menurun, hal ini disebabkan kerena….
a. daya saing ekspor menurun karena harga barang yang di ekpor naikb. karena minat menabung masyarakat yang tinggic. kenaikan pendapatan masyarakat
77
d. penurunan nilai mata uang Indonesiae. kenaikan kalkulasi harga pokok
28. Berdasarkan cakupannya inflasi atau kenaikan harga yang terjadi secaraumumdan hanya terjadi pada barang-barang tertentu saja di sebut..
a. inflasi terbukab. inflasi tertutupc. inflasi yang tidak terkendalid. inflasi sedange. inflasi tinggi
29. Salah satu instrumen untuk menanggulangi inflasi ialah kebijakan fisikal.Dibawah ini yang termasuk kebijakan fisikalialah…
a. penghematan pengeluaran pemerintahb. kebijakan diskontoc. kebijakan penetapan persediaan kasd. kebijakan operasi pasar terbukae. kebijakan menaikansuku bunga
30. Dibawah ini adalh golongan yang paling dirugikan pada saat terjasinyainflasi ialah…
a. pedangang,petani, spekulanb. peminjam atau debitorc. pemegang sahamd. pemilik harta berupa harta tetap (tanh, rumah,kendaraan)e. orang yang berpenghasilan tetap.
78
Kunci Jawaban Siklus I1. c2. c3. b4. c5. a6. a7. c8. b9. c10. b11. b12. a13. b14. a15. e
79
Kunci Jawaban Siklus II1. d2. b3. d4. c5. d6. c7. e8. e9. a10. a11. c12. b13. c14. c15. a
80
UJI VALIDITAS TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
NO BUTIR SOALNO SISWA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 A1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 102 A2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 123 A3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 134 A4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 105 A5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 146 A6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 147 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 158 A8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 129 A9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
10 A10 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 811 A11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1412 A12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1213 A13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1114 A14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1515 A15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1016 A16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1317 A17 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 918 A18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1419 A19 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1020 A20 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1321 A21 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11
22 A22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1423 A23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
24 A24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1325 A25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1226 A26 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 927 A27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1428 A28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1529 A29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1330 A30 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 8
Jumlah 24 21 22 25 26 28 25 28 27 25 24 24 24 29 15 367Jumlah Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.369*.045
30
.312
.09430
.279
.13530
.091
.63230
.366*.047
30
.281
.13330
.554**.001
30
.470**.009
30
.246
.19030
.681**.000
30
.330
.07530
.369*.045
30
.447*.013
30
.370*.044
30
.612**.000
30
1
30
81
Sta
tus
vali
d
inva
lid
inva
lid
inva
lid
vali
d
inva
lid
vali
d
vali
d
inva
lid
vali
d
inva
lid
vali
d
vali
d
vali
d
vali
d
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
82
UJI VALIDITAS TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
NO BUTIR SOALNO SISWA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 A1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 A2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 03 A3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 A4 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 15 A5 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 06 A6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 07 A7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 18 A8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 A9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
10 A10 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 011 A11 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 112 A12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 113 A13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 114 A14 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 015 A15 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 016 A16 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 017 A17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 118 A18 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 119 A19 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 120 A20 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 121 A21 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 022 A22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 123 A23 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 024 A24 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 125 A25 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 126 A26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 127 A27 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 028 A28 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 129 A29 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 130 A30 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
Jumlah 23 20 16 21 17 21 25 23 11 16 23 19 25 25 20 305Jumlah Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)N
.109
.56530
.486**.007
30
.449*.013
30
.526**.003
30
-.143.453
30
.303
.10430
.189
.31630
.662**.000
30
.551**.002
30
.390*.033
30
.006
.97630
.298
.11030
.464**.010
30
.385*.035
30
.424*.020
30
1
30
83
Stat
us
inva
lid
valid
valid
valid
inva
lid
inva
lid
inva
lid
valid
valid
valid
inva
lid
inva
lid
valid
valid
valid
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
84
UJI TINGKAT KESUKARAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
