pendidikan kewarganegaraan - … · intergrasi nasional : teori, masalah dan strategi. ... wawasan...
Post on 30-Jul-2019
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9/2
3/2
01
4
2
copyrig
hts
_Ik
mal.d
oc
NAMA
LENGKAP
MOH. IKMAL, S. Pd
TETALA SUMENEP, 06 JUNI 1986
ALAMAT
LENGKAP
DESA AENG TONG-TONG, KEC. SARONGGI SUMENEP
HP : 087850221911 / 085235595930
BLOG
RIWAYAT
PENDIDIKAN
MI MI. TARBIYATUL ATHFAL KARANG CEMPAKA,
BLUTO SUMENEP 1999
MTS MTS. NURUL ISLAM KARANG CEMPAKA,
BLUTO, SUMENEP 2002
MA MA. NURUL ISLAM KARANG CEMPAKA,
BLUTO, SUMENEP 2005
PT S-1 PKn UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
KARANGMALANG,
YOGYAKARTA 2011
S-2 ILMU POLITIK UNIV.
WIJAYA KUSUMA SBY
SURABAYA 2013-
sekarang
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 3
REFERENSI PENGANTAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Udin S. Winataputra, H., (2004). Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana psiko- pedagogis untuk mewujudkan masyarakat madani. Makalah Bahan Sajian dan Diskusi Dalam Lokakarya
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdiknas. 21-22
September 2004.
2. UU. No. 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. SKep. Dirjen DIKTI – Depdiknas, No. 38/DIKTI/Kep/2002. tentang Rambu-rambu pelaksanaan Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. Sudargo Gautama. (1997). Warga Negara dan Orang Asing. Bandung : Alumni.
5. Sharp, Gene. (1997). Menuju Demokrasi tanpa Kekerasan. Terjemahan: Sugeng Bahagiyo. Jakarta : Pustaka Sinar Haraoan.
6. Bondan Gunawan S. (2000). Apa itu Demokrasi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
7. Beetham, David & Boyle, Kevin. (1995). Demokrasi . Terjemahan : Bern. Hidayat. Yogyakarta : Kanisius.
8. Saafroedin Bahar dan A.B. Tangdililing. (Penyunting). ( 1996). Intergrasi Nasional : Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
9. F. Isjwara. (1982). Ilmu Politik. Bandung : Angkasa.
10. Tim Dirjen Dikti-Dep Diknas. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
11. Tim Lemhannas. (1994). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Pert MATERI KETERANGAN
1 Pengantar perkuliahan (tujuan dan latar belakang PKn
2-3 HAM ; pemaknaan, sejarah dan perkembangannya
4 Hak dan kewajiban WN Tugas kelompok dan presentasi
5 Bela negara ; konsep dan hak serta kewajiban WN
6&8 Demokrasi di indonesia ; konsep dan pelaksanaan
dalam kehidupan sehari-hari
Tugas kelompok dan presentasi
7 UTS
8 Wawasan nusantara ; konsep dan penerapannya
8-9 Ketahanan nasional
10 Politik dan strategi nasional Tugas kelompok dan presentasi
11 Politik nasional di indonesia ; konsep dan
pelaksanaanya
Tugas kelompok dan presentasi
12 UAS
Petunjuk : Pembentukan kelompok tergantung kebijakan kelas Jumlah kelompok berdasarkan jumlah tema yg tersedia dan rasio jumlah anggota masing
kelompok berdasarkan jumlah keseluruhan mhs yg ada. Artikel diketik rapi minimal 2 halamn/lembar dg mncantumkan ketua dan anggota kelompok
disertai NIM masing-masing Masing-masing kelompok WAJIB membuat power point sebagai bahan presentasi kelompok No kelompok berdasarkan urutan no tema dibawah ini, sedangkan jadwal presentasi
kelompok di urut berdasarkan ketentuan dalam rincian pertemuan yg tersedia berikut ini : 1. Pancasila sebagai dasar filsafat negara (pertemuan-3) tema : “rapuhnya nilai-nilai pancasila” 2. Membina kesadaran berkonstitusi (pertemuan 4) tema : “rendahnya kesadaran hukum masyarakat indonesia ” 3. Demokrasi di indonesia (pertemuan 5) tema : “demokrasi tak lagi milik rakyat, tp milik para maling” 4. Politik dan strategi nasional (pertemuan 10) tema : “mengembalikan kedaulatan ekonomi nasional” 5. Pembangunan daerah dalam kerangka NKRI (pertemuan 11) tema : nasib WNI di daerah perbatasan dan daerah tertinggal
Pokok Bahasan
Mengapa harus ada Pendidikan Kewarganegaraan?
Apakah Fungsi PKn dalam Sisdiknas?
Bagaimana PKn sbg Pandidikan Rasa Kebangsaan dan
Cinta Tanah Air?
Bagaimana PKn berkontribusi dalam memecahkan
persoalan kebangsaan saat ini?
Perlukah Rencana Aksi Nasional PKn?
(Udin : 2007)
KONF. 9 MENTERI NEGARA (1996)
MENYEPAKATI PENDIDIKAN:
MENANAMKAN DASAR PEMBANGUNAN
BAGI KESEJ. MAN & KELEST. LINGK.
ORIENTASI PENGUASAAN IPTEKS DEMI KESEJ. MAN
WN & ANGG. MASY. YG. BERTANGGUNGJAWAB
PERSIAPAN PRIBADI SBG:
TDK HANYA MENERUSKAN & TRANSFER IPTEKS, TTP.
LAHIRKAN WN YG BERKESADARAN TINGGI TTG. BANGSA &
KEMANUSIAAN
PERSIAPKAN NAKER MASA DEPAN YG PRODUKTIF DLM
KONTEK YG DINAMIS
UBAH CARA BERPIKIR, SIKAP HIDUP, PERILAKU BERKARYA
INDIVIDU & KELOMPOK UNT PRAKARSAI PERUBAHAN SOS
KEARAH KEMAJUAN YG ADIL DAN BEBAS
VISI INDONESIA 2020
(TAP. NO. VII/MPR/2001)
TERWUJUDNYA MASY. IND YG:
RELIGIUS
MANUSIAWI
BERSATU
DEMOKRATIS
ADIL
SEJAHTERA
MAJU
MANDIRI
BAIK-BERSIH DLM PENYEL. NEG
SEJALAN DG. VISI PT
2010
(SUBSTANSI KAJIAN-
MATERI PKN)
MASY. IND. YG:
