pendahuluan - repositori.unud.ac.id · dimiliki berkaitan dengan letak kota denpasar yang sangat...
Post on 08-Jul-2019
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 1
BAB
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Kajian
1.3 Manfaat Kajian
1.4 Landasan Perundang-undangan
1.5 Ruang Lingkup Kajian
1.6 Metode Penelitian
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 2
1.1 Latar Belakang
Investasi menjadi salah satu kata kunci dalam setiap
upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru bagi
perluasan penciptaan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan dan penanggulangan kemiskinan. Melalui
peningkatan kegiatan investasi, baik dalam bentuk
akumulasi kapital domestik maupun luar negeri, akan
menjadi faktor pengungkit yang sangat dibutuhkan bagi suatu Negara atau
daerah dalam menggerakan mesin ekonomi mengawal pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Peningkatan investasi diharapkan akan berperan sebagai medium transfer
teknologi dan manajerial yang pada akhirnya akan berkonstribusi terhadap
meningkatnya produksi dan produktivitas, serta daya saing ekonomi suatu
bangsa pada umumnya dan daerah pada khususnya. Secara sederhana,
pertumbuhan ekonomi dapat digambarkan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara atau daerah secara berkesinambungan ke kondisi
yang lebih baik.
Invetasi atau sering disebut Penanaman Modal sebagaimana Undang –
undang Nomor : 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah segala
bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam modal dalam negeri
maupun luar negeri untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia. Dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan realisasi investasi
sebagai sarana utama peningkatan perekonomian suatu daerah, diperlukan
penciptaan iklim investasi yang kondusif, promotif memberikan kepastian
hukum, keadilan dan efisiensi dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.
Salah satu upaya untuk teciptanya iklim investasi yang kondusif adalah
tersusunnya BUKU POTENSI INVESTASI. Penyusunan Buku Potensi Investasi
adalah merupakan landasan utama dalam menetapkan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penanaman modal/investasi
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 3
suatu daerah, hal ini sesuai amanat undang – undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal pasal 28 huruf e.
Kota Denpasar merupakan daerah yang mempunyai
potensi yang strategis baik bagi kehidupan masyarakat
Bali maupun luar Bali pada umumnya. Potensi yang
dimiliki berkaitan dengan Letak Kota Denpasar yang
sangat strategis dari aspek Geografis yaitu merupakan
Ibu Kota Propinsi Bali sebagai pusat utama segala
aktivitas antara Kabupaten/Kota di Pulau Bali. Keseluruhan potensi tersebut
bila di kelola secara berdaya guna berhasil guna dapat mempercepat
pembangunan perekonomian dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat Kota Denpasar.
Luas Kota Denpasar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luas wilayah
Propinsi Bali, dengan jumlah Penduduk 788.589 jiwa (Sensus Penduduk Tahun
2010) memiliki potensi Ekonomi non pertanian, hal ini terlihat dari Produk
Domestik Regional Bruto dalam lima tahun terakhir, dominasi pertama adalah
Perdagangan, Hotel & Restoran, kedua adalah sektor Keuangan. Persewaan
Dan Jasa Perusahaan, ketiga sektor Pengangkutan dan komunikasi, keempat
Sektor Industri Pengolahan, dan kelima adalah sektor n jasa-jasa. Berdasarkan
Potensi Ekonomi yang tersebar pada berbagai sektor tersebut, di perlukan
investasi untuk mengelola potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan modal yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri.
Potensi Investasi untuk Kota Denpasar sangat penting dikaji,
disamping untuk menggali potensi ekonomi yang ada, juga sebagai pedoman
bagi investor untuk melaukan investasi di Kota Denpasar.
1.2 Maksud dan Tujuan Kajian
1.2.1 Maksud Kajian
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 4
Memberikan gambaran kepada calon investor yang akan menanamkan
modal dengan menyusun potensi – potensi unggulan yang dapat dilakukan di
kota Denpasar sehingga memberikan peluang investasi di masa mendatang.
1.2.2 Tujuan Kajian
Tujuan penyusunan potensi investasi di Kota Denpasar adalah:
1) Memberikan informasi kepada para calon investor secara
komprehensif tentang potensi investasi di Kota Denpasar.
2) Meningkatkan pelayanan publik khususnya berkaitan dengan
pelayanan Investasi yang berhasil guna dan berdaya guna.
3) Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan
kesempatan berusaha bagi masyarakat.
4) Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian Kota
Denpasar.
1.3 Manfaat Kajian
Sesuai dengan tujuan penyusunan Buku Potensi Investasi Kota Denpasar,
manfaat yang diharapkan adalah :
1) Bagi Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Denpasar bermanfaat
sebagai bahan dalam menyusun kebijakan pengembangan,
perencanaan, pelayanan dan pengendalian Investasi.
2) Bagi dunia usaha dan masyarakat bermanfaat dalam hal informasi /
kejelasan tentang Investasi di Kota Denpasar baik menyangkut
potensi wilayah, maupun informasi lain terkait keberadaan Investasi
di Kota Denpasar.
1.4 Landasan Perundang-undangan
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 5
Landasan normatif penyusunan Potensi Investasi Kota Denpasar
adalah sebagai berikut.
1) Undang – undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta
Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah
Provinsi.
5) Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 tentang Bidang Usaha yang
tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang
Penanaman Modal.
6) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029.
7) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011 – 2031.
1.5 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup Studi Potensi Investasi Kota Denpasar adalah sebagai
berikut.
1) Potensi Investasi Kota Denpasar yang mencakup ragam investasi yang
sedang berkembang, investasi yang memiliki peluang berkembang dan
ragam potensi investasi baru yang di ekspektasi dapat berkembang
bahkan menjadi primadona di masa mendatang.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 6
2) Menggali permasalahan-permasalahan dan kendala-kendala yang ada
dalam rangka meningkatkan kontribusi lapangan usaha dan komoditas
unggulan terhadap pendapatan daerah.
Pencapaian tujuan kajian ini, dilakukan melalui Ruang Lingkup Kajian
sebagai berikut.
1) Melakukan analisis terhadap hasil identifikasi lapangan usaha dan komoditas unggulan dan potensial di Kota Denpasar.
2) Melakukan Analisis Stenght (Kekuatan), Weaknes(Kelemahan),
Opportunity (Peluang), and Treath (Ancaman)
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pendekatan
Studi Potensi Investasi Kota Denpasar dilakukan dengan melakukan
pengkajian yang berkaitan dengan penyediaan input, pengelolaan sumber daya
dan jenis produk yang dihasilkan, sehingga dapat ditentukan sektor unggulan
yang akan dikembangkan melalui kegiatan Investasi.
Komoditas yang ditetapkan sebagai unggulan, selanjutnya dikembangkan
sebagai penggerak utama. Sebagai komoditas penggerak utama, maka
komoditas tersebut harus mempunyai skala ekonomi yang besar, mempunyai
keterkaitan ke belakang dan ke depan, mempunyai dampak sosial yang besar,
mempunyai pasar yang jelas dan prospektif serta mempunyai efisiensi
ekonomi untuk menghasilkan output yang maksimal. Komoditas penggerak ini
selanjutnya ditunjang dengan langkah – langkah peningkatan Investasi di Kota
Denpasar dan kemudian diformulasikan ke dalam program peningkatan
Investasi.
1.6.2 Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam Studi Potensi Investasi Kota Denpasar
meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan
bersumber dari berbagai instansi yang terkait dengan penyusunan Potensi
Investasi Kota Denpasar. Data ini dikumpulkan dari hasil – hasil penelitian
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 7
sebelumnya baik berupa laporan maupun berupa peta. Data primer
dikumpulkan melalui pengamatan langsung di lapangan baik melalui observasi
perilaku dan non- perilaku (Studi literatur dan dokumentasi), wawancara
(terstruktur dan tidak terstruktur) survey, dan FGD ( focus on group discussion).
Metode pengumpulan data primer disesuaikan dengan jenis data yang akan
dikumpulkan.
1.6.3 Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan
kualitatif. Analisis Kualitatif digunakan untuk memperkuat dan
melengkapi analisis. Tehnik analisis yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
1) Analisis Location Quotient (LQ)
Perhitungan LQ dilakukan dengan (1) Static Location Quotient
(SLQ) dan (2) Dynamic Location Quotient (DLQ). SLQ menggunakan
Product Domestic Regional Bruto (PDRB) masing-masing sektor
perkecamatan di Kota Denpasar dibandingkan dengan sektor tersebut
secara keseluruhan di Kota Denpasar. Dengan menggunakan rumus ;
p
ip
k
ik
ik
VV
VV
SLQ
Keterangan
Vik = nilai PDRB sektor i di daerah j (Kecamatan Denpasar
Utara/Selatan/Barat/Timur)
Vk = nilai PDRB total daerah himpunan (Kecamatan Denpasar
Utara/Selatan/Barat/Timur)
Vip = nilai PDRB sektor i di daerah himpunan (Kota Denpasar)
Vp = nilai PDRB total daerah himpunan (Kota Denpasar)
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 8
SLQ > 1 daerah studi (kecamatan) memiliki spesialisasi di sektor i
dibandingkan wilayah himpunannya (sektor dimaksud
tergolong unggulan)
SLQ < 1 daerah studi (kecamatan) tidak memiliki spesialisasi di
sektor i dibandingkan wilayah himpunan (sektor tidak
tergolong unggulan)
SLQ = 1 sektor i merupakan sektor unggulan baik di daerah studi
maupun di daerah himpunannya
DLQ menggunakan Laju Product Domestic Regional Bruto
(PDRB) masing-masing sektor perkecamatan di Kota Denpasar
dibandingkan dengan Laju sektor tersebut secara keseluruhan di Kota
Denpasar. Hasil perhitungan dengan metode ini menjelaskan seberapa
laju/cepat pertumbuhan setiap sektor pada setiap kecamatan
dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama pada wilayah
himpunannya yang dalam hal ini adalah Kota Denpasar. Rumus
perhitungan DLQ adalah sebagai berikut ;
Keterangan:
DLQ = Dynamic Location Quotient di suatu wilayah
gij = Laju pertumbuhan sektor i di daerah j (kecamatan Denpasar
Utara/Selatan/Barat/Timur)
Gi = Laju pertumbuhan sektor i di daerah himpunan (Kota
Denpasar)
gj = Rata-rata laju pertumbuhan daerah j (kecamatan Denpasar
Utara/Selatan/Barat/Timur)
G = Rata-rata laju pertumbuhan daerah himpunan (Kota
Denpasar)
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 9
DLQ > 1 sektor ini mempunyai potensi perkembangan yang
lebih cepat dibandingkan daerah yang menjadi
himpunannya.
DLQ < 1 sektor ini mempunyai potensi perkembangan yang
lebih lambat dibandingkan daerah yang menjadi
himpunannya.
DLQ = 1 sektor ini mempunyai potensi perkembangan yang
sama cepat dengan daerah yang menjadi
himpunannya.
3) Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats)
Analisis ini dipergunakan untuk menentukan Faktor Internal yang meliputi
Strengths(Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) serta Faktor Eksternal
Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) sebagai dasar menentukan
strategi Investasi per Sektor di Kota Denpasar.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 10
BAB
Analisis Potensi Produk
Unggulan di Bali
3.1 Analisis Potensi Produk
Unggulan Bali
3.2 Evaluasi Produk Unggulan Bali
.2 Analisis Potensi Investasi di Kota Denpasar
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 11
3.1 Analisis Potensi Produk Unggulan Bali
3.1.1 Sektor Basis Bali
Potensi produk unggulan Bali dianalisis dengan Analisis Location
Quotient (LQ), yang merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
menganalisis sektor potensial atau basis dalam perekonomian di suatu daerah.
Sektor unggulan yang berkembang dengan baik akan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal.
Perhitungan LQ dilakukan dengan (1) Static Location Quotient (SLQ)
dan (2) Dynamic Location Quotient (DLQ). SLQ menggunakan Product
Domestic Regional Bruto (PDRB) masing-masing sektor perkecamatan di Kota
Denpasar dibandingkan dengan sektor tersebut secara keseluruhan di Kota
Denpasar. Sedangkan DLQ menggunakan Laju Product Domestic Regional
Bruto (PDRB) masing-masing sektor perkecamatan di Kota Denpasar
dibandingkan dengan Laju sektor tersebut secara keseluruhan di Kota
Denpasar.