NO BUTIR SOALNO SISIWA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 A1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 102 A2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 93 A3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 134 A4 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 85 A5 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 66 A6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 117 A7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 118 A8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 139 A9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 11
10 A10 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 811 A11 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1312 A12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1413 A13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1414 A14 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 815 A15 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 516 A16 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 917 A17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1318 A18 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1119 A19 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1120 A20 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 821 A21 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 822 A22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1123 A23 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1124 A24 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1025 A25 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1026 A26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1227 A27 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1128 A28 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1129 A29 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 730 A30 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 8
Jumlah 23 20 16 21 17 21 25 23 11 16 23 19 25 25 20 305Rata-rata 0.77 0.67 0.53 0.7 0.57 0.7 0.83 0.77 0.37 0.53 0.77 0.63 0.83 0.83 0.67 10.17
85
Stat
us
mud
ah
seda
ng
seda
ng
seda
ng
seda
ng
seda
ng
mud
ah
mud
ah
seda
ng
seda
ng
mud
ah
seda
ng
mud
ah
mud
ah
seda
ng
86
UJI TINGKAT KESUKARAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
NO BUTIR SOALNO SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah1 A1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 102 A2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 123 A3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 134 A4 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 105 A5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 146 A6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 147 A7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 158 A8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 129 A9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
10 A10 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 811 A11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1412 A12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1213 A13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1114 A14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1515 A15 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1016 A16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1317 A17 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 918 A18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1419 A19 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1020 A20 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1321 A21 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1122 A22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1423 A23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1424 A24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1325 A25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1226 A26 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 927 A27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1428 A28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1529 A29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1330 A30 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 8
Jumlah 24 21 22 25 26 28 25 28 27 25 24 24 24 29 15 367Rata-rata 0.8 0.7 0.73 0.83 0.87 0.93 0.83 0.93 0.9 0.83 0.8 0.8 0.8 0.97 0.5 12.2
87
Tk Kesukaran 0.8 0.7 0.73 0.83 0.87 0.93 0.83 0.93 0.9 0.83 0.8 0.8 0.8 0.97 0.5
Stat
us
mud
ah
seda
ng
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
mud
ah
seda
ng
88
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari / Tanggal : Jum’at 11 Maret 2011
Tempat : MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Waktu : 16.00 WIB
Yang diwawancarai : Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
1. Apakah guru pernah mengenal peta konsep sebelum pembelajaran yang
telah berlangsung?
2. Apakah pembelajaran peta konsep cocok diterapkan dalam pembelajaran
ekonomi khususnya pada materi indeks harga dan inflasi?
3. Apakan dengan di terapkannya pembelajaran peta konsep ini siswa dapat
lebih aktif dan kreatif dalm proses pembelajaran?
4. Apakah peta konsep dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan
masalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi
5. Dilihat dari hasil belajar siswa banyak siswa yang mendapat nilai bagus,
sehinnga dapat saya katakan proses pembelajaran dengan menggunakan
peta konsep dapat membantu sisiwa dalam memecahkan masalah dalam
memahami soal-soal indeks harga dan inflasi.
6. Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan strategi peta konsep
pada pembelajaran ekonomi?
89
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Hari / Tanggal : Jum’at 11 Maret 2011
Tempat : MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Waktu : 15.00 WIB
Yang diwawancarai : Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
Peneliti : Apakah kamu senang mempelajari konsep indeks harga dan inflasi
dengan menggunakan peta konsep?
Peneliti : Menurut kamu, adakah manfaatnya dari peta konsep selama
penerapan starategi ini dalam proses belajar mengajar dikelas?
Peneliti : Apakah kamu mengerti dan memahami materi konsep indeks harga
dan inflasi setelah belajar menggunakan peta konsep?
90
Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA(KEGIATAN PENDAHULUAN / OBSERVASI)
Hari / Tanggal : Rabu 16 Februari 2011
Tempat : MAN 1 Tarumajaya
Waktu : 14.00
Yang diwawancarai : Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
1. Bagaimana nilai ulangan ekonomi yang diperoleh melalui tes hasil
belajar pada konsep indeks harga dan inflasi?
2. Strategi mengajar apa yang anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas.?
3. Apa yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat anda menjar
menggunkan metode ceramah?
4. Bagaimana keaktifan siswa dalam hal bertanya dan proses belajar
mengajar di kelas?
