pembahasan soal ujian tengah semester i tahun … · kranenburg, menurutnya, sebab wujud dari ilmu...
Post on 15-Mar-2019
247 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 1
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I
TAHUN 2016/2017
MATA KULIAH ILMU NEGARA
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
Muh_Nur_Jamal
D070AF70
081223956738
16jamal
muh.jamal08
muh.nurjamaluddin
UNIVERSITY
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 2
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Silakan follow ya
muh.jamal85@yahoo.com
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
muh.jamal1608@gmail.com
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 3
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 4
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017
MATA KULIAH : ILMU NEGARA
HARI, TANGGAL : KAMIS, 17 NOVEMBER 2016
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / V
WAKTU : 60 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
CATATAN: PILIH 5 (LIMA) SOAL DARI 6 (ENAM) SOAL YANG TERSEDIA!
Soal:
1. Soalnya, yaitu:
a. Apa masksudnya bahwa ilmu negara mempelajari negara dalam pengertian umum?
Jawaban:
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi
pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam
negara-negara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya
negara, tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara, hingga lenyapnya
negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum dengan
menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan sifat-sifat
khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak membahas proses pelaksanaan hal-hal
umum itu dalam suatu negara tertentu. Maka Ilmu Negara bernilai teoritis. M. Solly
Lubis, S. H., dalam bukunya Ilmu Negara berpendapat bahwa Ilmu Negara mempelajari
negara secara umum mengenai asal-usul, wujud, perkembangan, lenyapnya, dan jenis-
jenisnya. Objek Ilmu Negara bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, tempat,
waktu dan bersifat universal. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Negara mempelajari negara dalam pengertian umum (genus) secara abstrak dan umum,
tak terikat ruang, waktu, tempat, dan bersifat universal.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 5
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Adakah ilmu pengetahuan yang objeknya mempelajari negara tetapi tidak dalam arti umum?
Sebutkan 2 macam ilmu pengetahuan tersebut! Kemukakan pula persamaan serta
perbedaannya!
Jawaban:
Ada yaitu Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik. Persamaan antara Ilmu Negara,
Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik yaitu sama-sama mempelajari negara.
Namun ada juga perbedaan dari masing-masing ilmu tersebut. Adapun penjelasan
perbedaannya yaitu berdasarkan objek kajian masing-masing ilmu tersebut, yaitu:
1) Objek Ilmu Negara
Menurut Kranenburg, objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, kemudian dalam
Ilmu Negara diselidiki asal mula, sifat, hakikat dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan negara. Ilmu Negara menitikberatkan penyelidikannya kepada pengertian negara
secara umum (genus). Prof. M. Nasroen S. H., dalam hal ini sependapat dengan
Kranenburg, menurutnya, sebab wujud dari Ilmu Negara Umum adalah menyelidiki
dan menetapkan asal mula, inti sari dan wujud negara pada umumnya. Objek
penyelidikan Ilmu Negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering disebut
sebagai Ilmu Negara umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup serta objek
penyelidikan Ilmu Negara adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari
waktu dan tempat, bukan suatu negara tertentu yang secara positif ada pada suatu
waktu dan tempat tertentu. Ilmu Negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok
(grondbegrippen) dan sendi-sendi pokok (grondbeginselen) dari negara yang berlaku
untuk dan terdapat pada setiap negara secara umum (genus).
2) Objek Hukum Tata Negara
Objek kajian ilmu Hukum Tata Negara adalah negara. Selanjutnya negara dipandang dari
sifatnya atau pengertiannya yang konkret. Artinya objeknya terikat pada tempat,
keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang
membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur
organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara
dan warga negara.
3) Objek Kajian Ilmu Politik
Objek Ilmu Politik meliputi dua hal, yaitu:
a) Objek material yaitu objek ini berwujud pada perjuangan memperoleh dan
mempertahankan kekuasaan dengan objek negara, kekuasaan, pemerintah,
fakta-fakta politik, kegiatan politik, dan organisasi masyarakat.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 6
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b) Objek formal yaitu pengetahuan pusat perhatian pada Ilmu Politik itu sendiri.
