penegakkan diagnosis kulit

Post on 28-Jan-2016

267 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

OlehFidya Sapita

Prinsip PenegakkanDiagnosis Penyakit Kulit

• Anamnesis• Pemeriksaan Fisik• Pemeriksaan laboratorik/spesifik• Ringkasan• Diagnosis Banding• Diagnosis Kerja• Pemeriksaan Anjuran• Penatalaksanaan• Prognosis• Pengawasan Lanjutan

Anamnesis

1. Identifikasi penderita2. Keluhan Utama3. Perjalanan Penyakit- Onset (when)- Tempat predileksi (where)- Gejala yang menyertai- Pola penyebaran lesi (evolusi) - Perkembangan atau perubahan lesi sejak pertama kali sampai saat

pemeriksaan- Faktor pencetus4. Riwayat pengobatan yang sudah dilakukan5. Gejala sistemik atau prodromal yang mendahului atau menyertai6. Riwayat Penyakit Dahulu7. Riwayat Penyakit Keluarga8. Riwayat Sosial

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum• Tanda Vital• Status Dermatologi

(Inspeksi, Palpasi)Dari inspeksi dapat diidentifikasi konfigurasi, distribusi, dan morfologi atau bentuk lesi. Sedangkan palpasi untuk identifikasi tekstur, konsistensi dan kedalaman lesi, adanya rasa nyeri.

Deskripsi lesi pada status dermatologi harus meliputi : tipe atau jenis lesi, warna lesi, batas lesi, jumlah lesi, distribusi lesi.

Menurut PLENCK (1776) penyakit kulit dipelajari secara sistematis dimulai dari efloresensi (ruam). Menurut PRAKKAEN (1996) efloresensi dibagi menjadi efloresensi primer dan efloresensi sekunder

Efloresensi dapat berubah pada waktu berlangsungnya penyakit. Demi kepentingan diagnosis penting untuk mencari efloresensi primer.

Efloresensi Primer

Makula adalah efloresensi primer yang hanya berupa perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk. Contoh : tinea versikolor dan morbus Hansen

A. Hiperpigmentasi, pigmen melaninB. Biru, bayangan melanositC. Eritema, vasodolatasi kapilerD. Purpura, ekstravasasi eritrosit

Papula adalah penonjolan padat diatas permukaan kulit, berbatas tegas, dan berukuran <1 cm

A. Deposit metabolikB. Sebukan sel radangC. Hiperplasi sel

epidermia

Nodul sama seperti papul tetapi diameternya >1cm. Misalnya pada prurigo nodularis

Plak adalah peninggian permukaan kulit permukaannnya rata dan berisi zat padat (biasanya infiltrat) diamternya ≥ 2 cm.

Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter <1 cm, misalnya pada varisela dan herpes zoster. Vesikel dibagi menjadi : subkorneal, intra epidermal,supra basal.

Bula adalah vesikel dengan diameter >1 cm, misalnya pada pemfigus, luka bakar. Jika bula berisi dara disebut bula hemoragik, jika berisi nanah disebut bula purulen

Pustula adalah vesikel berisi nanah, sepeprti variola, varisela dan psoriasis pustula

Urtika adalah penonjolan diatas permukaan kulit akibat edema setempat dan dapat hilang perlahan-lahan. Misalnya pada dermatitis medikamentosa dan gigitan serangga

Tumor adalah penonjolan diatas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan baru

Kista adalah penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa aau padat atau setengah padat yang dikelilingi kaspsul.

Efloresensi Sekunder

Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit, dapat berupa sisik halus (pitriasiformis), sedang (dermatitis) atau kasar (psoariosis), seperti sisik ikan (iktiosis).

Krusta adalah cairan, darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering diatas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa.

Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi merah dan keluar cairan serosa. Misalnya pada dermatitis kontak

Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan, ditemukan pada dermatitis kontak atau ektima

Ulkus adalah kerusakan kulit (epidemis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding dan isi. Misal ulkus durum

Rhagaden atau fisura adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis

Parut (sikatrik) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Jaringan atrofi, sikatrik hipertrofi atau eutrofi/luka sayat

Keloid adalah hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas

Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah didalam jaringan

Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/reliefe kulit tampak jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.

Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif , kronik, dengan penyebaran serpiginosa

Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misalnya pada melasma

Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya.

Beberapa Efloresensi Khusus

Kanalikuli yaitu ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit seperti pada skabies

Milia (=white head) adalah penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti akne sistika

Komedo (=black head) adalah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea dipermukaan kulit seperti pada akne

Eksantema adalah ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam.

Purpura adalah perdarahan di dalam/di bawah kulit tampak kemerahan dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamantosa

Sifat Sifat Efloresensi

• UKURANMilier (sebesar kepala jarum)Lentikular (sebesar kacang hijau-jagung)Numular (sebesar uang logam seratus rupiah)Plakat (> uang logam seratus)

• GAMBARANLinier seperti garis lurusSirsinar/anular jika melingkarPolisiklik menyerupai bungaKorimbiformis jika efloresensi besar dikeliling efloresensi kecil (hen and chicken configuration)Iris Formis, menyerupai iris BerkelompokKonfluen misal pada variola

Linier

Sirsinar/anular Polisiklik

Korimbiformis

Iris Formis

Berkelompok

Konfluen

• Lokalisasi/penyebaranSoliter, jika hanya satu lesiMultipel, jika lesi banyakRegional, menyerang saru regioDiskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lainnya;pada ektimaSimetris, mengenani kedua belahan badan yang sama, pada dermatitis medikamentosaBilateral, menyerang kedua belahan badan, seperti variselaUnilateral, menyerang sebelah badanUniversal, seluruh tubuh terkenaGeneralisata, jika seluruh/hampir seluruh tubuh terkena seperti eritrodermaSirkumskrip, berbatas tegasDifus, Tidak berbatas tegas

Alat alat yang dibuthkan untuk pemeriksaan dermatologi

• Ruang yang diterangi sinar matahari atau lampu sinar putih

• Kaca pembesar (jika diperlukan)• Sarung tangan (jika diperlukan)• Alat pemeriksaan sensitivitas lesi

(jarum/bollpont)• Alat pemeriksaan laboratorium ( gelas obyek,

gelas penutup, scalpel, cutton bus, plastik isolasi.

Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan darah rutin• Pemeriksaan sediaan apus basah seperti

pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH 10%), trikomonas (NaCl 0.9%)

• Pemerksaan sekret/bahan-bahan dari kulit dengan pewarnaan khusus seperti Gram, Ziehl Nielsen, pemeriksaan sel Tzanck

• Pemeriksaan serologi untuk sifilis • Pemeriksaan dengan sinar Wood pada infeksi

jamur• Pemeriksaan alergi• Pemeriksaan histopatologi

Daftar Pustaka

Amina Siti, dkk.2015.Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Panduan Belajar Program Pendidikan Profesi. Hal 15-17

Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti.2009.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi kelima.Hal 34-42

Siregar.2015.Saripati Penyakit Kulit.Edisi ketiga.Hal 1-9

TERIMA KASIH

top related