penerapan karakter ia:las pada pembelajaran drill …
Post on 15-May-2022
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN K A R A K T E R ia:LAS PADA PEMBELAJARAN DRILL BERBASIS KOMPUTER PADA M A T A KULIAH TEKHNIK PENGOLAHAN
DATA (TPD) BISNIS
R M . Riadi Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP UR
Hp. 085265633211
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendidikan karakter bisa diterapkan pada model pembelajaran Drill berbasis komputer pada mata kuliah tekhnik pengoiahan data. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang melibatkan 41 orang mahasiswa pada kelas pendidikan akuntansi sub program studi pendidikan ekonomi. Dalam hal ini siklus penelitian adalah sebanyak 2 (dua) sikius dengan terdiri dari masing-masing 2 (dua) kali pertemuan. Dari hasil penelitian dapat disimpuikan bahwa terdapat ketuntasan belajar secara individual dan klasikal pada mata kuliah Tekhnik Pengoiahan Data (TPD) Bisnis sudah berjalan baik. Di samping itu pula terdapat nilai-nilai karakter pendidikan yang muncul seperti kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kerjasama, saling menghormati, kepercayaan, apresiasi kebhinekaan serta semangat belajar dan bekerja. Nilai-nilai karakter tersebut bisa dibina dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ada.
Kata Kunci : Model Drill, Pendidikan Karakter
ABSTRACK
This research aimed to know implementation character education could develop with education model "Drill. This research is Classroom Action Research that involve 41 students at Accounting Education. This research consist of 2 (two) research cycle. The result of research can make conclussion that mastery learning individually and mastery learning classically could implemented with well. Besides that, value of character education that lecturer show are honest, responsibility, concern, cooperate, respect each other, trustly, hhineka appreciate and spirit of learn. That character education can he fostered by pay attention to the exist rules.
PENDAHULUAN
Salah satu misi mewujudkan visi Bangsa Indonesia masa depan telah termuat
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim
pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia,
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan
1
bertanggungjawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia Terlihat dengan jelas
G B H N mengamanatkan arah kebijakan di bidang pendidikan yaitu: meningkatkan
kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan
tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal
terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan; memberdayakan
lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan
nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan
masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.
Sementara itu, Undang-Undang No. 20 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berdasarkan hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi,
sarana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada
pembentukan watak dan budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan
yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak
yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak usia
sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai
2
dirintis melalui pendidikan karakter bangsa yakni meialui calon pendidiknya. Dalam
pemberian pendidikan karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat.
Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa pendidikan karakter
bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua,
pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn,
pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga,
pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Program Studi Pendidikan Ekonomi adalah saiah satu program studi yang ada
pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau (FKIP-UR) yang
menciptakan calon tenaga kependidikan dan atau calon tenaga pengajar. Oleh sebab
itu pendidikan berkarakter haruslah dimasukkan ke dalam silabus yang akan
diajarkan kepada mahasiswa yang ada. Hal ini tidak lain guna penciptaan nilai
pendidikan karakter di saat moral bangsa sedang mengalami kemerosotan.
Disamping itu pula Progam Studi Pendidikan Ekonomi rata-rata tenaga pengajamya
yakni sebanyak 50% masih ada yang merupakan iulusan ilmu mumi dalam artian
bukan dari ilmu pendidikan sehingga perlu adanya pengembangan pengajaran.
Mata kuliah TPD Bisnis merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan
komputer. Di dalam pengoiahan datanya harus dilaksanakan secara praktik dan tidak
sekedar teori saja. Hal ini tentu saja cukup menyita waktu, sehingga dosen dalam hal
ini harus menyiapkan konsep pembelajaran yang baik dan secara sistematis. Dalam
hal ini pengoiahan data yang diajarkan menggunakan komputer, sehingga
memudahkan kerja baik mahasiswa maupun dosen. Di dalam proses
pembelajarannya, dosen menggunakan metode Drill.
3
Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara
berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Metode ini sering digunakan ketika ingin
mengajarkan keterampilan motorik maupun mental. Keterampilan motorik merupakan
keterampilan dalam menggunakan alat misalnya terampil penggunaan komputer.