91
BERITA WAWANCARAKesan Guru Terhadap Pembelajaran Dengan Peta Konsep
Hari / Tanggal : Jum’at 11 Maret 2011Tempat : MAN 1 Tarumajaya Bekasi UtaraWaktu : 16.00 WIBYang diwawancarai : Guru Ekonomi kelas XYang mewawancarai : Peneliti
Peneliti : Apakah guru pernah mengenal peta konsep sebelum pembelajaranyang telah berlangsung?
Guru : Peta konsep telah dikenal oleh guru, biasanya digunakan pada materiyang membahas teori saja bukan hitungan.
Peneliti : Apakah pembelajaran peta konsep cocok diterapkan dalampembelajaran ekonomi khususnya pada materi indeks harga daninflasi?
Guru : Pembelajaran peta konsep cocok digunakan pada konsep indeks hargadan inflasikarena lebih bersifat hafalan dan hanya sedikit materimanghitung.
Peneliti : Apakan dengan di terapkannya pembelajaran peta konsep ini siswadapat lebih aktif dan kreatif dalm proses pembelajaran?
Guru : Dengan diterapkannya setrategi pembelajaran peta konsep, membuatsiswa lebih kreatif dan aktif. Dan pada sisklus II diberikan tugasmenyusun peta konsep sebelum proses pembelajaran dimulai, terlihatsiswa lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran.
Peneliti : Apakah peta konsep dapat meningkatkan kemampuan untukmemecahkan masalah dalam memahami soal-soal indeks harga daninflasi
Peneliti : Dilihat dari hasil belajar siswa banyak siswa yang mendapat nilaibagus, sehinnga dapat saya katakan proses pembelajaran denganmenggunakan peta konsep dapat membantu sisiwa dalam memecahkanmasalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi.
Peneliti : Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan strategi petakonsep pada pembelajaran ekonomi?
Guru : Kelebihan Dalam penggunaan peta konsep dalam proses pembelajaran
membantu siswa dalam memahami pelajaran ekonomi Peta konsep dapat menunjukan cara berpikir siswa dalam
memahami suatu pelajaran Peta konsep dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dan aktif
dalam belajarKekurangan Peta konsep hanya memuat konsep yang penting saja Perlu adanya penjelasan untuk mengetahui cara membaca peta
konsep sampai akhir tanpa hal tersebut akan sulit untuk membacapeta tersebut.
92
Lampiran 7
BERITA WAWANCARA(KEGIATAN PENDAHULUAN / OBSERVASI)
Hari / Tanggal : Rabu 16 Februari 2011
Tempat : MAN 1 Tarumajaya
Waktu : 14.00
Yang diwawancarai : Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
Peneliti : Bagaimana nilai ulangan ekonomi yang diperoleh melalui tes hasil
belajar pada konsep indeks harga dan inflasi?
Guru : Banyak sisiwa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan sisiwa
belum mencapai ketuntasan belajar.
Peneliti : Strategi mengajar apa yang anda gunakan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.?
Guru : Saya lebih banyak mengajar ekonomi dengan menggunakan
ceramah.
Peneliti : Apa yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat anda
menjar menggunkan metode ceramah?
Guru : Siswa lebih banyak mendengarkan materi dan mencatat materi
pelajaran.
Peneliti : Bagaimana keaktifan siswa dalam hal bertanya dan proses belajar
mengajar di kelas?
Guru : Siswa terlihat kurang aktif dan enggan bertanya mengenai hal-hal
yang belum di mengerti.
