penerapan media ajar animasi untuk meningkatkan hasil ......mata pelajaran tik kelas v semester i di...
Post on 26-Dec-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Penerapan Media Ajar Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran TIK Kelas V Semester I Di SD Negeri Ngajaran 3
SKRIPSI
Diajukan kepada
Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi guna memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Disusun oleh:
Bayu Aji Saputra (702010041)
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015
PENERAPAN MEDIA AJAR ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS V
SEMESTER I DI SD NEGERI 3 NGAJARAN
1Bayu Aji Saputra, 2Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si, M.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)bayuasr05@gmail.com,2)adriyanto.gundo@staff.uksw.edu
ABSTRACT
ICT in SD Negeri Ngajaran 3, in delivery of content still using the blackboard. So that
adversely an effects in the learning outcomes. Using animation learning media in the
learning process to improve student learning outcomes. This research used kualitatif
research with method class action (peneltian tindakan kelas (PTK) used two cycles. Media
used in this research was media animation created using Adobe Flash. The result of this
study indicated that there was an improvement in the students learning outcomes. The
improvement could be seen from cycle 1, the number of students who achieved the
comprehensiveness were 19 or about 73,1%, then in cycle 2 reached 20 students or about
76.9%. The students learning outcomes have exceeded the criteria of an action that has been
specified to 75%. By using media teaching animation in the learning process of TIK in fifth
grader of SD Negeri Ngajaran 3 could enhance students learning outcomes.
Keyword: Learning media, Animation, Learning outcomes
ABSTRAK
Pembelajaran TIK di SD Negeri Ngajaran 3 penyampaian materi masih menggunakan media
papan tulis sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Menggunakan media ajar
animasi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penelitian tindakan kelas (PTK)
menggunakan 2 siklus. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media animasi
yang dibuat menggunakan Adobe flash. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada peningkatan
pada hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dilihat dari siklus 1 nilai siswa yang mencapai
ketuntasan adalah 19 siswa atau sekitar 73,1%, kemudian pada siklus 2 mencapai 20 siswa
atau sekitar 76,9%. Hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang
telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Menggunakan media ajar animasi dalam proses
pembelajaran TIK pada kelas V di SD Negeri Ngajaran 3 dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Kata kunci : Media Ajar, Animasi, Hasil Belajar
1. Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga 2. Staff Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga
1
1. Pendahuluan
Perkembangan Teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat
ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global
menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan
teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran TIK di SD Negeri Ngajaran 3 dalam proses
pembelajaran guru menggunakan modul dan media papan tulis untuk menyampaikan
materi, sedangkan siswa hanya melihat yang digambarkan di papan tulis dan
mengerjakan tugas yang di instruksikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini
menjadikan siswa cepat bosan dan kurang memperhatikan sehingga berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran TIK SD Negeri
Ngajaran 3 pada tanggal 11 Juni 2015, sistem penilaian di sekolah tersebut
menggunakan grade (A, AB, B, BC, C), dimana dari setiap grade nilai ada range nilai
angka. Range A = 85-100, AB = 75-84, B = 65-74, BC = 55-64, dan C = 0-54,
sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu B. Hasil belajar siswa yang
memperoleh ≥ B (Nilai Kriteria Ketuntasan minimal) pada ulangan harian TIK pada
tahun ajaran 2014/2015 pada semester 1 60% siswa yang memperoleh ≥ B dan 40% <
B, di semester 2 siswa yang memperoleh ≥ B = 64% dan 36% masih < B dari jumlah
siswa di kelas V. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diperoleh belum
memenuhi kriteria yang di tentukan, sedangkan target KKM yang diharapkan dari
sekolah minimal 75% yang mendapatkan nilai ≥ B.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan adanya
perbaikan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi, yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan untuk memelihat aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran TIK, dari permasalahan yang diuraikan maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Media ajar animasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK kelas V di Sekolah Dasar
Negeri 3 Ngajaran.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama telah dilakukan oleh Yuasa Putu, dengan judul
“Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching And Learning Berbantuan Media
Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar IPA SD Gugus I Tampaksiring“. Dalam
penelitiannya hasil belajar IPA siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan dan