Perhitungan SLQ Kota Denpasar dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 masing-masing sektor disajikan pada Tabel 3.1. Berdasarkan Tabel 3.1
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
o Sektor potensial dan basis di Kecamatan Denpasar Utara adalah sektor :
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan ; Industri
Pengolahan, Pengangkutan dan Komunikasi; serta Keuangan,
Persewaan dan jasa Perusahaan. Hal ini karena masing-masing sektor
tesebut memiliki nilai SLQ > 1.
o Sektor potensial dan basis di Kecamatan Denpasar Selatan adalah sektor
: Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan menjadi
serta Perdagangan, Hotel dan Restoran; dimana nilai msing-masing
sektor tesebut dalam lima tahun terakhir SLQ > 1.
o Sektor potensial dan basis di Kecamatan Denpasar Barat adalah sektor:
Industri Pengolahan serta Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 12
dimana nilai masing-masing sektor tesebut dalam lima tahun terakhir
SLQ > 1.
o Sektor potensial dan basis di Kecamatan Denpasar Timur adalah sektor :
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan kecuali
tahun 2012 ; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Keuangan,
Persewaan dan jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi;
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan; serta jasa-jasa Hal ini karena
masing-masing sektor tesebut memiliki SLQ > 1.
Tabel 3.1 : Static Location Quotient (SLQ) Kota Denpasar Tahun 2008 – 2012
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan,
Kehutanan &
Perikanan
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas
dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan
dan jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
1 Denpasar Utara
2008 1,24 0,94 0,96 1,17 0,95 1,16 1,01 0,84
2009 1,39 0,91 0,85 1,08 0,93 1,18 1,02 0,87
2010 1,38 0,91 0,84 1,08 0,93 1,18 1,01 0,87
2011 1,32 1,11 0,82 1,05 0,92 1,18 1,02 0,90
2012 1,27 1,03 0,81 0,99 0,92 1,23 1,01 0,90
2 Denpasar Selatan
2008 1,26 0,81 0,91 0,53 1,30 0,78 0,59 0,89
2009 1,16 0,78 0,83 0,48 1,39 0,72 0,54 0,82
2010 1,17 0,74 0,80 0,44 1,45 0,69 0,51 0,75
2011 1,10 0,81 0,96 0,45 1,59 0,74 0,55 0,82
2012 1,05 0,81 0,87 0,41 1,45 0,68 0,50 0,75
3 Denpasar Barat
2008 0,86 1,65 0,94 0,68 0,78 0,88 1,33 1,11
2009 0,82 1,77 0,88 0,63 0,80 0,84 1,31 1,06
2010 0,85 1,74 0,87 0,61 0,84 0,82 1,28 0,98
2011 0,79 1,76 0,88 0,60 0,85 0,81 1,29 0,95
2012 0,72 1,79 0,86 0,59 0,87 0,80 1,26 0,95
5 Denpasar Timur
2008 1,05 1,03 0,97 1,74 0,61 1,42 1,32 1,28
2009 1,00 1,00 0,95 1,02 0,59 1,49 1,42 1,30
2010 1,05 0,97 0,94 1,49 0,62 1,48 1,39 1,23
2011 1,02 0,99 1,05 1,43 0,64 1,44 1,35 1,24
2012 0,96 0,98 1,06 1,39 0,63 1,48 1,37 1,26
Sektor
No Kecamatan/Tahun
Sumber : Hasil Analisis pada Lampiran 1-4
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 13
Perhitungan DLQ Kota Denpasar dari tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012 masing-masing sektor disajikan pada Tabel 3.2. Berdasarkan Tabel
3.2 tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
o Sektor primer (Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan &
Perikanan) memiliki laju sektor yang menurun/lambat pada seluruh
kecamatan di di Kota Denpasar dibandingkan laju secara keseluruhan
Kota Denpasar. Kondisi ini ditunjukkan dari rata-ratanilai DLQ < 1.
Tabel 3.2 : Dynamic Location Quotient (DLQ) Kota Denpasar Tahun 2008 – 2012
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan,
Kehutanan &
Perikanan
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas
dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan
dan jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
1 Denpasar Utara
2008 0,64 1,19 1,25 1,04 0,92 1,16 0,82 1,03
2009 2,26 0,14 0,40 0,70 1,10 0,79 1,25 0,86
2010 1,09 0,93 0,86 1,45 0,94 0,86 0,58 1,10
2011 0,36 1,06 0,81 1,62 0,96 1,37 0,95 1,25
2012 0,26 1,20 0,74 1,44 1,15 1,22 0,94 1,33
2 Denpasar Selatan
2008 0,69 1,15 1,19 1,27 1,08 0,95 1,15 0,83
2009 0,77 1,57 0,61 0,46 3,50 0,78 0,57 0,66
2010 1,31 0,90 1,00 0,65 1,51 0,96 0,87 0,62
2011 0,39 2,54 1,73 0,37 1,20 0,77 0,89 0,99
2012 0,63 1,11 1,47 0,92 0,99 1,23 1,10 1,38
3 Denpasar Barat
2008 0,76 1,22 1,29 1,35 1,06 1,01 1,24 0.87
2009 0,86 2,10 0,73 0,71 1,61 0,85 1,21 0.91
2010 1,44 1,09 1,08 0,97 1,50 1,08 1,06 0.65
2011 0,33 1,53 1,44 0,89 1,39 1,04 1,35 0.83
2012 0,28 1,46 1,07 1,10 1,49 1,17 0,98 1,28
5 Denpasar Timur
2008 0,78 1,21 1,28 1,33 1,08 1,07 1,22 0,85
2009 0,80 0,99 1,09 0,12 0,96 1,65 1,99 1,38
2010 1,52 0,97 1,06 0,93 1,53 1,12 0,98 0,75
2011 0,65 1,25 2,50 0,52 1,41 0,67 0,68 1,14
2012 0,53 1,16 1,16 0,81 0,98 1,55 1,26 1,40
No Kecamatan/Tahun
Sektor
Sumber : Hasil Analisis pada Lampiran 1-4
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 14
o Sektor Industri Pengolahan memiliki rata-rata laju pertumbuhan yang
tinggi/cepat diseluruh Kecamatan Denpasar dibandingkan laju secara
keseluruhan Kota Denpasar. Hal ini ditunjukkan dari nilai DLQ > 1.
o Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki rata-rata laju pertumbuhan
yang tinggi/cepat pada masing-masing Kecamatan di Kota Denpasar
kecuali Kecamatan Denpasar Utara. Hal ini ditunjukkan dari nilai DLQ >
1, sedangkan pada Kecamatan enpasar Utara nilai DLQ < 1.
o Sektor Bangunan memiliki laju pertumbuhan yang tinggi/cepat pada
basis hanya pada Kecamatan Denpasar Utara, hal ini disebabkan pada
kecamatan tersebut masih tersedia lahan yang cukup untuk
pemukiman , dengan nilai rata-rata DLQ > 1.
o Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengalami laju pertumbuhan
yang tinggi di Kecamatan Denpasar Utara dan Barat, dan mulai
menurun pada Kecamatan Denpasar Timur dan Selatan.
o Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki rata-rata laju
pertumbuhan yang tinggi/cepat diseluruh Kecamatan Denpasar
dibandingkan laju secara keseluruhan Kota Denpasar. Hal ini
ditunjukkan dari nilai DLQ > 1.
o Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan memiliki rata-rata
laju pertumbuhan yang tinggi/cepat di Kecamatan Denpasar Barat,
Timur, dan Selatan; tetapi memiliki laju pertumbuhan yang lambat di
Kecamatan Denpasar Utara.
o Sektor Jasa-jasa memiliki rata-rata laju pertumbuhan yang tinggi/cepat
di Kecamatan Denpasar utara, mulai memiliki laju pertumbuhan yang
tinggi/cepat di Kecamatan Denpasar Barat, Timur dan Selatan.
Berdasarkan Tabel 3.1 dan 3.2 dan uraian nilai SLQ dan DLQ maka dapat
ditunjukkan sektor basis dan laju sektor Kota Denpasar pada Tabel 3.3.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 15
Tabel 3.3 : Rekapitulasi Sektor Basis dan Laju Sektor Kota Denpasar
Tahun 2008 - 2012
Pertanian,
Perkebunan,
Peternakan,
Kehutanan &
Perikanan
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas
dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan
dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan
dan jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
1 Denpasar Utara B /LL NB/LC NB/LL B/LC NB/LC B/LC NB/LL B/LC
2 Denpasar Selatan B /LL NB/LC NB/LC NB/LL B/LC NB/LL NB/LC NB/LL
3 Denpasar Barat NB/LL B/LC NB/LC NB/LL NB/LC NB/LC NB/LC NB/LL
5 Denpasar Timur B /LL NB/LC B/LC NB/LL NB/LC B/LC B/LC B/LC
No Kecamatan
Sektor
Sumber : Hasil Analisis Ket : B : Basis LL : Laju Lambat
NB : Non Basis LC : Laju Cepat
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diuraikan sebagai berikut.
o Sektor primer (Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan &
Perikanan) berbasis di Kecamatan Utara, Timur dan Selatan, namun
semuanya memiliki laju pertumbuhan yang lambat.
o Sektor Industri Pengolahan berbasis di Kecamatan Denpasar Barat,
dengan semua kecamatan baik basis maupun non basis memiliki laju
pertumbuhan yang cepat.
o Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih berbasis di Kecamatan Denpasar
Timur, dengan semua kecamatan baik basis maupun non basis
memiliki laju pertumbuhan yang cepat.
o Sektor Bangunan memiliki basis di Kecamatan Denpasar Utara dengan
laju pertumbuhan yang tinggi/cepat. Pada Kecamatan yang lainnya
bukan basis dengan laju pertumbuhan yang lambat.
o Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran berbasis di Kecamatan
Denpasar Selatan, dengan semua kecamatan baik basis maupun non
basis memiliki laju pertumbuhan yang cepat.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 16
o Sektor Pengangkutan dan Komunikasi berbasis di Kecamatan Denpasar
Utara dan Timur, dengan semua kecamatan baik basis maupun non
basis memiliki laju pertumbuhan yang cepat.
o Sektor Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan berbasis di
Kecamatan Denpasar Timur, rata-rata laju pertumbuhan yang
tinggi/cepat, di Kecamatan Denpasar Barat dan Selatan bukan basis
tetapi memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Selanjutnya di
Kecamatan Utara bukan basis dengan laju pertumbuhan yang lambat.
o Sektor Jasa-jasa berbasis di Kecamatan Denpasar Timur dan Utara
dengan rata-rata laju pertumbuhan yang tinggi/cepat, untuk
kecamatan lainnya (Selatan da Barat) bukan basis mulai memiliki laju
pertumbuhan yang tinggi/cepat.
3.3 Hasil Evaluasi Potensi Investasi Kota Denpasar
Penentuan Evaluasi Potensi Investasi di Kota Denpasar dianalisis
berdasarkan : sektor basis, laju pertumbuhan, prospek permintaan pasar,
kapasitas, peraturan tata ruang Kota Depasar, serta hasil Focus Group
Discussion dengan Instansi terkait di Kota Denpasar pada tanggal 21 Februari
2014.
3.3.1 Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
Sektor ini merupakan sektor primer, berdasarkan analisis potensi
memang bukan unggulan di Kota Denpasar, namun masih memiliki peluang
untuk dikembangkan seperti sebagai berikut.
1) Budidaya hortikultura seperti tanaman hias (anggrek, bunga lainnya,
tanaman hias untuk taman), yang diperlukan untuk perkantoran, Rumah
Sakit, dan hotel dan lain-lain di kota Denpasar sebagian besar
didatangkan dari luar Bali. Investasi ini memiliki prospek kedepan,
berkaitan dengan permintaan akan tanaman hias semakin tinggi.
Budidaya tanaman hias tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga
tepat dibudidayakan di Kota Denpasar yang memiliki lahan yang terbatas.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 17
Daerah yang bisa dipergunakan adalah di Kecamatan Denpasar Utara dan
Denpasar Timur.
2) Budidaya tanaman untuk upacara agama Hindu, potensi dikembangakan
mengingat Kota Denpasar mayoritas beragama hindu. Kebutuhan
tanaman upacara sangat besar karena frekwensi upacara keagamaan di
Bali sangat tinggi. Daerah yang bisa dipergunakan adalah di Kecamatan
Denpasar Utara dan Denpasar Timur.
3) Budidaya buah-buahan, sayuran dan biofarmka yang memungkinkan
dengan lahan dan iklim di Kota Denpasar. Daerah yang bisa dipergunakan
adalah di Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur.
4) Budidaya perikanan darat seperti ikan mas, gurami, lele serta ikan
pengumpan. Daerah yang bisa dipergunakan adalah di Kecamatan
Denpasar Utara dan Denpasar Selatan.
5) Pengembangan perikanan budidaya laut terdiri atas pembudidayaan ikan
dan lobster melalui karamba jaring apung (KJA), budidaya rumput laut,
budidaya karang, dan budidaya kerang-kerangan. Daerah yang bisa
dipergunakan di perairan utara dan timur Pulau Serangan Kecamatan
Denpasar Selatan.