1. PENGHORMATAN THD MARTABA MANUSIA
2. PORTIF MENGHARGAI & MENERIMA
PERBEDAAN & PLURALITAS
3. BERSEMANGAT PERSATUAN KERUKUNAN,
TOLERAN, BERTANGUNGJAWAB SOSIAL
4. PARTISIPATIF POLITIK YG BAIK
5. BERKEMBANGNYA ORGAN SOS KEMASY.
& POL YG TERBUKA & BERMARTABAT
6. BERKEMAMPUAN TANGGUH DLM
KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA
SEJALAN DG SEBUTAN MASY MADANI
(MASY. YG BERKEADABAN DAN DEMOKRATIS)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL ( UU SISDIKNAS NO. 20/2003)
“PENDIDIKAN NASIONAL BERFUNGSI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DAN MEMBENTUK WATAK SERTA PERADABAN
BANGSA YANG BERMARTABAT DALAM RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN
BANGSA” (Ps 3 UU sisdiknas RI No 20 tahun 2003)
PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN :
“…UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG
BERIMAN BAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, SEHAT, BERILMU, CAKAP,
KREATIF, MANDIRI, DAN MENJADI WARGANEGARA YANG DEMOKRATIS DAN
BERTANGGUNG JAWAB” ( Ps 3 UU sisdiknas RI No.20 Tahun 2003)
11
IMPERATIF:
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MUATAN
WAJIB KURIKULUM PADA:
PENDIDIKAN DASAR
PENDIDIKAN MENENGAH
PENDIDIKAN TINGGI
(Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38 ayat (2) Undang-Undang No. 20 tahun
2003 Ttg Sistem Pendidikan Nasional)
(Udin : 2006)
Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003:
“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945
Latar Belakang :
SKEP Dirjen DIKTI no 267/DIKTI/Kep/2000
SKEP Dirjen DIKTI No 38/DIKTI/Kep/2002 sebagai pelaksanaan dari KEP MENDIKNAS no 232/U/2002)
SKEP Dirjen Dikti N0. 43/Kep/2006 tanggal 2 Juni 2006
Materi yang Harus harus ada :
Pengantar, berisikan latar belakang dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Hak asasi manusia
Hak dan kewajiban warga negara
Lingkungan Hidup
Bela negara
Demokrasi
Wawasan Nusantara
Ketahanan nasional
Politik dan strategi nasional
9/2
3/2
014
copyrigh
ts_Ikm
al.doc
Pendidikan kewarganegaraan
Akademik
Kurikuler
Sosial kultural
Dibedakan atas 3 dimensi program
Interdisipliner
Multidisipliner
Ipoleksosbudhankam
contoh
Pendekatan Ilmu politik
Demokrasi politik
Disiplin ilmu pendukung
Civics
Ilmu hukum
Ilmu HTN
Ilmu pendidikan
Ilmu kenegaraan
psikologi
IPS
Disiplin pendukung utama
Displin ilmu sosial lain
Bagian kajian
Mengkaji
Hubungan Negara Warga Negara Warga Negara
Demokrasi Pancasila
Nilai
pemerintahan
Prilaku bernegara
Sebagai sistem
Konstitusi UUD’45
Dasar negara (pancasila)
Berlandaskan Warga negara yang baik
Tujuan
Masyarakat madani
Civics intelligence
Civics responsibilty
Civics participation
Intelektual
Emosional
Spritual
Sosial
Lokal
Nasional
Global
Membangun dan mengembangkan
Tingkat
PETA KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Jurnal Civicus, Vol I. No. 5 Juni 2005)
Melahirkan
Kehidupan berbangsa
bernegara
dg sistem
Turut
mewujudkan
VISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI (Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
1. SUMBER NILAI DAN
2. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DALAM MENGANTARKAN MAHASISWA, UNTUK
3. MENGEMBANGKAN KEPRIBADIANNYA SELAKU WARGANEGARA YANG BERPERAN AKTIF
4. MENEGAKKAN DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI
MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI (Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002)
Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :
~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia,
~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
~ menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
Tim UNAIR - PULSE 05 17
SASARAN PEMBELAJARAN PKN DI PERGURUAN TINGGI
WAWASAN
KEWARGA-
NEGARAAN
INDONESIA
PERCAYA
DIRI SBG
BANGSA
KOMITMEN
BELA
NEGARA
KETERAMPILAN
KEWARGANEGARAAN
PARTISIPASI
SOSPOL
SIKAP DAN
TANGGUNG
JAWAB
DEMOKRATIS
WARGA NEGARA
YANG CERDAS
DAN BAIK
[Adaptasi dan pengembangan dari Udin (2003) oleh tim MKU-Unair, 2005]
KOGNITIF AFEKTIF
PSIKOMOTOR
HOLISTIK
(Komprehensif
- integral )
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 18
KOMPETENSI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI (Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
BERTUJUAN UNTUK MENGUASAI :
~ Kemampuan berfikir,
~ Bersikap rasional, dan dinamis,
~ Berpandangan luas sebagai
manusia intelektual.
Mengantarkan mahasiswa selaku
warganegara, memiliki :
1. Wawasan kesadaran bernegara, untuk
(1) bela negara. (2)cinta tanah air.
2. Wawasan kebangsaan, untuk :
- kesadaran berbangsa
- mempunyai ketahanan nasional.
3. Pola pikir, sikap yang komprehensif-
Integral pada seluruh aspek
kehidupan nasional.
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 19
TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI ( Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002 )
Agar mahasiswa :
1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan,
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan
kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota
keluarga/masyarakat dan warganegara yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah
nilai berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat
madani.
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 20
HISTORIS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
SEJAK 1960-AN SAMPAI SAAT INI
CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969, SMA 1969
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975, 1984.
PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an
PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) : SD, SMP, SMU 1994-Sekarang
PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang (rintisan)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT (UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)
(Adaptasi dan pengembangan dari : Udin : 2003 oleh tim MKU-Unair, 2005)
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 21
HISTORIS ….(LANJUTAN)
CATATAN :
PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an – 2000
- Walawa (Wajib Latih Mahasiswa) :
~ Ektra Kurikuler, tapi intra Universiter
~ Di beberapa PTN.
~ 1970-an
~ Resimen Mahasiswa berdasar teritorial (seperti : Yon Maha
Jaya, Maha Surya, dsj).
~ sertifikatnya Tamtama Cadangan.
- Pendidikan Perwira Cadangan :
~ SKep Bersama Mendikbud-Menhankam/Pangab
untuk PTN : 0228/U/73 dan Kep.B.43/XII/73, 08-12-1973.
