pemeliharaan peralatan listrik
Post on 09-Apr-2016
742 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK
“ Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit
Breaker (PMT) dan Disconnecting Switch (PMS) “
DISUSUN OLEH:
ILDA NURIDA
NIM. 125874225
SI SISTEM TENAGA LISTRIK 2012
PRODI SI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai
“Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit Breaker (PMT),
dan Disconnecting Switch (PMS)”
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini ini. Oleh karena
itu. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan
ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta yang dapat
memberi semangat lebih bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua orang.
Sutabaya, 20 Mei 2015
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai Perawatan Peralatan Listrik
yang merupakan salah satu mata kuliah dari Mahasiswa Teknik Elektro bidang keahlian
Sistem Tenaga Listrik. Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini ialah agar penulis serta
Mahasiswa Teknik Elektro memahami teori secara umum dari berbagai referensi serta dalam
penyelesaian tugas makalah mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik yang dibimbing oleh
Drs. Gatot Widodo., M.T
Dalam pembuatan makalah penulis melakukan pencarian data dari berbagai sumber
sebagai referensi penulis agar dapat memahami materi ini. Penulis juga akan menjelaskan
dan memaparkan mengenai dasar teori secara umum, macam – macam perawatan dan
pemeliharaan peralatan listrik serta cara kerja komponen Gardu Induk, yang bermaksud agar
para pembaca mampu memahami dan mengetahui gambaran singkat tentang Pemeliharaan
Peralatan Listrik.
Dan dengan adanya makalah yang telah dibuat oleh penulis, diharapkan makalah ini
bermanfaat untuk mahasiswa Teknik Elektro serta pembaca umum agar mengetahui dan
memahami tentang Pemeliharaan dan Perawatan pada Transformator Daya, Circuit Breaker
(PMT) dan Disconnecting Switch (PMS). Semoga makalah ini bermanfaat untuk kelanjutan
pembelajaran mengenai mata kuliah Pemeliharaan Peralatan Listrik. Hal inilah yang menjadi
latar belakang dalam pembuatan makalah ini dan motivasi penulis dalam menyelesaikan
makalah tersebut.
3
1.2 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Mahasiswa dapat memahami tentang pemeliharaan peralatan listrik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pemeliharaan listrik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam pemeliharaan peralatan listrik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Transformator Daya, Circuit Breaker (PMT), dan
Disconnecting Switch (PMS).
5. Mahasiswa dapat memahami cara pemeliharaan dan perawatan pada Transformator Daya,
Circuit Breaker (PMT), dan Disconnecting Switch (PMS).
1.3 Pembatas Masalah
Makalah ini disusun untuk mempelajari pemeliharaan dan perawatan pada transformator
daya, Circuit Breaker (PMT), dan Disconnecting Switch (PMS) sesuai dengan prosedur PLN
sebagai penyedia layanan energi listrik di Indonesia.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Transformator Daya
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi
secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena
itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar,
baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian transformator
dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV
dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan
70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan
dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti:
- Transformator Mesin (Pembangkit )
- Transformator Gardu Induk
- Transformator Distribusi
Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti:
- Transformator besar
- Transformator sedang
- Transformator kecil
5
Konstruksi Transformator
1. Bagian-bagian utama transformator tenaga
Inti besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
Kumparan
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap
inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan
lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
Minyak Trafo
Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.Minyak trafo mempunyai sifat media pe-
mindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power trans-
formator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator
direndam dalam minyak-trafo.
Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm )
2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat men-
gendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan
menjadi lebih baik titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat memba-
hayakan
4. Tidak merusak bahan isolasi padat
5. Sifat kimia yang stabil
6
Tangki dan Konservator (khusus untuk transformator basah)
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di
dalam tangki baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip
pendingin (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga
penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
Bushing
Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan
jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor
tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing juga berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.
2. Peralatan bantu transformator:
Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-
rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu trafoyang
berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/sistem pendingin untuk menyalurkan panas
keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa minyak dan
udara. Sedangkan dalam pengalirannya (sirkulasi) dapat berupa alamiah (natural) dan
tekanan/paksaan.
Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:
1. Udara/gas
2. Minyak.
3. Air.
4. Dan lain sebagainya.
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1. Alamiah (natural)
7
2. Tekanan/paksaan.
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu
media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar
diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara/gas),
dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (Radiator). Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi
dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa
sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced).
Tap changer
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang berubah-
ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam
keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat
dioperasikan manual.
Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam
keadaan transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat dioperasikan
secara manual atau otomatis. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan
konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah
sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi
belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio)
trafo. Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer yang
berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap
transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer”
dan hanya dapat dioperasikan manual.
Ada dua cara kerja tap changer:
1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer / OLTC)
8
Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer
yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer.
Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil,
umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa
beban.
OLTC terdiri dari :
1. Selector Switch,
2. diverter switch, dan
3. transisi resistor.
Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses
perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah
dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu
dengan main tank). Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi
fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan
cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.
Alat Pernapasan (Silicagel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu
minyak pun akan berubah-ubah, sehingga mengakibatkan adanya pemuaian dan penyusutan
minyak trafo. Menyusutnya minyak trafo mengakibatkan permukaan minyak menjadi turun
dan udara akan masuk ke dalam tangki. Proses demikian disebut pernapasan trafo. Akibat
pernafasan tersebut maka minyak trafo akan bersinggungan dengan udara luar. Untuk
mencegah hal ini maka ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan
berupa tabung berisi kristal zat hygrokopis (silicagel).
Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator pada
transformator sebagai berikut:
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak.
9
- Indikator sistem pendingin.
- Indikator kedudukan tap.