penggunaan media pembelajaran secara tepat, dalam hal ini dengan menggunakan
media animasi yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, dengan diterapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan media animasi
komputer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuasa Putu menggunakan model
pembelajaran konvensional diketahui hasil belajar didapat 30 siswa, bahwa 6 siswa
atau 20% memperoleh hasil kategori sangat baik, 20 siswa atau 66,7% memperoleh
hasil kategori baik, 4 siswa atau 13,3% memperoleh kategori cukup, setelah
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantuan
media animasi komputer, bahwa 23 siswa atau 76,7% siswa memperoleh nilai
kategori sangat baik, 5 siswa atau 16,7% memperoleh nilai kategori baik dan 2 siswa
atau 6,7% memperoleh nilai cukup.[1]
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sulisthia Sri juga melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media
Animasi Komputer Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V Di Sd Negeri 2 Manukaya Tahun Pelajaran 2013/2014“. Hasil yang
ditunjukan dalam penelitian ini data Motivasi dan Hasil belajar pada siklus I 69,4%
dan 71,6%, sedangkan pada siklus II 80,3% dan 80,62%, sehingga motivasi dan hasil
belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 10,9% dan 9,02% . Penelitian
yang dilakukan ini menjelaskan bahwa Penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan media animasi komputer pada mata pelajaran Matematika
secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2
Manukaya. Terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar persikus mengalami peningkatan,
mulai dari sedang hingga tinggi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan bantuan media animasi komputer baik
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar.[2]
Perbedaan dengan penelitian terdahulu media belajar yang dibuat dengan
menggunakan adobe flash yang dapat digunakan untuk membuat animasi yang terdiri
dari penggabungan gambar, button, text, suara dan movie clip, selain itu media yang
dibuat berbentuk tutorial yang dilengkapi dengan penjelasan berupa text dan mudah
digunakan. Penelitian ini juga menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang
digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Mata pelajaran TIK mencakup penguasaan keterampilan mengoperasikan ms.
Word. Materi yang digunakan penelitian ini adalah menu home, insert dan menu page
layout pada aplikasi pengolah kata. Tujuan dari materi tersebut siswa dapat
melakukan pengaturan ukuran halaman, menggunakan menu Bold, Italic, dan
Underline, menggunakan menu Font untuk mengubah jenis huruf, menggunakan
menu Left, Center, Right, dan Justify untuk meratakan kalimat, menggunakan menu
word art dan menggunakan menu clip art.
Fungsi Media sebagai perantara yang digunakan manusia untuk
menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau pendapat sehingga yang dikemukakan agar
dapat diterima oleh penerima yang dituju[3]. Penggunaan animasi dengan bantuan
komputer sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan dan dapat
menambah kesan realisme dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya
warna dan grafiks. Media animasi merupakan media yang berupa gambar yang
bergerak yang disertai dengan suara dan merupakan perkembangan dari IPTEK.
Penggunaan animasi tidak terlepas pada peran alat bantu komputer. Animasi dapat
diperoleh dengan melalui grafik tiga dimensi atau dua dimensi. Dari ulasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan media yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran.[4]
Kelebihan animasi seperti media-media lain mempunyai peranan yang
tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas
pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kelebihan animasi apabila
digunakan dalam bidang pendidikan: 1) Animasi mampu menyampaikan sesuatu
konsep yang kompleks secara visual dan dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau
kaitan mengenai suatu konsep atau proses yang kompleks lebih mudah untuk
dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan seterusnya membantu dalam proses
pemahaman. 2) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.
Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding
penggunaan media yang lain. Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama
kepada media yang bersifat dinamik dibanding media yang bersifat statik. 3) Animasi
digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara
maya. Ini utamanya untuk keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau tidak
dapat disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya yang tinggi. 4)
Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan.
Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang
pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses
mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu materi pelajaran atau
pesan yang ingin disampaikan oleh para pendidik. 5) Persembahan secara visual dan
dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses
penerapan konsep atau pun demonstrasi.[5]
Indikator aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menurut Paul B.
