pemeriksaan diagnostik tes dm
Post on 07-Aug-2018
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
1/32
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) yang dikenal juga dengan kencing manis atau kencing
gula menjadi penyakit yang divonis tidak bisa sembuh. Dalam daftar ranking
pembunuh manusia, DM menduduki perangkat keempat. Pada Kongres Federasi
Diabetes Internasional di Paris tahun 2003 terungkap bahwa sekitar 194 juta orang di
dunia mengidap penyakit ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada
tahun 2025 jumlah penderitanya akan melonjak sampai 333 juta orang. Di Indonesia
predikat diabetisi mengenal lebih dari 2,5 juta orang dan diperkirakan terus
bertambah.
Terjadinya DM karena kelenjar pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau
produksinya sangat sedikit sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh akan
hormon insulin. Inilah babak awal kerusakan seluruh organ tubuh.
Hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, berfungsi membantu
tubuh mendapatkan energi dari makanan. Sebagian makanan yang dimakan akan
diubah menjadi glukosa. Glukosa beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Tubuh menyimpan glukosa di dalam sel-sel (sel otot, jantung, lr\emak, hati, dll)
untuk kemudian digunakan sebagai sumber energi. Hormon insulin dari pankreas ini
berfungsi sebagai anak kunci untuk membuka pintu untuk masuk ke dalam sel.
Secara Umum, asupan gula dalam darah disimpan dalam hati. Di sini diolah
menjadi glikogen. Jika tubuh memerlukan, hati akan mengeluarkan dan mengolah
kembali menjadi glukosa. Bagi orang normal, sebanyak apa pun konsumsi gula tidak
mengganggu organ tubuh. Namun, tidak demikian bagi diabetisi. Jika buang air kecil,
airnya agak kental dan terasa manis. Ini dikarenakan banyaknya gula yang berada
dalam darah. Gula tersebut dibersihkan dan dikumpulkan dalam kandung kemih oleh
ginjal.
Seringnya terjadi penyebaran gula di dalam pembuluh darah, lambat laun
tetapi pasti akan terjadi penyempitan pembuluh darah secara global. Selanjutnya,
berujung pada kerusakan organ-organ tubuh bagian dalam (komplikasi).
Walaupun diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
2/32
2
pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara
multidisiplin yang mencakup terapi non obat dan terapi obat.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus ?
2.
Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Melitus ?
3. Apa saja tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus ?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit Diabetes Melitus ?
5. Bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus ?
1.3.Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin akibat Diabetes Melitus.
1.4.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Diabetes Melitus.
3.
Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus.
4.
Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Diabetes Melitus.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
3/32
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Diabetes mellitus (DM) berasal dari kata Yunani diabanein, yang berarti
tembus atau pancuran air, dan dari kata Latin mellitus yang berarti rasa
manis.Di Indonesia (dan negara berbahasa Melayu) lebih dikenal sebagai kencing
manis.
Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Dan sel beta Langerhans merupakan sejenis sel di
kelenjar pankreas yang mensekresi hormon insulin. Tubuh akan memberikan signal
kepada sel-sel beta untuk membuat dan mensekresi insulin jika kadar glukosa darah
meningkat melampui normal.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau didefensikan
produksi oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
2.2.JenisJenis Diabetes
WHO telah mendefenisikan 3 jenis diabetes:
1) Diabetes Tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Biasanya terdiagnosa sejak usia kanak-kanak. Tubuh penderita hanya sedikit
menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin, oleh
karena itu untuk bertahan hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap
harinya. Tanpa pengaturan harian, kondisi darurat dapat terjadi. Pada tipe ini
terdapat destruksi dari sel-sel beta pankreas, sehingga tidak memproduksi insulin
lagi dengan akibat sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari darah karena itu kadar
glukosa darah meningkat di atas 10 mmol/k, yakni nilai ambang-ginjal, sehingga
glukosa berlebihan dikeluarkan lewat urinn bersama banyak air (glycosuria).
Penyebabnya:
Belum begitu jelas, tetapi terdapata indikasi kuat bahwa jenis ini disebabkan oleh
suatu infeksi virus yang menimbulkan reaksi auto-imun berlebihan untuk
menanggulangi virus. Akibatnya sel sel pertahanan tubuh tidak hanya
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
4/32
4
membasmi virus , melainkan juga turut merusak atau memusnahkan sel-sel
Langerhans. Dalam waktu 1 tahun sesudah diagnosa, 80-90 % penderita tipe I
memperlihatkan antibodies sel beta di dalam darahnya. Pada tipe ini faktor
keturunan memegang peranan penting. Virus yang dicurgai adalah virus
Coxsackie-B, Epstein-Barr, morbilli (measles) dan virus parotitis ("bof").
Pengobatan:
Pengobatan satu-satunya terhadap tipe-1 adalah pemberian insulin seumur hidup.
Berhubung IDDM merupakan penyakit auto-imun, maka imunosupresiva, seperti
azatioprin dan siklosporin, berdaya menghambat jalannya penyakit, tetapi hanya
untuk sementara. Pasien IDDM di bawah usia 40 tahun lazimnya memerlukan
insulin (0,6-0,9 UI/kg/hari) dan tidak dianjurkan minum antidiabetika oral.
2)
Diabetes Tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Lebih umum ditemui daripada type 1 dan mencapai 90% atau lebih dari seluruh
kasus diabetes. Biasanya terjadi di usia dewasa. Pada tipe-2 ini, pankreas tidak
cukup membuat insulin untuk menjaga level gula darah tetap normal, seringkali
disebabkan tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin tersebut.