6) Budidaya Ikan Hias yang diperlukan bagi penggemar aquarium di kota
Denpasar sebagian besar didatangkan dari luar Bali. Investasi ini memiliki
prospek kedepan. Budidaya ikan hias. Daerah yang cocok dipergunakan
adalah di Kecamatan Denpasar selatan.
Berdasarkan uraian Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan, maka dapat
dapat disajikan pada Tabel 3.4
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 18
Tabel 3.4 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Budidaya hortikultura seperti
tanaman hias (anggrek, bunga
lainnya, tanaman hias untuk
taman),
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
Budidaya Tanaman Upacara
Agama Hindu
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
2 Budidaya buah-buahan, sayuran
dan biofarmka
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
3 Budidaya perikanan darat seperti
ikan mas, gurami, lele serta ikan
pengumpan
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Selatan
4 Pengembangan perikanan
budidaya laut
- Perairan utara dan timur
Pulau Serangan Kecamatan
Denpasar Selatan
5 Budidaya Ikan Hias - Kecamatan Denpasar selatan
3.3.2 Sektor Industri Pengolahan
Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan sektor basis dan laju sektor
kota Denpasar Tahun 2008-2012, dapat diketahui bahwa sektor industri
pengolahan merupakan sektor primadona dan memiliki laju cepat di keempat
kecamatan di kota Denpasar. Ini berarti perkembangan sektor industri
pengolahan di masing-masing kecamatan memiliki perkembangan sektor yang
lebih cepat jika dibandingkan perkembangan sektor Provinsi Bali. Meski
tergolong ke dalam kategori laju cepat, namun hanya di Kecamatan Denpasar
Barat saja yang menjadikan sektor ini sebagai sektor basis bagi perkembangan
ekonominya.
Sektor Industri di Kota Denpasar yang membentuk PDRB Kota
Denpasar adalah bersumber dari sub sektor industri tanpa migas, yang teridir
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 19
atas: makanan, minuman, dan tembakau; tekstil, barang kulit dan alas kaki;
barang kayu dan hasil hutan lainnya; kertas dan barang cetakan; pupuk, kimia
dan barang dari karet; semen dan barang galian bukan logam; logam dasar besi
dan baja; alat angkut, mesin dan peralatannya; dan terakhir adalah barang
lainnya. Di Kota Denpasar sendiri industri-industri ini selanjutnya
dikembangkan menjadi industri sektor kreatif yang menyesuaikan dengan
corak, budaya dan adat Bali khususnya Kota Denpasar.
Data realisasi ekspor Kota Denpasar membagi komoditi ekspor Kota
Denpasar ke dalam empat komoditi utama, yakni: 1) Hasil Kerajinan; 2) Hasil
Industri; 3) Hasil Pertanian/Perikanan; 4) Hasil Perkebunan; dan 5) Lain-lain.
Pada tahun 2013, realisasi ekspor hasil Industri Kota Denpasar adalah sebesar
US$ 114.943.007,87 atau sekitar 29,82% dari total realisasi ekspor Kota
Denpasar. Nilai ekspor komoditi hasil industri ini meningkat sebesar US$
15.510.743,32 dari periode sebelumnya (Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Denpasar). Sementara hasil industri kerajinan lebih mendominasi nilai
realisasi ekspor Kota Denpasar, dimana pada tahun 2013 sekitar 41,24%
realisasi ekspor Kota Denpasar bersumber dari industri hasil kerajinan. Secara
kumulatif nilai ekspor hasil kerajinan tahun 2013 sebesar US$ 158.934.293,17
atau meningkat sebesar US$ 3.727.335,15 dari tahun sebelumnya. Potensi
ekspor yang besar tersebut, menurut kepala Bidang Perdagangan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar akan lebih terpadu bila di Kota
Denpasar dibangun sebuah pusat perdagangan terutama untuk hasil-hasil
industri dan hasil kerajinan yang memiliki menjadi komoditi ekspor primadona
dari Kota Denpasar (sumber: FGD 21 Februari 2014).
Geliat perkembangan usaha industri juga dapat ditelusuri melalui
perkembangan ijin usaha yang dikeluarkan BKPM khususnya untuk ijin usaha
baru pada sektor industri. Sejak triwulan I hingga triwulan III tahun 2013
tercatat sekitar 43 ijin usaha baru yang dikeluarkan oleh BKPM terutama untuk
ijin usaha sektor industri. Angka ini meningkat hingga dua kali lipat
dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun bentuk-bentuk komoditi utama yang
diperdagangkan dari usaha industri yang ijinnya baru dikeluarkan pada tahun
2013, antara lain berupa:
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 20
1) Industri makanan: bakery, cake/tart, cracker, kue, roti pie susu dan roti
unyil, olahan daging dalam kemasan, makanan olahan, pasta, saus dan
bumbu, dodol buah, tuna fres/beku, sosis, ham, dendeng, bakso dan
burger.
2) Tekstil dan Produk Tekstil: dress, celana dan rok, baju kaos, kemeja
dan celana, tank top dan singlet, baju kebaya, dan sprey.
3) Cetak/printing: blangko, kop surat, amplop, karton box, kertas
packing, majalah, brosur, poster, dan buletin.
4) Furniture, peralatan mesin, dan peralatan dapur: kusen pintu dan
jendela, rumah kayu, patung motif hewan dari kayu, bingkai, pigura,
asbak,mesin giling daging, mesin pencabut bulu ayam, baut dan mur
ukuran khusus, pisai, pisau seselet, blakas, dan golok.
5) Kerajinan Perak seperti Aksesoris: kalung, gelang, sandal, dan tas
wanita.
Berdasarkan pembahasan pada sektor industri pengolahan, dapat dirumuskan hal-hal berikut:
1) Sektor industri pengolahan sangat potensial dikembangkan di seluruh kecamatan di Kota Denpasar, sebab laju perkembangan sektor ini di masing-masing kecamatan bergerak lebih cepat jika dibandingkan dengan laju perkembangan di tingkat Kota. Meski di semua wilayah perkembangan sektor ini memiliki laju yang cepat, namun hanya kecamtan Denpasar Barat yang menyandang status sebagai sektor basis untuk industri pengolahan.
2) Dibukanya peluang/potensi investasi dalam bentuk pembangunan pusat perdagangan/trade centre sebagai tempat diperdagangkannya hasil-hasil industri yang menjadi primadona komoditi ekspor Kota Denpasar.
3) Potensi investasi sangat tepat di kota Denpasar dirioritaskan pada segala jenis industri pembentuk industri kreatif seperti sebagai berikut.
(1) Industri kerajinan memiliki potensi dikembangkan terutama
untuk kebutuhan pariwisata dan ekspor. Sampai saat ini industri
kerajinan (kayu, perak,Kulit, Perak dan lain-lain) memberikan
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 21
kontribusi terbesar pada di Bali. Industri kerajinan selama ini
banyak didatangkan dari luar Bali untuk memenuhi pasar oleh-
oleh di Depasar dan ekspor.
(2) Industri Makanan memiliki potensi dikembangkan terutama
untuk kebutuhan pariwisata. Sampai saat ini industri Makanan
Ringan/Snack khas Bali (Kue Pia, olahan Kacang, dan lain-lain)
yang merupakan ciri khas oleh-oleh Bali sebagian besar
didatangkan dari luar kota Denpasar.
(3) Industri Tekstil dan produk tekstil potensi dikembangkan selain
untuk kebutuhan pariwisata, juga untuk di kota Denpasar dan
Bali khususnya. Hal ini didukung dengan adanya himbauan
pemerintah daerah Bali menggunakan kain tenun ikat Bali
sebagai kostum karyawan di Kantor, Sekolah, Pramuwisata dan
lain-lain.
(4) Industri Percetakan/Printing potensi dikembangkan di Kota
Denpasar, dengan dukungan sebagai berikut.
o Denpasar sebagai Kota Provinsi Bali, selain menjadi pusat
birokrasi Kota Denpasar, juga dan pusat birokrasi Provinsi
Bali. Penerbitan dan percetakan menjadi potensi untuk
mensupport borokrasi.
o Kota Denpasar selain sebagai ibu kota Prvinsi Bali juga
sebagai pusat pendidikan di Provinsi Bali, seperti
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Pendidkan
Tinggi sangat membutuhkan percetakan, sehingga potensi
Investasi pada Usaha Penerbitan dan Percetakan.
o Kota Denpasar sebagai pusat bisnis baik lembaga
keuangan, jasa, dan manufaktur di Bali. Usaha Penerbitan
dan percetakan sangat dibutuhkan untuk mensupport
administrasi bisnis tersebut.
o Bali merupakan daerah Pariwisata, dimana Kota Denpasar
salah satu tempat transitnya, sehingga sektor
perdagangan , Hotel dan Restoran merupakan basis di
Kota Denpasar. Usaha Penerbitan dan percetakan sangat
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 22
dibutuhkan untuk mensupport administrasi sektor
tersebut.
(5) Industri pengolahan perikanan, potensi dikembangkan di Kota
Denpasar, hal ini didukung kecamatan Denpasar Selatan Potensi
terhadap hasil perikanan lautnya.
4) Bila merujuk pada Kawasan Peruntukan Industrian dan Pergudangan di
Kota Denpasar, dapat dipetakan bahwa zonasi wilayah, dimana :
(1) Kawasan pergudangan dilokasikan pada Jalan Mahendradata,
Jalan Buluh Indah, Jalan Cargo dan daerah Kelurahan Ubung,
Desa Ubung Kaja dan Desa Padang Sambian Kaja;
(2) Lokasi peruntukan industri di Jalan Ngurah Rai yang bercampur
dengan kegiatan perdagangan dan jasa;
(3) Kelompok industri pengolahan ikan di Pelabuhan Benoa dan
Serangan
(4) Pengembangan lokasi peruntukan industri perakitan furniture
serta pergudangannya di sekitar Jalan Ngurah Rai pada wilayah
Kelurahan Pedungan dan Desa Sidakarya.
5) Mengingat lokasi peruntukan pergudangan dan industri sebagian
adalah masih berupa lahan pertanian yang aktif (Jalan Mahendradata,
dan Cargo), maka tak dapat dihindari akan terjadi alih fungsi lahan.
Untuk itu investasi yang akan dikembangkan di wilayah ini mestilah
lebih arif memikirkan keberadaan usaha tani yang ada pada wilayah-
wilayah dimaksud.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Industri Pengolahan disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Industri
Pengolahan
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Industri Kerajinan : Perak, Kulit, Kayu
dan lain-lain
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 23
No Jenis Investasi Daerah Investasi
2 Industri Makanan: bakery, cake/tart,
cracker, kue, roti pie susu dan roti unyil,
olahan daging dalam kemasan, makanan
olahan, pasta, saus dan bumbu, dodol
buah, tuna fres/beku, sosis, ham,
dendeng, bakso dan burger
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
3 Tekstil dan Produk Tekstil: dress, celana
dan rok, baju kaos, kemeja dan celana,
tank top dan singlet, baju kebaya, dan
sprey
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
4 Cetak/printing: blangko, kop surat,
amplop, karton box, kertas packing,
majalah, brosur, poster, dan buletin
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
5 Furniture, peralatan mesin, dan
peralatan dapur: kuaen pintu dan
jendela, rumah kayu, patung motif
hewan dari kayu, bingkai, pigura,
asbak,mesin giling daging, mesin
pencabut bulu ayam, baut dan mur
ukuran khusus, pisai, pisau seselet,
blakas, dan golok.
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
7 Industri pengolahan perikanan - Kecamatan Denpasar Selatan
(Serangan dan Benoa)
3.3. Sektor Industri Listrik, Gas dan Air Bersih
Pada sektor listrik, gas dan air bersih, Kecamatan Denpasar Timur
merupakan kecamatan dengan laju perkembangan sektor yang cepat dan
menggolongkan sektor ini ke dalam sektor basis. Kecamatan Denpasar Barat
dan Utara menggolongkan sektor ini ke dalam sektot non basis namun masih
memiliki laju perkembangan yang cepat, sedangkan Denpasar Utara tergolong
ke dalam sektor non basis dengan laju lambat.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 24
Bila merujuk pada data PDRB Kecamatan Denpasar Timur, dapat
dijelaskan bahwa nilai output kecamatan Dentim untuk sub sektor listrik selalu
bernilai lebih besar dibandingkan sub sektor lainnya. Subsektor listrik
menyumbang rata-rata lebih dari 60% pada sektor listrik, das dan air bersih
dari tahun 2008 hingga 2012 di Kecamatan Denpasar Timur. Subsektor Gas
bahkan sama sekali tidak memberikan sumbangan apa-apa bagi pertumbuhan
ekonomi Kecamatan Denpasar Timur. Hal ini lumrah saja dikarenakan oleh
tidak adanya sumber gas alam di wilayah Dentim, atau dengan kata lain untuk
pemenuhan kebutuhan akan gas masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur
sangat tergantung pada impor gas dari luar kota. Secara umum, pola yang
sama juga terjadi pada perkembangan sektor listrik, gas dan air bersih di tiga
kecamatan lainnya.