Dengan demikian, Syarbaini menyimpulkan ada lima konsep tentang Ilmu Politik,
yaitu:
a) sebagai usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan
mewujudkan kebaikan bersama;
b) segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah;
c) segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan;
d) kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum;
e) sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang
dianggap penting.
2. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan manfaat mempelajari ilmu negara di Fakultas Hukum!
Jawaban:
a. Mahasiawa dapat memahami Status Ilmu Negara dalam kurikulum Fakultas Hukum dan
Objek Ilmu Negara serta hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.
b. Mahasiswa dapat memahami proses suatu negara ada hingga tiada.
c. Mahasiswa mampu memahami tujuan dan fungsi negara, dan memahami bentuk-
bentuk dan tipe-tipe serta susunan negara dan terakhir mahasiswa dapat memahami
tentang legitimasi kekuasaan.
b. Jelaskan pernyataan bahwa ilmu negara sebagai ilmu yang ilmiah memiliki nilai umum,
abstrak, totalitas, teoritis dan bebas nilai!
Jawaban:
Adapun yang menjadi nilai untuk ilmu negara, ialah:
1) Totalitas, yaitu objek penyelidikan dapat diselidiki secara menyeluruh atau Als
Ganzheit yang tidak tertuju semata-mata pada satu negara saja.
2) Umum, yaitu nilai yang didapatkan dari gambaran secara keseluruhan yang
mengandung genusbegrip (konsep umum), bukannya species begrip (konsep khusus).
3) Abstrak, yaitu nilai yang tidak nyata dan diperoleh sebagai akibat dari nilai-nilai
totalitas dan umum.
4) Teoretis, yaitu perumusan dan konkretisasi cita-cita sebagai lawan nilai praktis.
5) Bebas nilai, yaitu netral atau value free yang tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat,
dan keadaan selaku faktor-faktor yang variabel sifatnya.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 7
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
3. Untuk mengetahuai apa yang dimaksud dengan negara yang dapat diterima secara umum, para
ahli mendapat kesulitan. Sehubungan penyataan tersebut, jelaskan!
a. Mengapa negara sulit dirumuskan!
Jawaban:
Pada dasarnya menurut Ilmu Negara bahwa negara sulit dirumuskan karena kajian di
dalamnya itu menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan
sifat-sifat khusus dari negara-negara. Adapun pembahasan negara dalam Ilmu Negara
yaitu tentang terjadinya negara, lenyapnya negara, tujuan dan fungsi negara,
perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Selanjutnya objek Ilmu Negara itu
bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, tempat, waktu dan bersifat universal.
Dengan demikian negara akan sulit dirumuskan karena hal tersebut.
b. Bagaimana pendapat Gorge Jellinek mendefinisikan negara?
Jawaban:
Menurut Gorge Jellinek bahwa negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
4. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur negara bersifat konstitutif dan unsur negara yang
bersifat deklaratif! Bagaimana pula dengan Konvensi Montevideo 1933?
Jawaban:
Unsur konstitutif adalah unsur yang paling penting yang menjadi syarat wajib yang harus
dimiliki oleh calon negara, yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat. Kemudian
unsur deklaratif merupakan pengakuan dari negara lain dimaksudkan perbuatan bebas
olah satu negara atau lebih negara untuk mengakui keberadaan suatu wilayah yang dihuni oleh
masyarakat yang secara politis terorganisasi. Pengakuan ada 2 jenis, yakni :
1) Pengakuan secara De Facto merupakan pengakuan atas fakta adanya suatu negara.
Pengakuan tersebut diberikan berdasar realita jika suatu masyarakat politik tersebut telah
memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.
2) Pengakuan secara De Jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu negara
berdasar pertimbangan yuridis menurut hukum. Dengan mendapatkan pengakuan
secara de jure, suatu negara mendapatkan hak-haknya di samping kewajibannya sebagai
anggota keluarga bangsa sedunia.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 8
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Pasal 1 Konvensi Montevideo yang menggambarkan ciri-ciri pokok yang perlu dimiliki
untuk mendapatkan kualifikasi sebagai negara sebagai berikut:
Legal criteria of statehood article i of the montevideo convention on rights and duties of
states provides the states as a person of international law should possesss the following
qualifications:
a) a permanent populations;
b) a defined territory;
c) goverment;
d) capacitity to enter into relations with other states.