Kebanyakan orang tidak menyadari telah menderita dibetes tipe-2, walaupun
keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetes type 2 sudah menjadi umum
dialami di dunia maupun di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya
hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga. Tipe ini lazimnya
mulai di atas 40 tahun dengan insidensi lebih besar pada orang gemuk dan pada
usia lebih lanjut. Orang-orang yang hidupnya makmur, culas dan kurang gerak
badan lebih besar lagi resikonya Tipe-2 tidak tergantung dari insulin, maka juga
disebut NIDDM dan dapat diobati dengan antidiabetika oral.Pada umumnya tidak
terdapat kecenderungan acidosis. Antara 70-80 % dari semua pasien diabetes
termasuk jenis ini, dimanafaktor keturunanmemegang peranan besar. Bila salah
satu orang tua menderita kencing manis, maka kemungkinan diturunkannya
penyakit ke anak-anak adalah 1 : 20.
Penyebabnya:
Akibat proses menua banyak pasien jenis ini mengalami penyusutan sel-sel beta
yang progresif serta penumpukan amiloid sekitar sel-sel beta. Sel beta yang
tersisa pada umumnya masih aktif, tetapi sekresi insulinnya semakin berkurang.
Selain itu kepekaan reseptornya menurun. Hipofungsi sel-sel beta ini bersama
resistensi insulin yang meningkat mengakibatkan gula darah meningkat
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
5/32
5
(hiperglikemia). Mungkin juga sebabnya berkaitan dengan suatu infeksi virus
pada masa muda. Resistensi insulin sering terjadi pada NIDDM akibat makan
terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan individualnya, seperti lazimnya
pada orang gemuk. Kadar gula darah selalu tinggi dan dapat meningkat dari nilai
normal (ca 5 mmol/l) sampai di atas 8 mmol/l atau lebih sesudah makan.
Diperkirakan bahwa pada penderita tanpa overweinght (tidak kegemuka)
resistensi insulin tidak berperan.
Pengobatan:
Untuk pasien NIDDM, bila tindakan umum (diet, gerak badan dan penurunan
berat badan) tidak atau kurang efektif untuk menormalkan glukosa darah, perlu
digunakan antidiabetika oral. Pasien kurus diberikan suatu sulfonylurea, pasien
gemuk umumnya suatu biguanida dengan efek anoreksans. Kira-kira 80% dari
semua pasien tipe-2 adalah terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi, sampai 17-22
mmol/l (300-400 mg/100 ml).
3)
Gestational Diabetes
Adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi
pada orang yang tidak menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah
masa kehamilan yakni setelah persalinan.
Penyebabnya:
Karena pada saat hamil akan membutuhkan kadar glukosa dua kali lipat karena
kehadiran janin, selain itu dipengaruhi oleh adanya hormon estrogen.
2.3.Gejala Klinik
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala
yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang
sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buag air kecil),
polidipsia (sering haus) dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering
pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu,
kesemutan pada tangan dan kaki, timbul gatal-gatal yang sering kali sangat
mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
a) Pada DM Tipe 1, gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas dan
pruritus (gatal-gatal pada kulit).
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
6/32
6
b) Pada DM tipe 2, gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada, DM tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari
luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
2.4.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi
untuk DM, yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas, tekanan darah
tinggi, rwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >
4.000 g, riwayat DM pada kehamilan, dan dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil pemeriksaan
penyaringnya negatif perlu pemeriksaan penyaring ulangan tiap tahun. Bagi pasien
berusia > 45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap
3 tahun.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena < 110 110-199 >200
Darah kapiler < 90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena < 110 110-125 >126
Darah kapiler < 90 90-109 >110
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
7/32
7
Cara pemeriksaan TTGO, adalah :
1) Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.
2)
Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
3) Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
4) Periksa glukosa darah puasa.
5)
Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam
waktu 5 menit.
6) Periksa Glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
7) Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
WHO (1985) menganjurkan pemeriksaan standar seperti ini, tetapi kita hanya
memakai pemeriksaan glukosa darah 2 jam saja. Tes glukosa pada pasien DM
merupakan tes saring, tes diagnostik dan tes pengendalian.
A. Tes Saring
1. Tujuan tes : Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin, sehingga dapat
dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyaki ini.
2. Indikasi : bila terdapat sekurang-kurangnya satu faktor sebagai berikut :
Usia dewasa tua ( > 45 tahun )
Kegemukan, berat badan > 120 % BB ideal
Tekanan darah tinggi ( 140 / 90 mmHg)
Riwayat keluarga DM
Riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000 gram
Riwayat DM pada kehamilan
Dislipidemia (Kol. HDL < 35 mg/dl, dan atau Trigliserida > 250 mg/dl),
Pernah TGT (Tes Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
3. Sampel
Darah
a. Plasma vena atau serum
b.
Darah kapiler (whole blood)
Urine
a.
Urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,53 jam setelah makan)
b. Urin sewaktu
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
8/32
8
4. Jenis Tes / Metode
Darah
1) Tes Carik Celup (metodeglucosa oxidase / hexokinase)
a. Metode kimia: metode ortho-toluidin
b.
Metode enzimatik: metodeglucosa oxidase / hexokinase
2) Tes Konvensional (metode redaksi / Benedict)
a. Metode kimia: metode ortho-toluidin
b. Metode enzimatik: metodeglucosa oxidase / hexokinase
Urine
1) Tes Carik Celup (metodeglucosa oxidase / hexokinase)
2) Tes Konvensional (metode redaksi / Benedict)
B. Tes Diagnostik
1.
