pemeriksaan akuntansi i€¦ · audit terhadap siklus pendapatan: pengujian pengendalian .siklus...
Post on 11-Dec-2020
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
By: Emi Sukmawati, SE.,M.Si
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN
.Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara
kredit maupun secara tunai, retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang dan penghapusan piutang.
Sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan:
1. Sistem penjualan kredit, terdiri:
a. Prosedur order penjualan
b. Prosedur persetujuan kredit
c. Prosedur pengiriman barang
d. Prosedur penagihan
e. Prosedur pencatatan piutang
f. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit
g. Prosedur pencatatan biaya produk jadi yang dijual
2. Sistem penjualan tunai, terdiri:
a. Prosedur order penjualan
b. Prosedur penerimaan kas
c. Prosedur penyerahan barang
d. Prosedur pencatatan penerimaan kas
e. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
f. Prosedur pencatatan biaya produk jadi yang dijual.
3. Sistem return penjualan, terdiri:
a. Prosedur penerimaan barang
b. Prosedur pencatatan piutang usaha
c. Prosedur pencatatan return penjualan.
4. Sistem pencadangan kerugian piutang terdiri dari prosedur:
a. Prosedur pembuktian bkti memorial
b. Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang
5. Sistem penghapusan piutang terdiri dari prosedur:
a. Prosedur pembuatan bukti memorial
b. Prosedur pencatatan penghapusan piutang.
Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus
Pendapatan dibagi lima kelompok transaksi yaitu:
1. Penjualan Kredit
2. Penjualan tunai
3. Retur penjualan
4. Pencadangan kerugian piutang
5. Penghapusan piutang
1. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Transaksi
Penjualan Kredit
Fungsi yang terkait
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
a. Fungsi penjualan Bagian Order Penjualan.
b. Fungsi pemberi otorisasi kredit Bagian Kredit
c. Fungsi penyimpanan barang Bagian Gudang
d. Fungsi Pengiriman barang Bagian Pengiriman
e. Fungsi penagihan Bagian Penagihan
f. Fungsi pencatat piutang Bagian Piutang
g. Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
h. Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
i. Fungsi penerimaan barang Bagian Penerimaan Barang
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan kredit terbagi:
1. Dokumen sumber adalah: dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan
kedalam catatan akuntansi yaitu faktur penjualan.
2. Dokumen pendukung adalah: dokumen yang membuktikan validitas terjadinya
transaski seperti surat order pengiriman dan surat
muat.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
a. Jurnal penjualan
b. Jurnal umum
c. Buku pembantu piutang
d. Buku pembantu persediaan
e. Buku besar
Aktivitas pengendalian dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit:
1. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.
2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer
3. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui.
4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.
5. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah diotorisasi.
6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.
7. Pemisahan fung si pengiriman barang dari fungsi penjualan.
8. Pembuatan dokumen pengiriman untk setiap pengiriman barang.
9. Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah diotorisasi dan dokumen pengiriman.
10.Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.
11.Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.
12.Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.
13.Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen pendukungn yang lengkap.
14.Pengeceka secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar.
15. Pertanggungjawaban semua faktur penjulan secara periodik.
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur
2. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian -
Transaksi Retur Penjualan
Fungsi yang terkait
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
a. Fungsi penjualan Bagian Order Penjualan.
b. Fungsi penyimpanan barang Bagian Gudang
c. Fungsi pengiriman barang Bagian Pengiriman
d. Fungsi penagihan Bagian Penagihan
e. Fungsi pencatat piutang Bagian Piutang
f. Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
g. Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
h. Fungsi penerimaan barang Bagian Penerimaan Barang
Dokumen yang digunakan dalam transaksi retur penjualan:
1. Dokumen sumbernya adalah memo kredit yang dibuat oleh fungsi penjualan
untuk memberikan otorisasi kepada fungsi
penerimaan barang untuk menerima barang
yang dikembalikan oleh customer.
2. Dokumen pendukungnya adalah laporan penerimaan barang yang dibuat oleh
fungsi penerimaan barang sebagai bukti telah
diterimanya kembali barang yang telah dijual dalam
transaksi retur penjualan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem retur penjualan adalah:
a. Jurnal umum
b. Buku pembantu piutang
c. Buku pembantu persediaan
d. Buku besar
Aktivitas pengendalian dalam sistem informasi akuntansi retur penjualan:
1. Penggunaan memo kredit yang diotorisasi untuk setiap retur penjualan.
2. Barang yang diterima kembali hanya atas atorisasi retur penjualan.
3. Pengecekan barang yang diterima dengan memo kredit.
4. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen pendukung yang lengkap.
5. Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi.
6. Pertanggungjawaban semua memo kredit secara periodik.
7. Panduan akun dan review pemberian kode.
3. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian -
Transaksi Pencatatan Kerugian Piutang
Fungsi yang terkait
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
a. Fungsi pencatatan piutang Bagian Piutang.
b. Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
c. Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pencatatan kerugian piutang:
1. Dokumen sumbernya adalah bukti memorial, dibuat oleh fungsi pencatat piutang
sebagai dasar pencatatan transaksi pencadangan
kerugian piutang dalam jurnal umum.