93
Lampiran 8
UJI N-GAIN
Siklus 1 Siklus 2
No Siswa pretes postes n-gainKarak-teristik
pretes postes n-gainKarak-teristik
1 A1 33.3 55.556 0.3333 sedang 33.333 77.78 0.6667 sedang
2 A2 22.2 55.556 0.4286 sedang 44.444 88.89 0.8 tinggi
3 A3 55.6 100 1 tinggi 44.444 100 1 tinggi
4 A4 22.2 44.444 0.2857 rendah 11.111 77.78 0.75 tinggi
5 A5 22.2 22.222 0 rendah 22.222 100 1 tinggi
6 A6 11.1 66.667 0.625 sedang 44.444 100 1 tinggi
7 A7 44.4 88.889 0.8 tinggi 55.556 100 1 tinggi
8 A8 55.6 77.778 0.5 sedang 66.667 77.78 0.3333 sedang
9 A9 55.6 66.667 0.25 rendah 77.778 100 1 tinggi
10 A10 11.1 33.333 0.25 rendah 11.111 33.33 0.25 rendah
11 A11 22.2 88.889 0.8571 tinggi 22.222 88.89 0.8571 tinggi
12 A12 44.4 100 1 tinggi 22.222 66.67 0.5714 sedang
13 A13 77.8 100 1 tinggi 44.444 66.67 0.4 sedang
14 A14 22.2 55.556 0.4286 sedang 55.556 100 1 tinggi
15 A15 11.1 11.111 0 rendah 55.556 66.67 0.25 rendah
16 A16 22.2 55.556 0.4286 sedang 66.667 88.89 0.6667 sedang
17 A17 44.4 88.889 0.8 tinggi 22.222 55.56 0.4286 sedang
18 A18 44.4 77.778 0.6 sedang 22.222 88.89 0.8571 tinggi
19 A19 66.7 77.778 0.3333 sedang 22.222 66.67 0.5714 sedang
20 A20 33.3 44.444 0.1667 rendah 33.333 88.89 0.8333 tinggi
21 A21 11.1 44.444 0.375 sedang 11.111 66.67 0.625 sedang
22 A22 66.7 66.667 0 rendah 33.333 100 1 tinggi
23 A23 33.3 66.667 0.5 sedang 55.556 100 1 tinggi
24 A24 22.2 66.667 0.5714 sedang 77.778 88.89 0.5 sedang
25 A25 55.6 88.889 0.75 tinggi 55.556 88.89 0.75 tinggi
26 A26 66.7 77.778 0.3333 sedang 33.333 44.44 0.1667 rendah
27 A27 33.3 77.778 0.6667 sedang 66.667 88.89 0.6667 sedang
28 A28 44.4 88.889 0.8 tinggi 77.778 100 1 tinggi
29 A29 22.2 33.333 0.1429 rendah 55.556 88.89 0.75 tinggi
30 A30 22.2 44.444 0.2857 rendah 22.222 44.44 0.2857 rendah
Jumlah 1099.7 1966.7 14.5119 1266.7 2444 20.98Rata-rata 36.657 65.556 0.48373 sedang 42.222 81.482 0.6993 sedang
mendekatitinggi
94
Lampiran 9Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I dan II
PokokBahasan
Sub Bahasan Indikator No Soal Jumlah
SIKLUS I• Mendeskripsikan
pengertian indeks hargadan indeks hargakonsumen.
3, 9, 10,12
4
• Menghubungkan indeksharga dengan inflasi.
1, 2, 4, 5, 6,7, 11,13,15
9
• Mendeskripsikanpengertian inflasi
8, 14 2
Jumlah 15
SIKLUS II• Mengidentifikasi jenis-
jenis inflasi
2, 6, 10, 13 4
• Mengidentifikasipenyebab, dampak, dancara-cara mengatasiinflasi.
1, 5, 7, 8, 9,11, 12, 14
8
• Menghitung angka inflasidan indeks harga
3, 4, 15 3
Indeks hargadan inflasi
• Pengertian danhubungan indeksharga dan inflasi
• Penyebab,dampak, dancara mengatasiinflasi
• Penghitunganinflasi
Jumlah 15
95
Lampiran 10
PROSENTASE ANGKET SIKLUS I
TanggapanNo Pernyataan
Setuju Tidak Setuju
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Saya memahami materi mengenai indeks harga.
Penggunaan peta konsep mempersulit dalam
memahami materi yang diajarkan guru
Saya mengerti penggunaan pata konsep
Saya setuju bahwa peta konsep hanya membuat
konsep yang penting saja.
Saya merasakan manfaat dari peta konsep saat
belajar ekonomi.
Saya lebih memilih belajar dengan menggunakan
peta konsep dibandingkan dengan cara biasa.
Jika saya lupa, saya membaca peta konsep.
Jika saya lupa, saya membaca contoh soal.
Saya mengerti susunan yang terdapat dalam peta
konsep tersebut.
Saya memahami pelajaran ekonomi yang baru di
ajarkan oleh guru.
70%
20%
60%
90%
100%
50%
70%
70%
70%
73,3%
30%
80%
40%
10%
0%
50%
30%
30%
30%
26,6%
96
Lampiran 11
PROSENTASE AANGKET SIKLUS II
TanggapanNo Pernyataan
Setuju Tidak Setuju
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Saya membuat peta konsep tersebut sendiri
Saya mengalami masalah pada saat pembuatan
peta konsep
Penggunaan peta konsep mempersulit dalam
memahami materi yang diajarkan guru
Saya mengerti cara menggunakan peta konsep
tersebut.