Untuk subsektor air bersih, meski hanya memberi sumbangan tak lebih
dari 40% pada pembentukan PDRB keempat kecamatan di Kota Denpasar
terutama dari sektor listik, gas dan air bersih, namun keberadaan subsektor ini
mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah Kota Denpasar. Pada pola
pengembangan infrastruktur perkotaan, pengelolaan air secara umum terbagi
menjadi dua, yaitu pemanfaatan daya guna air (sistem jaringan air baku dan
jaringan irigasi), dan pengendalian daya rusak air (pengendalian banjir dan
pengamanan pantai.
Untuk wilayah Kota Denpasar dijelaskan bahwa Sistem Pengolahan Air
Minum (SPAM) dikelola dengan kerja sama terpadu pengadaan air baku antar
wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan dan Klungkung. Pemenuhan
kebutuhan air minum masyarakat Kota Denpasar menjadi sangat krusial,
karena mencakup sekitar 34% persen dari kebutuhan air minum masyarakat di
Kota Denpasar (Sumber: FGD 21 Februari 2014). Perwakilan PDAM Kota
Denpasar menyatakan bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat di Kota Denpasar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap air
minum: maka diperlukan investasi yang besar untuk pemasangan instalasi
pengolahan air, pengembangan jalur pipa, dan pemasangan sambungan ke
rumah-rumah penduduk.
Pemanfaatan daya guna air untuk irigasi di Kota Denpasar disasar
kepada daerah persawahan yang ditetapkan sebagai budidaya tanaman
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 25
pangan yang berkelanjutan. Peningkatan pelayanan ditekankan pada
efektivitas pengelolaan air pada sistem prasarana irigasi untuk memelihara
ketersediaan air. Pelayanan Irigasi telah tertata dengan baik dengan mencakup
pelayanan di sepuluh Daerah Irigasi (DI) yakni DI Kedewatan, DI Mambal, DI
Peraupan, DI Oongan, DI Lange, DI Dadas, DI Umadewi, DI Mertagangga, DI
Batannyuh, DI Tukad Badung yang semuanya saling terintegrasi dengan DI di
wilayah Kabupaten Badung dan Dianyar.
Pada sistem pengendalian banjir Pemerintah Kota Denpasar
melaksanakan beberapa aksi sebagai berikut: normalisasi aliran sungai-sungai
utama terdiri atas Tukad Ayung, Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Buaji, dan
Tukad Ngenjung beserta anak-anak sungainya yang sekaligusberfungsi sebagai
drainase regional dan drainase mayor kota; pengembangan kolam konservasi
(retarding basin) untuk menampung dan menghambat kecepatan aliran air
hujan di aliran Tukad Mati; pengembangan sodetan dari Tukad Mati ke Tukad
Badung; pengembangan saluran penampung (long storage) di Jalan By Pas
Ngurah Rai dan Jalan terusan Mahendradatta; dan Pengembangan kotak
jaringan bawah tanah (box culvert) terintegrasi dengan jaringan utilitas laiinnya
di kawasan strategis kota. Pada sistem pengamanan pantai dilaksanakan sesuai
dengan karakter dan fungsi pantai yang terdiri atas pengembangan teknik
pengamanan pantai dan pemeliharaan struktur fisik pengamanan pantai yang
telah dibangun disepanjang Pantai Padanggalak, Pantai Sanur, Pantai Mertasari
dan pantai Serangan.
Berdasarkan pembahasan pada sektor listrik, gas dan air (dengan
merujuk pada data PDRB Kota Denpasar dan hasil FGD dan Seminar) dapat
dirumuskan hal-hal berikut:
1) Wilayah yang secara riil tepat untuk mengembangkan sektor listrik, gas
dan air bersih adalah Kecamatan Denpasar Timur, secara potensial
dua Kecamatan yakni Denpasar Barat dan Denpasar Timur juga
berpotensi untuk dikembangkannya investasi pada sektor yang sama,
sebab memiliki laju cepat meski masih berstatus non basis.
2) Diantara sektor listrik, gas dan air minum, sub sektor listrik yang
memberikan sumbangan tertinggi dalam membentuk PDRB Kota
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 26
Denpasar, namun yang memiliki peluang besar untuk dibukanya
peluang investasi baru adalah sub sektor air minum.
3) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar membutuhkan
investasi bagi pengusaha secara vertikal. Kehulu diperlukan Investasi
yang mensuplay air baku untuk kebutuhan PDAM, selanjutnya ke hilir
PDAM kedepan bisa menjual air untuk pengusaha yang berminat
melakukan investasi air kemasan.
4) Potensi Investasi yang tepat dan patut disasar dari sub sektor air bersih
adalah pada Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang berupa
investasi yang besar untuk pemasangan instalasi pengolahan air,
pengembangan jalur pipa, dan pemasangan sambungan ke rumah-
rumah penduduk.
5) Jenis investasi yang tepat untuk ditanamkan pada bidang sub sektor air
bersih/minum adalah investasi yang bersifat social wellfare dan tidak
bertujuan mencari keuntungan semata. Hal ini berarti jika investasi
pada Air minum dilakukan, harus dilakukan study fisibility dari berbagai
aspek, terutama aspek benefitnya bagi masyarakat, sehingga tidak
mematikan sektor pertanian yang telah ada akibat kekurangan air
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Industri Listrik, Gas dan Air Bersih disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Industri Listrik,
Gas dan Air Bersih
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Peluang investasi baru air minum
kemasan
- Kecamatan Denpasar Utara
2 Peluang Investasi air baku untuk
kebutuhan PDAM
- Kecamatan Denpasar Utara
3 Peluang investasi baru air minum
kemasan yang menggunakan air
PDAM
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 27
2 Sitem Pengolahan Air Minum
(SPAM) : pemasangan instalasi
pengolahan air, pengembangan
jalur pipa, dan pemasangan
sambungan ke rumah-rumah
penduduk.
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
3.3.4 Sektor Bangunan
Rekapitulasi hasil perhitungan sektor basis dan laju sektor kota
Denpasar Tahun 2008-2012 menunjukkan hanya Kecamatan Denpasar Timur
yang memiliki laju yang cepat untuk perkembangan sektor bangunan dan
menjadi sektor basis dalam pembangunan ekonomi kecamatan di sektor
bangunan. Tiga kecamatan lainnya, Denpasar Barat, Utara dan Selatan
memiliki laju yang lambat untuk perkembangan sektor ini dan dengan status
sebagai sektor non basis.
Investasi Sektor bangunan yang potensi dikembangkan di Kota
Denpasar adalah sebagai berikut.
1) Pengembangan perumahan dan pemukiman yang menyasar Wilayah
Kecamatan Denpasar Timur yang berbatasan langsung dengan
kecamatan Sukawati, Gianyar, masih memiliki banyak ruang kosong.
Kondisi ini sejalan dengan tata ruang Kota Denpasar, khususnya pada
pengembangan kawasan peruntukan pemukiman dan perumahan.
Perluasan pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.
(1) Intensifikasi dilakukan pada ruang-ruang kosong pada kawasan
permukiman yang telah berkembang serta pada kawasan yang
telah dikembangkan melalui konsolidasi lahan di seluruh wilayah
kota.
(2) Ekstensifikasi ruang permukiman baru dikembangkan melalui
pengkaplingan skala kecil, pengembangan perumahan, konsolidasi
lahan, kaveling siap bangun (kasiba) maupun lingkungan siap
bangun (lisiba) di seluruh wilayah kota.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 28
2) Pembangunan perumahan/pemukiman, menurut Dinas Pariwisata
Kota Denpasar (dalam FGD 21 Februari 2014) selain pembangunan
sarana fisik, juga dilaksanakan menyeluruh dan mendukung sektor
lainnya. Misalnya pada sektor pariwisata, pembangunan sarana dan
prasarana pendukung pariwisata sangat penting bagi peningkatan
pelayanan/jasa kepada wisatawan. Pembangunan yang dimaksud
antara lain: membuat ruas jalan menjadi lebih rapi, dan lengkap
dengan pengadaan sarana pendukung parkir.
3) Tata ruang Kota Denpasar menyebutkan bahwa bentuk-bentuk
pengembangan kawasan perumahan dan permukiman mengarahkan
permukiman dan perumahan yang dapat difungsikan sebagai tempat
usaha dalam bentuk rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) atau
rumah usaha lainnya di pusat-pusat kegiatan sosial ekonomi skala
wilayah, skala Kota, skala Kecamatan, skala desa/kelurahan maupun
skala Lingkungan serta di sepanjang jalan-jalan utama Kota, Kawasan
dan zona efektif pariwisata.
4) Berdasarkan seminar Potensi Investasi Kota Denpasar (12 Mei 2014),
Kota Denpasar kedepan potensi untuk mengembangan pemukiman
dalam bentuk apartemen yang disewakan, sehingga tempat
pemukiman menjadi tertata rapi. Daerah yang potensi untuk
apartemen adalah di kecamatan Denpasar Timur yang berbatasan
langsung dengan kecamatan Sukawati, Gianyar dan Denpasar Utara,
yang masih mempunyai lahan kosong.
Berdasarkan informasi yang telah diuraikan, maka wilayah Denpasar
Timur memang tepat dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi wilayah
yang diperuntukkan bagi pemukiman dan perumahan serta dilengkapi dengan
sarana yang berperan dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Potensi Investasi Sektor Bangunan disajikan pada Tabel 3.7
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 29
Tabel 3.7 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Bangunan
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Pengembangan perumahan dan
pemukiman
- Intensifikasi dilakukan pada
ruang-ruang kosong
- Ekstensifikasi ruang permukiman
baru dikembangkan melalui
pengkaplingan skala kecil
- Kecamatan Denpasar Timur
yang berbatasan langsung
dengan Kecamatan
Sukawati, Gianyar
2 Pengembangan Pemukiman model
apartemen yang disewakan
- Kecamatan Denpasar Timur
yang berbatasan langsung
dengan Kecamatan
Sukawati, Gianyar
- Kecamatan Denpasar Utara
pada lahan yang kosong
3 Pembangunan sarana dan
prasarana pendukung pariwisata :
membuat ruas jalan menjadi lebih
rapi, dan lengkap dengan
pengadaan sarana pendukung
parkir
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar
Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
4 Rumah toko (ruko), rumah kantor
(rukan) atau rumah usaha lainnya
di pusat-pusat kegiatan sosial
ekonomi
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar
Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
3.3.5 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Kota Denpasar sebagai ibu kota propinsi Bali, juga merupakan pusat
perdagangan dan Restoran, selanjutnya untuk hotel berada pada rangking
kedua setelah Kabupaten Bandung.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 30
1) Sektor Pedagangan
a. Investasi pada sektor pedagangan yang memungkinkan di Kota
Denpasar, sesuai dengan tata ruang kota Denpasar bisa dilakukan pada
kawasan sebagai berikut.
(1) Peningkatan Pasar Grosir Ubung Kaja sebagai pasar Grosir
yang dilengkapi dengan terminal kargo.
(2) Pengembangan pasar grosir modern dikembangkan pada
Jalan Mahendradata dan rencana terusannya sampai simpang
Sun Set Road, Jalan Gatot Subroto, Jalan By Pass Ngurah Rai,
Jalan Sunset dan Jalan Ida Bagus Mantra yang jarak radius
lokasinya minimal 1 km dari pasar lokal tradisional yang ada di
sekitarnya.
(3) Perdagangan dan jasa terpadu (one stop shopping) skala besar
terdiri atas campuran kegiatan perbelanjaan, perkantoran, hotel
dan condotel, restaurant, jasa hiburan dan jasa lainnya dalam satu
areal dikembangkan pada Jalan Sunset dan rencana terusannya
Jalan Mahendradata.
(4) Peruntukan fasilitas perdagangan skala kota terdiri atas:
a) pemantapan fungsi Pasar Badung, Pasar Kreneng dan Pasar
Anyar sebagai pasar tradisional skala kota;
b) pemantapan beberapa pusat perbelanjaan di kawasan
pusat kota dan sepanjang jalan utama kota serta sentra
perdagangan modern yang telah ada sebagai pusat
pelayanan perdagangan dan jasa skala kota;
c) pengembangan fasilitas perdagangan dan jasa modern skala
kota dikembangkan pada lokasi yang memiliki akses
langsung pada jalan yang memiliki ruang milik jalan di atas
12 meter yang jarak radius lokasinya minimal 1 km dari
pasar lokal tradisional yang ada di sekitarnya.
