pemicu 4, kel. 5
Post on 03-Jul-2015
113 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUTOR : Dr. Ekky M. Rahardja MS, SpGKANGGOTA KELOMPOK• Dewi Trihayanti 405080107• Fendia riska 405080125• Vita Rona Cendrana 405090199• Ilham 405090200• Adeline Novaria P 405090201• Robertus Haryo P 405090202• Rima Rizqi M 405090203• Vivian Otha Vashti 405090216 • Linda Lestari 405090217• Natasha Aurellia 405090218• Meidy Regianto 405090220• Reksayudha 405090221
pemicuSeorang laki2 berusia 60th datang ke UGD RumahSakit dengan
keluhan nyeri di perut dan sulit buang air besar (BAB). Dari autoanamnesis didapatkan : sejak satu bulan terakhir BAB satu kali dalam seminggu, setiap BAB selalu mengejan dan sakit, ada rasa tidak tuntas serta BAB sering keras. Sejak lima hari ini timbul rasa sakit di perut dan oleh istrinya diberikan obat pencahar namun, keluhan tetap belum berkurang bahkan rasa sakit di perut semakin bertambah disertai sulit tidur.
Riwayat makan didapatkan : sejak tiga minggu nafsu makan mulai menurun, mual dan muntah. Asupan makanan sehari-hari hanya sedikit kurang lebih setengah dari kebiasaannya. Pasien mempunyai tinggi badan 160 cm, dan BB 57,5 kg, tiga bulan yang lalu BBnya 60 kg. Akhir2 ini pasien mempunyai kebiasaan suka makan daging. Dan tidak suka sayuran dan buah2an.
Pasien adalah pensiunan camat. Pasien tinggal bersama istri dan tidak mempunyai anak. Pasiem mulai kurang bersosialisasi dan emosional sejak menderita sakit seperti ini, sering tiduran dan tidak pernah berolahraga.
Kronologis masalah
• Seorang pria, 60 tahun, tinggi badan 160cm, keluhan nyeri di perut dan susah buang air besar. BAB 1x seminggu, selalu mengejan dan terasa sakit. Diberi pencahar sakit semakin bertambah + susah tidur
• Nafsu makan menurun, mual dan muntah. Berat turun 60 kg 57,5 kg (dlm 3 bulan), tidak suka makan sayur dan suka mengonsumsi daging, tidak pernah berolahraga, dan kurang sosialisasi.
I. Unfamiliar terms
• Obat pencahar : obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.
II. Masalah
1. Mengapa laki2 ini nyeri di perut dan mengalami susah BAB?
2. Mengapa obat pencahar membuat jadi semakin parah dan sulit tidur?
3. Mengapa napsu makan↓, mual dan muntah?4. Mengapa pasien mulai kurang bersosialisasi
dan emosional?5. Mengapa terjadi perubahan pola makan?
III. Curah pendapat
1. -karena dia mengalami gangguan kolorektal-kurang mengkonsumsi serat, buah2an, olahraga-keluaran saliva me↓
2. Karena sudah tua gangguan tidur3. Tjd perubahan atrofik pada mukosa kelenjar dan otot2
pencernaan4. -karena sakit yang dia alami
-krn # pnya anak kesepian mengalami kemunduran fisik dan mengalami post power sindrome (salah 1 efek dari inkontinensia alvi)
5. -Karena rasa daging lebih enak drpd sayur dan buah
IV .Mind mapping
Pasien laki2 60th
masalah
konstipasi psikologis
G.pencernaan
Nafsu mkn <<
Asupan gizi <<
malnutrisi
BB. turun
B(-) massa otot
- Emosional- (-) sosialisasi
VI. Learning objective
1. MM proses penuaan: -biologis -sosial - psikologis
2. MM. Perubahan fisiologis lansia3. MM. Gangguan dan faktor yang
mempengaruhi psikiatrik4. MM. Gizi pada lansia 5. MM. Perubahan psikologis dan aktivitas6. MM. Tentang farmakologi
• Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
• Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai sebuah kontinum kejadian dari lahir sampai meninggal (Ignativicus, Workman, Mishler, 1999).