Keterampilan mental, antara lain meliputi keterampilan menafsirkan, mencocokkan,
menghitung dan mengevaluasi (Ramayulis, 2006: 11).
Dari sisi mahasiswa, metode drill menguntungkan mahasiswa, karena
mahasiswa diberikan pemahaman secara bertahap, sehingga dapat lebih melekat
dalam pikiran siswa. Di dalam kelas, mahasiswa menjadi lebih aktif, karena ia harus
mengerjakan latihan, di rumah pun demikian. Tetapi perlu diwaspadai jangan
sampai memberikan latihan yang berlebih kepada siswa, khususnya yang bersifat
Pekerjaan Rumah (PR). Karena, bukan hanya TPD bisnis saja yang memberikan PR,
mata pelajaran lainpun memberikan PR.
Hasil penelitian Muradi (2006) menyimpulkan adalah metode drill (latihan
siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar
menguasai pelajaran dan terampil. Hal ini didukung oleh Sutarman (2009) yang
menyimpulkan bahwa di dalam penelitiannya, metode Dri l l dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Menurut Rusman (2011), model Drill disajikan berdasarkan ;
- Penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat
tertentu dari kemampuan dan performance mahasiswa
- Siswa mengerjakan soal-soal latihan
- Program merekam penampilan siswa, mengevaluasi, kemudian
memberikan umpan balik.
4
Hasil pembelajaran drill berkesesuaian dengan pendapat Roestiyah N . K
(2008:125), salah satu kelebihan metode drill adalah dapat menimbulkan rasa
percaya diri bahwa peserta didik yang berahsil dalam belajar telah memiliki suatu
keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari. Di samping itu,
pembelajaran komputer berbasis Drill ini menggunakan pendidikan karakter.
Tujuannya adalah bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang baik tanpa
mengenyampingkan nilai-nilai anak didik yang akan dihasilkan sesuai dengan kaidah
Pancasila. Paterson dan Seligman, mengidentifikasikan 24 jenis karakter yang baik
atau kuat {character strength). Sementara peringkat karakter C E O I D E A L
mengembangkan beberapa karakter yang menjadi pilihan untuk dibudayakan antara
lain adalah : honest, foward looking,competent, inspiring, intelligent, fair-minded,
broad minded, supportive, straightfoward,dependable, cooperative, determined,
imaginative, ambitious, courageous, caring, mature,loyal, self-controlled,
independent (Zuchdi,2009:44).
Namun demikian, sebagaimana dijelaskan oleh Cede Raka dari berbagai jenis
karakter, untuk Indonesia ada lima jenis karakter yang sangat penting dan sangat
mendesak dibangun dan dikuatkan sekarang ini, yaitu: kejujuran, kepercayaan
diri, apresiasi terhadap kebhinnekaan, semangat belajar, dan semangat kerja.
Karakter ini sangat diperlukan sebagai modal dasar untuk memecahkan masalah
besar yang menjadi akar dari kemunduran bangsa Indonesia selama ini, yaitu
korupsi, konflik horizontal yang berkepanjangan, perasaan sebagai bangsa kelas dua,
semangat kerja dan semangat belajar yang rendah (Raka, 2007). Diantara kelima
jenis karakter tersebut kejujuran sebagai salah satu karakter yang sangat penting,
tetapi justru mulai melemah dalam kehidupan individu dan masyarakat kita.
5
Padahal, nilai ini dianggap sangat penting dalam berbagai hal dan segala
segmen dalam kehidupan. Nilai ini juga dijadikan salah satu hal kunci sukses
seseorang, bahkan selevel CEO sekalipun nilai ini dianggap yang paling penting. Jika
kita melihat formulasi Stephen Covey dalam buku Speed of Trust tentang Hasil kerja
, dia merumuskan bahwa Result (Rl ) adalah Initiave (I) dikalikan Execution (E) (Rl
= I X E), jika komponen ini kemudian ditambah nilai kejujuran maka proses eksekusi
atau pelaksanaan semakin cepat dalam hal ini formula menjadi R l = I x E x T
(Trust). Nilai kejujuran merupakan nilai fundamental yang diakui oleh semua orang
sebagai tolak ukur kebaikan seseorang dalam kehidupan sehari - harinya,
bagaimanapun pintarnya , bagaimanapun berwibawa dan bijaksanannya seseorang
jika dia tidak jujur pada akhirnya tidak akan diakui orang sebagai pemimpin yang
baik atau bahkan di cap menjadi manusia yang tidak baik. Untuk itu marilah kita
menjadikan nilai kejujuran menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan (Yasa,
2009).