~ prinsipnya Wamil untuk Jurusan tertentu,
- sarjana muda ( eqivalen 90 sks)
- diberi pangkat Letnan Dua.
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 22
MUATAN KONSEPTUAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOMAIN
KAJIAN
ILMIAH
DOMAIN
SOSIAL-
KULTURAL
DOMAIN
KURIKULER
SMART &
GOOD
CITIZENSHIP
(Udin : 2004)
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 23
WACANA KONSEPTUAL PENDIDIDKAN
KEWARGANEGARAAN DI DUNIA
ISTILAH :
• CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)
• CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
• TA’LIMATUL MUWWATANAH,
TARBIYATUL AL WATONIYAH (TIMTENG)
• EDUCACION CIVICAS (MEXICO)
• SACHUNTERNICHT (JERMAN)
• CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
• SOCIAL STUDIES (USA NEW ZEALAND)
• LIFE ORIENTATION (AFSEL)
• PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
• CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
• OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
(Udin : 2004)
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 24
PARADIGMA DASAR
(Udin : 2004)
1. EDUCATION ABOUT CITIZENSHIP / DEMOCRACY THIN
MINIMUM
KNOWING CITIZENSHIP
DEMOCRACY
2. EDUCATION THROUGH CITIZENSHIP/DEMOCRACY MODERATE
DOING CITIZENSHIP
DEMOCRACY
3. EDUCATION FOR CITIZENSHIP / DEMOCRACY THICK
MAXIMUM
BUILDING CITIZENSHIP
DEMOCRACY
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 25
ISI DAN MODUS
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Adapted from CIVITAS : 1996; & Kerr : 1999; Udin : 2001)
CONTINUM OF DEMOCRACY EDUCATION
THIN
CITIZENSHIP
EDUCATION
(exclusive, elitist, formal, content-
led, knowledge-based, didactic
transmission, easier to achieve,
civic education)
(South East Asia : Indonesia)
MODERATE
CITIZENSHIP
EDUCATION
(Central, South & East Europe, Australia)
THICK
CITIZENSHIP
EDUCATION
(inclusive, activist, participative,
process-led, value-based,
interactive, more difficult to
achieve, citizenship education)
(North Europe, USA, New Zealand)
Education about Democracy Education in Democracy Education for Democracy
Tim UNAIR - PULSE 05 Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 26
EDUCATION
FOR
DEMOCRACY
EDUCATION
THROUGH
DEMOCRACY
EDUCATION
ABOUT
DEMOCRACY
(Udin : 2004)
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan 28 Tim UNAIR - PULSE 05
ATRIBUT MASYARAKAT MADANI INDONESIA
1. BER-KETUHANAN YANG MAHA ESA,
2. BERKEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
3. BERSATU DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA,
4. DEMOKRATIS-KONSTITUSIONAL,
5. BERKEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA,
6. BERBHINNEKA TUNGGAL IKA,
7. MENJUNJUNG TINGGI HAK DAN KEWAJIBAN AZASI
MANUSIA,
8. MENCINTAI PERDAMAIAN DUNIA.
Beberapa pertanyaan mendasar 1. Apa pengertiannya?
2. Hak untuk apa saja?
3. Hak untuk siapa?
4. Apa yang membatasi?
5. Ada hak ada kewajiban?
6. Mana HAM yang paling penting?
7. Apakah HAM universal?
9/23/
2014
30
copyrights_Ikm
al.doc
Saya ?
Kamu ? Mereka ?
Konflik Nilai ?
HAM dan wilayah PERTARUNGAN NILAI
9/23/
2014
31
copyrights_Ikm
al.doc
Bila banyak HAM pada situasi yg sama, 1. HAM manakah yg harus di dahulukan ? 2. Situasi macam apa ?
Konsep dasar HAM 9/
23/2014
33
copyrights_Ikm
al.doc
Louis Henkin :
HAM: kebebasan-kebebasan (liberties), kekebalan-kekebalan (immunities) dan kepentingan-kepentingan atau keuntungan-keuntungan (benefits), yang berdasarkan norma-norma hukum yang ada seyogyanya dapat diklaim (should be able to claim) sebagai hak oleh individu atau kelompok kepada masyarakat dimana dia tinggal.
Lanjutan...
9/23/
2014
34
copyrights_Ikm
al.doc
Osita eze :
“...HAM adalah tuntutan atau klaim yang dilakukan oleh individu atau kelompok kepada masyarakat atau negara, yang sebagiannya telah dilindungi dan dijamin oleh hukum, dan sebagiannya lagi masih menjadi aspirasi atau harapan di masa depan..”
Hendarmin renadireksa
“...Adl seperangkat ketentuan atau aturan untuk melindungi warga negara dari kemungkinan penindasan, pemasungan dan tau pembatasan rusang gerak warganegara oleh negara...”
HAM Perspektif UU No.39/1999 Ps.1.(1) HAM adl seperangkat hak yg melekat
pd hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME dan merupakan anugrahnya yg wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
9/23/
2014
35
copyrights_Ikm
al.doc
HAM dalam pembukaan UUD 1945
Penegasan jaminan dan perlindungan terhadap HAM pada dasarnya telah dinyatakan sejak negara ini lahir. Dalam alinea I pembukaan UUD 1945 misalnya dinyatakan “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
9/23/
2014
37
copyrights_Ikm
al.doc
HAK ASASI
MANUSIA
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945
membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan, hak anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi
(Pasal 28B) **
mengembangkan diri, mendapat
pendidikan, memperoleh manfaat dari
IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri
secara kolektif
(Pasal 28C) **
kebebasan memeluk agama, meyakini
kepercayaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal, kebebasan
berserikat, berkumpul dan berpendapat
(Pasal 28E) **
berkomunikasi, memperoleh,
mencari, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan
informasi,
(Pasal 28F) **
pengakuan yang sama di hadapan
hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan
yg sama dalam pemerintahan, berhak atas
status kewarganegaraan
(Pasal 28D) **
hidup sejahtera lahir dan batin,
memperoleh pelayanan kesehatan,
mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
guna mencapai persamaan dan keadilan
(Pasal 28H) **
perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan HAM adalah
tanggung jawab negara, terutama
pemerintah
(Pasal 28I) **
berkewajiban menghargai hak orang
dan pihak lain serta tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan UU
(Pasal 28J) **
untuk hidup serta
mempertahankan hidup dan
kehidupan
(Pasal 28A) **
perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, harta benda, dan
rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan
(Pasal 28G) **
36
9/23/2014 copyrights_Ikmal.doc 39
PRINSIP POKOK
1. Universalitas (Berlaku bagi siapapun, tak kenal jenis kelamin, SARA, dsb.)
2. Inalienabilitas (Tak seorangpun dapat mengambil dan mencabut hak asasi orang lain)
3. Indivisibilitas (Tak dapat dipisahkan dalam pemenuhan, penghormatan, dan penegakan)
4. Harmoni (Keseimbangan antara hak asasi individu dan hak kolektif masyarakat)
5. Partikularitas (kekhususan nasional dan regional serta berbagai latar belakang sejarah, budaya dan agama adalah sesuatu yang penting dan menjadi pertimbangan)
Batasan implementasi HAM (Ps 28J [2] UUD 1945 dan Ps 67, 69 [1] UU No. 39/1999)
1. Ada hak orang lain, ”masyarakat”.
2. Prioritas nilai HAM (moralitas, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum)
3. Perundangan-undangan yang berlaku.
9/23/
2014
41
copyrights_Ikm
al.doc
Kategori HAM
1. Hak-hak sipil dan politik (civil and political rights), biasa disingkat SIPOL/CIPOL.
2. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social, and cultural rights), biasa disingkat ECOSOC/EKOSOB
HAK SIPIL DAN POLITIK
1. Hak sipil terkait dengan "physical integrity rights“ (ex. hak hidup dan dilindungi dari penyiksaan) dan hak atas “prosedur hukum yang adil” (ex. hak atas peradilan yang jujur, praduga tidak bersalah, dan hak untuk diwakili secara hukum). Hak politik terkait dengan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul, dan hak untuk memberikan suara dalam pemilu yang bebas dan rahasia.
Lanjutan… 2. Hak sipol dibagi dua: Non derogable rights (yaitu
hak-hak yang bersifat absolute dan tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara negara pihak dalam keadaan darurat sekalipun, antara lain hak atas hidup; hak bebas dari penyiksaan; hak bebas dari perbudakan; hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama. dan derogable rights
9/23/
2014
46
copyrights_Ikm
al.doc
…lanjutan
UR meliputi; rights to life, rights to be free from torture and inhuman treatment, hak tahanan untuk diperlakukan secara manusiawi, rights to be free from slavery; hak atas pengakuan yang sama di hadapan hukum; hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama; hak untuk bebas dari pemidanaan yang berlaku surut
DR (ada ancaman/situasi darurat dan tidak diterapkan secara diskriminatif, alasan: 1. menjaga kemananan atau ketertiban umum; 2. menjaga kesehatan atau moralitas umum; 3. menjaga hak dan kebebasan orang lain), meliputi: (1) hak atas kebebasan berkumpul; (2) hak untuk berserikat; (3) kekebasan untuk berpendapat dan berekspresi; (4) kebebasan berpindah dan memilih domisili; (5) kebebasan bagi warga negara asing.
HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya terkait dengan kesejahteraan material, sosial dan budaya, meliputi: hak untuk bekerja (termasuk hak atas kondisi kerja yang aman dan sehat, upah yang adil, bayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama), hak atas pemilikan, hak atas jaminan sosial, hak atas standar hidup yang layak, hak atas pendidikan (pendidikan dasar wajib dan bebas bagi semua), hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan penikmatan keuntungan kemajuan ilmu pengetahuan.
Tujuan negara indonesia (alinea IV UUD 1945)
1. Melindungi seluruh bangsa indonesia dan seluruh tumpah tanah air
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial.
9/23/
2014
52
copyrights_Ikm
al.doc
Kepemilikan Asing di Indonesia KONDISI PERTAMBANGAN
Tahun 2011 Nasional
25 persen
Asing
75 persen
Pada Mei
2009,dari 69,9%
dominasi asing di
industri
migas,sekitar 70 %
perusahaan asal
AS
Tahun 2025
pemerintah
menargetkan porsi
operator
perusahaan
nasional 50%
9/2
3/2
014
54
ikmal@
kebijakan pub
lik.doc
BEBERAPA PERTAMBANGAN YANG DIKUASAI INVESTOR ASING
9/2
3/2
014
55
ikmal@
kebijakan pub
lik.doc
ExxonMobil
Chevron
PetroChina
Amerada Hess ExxonMobil
Amerada Hess
Hess
Chevron
Santos
PetroChina PT Newmont Nusa Tenggara PT Newmont Mining Corp (80%)
PetroChina
PT Freeport Indonesia Freeport-McMoran Copper & Gold Corp (81,28%)
Chevron BP Indonesia
PT INCO Vale Canada Limited (58,73%) Sumitomo Metal Mining Co Ltd (20,09%)
PT Bahari Cakrawala Sebuku Straits Resources Ltd (100%)
PT Indo Tambangraya Megah Tbk Banpu Publik Company Ltd (73,22%)
PT Lanna Harita Indonesia Lanna Resources Public Co Ltd (55%)
PT Singlurus Indonesia Lanna Resources Public Co Ltd (65%)
Chevron Chevron
AmeradaHess
Jenis Pertambangan : Batubara (8) Emas (2) Industri hulu migas (18) Nikel (1)
9/2
3/2
014
56
ikmal@
kebijakan pub
lik.doc
Kepemilikan Asing Dalam Telekomunikasi
Telkomsel 35
SingTel
Mobile
(Singapura
) 35%
Telkom 65%
XL Axiata 80
Indosat 70,38
Hutchison (tri) 60
Natrindo (Axis) 95
Etisalat International Indonesia Ltd (UEA) 13,3%
Publik 20%
Indocel Holding Sdn Bhd (Malaysia) 66,7%
Qtel Asia (Qatar) 66,7%
Skagen AS Entities (Norwegia) 5,38%
Pemerintah RI 14,29%
Publik 15,33%
Hutchison Whampoa (Hongkong) 60%
Charoen Phokphand Group Indonesia 40%
Perusahaan Lokal 5%
Saudi Telecom Company (Arab Saudi) 80,1
Maxis Communications (Malaysia) 14,9%
HAM dalam perspektif Etimologis ; dalam bahasa Inggris HAM
dikenal dengan istilah Human Rights dan Fundamental Rights, dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah Mesenrechten, Grondrechten, Rechten Van Denmens sering disebut juga sebagai hak kodrat, hak dasar manusia atau hak mutlak, dan dalam terjemahan bahasa Indonesia, sampailah pada hak-hak kemanusiaan atau hak-hak asasi manusia
9/23/
2014
57
copyrights_Ikm
al.doc
Perkembangan Istilah 1. Sbg pribadi (personal rights) berubah menjadi
Human rights hal ini akibat kodrat manusia sbg “Zoon Politicon”.
