pemicu 1kjp
Post on 24-Oct-2015
112 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Diskusi Pemicu 1Modul Kulit dan Jaringan Penunjang
Kelompok Diskusi 5
Dede Ahmad Basofi I11112011Adela Brilian I11112020Christover Fistnando S. I11112025Yosep Andrianu Loren I11112050Hayati I11112053Aprindo Donatus I11112055Elsa Restiana I11112057Syf. Rizka Maulida I11112059Bimo Juliansyah I11112062Tia Aditya Rini I11112082Rahmidianty I11108004Arrany Rahmaning Safitri I11109092Agus Darmanto I11108067
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Program Studi Pendidikan Dokter
2013
Laporan Diskusi Kelompok Diskusi 5
Pemicu 1
A. Pemicu 1
Seorang mahasiswa FK Untan sedang duduk di Mega Mal Ayani. Ia
mengamati kulit dan rambut orang yang lalu lalang. Tampak perbedaan warna kulit
dan rambut pada berbagai suku dan ras yang berbeda. Selain itu tampak perbedaan
tekstur kulit pada pria dan wanita, maupun pada anak dan dewasa, ada yang berkulit
kering, normal, dan lembab.
B. Klarifikasi dan Definisi
1. Kulit : organ tubuh yang terletak paling luar yang membatasinya dari lingkungan
hidup manusia.
2. Rambut : Struktus mirip benang khususnya struktur epidermal yang tersusun atas
keratin.
C. Kata Kunci
1. Warna kulit dan rambut.
2. Suku/ras
3. Tekstur kulit
4. Usia
5. Jenis Kelamin
D. Rumusan Masalah
Apa yang menyebabkan perbedaan warna kulit dan rambut pada berbagai suku dan
ras serta perbedaan tekstur kulit pada jenis kelamin maupun usia?
E. Analisis Masalah
F. Hipotesis
1. Terjadinya perbedaan warna kulit pada suku dan ras adalah karena dipengaruhi
oleh genetik dan lingkungan dalam aktivitas pembentukan melanosit.
2. Perbedaan tekstur kulit disebabkan oleh karena penurunan fungsi umum kulit
berbanding lurus dengan peningkatan usia dan perbedaan hormonal pada jenis
kelamin.
G.Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana:
a. Embriologi kulit
b. Anatomi kulit
c. Fisiologi kulit
d. Biokimia kulit
- Proses melanosit
- Pengaruh hormonal pada kulit
2. Kulit
a. Jenis-jenis kulit
b. Nutrisi yang baik
Kulit
a. Perbedaan warna kulit dan rambut pada berbagai suku
b. Perbedaan tekstur kulit pada jenis klemain dan usia
Anatomi Embriologi Fisiologi Biokimia
Melanogenesis
Penyebab
c. Perawatan kulit yang baik
3. Apakah penyebab kulit menjadi lembab, kering dan normal?
4. Bagaimana pengaruh genetik terhadap perbedaan warna kulit?
5. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi aktivitas melanosit?
6. Apa saja faktor-faktor penting yang ikut berperan dalam interaksi keratinosis dan
melanogenesis sehingga menghasilkan warna kulit?
7. Bagaimana proses penuaan (aging) pada kulit dan rambut?
H.Pembahasan
1. Bagaimana:
a. Embriologi kulit1
Epidermis adalah turunan dari ectoderm yang menutupi dari
permukaan embrio. Sekitar 4 minggu setelah fertilisasi epidermis mulai
timbul 6 lapis. Pada minggu ke tujuh lapisan basal dibentuk dan
dibedakan oleh sebuah lapisan untuk melindungi lapisan permukaan yang
disebut periderm. Sel periderm terus berpoliferasi selama 5 bulan, sekresi
dari kelenjar sebasea bercampur dan membentuk zat lemak yang disebut
vernik kaseosa. Lapisan ini menutup dan melindungi kulit fetus dari
paparan cairan amnion, Selain itu vernik kaseosa memfasilitasi pada saat
kelahiran janin karena sifatnya yang licin dan melindungi kulit tidak rusak
oleh kuku.
Sekitar 66 minggu lapisan basal membentuk sebuah lapisan
intermediate dari sel. Poliferasi dari seluruh sel basal sebenarnya dibentuk
dari seluruh lapisan epidemis yang ada pada awal kelahiran. Epidermal
ridges dibentuk sepanjang lapisan epidermal. Setelah 66 minggu sel
berdiferensiasi dari dermis menjadi melanoblas. Neural crest berkembang
menjadi saraf cranial dan spinal, diantara jaringan struktur saraf. Sel
tersebut kemudian menjadi bagian dalam epidermis dan berdeferensiasi
kedalam melanosit.pada trisemester pertma kelahiran sel langerhans
mencapai sumsum tulang belakang dan menginvasi ke epidermis, sel
merkel muncul pada bulan ke 4 sampai ke 6.
Dermis berasal dari mesoderm yang terbentuk pada permukaan
ectoderm. Mesoderm muncul dari jaringan ikat yang disebut mesenkim.
pada minggu ke sebelas sel mesenkim berdeferensiasi menjadi fibroblast
dan membentuk serat kolagen dan elastin. Kemudian membentuk papilla
dermis yang menonjol ke atas ke dalam epidermis. Sebagian dari papil
dermis mengandung kapiler halus atau ujung-ujung saraf sensoris.
Folikel rambut berkembang sekitar minggu ke 67, muncul
sebagaipoliferasi epidermis yang membentuk ke dermis dibawahnya yang
disebut tunas rambut. Ketika tunas rambut tumbuh makin ke dalam
dermis, ujung distalnya menjadi bulbus rambut. Invaginasi dari bulbus
rambut disebut papilla rambut, papil rambut terisi oleh mesoderm tempat
terbentuknya pembuluh darah dari ujung saraf. Sel ditengah bulbus
rambut berkembang ke dalam matriks yang membentuk rambut, dan sel-
sel perifer bulbus rambut membentuk epitel selubung rambut. Mesenkim
di selubung akar dermis membentuk M. arector pili. Pada bulan kelima
folikel rambut memproduksi lanugo merupaka produksi pertama di kepala
dan bagian tubuh yang lain dan biasanya sebelum kelahiran.