Menghargai kebhinekaan adalah sikap positif yang harus dibangun dalam diri ,.
semua warga Indonesia. Perbedaan bukan sumber konflik tetapi sebagai bagian
kekayaan modal budaya yang seharusnya dapat dikelola sebagai potensi bagi
pengembangan karakter bangsa yang berbudaya. Sikap saling menghargai dan
menghormati harus dibangun sejak usia dini. Pendidikan berbasis budaya harus
mulai digalakan kembali dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Negara harus
memperhatikan potensi budaya sebagai sumber kekuatan untuk membangun identitas
sosial di tengah percaturan dan kekuatan budaya global. Nilai kearifan lokal harus
digali kembali sebagai kekuatan budaya yang mampu menggerakan dimensi mora!
dalam tatanan masyarakat.
6
Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan
dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias "sakti".
Rasa percaya diri yang tinggi sebenamya hanya merujuk pada adanya beberapa
aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi,
yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman,
potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Dalam
kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat perlu dibangun sebuah konunitas
manusia pembelajar yang selalu termotivasi untuk menjadikan belajar sebagai bagian
dari dinamika kehidupannya yang tak pernah berhenti. ^'Life long education''' perlu
dibangun dalam pikiran semua orang Indonesia yang sudah tentu harus didukung
oleh negara dengan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk benar-benar
dapat belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tertinggi. Semangat belajar tidak
cukup sebagai "slogan", tetapi yang terpenting adalah dibangun "conditioning" bagi
semua orang untuk senang dan bersemangat untuk belajar.
Semangat bekerja menjadi modal penting bagi pembangunan perekonomian
bangsa ini. Melalui etos kerja dapat dibangun sebuah "spirit" untuk mengembangkan
dinamika ekonomi melalui berbagai cara-cara yang kreatif dan inovatif dalam
persaingan industri dunia. Bangsa Indonesia sudah waktunya menanamkan etos kerja
melalui " spirit kewirausahaan" sehingga setiap orang mempunyai peran untuk
berkreasi dan berusaha kreatif dalam memperbaiki perekonomian yang semakin
melemah dalam persaingan global. Sosialisasi ke lima jenis karakter ini hendaknya
menjadi tema pembangunan pada tataran nasional dan tidak hanya pada tataran
7
individual saja . Oleh karena itu penerapan pendidikan karakter bersifat holistik dan
kontesktual pada masing-masing tataran kehidupan harus disosialisaskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
komputer berbasis Drill tanpa mengeyampingkan pendidikan berkarakter bisa
dilaksanakan secara efektif pada mata kuliah TPD Bisnis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
komputer berbasis Drill tanpa mengeyampingkan pendidikan berkarakter bisa
dilaksanakan secara efektif pada mata kuliah TPD Bisnis.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan pada kelas Pendidikan Ekonomi sub program studi Akuntansi semester
IV (Empat) yang diikuti oleh sebanyak 34 orang mahasiswa. Rancangan PTK ini
terdiri dari 2 (dua) siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Masing-masing
siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan syarat terdapatnya ketuntasan
belajar secara individu besar sama dengan 70%. Peserta didik dikatakan belajar
secara individu apabila memperoleh persentase daya scrap individu besar sama
dengan 70%. Adapun rumusan persentase daya serap individu adalah ;
% Daya Serap Individu = ^l^^r yang <iiperoleh peserta ^ ^ SkormaksimaXniiai
Sedangkan peserta didik dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila
memperoleh persentase nilai besar sama dengan 85%. Adapun rumusan ketuntasan
belajar secara klasikal adalah ;
„ , ^ n / • ,M •; J jumXahMahasisviayang tuntas ^nnn/ % Ketuntasan Belajar Klasikal = ——;—f—^ x 100%
•' Jumlah Seluruh Siswa
8
Sedangkan untuk indikator pendidikan berkarakter digunakan lembar
observasi sebagai berikut;
1) Instrumen menilai perilaku
Untuk menilai kondisi awal digunakan instrumen 1 dibawah ini. Dalam hal
ini mahasiswa dimohon untuk secara jujur mengisi kondisi awal yang terkait dengan
nilai-nilai karakter yang sudah dimiliki secara mantap ataupun sedang dalam proses
pembentukan.