2. Istilah HAM kemudian berkembang akibat kontruksi sejarah, dmn terdapat banyak istilah yaitu; hak asasi atau hak dasar, hak kodrat, hak dan kebebasan dasar manusia (KRIS & UUDS) dan Hak dan Kewajiban Asasi Warga Negara.
3. Mnrt Philipus M.Hadjon istilah tsb muncul dr pemikiran “Natural law” natural rights (pd Ab.XVII). Hak disini sifatnya kodrati dlm arti;
a. Kodrat yg menciptakan hak b. Setiap orang lahir dg hak tsb c. Hak tsb dimiliki manusia dlm keadaan alamiah & dibawa
dlm setiap hdp bermasyarakat.
9/23/
2014
58
copyrights_Ikm
al.doc
Pd.Ab.XVIII terjadi pergeseran konsep. Natural Rights kmdn mempunyai watak sekuler, rational, universal,individual, demokratik dan radikal.
Pd.Ab XIX kmdn muncul istilah HUMAN RIGHTS dan Ab.XX muncul istilah FUNDAMENTAL RIGHTS. konsep ini menjelmakan “natural rights” menjadi “Positive Legal Rights”.
Jadi jika HAM diimplementasikan dlm hk domistik mk disebut sbg hak sipil/konstitusional. Dan jika diimplementasikan dlm HI mk disebut sbg HAM.
9/23/
2014
59
copyrights_Ikm
al.doc
Next… Ada 2 jenis hak yakni; 1). Hak Hukum (Legal
Rights) yg merupakan hak seseorang dlm kapasitasnya sbg subyek hk yg secara legal tercantum dlm hukum yg berlaku; 2). Hak Alami (Natural Rights), merupakan hak manusia. Jadi hak hkm lebih menekan sisi legalitas formal, sedangkan hak alami menekankan sisi alamiah manusia (naturally human being) dsb Inalianable rights (hak yg tdk terpisahkan dr dimensi kemanusiaan manusia.
9/23/
2014
60
copyrights_Ikm
al.doc
Sejarah Perkembangan HAM
NATURAL RIGHTS (John Locke): hak-hak kodrati/dasar/ asasi, ex. hidup, kemerdekaan, dan
hak atas milik
SOCIAL CONTRACT (J.J. Rousseau): sekuler, universal,
individual, demokratik, agak radikal. Kebebasan
sipil dan hak milik menonjol
The French Declaration: Memuat HAM dan prinsip the
rule of law
1215
1689
622
1690
1762
PIAGAM MADINAH: Memuat hak-hak dan tata hubungan warga
Madinah
The American Declaration of Independence: prinsip2 rinci tentang HAM
BILL OF RIGHTS (Inggris): melahirkan
sebuah prinsip mendasar HAM, yakni asas
persamaan
MAGNA CHARTA: pembatasan-pembatasan atas kekuasaan raja yang
sebelumnya absolut
1786
1789 6/1/1941
The Four Freedoms (FD. Roosevelt):freedom of speech and
expression, to worship, from
want, from fear
10/12/1948
The Universal Declaration of Human Rights
16/12/1966
ICCPR dan ICESCR
(3). PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DI DUNIA 9/23/
2014
63
copyrights_Ikm
al.doc Pra PD II Pasca PD II
1215 M 1689 M 1776 M 1789 M 1948 M 1966 M
Tanggal 15 juni 1215 Raja john menndatangani Piagam Magna Charta atas desakan kaum bangsawan inggris dan menuntut 2 pesan penting : 1. Kekuasaan
pemerintah adalah terbatas.
2. HAM lebih penting daripada kedaulatan raja.
Raja william II mengeluarkan “Declaration and Bills of Rights yg menuntut equality before the law. Adagium mendorong munculnya “negara hukum&demokrasi”. Fase ini, gagasan HAM berkembang dlm berbagai gagasan monumental para pemikir : 1. Roesseau “ the
social contract (1762)”,
2. Motesquieu “The Spirit Of Law (1748) dan
3. John Locke “The Second Treates Of Government Of Political Or Civil Society (1690)”.
Gagasan pemikir HAM sebelumnya memberikan spirit munculnya The American Declaration of Independence 1788, yang mendorong lahirnya revolusi Amerika
The French Declaration (declaration des droit de I’homme et du citoyen, 26 agustus 1789), sebagai cikal bakal gagasan “The Rule of Law”. Fase ini mendorong munculnya 4 kebebasan : 1. Freedom of
expression 2. Freedom of
religion 3. The right of
property 4. Dan hak-hak
dasar lainnya.
Akibat kekalahan pemerintahan diktator dan fasis pada PD II, Muncul rumusan HAM yang sifatnya Universal oleh PBB tahun 1948 dlm “The Universal Declaration of Human Rights yg terdiri dari 30 pasal. DUHAM tersebut memuat 18 hak.
Pada tahun yang sama, gagasan HAM semakin berkembang dg munculnya International covenan on economic, social, and cultural right, dan international covenan on civil and political rights
Kilasan ham dalam sejarah 9/
23/2014
64
copyrights_Ikm
al.doc
Abad XVII Abad XVIII Abad XIX Abad XX
Hak-hak asasi manusia bersumber dari hak-hak kodrat yang mengalir dari hukum kodrat
Hak-hak kodrat dirasionalkan dalam kontrak sosial
Ditambah dukungan etik dan utilitarian dan munculnya paham sosialisme
Konversi hak-hak asasi manusia yang sifatnya kodrat menjadi hak-hak hukum (positip)
1. Hak-hak politik (Political Freedom)
2.Hak untuk ada (Rights to be)
1. Kebebasan sipil (Civil Libertis) dan
2.Hak untuk memiliki (Rights To Have).
