pendekatan baru pembangunan sistem pangan berkelanjutan pasca...
Post on 25-Nov-2020
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENDEKATAN BARU PEMBANGUNAN SISTEM PANGAN
BERKELANJUTAN PASCA COVID-19
Pantjar Simatupang
Bahan diskusi pada Webinar Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian “Antisipasi Setelah Pandemi Covid-19: Bersama Membangun untuk Memantapkan Sistem Pangan dan Menyejahterakan
Petani” pada 1 Juli 2020
PENGANTAR
• Apresiasi
• Topik diskusi
➢OBSERVASI: Status perkembangan Covid-19 dan dampaknya
➢Refleksi: Kenapa semua ini terjadi?
➢Reimaginasi visi: Bagaimana harapan sistem pangan masa depan
➢Restorasi Sistem Pangan: Covid-19 what next
❖What next sistem pangan nasional: Pendekatan baru?
❖Saran tindak lanjut
1. OBSERVASI: STATUS PERKEMBANGAN DAN DAMPAK
OBSERVASI-1: STATUS TERKINI dan PROYEKSI COVID-19
PROYEKSI: GABAR BAWAH• Risiko multi gelombang atau muncul kembali pada 202 dan 2024: Tergantung pada kepatuhan PSBB dan pengembangan imunitas (herd
immunity, obat, atau vaksin}• Waspada Covid-19 masih berlangsung hingga 2024• Dampak Covid-19 masih akan nyata hingga 2024/2025
OBSERVASI-2: DAMPAK PEREKONOMIAN GLOBAL
• Produksi perekonomian anjlok• Harga komoditas turun• Harga beras melonjak (spike}
OBSERVASI-3: Dampak Terhadap Pekerjaan dan PenghidupanPelaku Sistem Pangan Global
Sisterm Pangan Terpukul Berat
• Terancam kehilangan pekerjaan: 35 %
• Terancam penghidupan tak layak: 34 %
• Simpul paling rentan: Pengolahan, Distribusi, Jasa dan Transportasi Pangan
• Simpul On Farm termasuk berisiko relatifrendah
Sumber: UN (2020)
OBSERVASI-4: Perilaku Pasar Pangan Global “My Nation First”
• Sistem pangan global rapuh dan rentan terhadap perilaku Nasionalisme dan Beggar Thy Neighbor di masa krisis
• 17 negara sempat (Maret –Mei 2020) melakukan pembatasan ekspor pangan terkait Covoid-19• Mandiri pangan kunci sistem pangan tangguh
11 Maret: Covid-19
dinyatakan Pandemi
24 Maret: India lockdown Vietnam larang ekspor beras
1&5 April: Larangan ekspor Cambodia, Myanmar
Panik Impor
OBSERVASI-5: DAMPAK TERHADAP EKONOMI INDONESIA
• Perekonomian Indonesia Q1 terpukul berat• Komponen terparah: Konsumsi RT• Kemiskinan meningkat• Patut diduga pengangguran meningkat• Livelihood terancam%
Berdampak Buruk TerhadapKetahanan Pangan dan Gizi
Dampak Kemiskinan
OBSERVASI-6: Dampak terhadap Pertanian Indonesia
• Sektor Pertanian “sempit” terpukul beratpada Q1: -1.17 YoY
• Subsektor Tanaman Pangan melambatpaling parah, bahkan anjlok 10.31 % YoY
• Semua subsektor lain MELAMBAT%
PERLU DISIKAPI SERIUS:• Misteri:
➢ Covid mewabah di Indonesia pada Maretbulan akhir Q1. Mestinya dampak belumpuncak dampak
➢ Q2 akan lebih parah?• Ketahanan pangan dalam bahaya laten?• Tak boleh diabaikan atau dianggap enteng
OBSERVASI-7: Dampak Terhadap Ketahanan Pangan Indonesia
• Pembicara tak memperoleh data
• Berdasar data anecdotal: Tidak ada krisispangan
• Produksi (mestinya) tidak terganggu
• Cadangan cukup
• Distribusi: Menyesuaikan
• Akses: Terganggu➢Bansos penolong utama➢Masalah kemampuan beli
• Masalah hidden hunger ?
• Misteri anjlok GDP (TanamanPangan) perlu diungkap
• Pandora Box?
2. REFLEKSI: LESSONS LEARNED
REFLEKSI-1: Gagal Tatakelola (Termasuk Kebijakan)
Pertanyaan penguji:
1. Apakah ada peringatan dan respondini tentang ancaman nyata Covid-19 terhadap petani serta sektorpertanian dan pangan ?