Pengembangan perdagangan dan jasa modern
mengutamakan penduduk lokal bukan jaringan.
d) revitalisasi pasar khusus: pasar loak jalan Gunung Agung
menjadi pasar terpadu dilengkapi parkir terpusat, Pasar
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 31
Kumbasari sebagai pusat perdagangan industri kecil dan
Pasar Suci sebagai kawasan parkir terpusat, serta
peningkatan kualitas lingkungan Pasar Burung Satria; dan
e) perdagangan dan jasa dalam bentuk kelompok pertokoan
dikembangkan di sepanjang jalan utama kota, sesuai
peruntukannya.
b. Peruntukan fasilitas perdagangan skala Batas Wilayah Kota (BWK),
kecamatan/kawasan, beberapa desa/kelurahan dan Lingkungan, terdiri
atas:
(1) pemantapan fungsi yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar dan pasar-pasar tradisional yang dikelola desa pakraman sebagai pasar skala kawasan;
(2) pasar-pasar temporer berupa pasar dadakan (pedagang kaki lima) maupun pameran dan eksebisi pada kawasan perdagangan dan jasa; dan
(3) kegiatan jasa seperti: perkantoran swasta, bank, agen perjalanan, bengkel, salon, hotel, rumah makan dapat bercampur pada lokasi kawasan perdagangan dan jasa.
c. Fasilitas perdagangan dan jasa skala lingkungan terdiri atas:
(1) Perdagangan lingkungan berupa : swalayan mini, mini market
yang mengutamakan penduduk lokal bukan jaringan.
(2) Pertokoan dan warung-warung pada jalan utama lingkungan; dan
(3) Toko, warung atau jasa skala lingkungan dapat yang bercampur
dengan kawasan permukiman.
d. Investasi Perdagangan Sektor Informal
Investasi perdagangan sektor informal sangat potensi di Kota
Denpasar, khususnya untuk usaha mikro baik yang berlokasi di Pasar
Tradisional maupun di sepanjang ruas Jalan Kota Denpasar.
Kawasan peruntukan kegiatan sektor informal, terdiri atas :
- pedagang bunga dan tanaman hias, ditata kegiatannya pada
sepanjang sisi Jalan Hayam Wuruk, Jalan Hang Tuah, Jalan Sedap
Malam, Jalan By Pass Ngurah Rai;
- penjualan produk kerajinan dan suvenir, tersebar pada kawasan
efektif pariwisata atau pada lokasi khusus;
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 32
- pasar modern skala wilayah dan skala kota wajib menyiapkan
zonasi untuk pedagang kaki lima khususnya kuliner;
- perdagangan kaki lima makanan dan jajanan pasar, diarahkan
tersebar pada pasar tradisional; dan
- perdagangan perlengkapan upacara agama, diarahkan tersebar
pada pasar tradisional.
e. Pengembangan Kawasan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN ) di Daerah Sanur dan Serangan akan dipusatkan salah
satunya untuk kios, peluang untuk untuk perdagangan oleh-oleh
khas Bali.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Perdagangan disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Perdagangan
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Peningkatan Pasar Grosir Ubung
Kaja sebagai pasar Grosir yang
dilengkapi dengan terminal kargo
- Kecamatan Denpasar Barat (Ubung
Kaja)
2 Pengembangan pasar grosir
modern
- Jalan Mahendradata dan rencana
terusannya sampai simpang Sun Set
Road,
- Jalan Gatot Subroto,
- Jalan By Pass Ngurah Rai,
- Jalan Sunset
- Jalan Ida Bagus Mantra
( jarak radius lokasinya minimal 1 km
dari pasar lokal tradisional yang ada di
sekitarnya)
3 Perdagangan dan jasa terpadu (one
stop shopping) skala besar terdiri atas
campuran kegiatan perbelanjaan,
perkantoran, hotel dan condotel,
restaurant, jasa hiburan dan jasa
lainnya dalam satu areal dikembangkan
Jalan Sunset dan rencana terusannya
Jalan Mahendradata
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 33
No Jenis Investasi Daerah Investasi
4 Perdagangan skala Batas Wilayah
Kota
- Pemantapan fungsi Pasar Badung,
Pasar Kreneng dan Pasar Anyar
sebagai pasar tradisional skala kota
- Revitalisasi pasar khusus: pasar loak
jalan Gunung Agung menjadi pasar
terpadu dilengkapi parkir terpusat,
Pasar Kumbasari sebagai pusat
perdagangan industri kecil dan Pasar
Suci sebagai kawasan parkir terpusat,
serta peningkatan kualitas lingkungan
Pasar Burung Satria
5 Investasi Perdagangan Sektor
Informal
- pedagang bunga dan tanaman hias,
ditatapada sepanjang sisi Jalan
Hayam Wuruk, Jalan Hang Tuah,
Jalan Sedap Malam, Jalan By Pass
Ngurah Rai;
- penjualan produk kerajinan dan
suvenir, tersebar pada kawasan
efektif pariwisata atau pada lokasi
khusus;
- pasar modern wajib menyiapkan
zonasi untuk pedagang kaki lima
khususnya kuliner;
- perdagangan kaki lima makanan dan
jajanan pasar, diarahkan tersebar
pada pasar tradisional; dan
- perdagangan perlengkapan upacara
agama, diarahkan tersebar pada
pasar tradisional.
6 Peluang untuk untuk perdagangan
oleh-oleh khas Bali.
- Pengembangan Kawasan
Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN ) di Daerah Sanur
dan Serangan Kecamatan
Denpasar Selatan.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 34
2) Sektor Restoran
Restoran atau rumah makan atau diistilahkan dengan kuliner, merupakan
sektor basis di Kota Denpasar, sangat potensi di Kota Denpasar, hal ini
didukung sebagai berikut.
(1) Denpasar sebagai Kota Provinsi Bali memiliki kepadatan penduduk
teringgi di Bali. Banyaknya penduduk pendatang baik sebagai tamu
maupun mencari kerja, tentu membutuhkan kuliner sesuai dengan
daya belinya. Sehingga Investasi Kuliner di Kota Denpasar sangat
potensi.
(2) Bali merupakan daerah Pariwisata, dimana Kota Denpasar salah satu
tempat transitnya. Usaha Kuliner yang menjajakan makanan khas Bali
pada khususnya dan makanan khas Indonesia pada umumnya sangat
potensi untuk mensupport pariwisata di Bali.
(3) Peluang Pusat Kuliner pada Pengembangan Kawasan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN ) di Daerah Sanur dan Serangan
Kecamatan Denpasar Selatan.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Restoran disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Restoran
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Restoran (Kuliner) - Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
2 Peluang Pusat Kuliner Pengembangan Kawasan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN ) di Daerah Sanur dan
Serangan Kecamatan Denpasar
Selatan.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 35
2) Sektor Hotel
Hotel di Kota Denpasar khususnya dan Bali umum sebagian besar
diperuntukan untuk pariwisata. Investasi pada Sektor Pariwisata diarahkan
pada : (1) kawasan pariwisata; (2) akomodasi pariwisata dan fasilitas
penunjang pariwisata; dan (3) daya tarik wisata (DTW) yang terdiri dari
DTW Budaya, DTW Alam, DTW Buatan dan DTW Baru.
(1) Kawasan pariwisata
Kawasan pariwisata yang terdapat di Kota Denpasar terdiri atas
Kawasan Pariwisata Sanur, ditetapkan terdiri atas enam wilayah
desa/kelurahan terdiri atas Desa Kesiman Petilan dan Desa Kesiman
Kertalangu di Kecamatan Denpasar Timur; Desa Sanur Kaja, Kelurahan
Sanur, Desa Sanur Kauh dan Kelurahan Serangan di Kecamatan
Denpasar Selatan.
(2) Pengembangan akomodasi pariwisata dan fasilitas penunjang
pariwisata
Rencana pengembangan akomodasi pariwisata di wilayah kota melalui
Pengembangan pada zona pariwisata dan pengembangan menyebar di
luar zona Kawasan Pariwisata Sanur.
Pengembangan akomodasi wisata di zona Kawasan Pariwisata Sanur
dilakukan melalui:
(1) konsep terbuka di kawasan sepanjang Pantai Sanur sampai
Pantai Mertasari dengan mengembangkan Resort Hotel Kelas
Melati sampai Hotel Bintang, Boutiq Hotel, Villa Resort,
condotel serta sarana atraksi wisata; dan
(2) konsep tertutup yang dikelola di kawasan pengembangan
Pulau Serangan yang merupakan kombinasi Sarana Akomodasi,
Sarana Rekreasi dan Marina.
Pengembangan akomodasi wisata menyebar merupakan
akomodasi wisata atau hotel kota (city hotel) lokasinya dapat menyatu
dengan zoning perdagangan dan jasa dan kawasan permukiman
tertentu. Pengembangan fasilitas penunjang pariwisata pada zona
efektif pariwisata maupun di luar zona tersebut, dapat dilakukan
bercampur dengan kegiatan lainnya, terdiri atas:
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 36
(1) pengembangan pelabuhan wisata dan Marina di Pelabuhan
Benoa, Pantai Mertasari danPulau Serangan;
(2) pengembangan fasilitas penunjang pariwisata, seperti:
restaurant dan cafe, jasa pelayanan pos dan telekomunikasi
(wartel, warnet dan Tourism Information), jasa keuangan
(bank, asuransi, money changer), jasa perjalanan dan
angkutan, perdagangan dan jasa (toko cindera mata, mini
swalayan, toko buku, penyewaan sepeda dan sepeda motor)
tersebar sesuai kebutuhan;
(3) pengembangan pantai untuk fasilitas sosial dan rekreasi untuk
umum (public beach) pada pantai yang telah tersedia
pedestrian maupun tidak; dan
(4) pengembangan Fasilitas stop over sekaligus sebagai fasilitas
sosial dan rekreasi untuk umum (public beach) di beberapa
spot lokasi di Pulau Serangan.
Mengarahkan pengembangan condominium hotel pada lokasi
tertentu yang memenuhi syarat secara teknis dan budaya, yaitu:
(1) pada zona efektif pariwisata;
(2) pada kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan
permukiman tertentu, dengan lebar ruang milik jalan minimal
12 (dua belas) meter; dan
(3) pada kawasan yang tidak berinteraksi langsung dengan pusat-
pusat permukiman tradisional atau pusat-pusat
desa/kelurahan/banjar yang telah ada.
Pemantapan daya tarik wisata (DTW) Budaya terdiri atas:
(1) Taman Budaya (art centre), Museum Bali, Museum Bajra
Sandi, Museum Le Mayeur;
(2) Puri Pemecutan, Lingkungan Pura Maospahit, Lingkungan
Prasasti Blanjong, Pasar Badung, Pasar Kereneng; dan
(3) Lingkungan Lapangan Puputan Badung, Lingkungan Lapangan
Puputan Margarana.
Pemantapan daya tarik wisata (DTW) Alam terdiri atas:
(1) rekreasi pantai terbuka (publik) terdiri atas: Pantai Biaung,
Pantai Padang Galak, Pantai Matahari Terbit, Pantai Sanur,
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 37
Pantai Sindhu, Pantai Semawang, Pantai Mertasari, Pantai
Ponjok (Serangan);
(2) kawasan rekreasi bawah laut seperti diving dan snorkeling
pada kawasan pantai timur laut dan tenggara Pulau Serangan,
palung Semawang, pantai Sindhu, dan pantai Geladi Willis;
(3) kawasan rekreasi di atas permukaan laut; board surfing di
perairan timur Pulau Serangan dan pantai Sanur; kite dan wind
surfing pada perairan inner reef pantai Sindhu, pantai
Semawang dan pantai Mertasari, dan water sport pada
perairan outer reef sepanjang pantai Semawang sampai pantai
Sanur; dan rekreasi air di sepanjang Tukad Badung.
Pemantapan daya tarik wisata (DTW) Buatan terdiri atas :
(1) wisata pendidikan dan penelitian terdiri atas: JICA Mangrove,
IPST Sarbagita, DSDP Pemogan, Konservasi Penyu di Serangan,
BPPT Seni dan Keramik;
(2) aktivitas olah raga terdiri atas: Lapangan Golf Sanur dan Driving
Course Sanur;
(3) aktivitas wisata desa dan jogging track terdiri atas kawasan
Desa Budaya Kertalangu dan kawasan pariwisata Sanur; dan
(4) wisata belanja dan kuliner berupa kawasan perdagangan dan
jasa di seluruh wilayah kota.