Kelenjar sebasea berkembang menjadi folikel rambut pada bulan
keempat. Kelenjar keringat berasal dari tunas stratum basal dari epidermis
ke dermis. Pada bagian proksimal membentuk duktus kelenjar keringat
dan bagian distal membentuk sekresi kelenjar. Kelenjar keringat muncul
pada bulan ke lima pada telapak tangan dan kaki dan beberapa daerah lain.
Kuku berkembang pada minggu ke 60. Awalnya terdiri dari
lapisan tebal yang disebut lempeng kuku primer. Kuku itu sendiri
merupakan epitel yang mengalami keratinisasi dan tumbuh distal dari
dasarnya, dibutuhkan waktu kira-kira 9 bulan hingga kuku mencapai
ujung jari-jari.
Gambar embriologi kulit.6
b. Anatomi kulit
1. Pendahuluan
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 7 m7 dengan
berat kira-kira 66% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial
dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit
juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan
iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi
tubuh.6 Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung,
pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang,
pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan
bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa.7
Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya;
kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan
preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan
tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut
kasar terdapat pada kepala.7
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan
utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan
subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis,
subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel
dan jaringan lemak.6
2. Lapisan Epidermis 7
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas
beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Stratum
lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan
lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah
menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih
jelas di telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum merupakan 7 atau 3 lapis sel-sel gepeng
dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-
butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Stratum spinosum terdiri atas
beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-
beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena
banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-
sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara
sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang
terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar
jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut
nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel
Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang
tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti
pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling
bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif.
Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk
kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang antar sel, dan sel
pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna
muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung
butir pigmen (melanosomes).
3. Lapisan Dermis 7
Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan
dermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri
atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular
dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 7 bagian yakni
pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian
bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat
dan kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk
ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen
muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut
sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin
biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang
serta lebih elastis.
4. Lapisan Subkutis 7
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas
jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak
merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma
lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan
makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3
cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini
juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 7 pleksus, yaitu pleksus yang
terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di
subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas
mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan
di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini
pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan
pembuluh darah teedapat saluran getah bening.
5. Adneksa Kulit 7
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan
kuku. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar
keringat dan kelenjar palit. Ada 7 macam kelenjar keringat, yaitu
kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan
sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih kental.
Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 78 minggu
kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kehamilan. Saluran
kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan
kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak
tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa
faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan
emosional.
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di
aksila, areola mame, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.
Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil,
tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH
sekitar 4-6,8.
Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia
kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar palit disebut juga kelenjar
holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasala dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di
samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut
(folikel rambut). Sebum mengandungi trigliserida, asam lemak bebas,
skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi hormone
androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas
menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.
Kuku, adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal.
Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku, bagian
yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari dikenali
sebagai badan kuku, dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang
bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh
kira-kira 6 mm per minggu. Sisi kuku agak mencekung membentuk
alur kuku. Kulit tipis yang yang menutupi kuku di bagian proksimal
disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian kuku bebas
disebut hiponikium.
Gambar bagian-bagian kuku.7
Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan
bagian yang berada di luar kulit. Ada 7 macam tipe rambut, yaitu
lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mrngandung pigmen dan
terdapat pada sbayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar
dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang
dewasa. Pada orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu
mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, dan janggut yang
pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen. Rambut halus di dahi
dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik,
fase anagen berlangsung 7-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira
0.35 mm per hari. Fase telogen berlangsung beberapa bulan. Di antara
kedua fase tersebut terdapat fase katagen. Komposisi rambut terdiri
atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 67,64%, sulfur 5% dan
oksigen 70,80%.
Gambar fase dari rambut.7
c. Fisiologi kulit1
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang
membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai
pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari
mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap
lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada
kulit.
Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa
raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis
ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin.
Pelebaran ujung saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung
ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir
sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau
berselubung untuk persarafan kulit.
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting
selain menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu :
1. Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan
kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam
kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet,
gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena
adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut–serabut
jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap
sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan
asam asetil).
2. Proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu
terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia
dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi
keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH
5-6,5. Ini merupakan perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel–
sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
3. Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan
benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit
terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi
kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan
metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di
antara sel, menembus sel–sel epidermis, atau melalui saluran
kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel–sel epidermis.
4. Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang
dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu
normal dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu
kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari
arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit
menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar
keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh)
dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat
dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak
dikeluarkan).
5. Ekskresi
Kelenjar–kelenjar kulit mengeluarkan zat–zat yang tidak
berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl,
urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit
berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan
keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
6. Persepsi
Kulit mengandung ujung–ujung saraf sensorik di dermis
dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh
dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis,
peradaban diperankan oleh papila dermis dan markel renvier,
sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf
sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
7. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan
basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk
warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan
bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari
memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui
tangan–tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh
melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen
kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan
karoten.
8. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan
berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini
semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin
lama intinya menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk
yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup.
Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan
tanduk yang berlangsung kira–kira 14-21 hari dan memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
9. Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak
cukup dengan hanya dari proses tersebut. Pemberian vitamin D
sistemik masih tetap diperlukan.
Gambar. Sintesis Vitamin D1
d. Biokimia kulit
- Proses melanosit16,17,18,19
Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat
yang bervariasi. Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat
kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam dasar kapiler dari
dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai
kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi.5,16
Dari ketiga substansi berwarna ini hanya melanin yang
dihasilkan di kulit. Melanin adalah produk dari melanosit.16 Warna
kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter
yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
liver
UV radiationEpidermal cells
7-dehydrocholesterol
Cholecalciferol/vitamin D3
intermediary productskid
neys
hormone calcitriol
Absorption of calcium & phosphorus by the small intestine
Bone maintenance & growth
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada
kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih
kekuningan atau keabuabuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Pigmen melanin
dalam kulit ditentukan oleh faktor ras, individu, dan lingkungan.
Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi,
tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat.
Untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi
tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang
lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan
pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase
memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai
akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4
dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone,
yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap
transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam
ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar,
melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks
golgi. 4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul
melanin yang matang.
Tahap 1:
Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan
awal proses dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi
granul halus; pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron
memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah
matrik protein.
Tahap 2:
Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada
bagian dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis
lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.
Tahap 3:
Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus
agak sulit terlihat.
Tahap 4:
Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop
cahaya dan melanin secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur
tidak ada yang terlihat. Granul yang matang berbentuk elips, dengan
panjang 1 μm dan diameter 0,4 μm..
Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan
sitoplasma melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum
germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer ini telah
diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit.
Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam
keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi
di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi
melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.
Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel
epitel/keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak
melanin, dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam keratinosit, granul
melanin bergabung dengan lisosom – alasan mengapa melanin
menghilang pada sel epitel bagian atas.
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan
melanosit yang menyebabkan pigmentasi pada kulit:
1. kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit
2. perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan
3. penempatan terakhirnya dalam keratinosit
- Pengaruh hormonal pada kulit
Adapun hormon yang berpengaruh pada pigmentasi kulit
lainnya adalah3:
Hormon melatonin :warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat
juga mengatur rasa kantuk pada diriseseorang. Pada remaja
hormone ini dihasilkan lebih banyak bila di bandingkan dengan
orang dewasa.
MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau Intermedin:
Hormon ini berfungsi :
- Memacupembentukanpigmen melanin kulit.
- Mengaturpenyebaranpigmen melanin
2. Kulit
a. Jenis-jenis kulit3
1. Kulit Normal
Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar
lemak memproduksi minyak tidak berlebihan, sehingga tidak
menimbulkan penyumbatan pada pori-pori kulit. Tanda-tanda kulit
normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat, pori-
pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal
biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.
2. Kulit Berminyak
Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang
berlebihan. Ciri-ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan
mengkilat, pori-pori jelas terlihat, sering terdapat jerawat atau acne,
kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak umumnya terdapat
pada usia remaja dan dewasa.
3. Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)
Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak
hanya terdapat pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga
terlihat garis-garis atau guratan-guratan merah disekitar hidung dan
pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah kelenjar lemak sangat
berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang berkomedo
dan bereaksi cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.
4. Kulit Kombinasi (Campuran)
Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit
seperti kulit kering dan berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan
mengkilat pada bagian tengah muka, di sekitar hidung, pipi dan dagu.
Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia dewasa.
5. Kulit Kering
Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-
orang yang telah lanjut usianya. Penyebabnya adalah akibat
ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit kering antara lain:
bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering,tidak
lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat
menjadi tua karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.
6. Kulit Kering Sensitive
Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat
pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga
timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.
7. Kulit gersang ( Dehydrated Skin)
Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat
cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat
pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut.
Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal
kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit
terbagi atas tipe-tipe tertentu yaitu:
a. Tipe I : selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat
b. Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat
c. Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat
d. Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat
e. Tipe V : secara genetik coklat ( India atau Mongoloid)
f. Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)
Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan
distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan
pigmentasi pada lapisan basal (stratum basalis), sehingga warna kulit
menjadi coklat karena sinar matahari. Bila stimulasi dihentikan, warna
coklat dapat dihentikan, warna coklat cepat menghilang atau
mengelupas seiring dengan pergantian normal epidermis. Bila kulit
terpapar dengan sinar matahari lebih lama, maka produksi melanin
meningkat lagi secara permanent.
b. Nutrisi yang baik4
Dari hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di Amerika, efek
penuaan dini dapat dihindari dengan cara menyantap makanan yang tingi
protein serta kaya vitamin dan mineral. Ada dua jenis nutrisi yang
dibutuhkan dalam proses pencegahan penuaan dini. Yakni, mikronutrien
dan makronutrien.
Makronutrien adalah komponen terbesar dari susunan diet yang
berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan
sel/jaringan) dan pemeliharaan aktivitas tubuh. Contoh dari elemen
makronutrien ini adalah protein dan lemak.
1. Karbohidrat. Zat gizi ini dikandung dalam roti, beras (sebaiknya beras
merah) dan oatmil. Karbohidrat penting untuk energi, serat dan
vitamin-vitaminB.
2. Protein. Sumber protein dapat diperoleh dari daging, unggas, telur,
ikan, kacang–kacangan dan tahu adalah protein terbaik. Protein
dibutuhkan kulit khususnya dan tubuh secara keseluruhan untuk
energy serta memperbaiki jaringan dan sel tubuh.
3. Lemak (bukan jenis lemah jenuh dan lemak trans, tapi lemak dari
sumber-sumber alami yang mengandung asam lemak esensial, seperti
asam linoleat dan asam alfalinolenat). Terdapat pada minyak sayur,
lemak, unggas, minyak kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Lemak cukup penting untuk menjaga agar kulit tetap sehat dan
lembab. Kekurangan lemak dapat menyebabkan kulit yang kering,
bersisik dan gterkelupas serta rontoknya rambut.
Sedangkan mikronutrien, merupakan vitamin yang bisa
menunda atau meminimalkan proses penuaan kulit yang berhubungan
dengan proses sintesis protein/DNA/RNA dan perlindungan dari
oksidator. Beberapa elemen vitamin itu juga masing-masing mempunyai
fungsi tersendiri. Misalnya, vitamin A. vitamin ini berperan dalam
diferensiasi dan ploriferasi sel (DNA atau RNA).
1. Selenium:Membantu menjaga kesehatan rambut dan kuku,
meningkatkan imunitas, bekerja sama dengan vitamin E untuk
melindungi sel dari kerusakan. Mengurangi risiko kanker, terutama
paru-paru, prostat, dan colorectal. (Bawang putih, biji-bijian, kacang
brasil, daging, telur, unggas, hasil laut,).
2. Beta-carotene:memelihara kulit sehat, membantu mencegah infeksi
dan kebutaan malam, mendorong pertumbuhan dan perkembangan
tulang. Karoten bekerja sebagai pro vitamin A, yang mengurangi efek
eritema UV-B. (Merah, kuning-orange, hijau dan rimbun, buah-
buahan dan sayuran, termasuk wortel, apricots, belewar, peppers,
tomat, bayam, brokoli, kentang manis dan labu kuning.) Vitamin E -
berguna sebagai pelindung dari esensi lemak dalam sel darah merah
dan membranes sel. Vitamin E dapat mengurangi risiko penyakit
dengan kandungan antioksidannya, melindungi kulit terhadap
fototoksisitas UV-A dan UV-B, serta radikal bebas sebanyak 60%,
dan juga berpotensi untuk memperlambat penuaan. Mengurangi risiko
kanker, jantung, dan penyakit terkait usia lainnya. Dapat diperoleh
dari kacang-kacangan seperti almond dan hazelnut, biji-bijian,
minyak nabati dan mentega, gandum, alpukat, paprika merah, buah
zaitun, beras merah, apel, ubi jalar dan polong-polongan.