1. hak-hak partisipasi (Participation Rights)
2. Hak untuk berbuat (Rights To Do)
Hak-hak sosial (sosiale grondrechten)
Konsep HAM perspektif dimensi perkembangan generasi
1. Generasi I : konsep HAM sarat dengan hak-hak yuridis, misalnya tidak disiksa dan ditahan, hak equality before the law, hak akan fair trial (peradilan yg adil), Presumtion Of Innocence (asas praduga tak bersalah). Perkembangan HAM tersebut di ilhami oleh peristiwa sejarah pemerintahan totaliter dan fasistis yg mewarnai sebelum PD II
2. Generasi II : gagasan konsep HAM kemudian semakin meluas secara horizontal mencakup bid. Sosial, Politik dan Budaya. Hal ini sbg reaksi negara dunia ketiga yg telah memperoleh kemerdekaannya pasca PD II
9/23/
2014
65
copyrights_Ikm
al.doc
Lanjutan 3. Generasi III : konsep HAM merupakan
ramuan dari hak hukum, sosial, ekonomi, politik dan budaya menjadi apa yg disebut sebagai “Hak Akan Pembangunan”, yaitu hak yg mencakup persamaan dan kesempatan untuk maju, berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan baik di bid. Ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, distribusi pendapatan, kesempatan kerja dsb. Gagasan ini berangkat dari pandangan bahwa HAM merupakan satu totalitas yang tidak boleh dipisah-pisahkan.
9/23/
2014
66
copyrights_Ikm
al.doc
Lanjutan…
4. Generasi IV : HAM di lihat dari pendekatan struktural yg memiliki sifat hubungan dengan kekuasaan. Gagasan ini tidak terlepas dari berbagai realitas pelanggaran HAM yg tdk memihak pada prinsip-prinsip HAM akibat berkembangnya fenomena sistem sosial yg cenderung memihak keatas dan memelaratkan mereka yg di bawah, disamping itu pula berkembangnya pola hubungan yg represif.
9/23/
2014
67
copyrights_Ikm
al.doc
(4). PERKEMBANGAN HAM DI INDONESIA
Priode 1908-1945 Priode 1945-1950 Priode 1950-1959 Priode 1959-1966 Priode 1966-1998 Priode 1998-2005
1. Boedi oetomo (20 Mei 1908) perjuangkan hak berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui “Goeroe Desa”.
2. Perhimpunan indonesia. Perjuangkan hak menentukan nasib sendiri.
3. Serikat Islam (1911). Perjuangkan hak memperoleh penghidupan yang layak.
4. Partai Komunis Indonesia. Perjuangkan hak-hak yg bersifat sosial
5. Indische Partij. Perjuangkan hak untuk mendapatkan kemerdekaan.
1. Maklumat politik pemerintah 1 november 1945 ttg pengumam akan dilaksanakan pemilu
2. Maklumat pemerintah 3 november 1945 yg memberikan keleluasaan untuk mendirikan parpol
3. Maklumat pemerintah 14 november 1945, mengubah sistem presidensal menjadi parlementer
HAM menikmati bulan madu 1. Banyak parpol
tumbuh dg beragam ideologi
2. Pers menikmati kebebasan
3. Pemilu berlangsung bebas, fair, dan demokratis.
4. Parlemen menunjukkan kelasnya sebagai wakil rakyat dalam mengontrol pemerintah kabinet jatuh bangun
HAM direstriksi. 1. Soekarno
kembali kesistem pemerintahan presidensial dan demokrasi terpimpin.
2. Soekarno menata kembali sistem politik sesuai dengan demokrasi terpimpin.
3. Melalui penpres No. 7/1959 soekarno menyederhanakan parpol
4. Perpres No.13/1960, soekarno mengawasi dan membubarkan parpol.
1. Tahap represi dan pembentukan jaringan (1966-1988). Karena represi orba korban meminta masyarkat internasional
2. Tahap penyangkalan. Menghadapi tekanan internsional, soeharto menyangkal dengan alasan HAM produk barat dan tidak sesuai dengan budaya bangsa. Diskursus soal universalitas dan partikularitas.
3. Tahap konsesi taktis. Orba kian terdesak ketika bantuan dipersyaratkan dg kondisi HAM
1. Tahap status penentuan. Pemerintah menerima norma HAM internasional, baik melalui ratifikasi maupun institusionalisasi nilai-nilai HAM
• Perubahan UUD 1945
• Ratifikasi konvensi anti penyiksaan (1998)
• UU No 26/1999 ttg pencabutan UU subversi
• UU No 29/1999 ttg ratifikasi konvensi anti diskriminasi
• UU No. 39/1999 ttg HAM
• UU No. 26/2000 ttg pengadilan HAM
• UU ttg komisi kebenaran dan rekonsiliasi
9/23/
2014
68
copyrights_Ikm
al.doc
Lanjutan.. 9/
23/2014
69
copyrights_Ikm
al.doc
Priode 1908-1945
Priode 1945-1950
Priode 1950-1959
Priode 1959-1966
Priode 1966-1998
Priode 1998-2005
6. Partai nasioanal indonesia (1927) perjuangkan hak memperoleh kemedekaan dalam negara mencakup demokrasi ekonomi dan politik.
7. Pendidikan Nasional Indonesia. Perjuangkan hak menentukan nasib sendiri, hak berpendapat dan hak berserikat.
orba beri konsesi taktis dengan pembatasan UU subversi, Komnas HAM di dirikan, pemantau pemilu di izinkan. Dikenal era keterbukaan
• Ratifikasi konvensi hak sipil dan politik (2005) • Ratifikasi konvensi hak ekonomi, sosial dan budaya (2005) 2. Tahap penataan aturan secara konsisten. • demokrasi dan negara berdasarkan instrumen HAM • HAM sebagai tatanan sosial
ham dalam perspektif ideologi dan politik
9/23/
2014
70
copyrights_Ikm
al.doc
URAIAN KONSEP BARAT KONSEP SOSIALIS KONSEP DUNIA III
SUMBER
Natural rights, yang mengalir dari natural law yang telah berkembang sejak dari abad XVII hingga dewasa ini
Ajaran Karl Marx Terbagi atas tiga kelompok : 1. Yang dipengaruhi
oleh konsep Barat 2. Yang dipengaruhi
oleh konsep sosialis 3. Yang mempunyai
konsep sendiri, misalnya : India dan Indonesia.
