pendahuluan 1.1. latar belakang masalah w charles.pdfaktivitas suatu organisasi, karena manusia...
Post on 31-Dec-2019
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan perangkat utama atas kelancaran
aktivitas suatu organisasi, karena manusia merupakan sebuah faktor tenaga kerja
yang dapat tumbuh dan berkembang. Hal diatas menjadikan sumber daya manusia
sebagai modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan organisasi.
Perkembangan pada dunia usaha yang dewasa ini menimbulkan banyak
tantangan dan persaingan ketat yang harus dihadapi oleh perusahaan. Karena itu,
perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunggulan kopetitif agar tidak
tertinggal dan juga bisa mencapai tujuan yang hendak dicapai. Salah satu cara
yang ditempuh agar perusahaan memiliki keunggulan kopetitif adalah
meningkatkan kinerja karyawan.
Karyawan merupakan aset terpenting yang dimiliki oleh setiap perusahaan,
tanpa adanya karyawan perusahaan tidak dapat berjalan. Tiap-tiap karyawan
memiliki masing-masing tingkatan, antara lain seperti Karyawan Kontrak,
Karyawan Tetap, Forman, Assistant Manager, Manager, Direktur, dan Komisaris.
Dari beberapa tingkatan karyawan tersebut saling berkaitan dan juga saling
membutuhkan. Jika ada salah satu dari tingkatan karyawan yang tidak terpenuhi,
maka perusahan tidak akan bisa berjalan dengan lancar dan pastinya akan
menimbulkan permasalahan. Karena itu, perusahaan harus bisa menjaga baik aset
tersebut agar bisa mencapai tujuannya dengan lancar.
Karyawan bisa tumbuh dan juga berkembang, agar karyawan tumbuh dan
berkembang dengan baik maka karyawan tersebut membutuhkan motivasi.
Motivasi diberikan terhadap seluruh karyawan mulai dari tingkat bawah hingga
atas. Sebelum motivasi diberikan kepada karyawan baiknya pimpinan dapat
mengetahui dan memahami karakteristik karyawannya. Dengan demikian
pimpinan dapat memotivasi karyawannya atas dasar pengamatan karakteristik
tiap-tiap karyawannya dengan cara yang berbeda-beda.
2
Dengan pemberian motivasi yang dilakukan pimpinan kepada karyawan
dapat meningkatkan kinerjanya. Selain itu, tingkat produktivitas karyawan akan
baik dan meningkat. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan
daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Adapun motivasi yang diberikan yaitu seperti penghargaan, bonus,
insentif, upah, honor, dan lain sebagainya. Dengan adanya motivasi akan memacu
karyawan untuk bekerja lebih giat.
Oleh karena itu, pemberian motivasi yang tinggi dapat memberikan
dampak positif bagi karyawan. Tanpa adanya motivasi yang diberikan maka
karyawan akan kesulitan dalam menjalankan tugasnya, disamping itu karyawan
akan menjadi tidak disiplin serta tidak ada rasa semangat atau gairah dalam
bekerja, dan juga tidak ada peningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja karyawan dinilai baik atau tidaknya dilihat dari penilaian pimpinan
apakah kinerja karyawan baik atau tidak dalam menjalankan tugasnya. Biasanya
kinerja karyawan akan dinilai oleh pimpinan melalui evaluasi kerja karyawan.
Tujuan dengan adanya penilaian kinerja adalah agar pimpinan bisa mengetahui
dan menilai bagaimana kinerja karyawan tersebut. Kinerja karyawan yang baik
akan terlihat pada saat ia mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaannya.
Bisa dikatakan bahwa motivasi sangatlah berpengaruh bagi karyawan
untuk meningkatkan kinerjanya. Apabila motivasi yang diberikan tinggi maka
kinerja karyawan juga ikut tinggi. Selain itu, apabila motivasi yang diberikan
rendah maka kinerja karyawan juga ikut rendah, sehingga hasilnya tidak optimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih judul “Pengaruh
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Departemen Warehouse Pada PT. Yamaha
Indonesia”.
1.2. Penelitian Terdahulu
Dalam Zakiyah (2015), pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Bakti di KCP Sunter Podomoro pada PT Bank Central
3
Asia, Tbk”. Pengambilan keputusan didasarkan pada probabilitas dengan uji
statistik menggunakan software SPSS 20 yang dilakukan dua sisi maka:
1 Jika probabilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka H1, diterima
2 Jika probablilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka Ho, ditolak
Hasil luaran (output) pengolahan data menggunakan program aplikasi
SPSS 20 seperti diperlihatkan pada Tabel 4.15 Model Summaryb pada kolom Sig.
F Change = 0,000 dan hal yang sama juga terlihat pada Tabel 4.16 Coefficientsa
pada kolom Sig. = 0,000. Oleh karena Nilai Sig (0,000) lebih kecil dari nilai α
(0,05) maka Ho ditolak yang artinya ada pengaruh yang signifikan anatara
motivasi kerja terhadap kinerja bakti di KCP Sunter Podomoro Pada PT Bank
Central Asia, Tbk.
Dalam Pratiwi (2015), pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Motivasi
Terhadap Tingkat Kinerja Karyawan Bagian Administrasi Pada PT International
Paint Indonesia”. Dengan populasi 20 responden yang mewakili sampel sama
dengan populasi, yang mempunyai identitas responden dengan jenis kelamin laki-
laki, usia rata-rata > 36 tahun, pendidikan Strata 1 (S1), dan masa kerja rata-rata 6
– 10 tahun, penulisa dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1 Bahwa motivasi karyawan bagian administrasi pada PT International Paint
Indonesia, penulis membuktikan secara kuantitatif dengan 10 indikator,
perhitungan menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) kategori yaitu nilai
rata-rata 4, artinya motivasi karyawan tergolong termotivasi baik, perlu
ditingkatkan, dijaga dan dipertahankan.
2 Bahwa tingkat kinerja karyawan bagian administrasi pada PT International
Paint Indonesia, penulis membuktikan secara kuantitatif dengan 10
indikator, perhitungan menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) kategori
yaitu nilai rata-rata 3, artinya tingkat kinerja karyawan tergolong cukup
baik, perlu ditingkatkan lebih baik.
Dalam Sungkono, Hasbullah, dan Bambang (2015), pada jurnal yang
berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan di Outlet PT. Sinarmas
4
Multifinance Cabang Telagasari Karawang”. Berdasarkan hasil penelitian dan
pengumpulan data yang penulis lakukan, dari semua hasil analisis data yang telah
diolah dan dibahas pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Motivasi pada karyawan Sinarmas MultiFinance berdasarkan hasil analisis
data yang diperoleh dari hasil setiap rekapitulasi perumusan masalah
Motivasi yang menggunakan rentang skala memperoleh rata-rata skor nilai
130.29 berada pada daerah Setuju.
2. Kinerja pada karyawan Sinarmas MultiFinance berdasarkan hasil analisis
data yang diperoleh dari hasil setiap rekapitulasi perumusan masalah
Kinerja yang menggunakan rentang skala memperoleh rata-rata skor
116.50 berada pada daerah Cukup baik.
3. Terdapat pengaruh positif sangat kuat antara motivasi dengan kinerja
karyawan pada Outlet Sinarmas MultiFinance Cabang Telagasari. Adapun
besarnya pengaruh desain produk terhadap kepuasan pelanggan adalah
sebesar 99,20% artinya bahwa variabel kinerja karyawan pada Outlet
Sinarmas MultiFinance Cabang Telagasari dipengaruhi atau dapat
dijelasakan oleh variabel motivasi.
Dalam Johan (2014), pada jurnal yang berjudul “Pengaruh Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan Di Restoran Soho, Makasar”. Berdasarkan hasil
observasi, pengolahan data dan analisis terhadap variabel-variabel yang diamati
dalam hal ini motivasi dan kinerja karyawan pada Restoran Soho dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji korelasi variabel motivasi memiliki hubungan kuat dan
positif serta signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil tersebut dapat
diartikan bahwa apabila motivasi mengalami kenaikan, maka secara
otomatis akaan mengakibatkan terjadinya kenaikan pula pada kinerja
karyawan. Begitu juga sebaliknya jika motivasi mengalami penurunan,
5
maka secara otomatis akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada
kinerja karyawan pada Restoran Soho.
2. Variabel Motivasi - motivasi di Restoran Soho Makasar tertinggi adalah
kebijakan dari restoran soho bertentangan dengan prinsip saya. yang
berarti kadang banyaknya karyawan yang suka melakukan kesalahan
karena atas dasar prinsip perseorangan yang kadan suusah untuk diatur dan
beradaptasi dengan kebijakan yang diterapkan. - motivasi di restoran soho
Makasar terendah adalah saya bekerja dengan jam kerja yang tidak ontime.
Yang berarti banyak sekali yang tidak disiplin terhadap waktu dana telat
masuk kerja sehingga menghambat proses pekerjaan yang seharusnya
dapat selesai secara tepat waktu malah terbengkalai.
3. Variabel Kinerja - Kinerja di restoran soho makasar tertinggi adalah saya
dapat bekerjasama dengan baik. Yang berarti pekerja dapat beradaptasi
dengan cepat dengan longkungan agar tercipta kondisi kerja yang baik dan
kondusif. - Kinerja di restoran soho makasar terendah adalah saya selalu
memperhatikan SOP (Standard Operating Procedure) saat bekerja. Yang
berarti setiap pekerja harus mengikuti dan memenuhi syarat SOP yang
telah ditetapkan karena di restoran telah memiliki standar masing-masing.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, penulis menyimpulkan bahwa
terdapat Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kerja Karyawan. Hal tersebut
didasarkan oleh hasil data yang telah diolah menggunakan SPSS 20 maupun
dengan cara manual.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Motivasi apa saja yang diberikan oleh PT. Yamaha Indonesia?
2. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Yamaha Indonesia?
6
3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT.