3. Vitamin C - membantu dalam pembentukan partikel jaringan,
penyembuh luka dan penyerapan zat besi. Vitamin C penting karena
kandungan antioksidannya, juga efek antihistamin, dapat mencegah
infeksi kulit, memproduksi kolagen dan elastin untuk mengencangkan
kulit. Bekerja sebagai prooksidan dan anti oksidan. Absorpsi sinar
UV-A dan UV-B dikurangi 40-60%. Membantu mencegah gusi
memar dan menjaga kesehatan gigi. Dapat mengurangi risiko katarak,
penyakit jantung, dan kanker. Vitamin C dapat diperoleh dari peppers,
tomat, jeruk buah-buahan dan juices, berries, brokoli, bayam, kubis,
kentang, mangga, papaya.
4. Vitamin A, mampu memperbaiki kerusakan kulit akibat sinar
matahari, menghilangkan kerut/keriput dan hiperpigmentasi,
mencegah kekeringan kulit, serta sangat penting karena kandungan
antioksidannya yang membantu mengurangi resiko penyakit tertentu
termasuk kanker. Antioksidan juga membantu mencegah infeksi serta
mendukung pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, jaringan serta kulit.
Bisa di dapat dari ubi jalar, hati, telur dan susu.
5. Zinc - untuk pertumbuhan dan kesehatan kulit secara keseluruhan,
karena nutrisi ini bekerja dengan vitamin A untuk menjaga dan
memperbaiki kulit, mendukung kekuatan, elastisitas dan kekencangan
kulit. Zinc juga mendukung pertumbuhan jaringan sehingga
memegang peranan penting pada banyak fungsi tubuh. Kekurangan
nutrisi ini dapat menyebabkan kita mudah terkena infeksi. Zinc dapat
ditemukan pada daging, hidangan laut, telur, susu, whole grain dan
miso. Zinc juga bisa didapat dari buah aprikot, bawang bombay
kokoa.
6. Air
Air putih adalah sumber terbaik. Namun asupan cairan yang baik juga
didapat dari buah-buahan, sayur-sayuran dan produk susu. Air sangat
penting untuk hidrasi sel, serta berperan dalam meregulasi suhu
tubuh. Air juga bertugas membawa nutrisi ke sel-sel dan sampah hasil
metabolisme keluar dari sel.
c. Perawatan kulit yang baik4
1. Menghindari efek sinar UV yang merugikan antara jam 60.00 –
65.00.
2. Menghindari sinar matahari dengan cara menutup badan, memakai
topi dengan
3. Memakai tabir surya apabila terkena paparan sinar matahari.
Pemakaian tabir surya (sunscreen) sangat dianjurkan. Tabir surya
ialah zat yang mengandung bahan pelindung sehingga sinar UV pada
matahari tidak dapat memasuki kulit. Perhatikan nilai SPF (Sun
Protecting Factor), yaitu nilai pelindung terhadap UV yang dapat
menyebabkan kulit terbakar sinar matahari (orang Indonesia sekitar
70 menit). Bila nilai SPF 65, maka kulit akan terlindungi dari
matahari selama 65 x 70 menit. Untuk orang Indonesia dianjurkan
pemakaian tabir surya minimal SPF 65, dipakai 30 menit sebelum
terpajang sinar matahari dan bila banyak berkeringat sebaiknya
diulang tiap 7 jam. Tabir Surya dipakai pada wajah dan tangan yang
tidak tertutup busana.
4. Jangan terlalu lama berjemur matahari. Perubahan warna kulit akibat
radiasi sinar UV yang dilakukan berulang-ulang hanya
mengakibatkan fotoproteksi yang minimal dan paparan yang lama
akan menyebabkan perubahan penuaan kulit.
5. Memberi pendidikan pada anak-anak dan dewasa untuk membiasakan
memakai tabir surya.
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi kulit
Semakin kita bertambah tua, kulit kita cenderung kehilangan
elastisitas, menjadi kering dan tampilan garis halus dan pasti terjadi
adalah noda usia tak dapat dihindarkan.
7. Tidur/istirahat yang cukup Tidur yang cukup memadai, tenang,
merupakan kontribusi untuk proses regenerasi seluruh jaringan tubuh,
termasuk kulit.
8. Mencegah paparan zat toksik seperti merokok, kopi, alkohol dan
beberapa tipe pengobatan yang dapat memberi efek antara lain
dehidrasi kulit, dapat merusak kulit, memecahkan kapiler, dan
membuat kulit kering.
9. Jangan sering membersihkan kulit atau membilasnya. Bila kita terlalu
sering membersihkan kulit apalagi dengan menggunakan sabun, maka
kulit akan kehilangan kelembaban alaminya sehingga kulit menjadi
mudah kering.
10. Gunakan pelembab setiap hari. Bila kulit Anda sensitif, gunakan
pelembab yang tidak mengandung parfum atau lanolin. Untuk kulit
normal cenderung kering, gunakan krim pelembab.
11. Hindari udara yang terlalu dingin, yang dapat menyebabkan kulit
bertambah kering.
3. Apakah penyebab kulit menjadi lembab, kering dan normal?
Fungsi Sawar dan Proses Pembuangan Lapisan Terluar Epidermis (Kulit
Normal, Kasar, Lembab)
Sebagai sel yang dapat terus hidup yang bergerak menuju stratum
korneum, mereka mulai mengubah protein menjadi granula-granula di dalam
lapisan granular. Granula-granula tersebut terisis oleh protein fillagrin yang
dengan keratin membentuk kopleks untuk mencegah pecahnya fillagrin oleh
enzim proteolitik. Sebagai sel-sel yang dapat beregenerasi yang bergerak
menuju lapisan terluar, enzim memecah kompleks keratin-fillagrin. Fillagrin
terbentuk di bagian luar corneosit saat sisa penahan air (waterretaining) keratin
masuk. Ketika kelembutan kulit berkurang, fillagrin kemudian di pecah
menjadi asam amino bebas oleh enzim proteolitik spesifik di stratum korneum.