ISI
Menekankan hak individu dengan meletakkan kewajiban pada masyarakat dan negara
1. Menekankan kewajiban terhadap negara
2. Mendorong kesejahteraan ekonomi (kesejahteraan) masyarakat daripada hak sipil dan politik
WARGA NEGARA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Pembedaan rakyat berdasarkan hubungan daerah tertentu didalam
suatu negara adalah : Penduduk
Adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) Biasanya penduduk adalah mereka yang lahir secara turun temurun dan besar didalam suatu negara tertentu
Bukan Penduduk Adalah mereka yang berada dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu. Contohnya para turis
Antara penduduk dan bukan penduduk dapat dibedakan berdasarkan hak dan kewajiban. Misalnya hanya penduduk saja yang berhak memiliki KTP
PEMBEDAAN RAKYAT BERDASARKAN
HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH NEGARA
Warga Negara Adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu
negara atau dengan kata lain mereka yang menurut undang-undang atau perjanjian diakui sebagai warga negara atau melalui proses naturalusasi
Bukan Warga Negara Adalah mereka yang berada dalam suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi
anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintahan dimana mereka berada (orang asing), seperti Duta Besar, Konselor
Antara Waraga Negara dan Bukan Warga Negara dapat dibedakan berdasarkan hak
dan kewajibannya, misalnya warga negara dapat mengikuti pemilu sedangkan bukan warga negara tidak
ASAS KEWARGANEGARAAN
Ius Soli Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga
negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika
Ius Sanguinis Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian
darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan di mana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga
negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC).
WARGA NEGARA INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 12 TAHUN 2006
Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
nak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia.
anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia.
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
Anak yang baru lahir yang ditemukan di Wilayah Negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahu.
Anak yang lahir di Wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
anak dari seorang ayah atau. ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan betas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
ASAS KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA Asas Ius Sanguinis (law of the blood) adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
Asas Ius Soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas adalah asas yang menentu-kan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Asas Kepentingan Nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.
Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
Asas Kebenaran Substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asas Non Diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap HAM adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
Asas Keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
Asas Publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
PROSES PEWARGANEGARAAN INDONESIA
Permohonan. Permohonan Pewarganegaraan menurut UU No 12 Tahun 2006 dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh puluh) tahun tidak berturut-turut.
Sehat jasmani dan rohani.
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Pernyataan Menjadi Warga Negara Indonesia Pernyataan dilakukan oleh Warga negara asing yang kawin secara sah dengan
Warga Negara Indonesia di hadapan Pejabat
Pernyataan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturutturut.
Diberikan Kewarganegaraan Indonesia Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia atau dengan
alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR.
Penetapan Pengadilan Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang diangkat
secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia
Dengan Sendirinya Menjadi Warga Negara Indonesia Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin, berada
dan bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA
memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.
dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan-nya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan betas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri.
masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia
secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing
mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya
bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indoilesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ini dengan tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan, padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi / tanpa kewarganegaraan
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA RI
Hak Dasar
Hak dasar sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I)
hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain: menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara (Pasal 26)
bersamaan kedudukan di dalam hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat (1))
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa127 ayat (2))
kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan sesuai dengan undang-undang (Pasal 28)
jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing (Pasal 29 ayat (2))
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal30)
mendapat pendidikan (Pasal 31)
mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32)
mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 33), dan j) memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai fakir miskin (Pasal 34).
KEWAJIBAN DASAR WARGA NEGARA
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I)
menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II)
menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2)
wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1).
Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia
Mensukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil
Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara
Saling menghormati kebebasan dalam hidup beragama
PERWUJUDAN SIKAP POSITIF WARGA NEGARA DALAM
PENGEMBANGAN DEMOKRASI
Hak dibidang Politik hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial
politik, dan ikut serta dalam pemerintahan.
Hak dibidang Pendidikan hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan,
mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut serta menangani pendidikan.
Hak dibidang Ekonomi hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, hak
memiliki barang, dan hak untuk berusaha.
Hak dibidang Sosial Budaya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan penerangan hak
untuk mengembangkan bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
CONTOH HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DALAM PELAKSANAAN DEMOKRASI
Apa itu konstitusi... Konstitusi merupakan naskah legitimasi paham kedaulatan rakyat dan
merupakan kontrak sosial yang mengikat setiap warga dalam
membangun paham kedaulatan rakyat.
Djokosoetono menguraikan tiga makna konstekstual dalam memahami
konstitusi, yaitu:
1. Konstitusi dalam makna materiil (constitutie in materiels zin),
berpaut dengan gekwalificeerde naar de inhoud, yaitu
dititikberatkan pada isi konstitusi yang memuat dasar (grondslagen)
dari struktur (inrichting) dan fungsi (administratie) negara.
2. Konstitusi dalam makna formal (constitutie in formele zin), berpaut
dengan gekwalificeerde naar de maker, yaitu dititikberatkan pada
cara dan prosedur tertentu dari pembuatannya.
3. Konstitusi dalam makna UUD (grondwet) selaku pembuktian
(constitutie als bewijsbaar) agar menciptakan stabilitas (voor
stabiliteit) perlu dinaskahkan dalam wujud UUD atau Grondwet.
Tujuan dan fungsi konstitusi Tujuan konstitusi :
1. Keadilan (justice)
2. Kepastian (certainty)
3. Kegunaan (utility)
Fungsi konstitusi 1. Fungsi transformasi (mampu mengkoversikan kekuasaan ke dalam hukum)
2. Fungsi informasi (konsitusi berisi informasi yg telah di kodifikasikan ke dalam kodifikasi hukum )
3. Fungsi regulasi (konsitusi mengendalikan prilaku, sikap dan harapan-harapan rakyat)
4. Fungsi kanalisasi (konsitusi berfungsi sebagai pedoman-pedoman masalah hukum dan politik yang harus dipecahkan
UUD 1945 sebagai konstitusi politik,
ekonomi dan sosial
UUD 1945 mempunyai kedudukan dan peran penting karena
secara konseptual memuat pandangan-pandangan filosofis,
yuridis, sosiologis dan politik dari tokoh-tokoh bangsa yang
di idealkan dan disepakati untuk melandasi pengelolaan
kehidupan berbangsa dan bernegara baik dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Padahal...
Disamping WN memiliki HAK, ia juga
BERKEWAJIBAN untuk mematuhi norma-
norma yang berlaku..
HAK dan KEWAJIBAN warga negara
merupakan konsekuensi dan prinsip tata
hukum modern bahwa negara ada karena
ada warga negara
SIAPAKAH WARGA NEGARA....?
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
WARGA NEGARA yaitu orang orang sebagai bagian dari
suatu penduduk yang menjadi unsur negara,yang
MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG TIDAK TERPUTUS
dengan tanah airnya,dengan UUD negaranya, sekalipun yang
bersangkutan berada diluar negeri, selama yang bersangkutan
tidak memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan
hukum internasional.