Yamaha Indonesia?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah:
1. Untuk mengetahui motivasi yang diberikan pada karyawan PT. Yamaha
Indonesia
2. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Yamaha Indonesia
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT.
Yamaha Indonesia
1.5. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan judul skripsi ini, diharapkan agar penelitian ini dapat
bermanfaat untuk hal-hal berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini telah menambah wawasan dan pengetahuan
yang selama ini dipelajari dalam perkuliahan dan juga merupakan
pengalaman dalam bidang penelitian.
2. Bagi organisasi/perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
masukan sehingga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan perusahaan.
3. Bagi bidang akademis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi refrensi
karya ilmiah dan juga bermanfaat.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Motivasi
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2011) yang dikutip oleh Drs. Danang
Sunyoto (2015) mengatakan motivasi adalah suatu perangsang keinginan (want)
daya penggerak kemauan bekerja seseorang; setiap motif mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Menurut Wayne F. Cascio mengemukakan
pendapatnya yang dikutip oleh Malayu S.P.Hasibuan (2011) motivasi adalah
suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya, misal rasa lapar, haus, dan dahaga.
Deddy Mulyadi (2015) mengutip dalam buku Perilaku Organisasi dan
Kepemimpinan Pelayanan bahwa Gibson, et. al. (1995) berpendapat bahwa
motivasi merupakan pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat
dan lemahnya motivasi seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi
yang diraih. Sedangkan, Robbins (1998) berpendapat bahwa motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan
individu. Senada dengan pendapat tersebut, Munandar (2001) mengemukakan
bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah tercapainya
tujuan tertentu.
Menurut Sondang P. Siagian (2014) berpendapat bahwa dengan motivasi
yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin
dalam melaksanakan tugasnya.
Dari pengertian di atas, para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya
yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, yakni bahwa
motivasi itu merupakan suatu kekuatan atau tenaga atau daya. Selanjutnya, suatu
keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah
tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari dan motivasi tersebut timbul
8
dan tumbuh berkembang dengan datang dari dalam diri sendiri (intrinstik) begitu
pula datang dari lingkungan (ekstrinsik).
2.1,1 Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli dibidang sumber
daya manusia antara lain yaitu:
1. Teori hierarki kebutuhan
Abraham Maslow mengemukakan teori hierarki kebutuhan mempunyai 5
(lima) kebutuhan manusia yang harus diketahui oleh setiap manajer atau
pimpinan perusahaan, yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia yang
paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan, minum, perumahan, oksigen, tidur, dan sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan ini meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya
kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, dan
jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan sosial (social needs)
Meliputi kebutuhan untuk persahabatan, aviliasi, dan interaksi yang
lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang
baik, rekreasi bersama.
d. Kebutuhan penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai
atas prestasi seseorang, pengakuan atas faktor kemampuan dan
keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan aktualitas diri (self actualization needs)
Aktualisasi diri merupakan hierarki kebutuhan dari A.Maslow yang
paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan
akan potensi yang sesungguhnya diri seseorang.
2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)
9
Teori ERG dari Clayton Alfeder mempunyai 3 (tiga) kelompok kebutuhan
yang utama, yaitu:
a. Kebutuhan akan keberadaan (Existence needs)
Kebutuhan ini berlangsung dengan kebutuhan dasar termasuk juga
kebutuhan fisiologis yang di dalamnya meliputi kebutuhan makan,
minum, pakaian, perumahan, dan keamanan.
b. Kebutuhan akan afiliasi (Relatedness needs)
Kebutuhan ini menekankan akan pentingnya hubungan antara individu
dan juga hubungan bermasyarakat tempat kerja di perushaan tersebut.
c. Kebutuhan akan pertumbuhan (Growth needs)
Keinginan akan pengembangan potensi dalam diri seseorang untuk
maju dan meningkatkan kemampuan pribadinya.
3. Teori dua faktor
Menurut Frederick Herzberg menyimpulkan bahwa ada 2 (dua) faktor
yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang disebut
dengan faktor pemuas kerja (job satisfier) atau disebut faktor motivator
dan faktor penyebab ketidakpuasan kerja (job dissatifier) atau biasa
disebut faktor higienis. Faktor tersebut terdiri dari:
Faktor pemuas kerja (faktor motivator):
1) Prestasi
2) Promosi atau kenaikan pangkat
3) Pengakuan
4) Pekerjaan itu sendiri
5) Penghargaan
6) Tanggung jawab
7) Keberhasilan dalam bekerja
8) Pertumbuhan dan perkembangan pribadi
Faktor penyebab ketidakpuasan (faktor higienis) :
1) Gaji
2) Kondisi kerja
3) Status
10
4) Kualitas supervisi
5) Hubungan antarpribadi
6) Kebijakan dan administrasi perusahaan
4. Teori X dan Teori Y
Teori Mc Gregor, sering disebut teori X dan teori Y. Ia menyatakan bahwa
ada dua pendekatan atau filsafat manajemen yang mungkin diterapkan
dalam perusahaan. Masing-masing pendekatan itu berdasarkan diri pada
serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamakan Teori X dan
Teori Y sebagai berikut :
1) Asumsi Teori X :
a. Rata-rata karyawan malas bekerja dan tidak suka bekerja.
b. Karyawan bekerja untuk uang dan mengejar status.
c. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam
melaksanakan pekerjaannya.
d. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak
mempedulikan tujuan oranisasi.
e. Karyawan sukar bekerja dalam tim.
2) Asumsi Teori Y :
a. Rata-rata karyawan pada hakekatnya aktif mereka merumuskan
tujuan dan mengejar tujuan tersebut dengan cita-citanya.
b. Karyawan mengejar kepuasan dalam bekerja, bangga mencapai
prestasi, tertantang untuk melakukan hal-hal yang baru.
c. Karyawan bekerja dengan metode kerja yang sudah baku
d. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan
mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.
e. Karyawan berprestasi dalam kerja tim.
5. Teori motivasi prestasi
David Mc. Clelland menyatakan ada 3 (tiga) jenis kebutuhan manusia,
yaitu:
1) Kebutuhan akan prestasi
11
2) Memliki kebutuhan prestasi yang tinggi, memiliki rasa tanggung
jawab pada pelaksanaan tugas.
3) Kebutuhan akan afiliasi
4) Memiliki suatu keinginan dan mempunyai perasaan diterima oleh
orang lain di lingkungan di mana mereka bekerja.
5) ebutuhan akan kekuasaan
6) Memiliki keinginan untuk memengaruhi secara langsung terhadap
orang lain.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Dedy Mulyadi (2015) mengatakan motivasi seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri, terdiri
sebagai berikut :
1) Persepsi individu mengenai diri sendiri
Seseorang akan termotivasi atau tidak untuk melaukan sesuatu banyak
tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang
tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang yang bertindak.
2) Harga diri dan prestasi
Faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk
berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan mendapatkan
status tertentu dalam lingkungannya sendiri serta mendorong individu
untuk berprestasi.
3) Harapan
Adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
tujuan dari perilaku.
4) ebutuhan
Manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri
yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya
secara total.
5) Kepuasan kerja
12
Lebih merupakan suatu dorongan efektif yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu
perilaku.
2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu,
terdiri sebagai berikut :
1) Jenis dan sifat pekerjaan
Jenis dan sifat pekerjaan ini berpengaruh untuk mengaahkan individu
untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan ang akan ditekuni.
Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh mana nilai imbalan ang
dimiliki oleh objek pekerjaan yang dimaksud.
2) Kelompok kerja dimana individu bergabung
Kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung
dpaat mendorong perilaku tertentu, peranan kelompok atau organisasi
ini dapat membangu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan, dan lainnya.
3) Situasi lingkungan pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya
dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
4) Sistem imbalan yang diterima
Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
berprilaku secara maksimal.
2.1.3 Metode Motivasi
Menurut Malayu Hasibuan (2005) ada metode motivasi langsung dan tidak
langsung, yaitu :
1. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil & nonmaterial) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta keputusannya. Jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, dan bintang jasa.
2. Motivasi tidak langsung (Indirect Motivation)
13
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah
kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya.
2.1.4 Tujuan motivasi
Menurut Danang Sunyoto (2015) motivasi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
6. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
2.1.5 Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2005), mengemukakan jenis-jenis motivasi sebagai
berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas
prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan
meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik
saja.
2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan
standar mereka akan mendapat hukuman dengan memotivasi negatif ini
semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat
karena mereka merasa takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang
berakibat kurang baik.
2.1.6 Prinsip-prinsip Motiavsi
Menurut Mulyadi (2015) dalam pekerjaan atau sebagai pekerja atau
karyawan tentunya terdapat beberapa prinsip motivasi antara lain:
1. Prinsip kerjasama
14
2. Prinsip berkomunikasi
3. Prinsip mengakui bantuan pekerjaan bawahan
4. Prinsip penugasan
5. Prinsip memperhatikan karyawan
2.1.7 Teknik Motivasi
Menurut Mulyadi (2015) untuk memotivasi para karyawan itu ada
beberapa cara yang bisa ditempuh antara lain:
1. Teknik untuk memeuhu kebutuhan karyawan atau pekerja secara moral
maupun material
Apabila kebutuhan para karyawan terpenuhi secara menyeluruh karyawan
tersebut akan termotivasi. Karena pemenuhan kebutuhan adalah salah satu
fundamen yang paling dasar terhadp perilaku karyawan. Pimpinan tidak
mungkin dapat memotivasi karyawan kalau tidak pernah memperhatikan
apa yang ia inginkan.
2. Teknik komunikasi persuasive
Teknik ini merupakan salah satu teknik motivasi kerja karyawan yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi karyawan secara ekstrologis.