Tujuan tes : Untuk memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan
klinis khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
2. Indikasi
a)
Ada keluhan klinis khas DM:
Poliuria
Polidipsia
Polifagia
Lemah
Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
b) Tes saring menunjukkan hasil:
GDS:- plasma vena = 110 - 199 mg/dl
- darah kapiler = 90 - 199 mg/dl
GDP:- plasma vena = 110 - 125 mg/dl
- darah kapiler = 90 - 109 mg/dl
Tes urin glukosa / reduksi positif
c)
Indikasi Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), bila:
1) Keluhan klinis tidak ada
Pada tes diasnotik pertama:
GDS: plasma vena = 110 - 199 mg/dl
GDP: plasma vena = 110 - 125 mg/dl
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
9/32
9
Tes diagnostik pertama:
GDS: plasma vena = > 200 mg/dl
GDP: plasma vena = > 126 mg/dl
Setelah diulang:
GDS: plasma vena = < 200 mg/dl
GDP: plasma vena = < 126 mg/dl
2) DM Gestasi
3. Sampel
Darah (plasma vena)
4. Jenis Tes/ Sampel :
GDP
GDS
GD2PP
Glukosa jam ke-2 TTGO
5. Metode
a)
GDP dan GDS
Metode kimia: metode ortho-toluidin
Metode enzimatik: metodeglucosa oxidase / hexokinase
b) Glukosa 2 jam Post Prandial (GD2PP)
Metode kimia: metode ortho-toluidin
Metode enzimatik: metodeglucosa oxidase / hexokinase
c) Glukosa jam ke-2 Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) :
Metode kimia: metode ortho-toluidin
Metode enzimatik: metodeglucosa oxidase / hexokinase
Hal yang penting mengenai tes glukosa darah :
1. Menggambarkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan berbagai
penyakit dengan mortalitas tinggi.
2. Glukosa post prandial merupakan predictor mortalitas yang lebih baik
dibanding glukosa puasa.
3.
Glukosa post prandial juga berhubungan dengan kematian non
kardiovaskuler terutama kanker.
4. Efek glukosa post prandial pada mortalitas dimulai pada peningkatan di
bawah cut-point diabetes (11,1 mmol/l).
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
10/32
10
5. Peningktan kadar glukosa post prandial sejalan dengan tingkat mortalitas.
C. Tes Pengendalian
1.
Tujuan tes : Memantau keberhasilan pengobatan untuk mencegah terjadinya
komplikasi kronik.
2. Indikasi : Individu yang didiagnosis DM, Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) pada tes saring.
3. Jenis Tes/ Sampel :
GDP : plasma vena, darah kapiler
GD 2 jam pp : plasma vena
HbA1c : darah vena, darah kapiler
Kolesterol total : plasma vena (puasa)
Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
Trigliserida : plasma vena (puasa)
a) Tes Glukosa Darah
1.
Pra Analitik
Persiapan Pasien
GDP
a. Pasien dipuasakan 812 jam sebelum tes
b. Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan
ditulis pada formulir permintaan tes
GD2PP
a. Dilakukan 2 jam setelah tes GDP
b. Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100 gram
karbohidrat sebelum tes dilakukan
TTGO
a.
Selama 3 hari sebelum tes, pasien dianjurkan makan makanan yang
mengandung karbohidrat seperti biasanya, tidak merokok, tidak
minum kopi/alkohol.
b.
Puasa 10-16 jam sebelum tes dilakukan
c. Tidak boleh olah raga dan minum obat sebelum dan selama tes.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
11/32
11
d. Selama tes boleh baca buku atau melakukan kegiatan yang tidak
menimbulkan emosi
e.
Awasi kemungkinan terjadinya hipoglikemik (lemah, gelisah,
keringatan, haus dan lapar).
Persiapan Sampel
Pengambilan sampel lebih baik dilakukan pada pagi hari dibanding
sore hari karena adanya variasi diurnal. Pada sore hari glukosa darah
lebih rendah sehingga banyak kasus DM yang tidak terdiagnosis
Untuk tes saring, atau kontrol DM sampel plasma vena, serum, atau
darah kapiler. Untuk tes diagnostic sebaiknya plasma vena, karena
molaritas glukosa pada plasma vena hampir sama dengan glukosa pada
whole blood. Konsentrasi glukosa plasma lebih tinggi 11 %
dibanding whole blood, pada hematokrit normal. Konsentrasi plasma
heparin lebih rendah 5 % dibanding serum.
Untuk sampel plasma, stabil selama kurang dari 1 jam, bila lebih dari1
jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisi ex vivo.
Dalam sampel simpan tambahkan glikosis inhibitor (Natrium fluoride
2,5 mg/ml darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25OC selama 24 jam
dan pada suhu 4OC stabil selama 10 hari.
Sampel serum stabil selama kurang dari 2 jam.
Prinsip
Metode tes : GDP, GD 2 jam pp, TTGO : metode enzimatik (glucosa
oxidase / hexokinase) UV Test
Sampel ditambahkan R1 (Buffer/ATP/NADP)
Tambahkan R2 (HK/G-6-PDH) dengan reaksi sbb :
Glukosa + ATP HK G-6-P + ADP
Heksokinase mengkatalisasi fosforilase glukosa menjadi glukosa-6-
fosfatase oleh ATP
G-6-P + NADP G-6-PDH gluconate-6-P + NADPH + H
Konsentrasi glukosa diukur dengan fotometer.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
12/32
12
Alat dan Bahan
Cara Automatik:
Alat :
1. Pipet mikro
2. Tabung mikro
3.
Rak tabung
4. Rak sampel
5. Alat automatic Cobas Mira Plus
Bahan:
1. Sampel serum, plasma (EDTA)
2. Reagen:
R1 Buffer/ATP/NADP
TRIS (hydroxymethyl)-aminomethane buffer 100 mmol/l, pH 7,8:
Mg2+: 4 mmol/l ; ATP > 1,7 mmol/l;
R2 HK/G-6-PDH
HEPES buffer (30 mmol/l. pH 7,0 ; Mg2+: 4 mmol/l ; HK > 8,3 u/ml
(yeast); G-6-PDH > 15 u/ml (E.coli); preservative
Cara Semiautomatik:
Alat:
1. Tabung reaksi 4 buah
2.
Pipet mikro
3. Fotometer 4020 System Boehringer Mannheim
Bahan: sama dengan cara automatic
2.