2. Dokumen pendukungnya adalah daftar umur piutang dibuat oleh fungsi pencatat
piutang.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pencadangan kerugian piutang
adalah:
a. Jurnal umum
b. Buku besar
Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi pencadangan kerugian
piutang:
1. Penggunaan buku memorial yang diotorisasi untuk setiap penghapusan piutang.
2. Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap.
3. Pengecekan secara independen posting kedalam catatn akuntansi.
4. Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodik.
5. Panduan akun dan review pemberian kode.
4. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian –
Transaksi Penghapusan Piutang
Fungsi yang terkait
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
a. Fungsi otorisasi pemberi kredit Bagian Kredit
b. Fungsi pencatat piutang Bagian Piutang
c. Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
Dokumen yang digunakan dalam transaksi penghapusan piutang:
1. Dokumen sumbernya adalah bukti memorial, dibuat oleh fungsi pemberi
otorisasi kredit sebagai perintah kepada
fungsi pencatat piutang kepada debitur.
2. Dokumen pendukungnya adalah surat keputusan manajer yang berwenang
tentang penghapusan piutang.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pencadangan kerugian piutang
adalah:
a. Jurnal umum
b. Buku pembantu piutang
c. Buku besar
Aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi penghapusan piutang:
1. Penggunaan bukti memorial yang diotorisasi untuk setiap penghapusan piutang.
2. Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang lengkap.
3. Pengetcekan secara independen posting kedalam catatan akuntansi.
4. Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara periodik.
5. Panduan akun dan review pemberian kode.
2. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian –
Transaksi Penjualan Tunai
Fungsi yang terkait
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang
Fungsi
a. Fungsi penjualan Bagian Order Penjualan.
b. Fungsi penyimpanan barang Bagian Gudang
c. Fungsi pengiriman barang Bagian Pengiriman
d. Fungsi penagihan Bagian Penagihan
e. Fungsi pencatat piutang Bagian Piutang
f. Fungsi akuntansi biaya Bagian Akuntansi Biaya
g. Fungsi akuntansi umum Bagian Akuntansi Umum
h. Fungsi penerimaan barang Bagian Penerimaan Barang
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO KAS
Kas terdiri dari uang tunai, pos wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi,
draf bank serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya
tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dalam penyajian kas di neraca:
1. Kas yang dicantumkan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain.
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
3. Unsur-unsur berikut ini harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika jumlahnya material:
a. Tabungan di bank.
b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan utang dan dana lain yang tidak
digunakan untuk keperluan modal kerja.
c. Saldo bank minimum yang disyaratkan oleh bank dalam perjanjian.
d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan
kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat segera diubah kedalam mata uang
Rupiah.
e. Persekot biaya perjalanan aaatau persekot lain kepada karyawan.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Kas:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan kas.
2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
kas yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.
Program pengujian substantif terhadap kas berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit.
Prosedur audit diklasifikasikan menjadi golongan :
1. Prosedur audit awal
2. Prosedur analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap akun rinci
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan.
1. Prosedur Audit Awal
Auditor melakukan :
a. Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang
bersangkutan di dalam buku kas.
b. Hitung kembali saldo akun kas di buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun kas.
d. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja.
e. Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal yang bersangkutan.
2. Prosedur Analitik
Pengujian yang dilakukan auditor:
a. Hitung ratio kas dengan aktiva lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain.
c. Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir
tahun yang lalu.
3. Pengujian terhadap transaksi rinci:
a. Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo
kas menurut catatan klien.
b. Usut setoran dalam perjalanan pada tanggal neraca kedalam cutoff bank
statement.
c. Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal
neraca.
d. Periksa adanya cek kosong yang tercantum didalam cutoff bank statement.
e. Periksa semua cek didalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan
hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
4. Pengujian terhadap akun rinci:
a. Hitung kas yang ada di tangan klien.
b. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang bersangkutan.
c. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank.
d. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening koran bank.
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan kas:
a. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan
terhadap pemekaian rekening tertentu klien di bank.
b. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas
klien.
PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT
Peristiwa kemudian (subsequent event) adalah peristiwa yang terjadi dalam
periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal
selesainya pekerjaan lapangan.
Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian informasi di
dalam laporan keuangan klien dibagi:
1. Peristiwa kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan
auditan, sehingga auditor berkewajiban mengusulkan adjustment terhadap
laporan keuangan tersebut kepada klien contoh penjualan surat berharga
dengan harga yang lebih rendah, pengumuman kebangkrutan klien dsb.
2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjusment terhadap laporan
keuangan auditan, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk catatan kaki di
dalam laporan keuangan klien atau komentar di dalam laporan audit contoh
penurunan harga pasr surat berharga, pengeluaran obligasi atau saham dsb.
Prosedur audit terhadap peristiwa kemudian:
1. Pelajari notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris dan komisi-komisi
yang dibentuk dalam periode setelah tanggal neraca.
2. Review laporan keuangan klien yang dibuat dalam jangka waktu antara
tanggal neraca auditan sampai dengan tanggal penerbitan la[oran audit.