Teknik ini dirumuskan “AIDDAS” yaitu:
A = Attention (Perhatian)
I = Interest (Minat)
D = Desire (Hasrat)
D = Decision (Keputusan)
A = Action (Aksi/Tindakan)
S = Satisfaction (Kepuasan)
2.2 Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja
2.2.1 Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2013) yang dikutip oleh Mulyadi
(2015) dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia bahwa Kinerja merupakan
istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Maka kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
15
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Selain itu, definisi kinerja karyawan yang dikemukakan Bambang Kusriyanto
(1991) adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga keja
persatuan waktu (lazimnya per jam).
Dalam buku Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan yang dikutip oleh
Ma’ruf Abdullah (2014) para ahli manajemen memberikan berbagai pengertian
tentang kinerja ini sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, dan
bahkan juga berdasarkan pengalaman kerja yang langsung mereka alami dan
rasakan. Diantara beberapa pengertian kinerja tersebut, adalah:
1. Wibowo (2007) menyebutkan kinerja itu berasal dari kata performance
yang berarti hasil pekerjaan atau prestasi kerja. Namun perlu pula
dipahami bahwa kinerja itu bukan sekedar hasil pekerjaan atau prestasi
kerja, tetapi juga mencakup bagaiman proses pekerjaan itu berlangsung.
2. Wirawan (2009) menyebutkan kinerja merupakan singkatan dari kinetika
energy kerja yang padananya dalam bahasa inggris kinerja adalah
performance. Kinerja adalah keluaran yang di hasilkan oleh fungsi-fungsi
atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu.
3. Moeheriyono (2012) menyebutkan kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
4. Amstrong dan Baron (1998) menyebutkan bahwa kinerja merupakan hasil
pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Mulyadi (2015) mengutip menurut Davis (1964) dalam buku Anwar
Mangkunegara (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) yaitu:
1. Faktor kemampuan
16
Secara psikolgis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan
Potensi (IQ) diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka ia akan lebihmudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya.
2. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam
menghadapi situasi tertentu. Motivasi juga merupakan kondisi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (tujuan kerja)
2.2.3 Pengertian Penilaian Kinerja
Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang terbitkan oleh
Mulyadi (2015) menurut Heri Simamura (2004) penilaian kinerja adalah evaluasi
yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan
ditunjukan untuk pengembangan. Di samping itu, menurut Hasibuan (2001)
menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah nilai rasio hasil kerja nyata dengan
standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan
2.2.4 Indikator-indikator Kinerja
Menurut Moeheriono (2012) yang dikutip oleh Ma’ruf Abdullah (2014)
indikator kinerja adalah nilai atau karakteristik tertentu yangdugunakan untuk
mengukur output atau outcome suatu kegiatan.
Untuk menjadi pegangan manajemen dalam menetapkann apa yang
menjadi ukuran indikator kinerja dalam praktek biasanya hanya memuat antara 3
sampai 10 indikator kinerja untuk setiap level atau jenjang organisasinya.
Pengukuran kinerja tersebut yaitu:
1. Efektif
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian yang dihasilkan dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan. Indikator efektivitas ini menjawab
pertanyaan mengenai apakah kita melakukan sesuatu yang sudah benar
(are we doing right)
17
2. Efisien
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan output
dengan menggunakan biaya serendah mungkin. Indikator efektivitas ini
menjawab pertanyaan mengenai apakah kita melakukan sesuatu dengan
benar (are we doing things right?)
3. Kualitas
Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen
4. Ketetapan waktu
Indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar
dan tepat waktu
5. Produktivitas
Indikator ini mengukur tingkat efektivitas suatu organisasi
6. Keselamatan
Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta
lingkungan kerja para karyawan ditinjau dari aspek kesehatan.
Selain itu, pada buku yang telah dikutip oleh Danang (2014) Edwin Flippo
(1995) mengemukakan bahwa penilaian kinerja seorang karyawan dapat diukur
melalui:
1. Mutu kerja
Dalam hal ini berkaitan dengan ketetapan waktu, keterampilan dan
kepribadian dalam melakukan pekerjaan.
2. Kualitas kerja
Berkaitan dengan pemberian tugas-tugas tambahan yang diberikan oleh
atasan kepada bawahan. Misalnya: kerja lembur.
3. Ketangguhan
Berkaitan dengan tingkat kehadiran pemberian waktu libur dan jadwal
mengenai keterlambatan hadir di tempat kerja.
4. Sikap
18
Merupakan sikap yang ada kepada karyawan yang menunjukan seberapa
jauh sikap dan tanggung jawab mereka terhadap sesama teman dan atasan
serta seberapa jauh tingkat kerja sama dalam mengevaluasi tugas.
2.2.5 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Tentu sebuah perusahaan mempunyai manfaat dalam penilaian kinerja
yang sangat penting diantaranya adalah:
1. Mendapat informasi
Mendapat informasi bagi seorang pemimpin sangat membutuhkan
informasi yang akurat bila terdapat informasi yang tidak lengkap maka
dalam pengambilan keputusan akan tidak lengkap pula. Kaitan dengan
penilaian kinerja maka untuk langkah kedepan baik informasi itu yang
prestasinya baik atau yang kurang baik. Karena untuk mengambil
keputusan apakah akan di beri pembinaan atau penghargaan.
2. Keputusan pemberian kompensasi
Hasil penilaian kinerja salah satu pedoman untuk mengetahui keputusan
siapa saja yang akan dpaat pemberian kompensasi berupa bonus, gaji,
insentif, THR, dan lain sebagainya.
3. Keputusan penempatan
Hasil kinerja yang baik atau tidak merupakan dasar bagi pengambilan
keputusan promosi, transfer dan penurunan pangkat.
4. Perbaikan karyawan
Hasil kinerja yang dpaat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Apabila kinerja karyawan tersebut kurang baik maka karyawan
tersebut perlu diberi pembinaan untuk meningkatkan kinerjanya, melalui
pelatihan, pendidikan, dan lain-lain. Dengan tujuan agar karyawan tersebut
bisa lebih baik lagi dan bisa meningkat produktivitasnya.
2.3 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Drs. Malayu S.P Hasibuan (2011) mengatakan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Tujuan dengan adanya manajemen sumber daya manusia ialah agar
19
perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari presentase tingkat
bunga bank, karyawan bertujuan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya.
Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu perencanaan,
perorganisasian, pengarahan, pengendalian, pemeliharaan, kedisiplinan,
pemutusan, dan lainnya. Komponen yang masuk ke dalam MSDM seperti
pengusaha, manajer atau pimpinan, dan karyawan.
Di samping itu, Marihot Tua E.H (2002) yang dikutip oleh Drs. Danang
Sunyoto (2015) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
aktivitas yang dilakukan merangsang, memotivasi, dan memelihara kinerja yang
tinggi dalam organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, Marihot Tua mengatakan
bahwa sumber daya manusia dengan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan
berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapat tenaga
kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya
terhadap peningkatan-peningkatan efektivitas organisasi dengan cara yang secara
etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan.
2.3.1 Pengertian Karyawan
Dalam buku Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan yang dikutip oleh
Ma’ruf Abdullah (2014) mengatakan, karyawan itu adalah sumber daya manusia
atau penduduk yang bekerja di suatu institusi baik pemerintah maupun swasta
(bisnis). Ada beberapa rumusan mengenai siapa karyawan itu sebenarnya.
Diantara rumusan itu, antara lain:
1. Hadari Nawawi (2003) mengemukakan bahwa sumber daya manusia
adalah potensi yang menjadi motor penggerak organisasi/perusahaan.
2. Wirawan juga mengatakan sumber daya manusia merupakan sumber daya
yang digunakan untuk menggerakkan dan mensinegrikan sumber daya
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari beberapa rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan atau
sumber daya manusia itu mempunyai potensi yang luar biasa yang mengalahkan
sumber daya organisasi lainnya, karena ia mempunyai:
20
1. Kemampuan fisik, yang dapat digunakannya untuk menggerakan,
mengerjakan, atau menyelesaikan sesuatu pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan oleh sumber daya atau faktor produksi lainnya.
2. Kemampuan psikis, yang dapat membangkitkan spirit, motivasi, semangat
dan etos kerja, kreativitas, inovasi dan profesionalisme dalam bekerja.
3. Kemampuan karakteristik, yang dapat membangkitkan kecerdasan
(intelektual, emosional, spiritual, dan sosial) yang membawanya untuk
berkembang menjadi lebih mampu menghadapi segala macam tantangan.
4. Kemampuan pengetahuan dan keterampilan, yang mengantarkannya untuk
memiliki kompetensi yang diperlukannya dalam melaksanakan
pekerjaannya.
5. Pengalaman hidupnya, yang dapat menyempurnakan pertimbangan dalam
menyelesaikan persoalan yang menyangkut pekerjaannya.
2.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi adalah suatu dorongan baik dari orang lain maupun dari diri
sendiri untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan sadar dan semangat untuk
mencapai target tertentu. Biasanya seorang pekerja/karyawan untuk mencapai
target tertentu pasti ada faktor-faktor yang mendorong atau memberi semangat
faktor tersebut. Dalam penilaian kinerja pada karyawan mempunyai peranan
penting untuk memotivasi karyawan agar karyawan selalu dalam keadaan senang
untuk melakukan tugasnya.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Dalam buku Metodologi Penelitian Bisnis (2014) yang dikutip oleh
Sugiyono terdapat pengertian Populasi dan Sampel sebagai berikut:
3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di perusahaan X, maka
perusahaan X ini merupakan populasi. Perusahaan X mempunyai
sejumlah orang/subyek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi
dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi perusahan X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin
kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain; dan
juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan,
prosedur kerja, tata ruang, produk dan jasa yang dihasilkan dan lain-
lain. Populasi dalam penelitian ini pada PT. Yamaha Indonesia
berjumlah 60.
3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.
22
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Penelitian menggunakan sampel lebih
menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan penelitian
populasi. Karena menggunakan penelitian sampel lebih menghemat
waktu, biaya, dan juga tenaga.
Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh
adalah membatasi jenis populasinya atau menentukan target pada
populasinya. Penulis membutuhkan untuk menentukan teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (Probality Sampling). Penentuan sampel menggunakan
teknik acak sederhana (Simple Random Sampling). Untuk
menentukan jumlah sampel yang diperlukan penulis adalah
menggunakan rumus Slovin, dengan tingkat kepercayaan 95% dan
tingkat error 5% sebagai berikut:
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
ε = Batas tolerasi kesalahan atau simpangan 5%
N = 60
1 + (0.05)2 . 60
= 60 = 60
1 + 0,15 1,15
= 52,174 = 52
Dengan demikian jumlah sampel yang akan dibutuhkan sebanyak 52
responden.
n =𝑁
1 + 𝜀2. 𝑁
23
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi Variabel adalah memecahkan variabel-variabel
yang terkandung dalam masalah tersebut menjadi bagian-bagian terkecil sehingga
dapat diketahui klasifikasi ukurannya, hal ini dilakukan untuk mempermudah
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Selain itu, operasional
variabel adalah jumlah instrument penelitian berdasarkan ada jumlah penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti dalam hal ini “Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Departemen Warehouse pada PT.Yamaha Indonesia” Ada 2
jenis variabel yang digunakan yaitu variable:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi
variabel lain atau yang diberi simbol (X), yaitu Motivasi.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel
lain atau yang diberi symbol (Y), yaitu Kinerja.
Berikut Operasionalisasi variabel-variabel yang telah disimpulkan dalam bentuk
Tabel agar lebih mudah dipahami melalui Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variable
No. Variabel Indikator Skala Instrumen
1. Identitas
Responden
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Masa Kerja
Nominal
Kuesioner
2. Motivasi
(X)
1. Kebutuhan fisiologis
2. Keamanan dan
keselamatan
24
3. Komunikasi
4. Penghargaan
5. Pengembangan Karier
6. Tanggung jawab
7. Pekerjaan itu sendiri
8. Upah/Gaji
9. Semangat Kerja
10. Prestasi
11. Promosi atau
kenaikan pangkat
Ordinal
Kuesioner
3. Kinerja (Y) 1. Adanya inisiatif
2. Kualitas pekerjaan
yang dihasilkan
3. Ketepatan waktu
dalam menyelesaikan
tugas
4. Kerjasama antar
karyawan
5. Sikap
6. Kedisiplinan
7. Kemampuan
Ordinal
Kuesioner
25
Pengukuran variabel adalah dengan skala likert. Menurut Sugiono
(2014) dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis mengatakan skala
likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Pengukuran variable ditulis melalui Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Penilaian Skala Likert
Kategori Skor
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
3.3 Model dan Hipotesis Penelitian
3.3.1 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang mana kebenarannya harus diuji Sugiyono (2014).
Hipotesis harus dibuktikan dengan penelitian, karena hipotesis
berguna bagi peneliti agar penelitiannya lebih terarah. Dalam buku
Metodologi Penelitian yang dikutip oleh Florentina dan Sugiarto
(2014) bahwa menurut Zikmud W, Babin B, Jon CJ and Griffin M
(2012) lazimnya hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara
logis antar dua variable atau lebih terkait proposisi yang dapat diuji
secara empiris. Penelitian ini mengacu pada variable-variabel yang
akan diteliti adalah “Diduga Adanya Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Yamaha Indonesia”.
26
3.4 Model Penelitian
Dalam penelitian ini terlihat adanya pengaruh antara motivasi
terhadap kinerja karyawan PT. Yamaha Indonesia. Hubungan antara
kedua variabel ini dapat dilihat pada model dari penelitian ini yaitu:
Gambar 3.1
Model Penelitian
Keterangan:
X = Variable Motivasi
Y = Variable Kinerja Karyawan PT. Yamaha Indonesia
= Hubungan antara X dan Y
1.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data penulis menggunakan penelitian
lapangan dan penelitian pustaka, sebagai berikut:
1.1.1. enelitian Lapangan
Metode penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung
di Departemen Warehouse PT. Yamaha Indonesia untuk lebih dapat
memahami adanya pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan,
melalui cara:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya.
2. Observasi
X Y
27
Observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data
dan mencatat data yang berupa perilaku karyawan dan proses
kerja karyawan itu sendiri.
1.1.2. Penelitian Pustaka
Metode penelitian pustaka ini dengan cara mempelajari buku-buku,
laporan-laporan, contoh skripsi, jurnal ilmiah dengan cara membaca,
mengutip buku refrensi, dan mengakses internet yang berhubungan
dengan penelitian.
1.2. Metode Analisis Data
Seluruh data yang telah diperoleh penulis dari berbagai sumber
kemudian diolah dengan analisis-analisis data. Analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul yang dikemukakan
oleh Sugiyono (2014) dalam buku Metodologi Penelitian Bisnis. Selain itu
juga, analisis data mempunyai berbagai macam metode yang mana akan
diolah menggunakan software SPSS 20.
1.1.1. Analisis Reliabilitas dan Validitas
Dalam buku Penelitian Kuantitatif yang dikutip oleh
Tukiran dan Hidayati (2014) bahwa menurut Arikunto (1998)
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu
valid dan reliabel. Oleh karena itu, seluruh data yang telah terkumpul
akan dilakukan pengujian dengan alat ukur yang memenuhi syarat
yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian ini
menggunakan software SPSS 20. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam perhitungan data dan memiliki tingkat
keakurasian yang baik.
1. Analisis Reliabilitas
28
Uji realiabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan
kuesioner. Untuk itu, dilakukan uji realiabilitas pada instrumen
penelitian dengan menghitung nilai Cronbach Alpha yang
mana mempunyai kriteria penilaian skor sebesar 0,06 atau
lebih, maka indikator dalam instrumen tersebut dapat
dikatakan handal (reliabel).
2. Analisis Validitas
Sugiyono (2014) mengatakan bahwa instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang harusnya diukur.
2.1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Sugiyono (2014) mengemukakan statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa statistik deskriptif
merupakan bagian yang membahas cara-cara pengumpulan data,
pengamatan data, meringkas, dan menyajikan data. Penjian data bisa
disajikan dalam bentuk Tabel dan Diagram atau Grafik.
Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif yang akan
dilakukan penulis antara lain: Identitas Responden, Motivasi, dan
Kinerja Karyawan Departemen Warehouse pada PT Yamaha
Indonesia.
2.1.2. Analisis Statistik Inferensial atau Induktif
29
Menurut Sugiyono (2014), statistisk inferensial atau sering disebut
juga statistik induktif adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocokk digunakan bila sampel diambil dari
populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu
dilakukan secara random.
1. Analisis Koefisien Kolerasi
Analisis korelasi bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan antara variabel X dengan variable Y yang dilakukan
dengan menghitung koefisien korelasi menggunakan rumus
sebagai berikut:
r = n ∑XY - (∑X) (∑Y)
√(n∑(X)2 - (∑X)2) (n∑(Y)2 - (∑Y)2)
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
∑X = Motivasi
∑Y = Kinerja
Tabel 3.3
Nilai Interval Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,0 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
30
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber: Sugiyono (2014))
Maka kesimpulan yang dapat diambil dari koefisien kolerasi,
yaitu:
a. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear
positif, yaitu makin besar nilai variabel X (Independen)
makin besar pula nilai variabel Y (Dependen) atau makin
kecil nilai variabel X (Independen) makin kecil pula nilai
variabel Y (Dependen).
b. Jika r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linear
negative, yaitu makin besar nilai variabel X (Independen)
makin kecil nilai variabel Y (Dependen) atau makin kecil
nilai variabel X (Independen) maka makin besar nilai
variabel Y (Dependen).
c. Jika r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara
variabel X (Independen) dan variabel Y (Dependen).
d. Jika r = 1 atau r = -1, dapat dikatakan telah terjadi hubungan
linear yang sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r
yang makin mengarah ke arah angka 0 (nol), maka garis
makin tidak lurus.
2. Analisis Koefisien Determinasi / Koefisien Penentu (R2)
Merupakan koefisien dalam regresi linear sederhana yang
digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh
antara variabel X (Independen) dan variabel Y (Dependen).
31
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel Y
(Dependen). Jika R sama dengan 0, maka tidak sedikit pun
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika R sama
dengan 1, maka prosentase sumbangan prosentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sempurna atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi
variabel dependen. Untuk mengetahui seberapa besar kecilnya
kontribusi yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y
dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai koefisien penentu
R = Nilai koefisien korelasi
3. Signifikan Hasil Regresi
Dalam pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen (X) dan variabel dependen (X) terdapat
pengaruh yang signifikan. Pada penelitian ini kesimpulan yang
ditarik didasarkan hasil data yang diolah menggunakan SPSS
20. Dimana akan dilakukan melalui 2 tahap sebagai berikut:
1) Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh antara variabel X (Motivasi) terhadap variabel Y
(Kinerja), adapun tahap-tahap pengujiannya, sebagai berikut:
KP = R2 x 100%
32
a. Ho : = 0, artinya tidak ada hubungan antara variabel X
(Motivasi) dan Y (Kinerja)
b. Ha : ≠0, artinya terdapat hubungan antara variabel X
(Motivasi) dan Y (Kinerja)
2) Kriteria pengujian:
Jika probabilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka Ha
diterima
Jika probablilitas (Sig. F Change) < 0,06 (α) maka Ho
ditolak
3) Selanjutnya, penarikan kesimpulan
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara variabel X dan variabel Y , yang menggunakan
:
Y = a + bX
𝑎 =(∑ 𝑌) (∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋) (∑ 𝑋𝑌)
𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2
𝑏 =𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2
Keterangan :
Y = Nilai Variabel Terikat
a = Konstanta (bila X = 0)
b = Koefisien regresi
X = Nilai Variabel Bebas
33
4. Uji Normalitas
Dalam pengujian dengan menggunakan analisis regresi
diperlukan data sampel yang berdistribusi normal. Uji
normalitas digunakan untuk menguji apakan data berdistribusi
normal atau tidak. Data yang baik adalah yang berdistribusi
normal.