2. Apakah ada protocol Covid yang KHUSUS DAN BERBEDA di sektorsistem pangan?
3. Apakah ada data tentang petanikorban Covid-19 ?
4. Apakah ada data empiris tentangpelaku usaha terdampak Covid-19 ?
5. Apakah ada data tentang dampakCovid-19 terhadap status ketahananpangan dan gizi rakyat?
Amatan PS:
Mohon kereksi jika tidak tepat dan ataukurang berkenan:
1. Kita tidak punya set-in SistemInformasi dan Peringatan dinibencana pangan
2. Kita kurang fleksibel dan kuranggesit untuk merespon cepatancaman si Corona
3. Terkesan anggap enteng ataumungkin abai ancaman bencana
REFLEKSI-2: Adaptasi Kreatif, Krisis Pangan Tertuda, dan Keberuntungan?
2. eberuntungan:
• Covid-19 up-surge pas awal panen raya padi
• Stok beras Bulog cukup besar roll over impor daritahun-tahun sebelumnya
• Covid-19 mereda secara global sejak Juni 2020:
➢ Kegiatan produksi bisa normal
➢ Hambatan ekspor pangan global dihentikan
• Semua spekulasi di boks sebelah tidak terjadi: Bekerjadan Berdoa lebih banyak lebih khusyuk
1. Krisis pangan tertunda: Refleksi spekulatif
• Apakah produksi beras (pangan) sungguh tidakmenurun nyata?➢ Kenapa PDB TP (pertanian sempit) turun?➢ Apakah produksi padi MK bai-baik saja?
• Apakah Covid-19 sudah sirna tak muncul lagi? ➢ Kemungkinan balik gelombang dari desa ke kota➢ Risiko gelombang-2 pada musim hujan/dingin
• Apakah pada Desember 2020 cukup?
• Apakah pasar beras dunia tak akan geger jikaIndonesia akhirnya harus impor?➢ Ka Bulog bilang ekportir beras terbuka bagi
Indonesia
3. Adaptasi Kreatif: Modal Transformasi• E-commerce • Rantai pasok komunitas• Solidaritas sosial• Pola makan baru: Diet sehat• Gaya makan baru: Makan di rumah saja
Agenda dan modal ke depan1. Pastikan status sistem pangan sungguh
tangguh2. Sistem pangan berbasis usaha dan doa:
“Disaster Ready by Design”3. Manfaatkan momentum adaptasi kreatif
REFLEKSI-3: Memahami Transmisi Dampak
Krisis finansial Resesi ekonomi
PSBB
Permintaan
impor
Pasokan
ekspor
Harga
beras
Panik impor
Pembatasan
ekspor
Produksi
beras
Takut dan
panik Penimbunan
stok beras
Pandemi Covid-19
GDP
Nilai tukar
Hambatan
aktivitas dan
mobilitas
Ranatai
pasok beras
@Pantjar 2020
• Kompleks: ➢ Langsung dan tidak langsung➢ Dampak berganda
• Semua jenjang: Sistem pangan• Perspektif holistik
3. REIMAGINASI VISI: WHAT NEXT
REIMAGINASI-1: Ancaman Krisis Pangan Global 2020 belum berakhir
Implikasi jangka pendek:
• Pemulihan dan adaptasi dampakCorona gelombang-1
• Disiplin saat hidup denganCorona
• Antisipasi preparedness Corona gelombang-2
1. Si Corona masih Bersama kita: Risiko gelombang baru 2021-2024
2. Up surge locust (belalang) padang pasir tengah ekspansif
3. Ancaman krisis ekonomi belum reda
1-15 Juni 2020
REIMAGINASI-2 Jangka Panjang Gunung: Es Mara Ketahanan Pangan Global
El Nino
Makin sering: Tiap 4-5 tahunMakin parah: tiap 15 tahun
Makin sering: 4 tahun (5 selama 2002-2020)
Krisis Ekomomi-Finansial-Energi skala global atau regional : Tiap 4-5 tahun
No Periode Kawasan terdampak Keterangan
1 1990-1993 Global Krisis energi dan perbankan USA-Skandinavia
2 1997-1999 Asia Timur Tenggara Krisis finansial-ekonomi-pangan
3 2000-2002 Global Dot-com Bubble
4 2002 – 2004 Asia SARS
5 2003 – 2009 Global Energi-pangan-finansial
6 2009 – 2019 Eropa Sovereign Debt Crisis
7 2020 Global Covid-19 krisis finansial-ekonomi-pangan
Belalang padang pasir (desert locust plague): Schistocerca gregaria (Förskal) :1926-1934, 1940-1948, 1949-1963, 1967-1969, 1986-1989, 2003-2005 dan 2020?