Diedrich dalam Sardiman mengklasifikasikan macam aktivitas belajar siswa antara
lain dapat digolongkan sebagai berikut: “1) Visual activities, yang termasuk di
dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demontrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain; 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi; 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato; 4) Writing activities, seperti misalnya: menulis
cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5) Drawing activities, misalnya:
menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6) Motor activities, yang termasuk di
dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7) Mental activities, sebagai contoh
misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan; 8) Emotional activities, seperti misalnya,
menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang,
gugup”.[6]
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif
(intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Penyampaian
materi oleh guru dikatakan berhasil jika terdapat perubahan positif pada siswa dan
siswa dapat diakatak berhasil pada proses belajarnya apabila hasil belajar yang
dicapainya maksimal. Teori tersebut dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah
suatu obyek untuk penilaian akhir dari proses pembelajaran yang telah dilakukan
berulang-ulang.[7]
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu siswa. Belajar juga dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman
yang diciptakan oleh guru.[8] Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh
guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.[9]
3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK), sebelum melakukan penelitian, berikut ini tahap penelitian :
Gambar 1. Tahap penelitian.[10]
Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang terdiri dari
observasi yaitu melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber
untuk melakukan penelitian, penyusunan strategi pembelajaran yang dilakuakan
dengan membuat perangkat pembelajaran RPP dan membuat media ajar animasi,
penerapan yaitu melakukan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan siklus 1
dan 2, pengolahan data dilakukan untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil
penelitian dilakukan untuk menulis laporan hasil penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau sering
disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yang
akan peneliti lakukan dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart, model ini
merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen,
yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang
berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal
Observasi
Penyusunan Strategi Pembelajaran
Penerapan
Pengolahan data
Penulisan hasil penelitian
ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama).[11]
Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis &Taggart.[11]
Gambar 2 siklus penelitian yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan disusun oleh peneliti dan guru mata
pelajaran, perencanaan yang dilakukan adalah membuat perangkat pembelajaran
seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Media ajar animasi yang digunakan
dalam penelitian mencakup cara menggunakan page layout, word art, clip art, font,
dan paragraf.
Media ajar animasi yang digunakan dalam penelitian ini dibuat menggunakan
Adobe falsh. Berikut tampilan media ajar yang digunakan dalam penelitian:
Gambar 3. Tampilan Media ajar animasi.
Gambar 3 adalah tampilan media ajar animasi yang digunakan untuk
menyampaikan materi, dari tampilan awal sampai tampilan soal. Media ini berisi
tampilan pembuka, tampilan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, tampilan
menu materi yang dapat memilih materi sesuai dengan yang akan diajarkan kepada
siswa, dan tampilan soal yang digunakan untuk mengevaluasi siswa selama proses
pembelajaran di kelas.
Tahap tindakan penelitian, rancangan model yang sudah disusun diterapkan
dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam dua kali
pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat sebelumnya,
setiap proses pembelajaran guru menggunakan media ajar animasi dalam
menyampaikan materi. Kegiatan observasi dilakukan saat penelitian berlangsung,
obsevasi dilakukan guna mengetahui ada tidaknya perubahan setelah dilakukan
tindakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui apakah yang terjadi telah sesuai
dengan perencanaan. Data dalam penelitian ini adalah data aktivitas siswa dan data
hasil belajar siswa.
Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari hasil refleksi dari
siklus pertama, jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus kedua dan
sudah sesuai dengan indikator keberhasilan, maka penelitian sudah bisa dihentikan
dan jika hasil belajar belum memenuhi indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan
pada siklus selanjutnya.
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
lembar observasi. Lembar observasi berisi indikator-indikator yang digunakan untuk
mengamati aktivitas belajar siswa saat diterapkan dalam proses belajar mengajar
menggunakan media ajar animasi oleh guru. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa
berdasarkan aktivitas belajar siswa oleh Paul B. Diedrich[6] dan ditunjukan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 1. Kisi-kisi observasi aktivitas belajar siswa di kelas.
No Kegiatan Aspek yang diamati
1 Visual
activities
Siswa memperhatikan demonstrasi materi yang disajikan oleh
guru.
2 Oral
activities
Siswa mengajukan pertanya kepada guru.
3 Listening
activities
Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru.
4 Motor
activities
Siswa melakukan kegiatan yang di instruksikan oleh guru.
5 Emotional
activities
Siswa bersemangat mengikuti kegiatan pelajaran.
Tabel 1 merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa di kelas berdasarkan aspek-aspek yang diamati.
Analisis data observasi penelitian dilakukan dengan menggunakan
percentages corrections.[12]
𝑁𝑃 =𝑅
𝑆𝑀 × 100%
Keterangan
NP : nilai persen yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh
SM : skor maksimum
Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes praktik. Tes
praktik dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes ini dilakukan guna
mengukur hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Data hasil belajar siswa ini
dianalisa dengan rata-rata nilai kelas, nilai maksimal dan minimal serta jumlah siswa
yang tuntas maupun tidak tuntas. Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan
ketentuan atau patokan suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak, selain itu yang
menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya
hasil belajar dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Apabila nilai hasil belajar siswa
yang didapat sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 65
mencapai 75% dari standar ketuntasan belajar minimal, maka dapat dikatakan
menggunakan media ajar animasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kriteria
keberhasilan kegiatan siswa ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Kriteria keberhasilan kegiatan siswa.[13]
Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian
>80% Sangat tinggi
>60%-79% Tinggi
>40-59% Sederhana
>20-39% Rendah
<20% Sagat rendah
Berdasarkan kriteria keberhasilan kegiatan siswa di atas, maka penelitian
dianggap berhasil jika kategori pencapian mencapai kategori tinggi.