1.1. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian di PT.
Yamaha Indonesia yang berlokasi di Jakarta Timur. Perusahaan ini
berlokasi di Jalan Rawa Gelam 1/5, Kawasan Industri Pulogadung,
Jakarta Timur - Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan April – Juli 2016 dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.4
Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu Penelitian
April -16 Mei -16 Juni -16 Juli -16
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian
2. Pengumpulan Data
3. Pengolahan Data
4. Penyelesaian Bab I
5. Penyelesaian Bab II
6. Penyelesaian Bab III
7. Penyelesaian Bab IV
8. Penyelesaian Bab V
9. Kelengkapan Skripsi
34
35
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.1. Sejarah Singkat PT Yamaha Indonesia
1.1.1. Profil PT Yamaha Indonesia
Kata YAMAHA yang sekarang terkenal di seluruh dunia sebagai
merek sepeda motor dan alat-alat musik adalah berasal dari nama
seorang industriawan Jepang yaitu Mr. Torasuku Yamaha. Beliau
sangat mengenal teknologi dan pengetahuan dunia barat sejak masa
mudanya, semula menyediakan pelayanan pada alat-alat kedokteran.
Dengan kepercayaan diri yang tinggi beliau mendirikan Yamaha
Organ Works di kota Hamamatsu, Jepang pada tahun 1887. Dengan
jiwa wiraswasta, wawasan yang luas dan kegigihannya dalam
menghadapi kesulitan beliau berhasil mendirikan Yamaha
Corporation sekarang ini.
Piano Yamaha terdiri dari berbagai jenis dan kemampuan yaitu
akustik, disklavier dan instrumen yang dibisukan. Fungsi yang
beraneka ragam tersebut hadir dalam beberapa bentuk dan desain.
Piano-piano tersebut tidak hanya diproduksi langsung di Jepang
namun beberapa model juga telah diproduksi di Indonesia dengan
teknologi dan keterampilan modern yang disesuaikan dengan kondisi
iklim dan material dasar yang terdapat di Indonesia.
Di Indonesia Piano Yamaha khusus diproduksi oleh PT. Yamaha
Indonesia. PT. Yamaha Indonesia (PT. YI) didirikan pada tanggal 27
Juni 1974. Awalnya PT. Yamaha Indonesia memproduksi sebagian
alat musik diantaranya piano, electone, pianika, dan lain-lain. Mulai
bulan Oktober 1998, PT. Yamaha Indonesia mulai memfokuskan
36
produksi piano saja. PT. Yamaha Indonesia berarea seluas 15.711 m2
yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.
1.1.2. Filosofi PT Yamaha Indonesia
Kami, dengan keahlian dan kepekaan yang tumbuh terbina dari suara
dan music, bersama-sama dengan seluruh orang di dunia, akan terus-
menerus menciptakan budaya yang kaya dan sesuatu yang baru yang
menggugah hati.
1.1.3. Struktur Organisasi Departemen Warehouse PT Yamaha
Indonesia
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Departemen Warehouse
37
1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Melalui pengisian data kuesioner yang telah didapatkan pada
indikator Identitas Responden berupa: Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan,
Masa Kerja, dan Status Karyawan, kemudian data dari indikator tersebut
diolah menggunakan SPSS 20 dengan hasil sebagai berikut:
1.1.1. Identitas Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 44 84,6 84,6 84,6
Perempuan 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Grafik 4.1
38
Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 diatas yang
telah diolah menggunakan SPSS 20 mengenai jenis kelamin
responden, dapat dilihat bahwa terdapat 44 responden (84,6%)
berjenis kelamin laki-laki, dan 8 responden (15,4%) berjenis
kelamin perempuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 44 (84,6%).
Tabel 4.2
Umur
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
18 - 22 Tahun 23 44,2 44,2 44,2
23 - 30 Tahun 8 15,4 15,4 59,6
30 - 40 Tahun 13 25,0 25,0 84,6
>40 Tahun 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Grafik 4.2
39
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dan Grafik 4.2 diatas yang
telah diolah menggunakan SPSS 20 mengenai umur responden,
dapat dilihat bahwa terdapat 23 responden (44,2%) berumur 18
– 22 Tahun, selanjutnya terdapat 8 responden (15,4%) berumur
23 – 30 Tahun, kemudian terdapat 13 responden (25,0%)
berumur 30 – 40 Tahun, dan terdapat 8 responden (15,4%)
berumur > 40 Tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas umur responden adalah berumur 18 – 22
Tahun sebanyak 23 (44,2%).
Tabel 4.3
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SMA/SM
K
49 94,2 94,2 94,2
D3 1 1,9 1,9 96,2
S1 2 3,8 3,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Tabel 4.3
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.3 diatas yang
telah diolah menggunakan SPSS 20 mengenai pendidikan
40
responden, dapat dilihat bahwa terdapat 49 responden (94,2%)
yang berpendidikan SMA/SMK, selanjutnya terdapat 1
responden (1,9%) yang berpendidikan D3, dan terdapat 2
responden (3,8%) yang berpendidikan S1. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendidikan responden
adalah yang berpendidikan SMA/SMK sebanyak 49 (94,2%).
Tabel 4.4
D
a
Data diolah menggunakan SPSS 20
Grafik 4.4
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dan Grafik 4.4 diatas yang
telah diolah menggunakan SPSS 20 mengenai masa kerja
responden, dapat dilihat bahwa terdapat 24 responden (46,2%)
Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 – 2 Tahun 24 46,2 46,2 46,2
3 – 5 Tahun 6 11,5 11,5 57,7
6 – 15 Tahun 15 28,8 28,8 86,5
>15 Tahun 7 13,5 13,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
41
yang memiliki masa kerja 0 – 2 Tahun, selanjutnya terdapat 6
responden (11,5%) yang memiliki masa kerja 3 - 5 Tahun,
kemudian terdapat 15 responden (28,8%) yang memiliki masa
kerja 6 - 15 Tahun, dan terdapat 7 responden (13,5%) yang
memiliki masa kerja > 15 Tahun. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas masa kerja responden adalah
yang memiliki masa kerja 0 – 2 Tahun sebanyak 24 (46,2%).
Tabel 4.5
Data diolah menggunakan SPSS 20
Grafik 4.5
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Grafik 4.5 diatas yang telah diolah
menggunakan SPSS 20 mengenai status karyawan, dapat dilihat
bahwa terdapat 24 responden (46,2%) dengan status karyawan
kontrak, dan terdapat 28 responden (53,8%) dengan status
karyawan tetap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Status Karyawan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Karyawan
Kontrak
24 46,2 46,2 46,2
Karyawan Tetap 28 53,8 53,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
42
mayoritas status karyawan adalah karyawan tetap sebanyak 28
(53,8%).
1.1.2. Statistik Deskriptif Motivasi Pada PT Yamaha Indonesia
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai hasil olah data
menggunakan SPSS 20 mengenai Motivasi Pada PT. Yamaha
Indonesia yang mana kuesionernya telah dibagikan sebanyak 52
responden (N) dengan menyesuaikan bobot jawaban dengan
pertanyaan pada kuesioner seperti tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6
Deskripsi Rata-rata Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,99 Sangat Tidak Baik
1,00 – 1,99 Tidak Baik
2,00 – 2,99 Cukup
3,00 – 3,99 Baik
4,00 – 5,00 Sangat Baik
Tabel 4.7
Indikator x01
X01
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 31 59,6 59,6 61,5
Sangat Setuju 20 38,5 38,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
43
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdarkan hasil output pada Tabel 4.7 diketahui bahwa responden
(N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden (1,9%),
kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 31 responden (59,6%),
dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak 20
responden (38,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 31 responden (59,6%).
Tabel 4.8
Indikator x02
X02
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 41 78,8 78,8 78,8
Sangat Setuju 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.8 diketahui bahwa responden
(N) yang menjawab yang menjawab “Setuju” sebanyak 41
responden (78,8%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju”
sebanyak 11 responden (21,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 41 responden (78,8%).
Tabel 4.9
Indikator x03
X03
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 36 69,2 69,2 71,2
44
Sangat Setuju 15 28,8 28,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.9 diketahui bahwa responden
(N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden (1,9%),
kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 36 responden (69,2%),
dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak 15
responden (28,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 36 responden (69,2%).
Tabel 4.10
Indikator x04
X04
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 4 7,7 7,7 7,7
Setuju 19 36,5 36,5 44,2
Sangat Setuju 29 55,8 55,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.10 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 4 responden
(7,7%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 19 responden
(36,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
29 responden (55,8%). Presentase terbanyak yaitu “Sangat Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 29 responden (55,8%).
45
Tabel 4.11
Indikator x05
X05
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 3 5,8 5,8 5,8
Setuju 37 71,2 71,2 76,9
Sangat Setuju 12 23,1 23,1 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.11 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 4 responden
(5,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 37 responden
(71,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
12 responden (23,1%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 37 responden (71,2%).
Tabel 4.12
Indikator x06
D
a
t
a
d
i
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.12 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 30 responden
(57,7%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
X06
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 30 57,7 57,7 57,7
Sangat Setuju 22 42,3 42,3 100,0
Total 52 100,0 100,0
46
22 responden (42,3%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 30 responden (57,7%).
Tabel 4.13
Indikator x07
X07
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 35 67,3 67,3 67,3
Sangat Setuju 17 32,7 32,7 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.13 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 35 responden
(67,3%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
17 responden (32,7%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 35 responden (67,3%).
Tabel 4.14
Indikator x08
X08
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 36 69,2 69,2 69,2
Sangat Setuju 16 30,8 30,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.14 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 36 responden
(69,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
47
16 responden (30,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 36 responden (62,2%).