PENDUDUK yang bukan warganegara(WNA) hubungannya
dengan negara yang dialaminya hanyalah selama yang
bersangkutan bertempat tinggal dalam wilayah negara
tersebut.
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
35
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
WARGA NEGARA ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang
DISAHKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
sebagai warga negara
[Pasal 26 (1)]
PENDUDUK ialah warga negara Indonesia dan
orang asing YANG BERTEMPAT TINGGAL di Indonesia
[Pasal 26 (2)**]
Hak WN ; Penentuan Kewarganegaraan
1. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis, law of the blood) asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan tempat kelahiran. Dengan kata lain Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, meskipun ia dilahirkan di luar negaranya.
2. Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli, law of the soil) Kewarganegaraan seseorang ditentukan dimana ia dilahirkan. Misalnya seseorang yang berasal dari negara Indonesia melahirkan anaknya di negara yang menerapkan system ius soli, maka sekalipun ia anak dari kedua orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia tetapi anak tersebut tetap diakui sebagai warganegara dari negara dimana ia dilahirkan.
3. Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi) Seseorang berkewarganegaraan asing dapat mengajukan permohonan untuk menjadi warganegara dari suatu negara tertentu setelah dapat melengkapi beberapa syarat tertentu. Adapun aturan yang berhubungan dengan syarat-syarat dan prosedur yang harus dipenuhi oleh seseorang yang mengajukan naturalisasi antara satu negara dengan negara lainnya tidaklah sama.
HAK ASASI
MANUSIA
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA
membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan, hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) **
mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif (Pasal 28C) **
kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) **
berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, (Pasal 28F) **
pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan, berhak atas status kewarganegaraan (Pasal 28D) **
hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H) **
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I) **
berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan UU (Pasal 28J) **
untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) **
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda, dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28G) **
36
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)]
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]
BAB XI. JAMINAN MEMELUK AGAMA
A G A M A
37
POLRI
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum
[Pasal 30 (4)**]
TNI (AD, AL, AU)
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA ; KEWAJIBAN BELA NEGARA
Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan TNI dan POLRI,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang
[Pasal 30 (5)**]
sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara [Pasal 30 (3)**]
Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI
dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung
[Pasal 30 (2)**]
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara [Pasal 30 (1)**]
38
Pertahanan dan Keamanan Negara
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)****]
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional [Pasal 32 (2)****]
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)****]
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****]
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)****]
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)****]
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)****]
BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39
BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PEREKONOMIAN NASIONAL
DAN KESEJAHTERAAN
SOSIAL
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan [Pasal 33 (1)]
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)]
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)]
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)****]
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara [Pasal 34 (1)****]
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)****]
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34 (3)****]
40
Definisi “Geopolitik” Geopolitik ilmu yang mempelajari ttg potensi kehidupan,
politik dan strategi dan geografi yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Geografi politik ilmu yang menempatkan GEOGRAFI digunakan sebagai pembenaran terhadap suatu kebijakan (policy) dalam mewujudkan tujuan politik.
TEORI GEOPOLITIK pada awalnya hanya memberikan justifikasi (pembenaran) bagi ekspansi negara yg mulanya teori ini merupakan ilmu politik kemudian berkembang menjadi pengetahuan ttg suatu yg berhubungan dg konstelasi (ciri khas) negara berupa bentuk, luas, iklim dan SDA yg bertujuan untuk membangun dan membina negara.
POLITIK diartikan sbg kekuatan (power), kewenangan (rights) serta tanggung jawab (responsibilities) dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Geopolitik Indonesia Geopolitik indonesia dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
“wawasan nusantara” yg tersirat dalam UUD 1945 sebagai berikut :
1. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional
2. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia
3. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat.
Wawasan nusantara adlah cara pandang bangsa indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 ttg diri dan lingkungannya dg memperbaiki sejarah dan budaya dg memanfaatkan kondisi dan konstelasi geografisnya.
Paham “wawasan nusantara”
mengandung 2 pengaruh :
1. Ke dalam : berlaku asas kepualuan yang menuntut
terpadunya unsur-unsur tanah dan air yg selaras dan serasi
guna merealisasikan wujud tanah air.
2. Keluar : berlakunya asas posisi antara yang menuntut posisi
kuat bagi indonesia utk dapat berdiri tegak dari tarikan
segala penjuru.
Tujuan “wawasan nusantara”
1. Tujuan persatuan dan kesatuan yg dijiwai kekeluargaan,
ketertiban dan perdamaian dunia.
Tentang “geostrategi”
Geostrategi berarti metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan
UUD 1945
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL POLITIK ruang lingkup : Negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan umum, distribusi
POLITIK NASIONAL kebijakan umum (haluan, asas, usaha serta kebijaksanaan) tentang pembinaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional.
STRATEGI NASIONAL cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional (jangka pendek, menengah dan jangka panjang)
POLITIK NASIONAL
POLITIK DALAM NEGERI
POLITIK LUAR NEGERI
POLITIK EKONOMI
POLITIK HANKAM
POLITIK PENDIDIKAN, SOSIAL DAN BUDAYA
STRATEGI-POLITIK
Strategi tidak boleh lepas dari politik
Strategi tidak boleh berdiri sendiri
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan
KERANGKA PENYUSUNAN
STRATEGI POLITIK NASIONAL
1. Pancasila
2. UUD
3. Manajemen Nasional
4. Ketahanan Nasional
STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL :
1. Tingkat penentu kebijakan puncak (makro politik)
2. Tingkat kebijakan umum
3. Tingkat penentu kebijakan khusus
4. Tingkat penentu kebijakan teknis
5. Tingkat penentu kebijakan di daerah
OTONOMI DAERAH DAN DALAM
KERANGKA NKRI Sesuai dg keppres RI No.11/1966 tertanggal 7 februari 1996 ttg
hak otonomi daerah, tanggal 25 APRIL DI TETAPKAN SEBAGAI HARI OTONOMI DAERAH
Kerangka pelaksanaan otoda UU no 32/2004
prinsip dan tujuan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas.
Asas otoda desentralisasi, dekonsentasi dan tugas pembantuan
Pengecualian desentralisasi :
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan dan keamanan
3. Moneter/fiskal
4. Peradilan (yustisi)
5. Agama
Problem Otonomi Daerah
1. Konsolidasi demokrasi
2. Kesejahteraan rakyat
3. Distribusi pembangunan (ekonomi,
pendidikan) dan aksesibilitas pelayanan
publik
4. Rule of law
top related