4. Hasil dan Pembahasan
Pembelajaran dilaksanakan di dalam Lab. Komputer dan satu komputer
digunakan oleh 2 siswa. Penelitian dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan pada dua siklus. Siklus satu berlangsung dua kali pertemuan pada
tanggal 27 Agustus dan 3 September 2015. Pada pertemuan pertama, guru
menyampaikan materi dengan menggunakan media ajar animasi, dalam
pembelajaran, guru menjelaskan langkah-langkah mengatur ukuran halaman atau
kertas dan memodifikasi jenis huruf. Guru meminta siswa untuk mempraktikkan dan
memahami materi mengenai langkah-langkah mengatur ukuran halaman atau kertas
dan memodifikasi jenis huruf yang telah disampaikan, dalam media ajar animasi dan
jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti, siswa diminta aktif untuk
bertanya secara langsung pada guru. Siswa diberikan kesempatan untuk berlatih
langkah-langkah mengatur ukuran halaman dan memodifikasi jenis huruf. Guru
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Guru memberi ulasan singkat tentang materi selanjutnya dan memberikan tugas untuk
mempelajari materi berikutnya.
Pertemuan kedua guru memberi penekanan bahwa yang akan diajarkan
dalam pertemuan ini adalah melanjutkan langkah-langkah mengedit kalimat. Guru
menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru
menjelaskan materi memodifikasi kalimat menggunakan menu paragraf dengan
media ajar animasi, selanjutnya siswa diminta mempraktikkan dan memahami materi
mengenai langkah-langkah menggunakan Bold, Italic, underline, left, center, right,
dan justify huruf yang telah disampaikan dalam media ajar animasi, jika ada
hambatan atau sesuatu yang kurang dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya
secara langsung pada guru. Setelah siswa mempraktekkan materi tersebut, guru
memberikan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang
didapat setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi
dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Dari hasil observasi siklus satu
diketahui nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 78,1%. Sedangkan persetasi
nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai sebesar 73,5% dan belum mencapai
ketuntasan yang diharapkan yaitu 75%. Berdasarkan hasil analisis data siklus satu
belum mencapai indikator keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus dua.
Dari perolehan data tersebut, selanjutnya menjadi refleksi siklus satu untuk
memperbaiki proses mpembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan perbaikan pada
siklus satu pada tabel 3.
Tabel 3. Refleksi siklus 1
No Kekurangan Perbaikan
1 Guru menjelaskan materi
menggunakan media ajar
animasi dan murid mengikuti
langkah-langkah seperti yang
dicontohkan, akan tetapi
masih ada murid yang masih
bingung.
Guru menjelaskan materi
menggunakan aplikasi media
ajar animasi dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
banyak latihan, diharapkan
dapat mengatasi siswa yang
masih bingung.
Penelitian pada siklus 2 berlangsung dua kali pertemuan yaitu tanggal 10
September dan 17 September 2015. Guru menyampaikan materi dengan
menggunakan media ajar animasi, dalam pembelajaran guru menjelaskan langkah-
langkah membuat tuliasan yang menarik menggunakan Word art. Guru meminta
siswa untuk mempraktikkan dan memahami materi mengenai langkah-langkah
membuat tuliasan yang menarik menggunakan Word art yang telah disampaikan
dalam media ajar animasi, dan jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang
dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Siswa
diberikan kesempatan untuk berlatih langkah-langkah membuat tulisan yang menarik
menggunakan Word art.
Pertemuan kedua guru menjelaskan tentang materi pertemuan sebelumnya,
setelah itu guru menjelaskan materi menyisipkan gambar dengan menggunakan Clip
art dengan media ajar animasi, selanjutnya siswa diminta mempraktikkan dan
memahami materi mengenai langkah-langkah menggunakan Clip art yang telah
disampaikan dalam media ajar animasi, jika ada hambatan atau sesuatu yang kurang
dimengerti siswa diminta aktif untuk bertanya secara langsung pada guru. Setelah
siswa mempraktekkan materi tersebut, guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa yang didapat setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan media ajar animasi dari pertemuan pertama
sampai pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus dua
diperoleh data nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 83,5%. Sedangkan
persetasi nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai sebesar 76,9% dan sudah
memenuhi kriteria ketuntasan 75%, sehingga penelitian ini dapat dihentikan dan
untuk siswa yang belum tuntas akan mendapatkan tugas untuk perbaikan.