Analitik
a) Cara Kerja
Cara Automatik:
GDP:
a. Siapkan reagen letakkan pada rak reagen
b. Sampel serum dimasukkan dalam taung mikro sebanyak 500 ml,
letakkan tabung mikro pada rak tabung.
c. Buat program pemeriksaan glukosa pada alat automatic Cobas Mira
Plus, selanjutnya tes berjalan secara automatik. Hasil tes dibaca
dengan fotometer.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
13/32
13
GD2PP :
a.
Setelah dianjurkan makan makanan mengandung 100 gram
karbohidrat, 2 jam kemudian dilakukan tes, sesuai cara kerja GDP
dan TTGO
b.
Jam 7 pagi dilakukan tes GDP
c. Pasien dianjurkan minum 75 gram glukosa dalam segelas air dan
dihabiskan dalam 5 menit. Untuk pembilasan ditambahkan air putih
pada gelas tersebut dianjurkan minum sampai habis.
d. Sampel darah dan urin diambil tiap 30 menit sampai 3 jam atau pada
menit ke 30, jam I, jam II dan jam III.
e.
Pasien boleh minum air putih selama tes agar ekskresi urin cukup.
Cara Semiautomatik:
a. Sampel GDP, GD2PP, TTGO dengan perlakuan yang sama pada cara
automatik.
b. Buat blanko reagen dan blanko sampel seperti pada daftar ini:
Blanko
Reagen I
Blanko
Reagen
II
Blanko
Sampel
Sampel
Reagen - 1000 ml - 1000 ml
NaCl 1000 ml - 1000 ml -
Sampel - - 10 ml 10 ml
c.
Campurkan dengan baik biarkan pada suhu ruangan selama 10 menit.
Pembacaan hasil tes dilakukan pada panjang gelombang 540 nm.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
14/32
14
Nilai Rujukan
Tes (mg/dl)
GDS
Darah vena
Darah kapiler
< 110
< 90
GDP
- Darah vena
- Darah kapiler
< 100
< 90
GD2PP
Darah vena
Darah kapiler
< 140
< 120
3. Pasca Analitik
Kriteria diagnostic DM, Perkeni, Konsensus DM 1998
a) Kadar GDS darah vena > 200 mg/dl
b) Kadar GDP darah vena > 126 mg/dl puasa berarti tidak ada masukan
kalori sejak 10 jam terakhir.
c)
Kadar glukosa vena > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75
gram pada TTGO.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
15/32
15
Interpretasi Tes GDS, GDP, dan GD2PP
Tes Bukan DM Belum Pasti DM DM
GDS
- Darah vena
- Darah kapiler
< 110
< 90
110 - 199
90 - 199
> 200
> 200
GDS
- Darah vena
- Darah kapiler
< 100
< 90
110125
90 - 109
> 126
> 110
GDS
- Darah vena
- Darah kapiler
< 140
< 120
140200
120 - 200
> 200
> 200
b) Tes Glukosa Urin
1. Pra Analitik
Persiapan Pasien
Sama dengan persiapan pasien pada tes glukosa darah puasa dan tes
glukosa darah post prandial.
Persiapan Sampel
Pengambilan sampel urin dapat bersamaan dengan pengambilan
sampel darah, baik untuk tes glukosa urin puasa maupun tes glukosa
urin prandial.
Sampel urin dimasukkan pada penampung bersih tanpa bahan
pengawet. Sebaiknya disimpan pada suhu ruangan dan tes dilakukan
paling lambat 2 jam setelah pengambilan sampel.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
16/32
16
Prinsip Tes
Tes Benedict (kualitatif) : Mengubah warna zat tertentu (benedict)
jika direduksi dengan glukosa.
Tes Carik Celup (semi kuantitatif) : metode enzimatik,glucoseoxidase. Kertas yang dilapisi enzim dua macam enzimglucose
oxidase danperoxidase,dan zat semacam o-toluidin yang berubah
warna bila dioxidase, pengukuran kadar glukosa dengan alat Uriscan
ProTM Urine Analyzer metodeReflectane Fotometer.
Alat dan Bahan
Tes Benedict:
Alat:
1. Tabung reaksi
2.
Pipet tetes
3. Gelas piala
4. Pembakar bunzen
5.
Kasa asbes, kaki tiga
Bahan:
1. Sampel urin
2.
Reagen Benedict
Tes Carik Celup:
Alat:
1.
Tabung reaksi
2. Carik Celup
3. Uriscan proTMUrine Analyzer
Bahan: Sampel urin
2.
Analitik
Cara Kerja
Tes Benedict:
a) Masukkan 5 ml reagens Benedict ke dalam tabung reaksi.
b)
Teteskan sebanyak 5 8 tetes (jangan lebih) urin ke dalam tabung
tersebut
c) Didihkan air pada gelas piala
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
17/32
17
d) Masukkan tabung ke dalam air mendidih hingga seluruh sampel
terbenam pada air mendidih selama 5 menit
e)
Angkat tabung, kocok isinya dan baca hasil redaksi.
Tes Carik Celup :
a) Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi.
b)
Benamkan carik celup pada sampel urin, diamkan selama 60 detik
c) Angkat dan tiriskan carik celup
d) Letakkan carik celup pada Uriscan proTMUrine Analyzer
e) Buat program pada Uriscanselanjutnya hasil tes akan terbaca secara
semikuantitatif.
Nilai Rujukan
Tes Benedict:
Glukosa negatif, bukan DM bila hasil tes berwarna biru, sesuai dengan
< 0,5 % glukosa.
Tes Carik celup:
Glukosa negatif, bila warna pada carik celup biru, atau pada uriscan
menunjukkan hasil negatif sesuai dengan < 50 mg/ml glukosa.
3.