1. Biologi
a. Teori “Genetic Clock”
• Proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik
didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu
tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis.
b. Teori “Error”
• Menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam
kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan
tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat
mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
c. Teori “Autoimun”
• Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang
dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri (Self recognition).
d. Teori “Free Radical”
• Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses
pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel
mati.
e. Wear & Tear Teori
• Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak
f. Teori kolagen
• Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
2. Teori Sosiologi
a. Activity theory
• Ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
b. Teori kontinuitas
• Adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu pola
prilaku yang meningkatkan stress
c. Disengagement Theory,
• Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan dengan
masyarakat, hubungan dengan individu lain
d. Teori Stratifikasi usia
• Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat proses
penuaan.
3. Teori Psikologis
a. Teori kebutuhan manusia dari Maslow
• Orang yg bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak
semua orang bisa mencapai kebutuhan yang sempurna.
b. Teori Jung
• Terdapat tingkatan hidup yg mempunyai tugas dalam perkembangan
kehidupan
c. Course of Human Life Theory
• Seseorang dalam hubungan dg lingkungan ada tingkat maksimumnya
d. Development Task Theory
• Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan
usianya
Sistem Perubahanmuskoloskeletal ↓ kadar kolagen & elastin ↓ fleksibilitas pada lansia
↓ kepadatan tulang memudahkan fraktur↓ jumlah dan ukuran serabut otot ↓ kekuatan otot↓ elastisitas & daya lentur pada jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen keterbatasan luas gerak sendi
Saraf ↓ keefektifan sistem neurotransmiter, sirkulasi darah otot, kecepatan konduksi saraf ↓ fungsi kognitif, koordinasi dan keseimbangan, dll
Kardiovaskular ↓ frekuensi jantung maksimum, hipertrofi atrium kiri ↓ kemampuan otot jantung.↑ resistensi vaskular↑ tekanan sistolePembuluh darah kapiler mengalami penurunan elastisitas dan permeabilitas
respirasi Perubahan jaringan ikat paru Kapasitas paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah. Udara yang mengalir ke paru ber << Perubahan pada otot, kartilago dan sendi toraks m’akibatkan gerakan pernafasan terganggu dan kemampuan perengangan toraks ber<<.
Sistem Indera
Perubahan
Penglihatan ↓ jaringan lemak sekitar mata ↓ penglihatan jarak dekat dan jauh , ↓ elastisitas & tonus jaringan↓ koordinasi gerak bola mata, ↓ ketajaman korneaPandangan biru – merah, Perlambatan sistem informasi dari SSPKesulitan mengenali benda yang bergerak
Pendengaran ↓ sel rambut koklea sulit mendengar suara berfrekuensi tinggi,Degenerasi pusat pendengaran↓ kemampuan & penerimaan bicara, Hilangnya fungsi neurotransmitter ↓ fungsi membedakan ucapan
Pengecap Penurunan kemampuan pengecapanPeningkatan nilai ambang untuk identifikasi benda
Penghidu Degenerasi sel sensosik mukosa hidungPenurunan sensitivitas nilai ambang terhadap bau
Peraba Penurunan kecepatan hantaran saraf Penurunan respon terhadap stimulasi taktil, Penyimpangan persepsi nyeri
Sistem PerubahanIntegumentum Kulit akan << cairan & perubahan pada jaringan kolagen serta
jaringan elastisnya menipis & pecah-pecahAtrofi glandula sebasea dan glandula sudoriferakulit keringTimbul pigmen berwarna coklat pada kulit ( liver spot)
Pencernaan gigi jadi rapuh, terjadi penurunan fungsi saliva dalam membantu proses penelanan, peristaltic (pergerakan usus) menjadi lambat. Terjadi perlambatan dalam proses pencernaan dan pengeluaran hasil akhir. Segukan oleh makanan merupakan resiko yang besar karena penurunan reflek sumbatan.
Urinaria ↓kemampuan otot kandung kemihtidak dapat menahan urine & kandung kemih tidak bisa dikosongkan secara tuntas tingginya angka infeksi saluran kencing. ↓ Fungsi penyaringan di ginjal (Diperlukan pengawasan dan perhatian dalam memberikan obat yang mengalami proses diginjal)
Reproduksi Sekresi vagina berkurang; pengeluarannya mungkin membutuhkan stimulasi yang lebih. Pada laki-laki prostat dapat membesar.