Terkait unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang mengatur tentang hal-hal
yang harus dimiliki untuk membentuk suatu negara. Menurut konvensi ini, unsur-unsur
berdirinya sebuah negara adalah sebagai berikut:
a) adanya rakyat;
b) wilayah yang permanen;
c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat;
d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain;
e) pengakuan.
Maksudnya adalah bisa dikatakan suatu negara jika telah memiliki populasi penduduk yang
jelas dan bukan hanya penduduk nomaden. Kepemilikan wilayah yang jelas, memiliki
pemerintahan yang sah, dan ada tidaknya pengakuan internasional atau pengakuan dari
negara-negara lain sebagai suatu negara yang berdaulat baik pemerintahannya maupun sistem
hukumnya dan mengadakan hubungan pada tingkat yang sederajat dengan negara-negara
lainnya.
b. Bagaimana halnya dengan pengakuan dari negara lain juga sudah dapat disebut sebagai
negara? Kaitan dengan pendapat Mochtar Affandi tentang unsur-unsur negara?
Jawaban:
Dalam buku International Law dikatakan bahwa : " … Statehood alone does not imply
membership of the family of nation …. A state is, and becomes, an international person
through recognition only and exclusively." Pada prinsipnya pengakuan dipandang sebagai
syarat untuk dapat menjadi an international person, negara sebagai suatu physical
fact ditingkatkan menjadi juridical fact. Dengan konsep tersebut adalah menjadi suatu
keharusan, bahwa sebuah negara hanya bisa mendapat pengakuan manakala sudah memenuhi
syarat Statehood. Akan tetapi pada kenyataannya, sejarah memberikan gambaran lain, bahwa
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 9
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
ternyata pernah terjadi ada suatu negara yang belum memenuhi syarat
sebagai Statehood kemudian mendapatkan suatu pengakuan. Bukti di atas misalnya yang
terjadi dengan negara Israel yang pada bulan Mei 1949 sudah diterima menjadi anggota PBB,
yang berarti Israel sudah mendapat pengakuan sebagai negara oleh PBB. Padahal pada waktu
itu Israel belum memenuhi syarat physical condition untuk menjadi negara, sebab belum
memiliki daerah yang tegas batas-batasnya karena masih dalam kondisi peperangan dengan
bangsa Arab. Batas daerahnya justru masih diperjuangkan melalui peperangan tersebut.
Dengan adanya pengakuan tersebut, Israel sudah ditingkatkan menjadi juridical
fact meskipun belum memenuhi syarat-syarat yang lengkap dan bulat.
Dengan bukti tersebut kita bisa melihat bahwa pengakuan sering kali tidak di dasarkan kepada
terpenuhinya seluruh syarat materiil dan formal dari suatu negara, akan tetapi lebih karena di
dasarkan kepada pertimbangan kepentingan politik belaka. Dengan demikian
pengakuan bukanlah merupakan legal construction melainkan suatu political action yang
ditentukan oleh kepentingan politik negara yang memberikan pengakuan tersebut.
Berdasarkan gambaran tersebut di atas adalah salah jika menganggap bahwa eksistensi negara
ditentukan oleh adanya pengakuan terhadap negara tersebut. Karenanya jika elemen
konstitutif sudah dimiliki oleh suatu negara, maka sekalipun pengakuan tidak diberikan oleh
negara lain, eksistensi negara tersebut tetap merupakan suatu kenyataan yang konkret.
Pengakuan akan menjadi syarat mutlak adanya negara jika menurut an international
person. Berikut adalah penjelasannya:
Pengakuan akan terjadi apabila sudah menjadi ius cogen, maka secara hukum mutlak
diberikan karena wajib bagi setiap pergantian, perubahan dan penggabungan negara
atau pemerintahan baru. Dengan kata lain, setiap pemerintahan atau negara baru akan
menjadi subjek hukum internasional yang sah apabila sudah mendapat pengkuan atau
diakui oleh masyarakat internasional.