Belalang Amerika Selatan:Schistocerca cancellate (Serville)
Plague-1: 1538Plague terakhir: 1954Outbreak terbaru: 2010: ➢ Muncul kembali setelah 50
tahunUpsurge terbaru: 2015-2020➢ Juni 2020: Darurat fitosanitari
di Argentina, Brazil, Uruguay
Akar Penyebab Mara Alami: Pemanasan Global • Eksploitasi sumber daya
alam tak bijaksana• Perkembangan industri
berlebihan• Gaya hidup manusia
Pertanian faktor risiko:• Emisi gas kaca• Perusakan geofisiko-hidro-
kimia• Wabah zoonosis
REIMAGINASI-3 : Experiences and Lessons Stock Taking
• Mara sistem pangan kian banyak, sering dan dahsyat
• Rantai nilai pangan dapat dipengaruhidan mempengaruhi mara
• Pangan juga berfungsi sebagaipenguat, imodulator, serta obat
• Sistem pangan berbasis global rapuh
• Paradigma konvesional 4 pilarketahanan pangan tak sesuai
1. Restorasi dan transformasi sistempangan
2. Pendekatan barupembangunanpangan
Reimaginasi-4: Visi, Misi dan Strategi
• Pangan untukperawatan kesehatanmanusia dan lingkungan
• Sistem panganinfrastruktur esensialstrategis negara
• Pangan untuksemua
• Sistem pangantangguh dan berkelanjutan
• Sistem pangandikelola negara
• Sistem panganjejaring wilayah
4. RESTORASI: WHAT THEN
RESTORASI-1: Kerangka Umum Pembangunan Sistem Pangan
Catatan:
• Gugus Tugas Tanggap CepatBencana Pangan dapat bagian dariBNPB
• Infrastruktur Sistem PenringatanDini dikelola BKP Kementan
• SPDTC dan Regulasi bagian darikesiapan (preparedness) menghadapi bencana: sudah adadan siap sedia sebelum bencana
Sistem Peringatan Dini
dan Tanggap Cepat
Bencana Pangan
(SPDTC)
Termasuk: Perundangan
dan Protokol Tanggap
Bencana Pangan
Kebijakan Pertanian
Sensitif Kesehatan
Alam Semesta
RESTORASI-2: Menggeser Paradigma Kebijakan
Ketahan Pangan: 4 Pilar
Ketersediaan Akses Pemanfaatan
Stabilitas
Pengasuhan
dan
Kesehatan
Lingkungan
Ketahanan
Gizi
K
e
b
i
j
a
k
a
n
P
u
b
l
i
k
KONDISI SOSIAL EKONOMI POLITIK
KONDISI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Klaster Rantai Nilai Pangan
K
e
t
a
h
a
n
p
a
n
g
a
n
D
a
n
G
i
z
i
D
A
M
P
A
K
Lingkungan pemberdaya Lingkungan pangan
Layanan usaha Sifat konsumen
Produksi:
Pertanian
Pengolahan
Pemasaran
Konsumsi
Ekonomi Iptek Ormas Individu
Lahan Air Biodiversitas
utas
Atmosfir
Paradigma Sistem Pangan BerkelanjutanParadigma Ketahanan Pangan Linier
RESTORASI-3: Lini Masa
• Posisi saat ini: New Normal
➢Hidup bersama CovSars-2
➢Protokol mitigasi masih berlaku
• Perkiraan ke depan
➢Titik kritis Oktober 20-Feb 21
➢Risiko masih ada hingga 2024
• Program
➢ Jangka pendek (hingga 2024): Pemulihan dan Rekonstruksi
➢ Jangka menengah panjang: Restorasi dan Transformasi
RESTORASI-4: USULAN TINDAK LANJUT: • Dua kelompok kelompok empat aksi:
I. Pra bencana1. Sistem informasi dan peringatan dini (SIPD)2. Reaksi dini
II. Sesudah bencana terjadi1. Penyelamatan dan adaptasi2. Pemulihan dan Rekonstruksi
• Konteks saat ini: New Normal1. Penyelamatan dan adaptasi: Terdapak baru2. Pemulihan dan rekonstruksi: Daerah hijau3. Reaksi dini (daerah outbreak baru)4. SIPD: Antisipasi bencana berikut
• Konteks kedepan: The Other Normal => RESTORASI SISTEM PANGAN
KITA TUNGGU ARAHAN BAPPENAS
Pencegahan dan Mitigasi (Reaksi Dini)
Penyelamatan dan Adaptasi
Pemulihan dan Rekonstruksi
Sistem Informasi dan
Peringatan Dini
RESTORASI-5:
TERIMA KASIH
top related