pemrograman dan penganggaran direktorat jenderal cipta karya
Post on 14-Jun-2015
2.567 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN DITJEN CIPTA KARYA
Pada Acara Pelatihan Tenaga Ahli Fasilitator Provinsi dan Fasilitator Kab/Kota (PF-CF)
Program PPSP TA. 2013
JAKARTA, 11 MARET 2013
PAPARAN KASUBDIT. PROGRAM DAN ANGGARAN
Penyusunan RPIJM Kab/Kota & Memorandum Program
Bidang Cipta Karya 01
02 Permasalahan, Tantangan, dan Isu Strategis Cipta
Karya
OUTLINE
03 Penyusunan Program dan Anggaran Cipta Karya
Penyusunan RPIJM Kab/Kota &
Memorandum Program Bidang
Cipta Karya
Landasan Hukum Peraturan Per-Undang-Undangan :
1. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
2. UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025.
3. UU No. 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara
4. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
6. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
7. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;
8. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
9. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah :
1. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
2. PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
3. PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga;
4. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
5. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
6. PP No. 42 Tahun 2008 tentang PSDA;
7. PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
8. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Peraturan Presiden :
Perpres No 5/2010 tentang RPJMN Tahun 2010-2014.
RPIJM Bidang Cipta Karya mulai dirintis sejak tahun 2005 dan hampir seluruh
kabupaten/kota telah menyusun dokumen RPIJM. Hanya terdapat beberapa
kabupaten/kota pemekaran yang belum melakukan penyusunan RPIJM.
Kementerian PU akan merencanakan penyusunan RPIJM di seluruh sektor
pembangunan baik pembangunan di bidang Cipta Karya, maupun
pembangunan di bidang Sumber Daya Air, Bina Marga, maupun Penataan
Ruang yang dinamakan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM).
Dokumen RPIJM bidang Cipta Karya yang disusun Pemerintah
Kabupaten/Kota, hendaknya ditingkatkan kualitasnya.
5
Sumber: Dit. Bina Program DJCK, 2012
SPPIP
RPIJM
RPJMD
SSK RTBL
RISPAM
MP & Penganggaran
Tahunan
RPKPP
KEDUDUKAN KEBIJAKAN SPASIAL, KEBIJAKAN SEKTORAL, DAN RPIJM
6
PEMBINAAN penyusunan RPIJM
Penyediaan Pedoman pelaksanaan penyusunan
RPIJM
Memantau kualitas RPIJM
Menindaklanjuti usulan program investasi
infrastruktur permukiman
PENDAMPING penyelenggaraan kegiatan
RPIJM
Penilaian kelayakan RPIJM
Penyaringan usulan program infrastruktur
permukiman dari RPIJM menjadi MP
Berkonsolidasi di tingkat Propinsi & Kab/Kota
PENYUSUN RPIJM
Meningkatkan kualitas dan
menindaklanjuti hasil penilaian
kelayakan RPIJM dari Propinsi
Mengajukan usulan program
keciptakaryaan
Menyediakan DDUB
Berkoordinasi & bersinergi dengan
Pokjanis, Pokja AMPL
DJCK PU
PENYUSUN RPIJM
SATGAS RPIJM KAB/KOTA
Pemangku Kepentingan Kab/Kota
POKJANIS SPPIP
Saling berkoordinasi & bersinergi
SATGAS PUSAT
DUKUNGAN
KONSULTAN
SATGAS RPIJM PROPINSI
• BAPPEDA,
• DINAS PROV TERKAIT
• SATKER CK PROV
POKJA AMPL
Saling berkoordinasi & bersinergi
7
PROSES PENYARINGAN RPIJM MENJADI MP • MP disusun oleh Pemerintah Propinsi, yang merupakan hasil
penyaringan usulan rencana investasi dalam dokumen RPIJM bidang Cipta
Karya Kab/Kota.
• Penyaringan longlist usulan RPIJM menjadi MP dilakukan pada saat
workshop RPIJM dan MP di Provinsi.
