penentuan kadar asam asetat dalam cuka1
Post on 27-Oct-2015
960 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
Tgl Percobaan
Penentuan Kadar Asam Asetat Yang Terdapat Dalam Cuka
PENGAWAS PRAKTIKUM
23 Januari 2008
ACC, Tgl Dedy Irawan, ST, MT
Febuari 2008 NIP. 132 297 368
PENDAHULUAN
1. 1 Tujuan Percobaan
- Menentukan konsentrasi asam asetat yang terdapat dalam cuka yang beredar di
pasaran
1. 2 Dasar Teori
Penentuan konsentrasi zat atau larutan dengan cara mereaksikan secara
kuantitatif dengan suatu larutan lain pada konsentrasi tertentu merupakan suatu
metode analisa volumetri. Zat akan ditentukan konsentrasinya telah diketahui, sampai
terjadi reaksi sempurna dimana mol ekuivalen larutan baku sama dengan mol
ekuivalen larutan yang dititrsi yang disebut dengan titik ekuivalen atau titik akhir
teoritis. Jumlah ekuivalen yang dititrsi biasanya ditentukan dari volume larutan baku
yang ditambahkan, dan dapat juga ditentukan dari penimbangan larutan baku.
Kesempurnaan reaksi ini ditandai dengan perubahan visual dari larutan (perubahan
warna atau terbentuknya endapan) yang diberikan indikator yang ditambahkan ke
dalam larutan yang akan dicari konsentrasinya sebelum titrasi dilakukan.
1. 2. 1 Larutan Asam dan Larutan Basa
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka.
Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer,
dll). Sedangkan pada larutan basa mempunyai rasa agak pahit dan bersifat kalistik
(licin seperti sabun). Larutan yang bersifat asam contohnya larutan cuka, air jeruk, air
aki, dll. Sedangkan larutan yang bersifat basa antara lain air kapur, larutan ammonia,
air abu, dll. Dalam air, asam akan melepaskan ion H+, sedangkan basa melepaskan ion
OH- .
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 1
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
1. 2. 2 Asam Asetat (CH3COOH)
O
Asam asetat atau asam etanoat yang mempunyai rumus struktur CH3 - C - OH,
merupakan suatu asam karboksilat. Yang kebanyakan dari asam karboksilat penting
secara biologis maupun komersial selain asam asetat, aspirin, asam oleat,
prostaglandin.
Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat ialah kesamaanya.
Dibanding dengan asam mineral seperti HCL dan HNO3 (pKa skitar 1 atau lebih
rendah). Hanya asam karboksilat, asam sulfonat (R - SO3H) dan alkil hidrogen sulfat
(RSO3H) yang merupakan kelompok - kelompok senyawa organik yang lebih asam
daripada asam karbonat (H2CO3), namun asam karboksilat yang paling lazim.
Kuat asam adalah suatu istilah yang menjelaskan sejauh mana ionisasi suatu
asam bronsted dalam air. Makin besar ionisasinya, maka makin banyak ion hidrogen
yang terbentuk dan makin kuat asam itu. Kuat asam dinyatakan Ka atau pKa. Kuat
asam dari asam asetat adalah 4,75 Ka.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada tiga golongan, merupakan golongan
yang memberikan sifat asam pada zat organik. Kebanyakan asam karboksilat
mempunyai konstan pengion antara 10-4 atau 10-6 sehingga mudah dititrasi. Konstan
pengion ini tidak lepas dari pengaruh kuat asam. Indikator yang digunakan harus
punya trayek pH di daerah basa. Adapun cara - cara penitaran adalah sebagai berikut :
a. Titrasi asam - basa (asidimetri - alkalimetri)
Reaksi dasar dalam titrasi asam - basa adalah netralisasi / penetralan, yaitu
reaksi asam basa yang dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
H+ + OH- H2O
Bila diukur berapa ml larutan asam tertentu diperlukan untuk menetralkan larutan
basa (kadarnya atau titrannya), maka pekerjaan itu disebut sabagai asidimetri
sedangkan penitaran sebaliknya, asam dengan basa yang titarnya diketahui disebut
alkalimetri.
b. Titrasi oksidimetri / permanganometri
Dalam golongan ini termasuk penitaran - penitaran dengan kalium permanganat
(KmnO4), kadang - kadang digunakan pengoksidasi lain misalnya kalium dikromat,
serium (IV) sulfat, dsb.
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 2
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
c. Titrasi reduktometri / iodimetri dan iodometri
Yang dimaksud dalam golongan ini adalah titrasi dengan iodin (iodimetri) atau
dengan thio (iodometri). Zat - zat yang bersifat pereduksi, dapat langsung dititar
dengan iodin.
d. Titrasi / penitaran pengendapan (presipitasi)
Dasar penitaran pengendapan adalah reaksi - reaksi yang menghasilkan endapan yang
sukar larut. Yang termasuk balam golongan ini antara lain argentometri yaitu
penitaran berdasarkan pengendapan ion klorida, iodida atau bromida dengan AgNO3
yang titarnya diketahui.
e. Titrasi / penitaran kompleksometri
Dasar penitaran komleksometri adalah terbentuknya senyawa rangkai (kompleks)
yang mantap dan larut dalam air, bila larutan baku bereaksi dengan kation - kation
yang sedang diuji.