Tabel 1. Penilaian Kondisi Pra Tindakan/Pasca Tindakan
Kode Nilai Karakter Kondisi Kode Nilai Karakter Stabil Cukup Sedang
A Kejujuran B Tanggung Jawab C Kepedulian D Kerjasama E Saling Menghormati F Kepercayaan G Apriasi Kebhinekaan H Semangat belajar dan bekerja
Keterangan :
STABIL = nilai tersebut sudah kuat dan melekat dalam diri mahasiswa, sehingga
mahasiswa tidak bisa meninggalkan kegiatan tersebut dalam situasi
dan kondisi apapun. (<80%-100%)
C U K U P = nilai tersebut sudah ada dalam diri mahasiswa, tetapi belum begitu
kuat sekali sehingga dalam situasi dan kondisi tertentu mahasiswa
masih melakukan perilaku yang belum menggambarkan nilai-nilai
tersebut. (>59%-80%)
K U R A N G = nilai tersebut belum ada / masih dalam proses untuk mahasiswa miliki
sampai hari ini sehingga dalam situasi dan kondisi tertentu mahasiswa
9
masih mengalami kesulitan untuk mengekpresikan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai tersebut. (<60%)
Tabel 2. Deskripsi Nilai Karakter
Kode Nilai Karakter Deskripsi A Kejujuran Perilaku yang terkait dengan
kebiasaan mengatakan kebenaran fakta sesuai dengan kondisi yang sebenamya.
B Tanggung Jawab Perilaku yang menunjukkan adanya respon dan komitmen terhadap pekerjaan.
C Kepedulian Perilaku yang menunjukan adanya komunikasi yang empatik kepada siapapun dan dalam kondisi apapun.
D Kerjasama Perilaku yang menunjukkan kemampuan untukbbekerja dengan pihak lain dalam mencapai tujuan bersama.
E Saling Menghormati Perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk menghargai pihak lain dalam situasi dan kondisi apapun.
F Kepercayaan Perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk bermanfaat bagi orang lain.
G Apriasi Kebhinekaan Perilaku yang menunjukkan kemampuan untuk menghargai perbedaan dalam kebersamaan .
H Semangat belajar dan bekerja Perilaku yang menunjukkan optimisme dalam mencapai prestasi untuk tujuan belajar atau tujuan bekerja
2) Instrumen observasi
Dalam penelitian ini digunakan juga penilaian terhadap proses dan produk
yang dihasilkan oleh mahasiswa. Penilaian pada proses dilakukan selama proses
pembelajaran secara terintegrasikan juga melakukan pendidikan karakter. Adapun
lembar observasi dilakukan ada dua yakni lembar observasi yang menilai hasil
10
kegiatan selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dan observer pada
setiap siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam hal ini mata kuliah TPD bisnis diikuti oleh 41 orang mahasiswa, 3
orang atau sebesar 7% berjenis kelamin Pria dan 93% atau 38 orang berjenis kelamin
wanita
Ferencanaan
Pada siklus pertama ini adapun perencanaan yang dilaksanakan adalah ; (a)
peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada mahasiswa dengan menggunakan
pembelajaran berbasis komputer model Drills, (b) membuat rencana pembelajaran
berbasis komputer model Drills, (c) membuat contoh soal sesuai dengan materi yang
akan diberikan, (d) membuat instrumen yang akan digunakan dalam PTK dan (e)
membuat alat evaluasi pembelajaran.