Berdasarkan uraian pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar dan
hasil belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan,
maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya. Peningkatan aktivitas belajar
dan hasil belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat dilihat dari persentase
rata-rata dan ketuntasan yang diperoleh. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4. Data aktivitas belajar siklus satu dan siklus dua
No Kegiatan Aspek yang diamati Siklus 1 Siklus 2
1 Visual
activities
Siswa memperhatikan
demonstrasi materi yang
disajikan oleh guru.
80,7% 82,7%
2 Oral
activities
Siswa mengajukan pertanya
kepada guru. 76,9% 86,5%
3 Listening
activities
Siswa mendengarkan informasi
yang disampaikan oleh guru. 71,1% 75%
4 Motor
activities
Siswa melakukan kegiatan yang
di instruksikan oleh guru. 86,5% 86,5%
5 Emotional
activities
Siswa berinteraksi dalam
mengikuti pembelajaran. 75% 86,5%
Rata-rata 78,1% 83,5%
Observasi aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa
setelah diterapkan pembelajaran menggunakan media ajar animasi. Berdasarkan data
aktivitas siswa pada tabel 4 yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa
dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus 1 sebanyak 78,1% dan siklus 2
sebanyak 83,5%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan 5,4%.
Table 5. Data Nilai hasil belajar
No Penilaian Nilai Tes
Siklus 1 Siklus 2
1 Rata-rata kelas 73,5% 76,9%
Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa pada tabel 5 yang diperoleh dari
hasil tes praktik siswa dikelas dari siklus 1 dan siklus 2, rata-rata pada siklus 1
sebanyak 73,5% dan siklus 2 sebanyak 76,9%, hasil rata-rata dari siklus 1 dan siklus
2 terjadi peningkatan 3,4%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan
berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.
5. Simpulan dan saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri
Ngajaran 3 pada bulan Agustus - September 2015 dengan menggunaan media ajar
animasi dalam pembelajaran TIK pada kelas V di SD Negeri Ngajaran 3 dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tes
akhir siklus, pada siklus 1 nilai siswa yang mencapai ketuntasan adalah 19 siswa atau
sekitar 73,1%, kemudian pada siklus 2 mencapai 20 siswa atau sekitar 76,9%, dengan
demikian, hasil belajar siswa telah melampaui kriteria keberhasilan tindakan yang
telah ditentukan yaitu sebesar 75%, selain peningkatan hasil belajar siswa,
penggunaan media ajar animasi memudahkan guru untuk menyampaikan materi yang
diajarkan, sehingga siswa lebih memudah siswa untuk memahami materi.
Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian untuk mengembangkan
dan menyempurnakan penelitian sebelumnya dengan menambahkan metode
pembelajaran atau mengembangkan media.
6. Daftar Pustaka
[1] Ardana K., Suadyana A.,Yuasa P. (2014). “PENGARUH PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBANTU MEDIA ANIMASI
KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SD GUGUS I
TAMPAKSIRING”. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
(Online), vol.2, no.1. http://ejournal.undiksha.ac.id/.[12 Juli 2015].
[2] Manuaba S., Sulisthia S.,Wiarta W. (2014). “PENERAPAN MODEL INKUIRI
TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V DI SD NEGERI 2 MANUKAYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,(Online) vol.2, no.1.
http://ejournal.undiksha.ac.id/.[17 Juli 2015].
[3] Arsyad, A., 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Perkasa.
[4] Jhon D Latuheru. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar
Mengajar Masa Kini. Jakarata: P2LPTK.
[5] Harun dan Zaidatun. 2004. Teknologi Multimedia dalam Pendidikan.
http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf [12 Juli
2015].
[6] Sadiman. 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
[7] Nana, sudjana. 2006. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
[8] Rusman, 2010, Model-model Pembelajaran-mengembangkan profesionalisme
guru, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
[9] Dimyati dan Mudjiyono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT.
RinekaCipta.
[10] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[11] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.
[12] Ngalim Purwanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
[13] Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
.
.
top related