Tabel 4.15
Indikator x09
X09
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 35 67,3 67,3 69,2
Sangat Setuju 16 30,8 30,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.15 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 35 responden
(67,3%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
16 responden (30,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 35 responden (67,3%).
Tabel 4.16
Indikator x10
X10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 9 17,3 17,3 17,3
Setuju 32 61,5 61,5 78,8
Sangat Setuju 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
48
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.16 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 9 responden
(17,3%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 32 responden
(61,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
11 responden (21,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 32 responden (61,5%).
Tabel 4.17
Indikator x11
X11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,9 1,9 1,9
Ragu-ragu 7 13,5 13,5 15,4
Setuju 39 75,0 75,0 90,4
Sangat Setuju 5 9,6 9,6 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.17 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Tidak Setuju” sebanyak 1 responden
(1,9%), selanjutnya yang menawab “Ragu-ragu” sebanyak 7
responden (13,5%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak
39 responden (75,0 %), dan sementara yang menjawab “Sangat
Setuju” sebanyak 5 responden (9,6%). Presentase terbanyak yaitu
“Setuju” dengan frekuensi sebanyak 39 responden (75,0%).
49
Tabel 4.18
Indikator x12
X12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 3,8 3,8 3,8
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 5,8
Setuju 38 73,1 73,1 78,8
Sangat Setuju 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.18 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Tidak Setuju” sebanyak 2 responden
(3,8%), selanjutnya yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1
responden (1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 38
responden (73,1%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju”
sebanyak 11 responden (21,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 38 responden (73,1%).
Tabel 4.19
Indikator x13
X13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 29 55,8 55,8 59,6
Sangat Setuju 21 40,4 40,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
50
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.19 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 29 responden
(55,8%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
21 responden (40,4%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 29 responden (55,8%).
Tabel 4.20
Indikator x14
X14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 35 67,3 67,3 67,3
Sangat Setuju 17 32,7 32,7 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.20 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 35 responden
(67,3%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
17 responden (32,7%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 35 responden (67,3%).
Tabel 4.21
Indikator x15
X15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 24 46,2 46,2 48,1
Sangat Setuju 27 51,9 51,9 100,0
51
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.21 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 24 responden
(46,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
27 responden (51,9%). Presentase terbanyak yaitu “Sangat Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 27 responden (51,9%).
Tabel 4.22
Indikator x16
X16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 30 57,7 57,7 57,7
Sangat Setuju 22 42,3 42,3 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.22 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 30 responden
(57,7%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
22 responden (42,3%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 30 responden (57,7%).
T
52
abel 4.23
Indikator x17
D
A
T
A
D
I
O
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.23 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 28 responden
(53,8%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
22 responden (42,3%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 27 responden (53,8%).
Tabel 4.24
Indikator x18
X18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 22 42,3 42,3 42,3
Sangat Setuju 30 57,7 57,7 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.24 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 22 responden
(42,3%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
X17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 28 53,8 53,8 57,7
Sangat Setuju 22 42,3 42,3 100,0
Total 52 100,0 100,0
53
30 responden (57,5%). Presentase terbanyak yaitu “Sangat Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 30 responden (57,5%).
Tabel 4.25
Indikator x19
D
D
a
t
a
h
d
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.25 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 3 responden
(5,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 30 responden
(57,7%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 30 responden (57,7%).
Tabel 4.26
Indikator x20
X20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 5 9,6 9,6 9,6
Setuju 40 76,9 76,9 86,5
Sangat Setuju 7 13,5 13,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
X19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 3 5,8 5,8 5,8
Setuju 30 57,7 57,7 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
54
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.26 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 5 responden
(9,6%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 40 responden
(76,9%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak 7
responden (13,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 40 responden (13,5%).
Tabel 4.27
Indikator x21
D
a
t
a
d
a
t
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.27 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 32 responden
(61,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 32 responden (61,5%).
X21
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 32 61,5 61,5 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
55
Tabel 4.28
Indikator x22
X22
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 33 63,5 63,5 67,3
Sangat Setuju 17 32,7 32,7 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.28 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 33 responden
(63,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
17 responden (32,7%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 33 responden (63,5%).
Tabel 4.29
Indikator x23
X23
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 36 69,2 69,2 71,2
Sangat Setuju 15 28,8 28,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.29 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
56
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 36 responden
(69,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
15 responden (28,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 36 responden (69,2%).
Tabel 4.30
Statistik Deskriptif Motivasi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
X01 52 3 5 4,37 ,525
X02 52 4 5 4,21 ,412
X03 52 3 5 4,27 ,490
X04 52 3 5 4,48 ,641
X05 52 3 5 4,17 ,513
X06 52 4 5 4,42 ,499
X07 52 4 5 4,33 ,474
X08 52 4 5 4,31 ,466
X09 52 3 5 4,29 ,498
X10 52 3 5 4,04 ,625
X11 52 2 5 3,92 ,555
X12 52 2 5 4,12 ,615
X13 52 3 5 4,37 ,561
X14 52 4 5 4,33 ,474
X15 52 3 5 4,50 ,542
X16 52 4 5 4,42 ,499
X17 52 3 5 4,38 ,565
X18 52 4 5 4,58 ,499
X19 52 3 5 4,31 ,579
X20 52 3 5 4,04 ,484
X21 52 3 5 4,35 ,520
X22 52 3 5 4,29 ,536
X23 52 3 5 4,27 ,490
Y01 52 3 5 4,25 ,480
TOTAL
X
52 86 115 98,75 5,897
Valid N
(listwise)
52
Data diolah menggunakan SPSS 20
57
Dengan demikian, dapat di jelaskan pada statistik deskriptif Variabel
Motivasi (X) Pada PT. Yamaha Indonesia dapat ditarik kesimpulan
pada setiap indikator yang ada pada Tabel 4.30, berdasarkan tabel
tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif yang ada pada Variabel
Motivasi (X) bahwa pada setiap indikator pertanyaan (x1 sampai
dengan x23) dengan jumlah responden (N) 52 orang, dapat dilihat
secara jelas bahwa pada kolom minimum terdapat 2 yang memiliki
nilai 2 (x11 dan x12), selanjutnya terdapat 13 yang memiliki nilai 3
(x1, x3, x4, x5, x9, x10, x13,x15, x17, x19, x20, x22, x23), dan
sisanya terdapat 8 yang memiliki nilai 4 (x2, x6, x7, x8, x14, x16,
x18, x21). Pada kolom maksimum mencapai nilai tertinggi yaitu 5
untuk semua indikator (x1 sampai dengan x23). Selanjutnya pada
kolom mean terdapat nilai bervariasi pada kisaran antara 3,92 sampai
dengan 4,58. Dengan demikian, jika mengacu pada tabel 4 di atas
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata setiap indikator pada tabel
Motivasi (X) adalah sangat baik. Demikian pula, total nilai pada
mean keseluruhan (98,75 / 23 = 4,29) yaitu memiliki nilai sangat
baik.
1.1.3. Statistik Deskriptif Kinerja Karyawan PT Yamaha Indonesia
Tabel 4.31
Indikator y01
Y01
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 37 71,2 71,2 73,1
Sangat Setuju 14 26,9 26,9 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
58
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.31 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 37 responden
(71,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
14 responden (26,9%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 37 responden (71,2%).
Tabel 4.32
Indikator y02
Y02
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 32 61,5 61,5 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.32 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 32 responden
(61,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 32 responden (61,5%).
Tabel 4.33
Indikator y03
Y03
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 39 75,0 75,0 78,8
Sangat Setuju 11 21,2 21,2 100,0
59
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.33 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 39 responden
(75,0%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
11 responden (21,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 39 responden (75,0%).
Tabel 4.34
Indikator y04
Y04
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 32 61,5 61,5 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.34 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 32 responden
(61,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 32 responden (61,5%).
60
Tabel 4.35
Indikator y05
Y05
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 33 63,5 63,5 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.35 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 33 responden
(63,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 33 responden (63,5%).
Tabel 4.36
Indikator y06
Y06
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 23 44,2 44,2 48,1
Sangat Setuju 27 51,9 51,9 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.36 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 23 responden
(44,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
61
27 responden (51,1%). Presentase terbanyak yaitu “Sangat Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 27 responden (51,9%).
Tabel 4.37
Indikator y07
Y07
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 3 5,8 5,8 5,8
Setuju 30 57,7 57,7 63,5
Sangat Setuju 19 36,5 36,5 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.37 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 3 responden
(5,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 30 responden
(57,7%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
19 responden (36,5%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 30 responden (57,7%).
Tabel 4.38
Indikator y08
Y08
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 33 63,5 63,5 67,3
Sangat Setuju 17 32,7 32,7 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
62
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.38 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 33 responden
(63,5%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
17 responden (32,7%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 33 responden (63,5%).
Tabel 4.39
Indikator y09
Y09
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 39 75,0 75,0 78,8
Sangat Setuju 11 21,2 21,2 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.39 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 39 responden
(75,0%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
11 responden (21,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 39 responden (75,0%).
63
Tabel 4.40
Indikator y10
Y10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 1 1,9 1,9 1,9
Setuju 36 69,2 69,2 71,2
Sangat Setuju 15 28,8 28,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.40 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 1 responden
(1,9%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 36 responden
(69,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
15 responden (28,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 36 responden (69,2%).
Tabel 4.41
Indikator y11
Y11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 25 48,1 48,1 48,1
Sangat Setuju 27 51,9 51,9 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.41 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 25 responden
(48,1%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
64
27 responden (51,9%). Presentase terbanyak yaitu “Sangat Setuju”
dengan frekuensi sebanyak 27 responden (51,9%).
Tabel 4.42
Indikator y12
Y12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 27 51,9 51,9 55,8
Sangat Setuju 23 44,2 44,2 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.42 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 27 responden
(51,9%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
23 responden (44,2%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 27 responden (51,9
Tabel 4.43
Indikator y13
Y13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ragu-ragu 2 3,8 3,8 3,8
Setuju 42 80,8 80,8 84,6
Sangat Setuju 8 15,4 15,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
65
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.43 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Ragu-ragu” sebanyak 2 responden
(3,8%), kemudian yang menjawab “Setuju” sebanyak 42 responden
(80,8%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak 8
responden (15,4%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 42 responden (80,8%).