3. Adakan wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai peristiwa yang
kemungkinan berdampak material terhadap penyajian laporan keuangan.
4. Lakukan wawancara dengan penasihat hukum klien.
5. Review penagihan piutang usaha yang terjadi setelah tanggal neraca.
6. Review jurnal penerimaan kas terutama mengenai transaksi penerimaan kas
dari penarikan kredit atau dari penjualan aktiva tetap yang jumlahnya material.
7. Review transaksi yang material jumlahnya yang dicatat di dalam buku jurnal
memorial.
LAPORAN AUDIT
Laporan audit disusun setelah auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan.
Laporan audit baku adalah laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Unsur dalam laporan audit baku:
1. Judul laporan
2. Pihak yang dituju.
3. Paragraf pengantar.
4. Paragraf lingkup.
5. Paragraf pendapat.
6. Tanda tangan
7. Tanggal laporan
Contoh:
Laporan Auditor Independen
(Pihak yang dituju oleh auditor)
Kami telah mengaudit neraca perusahaan KXT tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan KXT
tanggal 31 Desember 20X2 dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
(Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan
publik)
(Tanggal)
Dalam merumuskan pendapat auditor berpedoman pada 4 standar pelaporan yang
terdapat dalam standar auditing yaitu:
1. Laporan auditor harus menyatakan pakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan.
Tipe pendapat auditor atas laporan keuangan auditan:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit baku.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
4. Pendapat tidak wajar
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat.
Tanggal 1 Januari 2012 Pak Budi memulai usaha jahit dengan nama Sentosa Sebagai modal pertama usaha jahit diinvestsikan berupa:
Uang tunai Rp. 450.000
Peralatan jahit 150.000
Mesin jahit 600.000
Jumlah Rp.1.200.000
2 Januari 2012 Dibayar sewa ruangan jahit Rp.300.000
3 Januari 2012 Dibayar tunai suplai jahit (benang, kancing dsb) Rp. 100.000
3 januari 2012 Dibayar biaya pemasangan papan nama Rp. 40.000
10 Januari 2012 Diterima pendapatan jahit 5 celana panjang @ Rp. 15.000
= Rp. 75.000
15 Januari 2012 Diterima pendapatan jahit 2 stel pakaian langganan
@ Rp. 25.000 = Rp. 50.000
18 Januari 2012 Dbayar uang harian tukang jahit untuk 14 hari @ Rp.5.000
= Rp. 70.0000.
20 Januari 2012 Diterima pendapatan jahit 6 stel pakaian dewasa @ Rp.25.000
= Rp. 150.000
25 Januari 2012 Telah diselesaikan pekerjaan jahit atas suatu instansi sebanyak
50 orang @ Rp. 30.000 = Rp. Rp. 1.500.000
26 Januari 2012 Dibayar uang harian tukang jahit untuk 8 hari @ Rp.5000
Rp. 40.000
28 Januari 2012 Dibayar uang keamanan dan kebersihan Rp. 15.000
30 Januari 2012 Dibayar upah tukang jahit Rp. 90.000
30 Januari 2012 Dibeli dengan kredit mesin obras Rp. 750.000
Diminta: Buatlah persamaan akuntansi, neraca, laporan laba/rugi dan aliran kas
1 April 2015 Karyanto memulai usaha dagang dengan mengadakan
investasi sbb:
Kas Rp. 4.250.000
Persediaan brg dagangan 6.600.000
Peralatan 4.500.000
2 April Dibeli dengan kredit dari Toko Indah
Suplai Rp. 300.000
Barang dagangan 7.500.000
Peralatan 2.500.000
4 April Dijual tunai barang dagangan harga jual Rp. 7.800.000 dan harga
pokok penjualan Rp. 5.200.000
7 April Dibeli tunai barang dagangan dari Toko Abadi Rp. 3.600.000
10 April Dibayar sewa ruangan Rp. 1.800.000
14 April Dijual dengan harga kredit barang dagangan kepada Bpk. Jhon dengan
harga jual Rp. 4.800.000 dan harga pokok penjualan Rp. 3.600.000
17 April Dibayar angsuran hutang kepada Toko Indah Rp. 2.500.000
20 April Dibeli dengan kredit barang dari Fa. Budiman & Co Rp. 6.000.000
23 April Dijual dengan kredit barang kepada Bpk. Santoso dengan harga jual
Rp.1.800.000 dan harga pokok penjualan Rp. 1.200.000,-
25 April Dibayar rupa-rupa biaya Rp. 360.000,-
26 April Diterima kembali barang dagangan yang rusak dari Bpk Jhon, harga
jual Rp.480.000 dan harga pokok penjualan Rp.360.000
27 April Dibeli tunai suplai Rp. 250.000,-
30 April Dibayar gaji pegawai Rp.180.000,-
30 April Nilai persediaan suplai yang masih ada Rp. 200.000,-
30 April Penyusutan peralatan bulan April Rp. 140.000,-
Diminta: Buatlah persamaan akuntansi, neraca, laporan laba/rugi dan aliran kas
PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP SALDO KAS
top related