Saat membuat peta konsep saya harus belajar
terlebih dahulu
Saat saya membuat peta konsep membuat saya
menjadi siap untuk belajar ekonomi
Saya lebih memilih belajar menggunakan peta
konsep dibandingkan dengan belajar cara biasa
Saya merasakan adanya manfaat dari peta konsep
saat belajar ekonomi
Jika saya lupa, saya membaca peta konsep.
Saya memahami pelajaran ekonomi yang baru di
ajarkan oleh guru.
83,3%
90%
20%
96,6%
93,3%
90%
100%
46,6%
83,3%
80%
16,6%
10%
80%
6,6%
6,6%
10%
0%
53,3%
13,3%
20%
97
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Yudi Syarif
Nim : 106015000477
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul : Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Maping) Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan
Inflasi di MAN 1
Tarumajaya Bekasi
No ReferensiParaf
Pembimbing
1.Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2
2.Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet ke-3, h.8
3.Mohammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: UNESA-
University Press, 2000), h. 7
4. http://www.jurnalpendidikan.com, pada 12 Desember 2010
5. http://managementpengetahuan.blogspot.com/
6. http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/05/23/peta-konsep-1/
7.
Paulina Pannen, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran,(Jakarta;
Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan
Aktifitas Intruksional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 119
8.
Abidin Pasaribu, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika
Melalui Teknik Peta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP
Universitas Sriwijaya, Palembang, Tahun 22 No. 1, September 2002, h.
3
9.
Maniahar Situmorang dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam
Peta Konsep Dalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah
Menengah Umum”, Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, h. 29
98
10.
Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For
Understanding The Relationship”, 2006. dalam
http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010
11.
Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For
Understanding The Relationship”, 2006. dalam
http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010
12.http://www.infodiknas.com/peta-konsep-untuk-melatih-ketrampilan-
berpikir/
13.
Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004,
dalam http://www.geocities.com/norizan /strategi.htm.
Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic
Chemical Reaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005, p. 471
14.
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum
Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007),
cet, XIX, h. 175.
15.Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2009). Cet, 7, hal. 5.
16.
Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains Dan
Matematika”, Dalam, Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan.
Com/ peta konsep. Blogspot.
17.
Diah Aryulina, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan
Teknik Peta Konsep”, (Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI
Universitas Sriwijaya, Tahun 2002) No. 2, Maret 2002, h. 99
18.
Wahab Jufri, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran
Biologi”, Dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mataram, h. 15
19.
Arif Sholahuddin, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran
Senyawa Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta,
No. 039, Tahun ke-8 November 2002, h. 810
99
20.Hisyam Zaini, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan
Kalijaga, 2004), h. 182
21.Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: PT. Erlangga, 1996),
h. 123
22.http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/mepermudah -konsep- sulit-
dalam-pembelajaran
23.
Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep
Kimia Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta,
No. 042. Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351.
24.
Lilik Mardiningsih,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep
Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep
Fisika”,Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, 2001, h. 13
25.
Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Sains” Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa,
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 107
26. Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, ………………..h.62
27.
Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, dalam
Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep.
Blogspot.
28.Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2001), h. 27
29.Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), cet ke-2, h. 22.
30.Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar,
(Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2001), cet. Ke-1, h. 69
31.Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8
September 2010
32.Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung: 2009) h. 24
100
33.Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi :
Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,.. h. 11-12
34.
Burhanuddin Yasin, Penelitian Tindakan Kelas, (Pendekatan Efektif-
Perbaiakan Mutu Pembelajaran Dan Prestasi Siswa). Dinas
Pendidikan Nangroe Aceh Darussalam. Pengolahan Pelatihan Guru SD,
SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1. (Malang: Penerbit Unversitas Negeri
Malang, 2002, h. 47
35.
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah
Menengah (Secondary School Teacher Development Projek), 1999, h. 6
36.Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada, 2000), h. 40
Jakarta, 10 Juni 2011
Dosen Pembimbing
Drs. H. Nurochim, M.MNIP. 1959 0715 1984 03 1003
top related