Pengembangan daya tarik wisata (DTW) Baru, terdiri atas:
(1) pengembangan Taman Festival Bali di Pantai Padanggalak;
(2) pengembangan taman rekreasi keluarga pada koridor Jalan By
Pass Ngurah Rai di sepanjang Tukad Ayung sampai muara
pinggir Pantai Padanggalak yang terintegrasi dengan Taman
Festival Bali;
(3) pengembangan rekreasi kota sepanjang jalur Jalan Gajah
Mada dan Lapangan Puputan Badung;
(4) pengembangan Wisata Desa dalam bentuk Ekowisata dan
Agrowisata pada kawasan kawasan ruang terbuka hijau kota;
(5) pengembangan pusat kegiatan rekreasi dan olah raga di
Kawasan Ubung dan eks TPA Suwung;
(6) pengembangan rekreasi air di kawasan Estuary Dam;
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 38
(7) pengembangan kegiatan olah raga, rekreasi, hotel dan
kegiatan seni budaya di
(8) Kawasan Gerbang Pelabuhan Benoa; dan
(9) Peningkatan dan pemantapan Denpasar City Tour, melalui
pengembangan produk wisata dan daya tarik wisata.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor Hotel
disajikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.10 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Hotel
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Kawasan pariwisata
yang terdapat di Kota
Denpasar
- Kecamatan Denpasar Timur : Kawasan Pariwisata Sanur
( Desa Kesiman Petilan dan Desa Kesiman Kertalangu);
- Kecamatan Denpasar Selatan : desa Sanur Kaja,
Kelurahan Sanur, Desa Sanur Kauh dan Kelurahan
Serangan
2 Pengembangan
akomodasi pariwisata
(1) Kawasan Pariwisata Sanur dilakukan melalui:
- konsep terbuka di kawasan sepanjang Pantai Sanur
sampai Pantai Mertasari dengan mengembangkan
Resort Hotel Kelas Melati sampai Hotel Bintang,
Boutiq Hotel, Villa Resort, condotel serta sarana
atraksi wisata; dan
- konsep tertutup yang dikelola di kawasan
pengembangan Pulau Serangan yang merupakan
kombinasi Sarana Akomodasi, Sarana Rekreasi dan
Marina.
(2) akomodasi wisata atau hotel kota (city hotel) lokasinya
dapat menyatu dengan zoning perdagangan dan jasa
dan kawasan permukiman tertentu.
3 Pengembangan
fasilitas penunjang
pariwisata
(1) pengembangan pelabuhan wisata dan Marina di
Pelabuhan Benoa, Pantai Mertasari danPulau
Serangan;
(2) pengembangan fasilitas penunjang pariwisata,
seperti: restaurant dan cafe, jasa pelayanan pos dan
telekomunikasi (wartel, warnet dan Tourism
Information), jasa keuangan (bank, asuransi, money
changer), jasa perjalanan dan angkutan, perdagangan
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 39
No Jenis Investasi Daerah Investasi
dan jasa (toko cindera mata, mini swalayan, toko
buku, penyewaan sepeda dan sepeda motor) tersebar
sesuai kebutuhan;
(3) pengembangan pantai untuk fasilitas sosial dan
rekreasi untuk umum (public beach) pada pantai yang
telah tersedia pedestrian maupun tidak; dan
(4) pengembangan Fasilitas stop over sekaligus sebagai
fasilitas sosial dan rekreasi untuk umum (public
beach) di beberapa spot lokasi di Pulau Serangan.
(5) Mengarahkan pengembangan condominium hotel
pada lokasi tertentu yang memenuhi syarat secara
teknis dan budaya, yaitu:
- pada zona efektif pariwisata;
- kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan
permukiman tertentu, dengan lebar ruang milik
jalan minimal 12 (dua belas) meter; dan
- pada kawasan yang tidak berinteraksi langsung
dengan pusat-pusat permukiman tradisional atau
pusat-pusat desa/kelurahan/banjar yang telah
ada.
3 Pemantapan daya
tarik wisata (DTW)
Budaya
(1) Taman Budaya (art centre), Museum Bali, Museum
Bajra Sandi, Museum Le Mayeur;
(2) Puri Pemecutan, Lingkungan Pura Maospahit,
Lingkungan Prasasti Blanjong, Pasar Badung, Pasar
Kereneng; dan
(3) Lingkungan Lapangan Puputan Badung, Lingkungan
Lapangan Puputan Margarana.
4 Pemantapan daya
tarik wisata (DTW)
Alam
(1) Rekreasi pantai terbuka (publik) terdiri atas: Pantai
Biaung, Pantai Padang Galak, Pantai Matahari Terbit,
Pantai Sanur, Pantai Sindhu, Pantai Semawang, Pantai
Mertasari, Pantai Ponjok (Serangan);
(2) Kawasan rekreasi bawah laut seperti diving dan
snorkeling pada kawasan pantai timur laut dan tenggara
Pulau Serangan, palung Semawang, pantai Sindhu, dan
pantai Geladi Willis;
(3) Kawasan rekreasi di atas permukaan laut; board surfing
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 40
No Jenis Investasi Daerah Investasi
di perairan timur Pulau Serangan dan pantai Sanur; kite
dan wind surfing pada perairan inner reef pantai
Sindhu, pantai Semawang dan pantai Mertasari, dan
water sport pada perairan outer reef sepanjang pantai
Semawang sampai pantai Sanur; dan rekreasi air di
sepanjang Tukad Badung.
5 Pemantapan daya
tarik wisata (DTW)
Buatan
(1) wisata pendidikan dan penelitian terdiri atas: JICA ,
Mangrove, IPST Sarbagita, DSDP Pemogan, Konservasi
Penyu di Serangan, BPPT Seni dan Keramik;
(2) aktivitas olah raga terdiri atas: Lapangan Golf Sanur dan
Driving Course Sanur;
(3) aktivitas wisata desa dan jogging track terdiri atas
kawasan Desa Budaya Kertalangu dan kawasan
pariwisata Sanur; dan
(4) wisata belanja dan kuliner berupa kawasan
perdagangan dan jasa di seluruh wilayah kota.
6 Pengembangan daya
tarik wisata (DTW)
Baru
(1) pengembangan Taman Festival Bali di Pantai
Padanggalak;
(2) pengembangan taman rekreasi keluarga pada koridor
Jalan By Pass Ngurah Rai di sepanjang Tukad Ayung
sampai muara pinggir Pantai Padanggalak yang
terintegrasi dengan Taman Festival Bali;
(3) pengembangan rekreasi kota sepanjang jalur Jalan
Gajah Mada dan Lapangan Puputan Badung;
(4) pengembangan Wisata Desa dalam bentuk Ekowisata
dan Agrowisata pada kawasan kawasan ruang terbuka
hijau kota;
(5) pengembangan pusat kegiatan rekreasi dan olah raga
di Kawasan Ubung dan eks TPA Suwung;
(6) pengembangan rekreasi air di kawasan Estuary Dam;
(7) pengembangan kegiatan olah raga, rekreasi, hotel dan
kegiatan seni budaya di
(8) Kawasan Gerbang Pelabuhan Benoa; dan
(9) Peningkatan dan pemantapan Denpasar City Tour,
melalui pengembangan produk wisata dan daya tarik
wisata.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 41
3.3.6 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Konektivitas kini semakin menjadi perhatian para pengambil kebijakan
dan pelaku ekonomi karena keterkaitannya dengan akselerasi pembangunan
dan peningkatan efisiensi pembangunan yang lebih tinggi. Sebagai contoh,
suatu daerah dapat saja memiliki potensi produksi yang sangat tinggi namun
menghadapi kendala distribusi karena terbatasnya sarana dan prasarana
sehingga syarat pertumbuhan yang lebih efisien dan efektif tidak mampu
terpenuhi. Memajukan konektivitas yang terdiri atas pengangkutan dan
komunikasi sejalan pula dengan misi para pemimpin negara-negara ASEAN
untuk menciptakan ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Mereka meyakini
bahwa pembangunan berbasis komunalitas melalui konektivitas fisik,
institusional, dan personal akan menurunkan biaya transaksi serta biaya waktu
dan perjalanan (Basu Das, 2013). Oleh karena itu, pembangunan pada sektor
pengangkutan dan komunikasi menjadi prasayarat yang penting bagi Kota
Denpasar untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang semakin
terakselerasi sehingga memantapkan posisi kota Denpasar sebagai pusat
pembangunan pengangkutan dan komunikasi yang handal bagi wilayah kota
Denpasar pada khususnya maupun Provinsi Bali pada umumnya.
Pada bagian selanjutnya akan diberikan uraian perkembangan
investasi di Bidang Pengangkutan dan Komunikasi di Kota Denpasar. Data Dinas
Perhubungan Kota Denpasar (2012) mencatat perkembangan angkutan dalam
kota Denpasar seperti ditampilkan pada Tabel 3.10. Data pada Tabel 3.10
menunjukkan perubahan jumlah kendaraan bermotor (Mobil dan Motor)
berdasarkan peruntukannya selama kurun waktu 18 tahun sejak tahun 1995 –
2012 di Kota Denpasar dimana secara umum jumlah motor mendominasi
proporsi kendaraan hingga setidaknya 80% dari total dan hampir 4x dari
jumlah mobil penumpang sendiri. Sebaliknya, jumlah Bis menempati posisi
terendah yang namun demikian tetap tidak dapat dianggap kecil dengan
jumlah rata-rata 1.500 unit per tahunnya. Sedangkan kendaraan barang (cargo)
yang dapat berbentuk truk berbagai jenis dan ukuran, peti kemas, dan mobil
box juga memiliki proporsi jumlah yang tidak sedikit dibandingkan jumlah
mobil penumpang itu sendiri dimana terjadi fluktuasi angka dari tahun ke
tahun. Dengan mempertimbangkan kembali data dimaksud, dapat
dibayangkan tingginya prasyarat daya muat dari tiap ruas jalan raya yang
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 42
tersedia di seluruh wilayah kecamatan di Kota Denpasar. Dengan pertumbuhan
jumlah dan panjang jalan yang tidak berimbang dengan tambahan kendaraan
maka dapat dipastikan sering terjadi permasalahan lalu lintas di jalan raya
seperti kemacetan, pelanggaran aturan marka jalan, hingga kecelakaan lalu
lintas.
Tabel 3.11 : Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kota Denpasar
Tahun
Mobil Sepeda
Motor
(unit)
Jumlah
(unit) Penumpang
(unit)
Barang
(unit)
Bis
(unit)
1995 48.134 18.898 2.720 207.252 277.004
1996 52.274 20.039 2.877 235.128 310.318
1997 56.935 24.620 2.997 267.234 351.786
1998 61.070 22.499 3.401 282.877 369.847
1999 61.120 22.521 3.416 287.841 374.898
2000 78.850 24.993 4.616 341.445 449.904
2001 96.578 27.467 5.824 438.457 568.326
2002 89.706 28.131 4.621 432.448 554.906
2003 62.716 18.146 1.415 263.055 345.332
2004 66.755 19.024 1.458 303.920 391.157
2005 72.768 20.192 1.535 343.407 455.601
2006 73.233 19.911 1.433 361.024 455.601
2007 81.110 21.499 1.349 445.710 549.668
2008 81.256 20.199 1.376 402.795 505.626
2009 90.534 22.155 1.610 457.772 572.971
2010 98.893 23.196 1.604 492.285 615.978
2011 124.931 31.952 2.454 749.802 909.139
2012 124.667 29.606 2.156 618.853 775.282
Sumber: Dinas Pendapatan Provinsi Bali, 2014
Jika dibandingkan dengan data ketersediaan angkutan umum di Kota
Denpasar, tampak terdapat korelasi yang kuat dimana kenaikan jumlah
kendaraan pribadi sejalan dengan menurunnya jumlah kendaraan umum. Data
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 43
jumlah angkutan umum di Kota Denpasar seperti terlihat pada Tabel 3.11
berikut.