Menurut Oppenheimer dalam bukunya Internasional Law, sebagaimana dikutip oleh
Muchtar Affandi (1986) pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara
semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an internasional person.
Dalam kedudukan itu keberadaan negara sebagai kenyataan fisik atau pengakuan de
facto secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact atau
pengakuan secara de jure.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 10
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
5. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan maksud mempelajari asal mula negara berdasarkan teori historis dan spekulatif!
Jawaban:
1) Teori yang evolusi atau teori historis merupakan teori yang menyatakan bahwa
lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial yang diperuntukkan
guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, maka lembaga-lembaga itu tidak luput
dari pengaruh tempat, waktu, dan tuntutan-tuntutan zaman. Menurut teori yang bersifat
evolusi ini terjadinya negara adalah secara historis-sosio (dari keluarga menjadi
negara). Termasuk dalam teori ini yang bersifat evolusi ini antara lain teori hukum alam.
Berdasarkan teori hukum alam ini, negara terjadi secara alamiah.
2) Teori yang bersifat spekulatif, teori ini meliputi:
a) Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia ini
adanya atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa, sehingga negara pada hakekatnya
ada atas kehendak Allah. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang
menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses
bertahap mulai dari keluarga menjadi bangsa dan negara.
b) Teori perjanjian masyarakat. Dalam teori ini tampil tiga tokoh yang paling terkenal,
yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau. Menurut teori ini negara itu
timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup
bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini
diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya ”orang
yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang lain” (homo homini lupus,
menurut Hobbes).
c) Teori kekuasaan/ kekuatan. Menurut teori kekuasaan/kekuatan, terbentuknya
negara didasarkan atas kekuasaan/kekuatan, misalnya melalui pendudukan dan
penaklukan. Ditinjau dari teori kekuatan, munculnya negara yang pertama kali, atau
bermula dari adanya beberapa kelompok dalam suatu suku yang masing-masing
dipimpin oleh kepala suku (datuk). Kemudian berbagai kelompok tersebut hidup
dalam suatu persaingan untuk memperebutkan lahan/wilayah, sumber tempat mereka
mendapatkan makanan. Akibat lebih jauh mereka kemudian berusaha untuk bisa
mengalahkan kelompok saingannya.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 11
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Uraikan sisi persamaan dan perbedaan pendapat Trio (Thomas, Hobbes, John Locke dan JJ
Rousseau) mengenai perjanjian masyarakat!
Jawaban:
Teori kontrak sosial merupakan teori mengenai proses terbentuknya suatu negara.
Selanjutnya masyarakat membuat kontrak antar mereka sendiri untuk mendirikan sebuah
negara sehingga kewenangan berada di tangan masyarakat. Teori kontrak sosial ini
mengandung pemikiran liberal pada zaman pencerahan atau enlighment. Ada tiga tokoh yang
merumuskan teori kontrak sosial ini, yaitu Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jacques
Rousseau. Karena ketiganya datang dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka teori
kontrak sosial yang dihasilkan ketiganya pun berbeda-beda.
Thomas Hobbes memandang bahwa manusia mempunyai sifat dasar yang sama. Yakni,
sama-sama memiliki keinginan atau kepentingan dan ketidaksukaan terhadap suatu hal.
Dalam keadaan tertentu, kepentingan dan ketidaksukaan antar manusia ini saling berbenturan.
Sehingga, ada pihak yang mendominasi pihak lain. Kemudian terjadi usaha seseorang untuk
berada di atas orang lain, yang akhirnya dimungkinkan terjadinya perang dan kondisi menjadi
tidak aman. Maka, untuk menghasilkan situasi aman yang terjamin, mereka menyerahkan
kepercayaan mereka kepada sebuah lembaga yang dapat menjamin keamanan, kestabilan, dan
kesejahteraan mereka melalui sebuah kesepakatan. Kesepekatan inilah yag disebut kontrak
sosial.