Tabel 4.44
Indikator y14
Y14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 31 59,6 59,6 59,6
Sangat Setuju 21 40,4 40,4 100,0
Total 52 100,0 100,0
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.44 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 31 responden
(59,6%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
21 responden (40,4%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 31 responden (59,6%).
Tabel 4.45
Indikator y15
Y15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Setuju 36 69,2 69,2 69,2
Sangat Setuju 16 30,8 30,8 100,0
Total 52 100,0 100,0
66
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.45 diketahui bahwa
responden (N) yang menjawab “Setuju” sebanyak 36 responden
(69,2%), dan sementara yang menjawab “Sangat Setuju” sebanyak
16 responden (30,8%). Presentase terbanyak yaitu “Setuju” dengan
frekuensi sebanyak 36 responden (69,2%).
Tabel 4.46
Statistik Deskriptif Kinerja
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Y01 52 3 5 4,25 ,480
Y02 52 3 5 4,35 ,520
Y03 52 3 5 4,17 ,474
Y04 52 3 5 4,35 ,520
Y05 52 4 5 4,37 ,486
Y06 52 3 5 4,48 ,577
Y07 52 3 5 4,31 ,579
Y08 52 3 5 4,29 ,536
Y09 52 3 5 4,17 ,474
Y10 52 3 5 4,27 ,490
Y11 52 4 5 4,52 ,505
Y12 52 3 5 4,40 ,569
Y13 52 3 5 4,12 ,427
Y14 52 4 5 4,40 ,495
Y15 52 4 5 4,31 ,466
TOTAL
Y
52 54 75 64,75 4,902
Valid N
(listwise)
52
Data diolah menggunakan SPSS 20
Dengan demikian, dapat di jelaskan pada statistik deskriptif Variabel
Kinerja (Y) Pada PT. Yamaha Indonesia dapat ditarik kesimpulan
pada setiap indikator yang ada pada Tabel 4.8 di bawah ini,
berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif yang
ada pada Variabel Kinerja (Y) bahwa pada setiap indikator
pertanyaan (y1 sampai dengan x15) dengan jumlah responden (N) 52
67
orang, dapat dilihat secara jelas bahwa pada kolom minimum
terdapat 11 yang memiliki nilai 3 (x1, x2, x3, x4, x6, x7, x8, x9, x10,
x12, x13), dan sisanya terdapat 4 yang memiliki nilai 4 (x5, x11,
y14, y15). Pada kolom maksimum mencapai nilai tertinggi yaitu 5
untuk semua indikator (y1 sampai dengan x15). Selanjutnya pada
kolom mean terdapat nilai bervariasi pada kisaran antara 4,12 sampai
dengan 4,52. Dengan demikian, jika mengacu pada tabel 4.8 di atas
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata setiap indikator pada tabel
Kinerja (Y) adalah sangat baik. Demikian pula, total nilai pada mean
keseluruhan (64,75/ 15 = 4,31) yaitu memiliki nilai sangat baik.
1.2. Analisis Statistik Inferensial atau Induktif
Pada Bab 3 metodologi penelitian yang telah dijelaskan mengenai
statistik inferensial atau induktif.
1.2.1. Uji Reliabilitas
Menurut Nasution (2007) dalam buku Penelitian Kuantitatif yang
dikutip oleh Tukiran Taniredja dan Hidayati (2014) bahwa
reliabilitas adalah suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu
dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang realiable secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Uji realiabilitas
diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. Untuk itu,
dilakukan uji realiabilitas pada instrumen penelitian dengan
menghitung nilai Cronbach Alpha.
Dari hasil perhitungan kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Uji Reliabilitas Motivasi (X)
68
Tabel 4.47
Reliabilitas Statistik Variabel Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,853 23
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
X01 94,38 32,084 ,407 ,848
X02 94,54 32,567 ,434 ,847
X03 94,48 31,980 ,462 ,846
X04 94,27 31,377 ,416 ,848
X05 94,58 31,661 ,494 ,845
X06 94,33 32,930 ,280 ,852
X07 94,42 32,053 ,467 ,846
X08 94,44 31,859 ,514 ,845
X09 94,46 32,175 ,417 ,848
X10 94,71 30,758 ,524 ,843
X11 94,83 31,675 ,448 ,846
X12 94,63 31,374 ,439 ,847
X13 94,38 32,241 ,349 ,850
X14 94,42 32,641 ,354 ,850
X15 94,25 32,270 ,360 ,850
X16 94,33 32,342 ,386 ,849
X17 94,37 31,531 ,461 ,846
X18 94,17 32,460 ,364 ,849
X19 94,44 32,487 ,297 ,852
X20 94,71 32,052 ,455 ,846
X21 94,40 32,363 ,363 ,849
X22 94,46 31,783 ,448 ,846
X23 94,48 32,098 ,440 ,847
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil olah data menggunakan SPSS 20, bahwa hasil
Uji Reliabilitas pada Tabel 4.47, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha pada variabel Motivasi (X) adalah 0,853
69
dengan nilai lebih besar dari 0.60, sehingga dapat dikatakan item
pertanyaan pada variabel tersebut adalah Reliabel. Sedangkan
bila dilihat dalam indikator yang dijabarkan pada Item-Total
Statistics pada Tabel 4.9 terlihat jelas bahwa hasil yang
ditampilkan sangat mendukung (x1 sampai dengan x23)
mempunyai nilai lebih dari 0,60 dari yang disyaratkan, sehingga
indikator tersebut Reliabel.
2. Uji Reliabilitas Kinerja (Y)
Tabel 4.48
Reliabilitas Statistik Variabel Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,899 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Y01 60,50 21,157 ,599 ,891
Y02 60,40 21,344 ,504 ,895
Y03 60,58 20,994 ,649 ,890
Y04 60,40 21,226 ,530 ,894
Y05 60,38 21,143 ,594 ,892
Y06 60,27 20,906 ,530 ,894
Y07 60,44 21,114 ,486 ,896
Y08 60,46 20,449 ,680 ,888
Y09 60,58 20,955 ,658 ,889
Y10 60,48 21,039 ,613 ,891
Y11 60,23 21,240 ,546 ,893
Y12 60,35 20,270 ,671 ,888
Y13 60,63 22,276 ,391 ,898
Y14 60,35 20,741 ,675 ,888
Y15 60,44 21,467 ,544 ,893
70
Data diolah menggunakan SPSS 20
Hasil Uji Reliabilitas pada Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha pada variabel Kinerja Karyawan (Y) adalah
0,899 dengan nilai lebih besar dari 0.60, sehingga dapat
dikatakan item pertanyaan pada variabel tersebut adalah
Reliabel. Sedangkan bila dilihat dalam indikator yang
dijabarkan pada Item-Total Statistics pada Tabel 4.10 terlihat
jelas bahwa hasil yang ditampilkan sangat mendukung (y1
sampai dengan x15) mempunyai nilai lebih dari 0,60 dari yang
disyaratkan, sehingga indikator tersebut Reliabel.
2.1.1. Uji Validitas
Dalam buku Penelitian Kuantitatif yang dikutip oleh Tukiran
Taniredja dan Hidayati (2014) menurut Arikunto (1995) bahwa
secara mendasar, validitas adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa yang
akan diukur. Suatu instrument yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
1. Uji Validitas Motivasi (X)
Berdasarkan hasil output SPSS 20 pada Tabel Correlations yang
telah dilampirkan untuk uji Validitas pada Variabel Motivasi
(X) bahwa nilai total kolerasi antara masing-masing indikator
(x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x9, x10, x11, x12, x13, x14, x15,
x16, x17, x18, x19, x20, x21, x22, x23) menunjukan hasil yang
signifikan untuk semua indikator dua sisi (2 – tailed) dengan α =
0,01 atau significant at the 0,01.
2. Uji Validitas Kinerja (Y)
Berdasarkan hasil output SPSS 20 pada Tabel Correlations yang
telah dilampirkan untuk uji Validitas pada Variabel Kinerja
71
Karyawan (Y) bahwa nilai total kolerasi antara masing-masing
indikator (y1, y2, y3, y4, y5, y6, y7, y8, y9, y10, y11, y12, y13,
y14, y15) menunjukan hasil yang signifikan untuk semua
indikator dua sisi (2 – tailed) dengan α = 0,01 atau significant at
the 0,01.
2.1.1. Analisis Regresi Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan
yang ada diantara dua variabel jika memang ada pengaruh dan
hubungan diantara kedua variabel yang signifikan. Dengan
menggunakan analisa ini dapat digambarkan hubungan dua variabel
yang diinginkan dalam bentuk persamaan garis lurus (linier) dan
dapat diketahui keeratan hubungan serta ramalan (prediction) dari
dua variabel tersebut maka terdapat pengaruh.
1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.49
Data diolah menggunakan SPSS 20
Pada Tabel 4.51 di bawah ini merupakan hasil output olah data
menggunakan SPSS 20 yang mana menjelaskan mengenai
Statistik Deskriptif atas variabel Motivasi (X) dimana variabel
tersebut mempunyai nilai mean 98,75 dengan standard
deviation 5,897 sedangkan pada variabel Kinerja Karyawan (Y)
mempunyai nilai mean 64,75 dengan standard deviation 4,902.