Tabel 3.11 : Jumlah Angkutan Dalam Kota Dirinci Menurut Trayek di Kota
Denpasar
No Trayek Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Kreneng – Sanur (PP) 204 203 203 67 67
2 Kreneng – Teuku Umar – Gatot Subroto – A. Yani
114 114 114 13 13
3 Kreneng – Teuku Umar – Gatot Subroto - Nangka
108 108 108 10 10
4 Tegal – Niti Mandala – Sanur 66 108 108 10 10
5 Suci – Pesanggrahan – Benoa 6 93 93 86 86
6 Suci – Pedungan – Suwung Kauh
- 2 2 1 1
7 Suci – Sidakarya – Suwung Kangin
93 27 27 23 23
8 Suci – Pesanggrahan – Benoa – Suwung Kauh
27 10 10 9 9
9 Ubung – Kreneng 10 109 109 66 66
10 Ubung – Sanglah 109 123 123 89 89
11 Kreneng – Sanglah 90 53 53 33 33
12 Ubung – Tegal 53 6 6 5 5
13 Gunung Agung – Monang maning
53 6 6 5 5
Sumber: Dinas Pendapatan Provinsi Bali, 2014
Data pada Tabel 3.11 tersebut secara nyata menggambarkan
terjadinya tren menurun pertumbuhan jumlah angkutan umum di Kota
Denpasar bahkan pada setiap trayeknya selama kurun waktu 5 tahun. Dari 13
trayek yang beroperasi, jalur Sanur – Kreneng adalah jalur dengan penurunan
terbesar dari tahun ke tahun. Sedangkan jalur Ubung – Sanglah adalah trayek
dengan jumlah armada terbanyak pada tahun 2012. Laju penurunan armada
angkutan publik ini sudah merupakan fenomena umum di sebagian besar kota
besar di Indonesia karena bergesernya minat masyarakat dari menggunakan
kendaraan umum ke kendaraan pribadi. Mudahnya akses terhadap
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 44
kepemilikan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor juga semakin
menurunkan minat masyarakat memakai fasilitas publik. Meskipun telah
ditempuh upaya untuk menyediakan fasilitas transportasi masal terpadu 4
kabupaten (Trans Sarbagita), namun kecendrungan masyarakat untuk
menggunakannya tetap belum terlalu maksimal. Disamping faktor-faktor
dimaksud, rendahnya kecepatan pertumbuhan jalan raya juga turut
mempersulit manajemen lalu lintas dan perhubungan di Kota Denpasar.
Sebagai ibu kota Provinsi Bali, Kota Denpasar menjadi sentra berbagai aktivitas
dari seluruh wilayah kota di provinsi Bali utamanya Kabupaten Badung yang
secara geografi berhimpitan dengan Kota Denpasar.
Mengkhusus kepada kendaraan angkut barang, selama ini masih cukup
sering ditemukan kendaraan angkut skala cukup besar yang masuk ke koridor
dalam kota pada jam-jam tertentu. Pelanggaran ini disebabkan oleh lemahnya
pengawasan, kurangnya sosialiasi, dan terbatasnya marka jalan yang dapat
dipahami oleh masyarakat umum pengguna jalan sehingga peran serta untuk
ikut mengawasi tidak dapat berjalan secara optimal.
Melalui focus group discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh Dinas
Perijinan Terpadu Kota Denpasar bersama sejumlah SKPD terkait dimana salah
satunya adalah perwakilan dari Dinas Perhubungan Kota Denpasar diperoleh
masukan penting mengenai strategi pemerintah untuk manajemen lalu lintas
dan perhubungan yang sinergi dengan pertumbuhan investasi kota.
Pertumbuhan investasi yang tinggi adalah syarat mutlak bagi peningkatan
output daerah dan kesejahteraan masyarakat, namun patut disadari dan
diantisipasi luasnya ekses akibat makin tingginya mobilitas orang dan
kendaraan. Untuk itu saran dari Dinas Perhubungan adalah agar pemerintah
melalui Dinas Perijinan Terpadu dapat memperhatikan kondisi eksisting
investasi serta pemetaan kepadatan lalu lintas yang diakibatkan olehnya
sebelum mengeluarkan ijin baru. Disamping itu, strategi reposisi investasi
untuk mengurai kepadatan juga sangat diperlukan. Catatan penting lainnya
adalah bahwa seringkali pemerintah terlambat dalam mengantisipasi arus
investasi yang muncul serta peralihan fungsi lahan diluar peruntukannya.
Sebagai contoh kawasan Teuku Umar yang pada mulanya menjadi pusat bisnis
telekomunikasi dan kuliner dalam jumlah kecil, kini menjadi pusat berbagai
aktivitas bisnis mulai perbankan, hardware, hingga hotelier. Sedangkan pada
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 45
wilayah ini juga berlokasi sebuah rumah sakit dan sekolah yang memerlukan
akses jalan khusus serta aman bagi penggunanya.
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Denpasar wajib merumuskan
solusi yang tepat atas permasalahan tersebut yang dapat ditempuh melalui
pengusahaan sendiri atau bekerjasama dengan pihak swasta. Terdapat celah
yang masih sangat potensial untuk dikembangkan mempertimbangkan
kelemahan-kelemahan yang ada, misalnya penyediaan transportasi khusus dan
terpadu bagi siswa sekolah terutama yang terdapat di tengah kota sehingga
mengurangi jumlah kendaraan yang melaju ke tengah kota pada jam-jam
padat serta mengurangi penggunaan fasilitas umum (jalan raya) sebagai
tempat parkir kendaraan siswa. Kendaraan ini dapat mengangkut para siswa
dari berbagai sekolah menuju sekolahnya masing-masing sesuai pada jalurnya.
Keuntungan dari sistem ini adalah sekolah tidak perlu menyiapkan kendaraan
khusus pengangkut siswa, tidak menambah jumlah kendaraan angkutan siswa
yang beroperasi di jalan raya terutama jika tidak terintegrasi, dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. Disamping itu, perlu ditempuh upaya terus
menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan trans Sarbagita, serta
mekanisme subsidi dari pemerintah bagi operator kendaraan umum yang
sekaligus dapat menjadi media kontrol terhadap kinerja pelayanan publik yang
dikelola oleh swasta. Ditekankan pula dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar
Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar
Tahun 2011 – 2031 pada bagian Ketiga: Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Struktur Ruang, poin (5) menguraikan strategi peningkatan aksesibilitas dan
transportasi yang dapat mengarahkan peningkatan fungsi dan keterkaitan
antara pusat kegiatan dan sistem transportasi yang optimal yang terdiri atas:
(1) Mengembangkan sistem jaringan jalan terpadu di dalam kota yang
terintegrasi dengan jaringan jalan antar wilayah, antar sistem pusat
pelayanan di kawasan perkotaan Sarbagita, antar BWK (Bagian
Wilayah Kota), dan antar lingkungan;
(2) Membuka jaringan-jaringan jalan baru untuk meningkatkan
aksesibilitas lalu lintas menerus antar kota, antar BWK, antar
lingkungan, dan pergerakan di dalam lingkungan;
(3) Mengembangkan sistem angkutan umum kota yang terintegrasi
dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita dan antar bagian wilayah kota;
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 46
(4) Meningkatkan kualitas jalan-jalan lingkungan permukiman kota
(5) Menyediakan sistem jaringan antar pejalan kaki (pedestrian)
(6) Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana
(7) Memantapkan tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011 – 2031,
juga ditekankan sebagai berikut.
1) Rencana Investasi Sistem Jaringan Transportasi berkaitan dengan
pengembangan jalan baru dalam kota, terdiri atas ruas jalan:
(1) Serangan – Tohpati;
(2) Kuta – Denpasar – Tohpati;
(3) Jalan Pantai Matahari Terbit – Pantai Padang Galak – Jalan Sekar;
(4) Jalan Akasia – simpang Padang Galak;
(5) Jalan Tukad Badung – Jalan I Gusti Ngurah Ngurah Rai;
(6) Jalan Badak Agung – Jalan Hayam Wuruk;
(7) Jalan Mahendradata – Jalan Sunset (Western Ring Road Tahap III);
dan Jalan Cokroaminoto – Jalan Ahmad Yani.
2) Jaringan jalan bebas hambatan di wilayah Kota Denpasar , terdiri atas:
(1) Jalan Serangan – Tanjung Benoa (Wilayah Kabupaten Badung); dan (2) Kuta – Jalan I Gusti Ngurah Rai – Tohpati
3) Berdasarkan Hasil FGD sektor Transportasi yang perlu mendapat
perhatian adalah Angkutan Umum Pengumpan Trans Sarbagita
4) Berdasarkan Hasil Seminar Potensi Investasi, Kota Denpasar pada
khususnya dan Bali pada umumya perlu memikirkan Mode Tranportasi
dibawah tanah, untuk mengrangi kemacetan, dimana semua keamatan
potensi untuk itu. Berdasarkan hal tersebut kedepan peluang usaha
tersebut tinggi.
Selanjutnya pada sektor Komunikasi, sejumlah data berikut
menjelaskan potensi Kota Denpasar.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 47
Tabel 3.13 : Data Warung Internet, Game Online, dan Jasa Titipan
Tahun 2012 Per Kecamatan
No Wilayah Jumlah
1. Denpasar Timur 54
2. Denpasar Barat 58
3. Denpasar Utara 26
4. Denpasar Selatan 63
Jumlah 201
Sumber:http://bankdata.denpasarkota.go.id/bankdata/data%20warne
t% 2012.
Berdasarkan data pada Tabel 3.12 dapat diketahui bahwa wilayah
Kecamatan Denpasar Selatan memiliki jumlah Warung Internet, Game Online
dan Jasa Titipan terbesar dibandingkan ketiga wilayah lainnya dan sebaliknya
bagi wilayah Kecamatan Denpasar Utara. Perkembangan jumlah usaha di
bidang ini yang cukup cepat menandakan bahwa bisnis ini masih menjadi
pilihan yang menarik bagi masyarakat karena didukung oleh tren pasar yang
semakin menggemari hiburan berbasis internet, teknologi yang diperbarui
dengan cepat, serta nilai jual produk yang relatif murah meskipun investasi
awal tidak murah dan penyusutan nilai yang cukup cepat pula. Perkembangan
bisnis internet yang lebih tinggi di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan sejalan
dengan perkembangan sektor basis lainnya yaitu Perdagangan, Hotel dan
Restoran pada wilayah ini yang membutuhkan dukungan fasilitas internet.
Selanjutnya, data Dinas Perijinan Kota Denpasar menunjukkan sebaran
perusahaan piranti lunak di Kota Denpasar berdasarkan kecamatan sebagai
berikut; Kecamatan Denpasar Utara = 7 perusahaan ; Denpasar Selatan = 7
perusahaan; Denpasar Barat = 4 perusahaan; dan Denpasar Timur = 8
perusahaan. Sebagian besar bidang yang diusahakan berupa jasa sistem
informasi, penyediaan hardware dan software, desain grafis, serta web
development. Sedangkan perusahaan multimedia juga menunjukkan
kecendrungan serupa dimana 5 dari 10 perusahaan dimaksud tersebar di
wilayah Kecamatan Denpasar Timur. Komoditas utama yang disediakan oleh
perusahaan ini adalah jasa telekomunikasi dan multimedia,
mekanikal/elektrikal, jasa teknologi dan software development.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 48
Mempertimbangkan jumlah perusahaan yang masih relatif minim,
maka potensi yang sangat luas tersedia bagi para investor di bidang ini yang
dapat berupa bidang-bidang yang sudah ada maupun pengembangannya.
Disamping itu pula, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, diperlukan
semakin banyak perusahaan yang menggabungkan pelayanan piranti lunak dan
multimedia dalam 1 payung. Kombinasi ini akan semakin meningkatkan
efisiensi dan efektifitas bagi konsumen terutama yang bergerak di bidang
industri kreatif.
Mengacu pada hasil perhitungan SLQ dan DLQ dan dikaitkan dengan
kondisi eksisting, maka para investor masih memiliki peluang yang cukup
terbuka pada kedua bidang tersebut. Sebagai alternatif, investor dapat pula
mencoba berinvestasi pada wilayah kecamatan dengan laju pertumbuhan yang
cepat meskipun sektor tersebut bukan tergolong sektor basis sebagai contoh
Denpasar Barat. Dasar asumsinya terletak pada kecepatan pertumbuhan yang
tinggi akan menstimulus posisi sektor dari non basis menjadi basis atau
menjadi alternatif lokasi kantor cabang dari usaha utama.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi disajikan pada Tabel 3.13.
Tabel 3.14 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Sistem Jaringan Transportasi
berkaitan dengan pengem-
bangan jalan baru dalam
kota, terdiri atas ruas jalan:
(1) Serangan – Tohpati; (2) Kuta – Denpasar – Tohpati; (3) Jalan Pantai Matahari Terbit – Pantai
Padang Galak – Jalan Sekar; (4) Jalan Akasia – simpang Padang Galak; (5) Jalan Tukad Badung – Jalan I Gusti
Ngurah Ngurah Rai; (6) Jalan Badak Agung – Jalan Hayam
Wuruk; (7) Jalan Mahendradata – Jalan Sunset
(Western Ring Road Tahap III); dan Jalan Cokroaminoto – Jalan Ahmad Yani.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 49
No Jenis Investasi Daerah Investasi
2 Jaringan jalan bebas
hambatan di wilayah Kota
Denpasar
(1) Jalan Serangan – Tanjung Benoa
(Wilayah Kabupaten Badung); dan
(2) Kuta – Jalan I Gusti Ngurah Rai –
Tohpati
3 Usaha Angkutan Umum
Pengumpan Trans Sarbagita
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
4 Peluang Usaha Mode
Transportasi dibawah Tanah
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
5 Usaha piranti lunak (penyediaan
hardware dan software, desain
grafis, serta web development,
jasa telekomunikasi dan
multimedia, mekanikal/
elektrikal, jasa teknologi dan
software development.