Pasca Analitik
Interpretasi:
Tes Benedict :
Warna : Interpretasi : (1+) s/d (4+) mungkin/diduga DM
Hijau kekuningan dan keruh Positif + (1+) : sesuai dengan 0,5-1%
glukosa
Kuning keruh Positif ++ (2+) : sesuai dengan 1-1,5%
glukosa
Jingga / warna lumpur keruh Positif +++ (3+) : sesuai dengan 2-3,5%
glukosa
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
18/32
18
Merah keruh Positif ++++ (4+) : sesuai dengan > 3,5%
glukosa
Tes Carik Celup :
2.5.Penatalaksanaan DM
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
target utama, yaitu :
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal.
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
The American Diabetes Association (ADA)merekomendasikan beberapa
parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan
diabetes, seperti dibawah ini :
Hasil : Interpretasi : + s/d (4+) mungkin/diduga DM
+ : sesuai dengan 50-
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
19/32
19
Parameter Kadar Ideal Yang Diharapkan
Kadar Glukosa Darah Puasa
Kadar Glukosa Plasma Puasa
Kadar glukosa Darah Saat Tidur
(Bedtime Blood Glucose)
Kadar glukosa Darah Saat Tidur
(Bedtime Plasma Glucose)
Kadar Insulin
Kadar HbA1C
Kadar Kolesterol HDL
a. Pria
b. Wanita
Kadar Trigliserida
Tekanan Darah
80120 mg/dl
90130 mg/dl
100140 mg/d l
110150 mg/dl
< 7 %
< 7 mg/dl
>45 mg/dl
>55 mg/dl
< 200 mg/dl
< 130 / 80 mmHg
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes yang
pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat.
1. Terapi Tanpa Obat
a. Pengaturan Diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi Yng seimbang dalam
hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik, sebagai
berikut:
Karbohidrat : 6070 %
Protein : 1015 %
Lemak : 2025 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan disesuaikan dengan pertumbuhan, status
gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk
mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
20/32
20
telah dibuktikan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6 % (HbA1c
adalah salah satu parameter status DM) dan setiap kilogram penurunan berat
badan dihubungkan dengan 3 -4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya
diperhatikan. Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi
300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati,
yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam
lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam
(terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung
lemak. Masukan serat sangat penting bagi penderita diabetes, diusahakan
paling tidak 25 gram per hari. Disamping akan menolong menghambat
penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga
dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM
tanpa resiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu makanan sumber
serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan vitamin dan
mineral.
Untuk membantu mengatasi penyakit DM, terapi produk perlebahan yang
kaya akan nutrisi alami akan sangat bermanfaat untuk menunjang pemulihan
kesehatan. Dynamic Trio (Bee Propolis, Royal Jelly, dan Pollenergy)
merupakan kombinasi produk yang bekerja sinergis. Selain membantu
memulihkan stamina tubuh, produk ini juga mencegah komplikasi DM yang
mengerikan serta nembantu menstabilkan gula darah.
b. Olah Raga / Latihan Jasmani
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan
nasehatnya untuk mengatur jenis dan porsi olahraga yang sesuai untuk
penderita diabetes. Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan
asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama +0,5 jam
yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval, Progressive,
Endurance training). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-
otot berkontraksi dan relaksasisecara teratur, selang-seling antara gerak cepat
dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara
bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dapat dijadikan
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
21/32
21
pilihan adalah jalan kaki,jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung.
Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona latihan, yaitu 75 85 %
denyut nadi maksimal. Denyut adi maksimal (DNM) dapat dihitung dengan
menggunakan formula berikut : DNM = 220umur (dalam tahun).
Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani ini adalah jangan
memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus
didampingi oleh orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia, harus
selalu membawa permen, membawa tanda pengenal sebagai pasien DM dalam
pengubatan, dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga.
2. Terapi Obat
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga)
belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu
dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam
bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insuli, atau kombinasi keduanya.
a)
Terapi Insulin
Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam
pengendalian metabolisme. Insulin yang diekskresikan oleh sel-sel b-pankreas
akan langsung diinfuskan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian
akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja
insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari
darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak
dapat atau terhambat masuk ke daam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
menigkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi
sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Disamping fungsinya membantu transport glukosa masuk ke dalam sel,
insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap metabolisme, baik
metabolisme karbohidrat dan lipid, maupun metabolisme protein dan mineral.
Insulin akan meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan
transpor asam amino masuk ke dalam sel. Insulin juga mempunyai peran
dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA dan replikasi sel. Itu sebabnya,
gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan pengaruh negatif dan komplikasi
yang sangat luas pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Indikasi insulin,
yakni:
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
22/32
22
1. Semua penderita DM tipe 1 memerlukaninsulin eksogen karena produksi
insulin endogen oleh sel-sel b kelenjar pankreas tidak ada atau hampir
tidak ada.
2. Penderita DM tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan terapi
insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah
3. Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedaan,
infark miokard akut atau stroke
4. DM gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan terapi
insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetik.
6.
Insulin seringkali diperlukan pada pengobatan sindroma hiperglikemia
hiperosmolar non-ketolik.
7. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang
meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode
resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
8.
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
Untuk menghindari pemberian insulin yang terlalu dalam sehari,
berbagai bentuk insulin telah ditemukan bekerja pada waktu yang berbeda,
yaitu:
a.
Insulin kerja-cepat: Sediaan paling baru dan paling cepat waktu kerjanya.
Insulin mulai menurunkan gula darah dalam waktu 5 menit setelah
diberikan, waktu puncak sekitar 1 jam dan tidak aktif dalam 3 jam. Insulin
kerja-cepat merupakan kemajuan yang mutakhir karena membebaskan
orang dengan diabetes untuk menyuntik insulin sesaat sebelum makan.
Pada insulin kerja pendek (insulin reguler), orang dengan diabetes harus
menyuntik dan makan dalam waktu 30 menit, atau dapat terjadi
hipoglikemia, karena aktivitasnya berakhir dengan sangat cepat.