Pelaksanaan
Gambar I. Persentase Peserta Didik Mata Kuliah TPD Bisnis
Pada pertemuan pertama siklus pertama dihadiri oleh 39 orang mahasiswa, 2
orang diantara tidak hadir tanpa adanya berita. Pelaksanaan pada pertemuan pertama,
peneliti menganggap belum berhasil. Hal ini disebabkan karena adanya mahasiswa
yang masih tidak siap dalam pemberian materi yang ada. Pada pertemuan pertama,
peneliti mengajarkan materi masalah Korelasi disertai dengan contoh soal. Hanya
saja dalam proses pembelajaran terdapat masalah kekurangan komputer, sehingga
nilai karakter pendidikan yang diharapkan dari mahasiswa belum muncul begitu
banyak.
Pada pertemuan kedua siklus pertama dihadiri oleh 41 orang mahasiswa.
Pada pelaksanaan pertemuan kedua, peneliti menganggap penelitian P B M sudah
cukup berhasil. Penulis dalam hal ini memberikan materi tentang regresi berganda.
Materi ini memang cukup berat bagi mahasiswa, karena diperlukan pemahaman
secara bertahap. Oleh karena itu, penulis membagi materi regresi ini kedalam dua
pertemuan. Pada pertemuan pertama siklus kedua ini, penulis mengajarkan lebih
dalam mengenai uji asumsi klasik yakni uji normalitas data, uji heterokedasistas
maupun uji autokorelasi. Penyebab materi dipecah karena waktu pengajaran yang
terlalu singkat, sedangkan pertanyaan yang dijawab oleh dosen dari mahasiswa
cukup banyak.
Pada pertemuan pertama, siklus kedua ini dihadiri oleh 41 orang mahasiswa.
Penulis dalam hal ini memberikan materi tentang regresi berganda. Pada materi ini
dosen menerangkan tahap-tahap analisis data menggunakan regresi berganda. Dosen
harus mengulangi beberapa kali karena mahasiswa masih yang kurang mengerti
tahap-tahap pelaksanaan.
12
Pada pertemuan kedua, siklus kedua ini dihadiri oleh 41 orang mahasiswa.
Penulis dalam hal ini memberikan materi tentang regresi berganda. Materi
merupakan lanjutan dari regresi berganda, karena diperlukan pemahaman secara
bertahap. Oleh karena itu, penulis melanjutkan materi regresi berganda ini kedalam
yakni masalah uji F dan uji t. Pada pertemuan kedua siklus kedua ini, penulis
merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama, sehingga apabila mahasiswa tidak
mengikuti pertemuan pertama siklus kedua, maka akan mengakibatkan kesalahan
didalam persepsi penggunaan regresi berganda. Pada pelaksanaan pertemuan kedua,
peneliti menganggap penelitian P B M sudah berhasil, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan nilai yang ada.
Perkembangan nilai daya serap individual mahasiswa dapat dilihat pada tabel
3. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi
sebesar 20,65% dari siklus pertama ke siklus kedua. Hal ini disebabkan karena
materi yang diberikan oleh mahasiswa cukup menarik, materi yang ada berhubungan
dengan penelitian yang selalu dilakukan oleh mahasiswa ketika menulis skripsi.
Pada minat terjadi peningkatan sebesar 3,44% pada sikius kedua jika
dibandingkan pada siklus pertama. Peningkatan minat disebabkan materi yang ada
menarik dan mahasiswa tertarik untuk mempraktekkan misalnya dengan uji
normalitas data akan dapat diketahui data apakah berdistribusi normal atau tidak.
Jika data tidak berdistribusi normal, lalu hal apa sajakah yang harus dilakukan guna
melaksanakan penormalan data penelitian tersebut.
13
Tabel 3. Perkembangan Nilai Daya Serap Individual Mahasiswa
No Pengamatan Siklus I
Rerata Siklus II
Rerata No Pengamatan P I PlI
Rerata FIJI PIV
Rerata
1 Penguasaan Materi 61,54 72,19 66,87 73,17 88,19 80,68
2 Minat 82,32 85,77 84,05 84,15 91,72 87,94
3 Perhatian 79,27 88,13 83,70 80,49 93,51 87,00
4 Partisipasi 68,88 75,11 72,00 81,71 98,19 89,95
Sumber: Data Olahan, 2012
Pada perhatian, terdapat peningkatan sebesar 3,94%. Perhatian berkaitan
dengan minat, jika minat tinggi maka perhatian juga akan tinggi. Perhatian
mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan disebabkan karena adanya
pengetahuan baru yang dimiliki oleh mahasiswa. Pengetahuan baru tersebut tidak
hanya dilaksanakan secara teori saja, tetapi juga secara aplikasinya juga.