Pemecahan fillagrin terjadi hanya ketika kulit mengalami kekeringan pada saat
mengendalikan tekanan osomotik dan jumlah air yang di simpan: pada kulit
yang sehat, air yang berada di stratum korneum normalnya sekitar 30%. Asam
amino bebas, asam laktik, urea dan garam, diketahui sebagai “faktor pelembut
alami” (NMF) dan bertanggung jawab dalam menjaga kelembutan dan
kelenturan kulitsesui dengan kemampuannya untuk menarik dan menyimpan
air.12,13
4. Bagaimana pengaruh genetik terhadap perbedaan warna kulit?
Dalam pendekatan secara genomik, perbedaan-perbedaan morfologis
warna kulit dan rambut serta tektur kulit ternyata disebabkan oleh adanya
beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap perbedaan fenotipe dari
masing-masing etnik tersebut. Perbedaan warna kulit misalnya, disebabkan
oleh perbedaan atau diferensiasi ekspresi dari gen multiallelic melanocortin
stimulating hormone receptor-6 (MCIR) yang dipengaruhi oleh adaptasinya
terhadap paparan sinar matahari. Munculnya beberapa jenis alel dan haplotip
tersebut disebabkan karena terjadinya beberapa mutasi yang terjadi pada sel
reproduksi dari masing-masing individu.2
5. Bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi aktivitas melanosit?
Radiasi UV, sebagai bagian dari radiasi cahaya, secara biologis yang
paling aktif, karena memiliki panjang gelombang terpendek (100-400 nM) dan
dengan demikian energi kuantum tertinggi. Radiasi UV berperilaku sebagai
radiasi EM teratur dan terdiri dari medan listrik dan magnetik. Panjang
gelombang memungkinkan penetrasi sinar UV ke dalam organisme, dan fitur
quantal sinar UV menginduksi biologi perubahan dalam sel hidup. Perubahan
biologis seluler tergantung pada banyak faktor, di antaranya yang paling
penting adalah jenis radiasi UV, panjang gelombang dan dosis radiasi. Radiasi
UV memiliki energi foton dalam kisaran 3,1-12,4 eV (2,4). Panjang
gelombang radiasi UV berkisar dari 100 400 nM. Sinar UV panjang
gelombang di bawah 100 nM dapat menyebabkan ionisasi jaringan, tetapi
dalam alam sinar UV lingkungan bawah 180 nM mungkin hanya ada dalam
kondisi vakum. UV radiasi menginduksi efek berbahaya banyak pada laki-laki
dan hanya beberapa yang positif (vitamin D sintesis, melanogenesis).14
Menurut efek induksi biologis, sinar UV dapat diklasifikasikan ke
dalam sinar UVA (400-320 nM panjang gelombang - daerah cahaya hitam),
UVB (320-280 nM - eritema kulit), dan UVC (280-100 nM – area kuman).
Lapisan ozon di atmosfer (12-42 km tebal) menyerap sinar UV dengan
panjang gelombang di bawah 290 nM, dan 90 % sinar UV dengan panjang
gelombang 315-290 nM. Total iradiasi permukaan bumi 20-60 W/m2 dari
total 550 W/m2 di sisi luar atmosfer bumi.14
Radiasi dari matahari di permukaan bumi mengandung 6,3 % dari
UVA dan 1,5 % dari sinar UVB. Persentase kehilangan radiasi UV dalam
perjalanan ke permukaan bumi dipengaruhi oleh polusi udara, kelembaban
udara, awan, dan sebagainya. Radiasi UV dicapai melalui radiasi langsung dan
baur (sinar UV tercermin, tersebar dari tanah dan partikel udara). Intensitas
radiasi secara langsung berhubungan dengan sudut di mana sinar UV
mencapai permukaan bumi dan dengan ketinggian. Intensitas tertinggi pada
siang hari. Sekitar 60 % dari total harian radiasi dari Matahari tercapai pada
periode dari 10 pagi sampai 14 jam di sore. Jumlah radiasi UV meningkat
sebesar 15 % per setiap 1000 meter dari ketinggian (6 % untuk sinar UVB).
Awan tebal mengurangi radiasi UV sebesar 10 % -80 %, refleksi dari
permukaan bersalju atau es meningkat dengan 75%, dan dari permukaan
berpasir atau berbatu sebesar 10 % -15 %. Penurunan lapisan ozon sebesar 1%
akan mendorong kenaikan non–melanomatous Insiden kanker kulit sebesar 0,6
% -4,6 %.14
Efek Biologi Radiasi UV
Energi radiasi UV diserap dalam bentuk foton dalam biomolekul
(kromofor); molekul ini kemudian dibawa ke keadaan tereksitasi, biasanya
lebih tinggi dari sebelumnya. Selama proses tersebut, energi dari molekul
tereksitasi dapat diubah menjadi kimia energi, disertai reaksi fotokimia atau
photosensitizing. Energi yang dapat juga ditransfer ke molekul lain (akseptor),
yang sama mengalami perubahan. Perubahan sel akibat radiasi UV dapat
bermanfaat atau berbahaya. Bentuk reaksi fotokimia selular tergantung pada
panjang gelombang, struktur molekul kondisi kromofor dan spesifik dalam
lingkungan di mana reaksi berlangsung. Penyerapan spektrum molekul seluler
sangat beragam. Melanin memiliki spektrum penyerapan luas, mulai melalui
seluruh spektrum UV, melalui bagian visual seluruh spektrum cahaya, dan
melalui bagian dari spektrum inframerah. Kromofor dasar dalam sel-sel kulit
DNA, protein, asam urocanic dan melanin, chinones, flavin, steroid, dan
porfirin. Asam nukleat merupakan 220 kali lebih sensitif dibandingkan
protein. Basa pirimidin dalam rantai DNA sangat sensitif. Ketika radiasi UV
mencapai kulit, refleksi, hamburan dan penyerapan berlangsung. Sinar UV
penetrasi ke dalam kulit bertambah seiring bertambahnya panjang gelombang.