Sementara Insulin kerja-cepat tidak menimbulkan hipoglikemia sesering
insulin pendahulunya.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
23/32
23
b. Insulin reguler kerja-pendek: Insulin reguler membutuhkan 30 menit
untuk mulai menurunkan glukosa darah, puncaknya 3 jam, dan hilang
efeknya setelah 6-8 jam. Insulin jenis ini digunakan sebelum makan untuk
menjaga kadar glukosa darah yang rendah sampai jam makan berikutnya.
c. Insulin kerja-menengah: Insulin ini mulai menurunkan glukosa darah
dalam waktu 2 jam setelah pemberian dan melanjutkan kerjanya selama
10-12 jam. Insulin ini dapat terus aktif sampai dengan 24 jam. Tujuan
penggunaannya adalah menyediakan insulin secara terus menerus selama
setengah hari sehingga insulin aktif dengan konsentrasi rendah tetap ada
di dalam tubuh.
d. Insulin kerja-panjang: Insulin ini mulai bekerja 6 jam dan menyediakan
kerja insulin intensitas ringan selama 24/jam. Insulin ini diciptakan untuk
mengendalikan secara terus menerus, basal, yang membutuhkan hanya
satu kali suntik per hari.
e.
Insulin premix: Insulin ini mengandung NPH Insulin 70% dan reguler
30% atau campuran 25 : 75. Insulin ini sangat membantu bagi orang yang
memiliki kesulitan mencampur insulin ke dalam satu alat suntik dan
mempunyai penglihatan yang buruk.
Cara pemberian:
Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu
dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Sediaan
insulin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik yang umumnya dikemas
dalam bentuk vial. Kecuali dinyatakan lain, penyuntikan dilakukan subkutan
(di bawah kulit).
Penyerapan insulin dipengaruhi oleh beberapa hal. Penyerapan paling
cepat terjadi di daerah abdomen, diikuti oleh daerah lengan, pahabagian atas
dan bokong. Bila disuntikkan secara intramuscular dalam, maka penyerapan
akan terjadi lebih cepat, dan masa kerjanya menjadi lebih singkat. Kegiatan
fisik yang dilakukan segera setelah penyunyikan akan mempercepat waktu
mulai kerja (onset) dan juga mempersingkat masa kerja.
Selain dalam bentuk obat suntik, saat ini juga tersedia insulin dalam
bentuk pompa (insulin pomp) atau jet injector, sebuah alat yang akan
menyemprotkan larutan insulin ke dalam kulit. Sediaan insulin untuk
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
24/32
24
disuntikkan atau ditransfusikan langsung ke dalam vena juga tersedia untuk
penggunaan di klinik.
b)
Obat-Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Penggolongan obat hipoglikemik oral berdasarkan mekanismekerjanya dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat hipoglikemik
oral golongan sulfonylurea dan glinida (meglitinida dan turunanfenilalanin)
Obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea merupakan obat pilihan
untuk penderita diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang
serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Senyawa-senyawa
sulfonylurea sebaiknya tidak dibetikan pada penderita gangguan hati, ginjaldan tiroid.
Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar
pankreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila sel-sel langerhans pankreas
masih dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah
pemberian senyawa-senyawa sulfonylurea disebabkan oleh perangsangan
sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini bebedadengan
perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pada saat glukosa (atau kondisi
hiperglikemia) gagal merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini
masih mampu meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obat
golongan sulfonylurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang
kelenjar pankreasnya masih mampu memproduksi insulin, tetapi karena
sesuatu hal terhambat sekresinya. Pada penderita dengan kerusakan sel-sel
langerhans kelenjar pankreas, pemberian obat-obat hipoglikemik oral
golongan sulfonylurea tidak bermanfaat. Pada dosis tinggi sulfonylurea
menghambat degradasi insulin oleh hati. Absorbsi senyawa-senyawa
sulfonylurea melalui usus cukup baik, sehingga dapat diberikan per oral.
Setelah diabsorbsi. Obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam
plasma sebagian terikat pada protein plasma terutama albumin (70-90%).
Efek Samping:
Efek samping obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea umumnya
ringan dan frekuensinya rendah, antara lain gangguan saluran cerna berupa
mual, diare, sakit perut, hipersekresi asam lambung dan sakit kepala, serta
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
25/32
25
gangguan susunan syaraf pusat berupa vertigo, bingung, ataksi dan lain
sebagainya. Gejala hematologik termasuk leucopenia, tromboritopenia,
agranulositosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali.
Klorpropamida dapat meningkatkan ADH (Antidiuretik Hormon).
Hipoglikemia dapat terjadi apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat,
juga pada gangguan fungsi hati atau ginjal atau pada lansia.
Interaksi Obat:
Obat atau senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan resiko
hipoglikemia sewaktu pemberian obat-obat hipoglikemik sulfonylurea antara
lain : alkohol, insulin, fenformin, sulfonamide, salisilat dosis besar,
fenilbutazon, oksifenbutazon, probenesida, dikumarol, kloramfenikol,
penghambat MAO (Mono Amin Oksigenase), gunetidin, steroida anabolic,
fenfluramin dan klorfibrat.
Peringatan dan Kontraindikasi:
a.
Penggunaan obat-obat hipoglikemik oral golongan sulfonylurea harus
hati-hati pada pasien usia lanjut, wanita hamil, pasien dengan gangguan
fungsi hati, dan atau gangguan fungsi ginjal. Klorpropamid dan
glibenklamid tidak disarankan untuk pasien usia lanjut dan pasien
insufisiensi ginjal. Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal masih
dapat digunakan glikuido, gliklazida, atau tolbutamida yang kerjanya
singkat.
b. Wanita hamil dan menyusui, porfiria, dan ketoasidosi merupakan kontra
indikasi bagi sulfonylurea.
c.
Tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes
yuvenil, penderita yang kebutuhan insulinnya tidak stabil, dan
d.
Obat-obat golongan sulfonylurea cenderung meningkatkan berat badan.