1. 2. 3 Metode Titrimetrik
Suatu metode titrimetrik untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia
seperti :
aA + tT Produk
dimana molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensia T. Reagensia T yang
disebut titran ditambah sedikit demi sedikit (biasanya dari dalam buret) dalam bentuk
larutan yang konsentrasinya diketahui. Larutan yang kedua ini disebut larutan standar
dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu proses yang disebut standarisasi.
Penambahan titran diteruskan sampai telah dimasukan sejumlah T secara kimia
dengan A. Maka telah dikatakan telah tercapai titik ekuivalen dari titrasi itu. Untuk
mengetahui penambahan titran itu harus dihentikan, maka ahli kimia itu dapat
menggunakan suatu zat yang disebut indikator yang menanggapi munculnya,
kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat
tepat pada titik ekuivalen. Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna
disebut titik akhir. Tentu saja didinginkan agar titik akhir dengan sedekat mungkin
dengan ekuivalen.
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 3
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
1. 2. 4 Larutan Standar
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti, atau
dapat pula diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menetapkan
konsentrsi larutan standar sekunder atau larutan yang harga konsentrasinya masih
dapat berubah karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian maka dikenal ada dua
jenis larutan :
1. Larutan standar primer (primary standart solution)
2. Larutan standar sekunder (secundary standart solution)
Sedangkan proses penetapan konsentrasinya (biasanya dalam bentuk sistem
kenormalan) larutan standar sekunder dengan menggunakan larutan standar primer
disebut proses standarisasi. Kemudian reaksi antara titran dengan zat yang dipilih
sebagai standar primer harus memenuhi beberapa syarat untuk analisa titrasi
volumentri, yaitu :
1) Harus mudah didapat dalam bentuk murni atau dalam keadaan kemurnian yang
konsentrasinya diketahui dengan harga yang wajar.
2) Zat itu harus tetap, tidak berkurang beratnya jika terkena udara, garam - garam
hidratnya biasanya tidak dipergunakan sebagai standar primer.
3) Mempunyai bobot ekuivalen tinggi agar dapat mengurangi konsentrasi
kesalahan pada saat penimbangan.
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 4
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
METODOLOGI
2. 1 ALAT DAN BAHAN
2. 1. 1 Alat yang digunakan
2. 1. 2 Bahan yang digunakan
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA
Nama alat Banyak Spesifikasi Keterangan
Erlenmeyer 2 buah 250 ml Baik
Buret 1 buah 50 ml Baik
Pipet volume 1 buah 10 ml Baik
Bulp 1 buah - Baik
Statif dan klem 1 buah - Baik
Pipet ukur 1 buah 10 ml Baik
Corong 1 buah - Baik
Gelas kimia 2 buah 250 ml Baik
Labu ukur 1 buah 250 ml Baik
Pipet tetes 1 buah - Baik
Nama bahan Satuan jumlah
Sampel asam cuka dagangan ml 3
Indikator PP ml 0,5
Larutan NaOH 0,1 N ml -
Aquadest ml -
5
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
2. 1. 3 Safety alat dan bahan
1) Menggunakan jas lab dalam praktikum untuk keselamatan dan kenyamanan
praktikan.
2) Menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan
bahan-bahan bersifat korosif, pekat, dan sebagainya.
3) Menggunakan masker untuk menghindari gas-gas yang bersifat toxic dan
sejenisnya.
2. 2 PROSEDUR KERJA
Memipet 10 ml larutan cuka dagangan dengan pipet ukur kemudian memasukkan ke
dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas
Memipet 10 ml larutan yang telah diencerkan tersebut dengan menggunkan pipet volume,
lalu memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan menambahkan 3 tetes indikator PP
Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari
bening sampai menjadi warna merah muda dan melakukan percobaan secara duplo
Mencatat volume penitar yang digunakan dan menghitung kadar asam asetat yang
terdapat dalam cuka dagangan yang digunakan
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 6
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3. 1 DATA PENGAMATAN
Merk sampel
cuka
Volume cuka encer Volume NaOH 0,1 NPerubahan warna
Simplo Duplo Simplo Duplo
Segitiga 79 10 ml 10 ml 11,4 ml 11,4 ml Bening - Merah muda
Maya 10 ml 10 ml 47,6 ml 47,4 ml Bening - Merah muda
Dixi 10 ml 10 ml 48 ml 48,5 ml Bening - Merah muda
3. 2 PEMBAHASAN
Dalam percobaan penentuan kadar asam asetat yang terdapat dalam cuka, kami
menggunakan tiga merek sample cuka yang terjual di pasaran antara lain: cuka
”Maya”, ”Dixi”, ”Segitiga 79”. Tujuannya adalah untuk membandingakan dari ketiga
merek tersebut yang kandungan asam asetatnya jauh lebih tinggi dari pada yang
lainnya, dengan demikian mengetahui jenis yang baik untuk dikonsumsi oleh
masyarakat.