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Selatan
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
3.3.7 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha tahun
2012, kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Kota
Denpasar dan sejumlah wilayah kabupaten lainnya ditampilkan spada Tabel
3.14. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 3.14, dapat diketahui bahwa
secara agregat Kota Denpasar memiliki kontribusi terbesar di bidang keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dibandingkan 3 kabupaten lainnya yang
termasuk kedalam wilayah terintegrasi yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten
Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Dari 5 lapangan usaha yang tercakup ke
dalam sub sektor ini, Kota Denpasar mencatat total output terbesar pada 4
bidangnya yaitu Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank,Sewa Bangunan, dan
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 50
Jasa Perusahaan. Khusus pada sektor perbankan, total output mencapai 1,4
miliar rupiah didukung oleh kondisi dimana sebagian besar kantor bank umum
baik milik pemerintah, swasta murni, maupun swasta campuran terletak di
Kota Denpasar. Sedangkan pada lapangan usaha LKBB, output tertinggi Kota
Denpasar didukung oleh kondisi dimana sebagian besar kantor pusat LKBB
(jasa ventura, asuransi, dana pensiun, leasing, dan pembiayaan lainnya)
berlokasi di Kota Denpasar. Selanjutnya lapangan usaha sewa bangunan di
Kota Denpasar juga tercatat paling tinggi dengan total output 452,60 miliar
rupiah. Tingginya output ini didorong oleh kecepatan pertumbuhan bisnis di
Kota Denpasar yang seluruhnya membutuhkan tempat usaha strategis.
Pembangunan rumah toko dan atau rumah kantor menjadi sangat prospektif
dalam 5(lima) tahun terakhir karena tingginya permintaan investor baik untuk
dimiliki langsung maupun melalui skema hak guna. Jasa penunjang keuangan
adalah sub sektor yang mencatat output yang lebih rendah dibandingkan
kota/kabupaten lainnya. Bidang khusus yang tercakup di dalam Jasa Penunjang
Keuangan adalah kegiatan yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam.
Tabel 3.15 : Produk Domestik Regional Bruto Wilayah Kabupaten/Kota
Sarbagita Menurut Lapangan Usaha Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan tahun 2012 dalam Miliar Rupiah
No Lapangan Usaha Wilayah
Denpasar Badung Gianyar Tabanan
1 Bank 1.339,60 11,02 124,46 33,91
2 Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB)
171,40 77,18 31,09 111,73
3 Jasa Penunjang
Keuangan
48,22 47,20 69,22 1,79
4 Sewa Bangunan 452,60 211,07 247,08 219,14
5 Jasa Perusahaan 187, 38 31,59 26,79 36,49
Total 2.199,23 378,06 498,63 403,06
Sumber :Bali Dalam Angka 2013
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011 – 2031,
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 51
pengembangan jasa keuangan juga diatur untuk menunjang perkembangan
sektor pariwisata, maka dapat diuraikan sebagai berikut.
o Pada sentra-sentra pariwisata seperti Pengembangan Kawasan
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Daerah Sanur dan
Serangan didorong lebih banyak jasa keuangan seperti lembaga
keuanga Mikro (LKM), Bank, asuransi, dan money changer untuk
mempermudah aktivitas wisatawan baik domestik maupun non
domestik. sebagai zonasi pariwisata.
o Pada sisi lain adanya pemberdayaan UMKM di Kota Denpasar melalui
peluang/potensi investasi dalam bentuk pembangunan pusat
perdagangan/trade centre sebagai tempat diperdagangkannya hasil-
hasil industri yang menjadi primadona komoditi ekspor Kota Denpasar,
maka peran lembaga keuanga Mikro (LKM) sebagai sumber
pendanaan UMKM sangat tinggi. Sektor Keuangan potensi
dikembangkan pada pusat-pusat perdagangan dan pariwisata, yaitu
diseluruh kecamatan di Kota Denpasar.
Berkaitan dengan Perusahaan Jasa, meliputi : Perusahaan Jasa
Kontruksi, Jasa Konsultan, dan Perusahaan Jasa Kesehatan (Rumah Sakit, Klinik
Kecantikan, Spa, dan lainnya). Peluang Investasi pada Perusahaan Jasa dapat
diuraikan sebagai berikut.
o Investasi Perusahaan jasa kontruksi kedepan potensi untuk melakukan
merger perusahaan jasa Kontruksi, sehingga menjadi lebih besar untuk
bisa bersaing dengan perusahaan jasa kontruksi dari luar. Fakta
menunjukkan bahwa proyek-proyek prestisius di Bali (jalan Tol,
Bandara Internasional dan Hotel-hotel besar) dikerjakan oleh
Perusahaan Jasa Kontrusi luar yang memiliki fasilitas yang lebih
lengkap dan modal yang lebih besar.
o Kebanyakan Institusi yang meliputi pemerntah Daerah/Kota, BUMN,
BUMS, dan UMKM membutuhkan konsultan untuk usahanya. Kondisi
ini membutuhkan Perusahaan Jasa Konsultan di Bali khususnya di
Kota Denpasar.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 52
o Besarnya animo msyarakat kota untuk memperhatikan kesehatan dan
kecantikan serta kebutuhan pariwisata, maka Kota Denpasar potensi
untuk peusahaan jasa kesehatan. Fakta menunjukkan bahwa setiap
klinik kecantikan selalu antre, itu menujukkan permintaannya akan jasa
tersebut tinggi.
Berdasarkan hasil rekapitulasi sektor basis dan laju tiap-tiap sektor
di Kota Denpasar dengan menggunakan pendekatan SLQ dan DLQ diperoleh
bahwa wilayah yang tergolong basis dengan laju pertumbuhan cepat untuk
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan adalah wilayah Kecamatan
Denpasar Timur. Mempertimbangkan masih luasnya potensi yang dapat
dikembangkan terutama yang berkaitan dengan jasa perusahaan dan
persewaan, maka wilayah Denpasar Timur hendaknya tetap menjadi pilihan
utama investor yang didukung pula oleh ketersediaan infrastruktur. Namun
demikian, cepatnya pertumbuhan tentu berdampak pada problematika lainnya
seperti kendala areal parkir khususnya bagi ruko/rukan yang dibangun pada
jalan-jalan utama. Keterbatasan parkir pada akhirnya akan merembet pada
permasalahan kemacetan lalu lintas disekitarnya. Kondisi ini rawan terjadi
karena terbatasnya ketentuan yang mengharuskan investor dan atau
pengembang bangunan / developer untuk menyusun rancang parkir yang layak
sebelum ijin pembangunan dan ijin usaha dilakukan. Ketentuan ini akan lebih
tepat sasaran apabila ditujukan tidak semata kepada pengembang bangunan
melainkan pula calon pengguna/penyewa. Selain itu diperlukan juga langkah
alternatif dengan mengalihkan sasaran investasi pada sektor ini menuju ke
Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan
Denpasar Utara, mempertimbangkan kondisi wilayah ini yang tergolong non
basis namun memiliki laju pertumbuhan cepat sehingga diharapkan terjadi
sebaran yang lebih merata.
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan disajikan pada Tabel 3.15
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 53
Tabel 3.16 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Potensi Investasi pada jasa keuangan seperti Bank, asuransi, dan money changer untuk mempermudah aktivitas wisatawan baik domestik maupun non domestik.
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
2 Potensi Investasi pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai sumber Pendanaan UMKM
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
3 Potensi Investasi Penyewaan Ruko, Rukan, dan Kios-kios pada wilayah Perdagangan dan Jasa.
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
5 Potensi Merger Perusahaan Jasa Kontruksi sehingga mampu bersaing dengan perusahaan dari luar
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
6 Potensi Investasi Perusahaan Konsultan (Manajemen, Pajak, Audit, Hukum, dan lainnya)
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
6 Potensi Perusahaan Jasa Kesehatan (Rumah sakit, Klinik Kecantikan, Spa dan lainnya)
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
7 Pemen, Potensi Perusahaan jasa konsultan (Manajemen, Audit, Pajak, apraisal dan lainnya
- Kecamatan Denpasar Timur - Kecamatan Denpasar Barat - Kecamatan Denpasar Utara - Kecamatan Denpasar Selatan
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 54
3.3. 8 Sektor Jasa-jasa
Sektor jasa adalah salah satu sektor penting penentu pertumbuhan
ekonomi Kota Denpasar. Dalam struktur PDRB Kota Denpasar, sektor jasa-jasa
ini mencakup 2 kelompok yaitu : (1) Pemerintahan Umum yang dibagi
kedalam Administrasi Pemerintah dan dan Pertahanan serta Jasa Pemerintah
Lainnya, dan (2) Swasta yang dibagi kedalam Sosial Kemasyarakatan, HIbuaran
& Rekreasi serta Perorangan dan Rumah Tangga. Menurut BPS Bali (2014),
selama periode waktu 3 tahun dimulai dari tahun 2010 hingga 2012, PDRB
Kota Denpasar meurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku khusus pada
sektor Jasa-jasa menunjukkan peningkatan dengan nilai Rp. 12,497,412.51; Rp
13,856,496.18 ; Rp 15,557,924.87, namun secara total terhadap terhadap
PDRB Kota Denpasar menurun meskipun dalam persentase yang relatif kecil
yaitu 0.10; 0.09;0.09 pada tiap-tiap periode. Secara lebih khusus, sektor swasta
stabil berkontribusi lebih besar dibandingkan sektor pemerintah umum yang
berlaku pula bagi tiap-tiap Kecamatan di Kota Denpasar. Mempertimbangkan
nilai kontribusi sektor ini yang masih dibawah 1%, sesungguhnya masih cukup
luas peluang bagi para pihak baik melalui pengelolaan individual atau melalui
skema public private partnership (PPP) untuk meningkatkan jumlah output.
Selanjutnya, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik
analisa SLQ dan DLQ untuk sektor jasa-jasa diperoleh bahwa wilayah Denpasar
Timur kembali menjadi tempat berkumpulnya sektor-sektor jasa yang
tergolong basis dan memiliki laju pertumbuhan cepat. Sedangkan Denpasar
Utara sedikit berbeda dimana sektor jasa yang berkembang di wilayah ini
bukan tergolong basis namun memiliki laju pertumbuhan yang cepat.
Perkembangan sektor jasa pada dasarnya distimulus pula oleh sektor
perdagangan yang berkembang sehingga pengaturan terhadap tata ruang,
alokasi dan zonasi sektor jasa di Kota Denpasar juga diatur dalam peraturan
daerah yang sama. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011 –
2031, hampir seluruh wilayah BWK (Barat, Timur, Utara, dan Selatan) di Kota
Denpasar diperbolehkan untuk dikembangkan sebagai sentra perdagangan dan
jasa.
Peta Potensi Produk Unggulan Provinsi Bali 55
Berdasarkan analisa SLQ dan DLQ, Peraturan Daerah Kota Denpasar
Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar
Tahun 2011 – 2031, Hasil FGD dan Seminar Potensi Investasi, maka dapat
diuraikan potensi investasi pada jasa-jasa sebagai berikut.
o Potensi untuk HIbuaran & Rekreasi, hal ini disebabkan disamping untuk
konsumsi penduduk kota Denpasar juga untuk kebutuhan pariwisata.
o Peranan Jasa Kesehatan seperti Apoteker, asisten Apoteker, Perawat,
dokter, dan bidan semakin penting seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Jasa ini ditawarkan
bisa melalui buka praktek, maupun bisa dipanggil kerumah-rumah.
Berdasarkan hal tersebut potensi untuk jasa kesehatan..
Berdasarkan uraian tersebut maka Potensi Investasi pada Sektor Jasa
disajikan pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16 : Potensi Investasi di Kota Denpasar pada Sektor Jasa
No Jenis Investasi Daerah Investasi
1 Potensi Investasi untuk Rekreasi
dan Hiburan
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Selatan
2 Potensi untuk jasa Kesehatan
(Apoteker, asisten Apoteker,
Perawat, dokter, dan bidan)
- Kecamatan Denpasar Timur
- Kecamatan Denpasar Barat
- Kecamatan Denpasar Utara
- Kecamatan Denpasar Selatan
top related