Sebagian besar sinar UVA tercermin dan bagian menembus ke dalam lapisan
kulit yang dalam, semua jalan ke subkutan jaringan. Sinar UVC adalah untuk
sebagian besar diserap oleh corneocytes dan hanya 1 % menembus melalui
epidermis ke perbatasan epidermal - dermal. Kedalaman penetrasi sinar UV
adalah terbalik proporsional dengan jumlah pigmen di kulit. Absorbsi UV
meningkat dengan kandungan asam urocanic (peptida kecil, nucleoproteins)
dan asam aromatik (tirosin, triptofan, fenilalanin). Asam Urocanic berasal dari
keratinosit dari proses keratinisasi dan itu hadir terutama lapisan superfisial-
Stratum korneum. Mekanisme penting perlindungan kulit dari sinar UV adalah
stratum korneum penebalan dan sintesis melanin oleh melanosit.14
Biologi Melanosit Dan Sintesis Melanin
Melanosit adalah sel dendritik yang terletak di antara keratinosit dari
lapisan basal epidermal dan di antara sel-sel matriks rambut. Satu melanosit
memberikan melanin selama 36 sekitarnya keratinosit (unit melanin). Per 1
mm2 kulit terdapat 1100-1500 melanosit. Melanosit mensintesis melanin dari
tirosin (asam amino), dengan enzim tirosinase coaction melanocytic TRP - 1
dan TRP - 2 (protein terkait tirosinase), membran lisosomal protein LAMP
(lisosom terkait protein membran), dan enzim lainnya.14 Ada tiga jenis
melanin :
- Eumelanin, berwarna hitam – kecoklatan
- Pheomelanin, berwarna kuning – kemerahan
- Neuromelanin, berwarna hitam dan hadir dalam sel-sel saraf
Paparan radiasi UV adalah stimulan untuk sintesis melanin.
Paparan radiasi UV adalah stimulan untuk sintesis eumelanin. Sintesis melanin
dimulai dengan masuknya tirosin menjadi yang melanosit melalui saluran
transportasi khusus (P - lokus). Enzim tirosinase mengkatalisis tirosin semua
jalan ke dihydroxyphenylalanine (DOPA) dan dopa chinone. Dopa - to- Dopa
chinone oksidasi co - faktor TRP1. Siklisasi lebih lanjut menghasilkan cyclo -
DOPA dan Dopa - chrom. Dengan TRP coaction asam dihydrochinindol - 2 -
karboksil (DHICA) diproduksi, yang dengan oksidasi lebih lanjut
menghasilkan pigmen eumelanin. Pheomelanin disintesis dalam jumlah yang
lebih kecil dibandingkan dengan eumelanin. Ini adalah produk dari oksidasi
nukleofilik L - sistein di hadapan dopa chinone. L - sistein adalah penting
pengatur melanogenesis. Melanin merupakan bipolymer terdiri melanin merah
(yang mengandung belerang dan larut pada pH 7,2) dan melanin hitam (larut
air). Hubungan melanin merah dan hitam ditentukan secara genetic.14
Melanin menetralkan radikal bebas sejak melanin itu sendiri adalah
jenis radikal bebas. Salah satu faktor utama proliferasi, melanogenesis, adhesi
dan migrasi melanoblasts dan melanosit adalah faktor sitokin sel induk (SCF),
yang melekat pada reseptor (CD 117) (9,23,24). Melanocytic mitogen Alam,
stimulator penting angiogenesis dan stimulator aktivitas sintetik fibroblast
adalah basic fibroblast growth factor (BFGF). Sumber yang paling signifikan
dari bFGF di epidermis adalah keratinosit, setelah dirangsang oleh sinar UV.
Selain itu, untuk proliferasi, diferensiasi dan migrasi melanosit dipengaruhi
oleh kemokin (IL - 8) dan transforming growth factor (TGF), sitokin
(endotelin - 1 dan INF - B). Hormon penting adalah alpha-melanostimulating
Hormon (aMSH), disintesis dan dilepaskan oleh keratinosit UV - dirangsang.
Melanin diproduksi ditransfer dari retikulum endoplasmatic ke melanosomes.
Dengan jumlah baru melanine ditransfer, melanosomes diubah menjadi butiran
melanin. Keratinosit phagocytize melanosomes oleh fusi langsung membran
keratinosit dan melanosit proyeksi dendritik. Selain stimulasi melanogenesis,
radiasi UV menyebabkan peningkatan dibedakan melanosit di kulit dengan
induksi tirosinase dan TRP1 meningkatkan aktivitas tanpa perubahan
konsentrasi mereka. Selain itu, aktivitas melanosit mitosis dipercepat.
Aktivitas mitosis normal melanosit kulit tidak terkena radiasi cahaya sekitar 30
kali lebih kecil dari aktivitas mitosis keratinosit.14
Radiasi UV dan Karsinogenesis
Selain efek stimulasi pada melanogenesis, radiasi UV, khususnya sinar
UVB, kerusakan melanosit memperpanjang fase G1 dari siklus selular mereka.
Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk reparasi DNA yang rusak yang
berkepanjangan juga dan efek karsinogenik radiasi UV berkurang. Efek utama
dalam perlindungan kerusakan UV adalah blokade siklus seluler sedangkan
kerusakan DNA sedang diperbaiki. Namun, aMSH, selain efek sinergis pada
melanogenesis, merangsang proliferasi melanosit iradiasi. Sinar UVB
merangsang rilis aMSH dan ACTH dari keratinosit dan MC1 reseptor untuk
hormon tersebut. Hormon-hormon ini memiliki tindakan imunosupresif dan
adalah mungkin bahwa aMSH membantu akumulasi mutasi pada melanosit
iradiasi dan transformasi maligna lebih lanjut mereka. Perilaku invasif
melanosit sebagian konsekuensi diubah berekspresi dan afinitas integrin
reseptor untuk matriks ekstraselular.14
Radiasi UV dan Kulit Tanning
Efek langsung dari kulit terpapar radiasi UV adalah stimulasi
melanogenesis, yaitu pigmentasi kulit (tanning). Pigmentasi kulit terjadi dalam
dua tahap:
a. Immediate tanning,
b. Delayed tanning
Segera kulit tanning terjadi selama radiasi UV dan merupakan
konsekuensi dari pigmen sudah ada di melanophages. Ini hanya terjadi pada
individu yang konstitusional memiliki setidaknya menengah kulit gelap. Hal
ini dapat dirangsang oleh radiasi UVA dan UVB dan juga oleh cahaya tampak.
Ini adalah hasil dari oksidasi dan redistribusi melanosomes menuju dendrit
melanosit perifer.14
Delayed pigmentasi kulit merupakan konsekuensi dari meningkatnya
aktivitas melanocyte stimulating hormone (MSH) reseptor pada permukaan
melanosit yang merangsang melanogenesis, yaitu, peningkatan jumlah, ukuran
dan jumlah pigmen dalam butiran melanin. Ini berlangsung lama dan
memainkan peran penting dalam perlindungan kulit dari sinar UV sinar.