Pengenceran cuka bertujuan agar jumlah kandungan ion asam asetat di dalam
larutan sedikit berkurang, dengan demikian mempercepat pada saat titrasi. Karena
basa kuat hanya mengubah sejumlah kecil ion asam asetat. Sehingga pengenceran
juga bermanfaat untuk menghemat bahan kimia yang digunakan untuk titrasi.
Titrasi oleh basa kuat menyebabkan larutan hasil titrasi sedikit bersifat basa,
karena basa kuat dominan dibandingkan asam asetat yang lemah. Titrasi dibantu oleh
suatu larutan petunjuk yaitu indikator fenoftalein yang jangkauan pH antara 8-9,4.
Pada saat ion basa kuat yang dalam hal ini adalah NaOH (Natrium hidroksida)
mengubah semua ion asam asetat yang terdapat dalam erlenmeyer, maka indikator
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 7
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
akan berubah warna menjadi merah muda sebab telah terjadi titik kesetaraan antara
ion basa kuat dengan ion asam asetat dalam erlenmeyer. Titrasi pada masing-masing
sample dilakukan sebanyak dua kali atau duplo bertujuan agar diperoleh data yang
akurat. Titrasi secara duplo dikatakan berhasil apabila diperoleh data mengenai
volume penitar basa kuat yang tidak terlalu berbeda sebesar 0,1 bahkan dapat saja
sama.
Sebelum melakukan percobaan, perlu melakukan standarisasi larutan NaOH
yang digunakan sebagai penitar dengan tujuan memastikan konsentrasi NaOH
mengenai kebenaran yang tertulis pada label. Standarisasi menggunakan asam
karboksilat (C2H2O4 ) yang merupakan asam lemah yang tidak terpengaruh oleh
lingkungan. Standarisasi melalui proses titrasi, sebagai penitar asam karboksilat yang
dibantu oleh indikator fenoftalein.
Kandungan asam asetat dalam masing-masing sample sebesar 28.500 gram/100mL
pada cuka ”Maya”. Dan 6.840 gram/100mL pada cuka ”79”. Serta 28.950
gram/100mL pada cuka ”Dixi”. Artinya adalah di dalam 100mL cuka ”Maya”
terdapat 28.500 gram asam asetat. Demikian pula pada sample yang lainnya. Maka
kandungan asam asetat dalam cuka “ 79 “ adalah yang paling rendah.
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 8
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan pratikum kadar asam asetat dalam cuka yang beredar di pasaran,
dapat disimpulkan bahwa :
1) Kadar asam asetat pada cuka merk "maya" sebesar 28500 gr/100ml
2) Kadar asam asetat pada cuka merk "dixi" sebesar 28950 gr/100ml
3) Kadar asam asetat pada cuka merk "segitiga 79" sebesar 6840 gr/100ml
4. 2 SARAN
1) Pratikan harus mengerti dan memahami pratikum yang akan dilakukan
2) Pratikan harus teliti dalam melihat perubahan warna pada saat titrasi
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 9
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michael. 2003. Kimia 2000 Jilid 2B. Jakarta: Erlangga
Team Laboratorium Kimia Dasar. 2007. Penuntun Pratikum Proses Kimia Terapan.
Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda
Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 10
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 11
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Konsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr 10 10
Penentuan kadar asam asetat dalam cuka merk "maya"
Percobaan IKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 47,6 x 60 gr 10 10
= 28560 gr/100ml
Percobaan IIKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 47,4 x 60 gr 10 10
= 28440 gr/100ml
Rata - rata konsentrasi asam asetat = 28560 + 284402
= 28500 gr/100ml
Penentuan kadar asam asetat dalam cuka merk "dixi"
Percobaan IKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 48 x 60 gr 10 10
= 28800 gr/100ml
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 12
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
Percobaan IIKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 48,5 x 60 gr 10 10
= 29100 gr/100ml
Rata - rata konsentrasi asam asetat = 28800 + 291002
= 28950 gr/100ml
Penentuan kadar asam asetat dalam cuka merk "segitiga 79"
Percobaan IKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 11,4 x 60 gr 10 10
= 6840 gr/100ml
Percobaan IIKonsentrasi asam asetat = 100 x 100 x 0,1 x A x 60 gr
10 10
= 100 x 100 x 0,1 x 11,4 x 60 gr 10 10
= 6840 gr/100ml
Rata - rata konsentrasi asam asetat = 6840 + 6840 2
= 6840 gr/100ml
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 13
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
LAMPIRAN GAMBAR ALAT
erlenmeyer corong gelas kimia
labu ukur pipet volume + bulp pipet tetes
buret + statif pipet ukur + bulp
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 14
KADAR ASAM ASETAT DALAM CUKA
POLITENIK NEGERI SAMARINDA TEKNIK KIMIA 15
top related