- Dan sebagainya
3. Peralatan Proteksi
Peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis, elektris maupun kimiawi. Yang
termasuk peralatan proteksi transformator antara lain sebagai berikut :
Rele Bucholz
Peralatan rele yang dapat mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam
trafo yang menimbulkan gas. Di dalam transformator, gas mungkin dapat timbul akibat
hubung singkat antar lilitan (dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke tanah,
busur listrik antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya kontak
yang kurang baik.
Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)
Peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada transformator bila terjadi kenaikan
tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
Rele diferensial
Rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan transformator apabila terjadi flash over
antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun antar kumparan.
Rele beban lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap beban yang berlebihan dengan
menggunakan sirkit simulator yang dapat mendeteksi lilitan trafo yang kemudian apabia
terjadi gangguan akan membunyikan alarm pada tahap pertama dan kemudian akan
menjatuhkan PMT.
10
Rele arus lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubunga
singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman trafo, juga diharapkan rele ini
mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai
cadangan bagi pengaman instalasi lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena beban lebih
atau gangguan hubung singkat.
Rele fluks lebih
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dengan mendeteksi besaran fluksi
atau perbandingan tegangan dan frekwensi.
Rele tangki tanah
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
Rele gangguan tanah terbatas
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan tanah didalam
daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak
dapat dirasakan oleh rele diferential.
Rele termis
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan,
akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam
rele ini adalah kenaikan temperatur.
Fire Protection
Transformator Tenaga adalah salah satu peralatan yang cukup mahal yang terpasang di
pusat pembangkit dan Gardu Induk. Setiap Trafo Tenaga terisi dengan material yang mudah
terbakar dengan jumlah yang cukup besar, apabila tersulut dapat menjalarkan api ke instalasi
yang berdekatan. Oleh karena itu sangat perlu dilengkapi dengan peralatan pengamannya.
11
Kegagalan-kegagalan Trafo Tenaga umumnya disebabkan oleh Break Down isolasi pada
bagian internal Trafo. Adanya energi busur listrik akan diikuti kenaikan temperatur dan
tekanan yang sangat cepat di dalam tangki Trafo. Terbakarnya minyak pada jumlah tertentu
dapat mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi kearah luar melalui kisaran bidang tertentu
dan dapat langsung diikuti nyala api.
2.2 Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu
menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam
spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
Bagian-bagian Pemutus Tenaga (PMT)
1. Mekanisme penggerak
(operating
mechanism).
2. Pemutus (interrupter).
3. Isolator penyangga dari porselen
rongga
(hollow support insulator
porcelen).
4. Batang penggerak.
5. Penyangga diantara no.4 dan no. 12
(linkages).
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston)
10. Kotak tetap (fixed contact)
12
2.3 Pemisah (PMS)
Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) adalah suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban
(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana pembukaan
atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa beban.
Bagian-bagian Pemisah (PMS)
1. Struktur Mekanik : Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi
sebagai dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.
2. Isolasi (Insulation) : Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi. Isolator
berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau komposit yang
ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran penghantar, kekuatan mekanis
dan konstruksi penopangnya.
3. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying) : bagian dari PMS yang
bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar Arus
Listrik terdiri dari Pisau-pisau/Kontak PMS dan terminal utama.
4. Grounding : sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.
5. Mekanik Penggerak : memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan
menutup yang terdiri dari Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.
13
BAB III
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK
3.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran
tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
1. Untuk meningkatkan reability, availability, dan efficiency.
2. Untuk memperpanjang umur peralatan.
3. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
4. Meningkatkan safety peralatan.
5. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
3.2 Jenis-jenis Pemeliharaan
1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance)
Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan
listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan.
Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara
yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan
beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus un-
tuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition
Base Maintenance).
2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)
Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan se-
cara tibatiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada :
Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pen-
14
galaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).
3. Corrective Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika
peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan
dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang
bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang
berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
4. Breakdown Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya
tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2
macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau
petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa Op-
erator).
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh
petugas pemeliharaan.
15
3.3 Pemeliharaan Transformator
16
17
3.4 Periode Pemeliharaan Transformator
18
19
20
3.4 Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)
21
22
23
24
3.5 Periode Pemeliharaan Pemutus Tenaga (PMT)
25
26
3.6 Pemeliharaan Pemisah (PMS)
1. Pentanahan (Grounding)
a. Kawat pentanahan
b. Terminal pentanahan
2. Isolator
a. Kebersihan
b. Retak atau pecah
3. Pembersihan
a. Pisau-pisau
b. Kontak-kontak
4. Kekencangan Baut
a. Terminal utama
b. Tangkai Penggerak
5. Tangkai Penggerak
a. Keadaan sambungan
27
b. Keadaan terkunci
6. Box Mekanik
a. Roda gigi
b. Motor penggerak
c. Kontak-kontak bantu
7. Pondasi
a. Keretakan
b. Kemiringan
3.7 Periode Pemeliharaan Pemisah (PMS)
28
29
30
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Transformator daya atau Trafo daya adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam
klasifikasi mesin listrik statis (karena sekundernya tidak berputar) , yang berfungsi
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
2. Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu
menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam
spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
3. Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) adalah suatu peralatan sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban
(memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain yang bertegangan), dimana pembukaan
atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa beban.
4. Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.
5. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin
kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan.
31
DAFTAR PUSTAKAPT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Pemisah, No Dokumen : P3B/O&M
PMS/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B
PT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Pemutus Tenaga, No Dokumen :
P3B/O&M PMT/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B
PT PLN (Persero) P3B. 2003. Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga, No Dokumen : P3B/O&M
Trafo/001.01. Jakarta: PT PLN (Persero) P3B
32
top related