• Gangguan Psikiatri pada usia lanjut:– Gangguan Depresi– Gangguan Cemas– Demensia (‘pikun’)– Insomnia (gangguan tidur)– Delirium (kebingungan akut)
• Depresi adalah sebentuk penderitaan emosional.• Timbul akibat adanya dorongan negatif dari super-ego
yang diresepsi dan lambat laun akan tertimbun dialam bawah sadar.
DEPRESI
Gejala depresi secara global:
• Keluhan pada tubuh :– Mudah lelah, hilang tenaga, mundurnya aktivitas,
insomnia, dll• Keluhan mental :
– Konsentrasi, perhatian, kepercayaan diri berkurang, rasa sedih, dll
• Gangguan motorik :– Hilang minat pada pekerjaan, daya pikir dan
konsentrasi menurun, dll
FAKTOR PENCETUS DEPRESI PADA USILA
BIOLOGIS BIOLOGIS PSIKOLOGIKPSIKOLOGIK
SOSIALSOSIAL
GENETIK
KEHILANGAN, ISOLASI, (LINGKUNGAN)
PENYAKIT
DEPRESI USILADEPRESI USILA
FISIKFISIK
GANGGUAN KEPRIBADIAN & DAYA INGAT
Gangguan Cemas
• Gejala fisik muncul dahulu• Cemas & kuatir berlebih• Ketegangan fisik dan mental• Gejala otonom (keringat, debardebar, sakit
perut, pusing dll)• Berlangsung kronis, hilang timbul
Demensia
• Kemunduran mental progresif• Defisit berbagai fungsi kognitif• Sindrom ABC (Activity, Behavior, Cognitive)• Penyebab: AD, Stroke, Parkinson, dll• Tanda – tanda dini demensia• BPSD (behavior & psychological symptoms of
dementia)
Activity decline
• Instrumental ADL:• Berkendaraan• Bepergian• sendiri• Berbelanja• Memasak• Menggunakan• telepon• Mengelola• keuangan
• Basic ADL:• Makan• Mandi• Naik• turun tangga• Buang• air besar /• kecil• Berpakaian
Behavior disturbances
• Apatis• Pencuriga• Mudah tersinggung• Mudah marah• Hiperaktif• Insomnia• Murung / sedih
Cognitive impairment:
• Kelemahan memori (mudah lupa)• Kesulitan berbahasa (afasia)• Kesulitan mengeksekusi (rencana, kegiatan)• Pengenalan benda, wajah, bentuk, ruang dll• Kemerosotan daya nilai, abstraksi, judgment,
dan fungsi fungsi otak lainnya
Secara luas gangguan tidur pada lansia dapatdibagi menjadi :1. Kesulitan masuk tidur (sleep onset problems)2. Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
(deep maintenance problem)3. Bangun terlalu pagi (early morning
awakening/EMA)
Gangguan tidur pada lansia
• Secara internasional klasifikasi diagnostik gangguan tidur mengacu pada 3 sistem diagnostik yaitu :
1. ICD (International Code of Diagnostic) 102. DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders) IV3. ICSD (International Classification of sleep disorders)
• Dalam ICD 10 insomnia dibagi menjadi : 1. Organik2. Non organik
Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)
Parasomnias (ada episode abnormal yg muncul selama tidur seperti mimpi buruk,
berjalan sambil tidur dll)
• Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu :
1. Gangguan tidur yg berkorelasi dengan gangguan mental lain.
2. Gangguan tidur yg disebabkan oleh kondisi medis umum.
3. Gangguan tidur yg diinduksi oleh bahan-bahan/keadaan tertentu.
4. Gangguan tidur primer (disini gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan kondisi mental, fisik/penyakit ataupun obat-obatan)
• Pada tahun 2005 American Academy of Sleep mengenalkan klasifikasi ICSD versi 2 yg merupakan manual diagnostik dan koding. Kategori yg digunakan dalam ICSD 2 meliputi :
I. Insomnia (Insomnias)II. Gangguan tidur yg berkaitan dengan nafas (Sleep-
Related Breathing Disorders)III. Hipersomnia bukan karena gangguan tidur
berkaitan dengan nafas (Hypersomnias Not Due to a Sleep-Related Breathing Disorders)
IV. Gangguan irama sirkadian tidur (Circadian Rhytm Sleep Disorders)
V. Parasomnia (Parasomnias)
VI. Gangguan tidur berkaitan dengan gerakan (Sleep-Related Movement Disorders)
VII.Gejala-gejala terisolasi, tampak sebagai variasi normal, isu yang tak terselesaikan (Isolated Symptoms, Apparently Normal Variants, and Unresolved Issues)
VIII. Gangguan tidur lainnya (Other Sleep Disorders)
Penyebab gangguan tidur pada lansia
• Gangguan tidur primer terdiri atas :1. Gangguan tidur karena gangguan pernapasan2. Sindrom kaki kurang tenang dan gangguan
gerakan tungkai yang periodic3. Gangguan perilaku REM
Penyebab gangguan tidur pada usia lanjut :1. perubahan-perubahan ritme sirkadian2. Gangguan tidur primer 3. Penyakit-penyakit fisik (hipertiroid, arthritis)4. Penyakit-penyakit jiwa (depresi, gangguan
anxietas)5. Pengobatan poli farmasi, alkohol, kafein6. Demensia7. Kebiasaan hygiene tidur yang tidak baik
Faktor-faktor yg mempengaruhi penuaan
• Hereditas• Nutrisi• Status kesehatan• Penglaman hidup• Lingkungan• Stress
Asupan yang dianjurkanLaki-laki Perempuan
usia 60+ 60+
Energi (kal) 2200 1850
Protein (gram) 62 54
Zat besi (mgram) 13 14
Kalsium (mgram) 500 500
Vit C (mgram) 60 60
Nutrition Screening Initiative (NSI)
• Digunakan untuk penapisan malnutrisi pada lansia. NSI membantu lansia peduli akan nutisi dan kesehatan, perbedaan antara status nutrisi yang adekuat, risiko malnutrisi dan malnutrisi.
Nutrition Screening Initiative (NSI)
YesI have an illness or condition that made me change the kind and / or amount of food I eat.
2
I eat fewer than 2 meals per day. 3I eat few fruits or vegetables, or milk products. 2I have 3 or more drinks of beer, liquor or wine almost every day. 2I have tooth or mouth problems that make it hard for me to eat. 2I don't always have enough money to buy the food I need. 4I eat alone most of the time. 1I take 2 or more different prescribed or over-the-counter drugs a day. 1
Without wanting to, I have lost or gained 10 pounds in the last 6 months. 2
I am not always physically able to shop, cook and / or feed myself. 2TOTAL
Mini Nutritional Assessment (MNA)
• Dikembangkakn khusus untuk mendeteksi malnutrisis pada lansia– Kesimpulan: status gizi baik, berisiko malnutrisi atau berisiko underweight• Dapat dipakai untuk mendeteksi malnutrisis pada lansia di RS, praktik
pribadi, Panti Wredha, maupun home-care• Form (lembar) penilaian: 18 items yang dikelompokkan menjadi 4
komponen:– Penilaian antropometrik– Penilaian umum– Penilaian makanan– Penilaian subjektif
• Form (lembar) MNA:– Skrining– Assessment (penilaian)
Screening score Screening+assesment
• Subtotal max = 14• Jika nilai ≥ 12 = tidak
mepunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
• Jika nilai ≤ 11 = mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian mortalitas
• MNA lengkap max = 16• Jika digabung dgn skor
skrining nilai max = 30• Skor indikator malnutrisi
– 17-23,5 = risiko malnutrisi– < 17 = malnutrisi
Penilaian status gizi
• Antropometri– Tinggi badan/panjang badan/tinggi lutut– Berat badan– Lingkar lengan atas– Tebal lemak subkutan
• Biokimiawi/laboratorium– Status protein albumin, prealbumn, transfrin,retinol binding protein– Status vit B12 dan folat– Hitung total limfosit– Profil lipid– Elektrolit– Ureum dan kreatinin
• Gejala klinis– Penilaian sering dilakukan menggunakan
subjective global assesment– Gejala klinis akibat defisiensi zat gizi umumnya
lebih ringan sulit ditentukan, ok :• Proses usia lanjut• Adanya gangguan saluran cerna• Gangguan keseimbangan cairan