Delayed pigmentasi kulit yang disebabkan oleh sinar UVA dan UVB. UVA1
sinar menginduksi kadar melanin meningkat di lapisan basal, dan UVA2 sinar
di semua lapisan epidermis lainnya. UVB merangsang tertunda pigmentasi
terjadi tiga hari setelah paparan radiasi dan membutuhkan dosis radiasi yang
lebih besar. Sinar ini menginduksi peningkatan aktivitas tirosinase
melanocytic, percabangan bagian dendritik melanosit, meningkatkan dari
jumlah dan ukuran melanosomes dan butiran melanin dalam sel dan
mempercepat transfer melanin ke keratinosit. radiasi UVB menyebabkan
distribusi pigmen menyebar di epidermis akibatnya stratum korneum
menebal.14
Melanin memainkan peran penting dalam perlindungan terhadap
ultraviolet cahaya. Namun, melanosit memiliki banyak enzim dengan
kemampuan dalam pertahanan antimikroba serta genetik, biokimia, dan sistem
kekebalan tubuh. Le Poole et al melaporkan bahwa melanosit dilengkapi
dengan mesin fagosit penting untuk pengolahan antigen dan dengan demikian
dapat berfungsi sebagai sel aksesori dalam kulit sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, melanosit memproduksi oksida nitrat dalam menanggapi
lipopolisakarida ( LPS ) sebagai melanosit mampu fagositosis seperti
makrofag , oksida nitrat diproduksi oleh melanosit dapat memiliki peran yang
sama dalam sistem kekebalan kulit. Sasaki et al . juga membuktikan
peningkatan melanogenesis dalam menanggapi oksida nitrat. LPS, konstituen
dinding sel bakteri gram negatif , adalah stimulus inflamasi ampuh
memunculkan berbagai sitokin dan faktor pertumbuhan sel-sel kekebalan .
Beberapa laporan telah menunjukkan bahwa LPS dapat menimbulkan sebuah
efek langsung pada sel termasuk jalur sel melanoma . Melanoma baris sel
dirangsang oleh LPS , menghasilkan tingkat tinggi interleukin - 8 , dan
meningkatkan adhesi sel , yang semuanya tergantung pada ekspresi toll-like
receptor 4. The mitogen - activated protein kinase ( MAPK ) sinyal jalur ,
kinase sinyal-diatur ekstra selular , c -jun N – terminal kinase dan MAPKs p38
, mungkin memainkan peranan penting peran dalam biologi melanosit . Dari
jumlah tersebut , telah menunjukkan bahwa p38 MAPK kaskade yang terlibat
dalam stres akibat melanogenesis. Stimulating hormone dan Alpha –
melanosit. Radiasi UV mengaktifkan p38 MAPK . Juga, aktivasi p38 MAPK
memainkan peran penting dalam plasenta lipid –induced melanogenesis
dengan up- mengatur ekspresi tirosinase. LPS menginduksi pigmentasi
melanosit melaporkan bahwa p38 MAPK memainkan peran penting dalam
LPS -induced terkait faktor transkripsi (MITF ) dan ekspresi tirosinase.15
6. Apa saja faktor-faktor penting yang ikut berperan dalam interaksi
keratinosis dan melanogenesis sehingga menghasilkan warna kulit?
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang
menyebabkan pigmentasi pada kulit:5
a. kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit
b. perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan penempatan terakhirnya
dalam keratinosit
c. Mekanisme umpan balik bisa bertahan selama dalam keratinosit
Melanosit dapat dengan mudah dilihat dengan fragmen inkubasi
epidermis pada dengan dopa. Komposisi ini dikonversikan menjadi
deposit coklat gelap melanin pada melanosit, reaksinya dikatalisasi oleh
enzim tirosinase. Metode ini memungkinkan untuk menghitung jumlah
melanosit per unit area epidermis. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa melanosit tidak didistribusikan secara random di antara keratinosit,
agak tampak ada pola pada distribusinya, yang disebut dengan epidermal-
melanin unit.
Pada manusia, ratio dopa-positif melanosit terhadap keratinosit
pada statum basah adalah konstan di dalam setiap area tubuh, tetapi
bervariasi dari satu regio ke regio yang lain. Sebagai contoh, ada sekitar
1000 melanosit/mm2 di kulit daerah paha dan 2000/mm2 di kulit skrotum.
Jenis kelamin dan ras tidak mempengaruhi jumlah melanosit/unit area.
Perbedaan pada warna kulit terutama karena perbedaan jumlah granul
melanin pada keratinosit.
Makin gelapnya kulit (tanning) setelah terpapar radiasi matahari
( panjang gel: 290-320mm) adalah akibat proses tahap 2. Pertama, reaksi
fisis dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum muncul ke
luar melanosit, dan merangsangnya secara cepat untuk masuk ke
keratinosit. Kedua, kecepatan sintesis melanin dalam melanosit
mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatkan jumlah pigmen
melanin.
7. Bagaimana proses penuaan (aging) pada kulit dan rambut?
a. Proses Menua Intrinsik (Intrinsic aging; true aging; chronologic aging)
Merupakan proses menua fisiologik yang berlangsung secara
alamiah, disebabakan berbagai faktor dari dalam tubuh sendiri seperti
hormonal, genetik, dan rasial. Fenomena ini tidak dapat dicegah/dihindari
dan mengakibatkan perubahan kulit yang menyeluruhsesuai dengan
pertambahan usia.8,9,10
b. Proses Menua Ekstinsik (Extrinsic aging)
Terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh. Faktor lingkungan
seperti sinar matahari, kelembaban udara, suhu, dan berbagai faktor
eksternal lainnya dapay mempercepat proses menua kulit sehingga terjadi
penuaan dini. Perubahan pada kulit terutama terjadi di daerah terpajan
seperti kulit wajah sehingga terlihat lebih tua, tidak sesuai dengan usia
yang sebenarnya. Berbagai usaha dapat dilakukan untuk
mencegah/memperlambat terjadinya penuaa dini ini.8,9,10
Faktor-faktor yang memengaruhi Proses Menua Kulit.