2.
Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel
terhadap insulin, meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan
tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin
secara lebih efektif
Obat hipoglikemik oral golongan biguanida bekerja langsung pada hati
(hepar), menurunkan produksi glukosa hati. Senyawa-senyawa golongan
biguanida tidak merangsang sekresi insulin, dan hampir tidak pernah
menyebabkan hipoglikemia.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
26/32
26
Satu-satunya senyawa biguanida yang masih dipakai sebagai obat
hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak
dipakai di beberapa negara termasuk Indonesia, karena frekuensi terjadinya
asidosis laktat cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak
ada gangguan fungsi ginjal dan hati.
Efek samping:
Efek samping yang sering terjadi adalah nausea, muntah, kadang-
kadang diare, dan dapat menyebabkan asidosis laktat.
Kontra Indikasi:
Sediaan biguanida tdak boleh diberikan pada penderita gangguan
fungsi hepar, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung kongestif dan wanita
hamil. Pada keadaan gawat juga sebaiknya tidak diberikan biganida.
Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan
tubuh terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPARg(peroxisome
protiferator activatod receptor-gamma) di otot jaringanlemak, dan hati untuk
menurunkan resistensi insulin. Senyawa jaringan lemak, dan hati untuk
menurunkan resistensi insulin.Senyawa-senyawa TZD juga menurunkan
kecepatan glikneogenesis.
3.
Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor a-glukosidse yang
bekerja menghambat absorbsi glukosa dan umum digunakan untuk
mengendalikan hiperglikemia post prandial (post meal hyperglycemia).
Disebut juga starch blocker
Senyawa-senyawa inhibitor a-glukosidse bekerja menghambat enzim
alfa glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim a-
glukosidse (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk
menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim
ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan
absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa post
prandial pada penderita diabetes. Senyawa inhibitor a-glukosidse juga
menghambat enzim a amylase pankreas yang bekerja mneghidrolisis
polisakarida di dalam lumen usus halus. Obat ini merupakan obat-obat yang
biasanya diberikan dengan dosis 150-600 mg/hari. Obat ini efektif bagi
penderita dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa
kurang dari 180 mg/dl.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
27/32
27
Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah pada waktu makan
dan tidak mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu. Obat-obat
inhibitor a-glukosidse dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dalam
bentuk kombinasi dengan obat hipoglikemik lainnya. Obat ini umumnya
diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap sampai
150-600 mg/hari. Dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama
setiap kali makan.
Efek Samping:
Efek samping obat ini adalah perut kurang enak, lebih banyak flatus
dan kadang-kadang diare, yang akan berkurang setelah pengobatan
berlangsung lebih lama. Obat ini hanya mempengaruhi kadar glukosa darah
pada waktu makan dan tidak mempengaruhi kada glukosa setelah itu. Bila
diminum bersama-sama obat golongan sulfonylurea (atau dengan insulin)
dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi dengan glukosa murni,
jadi tidak dapat diatasi dengan pemberian gula pasir. Obat ini umumnya
diberikan dengan dosis awal 50 mg dan dinaikkan secara bertahap, serta
dianjurkan untuk memberikannya bersama suap pertama setiap kali makan.
c)
Terapi Kombinasi
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa OHO
atau OHO dengan insulin. Kombinasi yang umum adalah antara golongan
sulfonylurea dengan biguanida. Sulfonilurea akan mengawali dengan
merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk senyawa
biguanida bekerja efektif. Keuda golongan obat hipoglikemik oral ini memiliki
efek terhadap sensitivitas reseptor insulin, sehingga kombinasi keduanya
mempunyai efek saling menunjang. Pengalaman menunjukkan bahwa
kombinasi kedua golongan ini dapat efektif pada banyak penderita diabetes
yang sebelumnya tidak bermanfaat bila dipakai sendiri-snediri.
Pada umumnya terapi dimulai dengan suatu sulfonilurea dan sebaiknya
dengan obat kerja-pendek dimana resiko hipoglikemia adalah kecil, misalnya
tolbutamida dan glipizida. Jika kadar gula tidak cukup menurun atau bila
terjadi resistensi, maka zat-zat ini dapat diganti dengan derivat lain,
umpamanya gliklazida, glibenklamida atau klorpropamida. Kedua obat
terakhir ini lebih kuat dan lebih lama kerjanya dengan bahaya hipoglikemia
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
28/32
28
yang lebih besar. Mengingat lebih sering terjadinya efek-efek samping yang
sewaktu bersifat berat, maka biguanida merupakan pilihan kedua. Metformin
barulah diberikan bila sulfonilurea tidak efektif dan kerapkali juga
dikombinasikan bersama dengan efek potensiasi. Jika pasien sudah diberikan
sulfonylurea atau metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa
darah belum mencapai sasaran, dianjurkan penggunaan kombinasi
sulfonylurea dengan metformin. Jika cara ini tidak berhasil juga, dipakai
kombinasi sulfonylurea dan insulin.
3. Terapi Dengan Obat Tradisional
Tanaman obat memiliki kelebihan dalam pengobatan DM karena umumnya
tanaman obat memiliki fungsi konstruksi yaitu membangun kembali jaringan-
jaringan yang rusak serta menyembuhkan penyakit komplikasi yang lain. Dengan
demikian dari tanaman obat diharapkan:
a) Perbaikan kerusakan fungsi pankreas
b) Peningkatan efektifitas insulin yang dihasilkan
c)
Penyembuhan penyakit komplikasi akibat DM
Upaya pengobatan secara spesifik diarahkan untuk perbaikan fungsi pankreas
dan peningkatan efektifitas insulin yang dihasilkan yang berarti pengurangan
resistensi terhadap insulin. Dengan demikian pengobatan diabetes mellitus
dengan tanaman obat adalah upaya menyembuhkan diabetes sehingga bukan
sekedar upaya menurunkan gula darah.