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
TOTAL Y 64,75 4,902 52
TOTAL X 98,75 5,897 52
72
2. Angka Kolerasi
Tabel 4.50
Data diolah menggunakan SPSS 20
Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.50 dapat diambil
kesimpulan untuk kolerasi Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Departemen Warehouse pada PT. Yamaha Indonesia
menggunakan rumus Pearson Correlation dengann uji satu sisi
(Sig (1 – tailed)) diperoleh angka 0,717 seperti yang terlihat
pada tabel 4.14, hal ini berarti:
1. Arah kolerasi positif
2. Besarnya koefisien kolerasi yang diperoleh yaitu 0,717
yang mana menurut Sugiyono (2014) seperti yang telah
dijelaskan pada bab 3 bahwa interval koefisien kolerasi
0,60 – 0,799 adalah memiliki hubungan yang kuat. Nilai
koefisien korelasi yang bertanda positif menunjukan
bahwa hubungan antara variabel Motivasi dan variabel
Kinerja adalah memiliki hubungan yang searah.
3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) / Koefisien Penentu
Analisis Jika R sama dengan 0, maka tidak sedikit pun
prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
Correlations
TOTAL Y TOTAL X
Pearson Correlation TOTAL Y 1,000 ,717
TOTAL X ,717 1,000
Sig. (1-tailed) TOTAL Y . ,000
TOTAL X ,000 .
N TOTAL Y 52 52
TOTAL X 52 52
73
sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika R sama
dengan 1, maka prosentase sumbangan prosentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sempurna.
Tabel 4.51
Data diolah menggunakan SPSS 20
Dari Tabel 4.51 diperoleh koefisien penentu atau R Square (R2)
adalah 0,514. Koefisien penentu ditentukan dengan rumus:
KP = R2 x 100%
Maka dapat dijabarkan
KP = 0,514 x 100% = 51,4%
Sehingga dapat diartikan bahwa variabel motivasi (X) memiliki
pengaruh terhadap variabel kinerja (Y) sebesar 51,4% dengan
kata lain masih terdapat faktor lain sebesar 0,486 atau 48,6%
yang turut berpengaruh terhadap variabel motivasi (X).
4. Signifikan Hasil Regresi
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara Motivasi (X)
terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara Motivasi (X)
terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 ,717a ,514 ,504 3,453 ,514 52,802 1 50 ,000
a. Predictors: (Constant), TOTAL X
b. Dependent Variable: TOTAL Y
74
Atas dasar pengambilan keputusan yang didasarkan pada
probabilitas dengan uji statistik menggunakan software SPSS 20
yang dilakukan dua sisi maka:
a. Jika probabilitas (Sig. F Change) > 0,05 (α) maka Ha
diterima
b. Jika probablilitas (Sig. F Change) < 0,05 (α) maka Ho
ditolak
Berdasarkan hasil output data pada Tabel 4.51 yang telah diolah
menggunakan software SPSS 20 seperti yang terihat pada Tabel
4.51 pada kolom Sig. F Change = 0,000. Karena nilai signifikan
0.000 yang bernilai kurang dari α = 0.05, oleh karena itu
keputusan adalah tolak H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi (X) terhadap
Kinerja Karyawan (Y) Departemen Warehouse pada PT
Yamaha Indonesia.
5. Persamaan Regresi Liniear
Selanjutnya akan digunakan SPSS 20 untuk menghitung
persamaan linear. Pada Tabel 4.52 dapat digunakan persamaan
regresi linear, adapun rumus regresi adalah sebagai berikut:
Y = a + b X
Tabel 4.52
Data diolah menggunakan SPSS 20
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,918 8,111 ,730 ,469
TOTAL X ,596 ,082 ,717 7,267 ,000
a. Dependent Variable: TOTAL Y
75
Dari tabel 4.16 di atas diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
Keterangan :
X : Motivasi
Y : Kinerja
Dari persamaan regresi linear sederhana diatas dapat dijelaskan
bahwa nilai koefisien regresi variabel Motivasi adalah sebesar
0.596, artinya jika variabel Motivasi mengalami kenaikan 1
(satu) poin, maka nilai dari Kinerja Karyawan akan mengalami
kenaikan sebesar 0.596 poin. Begitupula sebaliknya, jika
variabel Motivasi mengalami penurunan 1 (satu) poin, maka
nilai dari variabel Kinerja akan mengalami penurunan. Dalam
hal ini pengaruh dari variabel independen Motivasi adalah
berbanding lurus dengan Kinerja Karyawan, artinya semakin
meningkat Motivasi, maka nilai Kinerja Karyawan juga akan
semakin meningkat, begitu pula sebaliknya.
6. Uji Normalitas
Grafik 4.6
Y = 5,918 + 0.596 X
76
Dari uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
pada Grafik 4.6 di bawah ini menunjukan bahwa butir-butir nilai
data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai skor antara Motivasi dan
Kinerja Karyawan adalah berasal dari sampel yang sudah
termasuk populasi.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai hasil penelitian motivasi
terhadap kinerja karyawan departemen warehouse pada PT Yamaha
Indonesia dengan populasi 60 responden dan dengan sampel yang diambil
sebanyak 52 responden, maka dengan hasil data yang telah diolah
menggunakan software SPSS 20 dan telah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan pengujian terhadap 11 indikator pada variabel
Motivasi (X) didapatkan total nilai hasil rata-rata sebesar 4,31 yang
artinya bahwa Motivasi yang telah diberikan Departemen Warehouse
pada PT Yamaha Indonesia memiliki skala “sangat baik”.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap masing-masing
indikator variabel Motivasi (X) didapatkan bahwa indikator yang
memiliki nilai tertinggi yaitu pada indikator Upah / Gaji yang
memiliki nilai sebanyak 4,58 yang artinya “sangat baik”. Dan
disamping itu, didapatkan bahwa terdapat indikator yang memiliki
nilai terendah yaitu pada indikator Promosi / Kenaikan Pangkat yang
memiliki nilai 3,92 artinya “baik”.
2. Setelah dilakukan pengujian terhadap 7 indikator pada variabel
Kinerja Karyawan (Y) didapatkan total nilai hasil rata-rata sebesar
4,31 yang artinya bahwa Kinerja yang telah diberikan Departemen
Warehouse pada PT Yamaha Indonesia memiliki skala “sangat baik”.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap masing-masing
indikator variabel Kinerja Karyawan (Y) didapatkan bahwa indikator
yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada indikator Sikap yang
78
memiliki nilai sebanyak 4,52 yang artinya “sangat baik”. Dan
disamping itu, didapatkan bahwa terdapat indikator yang memiliki
nilai terendah yaitu pada indikator Kemampuan yang memiliki nilai
4,12 artinya “sangat baik”.
3. Setelah dilakukan analisis pengaruh Motivasi (X) terhadap Kinerja
Karyawan (Y) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan memiliki hubungan yang kuat yaitu r (Koefisien Kolerasi) =
0,717 yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2014) dan KP
(Koefisien Penentu) = 51,4%.
Selanjutnya dari persamaan regresi dengan nilai a = 5,918 dan nilai b
= 0,596 menunjukan adanya peningkatan 1 (satu) poin nilai Motivasi
(X) akan mempengaruhi meningkatnya Kinerja (Y).
Berdasarkan hasil output data yang telah diolah menggunakan
software SPSS 20 seperti yang terihat pada Tabel 4.51 pada kolom
Sig. F Change = 0,000. Karena nilai signifikan 0.000 yang bernilai
kurang dari α = 0.05, oleh karena itu keputusan adalah tolak H0.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara Motivasi (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Departemen Warehouse pada PT Yamaha Indonesia.
1.2. Saran
Sebagai bahan masukan untuk Departemen Warehouse pada PT
Yamaha Indonesia, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Meskipun hasil kesimpulan yang telah dibuat penulis pada variabel
Motivasi (X) mendapatkan nilai rata-rata “sangat baik” dan demikian
juga pada variabel Kinerja Karyawan (Y) departemen warehouse
pada PT Yamaha Indonesia juga mendapatkan nilai rata-rata “sangat
baik”, penulis menyarankan untuk tetap menjaga pemberian
Motivasi agar Kinerja Karyawan tetap bagus dan juga stabil.
79
2. Untuk perusahaan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan yang bermanfaat bagi seluruh karyawan dan juga bagi
perkembangan perusahaan.
3. Untuk bidang akademis hasil dari penelitian ini diharapkan bisa
menjadi referensi karya ilmiah yang dapat digunakan dan juga
bermanfaat serta dapat dilakukan penelitian lanjutan yang sifatnya
lebih luas dan lebih mendalam.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Penerbit
Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2014
Hasibuan, Malayu, Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2012
Mulyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Inmedia, Bogor, 2015
Mulyadi, Deddy, Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan, Penerbit
Alfabeta, Bandung, 2015
Prawirosentoso, Suyadi., dan Primasari, Dewi, Kinerja dan Motivasi Karyawan.
Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2015
Sunyoto, Danang, Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Penerbit CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta,
2015
Siagian, Sondang P.,Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta, 2016
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014
Tehubijuluw, Florentina K., dan Sugiarto, Metodologi Penelitian. PT. Matana
Bina Utama, Tangerang, 2014
Taniredja, Tukiran, dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar), Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014
Jurnal
Herawati, Diana Siregar, “Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Kinerja
Karyawan Bagian Administrasi Pada PT. International Paint Indonesia”,
2015
81
Pratiwi, Tiara Zakiyah, “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Bakti Di
KCP Sunter Podomoro Pada PT. Bank Central, Asia, Tbk”, 2015
Internet
Johan, Minggu 31 Juli 2016, 20.08 WIB, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Di Restoran Soho, Makasar”, Sumber:
http://thesis.binus.ac.id/Doc/WorkingPaper/2014-1-00622-
HM%20WorkingPaper001.pdf
Minggu 24 Juli 2016, 19.48 WIB, “Pengertian Signifikan”, Sumber:
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-signifikan/
Sungkono, Hasbullah R., Rumansyah, Heru Bambang, Senin 01 Agustus 2016,
13, 38 WIB, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan di Outlet PT.
Sinarmas Multifinance Cabang Telagasari Karawang”, sumber:
http://feunsika.ac.id/Jurnal-online/wp-content/uploads/2015/12/KONO-
RAHMAT.pdf
top related