Menurut Locke, ada tiga pihak dalam kontrak sosial ini, yaitu pencipta kepercayaan (the
trustor), yang diberi kepercayaan (the trustee), dan yang menerima manfaat dari
pemberian kepercayaan tersebut (the beneficiary), (I Basis Susilo, 1988). Dalam hal
ini, the trustee adalah pemerintah atau pemegang kekuasaaan, pemerintah bertanggung jawab
kepada beneficiary dengan kewenangan yang terbatas. Beneficiary dan the trustor adalah
masyarakat.
Sedangkan Jean Jacques Rousseau menganggap bahwa sifat dasar manusia adalah saling
bekerjasama, sehingga tidak terjadi perkelahian. Sifat saling bekerja sama ini biasanya
tertampung dalam sebuah organisasi, sehingga akhirnya muncul seseorang yang mendominasi
dan memiliki hak-hak istimewa sehingga berpotensi terjadi kekuasaan tunggal (I Basis Susilo,
1988). Untuk menghindari terjadinya kekuasaan tunggal ini, maka perlu dibentuk sebuah
kontrak sosial dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdiri atas kehendak bebas dan
kehendak umum.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 12
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
Jadi, berdasarkan perbedaan pendapat antara Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean
Jaques Rousseau mengenai perjanjian masyarakat/kontrak sosial baik dari isi maupun
akibat perjanjian dapat disimpulkan persamaannya bahwa kontrak sosial dilakukan
untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang disebabkan ketakutan
masyarakat akan adanya ketidakseimbangan akibat perbenturan kepentingan-
kepentingan manusia jika tidak ada yang mengawasi.
c. Jelaskan pula teori asal mula negara menurut Plato dan Aristoteles!
Jawaban:
Pada zaman itu sudah ada yang disebut Polis atau negara kota seorang filsuf Yunani
Kuno Aristoteles (384-322), dalam bukunya Politica, Polis berfungsi sebagai tempat
tinggal bersama warga negara dan pemerintah dan sebagai benteng untuk menjaga
keamanan dari serangan musuh. Plato, guru Aristoteles, melihat bahwa negara ada
karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam yang
mendorong mereka untuk bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut. Kedua polis ini sudah mengenal pemerintahan dengan sistem demokrasi
langsung. Menurut perkiraan para ahli sejarah, sebagai sebuah bentuk organisasi politik dan
sosial yang baru, Polis Yunani mulai terbentuk pada abad ke-8 B.C., dan mencapai puncaknya
pada abad ke-5 B.C., serta mulai pudar pada abad ke 4 ketika Alexander Agung berkuasa
dan memporak-porandakan tatanan polis yang sudah ada. Sementara peradaban Yunani Kuno
berdiri dimulai kira-kira pada 1200 B.C., yaitu periode Mycenaean Hancur, sampai 323 B.C.,
yaitu ketika Alexander wafat. Yunani Kuno terdiri atas beberapa Polis atau negara kota.
Polis yang terkenal adalah Sparta dan Athena. Polis-polis Yunani Sparta berbentuk oligarki
militer dan Athena berbentuk demokrasi memungkinkan partisipasi rakyat dalam berbagai
persoalan politik. Konsep pemerintahan oleh rakyat ini, terutama di Athena, memberi nuansa
kebebasan dan harmoni.
6. Pada umumnya negara memiliki sifat memaksa, monopoli dan sifat mencakup semua. Jelaskan
oleh saudara ketiga sifat negara tersebut!
Jawaban:
Sifat negara terdiri atas:
a. Sifat memaksa, negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap
warga negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2016/2017
Mata Kuliah Ilmu Negara
Halaman 13
Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id
b. Sifat monopoli, negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk
menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah negara tersebut.
c. Sifat mencakup semua, kekuasaan negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi
seluruh warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian di hadapan
suatu negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi
mengikat secara keseluruhan masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.
d. Sifat menentukan, negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk
menjaga stabilitas negara itu. Sifat menentukan juga membuat negara dapat menentukan
secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa semua orang yang ada di dalam wilayah
suatu negara (kecuali orang asing) menjadi anggota politik negara.
top related