Untuk penderita diabetes dan mengalami luka, mungkin bisa mencoba
pengobatan alternatif berikut ini agar terhindar dari tindakan amputasi. Olesi
madu pada kaki yang terluka. Profesor Jennifer Eddy dari University School of
Medicine and Public Health, Wisconsin, AS mengatakan, madu bisa membunuh
bakteri karena sifat asamnya. Selain itu madu juga efektif menghindari sifat kebal
bakteri akibat penggunaan antibiotik.
Dalam terapi madu ini, bagian yang luka baru bisa diolesi setelah kulit mati
dibersihkan. Pasien diabetes memang seharusnya sejak dini memperhatikan
secara serius bagian kaki, terutama untuk mencegah terjadinya luka yang
berlanjut dengan infeksi. Penyakit diabetes bisa menyebabkan kerusakan pada
saraf dan kerusakan pembuluh darah serta infeksi yang membuat penderita
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
29/32
29
diabetes mengalami mati rasa pada kakinya. Karena itu, biasanya penderita
diabetes tidak menyadari telah terjadi luka pada kaki karena tak langsung tampak.
Terapi madu telah digunakan sebagai pengobatan alternatif di Eropa, bahkan
di Selandia Baru terapi ini dipakai juga untuk mengobati sulit tidur. Tanaman-
tanaman obat penting untuk penyembuhan Penyakit DM:
1.
Browali (Tinospora crispa (L) Miers.)
2.
Ciplukan (physalis peruviana L.)
3.
Daun sendok (Plantago mayor)
4.
Duwet (Eugenia cumini)
5. Jarong (Achyranthes aspera L.)
6.
Ki Tajam/Dandanggendis (Clinacanthus nuthans Lindau)
7. Lidah Buaya (Aloe vera L.)
8. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
9. Mimba (Azadirachta indica)
10.Pulutan (urena lobata)
11.Rumput mutiara (hedyotis corymbosa)
12.
Salam (syzigium polyanthum (Wight) Walp.)
13.Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)
Adapun tanaman serta mineral yang cukup berperan sebagai penurun kadar
gula, yakni:
1. Gymnema Sylvestre
Fungsi utama: Menurunkan gula darah
Dosis umum: 200 - 250 miligram per hari. Nama Hindi tumbuhan ini berarti
penghancur gula, dan tanaman ini dikatakan memiliki kemampuan untuk
menurunkan kemampuan mendeteksi rasa manis. Tanaman ini dianggap
sebagai tanaman paling kuat untuk mengendalikan gula darah. Kemungkinan
besar, cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aktivitas enzim yang
membantu sel tubuh untuk menggunakan glukosa atau dengan merangsang
produksi insulin. Walaupun belum ada penelitian intensif, tapi belum
ditemukan adanya efek samping serius untuk penggunaan tanaman ini.
2.
PareFungsi utama: Menurunkan gula darah
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
30/32
30
Dosis umum: 50 - 100 mililiter (3-6 sdm) jus per hari. Pare yang pahit ini
dianggap mampu membantu sel menggunakan glukosa secara lebih efektif
dan meredam penyerapan gula di dalam usus. Para peneliti di Filipina yang
meneliti konsumsi pare kepada pria dan wanita dalam bentuk kapsul selama
3 bulan menemukan adanya penurunan gula darah, walaupun sedikit, tetapi
konstan. Permasalahan yang muncul adalah masalah pencernaan, tapi tidak
jelas apa.
3. Magnesium
Fungsi utama: Menurunkan gula darah
Dosis umum: 250 - 350 miligram per hari. Kekurangan magnesium tidak
jarang ditemui sebagai salah satu penyebab diabetes, bahkan gejala ini
memperburuk kondisi gula darah dan resistansi insulin. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa suplemen magnesium dapat memperbaiki fungsi insulin
dan menurunkan gula darah. Coba konsultasikan dengan dokter Anda
sebelum mengkonsumsi insulin.
4. Prickly Pear Cactus (Daging buah kaktus)
Fungsi utama: Menurunkan gula darah
Dosis umum: jika dikonsumsi sebagai makanan, 150 gram rebusan kaktus
per hari. Buah matang dari kaktus ini mampu menurunkan kadar gula darah
dalam tubuh. Bentuk yang bisa ditemui adalah dalam bentuk buah, atau jus,
atau bubuk. Para peneliti menemukan bahwa buah ini menurunkan kadar
gula darah karena adanya komponen yang mirip dengan insulin. Buah ini
juga tinggi kadar seratnya.
5.
Gamma-Linolenic Acid (Asam Linoleat Gamma)
Fungsi utama: Mengurangi sakit saraf
Dosis umum: 270 - 540 milligrams sekali per hari. Asam Linoleat Gamma,
atau GLA adalah asam lemak yang ditemukan dalam minyak bunga evening
primrose. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes adalah
orang yang memiliki level GLA rendah dalam darah, dan penelitian
menunjukkan bahwa suplemen ini dapat menurunkan, bahkan mencegah
sakit di saraf yang muncul akibat diabetes
6. Chromium (Krom)
Fungsi utama: Menurunkan kadar gula
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
31/32
31
Dosis umum: 200 mikrogram per hari. Mineral ini dianggap mampu
meningkatkan kinerja insulin dan terlibat juga dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Beberapa penelituan menunjukkan bahwa
mineral ini membantu menurunkan gula darah, tapi hanya untuk mereka yang
memang kekurangan krom.
7.
Bilberry
Fungsi utama: Melindungi mata dan syaraf
Dosis umum: 80-120 miligram standar billberry extract per hari.
-
8/21/2019 Pemeriksaan Diagnostik Tes Dm
32/32
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Militus (DM) ini sangat berbahaya. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti obesitas (berat
badan berlebih), faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga),
kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
3.2.Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup, sering berolah raga dan
istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
meningkat dengan cepat.
top related