Pada komponen partisipasi terjadi peningkatan sebesar 24,93%. Hal ini
disebabkan dosen pada setiap habis mengajar mengadakan evaluasi dengan memberi
contoh lalu memberi soal dan lalu kepada mahasiswa ditanyakan jawaban dari
analisis data yang telah dilaksanakan.
Dari gambaran tersebut dapat disimpuikan bahwa jika dilihat dari daya serap
mahasiswa secara individual pada mata kuliah TPD Bisnis dimana tingkat ketuntasan
individualnya berada diatas rata-rata 70%.
Untuk tabel ketuntasan klasikal mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus pertama baik pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada tidaknya terdapatnya ketuntasan
klasikal. Sedangkan pada siklus kedua pada pertemuan dan kedua mengalami
ketuntasan klasikal, hal ini dapat dilihat dimana persentase ketuntasan klasikal
berada diatas 85%).
14
Tabel 4. Ketuntasan Klasikal
N Pengamatan Siklus 1
Rerata Ket Siklus 11
Rerata Ket 0 Pengamatan PI P l l
Rerata Ket P i l l PIV
Rerata Ket
1 Jumlah 2523 3000 2761,5 3450 3475 3462,5
2 % Ketuntasan Klasikal 51,22 73,17 62,20 BT 87,8 93,68 90,74 T
3 Jumlah Mahasiswa yang tidak tuntas 20 11 5 3
Ket: T = Tuntas BT = Belum Tuntas
Tabel 5. Nilai Karakter Kelas
Kode Nilai Karakter Siklus I Siklus 11
PI FII PHI PIV
A Kejujuran 60% 70% 85% 95% B Tanggung Jawab 50% 75% 85% 95% C Kepedulian 50% 75% 85% 90% D Kerjasama 70% 75% 80% 95% E Saling Menghormati 75% 80% 85% 90% F Kepercayaan 40% 70% 85% 95% G Apriasi Kebhinekaan 50% 75% 80% 90% H Semangat belajar dan bekerja 60% 75% 80% 90%
Rerata 57% 74% 83% 93%
Sumber: Data Olahan, 2012
Observasi
Pada tahap observasi ini, penulis meneliti tentang pendidikan karakter pada
kategori kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kerjasama, saling menghormati,
kepercayaan, apresiasi kebhinekaan serta semangat belajar dan bekerja. Pada tahap
kejujuran pada siklus pertama nilainya masih rendah. Penyebabnya ketika tugas
diberikan mahasiswa masih ada yang bekerjasama dalam artian negatif. Mahasiswa
cenderung masih ada yang menggunakan prinsip 'copy-paste'. Akan tetapi hal ini
bisa diketahui melalui pemeriksaan tugas baik secara data maupun analisis data.
Dengan demikian dosen memberikan sanksi baik yang menyontek maupun yang
15
memberikan contekan berupa tugas. Sehingga dengan demikian akan menjadi contoh
serta memberikan efek jera kepada mahasiswa.
Demikian juga dengan tanggung jawab terhadap tugas, kepedulian terhadap
teman juga mengalami peningkatan. Meskipun pada siklus pertama kepedulian
terhadap teman tinggi dengan memberikan 'file' tugas secara keseluruhan. Demikian
pula dengan kerjasama mengalami peningkatan, dalam hal ini kerjasama telah
mengalami peningkatan karena soal yang diberikan sama, hanya data saja yang
berbeda. Yang berarti tekhnis pekerjaan sama, hanya jawabannya saja yang akan
berbeda.
Pada aspek saling menghormati dan kepercayaan juga bisa dikembangkan
pada pengajaran TPD Bisnis. Aspek saling menghormati timbul dengan dosen
memberikan tugas kepada masing-masing mahasiswa dan mempresentasikan
hasilnya. Sementara teman mempresentasikan, teman-teman yang lainnya
memperhatikan dengan seksama dan memberikan kritikan atau masukan. Dengan
demikian maka rasa kepercayaan diri mahasiswapun akan tumbuh.