• Setiap usulan program/kegiatan dalam dokumen RPIJM akan disaring
menurut kriteria kelayakan untuk masuk kedalam usulan program/kegiatan
Memorandum program.
• Penyaringan usulan tersebut kemudian disinkronisasikan dengan
sasaran output Renstra Ditjen Cipta Karya yang merupakan indikator
kinerja Kementerian PU.
• MP juga harus memasukkan rencana pendanaan program dari usulan-
usulan daerah untuk kegiatan kerjasama luar negeri yang akan diusulkan
pembiayaannya dengan dana PHLN
9
Sinergi dalam Penyusunan Memorandum Program
Penyusunan Memorandum
Program
Pemerintah Pusat
Pemerintah Kabupaten/
Kota
Pemerintah Provinsi
11
Melalui Tim Randal Provinsi dan Satgas Provinsi,
didukung oleh konsultan pendamping provinsi
Melalui Satgas Kab./ Kota, didukung oleh konsultan pendamping kab./ kota
Melalui Tim Randal Pusat dan Satgas Kab./ Pusat,
didukung oleh konsultan pendamping pusat
Permasalahan, Tantangan, dan
Isu Strategis Cipta Karya
• Kurangnya perhatian Pemda pada sektor sanitasi
• Rendahnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi
• Masih kurangnya minat dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi
• PIP2B belum dapat dioperasionalkan pada 2012, masih perlu dukungan peralatan dan penyelesaian pembangunan
• RTBL belum menjadi pedoman
• Masih sedikit Pemda yang menyelesaikan Perda Bangunan Gedung
• DDUB tidak terealisasi sesuai komitmen
• Rendahnya pemanfaatan dana perbankan oleh PDAM
• Keterlibatan sektor Swasta dalam KPS atau Business to Business masih belum maksimal
• Sebagian besar kinerja PDAM masih sakit
• Kurang efektifnya pemanfaatan DAK
• DDUB tidak terealisasi sesuai komitmen
Permasalahan Pelaksanaan yang Dihadapi
AIR MINUM BANGKIM PLP PBL
• Beberapa Rusunawa belum dihuni
(mis: di DKI ada 19 TB tidak berpenghuni – kompas, 16/2/11)
• Kurangnya komitmen Pemda terhadap MOU dalam penyediaan lahan dan PSD (listrik, air minum, dan jalan akses)
• Penetapan desa sasaran PPIP mengalami keterlambatan
A. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
B. Pencapaian target/sasaran Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya 2010-2014.
C. Pencapaian target MDGs 2015. termasuk didalamnya pencapaian Program-Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)
D. Penguatan Peranan RPIJM Kab/Kota.
E. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan Bidang Cipta Karya yang masih rendah.
F. Memberikan pemahaman kepada Pemda bahwa pembangunan infrastruktur permukiman adalah tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
a. Ketertinggalan Prasarana Permukiman
Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum dengan sistem perpipaan serta akses terhadap prasarana dan sarana sanitasi dasar yang layak.
Masih besarnya kesenjangan pembangunan di daerah tertinggal, daerah terpencil, kawasan perbatasan, pulau terluar, serta di kawasan Indonesia Timur.
Masih banyaknya lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi ekonomi yang membutuhkan penanganan.
b. Penurunan Kualitas Lingkungan
Menurunnya kualitas lingkungan di perkotaan dikarenakan rendahya prosentase/luasan ruang terbuka hijau
Besarnya luasan kawasan kumuh di perkotaan yang belum tertangani.
c. Ketertinggalan Investasi
Masih rendahnya pemanfaatan dana perbankan oleh PDAM.
Masih kurangnya minat dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi.
Keterlibatan sektor Swasta dalam CSR, KPS atau Business to Business masih belum maksimal.
c. Penanggulangan Kemiskinan
Masih diperlukannya kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat yang sekaligus dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan dan/atau perdesaan.
d. Perkuatan Kelembagaan dan Pengaturan
Belum optimalnya peran kelembagaan pemerintah daerah (organisasi, tata laksana dan SDM) dalam mendukung penyelenggaraan bidang Cipta Karya.