1. Faktor Intrinsik:
a. Keturunan (genetik)
Faktor genetik memengaruhi saat mulai terjadi proses
menua pada seseorang seperti pada orang yang memiliki jenis
kulit kering cenderung mengalami proses menua kulit lebih
awal.8,9,10
b. Rasial
Manusia terdiri dari bermacam-macam ras dan masing-
masing memiliki struktur kulit yang berbeda terutama yang
berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap lingkungan
seperti peranan pigmen melanin sebagai proteksi terhadap sinar
matahari. Ras kulit putih lebih mudah terbakar sinar matahari
(sunburn)., lebih mudah terjadi gejala kulit menua dini, pra
kanker kulit dan kanker kulit dibanding ras kulit berwarna.10,11
c. Hormonal
Pengaruh hormon sangat erat hubungannya dengan
umur. Proses menua fisiologis lebih jelas terlihat pada
wanitayang memasuki masa klimakterium atau menopause.
Pada masa itu penurunan fungsi ovarium menyebabkan
produksi hormon seks seperti hormon esterogen berkurang dan
akibatnya akan terjadi atrofi sel epitel vagina, pengecilan
payudara, timbul tanda-tanda menua pada kulit seperti kulit
mengering dan elastisitasnya berkurang.10,11
2. Faktor Ekstrinsik:
a. Faktor lingkungan
Sinar matahari
Sinar matahari merupakan faktor utama penyebab
terjadinya proses menua kulit. Penuaan dini yang terjadi
akibat paparan sinar matahari disebut photo aging
(dermatoheliosis). Paparan sianr matahari kronik akan
menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan berbagai
kerusakan struktur kulit serta menurunkan respon imun.10,11
Kelembaba Udara
Kelembaban udara yang rendah di daerah
pegunungan/datarn tinggi, ruangan AC, paparan angin dan
suhu dingin akan menyebabkan kulit menjadi kering
sehingga memepercepat proses menua kulit.10,11
b. Berbagai faktor yang berhubungan dengan radikal bebas
Sinar X, UV
Polusi udara dari kendaraan bermotor, gas N2O dari
pabrik
Merokok
Peparan dengan bahan-bahan kimia eksogen dan endogen
Bahan tambahan pada makanan sperti pengawet, pewarna
dan pelezat.8,9,10
Radikal bebas ini menyebabkan berbagai kerusakan pada
kulit yaitu8,9,10:
Kerusakan enzim-enzim yang bekerja
memperthankan fungsi sel sehingga terjadi
kerusakan pada sel-sel
Kerusakan protein dan asam-asam amino yang
merupakan struktur utama kolagen dan elastin
sehingga serat-seratnya menjadi kaku, tidak lentur
dan kehilangan elastisiatas
Kerusakan pembuluh darah kulit sehingga melebar
dan menipis
Terjadi gangguan distribusi pigmen melanin dan
melanosit sehingga terajdi pigmentasi yang tidak
merata.
I. Kesimpulan
Hipotesis diterima dengan perbaikan sehingga, hipotesis kami adalah:
1. Terjadinya perbedaan warna kulit pada suku dan ras adalah karena dipengaruhi
oleh genetik dan lingkungan dalam aktivitas pembentukan melanin.
2. Perbedaan tekstur kulit disebabkan oleh karena penurunan fungsi umum kulit
berbanding lurus dengan peningkatan usia dan perbedaan hormonal pada jenis
kelamin.
J. Daftar Pustaka
1. Tortora, Gerard J. Principles of anatomi and physiology. Ed. 67. New York:
Wiley. 2009. p. 667-665.
2. Radji, maksum. Pendekatan Farmakogenomik Dalam Pengembangan Obat Baru.
Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. II, No.6. Departemen Farmasi
FMIPA-UI: Universitas Indonesia, Depok. 2005. p. 6.
3. Retno I.S.Tranggono. BP: Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2007. p. 79-30.
4. Supardiman, L. Peranan sinar matahari dan tabir surya dalam proses penuaan
kulit, Kumpulan Naskah Ilmiah Simposium Kulit dan Perawatannya pada usia
senja. Surabaya, April 6989. hal 56 – 56.
5. Ross MH, Kaye GI, Pawlina W. Histology: A Text and Atlas. 4th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003. p. 638.
6. Gerard, J.T., Bryan H.D. The Integumentary System. In: Principles of Anatomy
and Physiology. 12th ed. Asia: Wiley & Sons. 2009. p. 147-63.
7. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. Anatomi Kulit. In: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed. 3. Jakarta. 2003. p. 3-5.
8. Cunningham W. Aging and Photo-aging. Dalam: Baran R,Maibach HI editor.
Textbook of Cosmetic Dermatology, ed. 2. London: Martin Dunitsz Ltd 1998. p.
455-67.
9. Soepardiman L. Etiopatogenesis Kulit Menua. Dalam: Wasitaatmadja SM,
Menaldi SL, editor. Peremajaan Kulit, Jakarta: Balai Penerbit FK-UI 2003. p. 1-9.
10. Wasitaatmadja SM. Kulit Menua. Dalam: Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,
Jakarta: UI Press, 1997. p. 196-201.
11. Rendon – Pallenaro MI, Bernstein EF. Xerosis and Photo-aging J. Geriatr
Dermatol 1996. p. 4 (SB): 12 B-16 B.
12. Ro BI, Dawson TL. The role of sebaceous gland activity and scalp micro¯oral
metabolism in the etiology of seborrheic dermatitis and dandruf. J Investigative
Dermatol SP. 2005. p. 10(3): 194±7.
13. Gawkrodger DJ. Dermatology, An Illustrated Colour Text. Ed. 3. Edinburgh:
Churchill Livingstone. 2002.
14. Milenko Stanojeviae, Zorica Stanojeviae, Dragan Jovanoviae1, Milena.
Ultraviolet radiation and melanogenesis. Arch Oncol. 2004. p. 12(4):203-5.
15. Joo Hee Ahn · Sun Hee Jin · Hee Young Kang. LPS induces melanogenesis
through p38 MAPK activation in human melanocytes. Arch Dermatol Res. 2008.
p. 300:325–329
16. Junqueria, Luiz Carlos,Carneiro, Jose. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10.
Cetakan 1. Jakarta : EGC.2007
17. Damayanti, Lia. Kuliah Histologi Modul Kulit dan Jaringan penunjang. Jakarta :
FKUI. 2007
18. Gartner, Leslie P. Color Textbook of Histology. Philadelphia: W. B. Saunders
Company.Soepardiman, Lily.1999.
19. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Kelainan rambut. Edisi III, cetakan 1. Jakarta
FKUI.2010. p. 3-6.
top related