Pada apriasi kebhinekaan, nilai yang ditimbulkan adalah menghargainya
adanya perbedaan. Dan teman-teman tidak boleh mencemooh teman lainnya ketika
maju mempresentasikan dan melakukan kesalahan. Dalam hal ini dosen memberikan
pengertian bahwa belajar dari yang salah lebih baik daripada tidak mau mencoba
sama sekali sehingga tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Dengan adanya kepercayaan diri dan kerjasama yang baik, maka dengan
demikian akan menimbulkan semangat belajar dan bekerja. Bahkan ketika dosen
mempraktikan contoh yang salah dan contoh yang benar serta contoh yang salah tapi
bisa dibenarkan maka mahasiswa akan lebih semangat lagi. Sehingga dalam
16
pembelajaran ini dosen yang kewalahan menghadapi pertanyaan dari mahasiswa,
bahkan waktu pertemuan sebanyak 2 SKS seringkali dilakukan.
Dari hasil paparan tersebut dapat disimpuikan nilai pendidikan karakter bisa
dimunculkan pada setiap aspek mata kuliah terutama pada mata kuliah TPD Bisnis.
Hanya saja yang menjadi catatan penting, tidak semua mata kuliah bisa
menimbulkan nilai pendidikan karakter yang sama.
Refleksi
Dalam hal ini refleksi yang diberikan oleh peneliti dalam hal ini adalah
bagaimana memotivasi mahasiswa agar belajar lebih giat. Selain itu juga terdapat
kendala pelaksanaan perkuliahan karena masih minimnya komputer sehingga dosen
berinisiatif meminjam laboraturium komputer fakultas dan diberikan. Sehingga
dengan demikian proses pembelajaran akan lebih baik. Di samping itu pula, seiring
dengan pelaksanaan PTK berbasis komputer model Dril l , dosen memberikan tugas
kepada mahasiswa secara spontanitas misalnya dengan menyuruh mahasiswa
mencari data minimal 30 lalu menetapkan rumusan masalahnya. Setelah itu dianalisis
apakah data itu normal atau tidak, mempunyai korelasi bahwa mempunyai pengaruh
jika menggunakan model regresi.
SIMPULAN
Dalam penelitian ini, penulis dalam praktek pelaksanaan pembelajaran
berbasis komputer menggunakan model Drills yakni dengan menggunakan contoh-
contoh mendekati pengoiahan data yang bersifat realita atau hal-hal yang biasa
dihadapi oleh mahasiswa sebelumnya. Pada siklus pertama proses P B M dianggap
belum berhasil meskipun nilai-nilai karakter telah mulai muncul. Pada siklus kedua.
17
nilai karakter sudah muncul bersamaan dengan perubahan metode P B M yakni
dengan pemberian tugas dan penunjukan pelaksanaan
SARAN
Penggunaan kurikulum berbasis karakter tanpa mengeyampingkan kompetensi
Iulusan juga harus diperhatikan, hal ini disebabkan agar nilai-nilai budaya bangsa
tetap bisa lestari. Selain itu perlu adanya peninjauan kembali terhadap kurikulum
yang ada guna memperbaiki kurikulum berbasis kompetensi dan berbasis pendidikan
karakter
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muradi. 2006. Pelaksanaan Metode Drill (Latihan Siap)Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Jumal Fikrah, Vol . 5 No. 1, Januari-Juni 2006, hal 1-13.
Raka, Gede. 2007. Pendidikan Membangun Karakter. Makalah, Orasi Perguruan Taman Siswa, Bandung 10 Februari 2007
Raksa, Teguh Yoga. . Arti Kejujuran,W\sAom from Expert, Rabu, 1 Juli 2009
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Roestiyah N . K . 2008. Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian. Get. 7. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusmadi. 2011. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta : Rajawali Pers.
Sutarman. 2009. Metode Drill untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak Tahun 2008/2009. Jurnal Pendidikan, ISSN 1979-6153, Vol . 2 No. 8, Nopember 2009.
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan , Yogyakarta ; Bumi Aksara
18
top related