Belum optimalnya penerapan NSPK di bidang Cipta Karya.
Isu – Isu Strategis
Kebijakan Umum DJCK 1. Dalam rangka pencapaian target Renstra PU 2010-2014, target-target yang sudah
dilampaui perlu dilakukan review Renstra dengan pertimbangan ketersediaan anggaran dan pencapaian kebijakan-kebijakan baru yang belum terakomodir dalam Renstra.
2. Mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, daerah terpencil, kawasan perbatasan/pulau terluar, serta kawasan Indonesia Timur, termasuk mendukung Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Papua & Papua Barat (Perpres No. 65/2011).
3. Mendukung upaya pengurangan angka kemiskinan melalui pelaksanaan program-program penangulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
4. Mendukung upaya percepatan pencapaian Target MDGs Bidang Air Minum dan Sanitasi.
5. Dana APBN yang terbatas harus dialokasikan pada kegiatan yang benar-benar strategis dan berdampak signifikan secara langsung terhadap masyarakat.
6. Meningkatkan kapasitas kelembagaan (organisasi, tata laksana, SDM) penyelenggara infrastruktur permukiman dalam memenuhi SPM.
7. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder termasuk dunia usaha untuk turut berperan secara aktif dalam mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, misalnya melalui KPS/CSR.
Kebijakan Operasional DJCK terkait
Penyehatan Lingkungan Permukiman
1. Menyusun NSPK untuk penyelenggaraan sanitasi yang memenuhi syarat-syarat teknis, manajemen pengelolaan termasuk kelembagaannya
2. Meningkatkan kapasitas Pemda dalam penyusunan Dokumen Perencanaan termasuk Strategi Sanitasi Kota (SSK)
3. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah, persampahan dan drainase melalui pembangunan Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat (termasuk sanitasi berbasis masyarakat) dan Terpusat, TPA Sampah, pengelolaan 3R berbasis masyarakat dan Drainase Perkotaan
4. Pengembangan teknologi baru untuk pengelolaan persampahan dan air limbah yang lebih efisien dan efektif
5. Mendorong terbentuknya institusi pengelolaan persampahan secara regional dan air limbah secara kota dan/atau regional
6. Mendorong peran serta seluruh stakeholder dalam upaya pencapaian target pembangunan sanitasi melalui pelatihan teknis serta kampanye, edukasi publik dan advokasi kepada pemerintah daerah
7. Mengembangkan berbagai alternatif pembiayaan non-APBN (KPS, dan CSR termasuk hibah negara-negara donor)
Penyusunan Program dan
Anggaran Cipta Karya
Pengantar
Proses Pemrograman dan Penganggaran terbagi menjadi 3 tahapan utama yaitu :
A. Penyusunan Program, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan
kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi berupa
identifikasi, formulasi, dan sinkronisasi yang selaras dengan pencapaian
sasaran kinerja Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Permukiman, peningkatan kualitas kegiatan, dan penanganan isu-isu strategis
Bidang Cipta Karya.
B. Perencanaan Anggaran, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan
pelaksanaan program dan rencana anggaran di Kabupaten/Kota/Provinsi dan
Pusat. Dikarenakan adanya keterbatasan anggaran, sehingga tidak semua
kegiatan dapat diakomodasi untuk didanai. Oleh karena itu diperlukan
adanya mekanisme pemilihan prioritas kegiatan anggaran.
C. Penyusunan Anggaran, merupakan rangkaian aktivitas yang dimulai sejak
ditetapkannnya Pagu Anggaran sampai menjadi dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya.