• Penilaian asupan makanan– Metode recall/ tanya ulang sering dilakukan,
cara yg efektif– Sulit mendapatkan data yg akuratlupa, proses
usia lanjut– Variabel nafsu makan, kemampuan mengunyah,
menelan, makanan yg dipantang, alkohol, rokok, penggunaan obat0obatan yg mempengaruhi nafsu makan
Basal Metabolic Rate (BMR)BMR (men) BMR = 66 + ( 13.7 x weight in kg ) + ( 5 x height in cm ) - ( 6.76 x age in
years )
BMR (men) BMR = 66 + ( 6.23 x weight in pounds ) + ( 12.7 x height in inches ) - ( 6.76 x age in years )
BMR (women) BMR = 655 + ( 9.6 x weight in kg ) + ( 1.8 x height in cm ) - ( 4.7 x age in years )
BMR (women) BMR = 655 + ( 4.35 x weight in pounds ) + ( 4.7 x height in inches ) - ( 4.7 x age in years )
BMR Mr. X = 66 + ( 13.7 x weight in kg ) + ( 5 x height in cm ) - ( 6.76 x age in years )
= 66 + ( 13.7 x 57,5kg ) + ( 5 x 160cm ) - ( 6.76 x 60) = 66 +787,75 + 800–405,6
= 2059,35 kkal
Harris Benedict Principle
Karena dikatakan dalam kasus akhir-akhir ini Mr. X tidak berolahraga, maka digunakan rumus :Daily calories needed = BMR x 1.2
= 2059,35 x 1,2= 2471,22 kkal
Jadi, kebutuhan energi Mr. X adalah 2471,22 kkal
Little to no exercise Daily calories needed= BMR x 1.2
Light exercise (1-3 days per week) Daily calories needed= BMR x 1.375
Moderate exercise (3-5 days per week) Daily calories needed= BMR x 1.55
Heavy exercise (6-7 days per week) Daily calories needed= BMR x 1.725
Very heavy exercise (twice per day, extra heavy workouts) Daily calories needed= BMR x 1.9
• Perubahan-perubahan Psikososial
a) Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
• dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
• 1) Kehilangan finansial (income berkurang).
• 2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
• 3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
• 4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation)
e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuang. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan
ketulianh. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatani. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan
dengan teman-teman dan keluargaj. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan
terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri
5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
(1)Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction Personalitiy)
• Tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai
sangat tua
(2)Tipe Kepribadian Mandiri (Independent Personality)
• Masa lanjut usia tidak diisi dg kegiatan yg memberikan
otonomi pd dirinya
(3)Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent Personalitiy)
• Jika kehidupan keluarga harmonis maka tidak akan timbul
gejolak
(4)Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility
Personality)
• Tidak puas dg kehidupannya, banyak
keinginan yg kadang tidak diperhitungkan
(5)Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate
Personalitiy)
• Sengsara, sulit dibantu orang lain, sering
membuat susah dirinya
Konsep dasar pemakaian obat ada 3 faktor dlm proses pembuatan preskripsi (peresepan obat) :
1) Diagnosis dan patofisiologi penyakit2) Kondisi dan konstitusi tubuh/organ3) Farmakologi klinik obat
Paradigma dasar dalam farmakoterapi dpt digambarkan sbg berikut :
DOSIS
Farmakodinamik- Kepekaan sel- Respon
homeostasis
Farmakokinetik- Absorbsi- Distribusi- Metabolisme- Ekskresi
EFEKKOP(Kadar Obat Plasma)
- Terapi- Sampin
g- Biaya
Farmakodinamik
• Pengaruh obat terhadap tubuh • Di dalam sel terjadi proses biokimiawi yg
menghasilkan respon selular pd lansia keseluruhan ↓ (menonjol pd mekanisme respon homeostatik yg berlangsung scr fisiologis)
kesimpulan
• pasien kurang makan serat yg berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan proses defekasi terhambat dan mengakibatkan konstipasi
• Nafsu makan yg menurun juga mempengaruhi kesulitan BAB karena serat makanan yg masuk jumlahnya kurang untuk mendorong proses defekasi.
Saran • Batasi asupan lemak dan minyak• Makanlah sumber zat gizi secara cukup, bergantian antara
sumber hewani dan nabati• Perbanyak minum air putih• Perbanyak konsumsi sayuran dan buah• Perbanyak aktivitas• lebih sering bersosialisasi dengan lingkungan.
top related