SIKLUS PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
SEB Pagu
Indikatif
Konreg
Trilateral
Meeting
Penyusunan
Renja KL
Pra Musrenbangnas &
Musrenbangnas
RKP
Perpres
SE Pagu
Anggaran
Penyusunan
RKA KL –Pagu
AnggaranRDP
Komisi V
SE Pagu Alokasi
Anggaran (Definitif)
Penyusunan
RKA KL –Pagu
Alokasi Anggaran
(Definitif)
Penelaahan
RKA KLPra
Konreg
Siklus Nasional
Siklus Propinsi
Penyusunan
Usulan Konreg
Berd. MP
Penajaman
Usulan
Konreg
Sandingan Usulan
Konreg – MP – RPIJM
Membawa hasil Konreg dalam
proses Musrenbangprop
(sinkronisasi)
Membawa hasil
Musrenbangprop dalam
proses Musrenbangnas
Pembahasan usulan dalam
musrenbangprop yang
belum terakomodir dalam
Konreg
Tahap Penyusunan Anggaran
Tahap Perencanaan Anggaran
Tahap Penyusunan Program
Juli Agustus September Oktober November Desember
Konsolidasi
Usulan RPIJM
Kab/Kota
Legalisasi
Memorandum
Program Propinsi
Identifikasi
& Penyaringan
Usulan Kegiatan
(long list)
Sinkronisasi
tingkat Propinsi
( Verfikasi dan pemilihan
Usulan prioritas berdasarkan
pagu propinsi )
Penyiapan
Memorandum
Program Propinsi
START POINT
Proses Penyusunan
Program untuk
Tahun 2015
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penyusunan Program
1. Dasar penyusunan program Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014 dan Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota Bidang Cipta Karya.
2. Lingkup Penyusunan Program meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan dan kelayakan berdasarkan dokumen Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/ Kota;
b. Penyaringan usulan (longlist);
c. Penilaian kelayakan program dan pendanaan;
d. Penyusunan Prioritas penanganan;
e. Formulasi pembiayaan, dan waktu pelaksanaan;
4. Keluaran proses penyusunan program berupa Memorandum Program
Provinsi
5. Program yang layak didanai agar siap T-2 tahun pelaksanaan.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan Anggaran
1. Dasar Perencanaan Anggaran Tahunan yaitu Memorandum Program dan Pagu
indikatif.
2. Lingkup Perencanaan Anggaran meliputi:
a. Sinkronisasi program melalui Konsultasi Regional (Konreg) Kementerian
Pekerjaan Umum;
b. Verifikasi kesiapan pelaksanaan kegiatan oleh Direktorat Bina Program
bersama Direktorat penanggung jawab kegiatan;
c. Sinkronisasi program melalui Trilateral Meeting bersama Bappenas dan
Kementerian Keuangan;
d. Sinkronisasi program melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Nasional (Musrenbangnas),
e. Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Direktorat Jenderal Cipta Karya.
4. Keluaran Perencanaan Anggaran Tahunan berupa Renja Direktorat Jenderal
Cipta Karya
Hal-hal yang Harud Diperhatikan dalam Penyusunan Anggaran
1. Dasar Penyusunan Anggaran Tahunan adalah Renja Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Pagu Anggaran (Sementara), dan Pagu Alokasi Anggaran (Definitif).
2. Lingkup Penyusunan Anggaran Tahunan meliputi:
a. Penyusunan dan penelaahan RKA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta
Karya berdasarkan Pagu Anggaran (Sementara).
b. Konsolidasi tingkat kementerian dalam rangka penyiapan Rapat Kerja dan
Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V – Dewan Perwakilan Rakyat RI.
c. Penyusunan dan penelaahan RKA Satuan Kerja Ditjen Cipta Karya sesuai
Pagu Alokasi Anggaran (Definitif).
d. Penelaahan RKA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya oleh
Kementerian Keuangan.
e. Finalisasi RKA Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya.
4. Keluaran Penyusunan Anggaran Tahunan adalah RKA Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan DIPA.
Pedoman Perencanaan
Perangkat Penyaring Program/Kegiatan:
a) RPIJM
b) Hasil Konreg
c) Readiness Criteria
Kegiatan/Output
RKA KL DIPA
Isu-Isu Eksternal:
- DPR/Kunker
- Media/Masyarakat
- Masukan Interdep
Renstra 2010-2014
RKP 2013
Dibahas di RDP dengan Komisi V
Penelaahan dengan Ditjen
Anggaran/Ditjen Perbendaharaan
Draft RKAKL
Pengesahan Anggaran
top related